TESIS
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
NI MADE DWI UMIDYATHI KARANG
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
TESIS
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
NI MADE DWI UMIDYATHI KARANG NIM: 1291661009
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana
NI MADE DWI UMIDYATHI KARANG NIM: 1291661009
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
ii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 30 MARET 2015
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof.Dr.I Ketut Yadnyana,SE,MSi.,Ak. NIP. 19570911 198610 1 001
Prof.Dr.I Wayan Ramantha,SE,MM, Ak.,CPA NIP. 19590510 199003 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA., Ak NIP. 19641224 199103 1 002
Prof.Dr.dr,A.A Raka Sudewi,Sp.S(K) NIP. 19590215 198510 2 001
iii
Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal 30 Maret 2015
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No.: 0923/UN14.4/HK/2015, Tanggal 30 Maret 2015
Ketua
: Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, MSi., Ak
Anggota : 1. Prof. Dr. Wayan Ramantha, SE, MM, Ak. CPA 2. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, MSi. 3. Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE, MSi., Ak 4. Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama
: Ni Made Dwi Umidyathi Karang
NIM
: 1291661009
Program Studi : Magister Akuntansi Judul Tesis
: Pengaruh Faktor Intesrnal dan Eksternal pada Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah ini bebas dari plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 30 Maret 2015
Ni Made Dwi Umidyathi Karang
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, akhirnya tesis yang berjudul “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal pada Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, dapat terselesaikan. Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimakasih sedalam-dalamnya kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp. PD-KEMD sebagai Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi Sp.S(K) sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Ucapan terimakasih juga ditunjukkan kepada Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak., sebagai Ketua Program Studi Magister Akuntansi Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan moral, pikiran dan tenaga selama proses pendidikan dan memberikan arahan serta bimbingan selama penelitian sampai pada penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Prof.Dr.I Ketut Yadnyana,SE,Msi.,Ak, selaku pembimbing I dan Prof.Dr.I Wayan Ramantha,SE,MM, Ak.,CPA, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi dan dorongan untuk penyelesaian tesis ini. Tidak lupa pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada para tim Penguji tesis lainnya yaitu, Dr. Made Gede Wirakusuma SE., Msi, Dr. Ni Made Dwi Ratnadi ,SE., M.Si., Ak., dan Dr. I Made Sadha Suardika, SE., M.Si., Ak., yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan serta koreksi demi penyempurnaan tesis ini.
vi
Ucapan terimakasih yang penulis juga sampaikan kepada seluruh pengelola, dosen dan pegawai pada Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana, yang telah banyak memberikan bantuan dan layanan selama proses pendidikan sampai pada penyelesaian tesis ini. Rekan-rekan mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Udayana Angkatan X, yang tidak berhenti-hentinya saling memberikan motivasi dan memacu semangat serta doa selama menempuh proses pendidikan hingga akhir studi dapat dilalui dengan baik. Keluarga serta kekasih yang selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dari awal proses pendidikan hingga penyelesaian tesis ini.
Denpasar, Maret 2015 Penulis
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay, 2) pengaruh profitabilitas perusahaan pada audit delay, 3) pengaruh solvabilitas pada audit delay, 4) pengaruh kualitas auditor pada audit delay dan 5) pengaruh opini auditor pada audit delay pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dengan menggunakan rumus slovin, sehingga sampel penelitian sebanyak 115 perusahaan. Teknik analis data yang dipergunakan adalah analisis regresi berganda. Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dibagi menjadi dua yaitu faktor internal perusahaan meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas, dan solvabilitas, sedangkan faktor eksternal perusahaan meliputi kualitas auditor dan opini auditor. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ukuran perusahaan berpengaruh positif pada audit delay, 2) profitabilitas berpengaruh negatif pada audit delay, 3) solvabilitas berpengaruh positif pada audit delay, 4) kualitas auditor berpengaruh negatif pada audit delay dan 5) opini auditor berpengaruh negatif pada audit delay. Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Kualitas Auditor, Opini Auditor, Audit Delay.
viii
ABSTRACT
This research aims to reveal (1) the effect of company size on audit delay, (2) the effect of company’s profitability on audit delay, (3) the effect of solvability on audit delay, (4) the effect of auditor quality on audit delay and (5) the effect of auditor opinion on audit delay of companies listed on Indonesian Stock Exchange. The data population used in this research are all the companies that are listed in BEI. The sample were takens randomly using Slovin equation, as a result, there were 115 companies choosen from the population. The data were analise using double regresion analysis. The factors that can affect audit delay are divided into two categories. The first one is internal factor which include company size, profitability, and solvability. The other is external factor which include auditor quality and auditor opinion. The research result indicated that (1) company size has positive and significant effect on audit delay, (2) profitability has negative effect on audit delay, (3) solvability has positive and significant effect on audit delay, (4) ) auditor quality has negative effect on audit delay and (5) ) auditor opinion has negative effect on audit delay. Keyword: Company Size, Profitability, Solvability, Auditor Quality, Auditor Opinion, Audit Delay.
ix
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM ................................................................................
i
PRASYARAT GELAR .........................................................................
ii
LEMBAR PEGESAHAN .....................................................................
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ....................................................
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .....................................
v
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................
vi
ABSTRAK .............................................................................................
viii
ABSTRACT ............................................................................................
ix
DAFTAR ISI ..........................................................................................
x
DAFTAR TABEL .................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
1
1.1 Latar Belakang .........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................
8
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................
8
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................
9
1.4.1 Manfaat Teoritis .............................................................
9
1.4.2 Manfaat Praktis ..............................................................
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................
10
2.1 Landasan Teori ..........................................................................
10
2.1.1 Teori Keagenan................................................................
10
2.1.2 Stakeholder Theory ..........................................................
11
2.1.3 Teori Pengambilan Keputusan.........................................
12
2.1.4 Standar Auditing ..............................................................
14
2.1.5 Laporan Keuangan ...........................................................
16
2.1.6 Audit Delay .....................................................................
18
2.1.7 Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay .
19
x
2.1.7.1 Ukuran Perusahaan ............................................
20
2.1.7.2 Profitabilitas .......................................................
20
2.1.7.3 Solvabilitas .........................................................
22
2.1.7.4 Kualitas Auditor .................................................
23
2.1.7.5 Opini Auditor .....................................................
24
2.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya .........................................
27
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................................
34
3.1 Kerangka Berfikir ......................................................................
34
3.2 Konsep Penelitian .......................................................................
35
3.3 Pengembangan Hipotesis ............................................................
36
3.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Delay ..............
36
3.3.2 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan pada Audit Delay .....
37
3.3.3 Pengaruh Solvabilitas pada Audit Delay...........................
37
3.3.4 Pengaruh Kualitas Auditor pada Audit Delay ..................
39
3.3.5 Pengaruh Opini Auditor pada Audit Delay .......................
40
BAB IV METODE PENELITIAN ......................................................
42
4.1 Rancangan Penelitian ..................................................................
42
4.2 Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
43
4.3 Identifikasi Variabel Penelitian ...................................................
44
4.4 Definisi Operasional Variabel .....................................................
44
4.5 Jenis dan Sumber Data ................................................................
46
4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ......................
46
4.7 Metode Pengumpulan Data .........................................................
47
4.8 Teknik Analisis Data ..................................................................
48
4.8.1 Uji Asumsi Klasik ..............................................................
48
4.8.2 Analisa Regresi ..................................................................
50
4.8.3 Pengujian Hipotesis............................................................
51
4.8.4 Uji Signifikansi Koefisien Regresi.....................................
54
xi
BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................
56
5.1 Data Penelitian ............................................................................
56
5.2 Analisis Hasil Penelitian .............................................................
56
5.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ...............................................
56
5.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................
61
5.2.2.1 Uji Normalitas .......................................................
61
5.2.2.2 Uji Multikolinieritas ..............................................
62
5.2.2.3 Uji Autokorelasi ....................................................
63
5.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ..........................................
64
5.2.3 Hasil Analisis Regresi Berganda ........................................
65
5.2.4 Pengujian Hipotesis............................................................
69
5.2.5 Koefisien Determinasi........................................................
71
BAB VI PEMBAHASAN......................................................................
72
6.1 Hipotesis 1...................................................................................
72
6.2 Hipotesis 2...................................................................................
73
6.3 Hipotesis 3...................................................................................
74
6.4 Hipotesis 4...................................................................................
75
6.5 Hipotesis 5...................................................................................
76
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................
78
6.1 Kesimpulan .......................................................................................
78
6.2 Saran..................................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
81
LAMPIRAN ...........................................................................................
85
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Yang Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Periode 2009-2013 ..........
4
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel..................................................
46
Tabel 4.2 Keterangan Nilai Uji Durbin-Watson (Uji DW) ......................
49
Tabel 5.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ..........................
58
Tabel 5.2 Hasil Normalitas dengan Kolmogrorov-Smirnow Test (K-S) .
62
Tabel 5.3 Ringkasan
Hasil
Pengujian
Multikolinieritas
Dengan
Menggunakan Varian Inflas Factor (VIF)...............................
63
Tabel 5.4 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson (DW Test) .....
64
Tabel 5.5 Tabel Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi .....................
64
Tabel 5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................
65
Table 5.7 Hasil Analisis Regresi ..............................................................
66
Tabel 5.8 Koefisien Determinasi .............................................................
71
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ...............................................................
35
Gambar 3.2 Konsep Penelitian................................................................
36
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ..........................................................
43
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Lampiran Penelitian Sebelumnya .................................................
85
Lampiran I
Daftar Perusahaan Go Public yang Menjadi Sampel ..
93
Lampiran II
Tabulasi Data Penelitian .............................................
98
Lampiran III
Hasil Analisis Statistik Deskriptif ...............................
119
Lampiran IV
Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................
121
Lampiran V
Hasil Analisis Regressi ...............................................
128
Lampiran VI
Tabel T dengan Signifikansi 0,05/5% .........................
131
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Audit laporan keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip-prinsip yang berlaku. Audit laporan keuangan dilakukan untuk memberikan jaminan atas keandalan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu media komunikasi dan pertanggung-jawaban pihak internal perusahaan terhadap pihak eksternal perusahaan, khususnya bagi perusahaan go public. Laporan keuangan perusahaan mengandung informasi yang menjadi instrumen bagi para pemegang kepentingan dan pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Agar laporan keuangan tersebut bermanfaat bagi pengambilan keputusan, maka selain andal, ketepatan waktu (relevansi) juga menjadi salah satu hal yang sangat penting. Apabila terjadi penundaan dalam pelaporan laporan keuangan, maka dapat mempengaruhi pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan maupun prediksi. Laporan keuangan merupakan sarana komunikasi yang digunakan oleh perusahaan untuk memberikan informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu kepada para pemakainya guna pengambilan keputusan. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan determinan penting bagi tingkat kemanfaatan laporan tersebut (PSAK
1
2
No.1, IAI, 2009:1.7). Sebaliknya, manfaat dari laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Informasi keuangan memegang peranan penting dalam pasar modal. Oleh sebab itu, BAPEPAM sebagai otoritas pasar modal dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan peraturan yang cukup ketat mengenai kualitas, kuantitas, dan ketepatan
waktu
penyampaian
laporan
keuangan.
BAPEPAM
melalui
peraturannya nomor Kep- 36/Kep/PM/2003 dan peraturan BEI nomor Kep307/BEJ/07-2004 mengatur secara ketat waktu penyerahan laporan keuangan ke pasar modal. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting untuk pengambilan keputusan investasi. Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca (PSAK No 1, IAI, 2009:1.7). Standar Profesional Akuntan Publik dari Ikatan Akuntan Indonesia khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya pencatatan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak peningkatan kualitas hasil auditnya. Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu semakin lama. Sebaliknya, semakin
3
tidak sesuai dengan standar pekerjaan audit semakin pendek waktu yang diperlukan. Kondisi ini dapat menimbulkan suatu dilema bagi auditor. Laporan keuangan tahunan diserahkan paling lambat akhir bulan keempat tahun berikutnya sedangkan laporan keuangan semesteran diserahkan paling lambat akhir bulan kedua setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan. Fenomena kelambatan proses audit dalam terminologi penelitian pengauditan dikenal dengan audit delay. Audit delay sebenarnya adalah rentang waktu antara tanggal penutupan tahun buku dan tanggal laporan audit. Dengan kata lain, audit delay adalah lamanya waktu dari tanggal tutup tahun fiskal perusahaan sampai dengan tanggal laporan auditor. Penelitian-penelitian terdahulu telah dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh pada audit delay dan pengaruh audit delay terhadap reaksi pasar modal. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki investor. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai pertanda yang buruk bagi perusahaan. Laporan keuangan dikatakan bermanfaat ketika andal dan relevan, yakni tersedia saat dibutuhkan. Menurut Pourali, dkk (2013) nilai dari ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan merupakan faktor yang penting dari kemanfaatan
4
laporan keuangan tersebut. Semakin lama laporan keuangan disampaikan, semakin berkurang kemanfaatannya. Penyampaian laporan keuangan juga berhubungan dengan reaksi investor (Khalatbari, dkk, 2013). Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan akan mengakibatkan reaksi positif dari investor yang
mengakibatkan
kenaikan
harga
saham
perusahaan.
Sebaliknya,
keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan mendapatkan reaksi negatif dari investor yang berdampak pada penurunan harga saham perusahaan. Ketepatan waktu juga merupakan sinyal yang mengindikasikan adanya good news yang menguntungkan bagi para investor dan keterlambatan mengindikasikan adanya bad news atau hal yang ditutup-tutupi dan membuat relevansinya diragukan. Mengingat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan begitu penting bagi perusahaan dan para pemakai laporan keuangan untuk membentuk opini, kepercayaan dan reaksi yang positif, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengatur tentang batas waktu penyampaian laporan keuangan. Tetapi pada kenyataannya, banyak emiten yang terdaftar di BEI tidak mampu tepat waktu dalam publikasi laporan keuangannya. sebagaimana diperlihatkan oleh tabel berikut: Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Yang Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Periode 2009-2013 Jumlah Perusahaan yang Terdaftar di BEI yang % Tahun Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan (buah) Penurunan/Peningkatan 2009 145 2010 100 -31,03 2011 92 -8,00 2012 126 +36,96 2013 162 +28,57
Sumber: BEI, 2014
5
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI yang terlambat menyampaikan laporan keuangan pada tahun 2009 sejumlah 145 buah. Pada tahun 2010 jumlah ini harus menjadi 100 buah (turun 31,03 persen). Penurunan ini terus berlanjut hingga tahun 2011 menjadi 92 buah (turun persen). Selanjutnya pada tahun 2012 perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan meningkat kembali menjadi 126 buah (naik 36,9 persen). Pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 162 buah atau meningkat 28,57 persen dibandingkan dengan tahun 2012. Banyaknya waktu yang dibutuhkan auditor untuk mengaudit suatu laporan keuangan akan
berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
`dahulu agar lebih andal dan dipercaya oleh para pemakai laporan keuangan termasuk para investor. Pekerjaan audit ini membutuhkan waktu yang menyebabkan adakalanya publikasi laporan keuangan tertunda. Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dapat dilihat dari perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dan tanggal dikeluarkannya opini auditor. Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay, baik dari internal maupun eksternal. Yang termasuk dalam faktor internal adalah ukuran perusahaan, profitabilitas dan solvabilitas. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi audit delay adalah kualitas auditor dan opini auditor.
Variabel-variabel
ini
dipilih
mengingat
masih
terdapat
ketidakkonsistenan/kontradiksi dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Selain itu alasan mengangkat judul/topik ini karena 1) secara rata-rata audit delay yang terjadi pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI mengalami peningkatan.
6
2) sampai saat ini belum banyak penelitian yang menggunakan variabel kualitas auditor sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi audit delay. Penelitian terkini yang melihat adanya pengaruh kualitas auditor dilakukan oleh Hossain (2001), Taylor (1998) dan Carslaw dan Kaplan (1991). 3) Penelitian ini melingkupi seluruh industri yang ada di BEI, jika dibandingkan dengan contohcontoh penelitian terdahulu yang hanya menggunakan salah satu jenis industri seperti penelitian Anna Maria (2012) yang terfokus pada perusahaan consumer goods di BEI. 4) Penelitian ini menggunakan data terkini yaitu data laporan keuangan yang terdapat di BEI hingga tahun 2013. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay pernah diteliti oleh Ashton, dkk (1987) dan Pourali, dkk (2013). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Khalatbari, dkk (2013) yang menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Hasil kedua penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Kartika (2009) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Namun hasil penelitian tersebut tidak konsisten dengan hasil penelitian Yendrawati dan Rokhman (2008), serta Lianto dan Kusuma (2010) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas terhadap audit delay pernah dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010) yang menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Purnamasari (2012) yang menunjukkan profitabilitas berpengaruh
7
terhadap audit delay. Hasil kedua penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Yendrawati dan Rokhman (2008), Kartika (2009) dan Susilawati, dkk (2012) yang menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Pengaruh solvabilitas terhadap audit delay pernah diteliti oleh Susilowati (2012) serta Lianto dan Kusuma (2010) yang menyimpulkan bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Hasil kedua penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Ashton, dkk (1987) dan Kartika (2009) yang menunjukkan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Pengaruh kualitas auditor terhadap audit delay pernah diteliti oleh Hossain (2001) dan Taylor (1998) yang menunjukkan kualitas auditor berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Carslaw dan Kaplan (1991) yang menemukan kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian mengenai pengaruh opini auditor terhadap audit delay pernah dilakukan oleh Purnamasari (2012), Yendrawati dan Rokhman (2008), serta Kartika (2009). Ketiga penelitian ini menyimpulkan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit delay. Hasil ketiga penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Susilowati, dkk (2012) dan Khalatbari, dkk (2013) yang menunjukkan bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal pada Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.
8
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay di perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2) Bagaimana pengaruh profitabilitas perusahaan pada audit delay di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3) Bagaimana pengaruh solvabilitas pada audit delay di perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4) Bagaimana pengaruh kualitas auditor pada audit delay di perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5) Bagaimana pengaruh opini auditor pada audit delay di perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan penelitian Penelitian
merupakan
suatu
kegiatan
untuk
mencari,
menggali,
menghubungkan dan memprediksi suatu kejadian. Setiap penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
9
2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas perusahaan pada audit delay di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh solvabilitas pada audit delay di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas auditor pada audit delay di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh opini auditor pada audit delay di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait, diantaranya: 1.4.1
Manfaaat Teoritis Penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi untuk penelitian yang akan datang yang membahas tentang audit delay dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.4.2
Manfaat Praktis Membantu profesi auditor dan internal perusahaan dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit dengan mengantisipasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay, dimana informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay dapat diperoleh ketika karya tulis ilmiah ini dipublikasikan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Teori Keagenan Agency Theory menjelaskan hubungan antara agen (pihak manajemen
suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). Principal merupakan pihak yang memberikan amanat kepada agen untuk melakukan suatu jasa atas nama principal, sementara agen adalah pihak yang diberi mandat. Dengan demikian agen bertindak sebagai pihak yang berkewenangan mengambil keputusan, sedangkan principal ialah pihak yang mengevaluasi informasi. Implementasi Agency Theory dapat berupa kontrak kerja yang mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan memaksimumkan utilitas, sehingga diharapkan agen bertindak menggunakan cara-cara yang sesuai kepentingan principal. Di sisi lain, principal akan memberikan insentif yang layak pada agen sehingga tercapai kontrak kerja optimal. Menurut Scott dalam Arifin (2005), inti dari Agency Theory adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan principal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan. Dalam penelitian ini, perusahaan bertindak sebagai principal, sedangkan auditor independen merupakan sebagai agen. Perusahaan yang dalam hal ini bertindak sebagai pemangku kepentingan akan menugaskan auditor untuk dapat melakukan tugasnya secara efektif dan efisien agar laporan auditan dapat
10
11
disajikan tepat waktu, sehingga laporan tersebur dapat digunakan oleh pihakpihak yang memiliki kepentingan. Konflik kepentingan dapat terjadi karena berbagai sebab, seperti asimetri informasi. Asimetri informasi dimaknai sebagai ketidakseimbangan informasi akibat distribusi informasi yang tidak sama antara agen dengan principal. Efek dari asimetri informasi ini bisa berupa moral hazard, yaitu permasalahan yang timbul jika agen tidak melaksanakan hal-hal dalam kontrak kerja; bisa pula terjadi adverse selection, ialah keadaan di mana principal tidak dapat mengetahui apakah keputusan yang diambil agen benar-benar didasarkan atas informasi yang diperoleh, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas.
2.1.2
Stakeholder Theory Perusahaan dapat dipandang dari dua teori, yaitu Shareholder Theory dan
Stakeholder Theory. Arifin (2005) menyebutkan, Shareholder Theory atau Teori Pemegang Saham menyatakan bahwa perusahaan didirikan dan dijalankan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham sebagai akibat dari investasi yang dilakukannya. Shareholder Theory ini sering disebut sebagai teori korporasi klasik yang sudah diperkenalkan oleh Adam Smith (1776). Stakeholder Theory diperkenalkan oleh Freeman (1984), menyatakan bahwa perusahaan adalah organ yang berhubungan dengan pihak lain yang berkepentingan, baik yang ada di dalam maupun di luar perusahaan. Definisi stakeholder ini termasuk karyawan, pelanggan, kreditur, supplier, dan masyarakat sekitar di mana perusahaan tersebut beroperasi.
12
Penelitian ini lebih mengacu kepada Stakeholder Theory, yang jika diteliti lebih
lanjut
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
hanya
perusahaan
yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan, namun juga kepada karyawan, masyarakat sekitar, pemerintah dan pihak-pihak lain. Salah satu bentuk pertanggungjawaban tersebut dapat berupa laporan keuangan, yang dalam prakteknya
memerlukan
pihak
ketiga
guna
menjamin
akuntabilitas
penyampaiannya. Pihak ketiga ini diwakili oleh auditor independen yang menjamin agar akuntabilitas, responsibilitas, fairness (kewajaran) dan transparansi laporan keuangan terpenuhi. Auditor tersebut akan mengaudit laporan keuangan yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan. Dalam pengauditan ini, penyelesaian proses yang tepat waktu merupakan salah satu cara untuk mengurangi timbulnya asimetri informasi.
2.1.3
Teori Pengambilan Keputusan Keputusan dijabarkan oleh Davis dalam Hasan (2002) sebagai hasil
pemecahan masalah yang dihadapi dengan tegas.Sebuah keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Masih menurut Davis, keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan, dan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. Sementara itu, Stoner dalam Hasan (2002) memaknai keputusan sebagai pemilihan di antara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: ada pilihan atas dasar logika/pertimbangan, ada beberapa alternatif yang
13
harus dipilih mana yang terbaik dan ada tujuan yang hendak dicapai di mana keputusan itu akan makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Berdasar uraian di atas Hasan (2002) memaknai Teori Pengambilan Keputusan sebagai teori-teori atau teknik-teknik atau pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam suatu proses pengambilan keputusan. Mengacu pada tujuan laporan keuangan, ialah memberikan informasi yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi, pengambilan keputusan memainkan peran utama dalam teori akuntansi. Pihak manajemen selalu mempertimbangkan apakah suatu laporan keuangan hendak disampaikan tepat waktu atau ditunda. Adanya good news dalam laporan keuangan, misalnya, akan mendorong pihak manajemen menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu lantaran adanya insentif dari prinsipal. Ketepatwaktuan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh reaksi positif investor yang dapat berakibat terhadap kenaikan harga saham.Demikian sebaliknya, laporan keuangan yang mengandung bad news cenderung ditunda pelaporannya karena pihak manajemen mengkhawatirkan beberapa dampak buruk yang terjadi, umpamanya reaksi penarikan investasi oleh investor. Penyampaian informasi laporan keuangan untuk pengambilan keputusan harus
mempunyai
nilai
guna
untuk
semua
pengguna
laporan
keuangan.Sebagaimana diungkap oleh Hasan (2002), pengambilan keputusan banyak dipengaruhi ketersediaan informasi yang diperlukan, di mana informasi tersebut haruslah lengkap dan memenuhi sifat tertentu sehingga hasilnya
14
berkualitas. Adapun sifat yang musti dipenuhi mencakup akurat, artinya informasi harus sesuai dengan keadaan sebenarnya; up to date, berarti informasi harus tepat waktu; komprehensif, yakni informasi harus dapat mewakili dan relevan, dimaknai berhubungan dengan masalah yang harus diselesaikan. Dalam hal penyampaian laporan keuangan kepada pihak eksternal, opini yang dikeluarkan oleh auditor menjadi pegangan bagi pengguna laporan keuangan dari pihak eksternal untuk mengetahui kelayakan dari informasi yang disajikan oleh perusahaan. Apabila terdapat hal-hal yang mendorong auditor untuk mengambil keputusan memperinci proses audit, semisal adanya resiko audit yang tinggi dalam laporan keuangan perusahaan, bisa jadi waktu audit akan lebih lama.
2.1.4
Standar Auditing Standar auditing merupakan ukuran pelaksanaan tindakan yang menjadi
pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit (Mulyadi, 2002). IAI (2001) telah menetapkan standar auditing sebagai berikut: 1) Standar Umum a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus diperhatikan oleh auditor. c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
15
2) Standar Pekerjaan Lapangan a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. 3) Standar Pelaporan a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus
16
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor. Dalam prakteknya, pelaksanaan audit yang makin sesuai dengan standar akan membutuhkan waktu makin lama. Demikian pula sebaliknya, waktu yang diperlukan akan makin pendek ketika pelaksanaan audit makin tidak sesuai dengan standar. Pertimbangan bahwa laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu mengakibatkan auditor cenderung mengambil pilihan mengabaikan standar, sementara di sisi lain adanya tuntutan relevansi informasi mengharuskan auditor untuk melaksanakan audit sesuai standar.
2.1.5
Laporan Keuangan Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia menyebabkan semakin
besarnya kebutuhan akan transparansi. Di dalam dunia akuntansi, transparansi dapat dimaksudkan dengan seberapa jauh pembaca laporan keuangan atau pihakpihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui dan menggali kandungan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Semakin banyak pihak yang secara aktif menaruh perhatian terhadap kualitas pelaporan keuangan perusahaan yang telah go public. Di dalam masyarakat yang sudah maju perekonomiannya, komunikasi data keuangan dan data ekonomi lainnya sangat diperlukan. Para penanam modal tersebut merasa bahwa modal yang mereka tanamkan perlu diawasi dan dikendalikan, sehingga mereka sangat memerlukan laporan keuangan yang dapat dipercaya dari perusahaan tempat mereka menanamkan modalnya. Demikian juga
17
pemerintah dalam menentukan pajak sangat didasarkan pada laporan keuangan agar diperoleh penentuan pajak yang lebih objektif. Melihat pentingnya kebutuhan akan laporan keuangan, laporan keuangan hendaknya dapat memenuhi kebutuhan yaitu dapat memberikan informasi secara kualitatif, lengkap, dan dapat dipercaya. Selain itu, laporan keuangan harus menunjukkan keadaan perusahaan secara tepat dan netral sehingga para pengambilan
keputusan
menggunakan
laporan
keuangan
sebagai
dasar
pertimbangan tidak tersesat. Laporan keuangan harus disajikan secara wajar. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, dimana pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi suatu perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Penyajian laporan keuangan diatur menurut PSAK (KDPPLK No.7). Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.Misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Pelaporan keuangan dilakukan atas tujuan seperti yang dikemukakan dalam PSAK No.1 (2002 par 07). Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung
18
jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (a) aset; (b) kewajiban; (c) ekuitas; (d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan (e) arus kas. 2.1.6
Audit Delay Perusahaan yang terdaftar di bursa harus mengikuti peraturan otoritas
pasar modal jika ingin tetap memiliki akses pada pendanaan yang ada di pasar modal. Salah satu peraturan yang ditetapkan oleh pengawas pasar modal adalah kualitas laporan keuangan dan ketepatan waktu penyerahannya. Laporan keuangan emiten pasar modal harus diaudit oleh auditor independen dan diserahkan pada saat yang diharuskan. Dalam pelaksanaan audit perlu adanya perencanaan audit yang salah satunya penyusunan anggaran waktu (time budget) yang secara sederhana menetapkan pedoman mengenai jumlah waktu dari masing-masing bagian audit. Anggaran waktu apabila digunakan secara tepat dapat memiliki sejumlah manfaat. Anggaran tersebut dapat memberikan metode yang efisien untuk menjadwal staf, memberikan pedoman tentang berbagi bidang audit memberikan insentif kepada staf audit untuk bekerja secara efisien, dan bertindak sebagai alat untuk menentukan honor audit. Akan tetapi anggaran waktu apabila tidak digunakan tepat dapat merugikan, anggaran waktu merupakan suatu pedoman tetapi tidak absolut.Jika auditor menyimpang dari program audit apabila terjadi perubahan kondisi, auditor mungkin juga terpaksa menyimpang dari anggaran waktu. Auditor tekadang merasa mendapat tekanan untuk memenuhi anggaran waktu guna menunjukkan efisiensinya sebagai auditor dan membantu mengevaluasi
19
kinerjanya. Akan tetapi begitu saja mengikuti anggaran juga tidak tepat. Tujuan utama dari audit adalah menyatakan pendapat sesuai dengan standar auditing yang diterima umum, bukan untuk memenuhi anggaran waktu (Wasis, 2007: 17). Perusahaan publik memiliki masalah laten dalam penyajian laporan keuangan auditan yang akan diserahkan pada BAPEPAM dan bursa efek. Masalah tersebut adalah audit delay atau penundaan audit. Sebagian besar penelitian sebelumnya mendefinisikan audit delay sebagai rentang waktu antara tanggal penutupan tahun buku dan tanggal laporan audit. Persoalan audit delay pada hakikatnya bukan sekedar persoalan waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk mengaudit laporan keuangan meskipun atribut auditor juga sangat mempengaruhi lamanya audit delay seperti ukuran kantor akuntan publik (KAP) dan jangka waktu pengalaman KAP. Atribut auditee juga berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay seperti ukuran perusahaan (diproksikan dengan total aset), jenis perusahaan, kinerja keuangan (laba/rugi), dan klasifikasi industri.
2.1.7
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay dapat datang baik dari
dalam maupun dari luar perusahaan. Dalam penelitian ini faktor-faktor dibagi menjadi dua yaitu faktor internal perusahaan meliputi ukuran perusahaan, profitabilitas, dan solvabilitas sedangkan faktor eksternal perusahaan meliputi kualitas auditor dan opini auditor.
20
2.1.7.1 Ukuran Perusahaan Menurut Ashton, dkk (1987) serta Owusu-Ansah (2000), perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Sebaliknya, Boynton dan Kell dalam Halim (2000) menyebutkan audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang diaudit semakin besar. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur audit yang harus ditempuh. Namun logika yang mendasari hasil penelitian Ashton dapat dijelaskan oleh Dyer dan McHugh dalam Halim, 2000). Manajemen perusahaan berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung mengalami tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit lebih awal.
2.1.7.2 Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Maka tingkat profitabilitas rendah ditengarai berpengaruh terhadap auditdelay. Hal tersebut berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan pasar terhadap
pengumuman
rugi
oleh
perusahaan.
Penelitian
Naim
(1998)
memperlihatkan bahwa tingkat profitabilitas yang lebih rendah memacu kemunduran publikasi laporan keuangan. Demikian pula Carslaw dan Kaplan (2009) memaparkan perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu audit yang lebih lama ketimbang biasanya.
21
Ditemukan oleh Owusu-Ansah (2000), perusahaan yang memiliki hasil gemilang (good news) akan melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian (bad news). Ungkapan senada dikemukakan dalam penelitian Annisa (2004), perusahaan dengan hasil yang baik akan melaporkan lebih cepat dari perusahaan yang gagal operasi atau merugi. Berlawanan dengan pemaparan di atas, Ashton, dkk (1987) menyebutkan profitabilitas bukanlah faktor yang signifikan mempengaruhi audit delay. Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), rasio yang mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya alam oleh perusahaan. Alasan pemilihan ROA yaitu: (1) Sifatnya yang menyeluruh, dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk, dan efisiensi penjualan; (2) Apabila perusahaan mempunyai data industri, ROA dapat digunakan untuk mengukur rasio industri sehingga dapat dibandingkan dengan perusahaan lain; (3) ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan; (4) ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi kinerja masing-masing divisi dan (5) ROA dapat digunakan sebagai fungsi kontrol dan fungsi perencanaan.ROA (Return On Asset) dihitung dari laba bersih dibagi dengan total aset (Purnamasari, 2012: 7). Menurut Respati (2004), penggunaan ROA sebagai indikator profitabilitas perusahaan berkaitan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dipakai dalam penelitian Dyer dan McHugh (1975) dan Na’im (1998). Dari uraian
22
di atas tampak bahwa tingkat profiabilitas suatu perusahaan mempengaruhi rentang waktu penyelesaian audit dan pengumuman laporan keuangan tahunan.
2.1.7.3 Solvabilitas Solvabilitas acapkali disebut leverage ratio.Weston dan Copeland dalam Respati (2004) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Dengan demikian solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunga. Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk (Ukago, 2005). Pembahasan lebih lanjut dalam menganalisa peranan solvabilitas guna menjelaskan rentang waktu penyelesaian pelaporan keuangan ke publik, didasari oleh penemuan Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa debt holders menghendaki syarat-syarat tertentu dalam perjanjian kontrak utang untuk membatasi aktivitas manajemen, yang salah satunya mengharuskan manajemen menyajikan laporan keuangan lebih cepat dan bersifat rutin untuk waktu tertentu. Hal ini dimaksudkan agar debt holders dapat menilai kinerja finansial manajemen.
23
Wirakusuma (2004), konsisten dengan penemuan Carslaw dan Kaplan (1991) memperoleh hubungan yang signifikan antara solvabilitas dengan audit delay perusahaan. Semakin tinggi rasio utang terhadap total aktiva, semakin lama rentang wakktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian audit laporan keuangan tahunan.
2.1.7.4 Kualitas Auditor Kualitas auditor dapat diketahui dari besarnya perusahaan audit yangmelaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, bersandar pada apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) berafiliasi dengan the big four atau tidak.Carslaw dan Kaplan (2009) menyebutkan tidak adanya hubungan positif yang signifikan antara audit delay dan kualitas auditor, sementara Gilling dalam Hossain dan Taylor (1998) menunjukkan adanya korelasi positif antara kedua hal tersebut. Literatur yang ada memaparkan bahwa KAP besar, dalam hal ini the big five, cenderung lebih cepat menyelesaikan tugas audit yang mereka terima bila dibandingkan dengan non big five dikarenakan reputasi yang harus mereka jaga (Hossain dan Taylor, 1998). Sekiranya tidak, ada kemungkinan mereka akan kehilangan pekerjaan pengauditan untuk tahun-tahun berikutnya sebab dinilai kurang kompeten. Penelitian Wooten yang memaparkan Teori De Angelo dalam Yulianadan Ardiati (2004) menunjukkan bahwa the big five cenderung menyajikan audit yang lebih baik dibandingkan dengan non big five, karena mereka memiliki nama baik yang dipertaruhkan. Selain itu, KAP besar lebih banyak mengeluarkan pendapat
24
going concern daripada KAP kecil.Hal ini mengindikasikan bahwa KAP besar lebih menginginkan untuk mengambil sikap yang tepat dalam mengeluarkan pendapat yang sesuai dan memiliki kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan sehingga menarik klien lebih banyak. Usai kasus Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen, the big five menjadi the big four. Adapun kategori the big four di Indonesia yaitu: 1. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan KAP Drs. Hadi Sutanto dan Rekan, Haryanto Sahari & Rekan. 2. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan KAP Sidharta-Sidharta dan Widjaja. 3. KAP Ernest dan Young (E & Y), bekerjasama dengan KAP Prasetio, Sarwoko dan Sanjadja. 4. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa, Osman Ramli Satrio &Rekan.
2.1.7.5 Opini Auditor Auditor menyatakan pendapatnya berpijak pada audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing dan atas temuan-temuannya. Standar auditing antara lain memuat empat standar pelaporan. Dalam hal pemberian opini, Standar Pelaporan keempat dalam Standar Pelaporan Akuntansi Perusahaan IAI (2001) memaparkan: “Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka
25
laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor”. Secara lebih rinci, berbagai tipe pendapat auditor dijelaskan sebagai berikut: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum di Indonesia IAI (2001). Kesesuaian dengan prinsip akuntansi berterima umum ini dipaparkan lebih lanjut oleh Mulyadi (2002), jika memenuhi kondisi berikut: a. Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan. b. Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke periode telah cukup dijelaskan. c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion with Explanatory Language), IAI (2001) memuat penjelasan, bahwa keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor untuk menambahkan suatu paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.
26
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion), Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut, ia akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit (Mulyadi, 2002): a. Lingkup audit dibatasi oleh klien. b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar jangkauan kekuasaan klien maupun auditor. c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyususnan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. Dengan demikian pendapat wajar dengan pengecualian ini menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan IAI (2001). 4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion), IAI (2001) menyebutkan, pendapat tidak wajar dimaknai laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Keterangan lebih lanjut dideskripsikan oleh Mulyadi (2000) yang menyatakan bahwa laporan keuangan yang diberi pendapat tidak wajar oleh auditor memuat informasi yang sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga
27
tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion), Auditor tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat juga dapat diberikan oleh auditor jika ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien. Carslaw dan Kaplan (2009) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara opini auditor dengan audit delay. Perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat akuntan wajar tanpa pengecualian akan menunjukkan audit delay lebih panjang dibanding perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian. Hal ini terjadi karena proses pemberian pendapat selain wajar tanpa pengecualian melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit (Elliot dalam Halim 2000). Selain itu, perusahaan yang menerima opini selain wajar tanpa pengecualian dianggap sebagai bad news sehingga penyampaian laporan keuangan akan diperlambat (Wirakusuma 2004).
2.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya Berbagai penelitian mengenai audit delay telah dilakukan, baik di dalam maupun di luar Indonesia. Ashton, dkk (1987) di Amerika Serikat meneliti hubungan antara audit delay dengan variabel bebas sebanyak 14 (empat belas), meliputi ukuran perusahaan, jenis industri, perusahaan publik atau non publik, bulan
penutupan
tahun
buku,
kualitas
SPI,
kompleksitas
operasional,
28
kompleksitas keuangan, kompleksitas pelaporan keuangan, kompleksitas EDP, campuran relatif antara waktu pemeriksaan pada interim dan akhir tahun, lamanya perusahaan menjadi klien KAP, pengumuman laba atau rugi, jenis opini, dan profitabilitas. Ashton menggunakan sampel dari perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh Peat, Marwick, Mitchel dan Co. pada tahun 1982 sebanyak 488 perusahaan. Hasil analisis univariate pada keseluruhan sampel memperlihatkan bahwa audit delay signifikan lebih lama pada perusahaan yang mempunyai qualified opinion, merupakan perusahaan industrial, bukan perusahaan publik, mempunyai tahun tutup buku selain bulan Desember, pengendalian internal dan EDP yang lemah, dan pekerjaan pemeriksaan relatif banyak dilakukan setelah berakhirnya penutupan tahun buku. Sementara pada uji analisis multivariate, hanya ukuran perusahaan, kompleksitas operasional, status perusahaan publik atau non publik, kualitas SPI dan campuran relatif antara waktu pemeriksaan pada interim dan akhir tahun yang berpengaruh secara signifikan pada keseluruhan sampel. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Ashton dkk (1987) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian. Jika pada penelitian Ashton dkk (1987) variabel penelitiannya faktorfaktor yang berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari 14 faktor tersebut, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Ashton dkk (1987) adalah perusahaan-
29
perusahaan di Amerika Serikat, sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaan-perusahaanyang terdaftar di BEI. Pourali, dkk (2013) meneliti tentang efektif faktor yang berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek di Teheran dalam kurun waktu tahun 2004-2010. Faktor-faktor yang diteliti meliputi ukuran perusahaan, earning per share (EPS), jenis perusahaan, extra ordinary, dan opini audit. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Pourali, dkk (2013) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian. Jika pada penelitian Pourali, dkk (2013) variabel penelitiannya faktorfaktor yang berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari ukuran perusahaan, earning per share (EPS), jenis perusahaan, extra ordinary, dan opini audit, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Pourali, dkk (2013) adalah perusahaanperusahaan yang go public di Teheran, sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Khalatbari (2013) meneliti tentang hubungan earning quality dengan audit delay pada perusahaan-perusahaan yang go public di Teheran. Variabel penelitiannya terdiri dari earning quality sebagai variabel independen, audit delay sebagai variabel dependen dan ukuran perusahaan, financial leverage, reputasi kantor audit serta rotasi auditor sebagai variabel kontrol.
30
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Khalatbari (2013) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian. Jika pada penelitian Khalatbari (2013) variabel penelitiannya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari ukuran perusahaan, earning quality, reputasi kantor audit dan rotasi auditor, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Khalatbari (2013) adalah perusahaan-perusahaan yang go public di Teheran, sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Lianto dan Kusuma (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian ini termotivasi untuk menguji faktorfaktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan consumer goods industry dan perusahaan multifinance. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan, jenis perusahaan, tingkat profitabilitas, solvabilitas, dan umur perusahaan terhadap audit delay. Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka dapat ditarik simpulan bahwa profitabilitas, solvabilitas, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Ukuran perusahaan dan jenis industri tidak berpengaruh terhadap audit delay. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Lianto dan Kusuma (2010) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian. Jika pada penelitian Lianto dan Kusuma (2010) variabel penelitiannya
31
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari ukuran perusahaan, jenis perusahaan, tingkat profitabilitas, solvabilitas, dan umur perusahaan terhadap audit delay, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Lianto dan Kusuma (2010) adalah perusahaan consumer goods industry dan perusahaan multifinance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaan-perusahaanyang terdaftar di BEI. Kartika
(2009)
melakukan
penelitian
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi audit delay di Indonesia (studi empiris pada perusahaanperusahaan LQ 45 yang terdaftardi Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan menguji bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, laba rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas dan reputasi auditor mempengaruhi audit delay. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay di indonesia, maka dapat diambil kesimpulan faktor total asset, laba rugi operasi, mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit delay perusahaan. Opini dari auditor punya pengaruh yang positif dan signifikan terhadap audit delay perusahaan. Faktor profit dan reputasi auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay perusahaan. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Kartika (2009) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian. Jika pada penelitian Kartika (2009) variabel penelitiannya faktor-faktor yang
32
berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari ukuran perusahaan, laba rugi operasi,
opini
auditor,
tingkat
profitabilitas
dan
reputasi
auditor
mempengaruhiaudit delay, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Kartika (2009) adalah perusahaan-perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2005, sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaanperusahaan yang terdaftar di BEI. Yendarawati dan Rokhman (2008) melakukan penelitian tentang faktorfaktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan-perusahaan go public di BEJ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis rata-rata audit delay yang terjadi dan faktor-faktor penyebabnya pada perusahaan go public di BEJ. Berdasarkan hasil analisis terhadap data tentang audit delay di Indonesia dapat disimpulkan bahwa: (1) Rata-rata audit delay yang terjadi pada keseluruhan sampel perusahaan yang diteliti, yaitu sebanyak 50 perusahaan adalah 76,66 hari. Rata-rata ini tidak berbeda jauh dengan rata-rata audit delay pada perusahaan manufaktur, sedangkan untuk perusahaan non-manufaktur ratarata audit delay yang terjadi adalah 73,55 hari atau lebih cepat 3,11 hari dari rata-rata audit delay keseluruhan sampel dan (2) Secara keseluruhan kelima variabel yang terdiri dari ukuran perusahaan, Rugi/ Laba, tingkat profitabilitas, jenis pendapat akuntan publik, dan jenis industri secara serentak berpengaruh terhadap audit delay. Namun demikian secara parsial hanya variabel jenis pendapat akuntan publik yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan apabila difokuskan ke perusahaan
33
jenis non-manufaktur ada dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu variabel jenis pendapat akuntan publik dan variabel Rugi/Laba. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Yendarawati dan Rokhman (2008) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian. Jika pada penelitian Yendarawati dan Rokhman (2008) variabel penelitiannya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari profitabilitas, ukuran perusahaan, jenis industri, pendapat auditor dan rugi laba usaha, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Yendarawati dan Rokhman (2008) adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ dan menerbitkan laporan keuangannya pada tahun 2001-2005. Sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaan-perusahaanyang terdaftar di BEI. Hasil penelitian merupakan kajian empiris penelitian. Penelitian ini akan mengembangkan penelitian-penelitian sebelumnya dengan cara melakukan perluasan pengamatan dan pengembangan proksi-proksi yang akan digunakan.
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir adalah hasil dan sintesis teori serta kajian pustaka yang dikaitkan dengan masalah yang dihadapi dalam perumusan masalah penelitian ini. Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia selalu berdasarkan suatu motivasi dan minat tertentu, yang nantinya akan mempengaruhi kinerja individu tersebut. Teori-teori yang mendukung penelitian ini antara lain Teori Keagenan, Stakeholder Theory, dan Teori Pengambilan Keputusan. Dalam kasus ini perusahaan bertindak sebagai principle yang memiliki kepentingan dalam audit yang dilaksanakan oleh auditor yang bertindak sebagai agent, agar laporan keuangan dapat disajikan secara tepat waktu. Sehingga, seluruh pihak terkait yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, yang dijelaskan pada Stakeholder Theory, dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Menurut Sugiyono (2012) dalam membentuk kelompok teori yang perlu dikemukakan dalam penyusunan kerangka berpikir dalam membuat suatu hipotesis harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitiannya. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa variabel yang dinilai dapat mempengaruhi terjadinya audit delay yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor. Seluruh variabel yang mempengaruhi tersebut
34
35
merupakan variabel independen sedangkan audit delay sebagai variebel yang dipengaruhi merupakan variabel dependen. Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Kajian Teori
Kajian Empiris
- Teori Keagenan - Stakeholder Theory - Teori Pengambilan Keputusan - Standar Auditing - Laporan Keuangan - Audit Delay - Ukuran Perusahaan - Profitabilitas - Solvabilitas - Kualitas Auditor - Opini Auditor
Rumusan Masalah
Hipotesis
Uji Statistik
- Yendrawati dan Rokhman (2007) - Lianto dan Kusuma (2010) - Susilowati dan Prameswari (2012) - Maria (2012) - Ashton et.al (1987) - Khalatbari et.al (2013) - Pourali et.al (2013)
Hasil
Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
3.2 Konsep Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir, kemudian disusun konsep
yang
menjelaskan hubungan antar variabel antar variabel dalam penelitian ini. Konsep penelitian ini merupakan hubungan logis dari landasan teori dan kajian empiris yang telah di jelaskan pada kajian pustaka. Konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
36
Ukuran Perusahaan (X1)
H1 Profitabilitas (X2)
H2 H3
Solvabilitas (X3)
H4 Kualitas Auditor (X4)
Audit Delay (Y)
H5
Opini Auditor (X5)
Gambar 3.2 Konsep Penelitian
3.3 Pengembangan Hipotesis 3.3.1
Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Delay Penelitian oleh Pourali, dkk (2013), menyatakan bahwa manajemen
perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi audit delay dan penundaan penyampaian laporan keuangan, yang disebabkan karena perusahaanperusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Menurut penelitian Ashton, dkk (1987) dan Khalatbari, dkk (2013) dan Purnamasari (2012), perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dengan demikian dapat dikatakan ukuran perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi audit delay. Demikian juga penelitian Andi Kartika (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap audit delay.
37
Namun, hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Kartika Simbolon (2009) dan Lianto dan Kusuma (2010) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang masih tidak konsisten tersebut, peneliti bermaksud membuktikan kembali hasil penelitian Khalatbari, dkk (2013) dan Purnamasari (2012) serta penelitian Andi Kartika (2009), sehingga peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada audit delay. 3.3.2
Pengaruh Profitabilitas Perusahaan pada Audit Delay Perusahaan dengan tingkat profitabilitas lebih tinggi diduga audit delay-
nya akan lebih pendek ketimbang perusahaan dengan tingkat profitabilitas lebih rendah. Lianto dan Kusuma (2010) dan Purnamasari (2012) menunjukkan hasil penelitian profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Sementara itu Yendrawati dan Rokhman (2008); Kartika (2009) dan Susilawati, dkk (2012) menyebutkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang masih tidak konsisten tersebut, peneliti bermaksud membuktikan kembali hasil penelitian Yendrawati dan Rokhman (2008); Kartika (2009) serta Susilawati, dkk (2012), sehingga peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: H2 : Profitabilitas berpengaruh negatif pada audit delay. 3.3.3
Pengaruh Solvabilitas pada Audit Delay Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya pada saat perusahaan dilikuidasi. Lianto dan Kusuma
38
(2010) mengungkapkan bahwa proporsi relatif dari hutang terhadap total aset mengindikasikan kondisi keuangan dari perusahaan. Proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Hal ini disebabkan karena tingginya proporsi dari hutang akan meningkatkan pula risiko keuangannya. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat cenderung dapat melakukan mismanagement dan fraud. Proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total aset ini, akan mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), yang pada akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam pengauditan. Wirakusuma (2004) menemukan adanya pengaruh solvabilitas terhadap audit delay. Semakin besar
rasio hutang terhadap total aktiva maka akan semakin lama rentang audit delay. Susilawati, dkk (2012) dan Lianto dan Kusuma (2010) menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan solvabilitas terhadap audit delay perusahaan. Semakin tingginya solvabilitas berarti ada permasalahan going concern yang memerlukan audit lebih teliti. Sebaliknya penelitian Ashton, dkk (1987) dan Kartika (2009) menunjukan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang masih tidak konsisten tersebut, peneliti bermaksud membuktikan kembali hasil penelitian Susilawati, dkk (2012) dan Lianto dan Kusuma (2010), sehingga peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: H3 : Solvabilitas berpengaruh positif pada audit delay.
39
3.3.4
Pengaruh Kualitas Auditor pada Audit Delay Tingginya kualitas KAP diperlihatkan oleh tingginya kualitas hasil jasa,
yang berikutnya akan berimbas pada jangka waktu penyelesaian audit. Waktu audit yang cepat merupakan salah satu cara KAP dengan kualitas tinggi untuk mempertahankan reputasi mereka. Dalam penelitian ini, kualitas auditor diproksi dari besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, mengacu pada apakah KAP bersangkutan berafiliasi dengan the big four/tidak. Menurut Yuliana dan Ardiati (2004), the big four umumnya memiliki sumber daya yang lebih besar, baik itu dari segi kompetensi, keahlian, dan kemampuan auditor maupun fasilitas, sistem dan prosedur pengauditan yang digunakan dibandingkan non big four sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan audit lebih efektif dan efisien. Logikanya, perusahaan yang diaudit oleh the big four akan memiliki waktu audt delay lebih singkat ketimbang perusahaan yang diaudit oleh non big four. Penelitian Hossain (2001) dan Taylor (1998) yang menunjukkan kualitas auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Carslaw dan Kaplan (1991) yang menemukan kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang masih tidak konsisten tersebut, peneliti bermaksud membuktikan kembali hasil penelitian Carslaw dan Kaplan (1991), sehingga peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: H4 : Kualitas auditor berpengaruh negatif pada audit delay.
40
3.3.5
Pengaruh Opini Auditor pada Audit Delay Auditor akan memberikan opini tidak wajar jika laporan keuangan klien
tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien. Selain auditor memberikan opini tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya (Kartika, 2009). Perusahaan yang tidak menerima opini audit standar unqualified opinion diperkirakan mengalami audit delay yang lebih panjang alasannya perusahaan yang menerima opini tersebut memandang sebagai bad news dan akan memperlambat proses audit. Disamping itu penerimaan opini selain qualified merupakan indikasi terjadinya konflik antara auditor dan perusahaan yang pada akhirnya memperpanjang audit delay. Jadi, perusahaan yang tidak menerima opini audit standar unqualified opinion mengalami audit delay yang panjang (Kartika, 2009). Penelitian Yendrawati dan Rokhman (2008) menyatakan bahwa terdapat pengaruh opini auditor terhadap audit delay. Perusahaan yang menerima qualified opinion menunjukkan audit delay yang lebih panjang dibanding yang menerima unqualified opinion. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartika (2009) dan Purnamasari (2012). Kontradiksi dengan hasil penelitian di atas, Susilawati, dkk (2012) dan Khalatbari, dkk (2013) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh negatif
41
terhadap audit delay. Perusahaan yang menerima pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan (unqualified opinion report with explanatory language), pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), dan pendapat tidak wajar (adverse opinion) dan pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer) membutuhkan waktu audit lebih lama dibanding opini lainnya. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang masih tidak konsisten tersebut, peneliti bermaksud membuktikan kembali hasil penelitian Khalatbari, dkk (2013), sehingga peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: H5 : Opini auditor berpengaruh negatif pada audit delay.
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian Pada rancangan sebuah penelitian akan dijelaskan mengenai langkah awal hingga akhir mengenai tata cara dilakukanya penelitian ini membentuk proses dan hasil yang objektif, efektif, valid, dan efisien. Penelitian ini diawali dengan menetapkan suatu tujuan dimana penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan bukti secara statistik faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay (studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Dalam penelitian ini, menggunakan 1 (satu) variabel dependen yaitu audit delay, dan 5 (lima) variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor terhadap variabel dependen yaitu
audit delay. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian penjelasan atau explanatory research, yang akan menjelaskan hubungan kausal antara variabel independen tersebut terhadap variabel dependen melalui pengujian hipotesis (Sugiyono, 2012). Gambar 4.1 menunjukan Rancangan Penelitian yang digunakan, mulai dari latar belakang hingga uji hipotesis dan simpulan serta saran.
42
43
Latar Belakang Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kajian Pustaka dan Penelitian Sebelumnya
Data Penelitian
Hipotesis Penelitian
Variabel Penelitian
-
Data Sektor dari BEI
Independen: Ukuran Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Kualitas Auditor Opini Auditor
Dependen: Audit Delay
Simpulan Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Analisis Regresi Linier Berganda
Saran Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
4.2 Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengalisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay (studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Untuk menganalisis pengaruh tersebut data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013.
44
4.3 Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen adalah variabel yang nilainya tidak tergantung varaibel lain, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung dari variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel
bebas
(independen) dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor, sedangkan variabel terikat
(dependen) adalah audit delay.
4.4 Definisi Operasional Variabel Cooper dan Schindler, (2007) menyatakan bahwa definisi operasional variabel penelitian merupakan penentuan construct dengan berbagai nilai untuk memberikan gambaran mengenai fenomena sehingga dapat diukur. Construct merupakan abstraksi dari fenomena atau realitas yang untuk keperluan penelitian harus dioperasionalisasikan dalam bentuk variabel yang diukur dengan berbagai nilai. Variabel-variabel operasional dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Audit Delay Audit delay yaitu jangka waktu antara tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal opini pada laporan auditor independen (Pourali, dkk, 2013). Variabel ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari. 2. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kapitalisasi pasar yang dihitung berdasarkan rumus.
45
Kapitalisasi Pasar = Jumlah Saham Harga Saham …………………….(1) 3. Profitabilitas Profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. penelitian ini menggunakan ROA (Return On Asset) sebagai proxy dari profitabilitas. ROA diukur dari laba dibagi dengan total aset. ROA
Laba x 100 % ........................................................ (2) total aset
4. Solvabilitas Solvabilitas diukur menggunakan rasio antara total kewajiban dengan total ekuitas, yang dihitung dengan rumus. SOLV
total kewajiban x 100 % ............................................. (3) total ekuitas
5. Kualitas Auditor Kualitas auditor mengacu pada apakah KAP yang mengaudit termasuk dalam kelompok the big four (nilai dummy 0) atau non big four (nilai dummy 1), berdasar pada pendapat Yuliana dan Ardiati (2004). 6. Opini Auditor Penelitian ini menggunakan dua klasifikasi, yaitu wajar tanpa pengecualian (nilai dummy 1) dan wajar dengan pengecualian (nilai dummy 0), seperti yang digunakan Ashton, dkk (1987); Yendrawati dan Rokhman (2008); Kartika (2009) dan Susilawati, dkk (2012). Secara ringkas definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.1 berikut :
46
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Variabel yang di ukur Variabel Terikat Audit Delay Variabel Bebas Ukuran Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Kualitas Auditor Opini Auditor
Indikator
Skala
Sumber Data
Selisih tanggal penutupan tahun buku sampai tanggal laporan keuangan auditan
Rasio
Sekunder
Rasio Rasio Rasio
Sekunder Sekunder Sekunder
Dummy
Sekunder
Dummy
Sekunder
Kapitalisasi Saham Laba dibagi total asset Total kewajiban dibagi total ekuitas Terkategori berafiliasi dengan the big four/non big four Pernyataan opini auditor
4.5 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau sudah tersedia, yaitu berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan periode 2009-2013 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penelusuran langsung situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id.
4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal lain yang ingin diteliti. Populasi merupakan keseluruhan obyek yang karakteristiknya akan teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2013 yang berjumlah 162 perusahaan. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian perusahaanperusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2013. Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus slovin (Sekaran, 2003 : 286-300) sebagai berikut :
47
N n=
............................................................ (4) 1 + Ne
2
Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi (dalam hal ini berjumlah 162 perusahaan) e = Tingkat signifikansi (dalam hal ini 5 % atau 0,05%) Dengan demikian: 162 n= 1 + 162 x 0,052 162 n=
= 115,302 = 115 perusahaan (dibulatkan) 1 + 0,405
Dengan demikian sampel dalam penelitian ini berjumlah 115 perusahaan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Dikatakan simple random sampling (acak sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 118).
4.7 Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui metode dokumentasi atau sudah disediakan perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Laporan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan per Desember 2009 hingga Desember 2013.
48
4.8 Teknik Analisis Data 4.8.1
Uji Asumsi Klasik Mengingat analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
model regresi, maka untuk menentukan ketepatan model digunakan asumsi Ordinary Least Square (OLS). Menurut Gujarati (2003: 315) asumsi OLS dilakukan dengan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov, data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi untuk variabel yang dianalisis memiliki nilai signifikansi (P-Value) lebih besar dari 0,05 (5%) (Ghozali, 2006:147).
2)
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel independen lainnya. Multikolonearitas menyebabkan koefisien masing-masing variabel bebas secara statis menjadi tidak signifikan sehingga variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat tidak diketahui (Ghozali, 2006: 92).
49
Pendeteksian ada atau tidaknya multikolonearitas dalam penelitian ini dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Ketentuannya adalah apabila nilai tolerance variabel independen kurang dari 0,10 dan nilai VIF lebih dari 10, dapat dikatakan terjadi multikolonearitas. Sebaliknya apabila nilai tolerance variabel independen lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, dikatakan tidak terjadi multikolonearitas. Jika terjadi multikolonearitas berarti tidak lolos uji. 3)
Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006: 96). Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian terhadap nilai uji DurbinWatson (Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 4.2 Keterangan Nilai Uji Durbin-Watson (Uji DW) DW Kesimpulan Jika Kurang dari 1,08 Ada autokorelasi 0 < d < dl 1,08 s/d 1,66 Tanpa kesimpulan dl d du 1,66 s/d 2,34 Tidak ada autokorelasi 4 – dl < d < 4 2,34 s/d 2,92 Tanpa kesimpulan 4 – du d 4 – dl Lebih dari 2,92 Ada korelasi du < d < 4 – du Sumber: Ghozali (2006: 96)
4)
Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2006:125). Jika varians dari residual satu pengamatan yang lain
50
tetap,
maka
disebut
homokedastisitas,
dan
jika
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
4.8.2
Analisa Regresi Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis
regresi. Dalam analisis regresi akan dikembangkan sebuah estimating equation (persamaan regresi) yaitu formula matematika yang mencari nilai variabel dependen dari nilai independen yang diketahui. Analisis regresi digunakan terutama untuk peramalan, dimana dalam model tersebut terdapat sebuah variabel dependen dan variabel independen. Dalam prakteknya, metode analisis regresi sering dibedakan antara simple regression dan multiple regression (Sekaran, 2003: 405-406). Disebut simple regression jika hanya ada satu variabel independen, sedangkan disebut multiple regression, jika ada lebih dari satu variabel independen. Dalam penelitian ini terdapat 1 (satu) variabel dependen, yaitu audit delay, dan 5 (lima) variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor. Berdasarkan hal tersebut maka
metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda, yang persamaannya dapat dikemukakan sebagai berikut: Y = α + β1X 1+ β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5+ e ……………… (5)
51
Keterangan: Y = Audit Delay X1 =
Ukuran Perusahaan
X2 =
Profitabilitas
X3 =
Solvabilitas
X4 =
Kualitas Auditor
X5 =
Opini Auditor
α
Konstantan Regresi
=
β 1, β 2, β 3, β 4, β 5 = e
4.8.3
=
Koefisien Regresi Error Term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian
Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Delay Untuk menganalisis ukuran perusahaan pada audit delay digunakan Uji-t, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan Ho dan Ha Ho : ß1 = 0 artinya tidak ada pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay. Ha : ß1 ≠ 0 artinya ada pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay. b. Level significance (α) = 0,05 c. Kriteria Pengujian 1) Apabila signifikansi-t atau p value < α atau 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya ada pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay.
52
2) Apabila signifikansi-t atau p value > α atau 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh ukuran perusahaan pada audit delay.
2. Pengujian Pengaruh Profitabilitas Perusahaan pada Audit Delay Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas perusahaan pada audit delay digunakan Uji-t, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan Ho dan Ha Ho : ß2 = 0 artinya tidak ada pengaruh profitabilitas perusahaan pada audit delay. Ha : ß2 ≠ 0 artinya ada pengaruh profitabilitas perusahaan pada audit delay. b. Level significance (α) = 0,05 c. Kriteria Pengujian 1) Apabila signifikansi-t atau p value < α atau 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya ada pengaruh profitabilitas perusahaan pada audit delay. 2) Apabila signifikansi-t atau p value > α atau 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh profitabilitas perusahaan pada audit delay.
3. Pengujian Pengaruh Solvabilitas pada Audit Delay Untuk menganalisis pengaruh solvabilitas pada audit delay digunakan Uji-t, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
53
a. Menentukan Ho dan Ha Ho : ß3 = 0 artinya tidak ada pengaruh solvabilitas pada audit delay. Ha : ß3 ≠ 0 artinya ada pengaruh solvabilitas pada audit delay. b. Level significance (α) = 0,05 c. Kriteria Pengujian 1) Apabila signifikansi-t atau p value < α atau 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya ada pengaruh solvabilitas pada audit delay. 2) Apabila signifikansi-t atau p value > α atau 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh solvabilitas pada audit delay. 4. Pengujian Pengaruh Kualitas Auditor pada Audit Delay Untuk menganalisis pengaruh kualitas auditor pada audit delay digunakan Uji-t, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan Ho dan Ha Ho : ß3 = 0 artinya tidak ada pengaruh kualitas auditor pada audit delay. Ha : ß3 ≠ 0 artinya ada pengaruh kualitas auditor pada audit delay. b. Level significance (α) = 0,05 c. Kriteria Pengujian 1) Apabila signifikansi-t atau p value < α atau 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya ada pengaruh kualitas auditor pada audit delay.
54
2) Apabila signifikansi-t atau p value > α atau 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh kualitas auditor pada audit delay. 5. Pengujian Pengaruh Opini Auditor pada Audit Delay Untuk menganalisis pengaruh opini auditor pada audit delay digunakan Uji-t, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan Ho dan Ha Ho : ß4 = 0 artinya tidak ada pengaruh opini auditor pada audit delay. Ha : ß4 ≠ 0 artinya ada pengaruh opini auditor pada audit delay. b. Level significance (α) = 0,05 c. Kriteria Pengujian 1) Apabila signifikansi-t atau p value < α atau 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya ada pengaruh opini auditor pada audit delay. 2) Apabila signifikansi-t atau p value > α atau 0,05, maka Ho diterima, Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh opini auditor pada audit delay. 4.8.4
Uji Signifikansi Koefisien Regresi
1) Uji Parsial (Uji t) Statistik uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial dari variabel bebasnya. Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 5 % atau 0,05 berarti bahwa secara parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya.
55
Sedangkan jika tingkat signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05 berarti hipotesis ditolak (Ghozali, 2006:88). 2) Uji F Uji F digunakan untuk pengujian model fit (kelayakan model). Model yang digunakan layak jika F hitung tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (α = 5%). Jika model yang digunakan fit (layak) berarti bahwa variabel bebas secara bersama-sama mampu memprediksi/menjelaskan variabel terikat (Ghozali, 2006:88) 3) Koefisien Determinasi Koefisien deteminasi (R2) mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2006:87). Apabila hanya terdapat satu variabel independen maka R2 yang dipakai. Tetapi apabila terdapat dua atau lebih variabel independen maka Adjusted R2 yang digunakan, setiap tambahan suatu variabel bebas, maka R2 pasti meningkat, sedangkan nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam suatu model.
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Data Penelitian Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan metode pemilihan sampel yang digunakan, didapat 115 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2009-2013.
5.2 Analisis Hasil Penelitian
5.2.1
Analisis Statistik Deskriptif Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan sampel perusahaan go public dari tahun 2009 sampai tahun 2013 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Variabel dari penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor sebagai variabel bebas (independent variable) dan audit delay sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik
56
58
deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan go public selama periode 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat disajikan dalam tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Ukuran,Perusahaan
N 115
Minimum 0,28
Maximum 14.581.492,14
Mean 209.860,30
Std, Deviation 1.441.472,14
Profitabilitas Solvabilitas Kualitas Auditor Opini Auditor Audit Delay Valid N (listwise)
115 115 115 115 115 115
0,01 1,24 0,00 0,00 40,00
3.527,15 10.6162,41 1,00 1,00 123,00
92,31 2.130,57 0,496 0,548 73,49
498,19 14.030,61 0,502 0,500 12,51
* Ukuran Perusahaan dalam Milyar Sumber: Lampiran III. Berdasarkan Tabel 5.1 di atas dapat dijelaskan bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai mean sebesar Rp 209.860,30 milyar artinya bahwa dari seluruh nilai ukuran perusahaan rata-rata mempunyai nilai sebesar Rp 209.860,30 milyar. Standar deviasi pada ukuran perusahaan sebesar Rp 1.441.472,14 milyar. Standar deviasi digunakan untuk menilai penyebaran (dispersi) rata-rata dari sampel, sehingga berarti penyebaran rata-rata sampel tentang ukuran perusahaan sebesar Rp 1.441.472,14 milyar. Nilai minimum sebesar Rp 0,28 milyar artinya bahwa dari seluruh nilai ukuran perusahaan nilai terendah sebesar Rp0,28 milyar. Nilai maksimum sebesar Rp 14.581.492,14 milyar artinya bahwa dari seluruh nilai ukuran perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel penelitian memiliki nilai terbesar sebesar Rp 14.581.492,14 milyar. Pada variabel profitabilitas memiliki nilai mean sebesar 92,31 persen artinya bahwa dari seluruh nilai profitabilitas rata-rata mempunyai nilai sebesar 92,31 persen. Standar deviasi pada profitabilitas sebesar 498,19 persen. Standar
59
deviasi digunakan untuk menilai penyebaran (dispersi) rata-rata dari sampel, sehingga berarti penyebaran rata-rata sampel tentang profitabilitas sebesar 498,19 persen. Nilai minimum sebesar 0,01 persen artinya bahwa dari seluruh nilai profitabilitas nilai terendah sebesar 0,01 persen. Nilai maksimum sebesar 3.527,15 persen artinya bahwa dari seluruh nilai profitabilitas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel penelitian memiliki nilai terbesar sebesar 3.527,15 persen. Pada variabel solvabilitas memiliki nilai mean sebesar 2.130,57 persen artinya bahwa dari seluruh nilai solvabilitas rata-rata mempunyai nilai sebesar 2.130,57 persen. Standar deviasi pada solvabilitas sebesar 14.030,61 persen. Standar deviasi digunakan untuk menilai penyebaran (dispersi) rata-rata dari sampel, sehingga berarti penyebaran rata-rata sampel tentang solvabilitas sebesar 14.030,61 persen. Nilai minimum sebesar 1,24 persen artinya bahwa dari seluruh nilai solvabilitas nilai terendah sebesar 1,24 persen. Nilai maksimum sebesar 10.6162,41 persen artinya bahwa dari seluruh nilai solvabilitas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel penelitian memiliki nilai terbesar sebesar 10.6162,41 persen. Pada variabel kualitas auditor memiliki nilai mean sebesar 0,496 artinya bahwa dari seluruh nilai kualitas auditor rata-rata mempunyai nilai sebesar 0,496. Standar deviasi pada kualitas auditor sebesar 0,502. Standar deviasi digunakan untuk menilai penyebaran (dispersi) rata-rata dari sampel, sehingga berarti penyebaran rata-rata sampel tentang kualitas auditor sebesar 0,502. Nilai minimum sebesar 0,00 artinya bahwa dari seluruh nilai kualitas auditor nilai
60
terendah sebesar 0,00. Nilai maksimum sebesar 1.00 artinya bahwa dari seluruh nilai kualitas auditor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel penelitian memiliki nilai terbesar sebesar 1.00. Pada variabel opini auditor memiliki nilai mean sebesar 0,548 artinya bahwa dari seluruh nilai opini auditor rata-rata mempunyai nilai sebesar 0,548. Standar deviasi pada opini auditor sebesar 0,500. Standar deviasi digunakan untuk menilai penyebaran (dispersi) rata-rata dari sampel, sehingga berarti penyebaran rata-rata sampel tentang opini auditor sebesar 0,500. Nilai minimum sebesar 0,00 artinya bahwa dari seluruh nilai opini auditor nilai terendah sebesar 0,00. Nilai maksimum sebesar 1,00 artinya bahwa dari seluruh nilai opini auditor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel penelitian memiliki nilai terbesar sebesar 1,00. Pada variabel audit delay memiliki nilai mean sebesar 73,49 hari, artinya bahwa dari seluruh nilai audit delay rata-rata mempunyai nilai sebesar 73,49 hari. Standar deviasi pada audit delay sebesar 12,51 hari. Standar deviasi digunakan untuk menilai penyebaran (dispersi) rata-rata dari sampel, sehingga berarti penyebaran rata-rata sampel tentang audit delay sebesar 12,51 hari. Nilai minimum sebesar 40 hari artinya bahwa dari seluruh nilai audit delay nilai terendah sebesar 40 hari. Nilai maksimum sebesar 123 hari, artinya bahwa dari seluruh nilai audit delay yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel penelitian memiliki nilai terbesar sebesar 123 hari.
61
5.2.2
Hasil Uji Asumsi Klasik Maksud dilakukakan pengujian asumsi dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan model regresi yang baik dan benar-benar mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bias. Analisis regresi juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Teknik estimasi variable dependen yang melandasi independen analisis tersebut disebut Ordinary Least Squares (OLS). Model regresi yang menggunakan teknik OLS, sering disebut sebagai model regresi linear klasik. Untuk dapat dianalisis hasilnya, model tersebut harus menggunakan asumsi OLS. Terdapat 10 asumsi OLS yang harus dipenuhi, tetapi pada umumnya hanya 4 uji yang harus dilakukan yaitu Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi, dan Uji Multikolinieritas. Pengujian ini dilakukan untuk meyakini bahwa model regresi yang diperoleh mempunyai kemampuan untuk memprediksi, dan kemanfaatan dalam pengambilan keputusan.
5.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel, pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji statistik dengan parametrik Kolmogrorov-Smirnow test (K-S) dengan menggunakan bantuan Program SPSS ver 15 for windows, hasil olah data terlihat seperti Tabel 5.2. berikut:
62
Tabel 5.2 Hasil Normalitas dengan Kolmogrorov-Smirnow Test (K-S) Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Lampiran IV.
115 0,0000000 12.85150193 0,090 0,090 -0,045 0,893 0,402
Berdasarkan Tabel 5.2 di atas, besarnya Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah 0,893 dan signifikansi pada 0,402 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (p = 0,402 > 0,05). Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpilkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan untuk analisis selanjutnya.
5.2.2.2 Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah suatu keadaan di mana salah satu atau lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel independen lainnya. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinieritas adalah dengan melakukan regresi antar variabel penjelas. Jika signifikan berarti terdapat Multikolinieritas. Untuk menguji Multikolinieritas dengan vasilitas yang disediakan SPSS yaitu dengan melihat nilai VIF dari masing-masing variabel. Jika nilai VIF lebih rendah dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada Multikolinieritas yang serius antara variabel independen dalam model. Dengan melihat nilai VIF dalam model regresi dapat
63
diketahui bahwa masing-masing variabel tidak mengandung adanya gejala Multikolinieritas karena mempunyai nilai VIF yang lebih rendah dari 10. Hal ini menunjukkan model regresi tersebut lolos uji Multikolinieritas. Tabel 5.3 Ringkasan Hasil Pengujian Multikolinieritas Dengan Menggunakan Varian Inflas Factor (VIF) Model Tolerance VIF Ukuran.Perusahaan 0,874 Profitabilitas 0,912 Solvabilitas 0,883 Kualitas.Auditor 0,945 Opini.Auditor 0,933 Sumber: Lampiran IV.
1,145 1,097 1,132 1,058 1,071
Berdasarkan Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada Multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
5.2.2.3 Uji Autokorelasi Uji autokerelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji DurbinWatson (DW Test). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel indepeden. Selanjutnya uji autokerelasi Durbin-Watson (DW Test) dilakukan
64
dengan menggunakan bantuan Program SPSS ver 15 for windows, hasil olah data terlihat seperti Tabel 5.4 berikut: Tabel 5.4 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson (DW Test) Adjusted Std. Error R R of the DurbinModel R Square Square Estimate Watson 1 0,788 0,621 0,616 13,19245 2,101 Sumber: Lampiran IV Berdasarkan Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa nilai DW sebesar 2.101. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, dengan jumlah sampel sebanyak 115 (n) dan jumlah variabel independen 5 (k=5) sebagai berikut: Tabel 5.5 Tabel Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi DW Kesimpulan Jika Kurang dari 1,08 Ada autokorelasi 0 < d < dl 1,08 s/d 1,66 Tanpa kesimpulan dl d du 1,66 s/d 2,34 Tidak ada autokorelasi 4 – dl < d < 4 2,34 s/d 2,92 Tanpa kesimpulan 4 – du d 4 – dl Lebih dari 2,92 Ada korelasi du < d < 4 – du Sumber: Ghozali (2006:96) Nilai DW 2,101 lebih besar dari batas bawah (du) 1.66 dan kurang dari 2,34 (4-du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
5.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
65
yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Selanjutnya uji heteroskedastisitas dengan menggunakan bantuan Program SPSS ver 15 for windows, hasil olah data terlihat seperti Tabel 5.6 berikut: Tabel 5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Ukuran.Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Kualitas.Auditor Opini.Auditor Sumber: lampiran IV.
Sig.t 0,506 0,682 0,190 0,380 0,415
Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut Y atau | Y |. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas 0,05 atau di atas tingkat kepercayaan 5%, jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
5.2.3
Hasil Analisis Regresi Berganda Hasil analisis regresi linier berganda dengan program SPSS ver 15 for
windows dimaksudkan untuk menganalisis tentang besarnya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen yaitu dengan melihat besar koefisien determinasi (Adjusted R Square). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen, yaitu audit delay dan lima variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor. Berdasarkan hal tersebut maka metode analisis yang digunakan adalah analisis
66
regresi berganda. Dari analisis regresi yang dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPSS ver 15 for windows, hasil olah data dapat terlihat seperti Tabel 5.7 berikut: Tabel 5.7 Hasil Analisis Regresi Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
Model
(Constant) Ukuran.Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Kualitas.Auditor Opini.Auditor
B 76,276 6,703 -0,224 0,164 -4,643 -0,661
Uji F Sig. F Adjusted R Square Sumber : Lampiran V.
Std. Error 2,734 0,000 0,003 0,004 2,728 2,746
t
Sig.
Beta 27,894 0,279 2,727 -0,086 -2,807 0,043 3,401 -0,178 -2,702 -0,025 -2,241
0,000 0,004 0,002 0,000 0,004 0,010
6,687 0,000 0,616
Berdasarkan Tabel 5.7 di atas, maka persamaan regresi yang di dapat adalah sebagai berikut: Y = 76.276 + 6.703X1 - 0,224X2 + 0,164X3 - 4,643X4 - 0,661X5 + e Keterangan: Y
= Audit Delay
X1
= Ukuran perusahaan
X2
= Profitabilitas
X3
= Solvabilitas
X4
= Kualitas auditor
X5
= Opini Auditor
e
= Error Term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian
67
Hasil analisis uji regresi ukuran perusahaan menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan pada audit delay, yang dapat dilihat dari koefisien beta unstandardized coefficient variabel ukuran perusahaan yang bernilai positif yaitu sebesar 6,703 dengan tingkat signifikansi 0,004 lebih kecil α = 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ukuran perusahaan pada audit delay. Pada hasil analisis uji regresi variabel profitabilitas menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan pada audit delay, yang dapat dilihat dari koefisien beta unstandardized coefficient variabel profitabilitas yang bernilai negatif yaitu sebesar 0,224 dengan tingkat signifikansi 0,002 lebih kecil α = 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara profitabilitas pada audit delay. Pada hasil analisis uji regresi variabel solvabilitas menyatakan bahwa solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada audit delay, yang dapat dilihat dari koefisien beta unstandardized coefficient variabel ukuran perusahaan yang bernilai positif yaitu sebesar 0,164 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil α = 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara solvabilitas pada audit delay. Pada hasil analisis uji regresi variabel kualitas auditor menyatakan bahwa kualitas auditor berpengaruh negatif dan signifikan pada audit delay, yang dapat dilihat dari koefisien beta unstandardized coefficient variabel kualitas auditor yang bernilai negatif yaitu sebesar 4,643 dengan tingkat signifikansi 0,004 lebih kecil α = 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara kualitas auditor pada audit delay. Selanjutnya pada hasil analisis uji regresi variabel opini auditor menyatakan
68
bahwa opini auditor berpengaruh negatif dan signifikan pada audit delay, yang dapat dilihat dari koefisien beta unstandardized coefficient variabel kualitas auditor yang bernilai negatif yaitu sebesar 0,661 dengan tingkat signifikansi 0,010 lebih kecil α = 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara opini auditor pada audit delay. Besarnya nilai Adjusted R Square adalah 0,616 yang berarti sebesar 0,616 atau (61,6 persen) variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor berpengaruh pada audit delay. Sedangkan sisanya sebesar 38,4 persen dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Hasil Uji F Tabel 5.8 (Lampiran 13), didapat F hitung sebesar 6,687 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000. Maka dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor secara bersama-sama berpengaruh pada audit delay dan model dikatakan layak. Uji parsial dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa ukuran perusahaan mempunyai t-hitung 2,727 dengan probabilitas 0,004 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan pada audit delay. Pada variabel profitabilitas, uji parsial dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa profitabilitas mempunyai t-hitung -2,807 dengan probabilitas 0,002 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan pada audit delay. Pada variabel solvabilitas, uji parsial dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa solvabilitas mempunyai t-hitung 3,401 dengan probabilitas 0,000 lebih kecil dari
69
tingkat signifikansi 0,05, menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada audit delay. Pada variabel kualitas auditor, uji parsial dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa kualitas auditor mempunyai t-hitung -2,702 dengan probabilitas 0,004 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, menunjukkan bahwa kualitas auditor berpengaruh negatif dan signifikan pada audit delay. Selanjutnya pada variabel opini auditor, uji parsial dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa opini auditor mempunyai t-hitung -2,241 dengan probabilitas 0,010 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, menunjukkan bahwa opini auditor berpengaruh negatif dan signifikan pada audit delay.
5.2.4
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka
dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Delay di PerusahaanPerusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa nilai probabilitas signifikansi atau p value-nya adalah 0,004 atau lebih kecil dari 0,025 atau 2,5 persen dan koefisien regresi-nya adalah positif 6,703. Hasil analisis ini ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada audit delay, sehingga hipotesis 1 yang menyatakan “Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada audit delay” dapat diterima. 2) Pengaruh Profitabilitas Perusahaan pada Audit Delay di PerusahaanPerusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa nilai probabilitas signifikansi atau p value-nya adalah 0,002 atau lebih kecil dari 0,025 atau 2,5 persen dan
70
koefisien regresi-nya adalah negatif 0,224. Hasil analisis ini ini menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif pada audit delay, sehingga hipotesis 2 yang menyatakan “Profitabilitas berpengaruh negatif pada audit delay” dapat diterima. 3) Pengaruh Solvabilitas pada Audit Delay di Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa nilai probabilitas signifikansi atau p value-nya adalah 0.000 atau lebih kecil dari 0.025 atau 2,5 persen dan koefisien regresi-nya adalah positif 0,164. Hasil analisis ini ini menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh positif pada audit delay, sehingga hipotesis 3 yang menyatakan “Solvabilitas berpengaruh positif pada audit delay” dapat diterima. 4) Pengaruh Kualitas Auditor pada Audit Delay di Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa nilai probabilitas signifikansi atau p value-nya adalah 0.004 atau lebih kecil dari 0,025 atau 2,5 persen dan koefisien regresi-nya adalah negatif 4,643. Hasil analisis ini ini menunjukkan bahwa kualitas auditor berpengaruh negatif pada audit delay, sehingga hipotesis 4 yang menyatakan “Kualitas auditor berpengaruh negatif pada audit delay” dapat diterima. 5) Pengaruh Opini Auditor pada Audit Delay di Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa nilai probabilitas signifikansi atau p value-nya adalah 0.010 atau lebih kecil dari 0.025 atau 2,5 persen dan koefisien regresi-nya adalah negatif 0,661. Hasil analisis ini ini menunjukkan
71
bahwa opini auditor berpengaruh negatif pada audit delay, sehingga hipotesis 5 yang menyatakan “Opini auditor berpengaruh negatif pada audit delay” dapat diterima.
5.2.5
Koefisien Determinasi Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam
menerangkan variabel yang terikat digunakan koefisien determinasi, dari harga Adjusted R2. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi yang terbaik. Hasil olah data SPSS ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 5.8 Koefisien Determinasi Adjusted Std. Error R R of the Model R Square Square Estimate 1 0,788 0,621 0,616 13,19245 Sumber : Lampiran V.
Berdasarkan tampilan output SPSS model summary pada Tabel 5.8 tersebut di atas, besarnya Adjusted R2 adalah 0,616 hal ini berarti 61,6 persen variasi variabel dependen audit delay dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor, sedangkan sisanya 38,4 persen dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel yang lain tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
BAB VI PEMBAHASAN
Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Faktor-faktor tersebut dapat datang dari dalam maupun luar perusahaan, yang termasuk dalam faktor internal adalah ukuran perusahaan, profitabilitas dan solvabilitas, sedangkan faktor eksternal adalah kualitas auditor dan opini auditor pada audit delay. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan tahunan dan laporan auditan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar BEI tahun 2009-2013.
6.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Delay Hipotesis 1 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada audit delay. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Hipotesis 1 diterima. Hal ini berarti semakin besar ukuran perusahaan, maka audit delay akan semakin pendek, dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Selain itu juga, auditor independen dalam melakukan audit pada perusahaan-perusahaan besar biasanya melalui audit interim atau sudah memulai audit pada saat tahun berjalan. Audit interim akan mempercepat audit independen untuk menyelesaikan proses audit yang dilakukannya atas sebuah perusahaan. Perusahaan besar biasanya juga memiliki struktur organisasi yang lebih lengkap, misalnya memiliki Satuan Pengawan Internal (SPI) yang lebih professional dan juga memiliki komite audit yang dapat mempercepat audit oleh auditor eksternal. Hasil penelitian ini
72
73
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Pourali, dkk (2013), menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi audit delay dan penundaan penyampaian laporan keuangan, yang disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Menurut penelitian Khalatbari, dkk (2013) dan Purnamasari (2012), perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Demikian juga penelitian Andi Kartika (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Dengan demikian dapat dikatakan ukuran perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi audit delay.
6.2 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan pada Audit Delay Hipotesis 2 menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif pada audit delay. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Hipotesis 2 diterima. Hal ini berarti semakin tingginya tingkat profitabilitas akan mengurangi lamanya audit delay, karena profitabilitas yang tinggi menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh. Audit delay akan lebih singkat sebab perusahaan ingin lebih cepat menyampaikan “good news” tersebut kepada para pemegang sahamnya.. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Yendrawati dan Rokhman (2008); Kartika (2009) dan Susilawati, dkk (2012) menyebutkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif pada audit delay. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas lebih tinggi diduga audit delay-nya akan lebih pendek ketimbang perusahaan dengan tingkat profitabilitas lebih rendah. Profitabilitas merupakan salah satu indikator penting yang sering menjadi perhatian pihak-pihak yang terkait dengan
74
perusahaan. Ketika profitabilitas perusahaan sudah cukup tinggi, biasanya tidak banyak koreksi yang diperlukan dalam melaksanakan kebijakan akuntansi dan dengan demikian proses audit akan lebih cepat. 6.3 Pengaruh Solvabilitas pada Audit Delay Hipotesis 3 menyatakan bahwa solvabilitas berpengaruh positif pada audit delay. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Hipotesis 3 diterima. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat rasio hutang terhadap ekuitas, maka audit delay akan semakin panjang, hal ini dikarenakan rasio hutang terhadap ekuitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan dilikuidasi. Semakin tingginya rasio hutang terhadap ekuitas berarti ada permasalahan going concern yang memerlukan audit lebih teliti dan waktu yang lebih lama oleh auditor. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010) mengungkapkan bahwa proporsi relatif dari hutang terhadap total aset mengindikasikan kondisi keuangan dari perusahaan. Proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Hal ini disebabkan karena tingginya proporsi dari hutang akan meningkatkan pula risiko keuangannya. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat cenderung dapat melakukan mismanagement dan fraud. Proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total aset ini, akan mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), yang pada akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam pengauditan.Wirakusuma (2004)
75
menemukan adanya pengaruh solvabilitas terhadap audit delay. Semakin besar rasio hutang terhadap total aktiva maka akan semakin lama rentang audit delay.Susilawati, dkk (2012) dan Lianto dan Kusuma (2010) menemukan adanya pengaruh solvabilitas terhadap audit delay perusahaan.
6.4 Pengaruh Kualitas Auditor pada Audit Delay Hipotesis 4 menyatakan bahwa kualitas auditor berpengaruh negatif pada audit delay. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Hipotesis 4 diterima. Hal ini berarti kualitas auditor diproksi dari besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, mengacu pada apakah KAP bersangkutan berafiliasi dengan the big four/tidak. The big four umumnya memiliki sumber daya yang lebih besar, baik itu dari segi kompetensi, keahlian, dan kemampuan auditor maupun fasilitas, sistem dan prosedur pengauditan yang digunakan dibandingkan non-big four sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan audit lebih efektif dan efisien. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hossain (2001) dan Taylor (1998) yang menunjukkan kualitas auditor berpengaruh negatif pada audit delay. Tingginya kualitas KAP diperlihatkan oleh tingginya kualitas hasil jasa, yang berikutnya akan berimbas pada jangka waktu penyelesaian audit. Waktu audit yang cepat merupakan salah satu cara KAP dengan kualitas tinggi untuk mempertahankan reputasi mereka. Dalam penelitian ini, kualitas auditor diproksi dari besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, mengacu pada apakah KAP bersangkutan berafiliasi dengan the big four/tidak. Menurut Yuliana dan Ardiati (2004), the big four umumnya memiliki sumber
76
daya yang lebih besar, baik itu dari segi kompetensi, keahlian, dan kemampuan auditor maupun fasilitas, sistem dan prosedur pengauditan yang digunakan dibandingkan non big four sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan audit lebih efektif dan efisien. Logikanya, perusahaan yang diaudit oleh the big four akan memiliki waktu audt delay lebih singkat ketimbang perusahaan yang diaudit oleh non big four.
6.5 Pengaruh Opini Auditor pada Audit Delay Hipotesis 5 menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh negatif pada audit delay. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Hipotesis 5 diterima. Hal ini berarti perusahaan yang menerima qualified opinion menunjukkan audit delay yang lebih panjang dibanding yang menerima unqualified opinion. Auditor akan memberikan opini tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Susilawati, dkk (2012) dan Khalatbari, dkk (2013) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh negatif pada audit delay. Perusahaan yang menerima pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan (unqualified opinion report with explanatory language), pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse opinion) dan pernyataan tidak memberikan pendapatan (disclaimer opinion) membutuhkan waktu audit lebih lama disbanding opini lainnya. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Kartika (2009) dan Purnamasari (2012).Auditor akan memberikan opini tidak
77
wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien. Perusahaan yang menerima opini audit qualified opinion diperkirakan mengalami audit delay yang lebih panjang dikarenakan opini tersebut merupakan bad news bagi perusahaan dan perusahaan akan memperlambat atau menunda proses audit. Disamping itu penerimaan opini qualified opinion merupakan indikasi terjadinya konflik antara auditor dan perusahaan yang pada akhirnya memperpanjang audit delay. Sehingga perusahaan yang menerima opini audior qualified opinion mengalami audit delay yang panjang (Kartika, 2009).
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis penelitian serta hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Ukuran perusahaan yang merupakan faktor internal berpengaruh positif pada audit delay. Hal ini berarti manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi audit delay dan penundaan penyampaian laporan keuangan, yang disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Perusahaan besar biasanya juga memiliki struktur organisasi yang lebih lengkap, misalnya memiliki Satuan Pengawan Internal (SPI) yang lebih professional dan juga memiliki komite audit yang dapat mempercepat audit oleh auditor eksternal. 2. Profitabilitas yang merupakan faktor internal berpengaruh negatif pada audit delay. Hal ini berarti kenaikan profitabilitas akan mengurangi lamanya audit delay karena
profitabilitas yang tinggi menunjukkan seberapa besar
keuntungan yang diperoleh. Audit delay akan lebih singkat sebab perusahaan ingin lebih cepat menyampaikan “good news” tersebut kepada para pemegang sahamnya. 3. Solvabilitas yang merupakan faktor internal berpengaruh positif pada audit delay. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat rasio hutang terhadap ekuitas, maka audit delay akan semakin panjang, hal ini dikarenakan rasio hutang 78
79
terhadap ekuitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan dilikuidasi. Semakin tingginya rasio hutang terhadap ekuitas berarti ada permasalahan going concern yang memerlukan audit lebih teliti dan waktu yang lebih lama oleh auditor. Proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Hal ini disebabkan karena tingginya proporsi dari hutang akan meningkatkan pula risiko keuangannya. 4. Kualitas auditor yang merupakan faktor eksternal berpengaruh negatif pada audit delay. Hal ini berarti kualitas auditor diproksi dari besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, mengacu pada apakah KAP bersangkutan berafiliasi dengan the big four/tidak. The big four umumnya memiliki sumber daya yang lebih besar, baik itu dari segi kompetensi, keahlian, dan kemampuan auditor maupun fasilitas, sistem dan prosedur pengauditan yang digunakan dibandingkan non-big four sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan audit lebih efektif dan efisien. 5. Opini auditor yang merupakan faktor eksternal berpengaruh negatif pada audit delay. Hal ini berarti perusahaan yang menerima qualified opinion menunjukkan audit delay yang lebih panjang dibanding yang menerima unqualified opinion. Auditor akan memberikan opini tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,
80
hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien. Auditor tidak akan memberikan opini tidak wajar, apabila
ruang lingkup auditnya tidak
dibatasi, sehingga dengan demikian auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya.
7.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini baik kepada auditor, investor, dan untuk pengembangan penelitian yang lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1. Kepada para auditor disarankan untuk melakukan pekerjaan lapangan dengan sebaik-baiknya sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan uditor dapat mengeluarkan laporan hasil audit yang sesuai dengan prosedur dan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. 2. Investor sebaiknya mencari tahu mengenai data keuangan perusahaan sebaikbaiknya, guna dalam membuat pertimbangan atau prediksi yang akurat untuk menetapkan keputusan investasi. Investor juga harus lebih teliti dalam memperhatikan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan kinerja keuangan perusahaan di masa depan. 3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih dalam yang tidak hanya terbatas pada variabel yang telah diteliti, melainkan perlu adanya penambahan variabel lainnya serta diharapkan dapat menggunakan cakupan obyek penelitian yang lebih luas. Selain itu, di dalam penelitian selanjutanya
81
diharapkan dapat mengembangkan model analisis yang akan digunakan untuk mendapat hasil yang lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Almutairi, A. R., Dunn, K. A. dan Skantz, T. 2009. Auditor Tenure, Auditor Specialization and Information Asymmetry. Managerial Auditing Journal, Vol. 24, No. 7, hlm. 600-623. Anissa, Nur. 2004. “Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Kajian Atas Kinerja Manajemen, Kualitas Auditor, dan Opini Audit”, Balance 2, hlm. 42-53. Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia. Arifin. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance (Tinjauan Perspektif Agency Theory). Pidato Pengukuhan Guru Besar, UNDIP, Semarang. Ashton, Robert H., Willingham, John J., dan Elliott, Robert K. 1987. “An Empirical Analysis of Audit Delay”. Journal of Accounting Research, Vol. 25, No. 2, pp. 275-292. Carslaw, C. A., dan Kaplan, S. E. 2009. An Examination of Audit Delay: Further Evidence From New Zealand. Accounting and Business Research, Vol. 22, No. 85, hlm. 21-32. Catur Sugianto, 1994. Ekonometrika Terapan, Yogyakarta: BPFE. Cohen, S., dan Leventis, S. 2012. Effects of Municipal, Auditing and Political Factors on Audit Delay. Accounting Form, Vol. 37, hlm. 40-53. Cooper, Donald R. dan Schindler, Pamela S. 2007. Business Research Methods. Singapore: McGraw-Hill International Edition. Dyer, J.d dan A.J. McGough. 1975. “The Timeliness of The Australian Annual Report”. Journal of Accounting Research. Autumn, pp. 204-219. Freeman, R. E. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach. Boston: Pitman. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Press Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometric. New York: Mc-Grawhill. Hasan, Iqbal. 2002. Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
81
82
Hossain, Monirul Alam and Peter J. Taylor. 1998. “Examination of Audit Delay: Evidence from Pakistan”. Procceding Asian-Pacific Interdiscplinary research in Accounting conference. Osaka Hutchison. P. D. dan Fleischman G. M. 2003. Profesional Certification Opportunities for Accountants. The CPA Journal, Vol. 73, No. 3, hlm. 48-51. IAI. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Indra, Novelia Sagita dan Arisudhana, Dicky. 2012. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010)”. Jurnal dari Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur, Jakarta, hlm. 165-184. Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership structure.” Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, pp.305-360. Kartika, Andi. 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 16, No.1, hlm. 1-17 Khalatbari, Abdossamad, Ramezanpour, Ismail, dan Haghdoost, Jalal. 2013. “Studying the relationship of earnings quality and Audit delay in accepted companies in Tehran Securities”. International Research Journal of Applied and Basic Sciences, Vol, 6, No. 5, pp. 549-555. Lase, Yediel dan Sutaryo. 2014. Pengaruh Karakteristik Auditor terhadap Audit Delay Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. SNA 17 Mataram, Universitas Mataram. Lianto, Novice dan Kusuma, Budi Hartono. 2010. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, hlm. 97-106. Lowensohn, S., Johnson, L. E., Elder, R. J., dan Davies, S. P. 2007. Auditor Specialization, Perceived Audit Quality and Audit Fees in the Local Government Audit Market. Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 26, hlm. 705-732. Maria, Anna. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal dari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
83
Na’im, Ainun. 1998. “Nilai informasi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan”. Jurnal bisnis Indonesia, Vol.15, No 2, hlm. 85-100. Owusu-Ansah, Stephen. 2000. “Timeliness of corporate financial reporting in emerging capital market: empiricalevedience from Zimbabwe stock exchange”. Accounting and business research.Summer. Vol. 30, No.3. Payne, J. L., dan Jensen, K. L. 2002. An Examination of Municipal Audit Delay. Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 21, hlm. 1-29. Pourali, Mohammad Reza, Jozi, Mahshid, Rostami, Keramatollah Heydari, Taherpour, Gholam Reza dan Niazi, Faramarz. 2013. “Investigation of Effective Factors in Audit Delay: Evidence from Tehran Stock Exchange (TSE)”. Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology, Vol. 5, No. 2, pp. 405410. Primadita, I., dan Fitriany. 2012. Pengaruh Tenure audit. Dan Auditor Spesialis terhadap Informasi Asimetri. Simposium Nasional Akuntansi XV. Purnamasari, Carmelia Putri. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal dari Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok. hlm. 1-20. Respati, Novita Weningtyas. 2004. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Maksi, Vol. 4, hlm. 67-81 Schelker, M. 2010. Auditor Expertise: Evidence From the Public Sector, ochester: Social Science Research Network, diunduh dari http://papers.ssrn.com/so13/papers.cfm?abstract_id=1427172, diakses 9 Oktober 2014, Jam 22.05 WIB. Sekaran, Uma. 2003. Research Metods for Business: a Skill Building Approach. New York: John Willey & Sons. Setiawan, L., dan Fitriany. 2011. Pengaruh Workload dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit sebagai Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. Setyaningrum, D. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit BPK-RI. Simposium Nasional Akuntansi XV. Sugiyono. 2012, Metode Penelitian, Alfa Beta, Bandung. Sugiyono. 2012. Struktural Equation Modeling: Teori, Konsep dan Aplikasi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
84
Susilawati, Christine Dwi Karya, Agustina, Lidya dan Prameswari, Tania. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Audit Delay Pada Perusahaan Consumer Good Industry di Bursa Efek Indonesia (Periode Tahun 2008-2010)”. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi, No. 10, Vol. 4. hlm. 19-30. Ukago, Kristianus. 2005. ”Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Bukti Empiris di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Maksi, Vol. 5, No. 1, hlm. 13-33. Wasis, Anggit. 2007. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay: pada perusahaan di BEI. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Wirakusuma, Made Gde. 2004. ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik”, Simposium Nasional Akuntansi, Vol. 7, hlm. 1202-1222. Yendrawati, Reni dan Rokhman, Fandli. 2008. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public di BEJ”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No.1, hlm. 66-75. Yuliana dan A.Y. Ardiati. 2004. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia”, Modus, Vol. 16, No. 2, hlm. 135-146.
LAMPIRAN I DAFTAR PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG MENJADI SAMPEL
93
94
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
EMITEN Astra Agro Lestari Tbk Abdi Bangsa Tbk Ades Waters Indonesia Tbk Adira Dinamika Multi Finance Tbk Polychem Indonesia Tbk Akbar Indomakmur Stimec Tbk AnekaKemasindo Utama Tbk Argha Karya Prima Ind Tbk AKR Corporindo Tbk Asia Kapitalindo Securities Tbk Alfa Retailindo Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Apexindo Pratama Duta Tbk Arwana Citramulia Tbk Ratu Prabu Energi Tbk AsuransiBintang Tbk Asuransi Dayin Mitra Tbk Astra Graphia Tbk Astra InternationalTbk AsuransiJasa Tania Tbk ATPK Resources Tbk Astra Otoparts Tbk Bank Bumiputera Indonesia Tbk Bayu Buana Tbk Bank CentralAsia Tbk Buana Finance Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Bhakti Capital Indonesia Tbk BankDanamon Indonesia Tbk Bank Eksekutif Internasional Tbk BFI Finance Indonesia Tbk Bhakti Investama Tbk Sentul City Tbk Bank Kesawan Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk
KODE AALI ABBA ADES ADMF ADMG AIMS AKKU AKPI AKRA AKSI ALFA ANTM APEX ARNA ARTI ASBI ASDM ASGR ASII ASJT ATPK AUTO BABP BAYU BBCA BBLD BBRI BCAP BDMN BEKS BFIN BHIT BKSL BKSW BLTA BMRI
95
Res 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
EMITEN Bintang Mitra Semestaraya Tbk Bakrie & Brothers Tbk Bank Internasional Indonesia Tbk Barito Pacific Tbk Bumi Teknokultua Unggul Tbk Betonjaya Manunggal Tbk Budi Acid Jaya Tbk Bumi Resources Tbk Cahaya Kalbar Tbk Cenrin Online Tbk Clipan Finance Indonesia Tbk Citra Mineral Investindo Tbk Citra Kebun Raya Agri Tbk Colorpak Indonesia Tbk Centris Multi Persada Pratama Tbk CENTE Tbk Charoen Pokhpand Indonesia Tbk Citra Tubindo Tbk Duta Angada Realty Tbk Davomas Abdi Tbk Danasupra Erapacific Tbk Dhama Samudera Fishing Indo Tbk Duta Pertiwi Tbk Darya Varia Laboratoia Tbk Energi Mega Persada Tbk Enseval Putra Megatrading Tbk Erate x Djaja Tbk Ever Shine Textile ndustry Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Fast Food Indonesia Tbk Fortue Indonesia Tbk PT Titan Kimia Nusantara Tbk Godyear Indonesia Tbk Gema Grahasarana Tbk Gudang Garam Tbk Gowa Makssar Tourism Development Tbk
KODE BMSR BNBR BNII BRPT BTEK BTON BUDI BUMI CEKA CENT CFIN CITA CKRA CLPI CMPP CNTX CPIN CTBN DART DAVO DEFI DSFI DUTI DVLA ENRG EPMT ERTX ESTI ETWA FAST FORU FPNI GDYR GEMA GGRM GMTD
96
Res 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108
EMITEN Equity Devlopment Investment Tbk Hero Suprmarkt Tbk Hexindo Adiperkasa Tbk HM Sampoerna Tbk Intikeramik Alamsari Industri Tbk Indomobil Sukses International Tbk Indofarma Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Intanwijaya Internasional Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indorama Synthetics Tbk Indoexchange Tbk Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Intraco Penta Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Indosat Tbk Jembo Cable Company Tbk Jakarta International Hotels & Developments Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk Jaya Real Property Tbk Jakarta Setiabudi Internasional Tbk GT Kabel Indonesia Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Resource Alam Indonesia Tbk Kalbe Farma Tbk Perdana Bangun Pusaka Tbk Leyand International Tbk Lion Metal Works Tbk Langgeng Makmur Industri Tbk Lionmesh Prima Tbk Lippo Cikarang Tbk Multi Prima Sejahtera Tbk Lippo E-Net Tbk Pacific Utama Tbk Lautan Luas Tbk Mas Murni Indonesia Tbk
KODE GSMF HERO HEXA HMSP IKAI IMAS INAF INAI INCI INDF INDR INDX INKP INTA INTP ISAT JECC JIHD JKSW JRPT JSPT KBLI KDSI KKGI KLBF KONI LAPD LION LMPI LMSH LPCK LPIN LPLI LPPF LTLS MAMI
97
Res 109 110 111 112 113 114 115
EMITEN Mitra Adiperkasa Tbk Bank Mayapada International Tbk Modernland Realty Ltd Tbk Modern International Tbk Merck Tbk Matahari Putra Prima Tbk Mustika Ratu Tbk
KODE MAPI MAYA MDLN MDRN MERK MPPA MRAT
98
LAMPIRAN II TABULASI DATA PENELITIAN
99
Tabulasi Data Ukuran Perusahaan Sampel Tahun 2009-2013 RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
KODE AALI ABBA ADES ADMF ADMG AIMS AKKU AKPI AKRA AKSI ALFA ANTM APEX ARNA ARTI ASBI ASDM ASGR ASII ASJT ATPK AUTO BABP BAYU BBCA BBLD
2009 Rp35,825,448,750,000 Rp83,898,000,000 Rp377,533,952,000 Rp6,850,000,000,000 Rp521,150,060,906 Rp12,650,000,000 Rp34,500,000,000 Rp1,073,000,000,000 Rp4,437,735,120,000 Rp2,037,164,000,000 Rp52,000,000 Rp2,098,461,145,000,000 Rp137,218,781,850 Rp568,960,900,640 Rp27,030,287,500,000 Rp50,516,038,440 Rp34,560,000,000 Rp424,865,857,500 Rp152,969,929,395,800 Rp93,000,000,000 Rp1,462,500,000 Rp330,689,687,500,000 Rp920,609,459,400 Rp51,217,013,100 Rp119,576,798,500,000 Rp409,294,858,920
2010 Rp41,258,319,000,000 Rp771,435,000,000 Rp955,632,816,000 Rp12,000,000,000,000 Rp836,173,605,185 Rp14,850,000,000 Rp29,670,000,000 Rp1,776,000,000,000 Rp5,492,011,875,000 Rp1,110,000,000,000 Rp290,000,000 Rp23,369,226,387,500 Rp150,133,490,730 Rp532,253,745,760 Rp161,031,500,000 Rp44,419,275,180 Rp115,200,000,000 Rp930,658,545,000 Rp240,475,782,378,700 Rp126,000,000,000 Rp654,500,000 Rp8,022,819,375,000 Rp1,242,822,770,190 Rp95,369,610,600 Rp157,792,064,000,000 Rp588,810,147,920
Ukuran Perusahaan 2011 2012 Rp45,796,734,090,000 Rp50,834,374,839,900 Rp856,292,850,000 Rp950,485,063,500 Rp1,060,752,425,760 Rp1,177,435,192,594 Rp13,320,000,000,000 Rp14,785,200,000,000 Rp928,152,701,755 Rp1,030,249,498,948 Rp16,483,500,000 Rp18,296,685,000 Rp32,933,700,000 Rp36,556,407,000 Rp1,971,360,000,000 Rp2,188,209,600,000 Rp6,096,133,181,250 Rp6,766,707,831,188 Rp1,232,100,000,000 Rp1,367,631,000,000 Rp321,900,000 Rp357,309,000 Rp25,939,841,290,125 Rp28,793,223,832,039 Rp166,648,174,710 Rp184,979,473,928 Rp590,801,657,794 Rp655,789,840,151 Rp178,744,965,000 Rp198,406,911,150 Rp49,305,395,450 Rp54,728,988,949 Rp127,872,000,000 Rp141,937,920,000 Rp1,033,030,984,950 Rp1,146,664,393,295 Rp266,928,118,440,357 Rp296,290,211,468,796 Rp139,860,000,000 Rp155,244,600,000 Rp726,495,000 Rp806,409,450 Rp8,905,329,506,250 Rp9,884,915,751,938 Rp1,379,533,274,911 Rp1,531,281,935,151 Rp105,860,267,766 Rp117,504,897,220 Rp175,149,191,040,000 Rp194,415,602,054,400 Rp653,579,264,191 Rp725,472,983,252
2013 Rp56,426,156,072,289 Rp1,055,038,420,485 Rp1,306,953,063,779 Rp16,411,572,000,000 Rp1,143,576,943,833 Rp20,309,320,350 Rp40,577,611,770 Rp2,428,912,656,000 Rp7,511,045,692,618 Rp1,518,070,410,000 Rp396,612,990 Rp31,960,478,453,563 Rp205,327,216,061 Rp727,926,722,567 Rp220,231,671,377 Rp60,749,177,734 Rp157,551,091,200 Rp1,272,797,476,557 Rp328,882,134,730,364 Rp172,321,506,000 Rp895,114,490 Rp10,972,256,484,651 Rp1,699,722,948,018 Rp130,430,435,914 Rp215,801,318,280,384 Rp805,275,011,410
Average Rp46,028,206,550,438 Rp743,429,866,797 Rp975,661,490,026 Rp12,673,354,400,000 Rp891,860,562,126 Rp16,517,901,070 Rp34,847,543,754 Rp1,887,496,451,200 Rp6,060,726,740,011 Rp1,452,993,082,000 Rp283,564,398 Rp441,704,782,992,645 Rp168,861,427,456 Rp615,146,573,382 Rp5,557,740,509,505 Rp51,943,775,151 Rp115,424,202,240 Rp961,603,451,460 Rp257,109,235,282,803 Rp137,285,221,200 Rp909,003,788 Rp73,695,001,723,568 Rp1,354,794,077,534 Rp100,076,444,920 Rp172,546,994,774,957 Rp636,486,453,139
100
RES 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
KODE BBRI BCAP BDMN BEKS BFIN BHIT BKSL BKSW BLTA BMRI BMSR BNBR BNII BRPT BTEK BTON BUDI BUMI CEKA CENT CFIN CITA CKRA CLPI CMPP CNTX
2009 Rp229,500,000,000,000 Rp50,007,000,000,000 Rp3,707,005,506,778,660 Rp81,106,250,000 Rp1,201,336,063,980 Rp361,846,677,250 Rp971,649,834,006 Rp469,892,812,500 Rp4,225,000,000 Rp9,703,593,034,499,530 Rp231,840,000,000 Rp7,966,345,982,400 Rp381,909,000 Rp9,283,257,402,720 Rp97,062,020,000 Rp15,815,593,750,000 Rp826,489,693,260 Rp47,054,700,000,000 Rp371,875,000,000 Rp135,496,505,000,000 Rp57,709,957,592,192 Rp842,683,725,000 Rp7,821,530,000,000 Rp505,458,525,000 Rp13,500,000,000,000 Rp19,500,000,000
2010 Rp315,000,000,000,000 Rp762,606,750,000 Rp4,658,744,271,423,540 Rp968,152,500,000 Rp2,832,263,821,725 Rp4,865,250,543,735 Rp3,111,176,646,090 Rp651,584,700,000 Rp1,155,000,000 Rp13,419,846,624,865,100 Rp307,188,000,000 Rp6,091,911,633,600 Rp1,050,004,020 Rp8,166,474,557,280 Rp772,084,250,000 Rp195,538,250,000 Rp829,634,519,780 Rp62,839,535,000,000 Rp327,250,000,000 Rp1,212,337,150,000 Rp169,280,097,888,150 Rp1,068,522,963,300 Rp49,459,675,000 Rp105,686,782,500 Rp9,450,000,000,000 Rp9,275,000,000
Ukuran Perusahaan 2011 2012 Rp349,650,000,000,000 Rp388,111,500,000,000 Rp846,493,492,500 Rp939,607,776,675 Rp5,171,206,141,280,130 Rp5,740,038,816,820,950 Rp1,074,649,275,000 Rp1,192,860,695,250 Rp3,143,812,842,115 Rp3,489,632,254,747 Rp5,400,428,103,546 Rp5,994,475,194,936 Rp3,453,406,077,160 Rp3,833,280,745,647 Rp723,259,017,000 Rp802,817,508,870 Rp1,282,050,000 Rp1,423,075,500 Rp14,896,029,753,600,200 Rp16,534,593,026,496,300 Rp340,978,680,000 Rp378,486,334,800 Rp6,762,021,913,296 Rp7,505,844,323,759 Rp1,165,504,462 Rp1,293,709,953 Rp9,064,786,758,581 Rp10,061,913,302,025 Rp857,013,517,500 Rp951,285,004,425 Rp217,047,457,500 Rp240,922,677,825 Rp920,894,316,956 Rp1,022,192,691,821 Rp69,751,883,850,000 Rp77,424,591,073,500 Rp363,247,500,000 Rp403,204,725,000 Rp1,345,694,236,500 Rp1,493,720,602,515 Rp187,900,908,655,847 Rp208,570,008,607,990 Rp1,186,060,489,263 Rp1,316,527,143,082 Rp54,900,239,250 Rp60,939,265,568 Rp117,312,328,575 Rp130,216,684,718 Rp10,489,500,000,000 Rp11,643,345,000,000 Rp10,295,250,000 Rp11,427,727,500
2013 Rp430,803,765,000,000 Rp1,042,964,632,109 Rp6,371,443,086,671,250 Rp1,324,075,371,728 Rp3,873,491,802,770 Rp6,653,867,466,379 Rp4,254,941,627,669 Rp891,127,434,846 Rp1,579,613,805 Rp18,353,398,259,410,900 Rp420,119,831,628 Rp8,331,487,199,372 Rp1,436,018,048 Rp11,168,723,765,247 Rp1,055,926,354,912 Rp267,424,172,386 Rp1,134,633,887,921 Rp85,941,296,091,585 Rp447,557,244,750 Rp1,658,029,868,792 Rp231,512,709,554,869 Rp1,461,345,128,821 Rp67,642,584,780 Rp144,540,520,037 Rp12,924,112,950,000 Rp12,684,777,525
Average Rp342,613,053,000,000 Rp10,719,734,530,257 Rp5,129,687,564,594,910 Rp928,168,818,396 Rp2,908,107,357,067 Rp4,655,173,597,169 Rp3,124,890,986,114 Rp707,736,294,643 Rp1,932,947,861 Rp14,581,492,139,774,400 Rp335,722,569,286 Rp7,331,522,210,485 Rp1,065,429,097 Rp9,549,031,157,171 Rp746,674,229,367 Rp3,347,305,261,542 Rp946,769,021,948 Rp68,602,401,203,017 Rp382,626,893,950 Rp28,241,257,371,561 Rp170,994,736,459,809 Rp1,175,027,889,893 Rp1,610,894,352,919 Rp200,642,968,166 Rp11,601,391,590,000 Rp12,636,551,005
101
RES 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
KODE CPIN CTBN DART DAVO DEFI DSFI DUTI DVLA ENRG EPMT ERTX ESTI ETWA FAST FORU FPNI GDYR GEMA GGRM GMTD GSMF HERO HEXA HMSP IKAI IMAS
2009 Rp7,390,161,918,000 Rp2,160,000,000,000 Rp557,971,237,590 Rp620,185,566,000 Rp33,800,000,000 Rp92,856,775,000 Rp980,500,000,000 Rp834,400,000,000 Rp2,779,356,909 Rp1,235,733,642,000 Rp55,155,350,800 Rp59,400,000,000 Rp877,009,990,555 Rp550,548,790,000 Rp22,770,000,000 Rp407,000,000,000 Rp37,550,066,400,000 Rp1,229,509,600,000 Rp2,370,500,000 Rp125,907,668,700,000 Rp4,735,393,256 Rp10,094,467,592,000 Rp199,276,481,250,000 Rp1,992,770,619,840 Rp232,320,000,000 Rp958,502,769,642
2010 Rp30,172,320,000,000 Rp2,000,000,000,000 Rp532,218,718,932 Rp917,874,637,680 Rp42,588,000,000 Rp92,856,775,000 Rp3,885,000,000,000 Rp1,310,400,000,000 Rp5,032,429,691,088 Rp3,441,682,864,125 Rp38,284,302,320 Rp110,000,000,000 Rp983,962,428,427 Rp1,113,198,790,000 Rp28,336,000,000 Rp288,970,000,000 Rp43,151,521,875,000 Rp3,418,800,000,000 Rp4,400,000,000 Rp1,731,230,444,625 Rp5,327,317,413 Rp8,681,242,129,120 Rp4,523,259,812,500 Rp5,393,893,552,740 Rp31,046,400,000 Rp11,207,111,589,135
Ukuran Perusahaan 2011 2012 Rp33,491,275,200,000 Rp37,175,315,472,000 Rp2,220,000,000,000 Rp2,464,200,000,000 Rp590,762,778,015 Rp655,746,683,596 Rp1,018,840,847,825 Rp1,130,913,341,086 Rp47,272,680,000 Rp52,472,674,800 Rp103,071,020,250 Rp114,408,832,478 Rp4,312,350,000,000 Rp4,786,708,500,000 Rp1,454,544,000,000 Rp1,614,543,840,000 Rp5,585,996,957,108 Rp6,200,456,622,390 Rp3,820,267,979,179 Rp4,240,497,456,888 Rp42,495,575,575 Rp47,170,088,888 Rp122,100,000,000 Rp135,531,000,000 Rp1,092,198,295,554 Rp1,212,340,108,065 Rp1,235,650,656,900 Rp1,371,572,229,159 Rp31,452,960,000 Rp34,912,785,600 Rp320,756,700,000 Rp356,039,937,000 Rp47,898,189,281,250 Rp53,166,990,102,188 Rp3,794,868,000,000 Rp4,212,303,480,000 Rp4,884,000,000 Rp5,421,240,000 Rp1,921,665,793,534 Rp2,133,049,030,822 Rp5,913,322,328 Rp6,563,787,785 Rp9,636,178,763,323 Rp10,696,158,427,289 Rp5,020,818,391,875 Rp5,573,108,414,981 Rp5,987,221,843,541 Rp6,645,816,246,331 Rp34,461,504,000 Rp38,252,269,440 Rp12,439,893,863,940 Rp13,808,282,188,973
2013 Rp41,264,600,173,920 Rp2,735,262,000,000 Rp727,878,818,792 Rp1,255,313,808,605 Rp58,244,669,028 Rp126,993,804,050 Rp5,313,246,435,000 Rp1,792,143,662,400 Rp6,882,506,850,852 Rp4,706,952,177,146 Rp52,358,798,666 Rp150,439,410,000 Rp1,345,697,519,952 Rp1,522,445,174,366 Rp38,753,192,016 Rp395,204,330,070 Rp59,015,359,013,428 Rp4,675,656,862,800 Rp6,017,576,400 Rp2,367,684,424,213 Rp7,285,804,441 Rp11,872,735,854,291 Rp6,186,150,340,629 Rp7,376,856,033,427 Rp42,460,019,078 Rp15,327,193,229,760
Average Rp29,898,734,552,784 Rp2,315,892,400,000 Rp612,915,647,385 Rp988,625,640,239 Rp46,875,604,766 Rp106,037,441,356 Rp3,855,560,987,000 Rp1,401,206,300,480 Rp4,740,833,895,669 Rp3,489,026,823,868 Rp47,092,823,250 Rp115,494,082,000 Rp1,102,241,668,510 Rp1,158,683,128,085 Rp31,244,987,523 Rp353,594,193,414 Rp48,156,425,334,373 Rp3,466,227,588,560 Rp4,618,663,280 Rp26,812,259,678,639 Rp5,965,125,045 Rp10,196,156,553,205 Rp44,115,963,641,997 Rp5,479,311,659,176 Rp75,708,038,504 Rp10,748,196,728,290
102
RES 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
KODE INAF INAI INCI INDF INDR INDX INKP INTA INTP ISAT JECC JIHD JKSW JRPT JSPT KBLI KDSI KKGI KLBF KONI LAPD LION LMPI LMSH LPCK LPIN
2009 Rp402,482,840,168 Rp70,950,000,000 Rp1,401,400,000 Rp224,581,431,250,000 Rp4,759,550,905,098 Rp24,089,657,196 Rp47,189,689,140,000 Rp1,090,016,834,808 Rp452,100,000,000,000 Rp649,778,456,250,000 Rp4,522,416,499,524 Rp478,953,750,000 Rp58,546,124,637 Rp6,368,501,519,600 Rp7,713,096,620,460 Rp38,593,863,000 Rp3,579,902,353,511 Rp2,800,666,000 Rp9,981,246,681,120 Rp89,782,368,500 Rp14,866,658,125,000 Rp8,264,896,932,600 Rp4,589,046,000,000 Rp850,850,000,000 Rp13,917,722,500,000 Rp3,149,993,174,240
2010 Rp387,935,267,632 Rp118,800,000,000 Rp943,250,000 Rp3,084,040,781,250 Rp17,215,396,890,780 Rp43,516,800,096 Rp44,477,638,040,000 Rp3,870,349,630,840 Rp526,350,000,000,000 Rp7,426,039,500,000 Rp5,740,479,567,812 Rp5,193,361,250,000 Rp134,656,086,665 Rp42,682,872,868,350 Rp21,978,036,857,700 Rp55,134,090,000 Rp5,427,593,890,807 Rp5,478,867,130 Rp24,953,116,702,800 Rp121,327,525,000 Rp148,666,581,250 Rp15,763,055,875,820 Rp6,169,699,800,000 Rp1,570,800,000,000 Rp249,886,381,250 Rp8,948,870,995,625
Ukuran Perusahaan 2011 2012 Rp430,608,147,072 Rp477,975,043,249 Rp131,868,000,000 Rp146,373,480,000 Rp1,047,007,500 Rp1,162,178,325 Rp3,423,285,267,188 Rp3,799,846,646,578 Rp19,109,090,548,766 Rp21,211,090,509,130 Rp48,303,648,107 Rp53,617,049,398 Rp49,370,178,224,400 Rp54,800,897,829,084 Rp4,296,088,090,232 Rp4,768,657,780,158 Rp584,248,500,000,000 Rp648,515,835,000,000 Rp8,242,903,845,000 Rp9,149,623,267,950 Rp6,371,932,320,271 Rp7,072,844,875,501 Rp5,764,630,987,500 Rp6,398,740,396,125 Rp149,468,256,198 Rp165,909,764,380 Rp47,377,988,883,869 Rp52,589,567,661,094 Rp24,395,620,912,047 Rp27,079,139,212,372 Rp61,198,839,900 Rp67,930,712,289 Rp6,024,629,218,796 Rp6,687,338,432,863 Rp6,081,542,514 Rp6,750,512,191 Rp27,697,959,540,108 Rp30,744,735,089,520 Rp134,673,552,750 Rp149,487,643,553 Rp165,019,905,188 Rp183,172,094,758 Rp17,496,992,022,160 Rp19,421,661,144,598 Rp6,848,366,778,000 Rp7,601,687,123,580 Rp1,743,588,000,000 Rp1,935,382,680,000 Rp277,373,883,188 Rp307,885,010,338 Rp9,933,246,805,144 Rp11,025,903,953,710
2013 Rp530,552,298,007 Rp162,474,562,800 Rp1,290,017,941 Rp4,217,829,777,702 Rp23,544,310,465,134 Rp59,514,924,832 Rp60,828,996,590,283 Rp5,293,210,135,975 Rp719,852,576,850,000 Rp10,156,081,827,425 Rp7,850,857,811,806 Rp7,102,601,839,699 Rp184,159,838,462 Rp58,374,420,103,814 Rp30,057,844,525,733 Rp75,403,090,641 Rp7,422,945,660,478 Rp7,493,068,532 Rp34,126,655,949,367 Rp165,931,284,343 Rp203,321,025,182 Rp21,558,043,870,504 Rp8,437,872,707,174 Rp2,148,274,774,800 Rp341,752,361,475 Rp12,238,753,388,618
Average Rp445,910,719,226 Rp126,093,208,560 Rp1,168,770,753 Rp47,821,286,744,544 Rp17,167,887,863,782 Rp45,808,415,926 Rp51,333,479,964,754 Rp3,863,664,494,403 Rp586,213,382,370,000 Rp136,950,620,938,075 Rp6,311,706,214,983 Rp4,987,657,644,665 Rp138,548,014,068 Rp41,478,670,207,345 Rp22,244,747,625,663 Rp59,652,119,166 Rp5,828,481,911,291 Rp5,720,931,273 Rp25,500,742,792,583 Rp132,240,474,829 Rp3,113,367,546,275 Rp16,500,929,969,136 Rp6,729,334,481,751 Rp1,649,779,090,960 Rp3,018,924,027,250 Rp9,059,353,663,467
103
RES 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115
KODE LPLI LPPF LTLS MAMI MAPI MAYA MDLN MDRN MERK MPPA MRAT
2009 Rp169,323,249,810 Rp118,237,378,875,000 Rp252,729,262,500 Rp3,029,400,000,000 Rp4,433,000,000 Rp4,188,152,562,169 Rp110,000,000,000 Rp705,613,288,447 Rp1,173,391,090,872,000 Rp65,436,800,000 Rp806,925,374,750
2010 Rp908,413,055,550 Rp1,613,190,562,500 Rp269,577,880,000 Rp2,970,000,000,000 Rp10,298,750,000 Rp23,990,274,000,000 Rp215,600,000,000 Rp6,835,491,027,393 Rp1,316,653,956,618,000 Rp110,796,400,000 Rp1,327,851,882,500
Ukuran Perusahaan 2011 2012 Rp1,008,338,491,661 Rp1,119,255,725,743 Rp1,790,641,524,375 Rp1,987,612,092,056 Rp299,231,446,800 Rp332,146,905,948 Rp3,296,700,000,000 Rp3,659,337,000,000 Rp11,431,612,500 Rp12,689,089,875 Rp26,629,204,140,000 Rp29,558,416,595,400 Rp239,316,000,000 Rp265,640,760,000 Rp7,587,395,040,406 Rp8,422,008,494,851 Rp1,461,485,891,845,980 Rp1,622,249,339,949,040 Rp122,984,004,000 Rp136,512,244,440 Rp1,473,915,589,575 Rp1,636,046,304,428
2013 Rp1,242,373,855,575 Rp2,206,249,422,182 Rp368,683,065,602 Rp4,061,864,070,000 Rp14,084,889,761 Rp32,809,842,420,894 Rp294,861,243,600 Rp9,348,429,429,284 Rp1,800,696,767,343,430 Rp151,528,591,328 Rp1,816,011,397,915
Average Rp889,540,875,668 Rp25,167,014,495,223 Rp304,473,712,170 Rp3,403,460,214,000 Rp10,587,468,427 Rp23,435,177,943,693 Rp225,083,600,720 Rp6,579,787,456,076 Rp1,474,895,409,325,690 Rp117,451,607,954 Rp1,412,150,109,834
104
Tabulasi Data Profitabilitas Sampel Tahun 2009-2013 RES KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Profitabilitas 2011 2012
2009 2010 2013 Average AALI 21.93% 22.94% 25.23% 27.76% 30.53% 25.68% ABBA 0.22% 0.61% 0.68% 0.74% 0.82% 0.61% ADES 9.15% 9.11% 10.02% 11.03% 12.13% 10.29% ADMF 28.00% 19.32% 21.25% 23.37% 25.71% 23.53% ADMG 4.74% 3.08% 3.38% 3.72% 4.10% 3.80% AIMS 3561.57% 3032.57% 3335.83% 3669.41% 4036.36% 3527.15% AKKU 0.01% 0.01% 0.01% 0.01% 0.01% 0.01% AKPI 0.20% 3.41% 3.75% 4.13% 4.54% 3.21% AKRA 3.66% 3.64% 4.00% 4.40% 4.84% 4.11% AKSI 2.03% 2.13% 2.35% 2.58% 2.84% 2.38% ALFA 1.15% 0.42% 0.46% 0.50% 0.55% 0.62% ANTM 6.08% 13.67% 15.04% 16.55% 18.20% 13.91% APEX 0.20% 3.41% 3.75% 4.13% 4.54% 3.21% ARNA 4.74% 3.08% 3.38% 3.72% 4.10% 3.80% ARTI 0.09% 1.36% 1.50% 1.65% 1.81% 1.28% ASBI 1.95% 1.10% 1.21% 1.33% 1.46% 1.41% ASDM 2.93% 4.59% 5.05% 5.56% 6.11% 4.85% ASGR 8.64% 12.05% 13.26% 14.58% 16.04% 12.92% ASII 112.89% 12.73% 14.00% 15.40% 16.94% 34.39% ASJT 92.24% 68.46% 75.31% 82.84% 91.12% 81.99% ATPK 2.41% 2.61% 2.88% 3.16% 3.48% 2.91% AUTO 8.48% 7.45% 8.20% 9.02% 9.92% 8.61% BABP 0.07% 0.14% 0.15% 0.17% 0.19% 0.14% BAYU 0.20% 3.41% 3.75% 4.13% 4.54% 3.21% BBCA 2.41% 2.61% 2.88% 3.16% 3.48% 2.91% BBLD 3037.01% 3.82% 4.21% 4.63% 5.09% 610.95% BBRI 2.31% 2.84% 3.12% 3.43% 3.78% 3.10% BCAP 0.65% 7.51% 8.26% 9.08% 9.99% 7.10% BDMN 1.55% 2.44% 2.68% 2.95% 3.25% 2.58% BEKS 0.95% 5.68% 6.24% 6.87% 7.56% 5.46% BFIN 12.59% 9.36% 10.29% 11.32% 12.45% 11.20% BHIT -1.51% 1.56% 1.71% 1.88% 2.07% 1.14% BKSL 0.09% 1.36% 1.50% 1.65% 1.81% 1.28% BKSW 0.17% 0.05% 0.05% 0.06% 0.06% 0.08% BLTA 2.41% 2.61% 2.88% 3.16% 3.48% 2.91% BMRI 1.81% 2.05% 2.25% 2.48% 2.73% 2.27% BMSR 2.53% 7.72% 8.50% 9.34% 10.28% 7.67% BNBR -6.58% -24.05% -26.46% -29.10% -32.01% -23.64% BNII 0.02% -0.04% -0.05% -0.05% -0.06% -0.04% BRPT 3.39% -0.35% -0.38% -0.42% -0.46% 0.35%
105
RES KODE 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
BTEK BTON BUDI BUMI CEKA CENT CFIN CITA CKRA CLPI CMPP CNTX CPIN CTBN DART DAVO DEFI DSFI DUTI DVLA ENRG EPMT ERTX ESTI ETWA FAST FORU FPNI GDYR GEMA GGRM GMTD GSMF HERO HEXA HMSP IKAI IMAS INAF INAI
2009
2010
-7.76% 4.79% 9.16% 2.59% 100.00% 11.32% 8.48% 5.54% 4.79% 14.10% -15.41% -13.71% 30.15% 7.12% 0.94% -8.08% -5.46% -71.63% 4.79% 40.55% -16.87% 0.22% 9.15% 28.00% 4.74% 3561.57% 0.01% 0.20% 3.66% 2.03% 1.15% 6.08% 0.20% 4.74% 0.09% 1.95% 2.93% 8.64% 112.89% 92.24%
-5.70% 5.65% 2.34% 3.55% 100.00% 1.27% 7.45% 6.99% 5.65% 10.33% 0.35% -3.33% 33.91% 6.71% 1.05% -0.93% 3.88% 3.46% 5.65% 54.36% -0.53% 0.61% 9.11% 19.32% 3.08% 3032.57% 0.01% 3.41% 3.64% 2.13% 0.42% 13.67% 3.41% 3.08% 1.36% 1.10% 4.59% 12.05% 12.73% 68.46%
Profitabilitas 2011 2012 -6.27% 6.22% 2.58% 3.90% 110.00% 1.40% 8.20% 7.69% 6.22% 11.36% 0.38% -3.67% 37.30% 7.38% 1.16% -1.02% 4.26% 3.80% 6.22% 59.80% -0.58% 0.68% 10.02% 21.25% 3.38% 3335.83% 0.01% 3.75% 4.00% 2.35% 0.46% 15.04% 3.75% 3.38% 1.50% 1.21% 5.05% 13.26% 14.00% 75.31%
-6.90% 6.84% 2.84% 4.29% 121.00% 1.54% 9.02% 8.46% 6.84% 12.50% 0.42% -4.03% 41.03% 8.12% 1.27% -1.12% 4.69% 4.18% 6.84% 65.78% -0.64% 0.74% 11.03% 23.37% 3.72% 3669.41% 0.01% 4.13% 4.40% 2.58% 0.50% 16.55% 4.13% 3.72% 1.65% 1.33% 5.56% 14.58% 15.40% 82.84%
2013
Average
-7.59% 7.52% 3.12% 4.72% 133.10% 1.69% 9.92% 9.31% 7.52% 13.75% 0.46% -4.44% 45.13% 8.93% 1.40% -1.23% 5.16% 4.60% 7.52% 72.35% -0.71% 0.82% 12.13% 25.71% 4.10% 4036.36% 0.01% 4.54% 4.84% 2.84% 0.55% 18.20% 4.54% 4.10% 1.81% 1.46% 6.11% 16.04% 16.94% 91.12%
-6.84% 6.20% 4.01% 3.81% 112.82% 3.44% 8.61% 7.60% 6.20% 12.41% -2.76% -5.84% 37.50% 7.65% 1.16% -2.48% 2.51% -11.12% 6.20% 58.57% -3.87% 0.61% 10.29% 23.53% 3.80% 3527.15% 0.01% 3.21% 4.11% 2.38% 0.62% 13.91% 3.21% 3.80% 1.28% 1.41% 4.85% 12.92% 34.39% 81.99%
106
RES KODE 2009 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115
INCI 2.41% INDF 8.48% INDR 0.07% INDX 0.20% INKP 2.41% INTA 3037.01% INTP 2.31% ISAT 0.65% JECC 1.55% JIHD 0.95% JKSW 12.59% JRPT -1.51% JSPT 0.09% KBLI 0.17% KDSI 1.81% KKGI 0.02% KLBF 3.39% KONI -7.76% LAPD 4.79% LION 9.16% LMPI 2.59% LMSH 100.00% LPCK 11.32% LPIN 8.48% LPLI 5.54% LPPF 4.79% LTLS 14.10% MAMI -15.41% MAPI -13.71% MAYA 30.15% MDLN 7.12% MDRN 0.94% MERK -8.08% MPPA -5.46% MRAT -71.63%
2010 2.61% 7.45% 0.14% 3.41% 2.61% 3.82% 2.84% 7.51% 2.44% 5.68% 9.36% 1.56% 1.36% 0.05% 2.05% -0.04% -0.35% -5.70% 5.65% 2.34% 3.55% 100.00% 1.27% 7.45% 6.99% 5.65% 10.33% 0.35% -3.33% 33.91% 6.71% 1.05% -0.93% 3.88% 3.46%
Profitabilitas 2011 2012 2.88% 8.20% 0.15% 3.75% 2.88% 4.21% 3.12% 8.26% 2.68% 6.24% 10.29% 1.71% 1.50% 0.05% 2.25% -0.05% -0.38% -6.27% 6.22% 2.58% 3.90% 110.00% 1.40% 8.20% 7.69% 6.22% 11.36% 0.38% -3.67% 37.30% 7.38% 1.16% -1.02% 4.26% 3.80%
3.16% 9.02% 0.17% 4.13% 3.16% 4.63% 3.43% 9.08% 2.95% 6.87% 11.32% 1.88% 1.65% 0.06% 2.48% -0.05% -0.42% -6.90% 6.84% 2.84% 4.29% 121.00% 1.54% 9.02% 8.46% 6.84% 12.50% 0.42% -4.03% 41.03% 8.12% 1.27% -1.12% 4.69% 4.18%
2013
Average
3.48% 9.92% 0.19% 4.54% 3.48% 5.09% 3.78% 9.99% 3.25% 7.56% 12.45% 2.07% 1.81% 0.06% 2.73% -0.06% -0.46% -7.59% 7.52% 3.12% 4.72% 133.10% 1.69% 9.92% 9.31% 7.52% 13.75% 0.46% -4.44% 45.13% 8.93% 1.40% -1.23% 5.16% 4.60%
2.91% 8.61% 0.14% 3.21% 2.91% 610.95% 3.10% 7.10% 2.58% 5.46% 11.20% 1.14% 1.28% 0.08% 2.27% -0.04% 0.35% -6.84% 6.20% 4.01% 3.81% 112.82% 3.44% 8.61% 7.60% 6.20% 12.41% -2.76% -5.84% 37.50% 7.65% 1.16% -2.48% 2.51% -11.12%
107
Tabulasi Data Solvabilitas Sampel Tahun 2009-2013 RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
KODE AALI ABBA ADES ADMF ADMG AIMS AKKU AKPI AKRA AKSI ALFA ANTM APEX ARNA ARTI ASBI ASDM ASGR ASII ASJT ATPK AUTO BABP BAYU BBCA BBLD BBRI BCAP BDMN BEKS BFIN BHIT BKSL BKSW BLTA BMRI BMSR BNBR BNII BRPT BTEK BTON BUDI
2009
2010
18.39% 43.94% 61.74% 38.74% 119.29% 778.48% 66.55% 124.19% 98.47% 27.51% 97.61% 21.45% 124.19% 138.49% 21.91% 110.23% 132.62% 64.25% 887.91% 78.32% 913.73% 25.93% 8.35% 124.19% 913.73% 56.95% 1062.79% 177.94% 523.20% -3153.02% 3.59% 139.29% 21.91% 1215.34% 913.73% 1023.44% 37.45% 453.68% 11657.27% 44.02% 1.06% 61.58% 109.62%
18.51% 244.80% 69.22% 50.07% 109.07% 588.22% 91.39% 120.19% 201.42% 28.37% 137.19% 28.29% 120.19% 112.08% 16.81% 158.82% 137.58% 62.25% 74.84% 72.76% 849.81% 45.02% 8.98% 120.19% 849.81% 68.92% 1002.40% 157.54% 539.83% 508.67% 49.85% 122.78% 16.81% 1354.00% 849.81% 981.41% 47.06% 169.48% 111862.69% 70.05% 6.52% 55.20% 152.76%
Solvabilitas 2011 2012 20.36% 269.28% 76.14% 55.07% 119.97% 647.04% 100.53% 132.20% 221.56% 31.21% 150.91% 31.12% 132.20% 123.29% 18.49% 174.70% 151.34% 68.47% 82.32% 80.03% 934.79% 49.52% 9.87% 132.20% 934.79% 75.81% 1102.64% 173.29% 593.81% 559.54% 54.84% 135.06% 18.49% 1489.40% 934.79% 1079.55% 51.77% 186.43% 123048.96% 77.05% 7.17% 60.72% 168.03%
22.39% 296.21% 83.76% 60.58% 131.97% 711.74% 110.59% 145.43% 243.72% 34.33% 166.00% 34.23% 145.43% 135.62% 20.33% 192.18% 166.47% 75.32% 90.55% 88.03% 1028.27% 54.47% 10.86% 145.43% 1028.27% 83.39% 1212.91% 190.62% 653.19% 615.49% 60.32% 148.57% 20.33% 1638.34% 1028.27% 1187.50% 56.94% 205.07% 135353.86% 84.76% 7.88% 66.80% 184.83%
2013
Average
24.63% 325.83% 92.13% 66.64% 145.17% 782.92% 121.64% 159.97% 268.09% 37.76% 182.60% 37.65% 159.97% 149.18% 22.37% 211.39% 183.12% 82.85% 99.61% 96.84% 1131.09% 59.92% 11.95% 159.97% 1131.09% 91.73% 1334.20% 209.68% 718.51% 677.04% 66.35% 163.43% 22.37% 1802.17% 1131.09% 1306.25% 62.64% 225.58% 148889.24% 93.23% 8.67% 73.48% 203.32%
20.85% 236.01% 76.60% 54.22% 125.10% 701.68% 98.14% 136.39% 206.65% 31.83% 146.86% 30.55% 136.39% 131.73% 19.98% 169.46% 154.23% 70.63% 247.05% 83.20% 971.54% 46.97% 10.00% 136.39% 971.54% 75.36% 1142.99% 181.82% 605.71% -158.46% 46.99% 141.83% 19.98% 1499.85% 971.54% 1115.63% 51.17% 248.05% 106162.41% 73.82% 6.26% 63.56% 163.71%
108
RES 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
KODE BUMI CEKA CENT CFIN CITA CKRA CLPI CMPP CNTX CPIN CTBN DART DAVO DEFI DSFI DUTI DVLA ENRG EPMT ERTX ESTI ETWA FAST FORU FPNI GDYR GEMA GGRM GMTD GSMF HERO HEXA HMSP IKAI IMAS INAF INAI INCI INDF INDR INDX INKP INTA
2009
2010
433.94% 100.00% 16.97% 25.93% 71.49% 61.58% 90.10% 144.07% 478.79% 81.75% 84.98% 79.29% 527.82% 0.92% 748.49% 61.58% 5.44% 82.69% 43.94% 61.74% 38.74% 119.29% 778.48% 66.55% 124.19% 98.47% 27.51% 97.61% 21.45% 124.19% 138.49% 21.91% 110.23% 132.62% 64.25% 887.91% 78.32% 913.73% 25.93% 8.35% 124.19% 913.73% 56.95%
405.56% 100.00% 275.78% 45.02% 98.31% 55.20% 104.74% 132.40% 741.30% 45.67% 143.25% 71.15% 195.94% 1.14% 582.53% 55.20% 6.02% 49.95% 244.80% 69.22% 50.07% 109.07% 588.22% 91.39% 120.19% 201.42% 28.37% 137.19% 28.29% 120.19% 112.08% 16.81% 158.82% 137.58% 62.25% 74.84% 72.76% 849.81% 45.02% 8.98% 120.19% 849.81% 68.92%
Solvabilitas 2011 2012 446.11% 110.00% 303.36% 49.52% 108.15% 60.72% 115.22% 145.64% 815.43% 50.24% 157.58% 78.27% 215.53% 1.25% 640.78% 60.72% 6.63% 54.94% 269.28% 76.14% 55.07% 119.97% 647.04% 100.53% 132.20% 221.56% 31.21% 150.91% 31.12% 132.20% 123.29% 18.49% 174.70% 151.34% 68.47% 82.32% 80.03% 934.79% 49.52% 9.87% 132.20% 934.79% 75.81%
490.72% 121.00% 333.69% 54.47% 118.96% 66.80% 126.74% 160.20% 896.97% 55.26% 173.33% 86.10% 237.09% 1.37% 704.86% 66.80% 7.29% 60.44% 296.21% 83.76% 60.58% 131.97% 711.74% 110.59% 145.43% 243.72% 34.33% 166.00% 34.23% 145.43% 135.62% 20.33% 192.18% 166.47% 75.32% 90.55% 88.03% 1028.27% 54.47% 10.86% 145.43% 1028.27% 83.39%
2013
Average
539.79% 133.10% 367.06% 59.92% 130.86% 73.48% 139.41% 176.22% 986.67% 60.79% 190.67% 94.71% 260.80% 1.51% 775.35% 73.48% 8.02% 66.48% 325.83% 92.13% 66.64% 145.17% 782.92% 121.64% 159.97% 268.09% 37.76% 182.60% 37.65% 159.97% 149.18% 22.37% 211.39% 183.12% 82.85% 99.61% 96.84% 1131.09% 59.92% 11.95% 159.97% 1131.09% 91.73%
463.22% 112.82% 259.37% 46.97% 105.55% 63.56% 115.24% 151.71% 783.83% 58.74% 149.96% 81.90% 287.44% 1.24% 690.40% 63.56% 6.68% 62.90% 236.01% 76.60% 54.22% 125.10% 701.68% 98.14% 136.39% 206.65% 31.83% 146.86% 30.55% 136.39% 131.73% 19.98% 169.46% 154.23% 70.63% 247.05% 83.20% 971.54% 46.97% 10.00% 136.39% 971.54% 75.36%
109
RES 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115
KODE INTP ISAT JECC JIHD JKSW JRPT JSPT KBLI KDSI KKGI KLBF KONI LAPD LION LMPI LMSH LPCK LPIN LPLI LPPF LTLS MAMI MAPI MAYA MDLN MDRN MERK MPPA MRAT
2009
2010
1062.79% 177.94% 523.20% -3153.02% 3.59% 139.29% 21.91% 1215.34% 1023.44% 11657.27% 44.02% 1.06% 61.58% 109.62% 433.94% 100.00% 16.97% 25.93% 71.49% 61.58% 90.10% 144.07% 478.79% 81.75% 84.98% 79.29% 527.82% 0.92% 748.49%
1002.40% 157.54% 539.83% 508.67% 49.85% 122.78% 16.81% 1354.00% 981.41% 111862.69% 70.05% 6.52% 55.20% 152.76% 405.56% 100.00% 275.78% 45.02% 98.31% 55.20% 104.74% 132.40% 741.30% 45.67% 143.25% 71.15% 195.94% 1.14% 582.53%
Solvabilitas 2011 2012 1102.64% 173.29% 593.81% 559.54% 54.84% 135.06% 18.49% 1489.40% 1079.55% 123048.96% 77.05% 7.17% 60.72% 168.03% 446.11% 110.00% 303.36% 49.52% 108.15% 60.72% 115.22% 145.64% 815.43% 50.24% 157.58% 78.27% 215.53% 1.25% 640.78%
1212.91% 190.62% 653.19% 615.49% 60.32% 148.57% 20.33% 1638.34% 1187.50% 135353.86% 84.76% 7.88% 66.80% 184.83% 490.72% 121.00% 333.69% 54.47% 118.96% 66.80% 126.74% 160.20% 896.97% 55.26% 173.33% 86.10% 237.09% 1.37% 704.86%
2013
Average
1334.20% 209.68% 718.51% 677.04% 66.35% 163.43% 22.37% 1802.17% 1306.25% 148889.24% 93.23% 8.67% 73.48% 203.32% 539.79% 133.10% 367.06% 59.92% 130.86% 73.48% 139.41% 176.22% 986.67% 60.79% 190.67% 94.71% 260.80% 1.51% 775.35%
1142.99% 181.82% 605.71% -158.46% 46.99% 141.83% 19.98% 1499.85% 1115.63% 106162.41% 73.82% 6.26% 63.56% 163.71% 463.22% 112.82% 259.37% 46.97% 105.55% 63.56% 115.24% 151.71% 783.83% 58.74% 149.96% 81.90% 287.44% 1.24% 690.40%
110
Tabulasi Data Kualitas Auditor Sampel Tahun 2009-2013 RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
KODE AALI ABBA ADES ADMF ADMG AIMS AKKU AKPI AKRA AKSI ALFA ANTM APEX ARNA ARTI ASBI ASDM ASGR ASII ASJT ATPK AUTO BABP BAYU BBCA BBLD BBRI BCAP BDMN BEKS BFIN BHIT BKSL BKSW BLTA BMRI BMSR BNBR BNII BRPT
Kualitas Auditor 2009 2010 2011 2012 2013 Average 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
111
RES 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
KODE BTEK BTON BUDI BUMI CEKA CENT CFIN CITA CKRA CLPI CMPP CNTX CPIN CTBN DART DAVO DEFI DSFI DUTI DVLA ENRG EPMT ERTX ESTI ETWA FAST FORU FPNI GDYR GEMA GGRM GMTD GSMF HERO HEXA HMSP IKAI IMAS INAF INAI
Kualitas Auditor 2009 2010 2011 2012 2013 Average 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
112
RES 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115
KODE INCI INDF INDR INDX INKP INTA INTP ISAT JECC JIHD JKSW JRPT JSPT KBLI KDSI KKGI KLBF KONI LAPD LION LMPI LMSH LPCK LPIN LPLI LPPF LTLS MAMI MAPI MAYA MDLN MDRN MERK MPPA MRAT
Kualitas Auditor 2009 2010 2011 2012 2013 Average 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
113
Tabulasi Data Opini Auditor Sampel Tahun 2009-2013 RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
KODE AALI ABBA ADES ADMF ADMG AIMS AKKU AKPI AKRA AKSI ALFA ANTM APEX ARNA ARTI ASBI ASDM ASGR ASII ASJT ATPK AUTO BABP BAYU BBCA BBLD BBRI BCAP BDMN BEKS BFIN BHIT BKSL BKSW BLTA BMRI BMSR BNBR BNII BRPT
Opini Auditor 2009 2010 2011 2012 2013 Average 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
114
RES 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
KODE BTEK BTON BUDI BUMI CEKA CENT CFIN CITA CKRA CLPI CMPP CNTX CPIN CTBN DART DAVO DEFI DSFI DUTI DVLA ENRG EPMT ERTX ESTI ETWA FAST FORU FPNI GDYR GEMA GGRM GMTD GSMF HERO HEXA HMSP IKAI IMAS INAF INAI
Opini Auditor 2009 2010 2011 2012 2013 Average 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
115
RES 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115
KODE INCI INDF INDR INDX INKP INTA INTP ISAT JECC JIHD JKSW JRPT JSPT KBLI KDSI KKGI KLBF KONI LAPD LION LMPI LMSH LPCK LPIN LPLI LPPF LTLS MAMI MAPI MAYA MDLN MDRN MERK MPPA MRAT
Opini Auditor 2009 2010 2011 2012 2013 Average 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
116
Tabulasi Data Audit Delay Sampel Tahun 2009-2013 RES 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
KODE AALI ABBA ADES ADMF ADMG AIMS AKKU AKPI AKRA AKSI ALFA ANTM APEX ARNA ARTI ASBI ASDM ASGR ASII ASJT ATPK AUTO BABP BAYU BBCA BBLD BBRI BCAP BDMN BEKS BFIN BHIT BKSL BKSW BLTA BMRI BMSR BNBR BNII BRPT
2009 52 118 87 34 77 80 59 75 45 61 73 79 86 58 86 83 59 40 80 86 75 72 83 82 55 44 46 65 74 118 34 89 55 90 82 81 74 68 67 83
2010 23 82 94 29 76 87 71 86 54 80 73 80 82 59 275 72 59 46 58 75 71 53 45 81 68 58 40 86 55 89 36 80 36 74 85 74 80 61 66 89
Audit Delay (Hari) 2011 2012 2013 53 43 30 78 81 80 86 80 75 35 73 95 71 67 86 91 16 60 87 69 68 137 73 75 84 53 74 17 86 81 102 62 51 58 55 40 77 79 75 46 75 89 84 80 68 71 55 73 60 83 66 53 68 64 58 85 128 77 59 79 149 67 86 53 65 82 45 52 85 59 87 74 70 86 74 65 45 81 43 83 80 79 67 85 65 52 43 88 74 79 37 86 89 84 82 144 52 118 71 93 54 89 85 74 67 86 67 65 58 79 45 64 39 75 84 76 53 86 79 75
Average 40 88 84 53 75 67 71 89 62 65 72 62 80 65 119 71 65 54 82 75 90 65 62 77 71 59 58 76 58 90 56 96 66 80 79 75 67 61 69 82
117
RES 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
KODE BTEK BTON BUDI BUMI CEKA CENT CFIN CITA CKRA CLPI CMPP CNTX CPIN CTBN DART DAVO DEFI DSFI DUTI DVLA ENRG EPMT ERTX ESTI ETWA FAST FORU FPNI GDYR GEMA GGRM GMTD GSMF HERO HEXA HMSP IKAI IMAS INAF INAI
2009 48 81 86 79 86 83 48 86 67 69 67 79 87 73 74 68 60 87 77 69 83 60 48 82 81 69 102 76 112 86 55 79 88 63 48 26 83 37 74 79
2010 45 59 72 54 85 89 24 86 46 58 66 81 89 89 79 64 68 59 82 59 75 60 53 74 66 64 115 73 123 87 85 53 82 67 59 43 75 32 74 82
Audit Delay (Hari) 2011 2012 46 86 79 80 65 61 77 55 87 59 91 55 37 82 86 48 56 68 70 76 16 88 74 66 70 69 88 59 85 69 64 114 88 83 24 87 73 59 63 88 88 76 58 97 60 86 86 76 86 86 59 86 119 74 72 74 136 159 88 83 86 90 76 68 58 86 33 46 79 79 52 76 109 80 56 83 71 32 79 59
2013 79 45 58 95 79 79 74 147 136 53 56 85 64 77 59 58 77 84 73 116 87 72 113 72 79 80 85 87 86 77 84 85 87 59 87 84 99 60 70 66
Average 61 69 68 72 79 79 53 91 75 65 59 77 76 77 73 74 75 68 73 79 82 69 72 78 80 72 99 76 123 84 80 72 80 54 70 56 89 54 64 73
118
RES 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115
KODE INCI INDF INDR INDX INKP INTA INTP ISAT JECC JIHD JKSW JRPT JSPT KBLI KDSI KKGI KLBF KONI LAPD LION LMPI LMSH LPCK LPIN LPLI LPPF LTLS MAMI MAPI MAYA MDLN MDRN MERK MPPA MRAT
2009 88 76 87 86 83 83 87 74 62 76 87 86 65 20 88 74 62 81 69 79 83 54 69 63 76 27 76 77 51 74 27 90 86 56 82
2010 85 80 82 102 87 86 87 71 75 82 74 89 68 22 89 80 75 68 64 86 88 61 87 41 75 85 74 80 61 80 40 88 60 68 85
Audit Delay (Hari) 2011 2012 2013 84 93 85 72 106 51 86 81 74 106 67 74 88 113 87 79 117 77 86 12 78 72 57 59 79 74 88 79 79 60 77 87 78 88 74 37 66 58 51 42 71 74 88 79 88 74 82 85 70 90 115 72 40 74 77 83 85 64 59 77 62 81 78 75 87 75 87 71 65 51 74 85 79 81 87 25 80 87 74 79 85 75 75 85 71 87 88 71 82 143 37 75 66 60 54 70 46 68 85 52 66 85 87 82 46
Average 87 77 82 87 92 88 70 67 76 75 81 75 62 46 86 79 82 67 76 73 78 70 76 63 80 61 78 78 72 90 49 72 69 65 76
119
LAMPIRAN III HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
120
Ukuran,Perusahaan
N 115
Minimum Maximum Mean Std, Deviation 0,28 14.581.492,14 209.860,30 1.441.472,14
Profitabilitas 115 0,01 Solvabilitas 115 1,24 Kualitas,Auditor 115 ,00 Opini,Auditor 115 ,00 Audit,Delay 115 40,00 Valid N (listwise) 115 * Ukuran Perusahaan dalam Milyar
3.527,15 10.6162,41 1,00 1,00 123,00
92,31 2.130,57 ,496 ,548 73,49
498,19 14.030,61 ,502 ,500 12,51
121
LAMPIRAN IV HASIL UJI ASUMSI KLASIK
122
Hasil Uji Normalitas One -Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Unstandardiz ed Residual 115 .0000000 12.85150193 .090 .090 -.045 .893 .402
123
Hasil Uji Multikolonearitas Variable s Entered/Re move bd Model 1
Variables Removed
Variables Entered Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas. Auditor, Profitabilitas, a Ukuran.Perusahaan
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Audit.Delay
Model Summaryb Model 1
R .788 a
R Square .621
Adjusted R Square .616
Std. Error of the Estimate 13.19245
a. Predictors: (Constant), Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas.Auditor, Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan b. Dependent Variable: Audit.Delay ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 597.869 16185.788 16783.657
df 5 93 98
Mean Square 119.574 174.041
F 6.687
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas.Auditor, Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan b. Dependent Variable: Audit.Delay
124
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Ukuran.Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Kualitas.Auditor Opini.Auditor
Unstandardized Coefficients B Std. Error 76.276 2.734 6.703 .000 -.224 .003 .164 .004 -4.643 2.728 -.661 2.746
Standardized Coefficients Beta
t 27.894 2.727 -2.807 3.401 -2.702 -2.241
.279 -.086 .043 -.178 -.025
Sig. .000 .004 .002 .000 .004 .010
Collinearity Statistics Tolerance VIF .874 .912 .883 .945 .933
1.145 1.097 1.132 1.058 1.071
a. Dependent Variable: Audit.Delay Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Model 1
Dimension 1 2 3 4 5 6
Eigenvalue 2.698 1.143 .999 .541 .461 .159
Condition Index (Constant) 1.000 .03 1.536 .00 1.643 .00 2.233 .00 2.419 .01 4.125 .96
Ukuran. Perusahaan .01 .37 .25 .00 .34 .03
Profitabilitas .01 .14 .62 .00 .17 .07
Solvabilitas .04 .07 .00 .01 .80 .08
Kualitas. Auditor Opini.Auditor .04 .04 .03 .03 .00 .00 .48 .37 .01 .07 .43 .48
a. Dependent Variable: Audit.Delay
Re siduals Statisticsa Minimum Predicted Value 68.3301 Residual -30.91790 Std. Predicted Value -2.165 Std. Residual -2.344
Maximum 78.1007 51.06896 1.791 3.871
a. Dependent Variable: Audit.Delay
Mean 73.6768 .00000 .000 .000
Std. Deviation 2.46996 12.85150 1.000 .974
N 99 99 99 99
125
Hasil Uji Autokorelasi Variable s Entered/Re move bd Model 1
Variables Removed
Variables Entered Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas. Auditor, Profitabilitas, a Ukuran.Perusahaan
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Audit.Delay
Model Summaryb Model 1
R .788 a
R Square .621
Adjusted R Square .616
Std. Error of the Estimate 13.19245
DurbinWatson 2.101
a. Predictors: (Constant), Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas.Auditor, Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan b. Dependent Variable: Audit.Delay ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 597.869 16185.788 16783.657
df 5 93 98
Mean Square 119.574 174.041
F 6.687
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas.Auditor, Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan b. Dependent Variable: Audit.Delay Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) Ukuran.Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Kualitas.Auditor Opini.Auditor
B 76.276 6.703 -.224 .164 -4.643 -.661
a. Dependent Variable: Audit.Delay
Std. Error 2.734 .000 .003 .004 2.728 2.746
Standardized Coefficients Beta .279 -.086 .043 -.178 -.025
t 27.894 2.727 -2.807 3.401 -2.702 -2.241
Sig. .000 .004 .002 .000 .004 .010
126
Hasil Uji Heteroskedastisitas Variable s Entered/Re move bd Model 1
Variables Removed
Variables Entered Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas. Auditor, Profitabilitas, a Ukuran.Perusahaan
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Res_2
Model Summaryb Model 1
R .205 a
Adjusted R Square -.018
R Square .042
Std. Error of the Estimate 13.60434
DurbinWatson 2.121
a. Predictors: (Constant), Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas.Auditor, Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan b. Dependent Variable: Res_2 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 649.069 14806.238 15455.308
df 5 80 85
Mean Square 129.814 185.078
F .701
Sig. .624 a
a. Predictors: (Constant), Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas.Auditor, Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan b. Dependent Variable: Res_2
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Ukuran.Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Kualitas.Auditor Opini.Auditor
Unstandardized Coefficients B Std. Error 3.988 3.085 6.38E-016 .000 .001 .003 -.006 .004 -2.702 3.059 -2.517 3.072
a. Dependent Variable: Res_2
Standardized Coefficients Beta .078 .047 -.154 -.101 -.094
t 1.293 .668 .411 -1.323 -.883 -.819
Sig. .200 .506 .682 .190 .380 .415
127
Re siduals Statisticsa Minimum Predicted Value -7.5398 Residual -31.04128 Std. Predicted Value -2.780 Std. Residual -2.282 a. Dependent Variable: Res_2
Maximum 6.9157 49.95942 2.452 3.672
Mean .1413 .00000 .000 .000
Std. Deviation 2.76335 13.19815 1.000 .970
N 86 86 86 86
128
LAMPIRAN V HASIL ANALISIS REGRESSI
129
Hasil Analisis Regression Variable s Entered/Re move bd Model 1
Variables Removed
Variables Entered Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas. Auditor, Profitabilitas, a Ukuran.Perusahaan
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Audit.Delay
Model Summaryb Model 1
R .788 a
R Square .621
Adjusted R Square .616
Std. Error of the Estimate 13.19245
a. Predictors: (Constant), Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas.Auditor, Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan b. Dependent Variable: Audit.Delay
Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 .356 54.687 5 93 a Predictors: (Constant), Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas.Auditor, Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan
Sig. F Change .000
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 597.869 16185.788 16783.657
df 5 93 98
Mean Square 119.574 174.041
F 6.687
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), Opini.Auditor, Solvabilitas, Kualitas.Auditor, Profitabilitas, Ukuran.Perusahaan b. Dependent Variable: Audit.Delay
130
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) Ukuran.Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Kualitas.Auditor Opini.Auditor
B 76.276 6.703 -.224 .164 -4.643 -.661
a. Dependent Variable: Audit.Delay
Std. Error 2.734 .000 .003 .004 2.728 2.746
Standardized Coefficients Beta .279 -.086 .043 -.178 -.025
t 27.894 2.727 -2.807 3.401 -2.702 -2.241
Sig. .000 .004 .002 .000 .004 .010
131
LAMPIRAN VI TABEL T DENGAN SIGNIFIKANSI 0,05/5%
132
df
t table 12,7062047
df 31
t table 2,03951344
61
t table 1,99962357
91
t table 1,98637711
121
t table 1,97976374
2
4,30265273
32
2,03693333
62
1,9989715
92
1,98608627
122
1,97959985
3
3,1824463
33
2,03451529
63
1,99834052
93
1,98580177
123
1,97943866
4
2,77644511
34
2,0322445
64
1,99772963
94
1,98552339
124
1,97928009
5
2,57058183
35
2,03010792
65
1,99713789
95
1,98525096
125
1,97912408
6
2,44691185
36
2,02809399
66
1,9965644
96
1,98498426
126
1,97897058
7
2,36462425
37
2,02619245
67
1,99600833
97
1,98472314
127
1,97881951
8
2,30600413
38
2,02439415
68
1,99546891
98
1,9844674
128
1,97867082
9
2,26215716
39
2,0226909
69
1,99494539
99
1,9842169
129
1,97852446
10
2,22813884
40
2,02107537
70
1,99443709
100
1,98397147
130
1,97838038
11
2,20098516
41
2,01954095
71
1,99394334
101
1,98373095
131
1,97823851
12
2,17881283
42
2,01808168
72
1,99346354
102
1,9834952
132
1,97809881
13
2,16036865
43
2,01669217
73
1,9929971
103
1,98326409
133
1,97796124
14
2,14478668
44
2,01536755
74
1,99254347
104
1,98303747
134
1,97782573
15 16
2,13144954 2,11990529
45
2,01410336
75
1,99210212
105
1,98281522
135
1,97769225
46
2,01289557
76
1,99167258
106
1,9825972
136
1,97756075
17
2,10981556
47
2,01174048
77
1,99125436
107
1,98238331
137
1,97743118
18
2,10092204
48
2,01063472
78
1,99084704
108
1,98217342
138
1,97730351
19
2,09302405
49
2,0095752
79
1,99045018
109
1,98196743
139
1,97717769
20
2,08596344
50
2,00855907
80
1,99006339
110
1,98176522
140
1,97705369
21
2,07961384
51
2,00758373
81
1,98968629
111
1,9815667
141
1,97693146
22
2,07387306
52
2,00664676
82
1,98931852
112
1,98137175
142
1,97681096
23
2,0686576
53
2,00574595
83
1,98895974
113
1,9811803
143
1,97669217
24
2,06389855
54
2,00487927
84
1,98860963
114
1,98099223
144
1,97657503
25
2,05953854
55
2,00404477
85
1,98826787
115
1,98080748
145
1,97645953
26
2,05552942
56
2,0032407
86
1,98793417
116
1,98062594
146
1,97634562
27
2,05183049
57
2,00246544
87
1,98760824
117
1,98044753
147
1,97623328
28
2,04840711
58
2,00171747
88
1,98728982
118
1,98027223
148
1,97612246
29
2,04522961
59
2,00099536
89
1,98697866
119
1,98009985
149
1,97601314
30
2,04227245
60
2,0002978
90
1,9866745
120
1,97993038
150
1,9759053
1
df
df
df