1
PENGARUH FUND SIZE DAN FUND AGE TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA TAHUN 2009-2013 Vivi Laksana dan Retno Kusumastuti
Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fund size dan fund age terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013. Sampel penelitian ini terdiri dari 29 reksa dana saham di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan regresi data panel. Dengan menggunakan metode Sharpe dan Treynor sebagai pengukuran kinerja, hasil penelitian ini menemukan bahwa secara simultan, fund size dan fund age berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Kemudian, fund size memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja reksa dana saham. Tetapi, fund age memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja reksa dana saham. Kata Kunci : kinerja, reksa dana, fund size, fund age, Sharpe, Treynor
Effect of Fund Size and Fund Age on Equity Mutual Fund Performance in Indonesia for the Period 2009-2013
Abstract The research aims to analyze the effect of fund size and fund age on equity mutual fund performance in Indonesia for the period 2009-2013. The sample used are 29 equity mutual funds. This research is a quantitative research by using panel data regression. By using Sharpe and Treynor methods as the mutual fund performance measurement, the results of this research indicate that simultaneously, fund size and fund age have significant effect on equity mutual fund performance. Furthermore, fund size has positive significant relationship on equity mutual fund performance. On the other hand, fund age has negative significant relationship on equity mutual fund performance.
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
2
Keywords : performance, mutual fund, fund size, fund age, Sharpe, Treynor
1. Pendahuluan Investasi merupakan komitmen saat ini (current) berupa uang atau sumber daya lain, dengan ekspektasi untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Bodie, Kane, Marcus, 2011). Kegiatan investasi dapat menjadi salah satu sumber pendapatan bagi para investor. Dengan potensi pendapatan pada instrumen investasi, tidak semua elemen masyarakat Indonesia menyadari potensi ini. Di Indonesia, masyarakat investasi belum berkembang dengan baik. Bahkan, pada tahun 2013, Indonesia yang berada pada peringkat ke-16 negara dengan ekonomi terbesar di dunia dan memiliki 45 juta orang sebagai masyarakat kelas menengah (Oberman et. al., 2013), tidak memiliki jumlah investor di pasar modal yang signifikan. Pada Juni 2009, jumlah rekening investor pasar modal di BEI hanya berjumlah 160.000 rekening (http://investasi.kontan.co.id, 2014). Di tahun 2009 pula, jumlah investor di pasar modal hanya sekitar 1% dari total penduduk Indonesia dan rasio kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hanya 35,97% (Masterplan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank 2010-2014 Bapepam-LK). Di tahun 2013, jumlah investor di pasar modal meningkat menjadi 400.000 rekening, namun tetap hanya sebesar 1% saja dari total masyarakat kelas menengah di Indonesia. Saat ini, pasar modal di Indonesia masih tergolong sedang berkembang dan menuju tahap kemajuan. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemajuan pasar modal suatu negara yaitu variasi instrumen investasi yang tersedia di negara tersebut (Suta 2000, Widjaja & Ramaniya 2006). Variasi instrumen investasi mampu mendorong peningkatan jenis dan jumlah investor dalam bentuk investor ritel dan investor institusi, seperti dana pensiun, lembaga asuransi, dan perbankan. Investor jenis ini membeli saham dari suatu perusahaan kepada pengelola investasi di perusahaan tersebut. Pengelola investasi ini yang dikenal sebagai Manajer Investasi. Manajer Investasi (MI) merupakan pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal).
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
3
Kegiatan Manajer Investasi (MI) berkaitan dengan pengelolaan salah satu instrumen investasi di pasar modal, yaitu reksa dana (mutual fund). Reksa dana merupakan suatu bentuk pemberian jasa untuk membantu investor yang ingin berpartisipasi di pasar modal, tanpa adanya keterlibatan secara langsung dalam prosedur, administrasi, dan analisis pasar modal (Widjaja dan Ramaniya, 2006). Berkaitan dengan ketersediaan produk reksa dana di pasar, investor memiliki kecenderungan untuk memilih reksa dana berdasarkan kinerja historisnya sebagai pertimbangan utama (Pratomo dan Nugraha, 2000). Namun, Białkowski dan Otten (2011) dan Shi (2013) berpendapat bahwa faktor fund size dan fund age merupakan faktor krusial yang memengaruhi kinerja reksa dana. Białkowski dan Otten (2011) menemukan bahwa fund size memiliki hubungan signifikan dengan kinerja reksa dana. Namun, Shi (2013) menemukan bahwa fund size tidak memiliki hubungan signifikan dengan kinerja reksa dana. Berkaitan dengan fund age, Chou & Hardin (2013) menyatakan bahwa fund age memiliki hubungan signifikan dengan kinerja reksa dana. Sedangkan, Białkowski dan Otten (2011) mengemukakan bahwa fund age tidak memiliki hubungan signifikan. Dengan berbagai perbedaan hasil penelitian, penelitian mengenai kinerja reksa dana dan karakteristik dana berupa fund size dan fund age menjadi menarik. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh fund size dan fund age terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013. Pokok permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh fund size dan fund age terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013? Lebih lanjut lagi, tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh fund size dan fund age terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013.
2. Tinjauan Teoritis Saunders dan Cornett (2003) memaparkan bahwa reksa dana merupakan financial intermediaries yang mengumpulkan sumber daya keuangan investor dan menginvestasikan sumber daya tersebut ke dalam portofolio aset terdiversifikasi. Sedangkan, berdasarkan konteks reksa dana di Indonesia menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
4
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI). Berdasarkan instrumen investasinya, reksa dana dikategorikan menjadi reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana campuran, dan reksa dana indeks. Reksa dana memiliki beberapa keuntungan seperti dana yang dibutuhkan untuk berinvestasi relatif tidak besar, portofolio terdiversifikasi, likuid, dan produknya dapat disesuaikan dengan berbagai tujuan keuangan. Walaupun demikian, reksa dana tetap menghadapi berbagai resiko seperti resiko penurunan nilai aset, resiko likuiditas, resiko default, dan resiko perubahan kondisi ekonomi dan politik. Sebagai produk investasi, pengukuran kinerja juga dilakukan pada reksa dana. Ada beberapa metode pengukuran kinerja yang disesuaikan dengan resiko (risk-adjusted method), yaitu metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen. Untuk perhitungan tingkat pengembalian (return), data Nilai Aktiva Bersih (NAB) sangat diperlukan. NAB merupakan nilai yang menggambarkan total kekayaan reksa dana setiap harinya (Pratomo dan Nugraha, 2005). NAB per unit merupakan harga yang didapatkan dari NAB sebuah reksa dana dibagi dengan total unit penyertaan yang beredar pada hari tertentu. Berkaitan dengan kinerja reksa dana, beberapa penelitian mengungkapkan ada beberapa faktor krusial yang mempengaruhi kinerja reksa dana, seperti fund size dan fund age (Haslem, Baker, & Smith 2009, Białkowski dan Otten 2011, dan Shi 2013. Fund size menjadi tolak ukur besar kecilnya dana yang dikelola oleh perusahaan pengelola reksa dana. Pengaruh fund size terhadap tingkat pengembalian reksa dana dapat diukur secara langsung antara hubungan total net asset dengan tingkat pengembalian reksa dana (Shi, 2013). Sedangkan, fund age memberikan gambaran tentang total lamanya waktu reksa dana tersebut aktif dalam satuan tahun. Masa hidup reksa dana tersebut dihitung sejak reksa dana dinyatakan efektif (sejak tanggal efektif).
3. Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dikaitkan dengan realitas sosial yang terbentuk karena adanya hukum universal yang rasional (Neuman,
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
5
2007). Berdasarkan tujuan, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksplanatif. Peneliti mencoba menjelaskan fenomena mengenai pengaruh fund size dan fund age terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013 berdasarkan pada teori yang berlaku. Berkaitan dengan manfaat penelitian, penelitian ini termasuk penelitian murni. Apabila ditinjau dari segi dimensi waktu, penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Kemudian, berdasarkan teknik pengambilan data, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data existing statistics.
3.2 Jenis Data Unit analisis dalam penelitian ini adalah reksa dana saham aktif yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia pada tahun 2009-2013. Peneliti menggunakan kriteria sampel yaitu reksa dana saham yang konsisten aktif pada 1 Januari 2009-31 Desember 2013, dengan indikator memiliki data Nilai Aktiva Bersih (NAB) bulanan lengkap, data tanggal efektif, dan data total aset dana kelolaan (Asset Under Management) sepanjang periode penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut, peneliti memperoleh 29 reksa dana saham sebagai sampel penelitian. Peneliti menggunakan data sekunder berupa data tanggal efektif reksa dana saham, total aset dana kelolaan (Asset Under Management), Nilai Aktiva Bersih (NAB) bulanan, dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia. Data tersebut diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, Reuters Datastream, dan InfoVesta.
3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan 29 reksa dana saham sebagai sampel penelitian. Penarikan sampel dilakukan dengan kriteria yaitu reksa dana saham yang konsisten aktif pada 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2013, dengan indikator memiliki data Nilai Aktiva Bersih (NAB) bulanan, tanggal efektif, dan total aset dana kelolaan (Asset Under Management). Untuk pengujian statistik, penelitian ini menggunakan regresi data panel Fixed Effect Model (FEM). Penelitian ini melakukan uji regresi pada 2 model penelitian. Model kesatu menggunakan metode Sharpe sebagai proksi pengukuran kinerja reksa dana
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
6
saham. Sedangkan, model kedua menggunakan metode Treynor. Berikut merupakan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. MODEL 1 (MODEL SHARPE) α i,t = α + β1 LOG Size i,t + β2 LOG Age i,t +
it
Keterangan: α i,t
= kinerja reksa dana dengan pengukuran metode Sharpe
α
= konstan
LOG Size
= fungsi logaritma dari total aset bersih reksa dana di akhir tahun t
LOG Age
= fungsi logaritma dari fund age dalam satuan tahun = random error
it
MODEL 2 (MODEL TREYNOR) α i,t = α + β1 LOG Size i,t + β2 LOG Age i,t +
it
Keterangan: α i,t
= kinerja reksa dana dengan pengukuran metode Treynor
α
= konstan
LOG Size
= fungsi logaritma dari total aset bersih reksa dana di akhir tahun t
LOG Age
= fungsi logaritma dari fund age dalam satuan tahun
it
= random error
3.4 Teknis Analisis Data Sebagai proses pengolahan data, peneliti melakukan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji data panel. Setelah melakukan uji statistik deskriptif dan uji asumsi klasik, peneliti menggunakan regresi data panel Fixed Effect Model, baik pada model regresi penelitian Sharpe maupun Treynor.
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil identifikasi outliers, data observasi ditemukan tidak mengandung outliers. Data observasi untuk masing-masing model regresi berjumlah 145 buah. Hasil
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
7
statistik deskriptif pada model regresi Sharpe dan Treynor dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Statistik Deskriptif pada Model Sharpe Descriptive Statistics N SHARPE RETURN AGE SIZE Valid N (listwise)
Minimum 145 145 145 145
-1.65211 .30103 9.62497
Maximum .14309 1.04139 12.62201
Mean
Std. Deviation
-.8216983 .6918615 11.3252733
.45394413 .17764281 .70297030
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009-2013 diolah menggunakan SPSS 17 (2014)
Tingkat pengembalian berdasarkan metode Sharpe (Sharpe Return) sebagai variabel dependen memiliki nilai rata-rata sebesar – 0,8216983. Sedangkan, nilai minimum dan nilai maksimum dari Sharpe Return yaitu – 1,65211 dan 0,14309. Nilai Sharpe Return maksimum sebesar 0,14309 dimiliki oleh Pratama Saham pada tahun 2009. Sedangkan, nilai Sharpe Return minimum sebesar – 1,65211 dimiliki oleh Panin Dana Prima pada tahun 2012. Fund age memiliki nilai rata-rata sebesar 0,6918615. Sedangkan, nilai minimum dan maksimum variabel fund size sebesar 0,30103 dan 1,04139. Nilai minimum fund size 0,30103 tersebut merupakan representasi nilai logaritma dari 2 tahun. Sedangkan, nilai maksimum sebesar 1,04139 merupakan representasi nilai logaritma dari 11 tahun. Nilai minimum dimiliki oleh Manulife Dana Saham, Simas Danamas Saham, NISP Indeks Saham Progresif, Panin Dana Prima, Emco Growth Fund, First State Indo Equity Value Select Fund, Millenium Equity, BNP Paribas Solaris, Trim Kapital Plus, Mandiri Investa UGM, dan MNC Dana Ekuitas pada tahun 2009. Sedangkan, nilai maksimum dimiliki oleh Manulife Dana Saham pada tahun 2013. Sementara itu, fund size memiliki nilai rata-rata sebesar 11,3252733. Sedangkan, nilai minimum dan maksimum variabel fund size sebesar 9,62497 dan 12,62201. Nilai minimum fund size dimiliki oleh MNC Dana Ekuitas pada tahun
2009 sebesar Rp
4.216.651.907,39. Sedangkan, nilai maksimum fund size dimiliki oleh BNP Paribas Solaris pada tahun 2012 sebesar Rp 4.188.018.583.127,51. Hasil statistik deskriptif tanpa outliers tersebut untuk seluruh variabel dalam penelitian ini dengan model Treynor dapat dilihat pada tabel 2.
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
8
Tabel 2. Statistik Deskriptif pada Model Treynor Descriptive Statistics
TREYNOR AGE SIZE Valid N (listwise)
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
145 145 145 145
-9.17047 .30103 9.62497
2.29000 1.04139 12.62201
-5.0517897 .6918612 11.3252731
2.50077686 .17764290 .70297037
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009-2013 diolah menggunakan SPSS 17 (2014)
Tingkat pengembalian berdasarkan metode Treynor (Treynor Return) memiliki nilai rata-rata sebesar – 5,0517897. Sedangkan, nilai minimum dan nilai maksimum dari Treynor Return yaitu – 9,17047 dan 2,29000. Nilai Treynor Return maksimum sebesar 2,29000 dimiliki oleh Pratama Saham pada tahun 2009. Sedangkan, nilai Treynor Return minimum sebesar – 9,17047 dimiliki oleh Syailendra Equity Opportunity Fund pada tahun 2009. Variabel fund age dan fund size memiliki nilai minimum, maksimum, dan rata-rata yang sama dengan pengujian statistik deskriptif pada model Sharpe.
4.2 Hasil Pengujian Hipotesis 4.2.1 Hipotesis Pertama Ho :
Fund size secara signifikan tidak memengaruhi kinerja reksa dana saham.
Ha :
Fund size secara signifikan memengaruhi kinerja reksa dana saham.
Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan menggunakan regresi FEM, baik pada model regresi Sharpe maupun Treynor. Hasil uji FEM pada model Sharpe dapat dilihat pada Tabel 3 dan pada model Treynor dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 3. Pengujian dengan FEM pada Model Sharpe Dependent Variable: SHARPE_RETURN Method: Panel Least Squares Date: 06/04/14 Time: 20:13 Sample: 2009 2013 Periods included: 5 Cross-sections included: 29 Total panel (balanced) observations: 145 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C SIZE AGE
-3.748788 0.432288 -2.845499
1.052004 0.097794 0.207791
-3.563475 4.420409 -13.69403
0.0005 0.0000 0.0000
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
9
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009-2013 diolah menggunakan Eviews 8 (2014)
Hasil pengujian pada tabel 3 menunjukkan bahwa p-value yaitu 0,0000. Hal tersebut berarti bahwa p-value lebih kecil daripada α sebesar 1%, sehingga Ho ditolak. Penelitian dengan menggunakan model Sharpe ini menemukan bahwa fund size secara signifikan memengaruhi kinerja reksa dana saham. Selain itu, hubungan antara kinerja reksa dana saham dengan fund size adalah positif. Hal tersebut tampak pada tabel 3 dimana nilai koefisien regresi fund size sebesar 0,432288. Nilai koefisien regresi tersebut mencerminkan apabila fund size mengalami peningkatan sebanyak 1 satuan, maka kinerja reksa dana saham akan mengalami peningkatan sebesar 0,432288 satuan. Tabel 4. Pengujian dengan FEM pada Model Treynor Dependent Variable: TREYNOR_RETURN Method: Panel Least Squares Date: 06/27/14 Time: 21:21 Sample: 2009 2013 Periods included: 5 Cross-sections included: 29 Total panel (balanced) observations: 145 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C SIZE AGE
-20.38426 2.309336 -15.64098
5.990784 0.556900 1.183297
-3.402604 4.146769 -13.21814
0.0009 0.0001 0.0000
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009-2013 diolah menggunakan Eviews 8 (2014)
Kemudian, hasil pengujian pada tabel 4 menunjukkan bahwa p-value yaitu 0,0001. Hal tersebut berarti bahwa p-value lebih kecil daripada α sebesar 1%, sehingga Ho ditolak. Penelitian dengan menggunakan model Treynor ini menemukan bahwa fund size secara signifikan memengaruhi kinerja reksa dana saham. Hubungan antara kinerja reksa dana saham dengan fund size adalah positif. Hal tersebut tampak pada tabel 4 dimana nilai koefisien regresi fund size sebesar 2,309336. Nilai koefisien regresi tersebut mencerminkan apabila fund size mengalami peningkatan sebanyak 1 satuan, maka kinerja reksa dana saham akan mengalami peningkatan sebesar 2,309336 satuan. Berdasarkan dua pengujian statistik dengan model regresi Sharpe dan Treynor, peneliti menemukan bahwa fund size memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
10
reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013. Dengan demikian, semakin besar fund size suatu reksa dana, semakin besar pula kinerja reksa dana saham yang dihasilkan.
4.2.2 Hipotesis Kedua Ho :
Fund age secara signifikan tidak memengaruhi kinerja reksa dana saham.
Ha :
Fund age secara signifikan memengaruhi kinerja reksa dana saham.
Hasil pengujian pada tabel 3 menunjukkan bahwa p-value yaitu 0,0000. Hal tersebut berarti bahwa p-value lebih kecil daripada α sebesar 1%, sehingga Ho ditolak. Penelitian ini menemukan bahwa fund age secara signifikan memengaruhi kinerja reksa dana saham. Hubungan antara kinerja reksa dana saham dan fund age adalah negatif. Hal ini terbukti dari koefisien regresi fund age sebesar – 2,845499. Nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa apabila fund age mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka kinerja reksa dana saham akan menurun sebesar 2,845499 satuan. Kemudian, hasil pengujian pada tabel 4 menunjukkan bahwa p-value yaitu 0,0000. Hal tersebut berarti bahwa p-value lebih kecil daripada α sebesar 1%, sehingga Ho ditolak. Penelitian dengan menggunakan model Treynor ini juga menemukan bahwa fund age secara signifikan memengaruhi kinerja reksa dana saham. Selain itu, pada pengujian kedua dengan model Treynor, hubungan antara kinerja reksa dana saham dan fund age adalah negatif. Hal ini terbukti dari koefisien regresi fund age sebesar – 15,64098. Nilai koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa apabila fund age mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka kinerja reksa dana saham akan menurun sebesar 15,64098 satuan. Berdasarkan dua pengujian statistik dengan model regresi Sharpe dan Treynor, peneliti menemukan bahwa fund age memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013. Dengan demikian, semakin bertambah fund age suatu reksa dana, semakin kecil pula kinerja reksa dana saham yang dihasilkan. Selain kedua hipotesis tersebut, peneliti juga meninjau uji F untuk mengetahui apakah semua variabel independen pada model regresi memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel dependen. Dengan meninjau nilai Prob (F-statistic) pada kedua hasil model regresi FEM, dimana nilai Prob (F-Statistic) yaitu 0,000000, peneliti
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
11
menyimpulkan bahwa fund size dan fund age mempengaruhi secara signifikan kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013 secara simultan.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Fund Size terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian dari Haslem, Baker, & Smith (2008), Lai & Lau (2010), Białkowski & Otten (2011), dan Tang, Wang, & Xu (2012), dan Hu, Yu, & Wang (2013). Białkowski & Otten mengemukakan bahwa fund size, yang diproksikan dengan jumlah dana kelolaan (asset under management), memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja reksa dana. Hal tersebut dapat terjadi karena ada tingkat skala ekonomis yang tinggi pada reksa dana dengan size besar. Tang, Wang, & Xu (2012) juga menemukan ketika fund size meningkat, maka reksa dana akan memperoleh skala ekonomis yang lebih baik sehingga menghasilkan kinerja lebih baik pula. Yan (2008) juga mengungkapkan bahwa fund size memiliki hubungan signifikan positif dengan kinerja reksa dana. Selanjutnya, Białkowski & Otten (2011) memaparkan bahwa reksa dana dengan size besar memiliki peluang lebih besar untuk mengidentifikasi kesempatan investasi untuk mendapatkan abnormal return. Oleh karena itu, Manajer Investasi dengan size besar dapat berinvestasi lebih banyak pada berbagai instrumen investasi untuk mendiversifikasikan resiko nonsistematis. Skala ekonomis juga dianggap memiliki peran terhadap kinerja yang lebih baik pada reksa dana dengan size besar. Haslem, Baker, & Smith (2008) mengungkapkan bahwa fund size memiliki hubungan signifikan positif dengan kinerja reksa dana. Fund size yang besar membuat perusahaan pengelola reksa dana mengalami efisiensi operasi. Hu, Yu, & Wang (2013) dan See & Jusoh (2013) beranggapan bahwa perusahaan pengelola investasi reksa dana dengan size besar mampu menghasilkan tingkat pengembalian lebih tinggi daripada perusahaan dengan size kecil. Selain itu, Yan (2008) memaparkan bahwa pertumbuhan fund size memberikan manfaat biaya (cost advantage) karena biaya pialang, biaya riset, biaya administrasi, dan pengeluaran overhead tidak meningkat proporsinya secara langsung terhadap fund size.
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
12
Berkaitan dengan reksa dana dengan pengelolaan aktif (active managed fund), Yan (2008) mengungkapkan bahwa reksa dana dengan size besar cenderung memiliki portofolio investasi seperti saham yang likuid. Pada reksa dana dengan pengelolaan aktif, Manajer Investasi yang bertransaksi dengan aktif berupaya untuk meminimalisasi biaya transaksi dengan memiliki lebih banyak saham likuid. Haslem, Baker, & Smith (2009) berpendapat bahwa dengan semakin banyak investor memberikan dana baru maka peningkatan jumlah dana kelolaan (peningkatan fund size) akan memberi dampak pada penurunan biaya (pengeluaran) reksa dana dan memungkinkan terjadinya kenaikan perputaran (turnover) dana. Kedua hal tersebut membuat reksa dana mencapai skala ekonomis sepanjang biaya yang dikenakan untuk reksa dana (sebagai persentase terhadap aset dana) menurun dan jumlah dana kelolaan (fund size) meningkat. Jadi, dengan demikian, baik dengan menggunakan model penelitian Sharpe dan Treynor, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fund size secara signifikan mempengaruhi kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013. Peneliti juga menemukan bahwa hubungan antara kinerja reksa dana saham dengan fund size adalah positif. Apabila suatu reksa dana mengalami peningkatan size (dalam bentuk peningkatan asset under management), maka kinerja reksa dana saham pun akan mengalami peningkatan. Seiring dengan peningkatan size, perusahaan pengelola reksa dana akan mampu meningkatkan skala ekonomis dan efisiensi operasi. Hal tersebut terjadi akibat adanya proporsi biaya terhadap total aset akan menjadi lebih kecil pada reksa dana berukuran besar dibandingkan reksa dana dengan size kecil (dengan asumsi biaya pengelolaan reksa dana sama, namun jumlah asset under management berbeda). Dengan adanya efisiensi biaya dan peningkatan skala ekonomis, reksa dana dengan size besar akan mampu menghasilkan kinerja lebih baik (Tang, Wang, & Xu, 2012).
4.3.2 Fund Age terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian dari Shi (2013). Shi mengemukakan bahwa fund age memiliki hubungan signifikan negatif dengan kinerja reksa dana. Shi menemukan bahwa semakin tinggi fund age, justru kinerja reksa dana mengalami
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
13
penurunan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan kompleksitas pada aktifitas operasi dana. Hu, Yu, & Wang (2013) juga mengungkapkan bahwa fund age memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana. Peningkatan fund age yang diiringi dengan penurunan kinerja disebabkan oleh beberapa faktor (Shi, 2013). Seiring dengan pertumbuhan reksa dana dari segi age, perusahaan cenderung menetapkan hierarki yang kompleks. Selain itu, perusahaan pengelola reksa dana dengan fund age tinggi juga cenderung mengurangi perhatian pada produk dan mengalami penurunan jumlah investor. Oleh karena itu, efektifitas dan efisiensi reksa dana sulit diperoleh. Shi (2013) menambahkan hierarki organisasi yang kompleks juga mendorong terjadinya biaya koordinasi (coordination cost) yang tinggi. Hierarki yang kompleks juga menyebabkan adanya kesulitan pembuatan keputusan investasi dan alokasi dana sehingga kegiatan investasi pada reksa dana menjadi lebih lambat. Hal-hal tersebut yang menyebabkan fund age tinggi pada reksa dana menyebabkan penurunan kinerja (erode performance). Kemudian, Białkowski & Otten (2011) memaparkan bahwa kinerja reksa dana mengalami penurunan ketika fund age meningkat karena adanya peningkatan kompleksitas terhadap aktifitas operasi dana dan kebijakan investasi. Oleh karena itu, See dan Jusoh (2013) mengungkapkan bahwa reksa dana berusia muda (low fund age) berkinerja lebih baik daripada reksa dana berusia tua (high fund age). Berbeda dengan Shi dan Białkowski & Otten, Babalos, Kostakis, & Philippas (2009) menemukan bahwa fund age memiliki efek positif terhadap kinerja reksa dana. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya peningkatan kualitas dan pengalaman perusahaan serta Manajer Investasi dalam mengelola dana. Fund age juga menjadi representasi dari aspek reputasi, pengalaman, dan kemampuan perusahaan pengelola reksa dana dan produknya dalam hal pemasaran serta periklanan. Secara teoretis, reksa dana dengan usia lebih muda memerlukan biaya tinggi sebagai initial establishment cost, seperti biaya advokat dan biaya pemasaran (See & Jusoh, 2013). Selain itu, reksa dana berusia muda memiliki eksposur resiko tinggi dan vulnerable. Hal itu terjadi karena reksa dana berusia muda memiliki nilai investasi awal yang tinggi, namun
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
14
hanya dapat berinvestasi pada instrumen investasi dengan jumlah terbatas. Hal ini berdampak pada kinerja yang lebih buruk pada reksa dana berusia muda. Dengan peningkatan pengalaman dan social network, kemampuan pengelolaan reksa dana akan meningkat sehingga berdampak pula terhadap kinerja reksa dana. Jadi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa fund age memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013. Penurunan kinerja yang terjadi seiring peningkatan usia reksa dana disebabkan oleh meningkatnya kompleksitas pengelolaan reksa dana pada perusahaan pengelola investasi. Kompleksitas ini dipicu oleh hierarki organisasi yang semakin kompleks ketika perusahaan pengelola reksa dana memiliki usia yang tua (Chen et. al., 2004). Kompleksitas ini berupa penambahan fungsi struktural tim manajemen pengelola investasi, penambahan anggota tim pengelola investasi, atau peningkatan birokrasi ketika membuat keputusan investasi pada perusahaan pengelola reksa dana.
5. Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Penelitian ini menggunakan sampel berupa 29 reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh fund size dan fund age terhadap kinerja reksa dana saham. Berdasarkan hasil pengujian statistik, baik dengan menggunakan model Sharpe dan model Treynor, peneliti memperoleh hasil penelitian bahwa fund size dan fund age, secara simultan, mempengaruhi secara signifikan kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013. Fund size memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013. Sedangkan, fund age memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja reksa dana saham di Indonesia tahun 2009-2013.
5.2 Saran 5.2.1 Bagi Perusahaan Perusahaan pengelola reksa dana sebaiknya meningkatkan skala efisiensi. Skala efisiensi dapat diperoleh melalui peningkatan jumlah investor, melakukan aktifitas trading
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
15
dengan optimal, dan meningkatkan jumlah dana kelolaan (asset under management). Perusahaan juga sebaiknya memiliki aktifitas riset pasar untuk mendapatkan peluang investasi yang baik dengan timing yang tepat dan memilih undervalued securities. Perusahaan juga sebaiknya memelihara tingkat likuiditas reksa dana untuk mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan penarikan dana (redemption or withdrawal) oleh investor. Perusahaan sebaiknya juga memiliki dan berupaya memperoleh kinerja historis baik agar perilaku investor yang memiliki preferensi pada dana dengan kinerja baik dapat menjadi peluang menjaring investor baru. Struktur manajemen juga harus menghindari kompleksitas hierarki agar tidak menghambat pembuatan keputusan investasi. Dengan demikian, suatu reksa dana dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal bagi investor dan memberi manfaat bagi skala ekonomis perusahaan.
5.2.2 Bagi Investor Investor sebaiknya tidak berfokus pada kinerja historis saja ketika memilih produk reksa dana sebagai salah satu portofolio investasi. Investor juga perlu menilai kinerja reksa dana berdasarkan pengukuran yang risk-adjusted. Berkaitan dengan konteks penelitian ini, investor perlu meninjau kinerja historis, fund size, dan fund age. Berdasarkan hasil penelitian, investor disarankan untuk berinvestasi pada reksa dana pada perusahaan yang memiliki total asset under management besar (fund size besar) dan memilih reksa dana dengan fund age rendah. Hal ini perlu dilakukan oleh investor agar investor dapat memperoleh manfaat optimal dari investasi pada reksa dana saham.
5.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian selanjutnya dapat mengkaji penelitian reksa dana dengan tahun studi lebih panjang untuk meneliti persistensi kinerja. Penelitian juga dapat mengkaji atribut manajer sebagai salah satu variabel yang memengaruhi kinerja reksa dana, seperti tingkat pendidikan Manajer Investasi, sertifikasi profesi Manajer Investasi, jenis kelamin, struktur pengelolaan manajemen, pergantian manajer, dan masa jabatan manajer. Sayangnya, di Indonesia, data variabel penelitian tersebut masih relatif sulit didapatkan dan timeconsuming untuk diperoleh.
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
16
Daftar Referensi: Buku: Bodie, Zvi, Alex Kan, & Alan J. Marcus. (2011). Investments (9th ed.). New York: McGraw-Hill. Japari,
Antony,
Adler
H.
Manurung.
(2009).
Financial
Planning
&
Wealth
Management – 10 Panduan Mengelola Keuangan Keluarga. Jakarta: ABFI Institute Perbanas Press. Nachrowi, Nachrowi D., & Haridus Usman. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Neuman, W. L. (1997). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: Allyn and Bacon. Neuman, W. L. (2007). Basics of Social Research: Quantitative and Qualitative Approaches (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon. Pratomo, Eko Priyo, Ubaidillah Nugraha. (2005). Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Reilly, Frank, Keith Brown. (2000). Investment Analysis and Portfolio Management. Florida: McGraw-Hill. Rudiyanto. (2013). Sukses Finansial dengan Reksa Dana. Jakarta: Elex Media Komputindo. Saunders, Anthony, Marcia Millon Cornett. (2003). Financial Markets and Institutions (2nd ed.). New York: McGraw Hill. Siagian, Dergibson, Sugiarto. (2006). Metode Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sumodiningrat,
Gunawan.
(2007).
Ekonometrika
Pengantar.
Yogyakarta:
BPFE
Yogyakarta. Suta, Putu Gede Ary. (2000). Foundations of Our Capital Market. Jakarta: Yayasan SAD Satria Bhakti. Widjaja, Gunawan, Almira Prajna Ramaniya. (2006). Reksa Dana dan Peran Serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal. Jakarta: Kencana.
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
17
Widoatmodjo, Sawidji. (2013). Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan bagi Pemula. Jakarta: Kompas Gramedia.
Jurnal dan Working Paper: Abinzano, Isabel, Luis Muga, Rafael Santamaria. (2010). Do Managerial Skills Vary Across Fund Managers? Results Using European Mutual Funds. Journal of Financial Services Res, 38: 41-67. Artikis, George P. (2003). Performance Evaluation: A Case Study of The Greek Balanced Mutual Funds. Journal of Managerial Finance, Vol. 29, No. 9, 1-8. Babalos, V., Kostakis A., Philippas N. (2009). Managing Mutual Funds or Managing Expense Ratios? Evidence from the Greek Fund Industry. Journal of Multinational Financial Management, 19, 256-272. Banko, John, Scott Beyer, Richard Dowen. (2010). Economies of Scope and Scale in the Mutual Fund Industry. Journal of Managerial Finance, Vol. 36, No. 4, 322-336. Białkowski, Jędrzej, Roger Otten. (2011). Emerging Market Mutual Fund Performance: Evidence from Poland. Journal of North American Journal of
Economics
and
Finance. Vol. 22, 118-130. Brown, Stephen J., William N. Goetzmann. (1995). Performance Persistence. The Journal of Finance, Vol. 50, No. 2, 679-698. Carhart, Mark M. (1997). On Persistence in Mutual Fund Performance. The Journal of Finance, Vol. 52, No. 1, 57-82. Chen, Jo Hui. (2010). Gender Difference and Job Replacement for Mutual Fund. Qual Quant – Springer, 44: 661-671. Chen, Joseph, Harrison Hong, Ming Huang, & Jeffrey Kubik. (2004). Does Fund Size Erode Mutual Fund Performance? The Role of Liquidity and Organization. The American Economic Review, Vol. 94, No. 5, 1276-1302 Chou, Wen-Hsiu, William G. Hardin III. (2013). Performance Chasing, Fund Flows, and Fund Size in Real Estate Mutual Funds. Journal of Real Estate Finance Economics. Springer Science + Business Media New York.
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
18
Dewi, Miranti Kartika, Ilham Reza Ferdian. (2013). Evaluating Performance of Islamic Mutual Funds in Indonesia and Malaysia. Journal of Applied Economics and Business Research, Vol. 2, No. 1, 11-33. Dahlquist, Magnus, Stefan Engstrom, Paul Soderlind. (2000). Performance and Characteristics
of
Swedish
Mutual
Funds.
Journal
of
Financial
and
Quantitative Analysis; Vol. 35, No. 3, September 2000, pg. 409. Elton, Edwin J., Martin J. Gruber, Christopher R. Blake. (1996). Survivorship Bias and Mutual Fund Performance. The Review of Financial Studies, Vol. 9, No. 4, 10971120. Ferriz, Luis, Fernando Muñoz, & María Vargas. (2012). Managerial Abilities: Evidence from Religious Mutual Fund Managers. Journal of Business Ethics, 105:503-517. Goel, Sweta, Mukta Mani. (2013). A Review of Performance Indicators of Mutual Funds. Journal of Arts, Science, & Commerce, Vol. III Issue04(1). October 2013[100]. Haslem, J. A., Baker, K. H., Smith, D. M. (2009). Performance and Characteristics of Actively Managed Retail Equity Mutual Funds with Diverse Expense Ratios. Financial Services Review, 17, 49-68. Hu, Jin-Li, Hsueh-E. Yu, Yi-Ting Wang. (2013). Manager Attributes and Fund Performance: Evidence from Taiwan. Journal of Applied Finance and Banking, Vol. 2, No. 4, 85-101. Khan, Zeba Shariff. (2010). Implementation of Models to Measure the Performance of Mutual Funds. Interdiscplinary Journal of Contemporary
Research in Business,
Vol. 2, No. 1, 348-369. Lai, M, Lau S. (2010). Evaluating Mutual Fund Performance in An Emerging Asian Economy: The Malaysian Experience. Journal of Asian Economics, 21, 378-390. Lynch, A. W., Musto D. K. (2003). How Investors Interpret Past Fund Returns. Journal of Finance, 58(5), 2033-2058. Murcia, Isabel Cambon. (2011). Spanish Mutual Fund Performance: An Analysis of
the
Determinants. Working Paper: National Securities Market Commission (Commision Nacional del Mercado de Valores).
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
19
Nimalathasan, B., R. Kumar Gandhi. (2013). Mutual Fund Financial Performance Analysis – A Comparative Study on Equity Diversified Schemes and Equity Mid-Cap Schemes. International Journal of Multidisciplinary Management Studies, Vol. 2 Issue 3, 91-106. Oberman, Raoul, et. al. (2013). The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential. McKinsey Global Institute – McKinsey & Company. Santhi, N. S., K. Balanaga Gurunathan. (2013). An Analysis of Risk Adjusted Return on Tax Saving Mutual Fund Schemes in India. The IUP Journal of Financial Risk Management, Vol. IX, No. 3, 54-71. See, Yong Pui, Ruzita Jusoh. (2013). Fund Characteristics and Fund Performance. International Journal of Economics and Management Sciences, Vol. 1,
No.
9,
31-43. Simforianus, Yanthi Hutagaol. (2009). Analisis Kinerja Reksa Dana Saham dengan Metode Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen, dan Sortino. Journal of Applied Finance and Accounting, Vol. 1, No. 1, 193-226. Tang, K., Wang W., & Xu R. (2012). Size and Performance of Chinese Mutual Funds: The Role of Economy of Scale and Liquidity. Pacific-Basin Finance Journal, 20, 228246. Yan, Xuemin (Sterling). (2008). Liquidity, Investment Style, and The Relation Between Fund Size and Fund Performance. Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol. 43, No. 3, Sept 2008, 741-768.
Skripsi atau Tesis: Eleonora, Gkogkaki. “Performances of Mutual Funds in European Countries”.
Tesis.
Department of Banking and Financial Management University of Piraeus. 2013. Fitrahadi, Isnaeni. “Analisis Pendekatan Perilaku terhadap Harga Saham Perusahaan (Studi pada Perusahaan Non-Keuangan di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2006-
2010)”. Skripsi. Program Sarjana Jurusan Ilmu Administrasi Niaga Universitas Indonesia. 2012.
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
20
Javed, Arshad Ali, Azhar Iqbal. “Swedish Mutual Fund Performance 2000-2007”. Tesis. Program of Economics and Finance University of Skovde. 2009. Kuswardhani, Diah. “Analisis Reksa Dana Saham yang Dikelola oleh PT Manulife
Aset
Manajemen Indonesia (Peiode Juli 2005 – Desember 2009)”. Tesis. Program Magister Manajemen Universitas Indonesia. 2009. Shi, Qiqiang. “Equity Mutual Fund Performance: Evidence from China”. Tesis. School of Management, University of Twente. 2013.
Internet: Admin. 2014. [Online]. Tersedia: www.ojk.go.id [12 Juni 2014, diunduh pada pukul 01.00 WIB] Admin. 2014. [Online]. Tersedia: www.investor.gov [12 Juni 2014, diunduh pada pukul 02.00 WIB] Admin.
2014.
[Online].
Tersedia:
http://bnisecurities.co.id/2013/09/bei-investor-
domestik-terus-meningkat-dari-tahun-ke-tahun/ [12 Juni 2014, diunduh pada pukul 02.14 WIB] Admin. 2014. [Online]. Tersedia: www.investasi.kontan.co.id [12 Juni 2014, diunduh pada pukul 02.22 WIB] Admin.
2014.
[Online].
Tersedia:
http://investasi.kontan.co.id/news/produk-
perbankan-lebih-populer-dari-saham/2013/09/12 [12 Juni 2014, diunduh pada pukul 02.28 WIB]
Peraturan Pemerintah dan Laporan Publik: Laporan Tahunan Bapepam-LK Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2013 Peraturan Bapepam Nomor IV.C.3 Tahun 1997 Siaran Pers Akhir Tahun Bapepam-LK Tahun 2009, 2009, 2010, 2011, dan 2013 Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014
21
Universitas Indonesia
Pengaruh fund..., Vivi Laksana, FISIP UI, 2014