PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA NEGERI 1 JOMBANG Diyantri Tri Kartika Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya
ABSTRACT The study of this to determine the effect of study habits and learning environment for student learning outcomes and simultaneous partial. Type of causality research with quantitative approach. This population is all students of 10 grade in SMAN 1. The researche instruments such as questionnaires and data collection techniques through interview and documentation. Statistical traditional method uses regression analysis. Based on a statistical analysis of the data it can be concluded that the study habits and learning environment significantly influence student learning outcomes in the Economics subjects at SMA Negeri 1 Jombang both partially and simultaneously. Keyword: study habits, learning environment and learning outcome.
malam, akan tetapi hanya dapat ditumbuhkan
PENDAHULUAN Salah satu faktor yang penting dalam
sedikit demi sedikit. Seorang siswa dikatakan
mempengaruhi hasil belajar adalah kebiasaan
memiliki kebiasaan belajar yang baik apabila
belajar (Djaali 2012:127) Kebiasaan belajar
ia mampu memilih cara-cara belajar yang
bukanlah merupakan bakat alamiah atau
baik sehingga tercapai suasana belajar yang
pembawaan lahir yang dimiliki siswa sejak
benar-benar mendukungnya untuk belajar.
kecil.
173)
Apabila suasana belajar yang menyenangkan,
atau
siswa akan lebih mudah memahami apa yang
Menurut
mengemukakan
Sudjana “keberhasilan
(2010: siswa
mahasiswa dalam mengikuti pelajaran atau
dipelajari
sehingga
penguasaan
terhadap
kuliah banyak bergantung kepada kebiasaan
materi pelajaran juga semakin meningkat.
belajar yang teratur dan berkesinambungan”
Semakin tinggi penguasaan materi oleh siswa,
kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor
semakin tinggi pula hasil belajar yang dicapai
internal yang dapat mempengaruhi hasil
oleh siswa.
belajar siswa. Kebiasaan belajar bukanlah
Selain kebiasaan belajar, hasil belajar
merupakan bakat alamiah atau pembawaan
siswa juga dipengaruhi oleh lingkungan
lahir yang dimiliki siswa sejak kecil.
belajar siswa. Menurut Bahri 2011:175
Kebiasaan belajar yang baik tidak dapat dibentuk dalam waktu satu hari atau satu
mengatakan
bahwa
lingkungan
belajar
merupakan faktor eksternal yang
penting
1
dalam meningkatkan hasil belajar siswa
yang baik karena setiap siswa menginginkan
(Bahri, 2011:175). Lingkungan belajar adalah
hasil yang tinggi, baik siswa, guru, maupun
kondisi dan segala fasilitas yang digunakan
orang tua dan masyarakat. Namun antara
untuk kegiatan belajar sehari-hari (Bahri,
siswa satu dengan siswa yang lainnya berbeda
2011). Kedua faktor tersebut yaitu kebiasaan
dalam pencapaian hasil belajar. Ada yang
belajar dan lingkungan belajar merupakan
mampu mencapai hasil belajar tinggi, tetapi
faktor
ada pula siswa yang hasil belajarnya rendah.
yang
peningkatan
sangat hasil
esensial
belajar
terhadap
siswa (Bahri,
2012:175).
SMA Negeri 1 Jombang adalah Sekolah Menengah Atas yang memiliki 9 kelas di
Dari
beberapa
dapat
kelas X. Penelitian ini memfokuskan pada
disimpulkan bahwa kebiasaan belajar dan
kelas X pada mata pelajaran Ekonomi yang
lingkungan belajar berpengaruh terhadap hasil
memiliki tingkat Kriteria Ketuntasan Minimal
belajar
dan
(KKM) 80 disetiap mata pelajaran dan
mendapatkan
termasuk pada mata pelajaran Ekonomi. Mata
perhatian yang lebih mengingat kedua faktor
pelajaran Ekonomi merupakan salah satu
tersebut merupakan kombinasi faktor internal-
mata pelajaran yang harus diikuti oleh siswa
eksternal yang berkaitan dengan kehidupan
dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar
sehari-hari siswa sebagai makhluq pembelajar
siswa dapat ditunjukan, salah satu dengan
yang sangat berpengaruh terhadap hasil
hasil ulangan harian mata pelajaran Ekonomi.
belajar siswa.
Berdasarkan data hasil nilai ulangan harian
siswa.
lingkungan
teori
Kebiasaan
belajar
perlu
diatas
belajar
Penelitian tentang faktor-faktor yang
pada semester satu kelas X belum optimal.
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
Kondisi tersebut terlihat dari 9 kelas di setiap
sudah banyak yang dilakukan. Seperti yang
kelas yang mendapat nilai di bawah KKM.
dilakukan
oleh
mengenai
pengaruh
kebiasaan
belajar
dan
Wiyono
Rata-rata dari 9 kelas adalah 7,3. Masih
lingkungan
belajar,
banyak yang belum mencapai nilai KKM.
motivasi
belajar
Siswa yang masih dibawah KKM akan
belajar
bahwa
terdapat
dilakukan ujian perbaikan (remidi). Standar
dan
signifikan
antara
keberhasilan belajar yang ditargetkan oleh
lingkungan belajar dan motivasi belajar.
sekolah adalah 100% peserta didik memenuhi
Namun sejauh ini yang melihat dua variabel
KKM yang ditentukan, namun kenyataanya
tersebut sebagai faktor utama dikaitkan
55,99% siswa masih mendapatkan nilai
dengan kondisi yang ada dilapangan masih
dibawah KKM yang ditentukan. Hal ini
belum banyak dilakukan.
membuktikan bahwa hasil belajar yang
terhadap
hasil
pengaruh
positif
Keberhasilan
Winarno
dan
seorang
siswa
dalam
belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Di
dalam
pendidikan,
siswa
dicapai belum optimal dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah.
dinilai
Berdasarkan hasil wawancara dengan
keberhasilannya melalui tes hasil belajar.
guru mata pelajaran Ekonomi, kebiasaan
Hasil belajar diharapkan adalah hasil belajar
belajar yang dimiliki oleh siswa kelas X di
2
SMA Negeri 1 Jombang masih belum sesuai
memberikan rasa nyaman kepada si pelajar.
dengan yang diharapkan atau dapat dikatakan
Kebiasaan belajar terbentuk melalui proses
masih belum membudaya.
belajar. Sedangkan menurut Crow and Crow
Hal ini dapat
dilihat dari kebiasaan siswa yang kurang baik
(dalam Yusuf, 2007: 23)
yaitu tidak menyiapkan materi saat menunggu
erat kaitannya dengan pertanyaan bagaimana,
kehadiran guru, tidak aktif dalam kegiatan
kapan, dimana, dan dalam kondisi bagaimana
pembelajaran, siswa mengerjakan pekerjaan
belajar
berlangsung.
rumah di sekolah, belajar pada saat akan
Djaali
(2012:
menghadapi ujian, belajar tidak teratur.
merupakan cara atau teknik yang menetap
Padahal harapan yang diingikan oleh sekolah
pada
adalah seluruh siswa dapat menciptakan
pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas,
kebiasaan belajar yang baik agar tercapai
dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan
hasil belajar yang maksimal.
kegiatan”.
diri
Sedangkan
128),
siswa
kebiasaan belajar
menurut
“kebiasaan
pada
waktu
belajar
menerima
Sedangkan dari faktor lingkungan belajar,
Berdasarkan pengertian di atas dapat
baik dari lingkungan alami maupun lingkungan
diambil kesimpulan bahwa kebiasaan belajar
sosial budaya dapat dikatakan kurang baik. Hal
adalah suatu kegiatan belajar yang biasa
ini dapat dilihat dari lingkungan alami yaitu
dilakukan
letak gedung sekolah yang dekat dengan
berkesinambungan dalam kesehariannya yang
keramaian sehingga dapat menggangu kegiatan
bersifat
belajar mengajar. Dari lingkungan sosial yaitu
meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
siswa. Masalah yang sering dihadapi oleh
yang
memberikan
siswa adalah sulitnya mengatur waktu belajar
pengaruh positif. Hal ini dapat berpengaruh
yang dimiliki. Hal ini disebakan karena siswa
pada kenyamanan dan konsentrasi siswa saat
tidak dapat mengatur waktu yang dimiliknya
belajar yang menyebabkan siswa kurang
dengan
berkonsentrasi dalam belajar untuk mencapai
kegiatan yang dimilikinya dan tidak memiliki
hasil belajar yang optimal.
rencana belajar yang tepat.
masih
belum
banyak
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Apakah
kebiasaan
belajar
dan
secara
tetap
baik
teratur
sebagai
untuk
dan
upaya
untuk
bermacam-macam
Menurut The Liang Gie kebiasaan belajar
itu
bermacam-macam,
kebiasaan
lingkungan belajar berpengaruh terhadap hasil
belajar yang baik harus dimiliki pelajar agar
belajar. Adapun tujuan penelitian ini adalah
dapat
untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh
memuaskan. Kebiasaan belajar yanng baik
kebiasaan belajar dan lingkungan belajar
dapat dilihat yaitu dengan siapa dia belajar,
terhadap
tempat belajar, waktu belajar, lamanya belajar
hasil
belajar
mata
pelajaran
ekonomi. Usman
mencapai
hasil
belajar
yang
dan cara mengatur waktu dan cara belajar. (dalam
Yusuf,
2007:
22)
Disatu
sisi
lingkungan
dapat
memberikan penjelasan pengertian kebiasaan
mempengaruhi manusia, akan tetapi di sisi
belajar yaitu pengulangan cara belajar yang
lainnya manusia juga dapat mempengaruhi
3
lingkungan. Demikian halnya dalam proses
segala sesuatu yang
belajar mengajar, lingkungan merupakan
tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Dari
sumber belajar yang banyak berpengaruh
beberapa definisi tersebut, maka dapat diambil
terhadap
yang
kesimpulan bahwa lingkungan belajar adalah
berlangsung di dalamnya. Lingkungan juga
segala sesuatu yang meliputi dan berasal dari
merupakan salah satu dari banyak faktor yang
luar dan dari dalam diri peserta didik yang
mempengaruhi belajar dan berdampak pada
dapat menunjang kegiatan belajar.
proses
pembelajaran
hasil belajar peserta didik. Sama halnya
Lingkungan
berhubungan dengan
belajar
sebagai
faktor
dengan fasilitas belajar, lingkungan belajar
eksternal siswa yang mempengaruhi hasil
merupakan salah satu faktor yang juga tidak
belajar belajar siswa, menurut Bahri (2011:
dapat
meskipun
175-180) dapat digolongkan menjadi dua
lingkungan
yaitu: lingkungan alami dan lingkungan sosial.
diabaikan
kelihatannya
begitu
remeh.
saja
Sebab,
merupakan bagian dari manusia khususnya
Lingkungan alami
bagi
hidup tempat tinggal peserta didik, hidup dan
peserta
didik
untuk
hidup
dan
berinteraksi dengan sesamanya.
merupakan lingkungan
berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan
Menurut Suwarno (2006:39) “lingkungan
hidup merupakan malapetaka bagi anak didik
belajar adalah lingkungan yang melingkupi
yang hidup di dalamnya baik lingkungan
terjadinya proses pendidikan”. Menurut B.
rumah maupun lingkungan sekolah.
Suryosubroto (1990:30) Istilah lingkungan
Lingkungan sosial budaya merupakan
dalam arti yang umum adalah sekitar kita.
lingkungan dimana peserta didik sebagai
Dalam
kegiatan
makhluq social melakukan interaksi terhadap
pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai
sesama. Sebagai makhluq sosial manusia
segala sesuatu yang berada di luar diri anak
selalu membutuhkan bantuan dari orang lain.
dalam alam semesta ini dan Hasbullah
Dalam kehidupan sosial manusia terdapat
(2001:32), mendefinisikan lingkungan belajar
budaya yang berbeda antara daerah yang satu
adalah lingkungan sekitar yang dengan sengaja
dengan daerah yang lain. Setiap kondisi sosial
digunakan
proses
budaya yang ada pada suatu daerah memiliki
pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat
pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap
permainan, buku-buku, alat peraga dan lain-
kemampuan dan prestasi belajar siswa.
hubungannya
sebagai
dengan
alat
dalam
lain) dan Ahmadi (1991:64) mendefinisikan
Menurut
Bahri
(2011:176),
faktor
“lingkungan secara umum berarti situasi di
ekstern yang berpengaruh terhadap hasil
sekitar kita. Dalam lapangan pendidikan,
belajar
lingkungan yaitu segala sesuatu yang berada di
lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan
luar diri anak, dalam alam semesta ini.
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Sedangkan
lingkungan
lingkungan
tempat
pendidikan
dan
belajar
dikelompokan
menjadi
tiga
adalah
Keluarga adalah suatu lingkungan yang
mendapatkan
terdiri dari orang-orang terdekat bagi seorang
(2006:81)
anak. Banyak sekali waktu dan kesempatan
mendefinisikan lingkungan belajar sebagai
bagi seorang anak untuk berjumpa dan
anak Saroni
4
berinteraksi dengan keluarganya. Kondisi
penilaian tentang kemajuan dan keberhasilan
yang harmonis dalam keluarga dapat memberi
siswa setelah melakukan usaha dan aktivitas
stimulus dan respon yang baik dari anak
dalam
sehingga perilaku dan prestasinya menjadi
biasanya hasil belajar diperoleh dari nilai
baik. Sebaliknya jika keluarga tidak harmonis
beberapa pokok bahasan yang telah diajarkan.
atau broken home akan berdampak negatif
Menurut Bahri (2011: 175) menjelaskan
bagi perkembangan siswa, perilaku dan
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
prestasi cenderung terhambat, dan akan
yaitu : Faktor internal (yang berasal dari dalam
muncul masalah-masalah dalam perilaku dan
diri), meliputi: kesehatan, intelegensi dan
prestasinya.
bakat, minat dan motivasi, cara belajar dan
memperoleh
suatu
pengetahuan,
Lingkungan sekolah memegang peranan
kebiasaan belajar. Dan Faktor Eksternal (yang
penting bagi perkembangan belajar para
berasal dari luar diri), meliputi faktor alami
siswa.
dan sosial. Dimana lingkungan sosial meliputi
Lingkungan
sekolah
yang
mempengaruhi hasil belajar ini mencakup
keluarga,sekolah ddan masyarakat.
metode mengajar, kurikulum, relasi guru
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan
235-253), faktor-faktor yang mempengaruhi
waktu sekolah, standar pelajaran,
hasil belajar adalah faktor internal yaitu sikap,
metode
belajar dan tugas rumah.
motivasi,konsentrasi, mengolah bahan ajar,
Lingkungan masyarakat di sekitar siswa
rasa percaya diri, inteligensi dan kebiasaan
sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar
belajar. Selain itu ada faktor eksternal yaitu
siswa.
karena
guru,
Pengaruh
keberadaanya
itu
siswa
terjadi
dalam
masyarakat.
sarana
dan
prasarana,
kebijakan,
lingkungan sosial di sekolah dan kurikulum.
Lingkungan masyrakat yang berpengaruh
Menurut Slameto (2010) faktor-faktor
mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat,
yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
mass media, teman bergaul dan bentuk
faktor internal dan faktor eksternal dimana
kehidupan masyarakat.
faktor internal terdiri dari jasmaniah dan
Menurut Sudjana (1999) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang
psikologis dan faktor eksternal yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
telah dicapai oleh siswa sesuai dengan
Pada umumnya setiap orang bertindak
kemampuan yang dimilikinya melalui suatu
berdasarkan force of habit sekalipun ia
usaha yang disebut belajar yang dikerjakan
tahu,bahwa ada cara lain yang mungkin lebih
pada
menurut
menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh
Djamarah dan Aswan (2002) bahwa hasil
kebisaaan sebagai cara yang mudah dan tidak
belajar adalah nilai dari suatu kegiatan yang
memerlukan konsentrasi dan perhatian yang
telah
besar. Sesuai dengan low of effect dalam
saat
tertentu.
dikerjakan,
Sedangkan
diciptakan
baik
secara
individu maupun secara kelompok.
belajar,
perbuatan
yang
menimbulkan
Jadi menurut pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa
hasil
belajar
adalah
5
kesenangan cenderung untuk diulang (Djali:
peserta didik. Hal ini sejalan dengan Ngalim
2012).
Purwanto menyatakan bahwa diantara faktor-
Hal senada diungkapkan oleh Gilmer
faktor yang mempengaruhi belajar, lingkungan
(1978:264) bahwa kebiasaan-kebiasaan belajar
juga berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal
siswa cenderung menguasai perilakunya pada
ini didukung oleh penelitian terdahuku yang
setiap kali mereka melakukan kegiatan belajar,
dilakukan oleh Bayu Winarno (2012) bahwa
sebab kebiasaan mengandung motivasi yang
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
kuat. Kedua pernyataan ini mengisyaratkan
lingkungan belajar dengan hasil belajar.
bahwa
kebiasaan
belajar
yang
efektif
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
HIPOTESIS Berdasarkan latar belakang masalah,
Demikian pula sebaliknya, kebiasaan belajar yang tidak efektif berdampak negatif terhadap
rumusan masalah yang ada maka diduga
hasil belajar siswa.
kebiasaan belajar dan lingkungan belajar
Lingkungan
merupakan
faktor
yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
penting dan tidak dapat diabaikan begitu saja dalam
pendidikan.
langsung
Sebab,
lingkungan
secara
dapat
tidak
KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU
membantu
Nama
Variabel
pendidik dalam memberikan pengaruh yang
HASIL PENELITIAN
positif kepada peserta didik dengan syarat jika
1. Martia
Perhatian
Perhatian orang tua
lingkungan tersebut dapat dikelola dengan baik
Winda
orang tua,
dan kebiasan
oleh pendidik. Lingkungan yang terkelola
Artantri/
kebiasaan
belajar siswa secara
dengan baik, dapat membantu pendidik untuk
2010
belajar (X)
bersama sama
Hasil
berpengaruh secara
Terlaksananya tugas pendidikan dengan baik
Belajar
signifikan terhadap
oleh
Siswa (Y)
hasil belajar siswa.
melaksanakan
pendidik
tugas
pendidikan.
mengindikasikan
adanya
pencapaian tujuan pendidikan yang juga
2.
Hubungan
Terdapat hubungan
ditandai
Bambang
lingkungan
yang positif dan
peserta didik dari waktu ke waktu secara
Budi
belajar,
signifikan antara
signifikan.
Hal
wiyono/
kebiasaan
lingkungan belajar,
lingkungan
belajar
2003
belajar dan
kebiasaan belajar
motivasi
dan motivasi
belajar (X)
belajar dengan
merupakan faktor eksternal yang tidak dapat
Prestasi
prestasi belajar
diabaikan,
Belajar (Y)
dengan peningkatan hasil belajar
ini
menunjukkan mempunyai
bahwa
pengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Dengan demikian lingkungan belajar
mengingat
lingkungan
belajar
sering dipandang sebelah mata meskipun dampak yang ditimbulkan bersifat secara tidak
3. I Made
Kontribusi
Menunjukkan
langsung terhadap peningkatan hasil belajar
Tumbuh/
intelegensi,
bahwa intelegensi,
6
2007
perhatian
perhatian orang tua,
orang tua,
kebiasaan belajar
kebiasaan
dan kemampuan
belajar dan
guru dlam
Rancangan Penelitian
X1 Y
kemampua
mengelola proses
n guru (X)
belajar mengajar
Hasil Belajar
X2
berkontribusi Prestasi
secara signifikan
belajar (Y)
terhadap prestasi
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
belajar siswa.
Negeri 1 Jombang. Penelitian dilaksanakan
4. Ni
Kontribusi
Bahwa perhatian
pada semester genap tahun ajaran 2012-2013
Nyoman
perhatian
orang tua,
pada bulan Maret sampai April tahun 2013.
Sutrisnaw
orang tua,
kebiasaan belajar,
Berdasarkan rumus Slovin
ati/ 2012
kebiasaan
kemampuan guru
belajar dan
dalam mengelola
kemampua
pembelajaran
n guru (X)
berkontribusi
prestasi
secara signifikan
belajar (Y)
terhadap prestasi
Berdasarkan rumus Slovin, maka jumlah
belajar siswa.
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak
n = n = n =
= 74,2
5. Bayu
Pengaruh
Bahwa terdapat
74 siswa yang diambil secara acak dari
Winarno/2
lingkungan
pengaruh positif
masing-masing kelas yaitu 74 : 9 kelas jadi
012
belajar dan
dan signifikan
sebanyak 8,2 dibulatkan menjadi 8 siswa setiap
motivasi
antara lingkungan
kelasnya.
berprestasi
belajar dan
(X)
motivasi berprestasi
digunakan
Hasil
terhadap hasil
mengenai variabel kebiasaan belajar dan
belajar (Y)
belajar siswa.
lingkungan belajar dengan menggunakan skala
Instrumen
penelitian
untuk
berupa
memperoleh
angket informasi
Likert. Untuk angket kebiasan belajar
dan
lingkungan belajar alternatife jawaban yang
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini tergolong penelitian
disediakan terdiri atas 4 pilihan. Yaitu selalu
kausalitas. bersifat kausalitas karena penelitian
dengan skor 4, sering dengan skor 3, kadang-
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang
kadang dengan skor 2 dan tidak pernah dengan
ada.
skor 1.
Pendekatan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini uji coba angket dilakukan di kelas XI IPS 1 dengan jumlah siswa 30 orang pada tanggal 26 Januari 2013. Untuk mengukur validitas angket,
maka
7
digunakan rumus Korelasi Product Moment
jawaban 1 (tidak pernah) adalah 9%. Dan
sebagai berikut:
deskrispi data tabel tersebut variabel X2 (lingkungan belajar) dari 20 pernyataan yang
rxy
N xy x y
N .x
2
x N .y 2 y 2
2
paling dominan yaitu jawaban dengan skor 3
(setuju) dengan presentase 53 %. Untuk jawaban dengan nilai 4 adalah 29 %, jawaban 2 adalah 17% dan jawaban 1 adalah 1%.
Untuk angket kebiasaan belajar yang
Sebelum data diolah dalam engujian ini
terdiri dari 25 butir pernyataan dan angket
dilakukan uji asumsi klasik agar regresi ganda
lingkungan belajar yang terdiri dari 25 butir
yang
pernyataan setelah diuji cobakan kepada 30
memprediksi variable kebiasaan belajar dan
orang, maka dapat diketahui untuk angket
lingkungan belajar yaitu dengan melakukan uji
kebiasaan belajar terdapat 6 butir pernyataan
normalitas, multikolinieritas, heteroskedasitas,
yang tidak valid, sedangkan untuk angket
dan autokorelasi. Uji
lingkungan belajar terdapat 5 butir pernyataan
layak
normalitas
dipakai
dilakukan
untuk
untuk
mengetahui apakah data yang akan dianalisis
yang tidak valid. Untuk mengukur reliabilitas digunakan nilai
digunakan
cronbach
alpha.
Apabila
koefisien
berbentuk sebaran normal atau tidak, dengan kata lain data yang berbentuk data berdistribusi
Cronbach Alpha ≤ 0,6 mengidentifikasikan
normal
keandalan
tidak
pengujian normalitas digunakan untuk menguji
memuaskan. Maka dapat disimpulkan dimana
data kebiasaan belajar (X1), lingkungan belajar
suatu variabel dikatakan
(X2) dan hasil belajar (Y). Langkah yang
kosistensi
interfal
yang
reliabel jika nilai
pengumpulan
data
yang
penelitian
ini
fo fh x2 fh
dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda.
keterangan:
HASIL ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISIS data
Pada
adalah dengan uji chi kuadrat berikut:
digunakan adalah wawancara, angket dan
Deskripsi
tidak.
ditempuh dalam melakukan uji normalitas
Cronbach Alpha > 0,6. Teknik
atau
x2
= chi kuadrat
fo
= frekuensi yang diperoleh
fh
= frekuensi yang diharapkan Apabila harga x2hitung ≤ harga kritik maka
dari
tabel
variabel
X1(kebiasaan belajar) dari 19 pernyataan yang paling dominan yaitu jawaban dengan 2 (kadang-kadang) dengan presentase 39 %. Untuk jawaban dengan nilai 3 (sering) adalah 31%, jawaban 4 (selalu) adalah 21% dan
data yang diperoleh berdistribusi normal, sebaliknya bila x2hitung > harga kritik
maka
data yang diperoleh tidak berdistribusi normal. Dari proses pengujian yang diteliti oleh peneliti semua variabel bebas dan terikat memenuhi asumsi normalitas.
8
Uji multikolinieritas diperlukan untuk
(2) titik – titik data menyebar di atas dan di
variabel
bawah atau disekitar angka 0; (3) titik – titik
independen yang memiliki kemiripan dengan
data tidak mengumpul hanya di atas atau di
variabel independen lain dalam satu model.
bawah saja. Berdasarkan hasil data yang
Kemiripan antar variabel independen dalam
diperoleh diketahui bahwa pola penyebaran
satu model menyebabkan terjadinya korelasi
titik – titiknya menyebar dan tidak berkumpul
yang sangat kuat antara suatu variabel
di titik tertentu, sehingga data tersebut dapat
independen dengan variabel independen yang
dikatakan bahwa data terbebas dari gejala
lain. Mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas
heterokedastisitas.
mengetahui
ada
tidaknya
suatu
Uji
adalah sebagai berikut : Jika nilai variance
Autokorelasi
bertujuan
menguji
inflation faktor (VIF) < 10 dan nilai toleransi
apakah dalam model regresi linear ada korelasi
> 0,1 maka model dapat dikatakan bebas dari
antara kesalahan pengganggu pada periode t
multikolinieritas, Jika nilai koefisien korelasi
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
antar masing-masing varibel bebas < 0,70,
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
maka model dapat dinyatakan bebas dari
terjadi autokorelasi. Model regresi yang baik
asumsi klasik multikolinieritas. Jika > 0,70
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat
(Ghozali, 2006:96). Untuk mendeteksi ada atau
kuat antar variabel independen sehingga terjadi
tidaknya autokorelasi, dapat digunakan uji
multikolinieritas dan Jika nilai koefisien
Durbin Watson yang dapat dilakukan melalui
determinan, baik dilihat R-square di atas 0,60
program SPSS. Dengan hipotesis yang akan
namun
diuji :
tidak
ada
variabel
bebas
yang
berpengaruh terhadap variabel terikat, maka ditengarai model terkena multikolinieritas. dilihat
hasil
perhitungan
nilai
Variance
menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada satu pun variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 Jadi dapat disimpulkan tidak ada multikolinieritas antar variabel
heteroskedastisitas
dimaksudkan
untuk mengetahui apakah variasi absolut sama / tidak sama untuk semua pengamatan. Salah satu
pendekatan
yang
H1 : ada autokorelasi (r ≠ 0) Berdasarkan hasil data yang diperoleh dapat diketahui bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi, yang ditunjukkan dengan du < d < 4 – du (1,680 < 2,236 < 2,32). Analisis model dan pembuktian hipotesis
independen dalam model regresi. Uji
Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0)
digunakan
untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat pola gambar Scatterplot model Tidak terdapat heterokedastisitas jika: (1) penyebaran titik – titik data tidak berpola;
Model yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dari table yang diperoleh dari hasil pengolahan data tersebut dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut Y = 5,026 + 0,383 X1 + 0,829 X2 Berdasarkan pada persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Nilai
dari
konstanta
sebesar
5,026
menunjukkan yaitu jika variabel kebiasaan
9
belajar
(X1),
diasumsikan
lingkungan sama
dengan
belajar
(X2)
Tabel 1
nol,
maka
Uji t
diprediksikan keputusan hasil belajar (Y)
T tabel
adalah sebesar 5,026.
Variabel
t hitung
( =
b. Nilai koefisien regresi variabel kebiasaan
0,05)
belajar (X1) sebesar 0,383. Artinya jika unsur
X1
2.193
1,99
kebiasaan belajar (X1) naik satu satuan maka
X2
7.406
1,99
variabel hasil belajar (Y) akan mengalami perubahan
sebesar
0,383
satuan
dengan
Berdasarkan
peerhitungan
diperoleh
anggapan variabel lainnya tetap.
hasil uji t yaitu untuk kebiasaan belajar sebesar
c. Nilai koefisien regresi variabel lingkungan
2,193 dan ttabel pada taraf signifikansi 5%
belajar (X2) sebesar 0,829. Artinya jika unsur
sebesar 1,99. Hal ini menunjukkan bahwa thitung
lingkungan belajar (X2) berubah satu satuan
lebih
maka variabel hasil belajar (Y) akan berubah
disimpulkan bahwa terdapat kebiasaan belajar
0,829 satuan dengan anggapan variabel lainnya
berpengaruh dan signifikan terhadap hasil
tetap. Dari hasil pengolahan menunjukkan
belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi di
bahwa
(X2)
SMA Negeri 1 Jombang. Sedangkan besarnya
mempunyai pengaruh yang dominan dilihat
pengaruh tersebut adalah 06,35 %. Untuk
dari koefisien regresi yaitu sebesar 0,829.
lingkungan belajar, Untuk variabel bebas
Uji hipotesis
lingkungan belajar (X2) mempunyai nilai t
variabel
lingkungan
belajar
besar
dari
ttabel
sehingga
dapat
Uji t adalah uji yang digunakan untuk
hitung untuk variabel bebas lingkungan belajar
melihat tingkat signifikansi pengaruh variabel
(X2) sebesar 7.460 dan nilai t tabel ( = 0,05 )
bebas secara sendiri – sendiri ( parsial )
sebesar 1,99. Karena t hitung > t tabel, maka
terhadap variabel terikat. Untuk melihat
lingkungan belajar (X2) mempunyai pengaruh
tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas
yang signifikan terhadap hasil belajar (Y).
secara sendiri – sendiri terhadap variabel
besarnya persentase pengaruh X2 terhadap Y
terikat, dilakukan dengan membandingkan
sebesar 43,56 %.
nilai t hitung dengan t tabel (df=n – 2). Jika
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh
nilai thitung>t tabel, maka pengaruh variabel bebas
variable-variabel
signifikan
terikat secara bersama-sama Berdasarkan hasil
terhadap
variabel
terikat
dan
bebas
terhadap
sebaliknya. Data uji t dapat dilihat pada tabel,
uji F, terlihat bahwa nilai F
sebagai berikut :
113,740. Sedangkan nilai F
hitung
tabel
variabel
sebesar
pada taraf
signifikansi 0,05 dengan derajat bebas 2 adalah sebesar 3,13. Hal ini berarti F
hitung
> F
tabel,
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, X1 (kebiasaan belajar) dan X2 (lingkungan belajar)
10
secara bersama-sama mempunyai pengaruh
diperoleh besarnya koefisien korelasi parsial
yang signifikan terhadap Y (hasil belajar).
X1 dan Y sebesar0,252. Oleh karena itu, besarnya koefisien determinasi parsial X1 terhadap Y adalah (0,252)2 = 0,063504.
Tabel 2 Perhitungan Persentase Pengaruh X1, X2 terhadap Y
Dengan
demikian,
besarnya
persentase
pengaruh X1 terhadap Y sebesar 06,35 % . 2. Pengaruh lingkungan belajar terhadap
Std. Error
Model 1
R
R
Adjusted R
of the
Square
Square
Estimate
a
.873
.762
.755
9.74798
hasil belajar siswa Pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar siswa nilai F
hitung
untuk variabel bebas
lingkungan belajar (X2) sebesar
6.670 dan
nilai Ftabel ( = 0,05 ) sebesar 1,99 Karena Fhitung > F
maka lingkungan belajar (X2)
tabel,
Berdasarkan pada tabel perhitungan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
persentase pengaruh X1, X2 terhadap Y
hasil belajar (Y). Sedangkan untuk besarnya
tersebut dapat dilihat bahwa nilai koefisien
koefisien korelasi parsial X2 dan Y sebesar
determinasi (Adjust R square) sebesar 0,755.
0,660. Oleh karena itu, besarnya koefisien
Atau sebesar 75 %. artinya 75,5 % hasil belajar
determinasi parsial X2 terhadap Y adalah
dipengaruhi oleh variabel kebiasaan belajar
(0,660)2 = 0,4356. Dengan demikian besarnya
dan lingkungan belajar. Sedangkan sisanya
persentase
yakni sebesar 0,245 atau 24,5 % dipengaruhi
belajar)terhadap Y sebesar 43,56 %.
pengaruh
X2
(lingkungan
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Pengaruh
kebiasaan
belajar
dan
lingkungan belajar terhadap hasil belajar PEMBAHASAN 1.
Pengaruh kebiasaan belajar terhadap
hasil belajar siswa
siswa Berdasarkan tabel uji ANOVA atau F test diperoleh nilai f sebesar 113.740 dengan
Berdasarkan hasil analisis data Pengaruh
probabilitas0.000. Oleh karena probabilitas
kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa
jauh lebih kecil dari 0,05 , maka dapat
diperoleh thitung sebesar 2,193 dan ttabel pada
disimpulkan bahwa koefisien regresi tidak
taraf signifikansi 5% sebesar 1,99. Hal ini
sama
menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel
independent
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
terhadap hasil belajar. Hal ini berarti nilai
kebiasaan belajar berpengaruh dan signifikan
koefisien determinasi R2 tidak sama dengan
terhadap hasil belajar siswa pada mata
nol independent secara simultan berpengaruh
pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Jombang.
terhadap hasil belajar. Hal ini berarti nilai
Berdasarkan Tabel koefisien korelasi parsial
koefisien determinasi R2 tidak sama dengan
dengan
nol
secara
atau
kedua
simultan
variabel
berpengaruh
11
nol atau signifikan. Berdasarkan hasil adjusted
Hal
ini
diperkuat
oleh Witherington
R Square di atas adalah sebesar 0,755; artinya
(1952:168) yang mengatakan bahwa kebiasaan
75,5 % hasil belajar dipengaruhi oleh variabel
merupakan cara bertindak yang diperoleh
kebiasaan belajar dan lingkungan belajar.
melalui belajar secara berulang-ulang, yang
Sedangkan sisanya yakni sebesar 0,245 atau
pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat
24,5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang
otomatis. Hal senada diungkapkan oleh Gilmer
tidak diteliti dalam penelitian ini.
(1978:264) bahwa kebiasaan-kebiasaan belajar
Variable kebiasaan belajar dan lingkungan
siswa cenderung menguasai perilakunya pada
belajar berpengaruh secara signifikan terhadap
setiap kali mereka melakukan kegiatan belajar,
hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini sesuai
sebab kebiasaan mengandung motivasi yang
dengan kajian teori dan hasil penelitian yang
kuat.
relevan. Berdasarkan teori yang dikemukakan
dilakukan oleh Winda dan kedua pernyataan
oleh
(2009:246),
dari Witherington dan Gilmer. maka semakin
kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor
menguatkan penelitian yang dilakukan peneliti
internal yang mempengaruhi hasil belajar
sekarang. Kebiasaan belajar adalah suatu
siswa. Kebiasaan belajar merupakan cara atau
kegiatan belajar yang biasa dilakukan secara
teknik yang menetap pada diri siswa pada
teratur
waktu menerima pelajaran, membaca buku,
kesehariannya yang bersifat tetap sebagai
mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu
upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
untuk menyelesaikan kegiatan (Djaali, 2011:
keterampilan.
128).
mengikuti pelajaran banyak bergantung pada
Dimyati
Keberhasilan
dan
Mudjono
siswa
dalam
Berdasarkan
dan
hasil
penelitian
berkesinambungan
Keberhasilan
yang
dalam
siswa
dalam
mengikuti
kebiasaan belajarnya. Kebiasaan belajar siswa
pelajaran banyak tergantung kepada kebiasaan
yang baik akan membantu dalam keberhasilan
belajar yang teratur dan berkesinambungan.
mencapai hasil belajar yang tinggi.
Teori tersebut semakin memperkuat penelitian
Sebaliknya,
apabila
siswa
tidak
ini, yaitu kebiasaan belajar berpengaruh positif
mempunyai kebiasaan belajar yang baik, maka
dan signifikan terhadap hasil belajar pada mata
dapat
pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Jombang.
dicapainya rendah. Dengan demikian, semakin
Hasil penelitian ini juga selaras dengan
baik kebiasaan belajar yang dilakukan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Winda (2010)
siswa maka akan semakin tinggi pula hasil
dengan judul “Pengaruh perhatian orang tua
belajar
dan kebiasaan belajar siswa terhadap hasil
mengisyaratkan bahwa kebiasaan belajar yang
belajar siswa kelas X
pada mata pelajaran
efektif akan berdampak positif terhadap hasil
Ekonomi di SMA Negeri 17 Surabaya”. Dari
belajar siswa. Demikian pula sebaliknya,
penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa,
kebiasaan
terdapat
berdampak negatif terhadap hasil belajar
pengaruh positif
dan
signifikan
kebiasaan belajar terhadap hasil belajar.
mengakibatkan
yang
hasil
dicapainya
belajar
yang
belajar
hal
tidak
ini
yang
juga
efektif
siswa.
12
Berdasarkan data hasil penelitian diketahui
dengan judul “Pengaruh Lingkungan Belajar
bahwa pada dasarnya siswa-siswi kelas X
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
SMA
cukup
Kelas V SD Muhammadiyah Sokonandi Tahun
melaksanakan kebiasaan yang baik dalam
Ajaran 2011/2012” Dari penelitian tersebut
belajar. Walaupun masih ada beberapa siswa
diperoleh hasil bahwa, terdapat pengaruh
yang belum membiasakan diri melakukannya.
positif
Hal ini terbukti dari jawaban mereka terhadap
terhadap hasil belajar. Hal ini ditunjukkan
pernyataan-pernyataan dalam angket mengenai
dengan t hitung lebih besar dari tabel yaitu
kebiasaan belajar yang dilakukan yang dapat
5.638 > 2,00 sehingga dapat disimpulkan
dilihat pada hasil deskripsi variabel X1 yaitu
bahwa
yang paling dominan yaitu jawaban dengan
signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Negeri
1
Jombang
sudah
dan
signifikan
lingkungan
kebiasaan
belajar
belajar
berpengaruh
skor 2 (kadang-kadang) dengan prosentase 39
Berdasarkan data hasil penelitian diketahui
%. Untuk jawaban dengan nilai 3 (sering)
pada dasarnya lingkungan belajar di SMA
adalah 31%, jawaban 4 (selalu) adalah 21%
Negeri
dan jawaban 1 (tidak pernah) adalah 9%.
Walaupun masih ada sedikit kekurangan. Hal
1
Jombang
sudah
cukup
baik.
Kebiasaan belajar yang rata-rata masih
ini terbukti dari jawaban mereka terhadap
kurang baik tersebut dapat mempengaruhi hasil
pernyataan-pernyataan dalam angket mengenai
belajar yang diperoleh dan dapat dilihat dari
lingkungan belajar yang pada hasil deskripsi
hasil belajar siswa kelas X masih dibawah
variabel X2 (lingkungan belajar) yaitu yang
KKM, walaupun sebagian kecil siswa sudah
paling dominan yaitu jawaban dengan skor 3
mendapat nilai yang baik pada mata pelajaran
(setuju) dengan presentase 53 %. Untuk
Ekonomi. Kenyataan tersebut sesuai dengan
jawaban dengan nilai 4 (sangat setuju) adalah
pendapat Gie, bahwa kebiasaan yang sudah
29 %, jawaban 2 (tidak setuju) adalah 17% dan
tertanam akan membentuk corak dari individu
jawaban 1(sangat tidak setuju) adalah 1%.
yaitu individu yang sukses jika mempunyai
Ngalim Purwanto juga mengemukakan hal
kebiasaan belajar yang baik dan individu yang
yang senada, bahwa lingkungan belajar dapat
gagal jika mempunyai kebiasaan belajar yang
mempengaruhi hasil belajar siswa oleh karena
buruk.
itu, hal ini berarti bahwa untuk dapat
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan
Bahri (2011:176), bahwa lingkungan belajar
adanya
merupakan salah satu
faktor ekstern yang
Lingkungan sekolah, lingkungan keluarga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
maupun lingkungan masyarakat, ketiganya
Faktor eksternal yakni lingkungan alami
harus dapat memberikan pengaruh yang positif
(keadaan suhu, kelembapan, kepengapan,dan
sehingga tercipta lingkungan yang nyaman dan
letak gedung sekolah)
dapat mendukung kegiatan belajar siswa.
lingkungan sosial
lingkungan
belajar
yang
baik.
(lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat). Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Winarno
13
PENUTUP
atau 24,5 % dipengaruhi oleh variabel lain
Kesimpulan
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
1. Berdasarkan hasil analisis data secara statistik yang telah dikemukakan, maka uji t menyatakan bahwa nilai t
Saran
untuk variabel
Berdasarkan analisis dan pembahasan,
kebiasaan belajar (X1) adalah sebesar 2,193
Perlu dilakukan peneitian lebih lanjut untuk
Sedangkan nilai t tabel ( = 0,05 ) = 1,99. maka
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
diperoleh thitung > t
hasil belajar siswa .
hitung
tabel,
sehingga dapat
dikatakan variabel kebiasaan belajar (X1)
Di dalam penelitian ini, faktor lingkungan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
belajar mempunyai pengaruh yang lebih
hasil belajar (Y).
dominan yaitu 43,56 % terhadap hasil belajar.
2. Berdasarkan hasil analisis data secara
Diharapkan
dari
piihak
sekolah
lebih
statistik yang telah dikemukakan maka uji t
memperhatikan lingkungan belajar yang ada
menyatakan bahwa nilai t
agar tercapai hasil belajar yang maksimal.
hitung
untuk variabel
bebas lingkungan belajar (X2) sebesar 7.406
Di dalam penelitian ini, faktor kebiasaan
dan nilai t tabel ( = 0,05 ) sebesar 1,99. Karena
belajar mempunyai pengaruh 06,35 % terhadap
t
hasil belajar. Bagi guru diharapkan dapat
hitung
>t
tabel,
maka lingkungan belajar (X2)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
membantu
hasil belajar (Y).
kebiasaaan belajar yang baik agar hasil belajar
3. Berdasarkan hasil analisisis data secara
siswa
dalam
menciptakan
dapat tercapai dengan maksimal.
statistik yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan
bahwa
hasil
uji
hhipotesisi
DAFTAR PUSTAKA
melalui uji F menyatakan bahwa variabel kebiasaan belajar dan lingkungan belajar
Bahri,
Ekonomi di SMA Negeri 1 Jombang Hal ini didasarkan pada hasil analisis Berdasarkan pada tabel Perhitungan Persentase Pengaruh X1, X2 terhadap Y tersebut dapat dilihat bahwa nilai Adjusted r Square sebesar adalah sebesar
2011.
Psikologi
Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran
Syaiful.
Bahri,
Syaiful.
2006.
Strategi
Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Cholid, Narbuko. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumu Aksara. Djaaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
0,755; artinya 75,5 % hasil belajar nilai
Gie, The Liang. 1995. Cara belajar yang
Adjusted r Square sebesar adalah sebesar
efisien. Yogyakarta: Gajah Mada
0,755; artinya 75,5 % hasil belajar dipengaruhi
University Pers.
oleh variabel kebiasaan belajar dan lingkungan
Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori,
belajar. Sedangkan sisanya yakni sebesar 0,245
Konsep Dan Aplikasi dengan SPSS. Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro
14
Mariyana,
Rita.
2010.
Lingkungan
Pengelolaan
Belajar.
Jakarta:
Kencana. Purwanto,
M.
Ngalim.
1990.
Psikologi
Pendidikan. Bandung: Rosda. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya offset. Sugiyono.
2010.
Metode
Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
Dan
R&D.
Bandung:
Alfabeta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Dan
R&D.
Bandung:
Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang
Mempengaruhinya.
Jakarta:
PT. Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.. Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Grafindo. Yusuf, Munawir. 2007. Mengatasi Kebiasaan Buruk Anak dalam Belajar Melalui Pendekatan
Modifikasi
Perilaku.
Departemen Pendidikan.
15
