52
PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP NON PERFORMING LOAN BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK
Jovian Tedja Program Studi Magister Manajemen, Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan
Abstract Bank is a business entity that collects funds from the community in the form of deposits, and then distribute it in the form of credit in order to improve the standard of living of the society. Loans granted by the bank hopefully will increase the national income. This study aims to determine whether the loan to deposit ratio affect on nonperforming loans in Bank Nusantara Parahyangan Tbk branch Dago, Bandung using descriptive research method. The analysis technique used is a simple linear analysis with the assistance of normality test to determine whether a simple distributed data, determination coefficient analysis to measure how far the overall independent variables can explain the dependent variable, and t test to determine the effect of indepent variable on the dependent variable. The results showed that the Loan to Deposit Ratio affect on non-performing loans. In this study we can also see that the NPL Bank Nusantara Parahyangan Tbk branch Dago, Bandung can be said to be healthy. Key Words: Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, credit, bank
1. PENDAHULUAN Bank merupakan lembaga yang berperan sangat penting dalam aktivitas perdagangan nasional maupun internasional serta pembangunan nasional. Bank memiliki 3 kegiatan pokok yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, serta menyediakan jasa perbankan lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok yang dilakukan bank. Kegiatan bank yang termasuk dalam menghimpun dana yaitu simpanan giro, tabungan dan deposito. Sebagai balas jasa bank memberikan hadiah bagi para penghimpun dana dalam bentuk bunga. Sedangkan kegiatan bank menyalurkan dana seperti memberikan pinjaman atau menyalurkan kredit kepada orang-orang yang membutuhkan. Sebagai imbalan atas penyaluran dana yang dilakukan bank, bank memperoleh imbalan dalam bentuk bunga. Kegiatan bank dalam menyalurkan dana ini disebut juga sebagai financial intermediary karena disini bank bertindak sebagai lembaga perantara yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan, lalu menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman. Sebelum bank menyalurkan dananya kepada orang-orang yang membutuhkan, pihak bank harus memastikan terlebih dahulu bahwa calon nasabah memiliki kemampuan
53
serta itikad baik untuk mengembalikan pinjaman serta bunganya sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Untuk memastikan bank memilih calon nasabah peminjam yang baik, maka bank menggunakan analisis 5C, yaitu character, capacity, capital, condition, dan collateral sebelum bank menyalurkan kreditnya kepada calon nasabah tersebut. Dengan menggunakan analisis 5C tersebut, bank diharapkan dapat memininimalisir terjadinya kredit macet dan juga melihat tanggung jawab, keseriusan bisnis serta itikad baik dari debitur untuk membayar kembali pinjamannya ke bank. Tetapi walaupun bank sudah melakukan analisis 5C kemungkinan terjadinya kredit yang bermasalah tetap saja ada. Kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) merupakan kredit yang jangka waktu pembayaran pokok dan bunga pinjaman melebihi 90 hari. Untuk menghitung NPL kredit dikelompokkan dalam 5 golongan yaitu kredit lancar, kredit dalam perhatian khusus, kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Yang menjadi perhatian dalam NPL adalah kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Apabila NPL lebih besar dari penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank belum efektif dan efisien. Sedangkan faktor eksternal adalah kredit bermasalah yang disebabkan karena nasabah memiliki niat tidak baik untuk mengembalikan pinjaman atau terganggunya usaha nasabah tersebut sehingga nasabah memiliki kesulitan dalam membayar kembali pinjaman beserta bunganya. Hal ini yang membuat Non Performing Loan (NPL) suatu bank meningkat. Sebelum bank menyalurkan kredit atau pinjaman kepada para calon debitur sebaiknya pihak bank melakukan analisis penilaian kredit dengan lebih ketat lagi serta bank melakukan pengawasan kepada setiap karyawan yang tugasnya berkaitan dengan menyalurkan kredit sehingga bank mengetahui kemana arah dari kredit yang disalurkan tersebut. Selain itu bank juga perlu melakukan pengawasan secara periodic kepada para nasabahnya apabila nasabahnya memgalami suatu masalah seperti masalah kebangkrutan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga tingkat Non Performing Loan (NPL) yang sehat di masa yang akan datang. Menurut Mahmoeddin (2010:2-3) pengertian kredit bermasalah adalah kredit dimana debiturnya tidak memenuthi persyaratan yang telah diperjanjikan sebelumnya misalnya persyaratan mengenai pembayaran bunga, pengembalian pokok pinjaman, peningkatan margin deposit, pengikatan dan peningkatan agunan. Selain itu tidak menepati jadwal angsuran juga merupakan NPL. Oleh sebab itu bank sebaiknya tidak terlalu berambisi untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dengan meningkatkan penyaluran kreditnya. LDR menggambarkan sejauh mana dana yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito disalurkan kembali dalam bentuk kredit atau pinjaman.
54
Selain itu rasio LDR juga dapat digunakan untuk melihat besar kecil pemberian kredit yang dilakukan suatu bank. Apabila rasio LDR ini tinggi menggambarkan bahwa semakin besar jumlah kredit yang diberikan oleh suatu bank akan menimbulkan resiko kredit yang cukup tinggi atas kredit yang disalurkan tersebut. Disini peneliti ingin membahas mengenai pengaruh dari LDR terhadap NPL karena penyaluran kredit yang dilakukan bank sangat berpengaruh terhadap NPL suatu bank. Berikut ini merupakan data perkembangan NPL dan LDR per semester pada Bank Nusantara Parahyangan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Tabel 1.1 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) per semester Bank BNP RATIOS JUN'09 DEC'09 JUN'10 DEC'10 JUN'11 DEC'11 JUN'12 DEC'12 JUN'13 DEC'13
NPL 2.91% 1.83% 1.39% 0.67% 0.68% 0.88% 0.92% 0.97% 1.00% 0.92%
LDR 59.08% 76.60% 75.72% 80.41% 81.53% 84.92% 84.54% 84.74% 91.04% 84.44%
Sumber: Bank BNPcabang Dago (data diolah) Berdasarkan tabel 1.1, kita dapat melihat dari tahun 2009-2013 NPL Bank BNP cenderung menurun dan juga berfluktuasi dari tahun ke tahun, sedangkan LDR Bank BNP cenderung meningkat dan berfluktuasi juga dari tahun ke tahun. Untuk mempertahankan NPL agar tidak melebihi 5% maka bank harus memperhatikan setiap kredit yang disalurkan kepada para nasabahnya dengan menggunakan analisis 5C disamping itu prosedur dan kebijakan bank dalam penyaluran kredit juga harus dilakukan seefektif mungkin agar dapat meminimalisir kredit bermasalah. Sedangkan LDR Bank BNP yang meningkat dari tahun ke tahun namun berfluktuasi menggambarkan performa yang semakin baik karena meurut peraturan Bank Indonesia no 012/19/PBI/2010 tingkat LDR haruslah berada pada kisaran 78%-100%.
55
2. KERANGKA PEMIKIRAN Kredit bermasalah suatu bank dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik factor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang menyebabkan terjadinya suatu kresit bermasalah misalnya prosedur serta kebijakan pemberian kredit yang dilakukan oleh bank masih longgar sehingga penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank belum efektif dan efisien. Sedangkan faktor eksternal adalah kredit bermasalah yang disebabkan karena nasabah memiliki niat tidak baik untuk mengembalikan pinjaman atau terganggunya usaha nasabah tersebut sehingga nasabah memiliki kesulitan dalam membayar kembali pinjaman beserta bunganya. Hal ini yang membuat Non Performing Loan (NPL) suatu bank meningkat. Sebelum bank menyalurkan kredit atau pinjaman kepada para calon debitur sebaiknya pihak bank melakukan analisis penilaian kredit dengan lebih ketat lagi serta bank melakukan pengawasan kepada setiap karyawan yang tugasnya berkaitan dengan menyalurkan kredit sehingga bank mengetahui kemana arah dari kredit yang disalurkan tersebut. Selain itu bank juga perlu melakukan pengawasan secara periodic kepada para nasabahnya apabila nasabahnya memgalami suatu masalah seperti masalah kebangkrutan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga tingkat Non Performing Loan (NPL) yang sehat di masa yang akan datang. Menurut Mahmoeddin (2010:2-3) pengertian kredit bermasalah adalah kredit dimana debiturnya tidak memenuthi persyaratan yang telah diperjanjikan sebelumnya misalnya persyaratan mengenai pembayaran bunga, pengembalian pokok pinjaman, peningkatan margin deposit, pengikatan dan peningkatan agunan. Selain itu tidak menepati jadwal angsuran juga merupakan NPL. Oleh sebab itu bank sebaiknya tidak terlalu berambisi untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dengan meningkatkan penyaluran kreditnya. Gambar 1.1 Gambar Model Penelitian
56
3. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kredit Kredit berasal dari kata cradere atau credium. Kata ini berasal dari Bahasa Yunani yaitu creder yang memiliki arti kepercayaan sedangkan credium berasal dari Bahasa latin yang memiliki arti yaitu kebenaran atau kepercayaan. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7/1992 tengang perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan menurut Hasibuan (2006:46), kredit adalah semua jenis pinjaman uang atau barang yang wajib dibayar kembali bunganya oleh peminjam. Kriteria penilaian umum yang dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan kredit atau pinjaman adalah dengan melakukan analisis 5C dan 7P. 5C menurut Kasmir (2012:117-119): 1. Character Sifat atau watak seseorang 2. Capacity Kemampuan nasabah dalam membayar kredit 3. Capital Keefektifan penggunaan modal nasabah. Biasa dilihat dari laporan keuangan 4. Condition Melihat kondisi ekonomi, sosial, dan politik sekarang sebagai prediksi untuk masa depan 5. Collateral Jaminan nasabah Selain 5C, penilaian kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P yaitu: 1. Personality Kepribadian nasabah 2. Party Klasifikasi nasabah ke dalam kelompok tertentu 3. Purpose Tujuan nasabah dalam mengambil kredit 4. Prospect Potensi usaha nasabah di masa mendatang 5. Payment
57
Data historis pembayaran kredit nasabah 6. Profitability Kemampuan nasabah dalam mencari laba 7. Protection Jaminan barang, orang atau asuransi untuk debitur 3.2 Analisis Laporan Keuangan Menurut Sundjaja, Barlian, dan Sundjaja (2007:145), laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok, dan kreditur, pemilik perusahaan, manajemen perusahaan, investor, pelanggan maupun karyawan dalam mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Analisis laporan keuangn bersifat relatif karena didasarkan pada pengetahuan dan menggunakan rasio. Analisis rasio merupakan suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Sundjaja, Barlian dan Sundjaja (2007:148) membagi rasio keuangan ke dalam lima kategori dasar yaitu: 1. Rasio likuiditas 2. Rasio aktivitas 3. Rasio hutang 4. Rasio profitabilitas 5. Rasio pasar Rasio likuiditas, aktivitas, dan rasio hutang merupakan rasio utama yang digunakan untuk mengukur risiko. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur hasil. Sedangkan rasio pasar mengukur dua variabel yaitu hasil dan risiko. Dalam jangka pendek unsur terpenting adalah likuiditas, aktivitas, dan profitabilitas. Jika perusahaan tidak dapat bertahan dalam jangka pendek maka tidak perlu memperhatikan prospek jangka panjangnya. Rasio hutang digunakan jika analis yakin bahwa perusahaan akan berhasil dalam jangka pendek.
3.3 Non Performing Loan (NPL) Non Performing Loan (NPL) adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui apakah bank berada dalam kondisi yang sehat atau tidak. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, rasio ini tidak boleh lebih besar dari 5%. Apabila NPL lebih besar dari 5% maka bank berada dalam kondisi tidak sehat. Rumus untuk menghitung rasio NPL adalah:
58
3.4 Loan To Deposit Ratio (LDR) Loan To Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang membandingkan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang diterima oleh bank. Pada tanggal 1 Maret 2011, Bank Indonesia memberlakukan peraturan Bank Indonesia no. 012/19/PBI/2010 mengenai ketentuan standar LDR pada tingkat 78%-100%. Apabila bank berada diluar tingkat terbut, maka bank akan dikenakan denda sebesar 0,1% dari jumlah simpanan nasabah di bank untuk setiap kekurangan 1% LDR yang dialami suatu bank. Menurut Rivai, Veithzal, dan Indroes (2007:724)Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang diterima oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rasio ini menggambarkan kemampuan suatu bank dalam menyalurkan dananya kepada nasabhnya dengan menggunakan modal yang dimiliki dari bank tersebut dan juga dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung Loan To Deposit Ratio (LDR) adalah:
3.5 Penyelesaian Kredit Macet Dalam hal kredit macet, bank perlu melakukan penyelamatan sehingga tidak mengalami kerugian yang besar. Menurut Kasmir (2012:129-130) ada beberapa cara yang dilakukan bank untuk menyelamatkan kredit macet antara lain: 1. Rescheduling Memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran 2. Reconditioning Mengubah persyaratan pinjaman 3. Restructuring Menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang layak. 4. Kombinasi Kombinasi dari ketiga cara diatas 5. Penyitaan Pilihan terakhir apabila nasabah sudah tidak punya itikat baik atau kemampuan untuk membayar
59
4. METODE& OBJEK PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sekaran dan Bougie (2010:105), metode deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjalaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Tujuannya adalah untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, dll. Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana prosdeur dan kebijakan yang dimiliki Bank BNP dalam menyalurkan kreditnya. 4.2 Jenis Data Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari buku-buku yang membahas mengenai perbankan dan juga buku kebijakan dan prosedur pemberian kredit Bank BNP. Sedangkan data kuantitatif disini merupakan data yang berupa angka-angka seperti rasio keuangan Bank BNP selama 5 periode dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Rasio keuangan tersebut antara lain rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dan rasio Non Performing Loan (NPL) 4.3 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara. Data sekunder diperoleh dari datadata daru luar perusahaan seperti studi kepustakaan dari buku-buku dan literature. 4.4 Variabel Penelitian Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Variabel bebas atau independent variable yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat atau dependent variable. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). 2. Variabel terikat atau dependent variable merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau independent variable. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah rasio Non Performing Loan (NPL) 4.5 Teknik Analisis Data 4.5.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual model regresi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji normalitas
60
adalah uji Kolmogorov Smirnov. Jika hasil uji Kolmogorov Smirnov > 0,05 menyimpulkan asumsi normalitas terpenuhi. Selain itu uji normalitas dapat menggunakan metode analisis grafik normal P-P plot. Apabila grafik normal P-P plot ini datanya menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menggambarkan pola distribusi normal dapat disimpulkan model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. Namun jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonalnya dan juga grafis histogramnya tidak menggambarkan pola distribusi normal maka dapat disimpulkan model regresi ini tidak memenuhi asumsi normalitas. 4.5.2 Analisis Regresi Linear Sederhana Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis regresi sederhana (Simple regression Analysis) untuk memprediksi nilai dependent variable (Y) berdasarkan nilai independent variable (X). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b(X) Keterangan: Y = dependent variable (NPL) a = konstanta b = koefisien regresi X = independent variable (LDR)
Dimana untuk menghitung a dan b digunakan rumus sebagai berikut: a=
b=
(∑
∑
(∑
(∑ ) ) (∑ )(∑ ) ) (∑ )²
4.5.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel bebasnya secara keseluruhan dapat menjelaskan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara 0 sampai dengan 1 atau (0 < R2< 1). Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1 maka pengaruh independent variable terhadap dependent variable semakin kuat. Namun apabila angka koefisien determinasi mendekati nol menggambarkan pengaruh independent variable terhadap dependent variable semakin kecil.
61
4.5.4 Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari indepent variable terhadap dependent variable. Independent variable disini adalah rasio LDR sedangkan dependent variable adalah NPL. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk uji t ini adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis H0 = tidak terdapat pengaruh antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Non Performing Loan (NPL) pada Bank BNP Ha = terdapat pengaruh antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Non Performing Loan (NPL) pada Bank BNP 2. Menentukan tingkat signifikansi dengan menggunakan degree of freedom (df) Rumus = (n-k-1) 3. Menentukan t hitung dengan menggunakan rumus
Keterangan: Ti = nilai t hitung Bi = koefisien regresi Sbi = standar error Jika t hitung > t tabel maka ho ditolak dan ha diterima Jika t hitung < t tabel maka ho diterima dan ha ditolak 4.6 Objek Penelitian Objek yang diteliti penulis disini adalah Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BNP) yang berlokasi di Bandung dan berkantor pusat di jalan IR. Juanda No. 95 (Dago), Bandung, Indonesia.
62
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif N LDR NPL Valid N (listwise)
10 10
Descriptive Statistics Minimum Maximum Mean 59.08 .67
91.04 2.91
Std. Deviation 80.3020 8.67949 1.2170 .68780
10
Tabel diatas merupakan gambaran hasil penelitian Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank BNP dari tahun 2009 hingga 2013. Berdasarkan hasil tabel diatas nilai rata-rata LDR lebih besar dibandingkan dengan standar deviasinya. Hal yang sama juga berlaku untuk NPL dimana nilai NPL lebih besar dari standar deviasinya. Oleh karena itu dapat dikatakan data terdistribusi dengan baik Untuk dapat melihat data NPL dan LDR lebih jelas maka dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Tabel 5.2 NPL tahun 2009-2013 RASIO BANK BNP TAHUN NPL (Y) JUN'09 2,91% DEC'09 1,83% JUN'10 1,39% DEC'10 0,67% JUN'11 0,68% DEC'11 0,88% JUN'12 0,92% DEC'12 0,97% JUN'13 1,00% DEC'13 0,92% Rata-rata 1,22% Max 2,91% Min 0,67%
63
Tabel 5.3 LDR tahun 2009-2013 RASIO BANK BNP TAHUN LDR (X) JUN'09 59,08% DEC'09 76,60% JUN'10 75,72% DEC'10 80,41% JUN'11 81,53% Tabel 5.3 (Lanjutan) LDR tahun 2009-2013 DEC'11 84,92% JUN'12 84,54% DEC'12 84,74% JUN'13 91,04% DEC'13 84,44% Rata-rata 80,30% Max 91,04% Min 59,08% 5.2 Analisis Koefisien Determinasi Tabel 5.4 Analisis Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1
R R Square ,878a ,771
Adjusted R Square ,742
Std. Error of the Estimate ,34903
a. Predictors: (Constant), LDR b. Dependent Variable: NPL
Koefisien determinasi dari hasil perhitungan diatas diperoleh dari hasil R square sebesar 77,1%. Hal ini menunjukkan bahwa LDR memberikan pengaruh sebesar 77,1% terhadap NPL, sedangkan sisanya sebesar 22,9% NPL dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 5.3 Pengaruh LDR terhadap NPL Untuk mengetahui pengaruh LDR terhadap NPL, maka penulis menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan model sebagai berikut: Y = a + bX keterangan : Y = Non Performing Loan (NPL)
X = Loan to Deposit Ratio (LDR)
a = Konstanta b = Koefisien regresi Dengan bantuan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
64
Tabel 5.5 Analisis Regresi Linear Sederhana Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 6,805 1,082 LDR -,070 ,013 a. Dependent Variable : NPL
Standardized Coefficients Beta -,878
t 6,289 -5,191
Sig. ,000 ,001
Dari SPSS diperoleh model regresi sebagai berikut: Y = 6,805 – 0,070 X Nilai konstanta a mempunyai arti bahwa ketika Loan to Deposit Ratio (LDR) (X) bernilai nol atau Non Performing Loan (NPL) (Y) tidak dipengaruhi oleh Loan to Deposit Ratio (LDR), maka rata-rata Non Performing Loan (NPL) bernilai 6,805. Sedangkan koefisien regresi b memiliki arti bahwa jika variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) (X) meningkat sebesar satu persen, maka Non Performing Loan (NPL) (Y) Bank BNP akan menurun sebesar 0,070 persen. Koefisien regresi tersebut bernilai negatif, yang memiliki arti bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) memberikan pengaruh negatif terhadap Non Performing Loan (NPL), jadi semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR) maka semakin menurun Non Performing Loan (NPL) 5.4 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada dua teknik untuk uji normalitas ini yaitu uji Kolmogorov Smirnov dan uji P – P plot. Berikut ini hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov: Tabel 5.6 Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N a,b Mean Normal Parameters Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Unstandardiz ed Residual 10 ,0000000 ,32906549 ,181 ,125 -,181 ,572 ,898
65
Analisis kenormalan berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov mensyaratkan kurva normal apabila nilai Asymp. Sig. berada di atas batas maximum error, yakni 0,05. Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,898. Melalui hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat signifikansi sebesar 5% maka data terdistribusi dengan normal dikarenakan nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,898 lebih besar dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan yakni sebesar 0,05. Berikut ini hasil uji normalitas menggunakan P – P Plot: Tabel 5.7 Uji P-P Plot Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: y 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonalnya. Hal ini menggambarkan bahwa polanya terdistribusi dengan normal sehingga uji normalitas pun terpenuhi. 5.5 Uji Hipotesis (Uji T) H0 = 0
Artinya, tidak terdapat pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Non Performing Loan (NPL).
H1 ≠ 0
Artinya, terdapat pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Non Performing Loan (NPL). Rumus yang digunakan untuk menghitung t hitung adalah: b Se(b)
thit
=
thit
=
thit
= -5,191
66
Dengan = 5% dan dk = 10-2 = 8 diperoleh nilai t tabel sebesar ± 2,306. Berdasarkan kriteria uji berikut: 1. Terima H0 jika –t tabel < t hitung < t tabel 2. Tolak H0 jika t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel Gambar 5.1 Kurva Uji T
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diperoleh nilai t hitung sebesar -5,191. Karena nilai t hitung (-5,191) < -t tabel (-2,306), maka Ho ditolak. Artinya terdapat pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Non Performing Loan (NPL).
6. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis maka terdapat beberapa hal yang dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut: 1. Berdasarkan data yang diperoleh, NPL Bank BNP dari tahun 2009 hingga 2013 berfluktuasi. Namun NPL Bank BNP masih berada dalam batas yang sehat dikarenakan menurut ketentuan Bank Indonesia, NPL yang sehat haruslah berada di bawah 5%. Apabila NPL lebih dari 5% maka resiko kredit yang dihadapi oleh bank cukup besar. Oleh sebab itu bank perlu berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya agar dapat meminimalisir terjadinya kredit bermasalah. 2. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, dari pengujian hipotesis t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Non Performing Loan (NPL). Hal ini digambarkan dari nilai t hitung yang lebih kecil dibandingkan dengan t tabel sehingga ho ditolak. Penelitian ini juga membuktikan terjadinya korelasi negatif dan signifikan antara variabel LDR terhadap variabel NPL. Hal ini bisa dilihat dari Nilai koefisien korelasi (R) sebesar -0,878 yang berarti terjadi korelasi negatif antara Loan to deposit ratio (LDR) terhadap Non Performing Loan (NPL). Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinggi rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) maka semakin menurun rasio Non performing Loan (NPL). Selain itu dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien
67
determinasi sebesar 77,1%. Hal ini menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) memberikan pengaruh sebesar 77,1% terhadap Non Performing Loan (NPL), sedangkan sisanya sebesar 22,9% Non Performing Loan (NPL) dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitiaan ini.
7. DAFTAR PUSTAKA
As, Mahmoeddin., 2010, “Melacak Kredit Bermasalah”, Cetakan Pertama. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Dharma Putra Sundjaja, Inge Barlian, dan Ridwan S Sundjaja., 2007, “Manajemen Keuangan”, Edisi 6 (Buku 1), Jakarta: Literata Lintas Media. Hasibuan, Malayu S.P., 2006, “Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah”, Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara. Kasmir., 2012, “Manajemen Perbankan”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rivai, Andria Permata Veithzal, dan Ferry N Idroes, 2007, “Bank and Financial Institution Management”, Jakarta: Rajawali Pers. [Sekaran, Uma dan Roger Bougie, 2010, “Research Method For Business: A Skill Building Approach”, New York: John Wiley.