PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TAX AVOIDANCE
Febri Mashudi Pranata1, Dwi Fitri Puspa1, Herawati1, 1
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email :
[email protected]
ABSTRAK
This study aimed to test the Influence of executive character and examine the effect of corporate governance is proxied by institutional ownership, independent directors, audit committees and audit quality against tax avoidance. From the selection of the sample using purposive sampling method obtained 55 manufacturing companies that could be sampled. The data of this study in the form of annual reports and financial statements of manufacturing companies is sourced from Indonesia Stock Exchange ( IDX ) 2009-2012. This study uses a simple linear regression analysis and SPSS and Eviews program as a means of data processing. Based on the results of hypothesis testing found that the executive character negatively affect on tax avoidance, corporate governace mechanism which is proxied by institutional ownership and audit committees positive effect on tax avoidance, while the corporate mechanism Governace which is proxied by independent commissioners and audit quality has no effect on tax avoidance. Keywords : executive character , corporate governance , tax avoidance
PENDAHULUAN Penghindaran pajak ini merupakan
menyatakan bahwa prektik penghindaran
persoalan yang unik. Karena, disatu sisi
pajak yang dilakukan oleh wajib pajak
penghindaran
tapi
badan (perusahaan) sering kali dilakukan
disisi yang lain penghindaran pajak tersebut
melalui kebijakan yang diambil oleh
tidak diinginkan. Loen dan Meliala (2009)
pimpinan perusahaan.
menyimpulkan dalam bukunya yang berjudul
(2010), menyatakan bahwa individu Top
“mengintip
Executive memiliki pengaruh terhadap
pajak
kiprah
diperbolehkan,
konsultan
pajak
di
Indonesia” bahwa dari beberapa ilustrasi dan
Dyreng at al.,
penghindaran pajak perusahaan. Menurut
contoh kasus yang di gambarkannya tentang
mereka,
prektek tax avoidance itu adalah perbuatan
eksekutif
menguatkan
untuk
berfikir bahwa seorang Top Executive
yang salah. Budiman dan Setiyono (2012) 1
memiliki
efek
individual
penghindaran
pajak
Budiman
Setiyono
dan
menyatakan
pengaruh
yang
mekanisme untuk melakukan sesuatu yang
perusahaannya.
benar, secara benar (doing the right things
juga
right). Corporate Governance memberikan
yang
penekanan pada the right things sebelum
risk taker
memiliki
dikerjakan secara benar. Berkaitan dengan
positif
terhadap
hal itu yang paling mendasar adalah
bahwa
memiliki karakter
dalam
(2012)
eksekutif
penghindaran pajak (tax avoidance). Dilihat
dari
besarnya
sebelum memutuskan atau melakukan sesuatu perlu dipertimbangkan apakah hal
peluang
tersebut “benar” atau “salah” sebelum
perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak,
maka
diperlukan
tata
dilakukan dengan “benar”. Selanjutnya
kelola
Williamson (1985) dalam Lukviarman
perusahaan yang baik. Untuk mengelola tata
kelola
perusahaan
perusahaan melakukan
corporate
baik,
konsep
good
governance.
Menurut
(2013),
Corporate
Sumihandayani Governance
yang
merupakan
suatu
(2006) berpendapat bahwa manusia itu bersifat oportunistik, yaitu kecendrungan untuk memanfaatkan kesempatan dengan tujuan memperoleh keuntungan dari suatu posisi
sistem
dengan
dimana sebuah perusahaan diarahkan dan
pengambilan
dan
pemantauan
perusahaan
tersebut
dipertanggungjawabkan
memberikan justifikasi bahwa sesuatu
kinerja
kebenaran dan dalam hal ini berkaitan dengan
dilakukan
Berkaitan
Penulis menemukan beberapa teori kutipan
dari
tersebut,
untuk
menurut
Lukviarman
terdapat
fenomena
bahwa
oleh dirjen pajak ada 4.000 perusahaan
mengurangi
PMA pada tahun 2012 nihil nilai pajaknya,
praktek penghindaran pajak. Salah satunya yaitu
penghindaran
berdasarkan data pajak yang di sampaikan
Corporate Governance berhubungan dan diperlukan
dengan
pajak dan variabel yang mempengaruhinya
peneliti-peneliti
terdahulu yang menghubungkan bahwa
sangat
etika bisnis adalah universal
adanya.
dengan baik.
serta
lainnya.
adalah “salah” (tidak benar), hal ini
dapat
dan
pihak
namun
untuk kepentingan apapun dan siapapun
dan
keputusan suatu kebijakan sehingga tujuan perusahaan
merugikan
tertentu,
bahwa manipulasi data-data keuangan
menjelaskan juga bagaimana aturan dan dalam
keadaan
Lukviarman (2006) menjelaskan kembali
diawasi. Struktur corporate governance
prosedur
atau
perusahaan tersebut diketahui ada yang
(2006),
mengalami
menurutnya Corporate Governance adalah 2
kerugian
selama 7 tahun
berturut-turut. umumnya
Perusahaan bergerak
tersebut
pada
cost
sektor
ditanggung
manufaktur dan pengolahan bahan baku.
oleh
dirjen
pajak
mereka
dan
kembali
dalam
karakter
corporate
governance
eksekutif
tidak
akan
Meilinda,
monitoring
menyalahgunakan
2013).
Corporate
cost
dengan
adanya
peningkatan pengawasan dan transparansi
dan
terhadap
yang
governance dikatakan dapat menurunkan
penelitian
tentang tax avoidance ini dengan judul “pengaruh
direksi
yang
wewenang yang diberikan (Lestari, 2007
yang masih sedikit, maka dari itu peneliti mengangkat
oleh
cost
menunjukkan kepada shareholder bahwa
dimotivasi oleh penelitian sebelumnya
ingin
agency
mencerminkan upaya manajemen dalam
Didasari dengan fenomena yang diungkapkan
merupakan
(Jensen
tax
dan
Meckling,
1976
dalam
Meilinda, 2013).
avoidance”
Tax Avoidance
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sri Utami (2010) Tax
Agency Theory
avoidance adalah suatu skema transaksi
Menurut Lukviarman (2006), Agency
yang ditujukan untuk meminimalkan beban
Theory merupakan perspektif yang secara
pajak dengan memanfaatkan kelemahan-
jelas menggambarkan masalah yang timbul
kelemahan
dengan
antara
perpajakan suatu negara sehingga ahli
kepemilikan dan pengendalian terhadap
pajak menyatakan legal karena tidak
perusahaan,
melanggar peraturan perpajakan. Semakin
adanya
pemisahan
yaitu
terdapatnya
konflik
kepentingan dalam perusahaan.
berkembangnya
modal
dengan tujuan untuk mendapatkan laba maksimal. Menurut Ayuningtyas (2012),
pentingnya corporate governance, yaitu
Ada
sebagai penjamin dilindunginya hak-hak
Meilinda
beberapa
dilakukan
pemegang saham. Jensen dan Meckling dalam
sebuah
melakukan investasi pada negara tersebut
menyebabkan
munculnya biaya. Dan disinilah letak
(1976)
perekonomian
perusahaan atau badan usaha asing yang
masalah yang terjadi antara manajemen pemilik
ketentuan
negara maka akan semakin banyak pula
Meilinda (2013) menyatakan bahwa
dan
(loophole)
cara
dalam
yang Tax
biasanya Avoidance
(Penghindaran Pajak), yaitu menahan diri,
(2013),
pindah lokasi, dan penghindaran pajak
menyatakan bahwa agency cost terdiri atas
secara yuridis. Dalam menghadapi skema
monitoring cost dan bonding cost. Bonding
tax avoidance yaitu berupa unacceptable 3
dan acceptable tax avoidance, secara
taker adalah seseorang yang tidak takut
umum
oleh ketidakpastian dan tenang dalam
negara
pencegahan diatur
menerbitkan
penghindaran
dalam
ketentuan
pajak
peraturan
yang
situasi
perundang-
yang
seseorang
spekulatif. yang
Dia
akan
adalah
mengambil
undangan pajak. Peraturan perundang-
kesempatan seperti penjudi yang berharap
undangan tersebut antara lain Specific Anti
ingin menang. Sedangkan kebalikan risk
Avoidance Rule (SAAR) dan General Anti
taker
AvoidanceRule (GAAR).
termwiki.com : seseorang yang berfikir
yaitu
risk
averse,
Menurut
resiko itu adalah sekedar kata resiko.
Karakter Eksekutif
Investor yang risk averse seperti kalimat
Setiap perusahaan memiliki seorang
diatas, ketika dia dihadapi dengan dua
yang pemimpin di posisi teratas yaitu top
pilihan
eksekutif
atau
dimana
pengembalian yang sama tetapi dengan dua
pimpinan
tersebut
karakter-
resiko yang berbeda, maka dia lebih
karakter tertentu untuk memimpin dan
memilih satu investasi yang resikonya
menjalankankan
lebih rendah.
top
manajer, memiliki
kegiatan
usaha
investasi
yang
mempunyai
perusahaannya menuju tujuan yang ingin dicapai
perusahaan
Anthony
dan
tersebut.
Corporate Governance
Menurut
Govindarajan
dalam
Menurut Lukviarman (2006) CG
bukunya, “Management Control System”
adalah
(2005) menyatakan “Organisasi dipimpin
sesuatu yang benar, secara benar (doing the
oleh suatu hierarki manajer, dengan chief
right
executive
posisi
penekanan pada the right things sebelum
puncak, dan para manajer unit bisnis,
dekerjakan secara benar. Berkaitan dengan
departement, bagian (section), dan subunit
hal ini yang paling mendasar adalah
lainnya berada dibawah CEO dalam bagan
sebelum memutuskan atau melakukan
organisasi.”
sesuatu perlu dipertimbangkan apakah hal
officer
(CEO)
pada
tugasnya
right).
CG
melakukan
memberikan
dilakukan dengan “benar”. Dengan adanya
Setiyono (2012), menyebutkan bahwa menjalankan
things
untuk
tersebut “benar” atau “salah” sebelum
Low (2006) dalam Budiman dan
dalam
mekanisme
penerapan corporate governance yang baik
sebagai
dalam suatu perusahaan menghasilkan
pimpinan perusahaan eksekutif memiliki
suatu manfaat yang diperoleh yaitu :
dua karakter yakni sebagai risk taker dan risk averse. Menurut termwiki.com : Risk
1. Meningkatkan kinerja perusahaan. 4
2. Mempermudah pembiayaan
diperolehnya
sehingga
dana
perusahaan
meningkatkan
yang
terkait
dengan
perusahaan pemilik. Menurut Peraturan
nilai perusahaan.
yang
3. Mengembalikan kepercayaan investor
dikelurkan
komisaris
menanamkan modalnya di Indonesia.
oleh
BEI,
independent
jumlah
proporsional
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh
4. Pemegang saham akan merasa puas
bukan
dengan kinerja perusahaan.
dengan
pemegang ketentuan
independen
Kepemilikan Institusional Penelitian yang dilakukan Shleifer
saham jumlah
pengendali komisaris
sekurang-kurangnya
tiga
puluh persen (30%) dari seluruh anggota
dan Vishney (1986) dalam Annisa (2011)
komisaris.
menyatakan bahwa pemilik institusional
menyebutkan Jumlah dewan komisaris
memainkan
independen
yang
semakin
menandakan
bahwa
dewan
peran
memantau,
penting
dalam
mendisiplinkan
dan
Purwaningtyas
(2011)
banyak komisaris
Mereka
independen melakukan fungsi pengawasan
berpendapat bahwa seharusnya pemilik
dan koordinasi dalam perusahaan yang
institusional berdasarkan besar dan hak
semakin baik.
suara yang dimiliki, dapat memaksa
Komite Audit
mempengaruhi
manajer.
manajer untuk berfokus pada kinerja
Natawidnyana (2008) menyebutkan
ekonomi dan menghindari peluang untuk
komite audit adalah sekumpulan orang
perilaku
mementingkan
sendiri.
yang dipilih dari anggota dewan komisaris
Adanya
tanggung
perusahaan
yang bertanggung jawab untuk mengawasi
diri
jawab
kepada fidusia, maka pemilik institusional
proses
memiliki
memastikan
pengungkapan (disclosure). Komite Audit
bahwa manajemen perusahaan membuat
memiliki peran penting sebagai salah satu
keputusan yang akan memaksimalkan
organ perusahaan yang mutlak harus ada
kesejahteraan pemegang saham.
dalam
Komisaris Independen
governance.
insentif
Pohan
untuk
(2008)
pelaporan
penerapan
keuangan
good
dan
corporate
Kualitas Audit
mendefinisikan
Dalam
Komisaris Independen sebagai seorang
penerapan
yang tidak teraffiliasi dalam segala hal
governance
dengan pemegang saham pengendali tidak
pengungkapkan yang akurat (transparansi)
memiliki hubungan afiliasi dengan Direksi
menjadi salah satu elemen yang penting.
atau
tidak
Transparansi terhadap pemegang saham
menjabat sebagai Direktur pada suatu
dapat dicapai dengan melaporkan hal-hal
Dewan
Komisaris
serta
5
kualitas
audit
corporate dengan
terkait perpajakan pada pasar modal dan pertemuan
para
Peningkatan
pemegang
transparansi
1. Perusahaan
mempublikasikan laporan keuangan
terhadap
yang berakhir 31 Desember periode 2009-2012.
dituntut oleh otoritas publik (Sartori, 2010
2. Perusahaan manufaktur yang tidak
dalam Annisa, 2011).
mengalami rugi periode 2009-2012.
Auditor yang memiliki kemampuan kualitas
mempertahankan
dan
saham.
pemegang saham dalam hal pajak semakin
dan
memuat
yang
tinggi
reputasinya
3. Perusahaan
yang
memiliki
data
akan
mengenai kepemilikan institusional,
dengan
komisaris independent dan komite
memberikan kualitas audit yang tinggi pula.
audit.
Perusahaan yang memilih mengguna jasa
Jenis dan Sumber Data
auditor yang berkualitas dapat menjamin
Jenis data yang digunakan dalam
informasi keuangan yang dilaporkan pada
penelitian ini adalah data kuantitatif.
investor,
sehingga
investor
akan
lebih
Berdasarkan
percaya atas informasi tersebut (Tuanakotta,
digunakan
2007).
sumbernya, adalah
data
data
yang
keuangan
perusahaan manufaktur di BEI dari tahun
HIPOTESIS
2009-2012, Indonesian Capital Market
H1 : Karakter Eksekutif berpengaruh
Directory (ICMD) dan annual report
signifikan terhadap Tax Avoidance.
perusahaan.
H2 : Kepemilikan Institusional
Definisi Operasional dan Pengukuran
berpengaruh signifikan terhadap Tax
Variabel
Avoidance.
Karakter Eksekutif
H3 : Komisaris Independen berpengaruh
Untuk mengetahui karakter eksekutif
signifikan terhadap Tax Avoidance.
maka
H4 : Komite Audit berpengaruh signifikan
digunakan
risiko
perusahaan
(corporate risk) yang dimiliki perusahaan
terhadap Tax Avoidance.
(Paligrova, 2010) dalam Budi dan Setiyono
H5 : Komite Audit berpengaruh signifikan
(2012).
terhadap Tax Avoidance.
Corporate
risk
mencerminkan
penyimpangan atau deviasi standar dari
METODE PENELITIAN
earning baik penyimpangan itu bersifat
Populasi dan Sampel
kurang dari yang direncanakan atau mungkin
Metode pengambilan sample yang
lebih dari yang direncanakan, semakin besar
digunakan adalah purposive sampling,
deviasi earning perusahaan mengindikasikan
dengan kriteria sebagai berikut :
semakin besar pula risiko perusahaan yang ada. Oleh Paligrova (2010) dalam Budi dan 6
Setiyono (2012) untuk mengukur resiko
bukan
perusahaan ini dihitung melalui deviasi
pengendali dalam Rapat Umum Pemegang
standar dari EBITDA (Earning Before
Saham.
Income
independen dilambangkan dengan IND.
Tax,
Depreciation,
and
merupakan
pemegang
variabel
dewan
saham
komisaris
Amortization) dibagi dengan total asset
X 100%
perusahaan. Rumus deviasi standar tersebut
Komite Audit
adalah sebagai berikut :
Komite Audit adalah orang atau √∑
sekelompok orang sekurang kurangnya
∑
tiga orang yang independen di dalam perusahaan
Dimana E adalah EBITDA dibagi dengan
jawab kepada dewan komisaris (Pohan,
dalam Annisa (2011) besar kecilnya maka
2008). Dalam penelitian ini digunakan
akan
jumlah
mempengaruhi kebijakan agresif yang oleh
perusahaan.
diukur
kepemilikan
menggunakan institusional
Kualitas
akan
ukur
dan
audit
biasa
diukur
Akuntan Publik (KAP). KAP Besar yang sering disebut (Big Four) dipertimbangkan
Menurut Peraturan yang dikelurkan
akan
oleh BEI, jumlah komisaris independent
melakukan
audit
dengan
lebih
berkualitas dibandingkan dengan KAP
proporsional dengan jumlah saham yang
Kecil (non Big Four). Semakin besar
dimiliki oleh bukan pemegang saham ketentuan
alat
suatu
berdasarkan besar kecilnya ukuran Kantor
Komisaris Independen
dengan
sebagai
dalam
Kualitas Audit
dilambangkan dengan INST.
pengendali
audit
dilambangkan dengan KMT.
prosentase dan
komite
perusahaan
Dalam
penelitian ini kepemilikan institusional akan
secara
dan keuangan, komite audit bertanggung
Menurut Khurana dan Moser (2009)
dilakukan
juga
dan kompetensi dalam bidang akuntansi
Kepemilikan Institusional
institusional
dipilih
independen yang mempunyai kapabilitas
total aset dari perusahaan.
kepemilikan
yang
sebuah KAP, semakin besar sumberdaya
jumlah
yang dimilikinya, sumber daya yang lebih
komisaris independen sekurang-kurangnya
besar
tiga puluh persen (30%) dari seluruh
diekspetasi
memiliki
hubungan
dengan kualitas audit yang baik, dengan
anggota komisaris, Disamping hal tersebut
memiliki lebih banyak sumber daya dan
komisaris independen memahami undang-
lebih banyak klien sehingga mereka tidak
undang dan peraturan tentang pasar modal,
tergantung pada satu atau beberapa klien
dan diusulkan oleh pemegang saham yang 7
saja. Dalam penelitian ini kualitas audit
sebanyak
55
perusahaan
dilambangkan dengan KADT.
dijadikan sampel penelitian.
Diaudit oleh Big Four
=1
Statistik Deskriptif
Diaudit oleh Non Big Four
=0
yang
dapat
Variabel ETR mempunyai nilai ratarata sebesar 0,2593 atau sebesar 25,93%.
Variabel Dependen Pada penelitian ini variabel dependen
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian
yang digunakan adalah tax avoidance.
besar perusahaan manufaktur di BEI yang
Penghindaran
menjadi sampel pada penelitian ini telah
pajak
(tax
avoidance)
merupakan usaha untuk mengurangi, atau
melakukan
bahkan meniadakan hutang pajak yang
badannya sesuai dengan tarif pajak badan
harus dibayar perusahaan dengan tidak
yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun,
tidak melanggar undang-undang yang ada.
apabila dilihat dari rentang nilai minimum
Variabel
dengan
dan nilai maksimum yaitu 0.9 s.d 0.43
menggunakan rumus Tarif Pajak Efektif
terlihat bahwa masih ada perusahaan yang
(ETR). Tarif pajak efektif digunakan
membayar
sebagai pengukuran karena dianggap dapat
ditetapkan oleh pemerintah, tapi nilai
merefleksikan
tersebut tidak bisa langsung di katakan
ini
di
proksikan
perbedaan
tetap
antara
kewajiban
pajak
dibawah
perpajakan
tarif
yang
perusahaan tersebut membayar pajaknya
perbedaan laba buku dan laba fiskal. Tarif Pajak Efektif (ETR) dihitung
dengan persentase tersebut, bisa saja
dengan menggunakan cara membagi total
persentase itu berkurang dari tarif yang
beban pajak perusahaan dengan laba
disebabkan
sebelum pajak penghasilan.
kompensasi atau beban pajak tangguhan
perusahaan
mendapatkan
yang positif.
ETR=
Pada variabel RISK mempunyai ANALISIS DAN PEMBAHASAN
nilai rata-rata sebesar 0,1148 atau 11,48%.
Seleksi Sampel Penelitian penelitian membuktikan
ini
Apabila kita lihat dari nilai minimum dan
dilakukan
apakah
hipotesis
untuk
maksimum
yang
sampel
terdaftar di BEI selama tahun 2009 hingga seleksi
menunjukkan
0,1148 atau 11,48% bahwasanya dari
empiris pada perusahaan manufaktur yang
Setelah
yang
angka 0.1 s.d 0.20 dengan nilai rata-rata
dikembangkan dapat dibuktikan secara
2012.
RISK
pengamatan
terlihat
banyak
perusahaan yang memiliki resiko (RISK)
dilakukan
yang rendah sehingga eksekutif pada
berdasarkan kriteria maka didapat sampel
perusahaan tersebut disimpulkan bersifat risk averse. 8
Hasil
analisis
statistik deskriptif
Dan 48,15% lainnya menggunakan jasa
untuk variabel INST memperlihatkan nilai
audit KAP lain yang bukan Big Four.
rata-rata sebesar 0,7407 atau 74,07%.
Pengujian Outlier
Apabila kita lihat dari nilai minimum dan maksimum
INST
yang
Pengujian outlier dilakukan untuk
menunjukkan
menghilangkan nilai-nilai ekstrim pada
angka 0.40 s.d 0.98 dengan nilai rata-rata
hasil
0,7407, hal ini mengindikasikan bahwa
menggunakan Zscore dengan menghapus
kepemilikan perusahaan di BEI masih
data yang berdistribusi terlalu jauh dari
dikuasai oleh institusi, baik itupun institusi
standar deviasi. Dalam penelitian ini data
domestik ataupun institusi asing.
outlier ditemukan sebanyak empat sampel
Uji statistik deskriptif variabel IND
observasi.
Pengujian
outlier
sehingga ada empat sampel di hapuskan
memiliki nilai rata-rata 0,3871. Hal ini
dan mengurangi jumlah sampel penelitian.
mengindikasikan bahwa objek observasi
Pengujian Asumsi Klasik
memiliki
Uji Normalitas
rata-rata
keberadaan
dewan
komisarisin dependen sebanyak 38,71%
variabel
yang
terdiri
karakter
dari
eksekutif,
tax
dan telah melewati acuan yang telah
avoidance,
dan
ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia
kepemilikan institusioanal memiliki nilai
tahun 2000 yang menetapkan jumlah
asymp sig (2-tailed) > alpha 0,05, dapat
komisaris independen sekurang-kurangnya
disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut
30% dari jumlah seluruh dewan komisaris.
memiliki distribusi normal. Kecuali ketiga
Variabel KMT memiliki nilai rata-
variabel yang lainnya yang terdiri dari
rata 3,0000, ini mengindikasikan bahwa
variabel komisaris independen yang dalam
objek
pengukurannya di setiap tahun penelitian
observasi
memiliki
rata-rata
keberadaan komite audit sebanyak 3 orang
datanya
tidak
dan telah memenuhi jumlah komite audit
variabel
komite
yang sekurang-kurangnya 3 orang di dalam
pengukurannya
suatu perusahaan.
interval dengan memeberi peringkat dua,
Dan pada variabel KADT memiliki
mengalami audit
yang
dalam
menggunakan
skala
tiga, empat dan variabel kualitas audit yang
nilai rata-rata 0,5185 atau sebesar 51,85%.
merupakan
variabel
Hal ini mengindikasikan bahwa dari semua
demikian
ketiga
perusahaan
yang
berdistribusi tidak normal.
penelitian
hanya
menjadi 51,85%
perubahan,
sampel yang
dummy, variabel
dengan tersebut
Uji Multikolinieritas
menggunakan jasa audit oleh Big Four.
masing-masing digunakan 9
telah
variabel memiliki
yang koefisien
korelasi dibawah 0,80. Oleh sebab itu
Tabel 4.7
dapat disimpilkan bahwa masing-masing
Hasil Pengujian Hipotesis
variabel
independen
yang
digunakan
terbebas dari gejala multikolinieritas. Uji Autokolerasi
Variabel
Koefisien
Penelitian
Regresi
Karakter
Nilai Durbin Watson (DW) yang
Kepemilikan
1,6768.
Institusional
yang
diperoleh
dalam
tahapan pengolahan data menunjukan nilai -2 ≤ 1,6768 ≤ +2 (Santoso,2000). Sehinga
H1 diterima
0,0565
*0,0162
Signifikan
H2 diterima
Komisaris
Tidak
H3 ditolak
0,0358
Independen
**0,3016
Komite Audit
Uji Heteroskedastisitas
R²
0,0712
F-Prob
0,0080
H5 ditolak
**0,8388
Signifikan
*α > 5%
kesalahan
** α > 10%
sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut
Hasil
menunjukan bahwa probability 0,1128 >
variabel
alpha 0,05 (Nachrowi, 2006), maka dapat
eksekutif,
disimpulkan bahwa variabel penelitian
ini
menunjukkan
independen
yaitu
kepemilikan
bahwa karakter
institusional,
komisaris independen, komite audit dan
yang akan dibentuk kedalam persamaan dari
Tidak
-0,0014
menggunakan Eviews 3
sebesar 26,6602. Pada tahapan pengujian
terbebas
H4 diterima
Sumber : Hasil pengolahan data
yang dihasilkan dalam pengujian adalah
telah
Signifikan **0,0804
Audit
regresi
Signifikan
0,0116
gejala autokorelasi.
tingkat
Hipotesis
Signifikan
Kualitas
digunakan
an
*0,0013
regresi yang akan dibentuk tidak terdeteksi
statistik
Kesimpulan
-0,2582
dapat disimpulkan bahwa pada model
nilai probability observasi R-square
Kesimpul
Eksekutif
dihasilkan dalam pengujian adalah sebesar Hasil
Prob
kualitas audit mampu menjelaskan variabel
gejala
kontribusinya dalam mempengaruhi tax
heterokedastisitas.
avoidance
Pengujian Hipotesis
sebesar
7,12%
sedangkan
sisanya sebesar 92,88% lagi dijelaskan
Setelah dilakukan pengujian asumsi
oleh variabel lain yang tidak digunakan
klasik dan data telah bebas dari seluruh
dalam penelitian ini.
gejala asumsi klasik, maka berdasarkan
Dari
hasil pengujian data yang telah dilakukan
hasil
Pengujian
F-statistik,
diperoleh nilai F-Prob sebesar 0,0080.
diperoleh ringkasan hasil terlihat pada
Pada tahapan pengolahan data digunakan
Tabel 4.7 dibawah ini:
tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa 10
probability sebesar 0,0080 < alpha 0,05
menunjukkan bahwa hipotesis 2 diterima
maka keseluruhan model regresi dapat
dengan
dikatakan layak atau fit.
kepemilikan
Pengaruh karakter eksekutif terhadap
positif terhadap tax avoidance.
tax avoidance
Pengaruh
Untuk mengetahui hasil pengujian
nilai
probabilitas
yang
positif,
institusional
yaitu
berpengaruh
Komisaris
Independen
terhadap Tax Avoidance.
hipotesis dapat dilihat dari tabel 4.7, apabila
arah
Untuk
variabel
komisaris
mengetahui
independen
pengaruh
terhadap
tax
independen < alpha 0,05 maka terjadi
avoidance dapat dilihat dari tabel 4.7,
pengaruh variabel independen terhadap
apabila
variabel dependen. Seperti yang terlihat
independen < alpha 0,10 maka terjadi
pada tabel 4.7 diatas bahwa variabel
pengaruh variabel independen terhadap
karakter eksekutif memiliki nilai koefisien
variabel dependen. Seperti yang terlihat
-0,2582
pada tabel 4.7 diatas bahwa variabel
dengan
probabilitas
0,0013,
nilai
probabilitas
dimana nilai probabilitasnya kecil dari
komisaris
independen
alpha
koefisien
0,0358
(0,0013
<
0,05).
Hal
ini
komisaris
memiliki
dengan
nilai
probabilitas
menunjukkan bahwa hipotesis 1 diterima
0,3016, dimana nilai probabilitasnya besar
dengan arah
yaitu
dari alpha (0,3016 > 0,10). Hal ini
karakter eksekutif berpengaruh negatif
menunjukkan bahwa hipotesis 3 ditolak,
terhadap tax avoidance.
yaitu
Pengaruh
yang berlawanan,
Kepemilikan
mengetahui
independen
tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Institusional
terhadap Tax Avoidance. Untuk
komisaris
Pengaruh Komite Audit terhadap Tax pengaruh
Avoidance.
kepemilikan institusional terhadap tax
Untuk mengetahui pengaruh
avoidance dapat dilihat dari tabel 4.7,
komite audit terhadap tax avoidance dapat
apabila
dilihat
nilai
probabilitas
kepemilikan
dari
tabel
4.7,
apabila
nilai
institusional < alpha 0,05 maka terjadi
probabilitas komite audit < alpha 0,10
pengaruh variabel independen terhadap
maka terjadi pengaruh variabel independen
variabel dependen. Seperti yang terlihat
terhadap variabel dependen. Seperti yang
pada tabel 4.7 diatas bahwa variabel
terlihat pada tabel 4.7 diatas bahwa
kepemilikan institusional memiliki nilai
variabel
koefisien
koefisien
0,0565
dengan
probabilitas
komite 0,0116
audit
memiliki
dengan
nilai
probabilitas
0,0162, dimana nilai probabilitasnya kecil
0,0804, dimana nilai probabilitasnya kecil
dari alpha (0,0162 < 0,05). Hal ini
dari alpha (0,0804 < 0,10). Hal ini 11
menunjukkan bahwa hipotesis 4 diterima
4. Hasil
pengujian
hipotesis
dengan arah yang positif, yaitu komite
membuktikan
audit berpengaruh positif terhadap tax
berpengaruh terhadap tax avoidance.
avoidance.
5. Hasil
bahwa
komite
4
pengujian
audit
hipotesis
5
Pengaruh Kualitas Audit terhadap Tax
membuktikan bahwa kualitas audit tidak
Avoidance.
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Untuk mengetahui pengaruh kualitas audit
Implikasi
terhadap tax avoidance dapat dilihat dari
1. Implikasi Teoritis, adanya penelitian ini
tabel 4.7, apabila nilai probabilitas kualitas
menghasilkan
audit < alpha 0,10 maka terjadi pengaruh
bagaimana pengaruh karakter eksekutif
variabel independen terhadap variabel
dan corporate governance terhadap tax
dependen. Seperti yang terlihat pada tabel
avoidance pada industri manufaktur di
4.7 diatas bahwa variabel kualitas audit
BEI yang pada akhirnya diharapkan
memiliki nilai koefisien -0,0014 dengan
akan menambah wawasan dan dapat
probabilitas
nilai
memberikan inspirasi bagi penelitian
probabilitasnya besar dari alpha (0,8388 >
selanjutnya untuk melakukan penelitian
0,10).
bahwa
mengenai pengaruh karakter eksekutif
hipotesis 5 ditolak, yaitu kualitas audit
dan corporate governance terhadap tax
tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
avoidance.
0,8388,
Hal
ini
dimana
menunjukkan
2. Implikasi
PENUTUP
praktek,
mengenai
khususnya
bagi
perusahaan agar dapat menjadi bahan
Kesimpulan 1. Hasil
kesimpulan
pengujian
hipotesis
1
untuk
menambah
wawasan
berpengaruh terhadap tax avoidance.
sehingga manajemen perusahaan bisa
pengujian
membuktikan
hipotesis
merancang
mekanisme
avoidance,
pelaksanaan
kepemilikan
kelanjutan perusahaannya dengan baik,
institusional berpengaruh terhadap tax
dengan tidak melakukan perencanaan
avoidance.
pajak yang illegal sehingga perusahaan
3. Hasil
bahwa
2
tax
dan
membuktikan bahwa karakter eksekutif
2. Hasil
tentang
pengetahuan
pengujian
3
tidak melakukan kecurangan pajak (tax
komisaris
evasion) yang dapat merugikan Negara
independen tidak berpengaruh terhadap
dan dapat memburukkan nama dan
tax avoidance.
reputasi perusahaan tersebut di mata
membuktikan
hipotesis
bahwa
publik.
12
mendatang diharapkan menggunakan
Keterbatasan dan Saran
atau
1. Penelitian ini hanya menggunakan data dengan
jangka
waktu
seperti
komisaris
semakin
karena
waktu panjang
jangka waktu penelitian akan diketahui variasi
yang
perusahaan
terjadi dan
pada
suatu
tentunya
akan
Anthony, Robert N dan Govindarajan, Vijai, 2005. “Management Control System”. Badan Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
memberikan kontribusi hasil penelitian
Ayuningtyas, Noorina, 2012. “Pengaruh Faktor Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan Pelatihan terhadap Pengetahuan Aparatur Pajak Tentang Tax Avoidance”. Skripsi, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.
yang lebih tepat dan akurat dimasa mendatang. 2. Penelitian sektor
ini
hanya
industri
menggunakan
manufaktur
sebagai
objek penelitian. Sektor industri lainnya
Bisnis Indonesia 22 November 2005. “Depkeu sisir 750 PMA yang mengaku rugi”. Akses pada tanggal 10 September 2013.
diduga juga akan berpengaruh pada hasil
penelitian.
Peneliti
dimasa
mendatang diharapkan menggunakan sektor industri yang berbeda, atau
Budiman, Judi dan Setiyono, 2012. “Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)”. Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.
bahkan meneliti keseluruhan sektor sebagai objek penelitian. 3. Penelitian
ini
hanya
menggunakan
empat proksi dari corporate governance sebagai
variabel
bebas
Chasbiandani, Tryas dan Martani, Dwi, 2012. “Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang Terhadap Nilai Perusahaan”. Paska Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.
dalam
pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Proksi
dari
corporate
kepemilikan
DAFTAR PUSTAKA Annisa, Nuralifmida Ayu, 2011. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
dimasa mendatang disarankan untuk
observasi,
asing,
manajerial,
ukuran dewan direksi.
pada hasil penelitian. Untuk peneliti
jangka
dari
keluarga, jumlah saham, hutang dan
maupun
anggota komite audit akan berpengaruh
memperpanjang
kepemilikan
kepemilikan
kepemilikan perusahaan dan pergantian dewan
proksi
corporate governance yang lain, yaitu
pengamatan
selama empat tahun, dimana peralihan
anggota
menambahkan
governance
lainnya diduga juga akan berpengaruh
DeANGELO, Linda Elizabeth, 1981. “Auditor Size and Audit Quality”.
pada hasil penelitian. Peneliti dimasa 13
Jurnal of Accounting and Economic, 183-199.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), 2006 “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia”. KNKG, Jakarta.
Devano, Sony dan Rahayu, Siti Kurnia, 2006. “Perpajakan (Konsep, Teori, dan Isu)”. Badan Penerbit Kencana Perdana Media Group, Jakarta.
Loen, Daniel Alexander dan Meliala, Adrianus, 2009. “Mengintip Kiprah Konsultan Pajak di Indonesia”. Badan Penerbit Murai Kencana, Jakarta
Direktur Jenderal Pajak, 2010. “Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per 43/Pj/2010.
Lukviarman, Niki, 2006. “Board Governance dan Kinerja Perusahaan (Co-author dengan Intan Novia Fatma Nanda)”. Makalah yang akan dipresentasikan pada “The 2nd Anual Corporate Governance Conference, Universitas Trisakti, Jakarta (2006) dalam Kumpulan Karya Tulis Niki Lukviarman, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang.
Dyreng, Scott D, Hanlon, Michelle dan Maydew, Edward L, 2010. “The Effects of Executives on Corporate Tax Avoidance”. The Accounting Review Vol. 85, No. 4, American Accounting Association.
Lukviarman, Niki, 2006. “Etika Bisnis Tidak Berjalan di Indonesia: Ada apa dalam Corporate Governance?, Jurnal Siasat Bisnis, 2004, Volume 9, No 2, Hal 139 – 156, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta dalam Kumpulan Karya Tulis Niki Lukviarman, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang.
Ghozali, Imam, 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Huseynov, Fariz and Klamm, Bonnie K, 2012. “Tax avoidance, tax management and corporate social responsibility”. Journal of Corporate Finance, North Dakota State University, Department of Accounting, Finance and Information Systems.
Meilinda, Maria, 2013. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Pajak”. Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Irawan, Wisnu Arwindo, 2013. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba”. Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Nachrowi, N.D, 2008. “Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisi Ekonomi dan Keuangan”. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ochoa, Larry dan Angueira, Carlos E Jimenez, 2012. “Audit Quality and Tax Avoidance”. American Accounting Association, Annual Meeting and
Jaringnews.com, berita tanggal 30 Mei 2013. “4.000 Perusahaan PMA Tidak Bayar Pajak, Ini Penjelasan Dirjen Pajak”. Akses pada tanggal 10 september 2013. 14
Conference on Teaching and Learning in Accounting. Washington DC.
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011”. Skripsi, Program Eksistensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.
Pamudji, Sugeng dan Trihartati, Aprillya, 2010. “Pengaruh Independensi dan Efektivitas Komite Audit terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 2, No. 1, Maret 2010, 21-29, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S 14/Pj.7/2003. Tentang “Program Optimalisasi Penerimaan Pajak Tahun 2003 Direktur Jenderal Pajak”. www.termwiki.com, “The Global Social Knowledge Network”. Akses pada tanggal 10 september 2013.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-43/PJ/2010 Tentang “Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Antara Wajib Pajak dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Thoha, Miftah, 2012. “Kepemimpinan dalam Manajemen”. Badan Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Pohan, Hotman Tohir, 2008. “Pengaruh Good Corporate Governance, Rasio Tobin Q, Perata Laba terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Publik”. Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta.
Tuanakotta, Theodorus M, 2007. “Setengah Abad Profesi Akuntansi”. Badan Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Utami, Rini Budi dan Rahmawati, 2008. “Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit terhadap Aktivitas Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Prosiding Seminar Ketahanan Ekonomi Nasional (SKEN) UPN “Veteran” Yogyakarta, 24 – 25 Oktober 2008, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Purwaningtyas, Frysa Praditha, 2011. “Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Rahayu, Ning, 2006. “Praktik Penghindaran Pajak oleh Foreign Direct Investment berbentuk Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing”. Jurnal, Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta.
Waluyo, 2011. “Perpajakan Indonesia”. Badan Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sekaran, Uma, 2009. “Research Methods For Business”. Badan Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Yuliana, 2012. “Analisis Pengaruh Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial, Sifat Machiavellian, dan Keputusan Etis Terhadap Niat Berpartisipasi dalam Penghindaran Pajak“. Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Sumihandayani, Arwiani, 2013. “Pengaruh Hubungan Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Corporate Social Responsibility dan Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan 15