FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 20112013)
Amanda Permatasari Rindang Widuri, S.Kom., M.M Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530, Indonesia Telp: (62-21) 534 5830, email :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, opini auditor, ukuran KAP dan pergantian auditor terhadap audit report lag. Metode yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Objek penelitian ini adalah 28 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2013 dengan total sampel 84 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran perusahaan, opini auditor, ukuran kantor akuntan publik dan pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari lima variabel independen dalam penelitian ini, hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. (AP) Kata kunci : audit report lag, ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran kantor akuntan publik, pergantian auditor
ABSTRACK The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the influence of company size, profitability, auditor's opinion, the size of public accountant firm and auditor switching towards audit report lag. The method used is logistic regression analysis. The objects of this study are 28 mining companies listed in Indonesian Stock Exchange period 2011-2013 with total sample 84 companies. These results indicate that profitability significantly influence towards audit report lag. However the company size, auditor's opinion, the size of public accountant firm and auditor switching does not affect towards audit report lag. Therefore the conclusion is from five independent variables in this study, only profitability that significantly influences toward audit report lag. (AP) Keyword : audit report lag, company size, profitability, size of public accountant firm, auditor switching
PENDAHULUAN Seiring berkembangnya pasar modal, setiap perusahaan yang telah go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Menurut Givoly dan Palmon (1982) dalam Pratama (2014), informasi yang diperlukan oleh pihak – pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat bila disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Dalam Undang – undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah diatur bahwa setiap perusahaan publik wajib menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat. Peraturan ini dibuat untuk melindungi pihak – pihak yang memiliki kepentingan terhadap informasi laporan keuangan perusahaan tersebut. Peraturan Bapepam yang saat ini berganti nama menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor X.K.2. lampiran keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-346/BL/2011 tentang penyampaian laporan keuangan berkala emiten atau perusahaan publik menyatakan laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Peraturan ini bermaksud agar para investor dapat memperoleh informasi keuangan dengan cepat guna pengambilan keputusan investasi. Sebelum laporan keuangan perusahaan diserahkan ke Bapepam, laporan keuangan tersebut perlu dilakukan audit atau pemeriksaan oleh auditor independen. Hal ini dimaksudkan agar informasi dalam laporan keuangan tersebut sudah dinyatakan wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia. Dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan pasti memerlukan waktu yang panjang, karena banyaknya transaksi, tingkat kerumitan transaksi, pengendalian internal perusahaan, dan terbatasnya jumlah karyawan. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh lamanya waktu penyelesaian audit (audit report lag). Audit report lag menurut Halim (2000) dalam Lianto & Kusuma (2010) adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yaitu sejak tanggal tutup buku perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi audit report lag. Penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) menyatakan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay perusahaan. Semakin besar total asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin kecil audit delay. Hal ini sejalan dengan penelitian Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Lucyanda dan Nura'ni (2013), perusahaan yang besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena manajemen perusahaan besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag karena perusahaan – perusahaan tersebut dimonitori oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Selain ukuran perusahaan, rasio profitabilitas juga berpengaruh terhadap audit report lag. Menurut Hanafi dan Halim (1996) dalam Yulianti (2011), profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba selama periode tertentu. Rasio profitabilitas menunjukkan seberapa efektif keseluruhan perusahaan dikelola oleh manajemen. Sebelum perusahaan menyampaikan laporan keuangannya ke publik, informasi yang ada di dalam laporan keuangan tersebut harus diaudit oleh auditor independen untuk menyatakan kewajaran atas informasi tersebut. Pernyataan wajar ini akan dicantumkan dalam bentuk laporan audit yang dibuat oleh akuntan publik. Perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion akan cenderung menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dibandingkan perusahaan yang mendapatkan pendapat selain unqualified opinion. Hal ini disebabkan oleh penyajian yang wajar dan tidak terdapat penyimpangan pada perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion dalam laporan keuangannya Pemberian pendapat atau opini tersebut dilakukan oleh kantor akuntan publik. Kantor akuntan publik adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan undang – undang. Kantor akuntan publik yang memilki reputasi yang baik, dalam hal ini The Big Four akan melakukan proses auditnya dengan cepat
karena kualitas auditor independennya yang sangat kompeten. Hal ini sejalan dengan penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010) yang menyatakan bahwa auditor yang memiliki reputasi yang baik akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif sehingga audit dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Pada penelitian ini, peneliti menambahkan satu variabel yaitu pergantian auditor. Pergantian auditor dapat terjadi karena aturan pemerintah atau mandatory, maupun keinginan perusahaan itu sendiri atau voluntary (Putra, 2014). Hal ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang pembatasan masa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP dan oleh Akuntan Publik. Proses pergantian auditor ini melibatkan proses audit karena auditor yang baru biasanya membutuhkan waktu untuk memahami perusahaan kliennya sebelum melaksanakan audit. Hal ini sejalan dengan penelitian Ettredge et.al (2005) dalam Putra (2014) yang menyatakan bahwa adanya pergantian auditor dapat berpengaruh terhadap audit report lag. Untuk menjawab beberapa saran dari penelitian sebelumnya, peneliti mencoba untuk menggunakan perusahaan pertambangan sebagai sampel penelitian dalam menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, opini auditor, ukuran kantor akuntan publik, dan pergantian auditor terhadap audit report lag. Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis mengangkat judul “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013)”. Landasan teori yang mendasari penelitian ini adalah signaling theory, agency theory, auditing dan audit report lag. Signaling theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain (Savitri, 2010:15). Teori keagenan merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principal dan agent, dimana pemegang saham atau pemilik perusahaan sebagai principal dan manajemen sebagai agent. Adanya hubungan antara principal dan agent mengharuskan manajemen untuk bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan guna memberikan kepuasaan kepada pemilik perusahaan. Berkaitan dengan hal ini, agent atau manajemen berkewajiban untuk menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan yang disajikan kepada principal harus disajikan dengan tepat waktu. Definisi auditing menurut Boynton dan Johnson (2006) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi – asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan tingkat kesesuaian antara asersi – asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil – hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan. Menurut Petronila (2007) dalam Lianto dan Kusuma (2010) pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen yang bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan memerlukan waktu yang cukup panjang. Hal ini disebabkan karena terbatasnya jumlah karyawan yang akan melakukan audit, banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dari transaksi, dan pengendalian internal yang kurang baik. Tertundanya penyampaian atau publikasi laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh jangka waktu pelaporan audit (audit report lag). Audit delay atau yang dikenal juga audit report lag inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang dipublikasikan (Kartika, 2009). Semakin lama waktu penyelesaian audit, semakin lama juga audit report lag. Jika audit report lag yang semakin lama, maka kemungkinan semakin lama juga penyampaian informasi keuangan perusahaan tersebut kepada para penggunanya. Pengembangan Hipotesis Ukuran perusahaan merupakan variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Menurut Kartika (2009) semakin besar total asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin kecil audit delaynya. Hal ini sejalan dengan penelitian Dyer dan Mc Hugh (1975)
dalam Lucyanda dan Nura'ni (2013), perusahaan yang besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil karena manajemen perusahaan besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag. Berdasarkan analisis tersebut, maka disusun hipotesis sebagai berikut : Ha1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag Profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba selama periode tertentu. Rasio profitabilitas menunjukkan seberapa efektif keseluruhan perusahaan dikelola oleh manajemen. Hal ini sesuai dengan teori keagenan dimana manajemen (agent) diharuskan untuk bekerja dengan baik untuk memberikan kepuasan kepada pemilik perusahaan (principal). Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi cenderung mengurangi audit report lag karena perusahaan menganggap itu merupakan good news untuk berbagai pihak sehingga perusahaan perlu menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu, begitu juga sebaliknya jika perusahaan memiliki profitabiltas yang rendah cenderung memperlambat penyampaian laporan keuangannya. Berdasarkan analisis tersebut, maka hipotesis disusun sebagai berikut : Ha2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag Perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion akan cenderung menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dibandingkan perusahaan yang mendapatkan pendapat selain unqualified opinion. Hal ini disebabkan oleh penyajian yang wajar dan tidak terdapat penyimpangan pada perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion dalam laporan keuangannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Kartika (2009) yang menunjukkan bahwa opini auditor independen mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit delay. Perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) mempunyai waktu audit yang lebih cepat dibandingkan perusahaan yang menerima opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion). Berdasarkan analisis tersebut, maka hipotesis disusun sebagai berikut : Ha3 : Opini auditor berpengaruh terhadap audit report lag Kantor akuntan publik yang memiliki reputasi yang baik, dalam hal ini The Big Four akan melakukan proses auditnya dengan cepat karena kualitas auditor independennya yang sangat kompeten. Hal ini sejalan dengan penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010) yang menyatakan bahwa auditor yang memiliki reputasi yang baik akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif sehingga audit dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Berdasarkan analisis tersebut, maka hipotesis disusun sebagai berikut : Ha4 : Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit report lag Pergantian auditor dapat terjadi karena aturan pemerintah atau mandatory, maupun keinginan perusahaan itu sendiri atau voluntary (Putra, 2014). Hal ini juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang pembatasan masa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP dan oleh Akuntan Publik. Proses pergantian auditor ini melibatkan proses audit karena auditor yang baru biasanya membutuhkan waktu untuk memahami perusahaan kliennya sebelum melaksanakan audit. Hal ini sejalan dengan dengan penelitian Ettredge et.al (2005) dalam Putra (2014) yang menyatakan bahwa adanya pergantian auditor dapat berpengaruh terhadap audit report lag. Berdasarkan analisis tersebut, maka hipotesis disusun sebagai berikut : Ha5 : Pergantian auditor berpengaruh terhadap audit report lag
METODE PENELITIAN Penelitiaan ini menggunakan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : a) Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. b) Perusahaan pertambangan yang tidak melalukan perubahan sektor selama tahun penelitian.
c) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dan laporan audit yang sudah ditandatangani oleh auditor independen. d) Menyediakan informasi mengenai total asset, profitabilitas, opini auditor dan nama KAP yang melakukan audit. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, didapatkan 28 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel. Periode yang digunakan untuk penelitian adalah tahun 2011-2013 (3 tahun). Jadi, total sampel pada penelitian ini sebanyak 84 perusahaan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri satu variabel dependen dan lima variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit report lag, sedangkan variabel independennya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, opini auditor, ukuran kantor akuntan publik dan pergantian auditor. Variabel audit report lag (Y) diukur dengan metode dummy, dimana jika perusahaan memiliki audit report lag lebih dari 90 hari diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang memiliki audit report lag kurang dari 90 hari diberi kode 0. Sedangkan pengukuran variabel independen dijelaskan sebagai berikut : Variabel ukuran perusahaan dinyatakan dengan kuantatif total asset yang dimiliki perusahaan. Perhitungannya menggunakan logaritma total asset. SIZE = log (total asset) Variabel profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan Return on Asset (ROA), dengan rumus sebagai berikut :
Variabel opini auditor diukur dengan metode dummy, dimana perusahaan yang mendapatkan unqualified opinion atau unqualified opinion with explanatory language diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang mendapatkan opini selain unqualified opinion dan unqualified opinion with explanatory language diberi kode 0. Variabel ukuran kantor akuntan publik diukur dengan metode dummy, dimana The Big Four diberi kode 1, sedangkan untuk Non Big Four diberi kode 0. Variabel pergantian auditor diukur dengan metode dummy, dimana jika klien melakukan pergantian auditor diberi kode 1, sedangkan jika klien tidak melakukan pergantian auditor diberi kode 0. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan analisis regresi logistik. Regresi logistik sama seperti regresi berganda, bedanya variabel dependen pada regresi logistik berbentuk kategorial (Latan & Temalagi, 2013). Dalam penelitian ini, tidak dilakukan uji normalitas data karena logistic regression tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebasnya. Asumsi multivariate normal disini tidak dapat dipenuhi karena variabel bebasnya merupakan campuran antara kontinyu (metrik) dan kategorikal (non-metrik). Menurut Ghozali (2013) analisis pengujian dengan logistic regression perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: menilai kelayakan model regresi (Goodness of Fit Test), menilai keseluruhan model (Overall Model Fit), menguji overall percentage (tabel klasifikasi), menguji koefisien determinasi (Nagelkerke R-square) dan koefisien regresi. Adapun persamaan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : ARL = α + β1SIZE + β2ROA + β3OPINI + β4KAP + β5AUD_SWITCHING + ℮ Keterangan : α ARL SIZE ROA OPINI KAP
= Konstanta = Audit Report Lag = Ukuran Perusahaan = Profitabilitas = Opini Auditor = Ukuran Kantor Akuntan Publik
AUD_SWITCHING β1, β2, β3, β4, β5 ℮
= Pergantian Auditor = Koefisien Regresi = Error Term
HASIL DAN BAHASAN Uji Statistik Deskriptif Menurut Latan & Temalagi (2013:27) statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari data yang di analisis meliputi nilai minimum, maksimum, rata – rata (mean), standar deviasi, kurtosis dan skewness. Variabel yang dianalisis dengan statistik deskriptif yang menggunakan skala rasio yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas, sedangkan variabel yang menggunakan skala nominal yaitu audit report lag, opini auditor, ukuran KAP dan pergantian auditor akan dijelaskan dengan tabel deskripsi frekuensi karena merupakan variabel kategorial, dengan demikian dapat terlihat berapa persentase dari masing – masing variabel. Tabel 1 Hasil Pengolahan Statistik Deskriptif
SIZE ROA OPINI KAP AUD_SWITCHING ARL Valid N (listwise) Sumber : Output SPSS
N 84 84
Minimum 8.05 -.46
Maximum 10.93 .58
Mean 9.6687 .0645
Std. Deviation .73624 .14700
84 84 84 84 84
0 0 0 0
1 1 1 1
.95 .50 .21 .10
.214 .503 .413 .295
Tabel 2 Hasil Deskriptif Frekuensi Opini Auditor OPINI
Other Unqualified Opinion/ Unqualified Valid Opinion with Eksplanatory Language Total Sumber : Output SPSS
4.8
Valid Percent 4.8
Cumulative Percent 4.8
80
95.2
95.2
100.0
84
100.0
100.0
Frequency
Percent
4
Tabel 3 Hasil Deskriptif Frekuensi Ukuran KAP
Non Big Four Valid The Big Four Total Sumber : Output SPSS
Frequency 42 42 84
KAP Percent 50.0 50.0 100.0
Valid Percent 50.0 50.0 100.0
Cumulative Percent 50.0 100.0
Tabel 4 Hasil Deskriptif Frekuensi Pergantian Auditor AUD_SWITCHING
Tidak Ada Pergantian Auditor Ada Pergantian Auditor Total Sumber : Output SPSS Valid
Frequency
Percent
66 18 84
78.6 21.4 100.0
Valid Percent 78.6 21.4 100.0
Cumulative Percent 78.6 100.0
Tabel 5 Hasil Deskriptif Frekuensi Audit Report Lag
<= 90 hari Valid > 90 hari Total Sumber : Output SPSS
Frequency 76 8 84
ARL Percent 90.5 9.5 100.0
Valid Percent 90.5 9.5 100.0
Cumulative Percent 90.5 100.0
Berdasarkan Tabel 1 yaitu hasil pengujian terhadap 84 sampel dengan menggunakan SPSS versi 20 dapat disimpulkan bahwa : Variabel ukuran perusahaan (SIZE) yang diukur dengan logaritma total asset memiliki nilai minimum sebesar 8,05 dan nilai maximum sebesar 10,93, sedangkan rata – rata sebesar 9,6687 dengan standar deviasi 0,73624. Tampak bahwa perusahaan yang memiliki total asset terendah adalah PT. ATPK Resources Tbk pada tahun 2011, sedangkan perusahaan yang memiliki total asset tertinggi adalah PT. Bumi Resources Tbk pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka dapat dikatakan semakin besar total asset yang dimiliki perusahaan. Variabel profitabilitas yang dihitung dengan ROA (return on asset) memiliki nilai minimum sebesar -0,46 dan nilai maximum sebesar 0,58, sedangkan rata – rata sebesar 0,0645 dengan standar deviasi 0,14700. Terlihat bahwa ada perusahaan yang memiliki profitabilitas bernilai minus, hal ini berarti bahwa perusahaan tidak memiliki kemampuan menghasilkan laba pada periode tersebut. Sebaliknya jika profitabilitas perusahaan bernilai positif, berarti perusahaan tersebut memiliki kemampuan memperoleh laba pada periode tersebut. Perusahaan yang memiliki nilai ROA terendah adalah PT. Borneo Lumbung Energy dan Metal Tbk pada tahun 2013 sedangkan perusahaan yang memiliki ROA tertinggi adalah PT. Garda Tujuh Buana Tbk pada tahun 2012. Variabel opini auditor (OPINI) memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maximum sebesar 1 (karena menggunakan metode dummy), sedangkan rata – rata sebesar 0,95 dengan standar deviasi 0,214. Berdasarkan Tabel 2, terdapat 95,2% atau 80 data laporan keuangan yang mendapat unqualified opinion atau unqualiafied opinion with eksplanatory language, sedangkan sisanya 4,8% atau 4 data laporan keuangan yang mendapat opini selain unqualified opinion dan unqualiafied opinion with eksplanatory language. Variabel ukuran kantor akuntan publik (KAP) memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maximum sebesar 1 (karena menggunakan metode dummy), sedangkan rata – rata sebesar 0,50 dengan standar deviasi 0,503. Berdasarkan Tabel 3, terdapat 50% atau 42 data perusahaan yang menggunakan jasa akuntan publik The Big Four dan 50% atau 42 data perusahaan yang menggunakan jasa akuntan publik Non Big Four. Variabel pergantian auditor (AUD_SWITCHING) memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maximum sebesar 1 (karena menggunakan metode dummy), sedangkan rata – rata sebesar 0,21 dengan standar deviasi 0,413. Berdasarkan Tabel 4, terdapat 21,4% atau 18 data perusahaan yang melakukan pergantian auditor dan 78,6% atau 66 data perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor. Variabel audit report lag (ARL) memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maximum sebesar 1 (karena menggunakan metode dummy), sedangkan rata – rata sebesar 0,10 dengan standar deviasi 0,295. Berdasarkan Tabel 5, terdapat 9,5% atau 8 data perusahaan yang mempunyai audit report lag lebih dari 90 hari dan 90,5% atau 76 data perusahaan yang mempunyai audit report lag kurang dari 90 hari. Analisis Regresi Logistik Penelitian ini ingin menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya, dimana variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan metode dummy sehingga cara analisis yang cocok adalah menggunakan analisis regresi logistik. Regresi logistik sama seperti regresi berganda, bedanya variabel dependen pada regresi logistik berbentuk kategorial (Latan dan Temalagi, 2013).
Tabel 6 Goodness of Fit Test Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df 1 6.991 8 Sumber : Output SPSS
Sig. .538
Berdasarkan hasil output diatas, terlihat bahwa nilai Chi-square sebesar 6,991 dengan nilai signifikasi 0,538 atau 53,8%. Nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 atau 5% menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasi atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Hal ini berarti model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya karena tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Tabel 7 Overall Model Fit Step 0 1 Sumber : Output SPSS
-2Log Likelihood 52.835 42.132
Berdasarkan output diatas, terlihat bahwa angka awal -2 Log Likelihood Block Number 0 adalah 52,835 sedangkan angka -2 Log Likelihood Block Number 1 adalah 42,132. Berdasarkan output tersebut terjadi penurunan sebesar 10,703. Penurunan ini menunjukkan bahwa penambahan variabel independen ke dalam model adalah memperbaiki model fit. Sehingga dapat dikatakan bahwa model dalam penelitian merupakan model yang baik. Tabel 8 Tabel Klasifikasi Predicted Observed
ARL <= 90 hari 76 6
<= 90 hari > 90 hari Overall Percentage Sumber : Output SPSS Step 1
ARL
> 90 hari 0 2
Percentage Correct 100.0 25.0 92.9
Berdasarkan output diatas, diketahui bahwa data observasi dan prediksi yang mengalami audit report lag kurang dari 90 hari sebanyak 76 sampel sedangkan data yang diobservasi mengalami audit report lag kurang dari 90 hari namun diprediksi mengalami audit report lag lebih dari 90 hari sebanyak 0 sampel atau tidak ada. Kemudian data observasi dan prediksi yang mengalami audit report lag lebih dari 90 hari sebanyak 2 sampel, sedangkan data observasi yang mengalami audit report lag lebih dari 90 hari namun diprediksi mengalami audit report lag kurang dari 90 hari sebanyak 6 sampel. Pengujian ini juga dapat mengetahui ketepatan data hasil observasi dalam memprediksi model yaitu dengan melihat nilai Overall Percentage. Nilai Overall Percentage adalah sebesar 92,9% sehingga dapat disimpulkan bahwa ketepatan data hasil observasi dapat memprediksi model atau secara keseluruhan ketepatan klasifikasi adalah sebesar 92,9%. Tabel 9 Nagelkerke R-square Step 1
-2 Log likelihood 42.132a
Cox & Snell R Square .120
Nagelkerke R Square .256
Sumber : Output SPSS Berdasarkan output diatas, terlihat bahwa nilai Nagelkerke R-square adalah sebesar 0,256 atau 25,6% yang artinya variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, opini auditor, ukuran kantor akuntan publik, dan pergantian auditor) dapat menjelaskan variabel dependen (audit report lag)
sebesar 25,6%, sedangkan sisanya sebesar 74,4% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat di dalam model. Tabel 10 Hasil Uji Koefisien Regresi B S.E Sig. Constant -4.399 5.634 .435 SIZE .220 .599 .714 ROA -9.492 3.790 .012 OPINI .176 1.383 .899 KAP -.583 .985 .554 AUD_SWITCHING .466 .980 .634 Note : SIZE (ukuran perusahaan), ROA (profitabilitas), OPINI (opini auditor), KAP (ukuran KAP) dan AUD_SWITCHING (pergantian auditor) Sumber : Output SPSS Berdasarkan Tabel 10, maka dapat dibuat persamaan regresi logistik sebagai berikut : ARL = -4,399 + 0,220 SIZE – 9,492 ROA + 0,176 OPINI – 0,583 KAP + 0,466 AUD_SWITCHING + ℮ Berdasarkan persamaan diatas, diketahui bahwa konstanta (constant) model regresi logistik sebesar -4,399 yang artinya jika variabel lain dianggap tetap maka audit report lag mengalami penurunan sebesar 4,399 satuan. Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1) Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,220 dimana bernilai positif yang artinya ukuran perusahaan memiliki hubungan positif terhadap audit report lag. Ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,714. Hal ini berarti variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit report lag, karena nilai signifikansi 0,714 lebih besar dari 0,05. Maka hipotesis Ha1 dalam penelitian ini ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian Lianto dan Kusuma (2010) dan Lucyanda dan Nura'ni (2013), tetapi hasil ini berbanding terbalik dengan penelitian Kartika (2009). Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2) Variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi sebesar -9,492 dimana bernilai negatif yang artinya profitabilitas memiliki hubungan negatif terhadap audit report lag. Profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,012. Hal ini berarti variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit report lag, karena nilai signifikansi 0,012 lebih kecil dari 0,05. Maka hipotesis Ha2 dalam penelitian ini diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian Lianto dan Kusuma (2010), tetapi hasil ini berbanding terbalik dengan penelitian Kartika (2009) dan Purnamasari (2012). Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3) Variabel opini auditor memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,176 dimana bernilai positif yang artinya opini auditor memiliki hubungan positif terhadap audit report lag. Opini auditor memiliki nilai signifikansi sebesar 0,899. Hal ini berarti variabel opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit report lag, karena nilai signifikansi 0,899 lebih besar dari 0,05. Maka hipotesis Ha3 dalam penelitian ini ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010), Lucyanda dan Nurani (2013) dan Putra (2014), tetapi hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian Kartika (2009) dan Aryaningsih dan Budiartha (2014). Pengujian Hipotesis Keempat (Ha4) Variabel ukuran kantor akuntan publik memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,583 dimana bernilai negatif yang artinya ukuran kantor akuntan publik memiliki hubungan negatif terhadap audit report lag. Ukuran kantor akuntan publik memiliki nilai signifikansi sebesar 0,554. Hal ini berarti variabel
ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap audit report lag, karena nilai signifikansi 0,554 lebih besar dari 0,05. Maka hipotesis Ha4 dalam penelitian ini ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010) dan Lucyanda dan Nurani (2013), tetapi hasil ini berbanding terbalik dengan penelitian Kusumawardani (2013). Pengujian Hipotesis Kelima (Ha5) Variabel pergantian auditor memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,466 dimana bernilai positif yang artinya pergantian auditor memiliki hubungan positif terhadap audit report lag. Pergantian auditor memiliki nilai signifikansi sebesar 0,634. Hal ini berarti variabel pergantian auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit report lag, karena nilai signifikansi 0,634 lebih besar dari 0,05. Maka hipotesis Ha5 dalam penelitian ini ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian Putra (2014), tetapi hasil ini berbanding terbalik dengan penelitian Ettredge, Chan dan Sun (2005).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi audit report lag. Faktor – faktor tersebut yang menjadi variabel independen adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, opini auditor, ukuran kantor akuntan publik dan pergantian auditor, sedangkan variabel dependennya adalah audit report lag. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013 dengan total sampel 84 perusahaan. Pengujian dilakukan dengan pengujian statistik deskriptif dan regresi logistik untuk mengetahui pengaruh variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, opini auditor, ukuran kantor akuntan publik dan pergantian auditor) terhadap variabel dependen (audit report lag). Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini dikarenakan auditor menganggap seberapapun besarnya total asset yang dimiliki perusahaan, auditor akan melakukan prosedur audit yang sama. Jadi, lamanya waktu penyelesaian audit tidak mempengaruhi jumlah total asset yang dimiliki perusahaan. 2. Variabel profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini dikarenakan tingkat profitabilitas yang tinggi merupakan kabar baik untuk publik dan harus segera di publikasikan, sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk lebih cepat menyelesaikan proses auditnya. 3. Variabel opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini dikarenakan pemberian opini atau pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan merupakan proses akhir dalam standar audit, sehingga pemberian opini tidak mempengaruhi lamanya waktu penyelesaian audit. 4. Variabel ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini dikarenakan KAP apapun, baik The Big Four maupun Non Big Four akan melakukan proses audit sesuai dengan standar audit yang berlaku di Indonesia. 5. Variabel pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini dikarenakan proses pengenalan dan pemahaman mengenai jenis bisnis perusahaan klien dapat dilakukan sebelum tanggal tutup buku perusahaan sehingga dapat mengurangi lamanya waktu penyelesaian audit dan proses audit dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut ini : 1. Memperpanjang periode penelitian sehingga hasil yang diperoleh akan lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang. 2. Memperluas ruang lingkup penelitian dengan menambah jumlah sampel yang digunakan yaitu dengan menggunakan perusahaan dengan sektor atau jenis industri yang berbeda, seperti perusahaan perbankan, farmasi, pertanian atau perusahaan lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Menambah variabel – variabel lainnya yang tidak ada dalam penelitian ini, seperti rasio solvabilitas, likuiditas, komite audit, atau pengendalian internal perusahaan.
REFERENSI Aryaningsih, N. N., & Budiartha, I. K. (2014). Pengaruh Total Aset, Tingkat Solvabilitas dan Opini Audit Pada Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana , 747-647. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. (2015). UU Pasar Modal No.8 Tahun 1995. Retrieved Januari 10, 2015, from www.bapepam.go.id Boynton, W. C., & Johnson, R. N. (2006). Modern Auditing: Assurance Services and the Integrity of Financial Reporting (8th ed.). United of America: John Wiley & Sons. Dyer, J. C., & McHugh, A. J. (1975). The Timeliness of The Australian Annual Report. Journal of Accounting Research (Autumn) , 204-220. Ettredge, M., Chan, L., & Lili, S. (2005). Internal Control Quality and Audit Delay in the SOX Era. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Givoly, D., & Palmon, D. (1982). Timeliness of Annual Earning Announcement: Some Emperical Evidence. Accounting Review , LVII (3), 485-508. Halim, V. (2000). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay. Jurnal Bisnis & Akuntansi , II (1). Indonesia Stock Exchange. (2015). Retrieved Januari 28, 2015, from www.idx.co.id Iskandar, M. J., & Trisnawati, E. (2010). Faktor-faktor yang Memperngaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi , 12 (3), 175-186. Kartika, A. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis dan Ekonomi , 16 (1), 1-17. Kusumawardani, F. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur. Accounting Analysis Journal . Latan, H., & Temalagi, S. (2013). Analisis Multivariate Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program IBM SPSS 20.0. Bandung: Alfabeta. Lianto, N., & Kusuma, B. H. (2010). Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi , 12 (2), 97-106. Lucyanda, J., & Nura'ni, S. P. (2013). Pengujian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay. Jurnal Akuntansi dan Auditing , 9 (2), 128-149 Otoritas Jasa Keuangan. (2015). Regulasi Pasar Modal. Retrieved Januari 23, 2015, from www.ojk.go.id Petronila, T. A. (2007). Analisis Skala Perusahaan, Opini Audit & Umur Perusahaan atas Audit Report Lag. Akuntabilitas , 129-141. Pratama, B. (2014). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness pada Perusahaan Publik di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar Secara Konsisten di LQ 45 di Bursa Efek Indonesia). Universitas Diponogero, Semarang. Purnamasari, C. P. (2012). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Putra, A. B. (2014). Opini Auditor, Laba/Rugi Tahun Berjalan, Auditor Switching dalam Memprediksi Audit Delay. Accounting Analysis Journal.
Saham
Ok. (2015). Sektor Pertambangan. Retrieved www.sahamok.com/emiten/sektor-pertambangan
Januari
17,
2015,
from
Savitri, R. (2010). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Semarang: Universitas Diponegoro. Yulianti, A. (2011). Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2007-2008). Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
RIWAYAT PENULIS Amanda Permatasari lahir di kota Jakarta pada 17 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2015.