PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI WIFI PT, TELKOM DI KABUPATEN BEKASI Nurdin
[email protected] Abstract. This study aims to determine how much influence the quality of products and services to the consumer 's decision to buy the wifi PT, Telkom. The population of this study is people in Calcutta , amounting to 185 people, 50 samples are taken at random. The results of date processing t count = 3.543 > t table value at α 5 % = 2,132 means the quality of the product gave a significant influence on the decision to buy a wifi PT, Telkom . The results obtained date processing t count = 4.875 > t table value at α 5 % = 2,132 customer service means a significant influence on purchase decisions PT, Telkom wifi . While the value of F = 82.485 > t table at α 5 % = 2,132 means of product quality and customer service together provide significant influence on the decision to buy a wifi PT, Telkom. The coefficient of determination (R2) of 54.20 % means that the quality of products and customer service has a significant connection to the wifi PT, Telkom buying decision . while the remaining 45.80 % or /100 % - 54.20 % / affected by other factors not analyzed. Keywords: Quality of Products, Services to the Consumer 's , Decision to Buy. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk dan pelayanan konsumen terhadap keputusan membeli wifi PT, TelkomPT, Telkom. Populasi penelitian ini adalah masyarakat di Bekasi yang berjumlah 185 orang. Sampel penelitian sebanyak 50 orang yang diambil secara acak. Hasil pengolahan data nilai t hitung = 3,543 > nilai ttabel pada α 5% = 2,132 artinya kualitas produk memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom. Hasil pengolahan data diperoleh nilai t hitung = 4,875 > nilai ttabel pada α 5% = 2,132 artinya pelayanan konsumem memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom. Sedangkan nilai fhitung = 82,485> ttabel pada α 5% = 2,132 artinya kualitas produk dan pelayanan konsumen secara bersama-sama memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 54,20 % artinya kualitas produk dan pelayanan konsumen mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom. sedangkan sisanya 45,80 % (100% - 54,20%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dianalisis. Kata Kunci: Kualitas Produk, Pelayanan Konsumen, Keputusan Membeli. Perusahaan dewasa ini mengalami persaingan yang sangat ketat, untuk itu perusahaan perlu menyediakan produk yang berkualitas dan memberi pelayanan yang baik kepada calon pembeli sehingga mempunyai minat untuk membeli produk. Untuk dapat meningkatkan penjualan produk di suatu perusahaan manajemen perlu membuat perencanaan yang baik sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. Dalam melaksanakan penjualan suatu produk, perusahaan perlu membuat suatu strategi yaitu melaksanakan pemasaran baik di media cetak, televisi, radio dan
bertemu langsung kepada calon pengguna jasa telekomunikasi. Selain itu penampilan karyawan merupakan bagian utama stregi pemasaran dalam rangka meningkatkan kepercayaan kepada calon pembeli. Pelayanan konsumen bisa dilakukan pada saat konsumen meminta informasi tentang suatu produk baik berupa barang maupun jasa. Pada saat membeli maupun sesudahnya baik atau kurang baiknya pelayanan yang diberikan kepada konsumen akan membentuk kesan tersendiri terhadap perusahaan yang menjual barang dan jasa. Upaya untuk memberikan kepuasan kepada 195
konsumen, perusahaan perlu memberikan pelayanan yang baik sehingga konsumen mempunyai minat untuk membeli produk wifi. PT, TelkomPT, Telkom merupakan salah satu perusahaan yang bergerak untuk menyediakan jasa telekomunikasi selalu berusaha untuk meraih minat pembeli dengan cara meningkatkan pelayanan dan menyediakan produk yang berkualitas, untuk meraih minat kepada calon pembeli tidak mudah sebab banyak perusahaan yang menjual barang dan jasa yang sejenis dengan kualits yang baik, untuk dapat mengatasi hal itu perusahan perlu meningktkan strateginya, meningkatkan pelayanan, dan menyediakan produk yang lebih berkualitas. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Apakah kualitas produk dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom? (2) Apakah pelayanan konsumen dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom? (3) Apakah kualitas produk dan pelayanan konsumen secara bersama- sama dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom? Tujuan Penelitian adalah (1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom; (2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelayanan konsumen terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom; (3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk dan pelayana konsumen secara bersamasama berpengaruh terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom. KAJIAN LITERATUR Keputusan Membeli Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia (konsumen), maka dilakukan suata cara, yaitu melalui pemasaran. Nugroho (2002: 2) menyatakan bahwa keputusan membeli adalah merupakan suatu proses aktivitas masing–masing individu yang dilakukan dalam rangka mengevaluasi, mendapatkan, penggunaan, serta mengatur barang dan jasa. Menurut Kotler ( 1987: 98) keputusan membeli melalui empat tahap, yaitu : (1) Pengenalan kebutuhan artinya 196
proses pembelian diawali dengan adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen; (2) Pencairan informasi artinya setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan mengenai suatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen mencari suatu informasi baik yang di simpan dalam ingatan (informasi internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal); (3) Mengevaluasi informasi artinya konsumen mengevaluasi alternatif suatu pilihan dalam memenuhi kebutuhannya; dan (4) Kepuasan membeli artinya konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif, biasanya konsumen membeli produk yang paling disukai. Setiap orang akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara membeli produk yang mereka sukai. Soekanto (2005: 173) menyatakan bahwa produk mempunyai mutu yang baik dapat ditawarkan ke pasar sehingga konsumen mempunyai keinginan untuk membelinya. Produk merupakan salah satu bauran pemasaran yang ditawarkan oleh perusahaan pada pasar, termasuk kualitas, desain, bentuk, merek, dan kemasannya. Selanjutnya dikatakan untuk mengambil keputusan dalam membeli suatu produk, ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang untuk membeli suatu produk, yaitu: (1) Pengaruh sosial artinya para pemasar berusaha mengerti bagaimana kultur individu dan nilai–nilai yang terkandung di dalamnya, elemen yang perlu diperhatikan adalah nilai, bahasa, mitos, adat, ritual, dan hukum, (2) Pengaruh budaya artinya konsumen berusaha mencari pendapat (opini) orang lain untuk mengurangi ketidakpastian (risiko) yang mungkin akan terjadi, (3) Pengaruh individu artinya konsep diri dan gaya hidup seseorang dengan cara mengumpulkan dan mengelompokkan reaksi seorang mengenai situasi yang sedang terjadi; dan (4) Pengaruh psikilogi artinya suatu pola yang diorganisasi melalui pengetahuan dan kemudian dipegang oleh seseorang individu sebagai suatu kebenaran dalam hidupnya. Menurut Liliweri (2000: 38) keputusan membeli suatu produk dapat didasarkan dua bagian, yaitu: (1) Seberapa jauh pengambilan keputusan membeli artinya konsumen melakukan pembelian pada satu merk saja, dan (2) Derajat
keterlibat pembelian itu sendiri yaitu pengambilan keputusan yang salah mengakibatkan kerugian bagi konsumen. Menurut Sedarmayanti (2001: 17) semakin tinggi taraf hidup suatu masyarakat semaking tinggi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Dalam hal ini masyarakat selalu berusaha untuk meningkatkan keinginan dan kebutuhannya dari kebutuhan pokok sampai kebutuhan yang lebih tinggi seperti kebutuhan dasar, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan pengembangan diri. Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan keputusaan membeli adalah suatu pilihan dari seorang konsumen untuk membeli produk sesuai keinginannya.
58) untuk dapat meningkatkan penjualan dan menarik minat pembeli, maka perusahaan perlu memperbaiki kualitas produknya berupa: (a) new product line artinya produk baru yang memungkinkan perusahaan memasuki pasar yang telah mapan, (b) additions to existing product line artmya produk baru yang dilengkapi suatu line produk perusahaan yang telah mantap (ukuran, kemasan, dan model), (c) improvements and revisions of exiting product artinya produk baru yang memberikan kinerja yang lebih baik dan mengantikan produk yang telah ada, (d) repositioning artinya produk yang telah ada di arahkan kepada segmen pasar, dan (e) cost reductions artinya produk baru yang menyediakan kinerja serupa dengan harga yang lebih murah.
Kualitas Produk Wyckof dalam Lovelock (1988: 12) mengatakan bahwa “Kualitas adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Menurut Joewono (2003:126),
Menurut Lamb (2001: 414), “Produk adalah segala sesuatu, baik menguntungkan maupun tidak yang diperoleh seseorang melalui pertukaran”. Selanjutnya dikatakan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu: (a) Barang tidak tahan lama (non durable goods), yaitu barang berujud yang biasanya habis dikomsumsi dalam satu kali pemakaian; (b) Barang tahan lama (durable goods) yaitu barang berujud yang biasanya bertahan lama dengan banyak pemakaian, dan (c) Jasa (service), yaitu merupakan aktifitas, manfaat serta kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Selain itu ada tiga elemen utama yang terdapat di dalam produk (bauran produk) yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian, yaitu: (a) Merek merupakan nama, istilah, simbol, disain, dan warna diharapkan dapat memberikan identitas terhadap produk; (b) Kemasan merupakan suatu wadah serta keamanan suatu produk; dan (c) Jaminan adalah janji yang diberikan produsen atas produknya kepada konsumen, seperti: kualitas produk, dan pelayanan yang baik .
Kualitas adalah sebagai tingkat keberhasilan didalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan.” Suatu pekerjaan dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik. Gronroos (1999: 12)
menyatakan bahwa kualitas terdiri atas tiga komponen utama, yaitu: (1) Technical quality yang berkaitan dengan kualitas output yang dipersepsikan pelanggan; (2) Functional quality yang berkaitan dengan kualitas cara penyampaian jasa;, dan (3) Corporation image berupa citra umum, profil, reputasi, dan daya tarik pelanggang. Menurut Wolker (1995: 2) “Quality is the extent to whice products meet the requirements of people who use th use them.” (suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan konsumen).
Mengenai produk Laksana (2008: 67) menyatakan produk, yaitu segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keiginan dan kebutuhannya. Kemudian Kotler (2001; 6) “Produk adalah mencakup segala sesuatu yang dapat diberikan kepada seseorang guna memuaskan suatu kebutuhannya.” Selanjutnya menurut Kotler (Laksana (2008: 57-
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan kualitas produk adalah mutu suatu produk yang disiapkan penyedia jasa kepada konsumen guna memuaskan keinginan dan
kebutuhannya. Pelayanan Konsumen
Pelayanan (service) dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain (Sutedja, 2007: 27). Selanjutnya dikatakan pelayanan adalah kegiatan 197
yang dilakukan seseorang atau perusahaan untuk memberikan nilai kepada konsumen. Selanjutnya, Anoraga (2000: 142), ”Pelayanan adalah suatu usaha untuk memberikan informasi mengenai penjualan produk serta jasa kepada calon pembeli”. Menurut Kotler (2002: 90), “Pelayanan adalah setiap kegiatan yang ditawarkan dari suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan hak milik terhadap sesuatu”. Tjiptono (2001; 81) menyatakan bahwa pelayanan adalah setiap tindakan yang dapat ditawarkaan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak bersifat fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan. Menurut Joewono (2003: 45) pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh para penyedia jasa baik perorangan maupun perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen. Selanjutnya dikatakan sifat-sifat dari pelayanan adalah sebagai berikut: (1) Transparan artinya pelayanan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar ataupun dicium sebelum seseorang menggunakan atau membeli pelayanan tersebut. Oleh karena itu tugas penyedia jasa adalah berusaha memberikan pelayanan sebaik-baiknya: (2) Tidak terpisah-pisah artinya produk dibuat kemudian disimpan lalu dijual. Oleh karena itu, jasa pelayanan tidak terpisahkan dari penyedia (penjualnya); (3) Pelayanan yang beragam artinya berupa bentuk, kualitasnya tergantung pada siapa yang menyediakan, kapan, di mana, dan bagaimana pelayanan itu disediakan; dan (4) Tidak tahan lama artinya pelayanan yang diberikan itu sifatnya tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk keperluan yang akan datang. Swasta dan Sukotjo (2000:179) menyatakan, “Pelayanan adalah sitem keseluruhan dari suatu kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan produk dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada konsumen”. Menurut Moekijat (2000; 322) ada lima manfaat pelayanan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, yaitu: (1) Pelayanan memberikan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan; (2) Pelayanan diharapkan menghemat biaya; (3) Pelayanan mempertahankan kesatuan konsumen; (4) Pelayanan memperpanjang daur hidup suatu 198
produk; dan (5) Pelayanan dapat menambah nilai suatu produk. Menurut Mowen (2002: 50), “Konsumen adalah suatu bentuk asset yang sangat penting bagi kelayakan hidup suatu perusahaan”. Kemudian, Anoraga (2000: 13), “Konsumen adalah seseorang atau suatu bisnis yang memiliki barang atau jasa untuk digunakan secara pribadi atau organisasi”. Jadi konsumen selalu menginginkan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa yang lebih baik untuk memuaskan dirinya. Menurut Kasmir (2004: 205) sebelum melakukan pelayanan kepada konsumen, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) Berpakaian dan berpenampilan rapi dan bersih; (2) Bersikap akrab dan penuh dengan senyum; (3) Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar; (4) Jangan menyela atau memotong pembicaraan; (5) Tenang mendengarkan setiap pembicaraan orang; (6) Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika kenal; dan (7) Jika tidak sanggup mengenai permasalahan yang ada, minta bantuan. Konsumen adalah penyampai berita terbaik apabila mereka puas dengan produk/jasa yang diberikan oleh penyedia jasa (Irawan, 2002; 87). Konsumen dikatakan bermutu bila: (a) konsumen melakukan pembelian kembali, (b) konsumen melakukan pembayaran secara kredit dan pembayaran dilakukan dengan teratur, (c) konsumen melakukan konsinyasi dengan pembayaran dilakukan secara teratur, dan (d). konsumen merasakan manfaat atas produk/jasa dan memberitahukannya kepada orang lain (Sutojo, 2003). Dalam melakukan suatu pemakaian produk/jasa, konsumen mempunyai keinginan masing-masing (Irawan, 2002). Menurutnya konsumen mempunyai keinginan meliputi: (a) konsumen ingin diperlakukan seperti : adil, sopan, jujur, dan penuh hormat, (b) konsumen ingin uangnya dihargai, (c) konsumen ingin mendapatkan pelayanan yang ramah, dan tepat waktu, (d) konsumen ingin menerima jaminan kepuasan yang baik, dan (e) konsumen ingin agar masalahnya dapat diselesaikan dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud denga pelayanan konsumen adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh para penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen
Hipotesis Penelitian
Hipotesis 1 Ho = Kualitas produk tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom di Kabupaten Bekasi. Ha = Diduga bahwa kualitas produk memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom di Kabupaten Bekasi. Hipotesis 2 Ho = Pelayanan konsumen tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom di Kabupaten Bekasi. Ha = Pelayanan konsumen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom di Kabupaten Bekasi. Hipotesis 3 Ho = Kualitas produk dan pelayanan konsumen tidak secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom di Kabupaten Bekasi. Ha = Diduga bahwa kualitas produk dan pelayanan konsumen secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom di Kabupat Bekasi. METODE PENELITIAN Penelitian survei dengan pendekatan korelasi, yaitu dapat melihat besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variavbel terikat. Varaiabel bebas yang dimaksud, yaitu kualitas produk, dan pelayanan konsumen, sedangkan variabel terikat yaitu keputusan membeli wifi PT, Telkom di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bekasi selama 1 (satu) bulan yaitu bulan Juni 2014. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah masyarakat pengguna jasa telekomunikasi berjumlah 185
orang. Sampel penelitian ini sebanyak 50 orang yang diambil secara acak (simple random sampling). Konstalasi Masalah
X1
Y
X2
Keterangan : Y = Keputusan membeli wifi PT, Telkom X1 = Kualitas produk X2 = Pelayanan konsumen Definisi Operasional Keputusaan membeli wifi adalah skor yang diperoleh dari jawaban responden mengenai suatu pilihan dari seorang konsumen untuk membeli produk sesuai keinginannya. Kualitas produk ádala skor yang diperoleh dari jawaban responden mengenai mutu suatu produk yang disiapkan penyedia jasa kepada konsumen guna memuaskan keinginanya.
Pelayanan konsumen adalah skor yang diperoleh dari jawaban responden mengenai suatu tindakan yang dilakukan oleh para penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pengujian validitas Untuk menguji validitas dilakukan dengan mencari korelasi dari setiap butir pertanyaan dengan skor totalnya dengan bantuan software SPSS versi 13,0. Pengukuran validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment (pearson correlation) sebagai berikut : Σ Xi Yi – (ΣXi) (ΣYi) n= 2 __ ( √[ΣXi ΣXi)2] [nΣYi2 __ (Yi)2] Keterangan: Xi Yi
= nilai dari X pada i = nilai dari y pada i 199
X = rata-rata dari X Y = rata-rata dari Y n = besarnya sampel penelitian Semakin kecil kesalahan pengukuran semakin valid alat pengukur. Besar kecilnya kesalahan pada pengukuran dapat diketahui dari nilai korelasinya dengan Tarif signifikansi 5 %. Pengujian Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas dari setiap konstruk digunakan metode (Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS versi 13.0) dengan rumus sebagai berikut: α = (k ) ( 1 – Σ σ2 item ) k-1 σ2 total Keterangan: α = Cronbach Alpha k = banyaknya pertanyaan σ2 item = variance dari pertanyaan 2 σ total = variance dari skor Uji Persyaratan Analisis Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) dengan nilai sebesar 0,1 atau sama dengan nilai VIF 10, rumus yang digunakan sebagai berikut : V I F = VAR (β) Σ Xj σ2 Dasar pengambilan keputusan adalah: Jika VIF > 10 berarti terjadi Multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat kelayakan model regresi yang digunakan, apakah ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: (1) Jika ada pola seperti titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), ini menandakan terjadi heteroskedastisitas; (2) Jika tidak ada pola yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka terjadi heteroskedastisitas. 200
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Uji Regresi Linear Berganda (Multiple Regression) Regresi linear berganda dengan rumus persamaan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + . . . Keterangan: Y = variabel terikat X = variabel bebas a = bilangan konstan b = koefisien regresi Untuk mencari nilai a dan nilai b digunakan rumus sebagai berikut: Y b X a n n XY X Y b 2 n X 2 X Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui erat atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: n XY X Y r 2 2 n X 2 X . n X 2 X r = koefisien korelasi n = banyaknya sampel x = variabel bebas Uji T Untuk menguji koefisien regresi dilakukan pengujian secara parsial guna melihat signifikan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan taraf signifikan pada alpha 5 % dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika thitung > ttabel, maka H1 diterima. b. Jika thitung < ttabel, maka H1 ditolak. Uji F Untuk menguji apakah variabel bebas secara bersama-sama memengaruhi variabel terikat dengan taraf signifikan pada alpha 5 % dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika Fhitung > Ftabel, maka H1 diterima. b.Jika Fhitung < Ftabel, maka H1 ditolak.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur besar hubungan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat. Besarnya nilai R2 adalah antara 0 sampai 1. Nilai R2 dapat diperoleh dengan rumus : R2 = (r)2 x 100 % Keterangan: R2 = koefisien determinasi r = koefisien korelasi Analisis Data Regresi Linear Berganda. (lihat Tabel 1). Persamaan Regresi : Y = a+b1x1+b2 x2+…e = 0,635 + 0,423X1+ 0,503X2 Dengan menggunakan analisis regresi berganda pada tabel di atas, maka diperoleh persamaan sebagai berikut : Konstanta sebesar 0,635 dinyatakan bahwa jika kualitas produk dan pelayanan konsumen konstan (tetap) maka keputusan membeli wifi adalah 0,635 Uji t (Parsial) Koefisien regresi kualitas produk sebesar 3,543 menunjukkan bahwa pengaruh kualitas produk terhadap keputusan membeli wifi adalah positif. Berdasarkan nilai koefisien regresi dapat disimpulkan bahwa kualitas produk memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi pada 5 % = 2,132 Koefisien regresi pelayanan konsumen sebesar 3,542 menunjukkan bahwa pengaruh pelayanan konsumen terhadap keputusan membeli wifi adalah positif. Berdasarkan nilai koefisien regresi dapat disimpulkan bahwa pelayanan konsumen memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi pada 5 % = 2,132 Uji F (simultan) (lihat Tabel 2)
dengan nilai fhitung sebesar 82,485 > t tabel pada 5 % = 2,045. Koefisien Determinasi (lihat Tabel 3) Diketahui nilai R= 0,768 menunjukkan bahwa kualitas produk dan pelayanan konsumen memberi hubungan yang positip terhadap keputusan membeli wifi. Berdasarkan nilai R2 = 0,542 atau 54,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk dan pelayanan konsumen memberi pengaruh sebesar 0,54,2 %, sedangkan sisanya 45,8 % atau 100 % - 54,2 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Simpulan Hasil pengolahan data diperoleh nilai thitung sebesar 3,543 sedangkan nilai t tabel pada 5 % sebesar 2,132 ini berarti H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas produk memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom. Hasil pengolahan data diperoleh nilai t hitung sebesar 4,874 sedangkan nilai t label pada 5 % sebesar 2,132 ini berarti H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan konsumen memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom. Hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,542 atau 54,20 %, ini berarti kualitas produk dan pelayanan konsumen secara bersama-sama memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi PT, Telkom. Sisanya (100 % - 54,20 % ) - 45,80 % yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Saran-saran untuk PT, TelkomPT, Telkom diharapkan dapat menyediakan produk-produk yang berkualitas, PT, Telkom perlu meningkatkan pelayanan dan memberikan informasi yang baik kepada konsumen, dan Untuk meningkatkan minat masyarakat membeli produk, PT, Telkom juga perlu menyesuaikan harga.
Kualitas produk dan pelayanan konsumen secara bersama-sama memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli wifi
201
a
Tabel 1. Regresi Linier Berganda Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics
(Constant) Kual produk
.635
Std. Error .389
t 2.512
Sig. .342
Tolerance
VIF
.423
.126
.268
3.543
.021
.539
1.764
Pel konsume
.503
.127
.531
4.875
.014
.752
1.247
F 82,485
Sig. ,000 a
a. Dependent Variable: Keputusan membeli
Tabel 2. Model 1
Sum of Squares 4,531
Regression Residual Total
df
3,652
ANOVA
Mean Square 1,905
3 39 47
2,568
b
,073
a. Predictors: (Constant), kpd, pelay konsumen b. Dependent Variable: Keputusan membeli
Tabel 3. Model 1
R ,768 a
R Square ,542
b
Model Summary
Adjusted R Square ,541
Std. Error of the Estimate ,24764
DurbinWatson 2,764
a. Predictors: (Constant), Kpd, Pelayanan konsumen b. Dependent Variable: Keputusan membeli wifi
DAFTAR PUSAKA Anoraga, 2000. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Liberty. Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, 2000. Pengantar Ekonomi Perusahaan Modren. Yogyakarta: Liberty. Fajar Laksana, 2008. Manajemen Pemasaran. Graha Ilmu:Yogyakarta. Gronroos C, 1999. Service Management and Marketing. Lexington: Lexington Mass. Irawan, Handi, 2002. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Elex Media Computindo:
John C. Mowen, 2002. perilaku konsumen. Yogyakarta: Liberty . Joewono, Handito Hadi, Service. Jakarta: Intisari.
.
2003. Jangan Sekedar
Kasmir, 2004. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 202
Lamb Jr, Charles, 2001. Marketing Manajement. Jakarta: Salemba Empat. Liliweri, Alo 2000. Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan. Jakarta: Citra Aditya Bakti. Moekijat, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Nugroho, Adi, 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta: Studio Press. Panji Anoraga, 2000. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta. Sedarmayanti, 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Monder. Soekanto, 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sutojo, 2003. Meningkatkan Jumlah dan Mutu Pelanggang. Jakarta: Damar Mulia Pustaka.
Tjiptono, 2001. Budaya Organisasi Perusahaan.Jakarta: Bumi Aksara. Wyckof dalam Lovelock C and Wright L, 1988. Principle of Service Marketing and
Management. Second Edition, Prentice Hall. Person Education International,Inc. Walker, Ristiyanti, Ihalauw, J.O.I, John, 1995. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Penerbit Andi.
203