Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 57 – 75
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Studi Deskriptif Analitik Pada Kepala Sekolah dan Guru Taman Kanak-kanak di Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015) Heni Nafiqoh
Abstrak Penelitian ini beranjak dari adanya guru Taman kanak-kanak di Kota Bandung yang belum menunjukkan Kinerja mengajar yang memadai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru PAUD di Kota Bandung. Penelitian dilakukan terhadap guru TK yang ada di lokasi penelitian dengan menggunakan metode survei yang menggunakan kuesioner/angket tertutup sebagai alat pengumpul data. Sampel yang diambil dengan menggunakan stratified sampling sebanyak 83 dari populasi 493 lembaga. Adapun hasil Penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang sangat tinggi antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap kinerja mengajar guru (Y) sebesar 17,16%, motivasi berprestasi (X2) terhadap kinerja (Y) sebesar 33,69% dan pengaruh kepemimpinan (X 1) dan motivasi berprestasi (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar 50,84%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain sebesar 49,16%. Adapun untuk meningkatkan kinerja guru, kepala sekolah taman Kanak-kanak membuka saluran komunikasi, pedoman kerja yang jelas, promosi bagi guru berprestasi serta meningkatkan kompetensi pendidik dalam penguasaan metode dan strategi pembelajaran. Kata kunci: pengaruh kepemimpinan, motivasi berprestasi, kinerja guru.
pikiran-pikiran yang ada pada para guru,
Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Memasuki persaingan
era
bebas
pimpinan sekolah, staf, orang tua siswa
globalisasi
dan
dan siswa itu sendiri.
menuntut
lembaga
Undang-undang Nomor 20 Tahun
pendidikan/sekolah
yang
mampu
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menghasilkan
pendidikan
mutu
dan
telah
memberikan
arah
baru
pada
lulusan yang berkualitas tinggi serta
pengembangan dan peningkatan mutu
memiliki kemampuan kompetitif untuk
pelayanan pendidikan di Indonesia, dan
bersaing
di
peningkatan
era
globalisasi.
Proses
secara khusus dijelaskan pada pasal 5 ayat
mutu
pendidikan
bukan
(1) yang berbunyi “Setiap warga Negara
merupakan pikiran dan tanggung jawab
mempunyai
seorang mentri pendidikan beserta para
memperoleh pendidikan yang bermutu”.
penasehatnya, tetapi peningkatan mutu
Berdasarkan pada Undang-undang Sistem
pendidikan
pendidikan
sangat
tergantung
pada
57
hak
yang
Nasional
di
sama
atas
untuk
maka
Vol.3 | No.1 | April 2017
peningkatan
pendidikan
Halaman 57 – 75
harus
nilai telah diketahui bahwa guru adalah
pembangunan
soko guru. Dalam pembangunan nasional,
pendidikan untuk semua jenis dan jenjang
guru memegang peranan penting dalam
pendidikan, hal ini merupakan tantangan
kemajuan suatu bangsa, guru menduduki
baru bagi
titik
menjadi
mutu
Tunas Siliwangi
prioritas
para guru, penyelenggara
pendidikan
untuk
bersama-sama
sentral
dalam
transfertasi
ilmu
pengetahuan. Guru mempunyai fungsi
meningkatkan mutu pendidikan.
strategi dalam proses
belajar mengajar
Peningkatan mutu pendidikan secara
dan lain sebagainya. Itu semua merupakan
makro tidak dapat terlepas dari mutu
predikat yang tinggi nilainya bagi tugas
pendidikan di tingkat sekolah, karena
guru,
harus
mengakuinya betapa besar jasa guru
diyakini
bersama
keberhasilan
karena
memang
pendidikan nasional hanya dapat diraih
dalam
apabila pendidikan di tingkat sekolah
bangsa. Pembangunan
sudah menunjukkan mutu pendidikan
terus, kualitas sumber daya manusia
yang memuaskan semua stakeholders.
dituntut untuk meningkat, maka pada
Sekolah adalah cerminan keberhasilan
gilirannya harapan untuk meningkatkan
pendidikan secara nasional, untuk itu
mutu pendidikan terarahkan pada pundak
peningkatan
harus
guru. Atas dasar harapan itulah dan
dimulai ditingkat sekolah, sehingga setiap
didorong dengan itikad yang baik pada
sekolah
kerja
saat ini banyak terlontar di media masa
peningkatan mutu pendidikan yang dapat
beberapa kekurangan kerja yang perlu kita
berkreasi dan memberikan kontribusi
perbaiki
langsung
mutu
terhadap ilmu keguruan masih belum
pendidikan nasional dan menjadi sekolah
memadai; b. Hanya memahami sekitar
masa depan.
60%
mutu
harus
pendidikan
memiliki
pada
tim
pencapaian
Pemerintah untuk menjamin mutu membentuk
Badan
Standar
yang
Nasional
tercantum
antara
dari
dan
pembangunan akan berlanjut
lain:
seluruh
a.Pemahaman
materi
yang
dihubungkan dengan metode mengajar; c. Kurang memiliki sikap positif terhadap
Pendidikan dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
kemajuan
masyarakat
kemampuan professional dan sebagainya.
pada
Terkait dengan tingginya minat
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun
untuk
2005 yang telah diubah PP No.32 tahun
peningkatan jumlah PAUD dari tahun ke
2013
tahun,
tentang
Standar
Nasional
Pendidikan. Banyak pendapat para ahli
bersekolah
penting
peningkatan
58
di
utuk
kinerja
PAUD
di
dan
upayakan
mengajar
guru.
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 57 – 75
Kondisi tersebut mengingatkan tantangan
2. Bagimana profil motivasi guru pada
yang dihadapi oleh guru PAUD antara lain
pendidkan anak usia dinidi Kota
kurang tersediana fasilitas mengajar yang
Bandung tahun pelajaran 2014/2015?
memadai, sulitnya untuk meningkatkan
3. Bagimana profil kinerja guru pada
kualifikasi pendidikan hingga faktor latar
pendidikan anak usia dini di Kota
belakang siswa yang ikut serta dalam
Bandung tahun pelajaran 2014/2015?
program
pendidikan
anak
usia
dini
4. Seberapa
(Unicef, 2012, hlm. 5).
kepemimpinan
Agustin dan Wahyudin (2012, hlm. 3)
menyatakan
bahwa
besar
pengaruh
kepala
sekolah,
motivasi berprestasi terhadap kinerja
permasalahan
guru pendidikan anak usia dini di Kota
pendidikan anak usia dini bertambah
Bandung tahun pelajaran 2014/2015
rumit pada saat kompetensi guru juga
baik secara simultan maupun parsial?
rendah khususnya dalam memberikan pelayanan kepada anak usia dini. Fakta di lapangan
menunjukkan
bahwa
D. Tujuan Penelitian
masih
Berdasarkan Rumusan Masalah dan
banyak guru anak usia dini yang belum
Pertanyaan
memahami tugas, fungsi, kompetensi, dan
penelitian di
dirumuskan beberapa tujuan penelitian
keterampilan yang selayaknya dikuasai
untuk memperoleh hasil temuan sebagai
oleh guru pendidikan anak usia dini.
berikut: 1. Kepemimpinan
B. Rumusan Masalah Penelitian
berprestasi
dan
kinerja
2. Pengaruh
motivasi guru
sekolah
maka
kepemimpinan terhadap
motivasi
guru
Bandung tahun pelajaran 2014/2015.
sebagai berikut:
3. Pengaruh profil
kepala
pendidikan anak usia dinidi Kota
dituangkan dalam pertanyaan penelitian
1. Bagaimana
Sekolah
Bandung tahun pelajaran 2014/2015.
tersebut di atas memfokuskan tema pada kepemimpinan,
Kepala
pendidikan anak usia dini di Kota
Berdasarkan rumusan masalah yang
pengaruh
atas, maka
kepemimpinan
terhadap
kepemimpinan
kinerja guru pendidikan anak usia
kepala sekolah pada Pendidikan anak
dinidi Kota Bandungtahun pelajaran
usia dini di Kota Bandung tahun
2014/2015.
pelajaran 2014/2015?
4. Pengaruh sekolah
kepemimpinan dan
motivasi
kepala
berprestasi
terhadap kinerja guru pendidikan anak
59
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
usia dini di Kota Bandung tahun
Halaman 57 – 75
b. Bagi
pelajaran 2014/2015.
pengelola
PAUD
di
Kota
Bandung Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan Informasi bagi para pengeloa
E. Manfaat Penelitian Penelitian
ini
diharapkan
pendidikan dalam upaya memperbaiki,
dapat
meningkatkan,
memberikan manfaat untuk kepentingan
PAUD di Kota Bandung.
Secara teoritis penelitian ini dapat
c. Bagi Dinas Pendidikan
bermanfaat antara lain:
Diharapkan dari hasil penelitian ini
1. Menambah wawasan dan pengetahuan (knowledge)
tentang
dapat menjadi masukan bagi pembuat
pengaruh
kebijakan untuk memilih dan menetapkan
kepemimpinan kepala sekolah dan
kepala
motivasi berprestasi terhadap kinerja
ini
diharapkan
pengetahuan berhubungan
pengembangan
ilmu
terutama
yang
dengan
yang
memiliki
(leadership)
untuk
meningkatkan prestasi kerja guru.
dapat
menambah pengetahuan (knowledge) bagi
sekolah
kepemimpinan
guru PAUD di Kota Bandung.
baru
mengembangkan
kinerja dan motivasi berprestasi guru
teoritis dan praktis.
2. Penelitian
serta
Landasan Teori A. Konsep Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan
program
Pemahaman
Administasi Pendidikan.
terhadap
definisi
tentang suatu objek adalah awal yang
Secara praktis hasil penelitian ini
sangat
penting
di
dalam
diharapakan bermanfaat untuk dijadikan:
mempelajari,
a. Bagi peneliti
serta menarik kesimpulan terhadap suatu
Sebagai prasyarat untuk memenuhi
memahami,
kerangka
menganalisa
objek.
tugas akhir pada studi peneliti untuk
Kepemimpinan menurut Blanchard
memperoleh gelar Magister Pendidikan
dalam Wahjosumidjo (1987, hlm. 25-26)
Anak Usia Dini di sekolah Pascasarjana
mengemukakan
Universitas Pendidikan Indonesia. Serta
leadership is the process of influencing
hasil penelitian ini diharapkan dapat
the activities of an individual or group in
menambah pengetahuan tentang pengaruh
efforts toward goal achievement in a given
kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja
situation.”
terhadap motivasi berprestasi guru PAUD
bahwa:
“…
that
Kepemimpinan adalah proses dalam
di Kota Bandung.
mempengaruhi
60
kegiatan-kegiatan
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
seseorang atau kelompok dalam usahanya
2. Teori Kepemimpinan
mencapai tujuan di dalam suatu situasi tertentu.
Jadi,
berdasarkan
Memahami
definisi
mengkaji sejauh mana kepemimpinan
terjadi apabila di dalam situasi tertentu
dalam
seseorang mempengaruhi perilaku orang baik
secara
perseorangan
teori-teori
kepemimpinan sangat besar artinya untuk
tersebut, bahwa kepemimpinan itu akan
lain
Halaman 57 – 75
atau
kelompok. Oleh karena itu, kepemimpinan
suatu
organisasi
dilaksanakan
secara
menunjang
kepada
telah
dapat
efektif
serta
produktifitas
organisasi secara keseluruhan. Dalam
sebagai suatu proses di rumuskan:
karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
L= f (l, f, s)
Seorang pemimpin harus mengerti Keteraangan: L= f = l = f = s =
tentang teori kepemimpinan agar nantinya leadership function leader folloer situation
mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain : 1) Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory) Analisis ilmiah tentang
Dari definisi di atas pada hakikatnya memberikan makna:
kepemimpinan berangkat dari pemusatan
a. Kepemimpinan adalah sesuatu yang
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat
melekat pada diri seorang pemimpin yang seperti:
berupa
sifat-sifat
kepribadian
kemampuan
berkembang pertama kali di Yunani Kuno
tertentu
dan Romawi yang beranggapan bahwa
(personality),
(ability)
pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan
dan
yang kemudian teori ini dikenal “The
kesanggupan (capability).
Greatma
b. Kepemimpinan adalah serangkaian
dapat
dipisahkan
Dalam
perkembangannya, teori ini mendapat
kegiatan (activity) pemimpin yang tidak
Theory”.
pengaruh dari aliran perilaku pemikir
dengan
psikologi yang berpandangan bahwa sifat-
kedudukan (posisi) serta gaya atau
sifat
perilaku pemimpin itu sendiri.
kepemimpinan
tidak
seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai
c. Kepeimpinan adalah sebagai prposes
melalui
antar hubungan ata interaksi antara
pendidikan
dan
pengalaman.
Sifat-sifat itu antara lain: sifat fisik,
pemimpin, bawahan dan situasi.
mental dan kepribadian.
61
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Devis merumuskan 4 sifat umum
Halaman 57 – 75
para pengikutnya mampu berpihak
yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepadanya.
kepemimpinan organisasi, antara lain: a) Kecerdasan
3. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berdasarkan pemimpin kecerdasan
hasil
yang yang
penelitian,
Kepemimpinan merupakan salah satu
mempunyai tinggi
di
kompetensi yang harus dimiliki oleh
atas
seorang kepala sekolah. Kepala sekolah
kecerdasan rat-rata dari pengikutnya
adalah seorang tenaga profesional guru
akan mempunyai kesempatan berhasil yang
lebih
tinggi
pula.
yang diberi tugas untuk memimpin suatu
Karena
sekolah dimana diselenggarakan proses
pemimpin pada umumnya memiliki
belajar
tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
yaitu:
b) Kedewasaan dan keluasan hubungan
Pemimpin sekolah atau suatu lembaga tempat menerima dan memberi pelajaran. Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. (2002, hlm. 84)
sosial Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panic dan goyah dalam mempertahankan
Jadi kepala sekolah harus memiliki
pendirian yang diyakini kebenarannya.
kemampuan untuk menggerakkan segala
c) Motivasi diri dan dorongan berprestasi
sumber yang ada pada suatu sekolah
Seorang pemimpin yang berhasil
sehingga dapat didayagunakan secara
umumnya memiliki motivasi diri yang
maksimal untuk mencapai tujuan yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi.
sudah ditetapkan. Sebagai orang yang
Dorongan yang kuat ini kemudian
mendapat tugas tambahan berarti tugas
tercermin pada kinerja yang optimal,
pokok kepala sekolah tersebut adalah guru
efektif dan efisien.
yaitu
d) Sikap hubungan kemanusiaan pengakuan
Wahjosumidjo
mengartikan kepala sekolah secara umum
dibandingkan dengan pengikutnya.
Adanya
mengajar.
sebagai
pendidik, disini terhadap
tenaga berarti
pengajar
dan
dalam suatu
sekolah seorang kepala sekolah harus
harga diri dan kehormatan sehingga
mempunyai tugas sebagai guru yang
62
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 57 – 75
melaksanakan atau memberikan pelajaran
kualifikasi prestasi atau produk yang
atau mengajar bidang studi tertentu atau
dicapai dari kegiatannya; dan 8) arah
memberikan bimbingan.
sikapnya terhadap sasaran kegiatan.
Kepala sekolah merupakan salah
Schermerhorn, et al. (2010, hlm.
satu komponen pendidikan yang paling
110) mengungkapkan bahwa motivasi
berperan dalam meningkatkan kualitas
mengacu pada kekuatan individu yang
pendidikan. Dalam pasal 12 ayat 1 PP 28
menjelaskan arah, tingkat, dan ketekunan
tahun 1999 dikemukakan bahwa; “kepala
usaha seseorang dikeluarkan ditempat
sekolah
kerja.
bertanggung
penyelenggaraan
jawab
kegiatan
atas
Stevenson
(2001,
hlm.
2)
pendidikan,
menyatakan motivasi merupakan intensif,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga
dorongan, atau stimulus untuk bertindak.
pendidikan lainnya, dan pendayagunaan
Munandar
serta pemeliharaan saran dan prasarana.”
menemukakan bahwa motivasi adalah
(2004,
hlm.
323),
suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan
B.Motivasi Berprestasi 1. Pengertian Motivasi
serangkaian kegiatan yan mengarah pada
Engkoswara dan Aan Komariah
tercapainya tujuan tertentu. Demikian pula
(2010, hlm. 209) menyatakan motivasi
definisi motivasi yang dikemukakan oleh
berasal dari kata latin “movere” yang
Williams (2006, hlm. 10) “Motivation is
berarti
Untuk
the art of helping people to fucus their
mengetahui motivasi seseorang dalam
minds and energies on doing their work as
suatu kegiatan yaitu: 1) durasi kegiatan,
effectively as possible.”
bergerak untuk
maju.
berapa lama kemampuan penggunaan
Motivasi
juga
dapat
waktu untuk melakukan kegiatan; 2)
sebagi
frekuensi kegiatan, berapa sering kegiatan
melaksanakan dan mau melaksanakan.
dilakukan dalam periode waktu tertentu;
Motivasi
3)
melaksanakan
persistensinya,
ketepatan
dan
perbedaan
dikatakan
lebih
antara
dekat
tugas
dapat
kepada
untuk
mau
mencapai
kelekatannya pada tujuan kegiatan;4)
tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik
ketabahan, keuletan, dan kesulitan untuk
dari dalam maupun dari luar yang
mencapai tujuan; 5) pengabdian dan
mendorong seseorang untuk mencapai
pengorbanan untuk mencapai tujuan; 6)
tujuan tertentu yang telah ditetapkan
tingkat aspirasi, berupa maksud, rencana,
sebelumnya.
cita-cita sasaran atau target; 7) tingkat
63
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Pernyataan diatas, sejalan dengan
2. Teori Motivasi
pendapat Terry Mitchell dalam John M
Tingkah laku manusia selalu timbul
Werner and Randy L Desimone (2209, hlm.
44)
“Motivation
yang is
processedthat direction,
cause and
kearah suatu tujuan tertentu. Kebutuhan
psychological the
that
yang mendorong perbuatan ke arah tujuan
arousal,
persistence
voluntaryactions
oleh adanya kebutuhan yang mendorong
mengemukakan
the
are
tertentu
of
kebutuhan, motivasi.
Ornstein (2008, hlm. 93) “Motivation has
motivasi
organization as a whole.” ; “ the forces
kehendak
sumber: Winardi, 2008, hlm. 68-116; Hamzah B. Uno, hlm. 39-46; Sondang P.
individu
Siagian, hlm. 146-179 yaitu: 1) Teori Abraham H. Maslow
kekuatan
Konsepsi motivasi tidak terlepas dari
menimbulkan perilaku individu, setiap
kebutuhan
tindakan atau kejadian yang menyeabkan
gerakan
atau
manusia,
artinya
jika
kebutuhan seseorang telah terpenuhi maka
berubahnya perilaku seseorang, proses menentukan
berusaha
antara lain yang disarikan dari berbagai
dan
tersebut didorong untuk berperilaku dan pengaruh
untuk
akan dipaparkan teori tentang motivasi,
keinginan yang sangat mempengaruhi
bertindak,
seseorang
Untuk memahami tentang motivasi, motivasi
menurut Siswanto (2010, hlm. 120) adalah
sehingga
pada
hasil pekerjaannya.
achievement of sfecific goals.
individu
kegiatan
memenuhi kebutuhan dan keinginan dari
direction of one’s efforts toward the
kemauan
dalam
bekerja keras dengan harapan dapat
person that account, in part, for the willful
atau
suatu
manusia
dan
memenuhi kebutuhannya. Orang mau
acting on and coming from within a
perasaan
Setiap
pikiran,
berbagai kebutuhan akan menimbulkan
channel it in ways that shoul benefit the
setiap
Manusia
dasarnya di dorong oleh motivasi. Adanya
individual that stimulate behavior and
dari
motivasi.
perasaan,
melaksanakan
been defined as those processes within an
lain
adalah
merupakan mahluk sosial yang memiliki
goal
directed.”Sedangkan menurut Fred C.
Pengertian
Halaman 57 – 75
seseorang itu akan tergerak (mau) untuk
perilaku
melakukan sesuatu. Abraham Maslow
individu kepada tujuan (goal).
membagi hirarki
kebutuhan kebutuhan,
manusia kebutuhan.
64
berhubugan
manusia bahwa
dalam motivasi
dengan
lima
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Gambar Maslow
Menurut Abraham Maslow, proses motivasi
seseorang
secara
bertahap
memenuhi pemenuhan kebutuhan, dari
yang
Kebutuhan
paling
merupakan
sebagaimana
kebutuhan
pekerjaan
Mengatasi
akan dicintai, diperhitungkan sebagai
kendala-kendala,
mencapai
standar tinggi, mencapai performapuncak
pribadi, diakui sebagi anggota kelompok,
untuk diri sendiri. Mampu menang dalam
akan
persaingan
kebutuhan
dengn
pihak
lain.
Meningkatkan kemampuan diri melalui
dihargai karena prestasi, kemampuan,
penerapan bakat secara berhasil.
kedudukan, pangkat, dan sebagainya.
3) Teori Herzberg
Kebutuhan akan aktualisasi diri, seperti
Frederich Herberg dalam Winardi
kebutuhan mempertinggi potensi yang diri
mengorganisasi
sesuai dengan kondisi yang berlaku.
Kebutuhan sosial, meliputi kebutuhan
pengembangan
atau
Menguasai,
mungkin dan seindependen mungkin,
perlakuan tidak adil dan lain sebagainya.
dimiliki,
sulit.
melaksanakan hal-hal tersebut secepat
penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan,
termasuk
Winardi
obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide
terlindung dari bahaya dan ancaman
penghargaan,
yang
memanipulasi,
perlindungan, seperti terjamin keamanan,
Kebutuhan
oleh
Melaksanakan sesuatu tugas atau
lain-lain. Kebutuhan rasa aman dan
sebagainya.
dikutip
tersebut sebagai keinginan.
pangan,
sandang dan papan, kesehatan, seks dan
dan
Motivasi
merumuskan kebutuhan akan prestasi
penting. yang menyangkut fungsi fungsi seperti
Teori
teori kebutuhan untuk mencapai Murray
kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan
biologis
Skema
Dari McClelland dikenal tentang
kompleks.
fisiologis
2.1
2) Teori McClelland
kebutuhan yang paling dasar hingga kebutuhan
Halaman 57 – 75
menyatakan: pada manusia berlaku faktor
secara
motivasi dan faktor pemeliharaan di
maksimum, kreatifitas, ekspresi diri, dan
lingkungan
sebagainya.
pekerjaanya.
Dari
hasil
penelitiannya menyimpulkan adanya 6 faktor motivasi yaitu (1) prestai; (2) pengakuan;
(3)
kemajuan
kenaikan
pangkat; (4) pekerjaan itu sendiri; (5) kemungkin untuk tumbuh; (6) tanggung jawab. Sedangkan untuk pemeliharaa terdapat sepuluh faktor yang perlu di
65
Vol.3 | No.1 | April 2017
perhatikan
Tunas Siliwangi
yaitu
Halaman 57 – 75
(1)kebijaksanaan;
yang dicapai oleh seseorang) . kinerja juga
(2)supervisi teknis ; (3)hubungan antar
merupakan gambaran tingkat pelaksanaa
manusia
(4)hubungan
suatu kegiatan dalam mewujudkan tujuan
pembinanya;
suatu
dengan
atasan;
manusia
dengan
(5)hubungan
antar
bawahannya; (7)kestabilan
manusia
sehingga
dapat
dengan
didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil
dan
upah;
kerja secara kualitas dan kuantitas yang
(8)kehidupan
pribadi;
dicapai oleh seseorang pegawai dalam
(6)gaji ;
organisasi,
(9)kondisi tempat kerja; (10)status.
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
4) Teori Keadilan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa
manusia
terdorong
(Mangkunegara, 2004, hlm. 67).
untuk
Berikut akan dikemukakan beberapa
menghilangkan kesenjangan antara usaha
definisi kinerja menurut beberapa ahli :
yang dibuat bagi kepentingan organisasi
1.kinerja atau prestasi kerja (performance)
dengan imbalan yang diterima.
merupakan ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan
3.
keterampilan
Motivasi Berprestasi Perilaku
seseorang
2.kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
selalu sadar adanya kaitan antara perilaku
yang dicapai oleh seseorang karyawan
dan tujuan tersebut. Dengan pengetahuan
mengetahui
relatif motif
mudah dari
dalam
19)
dicapai meskipun yang bersangkutan tidak
maka
motivasi
menghasilkan sesuatu (Fattah, 1999, hlm.
biasanya
diwarnai oleh hakekat tujuan yang ingin
tujuan
dan
dalam
untuk
melaksanakan
tugasnya
sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan
tindaka-
kepadanya (Mangkunegara, 2005, hlm. 9)
tindakannya.
3.Kinerja
merupakan
“performance”
C.Kinerja Mengajar 1. Pengertian Kinerja
dan
dari
sering
kata diartikan
dengan prestasi kerja atau kinerja. Kinerja adalah sebuah bentuk hasil kerja atau hasil
Secara teori Kinerja diartikan sebagai
usaha berupa tampilan fisik maupun
sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang
gagasan. Kinerja sering juga dihubungkan
diperlihatkan dan kemampuan seseorang.
dengan kompetensi pada diri perilakunya
Istilah Kinerja berasal dari kata job
(Depdiknas, 2004, hlm. 4)
performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
66
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat
disimpulkan
bahwa
Halaman 57 – 75
dari kinerja guru TK yang melaksanakan
kinerja
proses pembelajaran.
merupakan penampilan atau unjuk kerja
Indikator
Kinerja
Guru
seseorang dalam menjalankan peran dan
berdsaarkan
fungsinya dalam suatu lingkungan tertentu
Profesional Standars Board ( 2003, hlm.
termasuk
1-4) adalah:
dalam
organisasi
untuk
memperoleh hasil kerja yang optimal
Kentucky
TK
Education
a. Merancang/merencanakan
dalam waktu yang telah ditetapkan.
pembelajaran. b. Menciptakan lingkungan pembelajaran c. Melaksanakan Pembelajaran
2. Kinerja Mengajar Guru Taman Kanak-Kanak
d. Menilai dan mengkomunikasikan hasil
Kinerja guru yang baik adalah
belajar
seorang guru yang dapat menampilkan kelakuan
yang
baik
dalam
Sementara itu, kinerja mengajar
usaha
guru
TK
berdasarkan
Permendiknas
mengajarnya. Kualitas kinerja guru akan
Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar
sangat menentukan pada kualitas hasil
Pendidikan Anak Usia Dini, dijelaskan
pendidikan, karena guru adalah pihak
sebagai
yang paling sering bersentuhan langsung
pelaksanaan, dan penilaian.
berikut:
Perencanaan,
pada proses pendidikan/pembelajaran di sekolah.
B. Penilaian Kinerja Mengajar
Guru adalah pendidik profesional
Kinerja mempunyai hubungan erat
dengan tugas utama mendidik, mengajar,
dengan
mengarahkan, menilai dan mengevaluasi
produktivitas yang tinggi dalam suatu
pendidikan menengah (PP 19, 2005). jantungnya
organisasi.Sehubungan
kualitas
penilaian
harus mampu mengenali kebutuhan dan anak
didiknya
dengan
hal
tersebut maka upaya untuk mengadakan
pendidikan. Guru TK yang profesional
karakteristik
karena
bagaimana usaha untuk mencapai tingkat
dini jalur formal, pendidikan dasar, dan
merupakan
produktivitas
merupakan indikator dalam menentukan
peserta didik pada pendidikan anak usia
Guru
masalah
terhadap
kinerja
di
suatu
organisasi merupakan hal penting. Karena
sehingga
melalui penilaian kinerja, hasilnya dapat
pencapaian tujuan pendidikan di TK dapat
dijadikan sebagai umpan balik untuk
tercapai secara optimal. Bagus tidaknya
perbaikan kinerja karyawan dan sebagai
kualitas pendidikan di TK akan tergantung
bahan bagi pimpinan untuk menaikkan
67
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
jenjang
yang
kinerja ini akan dapat diketahui seberapa
kinerja,
baik seseorang melakukan pekerjaan yang
karier
karyawan
berprestasi.Melalui organisasi
penilaian
dapat
memilih
dan
Halaman 57 – 75
diberikan/ ditugaskan.
menempatkan orang yang tepat untuk menduduki suatu jabatan tertentu secara obyektif.
Untuk
rendahnya
mengetahui
kinerja
Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan
tinggi-
seseorang,
perlu
Kinerja
dilakukan penilaian kinerja. Penilaian
kerja
guru
dalam
merupakan mernberikan
para
pengajaran di kelas. Dalam melakukan
karyawan merupakan bagian penting dari
pengajaran kinerja guru menjadi suatu hal
seluruh proses kekaryaan pegawai yang
yang penting, karena guru merupakan
bersangkutan.
pihak yang terlibat langsung dalam proses
prestasi
prestasi
efektivitas
mengajar
Pentingnya
kerja
yang
penilaian
rasional
yang
pembelajaran
di
dalam
kelas
serta
diterapkan secara objektif terlihat pada
memiliki peran yang sangat penting dalam
paling
kepentingan,yaitu
meningkatkan kualitas anak didiknya.
kepentingan pegawai yang bersangkutan
Terkait dengan hal tersebut penelitian ini
sendiri dan kepentingan organisasi.
telah menganalisis kinerja mengajar guru
sedikit
dua
Menurut pendapat Bernardin dan
TK di Kota Bandung yang dipengaruhi
Russell (dalam Ruky, 2001, hlm. 12)
oleh
mengungkapkan bahwa penilaian kinerja
kepemimpinan
adalah
the
motivasi berprestasi. Berdasarkan hasil
their
penelitian, terdapat beberapa kesimpulan
“A
contribution
way of
organization”.
of
measuring
individuals Sedangkan
to
menurut
adalah
suatu
kegiatan
demikian
bebas,
kepala
1. Deskripsi
yang
sekolah
dilakukan manajemen atau penyelia. Dengan
variabel
yaitu
sekolah
dan
yang perlu diperhatikan:
Siswanto (2003, hlm. 231) penilaian kinerja
dua
kepemimpinan TK
di
Kota
kepala Bandung
kecenderungannya sangat baik. Hal ini
berdasarkan
berarti
bahwa
kepala
pendapat tentang penilaian kinerja di atas,
menunjukkan
dapat
meliputi pembagian peran berdasarkan
disimpulkan
bahwa
penilaian
kepeminpinan
sekolah
kinerja adalah proses membandingkan
struktur,
hasil kerja seseorang dengan standar
memberikan pertimbangan, dukungan,
prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh
dan
organisasi. Sehingga dengan penilaian
partisipatif sudah dilakukan dengan
68
tugas,
tanggung
yang
menunjukkan
jawab,
kepemimpinan
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 57 – 75
cukup baik, dari 3 sub dimensi
mengajar,
kepemimpinan kepala sekolah sub
kecenderungan
dimensi dengan intensitas tertinggi
tanggap (responsif), sedangkan sub
adalah
dimensi
kepemimpinan
sedangkan
sub
partisipatif
dimensi
dengan
sub
dengan
tertinggi
adalah
dengan
terendah
intensitas terendah adalah struktur
dimensi
kecenderungan
adalah
merancang/
merencanakan pembelajaran.
memprakarsai (peran).
4. Kinerja
2. Deskripsi motivasi berprestasi untuk
mengajar
dipengaruhi
guru
oleh
TK
kepemimpinan
mendukung kinerja mengajar guru
kepala sekolah dengan kategori kuat.
tergolong sangat tinggi. Hal ini berarti
Hal ini bermakna bahwa kinerja
bahwa motivasi berprestasi guru yang
mengajar guru TK dapat ditingkatkan
meliputi faktor motivator dan fakor
dengan meningkatkan kepemimpinan
higien
kepala sekolah. Dalam menjalankan
telah
menunjukkan
kecenderungan tinggi. Dari 2 sub
kepemimpinannya
dimensi motivasi kerja sub dimensi
cenderung sering melakukan sharing
dengan
tertinggi
ide, melibatkan tim dalam pemecahan
adalah faktor higien, sedangkan sub
masalah yang ada dan bertanggung
dimensi
jawab akan hasil yang telah disepakati.
kecenderungan
dengan
kecenderungan
terendah adalah faktor motivator.
Tetapi
3. Deskripsi kinerja mengajar guru TK di
kepala
kurang
mendefinisikan
sekolah
dalam dan
hal
menstruktur
Kota Bandung tergolong sangat tinggi.
perannya sendiri, maupun peran guru
Hal ini berarti bahwa guru TK di Kota
dalam
Bandung sudah menunjukkan kinerja
organisasi. Kinerja mengajar guru TK
mengajar yang baik. Kinerja mengajar
dipengaruhi oleh motivasi berprestasi
yang
dengan
baik
tersebut
diukur
dari
upaya
pencapaian
kategori
kuat.
tujuan
Hal
ini
pengetahuan tentang rnata pelajaran,
bermakna bahwa kinerja mengajar
pengetahuan pedagogis, merancang/
guru TK dapat ditingkatkan dengan
merencanakan
meningkatkan
motivasi
berprestasi
menciptakan lingkungan pembelajaran
kerja
Motivasi
berprestasi
melaksanakan pernbelajaran, menilai
memberikan
dan mengkomunikasikan hasil belajar
kinerja mengajar guru TK dalam hal
dan tanggap (responsif). Dari tujuh
proses
sub dimensi dalarn konteks kinerja
dilakukan guru di kelas. Oleh karena
pembelajaran,
69
guru.
pengaruh
belajar
mengajar
terhadap
yang
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 57 – 75
itu dapat dikatakan bahwa motivasi
dengan meningkatkan sub dimensi
berprestasi
dapat
struktur memprakarsai (peran). Hal ini
kinerja
penting dilakukan karena akan mampu
mengajar guruTK. Secara simultan,
meningkatkan kinerja mengajar guru
kinerja mengajar guru TK dipengaruhi
TK seperti : (a) Peningkatan struktur
oleh kepemimpinan kepala sekolah
memprakarsai (peran) dapat dilakukan
dan motivasi berprestasi guru secara
dengan cara menegaskan seberapa
positif dan signifikan dengan kategori
besar wewenang maupun tanggung
cukup kuat. Hal tersebut bermakna
jawab yang harus dipikul baik untuk
bahwa kinerja mengajar guru TK
masing-masing pekerjaan (baik untuk
dapat
dengan
guru, maupun kepala sekolah itu
meningkatkan kepemimpinan kepala
sendiri) yang merupakan bagian dari
sekolah dan motivasi berprestasi guru.
pekerjaan yang lebih besar dimana
Kepala
sasarannya adalah untuk tercapainya
yang
meningkatkan
baik
kualitas
ditingkatkan
sekolah
yang
mampu
menunjukkan tanggung jawab yang
tujuan
baik
dapat
ditetapkan, (b) kepala sekolah dapat
berprestasi
menyediakan saluran komunikasi yang
serta
guru
menunjukkan
yang
motivasi
organisasi
yang
yang baik akan dapat meningkatkan
dapat
kinerja
TK.
sekolah itu sendiri, guru, staf sekolah
Berdasarkan hasil penelitian yang
untuk menyampaikan masukan dan
diperoleh,
ini
pendapat dari masing-masing individu
menyimpulkan adanya hubungan yang
tersebut dan (c) kepala sekolah dapat
positif
antara
menyediakan pedoman kerja yang
kepemimpinan kepala sekolah dan
jelas, agar guru dapat melakukan
motivasi berprestasi guru tehadap
pekerjaan
kinerja mengajar guru TK di Kota
konsisten. Sehingga nantinya dapat
Bandung.
diketahui kelemahan dari sistem yang
mengajar
guru
penelitian
dan
signifikan
dimanfaatkan
secara
oleh
telah
terkendali
kepala
dan
ada di sekolah, apakah kelemahan itu disebabkan karena faktor manusianya
2. Saran 1. Meskipun
kepemimpinan
ataupun ada perubahan dalam sistem
kepala
pelayanan pendidikan.
sekolah TK berada pada kategori
2. Meskipun motivasi berprestasi kerja
sangat tinggi, kinerja mengajar guru
dalam konteks kinerja mengajar guru
TK dapat ditingkatkan lebih baik lagi
70
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Halaman 57 – 75
TK sudah tergolong cukup tinggi,
ingin
motivasi kerja akan lebih baik lagi jika
pembelajaran. Kompetensi yang ingin
sub dimensi faktor motivator dapat
dikembangakan harus mengandung
ditingkatkan lagi. Hal ini penting
muatan yang menjadi materi standard
dilakukan karena faktor motivator
yang dapat diidentifikasi berdasarkan
berprestasi sangat berdampak bagi
keputusan peserta didik, kebutuhan
kinerja mengajar guru TK diantaranya
masyarakat,
ilmu
: (a) Peningkatan faktor motivator,
filsafat.
Guru
bisa
mengembangkan
dilakukan
dengan
cara
dicapai
setelah
pengetahuan, mampu
materi
standar.
mengalokasi insentif secara periodik
Materi
untuk memotivasi berprestasi kinerja
kurikulum yang diberikan kepada
para guru yang unggul atau memenuhi
peserta
standar performa bagus. (b) Insentif
pembelajaran
dapat diberikan kepada guru-guru
kompetensi. Guru mampu menentukan
yang berdedikasi tinggi dan efisien. (c)
metode.
membuka
adanya
pembelajaran erat kaitannya dengan
promosi bagi guru, karena dengan ada
pemilihan strategi pembelajaran yang
promosi tersebut guru akan merasa
paling efisien dan efektif dalam
dihargai
memberikan pengalaman belajar yang
peluang
jerih
akan
payahnya
merasa
standar
proses
didik
merupakan
dalam dan
Penentuan
proses
pembentukan
metode
dianggap mampu dan merasa memiliki
diperlukan
kesempatan untuk mengaktualisasikan
kompetensi dasar. Dalam hal ini
diri.
strategi
3. Meskipun kinerja mengajar guru TK
untuk
isi
pembelajaran
membentuk
merupakan
kegiatan guru dalam melakukan proses
telah dilakukan dengan baik, tetapi
pembelajaran
kinerja mengajar guru TK dapat
kompetensi yang dapat memberikan
ditingkatkan
kemudahan kepada peserta didik untuk
lagi
rneningkatkan
pembentukan
dimensi
yang
merancang
dan
4. Berdasarkan pengaruh yang diberikan
untuk
oleh kepemimpinan kepala sekolah
meningkatkan hal tersebut yang dapat
terhadap kinerja mengajar guru TK
dilakukan
mampu
disarankan bahwa kepemimpinan yang
dan
berkaitan dengan kinerja mengajar
mengelompokkan kompetensi yang
guru lebih diperdalam lagi. Sehingga
berkaitan
sub
dengan
dan
dengan
merencanakan
pembelajaran
adalah
mengidentifikasi
guru
mencapai tujuan.
71
Vol.3 | No.1 | April 2017
apabila
kepala
Tunas Siliwangi
sekolah
Depdikbud, 1994, Kurikulum Kanak-kanak, Jakarta
hendak
meningkatkan kinerja guru, maka yang
sebaiknya
merubah
dilakukan
kepemimpinannya
Halaman 57 – 75
Daeng,
adalah dan
meningkatkan lagi pemberian motivasi
Taman
S, Dini, P., 1996, Metode Mengajar di Taman Kanakkanak, Bagian 2, Jakarta: Depdikbud.
Engkoswara, 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta
berprestasi kepada guru. 5. Akhirnya dari hasil penelitian ini,
kerja, struktur desain kerja, sistem
Farida, I. 2012. Kontribusi Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran Instructional Leadership) Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di Kota Bandung. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
reward yang secara teoritis dapat
Fattah,
Nanang.1996.Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Rosda Karya.
Fauzi
Ahmad, “Psikologi Umum”,Bandung:Pustaka Setia
Furchan,
Arief. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
penulis menyarankan kepada peneliti yang lain, yang akan meneliti kinerja guru TK untuk memasukkan variabel lain seperti : kemampuan, pengalaman
mempengaruhi kinerja mengajar guru. Daftar Pustaka Akdon, 2008. Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruci Ali,
Goleman, Daniel, 1995, Emotional Intelligence, New York : Scientific American, Inc.
M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : Angkasa.
Gorton, R, Judy, A., & Petra, S. 2007. School Leadership & Administration, New York : McGraw-Hill.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka. Barizi,
Ahmad, ed. 2005.Holistika Pemikiran Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Basri,
A.F.M. & Rivai, V. 2005. Performence Appraisal. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
I. Nyoman Bertha.1983.Filsafat dan Teori Pendidikan, Bandung : FIP IKIP Bandung Jamaluddin, Dindin. 2010. Metode Pendidikan Anak; teori dan praktik. Bandung: Pustaka AlFikriis.
Burhanuddin, Y. 1994. Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Malang : Bumi Aksara
JJ.Hasibuan, dkk. 1988. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya.
Burhanuddin, Y. 2005. Administrasi Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Johnson, M.H. (2005). Developmental cognitive neuroscience. 2nd ed. Oxford : Blacwell Publishing
72
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Hamzah, B.U. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis di Bidang Pendidikan). Jakarta : Bumi Aksara.
Halaman 57 – 75
Nasrudin, Endin.2010.Psikologi Manajemen, Bandung: CV.Pustaka Setia Nawawi, H. (1998), Administrasi Pendidikan, Jakarta : PT. Gramedia.
Harianti, Diah. 1994, Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak, Jakarta:Depdikbud
Nazir,
Hill, V. 2013. Principal Leadership Behaviors Which Teacher At Different Career Stage Perceive As Affecting Job Satisfaction. Wester Michigan University.
Mohammad, 2008. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nurdin, (2005), Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat : Quantum Teaching.
Hoy, Waine K, And Miskell, Cecil G. 2008. Education Administration : Theory, Research, and Practice (6 th ed, International Edition), Singapore : McGrawhill Co.
Papalia, D.E, & Olds. S.W., 1989, Human Development, Fourth Edition, New York :McGraw-Hill Book Company. Papalia, et.al. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta : Kencana.
Marsetio, D.1982.Manajemen dalam Pengertian dan PendidikanBerpikir, Surabaya
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990, Tentang Pendidikan Prasekolah
Melati, Risang. 2012. Kiat Sukses Guru Paud Yang di sukai Anak-anak. Bandung: Araska.
Peraturan Pemerintah 32/2013.Tentang Nasional Pendidikan.
Moeslichateon, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak – Kanak. Jakarta : Rineka Cipta.
No. Standar
Purwanto, M.Ngalim, dkk. 1981. Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara.
Montolalu, B.E.F. 2008. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.
Riduwan (2007). Memahami dan memaknai analisis jalur. Bandung: Alfabeta
Morrison, G.S. (2012). Dasar – dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks.
Robbins, S.P. 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Mulyasa, E. 2012. Manajemen PAUD. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Roopnaire, J. L & Johnson, J.E, 1993, Approaches to Early Childhood, Education, 2nd Edition, New York : Merril.
Munandar, S.C.U. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta Kerjasama. Muro, J. James & Kottman, Terry, 1995, Guidance and Counseling in Elementery School and Middle School, Iowa : Brown and Benchmark Publisher.
Safira, Triantoro.2004. Kepemimpinan, Yogyakarta: Graha Ilmu Sagala,
73
Syaiful.2005. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung : Alfabet
Vol.3 | No.1 | April 2017
Sanjaya,
Wina. 2006. Pembelajaran.Jakarta: Media.
Tunas Siliwangi
Halaman 57 – 75
Strategi Pranada
Wahjosumidjo.1993.Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia
Solehuddin, M.1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah, Bandung : FIP UPI.
Wahjosumidjo.1995. Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya), Jakarta: Raja Grafindo Persada
Siagian, Sondang.2010. Teori & Praktek Kepemimpinan, Jakarta: Rineka Cipta.
www. Kepemimpinan Pendidikan. com JURNAL
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta.
Enueme, C.P and Egwunyenga, E.J. 2008, “Principals Instructional Leadership Roles and Effect on Teachers Job Performance : A Case Study of Secondary Schools in Asaba Metropolis, Delta State, Nigeria,” Journal Social Science, 16 (1), 13-17.
------------. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. ------------. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta.
Esa, A. et. Al. 2005, “Persepsi Pensyarah Terhadap Penerapan Kemahiran Komunikasi Menerusi Kokurikulum di Politektnik,” Jurnal Penyelidikan Pendidikan Malaysia, 7, (1), 1-170.
Suherman, Maman.1986. Pengembangan Sarana Belajar, Jakarta : Karunia Sujiono, Y., N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Indeks. Sukmadinata, N.S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Figlio, D.N and Kenny, L.W. 2006, “Individual Teacher Incentives and Student Performance.” Journal of Public Economic, 127.
Sulaeman, Dadang dan Sunaryo.1983.Psikologi Pendidikan, Bandung : IKIP Bandung
Heneman, H.G and Milanovski, A. 2003. “Alignment of Human Resources Practices and Teacher Performance Competency: Journal of Education, 1-16 Luster J, (2010). “Why State Should Require a Teaching Performance Assessment and a Subject Matter Assessment for Priliminary Teaching Credential.” Research in Higher Educational Journal 1-6.
Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Angkasa, Bandung : 1983. Toha, Miftah.1993.Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakrata: PT.Raja Grafindo Persada. Ukas, Maman.1999.Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi, Bandung : Ossa Promo
Krug. F.W. 2008. From Leadership Behavior To Cognition : A Constructivist Theory of US Principals. Journal of Education Administration, 36 (3), hlm. 229248.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta
74
Vol.3 | No.1 | April 2017
Tunas Siliwangi
Leu, E. (2006). “Quality of Educational and Teacher Learning a Review of the Literature” American Institute for Research. 1-28. Maguad,
Halaman 57 – 75
Administration and Supervision Journal, 26, (4), 1-33. Zhang
B.A. (2005). “Monitoring Teacherss’ Performance Using Statstical Process Control Charts”. International Journal of Quality and Productivity Management. 5, (1), 1-10)
Nhundu, T.J. (1999). “Assessing Teacher Performance.” International Journal, 26, 91, 1-19. Office of Commercial Service. (2002). Teacher Development for Quality Learning The Thailand Educational Reform Project.” Educational Sector Reform, 1-55. Quinn, D.M, 2004. The Impact of Principal Leadership Behavior On Instructional Practise and Student Engagement. Journal of Educational Administration, 40 (5). Hlm. 447-467. Shahzad, J. Bashir, S. and Ramay .M.I (2008). “Impact of HR Pratices on Perceived Performance Of University Teachers in Pakistan.” Journal of International Review of Business Research Papers, 4, (2), 302-315. Steinke, P. and Fitch .P. (2007). “Assesing Service Learning.” Research Practice in Assessment. 1, (2), 18. Wei, J,S and Liu, C.c (2013), “Structure, Conduct, and Performance of Principal-Agent Models : An Overview”: International Journal of Business and Economics, 2.(3), 177-178) William, H.S. (2009), “Am Evaluation of Principal Intern Performance on the Interstate School Leaders Licensure Standars.” National Forum of Education
75
.A. and Fang, Y. (1991), “Teachers, Performance and Its Attitudinal Anteccendets”, International Journal. 1-12