Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI SISWA Muslihin (10220142) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh kendala yang mempengaruhi rasa percaya diri pada siswa yaitu siswa masih merasa kurang percaya diri dengan apa yang dilakukan dan dengan kemampuan yang dimiliki, rasa percaya diri setiap siswa berbeda-beda ada yang memiliki rasa percaya diri tinggi ada yang memiliki rasa percaya diri yang rendah karena beberapa faktor yaitu faktor pribadi, orangtua dan lingkungan baik lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai yaitu mengetahui Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X SMA KyAgeng Giri Mranggen Demak, Tahun Pelajaran 2013/2014. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada Pengaru Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X SMA KyAgeng Giri Mranggen Demak, Tahun Pelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Ky Ageng Giri Mranggen Demak baik laki-laki maupun perempuan dengan mengambil populasi sebesar 116 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 90 siswa dari total keseluruhan populasi dengan teknik Propotional Random Sampling. Variabel yang digunakan ada variabel bebas dan variabel terikat. Vareabel bebas (X) adalah Layanan Bimbingan Kelompok, sedangkan variabel terikat (Y) adalah Rasa Percaya Diri Metode pengumpulan data dipilih metode angket, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Dari analisa r tabel data tersebut di peroleh harga rxy 0,411 dengan taraf signifikan 5 % rtabel = 0,207 dan N= 90, maka dari perhitungan menunjukkan rhitung > rtabel ( 0,411>0,207) dengan demikian dapat dikatakan ada pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa Kelas X SMA KyAgeng Giri Mranggen Demak, Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata Kunci : layanan bimbingan kelompok, percaya diri, siswa SMA PENDAHULUAN Siswa yang baru memasuki SMA, biasanya dihadapkan pada masalah penyesuaian diri, diharapkan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Dalam proses penyesuaian diri siswa sering dihadapkan pada persoalan penerimaan dan penolakan dalam pergaulanya. Namun yang lebih penting adalah bagaimana mewujudkan harapan sehingga menjadi kenyataan. Kemungkinan besar suatu hal yang kadang tidak terpikirkan juga menjadi inti masalah sebagai siswa, seperti mengalami kebingungan ketika hendak mengerjakan sesuatu. Kebingungan bukan berarti takut berbuat atau mencoba, tapi tidak tahu bagaimana proses sesuatu itu untuk dilakukan dan atau tidak tahu dari mana melakukan sesuatu yang akan diperbuat. Setiap siswa memiliki rasa percaya diri yang berbeda-beda, ada yang rasa percaya dirinya tinggi dan ada pula yang memiliki rasa percaya diri rendah. Sikap seseorang yang menunjukkan dirinya tidak percaya diri antara lain setiap berbuat sesuatu yang penting dan penuh tantangan sering dihadapi dengan sikap keragu-raguan, tidak yakin, cemas, tidak punya inisiatif, cenderung 14
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
menghindar, mudah patah semangat, tidak berani tampil di depan orang banyak. Rasa tidak percaya diri yang ada pada diri mereka akan membuat mereka takut untuk melakukan dan mencoba sesuatu. Mereka akan selalu merasa tidak mampu dan takut berbuat salah. Ini membuat mereka tidak mengetahui kemampuan
atau potensi apa yang mereka miliki dan akan semakin mengubur
kemampuan atau potensi yang dimilikinya. Rasa tidak percaya diri dapat menyerang siapa saja tanpa membedakan golongan tua maupun muda dan pria maupun wanita. Hal tersebut sangat mengganggu kehidupan pribadi maupun hubungan sosial masyarakat. Tanpa disadari hal ini membuat kita menjadi kurang aman, tidak inggin maju, tidak bahagia, suka uring-uringan dan berbagai macam efek negatif lainnya. Berdasarkan informasi dari konselor SMA Ky Ageng Giri Mranggen Demak, siswa memiliki kecenderungan menutup diri terutama dalam proses belajar mengajar. Sehingga siswa yang tidak percaya diri tidak mampu mengungkapkan perasaannya, pikiran dan aspirasi sehingga takut untuk bertindak, akan menyebabkan tujuan yang dicapai akan sulit terwujud. Dengan keadaan seperti itu maka siswa akan kehilangan motivasi belajar dan prestasi, sehingga kehilangan keberanian untuk mencoba hal baru karena selalu dibayangi perasaan tidak mampu. Siswa SMA Ky Ageng Giri yang memiliki rasa percaya diri rendah memiliki sifat pemalu, tidak mampu mengungkapkan pendapat sehingga mengalami kesulitan berbicara didepan umum dan diskusi dengan orang lain. Dengan rasa percaya diri akan selalu berpikir positif tentang orang lain dan dirinya, saling menghargai, setiap informasi dan komunikasi akan berjalan dengan lancar sehingga proses belajar mengajar akan menjadi menyenangkan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Muhammad Syafi‟ie el-Bantanie, (2010: 177) mengatakan bahwa dengan kepercayaan diri yang tinggi, kita akan mampu menaklukkan setiap tantangan dan rintangan dalam mencapai impian dan cita-cita. Sikap percaya diri harus dimiliki oleh seorang siswa dalam belajar, karena percaya diri akan ada suatu keyakinan dalam diri individu sehingga menentukan bagaimana seseorang akan menilai dan menghargai dirinya. Tingkat kebijaksanaan juga akan mempengaruhi apakah seseorang akan punya rasa percaya diri yang tinggi atau rendah. Selain itu, kualitas dari rasa percaya diri ini bisa diukur berdasarkan berbagai kriteria, misalnya stabilitas dan konsistensi (Pradipta Sarastika, 2014:6). Dengan menumbuhkan rasa percaya diri siswa, diharapkan siswa dapat mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan pada dirinya sendiri. Maka dibutuhkan berbagai bentuk layanan bimbingan dan konseling kepada siswa yang berupa layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan paparan di atas maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan Rasa Percaya Diri Siswa SMA Ky Ageng Giri Mranggen Demak”.
15
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
TINJAUAN PUSTAKA Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Gazda (1978) sebagaimana dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti, (2004: 309) mengatakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok diselengarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal , vokasional, dan sosial. Telah lama dikenal bahwa berbagai informasi berkenaan dengan orientasi siwa baru, pindah program dan peta sosiometri siswa serta bagaimana mengembangkan hubungan antar siswa dapat disampaikan dan dibahas dalam bimbingan kelompok. Dengan demikian jelas bahwa kegiatan dalam bimbingan kelompok ialah pemberian informasi untuk keperluan tertentu bagi para anggota kelompok. Sedangkan menurut Prayitno, (2012:149) adalah bimbingan kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan/atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Menurut Winkel & Sri Hastuti (2006: 547) Bimbingan Kelompok adalah kegiatan kelompok diskusi yang menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing individuindividu dalam kelompok, serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Sedangkan menurut Ahmad Juntika Nurihsan (2011: 23) Bimbingan Kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. Rasa Percaya Diri Menurut Pradipta Sarastika, (2014: 27) rasa percaya diri adalah sebuah ukuran mengenai seberapa besar anda menghargai diri sendiri. Menurut Thantaway dalam tulisan Pradipta Sarastika, (2014: 27) Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Telah didefisinisikan Psikolog W.H. miskell di tahun 1939. Percaya diri sebagai kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki serta dapat memanfaatkannya secara tepat. Percaya diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Seseorang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan berfikir dan berperasaan sehingga seseorang yang mempunyai kebebasan berfikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya 16
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
diri. Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan yang ada didalam diri seseorang harus dikembangkan dan dimanfaatkan agar menjadi produktif dan berguna bagi orang lain. Dari beberapa definisi percaya diri di atas maka penulis menyimpulkan percaya diri adalah suatu sikap atau keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimiliki untuk melalukan suatu tindakan dan dapat memanfaatkan secara tepat.
METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini
adalah penelitian korelasional, yaitu suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih (Sutrisno Hadi, 2006 : 132). Adapun berdasarkan data yang diperoleh, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang cara memperoleh datanya didasarkan pada perhitungan angka-angka atau statistik. Populasi Sugiyono, (2010: 117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto,( 2006: 130) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Sukardi, (2003: 53) populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Ky Ageng Giri Mranggen Demak tahun pelajaran 2013/2014 yang semuanya berjumlah 116 Siswa dari 3 kelas. Dengan perincian sebagai berikut: Tabel 1. Populasi Penelitian No.
Kelas
Laku-laki
Perempuan
Jumlah
1.
X.1
16
20
36
2.
X.2
15
25
40
3.
X.3
15
25
40
Total
116
Sampel Menurut Sugiyono, (2010: 118). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 131) Sampel adalah sebagian 17
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan jumlah sampel (S) dalam penelitian ini digunakan metode table Krecjie untuk menentukan ukuran sampel dengan cara random dari populasi (N) dengan taraf kepercayaan 95% atau kesalahan 5%. Melihat tebel krecjie diketahui bahwa dengan jumlah 116 siswa. Maka sampelnya adalah 89 siswa atau sebesar 78 %. Berdasarkan hasil perhitungan sampel diperoleh angka 90 seperti tabel berikut. Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian dengan Tabel Krejcie No.
Kelas
∑ Populasi
1
X.1
36
2
X.2
40
3
X.3
40
Sampel 36 x 89 = 27,6 116 40 x 89 = 30,6 116 40 x 89 = 30,6 116
Total
Pembulatan Sampel 28 31 31 90
Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (X) Sugiyono, (2010: 61) menyatakan bahwa variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahnya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah layanan bimbingan kelompok disebut variabel X. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau tang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Adapun yang menjadi variabel terikat adalah rasa percaya diri disebut variabel Y. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Penggunaan metode observasi ini adalah, peneliti langsung terjun di lapangan (sekolah) untuk mengetahui kondisi awal tentang objek dan subjek, sehingga observasi yang dilakukan adalah sebagai studi awal sebelum penelitian dilakukan. Sedangkan pada saat pelaksanaan penelitian, penggunaan observasi adalah, peneliti terjun langsung di lapangan guna mengetahui dan mengamati pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dan aktifitas belajar siswa berkaitan dengan penyesuaian diri. 2. Dokumentasi Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui; jumlah siswa setiap 18
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
kelas, nama siswa, nomor induk siswa,
sarana dan prasarana
yang
dimiliki sekolah, dan
sebagainya seperti yang terdapat dalam buku induk (leger). 3. Angket Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung dan tertutup. Disebut langsung karena disebarkan langsung kepada responden dan dikumpulkan pada waktu itu juga, sedang disebut ter-tutup karena responden terikat pada jawaban yang telah disediakan peneliti. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui besarnya skor dari
variabel X dan
variabel Y, sekaligus menjawab permasalahan yang diajukan. Rumus analisis deskriptif persentase yang dimaksud adalah :
DP =
x 100%
Keterangan : „n
= nilai yang diperoleh
N
= nilai total
%
= tingkat keberhasilan yang dicapai.
2. Analisis Korelasi Adapun analisis korelasi yang digunakan adalah analisis korelasi product moment. Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel X (bimbingan belajar) dengan variabel Y (motivasi belajar). Adapun rumusnya adalah :
r Keterangan : rxy = Koefisien korelasi X dan Y. X = Jumlah skor variabel X (pelayanan bimbingan belajar) Y = Jumlah skor variabel Y (motivasi belajar) N = Jumlah subjek (90 siswa) Setelah hasil hitung diketahui, langkah berikutnya hasil hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment pada N (sampel) = 90 yang diperoleh sebesar 0,207. Apabila hasil hitung (r hitung) lebih besar dari angka dalam tabel (r tabel = 0,207), maka hipotesis kerja diterima dan hipotesis nihil ditolak. Sebaliknya bila hasil hitung lebih kecil dari angka dalam tabel (0,207), maka hipotesis kerja ditolak dan hipotesis nihil diterima. 3. Analisis Regresi 19
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam analisis regresi, variabel yang mempengaruhi disebut Independent Variable (variabel bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut Dependent Variable (variabel terikat). Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka disebut sebagai persamaan regresi sederhana, sedangkan jika variabel bebasnya lebih dari satu, maka disebut sebagai persamaan regresi berganda.
Analisis Regresi Sederhana : digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat atau dengan kata lain untuk mengetahui seberapa jauh perubahan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. (Suharsimi Arikunto, 2010 : 338) Secara umum persamaan regresi sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut: Y‟ = a + bX Keterangan : Y‟
= Nilai yang diprediksikan
X
= Nilai variabel independen
a
= Konstanta atau bila harga X=0
b
= koifisien regresi
HASIL PENELITIAN Kategori Layanan Bimbingan Kelompok Tabel 3. Rentangan Kriteria Deskriptif Layanan Bimbingan Kelompok No
Rentangan (%)
Kriteria
1
76 – 100
Sangat baik
2
51 – 75
Baik
3
26 – 50
Cukup Baik
4
0 - 25
Kurang Baik
Setelah dilakukan perhitungan secara detail dengan masing-masing indikator, kemudian dilakukan perhitungan secara menyeluruh. Berdasarkan rumus di atas, yaitu skor yang didapat secara keseluruhan variabel X tentang layanan bimbingan kelompok, maka dapat dikemukakan : „n
= 3.924
N
= 5.400 Angka 5.400 tersebut diperoleh dari: 4 x 15 x 90 dengan penjelasan 4 adalah skor maksimal
jawaban dari angket, 15 adalah jumlah item untuk variabel X, dan 90 adalah jumlah responden. Dengan demikian apabila diterapkan dalam rumus adalah :
20
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
DP = x 100% 3.924
= 5.400 x100% = 0.73
x 100%
= 73 % Setelah hasil hitung diketahui, yaitu sebesar 73%, langkah selanjutnya hasil hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel rentangan kriteria keberhasilan analisis deskriptif persentase (tabel 7) dan ternyata hasil hitung 73% termasuk dalam rentangan antara 51– 75% dengan kriteria baik, sehingga bisa dikemukakan bahwa layanan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru pembimbing SMA Ky Ageng Giri adalah baik. Kategori Rasa Percaya Diri Tabel 4. Rentangan Kriteria Rasa Percaya Diri No
Rentangan (%)
Kriteria
1
76 – 100
Sangat baik
2
51 – 75
Baik
3
26 – 50
Cukup Baik
4
0 - 25
Kurang Baik
Setelah dilakukan perhitungan secara detail dalam indikator, berikut dikemukakan perhitungan secara keseluruhan, yaitu skor yang didapat secara keseluruhan variabel Y tentang layanan bimbingan kelompok, maka dapat dikemukakan sebagai berikut : „n
= 3.929
N
= 5.400 Angka 5.400 tersebut diperoleh dari: 4 x 15 x 90 dengan penjelasan 4 adalah skor maksimal
jawaban dari angket, 15 adalah jumlah item untuk variabel Y, dan 90 adalah jumlah responden. Dengan demikian apabila diterapkan dalam rumus adalah:
DP = x 100% 3.929
= 5.400 x100% = 0.73
x 100%
= 73 % 21
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
Setelah hasil hitung diketahui, yaitu sebesar 73%, langkah selanjutnya hasil hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel rentangan kriteria keberhasilan analisis deskriptif persentase (tabel 7) dan ternyata hasil hitung 73% termasuk dalam rentangan antara 51 – 75% dengan kriteria baik, sehingga bisa dikemukakan bahwa rasa percaya diri siswa SMA Ky Ageng Giri adalah baik. Uji Hipotesis Adapun perhitungan untuk mencari korelasi layanan bimbingan kelompok terhadap rasa percaya diri adalah :
r 90 x 172.424 – 3.929 x 3.929
=
(90 x 173.612 – 3.9242) x (90 x 174.465 – 3.9292) =
100.764 (476,764 x 514,596)
=
100.764 245,340.875
=
0.411
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh 0,411, kemudian hasil hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment pada N (subyek) = 90 pada taraf signifikansi 5% diperoleh angka 0,207. Mengingat hasil hitung (r hitung) lebih besar dari pada angka dalam tabel (r tabel), maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi; ”Ada pengaruh positif antara layanan bimbingan kelompok terhadap rasa percaya diri siswa SMA Ky Ageng Giri semester genap tahun pelajaran 2013/ 2014” Berdasarkan penolakan hipotesis nihil dan penerimaan hipotesis kerja ini memberikan arti bahwa layanan bimbingan kelompok yang diberikan oleh guru pembimbing
memiliki pengaruh
positif dengan rasa percaya diri siswa. Pengaruh ini bersifat positif, karena hasil hitung yang diperoleh juga bersifat positif. Dari data yang diperoleh maka dapat dimasukkan pada rumus persamaan regresi sederhana berikut: Y‟ = a + bX Keterangan : Y‟ = Nilai yang diprediksikan X
= Nilai variabel independen
a
= Konstanta atau bila harga X=0
b
= koefisien regresi 22
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
a
=
(ƩY) . (ƩX2) – (ƩX) . (ƩXY) (n) . (ƩX2) – (ƩX)2)
b
=
(n) . (ƩXY) – (ƩX) . (ƩY) (n) . (ƩX2) – (ƩX)2)
a
=
(3.929 x (173.612)2) – (3.924 x 172.424) (90 x 173.612) – (3.924)2
=
(682.121.548 – 676.591.776) (15.625.088 – 15.397.776)
=
5.529.772 227.304
= b
=
24,32 (90 x 172.424) – (3.924 x 3.929) (90 x 173.612) – (3.929)2
=
(15.518.160 – 15.417.396) (15.625.080 – 15.397.776)
=
100.764 227.304
=
0,44
KESIMPULAN 1. Dalam penelitian ini, diperoleh dari variabel X yaitu layanan bimbingan kelompok di SMA Ky Ageng giri kelas X Mranggen Demak. Dari tiga indikator dua diperoleh indikator diperoleh
skor
skor 76% dan satu
65% . Dari masing-masing hasil hitung indikator dua indicator
termasuk dalam kreteria sangat baik dan satu indicator dalam kreteria baik. Setelah dilakukan pembahasan setiap indikator, kemudian pembahasan secara keseluruhan indikator
sehingga
variabel X mendapat skor 73 % . Layanan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru pembimbing di
SMA Ky Ageng Giri berada pada taraf kriteria baik, yang artinya layanan
bimbingan kelompok yang diberikan guru pembimbing SMA Ky Ageng Giri berjalan dengan baik sehingga siswa merasakan manfaat dari pelaksanaan layanan tersebut. 2. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari variabel Y yaitu rasa percaya diri siswa SMA Ky Ageng Giri kelas X Mranggen berada pada taraf kriteria baik, berarti siswa SMA Ky Ageng Giri mampu menyesuikan diri untuk bersosialisasi dengan kondisi atau lingkungan yang ada, baik di rumah maupun di lingkungan sekolah atau pun berada dilingkungan pondok rasa percaya diri tetap ada.
23
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
3. Berdasarkan hasil hitung korelasi product moment diperoleh 0,411, angka tersebut lebih besar dari angka dalam tabel r product moment pada N (subjek) 90 sebesar 0,207, karena; 0,411 > 0,207, yang berarti bahwa kedua variabel tersebut terdapat pengaruh yang psitif. Dengan demikian secara statistik hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh yang positif antara layanan bimbingan kelompok (X) dengan rasa percaya diri siswa (Y)” terbukti dan dapat diterima.
DAFTAR PUSTAKA
A.N Ubaedy. 2007. Kedahsyatan Berpikir Positif. Depok: PT. Visi Gagas Komunika. Achmad Juntika Nurihsan. 2011. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. .......................................... 2012. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama. Kartini Kartono. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Pustaka Setia. Muhammad Syafi‟ie el-Bantanie. 2010. Kekuatan Berpikir Positif. Jakarta Selatan: PT Wahyumedia. Pradipta Sarastika. 2014. Buku Pintar Tampil Percaya Diri. Yogyakarta: Araska. Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang. Sitti Hartinah DS. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompk. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. ................ 2010. Metode Penilitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. ..................................... 2007.,
Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bumi
Aksara. .................................... 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Yogyakarta: BumiAksara. Sutrisno Hadi. 2006. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset. Wahyu Madya Gunawan. 2009. Kiat Jitu Melawan Rasa Takut. Yogyakarta: Cermelang Publishing. W.S. Winkel dan MM. Sri Hastuti. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
24
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING