Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA SEMI KONKRET TERHADAP HASIL PKn SISWADI SEKOLAH DASAR Oleh I Made Saptria Parwata1, I Wayan Darsana 2 I Gede Meter 3, 123 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected]@gmail.com3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe make a match berbantuan media semi konkret dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD gugus letkol wisnu tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian Non Equivalent Control Group Design.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD gugus letkol wisnu yang berjumlah 333 siswa. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling yang diacak adalah kelasnya untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan hasil pengundian yaitu siswa kelas VA SD 1 Peguyangan sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 40 orang siswa dan kelas V SD 10 Peguyangan sebagai kelas kontrol yang berjumlah 40 orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes berupa tes objektif bentuk pilihan ganda biasa dengan jumlah soal 30.Analisis data menggunakan metode statistik uji-t. Hasil pengujian menunjukan ada perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe make a match berbantuan media semi konkret dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen X = 76,41 > X = 69,67 pada kelas kontrol dan berdasarkan kreteria pengujian thitung = 3,365 > ttabel = 2,00 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media semi konkret berpengaruh terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas V SD gugus letkol wisnu tahun ajaran 2013/2014. Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match, Media Semi Konkret, Hasil Belajar Pkn.
Abstract This reseach aims to dermine the existence of significant between the student’s civic achievement learning that learned through cooperative learning make a match model assisted by semi concrete media and the student’s who learned with conventional learning method at the V grade SD gugus Letkol Wisnu academic year 2013/2014. the types reseach are quasi experimental reseach design non equivalent control group desaign. the population at this reseach were the student’s of V SD gugus Letkol Wisnu for about 333 student’s. this sampling at this reseach were conducted by random sampling technique. the randomized class to determine the experimental class an the control class, and as the result is VA class SD 1 peguyangan as experimental class consist of 40 student’s and V class SD 10 Peguyangan as control class consist of 40 student’s. the data collected by using an objective test with 30 tests
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) of multiple choices. the data analysis by using t-test. the result showed that there were significant differences between the learning achievement of student’s that learned trough cooperative learning make a match model assisted achievement by semi concrete media and the student’s who learned through conventional learning method. it can be proved from the acquisition the average of the experimental class X = 76,41 > X = 69,67 on the control class, based on the criteria the examiner counted=3,365> t tabel = 2,000 so, Ho rejected and Ha accepted. so, it can be concluded that the cooperative learning makes a match model assisted by semi concrete media influences on the civic learning achievement of the student’s grade V SD gugus Letkol Wisnu academic year 2013-2014. Key words: Cooperative Learning Makes A Match Model, Semi Concrete Media. Civic Learning Achievment
PENDAHULUAN Kemajuan bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia (SDM) itu sendiri.maka untuk meningakatkan kompetensi SDM pemerintah Indonesia telah menggunakan berbagai upaya dalam meningkatkan segala hal yang mencakup seluruh komponen pembelajaran. Upaya-upaya tersebut hampir mencakup seluruh komponen pendidikan, seperti pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan kualitas guru, proses pembelajaran, pembaharuan kurikulum, serta usaha lainnya yang berkaitan dengan kualitas pendidikan. Keseluruhan kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Dalam proses pendidikan yang terlaksana dilingkungan sekolah atau pendidikan formal terstruktur oleh beberapa perangkat atau komponen-komponen yang menjadi faktor penunjang berlangsungnya kegiatan belajar mengajar tersebut seperti guru, kurikulum, media, alat peraga, sarana dan prasarana, lingkungan, alat evaluasi dan lain sebagainya. Untuk mencapai tujuan pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM yang baik maka harus terjalin interaksi dan kerjasama yang baik pula antara komponen-komponen yang ada tersebut. Guru merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya
sangat ditentukan oleh faktor guru. Alma, (2010:127) mengungkapkan “guru yang perofesional yaitu guru yang tahu mendalam tentang apa yang diajarkan, mampu mengajarkan secara efektif, efisien, dan berkepribadian mantap”.guru memiliki tiga peran utama untuk meningkatkan proses pembelajaran yakni peran sebagai perencana pembelajaran, peran sebagai pengelola pembelajaran dan peran sebagai penilai keberhasilan belajar siswa. Sejalan dengan hal tersebut Yamin, (2011:2) mengungkapkan,Tugas guru tidaklah berakhir tatkala telah selesai menyampaikan materi pelajaran didalam kelas dengan baik karena seorang guru juga bertanggung jawab untuk membina peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya seharihari, sehingga mereka betul-betul mampu mandiri dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip dan teori-teori yang telah mereka dapat di dalam kelas. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. PKn merupakan sebuah konsep pembelajaran yang mendidik bagaimana seseorang hidup dimasyarakat.Fatturohman dan Wuryandi (2011:9) mengungkapkan, “ Pembelajaran PKn adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Indonesia yang diharapkan dapat
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan mahluk ciptaan tuhan”. Pembelajaran PKn sangat berperan dalam membentuk moral siswa dan menanamkan nilai-nilai pancasila, karena dalam pembelajaran PKn dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan intelektual yang memadai dan mendidik siswa agar memiliki rasa bertanggung jawab sebagai warga Negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi sehingga membentuk siswa memiliki kemampuan berpikir kritis, rasional dan kreatif dalam isuisu kewarganegaraan. Pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi jangka pendek, tetapi gagal membekali anak mememcahkan persoalan jangka panjang. guru harus senantiasa berusaha dengan segala daya dan upaya demi meningkatkan mutu serta kualitas lulusannya. maka untuk dapat mewujudkan hal tersebut diperlukan sebuah model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Sebuah model pembelajaran yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi yang mendorong siswa membangun pengetahuan di benak mereka sendiri. karena siswa lebih termotivasi untuk belajar jika proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan suasana yang menyenangkan, hal ini membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran dan membuat apa yang dipelajari siswa lebih lama melekat dalam pikiran siswa. Maka untuk dapat mewujudkan harapan tersebut dibutuhkan sebuah proses pembelajaran yang selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa juga memberi makna dan menumbuhkan semangat kompetisi antar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn. guru harus dapat memvariasikan atau menggunakan sebuah model pembelajaran yang tepat pada setiap materi pelajaran dan dari sekian banyak model pembelajaran, model pembelajaran yang saat ini sangat digemari oleh banyak
peneliti adalah model pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran memiliki kelebihanya masing-masing hal ini tergantung dari sejauh mana penyiapan kegiatan pembelajaran serta kesesuaian antara materi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran yang digunakan. Salah satunya adalah penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Lurna Curran tahun 1994. model ini dapat mengalihkan proses pembelajaran sistem teacher centered menjadi student centered. dalam pelaksanaan model ini siswa diajak mencari pasangan kelompoknya yang cocok dengan kartu pertanyaan atau jawaban yang dipegangnya sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan pelaksanaan proses pembelajaran dan materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih menarik dan membuat siswa lebih antusias mengikuti pelajaran karena siswa diberi sebuah kartu jawaban/pertanyaan lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang memicu semangat kompetisi yang positif dan salah satu keunggulan dari model Make A Match menurut Kuncoro (2009) “Melalui model ini siswa berinteraksi dengan sesama melalui permainan mencocokan kartu sehingga terbentuk situasi kompetisi yang menyenangkan”. Penggunaan model pembelajaran yang baik juga membutuhkan media pembelajaran yang tepat agar didalam proses pembelajaran karakter materi pembelajaran yang bersifat teoritis menjadi lebih dimengerti siswa. Menurut Sukirman (2012: 29) “Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemampuan siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka menciptakan tujuan pembelajaran yang efektif dengan pemakaian media yang tepat.” Salah satu media yang cocok dipakai dalam mata pelajaran PKn adalah media
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) semi konkrit yang dalam hal ini memakai media grafis. Media ini dapat berupa media gambar, foto, peta konsep dan lain sebagainya. Dengan menggunakan media semi konkret maka dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, terutama dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Dari paparan tersebut, perlu diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match berbantuan media semi konkret untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar PKn siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan yaitu, 1) Bagaimana hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Tahun Ajaran 2013/2014?. 2) Bagaimana hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Tahun Ajaran 2013/2014? 3) Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Tahun Ajaran 2013/2014? Dan tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Tahun Ajaran 2013/2014. 2) Untuk mengetahui hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Tahun Ajaran 2013/2014. 3) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn Antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaranKooperatif Tipe Make A Match
Berbantuan Media Semi Konkret dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Tahun Ajaran 2013/2014. Adapun manfaat penelitian ini antara lain: 1) Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk perkembangan pengetahuan siswa pada proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match pada mata pelajaran PKn 2) Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk perkembangan pengetahuan siswa pada proses pembelajaran, khususnya pada pembelajaran yang menggunakan media semi konkrit pada mata pelajaran PKn. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Eksperimental semu (kuasi). Design penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. dalamrancangan penelitian ini kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol dipilih secara random. nilai pretest dipakai untuk menyetarakan kelompok yang digunakan untuk mengetahui kesetaraan kedua kelas dan yang dibandingkan hanya skor post test saja. O1
X
O2
O3
-
O4
O3
-
O4 (Sugiyono, 2011:116)
Keterangan: O1,O3=Pre Test X= Teratment (perlakuan) dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe MakeA Match Berbantuan Media Semi Konkret - =Teratment (perlakuan) dengan Model Pembelajaran Konvensional O2,O4 =. Post test Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan berakhirnya eksperimen. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut: 1) Pada tahap persiapan eksperimen langkahlangkah yang dilakukan yaitu, (a) Menyusun RPP mempersiapkan media dan sumber belajar pembelajaran (Alat Peraga, LKS, Silabus dan Kurikulum) yang nantinya digunakan selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen. (b) Menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar pada ranah kognitif untuk mengukur hasil belajar PKn siswa. (c) Mengadakan validasi instrumen penelitian yaitu tes hasil belajar PKn. 2) Pada saat pelaksanaan langkahlangkah yang dilakukan yaitu: (a) Menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia. (b) Dari sampel yang telah diambil kemudian diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. (c) Melaksanakan penelitian yaitu memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen berupa model pembelajaran model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret Serta memberikan perlakukan kepada kelas kontrol berupa pembelajaran konvensional 3) Pada tahap mengakhiri eksperimen langkah-langkah yang dilakukan adalah memberikan pos-test pada akhir penelitian, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 333 siswa. Berdasarkan karakteristik populasi dan tidak bisa dilakukan pengacakan individu, maka pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling tetapi yang dirandom adalah kelas. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel yang memiliki jumlah siswa 30 atau lebih. Setelah dilakukkan analisis terhadap hasil ulangan semester setiap sampel, maka diketahui bahwa data hasil ulangan semester siswa kelas VA SD No. 1 Peguyangan dengan jumlah 40 Siswa dan siswa kelas V SD No. 10 Peguyangan
dengan jumlah 40 Siswa berdistribusi normal dan homogen serta berdasarkan analisis uji-t menunjukan kedua data nilai tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan kata lain kedua kelas tersebut setara. Karena kedua kelas tersebut merupakan kelas yang setara, maka langkah selanjutnya menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan teknik random sampling.Berdasarkan random sampling diperoleh siswa kelas VA SD No. 1 Peguyangan sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V SD No. 10 Peguyangan sebagai kelas kontrol.. Berdasarkan hasil analisis data nilai sumatif PKn siswa diperoleh thitung = 0,541 dan ttabel dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan dk = 78 yaitu sebesar 2,00. Berarti thitung
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) diikuti oleh dua atau lebih jawaban atau sugestif (Koyan, 2011:26) Sebelum tes tersebut digunakan terlebih dahulu, tes tersebut di uji: 1) Validitas, validitas tes objektif ditentukan melalui analisis butir berdasarkan koefesien korelasi point biserial (rpbi), karena tes bersifat dikotomi. Dari hasil perhitungan dengan r-tabel 0,25 terdapat 25 butir soal yang kurang dari rtabel (0,25) dan 35 butir soal yang lebih dari r-tabel (0,25). Sedangkan sisanya tidak digunakan karena tidak valid.jadi terdapat 35 butir soal yang valid 2) Daya beda. Derajat daya pembeda (DP) suatu butir soal dinyatakan dengan indeks diskriminan yang bernilai -1,00 sampai dengan 1,00. Apabila indeks diskriminan makin mendekati nilai 1,00 ini berarti daya pembeda soal akan semakin baik, begitu juga sebaliknya, jika indeks diskriminan suatu soal mendekati nilai 0,00 maka daya pembeda soal tersebut sangat jelek. Indeks diskriminasi butir soal bernilai negatif (antara 0,00 sampai -1,00) ini berarti kelompok testi kurang mampu banyak yang menjawab benar, sebaliknya banyak testi yang pintar menjawab salah. Sedangkan jika suatu butir soal memiliki indeks deskriminasi 0,00 berarti bahwa soal tersebut tidak memiliki daya pembeda, artinya baik siswa pandai maupun yang kurang mampu menjawab benar soal tersebut. Dari hasil perhitungan terdapat 7 butir soal dengan kriteria sangat baik, 19 butir soal dengan kriteria baik, 4 butir soal dengan kriteria cukup, 5 soal yang termasuk ke dalam kriteria jelek dan tidak ditemukan soal yang masuk kriteria sangat jelek. 3) Indeks kesukaran. Tingkat kesukaran seluruh butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut dengan indeks kesukaran (difficulty indeks ) indeks kesukaran berkisar antara nilai 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya indeks kesukaran soal mendekati 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Dari hasil perhitungan terdapat 0 butir soal yang termasuk dalam klasifikasi terlalu sukar, 2 butir soal yang termasuk dalam kalsifikasi sukar, 26 butir soal yang termasuk dalam klasifikasi
sedang, 2 butir soal yang termasuk dalam klasifikasi mudah, dan tidak terdapat soal yang termasuk dalam klasifikasi terlalu mudah.4) Reabilitas alat ukur adalah keterandalan alat ukur atau keajegan alat ukur, artinya kapanpun alat ukur itu digunakan akan menghasilkan hasil ukur yang relatif menetap (Koyan, 2011:131) Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi, yang dipentingkan adalah ketelitian yaitu, sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya. Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas diperoleh r11 = 0,92. Dari perhitungan ini dapat ditentukan bahwa derajat reliabilitas instrument sangat tinggi Deskripsi data hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran data yang diperoleh. Data yang disajikan adalah Data mentah dan diolah menggunakan teknik statistik deskripsi. Deskripsi tersebut berguna untuk menjelaskan penyebaran data menurut frekuensinya, menjelaskan kecenderungan tertinggi, kecenderungan menengah dan kecenderungan rendah, serta untuk menjelaskan pola penyebaran data penelitian. Data yang telah diperoleh dari penelitian dideskripsikan menurut masingmasing variabel, yaitu hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret dan hasil belajar PKn dengan pembelajaran konvensional. Maka dicari harga rerata (M), standar deviasi (SD), modus (Mo), dan median (Me) setiap variabel yang diteliti. Untuk tujuan tersebut, sebelum dicari harga-harga yang diperlukan dibuat terlebih dahulu tabel distribusi frekuensi dan histogram untuk setiap variabel penelitian. Tabel tersebut dibuat dengan cara membuat kelas interval dengan aturan Sturges (Koyan, 2011:106). Untuk melihat kecenderungan setiap variabel, rata-rata skor ideal dari semua subjek penelitian dibandingkan dengan rata-rata kenyataan. Dari rerata tersebut dikelompokkan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) kecenderungannya menjadi lima kategori dengan norma kerangka teoretik kurva normal ideal. Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik parametrik. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu menganalisis uji normalitas dan menganalisis uji homogenitas data sebagai persyaratan penggunaan statistik parametrik. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan rumus uji-t. Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik parametrik. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu menganalisis uji normalitas dan menganalisis uji homogenitas data sebagai persyaratan penggunaan statistik parametrik. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan rumus uji-t.
thitung=
(Sugiyono, 2011:138) Keterangan:
X1
=Nilai rata-rata eksperimen
skor
kelompok
X2
= Nilai rata-rata skor kelompok kontrol n1 = Banyak subjek kelompok eksperimen n2 = Banyak subjek kelompok kontrol
s12 s 22
= Varians sampel kelompok eksperimen = Varians sampel kelompok control
Hipotesis yang diambil yaitu, Ha : terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar Pkn siswa yang mengikuti model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match berbantuan media semi konkrit dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
Ho: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn siswa yang mengikuti model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match berbantuan media semi konkrit dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Kriteria pengujian H0 ditolak jika thitung ttabel, dengan taraf signifikansi 5%. Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Uji-t sebagai berikut. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data dalam penelitian ini memaparkan mean, median, modus, standar deviasi, varian, nilai maksimum, nilai minimum dan rentangan dari data posttest hasil belajar PKn kelompok eksperimen yaitu siswa siswa kelas V di SD N 1 Peguyanganyang mengikuti mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret dan kelompok kontrol yaitu siswa kelas V di SD N 10 Peguyangan yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Hasil deskripsi data dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 0.1: Tabel Deskripsi Data HasilBelajar Pkn Kelompok Eksperimen danKontrol Hasil Analisis Kelompok Kelompok Eksperimen Kontrol Mean 76,41 69,67 Standar Deviasi 8,84 9,08 Varian 78,22 82,43 Median 66,65 73,35 Modus 73,3 70 Nilai Maksimum 96,7 90 Nilai Minimum 63.3 53.3 Rentangan 33,4 36,7 Panjang Kelas 5,56 6,1 Jumlah Kelas 6 6 Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa kelompok eksperimen melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Konkret memiliki nilai rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol melalui pembelajaran konvensional Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa nilai tentang hasil belajar PKn siswa kelas V di SD N 1 Peguyangan yaitu, pada kelompok eksperimen, siswa yang mengikuti mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret dan kelompok kontrol, siswa yang mengikuti pembelajaran PKn secara Konvensional adalah siswa kelas V
di SD N 10 Peguyangan. Data hasil belajar PKn siswa berupa perhitungan ukuran tendensi sentral (rata-rata) dan ukuran penyebaran data (Standar deviasi dan varians). Berdasarkan uji prasyarat untuk bisa melakukan pengujian digunakan uji statistik parametrik, yaitu uji normalitas data dan homogenitas skor pre test dan skor post test untuk memenuhi syarat menggunakan uji statistik parametrik. Oleh karena itu hipotesis diuji menggunakan skor post test. Hasil perhitungan skor hasil belajar dapat dilihat pada tabel 0.2.
Tabel 0.2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Hasil Belajar PKn Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada Taraf Signifikan 5% dan dk = 78 Statistik Mean/rata-rata Standar deviasi Varians Skor maksimum Skor minimum Nilai thitung Nilai ttabel Hipotesis Alternatif
Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol 76,41 69,67 8,84 9,08 78,22 82,43 96,7 90 63,3 53,3 3,365 2,000 Diterima
Langkah-langkah menguji hipotesis. Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Ajaran 2013/2014. Sedangkan H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan dk = 78, maka diperoleh thitung sebesar 3,365 terdapat batas penolakan hipotesis nol sebesar 2,00. Berarti thitung> ttabel maka H0 hipotesis diterima
Jadi dapat disimpulkan bahwa Terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil analisis uji kesetaraan dengan menganalisis nilai ulangan umum siswa pada mata pelajaran PKn siswa kelas V yang dilakukan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh, SD N 1 Peguyangan sebagai kelas eksperimen dan SD N 10 Peguyangan sebagai kelas kontrol menunjukkan keadaan yang setara. Sehingga ini menunjukan sebelum mendapat perlakuan, kedua kelompok memiliki kemampuan yang setara sehingga
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) kelas eksperimen dapat diberikan perlakuan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran konvensional. Perlakuan diberikan sebanyak 6 kali dikelas control maupun eksperimen. Setelah mendapatkan perlakuan pada pada masingmasing kelompok, dilanjutkan dengan memberikan post-test kepada kelompok eksperimen maupun kepada kelompok kontrol. Hasil belajar PKn yang diperoleh dari kelompok eksperimen yaitu siswa yang belajar melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret.termasuk kategori sangat baik sebanyak 20 orang siswa atau sebesar 50% dan kategori baik sebanyak 20 orang siswa atau 50% Sedangkan Hasil belajar PKn kelompok kontrol yaitu siswa yang dibelajarkan denganmenggunakan pembelajaran konvensional termasuk kategori sangat baik sebanyak 9 orang siswa atau sebesar 22.50% dan kategori baik sebanyak 26 orang siswa atau sebesar 65.00% serta kategori cukup 5 orang siswa atau sebesar 12.50%. Dan berdasarkan perhitungan uji hipotesis menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.Dari hasil perhitungan diketahui bahwa sebaran data nilai post-test pada kedua kelompok berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen.Karena data pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol telah memenuhi uji prasyarat, maka dilanjutkan dengan uji-t.Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh thitung = 3.365 dan ttabel dengan dk = (40+40)-2 = 78 dan taraf signifikansi 5% adalah 2.000. Ini berarti thitung lebih dari ttabel( thitung> ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn siswa yang dibelajarkan menggunakanmodel
pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret dengansiswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Tahun Ajaran 2013/2014.Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata hasil belajar PKn antara kelompok eksperimen yaitu = 76,41> = 69,67 pada kelompok kontrol Hal ini terjadi karena model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret merupakan salah model pembelajaran modern yang dapat memberikan kesempatan siswa belajar dengan kreatif dan inovatif. Dengan dukungan media semi konkret lengkap rasanya pembelajaran yang menyenangkan didapat siswa, berbagai hal positif didapatkan siswa dari penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret salah satunya adalah hasil belajar yang bagus. Menurut Kokom Komalasari, (2010:85) Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu permainan kartu pasangan. Dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret memungkinkan siswa dapat bekerja sama dengan pasangannya di mana siswa saling berbagi informasi secara kebersamaan. Dalam pembelajaran ini siswa dilatih untuk mengembangkan kerjasama dengan kelompoknya untuk mendapat pemecahan permasalah materi yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran.Selain itu kehadiran Media Semi Konkret menambah beragamnya sumber belajar siswa. Dari sini siswa memperoleh informasi maupun pengetahuan serta pemahamnya yang berasal dari sesama teman dan guru Perbedaan hasil belajar PKn siswa yang muncul juga disebabkan karena siswa
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) yang mengikuti model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret mempunyai pengalaman dalam bekerja dengan rekan sekelas tanpa ada rasa canggung dalam berbagi informasi dan mampu mempresentasikan pendapatnya kepada teman dan guru. Sehingga siswa tidak akan lupa dengan pelajaran PKn, sehingga hasil belajar PKn siswa lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran Konvensional. Berbeda dengan yang diterapkan pada kelompok kontrol, strategi pembelajaran yang konvensional yang diterapkan sering kali menimbulkan kebosanan karena selalu disajikan dengan ceramah dan tanya jawab. Strategi seperti ini tidak memberikan kesempatan pada peserta didik belajar sesuai dengan gaya belajarnya dan cenderung menunggu informasi-informasi yang disampaikan oleh guru. Jadi sudah dapat dilihat proses pembelajaran dengan pembelajaran konvensional membuat siswa cenderung pasif yang berpengaruh pada perolehan hasil belajar Temuan ini sejalan dengan temuantemuan dalam penelitian sebelumnya yaitu Hal ini didukung oleh hasil penelitian Kurmaeni (2012) menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Kerobokan kaja badung dan Hasil Penelitian Surya Ningsih (2012) menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika kelas IV SD Negeri 6 Sanur. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Tahun Ajaran 2013/2014 mendapatkan hasil yang baik dengan 50% atau 20 siswa
mencapai skor sangat baik dan 50% atau 20 siswa berkatagori baik. 2) Hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu siswayang dibelajarkan dengan menggunakanpembelajarankonvensi onal termasukkategori sangat baik sebanyak 9 orang siswa atau sebesar 22.50% dan kategori baik sebanyak 26 orangsiswa atau sebesar 65.00% serta kategori cukup 5 orang siswa atau sebesar 12.50% 3) Berdasarkan hasil uji perbedaan dua rata-rata pada data post testdiperoleh thitung = 3,365> ttabel = 2,00 pada taraf signifikansi 0,05 berarti dari ujit yang dilakukanmenyatakan Ho ditolak dan Haditerima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn siswa pada ranah kognitif yang mengikuti pembelajaran Kooperatif TipeMake A Match Berbantuan Media Semi Konkret lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran Konvensional. Ini berarti bahwa Kooperatif Tipe Make A Match Berbantuan Media Semi Konkret berpengaruh secara signifikan pada hasil belajar PKn siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh beberapa saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. 1) Bagi siswa, dalam setiap kegiatan pembelajaran, setiap siswa agar selalu aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas, hal ini dapat memicu proses pembelajarn yang lebih kondusif. 2) Bagi guru, Guru diharapkan lebih inovatif dalam menerapkan model pembelajaran, tidak hanya terpaku pada langkah-langkah yang ada tapi juga bisa mengembangkan agar tercipta suasana pembelajaran yang lebih kreatif serta inovatif.3) Bagi sekolah, Hasil penelitian ini diharapkan dapat jadi sebuah acuan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran didalam kelas, serta dapat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih optimal.4)
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Bagi peneliti lain, disarankan agar mampu menemukan berbagai model pembelajaran yang lebih konstruktif serta kreatif, sehingga DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi & Jabar.2010.Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Alma, Buchari. 2010. Guru Profesional. Bandung : Alfabeta Fatturohman dan Wuryandi. 2011. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.Yogyakarta : Nuha Litera Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam Penelitian. Universitas Pendidikan Ganesha Press Kuncoro, Lenny. 2009. “ Make A Match” Tersedia pada http// myblog/ 2009/03/29/make-a-match/(diakses tanggal 27/01/13) Kurmaeni, Ni Putu. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kerobokan Kaja Badung.
dapat meningkatkan kualitas serta mampu meningkatkan hasil belajar bagi siswa. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Ganesha Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sukirman.2012.Pengembangan Media Pembelajaran.Yogyakarta:Pustaka Insan Madani Suryaningsih, Ni Putu. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Negeri 6 Sanur.. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Ganesha Winarsunu. 2010. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang. Yamin,
Martinis .2011.Paradigma Pembelajaran.Jakarta:Gaung Pesada
Baru