Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan Kerja dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Pinnacle Apparels Semarang Dian Venti Riandani DR. Kusni Ingsih, MM ABSTRAK Saat ini masalah sumber daya manusia masih tetap menjadi pusat perhatian dan tumpuhan bagi suatu organisasi atau perusahaan untuk dapat bertahan di era globalisasi yang diiringi dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Sumber daya manusia merupakan aset kunci perusahaan yang mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan organisasi atau perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja dan komunikasi memilki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Pinnacle Apparels Semarang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan menggunakan rumus Slovin yaitu sampel yang diambil sebanyak 95 karyawan dari total karyawan PT. Pinnacle Apparels Semarang berjumlah 1844 karyawan. Jenis data yang digunakan adalah data primer dengan metode pengumpulan data kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa: 1) Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, 2) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, 3) Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, 4) Komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja dan komunikasi mampu menjelaskan variabel kinerja karyawan sebesar 49,2% (Adjusted R Square) dan sisanya 50,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Kata Kunci : Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan Kerja, Komunikasi, Kinerja Karyawan
PENDAHULUAN
perusahaan
LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini masalah sumber daya
mengembangkan potensi-potensi dari
manusia masih tetap menjadi pusat perhatian dan tumpuhan bagi suatu organisasi
atau
perusahaan
untuk
dapat bertahan di era globalisasi yang diiringi dengan tingkat persaingan yang semakin ketat. Sumber daya manusia
merupakan
aset
kunci
perusahaan yang mempunyai peran utama
dalam
setiap
kegiatan
organisasi atau perusahaan. Berhasil tidaknya
suatu
dipengaruhi
perusahaan
oleh
sangat
sumber
daya
manusia yang ada di perusahaan tersebut
karena
manusia
sebagai
sumber daya yang paling potensial yang
dengan
kemampuan
dan
ketrampilannya dapat menggerakkan jalannya roda suatu perusahaan. Dengan
semakin
sadarnya
perusahaan akan pentingnya sumber daya manusia, maka saat ini banyak
sektor
yang
sumber
lebih
daya
manusianya
dengan melakukan pelatihan-pelatihan khusus
yang
berlaku
perusahaan
di
sebuah
sehingga
memberikan maksimal
mampu
konstribusi bagi
yang
organisasi
atau
sumber
daya
perusahaannya. Manajemen
manusia menurut Hasibuan (2010) adalah
ilmu
dan
seni
mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya karyawan
tujuan dan
perusahaan,
masyarakat.
Dari
definisi di atas dapat dilihat bahwa Hasibuan
(2010)
memberikan
penekanan dalam pemahaman MSDM yaitu sebagai sebuah ilmu dan seni mengatur tenaga
hubungan
kerja.
dan
Dalam
peranan
melakukan
kegiatan manajemen sumber daya tidak
hanya bagaimana seseorang
pimpinan
mengetahui
pegawainya,
namun
bagaimana
seorang
potensi
lebih
pada
pemimpin
baik
secara
ataupun
individu,
organisasi.
kelompok
Tinggi
atau
rendahnya kinerja ini dapat dilihat dari
mendesain sebuah formulasi tertentu
kuantitas
dalam mengaplikasikan para sumber
tugasnya. Aspek kualitas ini mengacu
daya pegawai yang ada sesuai dengan
pada
kemampuan yang dimiliki. Desain
ditetapkan, sedangkan kualitas kerja
yang telah dibuat tersebut diharapkan
dapat dilihat dari rapi atau tidaknya
mampu
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
mengkoordinir
keinginan
para
koordinasi
antara
keinginan-
pegawai
serta
pegawai
dan
beban
kualitas
kerja
pencapaian
yang
Kepemimpinan
telah
(leadership)
dan
menurut Rivai (2004), adalah proses
pimpinan serta antar pegawai. Melalui
mempengaruhi atau memberi contoh
skema desain yang tepat diharapkan
kepada pengikut-pengikutnya melalui
mampu meningkatkan kinerja para
proses
pegawai secara efektif dan efisien
mencapai tujuan organisasi. Seorang
sehingga mampu mencapai tujuan
pemimpin dalam organisasi harus
yang telah ditetapkan.
dapat
Kinerja Schermerhorn
menurut
integrasi
upaya
yang
serasi dengan para bawahannya juga termasuk dalam membina kerja sama,
kualitas
mengarah dan mendorong semangat
pencapaian tugas-tugas, baik yang
kerja para bawahan sehingga tercipta
dilakukan oleh individu, kelompok
motivasi yang baik dan positif yang
maupun
jauh
akan menimbulkan niat dan usaha
dikatakan bahwa kinerja dapat diukur
yang maksimal. Pemimpin yang baik
kuantitas
organisasi.
(2002),
menciptakan
dalam
yaitu
sebagai
et.al
komunikasi
dan
Lebih
akan mampu menularkan optimisme
seperti lingkungan fisik ( tempat kerja,
dan pengetahuan yang dimilikinya
peralatan kerja yang memadai, suhu,
agar
menjadi
kesesakan, kepadatan, kebisingan, luas
melaksanakan
ruang kerja, pertukaran udara yang
karyawan
bawahannya
yang
dapat
pekerjaan dengan baik. Motivasi
baik, tata ruang yang yang nyaman
menurut
Siagian
dan penerangan yang cukup ) serta
(2005), adalah daya pendorong yang
lingkungan non fisik ( hubungan
mengakibatkan
interpersonal yang baik serta suasana
seorang
anggota
organisasi atau perusahaan mau dan
kerja
rela mengerahkan kemampuan dalam
menyenangkan)
bentuk keahlian atau ketrampilan,
lingkungan kerja yang baik maka
tenaga
untuk
karyawan akan semakin bersemangat
menyelesaikan berbagai kegiatan yang
dan betah bekerja pada perusahaan
menjadi
tersebut
dan
waktunya
tanggung
menunaikan
jawabnya
kewajibannya
dan
yang
kondusif karena
dengan
Komunikasi
dalam
dan
menurut
rangka pencapaian tujuan dan berbagai
(Masmuh 2010) sangat penting bagi
sasaran
manusia untuk melakukan pekerjaan
organisasi
yang
telah
ditentukan.
pada
Lingkungan kerja menurut
sebuah
organisasi.
perusahaan Dalam
maupun
melaksanakan
Mardiana (2005), merupakan tempat
pekerjaan karyawan tidak bisa lepas
karyawan
pekerjaannya
dengan
melakukan
komunikasi,
baik
itu
sehari-hari.
Oleh
karena
itu
komunikasi dengan rekan kerjanya
perusahaan
harus
menyediakan
maupun komunikasi dengan atasan
lingkungan
kerja
yang
memadai
atau
pimpinannya.
Melalui
komunikasi karyawan dapat saling
terhadap kinerja karyawan di PT.
bekerja sama dengan satu sama lain.
Pinnacle Apparels.
Dengan adanya komunikasi yang baik
2. Mengetahui
dan efektif maka suatu perusahaan
pengaruh
dapat berjalan dengan lancar dan
terhadap kinerja karyawan di PT.
berhasil.
Pinnacle Apparels.
Namun
sebaliknya,
jika
dan
menganalisis
variabel
motivasi
komunikasi di dalam suatu perusahaan
3. Mengetahui
dan
tidak berjalan dengan baik dan kurang
pengaruh
variabel
efektif
kerja terhadap kinerja karyawan
maka
kinerja
dapat
menghambat
perusahaan.
Karena
menganalisis lingkungan
di PT. Pinnacle Apparels.
komunikasi yang efektiflah yang dapat
4. Mengetahui
dan
menganalisis
menjamin tercapainya tujuan-tujuan
pengaruh
variabel
komunikasi
organisasi.
terhadap kinerja karyawan di PT.
TUJUAN PENELITIAN
Pinnacle Apparels.
Berdasarkan masalah
dan
penelitian mempunyai
latar
belakang
rumusan
masalah
diatas,
maka
peneliti
yang
hendak
tujuan
dicapai dalam penelitian ini. Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui
dan
menganalisis
pengaruh variabel kepemimpinan
PENELITIAN TERDAHULU Penelitian
yang
dijadikan
acuan dalam penelitian ini adalah penelitian Amin Wahyudi dan Jarot Suryono (2006) yang berjudul analisis pengaruh motivasi
gaya dan
kepemimpinan, lingkungan
kerja
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Informasi Kehumasan
Komunikasi Kabupaten
dan Boyolali.
Dalam
penelitian
ini
menjelaskan
pegawai Dinas Tenaga Kerja Propinsi
bahwa gaya kepemimpinan, motivasi
Lampung.
dan lingkungan kerja berpengaruh
KERANGKA KONSEPTUAL
positif
terhadap
kinerja
pegawai
Setiap
perusahaan
Kantor Informasi Komunikasi dan
selalu
Kehumasan
Boyolali.
memiliki nilai yang tinggi terhadap
Penelitian lain oleh M. Kiswanto
pekerjaannya. Nilai tinggi seorang
(2010)
pengaruh
karyawan tidak terlepas dari kinerja
komunikasi
karyawan. Untuk mencapai kinerja
terhadap kinerja karyawan Kaltim Pos
karyawan yang baik dan optimal perlu
Samarinda yang menjelaskan bahwa
dilakukan pengelolaan sumber daya
terdapat hubungan yang kuat dari
manusia melalui faktor-faktor yang
variabel
mempengaruhi
Kabupaten
dengan
judul
kepemimpinan
dan
bebas
kepemimpinan
(X)
dan
yaitu
komunikasi
Faktor-
mengharapkan
pastinya
mempengaruhi
kinerja.
tersebut
Penelitian
Handayan
(2010)
oleh
Agustuti
dengan
kinerja
faktor
terhadap variabel tidak bebas (Y) yaitu
karyawannya
karyawan.
yang kinerja
diantaranya
dapat karyawan
adalah
gaya
judul
kepemimpinan, motivasi, lingkungan
kepemimpinan dan motivasi kerja
kerja dan komunikasi. Dari uraian
terhadap kinerja pegawai pada Dinas
pemikiran tersebut dapat digambarkan
Tenaga Kerja Provinsi Lampung yang
sebuah kerangka pemikiran sebagai
menjelaskan
berikut :
bahwa
gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
H4
Komunikasi berpengaruh positif
:
dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Pinnacle Apparels Semarang. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah HIPOTESIS
jumlah seluruh karyawan PT. Pinnacle
Adapun hipotesis yang akan diajukan
Apparels sebanyak 1844 orang.
dalam penelitian ini adalah:
2. Sampel
H1
:
Kepemimpinan
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Pinnacle Apparels Semarang. H2 : Motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap
kinerja
karyawan PT. Pinnacle Apparels Semarang. H3
:
Lingkungan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Semarang.
PT.
Pinnacle
Apparels
Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Slovin (Umar, 2001), yaitu:
Dengan demikian, jumlah sampel
model
berdasarkan hasil perhitungan diatas
variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai
adalah 95 karyawan.
Koefisien
ANALISIS REGRESI BERGANDA
determinasi adalah antara nol dan satu.
Analisis regresi berganda digunakan
Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
untuk mengetahui pengaruh variabel
variabel-
bebas terhadap variabel tidak bebas (terikat) atas perubahan dari setiap peningkatan atau penurunan variabel bebas
yang
akan
mempengaruhi
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e mengetahui
masing-masing
variabel bebas pada variabel terikat perlu dilakukan pengujian signifikansi dari masing-masing koefisien regresi
kerja
Uji F.
(
gaya
dan
komunikasi)
dalam
(kinerja karyawan) amat terbatas. Begitu
Koefisien Determinasi
variabel-variabel
jauh
bebas
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Analisis Regresi Linear Berganda
Persamaan regresi berganda kepemimpinan,
lingkungan
Koefisien determinasi (R²) pada seberapa
berarti
memberikan hampir semua informasi
antara
kemampuan
bebas
menjelaskan variasi variabel terikat
yaitu dengan menggunakan Uji t dan
mengukur
variabel
variasi
kepemimpinan, motivasi, lingkungan
satu
Rumus :
intinya
menerangkan
pula sebaliknya, nilai yang mendekati
variabel terikat.
Untuk
dalam
kerja
dan
motivasi, komunikasi
sebagai berikut: Y = -978 + 0,362X1 + 0,514X2 + 0,011X3 + 0,204X4
Persamaan
regresi
tersebut
d.
Lingkungan
kerja
mempunyai makna sebagai berikut:
koefisien
a. Konstanta
positif sebesar 0,011. Hal ini
sebesar
-978
regresi
mempunyai dengan
menunjukkan bahwa bila variabel
berarti
kepemimpinan,
motivasi,
lingkungan kerja sebesar 1% maka
lingkungan kerja dan komunikasi
kinerja karyawan akan meningkat
dianggap konstan atau tetap, maka
sebesar 0,011% .
koefisien
mempunyai
denan
arah
perubahan
e. Komunikasi mempunyai koefisien
kinerja karyawan menurun. b. Kepemimpinan
setiap
arah
positif
regresi dengan arah positif sebesar 0,204.
Hal
ini
berarti
setiap
sebesar 0,362. Hal ini berarti setiap
peningkatan motivasi sebesar 1%
perubahan kepemimpinan sebesar
maka
1% maka kinerja karyawan akan
meningkat sebesar 0,204%.
mengalami
peningkatan
mempunyai
arti
bahwa
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, dengan tingkat
signifikansi
sebesar
0,362% mempunyai
koefisien
regresi dengan arah positif sebesar Hal
ini
berarti
setiap
peningkatan motivasi sebesar 1% maka
karyawan
akan
PENGUJIAN HIPOTESIS Pengujian hipotesis secara simultan (uji F).
Uji F dilakukan untuk melihat keberartian
pengaruh
variabel
independen secara simultan terhadap
c. Motivasi
0,514.
kinerja
kinerja
karyawan
meningkat sebesar 0,514%
akan
variabel dependen atau sering disebut uji kelinieran persamaan regresi. Diperoleh nilai F = 23,776 dan sig = 0,000 < 5 % ini berarti variabel independen kepemimpinan, motivasi, lingkungan
kerja
dan
komunikasi
secara
simultan
benar-benar
) diperoleh nilai thitung = 7,268 dan sig
terhadap
= 0,000 < 5% jadi Ho ditolak. Ini
variabel dependen kinerja karyawan.
berarti variabel independen motivasi
Dengan kata lain variabel-variabel
secara statistik berpengaruh positif dan
independen kepemimpinan, motivasi,
signifikan terhadap variabel dependen
lingkungan
komunikasi
kinerja karyawan. Pada variabel X3
mampu menjelaskan besarnya variabel
(lingkungan kerja ) diperoleh nilai
dependen kinerja karyawan.
thitung = 0,90 dan sig = 0,021 < 5% jadi
Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Ho
(uji t)
independen lingkungan kerja secara
berpengaruh
signifikan
kerja
Uji
t
dan
dilakukan
untuk
ditolak.
statistik
Ini
berarti
berpengaruh
variabel
positif
dan
mengetahui apakah secara individu
signifikan terhadap variabel dependen
(parsial)
independen
kinerja karyawan. Pada variabel X4
dependen
(komunikasi) diperoleh nilai thitung =
variabel
mempengaruhi
variabel
secara signifikan atau tidak. Hasil dengan
SPSS
pengujian pada
1,725 dan sig = 0,013 < 5% jadi Ho statistik
variabel
X1
ditolak. Ini berarti variabel independen komunikasi
secara
statistik
(Kepemimpinan) diperoleh nilai thitung
berpengaruh positif dan signifikan
= 2,568 dan sig = 0,034 < 5% jadi Ho
terhadap variabel dependen kinerja
ditolak.
Ini
berarti
variabel
karyawan.
kepemimpinan
secara
statistik
Koefisien Determinasi Ganda (R2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen kinerja karyawan. Pada variabel X2 (Motivasi
Untuk
melihat
besarnya
konstribusi / kemampuan variabel
independen
dalam
menjelaskan
variabel dependen.
dikagumi dan disegani oleh para karyawannya, karena pimpinan yang
Diperoleh nilai Adjusted R2 =
berkharismatik mempunyai nilai ciri
0,492 = 49,2% ini berarti variabel
kas kepribadian dan wibawa yang
bebas
motivasi,
baik. Dengan begitu karyawan secara
komunikasi
tidak langsung akan termotivasi dan
secara bersama-sama mempengaruhi
mempunyai keinginan untuk bekerja
variabel dependen kinerja karyawan
lebih baik lagi dengan adanya sikap
sebesar 49,2% dan sisanya 50,8%
dari
dipengaruhi oleh variabel lain yang
tersebut yang bisa dijadikan contoh
tidak masuk dalam penelitian ini.
dan teladan yang baik untuk para
PEMBAHASAN
karyawannya.
kepemimpinan,
lingkungan
1.
kerja
Pengaruh
dan
Kepemimpinan
pimpinan
mempunyai
Pinnacle Apparels Semarang.
terhadap
analisis
penelitian
akan
berpengaruh positif dan signifikan
meningkat.
kinerja
itu,
pengaruh kinerja
yang
besar
karyawannya,
semakin
baik
dan
terus
PT.
Hasil ini menunjukkan bahwa
Pinnacle Apparels Semarang. Semakin
apabila kepemimpinan yang dimulai
kharismatik kepemimpinannya maka
dari
kinerja
pengambilan
karyawan
karyawan
karena
sehingga diharapkan kinerja karyawan
menunjukkan bahwa kepemimpinan
terhadap
Oleh
berkharisma
pimpinan yang berkharismatik akan
Terhadap Kinerja Karyawan PT.
Hasil
yang
indikator
bijaksana
dalam
keputusan,
tidak
akan
semakin
Pimpinan
yang
membeda bedakan semua karyawan
mempunyai kharismatik akan sangat
dan dapat menyelesaikan masalah
meningkat.
dengan baik, perlu dipertahankan.
kinerja karyawan. Sedangkan Hasil
Sedangkan yang perlu diperhatikan
penelitian
ini
yaitu
penelitian
Vera
mengenai
indikator
yaitu
berbeda
dengan
Parlinda,
M.
pimpinan harus lebih baik dalam
Wahyudin (2004 ) bahwa variabel
menyelesaikan masalah-masalah yang
kepemimpinan
ada di perusahaan. Menurut persepsi
signifikan tidak mempunyai pengaruh
responden nilai rerata kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan.
memiliki persepsi yang baik. Selanjutnya, temuan lain berdasarkan hasil statistik menunjukkan bahwa kepemimpinan
berpengaruh
pada
kinerja karyawan, sehingga variabel kepemimpinan bagi karyawan PT. Pinnacle Apparels Semarang menjadi faktor yang dapat merubah kinerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Nurhayati dan Slamet Mulyono (2007), Gusti Widya Altriastuti (2008) dan Sri Suranta (2002) dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel signifikan
kepemimpinan berpengaruh
secara terhadap
ternyata
secara
2. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Pinnacle Apparels Semarang Hasil
analisis
penelitian
bahwa
motivasi
menunjukkan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja
karyawan
PT.
Pinnacle Apparels Semarang. Semakin tinggi
motivasi
yang
dimiliki
karyawan maka akan semakin baik pula
kinerjanya.
Karena
dengan
motivasi kerja yang tinggi, karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan dengan begitu kinerjanya juga akan meningkat. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa motivasi
mempunyai pengaruh yang paling
berpengaruh pada kinerja karyawan,
dominan dalam mempengaruhi kinerja
sehingga
variabel
karyawan daripada variabel yang lain.
karyawan
PT.
Dari indikator motivasi berdasarkan
Semarang menjadi faktor yang dapat
persepsi responden yang memperoleh
merubah
rerata yang paling tinggi menurut
penelitian ini mendukung penelitian
persepsi
dalam
yang telah dilakukan oleh Slamet
bekerja karyawan selalu memenuhi
Riyadi (2011) dari hasil analisis
target, hal ini yang perlu ditingkatkan
regresi menunjukkan bahwa variabel
oleh
motivasi
responden
karyawan
yaitu
agar
tujuan
dari
motivasi
Pinnacle
kinerja
Apparels
karyawan.
secara
bagi
Hasil
signifikan
perusahaan dapat tercapai. Sedangkan
berpengaruh
yang perlu mendapat perhatian dari
karyawan. Sedangkan Hasil penelitian
indikator motivasi adalah keahlian dan
ini berbeda dengan penelitian dari
potensi yang karyawan miliki maka
Nurul Astuti Yensy (2010)
bahwa
tidak akan menghasilkan pekerjaan
variabel
secara
yang memuaskan. Menurut persepsi
signifikan tidak mempunyai pengaruh
responden
indikator ini
terhadap kinerja karyawan
penilaian
yang
Sedangkan responden
mendapat
paling
menurut nilai
rerata
rendah.
motivasi
kinerja
ternyata
3. Pengaruh Lingkungan Kerja
persepsi
Terhadap Kinerja Karyawan PT.
motivasi
Pinnacle Apparels Semarang
memiliki persepsi yang baik. Selanjutnya,
terhadap
Hasil
temuan
lain
berdasarkan
hasil
statistik
menunjukkan
bahwa
motivasi
analisis
penelitian
menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan di PT.
indikator
Pinnacle Apparels Semarang. Semakin
kebisingan yang dapat menyebabkan
kondusif lingkungan kerja pada suatu
terganggunya kerja karyawan.
perusahaan maka kinerja karyawan akan
semakin
meningkat.
Dengan
mengenai
kebisingan-
Jenis pekerjaan yang ada di PT.
Pinnacle
Apparels
Semarang
lingkungan yang kondusif karyawan
tergolong cukup kompleks dan banyak
akan semakin bersemangat dan betah
sehingga perlu lingkungan kerja yang
bekerja
pada
kondusif
karena
dengan
perusahaan
tersebut,
pekerjaan
dapat
yang
diselesaikan pada waktu yang tepat.
kondusif akan tercipta suasana kerja
Hal ini ternyata sesuai dengan hasil
yang
menyenangkan
penelitian bahwa lingkungan kerja
sehingga kinerja karyawan juga akan
berpengaruh positif dan signifikan
semakin baik. Berdasarkan data yang
terhadap
diperoleh dari jawaban responden pada
karyawan bekerja di lingkungan yang
kuesioner,
kondusif maka karyawan akan merasa
nyaman
lingkungan
agar
dan
secara
karyawan
PT.
keseluruhan
Pinnacle
Apparels
nyaman
kinerja
dalam
karena
apabila
menyelesaikan
Semarang memiliki persepsi yang baik
pekerjaannya. Namun sebaliknya jika
mengenai
lingkungan
kerja.
Dari
karyawan merasa tidak nyaman di
indikator
lingkungan
kerja
yang
lingkungan kerjanya maka hal ini dapat
memperoleh rerata yang paling tinggi
mempengaruhi kinerja karyawan yang
menurut
akan menjadikan kinerja karyawan
persepsi
komunikasi
antar
responden karyawan
yaitu di
tidak baik.
lingkungan perusahaan berjalan dengan
Hasil penelitian ini mendukung
baik. Kemudian yang terendah adalah
penelitian yang telah dilakukan oleh
Dody
Kristiawan
(2009)
dan
Fortunata
dan
Presilia
Suprayitno dan
Octavia
Regina
(2011)
yang
sesuai dengan harapan atau yang diinginkan
oleh
pimpinan.
pekerjaan
tersebut
sudah
harapan
dan
Jika sesuai
menyatakan bahwa lingkungan kerja
dengan
berpengaruh positif dan signifikan
pimpinan berarti kinerja karyawan
terhadap kinerja karyawan.
tersebut sudah baik dan akan menjadi
4. Pengaruh Komunikasi Terhadap
lebih baik lagi di kemudian hari. Dari
Kinerja Karyawan PT. Pinnacle
indikator
Apparels Semarang
persepsi responden yang memperoleh
Hasil menunjukkan
analisis bahwa
penelitian komunikasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja
karyawan
PT.
Pinnacle Apparels Semarang. Semakin baik dan aktif interaksi komunikasi pada suatu perusahaan maka kinerja karyawan juga akan semakin baik. Jika komunikasi berjalan dengan baik maka karyawan tidak akan salah paham
atau
miss
communication
apabila mendapat tugas atau perintah dari atasan. Dengan begitu tugas/ perintah atau pekerjaan tersebut akan
komunikasi
keinginan
berdasarkan
rerata yang paling tinggi menurut persepsi responden yaitu apabila ada pesan / informasi dalam bekerja karyawan
akan
segera
melaksanakannya sesuai dengan pesan / informasi yang disampaikan. Dan yang perlu mendapat perhatian dari indikator komunikasi adalah dalam menyelesaikan pekerjaan harus ada rasa saling percaya sesama rekan kerja karena berdasarkan persepsi responden indikator tersebut memiliki nilai rerata yang
terendah.
Menurut
persepsi
responden nilai rerata komunikasi memiliki persepsi yang baik.
Hasil statistik menunjukkan
artinya
semakin
bahwa komunikasi berpengaruh pada
kepemimpinan
kinerja karyawan, sehingga variabel
perusahaan,
komunikasi
bagi
tinggi
Pinnacle
Apparels
karyawan
PT.
Semarang
maka
kepemimpinan
kinerja karyawan. Hasil penelitian ini
perusahaan,
mendukung
semakin
yang
telah
dilakukan oleh Untung Sriwidodo dan Agus
Budhi
menyatakan komunikasi
Haryanto bahwa secara
suatu semakin
karyawan.
semakin
merupakan faktor yang dapat merubah
penelitian
di
kinerja
Sebaliknya,
baik
buruk
di
suatu
maka
akan
rendah
kinerja
karyawan
yang
2. Motivasi berpengaruh positif
variabel
dan signifikan terhadap Kinerja
signifikan
Karyawan
PT.
Pinnacle
mempunyai pengaruh terhadap kinerja
Apparels
Semarang,
karyawan.
semakin tinggi motivasi yang
PENUTUP
diberikan, maka semakin tinggi
Kesimpulan
kinerja karyawan. Sebaliknya,
artinya
Berdasarkan hasil penelitian
semakin rendah motivasi yang
yang dilakukan dengan mengevaluasi
diberikan, maka akan semakin
hasil analisis regresi, maka dapat
rendah kinerja karyawan
disimpulkan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan
3. Lingkungan Kerja berpengaruh
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
positif dan signifikan terhadap
Kinerja
Kinerja
Pinnacle Apparels Semarang,
Karyawan
PT.
Pinnacle Apparels Semarang,
artinya
Karyawan
semakin
PT.
baik
lingkungan kerja yang dimiliki
bermanfaat
karyawan,
Apparels Semarang:
tinggi
maka
semakin
kinerja
PT.
Pinnacle
Motivasi mempunyai pengaruh
karyawan. buruk
yang paling dominan terhadap kinerja
lingkungan kerja yang dimiliki
karyawan di PT. Pinnacle Apparels
Sebaliknya,
semakin
karyawan, maka akan semakin
4. Komunikasi
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan
PT.
Pinnacle Apparels Semarang, artinya
semakin
baik
komunikasi yang terjalin di dalam
perusahaan,
semakin
tinggi
karyawan. semakin
Semarang dengan koefesien regresi sebesar 0,514. Kemudian dilanjutkan
rendah kinerja karyawan.
maka kinerja
dengan
kepemimpinan
koefesien
regresi
dengan
sebesar
0,362.
Komunikasi dengan koefesien regresi sebesar 0,204 dan terakhir lingkungan kerja yang memilki pengaruh terkecil terhadap
kinerja
karyawan
PT.
Pinnacle Apparels Semarang dengan koefesien regresi sebesar 0,011. Berikut tindakan perbaikan yang perlu
Sebaliknya, dilakukan oleh pihak berwenang : buruk
komunikasi
1. Dari variabel motivasi yang perlu
dalam perusahaan, maka akan
diperbaiki adalah karyawan harus
semakin
lebih mengasah lagi keahliannya dan
rendah
kinerja
karyawan
lebih meningkatkan lagi potensi yang dimiliki agar menghasilkan pekerjaan
SARAN Berdasarkan dapat
bagi
hasil
dikemukakan
sekiranya
dapat
analisis,
saran
membantu
yang dan
yang
memuaskan
mengadakan
seperti
dengan
pelatihan-pelatihan
khusus untuk karyawan. Karyawan
diharapkan tidak hanya memiliki satu
pimpinan tersebut akan mempengaruhi
keahlian
setiap komponen yang ada pada
saja
namun
juga
harus
memiliki keahlian dan potensi-potensi
perusahaan
lain
pekerjaan
perusahaan akan menjadi lebih baik
dengan tujuan agar karyawan lebih
atau malah lebih menurun setelah
mampu bersaing dan menghasilkan
adanya masalah tersebut. Sedangkan
pekerjaan
yang
dalam
melakukan
yang
memuaskan.
itu
perlu
sendiri.
Apakah
dipertahankan
pada
Sedangkan yang perlu dipertahankan
variabel kepemimpinan disini adalah
pada variabel motivasi yaitu dalam
kebijaksanaan
bekerja karyawan selalu memenuhi
pengambilan
target yang telah ditentukan oleh
membeda bedakan semua karyawan
perusahaan.
yang berarti bahwa pimpinan bersikap
2. Berdasarkan hasil analisis dan
sama atau adil antar karyawan di
persepsi
perusahaan.
responden
yang
perlu
pimpinan keputusan
dan
dalam tidak
disarankan pada kepemimpinan adalah
3. Dari variabel komunikasi yang
pimpinan
perlu
harus
lebih
mampu
diperbaiki
adalah
rasa
menyelesaikan dengan baik masalah-
kepercayaan terhadap sesama rekan
masalah yang ada di perusahaan
kerja dalam menyelesaikan pekerjaan.
karena pada dasarnya tiap perusahaan
Seperti misalnya sesama karyawan
pasti akan menemui berbagai masalah
sebaiknya tidak saling menjatuhkan
yang muncul di perusahaan. Seperti,
dan meremehkan pekerjaan apapun
pimpinan harus dapat menyelesaikan
yang dilakukan oleh rekan kerjanya.
masalah yang ada dengan langkah atau
Tiap
cara yang tepat, karena setiap cara atau
mendukung, percaya dan yakin bahwa
langkah penyelesaian yang dilakukan
rekan kerjanya bisa melakukan dan
karyawan
harus
saling
menyelesaikan pekerjaannya dengan
DAFTAR PUSTAKA
baik sesuai dengan standar yang telah
Bernardin & Russel. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Diterjemahkan oleh Bambang Sukoco. Bandung: Armico.
ditetapkan oleh perusahaan. 4. Dari variabel lingkungan kerja yang perlu
diperbaiki
adalah
dengan
memperbaiki kondisi tempat kerja misalnya
mengurangi
kebisingan
seperti dengan membuat tempat parkir yang cukup jauh dari ruang kerja yang sebelumnya parkir masih dekat dengan ruang kerja. Hal itu dilakukan agar tidak
mengganggu
konsentrasi
karyawan dan karyawan dapat bekerja dengan
nyaman.
Selain
itu
PT.
Pinnacle Apparels Semarang juga harus
meningkatkan
kenyamanan
lingkungan kerja seperti pencahayaan yang baik, sirkulasi udara yang cukup, tata ruang yang indah dll. Kemudian yang
perlu
komunikasi
dipertahankan antar
adalah
karyawan
di
lingkungan perusahaan yang sudah berjalan dengan baik.
Danim, Sudarman. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Penerbit Rineka Cipta. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gibson, James L., 2003. Manajemen. Penerjemah: Zuhad Ichyaudin, Edisi Kesembilan, Jakarta, Penerbit Erlangga. Griffin, Ricky, W., 2004. Manajemen, Edisi Ketujuh, Jilid 2, Penerjemah: Gina Gania, Penerbit Erlangga, Jakarta. Handoko, T . Hani, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit: BPFE, Yogyakarta. Hariyanti dan Primawestri, Inten. 2009. Pengaruh Komunikasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Perawat dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 1, Nomer 2, halaman 120-131 Hasibuan, Melayu SP. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara.
Kartini Kartono. 2003. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kristiawan, Dody dan Suprayitno. 2009. Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia. Volume 3, Nomor 2, Desember 2009, halaman 115 – 121 Lawrence R dan William F. Glueck. 2003. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mardiana. 2005. Manajemen Produksi. Penerbit: Badan Penerbit IPWI, Jakarta. Marthis, Robert L. dan Jackson, John H. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Masmuh, Abdullah. 2010. Riset Sumber Daya Manusia. Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Miftah Thoha. 2003. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Nitisemito, Alex S. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Kudus: BPFE Ghalia Indonesia Presilia dan Octavia, Regina Fortunata. 2011. Analisis Pengaruh
Lingkungan Kerja, Karakteristik Pekerjaan, dan Motivasi. Jurnal Manajemen dan Bisnis.Volume 7, 2011, No. 1
Raymond S. Ross. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Diterjemahkan oleh Dedy Mulyana. Penerbit Kencana, Jakarta. Rivai Veitzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan Edisi II, Jakarta Rajawali Press: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Riyadi, Slamet. 2011. Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Volume 13, Nomor 1, Maret 2011, halaman 4045. Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Diterjemahkan oleh Tim Indeks. Penerbit Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Robbins, Stephen P. 2006. PrinsipPrinsip Perilaku Organisasi. Diterjemahkan oleh Halida. Edisi kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta. Salusu, 2001. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit, Jakarta : Penerbit PT. Gramedia. Schermerhorn. 2002. Organizational Behaviour. Edisi Ketujuh. Penerbit Willey, USA. Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi
Birokrasi dan Manajemen Negeri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama Bandung. Siagian, Sondang, P, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN. Soekarso. Et al. 2010. Teori Kepemimpinan. Mitra Wacana Media, Jakarta. Sriwidodo, Untung dan Agus Budi Haryanto. 2010. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia. Volume 4, Nomor 1, Juni 2010, halaman 47 – 57. Sugiono.2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Alfabeta. Jakarta. Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Kencana, Jakarta. Tika, H. Moh. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Penerbit: PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Yensy, Nurul Astuti. 2010. Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 2 Argamakmur Bengkulu Utara. Jurnal Kependidikan Triadik. Volume 13, April 2010, Nomor 1.