1
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI SISKA TAKHARAH 11046220261 Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Umrah, Tanjungpinang, 2016 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa akuntansi. Studi kasus pada mahasiswa akuntansi di Umrah.Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi akuntansi di Fakultas Ekonomi UMRAH angkatan 2013. Total sampel penelitian adalah 77 orang. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar. Variabel dependen dalam penelitian iniadalah pemahaman akuntansi.Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu berupa hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden. Pengujian menggunakan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis digunakan dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian penelitian ini pengaruh secara (simultan) membuktikan bahwa variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Sedangkan Secara parsial, penelitian ini berpengaruh secara variabel kecerdasan spiritual, perilaku belajar yang berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Kata kunci : kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, perilaku belajar , dan pemahaman akuntansi 1.1 Latar Belakang Universitas Maritim Raja Ali Haji adalah salah satu universitas negeri di Tanjungpinang dikenal dengan nama UMRAH. Peningkatan sumber daya manusia untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam ilmu pengetahuan yang telah diterima selama perkuliahan dan mampu bersaing antara mahasiswa dengan mahasiswa yang lain secara positif serta mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi mahasiswa dalam memahami mata kuliah akuntansi. Pemahaman seorang mahasiswa dalam memahami mata kuliah tidak hanya ditunjukkan dari nilai-nilai yang didapatkannya dalam mata kuliah tersebut, tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai mata kuliah, maka perguruan tinggi universitas umrah memberikan kepercayaan atau amanah dan motivator mahasiswa untuk berusaha dalam mencapai hasil yang diinginkan dan dapat memberikan hasil yang maksimal.
2
Menurut penelitian Goleman (2015:42) ada banyak perkecualian terhadap pemikiran yang menyatakan bahwa kecerdasan intelektual meramalkan kesuksesan banyak perkecualian dari pada kasus yang cocok dengan pemikiran itu. Setinggi-tingginya kecerdasan intelektual menyumbangkan kira-kira 20% bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalm hidup, jadi yang 80% diisi oleh kekuatan-kekuatan lain. Hasil penelitian Dwijayanti (2009) mengatakan bahwa kecerdasan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental berpikir, menalar dan memecahkan masalah. kemampuan individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi pemimpin dalam suatu kelompok sebagai contoh tes intellignce quotient dirancang untuk memastikan kemampuan intelektual umum seseorang. Setelah terbit buku tentang kecerdasan emosional merupakan ciri orang-orang yang menonjol dalam kehidupan nyata. Menurut Ginanjar (2001:57) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah–langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran serta berperinsip.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh kecerdasan intelektual terhadap pemahaman akuntansi? 2. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap pemahaman akuntansi? 3. Apakah ada pengaruh kecerdasan spiritual terhadap pemahaman akuntansi? 4. Apakah ada pengaruh perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi? 5. Apakah ada pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi. 2.1 Pemahaman Akuntansi 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Akuntansi Pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktekkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan diperguruan tinggi Suwardjono (2005) dalam Zakiah (2013). Akuntansi sebagai objek pengetahuan diperguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktek dan teori. Teori akuntansi tidak lepas dari praktik akuntansi karena tujuan utamanya adalah menjelaskan praktik akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan praktik. Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value judgment), yang dipenuhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi dipraktikkan. Definisi akuntansi menurut Suwardjono (2005) dalam Zakiah (2013) dibedakan menjadi dua pengertian yaitu sebegai seperangkat pengetahuan (a
3
body of knowledge) dan fungsi (function). Sebagai seperangkat pengetahuan Akuntansi di definisikan sebagai: Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam mengambil keputusan 2.1.2 Pengertian Pemahaman Akuntansi Paham dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar akuntansi. Menurut Nuraini (2007) dalam Hanum (2011) menyatakan pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Paham dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan Mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah diperolehnya selama ini dapat diterapkan dalam kehidupannya bermasyarakat atau dengan kata lain dapat dipraktekkan didunia kerja. Pendidikan akuntansi setidaknya harus dapat mempersiapkan peserta didik untuk memulai dan mengembangkan keaneragaman karir profesional dalam bidang Akuntansi. Pemahaman akuntansi ini dapat di ukur dari nilai mata kuliah yang meliputi; Pengantar Akuntansi 1, Pengantar Akuntansi 2, Akuntansi Keuangan 1, Akuntansi Keuangan Menegah 1, Akuntansi Biaya, Akuntansi Manajemen, Auditing 1, Auditing 2, Teori Akuntansi, Aplikasi Pengolah Data Akuntansi (APDA), Sistem Informasi Akuntansi.
2.2 Kecerdasan Intelektual Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Intelektual berarati cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan (Depdikbud, 2000). Dalam kehidupan sehari-hari orang bekerja, berfikir menggunakan pikiran inteleknya. Cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung pada kemampuan intelegensinya. Dilihat dari intelektualnyanya, kita dapat mengatakan cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan, yang mempunyai kecerdasan tinggi terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman (Pratiwi, 2011 dalam Zakiah 2013) Dimensi dan indikator pengukuran kecerdasan intelektual adalah sebagai berikut, Dwijayanti (2009) dalam Zakiah (2013) : 1. Kemampuan memecahkan masalah, yaitu mampu menyelesaikan masalah secara optimal, dan menunjukkan pikiran jernih. 2. Intelegensi verbal, yaitu kosa kata baik, membaca dengan penuh pemahaman, ingin tahu secara intelektual, dan menunjukkan keingintahuan.
4
3. Intelegensi praktis, yaitu tahu situasi, tahu cara mencapai tujuan, sadar terhadap dunia sekeliling, dan menunjukkan minat terhadap dunia luar. Kecerdasan intelektual memiliki dimensi yaitu kemampuan memecahkan masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis, seorang mahasiswa akuntansi yang memiliki kecerdasan intelektual yang baik, maka mampu memahami akuntansi dan dapat membaca dengan penuh pemahaman serta menunjukkan keingintahuan terhadap akuntansi. 2.3
Kecerdasan Emosional Kecerdasan Emosional menurut Goleman (2015) merupakan ciri orang yang menonjol dalam kehidupan nyata, yaitu mereka yang memiliki hubungan dekat yang hangat dan menjadi bintang ditempat kerja, ini juga ciri utama karakter dan disiplin diri, alturisme, serta belas kasih ,kemampuan-kemampuan dasar yang dibutuhkan bila kita mengharapkan terciptanya masyarakat yang sejahtera. Dwijayanti (2009), menyebutkan terdapat lima dimensi komponen kecerdasan emosional, yaitu : 1. Kesadaran diri atau pengendalian diri. Pada dasarnya dimensi ini untuk mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, sumber daya, dan institusi, 2. Pengaturan diri atau pengendalian diri memberi tekanan pada mengelola kondisi, impuls dan sumber daya diri sendiri. 3. Motivasi yaitu kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peralihan sasaran. 4. Empati merupakan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain. 5. Keterampilan sosial adalah kemampuan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelasaikan perselisihan, dan 2.4
Kecerdasan Spiritual Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value,yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain Ginanjar (2001:57). Dwijayanti (2009), menyebutkan spiritualitas mahasiswa akuntansi yang cerdas akan membantu dalam pemecahan-pemecahan masalah dalam memahami akuntansi sehingga mahasiswa dapat bersikap tenang dalam menghadapi masalah-masalah atau kendala-kendala dalam proses pembelajaran dan pemahaman akuntansi. Zohar dan Marshall (2005) dalam Zakiah (2014) menguji SQ dengan halhal berikut: 1. Kemampuan bersikap fleksibel yaitu mampu menyesuaikan diri secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik, memiliki pandangan yang pragmatis (sesuai kegunaan), dan efisien tentang realitas. Unsurunsur bersikap fleksibel yaitu mampu menempatkan diri dan dapat menerima pendapat orang lain secara terbuka.
5
2. kesadaran diri yang tinggi, yaitu adanya kesadaran yang tinggi dan mendalam sehingga bisa menyadari berbagai situasi yang datang dan menanggapinya. Unsur-unsur kesadaran diri yang tinggi yaitu kemampuan autocritism dan mengetahui tujuan dan visi hidup. 3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan yaitu tetap tegar dalam menghadapi musibah serta mengambil hikmah dari setiap masalah itu. Unsur-unsur kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan yaitu tidak ada penyesalan, tetap tersenyum dan bersikap tenang dan berdoa. 4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit yaitu seseorang yang tidak ingin menambah masalah serta kebencian terhadap sesama sehingga mereka berusaha untuk menahan amarah. Unsur-unsur kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit yaitu ikhlas dan pemaaf. 5. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu yaitu selalu berfikir sebelum bertindak agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan. Unsur-unsur keengganan untuk menyebabkan kerugian tidak menunda pekerjaan dan berpikir sebelum bertindak. 6. Kualitas hidup yaitu memiliki pemahaman tentang tujuan hidup dan memiliki kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai. Unsurunsur kualitas hidup yaitu, prinsip dan pegangan hidup dan berpijak pada kebenaran. 7. Berpandangan Holistik yaitu melihat bahwa diri sendiri dan orang lain saling terkait dan bisa melihat keterkaitan antara berbagai hal. Dapat memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi dan memanfaatkan, melampaui kesengsaraan dan rasa sehat, serta memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna dibaliknya. Unsurunsur berpandangan holistik yaitu kemampuan berfikir logis dan berlaku sesuai norma sosial. 8. Kecenderungan bertanya yaitu kecenderungan nyata untuk bertanya mengapa atau bagaimana jika untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar unsur-unsur kecenderungan bertanya yaitu kemampuan berimajinasi dan keingintahuan yang tinggi. 9. Bidang mandiri yaitu yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi, seperti: mau memberi dan tidak mau menerima. 2.5
Perilaku Belajar Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan, bahwa belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya, untuk memperoleh tingkah laku yang lebih baik secara keseluruhan akibat interaksinya dengan lingkungannya. Menurut Suwardjono (2005) dalam nugraha (2013) perilaku belajar yang baik terdiri dari: 1. Kebiasaan Mengikuti Pelajaran Kebiasaan mengikuti pelajaran adalah kebiasaan yang dilakukan mahasiswa pada saat pelajaran sedang berlangsung. Mahasiswa yang mengikuti
6
pelajaran dengan tertib dan penuh perhatian serta dicatat dengan baik akan memperoleh pengetahuan lebih banyak. Kebiasaan mengikuti pelajaran ini ditekankan pada kebiasaan memperhatikan penjelasan dosen, membuat catatan, dan keaktifan di kelas. 2. Kebiasaan Membaca Buku Kebiasaan membaca buku merupakan merupakan ketrampilan membaca yang paling penting untuk dikuasai mahasiswa. Kebiasaan membaca harus di budidayakan agar pengetahuan mahasiswa dapat bertambah dan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mempelajari suatu pelajaran. 3. Kunjungan ke Perpustakaan Kunjungan ke perpustakaan merupakan kebiasaan mahasiswa mengunjungi perpustakaan untuk mencari referensi yang dibutuhkan agar dapat menambah wawasan dan pemahman terhadap pelajaran. Walaupun pada dasarnya sumber bacaan bisa ditemukan dimana-mana, namun tempat yang paling umum dan memiliki sumber yang lengkap adalah perpustakaan. 4. Kebiasaan Menghadapi Ujian Kebiasaan menghadapi ujian merupakan persiapan yang biasa dilakukan mahasiswa ketika akan menghadapi ujian. Setiap ujian tentu dapat dilewati oleh seorang mahasiswa dengan berhasil jika sejak awal mengikuti pelajaran, mahasiswa tersebut mempersiapkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, mahasiswa harus menyiapkan diri dengan belajar secara teratur, penuh disiplin, dan konsentrasi pada masa yang cukup jauh sebelum ujian dimulai. 3.1
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini untuk menguji hipotesis, jenis penelitian yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman akuntansi pada mahasiswa/i penelitian ini adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa jurusan akuntansi di UMRAH Tanjung Pinang. analisis statistik dibantu dengan menggunakan program SPSS 20. 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.2.1 Variabel Dependen Yang menjadi variabel dependen (terikat) adalah pemahaman akuntansi (Y) yang diukur dengan menggunakan nilai mata kuliah yang berkaitan dengan akuntansi yaitu seperti Sumber: Pengantar Akuntansi 1 , Pengantar akuntansi 2, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menegah 2, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Akuntansi Biaya Akuntansi Manajemen, Auditing 1, Auditing 2, dan Teori Akuntansi, APDA, Sistem Informasi Akuntansi. Adapun pengukuran variabel dependen Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5, sangat tidak setuju s/d sangat setuju. Adapun pengukuran variabel dependen adalah pemahaman akuntansi yang terdiri dari permatakuliahan akuntansi UMRAH menggunakan: 1. Nilai A = 4 2. Nilai A- = 3,5
7
3. 4. 5. 6. 7.
Nilai B = 3 Nilai B- = 2,5 Nilai C = 2 Nilai D = 1 Nilai E = 0
3.2.2 Variabel Independen 3.2.2.1 Kecerdasan Intelektual (X1) Menurut Robins dan Judge (2008: 57 dalam Dwijayanti, 2009) mengatakanbahwa kecerdasan intelektual adalah kemampuan yang di butuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental berpikir, menalar dan memecahkan masalah.Menurut Zakiah (2013) mengatakan bahwa kecerdasan intelektual adalah kemampuan yang di butuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental berpikir, menalar dan memecahkan masalah. Dalam variabel ini terdapat pertanyaan yaitu 10 pernyataan yang diadopsi dari penelitian Zakiah (2013) dengan indikator Kemampuan memecahkan masalah, Intelegensi Verbal, dan Intelegensi Praktis. Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5, sangat tidak setuju s/d sangat setuju. 3.2.2.2 Kecerdasan Emosional (X2) Menurut Rachmi (2010) mengatakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Menurut Zakiah (2013) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang berkembang dengan baik mampu memotivasi dirinya sendiri untuk berhasil dalam kehidupan. Sedangkan seseorang yang kecerdasan emosionalnya tidak berkembang dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosinya sehingga dapat merusak konsentrasinya dalam memahami pelajaran. Dalam variabel ini terdapat pertanyaan yaitu 24 pernyataan yang diadopsi dari Zakiah (2013) dengan indikator pengenalan diri, pengandalian diri, motivasi, empati, keterampilan sosial. Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5, sangat tidak setuju s/d sangat setuju. 3.2.2.3 Kecerdasan Spiritual (X3) Menurut Zakiah (2013) dalam Dwijayanti (2009), menyebutkan spiritualitas mahasiswa akuntansi yang cerdas akan membantu dalam pemecahanpemecahan masalah dalam memahami akuntansi sehingga mahasiswa dapat bersikap tenang dalam menghadapi masalah-masalah atau kendala-kendala dalam proses pembelajaran dan pemahaman akuntansi. variabel ini terdapat pertanyaan yaitu 18 pernyataan yang diadopsi dari Zakiah (2013) dengan indikator bersikap fleksibel, kesadaran diri, menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, menghadapi dan melampaui perasaan sakit, keengganan untuk menyebabkan kerugian, kualitas hidup, perbandangan holistik, kecenderungan bertanya, bidang mandiri. Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5, sangat tidak setuju s/d sangat setuju.
8
3.2.2.4 Perilaku belajar (X4) Hal-hal yang berhubungan dengan perilaku belajar yang baik dapat dilihat dari indikator yaitu: kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapai ujian (Rachmi 2010). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel perilaku belajar adalah dengan menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Nugraha (2014), Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5, sangat tidak setuju s/d sangat setuju. 3.3
Metode Penentuan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S1 jurusan akuntansi angkatan tahun 2013 yang masih aktif, mahasiswa Jurusan akuntansi diumrah karena mahasiswa angkatan tersebut sudah mengalami proses pembelajaran yang lama dan saat ini sedang melakukan tugas akhir menjelang kelulusan. Studi Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji yang berstatus sebagai mahasiswa aktif. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak fakultas, jumlah populasi mahasiswa akuntansi angkatan 2013 sebanyak 157 di Universitas Maritim Raja Ali Haji. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode probability sampling dengan teknik random sederhana. 3.3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data pada penelitian ini adalah data subyek. Data dalam penelitian ini berbentuk tanggapan responden secara tertulis melalui jawaban atas kuisioner yang dibagikan. Sumber data dalam penelitian ini termasuk dalam data primer. Kuesioner berupa angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pemberian beberapa pertanyaan-pertanyaan secara tertulis kepada responden untuk dijawab (Noor,2011). pertanyaan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat terbuka. 3.3.2
Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode Survey yaitu melalui kuesioner. Kuesioner disebarkan dengan mendatangi satu per satu calon responden, menanyakan apakah calon memenuhi persyaratan sebagai calon responden untuk mengisi kuesioner. Teknik analisis data dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS Statistics 20 dalam hal ini akan di berikan kisi-kisi kuesioner untuk ,mengukur variabel-variabel yang di teliti.
3.4
Instrument Penelitian Instrument merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh data terhadap variabel penelitian yang akan diuji. Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sikap atau pendapat responden dengan menggunakan daptar pertanyaan atau kuesioner, Jawaban didalam kuesioner bersipat positif. Pengukuran variabel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan skala likert interval untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang
9
kejadian atau gejala sosial (Riduwan,2010:87). Dalam penelitian ini instrumen diukur dengan skala 5 point di setiap pertanyaannya untuk penentuan sikap responden, yaitu: 1.Sangat tidak setuju : diwakili oleh 1 point 2.Tidak setuju : diwakili oleh 2 point 3.Kurang setuju : diwakili oleh 3 point 4.Setuju : diwakili oleh 4 point 5.Sangat setuju : diwakili oleh 5 point Adapun kisi-kisi insetrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut: Tabel 3.1 Penyusunan Alat Ukur / Insetrumen Variabel Iindikator No pertanyaan 1. Kecerdasan 1 .kemampuan memecahkan 1, 2, 3, 4 intelektul( X1) masalah 2. Intelegensi verbal 5, 6, 7 3. Intelegensi praktis 8, 9, 10 2. Kecerdasan 1. Pengenalan diri 1, 2, 3 emosional(X2) 2. Pengendalian diri 4, 5, 6, 7, 8 3. Motivasi 9, 10, 11, 12 4. Empati 13, 14, 15, 16, 17 5. Keterampilan sosial 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24 3. Kecerdasan 1. Bersikap Fleksibel 1, 2 spiritual (X3) 2. Kesadaran diri 3, 4 3. Menghadapi dan 5, 6, 7 memanfaatkan penderitaan 8, 9, 4. Menghadapi dan melampaui perasaan sakit 10, 11 5. Keengganan untuk menyebabkan kerugian 12, 13 6. Kualitas hidup 14, 15 7. Berpandangan holistik 16, 17 8. Kecenderungan bertanya 18 9. Bidang mandiri 4. Perilaku 1. Kebiasaan mengikuti 1, 2, 3, 4, 5 belajar (X4) pelajaran 2. Kebiasaan membaca buku 6, 7, 8, 9 3. Kunjungan 10, 11, 12, 13 keperpustakaan 4. Kebiasaan menghadapi 14, 15, 16, 17 ujian
10
5. Pemahaman akuntansi(Y)
Mata kuliah : 1. Pengantar akuntansi 1 2. Pengantar akuntansi 2 3. Akuntansi keuangan menegah 1 4. Akuntansi keuangan menegah 2 5. Akuntansi keuangan lanjutan 1 6. Akuntansi Biaya 7. Akuntansi Manajemen 8. Auditing 1 9. Auditing 2 10. Teori akuntansi 11. APDA 12. Sistem Informasi Akuntansi
Nilai matakuliah : A, A- ,B ,B-, C, D, E A, A-, B, B-, C, D, E A, A-, B, B-, C, D, E A, A-, B, B-, C, D, E A, A-, B, B-, C, D, E A, A, A, A, A, A, A,
A-, B, A-, B, A-, B, A-, B, A-, B, A-, B, A-, B,
B-, C, D, E B-, C, D, E B-, C, D, E B-, C, D, E B- , C, D, E B-, C, D, E B-, C, D,
3.5
Metode Analisis Data Teknik analisis data dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS Statistics 20, dan menggunakan teknik atau metode analisis sebagai berikut: 1. Metode Kuantitatif a.Uji Validitas b.Uji Reliabilitas c.Uji Asumsi Klasik - Uji Multikolinearitas - Uji Heteroskedastisitas - Uji Normalitas - Uji Spearman rho d.Analisis Regresi Linear Berganda e.Uji Hipotesis - Uji Parsial (t-test) - Uji Simultan (F-test) g.Koefisien Determinasi 4.1
Deskripsi objek penelitian Pada penelitian ini, data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan pada mahasiswa jurusan akuntansi universitas negeri UMRAH yang berada di tanjung pinang. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 157 mahasiswa akuntansi angkatan 2013 yang masih aktif di Fakultas Ekonomi dari jumlah keseluruhan tersebut, peneliti menyebarkan kuesioner 112 eksemplar Sehingga jumlah kuesioner yang dapat digunakan untuk analisis penelitian sebanyak 77 eksemplar. Total kuesioner yang disebar, kembali, dapat diolah serta tingkat persentase pengembalian kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :
11
Tabel 4.1 Rincian Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner Keterangan Jumlah
Persentase
Total Kuesioner yang disebar 112 100% Jumlah Kuesioner yang kembali 112 100% Kuesioner yang tidak dapat diolah 35 14% Kuesioner yang dapat diolah dalam penelitian 77 86% Sumber : data kuesioner penelitian Tabel 4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin jenis kelamin Jumlah Persentase 1. laki-laki 24 31,2 % 2. perempuan 53 68,8 % Angkatan 2013 77 100 % Sumber: data primer hasil olahan spss Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki 24 yaitu sebanyak orang atau 31,2 % dan sisanya berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 77 orang atau 68,8 %. di atas menunjukkan bahwa keseluruhan angkatan responden adalah tahun 2013, yaitu sebanyak 77 orang. Hal ini disebabkan karena angkatan 2013 dianggaptelah mengambil sebagian besar dari mata kuliah akuntansi. Tabel 4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan IPK Indeks prestasi komulatif Nilai Rata- Rata 3,25 Rendah 2,55 Tertinggi 3,95 Ipk paling banyak 3,00 Sumber : data primer Berdasarkan tabel 4.3 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa akuntansi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah rata-rata 3,25. Sedangkan IPK terendah adalah sebesar 2,55, IPK tertinggi adalah sebesar 3,95, dan nilai IPK paling banyak adalah 3,00. Tabel 4.4 Nilai Mata Kuliah No Mata Kuliah Mayoritas Persentase 1 Pengantar akuntansi 1 C 43,6% 2 Pengantar akuntansi 2 A 32,1% 3 Akuntansi menengah 1 C 29,5% 4 Akuntansi menengah 2 B 41 % 5 Akuntansi keuangan C 42,3% lanjutan1 6 Akuntansi biaya B 30,8% 7 Akuntansi manajemen B 39,7%
12
8 9 10 11
Auditing1 B 39,7% Auditing 2 A 30,8% Teori akuntansi A 47,4% Aplikasi pengolah data A 64,1% akuntansi (APDA) 12 Sistem informasi akuntansi A 35,9% Sumber: data primer diolah spss Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa nilai mata kuliah akuntansi didominasi oleh nilai B adalah nilai PA1 (54%), PA2 (43,2%), AKM1 (51,3%), AKM2 (55,4%), AKL 1 (52,7%), Akuntansi Biaya (47,2%), Akuntansi Manajemen (67,5%), dan Auditing 2 (54%). Nilai mata kuliah akuntansi yang didominasi oleh nilai A adalah Teori Akuntansi (60,8%), APDA (56,7%), dan SIA (74,3%). Sedangkan mata kuliah akuntansi yang didominasi oleh nilai C adalah Auditing 1 (35,1%). 4.2 Metode analisis data 4.2.1 Statistik Deskriptif Deskriptif variable dalam penelitian, pada umumnya merupakan proses transformasi pada penelitian untuk menganalisis hasil jawaban responden dan disajikan dari variable independen dan variable dependen. Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, perilaku belajar dan Tingkat Pemahaman Akuntansi. Berikut ini adalah hasil statistik Deskriptif dari data yang digunakan. Tabel 4.8 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
77
20
34
27,31
3,330
77
25
71
42,96
7,376
KECERASAN SPIRITUAL
77
10
26
19,36
3,957
PERILAKU BELAJAR
77
17
30
23,64
2,814
PEMAHAMAN AKUNTANSI
77
24
47
35,01
6,084
Valid N (listwise)
77
KECERDASAN INTELEKTUAL KECERDASAN EMOSIONAL
Sumber : Data Olahan spss Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa kecerdasan intelektual (X1) dari 77 responden terdapat nilai terkecil (Minimum) adalah 20, nilai tebesar (Maximum) adalah 34 dan nilai rata-rata (Mean) adalah 27.31, Variabel kecerdasan emosional (X2) terdapat nilai terkecil adalah 25, nilai terbesar adalah 71 dan nilai rata-rata adalah 42.96, variable kecerdasan spiritual (X3) terdapat nilai terkecil adalah 10, nilai terbesar adalah 26 dan nilai rata-rata adalah 19.36,
13
variable perilaku belajar (X4) terdapat nilai terkecil adalah 17, nilai terbesar adalah 30 dan nilai rata-rata adalah 23.64, variabel tingkat pemahaman akuntansi (Y) terdapat nilai terkecil adalah 24, nilai terbesar adalah 47 dan nilai rata-rata adalah 35.01.
4.3 Uji kualitas data 4.3.1 Uji validitas Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur yaitu kuesioner melakukan fungsi ukurannya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan korelasi product moment yaitu skor tiap item dikorelasikan dengan skor total. Uji validitas ini menggunakan paket program SPSS 20 for Windows dengan hasil sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Mahasiswa Akuntansi Variabel Kecerdasan Intelektual (X1)
Kecerdasa Emosional (X2)
Item
r hitung
r tabel
Keterangan
P1
0,459
0,227
Valid
P2
0,452
0,227
Valid
P3
0,096
0,227
Tidak Valid
P4
0,096
0,227
Tidak Valid
P5
0,559
0,227
Valid
P6
0,505
0,227
Valid
P7
0,365
0,227
Valid
P8
0,226
0,227
Tidak Valid
P9
0,402
0,227
Valid
P10
0,529
0,227
Valid
P1
0,008
0,227
Tidak Valid
P2
0,175
0,227
Tidak Valid
P3
0,263
0,227
Tidak Valid
P4
0,442
0,227
Valid
P5
0,361
0,227
Valid
P6
0,494
0,227
Valid
14
P7
0,392
0,227
Valid
P8
-0,275
0,227
Valid
P9
-0,226
0,227
Tidak Valid
P10
0,340
0,227
Valid
P11
0,602
0,227
Valid
P12
0,715
0,227
Valid
P13
0,568
0,227
Valid
P14
0,291
0,227
Valid
P15
0,130
0,227
Tidak Valid
P16
0,210
0,227
Tidak Valid
P17
0,418
0,227
Valid
0,227
Tidak Valid
0,227
Tidak Valid
P18 P19
Kecerdasan Spiritual (X3)
0,099 0,076
P20
0,116
0,227
Tidak Valid
P21
0,142
0,227
Tidak Valid
P22
0,769
0,227
Valid
P23
0,726
0,227
Valid
P24
0,017
0,227
Tidak Valid
P1
0,385
0,227
Valid
P2
0,259
0,227
Tidak Valid
P3
0,125
0,227
Tidak Valid
P4
0,139
0,227
Tidak Valid
P5
0,080
0,227
Tidak Valid
P6
0,088
0,227
TidakValid
P7
0,010
0,227
Tidak Valid
0,227
Valid
P8
0,651
15
P9
0,370
0,227
Valid
P10
0,125
0,227
Tidak Valid
0,227
Tidak Valid
P11
Perilaku Belajar (X4)
0,029
P12
0,638
0,227
Valid
P13
0,642
0,227
Valid
P14
0,162
0,227
Tidak Valid
P15
0,112
0,227
Tidak Valid
P16
0,277
0,227
Tidak Valid
P17
0,081
0,227
Tidak Valid
P18
0,475
0,227
Valid
P1
0,131
0,227
Tidak Valid
P2
0,133
0,227
Tidak Valid
P3
0,234
0,227
Valid
P4
0,187
0,227
Tidak Valid
P5
0,182
0,227
Tidak Valid
P6
0,147
0,227
Tidak Valid
P7
0,324
0,227
Valid
P8
0,230
0,227
Valid
P9
0,217
0,227
Tidak Valid
P10
0,017
0,227
Tidak Valid
P11
0,587
0,227
Valid
P12
0,645
0,227
Valid
P13
0,709
0,227
Valid
P14
0,160
0,227
Tidak Valid
P15
0,111
0,227
Tidak Valid
P16
0,108
0,227
Tidak Valid
16
P17 Pemahaman Akuntansi (Y)
0,002
0,227
Tidak Valid
P1
0,617
0,227
Valid
P2
0,684
0,227
Valid
P3
0,701
0,227
Valid
P4
0,760
0,227
Valid
P5
0,453
0,227
Valid
P6
0,329
0,227
Valid
P7
0,377
0,227
Valid
P8
0,442
0,227
Valid
P9
0,538
0,227
Valid
P10
0,474
0,227
Valid
P11
0,524
0,227
Valid
P12
0,561
0,227
Valid
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa setiap item pertanyaan untuk variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar terhadap pemahanan akuntansi valid dan tidak vailid. 1) Kecerdasan Intelektual (X1) setiap item pertanyaan r hitung > r tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,227. Maka pertanyaan yang berjumlah 7 soal untuk variabel kecerdasan intelektual dinyatakan valid. Kecuali item pertanyaan P 3,P 4, P 8 nilai r hitung lebih kecil dari r tabel sehingga dinyatakan tidak vaild. 2) Kecerdasan Emosional (X2) setiap item pertanyaan r hitung > r tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,227. Maka pertanyaan yang berjumlah 12 soal untuk variabel kecerdasan emosional dinyatakan valid. Kecuali item pertanyaan P1,P2, P3, P9, P15, P16, P18, P19, P20, P21, P24 nilai r hitung lebih kecil dari r tabel sehingga dinyatakan tidak vaild. 3) Kecerdasan Spiritual ( X3) setiap item pertanyaan r hitung > r tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,227. Maka pertanyaan yang berjumlah 6 soal untuk variabel kecerdasan spiritual dinyatakan valid. Kecuali item pertanyaan P2, P3, P4, P5, P6, P7, P10, P11, P14, P15, P16, P17 nilai r hitung lebih kecil dari r tabel sehingga dinyatakan tidak vaild.
17
4) Perilaku Belajar (X4) setiap item pertanyaan r hitung > r tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh r tabel sebesar 0,227. Maka pertanyaan yang berjumlah 6 soal untuk variabel perilaku belajar dinyatakan valid. Kecuali item pertanyaan P1,P2, P4, P5, P6, P9, P10, P14, P15, P16, P17 nilai r hitung lebih kecil dari r tabel sehingga dinyatakan tidak vaild. 5) Pemahaman Akuntansi (Y) setiap item pernyataan r-hitung > r-tabel dengan tingkat signifikansi 0.05. maka pernyataan untuk variable Tingkat Pemahaman Akuntansi yang berjumlah 12 item pernyataan dikatakan valid. Dari hasil analisis keseluruhan variable didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 77 dengan Rumus perhitungan mencari r-tabel (df = N-2) (df=77-2=75), nilai r-tabel sebesar 0,227 4.3.2
Uji Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu pernyataan yang baik adalah pernyataan yang jelas mudah dipahami dan memiliki interpretasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda dan waktu yang berlainan (Ghozali,2013). pengujian dilakukan dengan melihat nilai Cronbach Alpha (a). Suatu construk atau variabel jika memberikan Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly dalam Ghozali, 2013). Hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut. Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas variabel Cronbach’s alpha Keputusan Kecerdasan Intelektual 0,747 Reliabel Kecerdasan Emosional 0,741 Reliabel Kecerdasan Spiritual 0,772 Reliabel Perilaku Belajar 0,722 Reliabel Sumber : Hasil olahan dari spss Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. kecerdasan intelektual (X1) adalah 0,747, sesuai dengan kriteria sebelumnya, nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,6. Maka data hasil kuesioner untuk pertanyaan mengenai kecerdasan intelektual dapat dinyatakan reliabel. 2. kecerdasan emosional (X2) adalah 0,741 sesuai dengan kriteria sebelumnya, nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,6. Maka data hasil kuesioner untuk pertanyaan mengenai kecerdasan emosional dapat dinyatakan reliabel. 3. kecerdasan spiritual (X3) adalah 0,772 sesuai dengan kriteria sebelumnya, nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,6. Maka data hasil kuesioner untuk pertanyaan mengenai kecerdasan spiritual dapat dinyatakan reliabel. 4. Perilaku belajar (X4) adalah 0,722 sesuai dengan kriteria sebelumnya, nilai koefisien alpha tersebut lebih besar dari 0,6. Maka data hasil kuesioner untuk pertanyaan mengenai kecerdasan spiritual dapat dinyatakan reliabel. pertanyaan dalam variabel penelitian adalah reliabel
18
Dari hasil uji reliabilitas nilai koefisien Cronbach alpha pada X1, X2, X3, X4, dan X5 > 0,6 maka dapat dikatakan semua konsep pengukuran masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga layak digunakan sebagai alat ukur penelitian. 4.4 Uji Asumsi Kelasik 4.4.1 Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusii normal atau tidak, sehingga menghindari adanya bias dalam sampel penelitian. Pengujian distribusi normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dengan melihat uji P-Plot Normality. Gambar 4.1 Hasil Pengujian Normalitas
Sumber: Olahan Data Spss Berdasarkan gambar 4.1 dapat disimpulkan yakni nilai selisih antara data sesungguhnya dengan data hasil prediksi; secara umum, terlihat data berdistribusi normal (lihat ‘lonceng’ yang ada pada histogram). Hal ini menunjukkan model regresi bisa dikatakan layak untuk memprediksi hasil uji data normalitas. Gambar 4.2 Uji Normalitas
Sumber: Olahan Data Spss
19
Berdasarkan gambar 4.2 Dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Karena terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, Untuk memastikan data benar-benar berdistribusi normal maka dilakukan uji statistik Kolmogorov smirnov dengan melihat nilai signifikansi. Dimana jika signfikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Unstandardized Residual 77 0E-7 5,10774290 ,070 ,070 -,058 ,614 ,845
Sumber : Hasil Olahan SPSS Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS 20 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,845 > 0.05, maka dapat dikatakan nilai residual memenuhi asumsi klasik atau terdistribusi secara normal 4.4.2 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas berarti terjadi interkorelasi antar variabel bebas yang menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang signifikan. Apabila koefisien korelasi variabel yang bersangkutan nilainya terletak diluar batas-batas penerimaan (critical value) maka koefisien korelasi bermakna dan terjadi multikolinearitas. Apabila koefisien korelasi terletak di dalam batas-batas penerimaan maka koefisien korelasinya tidak bermakna dan tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients Model
a
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
KECERDASAN INTELEKTUAL
,927
1,078
KECERDASAN EMOSIONAL
,776
1,289
KECERASAN SPIRITUAL
,708
1,413
PERILAKU BELAJAR
,874
1,144
(Constant)
1
a. Dependent Variable: PEMAHAMAN AKUNTANSI
Sumber : Hasil Olahan data spss
20
Berdasarkan hasil analisis Collinearity Statistic diketahui bahwa dalam model tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini dinilai VIF dari masing-masing variabel kurang dari 10. Nilai Tolerance kecerdasan intelektual (X1) sebesar (0,927 > 0,10) dan nilai VIF (1,078 < 10) menunjukkan tidak terjadinya multikolonieritas. Nilai Tolerance kecerdasan emosional (X2) sebesar (0,776 > 0,10) dan nilai VIF (1,289 < 10) menunjukkan tidak terjadinya multikolonieritas. Nilai Tolerance kecerdasan spiritual (X3) sebesar (0,708 > 0,10) dan nilai VIF (1,413 < 10) menunjukkan tidak adanya multikolonieritas. Nilai Tolerance perilaku belajar (X4) sebesar (0874 > 0,10) dan nilai VIF (1,144 < 10) menunjukkan tidak adanya multikolonieritas.
4.4.3 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas menguji suatu modelregresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara sa tu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari homoskedasitas. Apabila varian tidak sama disebut heteroskedastisitas. dalam penelitian ini pengujian heterokedastisitas dilakukandengan analisis grafik. Kriteria analisis yang digunakan, yaitu : a. Jika ada pola tertentu, titik yang membentuk suatu pola (bergelombang, melebar, menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik yang menyebar dari atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Hasil Uji Heretokedasitas
Berdasarkan gambar 4.3 grafik Scatterplot di atas, titik-titik menyebar secara acak di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas juga bisa dilakukan dengan uji spearman rho Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya heterokedastisitas, artinya varian variabel dalam model tidak sama (Konstan). Hal
21
ini bisa didentifikasi dengan cara menghitung korelasi. Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas . (Santoso,2014:333) Tabel 4.11
Sumber : data hasil olahan spss Berdasarkan tabel 4.11 terlihat nilai signifikansi untuk korelasi Rank Spearman untuk variabel kecerdasan intelektual (X1) dengan nilai residualnya 0,383 dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,001. Kemudian untuk variabel kecerdasan emosional (X2) dengan residualnya 0,0478 dengan probabilitas atau signifikansi sebesar 0,000. Kemudian untuk variabel kecerdasan spiritual (X3) dengan residualnya 0,773 dengan probabilitas atau signifikansi sebesar 0,000. Kemudian untuk variabel perilaku (X4) dengan residualnya 0,526 dengan probabilitas atau signifikansi sebesar 0,000. Dimana semua nilai probabilitas atau signifikansi tersebut lebih besar dari 5% (0,05) yang berarti adanya korelasi atau hubungan antara nilai residul dengan masing-masing variabel bebas yang diteliti sehingga dapat dikatakan terdapat heterokedastisitas pada model regresi yang dihasilkan.
4.5 Uji Hipotesis 4.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda Statistik yang digunakan pada penelitian ini yaitu statistik parametrik dengan skala interval, sedangkan metode analisis yang digunakan yaitu regresi berganda. Regresi berganda merupakan studi yang melihat hubungan satu variabel dependen terhadap lebih dari satu variabel explanatory (Ghozali, 2013:10). Model persamaan regresi yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+b4X4+ e
22
Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Coefficients Model
(Constant) KECERDASAN INTELEKTUAL KECERDASAN 1
EMOSIONAL KECERASAN SPIRITUAL PERILAKU BELAJAR
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
2,174
7,874
,177
,188
,154
t
Sig.
,276
,783
,097
,942
,349
,093
,186
1,657
,102
,462
,181
,301
2,557
,013
,527
,229
,244
2,302
,024
a. Dependent Variable: PEMAHAMAN AKUNTANSI
Sumber : Hasil Olahan SPSS Dari hasil pengamatan pengolahan data menggunakan SPSS di atas maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 2,174 + 0,177X1 + 0,154X2 + 0,462X3 + 0,527X4 + e a) Nilai konstan (a) sebesar 2,174 memberikan peringatan X1,X2,X3 dan X4 pada mahasiswa/i konstan atau sama dengan nol (0), maka nilai variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi adalah sebesar 2,174. b) Koefisien regresi Kecerdasan intelektual sebesar 0,177 mempunyai nilai bahwa semakin tinggi (X1) pada mahasiswa/i yang kuliah di umrah atau bila terjadi penambahan kecerdsasan intelektual naik sebesar 1 satuan , maka akan terjadi peningkatan Pemahaman Akuntansi naik sebesar 0,177. Dengan asumsi variabel lainnya konstan. c) Koefisien regresi Kecerdasan emosional sebesar 0,154, bahwa semakin tinggi (X2) pada mahasiswa/i yang kuliah di umrah atau bila terjadi penurunan kecerdsasan emosional turun sebesar 1 satuan, maka akan terjadi penurunan Pemahaman Akuntansi akan turun sebesar 0,154. Dengan asumsi variabel lainnya konstan. d) Koefisien regresi Kecerdasan spiritual sebesar 0,462, bahwa semakin tinggi (X3) pada mahasiswa/i yang kuliah di umrah atau bila terjadi penambahan kecerdsasan spiritual sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan Pemahaman Akuntansi akan naik sebesar 0,462. Dengan asumsi variabel lainnya konstan. e) Koefisien regresi Perilaku belajar sebesar 0,537, bahwa semakin tinggi (X4) pada mahasiswa/i yang kuliah di umrah atau bila terjadi penambahan tingkat perilaku belajar sebesar 1 satuan, maka akan terjadi peningkatan Pemahaman Akuntansi yang artinya jika nilai variabel perilaku belajar nilai naik maka nilai Tingkat Pemahaman Akuntansi akan naik sebesar 0,537. Dengan asumsi variabel lainnya konstan.
23
4.6
Uji Parsial ( uji t ) Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara t hitung dengan t tabel dengan ketentuan: 1. - jika T hitung > T tabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh yang signifikan). - jika T hitung < T tabel, maka Ha gagal ditolak (tidak ada pengaruh yang signifikan). 2. Berdasarkan dasar signifikansi, kriterianya adalah : - jika signifikansi > 0,05 maka Ha gagal ditolak. - jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. Tabel 4.13 Hasil Uji T Coefficients
Model
(Constant) KECERDASAN INTELEKTUAL 1 KECERDASAN EMOSIONAL
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
,276
,783
B
Std. Error
2,174
7,874
,177
,188
,097
,942
,349
Beta
,154
,093
,186
1,657
,102
KECERASAN SPIRITUAL
,462
,181
,301
2,557
,013
PERILAKU BELAJAR
,527
,229
,244
2,302
,024
Sumber : hasil olahan data spss Dengan nilai n: 77, α: 5% dengan derajat keterbatasan (df) n-katau 77-5 = 72. Dengan pengujian untuk nilai t tabel =1,669 Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel 4.18 adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai thitung variabel kecerdasan intelektual (X1) dan signifikans (p-value = 0.349 > α = 0.05), terhadap Pemahaman Akuntansi (Y) yaitu 0,942 berarti thitung < t tabel (0,942 < 1,669) maka Ha ditolak dan Ho gagal ditolak, yang berarti variabel kecerdasan intelektual (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y). b. Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai thitung variabel kecerdasan emosional (X2) dan signifikans (p-value= 0.102 > α = 0.05), terhadap Pemahaman Akuntansi (Y) yaitu 1,657 berarti thitung < t tabel (1,657 < 1,669), maka Ha ditolak dan Ho gagal ditolak, yang berarti variabel kecerdasan emosional (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pemahaman Akuntansi (Y). c. Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai thitung variabel kecerdasan spiritual (X3) dan signifikans (p-value= 0.013 < α = 0.05), terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) yaitu 2,557 berarti thitung >ttabel (2,557 > 1,669), maka Ha gagal ditolak dan Ho ditolak, yang berarti variabel spiritual (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pemahaman Akuntansi (Y)
24
d. Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai thitung variabel perilaku belajar (X4) dan signifikans (p-value= 0.024 < α = 0.05), terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) yaitu 2,302 berarti thitung >ttabel (2,302 >1,669), maka Ha gagal ditolak dan Ho ditolak, yang berarti variabel perilaku belajar (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pemahaman Akuntansi (Y) 4.7
Uji Simultan ( UJI f ) Uji F digunakan untuk uji ketepatan model, apakah nilai prediksi mampu menggambarkan kondisi sesungguhnya. Hipotesis yang digunakan: Ho: Gagal ditolak jika F hitung < F tabel Ha: Diterima jika F hitung > F tabel Tabel 4.14 Hasil Uji F a ANOVA
Model
1
Sum of Squares df
Mean Square
F
Sig.
Regression
829,980
4
207,495
7,535
,000
Residual
1982,767
72
27,538
Total
2812,747
76
b
a. Dependent Variable: PEMAHAMAN AKUNTANSI b. Predictors: (Constant), PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERASAN SPIRITUAL
Sumber: Hasil Olahan Data Spss
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui nilai Fhitung sebesar 7,535. Nilai Ftabel pada tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = (n-k) ; (k-1). Jumlah sampel (n) sebanyak 77, dan jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 5. Jadi df = (77-5) ; (5-1), sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2.50 . Jadi Fhitung > Ftabel (7.535 > 2.50) maka tingkat signifikansi sebesar 0.000 maka keputusan Ha diterima artinya. Kecerdasan intelektual, kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spritual dan perilaku belajar secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada mahasiwa Fakultas Ekonomi UMRAH angkatan 2013.
25
4.8
Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.15 Koefisien determinasi b
Model Summary Model
1 a.
R
,543 Predictors:
R Square
a
(Constant),
,295 PERILAKU
Adjusted
R Std. Error of the
Square
Estimate
,256
5,248
BELAJAR,
KECERDASAN
EMOSIONAL,
KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERASAN SPIRITUAL b. Dependent Variable: PEMAHAMAN AKUNTANSI
Sumber : Hasil Olahan Data Spss Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat besarnya Adjusted R2 adalah 0,256. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada pada variabel pemahaman akuntansi sebesar 25,6% dapat dijelaskan variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritul dan perilaku belajar sedangkan sisanya 74,4 % dijelaskan oeh faktor lain yang tidak termasuk dalam model 4.9 Pembahasan Setelah dilakukan pengujian statistik secara parsial ( individu ) dengan menggunakan uji t, maka analisis lebih lanjut dari hasil analisis regresi adalah: 4.9.1 Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Pemahaman Akuntansi Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan intelektual tidak berpengaruh signifikan 0,349 > 0,05 terhadap pemahaman akuntansi dengan koefisien 0,349 Dengan batas signifikansi 0,05. Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan kecerdasan intelektual maka pemahaman akuntansi juga tidak meningkat. Dengan begitu faktor kecerdasan intelektual yang diukur melalui kemampuan memecahkan masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwijayanti (2009) yang menyatakan bahwa orang yang hanya memiliki kecerdasan intelektual saja atau banyak memiliki gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan sering kali yang berpendidikan formal lebih rendah ternyata banyak yang lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal saja, padahal yang diperlukan sebenarnya adalah bagimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi. Perbedaan hasil penelitian ini dengan
26
penelitian terdahulu mungkin dikarenakan adanya perbedaan lokasi pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan. 4.9.2 Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Pemahaman Akuntansi Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan emosional tidak berpengaruh dan signifikan 0,102 > 0,05 terhadap pemahaman akuntansi dengan koefisien 0,102. Dengan batas signifikansi 0.05 Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan kecerdasan emosional maka pemahaman akuntansi juga tidak meningkat. Dengan begitu faktor kecerdasan emosional yang diukur melalui pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi. Penelitian ini tidak mendukung hasil peneliti, Sahara (2014) dengan kecerdasan emosional, seseorang mampu mengetahui dan menanggapi perasaan mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaanperasaan orang lain dengan efektif. Seseorang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan berhasil dalam kehidupan dan memiliki motivasi untuk berprestasi kecerdasan emosi sehingga bentuk pemahaman akuntansi seharusnya tidak hanya dipahami secara teoritis tetapi juga dipahami berdasarkan hati agar tercipta keseimbangan dalam pendidikan akuntansi. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu mungkin dikarenakan adanya penilai pemahaman akuntansi sesuai standar penilaian fakultas. 4.9.3 Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap Pemahaman Akuntansi Berdasarkan hasil pengujian regresi menunjukkan variabel kecerdasan spiritual berpengaruh dan signifikan 0,013 < 0,05 terhadap pemahaman akuntansi dengan koefisien 0,013. Dengan batas signifikansi 0.05. Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan kecerdasan spiritual maka pemahaman akuntansi juga akan meningkat. Dengan begitu faktor kecerdasan spiritual yang diukur melalui bersikap fleksibel, kesadaran diri, menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, menghadapi dan melampaui perasaan sakit, keengganan untuk menyebabkan kerugian, kualitas hidup, berpandangan holistik, kecenderungan bertanya, dan bidang mandiri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi. Penelitian ini mendukung hasil peneliti, Dwijayanti (2009), Rachmi (2010) dan Zakiah (2013) yang berpendapat bahwa Kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk mempungsikan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional secara efektif. Kecerdasan spiritual yang baik dapat dilihat dari ketuhanan, kepercayaan, kepemimpinan pembelajaran, berorientasi masa depan, dan keteraturan. Oleh karena itu, mahasiswa yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, memiliki ketenangan hati dan selalu yakin bahwa sesuatu yang dilaksanakan di imbangi dengan berdoa akan lebih percaya diri untuk belajar sehingga akan mudah memahami suatu materi yang dipelajari. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu mungkin dikarenakan adanya perbedaan lokasi pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.
27
4.9.4
Perilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi Berdasarkan hasil pengujian regresi menunjukan bahwa variable perilaku berpengaruh signifikan terhadap pemahaman Akuntansi dengan melihat nilai koefisen sebesar 0.024. Dengan batas signifikansi 0.05, maka signifikansi 0.024 < 0.05. Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan Perilaku belajar maka pemahaman akuntansi juga akan meningkat. Karena perilaku belajar adalah kegiatan belajar mahasiswa yang telah diterapkan sehari-hari sehingga menjadi pedoman yang baik untuk dapat mengetahui wawasan yang lebih luas khususnya dalam bidang akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rachmi, (2010) telah melakukan penelitian tentang Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Dimana variabel Perilaku Belajar berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Nugraha (2014) perilaku sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat, misalnya semangat, cara belajar, dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya kebutuhan individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Pengertian belajar sangat beragam, tergantung dari sisi pandang orang yang mengamatinya. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu mungkin dikarenakan adanya perbedaan lokasi pemilihan sampel, perbedaan jumlah sampel dan sampel yang digunakan.
5.1
Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji studi kasus pada mahasiswa/i akuntansi apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas UMRAH Hasil uji penelitian ini merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulan sebagai berikut: a) Kecerdasan intelektual secara parsial nilai signifikansi 0,349 > 0,05 tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas UMRAH. b) Kecerdasan emosional secara parsial nilai signifikansi 0,102 > 0,05 tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas UMRAH . c) Kecerdasan spiritual secara parsial nilai signifikansi 0,013 < 0,05 berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas UMRAH. d) Perilaku belajar secara parsial nilai signifikansi 0,024 < 0,05 berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Universitas UMRAH
28
5.2 Saran 1. peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih besar, misalkan saja dengan mengambil berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Negeri lainnya. 2. penelitian ini kurang valid sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan memperoleh data yang lebih valid. 3. Bagi perguruan tinggi negeri diharapkan lebih dapat meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan perilaku belajar mahasiswanya, sehingga dapat menjadi contoh bagi perguruan tinggi lainnya. 4. Peneliti berikutnya dapat memperluas penelitian , mungkin lebih baik apabila dilakukan penelitian pada obyek dan subyek yang berbeda dengan profesi yang berbeda. 6.1 Referensi Ary Ginanjar. 2001. Emotional Spiritual Quotient The ESQ Way 152.Jakarta:Arga Publishing Ary Ginanjar.2007. Emotional Spiritual Quotient The ESQ Way 165.Jakarta: Arga Publishing Baharudin dan Wahyuni, E.N., 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Depdikbud, 2000, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta Dwijayanti, Pengestu, A. 2009. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan kecerdasan Sosial terhadap pemahamn akuntansi”. Jakarta. Skripsi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Tidak Dipublikasikan. Goleman, Daniel. 2005. Emosional Intellegence, Kecerdasan Emosional: mengapa EQ lebih penting daripada IQ. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Goleman, Daniel. 2015. “Emotional Intelligence”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Pertama. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hanum, S. 2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi STIE PERBANAS Suraba ya. Rangkuman Skripsi. Fakultas Ekonomi. STIE PERBANAS Surabaya. Lesmana, F.B. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kepercayaan Diri Terhadap Pemahaman Akuntansi. Tidak diterbitkan. Jember. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Jember Maya, Nuraini .2007.”Pengaruh Kecerdasan Emosional dan MInat Belajar Mahasiswa Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi“.Jurnal Beta Vol.5 No.2. Noor, Juliansyah., “Metode Penelitian”. Edisi Pertama, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.
29
Nugraha, Prima , A. 2013, Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Universitas Jember: Skripsi Pratiwi, Dianny. 2011. Pengaruh Kemampuan Pemakai Tegnologi Informasi, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan. Tidak diterbitkan. Jember. Skripsi FakultasnEkonomi Universitas Jember Rachmi, Filia. 2010. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi”. Semarang. Jurnal Pendidikan Akuntansi. Riduwan, 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Robbins P.Stephen dan A.Judge Timothy, 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Santoso, Singgih., “Panduan Lengkap SPSS”. Jakarta: PT Elex Media Kompetindo, 2014 Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi: Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: SalembaEmpat. Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi; Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE. Trisnawati dan S. Suryaningsum. 2003. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.Simposium Nasional Akuntansi VI : 1073-1091 Zakiah, Farah. 2013. Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan Tahun 2009 di Universitas Jember). Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember. Zohar, Danah dan Marshall, Ian, 2005, Memberdayakan SC di Dunia Bisnis. Terjemahan. Helmi Mustofa. Bandung: Mizan