PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN BOARD SIZE TERHADAP CORPORATE CASH HOLDING Fajar Abdillah dan Retno Kusumastuti Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan board size terhadap cash holding. model analisis penelitian menggunakan Fixed Effect Model (FEM). Variabel independen dalam penelitian ini adalah market-to-book ratio, cash flow, net working capital, firm size, leverage, dividend payment dan board size. Dan variabel dependen yaitu cash holding. penelitian ini menggunakan data panel dari 1420 data pengamatan perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2012. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) market-to-book ratio. Cash flow, net working capital, dan leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap corporate cash holding 2) firm size, dividend payment dan board size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap corporate cash holding Kata Kunci: karakteristik perusahaan, board size, cash holding
ABSTRACT
This research aim to analyze the influence of firm characteristic and board size to cash holdings. This model research are analyze with Fixed Effect Model (FEM). The Independent variables in this research are the market-to-book ratio, cash flow, net working capital, firm size, leverage, dividend payment and board size. The dependent variabel is cash holding. This study use panel data, the data used in this research come from the annual financial statements and sustainability reports of non financial companies listed on the Indonesia stock exchange for the period 2008-2012, there were 1420 observations of the research sample. the results showed that : 1) market-to-book ratio, cash flow, net working capital, and leverage doesn’t have significant effect on corporate cash holding 2) firm size, dividend payment and board size have significant effect on corporate cash holding.
Keywords : firm characteristic, board size, cash holding
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
PENDAHULUAN Kas bagaikan aliran darah yang ada pada tubuh manusia, fungsinya yang begitu penting baik itu dalam organisasi yang berorientasi profit ataupun tidak. Cash holding yang dimaksud disini adalah kas yang dipegang oleh perusahaan sebagai uang tunai ditangan atau tersedia untuk investasi pada aset fisik dan membagikannya ke investor. Perusahaan memegang sejumlah saldo kas tertentu untuk aset yang bersifat likuid (Gill dan Shah, 2012). Lee dan Lee (2010) menemukan bahwa pada negara-negara di Asian Tengara, kas merupakan sebagian besar dari aset perusahaan. Perusahaan ASEAN mengalami peningkatan dalam memegang kas rata-rata mereka dari 8% pada tahun 1996 menjadi 12% pada tahun 2005. Meskipun dengan kepemilikan kas yang lebih besar dapat meningkatkan fleksibilitas keuangan internal dengan mengurangi biaya yang berkaitan dengan pendanaan eksternal, tetapi terdapat konsekuensi potensial yang merugikan terkait dengan memegang uang tunai berlebihan. The free cash flow theory, Pecking Order Theory dan trade off theory dapat menjelaskan alasan kenapa perusahaan melakukan cash holding. The free cash flow theory Jensen (1986) menjelaskan bahwa manajer memiliki dorongan untuk membangun uang tunai atau kas untuk meningkatkan jumlah aset di bawah kontrol mereka dan untuk memperoleh kekuasaan diskresi atas keputusan investasi perusahaan. Selain itu, adanya kas mengurangi tekanan untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan memungkinkan para manajer untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang berdasarkan hanya pada kepentingan mereka sendiri, tetapi tidak dalam kepentingan terbaik para pemegang saham (Ferreira dan Vilela, 2004). Pecking Order Theory yang dikembangkan oleh
Myers (1984) menerangkan tentang preferensi pendanaan suatu
perusahaan. perusahaan pertama-tama lebih menyukai pembiayaan investasi dengana menggunakan laba ditahan, kemudian dengan utang yang aman lalu dengan utang yang bersesiko dan yang terakhir baru menerbitkan saham/ekuitas untuk meminimalisasi biaya informasi asimetris dan biaya pendanaan lainya. Dilihat dari sudut pandang pecking order theory menjelaskan bahwa antara hutang dengan kas perusahaan memiliki keterikatan satu sama lain. Dimana perusahan yang memiliki sumber daya keuangan internal yang cukup akan menggunakan kas untuk aktivitas operasionalnya dan baru menggunakan hutang jika pendanaan internal tidak mencukupi. Trade-off theory yang berhubungan dengan cash holding menyatakan bahwa tingkat likuiditas yang optimal adalah tradeoff antara biaya dan manfaat dari memegang uang tunai.
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
Manfaat yang paling jelas dengan menahan sejumlah kas adalah menghindari perusahaan dari kesulitan keuangan, kas tidak mengganggu kebijakan investasi ketika kendala keuangan terpenuhi, dan dengan menahan kas dapat menurunkan biaya penggalangan dana eksternal atau melakukan likuidasi aset disaat situasi yang mendesak (Ferreira and Vilela, 2004). Disisi lain dalam bahasan ekonomi klasik Keynes (1936) menyatakan alasan dan motivasi perusahaan dalam memegang kas yaitu transaction motive dan precatiunary motive. Alasan utama yaitu Transaction Motive, dimana perusahaan memegang kas untuk membiayai segala aktivitas bisnisnya. Precatiunary motive adalah perusahaan memiliki motif untuk menahan kas sebagai motif berjaga-jaga. Ketika arus kas yang dihasilkan lebih sedikit dan ketika perusahaan dilanda kondisi ataupun situasi yang buruk hal tersebut dilakukan. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk alasan berjaga-jaga. Selain dengan adanya motif transaksi dan motif berjaga jaga, tingkat cash holding yang ada pada perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor lainya. Opler et al (1999) menyatakan tingkat cash holding dalam suatu negara sebagian besar disebabkan oleh karakteristik perusahaan yang mendasar (seperti growth opportunities yang diproksikan dengan Market-to-book ratio, cash flow, leverage, firm size, dan dividend payment). Fungsi dan peran manajemen ataupun dewan direksi bertanggung jawab baik itu untuk merumuskan pengelolaan kas, tata kelola perusahaan, dan semua kebijakan lain dalam organisasi. Gill dan Shah (2012) menyatakan bahwa Jumlah dewan direksi dan memainkan peran penting dalam organisasi dan dapat menyebabkan saldo kas yang lebih tinggi. Penelitian ini ingin membuktikan dan melihat kembali apakah variabel-variabel yang mempengaruhi cash holding pada penelitian sebelumnya yang menguji pengaruh antara cash holding dan market-to-book ratio, cash flow, net working capital, firm size, leverage, dividend payment dan board size dalam konteks pada negara Indonesia. TINJAUAN TEORITIS Pengertian Cash Holding Cash holding adalah kas yang dipegang oleh perusahaan sebagai uang tunai di tangan atau tersedia untuk investasi pada aset fisik dan membagikannya ke investor. Kas merupakan aset yang paling likuid dan merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk membayar segala kewajibannya dengan tepat waktu. Cash Holding adalah penting karena menjaga likuiditas perusahaan, yang membuat perusahaan mampu melunasi kewajiban mereka pada waktunya
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
bahkan jika saat situasi buruk melanda aktivitas bisnis yang dijalankan . Untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan, perusahaan juga membutuhkan untuk membangun cadangan kas dengan memastikan bahwa pergerakan kas menciptakan situasi arus kas yang positif secara keseluruhan. Dengan demikian, kas adalah unsur penting yang memungkinkan perusahaan untuk bertahan hidup dan sejahtera. (Gill dan Shah, 2012) Teori Yang Menyangkut Cash Holding Trade Off Theory Trade-off theory yang berhubungan dengan cash holding menyatakan bahwa tingkat likuiditas yang optimal adalah tradeoff antara biaya dan manfaat dari memegang uang tunai. Manfaat yang paling jelas dengan menahan sejumlah kas adalah menghindari perusahaan dari kesulitan keuangan, kas tidak mengganggu kebijakan investasi ketika kendala keuangan terpenuhi, dan dengan menahan kas dapat menurunkan biaya penggalangan dana eksternal atau melakukan likuidasi aset disaat situasi yang mendesak. Disisi lain biaya yang besar dapat saja timbul dari menahan sejumlah uang kas yaitu biaya peluang modal ( opportunity cost ) yang diinvestasikan dalam aset likuid tersebut (Ferreira and Vilela, 2004). Pecking Order Theory Myers (1984) dalam teori pecking order menjelaskan tentang preferensi pendanaan yang biasa dilakukan oleh perusahaan. perusahaan pertama-tama lebih memilih untuk menggunakan internal financing lalu setelah itu baru memilih untuk melakukan external financing. Berdasarkan teori ini, tingkat uang tunai (cash) akan menjadi hasil dari pembiayaan dan keputusan investasi. Menerbitkan saham baru dapat menjadi sangat mahal bagi perusahaan karena adanya informasi yang asimetris, dengan demikian perusahaan membiayai investasi nya pertama-tama dengan pembiayaan internal yaitu dengan retained earning lalu dengan hutang yang aman, hutang yang beresiko dan pilihan terakhir yaitu dengan ekuitas (saham) untuk meminimalkan asymmtric information costs dan financing costs lainya Lawrencia et.al (2012). The Agency Theory Jensen (1986) atas dasar perspektif Agency theory, menunjukkan bahwa manajer memiliki insentif untuk meningkatkan aset di bawah kendali mereka atas dasar kepentingan pribadi, daripada untuk membayarkan cash sebagai dividen kepada para pemegang saham. Teori keagenan memegang hipotesis yang menunjukan kepada kepemilikan cash perusahaan. Jensen (1986) dengan hypothesis free cash flow menyatakan bahwa aliran kas bebas ( free cash
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
flow) berhubungan dengan agency konflik antara berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan , yaitu antara pemegang saham dan
manajerial perusahaan. kepemilikan kas
perusahaan dipandang sebagai arus kas bebas karena kas perusahaan dapat digunakan oleh para manajer untuk melayani kepentingan mereka sendiri dengan mengorbankan kesejahteraan pemegang saham, sehingga hal ini dapat
memperburuk konflik kepentingan yang terjadi
diantara kedua pihak (Jensen,1986). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dimana berdasarkan asumsiasumsi dasar dari studi literatur dan teori yang dikembangkan sebelumnya, selain itu data yang digunakan juga merupakan data yang berbentuk angka. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan-perusahaan non-keuangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2012. Model Penelitian Model penelitian yang digunakan merujuk kepada model penelitian yang dilakukan oleh Gill dan Shah (2012) yang meneliti cash holding pada perusahaan-perusahaan di neggara Kanada. variabel CEO duality yang terdapat pada penelitian Gill dan Shah tidak dimasukan kedalam penelitan karena perbedaan sistem struktur dewan antara negara Kanada dan Indonesia, dimana Negara Kanada menerapkan One Tier System dan Indonesia dengan Two Tiers System yang tidak terdapat CEO duality , karena dalam Two Tiers System yang mengacu kepada continental eropa terdapat anggota dewan yang terpiasah yaitu dewan komisaris dan dewan direksi. Selain itu perhitungan variabel board size merujuk kepada Anedeberhan (2012). Model regresi yang digunakan: CASHit =
+
MTBi,t +
CFi,t +
NWCi,t +
LVRGi,t + FSi,t +
BSi,t + µi,t
Dimana perhitungan dari variabel dependen dan independen adalah sebagai berikut: Variabel Dependen :
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
DIVi,t +
•
CASHi,t (Corporate cash holdings untuk perusahaan i dalam waktu t) = Cash and cash equivalents / (Total assets - Cash and equivalents)
Variabel Independen : •
MTBi,t (Market-to-book ratio untuk perusahaan i dalam waktu t) = (Total assets - Book value of equity + Market value of equity) / Total assets
•
CFi,t (Cash flow to net asset ratio untuk perusahaan i dalam waktu t) = (After tax profit + Depreciation) / (Total assets - Cash and cash equivalents)
•
NWCi,t (Net working capital to asset ratio untuk perusahaan i dalam waktu t) = ((Current assets-Current Liabilities) - Cash and cash equivalents)) / (Total assets - Cash and equivalents)
•
LVRGi,t (Leverage untuk perusahaan i dalam waktu t) = Total debt / (Total assets - Cash and equivalents)
•
FSi,t (Firm size untuk perusahaan i dalam waktu t) = dihitung dengan Logaritma total assets perusahaan
•
DIVi,t (Dividends paid untuk perusahaan i dalam waktu t) = One (1) is used if firm paid dividends each year, otherwise 0
•
BSi,t (Board size (jumlah direktur) untuk perusahaan i dalam waktu t) = Jumlah dewan direksi yang berada diperusahaan
µi,t = the error term Hipotesis Penelitian H1 : Market to book ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap corporate cash holding Dalam beberapa studi literatur disebutkan bahwa market to book ratio diproksikan sebagai growth opportunities/ kesempatan bertumbuh perusahaan. perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi mungkin menghadapi biaya yang lebih tinggi dari pendanaan eksternal karena biaya yang lebih tinggi dari tingkat investasi yang rendah dan kesulitan keuangan sehingga perusahaan akan menahan sejumlah saldo kas pada tingkat tertentu untuk alasan pencegahan jika sewaktu-waktu terjadi hal tersebut.
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
H2: cash flow mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap corporate cash holding Perusahaan dengan cash flows /profitabilitas yang tingggi akan membentuk likuiditas untuk membiayai kegiatan investasi. Oleh karena itu perusahaan lebih banyak menahan kas yang dimiliki.
H3 : Net working capital mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap corporate cash holding Rasio dari net working capital to net assets digunakan sebagai proxy untuk liquid asset yang berupa subtitusi dari cash. Perusahaan yang memiliki aset likuid seperti persediaan, piutang, utang dan item lainya yang ada di dalam working capital yang besar akan menahan kas dalam jumlah yang sedikit, karena liquid assets dapat dikonversi kedalam uang tunai dalam waktu yang singkat sehingga dapat dijadikan subtitusi kas. H4 : Firm Size mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap corporate cash holding Perusahaan yang besar memiliki operational cash flow yang tinggi. oleh karena itu perusahaan meningkatkan cash holding seiring dengan meningkatnya asset yang dimilikinya. H5: leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap corporate cash holding Preferensi pendanaan seperti yang dijelaskan dalam pecking order theory menerangkan bahwa perusahaan lebih memilih untuk menggunakan pendanaan internal seperti laba ditahan, menggunakan hutang, dan menerbitkan saham. Perusahaan yang memiliki pendanaan internal yang cukup akan memiliki sedikit hutang, dikarenakan hutang adalah subtitusi dari kas. H6 : Dividends Payment mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap corporate cash holding Pecking order theory menerangkan bahwa perusahaan yang membayarkan dividen atau membeli kembali saham menggunakan kas sebagai pembayaranya sehingga dapat
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
diprediksi perusahaan yang membayar dividen nya akan mengurangi kas yang dimilikinya, disisi lain perusahaan yang melakukan pembayaran dividen membutuhkan kas yang cukup untuk membayarkan dividen nya kembali dimasa yang akan datang dan perlu untuk menahan kas sebagai motif berjaga-jaga. H7 : Board size mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap corporate cash holding Ketika board size semakin besar akan timbul masalah keagenan seperti adanya direksi yang free-rider dan peran direksi hanya sekedar simbolis perusahaan saja. perusahaan dengan larger board size menghadapi agency cost yang lebih besar dari keuangan eksternal dan menahan lebih banyak cash.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1 Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CASHHOLDINGS
1420
0.00004
2.50043
0.13208
0.20406
MTB CF NWC FIRMSIZE LEV
1420 1420 1420 1420 1420
-93.49000 -109.56710 -163.69016 20.61907 0.01659
103.63000 15.38203 534.25247 38.68738 163.96429
2.02875 -0.01378 0.53051 27.80192 0.44412
6.50540 2.95807 18.96939 1.95296 4.51252
DIVIDENDPAYMENT
1420
0.00000
1.00000
0.42746
0.49488
BOARDSIZE
1420
2.00000
14.00000
4.53310
1.91310
Valid N (listwise)
1420
Tabel 1 menunjukan statistik deskriptif dari seluruh variabel. Penjelasan dari statistik deskriptif seperti yang dijelaskan berikut ini :
i)
Total sampel perusahaan yang diteliti sebanyak 284 x 5 tahun : 1420
ii)
Cash (Corporate cash holding) memiliki nilai rata-rata : 13,2%
iii)
MTB ( Market to book ratio) memiliki nilai rata rata : 2.02875
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
iv)
CF (Cash flow) memiliki nilai rata rata : -1,3%,
v)
NWC (Net working capital) memiliki nilai rata rata : 0.53051
vi)
FS (Firm size) memiliki nilai rata rata : 27.80192
vii)
Lev (Leverage) memiliki nilai rata rata : 44%.
viii)
Divpay (dividend payment) memiliki nilai rata rata : 1
ix)
BS (Board size) jumlah jajaran direksi memiliki nilai rata rata : 4.5 Tabel 2 Hasil Fixed Effect Model Variabel MTB CF NWC FS LEV DIVPAY BS R-squared N Prob(F-statistic)
Koefisien
T-statistik
Probabilitas
-0.000098
-0.575729
0.5650
0.000191
0.297089
0.7665
-0.000622
-0.282866
0.7774
0.002207
3.285512
0.0011
-0.000703
-0.311756
0.7553
0.013295
4.853333
0.0000
0.003492
4.427027 0.147275 730 0.000000
0.0000
Market-to-book ratio memiliki pengaruh yang negatif tidak signifikan. Hasil temuan ini serupa dengan hasil penelitian Koshio dan Cia (2004). Dimana market-to-book ratio tidak berpengaruh signifikan pada perusahaan-perusahaan yang ada di brazil begitu juga dengan Drobetz dan Gruninger (2007) mendapatkan hasil bahwa variabel growth opportunities tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap cash holding. dalam penelitian yang dilakukan Dewi dan Anas (2011) menyatakan bahwa hasil tidak signifikannya market to book dikemukakan Dittmar bahwa adanya kekhawatiran bahwa market to book ratio bukanlah merupakan proxy yang baik untuk mengukur kesempatan bertumbuh. Tanda hubungan yang negatif antara cash holding dan MTB adalah konsisten sesuai dengan trade off theory dimana MTB dgunakan sebagai proxy dalam kemudahan akses menuju financial market, perusahaan yang memiliki
kesempatan
bertumbuh yang tinggi atau baik, memiliki akses yang mudah ke dalam financial market
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
sehingga menjadi hal yang mudah dalam mendapatkan pendanaan oleh karenanya tidak perlu menahan kas dalam jumlah yang banyak. Variabel Cash flow memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap cash holding . Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gill dan Shah (2012) dimana variabel cash flow secara signifikan mempengaruhi cash holding perusahaan. Pengaruh yang positif antara cash flow dan cash holding sesuai dengan pecking order theory yang menjelasakan preferensi pendanaan dalam suatu perusahaan, dimana menjelaskan bahwa perusahaan dengan cash flow yang tinggi lebih memilih untuk menahan jumlah kas yang besar sebagai hasil dari preferensi pendanaan internal dibandingkan pendanaan eksternal. Selain itu dkatakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung akan menahan tingkat kas dalam jumlah yang besar. Perbedaan hasil yang diperoleh dapat terjadi
dikarenakan
perbedaan kebijakan manajemen yang membawahi perusahaan ataupun kondisi ekonomi di suatu negara, hasil yang tidak signifikan dapat terjadi dikarenakan perusahaan yang mengalami profitabilitas tinggi belum tentu melakukan akumulasi kas dalam jumlah yang besar. Variabel NWC tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel cash holding. Hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Noguera dan pech (2012) serta Faisal dan Javed (2011) variabel net working capital memiliki pengaruh negatif signifikan dengan cash holding perusahaan. pengaruh yang negatif antara net working capital dengan cash holding sesuai dengan yang dikatakan pada trade off-theory bahwa perusahaan yang memiliki subtitusi kas yang potensial seperti persediaaan ataupun piutang dagang cenderung untuk menahan kas dalam jumlah yang sedikit. Perbedaan hasil penelitian dapat disebabkan karena kondisi ekonomi tiap Negara yang berbeda, karakteristik perusahaan, ataupun kebijakan manajemen modal kerja yang memiliki perbedaan. Firm size menunjukan pengaruh yang positif dan signifikan, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dewi dan Anas (2011) yang meneliti cash holding di lima Negara Asean. Wenyao (2007) juga mendapatkan hasil yang serupa dimana pengaruh antara firm size dan cash holding adalah positif dan signifikan. Hasil koefisien estimasi dari firm size (lnASSET) adalah positif dan signifikan pada level α= 1 % . hasil dari penelitian Ozkan dan Ozkan (2004) juga menghasilkan pengaruh yang signifikan antara firm size dengan cash holding perusahaan. Hasil yang positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dan cash holding di Negara Indonesia sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh lee dan lee (2010) dimana pada negara-negara
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
yang berada di Asian Tengara, kas merupakan sebagian besar dari aset perusahaan. Hasil yang berbeda ditemukan dalam penelitian Gill dan Shah (2012), Drobetz dan Gruninger (2007), Saddour (2006), Ferreira dan Vilela (2004) dari hasil penelitiannya ditemukan pengaruh yang negatif dan signifikan. Dikarenakan perusahaan besar memiliki credit line bank dan credit rating yang lebih baik sehingga memungkinkan pengadaan dana dengan mudah jika memang diperlukan. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar selalu dapat menjual sebagian non-core asset bisnis yang dilakukan untuk mendapatkan uang tunai sehingga tidak perlu menahan saldo kas yang besar. Leverage memiliki pengaruh negatif dan signifikan, pengaruh
yang negatif sesuai
dengan pecking order theory mengenai preferensi pendanaan dimana perusahaan. perusahaan pertama-tama akan menggunakan dana internalnya terlebih dahulu yaitu laba ditahan sebelum menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan. Jani et al (2004) menjelaskan bahwa hubungan antara cash holding dan leverage adalah negatif. Dimana perusahaan yang memiliki pendanaan internal yang mencukupi akan menggunakan kas sebagai pembiayaan operasionalnya dan baru memilih utang yang aman apabila sumber pendaaan internal tidak mencukupi, sehingga hutang adalah subtitusi kas. Leverage yang besar menunjukan perusahaan di Indonesia memiliki akses yang mudah ke sumber pendanaan. Sehingga perusahaan yang memiliki dukungan hutang yang kuat tidak perlu menahan kas dalam jumlah yang besar (Couderc, 2005). Hasil yang tidak signifikan dapat terjadi dikarenakan perusahaan yang berhutang dalam pendanaan nya bagaikan memegang pedang yang bersisi dua, dimana hutang adalah trade off antara keuntungan berupa tax shield karena pembayaran bunga dapat mengurangi pajak, tetapi disisi lain hutang yang besar dapat membuat perusahaan mengalami risiko financial distress Dewi dan Anas (2011). Divident Payment memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cash holding perusahaan. Dari hasil yang ada pada tabel menunjukan bahwa DIVPAY yang dilakukan perusahaan berpengaruh terhadap cash holding dengan korelasi positif. Dimana perusahaan yang melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham. maka cash holding yang dimiliki akan semakin besar. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Yousaf (2013) dalam menguji pengaruh antara dividen payment dengan cash holding diperoleh hasil dimana koefisien dari dividend payment menunjukan pengaruh yang positif terhadap cash holding perusahaan. Hasil yang sama juga diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh Ozkan dan Ozkan (2004), Gruninger (2007) serta Noguera dan Pech (2012) dimana menemukan variabel
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
dividend payment secara signifikan mempengaruhi cash holding perusahaan. Dengan demikian hal ini sesuai dengan precatiunary motive (motif berjaga-jaga) perusahaan yang membayarkan dividen kepada para pemegang saham menahan saldo kas yang besar dari yang lainya sebagai motif berjaga-jaga (Noguera dan Pech, 2012). Variabel board size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel cash holding. Dari koefisien yang dapat dilihat pada tabel 2 dapat disimpulkan bahwa BS atau jumlah dewan direksi memiliki korelasi yang positif. Maka semakin besar jumlah jajaran dewan direksi dalam perusahaan maka akan semakin besar cash holding yang dimiliki perusahaan tersebut. Hasil yang diperoleh sama halnya dengan hasil temuan Kusnadi (2011), variabel board size memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap cash holding. Ketika jumlah dewan direksi terlalu banyak , timbul agency problem seperti adanya direktur yang free-rider menjadi meningkat, dan jajaran direksi hanya menjadi simbolis perusahaan saja dan mengabaikan tugas dan pemantauan yang semestinya. Yermack (1996) menemukan bahwa ukuran dewan direksi yang besar mengarah untuk menurunkan nilai perusahaan, jumlah dewan direksi yang berukraun besar dalam perusahaan dapat menghadapi agency cost yang lebih besar dari keuangan eksternal dan menahan lebih banyak cash untuk itu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. dengan mengambil sampel pada seluruh perusahaan non-keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dengan periode tahun penelitian 2008- 2012 didapati sampel perusahaan non-keuangan sebanyak 284 dan diperoleh data observasi sebesar 1420, maka hasil dan kesimpulan menunjukan bahwa: 1. Karakterisitik perusahaan yang diproksikan dengan: Market-To-Book Ratio Cash Flow, Net Working Capital, dan Leverage memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap cash holding perusahaan. Sebaliknya variabel firm Size (ukuran perusahaan) dan Dividend payment (pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cash holding perusahaan. 2. Board size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cash holding perusahaan. Hasil ini menunjukan bahwa Ho ditolak sehingga jumlah jajaran direksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cash holdings perusahaan.
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
SARAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: Untuk pihak manajerial: 1. Pengaruh yang positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dengan cash holding menunjukan bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat cash holding perusahaan, disarankan kepada manajer perusahaan agar tidak perlu menahan saldo kas yang terlalu besar dikarenakan perusahaan dapat menghadapi biaya kerugian potensial didalam menahan kas yang terlalu besar. Terlihat juga bahwa jumlah direksi yang semakin besar membuat perusahaan menahan jumlah kas yang lebih tinggi. Disarankan kepada pelaku bisnis serta pihak manajerial agar memilih dan membentuk struktur dewan direksi yang berdasarkan kompeten dan sesuai kebutuhan perusahaan sehingga direksi yang ada di perusahaan bekerja lebih efektif dan professional sehingga direktur bukan hanya sebagai simbol bagi perusahaan. Untuk Peneliti selanjutnya 2. Jangka waktu yang dilakukan pada penelitian ini hanya terbatas pada periode 5 tahun (2008-2012). Maka bagi penelitian selanjutnya mengenai cash holding
dapat
menambahkan periode waktu pengambilan sampel penelitian, sehingga akan didapat pengaruh yang lebih konsisten dan dapat menerangkan variabel yang diteliti. 3. Disarankan untuk melakukan pengujian dengan melihat perbedaan jenis industri seperti halnya perusahaan manufaktur ataupun jasa, karena perbedaaan jenis industri pada tiap perusahaan berimplikasi pada kebijakan dan karakteristik yang berbeda dalam cash holding antara perusahaan manufaktur dan jasa. 4. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel kontrol yang dapat mempengaruhi cash holding perusahaan seperti komite audit atau Board structure (struktur dewan) yang terdapat dalam suatu perusahaan seperti yang dikatakan oleh Gill dan Shah (2012).
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
DAFTAR REFERENSI Buku Bambang, Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Damodar N. Gujarati, 2003 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill, New York. Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi keempat, Penerbit Universitas Diponegoro Horne dan Wachowicz, (2001). Fundamental of Financial Management, 12th Edition Pearson Education Inc. Fitriasari dan Kwary (penterjemah). 2005 Kasmir. (2010) , Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta; Kencana Edisi Pertaman Cetakan Ke-2 Neuman,
W.
L.
(2007). Basics
of
Social
Research:
Quantitative
and
Qualitative
Approaches (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon Ross, et al. (2010), Corporate Finance, International Edition; McGraw-Hill Ninth Edition Sugiono, Dr., Prof., (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung Surya,
Indra
dan
Yustiavananda,
Ivan.
Penerapan
Good
Corporate
Governance:
Mengesampingkan Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. 2006. Cetakan Ke -1. Kencana, Jakarta Karya Akademis Afza, T., & Adnan, S.M. (2007). Determinants of corporate cash holdings: A case study of Pakistan. Proceedings of Singapore Economic Review Conference (SERC) 2007, August 01-04, Organized by Singapore Economics Review and The University of Manchester (Brooks World Poverty Institute), Singapore 164-165. Barclay, M., and C. Smith Jr., 1996, On financial architecture: leverage, maturity, and priority, Journal of Applied Corporate Finance 8, 4-17. Bates, T., K. Kahle, and R. Stulz, 2009, "Why do U.S. firms hold so much more cash than they used to?," The Journal of Finance 64, 1985-2025.
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
Baumol, W. J., 1952, "The transactions demand for cash: An inventory theoretic approach," Quarterly Journal of Economics 66, 545–556. Bismar Nasution, “Prinsip Keterbukaan dalam Good Corporate Governance.” Jurnal Hukum Bisnis Vol. 22 (2003) : 5 Boubaker. S.,Derouiche. I, Nguyen. K. D. (2013). Does the board of directors affect cash holdings. A study of French listed firms. Journal of Management and Governance. Campbell, T., & Brendsel, L. (1977). The impact of compensating balance requirements on the cash balances of manufacturing corporations: An empirical study. The Journal of Finance, 32(1), 31-40 Chang, K. and A. Noorbakhsh, 2006, Corporate cash holdings, foreign direct investment, and corporate governance. Global Finance Journal 16, 302-316. Dittmar, A., Mahrt-Smith, J., 2007, Corporate governance and the value of cash holdings, Journal of Financial Economics 83, 599-634 Dittmar, A., Mahrt-Smith, J., & Servaes, H. (2003). International corporate governance and corporate cash holdings. Journal of Financial and Quantitative Analysis, 38(1), 111-133 Drobetz, W., & Grüninger, M.C. (2007). Corporate cash holdings: Evidence from Switzerland. Financial markets Portfolio, 21, 293–324 Ferreira, M.A., & Vilela, A.S. (2004). Why do firms hold cash? Evidence from EMU countries. European Financial Management, 10(2), 295-319 Ferri, M.G. and Jones, W.H. (1979), “Determinants of financial structure: a new methodological approach”, The Journal of Finance, Vol. 34 No. 3, 631-44. Harford, J. (1999). Corporate cash reserves and acquisitions. Journal of Finance, 54(6), 19691997 Gill, A., & Shah, C. (2012). Determinants of corporate cash holdings: evidence from Canada. International Journal of Economics and Finance, 4(1), p70. Hines, Chip;Hurtt, David N; Langsam, Sheldon A “ Shopping for cash management services” The Journal of Corporate Accounting & Finance; Nov/Dec 2000; 12, 1; ProQuest pg. 15
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
Isshaq, Zangina. 2009. Corporate Governance Governance, Ownership Structure, Cash Holding, and Firm Value on The Ghana Stock Exchange, The Journal of Risk Finance, Vol.10 No.5, pp. 488-499. Jensen, M. and Meckling, W. 1976. ‘‘Theory of the firm: managerial behavior, agency costs and ownership structure’’, Journal of Financial Economics, Vol. 3, pp. 305-60 Jensen, M. (1986). Agency costs of free cash flow, corporate finance and takeovers. American Economic Review, 76,323-329. John Maynard Keynes, the general Theory Of Employment, Interest and Money New York : Harcourt Brace Jovanovich, 1936) Kim, J., Kim, H., & Woods, D. (2011). Determinants of corporate cash-holding levels: An empirical examination of the restaurant industry. International Journal of Hospitality management, 30(3), 568-574. Kim, C., Mauer, D., Sherman, A., 1998, The determinants of corporate liquiditye, Journal of Financial and Quantitative Analysis 33, 335-359. Kin Wai Lee dan Cheng-Few Lee (2010). Cash Holdings, Corporate Governance Structure and Firm Valuation Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Governance Indonesia Koshio. S and Cia, J.N (2004) The Determinants of Corporate Cash Holdings: a Comparison between Brazilian and US Firms. Sao Paolo. Kusnadi, Y. (2011). Do corporate governance mechanisms matter for cash holdings and firm value? Pacific-Basin Finance Journal, 19(5), 554-570. Lipton, M. and Lorsch, J. W. (1992) A modest proposal for improved corporate governance, Business Lawyer, 48, 59- 77. Magdy Noguera and Carlos Omar Trejo-Pech (2012). The Determinants Of Cash For Latin American Firms. The International Journal of Business and Finance Research _ Volume 6 Number 1 Myers, S. (1984). The capital structure puzzle. Journal of Finance, 39, 572-592,
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
Myers, S.C. and Majluf, N.S., (1984). Corporate financing and investment decisions when firms have information that investor do not have. Journal of Financial and Economics 20, 293315. Nadiri, M.I. (1969). The determinants of real cash balances in the U.S. total manufacturing sector. The Quarterly Journal of Economics, 83(2), 173-196 www.ccsenet.org/ijef International Journal of Economics and Finance Vol. 4, No. 1; January 2012 Published by Canadian Center of Science and Education 77 Nguyen, P. (2005). How sensitive are Japanese firms to earnings risk? Evidence from cash holdings. 1-41. Noguera. M and Trejo-Pech. C.O. (2012). The Determinants Of Cash For Latin American Firms, The International Journal of Business and Finance Research, 6-1. Opler, T., Pinkowitz, L., Stulz, R., & Williamson, R. (1999). The determinants and implications of corporate cash holdings. Journal of financial economics, 52(1), 3-46 Pinkowitz, L., Williamson, R., 2001, Bank power and cash holdings: Evidence from Japan, Review of Financial Studies 14, 1059-1082 Rizwan, M.F., & Javed, T. (2011). Determinants of corporate cash holdings: Evidence from Pakistani public sector. Economics, Management and Financial Markets, 6(1), 344-358 Saddour, K. (2006). The determinants and the value of cash holdings: Evidence from French firms. CEREG, 1-33. Naoki,S (2012) .Firms’ Cash Holdings and Performance: Evidence from Japanese corporate finance. The Research Institute of Economy, Trade and Industry Discussion Paper Series 12-E-031 Titman, Sheridan, and Roberto Wessels, 1988, The determinants of capital structure choice, Journal of Finance, 43, 1-19. Weisbach, M.S., 1988. Outside directors and CEO turnover, Journal of Financial Economics 20, 431- 460. Wenyao, Li. 2007. “The Determinants of Cash Holdings: Evidence from Chinese Listed Companies”. Yermack, D. (1996). Higher market valuation of companies with a small board of directors. Journal of Financial Economics, 40(2), 185–211
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014
Sumber Lainya Anedeberhan, J. (2012). Cash holding and corporate governance : Evidence and implications from Netherlands. Tesis. Faculty of Economics and Business University of Amsterdam Daher, M (2010). The Determinants Of Cash Holdings In Uk Public And Private Firms. Dissertation, Lancester university Management School. Dewi, Siska M, dan Anas, Eka P. (2011). Tren Sekuler Cash Holding. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pengaruh karakteristik..., Fajar Abdillah, FISIP UI, 2014