PENGARUH MODEL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMK NEGERI 3 KUNINGAN
DONNA TEJANINGRUM
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Model Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru SMK Negeri 3 Kuningan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2013 Donna Tejaningrum NIM H24114066
ABSTRAK DONNA TEJANINGRUM. Pengaruh Model Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru SMK Negeri 3 Kuningan. Dibimbing oleh SITI RAHMAWATI. SMK Negeri 3 Kuningan merupakan salah satu Sekolah Menegah Kejuruan yang ada di Kabupaten Kuningan. SMK Negeri 3 Kuningan telah mendapatkan akreditasi A dan meraih sertifikat ISO 9001:2008 pada tahun 2011. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi model kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan di SMK Negeri 3 Kuningan, mengidentifikasi motivasi kerja guru di SMK Negeri 3 Kuningan, serta menganalisis model kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK Negeri 3 Kuningan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa karakteristik guru di
SMK Negeri 3 Kuningan mayoritas berjenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan Strata 1 (S1), mayoritas beragama Islam, usia guru mulai dari 23-58 tahun, dan lama bekerja mulai dari 1-37 tahun. Hasil analisis SEM dengan menggunakan metode PLS menunjukkan bahwa Kepala Sekolah menerapkan model kepemimpinan kharismatik, sedangkan motivasi kerja Guru yang paling berpengaruh adalah tanggung jawab. Menurut hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh model
kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru adalah positif dan signifikan, dapat dilihat dari beta sebesar 7.414 (t tabel signifikansi 5% = 1.96). Kata Kunci: Model Kepemimpinan, Motivasi Kerja, PLS
ABSTRACT DONNA TEJANINGRUM. The Effect of Principal’s Leadership Model on Teachers’ Motivation in SMK Negeri 3 Kuningan. Supervised by SITI RAHMAWATI. SMK Negeri 3 Kuningan is one of vocational school that located in Kabupaten Kuningan. SMK Negeri 3 Kuningan has achieved “A” acreditation and ISO certificate 9001:2008 in 2011. The objective of this research is to identify leadership style of the principal that implied in SMK Negeri 3 Kuningan, to identify the teachers’ motivation in SMK Negeri 3 Kuningan and analyze the effect of principals leadership model on teachers’ motivation in SMK Negeri 3 Kuningan. Most of the result of descriptive analysis showed that the teachers’ characteristics in SMK Negeri 3 Kuningan are males, with bachelor degree as their educational background, the religion majority is Islam, the range of teachers ages are 23-58 years old, and the length of work between 1 to 37 years. The SEM result using PLS method showed that the principal applied the charismatic leadership model, and the teachers’ motivation which influenced the most is responsibility. According to result of this effect of principals leadership model on teachers motivation is positive and significant, it can be seen from the beta of 7.414 (ttable significant 5% = 1.96) Keywords: Leadership of Model, Work Motivation, PLS
PENGARUH MODEL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMK NEGERI 3 KUNINGAN
DONNA TEJANINGRUM
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Pengaruh Model Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru SMK Negeri 3 Kuningan Nama : Donna Tejaningrum NIM : H24114066
Disetujui oleh
Dra Hj Siti Rahmawati, M.Pd Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr Ir Jono M Munandar, M.Sc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah kepemimpinan, dengan judul Pengaruh Model Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru SMK Negeri 3 Kuningan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Hj. Siti Rahmawati, MPd sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Asep Muh Nuh Rosid, M.Pd serta para guru dari SMK Negeri 3 Kuningan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2013
Donna Tejaningrum
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 4 TINJAUAN PUSTAKA (OPTIONAL) 5 Model Kepemimpinan 5 Motivasi Kerja 6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 8 Penelitian Terdahulu 8 METODOLOGI PENELITIAN 9 Kerangka Pemikiran 9 Lokasi dan Waktu Penelitian 10 Jenis Data dan Sumber Data 11 Populasi dan Sampel 11 Pengolahan dan Analisis Data 12 Uji Validitas 12 Uji Reliabilitas 12 Metode Analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan Metode Partial Least Square 13 HASIL DAN PEMBAHASAN 13 Gambaran Umum Sekolah 13 Karakteristik Responden 14 Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin 14 Karakteristik berdasarkan Usia 14 Karakteristik berdasarkan Agama 15 Karakteristik berdasarkan Pendidikan Terakhir 15 Karakteristik berdasarkan Lama Kerja 15 Karakteristik berdasarkan Jabatan 16 Karakteristik berdasarkan Status Pegawai 16 Model Kepemimpinan Kepala Sekolah berdasarkan Persepsi Guru 16 Motivasi Kerja berdasarkan Persepsi guru 19 Pengaruh Model Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Guru SMK Negeri 3 Kuningan Melalui PLS 22 IMPLIKASI MANAJERIAL 25 SIMPULAN DAN SARAN 26 DAFTAR PUSTAKA 27 LAMPIRAN 28
DAFTAR TABEL 1 Daftar SMK yang Menerapkan ISO 9001:2008 di Kabupaten Kuningan 2 Daftar Prestasi Akademik dan Non Akademik SMK Negeri 3 Kuningan 3 Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner 4 Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin 5 Karakteristik berdasarkan Usia 6 Karakteristik berdasarkan Agama 7 Karakteristik berdasarkan Pendidikan Terakhir 8 Karakteristik berdasarkan Lama Kerja 9 Karakteristik berdasarkan Jabatan 10 Karakteristik berdasarkan Status Pegawai 11 Persepsi Guru tentang Model Kepemimpinan Kharismatik 12 Persepsi Guru tentang Model Kepemimpinan Transaksional 13 Persepsi Guru tentang Model Kepemimpinan Transformasional 14 Persepsi Guru tentang Model Kepemimpinan Visioner 15 Persepsi Guru tentang Attribution Theory of Leadership 16 Persepsi Guru tentang Model Kepemimpinan Kepala Sekolah 17 Persepsi tentang Prestasi Kerja 18 Persepsi tentang Pengakuan dan Penghargaan 19 Persepsi tentang Pekerjaan itu Sendiri 20 Persepsi tentang Tanggung Jawab 21 Persepsi tentang Kemungkinan untuk Maju 22 Persepsi Guru tentang Motivasi Kerja
2 2 11 14 15 15 15 16 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22
DAFTAR GAMBAR 1 Persentase Ketidakhadiran Guru Tahun 2013 2 Kerangka Pemikiran Penelitian 3 Model Output SmartPLS Step 3 4 Output Bootstrapping Step 3
3 10 24 25
DAFTAR LAMPIRAN 1 Data Guru SMK Negeri 3 Kuningan yang Telah Mendapatkan Sertifikasi 2 Kuesioner Penelitian 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 4 Outer Loading 5 Cross Loading 6 Average Variance Extracted (AVE), Composite Reliability dan Cronbach Alpha 7 R-square dan Path Coefficient
28 30 33 37 38 39 40
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Proses pendidikan memiliki peranan yang penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan terbuka. Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang dapat dikatakan sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Satuan pendidikan pada jenjang pendidikan formal yang bertujuan menyiapkan lulusannya terutama untuk memiliki keunggulan di dunia kerja adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK dirancang untuk menyiapkan lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang pekerjaannya. Seorang pemimpin pada suatu organisasi selalu ingin menumbuhkan motivasi kerja kepada para pegawainya dengan harapan pegawai tersebut mempunyai kinerja yang optimal. Begitu juga dengan sekolah, seorang kepala sekolah juga harus dapat menumbuhkan motivasi kerja para guru dengan caranya yang berbeda-beda. Cara tersebut kemudian akan menjadi suatu model perilaku yang dapat disebut model kepemimpinan. Seorang guru yang memiliki motivasi terhadap pekerjaannya biasanya memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin sehingga pekerjaan mereka dapat terlaksana dengan mudah. Sedangkan seorang guru yang memiliki motivasi rendah mereka cenderung tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya sehingga menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi pencapaian tujuan pendidikan baik dalam lingkup sekolah maupun bagi dunia pendidikan umumnya. Kuningan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang juga turut berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satunya pada bidang pendidikan. SMK Negeri 3 Kuningan terletak di Jalan Raya CirendangCigugur Kabupaten Kuningan yang pertama kali didirikan pada tahun 1984. Seiring dengan perkembangan dibidang teknologi industri, SMK Negeri 3 Kuningan membuka tujuh program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Sekolah ini dirancang untuk menghasilkan lulusan atau tamatan yang memiliki pemahaman dan keahlian, keterampilan, dan memiliki wawasan kewirausahaan di bidang teknologi dan industri untuk mengisi kebutuhan pasar tenaga kerja. Prospek SMK semakin memberikan peluang terhadap minat para siswanya yang ingin langsung bekerja setelah menamatkan pendidikan sekolahnya. Oleh karena itu, perkembangan SMK di Kabupaten Kuningan semakin banyak. Pada tahun 2013 terdapat 35 SMK baik yang berstatus negeri maupun swasta yang ada di Kabupaten Kuningan. SMK Negeri 3 Kuningan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan SMK negeri lainnya di Kuningan. Keunggulan tersebut diantaranya, telah mendapatkan sertifikat akreditasi A (Amat Baik) dari BANS/M untuk ketujuh kompetensi program keahlian, menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia, serta telah meraih sertifikat ISO 9001:2008 dari TUV Reinhard pada tahun 2011. SMK Negeri 3 Kuningan juga merupakan pelopor Sekolah Menengah Kejuruan yang sudah mendapatkan sertifikat ISO, sehingga SMK Negeri 3 Kuningan dipilih menjadi konsultan ISO untuk SMK-SMK lain di Kabupaten Kuningan yang ingin mendapatkan sertifikat
2
ISO juga. Berikut ini daftar SMK di Kabupaten Kuningan yang sudah menerapkan ISO 9001:2008 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Daftar SMK yang Menerapkan ISO 9001:2008 di Kabupaten Kuningan No
Nama SMK
1.
SMK Negeri 3 Kuningan
2. 3. 4.
SMK Negeri 2 Kuningan SMK Negeri 1 Kuningan SMK Pertiwi Kuningan
Keterangan Sudah menerapkan dan mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dari TUV Reinhard Sudah menerapkan ISO 9001-2008 Sudah menerapkan ISO 9001-2008 Sudah menerapkan ISO 9001-2008
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuningan Guru harus mempunyai kualifikasi dan kelayakan untuk melakukan proses pendidikan dan pembelajaran. Kualifikasi dan kelayakan guru ini dapat menunjukkan eksistensinya sebagai tenaga professional kependidikan. Guru secara sistematis harus mengikuti proses sertifikasi untuk mengetahui tingkat kompetensi guru tersebut. Sertifikasi guru diperoleh melalui uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan terakreditasi atau lembaga sertifikasi profesi. Guru yang bekerja di SMK Negeri 3 Kuningan sebagian besar sudah mendapatkan sertifikasi. Data guru SMK Negeri 3 Kuningan yang telah mendapatkan sertifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1. SMK Negeri 3 Kuningan juga telah menghasilkan berbagai prestasi kesiswaannya, terutama di bidang non akademik. Sebagian prestasi yang telah diperoleh oleh SMK Negeri 3 Kuningan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 2 Daftar Prestasi Akademik dan Non Akademik SMK Negeri 3 Kuningan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Prestasi Non Akademik Juara I Lomba Lintas Alam Tingkat Kabupaten Juara 1 Festival Drumband Tingkat Kabupaten Juara I Turnamen Futsal Juara I Kejuaraan Bola Basket UNIKU Juara I Lomba PBB se Kabupaten Juara II Kejuaraan Sepak Bola se Kabupaten Juara II Pawai Alegorys Tingkat Kabupaten Juara II Turnamen Bola Voli se Kabupaten Juara I, II, III Festival Nasyid se Provinsi Juara II Turnamen Catur Junior
Tahun 2013 2013 2012
Prestasi Akademik Juara III LKS (AutoCAD) Tingkat Provinsi Juara LKS (Cabinet Making) Tingkat Provinsi Juara I LKS Bidang Otomotif Tingkat Kabupaten
Tahun 2012 2012 2010
2012 2012 2012 2012 2011 2011 2010
Sumber: SMK Negeri 3 Kuningan Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa prestasi yang dapat diraih SMK Negeri 3 Kuningan cenderung lebih banyak prestasi non akademik dibandingkan prestasi akademik. Hal tersebut yang mendorong kepemimpinan kepala sekolah dalam memotivasi para guru agar lebih meningkatkan performa kinerja guru tersebut dalam kegiatan belajar mengajar kepada para siswa khususnya dibidang akademik. Seorang guru yang mempunyai motivasi tinggi terhadap pekerjaannya, sangat mempengaruhi prestasi siswanya. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dengan suasana yang kondusif dan menyenangkan, interaksi antara guru dan siswa dalam penyampaian materi dapat
3
tersampaikan, sehingga siswa dapat merasakan manfaatnya, baik dari segi prestasi di kelas maupun keterampilan sesuai kompetensi program keahliannya. Akan tetapi sering terjadi masalah yang disebabkan oleh para guru yang lari dari tanggung jawab pendidikan, misalnya terdapat para guru yang tidak memperhatikan disiplin dalam bekerja. Terdapat kelas-kelas yang gurunya tidak dapat mengisi jam mengajarnya, akibatnya para murid dibiarkan saja bebas melakukan apa yang mereka mau. Hal ini tentu saja sangat merugikan karena para murid tidak mendapatkan kegiatan belajar mengajar yang maksimal dari gurunya. Oleh karena itu perlu mengetahui model kepemimpinan kepala sekolah yang tepat untuk membina, memotivasi, dan mengarahkan semua potensi guru.
Perumusan Masalah Seorang kepala sekolah menggunakan model kepemimpinan yang sesuai dengan kemampuan dan kepribadiannya. Model kepemimpinan kepala sekolah yang tepat diharapkan mampu dalam memberikan motivasi kerja kepada guru untuk bekerjasama mencapai tujuan sekolah. Motivasi kerja yang dirasakan oleh guru dapat berpengaruh juga terhadap kinerja guru tersebut. Begitu juga pada SMK Negeri 3 Kuningan, untuk menghadapi permasalahan guru yang tidak dapat disiplin dalam bekerja, maka peran kepala sekolah adalah harus mampu memotivasi guru agar lebih meningkatkan disiplinnya dalam bekerja melalui model kepemimpinannya yang tepat. Sehingga para siswa mendapatkan pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas lebih maksimal yang nantinya diharapkan dapat menambah prestasi akademik SMK Negeri 3 Kuningan. Persentase ketidakhadiran guru SMK Negeri 3 Kuningan pada tahun 2013 mengalami fluktuasi yang berakibat kepada kegiatan belajar mengajar para siswa menjadi kurang efektif. Persentase ketidakhadiran guru SMK Negeri 3 Kuningan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Persentase Ketidakhadiran Guru Tahun 2013 Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa dalam satu tahun terakhir absensi guru SMK Negeri 3 Kuningan persentasenya berubah setiap bulannya. Hal ini dikarenakan setiap bulan selalu terdapat guru yang persentase absensinya tidak mencapai 100%. Penyebabnya adalah antara jumlah kehadiran dengan jumlah
4
wajib hadir tidak sama. Alasan guru yang tidak hadir dalam proses kegiatan belajar mengajar biasanya karena lupa untuk mengisi agenda, sakit, izin, terlambat, cuti melahirkan, bahkan tanpa keterangan. Permasalahan tersebut dapat diatasi salah satunya dengan mengadakan rapat hasil persentase ketidakhadiran guru dalam satu bulan sekali yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Oleh karena itu pentingnya seorang kepala sekolah mempunyai model kepemimpinan yang tepat agar dapat memotivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya di sekolah lebih maksimal. Perumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain: 1. Bagaimana model kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan pada SMK Negeri 3 Kuningan? 2. Bagaimana motivasi kerja guru pada SMK Negeri 3 Kuningan? 3. Bagaimana pengaruh model kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK Negeri 3 Kuningan?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi model kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan di SMK Negeri 3 Kuningan. 2. Mengidentifikasi motivasi kerja guru di SMK Negeri 3 Kuningan. 3. Menganalisis pengaruh model kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK Negeri 3 Kuningan.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan SMK Negeri 3 Kuningan khususnya bagi Kepala Sekolah dan para Guru. Selain itu, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk bahan referensi dan pertimbangan bagi peneliti-peneliti lain.
Ruang Lingkup Penelitian Pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh model kepemimpinan terhadap motivasi kerja guru di SMK Negeri 3 Kuningan. Variabel penelitian ini adalah model kepemimpinan dan motivasi kerja. Indikator penelitian dalam model kepemimpinan meliputi model kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, kepemimpinan visioner, attribution theory of leadership. Indikator penelitian dalam motivasi kerja meliputi prestasi kerja, pengakuan dan penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemungkinan untuk maju. Pengambilan responden dilakukan kepada seluruh guru yang ada di SMK Negeri 3 Kuningan.
5
TINJAUAN PUSTAKA (OPTIONAL) Model Kepemimpinan Menurut Wibowo (2013), masalah kepemimpinan berkembang sejalan dengan perkembangan suatu organisasi. Hal tersebut menarik minat pemikiran beberapa penulis tentang model kepemimpinan yang sesuai dengan modelnya. Terdapat lima model kepemimpinan yang akan dijelaskan, antara lain: kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, kepemimpinan visioner, dan attribution theory of leadership. 1. Kepemimpinan Kharismatik Menurut Wibowo (2013), kepemimpinan kharismatik adalah kemampuan mempengaruhi bawahan didasarkan pada bakat yang ada dalam diri sendiri. Bawahan menuruti atasannya karena mereka merasa terinspirasi, benar, dan penting. Kepemimpinan kharismatik mempunyai kualitas bakat yang luar biasa dan berkharisma yang dapat memotivasi bawahan untuk mencapai kinerja yang baik. Karakteristik kepemimpinan kharismatik adalah sebagai berikut: a. Vision and articulation. Mempunyai visi, dinyatakan sebagai tujuan yang ideal dan dapat memproses masa depan yang lebih baik. b. Personal risk. Ingin mengambil resiko yang tinggi dan terikat dalam pengorbanan diri untuk mencapai visi. c. Enviromental sensitivity. Pemimpin mampu menilai secara realistis kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan. d. Sensitivity to follower needs. Pengertian terhadap kemampuan orang lain dan responsif terhadap kebutuhan dan perasaan mereka. e. Unconventional behavior. Terlibat dalam perilaku yang dirasakan sebagai hal baru dan berlawanan dengan norma. 2. Kepemimpinan Transaksional Menurut Wibowo (2013), kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang membantu organisasi mencapai sasaran sekarang dengan lebih efisien, seperti dengan menghubungkan kinerja pekerjaan pada penilaian reward dan memastikan bahwa pekerja mempunyai sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Kepemimpinan transaksional juga dapat mengidentifikasi apa yang diinginkan atau lebih disukai bawahan dan membantu mereka dalam mencapai tingkat kinerja yang menghasilkan reward. Karakteristik kepemimpinan transaksional adalah sebagai berikut: a. Contingent reward. Menjanjikan reward apabila kinerja dapat lebih baik. b. Management by exception (active). Mengamati penyimpangan pada aturan standar dan melakukan tindakan korektif. c. Management by exception (passive).Campur tangan hanya dilakukan apabila standar tidak tercapai. d. Laissez-faire. Melepaskan tanggung jawab. 3. Kepemimpinan Transformasional Menurut Wibowo (2013), kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang menjelaskan bagaimana pemimpin mengubah tim atau
6
4.
5.
organisasi dengan menciptakan, mengkomunikasikan, dan membuat model visi untuk organisasi atau atau unit kerja dan memberikan inspirasi pekerja untuk berusaha mencapai visi tersebut. Kepemimpinan transformasional adalah tentang memimpin, mengubah strategi dan budaya organisasi sehingga lebih sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Kepemimpinan transformasional penting dalam organisasi yang memerlukan keselarasan penting dengan lingkungan. Karakteristik kepemimpinan transformasional adalah sebagai berikut: a. Charisma. Menanamkan kebanggaan, mendapatkan penghormatan dan kepercayaan. b. Inspiration. Mengekspresikan maksud penting dengan cara sederhana. c. Intellectual stimulation. Meningkatkan kecerdasan dan mengatasi masalah dengan hati-hati. d. Individualized consideration. Memberikan perhatian dan memberikan nasihat secara personal. Kepemimpinan Visioner Menurut Hartanto (2009), kepemimpinan visioner adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerjasama diantara sesama anggota perusahaan atau organisasi dengan cara memberi arahan dan makna pada kerjasama tersebut. Menurut Wibowo (2013), karakteristik kepemimpinan visioner adalah sebagai berikut: a. Kemampuan untuk menjelaskan visi kepada yang lainnya. Seseorang perlu membuat visi yang jelas dalam bentuk tindakan yang diperlukan dan melalui komunikasi lisan serta tertulis secara jelas. b. Dapat menyatakan visi tidak hanya secara verbal, tetapi melalui perilaku juga. c. Dapat memperluas visi sehingga visi tersebut dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi. Attribution Theory of Leadership Menurut Robbins (2008), teori atribusi kepemimpinan (Attribution Theory of Leadership) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah atribusi yang dibuat orang atas orang lain. Teori ini menunjukkan bahwa orang menganggap pemimpin memiliki sifat-sifat seperti kecerdasan, kepribadian yang menyenangkan, keahlian verbal yang kuat, pemahaman, dan ketekunan. Seorang pemimpin mencari tiga tipe informasi ketika membentuk atribusi tentang perilaku bawahannya, yaitu: a. Distinctiveness. Perilaku yang dapat dibedakan dari perilaku orang lain saat menghadapi situasi yang sama. b. Consistency.Seberapa sering perilaku terjadi. c. Consensus. Suatu tingkatan dimana orang lain berperilaku dengan cara yang sama (kesepakatan bersama).
Motivasi Kerja Menurut Sunyoto (2012), motivasi membicarakan tentang bagaimana cara mendorong semangat yang ada dalam diri seseorang agar mau bekerja dengan
7
memberikan secara optimal kemampuan dan keahliannya guna mencapai tujuan organisasi. Motivasi kerja sangat penting karena dengan adanya motivasi kerja diharapkan setiap pegawai mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja. Menurut Sunyoto (2012), motivasi dapat dibedakan menjadi lima, diantaranya: 1. Prestasi Kerja Prestasi kerja merupakan hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan. Setiap orang tentu menginginkan sebuah prestasi dalam setiap kegiatan atau tugas yang dilaksanakan. Tanpa prestasi kerja yang memuaskan, seorang pemimpin tidak dapat mengetahui bagaimana seorang bawahannya sudah bekerja dengan baik atau belum. Pencapaian prestasi atau keberhasilan dalam melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan seseorang dalam melakukan tugas-tugas, seperti berikut: a. Berusaha semaksimal mungkin dalam memikul tugas dan tanggung jawab. b. Mampu menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu. c. Selalu ingin melakukan pekerjaan yang tantangan. 2. Pengakuan dan Penghargaan Setiap manusia mempunyai kebutuhan sense of belonging (rasa ingin dihargai). Pemimpin yang bijak akan selalu memberikan pengakuan atau penghargaan kepada pegawai yang telah menunjukkan prestasi membanggakan sebagai faktor motivasi dalam peningkatan prestasi kerja pegawai tersebut. Pemberian motivasi dengan melalui kebutuhan penghargaan seperti: a. Penghargaan atas prestasi pegawai. b. Pengakuan terhadap kemampuan yang dimiliki oleh pegawai dibidang keahliannya masing-masing. c. Dapat meningkatkan semangat kerja pegawai. d. Adanya rasa kebanggaan terhadap apa yang telah dicapai. 3. Pekerjaan itu Sendiri Semua pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan hanya berperan memberikan bantuan. Bagaimana pegawai tersebut dapat memanfaatkan kesempatan dalam mengembangkan keahliannya pada saat bekerja. Pekerjaan tersebut merupakan motivasi untuk pegawai dalam mencapai kinerja yang baik, seperti: a. Tanggap terhadap tugas yang sifatnya menantang. b. Pekerjaan tersebut disenangi karena sesuai dengan kemampuan pegawai. c. Mengikuti program pelatihan d. Melanjutkan pendidikan kembali diluar jam kerja. 4. Tanggung Jawab Tanggung jawab merupakan kewajiban seseorang untuk melaksanakan fungsifungsi yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima. Saling menghargai dan saling bertanggung jawab merupakan dua sisi yang harus dipenuhi, sehingga keberlangsungan kemitraan antara atasan dan bawahan akan terjaga dengan baik, yaitu: a. Keinginan dipercaya memegang tanggung jawab atas pekerjaannya. b. Tanggung jawab yang diberikan bukan saja atas pekerjaan yang baik, tetapi tanggung jawab yang diberikan sebagai orang yang mempunyai potensi. c. Menjalankan pekerjaan yang telah diberikan dengan baik.
8
d. Siap menerima tanggung jawab yang lebih besar. 5. Kemungkinan untuk Maju Kemungkinan untuk maju dalam bidang pekerjaannya dapat juga memotivasi pegawai untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan. Selain itu, dapat mengembangkan potensi diri dari seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya, seperti: a. Adanya keinginan untuk lebih maju lagi dalam pekerjaannya sehingga membuat para pegawai merasa bangga b. Menginginkan posisi yang lebih baik lagi. c. Mendapatkan peluang untuk meningkatkan pengalamannya dalam bekerja.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner didalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya (Umar, 2005). Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang konsisten (Umar, 2005).
Penelitian Terdahulu Lusiani (2012) melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Sekolah Madania ParungBogor). Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada 76 responden yang dipilih dan wawancara, serta data sekunder yang diperoleh dari pustaka-pustaka yang tersedia. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang diterapkan di Sekolah Madania. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Madania berpengaruh nyata dan positif terhadap kinerja pegawai (guru). Maka diperoleh kinerja pegawai (guru), baik departemen Primary maupun Secondary di Sekolah Madania dapat dijelaskan oleh kinerja efektif dan efisien (skor 3.55-4.35), kinerja otoritas dan tanggungjawab (skor 3.88-4.48), kinerja displin (skor 4.13-4.55) dan kinerja inisiatif (skor 4.02-4.47), sehingga penilaian kinerja tersebut berada pada nilai skor rataan setuju/baik atau sangat setuju/baik (skor 4.02-5.00). Saragih (2012) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Modal Sosial (Social Capital) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner dan data sekunder diperoleh dari informasi perusahaan dan berbagai literatur. Alat analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan metode Latent Variable Score (LVS). Hasil dari penelitian adalah gaya kepemimpinan di Kantor
9
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor adalah gaya kepemimpinan transformasional yang merupakan kepemimpinan paling baik diterapkan di di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bogor yang sedang mengalami reformasi perpajakan yang membutuhkan pimpinan yang mengarahkan proses perubahan bertahap. Modal sosial yang terbentuk di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bogor mayoritas sangat dirasakan pada komponen-komponen kepercayaan yang tinggi terhadap dirinya, rekan kerja, dan atasan.
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran SMK Negeri 3 Kuningan merupakan sekolah menengah kejuruan yang membuka tujuh program keahlian yang masing-masing telah mendapatkan akreditasi A. Seperti kebanyakan Sekolah Menegah Kejuruan lainnya, SMK Negeri 3 Kuningan merupakan suatu organisasi pendidikan yang bersama-sama dikelola oleh sumber daya manusia seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala kompetensi keahlian, pegawai tata usaha, dan tenaga kependidikan lainnya dalam mencapai visi, misi, dan tujuan bersama. Visi misi sebagai identitas suatu kebanggaan yang menunjukkan kemana arah sekolah tersebut menuju. Output seperti apa yang diharapkan dan proses yang dijalankan (www.ekonomi.kompasiana.com, 2013). Visi dari SMK Negeri 3 Kuningan adalah Menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Terpadu Bidang Teknologi yang Berkualitas. Misi dari SMK Negeri 3 Kuningan adalah: 1. Membekali peserta didik dengan budi pekerti luhur, akhlak mulia, iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Memberikan layanan prima di bidang pendidikan teknologi berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. 3. Menerapkan suasana kerja kondusif dengan berwawasan budaya mutu. 4. Mengembangkan budaya sehat jasmani dan rohani melalui olahraga dan seni. 5. Memberdayakan dan mengembangkan Sekolah berbudaya Lingkungan. 6. Meningkatkan layanan bimbingan dan konselling untuk seluruh peserta didik. Motivasi kerja guru perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihakpihak terkait begitu pun oleh kepala sekolah karena faktor ini sangat erat hubungannya dengan pencapaian tujuan dan kelancaran aktivitas pembelajaran. Usaha kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada para gurunya diantaranya adalah dengan melengkapi dan menyiapkan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan guru dalam mengajar, memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, pelatihan dan penataran, serta secara bertahap pemerintah pusat dan daerah telah memberikan peningkatan kesejahteraan seperti gaji ke-13 dan tunjangan kesejahteraan dari pemerintah daerah dan lain sebagainya. Sebuah organisasi seperti sekolah, peranan kepala sekolah dan guru sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Model kepemimpinan kepala sekolah yang tepat diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para guru karena guru lah yang secara aktif berinteraksi langsung dengan para murid. Oleh karena itu,
10
mereka dapat bekerjasama dalam menciptakan visi, misi dan tujuan SMK Negeri 3 Kuningan. Dengan mengkaji teori dari kedua variabel ini, yaitu model kepemimpinan dan motivasi kerja maka kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut Gambar 2. SMK Negeri 3 Kuningan
Visi dan Misi
Model Kepemimpinan: 1. Kepemimpinan Kharismatik 2. Kepemimpinan Transaksional 3. Kepemimpinan Transformasional 4. Kepemimpinan Visioner 5. Attribution Theory of Leadership
Motivasi Kerja: 1. Prestasi kerja 2. Pengakuan dan penghargaan 3. Pekerjaan itu sendiri 4. Tanggung jawab yang diberikan 5. Kemungkinan untuk maju
Analisis SEM dengan metode PLS (Partial Least Square) Pengaruh Model Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru SMK Negeri 3 Kuningan Implikasi Manajerial
Ket:
Kinerja Guru Optimal
Ruang Lingkup Penelitian Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kuningan yang berada di Jalan Raya Cirendang-Cigugur Kuningan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja karena peneliti tertarik meneliti di SMK Negeri 3 Kuningan karena melihat dari keunggulan yang dimiliki oleh sekolah tersebut dibandingkan SMK lainnya yang ada di Kabupaten Kuningan, diantaranya adalah sudah mendapatkan akreditasi A untuk masing-masing kompetensi keahliannya serta telah menerapkan dan mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2013.
11
Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer diperoleh menggunakan kuesioner yang diisi oleh seluruh guru di SMK Negeri 3 Kuningan. Kuesioner berisi pernyataan mengenai model kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK Negeri 3 Kuningan. Kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Instrumen lembar pernyataan berupa skala, yaitu dengan menggunakan skala likert. Model skoring dengan skala likert terdiri dari: Bobot skor 4 = Sangat setuju Bobot skor 3 = Setuju Bobot skor 2 = Tidak setuju Bobot skor 1 = Sangat tidak setuju Rentang skala interpretasi hasil jawaban kuesioner dapat dilihat pada Tabel 3. Kesimpulan tersebut diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu rentang skala untuk kriteria sangat tidak setuju (STS) sampai sangat setuju (SS), besarnya rentang skala diperoleh dengan rumus berikut: ...........................................(1) Dimana: RS = Rentang skala. m = Angka tertinggi dalam pengukuran n = Angka terendah dalam pengukuran b = Banyaknya kelas (kategori jawaban) Tabel 3 Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner Rentang Skala
Jawaban Pertanyaan
1.76 – 2.50 2.51 – 3.25
Sangat Tidak Setuju/Sangat Buruk/Sangat Rendah Tidak Setuju/Buruk/Rendah Setuju/Baik/Tinggi
3.26 – 4.00
Sangat Setuju/Sangat Baik/Sangat Tinggi
1.00 – 1.75
2. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari berbagai literatur skripsi, laporan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kuningan, dan laporan internal dari pihak SMK Negeri 3 Kuningan.
Populasi dan Sampel Jumlah seluruh guru yang terdapat di SMK Negeri 3 Kuningan sebanyak 123 orang, terdiri dari 93 orang guru tetap (PNS) dan 30 orang guru tidak tetap. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu menggunakan probability sampling dimana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel melalui sensus. Sensus adalah kegiatan pengambilan data dari semua elemen atau anggota dari suatu populasi.
12
Pengolahan dan Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan bantuan software komputer yaitu menggunakan SPSS 16.0 dan microsoft office excel 2007. Analisis deskriptif untuk menentukan model kepemimpinan kepala sekolah serta motivasi kerja guru dilakukan dengan cara merubah terlebih dahulu seluruh data ordinal menjadi data interval. Tujuannya adalah untuk menormalkan data tersebut agar dapat dihitung secara rataan. Sedangkan untuk analisis SEM dengan bantuan software komputer yaitu SmartPLS 2.0. Tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi.
Uji Validitas Sebelum digunakan untuk penelitian, kuesioner diuji terlebih dahulu kepada 30 responden selanjutnya dapat dilakukan uji validitas. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada penelitian ini, terdapat 44 pernyataan yang terdiri dari 22 pernyataan mengenai model kepemimpinan kepala sekolah dan 18 pernyataan mengenai motivasi kerja guru dengan menggunakan alpha sebesar 5%. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS 16.0 dari seluruh pernyataan dinyatakan valid apabila r-hitung > r-tabel, yaitu lebih besar dari 0.361. Hasil uji validitas pada pernyataan model kepemimpinan kepala sekolah, dari 22 pernyataan terdapat 3 pernyataan yang tidak valid. Sedangkan untuk uji validitas pada motivasi kerja guru seluruh pernyataan valid. Penyataan yang tidak valid, tidak digunakan kembali dalam pengolahan data selanjutnya. Rumus yang digunakan dalam uji validitas adalah korelasi Product Moment (Umar, 2005) yaitu:
r=
…................(2)
Keterangan: r = Angka korelasi N = Jumlah responden X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor total
Uji Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan dengan mengugunakan rumus Cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah reliabel jika nilai hitung alpha > nilai r-tabel. Koefisien alpha dengan asumsi bila nilai cronbach alpha hitung lebih besar dari 0.70 maka kuesioner dapat dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada penelitian ini, hasil uji reliabilitas dengan menggunakan software SPSS 16.0 yang dilakukan kepada 30 responden diketahui bahwa seluruh pernyataan reliabel karena diperoleh nilai
13
cronbach alpha lebih besar dari 0.70 dengan rumus cronbach alpha sebagai berikut: ….................(3) Keterangan: K = Jumlah item δ²t = Varian responden untuk item ke t Σδ²t = Jumlah varian skor total
Metode Analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan Metode Partial Least Square Menurut Gozali (2008), analisis SEM menganggap bahwa teori mempunyai peran penting didalam analisis data. Hubungan kausalitas model struktural dibangun atas dasar teori dan SEM hanya ingin mengkonfirmasi apakah model berdasarkan teori tadi tidak berbeda dengan model empirisnya. Keterbatasan yang ada karena asumsi jumlah sampel yang besar, indikator harus dalam bentuk reflektif, maka sekarang banyak yang menggunakan SEM berbasis yang terkenal dengan Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode analisis yang tidak didasarkan oleh banyak asumsi. PLS dapat juga digunakan untuk mengkonfirmasi teori, dan untuk menjelaskan ada atau tiidaknya hubungan antar variabel laten. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstraping. Pada metode PLS terdapat dua evaluasi model, yaitu model pengukuran atau outer model dan model struktural atau inner model. 1. Model Pengukuran atau Outer Model Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya serta composite reliability untuk block indikator. Discriminant Validity adalah membandingkan nilai average variance extrated (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. 2. Model Struktural atau Inner Model Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square dan Path Coefficient. Dalam menilai model dengan PLS kita mulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel laten dependen. Path coefficient merupakan nilai koefisien jalur atau besarnya pengaruh konstruk laten.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sekolah SMK Negeri 3 Kuningan didirikan pada tanggal 20 November 1984 yang berlokasi di Jalan Raya Cirendang-Cigugur Kabupaten Kuningan. Sekolah ini dibangun untuk menghasilkan lulusan atau tamatan yang memiliki pemahaman dan keahlian serta keterampilan dibidang teknologi dan industri untuk mengisi
14
kebutuhan pasar tenaga kerja. Seiring dengan perkembangan dibidang teknologi industri, SMK Negeri 3 Kuningan membuka tujuh program keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Seluruh kompetensi keahlian diatas sudah memperoleh akreditasi dengan peringkat A (amat baik), diantaranya: Teknik Gambar Bangunan (TGB), Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Sepeda Motor (TSM), Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL), Teknik Audio Video (TAV), dan Multi Media (MM). Lapangan pekerjaan untuk setiap kompetensi keahlian yang ada di SMK Negeri 3 Kuningan pun terbuka luas karena lulusannya dapat bekerja di Departemen Pekerjaan Umum, Perusahaan Industri/Otomotif, Operator Mesin Produksi, Industri Alat-alat Elektronika, Industri Pengembang Multi Media, dan masih banyak lagi. Fasilitas yang terdapat di SMK Negeri Kuningan pun sudah memadai untuk ketujuh kompetensi keahlian, seperti: ruang teori dan ruang gambar, ruang bengkel dan ruang praktek, serta ruang penunjang kegiatan belajar.
Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini berasal dari seluruh guru yang ada di SMK Negeri 3 Kuningan, baik guru tetap maupun guru tidak tetap. Responden yang diteliti sebanyak 123 orang. Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, usia, agama, pendidikan terakhir, lama kerja, jabatan, dan status pegawai. Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin Guru yang ada di SMK Negeri 3 Kuningan, mayoritas berjenis kelamin lakilaki sebanyak 79 orang dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 44 orang. Hal ini disebabkan karena kompetensi keahlian yang terdapat di SMK Negeri 3 Kuningan, lebih menitikberatkan tentang dunia teknologi dan industri yang biasanya kebanyakan bidang tersebut lebih diminati oleh laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Karakteristik berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
n
%
Perempuan Laki-laki
44 79
35.77 64.23
Total
123
100
Karakteristik berdasarkan Usia Guru yang mengajar di SMK Negeri 3 Kuningan yang berada pada rentang usia 23-35 tahun sebanyak 35 orang. Guru yang berada pada rentang usia 36-46 tahun sebanyak 43 orang dan guru yang berada pada rentang usia 47-58 tahun sebanyak 45 orang. Hal ini menunjukkan bahwa guru di SMK Negeri 3 Kuningan masih berada pada usia produktif atau usia kerja. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 5.
15
Tabel 5 Karakteristik berdasarkan Usia Usia 23 - 35 tahun 36 - 46 tahun 47 - 58 tahun Total
n
%
35 43 45
28.46 34.96 36.59
123
100
Karakteristik berdasarkan Agama Guru yang ada di SMK Negeri 3 Kuningan adalah mayoritas beragama Islam. Hanya satu orang guru tetap yang beragama Kristen. Tetapi hal ini tidak mempengaruhi keberadaan guru tersebut di SMK Negeri 3 Kuningan. Hak dan kewajiban setiap guru di sekolah tersebut adalah sama, tanpa membedakan agama. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan agama dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik berdasarkan Agama Agama Islam Kristen Total
n
%
122 1
99.19 0.81
123
100
Karakteristik berdasarkan Pendidikan Terakhir Guru yang bekerja di SMK Negeri 3 Kuningan memiliki pendidikan terakhir S1 dan S2 dimana guru yang mempunyai pendidikan terakhir S1 lebih banyak dibandingkan dengan guru yang sudah mempunyai pendidikan S2. SMK Negeri 3 Kuningan merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang sudah memiliki akreditasi A pada setiap kompetensi keahlian masing-masing. Oleh karena itu, dibutuhkan SDM yang berwawasan dan berpengetahuan dalam bidang masingmasing. Terdapat 110 orang guru dari status pegawai guru tetap dan tidak tetap yang memiliki pendidikan terakhir S1, sehingga diharapkan dengan pendidikan S1 dapat mempunyai wawasan dan pengetahuan yang diperlukan sekolah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Karakteristik berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan
n
%
S1 S2
110 13
89.43 10.57
Total
123
100
Karakteristik berdasarkan Lama Kerja Guru yang bekerja di SMK Negeri 3 Kuningan mempunyai masa kerja selama 1-13 tahun dengan mayoritas sebanyak 71 orang. Guru yang bekerja dengan masa kerja 13.1-25 tahun sebanyak 40 orang dan yang bekerja selama 25.1-37 tahun sebanyak 12 orang. Guru yang telah bekerja diatas 25 tahun sudah mempunyai pengalaman bekerja cukup lama di SMK Negeri 3 Kuningan. Adanya
16
perbedaan lama kerja tersebut menyebabkan persepsi guru tentang model kepemimpinan kepala sekolah pun menjadi berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan lama kerja dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Karakteristik berdasarkan Lama Kerja Lama Bekerja
n
%
1 - 13 tahun 13.1 - 25 tahun 25.1 – 37 tahun
71 40 12
57.72 32.52 9.76
Total
123
100
Karakteristik berdasarkan Jabatan Posisi jabatan yang terdapat di SMK Negeri 3 Kuningan terdiri dari Guru, Kakom (Kepala Kompetensi), dan Wakasek (Wakil Kepala Sekolah). Jabatan Kakom hanya berjumlah tujuh orang dan untuk jabatan Wakasek berjumlah enam orang. Sedangkan 110 orang hanya memiliki jabatan sebagai guru. Posisi tersebut dapat sewaktu-waktu mengalami rotasi, maka setiap guru tetap bisa saja mendapatkan jabatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Karakteristik berdasarkan Jabatan Jabatan Guru Kakom Wakasek Total
n
%
110 7 6
89.43 5.69 4.88
123
100
Karakteristik berdasarkan Status Pegawai Guru yang bekerja di SMK Negeri 3 Kuningan dibedakan menjadi dua, yaitu guru tetap dan guru tidak tetap. Guru tetap berjumlah 93 orang sedangkan untuk guru tidak tetap berjumlah 30 orang. Guru tetap adalah guru yang telah memiliki status sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sedangkan guru tidak tetap adalah guru yang belum memiliki status sebagai PNS dan digaji per jam pelajaran bahkan digaji secara sukarela. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik reponden berdasarkan status pegawai dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Karakteristik berdasarkan Status Pegawai Status Pegawai
n
%
Guru Tetap Guru Tidak Tetap
93 30
75.61 24.39
Total
123
100
Model Kepemimpinan Kepala Sekolah berdasarkan Persepsi Guru Pada penelitian ini, model kepemimpinan terdiri lima, diantaranya model kepemimpinan kharismatik, model kepemimpinan transaksional, model
17
kepemimpinan transformasional, model kepemimpinan visioner, dan attribution theory of leadership. Data yang digunakan dalam penelitian ini sudah termasuk dalam skala interval, oleh karena itu pengolahan kuantitatif berupa perhitungan rataan dapat digunakan sebagai penentuan model kepemimpinan Kepala Sekolah. 1. Model Kepemimpinan Kharismatik Berdasarkan hasil penelitian, persepsi guru tentang model kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri 3 Kuningan yaitu sangat setuju bahwa kepala sekolah harus peka terhadap lingkungan dan sumberdaya yang ada di sekolah. Hal ini berdasarkan pada model kepemimpinan kharismatik, seorang kepala sekolah mampu merasakan adanya hambatan dari lingkungan dan kebutuhan sumberdaya untuk mengupayakan terjadinya perubahan sekolah ke arah yang lebih baik. Hasil dari rataan tertinggi adalah 3.42. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Persepsi Guru tentang Model Kepemimpinan Kharismatik No 1 2 3 4
Indikator STS TS S Mempunyai visi dalam mencapai tujuan sekolah menuju arah yang 0 6 70 lebih baik Rela berkorban untuk mencapai visi 0 4 80 sekolah Peka terhadap lingkungan dan 0 2 74 sumber daya yang ada di sekolah Dapat merasakan perilaku yang menyimpang dari norma yang ada 1 3 88 di sekolah Model Kepemimpinan Kharismatik
SS
Rataan
Kriteria
47
3.38
Sangat setuju
39
3.33
47
3.42
31
3.26
Sangat setuju Sangat setuju Sangat setuju
3.35
2. Model Kepemimpinan Transaksional Berdasarkan hasil penelitian, persepsi guru tentang model kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri 3 Kuningan yaitu sangat setuju bahwa kepala sekolah melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan aturan sekolah. Hal ini berdasarkan pada model kepemimpinan transaksional yaitu kepala sekolah belajar dari pengalaman dan mempertahankan keyakinan atas nilainilai yang ditanamkan di sekolah serta kepala sekolah berusaha dalam memutuskan perdebatan apabila terdapat penyimpangan aturan di sekolah sehingga membuat para warga sekolah bertanggung jawab atas kinerja mereka. Hasil dari rataan tertinggi adalah 3.33. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Persepsi Guru tentang Model Kepemimpinan Transaksional No 1 2 3
Indikator STS TS Menjanjikan reward kepada guru 1 18 yang kinerjanya baik Mengamati adanya penyimpangan 0 5 aturan di sekolah Melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan aturan 0 5 sekolah Model Kepemimpinan Transaksional
S
SS
Rataan
Kriteria
62
42
3,23
Setuju
88
30
3.25
Setuju
79
39
3.33
Sangat setuju
3.27
18
3. Model Kepemimpinan Transformasional Berdasarkan hasil penelitian, persepsi guru tentang model kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri 3 Kuningan yaitu sangat setuju bahwa kepala sekolah harus mampu berfikir secara cerdas. Hal ini berdasarkan pada model kepemimpinan transformasional yaitu seorang kepala sekolah mampu menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan para guru dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah lebih baik lagi. Hasil dari rataan tertinggi adalah 3.33. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Persepsi Guru tentang Model Kepemimpinan Transformasional No 1 2 3 4 5 6
Indikator Seluruh guru memiliki rasa bangga terhadap Kepala Sekolah Mengekspresikan maksudnya dalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti guru Mampu berfikir secara cerdas
STS
TS
S
SS
Rataan
Kriteria
0
8
93
22
3.16
Setuju
1
11
82
29
3.18
Setuju
0
3
83
37
3.33
37
3.29
Dapat mengatasi masalah yang ada 0 7 79 di sekolah dengan hati-hati Memberikan perhatian secara personal kepada masing-masing 1 38 70 guru Memberikan nasihat secara personal kepada masing-masing 0 20 90 guru Model Kepemimpinan Transformasional
14 13
Sangat setuju Sangat setuju
2.84
Setuju
2.99
Setuju
3.13
4. Model Kepemimpinan Visioner Berdasarkan hasil penelitian, persepsi guru tentang model kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri 3 Kuningan yaitu sangat setuju bahwa kepala sekolah mampu menjelaskan visi sekolah kepada guru baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini berdasarkan pada model kepemimpinan visioner yaitu kepala sekolah bertanggung jawab untuk mengetahui visi sekolahnya. Jika visi tersebut belum ada, mereka akan berusaha merumuskan visi tersebut dengan melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan. Visi itu kemudian diasosiasikan sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan sekolah. Hasil dari rataan tertinggi adalah 3.36. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Persepsi Guru tentang Model Kepemimpinan Visioner No 1 2 3
Indikator STS TS Mampu menjelaskan visi sekolah kepada guru baik secara lisan 0 3 maupun tertulis Mampu menyatakan visi tidak hanya secara verbal tetapi melalui 0 6 perilakunya Mampu mencapai visi dalam 0 5 berbagai situasi Model Kepemimpinan Visioner
S
SS
Rataan
Kriteria
79
41
3.36
Sangat setuju
76
41
3.33
Sangat setuju
84
34
3.29
Sangat setuju
3.33
19
5. Attribution Theory of Leadership Berdasarkan hasil penelitian, persepsi guru tentang model kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri 3 Kuningan yaitu sangat setuju bahwa kepala sekolah mampu mengarahkan kepada seluruh guru untuk mentaati peraturan yang telah disepakati bersama. Hal ini berdasarkan pada attribution theory of leadership yaitu guru menganggap kepala sekolah mempunyai keahlian dan kecerdasan. Hasil dari pengolahan rataan skor tertinggi adalah 3.27. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Persepsi Guru tentang Attribution Theory of Leadership No 1 2
3
Indikator STS TS Mampu membedakan perilaku para guru saat menghadapi situasi yang 1 5 sama Konsisten dalam menjalankan 1 7 fungsinya sebagai pemimpin Mampu mengarahkan kepada seluruh guru untuk mentaati 1 4 peraturan yang telah disepakati bersama Attribution Theory of Leadership
S
SS
Rataan
Kriteria
90
27
3.21
Setuju
84
31
3.23
Setuju
85
33
3.27
Sangat setuju
3.24
Setelah kelima model kepemimpinan tersebut dijelaskan dengan masingmasing indikator pernyataannya, dapat disimpulkan bahwa persepsi guru di SMK Negeri 3 Kuningan mengenai model kepemimpinan kepala sekolah adalah sangat setuju dengan model kepemimpinan kharismatik yang mempunyai rataan tertinggi 3.35. Kepala sekolah yang baik tidak hanya dilihat dari aspek administrasi pendidikan saja tetapi kepala sekolah tersebut mampu menghadapi berbagai macam sikap dan perilaku para guru. Oleh karena itu, dengan model kepemimpinan kharismatik kepala sekolah harus mampu mempengaruhi para guru dengan kemampuan dan bakat yang ada dalam diri kepala sekolah. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Persepsi Guru tentang Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Model Kepemimpinan
Rataan
Interpretasi
Model Kepemimpinan Kharismatik
3.35
Sangat Setuju
Model Kepemimpinan Transaksional
3.27
Sangat Setuju
Model Kepemimpinan Transformasional
3.13
Setuju
Model Kepemimpinan Visioner
3.33
Sangat setuju
Attribution Theory of Leadership
3.24
Setuju
Rataan
3.26
Motivasi Kerja berdasarkan Persepsi guru Pada penelitian ini, motivasi kerja terdiri dari lima indikator yaitu prestasi kerja, pengakuan dan penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan kemungkinan untuk maju. Data yang digunakan dalam penelitian ini sudah termasuk dalam skala interval, oleh karena itu pengolahan kuantitatif berupa perhitungan rataan dapat digunakan sebagai penentuan motivasi kerja guru.
20
1. Prestasi Kerja Berdasarkan hasil penelitian, persepsi guru tentang motivasi kerja yaitu sangat setuju bahwa tugas yang diberikan kepada guru dapat dikerjakan dengan penuh tanggung jawab. Hal ini berdasarkan pada guru yang berperan dalam menentukan kualitas lulusan sekolahnya, sehingga untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dibutuhkan juga guru yang dapat mencapai prestasi kerja dalam mengerjakan tugasnya Hasil dari rataan tertinggi yaitu 3.42. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Persepsi tentang Prestasi Kerja No 1 2 3
Indikator Tugas yang diberikan kepada guru dapat dikerjakan dengan penuh tanggung jawab Pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu Mampu menyelesaikan pekerjaan yang penuh dengan tantangan Prestasi Kerja
STS
TS
S
SS
Rataan Skor
Kriteria
0
1
95
26
3.42
Sangat setuju
0
3
87
33
3.29
Sangat setuju
0
2
95
26
3.25
Setuju
3.32
2. Pengakuan dan Penghargaan Berdasarkan hasil penelitian, persepsi guru tentang motivasi kerja yaitu sangat setuju bahwa guru selalu berusaha meningkatkan semangat kerjanya. Hal ini berdasarkan pada guru yang mendapatkan apresiasi dari sekolah berupa pengakuan dan penghargaan atas prestasi yang telah dicapai. Pengakuan dan penghargaan yang sudah diperoleh oleh seorang guru menjadikan semangat kerja untuk guru lain agar lebih meningkatkan kinerjanya. Hasil dari rataan tertinggi yaitu 3.69. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Persepsi tentang Pengakuan dan Penghargaan No 1 2 3 4
Indikator
STS
TS
Berusaha mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah atas prestasi 3 14 kerja sebagai guru Berusaha mendapatkan pengakuan atas kemampuan dibidang keahlian 1 3 yang saya miliki Berusaha meningkatkan semangat 0 1 kerja Merasa bangga bisa bekerja di 0 1 sekolah ini Pengakuan dan Penghargaan
S
SS
Rataan Skor
Kriteria
95
11
2.98
Setuju
98
21
3.18
Setuju
72
49
3.69
83
39
3.36
Sangat setuju Sangat setuju
3.30
3. Pekerjaan itu Sendiri Berdasarkan hasil penelitian, persepsi guru tentang motivasi kerja yaitu sangat setuju bahwa guru harus mengikuti program pelatihan baik yang ada di sekolah maupun luar sekolah. Hal ini berdasarkan pada upaya untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru sehingga diharapkan guru dapat bekerja secara lebih produktif dan meningkatkan kualitas dalam mengerjakan setiap
21
tugasnya. Hasil dari rataan tertinggi yaitu 3.33. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Persepsi tentang Pekerjaan itu Sendiri No 1 2 3 4
Indikator
STS
Tanggap terhadap tugas yang 0 menantang Menyukai pekerjaan sebagai guru karena sesuai dengan 0 kemampuannya Mengikuti program pelatihan baik 0 yang ada di sekolah maupun luar sekolah Bersedia melanjutkan pendidikan 0 kembali diluar jam kerja sekolah Pekerjaan itu Sendiri
TS
S
SS
Rataan Skor
Kriteria
2
102
19
3.19
Setuju
0
90
3.32
Sangat setuju
3.33
Sangat setuju
3.28
Sangat setuju
3 2
83 91
33 37 30
3.28
4. Tanggung Jawab Berdasarkan hasil penelitian, persepsi guru tentang motivasi kerja yaitu sangat setuju bahwa guru harus berusaha menjalankan tugas yang diberikan kepala sekolah dengan baik. Hal ini berdasarkan pada guru mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pengarahan yang diterima. Tanggung jawab seorang guru diantaranya, guru menuntut murid-murid belajar, turut serta dalam membina kurikulum sekolah, dan melakukan pembinaan terhadap para siswanya. Hasil dari rataan tertinggi yaitu 3.36. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Persepsi tentang Tanggung Jawab No 1 2 3 4
Indikator
STS
Mampu menjaga kepercayaan atas 0 pekerjaan yang diberikan Bertanggungjawab terhadap potensi 0 yang dimiliki Berusaha menjalankan tugas yang 0 diberikan kepala sekolah dengan baik Siap untuk menjalankan pekerjaan 0 tambahan Tanggung Jawab
SS
Rataan Skor
TS
S
0
93
30
3.29
0
89
34
3.33
0
85
38
3.36
Sangat setuju
3
94
324
Setuju
26
Kriteria Sangat setuju Sangat setuju
3.30
5. Kemungkinan untuk Maju Berdasarkan hasil pengolahan data, persepsi guru tentang motivasi kerja yaitu sangat setuju bahwa guru harus berusaha mencari peluang agar lebih meningkatkan pengalaman dalam bekerja. Hal ini berdasarkan pada kemampuan meningkatkan profesionalisme dalam mengajar, misalnya mengikuti penataran, mengikuti kursus-kursus pendidikan, mengadakan studi banding ke sekolah lain. Hasil dari rataan tertinggi yaitu 3.31. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 21.
22
Tabel 21 Persepsi tentang Kemungkinan untuk Maju No 1 2 3
Indikator
STS
TS
Berusaha untuk mencapai kemajuan 0 0 dalam pekerjaannya Berusaha untuk mendapatkan posisi 0 3 yang lebih baik lagi Berusaha mencari peluang agar 0 0 lebih meningkatkan pengalaman dalam bekerja Kemungkinan untuk Maju
Rataan Skor
Kriteria
31
3.30
Sangat setuju
97
23
3.21
Setuju
91
32
3.31
Setuju
3.27
.
S 92
SS
Setelah lima indikator motivasi kerja dijelaskan dengan masing-masing pernyataannya, dapat disimpulkan bahwa persepsi guru terhadap motivasi kerja yang paling mempengaruhi di SMK Negeri 3 Kuningan adalah prestasi kerja dengan hasil rataan tertinggi adalah 3.32. Seorang guru yang telah mendapatkan prestasi kerja tinggi merupakan gambaran dari kualitas guru di sekolah. Melalui prestasi kerja berarti guru tersebut sudah berfungsi dengan baik sebagai pendidik sesuai dengan tujuan dan sasaran sekolah. Prestasi kerja yang telah dihasilkan oleh guru juga tidak terlepas dari model kepemimpinan kepala sekolah yang tepat karena kepala sekolah telah berhasil dalam memotivasi dan menggerakkan para guru untuk bekerja dalam mencapai tujuan sekolah. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22 Persepsi Guru tentang Motivasi Kerja Motivasi Kerja
Rataan
Interpretasi
Prestasi Kerja
3.32
Sangat Setuju
Pengakuan dan Penghargaan
3.30
Sangat Setuju
Pekerjaan itu Sendiri
3.28
Sangat Setuju
Tanggung Jawab
3.30
Sangat Setuju
Kemungkinan untuk Maju
3.27
Sangat Setuju
Rataan
3.29
Pengaruh Model Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Guru SMK Negeri 3 Kuningan Melalui PLS Hasil pengolahan dan penyederhanaan model yang dilakukan pada penelitian sebanyak tiga kali, maka didapat dua buah model terbaik yaitu model output PLS dan model bootstrapping yang merupakan kriteria yang memenuhi syarat model PLS. Tahapan evaluasi model PLS meliputi: 1. Evaluasi Measurement (Outer Model) adalah model pengukuran yang menghubungkan indikator dengan dengan variabel latennya, yang terdiri dari: a. Convergent validity: Indikator dianggap sudah siginifikan jika memiliki nilai korelasi diatas 0.70. Namun pada riset pengembangan skala, loading 0.50 sampai 0.60 masih dapat diterima. Hasil output korelasi antara indikator dengan konstruknya dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan outer loading, semua indikator memiliki nilai korelasi diatas 0.50 dan dianggap signifikan.
23
b. Discriminant Validity: Nilai ini merupakan nilai cross loading yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading konstruk lain. Hasil dari nilai cross loading dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan cross loading dapat dilihat bahwa korelasi (konstruk MKKepsek) dengan masingmasing indikatornya memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan indikator lainnya. Untuk korelasi (konstruk MKGuru) juga memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan indikator lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka sendiri lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah: Akar dari Average Variance Extracted (AVE): Nilai AVE yang diharapkan diatas 0.50. Hasil dari nilai AVE dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa akar AVE konstruk (model kepemimpinan kepala sekolah) sebesar 0.6226 lebih tinggi dari korelasi antara konstruk model kepemimpinan Kepala Sekolah dengan motivasi kerja Guru. Sementara nilai akar AVE konstruk (motivasi kerja guru) sebesar 0.6428. Jadi yang memenuhi discriminant validity adalah seluruh konstruk, yaitu konstruk MKKepsek dengan MKGuru. c. Composite Reliability dan Cronbach Alpha: Uji reliabilitas konstruk diukur dengan dua kriteria yaitu composite reliability dan cronbach alpha. Konstruk dinyatakan reliable jika nilai composite reliability maupun cronbach alpha diatas 0.70. Hasil dari composite reliability dan cronbach alpha dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil output composite reliability dan cronbach alpha dari kedua konstruk MKkepsek dengan MKguru memiliki nilai diatas 0.70 sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk konstruk MKKepsek dengan MKGuru memiliki reliabilitas yang baik. 2. Pengujian Model Struktural (Inner Model) adalah untuk menguji hubungan antara konstruk laten yang terdiri dari: a. R square: Nilai R square merupakan koefisien determinasi pada konstruk endogen. Hasil nilai R-square dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil nilai Rsquare sebesar 0.2680 yang dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk motivasi kerja guru yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk model kepemimpinan kepala sekolah adalah sebesar 26.8% sedangkan 73.2% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang diteliti. b. Path Coefficients: Nilai koefisien jalur atau besarnya pengaruh konstruk laten. Hasil path koefisien dapat dilihat pada Lampiran 5. Besarnya koefisien parameter sebesar 0.5177 berarti terdapat pengaruh positif model kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja Guru. Semakin baik model kepemimpinan Kepala Sekolah maka semakin tinggi motivasi kerja guru dengan nilai t statistik sebesar 7.4141 (t table signifikansi 5% = 1.96) yaitu telah signifikan karena nilai t statistik lebih besar dari t tabel. Keterangan pada model output PLS: MKKepsek (Model Kepemimpinan kepala sekolah), MKK (Model Kepemimpinan Kharismatik), MKT (Model Kepemimpinan Transaksional), MKTn (Model Kepemimpinan Transformasional), MKV (model Kepemimpinan Visioner), dan ATL (Attribution Theory of Leadership). Sedangkan untuk konstruk kedua pada model output PLS:
24
MKGuru (Motivasi Kerja Guru), MKPK (Prestasi Kerja), MKKM (Kemungkinan untuk Maju), MKPP (Pengakuan dan Penghargaan), MKPS (Pekerjaan itu Sendiri), dan MKTJ (Tanggung Jawab).
Gambar 3 Model Output SmartPLS Step 3 Berdasarkan Gambar 2, konstruk MKkepsek diukur dengan 15 indikator dan untuk konstruk MKguru diukur dengan 11 indikator. Pada konstruk model kepemimpinan nilai indikator terbesar ada pada MKK3 (Model Kepemimpinan Kharismatik) dengan nilai sebesar 0.713 yang artinya kepala sekolah peka terhadap lingkungan dan sumber daya yang ada di SMK Negeri 3 Kuningan. Sedangkan untuk konstruk motivasi kerja guru nilai indikator terbesar ada pada MKTJ3 (Tanggung Jawab) dengan nilai sebesar 0.766 yang artinya para guru berusaha dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah dengan baik. Pada Gambar 3 terdapat uji boostrapping yang terdapat dua variabel konstruk yaitu model kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru dengan masing-masing indikatornya dan dapat dilihat dengan jelas bahwa adanya pengaruh model kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru memiliki signifikansi nyata. Hal ini dapat dilihat dari beta sebesar 7.414 (t tabel signifikansi 5% = 1.96).
25
MKKepsek
MKGuru
Gambar 4 Output Bootstrapping Step 3
IMPLIKASI MANAJERIAL Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa model kepemimpinan kepala sekolah memiliki implikasi yang positif terhadap motivasi kerja guru. Hal ini telah dibuktikan baik secara analisis deskriptif maupun secara pengujian analisis SEM dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Implikasi ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk perkembangan sekolah selanjutnya. Implikasi manajerial yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah: 1. Berdasarkan analisis deskriptif maupun analisis SEM dengan metode PLS yang dipilih yaitu model kharismatik. Kepala sekolah harus peka terhadap lingkungan dan sumber daya yang ada di sekolah. Apabila lingkungan dan sumber daya di sekolah sudah dibangun dengan suasana yang kondusif, maka kerjasama antara Kepala Sekolah dengan Guru pun menjadi lebih mudah. Model kepemimpinan kharismatik relevan diterapkan di SMK Negeri 3 Kuningan. Kelebihan dari model kepemimpinan kharismatik adalah: lebih mudah mengambil keputusan, mudah mempengaruhi anggota sehingga jarang terjadi salah paham yang berkepanjangan, dan akan sangat mudah dalam memimpin suatu lembaga atau organisasi karena seluruh anggota didalamnya mempunyai loyalitas yang tinggi kepada pemimpinnya. Adapun kekurangan dari model kepemimpinan kharismatik adalah terkadang anggota yang fanatik akan mengikuti pemimpinnya yang kharismatik walaupun kebijakan yang dibuatnya salah. Strategi dalam menerapkan model kepemimpinan kharismatik adalah:
26
2.
a. Dapat memahami bagaimana menyampaikan pesan kepada anggotanya untuk mudah diingat oleh para anggotanya. b. Mampu membuat anggotanya merasa memiliki dan terlibat untuk melakukan apa saja yang disampaikan atasan. c. Mampu menunjukkan integritas dan semangat kepada para anggotanya. Berdasarkan analisis deskriptif mengenai faktor intrinsik motivasi kerja guru yang dipilih yaitu prestasi kerja. Sedangkan menurut analisis SEM dengan PLS yang dipilih yaitu tanggung jawab. a. Prestasi kerja menunjukkan pada hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai. Tingkat prestasi kerja guru merupakan salah satu ukuran tercapainya tujuan sekolah. Adanya motivasi dari para pegawai akan membuat suatu organisasi dapat mencapai visi dari organisasi tersebut. Begitu juga pada SMK Negeri 3 Kuningan, apabila seorang guru sudah termotivasi untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan tepat waktu maka akan menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan. Seorang guru akan bekerja dengan penuh tanggung jawab karena adanya harapan bahwa kebutuhan pokoknya akan terpenuhi bila tujuan sekolah dapat tercapai. b. Tanggung jawab pada guru sangat penting karena seorang guru berusaha menjalankan tugas untuk mengevaluasi hasil belajar mengajar dan mempunyai tanggung jawab atas tercapainya target kurikulum. Guru yang sudah menjalankan tanggung jawabnya dengan baik diharapkan dapat tercapai juga tujuan sekolah di SMK Negeri 3 Kuningan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Para guru sangat setuju model kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan di SMK Negeri 3 Kuningan adalah model kepemimpinan kharismatik. 2. Motivasi kerja guru di SMK Negeri 3 Kuningan menurut analisis deskriptif adalah prestasi kerja sedangkan menurut analisis SEM menggunakan metode PLS adalah tanggung jawab. 3. Model kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi kerja guru di SMK Negeri 3 Kuningan. Saran 1. 2.
Saran yang dapat diberikan kepada SMK Negeri 3 Kuningan adalah: Sebaiknya kepala sekolah lebih bijaksana dan tidak terburu-buru dalam mengambil suatu kebijakan untuk sekolah. Sebaiknya kepala sekolah melakukan kegiatan conselling agar dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan para guru.
27
DAFTAR PUSTAKA Ghozali Imam. 2008. Strutural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Edisi 2. Semarang:s Badan Penerbit Universitas Dipenogoro Hartanto F. 2009. Paradigma Baru Manajemen Indonesia: Menciptakan Nilai dengan Bertumpu pada Kebajikan dan Potensi Insani. Bandung: PT Mizan Pustaka. Robbins P dan Judge T. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Sunyoto D. 2012. Teori, Kuesioner, dan Analisis Data Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Umar H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wibowo. 2013. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. http://www.ekonomi.kompasiana.com [30 Maret 2013]
28
LAMPIRAN Lampiran 1 Data Guru SMK Negeri 3 Kuningan yang Telah Mendapatkan Sertifikasi
29
Lanjutan
Lampiran 1 Data Guru SMK Negeri 3 Kuningan yang Telah Mendapatkan Sertifikasi
30
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MODEL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMK NEGERI 3 KUNINGAN Nomor Kuesioner: Tanggal: Kuesioner ini merupakan salah satu instrument penelitian untuk pengumpulan data yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan yang dilakukan oleh: Peneliti : Donna Tejaningrum NRP : H24114066 Program Studi : Manajemen Fakultas : Ekonomi dan Manajemen Dalam pengisian kuesioner ini apapun jawaban Bapak/Ibu adalah benar dan tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu tanpa mengurangi rasa hormat, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu dapat meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap dan jelas. Semua informasi yang diterima dari hasil kuesioner ini diperuntukkan untuk keperluan akademis. Adapun cara pengisian kuesioner yaitu dengan memberikan penilaian pada setiap pernyataan yang telah tersedia pada lembar kuesioner. Terima kasih ataskerjasama Bapak/Ibu/Saudara/-i. Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda checklist (√) dianggap paling sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu
pada jawaban yang
Identitas Responden 1. Jenis Kelamin
: a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Usia
:
3. Agama
:
4. Pendidikan Terakhir
: a. D3
b. S1
5. Status Pegawai
: a. Guru Tetap
b. Guru Tidak Tetap
6. Lama Kerja
:
7. Jabatan
:
c.S2
Tahun/Bulan
1. Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Keterangan: (STS): Sangat Tidak Setuju, (TS): Tidak Setuju, (S): Setuju, (SS): Sangat Setuju No. 1. 2. 3.
Pernyataan Mempunyai visi dalam mencapai tujuan sekolah menuju arah yang lebih baik Rela berkorban untuk mencapai visi sekolah Peka terhadap lingkungan dan sumber daya yang ada di sekolah
STS
TS
S
SS
31
No. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Pernyataan Mengerti terhadap kemampuan dan kebutuhan para guru Dapat merasakan perilaku yang menyimpang dari norma yang ada di sekolah Menjanjikan reward kepada guru yang kinerjanya baik Mengamati adanya penyimpangan aturan di sekolah Melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan aturan sekolah Hanya ikut campur tangan ketikastandar sekolah tidak tercapai Melepaskan tanggung jawab pekerjaan sepenuhnya kepada para guru Seluruh guru memiliki rasa bangga terhadap Kepala Sekolah Mengekspresikan maksudnya dalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti guru Mampu berfikir secara cerdas Dapat mengatasi masalah yang ada di sekolah dengan hati-hati Memberikan perhatian secara personal kepada masingmasing guru Memberikan nasihat secara personal kepada masingmasing guru Mampu menjelaskan visi sekolah kepada guru baik secara lisan maupun tertulis Mampu menyatakan visi tidak hanya secara verbal tetapi melalui perilakunya Mampu mencapai visi dalam berbagai situasi Mampu membedakan perilaku para guru saat menghadapi situasi yang sama Konsisten dalam menjalankan fungsinya sebagai pemimpin Mampu mengarahkan kepada seluruh guru untuk mentaati peraturan yang telah disepakati bersama
STS
TS
S
SS
2. Faktor Intrinsik Motivasi Kerja Guru Keterangan: (STS): Sangat Tidak Setuju, (TS): Tidak Setuju, (S): Setuju, (SS): Sangat Setuju a. Prestasi Kerja No. Pernyataan Tugas yang diberikan kepada guru dapat dikerjakan 1. dengan penuh tanggung jawab 2. Pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu Mampu menyelesaikan pekerjaan yang penuh dengan 3. tantangan
STS
TS
S
SS
TS
S
SS
Lanjutan 2. Faktor Intrinsik Motivasi Kerja Guru b. Pengakuan dan Penghargaan No. 1. 2.
Pernyataan Berusaha mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah atas prestasi kerja sebagai guru Berusaha mendapatkan pengakuan atas kemampuan dibidang keahlian yang saya miliki
3.
Berusaha meningkatkan semangat kerja
4.
Merasa bangga bisa bekerja di sekolah ini
STS
32
c. Pekerjaan itu Sendiri No. 1. 2. 3. 4.
Pernyataan
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
STS
TS
S
SS
Tanggap terhadap tugas yang menantang Menyukai pekerjaan sebagai guru karena sesuai dengan kemampuannya Mengikuti program pelatihan baik yang ada di sekolah maupun luar sekolah Bersedia melanjutkan pendidikan kembali diluar jam kerja sekolah
d. Tanggung Jawab No.
Pernyataan
1.
Mampu menjaga kepercayaan atas pekerjaan yang diberikan
2.
Bertanggungjawab terhadap potensi yang dimiliki
3.
Berusaha menjalankan tugas yang diberikan kepala sekolah dengan baik
4.
Siap untuk menjalankan pekerjaan tambahan
e. Kemungkinan untuk Maju
No.
Pernyataan
1.
Berusaha untuk mencapai kemajuan dalam pekerjaannya
2.
Berusaha untuk mendapatkan posisi yang lebih baik lagi
3.
Berusaha mencari peluang agar lebih meningkatkan pengalaman dalam bekerja
33
Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji Validitas Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Correlations MKK1
MKK2
MKK3
MKK4
MKK5
MKT1
MKT2
MKT3
MKT4
MKT5
MKTn1
MKTn2
TotMKKepsek
Pearson Correlation
0,560
Sig. (2-tailed)
0,023
N
30,000
Pearson Correlation
0,634
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,560
Sig. (2-tailed)
0,001
N
30,000
Pearson Correlation
0,185
Sig. (2-tailed)
0,329
N
30,000
Pearson Correlation
0,653
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,420
Sig. (2-tailed)
0,021
N
30,000
Pearson Correlation
0,723
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,653
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,056
Sig. (2-tailed)
0,767
N
30,000
Pearson Correlation
0,135
Sig. (2-tailed)
0,478
N
30,000
Pearson Correlation
0,772
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,584
Sig. (2-tailed)
0,001
N
30,000
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
34
Lanjutan Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji Validitas Model Kepemimpinan Kepala Sekolah Correlations MKTn3
MKTn4
MKTn5
MKTn6
MKV1
MKV2
MKV3
ATL1
ATL2
ATL3
TotMKKepsek
Pearson Correlation
0,764
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,560
Sig. (2-tailed)
0,001
N
30,000
Pearson Correlation
0,364
Sig. (2-tailed)
0,048
N
30,000
Pearson Correlation
0,498
Sig. (2-tailed)
0,005
N
30,000
Pearson Correlation
0,554
Sig. (2-tailed)
0,001
N
30,000
Pearson Correlation
0,652
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,682
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,748
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,726
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,574
Sig. (2-tailed)
0,001
N
30,000
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
35
Lanjutan Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji Validitas Motivasi Kerja Guru Correlations MKPK1
MKPK2
MKPK3
MKPP1
MKPP2
MKPP3
MKPP4
MKPS1
MKPS2
MKPS3
MKPS4
MKTJ1
TotMKKepsek
Pearson Correlation
0,456
Sig. (2-tailed)
0,011
N
30,000
Pearson Correlation
0,686
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,667
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,435
Sig. (2-tailed)
0,016
N
30,000
Pearson Correlation
0,458
Sig. (2-tailed)
0,011
N
30,000
Pearson Correlation
0,548
Sig. (2-tailed)
0,002
N
30,000
Pearson Correlation
0,719
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,696
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,525
Sig. (2-tailed)
0,003
N
30,000
Pearson Correlation
0,558
Sig. (2-tailed)
0,001
N
30,000
Pearson Correlation
0,506
Sig. (2-tailed)
0,004
N
30,000
Pearson Correlation
0,651
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
36
Lanjutan Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Uji Validitas Motivasi Kerja Guru Correlations MKTJ2
MKTJ3
MKTJ4
MKKM1
MKKM2
MKKM3
TotMKKepsek
Pearson Correlation
0,678
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,704
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,731
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Pearson Correlation
0,557
Sig. (2-tailed)
0,001
N
30,000
Pearson Correlation
0,418
Sig. (2-tailed)
0,022
N
30,000
Pearson Correlation
0,839
Sig. (2-tailed)
0,000
N
30,000
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Uji Reliabilitas Model Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Reliability Statistics Cronbach's Alpha 0,928
37
Lampiran 4 Outer Loading ATL1 <‐ MKKepsek ATL2 <‐ MKKepsek ATL3 <‐ MKKepsek MKK2 <‐ MKKepsek MKK3 <‐ MKKepsek MKK5 <‐ MKKepsek MKKM1 <‐ MKGuru MKKM3 <‐ MKGuru MKPK2 <‐ MKGuru MKPK3 <‐ MKGuru MKPP4 <‐ MKGuru MKPS1 <‐ MKGuru MKPS2 <‐ MKGuru MKPS3 <‐ MKGuru MKT1 <‐ MKKepsek MKT2 <‐ MKKepsek MKT3 <‐ MKKepsek MKTJ1 <‐ MKGuru MKTJ2 <‐ MKGuru MKTJ3 <‐ MKGuru MKTn1 <‐ MKKepsek MKTn3 <‐ MKKepsek MKTn6 <‐ MKKepsek MKV1 <‐ MKKepsek MKV2 <‐ MKKepsek MKV3 <‐ MKKepsek
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
0,5042
0,4831
0,0879
0,0879
5,7334
0,6779
0,6644
0,0629
0,0629
10,775
0,689
0,6828
0,0586
0,0586
11,7474
0,5694
0,5613
0,094
0,094
6,0567
0,7128
0,7108
0,0518
0,0518
13,7684
0,6633
0,6587
0,0614
0,0614
10,7953
0,5204
0,4907
0,1383
0,1383
3,7631
0,5779
0,5549
0,1089
0,1089
5,3057
0,6793
0,6822
0,0763
0,0763
8,9065
0,6456
0,6588
0,076
0,076
8,493
0,6551
0,6356
0,0983
0,0983
6,6624
0,6367
0,6282
0,0919
0,0919
6,9263
0,5475
0,5469
0,0985
0,0985
5,5566
0,5657
0,5721
0,0762
0,0762
7,4204
0,5588
0,553
0,0788
0,0788
7,0909
0,5865
0,578
0,0797
0,0797
7,3571
0,6648
0,6515
0,0627
0,0627
10,6088
0,7179
0,6995
0,0818
0,0818
8,7819
0,721
0,7042
0,0777
0,0777
9,2778
0,7564
0,7444
0,058
0,058
13,0501
0,521
0,5178
0,0787
0,0787
6,6191
0,5969
0,5892
0,0788
0,0788
7,5764
0,5832
0,5859
0,072
0,072
8,0945
0,6341
0,6239
0,062
0,062
10,2298
0,6656
0,6611
0,0566
0,0566
11,7614
0,6651
0,6613
0,0623
0,0623
10,6835
38
Lampiran 5 Cross Loading MKKepsek MKGuru ATL1 0.504 ‐0.033 ATL2 0.678 0.229 ATL3 0.689 0.329 MKK2 0.569 0.328 MKK3 0.713 0.494 MKK5 0.663 0.314 MKKM1 0.068 0.520 MKKM3 0.334 0.578 MKPK2 0.434 0.679 MKPK3 0.446 0.646 MKPP4 0.277 0.655 MKPS1 0.287 0.637 MKPS2 0.292 0.548 MKPS3 0.242 0.566 MKT1 0.559 0.169 MKT2 0.587 0.261 MKT3 0.665 0.294 MKTJ1 0.317 0.718 MKTJ2 0.306 0.721 MKTJ3 0.375 0.756 MKTn1 0.521 0.185 MKTn3 0.597 0.403 MKTn6 0.583 0.276 MKV1 0.634 0.346 MKV2 0.666 0.308 MKV3 0.665 0.347
39
Lampiran 6 Average Variance Extracted (AVE), Composite Reliability dan Cronbach Alpha Average Variance Extracted (AVE) AVE MKKepsek 0.3876 MKGuru 0.4132
Akar AVE 0.6226 0.6428
Composite Reliability Composite Cronbachs Reliability Alpha MKKepsek 0.9039 0.8899 MKGuru 0.8843 0.8591
40
Lampiran 7 R-square dan Path Coefficient R-square R Square MKKepsek 0.0000 MKGuru 0.2680
Path Coefficient
MKKepsek ‐> MKGuru
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
0.5177
0.5614
0.0698
0.0698
7.4141
41
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kabupaten Kuningan pada tanggal 14 April 1990 dari ayah Anton Sutedjo MPd dan ibu Acih Rohani. Penulis adalah putri kedua dari dua bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kuningan dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Program Diploma Institut Pertanian Bogor pada program keahlian Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa (PPMJ) melalui jalur USMI. Pada tahun 2011 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor untuk Program Sarjana Alih Jenis Manajemen (PSAJM).