PENGARUH EKSTRAK ALGA MERAH Kappaphycus alvarezii AIDA RUDYNT SUKMAWATI. TERHADAP NILAI TOTAL BAKTERI dan NILAI ORGANOLEPTIK

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK ALGA MERAH Kappaphycus alvarezii TERHADAP NILAI TOTAL BAKTERI dan NILAI ORGANOLEPTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Oleh : AIDA RUDYNT SUKMAWATI SURABAYA - JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014

Skripsi

AIDA RUDYNT SUKMAWATI PENGARUH EKSTRAK ALGA MERAH Kappaphycus alvarezii TERHADAP NILAI TOTAL BAKTERI dan NILAI ORGANOLEPTIK IKAN NILA (Oreochromis niloticus)


Yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a N I M Tempat, tanggal lahir Alamat Judul Skripsi

Pembimbing

: : : : :

Aida Rudynt Sukmawati 141011098 Jombang, 19 Juli 1992 Gayungan 1C/7 Surabaya Pengaruh Ekstrak Alga Merah (Kappaphycus alvarezii) Terhadap Nilai Total Bakteri dan Nilai Organoleptik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) : 1. Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si. 2. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan laporan Skripsi yang saya buat adalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari Dana Penelitian : Proyek Dosen. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka, serta kami bersedia : 1. Dipublikasikan dalam Jurnal Berkala Ilmiah Perikanan dan Kelautan Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga; 2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan skripsi / karya tulis saya ini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi / dosen pemilik proyek penelitian; 3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh (sebagaimana diatur di dalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab. XI pasal 38 – 42), apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain yang seolaholah hasil pemikiran saya sendiri. Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Surabaya, 21 Juli 2014 Yang membuat pernyataan,

Aida Rudynt Sukmawati NIM. 141011098

Skripsi




Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan Pada Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh : AIDA RUDYNT SUKMAWATI NIM. 141011098

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Skripsi

Pembimbing Utama

Pembimbing Serta

Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si. NIP. 19580914 198601 2 001

Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D. NIP. 19700116 199503 1 002




Oleh : AIDA RUDYNT SUKMAWATI NIM. 141011098

Telah diujikan pada Tanggal : 10 Juli 2014 KOMISI PENGUJI SKRIPSI Ketua : Sudarno, Ir., M.Kes. Sekretaris : Kustiawan Tri Pursetyo, S.Pi., M.Vet. Anggota : Agustono, Ir., M.Kes. Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph. D.

Surabaya, 1 Juli 2014 Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Dekan,

Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, DEA., drh. NIP. 19520517 197803 2 001

Skripsi



RINGKASAN

AIDA RUDYNT SUKMAWATI. Pengaruh Ekstrak Alga Merah (Kappaphycus alvarezii) Terhadap Nilai Total Bakteri dan Nilai Organoleptik Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Dosen Pembimbing: Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si. dan Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si Ikan merupakan komoditas yang mudah rusak atau perishable food, sehingga perlu penanganan baik yang tidak merubah kualitas ikan, mulai dari tempat penangkapan hingga lokasi penjualan atau pengolahan. Perubahan kualitas atau kemunduran mutu ikan disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pembusuk. Aktivitas antibakteri yang dimiliki oleh rumput laut dapat digunakan untuk penghambat pertumbuhan bakteri pembusuk pada ikan, sehingga kualitas ikan akan tetap baik. Senyawa bioaktif yang bersifat antibakteri tersebut dapat ditemukan pada rumput laut merah yaitu Kappaphycus alvarezii. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak alga merah (K. alvarezii) terhadap nilai total bakteri dan nilai organoleptik serta interaksi atau keterkaitan antara kedua pada ikan nila (Oreochromis niloticus). Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari faktor konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman dengan ulangan tiga. Konsentrasi ekstrak K. alvarezii terdiri dari empat perlakuan yaitu 0 ppm, 250 ppm, 500 ppm dan 1000 ppm. Lama perendaman yang digunakan tiga puluh menit dan satu jam. Parameter utama yang diamati adalah nilai total bakteri dan nilai organoleptik. Parameter penunjang yang dimatai adalah nilai pH. Analisis data menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian meunjukkan bahwa ekstrak K. alvarezii berpengaruh terhadap nilai Total Plate Count dan nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus). Penggunaan ekstrak K. alvarezii dengan konsentrasi 500 ppm dan lama perendaman 60 menit menghasilkan interaksi yang berpengaruh terhadap nilai total bakteri dan nilai organoleptik pada ikan nila (O. niloticus). Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui efektifitas ekstrak K. alvarezii dalam

Skripsi



mengawetkan ikan serta menentukan nilai Total Volatille Base (TVB), nilai Trimetil Amin (TMA), kemampuan mengikat air, ketengikan oksidatif dan analisis proksimat.

Skripsi



SUMMARY

AIDA RUDYNT SUKMAWATI. The Effect of Red Algae (Kappaphycus alvarezii) Extract Against Value of Bacteria and Organoleptic Value of Tilapia Fish (Oreochromis niloticus). Academic advisors: Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si. and Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si. Fish is an easily damaged commodity or perishable food, so it needs good handling that does not change the quality of the fish, from the place of catching to the place of selling or processing. Change in the quality or deterioration of fish caused by decomposer microorganism activity. Antibacterial activity possessed by seaweed can be used for inhibiting the growth of decomposer bacteria on fish, so the fish will still be good quality. Antibacterial bioactive compound that can be found in Kappaphycus alvarezii. This study aims to determine the effect of red algae extract (K. alvarezii) against the total value of bacterial and organoleptic value as well as the interaction or relationship between the two in tilapia (Oreochromis niloticus). This research method is the experiment with completely randomized design (CRD) factorial pattern consisting of K. alvarezii extract’s concentration factor and long soaking with there replication. K. alvarezii extract concentration consists of four treatments with 0 ppm, 250 ppm, 500 ppm and 1000 ppm. Soaking time used thirty minutes and one hour. The main parameters measured are total value of bacteria and organoleptic value. Supporting parameters measured are pH value. Analysis of the data using Analysis of Variance (ANOVA) and to determine the best treatment using Duncan’s Multiple Range Test. The result of the study reveals that extracts of K. alvarezii effect the value of Total Plate Count and organoleptic value of Tilapia (O. niloticus). The use of extract of K. alvarezii with a concentration 500 ppm and one hour of soaking time result in interactions that affect the total value of bacteria and organoleptic value in Tilapia (O. niloticus). Further research needs to be conducted to determine the effectiveness of the extract of K. alvarezii preserve fish and determine the value of

Skripsi



Total Volatille Base (TVB), the value of Trimeti Amin (TMA), water binding capability, oxidative rancidity and proximate analysis.

Skripsi



KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Pengaruh Ekstrak Alga Merah (Kappaphycus alvarezii) Terhadap Nilai Total Bakteri dan Nilai Organoleptik Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi S-1 Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Skripsi selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat dan memberikan informasi bagi semua pihak, khususnya bagi Mahasiswa Program Studi S-1 Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga Surabaya guna kemajuan serta perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang perikanan, terutama budidaya perairan.

Surabaya, 1 Juli 2014

Penulis

Skripsi



UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.

Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA, selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya;

2.

Bapak Abdul Manan, S.Pi., M.Si., selaku Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan, saran dan arahan dalam pengambilan mata kuliah dari semester satu sampai dengan semester delapan;

3.

Ibu Wahju Tjahjaningsih, Ir., M.Si., dan Bapak Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan ilmu sejak penyusunan usulan proposal penelitian hingga selesainya penyusunan Skripsi ini;

4.

Bapak Sudarno, Ir., M.Kes. dan Bapak Kustiawan Tri Pursetyo, S.Pi., M.Vet., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan evaluasi dan arahan hingga selesainya Skripsi ini;

5. Bapak Agustono, Ir., M. Kes., selaku Dosen Penguji sekaligus Koordinator Skripsi serta seluruh staf pengajar, dan staf bagian akademik kemahasiswaan yang telah banyak membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan laporan; 6. Bapak Annur Ahadi Abdillah, S.Pi., M.Si., dosen sekaligus kakak senior yang telah membimbing dan membantu selama pelaksanaan penelitian hingga selesainya Skripsi ini;

Skripsi



7.

Kedua orang tua tercinta, Ibunda Intichanah dan Bapak Rudy Sudarmanto, atas doa yang selalu terlantun dan nasehat bijak yang menjadi penguat dalam kelancaran Skripsi yang dilakukan penulis;

8.

Adikku tercinta, Lina Rudyn Bella Aulia dan Rachmat Rudyn Adil-Do, atas doa dan dukungan yang diberikan;

9.

Faisal Anwar, yang telah memberi dukungan penuh;

10. Rekan terbaik sekaligus seperjuangan, Astrid, Ayulana, Dyo, Ike, Slamet, Rya, Farah, Savitri, Ipeh, Fifit, Ardhito, Ricky dan keluarga PIRANHA 2010 sekeluarga; 11. Semua pihak yang telah membantu sehingga Skripsi ini bisa terselesaikan. Semoga Allah Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang melimpahkan berkat-Nya, dan membalas segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada penulis.

Surabaya, 1 Juli 2014

Penulis

Skripsi



DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN ..............................................................................................

iv

SUMMARY .................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................

ix

DAFTAR ISI ...............................................................................................

xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii I

PENDAHULUAN ................................................................................

1

1.1 Latar Belakang ................................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah .........................................................................

3

1.3 Tujuan .............................................................................................

3

1.4 Manfaat ...........................................................................................

4

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................

5

2.1 Kappaphycus alvarezii .................................................................... 2.1.1 Morfologi .............................................................................. 2.1.2 Manfaat Kappaphycus alvarezii ............................................. 2.1.3 Metabolit Sekunder Kappaphycus alvarezii ...........................

5 6 7 8

2.2 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ................................................... 2.2.1 Morfologi .............................................................................. 2.2.2 Kandungan Gizi .....................................................................

10 11 11

2.3 Pembusukkan Ikan .......................................................................... 2.3.1 Tahapan Pembusukkan ..........................................................

12 12

2.4 Identifikasi Kesegaran Ikan ............................................................. 2.4.1 Pengamatan Mikrobiologis .................................................... 2.4.2 Pengamatan Organoleptik ......................................................

14 14 15

III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ................................

17

II

Skripsi



3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ......................................................

20

3.2 Hipotesis .........................................................................................

21

IV METODOLOGI ....................................................................................

22

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................

22

4.2 Bahan dan Alat Penelitian ...............................................................

22

4.3 Metode Penelitian ............................................................................ 4.3.1 Rancangan Penelitian ............................................................. 4.3.2 Variabel Penelitian ................................................................ 4.3.3 Prosedur Kerja ....................................................................... 4.3.4 Parameter Penelitian ............................................................... 4.3.5 Analisis Data ..........................................................................

22 22 23 23 30 31

HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................

33

5.1 Hasil ................................................................................................ 5.1.1 Uji Total Plate Count (TPC) .................................................. 5.1.2 Uji Organoleptik .................................................................... 5.1.3 Pengukuran pH (Power of Hydrogen) ....................................

33 33 38 60

5.2 Pembahasan ....................................................................................

62

VI SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................

70

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

71

LAMPIRAN ................................................................................................

77

V

Skripsi



DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Rata-rata nilai total bakteri (cfu/ml) pada ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi esktrak yang berbeda ................................................

6

Rata-rata nilai total bakteri (cfu/ml) pada ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman esktrak yang berbeda .................................................

7

Rata-rata nilai total bakteri (cfu/ml) pada ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda ..

33

Rata-rata nilai organoleptik pada ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi esktrak yang berbeda ..........................................................

35

Rata-rata nilai organoleptik pada ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda .....................................................................

37

Rata-rata nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda ........................

39

Rata-rata nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi yang berbeda .........................................................................................

41

Rata-rata nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda .....................................................................

42

Rata-rata nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda ......................................................

48

10. Rata-rata nilai bau ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi yang berbeda .................................................................................................

50

11. Rata-rata nilai bau ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda .................................................................................................

52

12. Rata-rata nilai bau ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda .....................................................................

53

13. Rata-rata nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi yang berbeda .................................................................................................

55

14. Rata-rata nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda .........................................................................................

57

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Skripsi

Halaman



Skripsi

15. Rata-rata nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda .............................................................

59

16. Rata-rata nilai pH ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda .....................................................................

61



DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Morfologi rumput laut ...........................................................................

6

2.

Kappaphycus alvarezii ..........................................................................

7

3.

Kerangka konsenptual ...........................................................................

20

4.

Diagram alir penelitian ..........................................................................

32

5.

Grafik rata-rata nilai total bakteri (cfu/ml) pada ikan nila (O.niloticus) akibat konsentrasi yang berbeda ............................................................

34

Grafik rata-rata nilai total bakteri (cfu/ml) pada ikan nila (O.niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda ..................................................

35

Grafik rata-rata nilai total bakteri (cfu/ml) pada ikan nila (O.niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda ....

38

Grafik rata-rata nilai organoleptik pada ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi yang berbeda ......................................................................

39

Grafik rata-rata nilai organoleptik pada ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda .............................................................

41

10. Grafik rata-rata nilai organoleptik pada ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda ..

43

11. Garfik rata-rata nilai ketampakan pada ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak yang berbeda ..........................................................

45

12. Garfik rata-rata nilai ketampakan pada ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda .............................................................

47

13. Garfik rata-rata nilai ketampakan pada ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda .........

49

14. Garfik rata-rata nilai bau pada ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak yang berbeda .............................................................................

50

15. Garfik rata-rata nilai bau pada ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda .....................................................................

52

6.

7.

8.

9.

Skripsi

Halaman



Skripsi

16. Grafik rata-rata nilai bau pada ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda ........................

54

17. Garfik rata-rata nilai tekstur pada ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak yang berbeda ..........................................................

56

18. Grafik rata-rata nilai tekstur pada ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda .....................................................................

57

19. Grafik rata-rata nilai tekstur pada ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda .........

59

20. Garfik rata-rata nilai pH pada ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda ........................

62



DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Score sheet penilaian sensori ikan nila utuh ...........................................

77

2.

Denah penempatan perlakuan penelitian ................................................

78

3.

Data pengamatan uji Total Plate Count (TPC) .......................................

79

4.

Analisis ragam nilai total bakteri akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda .........................................................................................

80

5.

Analisis ragam nilai total bakteri akibat lama perendaman yang berbeda

81

6.

Analisis ragam nilai total bakteri akibat interaksi antara konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda .......................

82

7.

Data penelitian uji organoleptik .............................................................

83

8.

Analisis ragam nilai organoleptik akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda .........................................................................................

84

ragam nilai organoleptik akibat lama perendaman yang berbeda ...........

86

10. Analisis ragam nilai organoleptik akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda ......................................................

87

11. Analisis ragam nilai ketampakan akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda .........................................................................................

88

12. Analisis ragam nilai ketampakan akibat lama perendaman yang berbeda

89

13. Analisis ragam nilai ketampakan ikan nila akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda ........................................

90

14. Analisis ragam nilai bau akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda .................................................................................................

90

15. Analisis ragam nilai bau akibat lama perendaman yang berbeda ............

91

16. Analisis ragam nilai bau ikan nila akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda ........................................

92

9.

Skripsi

Halaman



Skripsi

17. Analisis ragam nilai tekstur akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda .................................................................................................

93

18. Analisis ragam nilai tekstur akibat lama perendaman yang berbeda .......

94

19. Analisis ragam nilai tekstur ikan nila akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda ........................................

95

20. Analisis ragam nilai pH ikan nila akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda ......................................................

96



I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan budidaya yang banyak diminati oleh masyarakat (Khairuman dan Amri, 2011). Pernyataan tersebut didukung dengan adanya peningkatan jumlah produksi ikan nila di Jawa Timur pada tahun 2010 yaitu 23.211 ton dari tahun sebelumnya yaitu 8.521 ton (Pusat Data Statistik dan Informasi, 2012). Ikan merupakan komoditas yang mudah rusak atau perishable food, sehingga perlu penanganan baik yang tidak merubah kualitas ikan, mulai dari tempat penangkapan hingga lokasi penjualan atau pengolahan (Lubis, 2009). Perubahan kualitas atau kemunduran mutu ikan disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pembusuk (Putro dkk., 2008). Usaha mempertahankan kualitas ikan dapat dilakukan dengan cara pengawetan. Pengawetan ikan merupakan salah satu usaha untuk memperpanjang daya tahan atau daya simpan agar kualitas ikan tetap baik (Farihah, 1993). Penyimpanan ikan menggunakan suhu rendah seperti cooling dan freezing merupakan salah satu cara pengawetan yang sering digunakan, namun kegiatan tersebut mampu menyebabkan protein ikan terdenaturasi. Protein yang terdenaturasi menyebabkan penurunan kandungan protein dan lemak (Puspitasari, 2012). Pernyataan tersebut diperjelas oleh Arannilewa et al. (2005) bahwa proses pengawetan ikan dengan cara pembekuan mampu menurunkan kandungan protein dan lemak ikan nila. Murniyati dan Sunarman (2000) menyatakan bahwa kualitas ikan juga dapat dipertahankan dengan cara menggunakan bahan kimia. Penggunaan bahan kimia tersebut bertujuan untuk membunuh bakteri.

Skripsi



Senyawa kimia yang sering digunakan pada industri penanganan dan pengolahan hasil perikanan adalah formalin (Sedjati dkk., 2007). Formalin merupakan larutan kimia yang tidak berwarna dan berbau sangat menusuk. Kegunaan larutan kimia ini pada bidang kedokteran adalah untuk mengawetkan mayat dan digunakan untuk mengawetkan hewan-hewan untuk keperluan penelitian. Fungsi lain dari formalin adalah sebagai zat antiseptik, desinfektan dan antihidrolik. Penggunaan formalin dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan, rasa terbakar pada tenggorokan dan penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan kanker (Saparinto dan Hidayati, 2006). Penggunaan senyawa kimia sintesis yang berbahaya dan memiliki kemampuan antibakteri sebagai bahan pengawet, perlu digantikan dengan senyawa bioaktif yang berasal dari bahan alami yang ramah lingkungan dan mudah terurai (Wiyanto, 2010). Abirami and Kowsalya (2011) menjelaskan bahwa rumput laut tidak hanya memiliki potensi gizi tetapi juga nutraceutical potensi antioksidan seperti antimutagenik, antikoagulan, antikanker dan aktivitas antibakteri. Aktivitas antibakteri yang dimiliki oleh rumput laut dapat digunakan untuk penghambat pertumbuhan bakteri pembusuk pada ikan, sehingga kualitas ikan akan tetap baik. Senyawa bioaktif yang bersifat antibakteri dapat ditemukan pada rumput laut merah yaitu Kappaphycus alvarezii. Prabha et al. (2013) mengemukakan bahwa K. alvarezii mampu menghambat Staphylococcus aureus, Micrococcus leutues dan Escherichia coli. Penelitian yang dilakukan oleh Siregar dkk. (2012) juga menyebutkan bahwa K. alvarezii mampu menghambat bakteri Stapylococcus

Skripsi



epidermidis dan Micrococcus luteus. Kappaphycus alvarezii juga mampu menghambat bakteri Aeromonas hydrophila dan Vibrio harveyii (Wiyanto, 2010). Hasil uji organoleptik dan perhitungan jumlah total bakteri yang dilakukan oleh Farihah (1993) menunjukkan bahwa ekstrak rumput laut dapat menghambat perkembangan bakteri pembusuk pada ikan. Berdasarkan permasalahan di atas dilakukan penelitian mengenai potensi alga merah (K. alvarezii), sebagai bahan pengawet alami dengan menghitung jumlah total bakteri atau Total Plate Count (TPC) dan uji organoleptik ikan nila (O. niloticus).

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Apakah ekstrak alga merah (K. alvarezii) berpengaruh terhadap nilai Total Plate Count (TPC) ikan nila (O. niloticus) ? 2. Apakah ekstrak alga merah (K. alvarezii) berpengaruh terhadap nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) ? 3. Apakah terdapat hubungan antara pemberian ekstrak alga merah (K. alvarezii) konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda terhadap nilai Total Plate Count (TPC) dan nilai organoleptik ikan (O. niloticus) ?

1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah: 1. Mengetahui pengaruh ekstrak alga merah (K. alvarezii) terhadap nilai Total Plate Count (TPC) ikan nila (O. niloticus).

Skripsi



2. Mengetahui pengaruh ekstrak alga merah (K. alvarezii) terhadap nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus). 3. Mengetahui hubungan antara pemberian ekstrak alga merah (K. alvarezii) dengan konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda terhadap nilai Total Plate Count (TPC) dan nilai organoleptik ikan (O. niloticus).

1.4 Manfaat Memberikan informasi tentang kemampuan ekstrak K. alvarezii sebagai alternatif pengganti bahan pengawet ikan yang berasal dari senyawa kimia yaitu formalin.

Skripsi



II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kappaphycus alvarezii Kappaphycus alvarezii diklasifikasikan berdasarkan pigmentasi sehingga termasuk pada jenis alga merah atau Rhodopyceae (Kadi, 2004). Trono (1992) menyatakan bahwa rumput laut jenis ini memiliki derivate kappa-caragenan lebih dominan dari pada iota dan beta caragenan. Kandungan karagenan tersebut menyebabkan perubahan nama ilmiah pada rumput laut ini yang awalnya yaitu Euchema cottonii menjadi Kappaphycus alvarezii. Klasifikasi Kappaphycus alvarezii menurut Neish (2003): Phylum Class Subclass Order Family Tribe Genus Spesies

: Rhodophyta : Rhodophyceae : Florideophycidae : Gigartinales : Areschougiaceae : Euchematoideae : Euchema : Euchema cottonii Kappaphycus alvarezii

Kappaphycus alvarezii asal mulanya didapat dari perairan Sabah di Malaysia dan Kepulauan Sulu di Filipina, kemudian dikembangkan ke berbagai negara sebagai tanaman budidaya. Rumput laut tersebut tumbuh melekat pada substrat dengan alat pelekat berupa cakram (Atmadja dkk., 1996). Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut sangat tergantung dari faktor-faktor oseanografi antara lain fisika, kimia dan pergerakan atau dinamika air laut serta jenis substrat dasarnya (Anggadiredja dkk., 2010). Rumput laut membutuhkan sinar matahari untuk melakukan fotosintesis dan bermanfaat untuk pertumbuhan, sehingga rumput laut hidup lebih baik di perairan dangkal karena memperoleh penetrasi

Skripsi



matahari hingga dasar perairan. Rumput laut jenis K. alvarezii dapat tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu (reef). Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut. Perairan yang sesuai untuk budidaya rumput laut ini adalah perairan yang terlindung dari terpaan angin dan gelombang besar, kedalaman perairan 7,65-9,72 m, salinitas 33-35 ppt, suhu air laut 28-300C, kecerahan 2,5-5,25 m, pH 6,5-7,0 dan kecepatan arus 22-48 cm/detik (Wenno, 2009).

2.1.1

Morfologi Kappaphycus alvarezii memiliki thallus berbentuk silindris, permukaan

licin dan cartilaginous. Penampakan thallus bervariasi mulai dari bentuk sederhana sampai kompleks. Duri-duri pada thallus berbentuk runcing memanjang dan tidak bersusun melingkari thallus (Atmadja,1996). Bagian-bagian rumput laut secara umum terdiri dari holdfast yaitu bagian dasar dari rumput laut yang berfungsi untuk menempel pada substrat dan thallus (Wiratmaja, 2011). Gambar bagian-bagian dari holdfast dan thallus pada rumput laut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Morfologi rumput laut (Afrianto dan Liviawati, 1989 dalam Wiratmaja, 2011)

Skripsi



Rumput laut jenis ini memiliki thallus yang mengandung pigmen ficobilin dari ficoerithrin yang berwarna merah dan bersifat adaptasi kromatik. Sifat pigmen tersebut menimbulkan warna thallus bermacam-macam seperti warna coklat, violet, merah tua, merah muda dan hijau (Kadi, 2004). Pernyataan tersebut diperjelas oleh Aslan (1998) dalam Wiratmaja (2011) bahwa keadaan warna yang tidak selalu tetap disebabkan karena proses adaptasi kromatik yaitu penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan. Macam-macam warna thallus yang dimiliki K. alvarezii dapat dilihat pada Gambar 2.

(a) (b) Gambar 2. Kappaphycus alvarezii (Trono, 1992) Keterangan : (a) Brown, (b) Green

2.1.2

Manfaat Kappaphycus alvarezii Rumput laut telah lama digunakan sebagai makanan atau obat-obatan di

negara Jepang, Cina, Eropa dan Amerika. Rumput laut di bidang farmasi berpotensi sebagai antihipotensi, antisedatif, antiolinergik, antitumor, antilifemik, anti-bloodcholestrol,

antiperefleksi,

anti-inflamatori,

anti-confunsant,

anti-

inotropik, antitoksik, antibakteri, antijamur, antipiretik dan anti-oksidasi. Negara Indonesia memanfaatkan rumput laut sebagai sayuran (Poncomulyo dkk., 2006).

Skripsi



Pemanfaatan kemudian berkembang untuk kebutuhan bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan kedokteran (Kadi, 2004). Rumput laut merah ini dikenal sebagai penghasil karagenan dan agar (Kadi, 2004). Kappaphycus alvarezii memiliki kemampuan karagenan dalam pembentukan gel yang tinggi (Diharmi dkk., 2011). Pernyataan tersebut didukung oleh Soediro (1998) bahwa gel kappa-caragenan dengan adanya ion kalium akan membentuk gel yang kaku. Karagenan tersebut berfungsi sebagai pengatur keseimbangan, bahan pengental, pembentuk gel dan pengemulsi. Beberapa industri juga menggunakan karagenan sebagai bahan pembuat roti, kue, makaroni, selai, es krim dan jeli (Poncomulyo dkk., 2006).

2.1.3

Metabolit Sekunder Kappaphycus alvarezii Rumput laut atau makroalga memproduksi senyawa primer atau metabolit

primer dan senyawa sekunder atau metabolit sekunder. Metabolit primer merupakan senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup dan bersifat essensial bagi proses metabolisme sel seperti fikokoloid, vitamin, asam lemak tak jenuh atau Unsaturated Fatty Acid (UFA) dan karbohidrat. Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak essensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda seperti terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid dan alkaloid (Reskika, 2011). Karagenan merupakan senyawa polisakarida yang dihasilkan dari beberapa jenis alga merah yang memiliki sifat antimikroba, antiinflamasi, antipiretik,

Skripsi



antikoagulan dan aktivitas biologis lainnya. K. alvarezii juga diperkirakan memiliki senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antibakteri (Shanmugam dan Mody, 2000). Hasil uji fitokimia ekstrak K. avarezii yang dilakukan oleh Prabha et al. (2013) mendapati bahwa golongan senyawa flavonoid, alkaloid dan terpenoid diduga aktif sebagai senyawa antibakteri. Senyawa flavonoid merupakan bagian yang penting dari senyawa polifenol dan terdapat di semua tumbuhan (Singh, 2002). Pernyataan tersebut diperjelas oleh Yunikawati dkk (2013) bahwa flavonoid merupakan salah satu golongan fenol yang merupakan senyawa organik dan mengandung satu gugus hidroksil atau lebih yang melekat pada cincin karbon atau cincin aromatik serta digunakan sebagai antimikroba. Senyawa ini bersifat polar sehingga mudah diekstrak dengan pelarut polar (Rispail et al., 2005 dalam Marquez, 2005). Senyawa alkaloid pada dasarnya bersifat basa dan mengandung nitrogen. Kandungan senyawa alkaloid yang terdapat pada tanaman berupa garam alkaloid. Garam alkaloid tersebut mudah larut pada air (Singh, 2002). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad dkk. (2013) menyatakan bahwa alkaloid merupakan senyawa yang bersifat polar, sehingga akan terikat dalam pelarut polar seperti etanol. Penelitian yang dilakukan Karou et al. (2005) menyatakan bahwa senyawa alkaloid bersifat sebagai antibakteri. Penelitian yang dilakukan oleh Lalitha et al. (2010) menyatakan bahwa senyawa terpenoid dapat diekstraksi menggunakan pelarut etanol. Senyawa terpenoid tersebut bersifat antibakteri terhadap Streptococcus pneumonia,

Skripsi



Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Turunan senyawa terpenoid yaitu triterpen (Vina, 2010). 2.2 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Ikan nila memiliki nama ilmiah Tilapia nilotica, namun dalam perkembangannya para pakar perikanan mengganti nama ilmiah ikan nila menjadi Oreochromis niloticus. Perubahan nama ilmiah pada ikan nila didasarkan pada kebiasaan saat mengerami telurnya. Genus Tilapia tidak memiliki kebiasaan mengerami telur dan larva di dalam mulut induk, sedangkan genus Oreochromis memiliki kebiasaan mengerami telur dan larva di dalam mulut ikan betina (Khairuman dan Amri, 2012). Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1992) dalam Suyanto (2010) yaitu : Kingdom Filum Sub Filum Kelas Sub Kelas Ordo Sub Ordo Famili Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Vertebrata : Osteichthyes : Acanthoptherigii : Percomorphi : Percoidea : Cichlidae : Oreochromis : Oreochromis niloticus

Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang berasal dari sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Ikan nila telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Ikan nila disukai oleh berbagai negara karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Bibit ikan nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan (Fakhruzzaman, 2010).

Skripsi



2.2.1 Morfologi Ikan nila merupakan ikan air tawar yang memiliki tubuh berwarna hampir seluruhnya hitam. Ciri morfologi lainnya yaitu memiliki satu lubang hidung pada masing-masing sisi kepala dan letak mulut mengarah ke atas (terminal). Linea lateralis terbagi dua yaitu bagian depan melengkung sejajar dengan pangkal sirip punggung dan bagian belakangnya lurus pada badan bagian belakang. (Kottelat et al., 1993). Ikan nila memiliki bentuk mata yang besar dan menonjol dengan tepi berwarna putih (Khairuman dan Amri, 2012). Fakruzzaman (2010) menjelaskan bahwa ikan nila memiliki lima buah sirip, yakni sirip punggung atau dorsal fin, sirip dada atau pectoral fin, sirip perut atau ventral fin, sirip anus atau anal fin dan sirip ekor atau caudal fin. Sirip punggungnya memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Suyanto (2003) mengatakan bahwa ikan nila memiliki sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang, sedangkan sirip ekornya berbentuk bulat. Ikan nila memiliki ciri pada sirip ekor yaitu garis vertikal yang berwarna gelap.

2.2.2 Kandungan Gizi Ikan nila memiliki kandungan gizi yang lebih baik bila dibandingkan dengan ikan air tawar yang lain seperti ikan lele. Kandungan protein ikan nila sebesar 43,76%; lemak 7,01%; kadar abu 6,80% dan air 4,28% per 100 gram berat ikan, sedangkan lele memiliki kandungan protein 40,28%; lemak 11,18%; kadar abu 5,52% dan air 3,64% (Leksono dan Syahrul, 2001).

Skripsi



2.3 Pembusukan Ikan Ikan merupakan organisme yang mudah rusak dan lebih cepat mengalami proses perubahan kesegaran daripada produk makanan lainnya (Lubis, 2009). Kesegaran daging ikan tidak bisa ditingkatkan tetapi proses perubahannya dapat dihambat sehingga kesegaran ikan dapat dipertahankan lebih lama. Ikan membusuk dalam waktu 12-20 jam setelah ditangkap atau dipanen, tergantung dari jenis dan kondisi ikan, cara penangkapan, cara penanganan dan kondisi lingkungan. Ikan utuh yang disimpan dingin dapat mempertahankan kesegarannya hingga

hari

ketujuh,

sedangkan

ikan

yang

tidak

didinginkan

sudah

memperlihatkan tanda-tanda kebusukan pada jam keenam (Liviawaty dan Afrianto, 2010).

2.3.1 Tahap Pembusukan Ikan a.

Pre-Rigormortis Perubahan pre-rigormortis merupakan peristiwa terlepasnya lendir dari

kelenjar di bawah permukaan kulit (Junianto, 2003). Lendir tersebut membentuk lapisan bening yang tebal di sekeliling tubuh ikan. Jumlah lendir yang terlepas dan menyelimuti tubuh sangat banyak mencapai 1%-2,5% dari berat tubuhnya. Lendir terdiri dari glukoprotein mucin yang merupakan substrat yang sangat baik bagi pertumbuhan bakteri (Murniyati dan Sunarman, 2004). Suhu lingkungan juga berpengaruh terhadap kecepatan tahap pre-rigormortis dan mampu meningkatkan aktifitas mikroba pembusuk dan proses biokimia yang terjadi di dalam tubuh (Liviawaty dan Afrianto, 2010). Fase pre-rigormortis ditandai dengan nilai pH daging ikan sekitar 7 (Suharna, 2006).

Skripsi



b. Rigormortis Perubahan rigormortis merupakan akibat dari suatu rangkaian perubahan kimia yang kompleks di dalam otot sesudah ikan mati. Sirkulasi darah berhenti dan suplai oksigen berkurang setelah ikan mati, sehingga terjadi perubahan glikogen menjadi asam laktat. Perubahan tersebut menyebabkan pH tubuh ikan menurun, penurunan jumlah adenosine trifosfat (ATP) serta jaringan otot tidak mampu mempertahankan kekenyalannnya (Junianto, 2003). Ketidakmampuan jaringan otot mempertahankan kekenyalannya disebabkan karena protein mengalami

proses

denaturasi,

sehingga

tidak

mampu

mempertahankan

keberadaan cairan di sekitarnya. Proses rigormortis dipengaruhi oleh spesies ikan, kondisi ikan dan temperatur lingkungan (Liviawaty dan Afrianto, 2010). Fase rigormortis, pH tubuh ikan menurun menjadi 6,2-6,6 dari pH awal yang berkisar 6,9-7,2. Tinggi rendahnya pH awal ikan sangat tergantung pada jumlah glikogen yang ada dan kekuatan peyangga (buffering power) pada daging ikan. Kekuatan peyangga pada daging ikan disebabkan oleh protein, asam laktat, asam fosfat dan trimethylamine oxide (TMAO) (Junianto, 2010). c.

Post-Rigormortis Fase post-rigormortis merupakan awal terjadinya proses pembusukan

yang dimulai dengan terbentuknya warna, rasa, bau dan tekstur yang tidak diharapkan dan sering digunakan sebagai indikator tingkat kesegaran hasil perikanan. Penyebab proses perombakan pada tahap ini adalah aktivitas enzim, mikroba pembusuk dan oksigen. Metode penanganan berpengaruh terhadap aktivitas enzim dan mikroba. Ikan utuh yang disiangi dapat menghambat proses

Skripsi



pembusukan karena pertahanan alaminya masih ada dan aktivitas mikroba dapat dihambat (Liviawaty dan Afrianto, 2010). Post-rigormortis ditandai dengan kenaikan nilai pH hingga 7,5-8,0 dan nilai pH akan lebih tinggi jika proses pembusukan terjadi sangat parah. Tingkat keparahan pembusukan disebabkan oleh kadar senyawa-senyawa yang bersifat basa. Pada kondisi tersebut, pH ikan naik dengan perlahan-lahan dan semakin banyak senyawa basa yang terbentuk akan semakin mempercepat kenaikan pH ikan (Junianto, 2010).

2.4 Identifikasi Kesegaran Ikan 2.4.1 Pengamatan Mikrobiologis Analisis kuantitatif mikrobiologi pada pangan dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan menghitung mikroorganisme. Salah satu cara untuk menghitung mikroorganisme adalah dengan menghitung jumlah sel menggunakan metode Total Palte Count (TPC). Prinsip TPC adalah jika sel mikroorganisme yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop (Fardiaz, 1992). Perhitungan jumlah bakteri pada bahan pangan dengan menggunakan TPC dilakukan melalui tahap pengenceran terlebih dahulu. Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan perhitungan populasi bakteri yang terdapat pada ikan. Tingkat pengenceran yang rendah akan mempersulit perhitungan karena bakteri yang tumbuh terlalu banyak. Sebaliknya, perhitungan tidak akan memberikan gambaran

Skripsi



mengenai populasi bakteri yang sebenarnya, apabila pengenceran terlalu tinggi karena populasi bakteri yang tumbuh pada media agar terlalu sedikit (Liviawaty dan Afrianto, 2010).

2.4.2 Pengamatan Organoleptik Pengamatan organoleptik merupakan cara untuk menentukan kesegaran ikan dengan menggunakan panca indera. Ciri khas pengamatan organoleptik adalah subjektif dan tergantung pada pertimbangan masing-masing panelis. Terdapat tiga persyaratan yang harus dipenuhi agar mendapatkan hasil pengamatan yang baik, yaitu : penyiapan sampel, penentuan panelis dan pelaksanaan pengamatan organoleptik. Sampel yang akan diamati secara organoleptik harus disajikan dengan menggunakan kode sampel sehingga panelis tidak dapat menduga tingkat kesegaran ikan sebelum mengujinya. Penentuan panelis yang baik adalah panelis yang secara rinci mengetahui tahapan perubahan tingkat kesegaran hasil perikanan. Panelis dibedakan menjadi beberapa tingkatan menurut kemampuan, yaitu tidak terlatih, agak terlatih dan terlatih (Liviawaty dan Afrianto, 2010). Kemampuan panelis dalam membedakan ikan segar dan ikan busuk dapat mempengaruhi hasil pengamatan atau penilaian terhadap sampel. Ikan segar memiliki pupil hitam menonjol dengan kornea jernih, bola mata cembung dan cemerlang atau cerah. Warna insang pada ikan segar adalah merah tua tanpa lendir. Ciri-ciri daging ikan segar yaitu elastis, padat atau kompak dan jika ditekan menggunakan jari tidak meninggalkan bekas jari serta jika dibelah daging melekat kuat pada tulang terutama pada rusuknya. Warna kulit ikan segar yaitu sesuai

Skripsi



dengan aslinya dan cemerlang, lendir pada permukaan jernih dan transparan serta memiliki bau segar menurut jenisnya (Junianto, 2003).

Skripsi



III KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Ikan cepat busuk dan rusak apabila dibiarkan begitu saja di udara terbuka. Hal tersebut disebabkan karena proses pembusukan memerlukan air, sementara 80% tubuh ikan terdiri dari air. Daging ikan mengandung sedikit sekali tenunan pengikat atau tendon, sehingga sangat mudah dicerna oleh enzim autolisis. Hasil pencernaan tersebut menyebabkan daging ikan menjadi sangat lunak, sehingga merupakan media yang sangat cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme (Lumbantoruan, 2008). Proses pembusukan ikan terdiri dari tiga tahap yaitu, pre-rigormortis, rigormortis dan post-rigormortis. Ikan memiliki kecepatan penurunan kesegaran yang berbeda menurut jenisnya. Penurunan kesegaran dapat berlangsung secara fisik, kimiawi dan mikroorganisme. Upaya untuk mengidentifikasi tingkat kesegaran hasil perikanan menjadi penting. Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi terhadap tingkat kesegaran hasil perikanan, namun secara garis besarnya dapat diamati secara organoleptik, fisik, kimiawi dan mikrobiologis (Liviawaty dan Afrianto, 2010). Usaha mempertahankan kualitas ikan agar tetap baik sebelum diolah adalah dengan cara diawetkan. Prinsip pengawetan adalah memberi perlakuan terhadap makanan sehingga mengurangi jumlah mikroorganisme dalam makanan dan memperlambat pertumbuhan bakteri (Fardiaz, 1992). Pernyataan tersebut diperkuat oleh Lubis (2009) bahwa pengawetan berfungsi untuk memperlambat pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan dan mengurangi atau mencegah

Skripsi



oksidasi. Pengawetan ikan biasanya dilakukan dengan meggunakan bahan kimia untuk

menghambat

perkembangan

bakteri

pembusuk.

Wiyanto

(2010)

menjelaskan bahwa penggunaan bahan kimia perlu digantikan dengan bioaktif yang ramah lingkungan dan mudah teruai. Pengawetan ikan yang berasal dari bioaktif bahan alami merupakan solusi yang baik untuk kesehatan. Bioaktif alami dapat diperoleh dari rumput laut merah yaitu K. alvarezii. Penelitian Iskandar dkk. (2005) membuktikan bahwa rumput laut merah yaitu K. alvarezii memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan Bacillus cereus. Senyawa tersebut adalah flavonoid, alkanoid dan terpenoid. Senyawa bioaktif tersebut dapat dilarutkan dalam tiga pelarut polar yaitu etanol, metanol dan aseton. (Prabha et al., 2013). Mekanisme kerja dari flavonoid dalam menghambat pertumbuhan bakteri menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom dan lisosom yang diakibatkan oleh hasil interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri (Sabir, 2005). Alkaloid merupakan senyawa kimia yang memiliki gugus basa dan mengandung nitrogen. Gugus basa tersebut akan bereaksi dengan senyawa asam yaitu asam amino yang merupakan senyawa penyusun dinding sel bakteri dan DNA bakteri, sehingga merubah keseimbangan genetik asam DNA. Perubahan tersebut menyebabkan kerusakan DNA pada inti sel dan mendorong terjadinya lisis pada inti sel yang berakibat pada kerusakan sel (Siregar dkk., 2012). Senyawa terpenoid memiliki mekanisme penghambatan sintesis protein dan menyebabkan perubahan komponen-komponen penyusun sel bakteri itu (Rosyidah, 2010). Senyawa terpenoid juga dapat menghambat pertumbuhan atau

Skripsi



mematikan bakteri dengan mengganggu proses terbentuknya dinding sel, dimana dinding sel tidak terbentuk atau terbentuk tetapi tidak sempurna (Ajizah, 2004). Bagan kerangka konsep penelitian pada Gambar 3.

Skripsi



Komposisi Ikan Daging memiliki sedikit tendon

Kadar air tinggi (± 80%)

Media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme Ikan cepat busuk Cara mempertahankan kualitas ikan Pengolahan

Pengawetan

Menggunakan senyawa antibakteri Bahan Sintesis

Bahan alami

Memperlambat pertumbuhan bakteri Ekstrak Kappaphycus alvarezii Flavonoid Merusak permeabilitas dinding bakteri, mikrosom dan lisosom.

Alkaloid Proses pembentukan dinding sel terganggu dan menyebabkan kerusakan DNA inti sel bakteri.

Terpenoid Proses sintesis protein terhambat dan proses pembentukan dinding sel terganggu.

Bakteri mengalami gangguan metabolisme Kualitas ikan dapat dipertahankan

Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian

Skripsi



3.2 Hipotesis H 1.1

: Ekstrak K. alvarezii dapat mempengaruhi nilai Total Plate Count (TPC) ikan nila (O. niloticus).

H 1.2

: Ekstrak K. alvarezii dapat mempengaruhi nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus).

H 1.3

: Pemberian ekstrak alga merah (K. alvarezii) dengan konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda dapat mempengaruhi nilai Total Plate Count (TPC) dan nilai organoleptik ikan (O. niloticus).

Skripsi



IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya. Kegiatan esktraksi dilakukan di Unit Layanan Pengujian (ULP) Universitas Airlangga, Surabaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013.

4.2 Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut merah jenis K. alvarezii yang didapat dari perairan Kabupaten Sumenep, Pulau Madura dan ikan nila (O. niloticus) yang didapat dari kolam pemancingan Alami, Surabaya. Bahan lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan NaCl fisiologis steril, Nutrient Agar (NA), alkohol 96%, spiritus dan akuades steril. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan Petri, pembakar bunsen, autoklaf, labu Erlenmeyer, kertas aluminium foil, kapas, pipet volume, Beaker glass, spatula, timbangan analitik, inkubator, heater electric, kertas pH, mortar dan penggerus, gelas ukur, masker, sarung tangan, gunting, kertas label, bak plastik, talam, pisau dan korek api.

4.3 Metode Penelitian 4.3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui pengaruh ekstrak K. alvarezii terhadap nilai total bakteri dan nilai organoleptik pada ikan nila (O. niloticus) dengan membandingkan antara perlakuan dengan

Skripsi



kontrol. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dua faktor yaitu perbedaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman. Percobaan tersebut dilakukan pengulangan sebanyak tiga. Konsentrasi ekstrak K. alvarezii dibedakan menjadi empat perlakuan yaitu 0 ppm, 250 ppm, 500 ppm dan 1000 ppm. Lama perendaman juga dibedakan menjadi dua perlakuan yaitu tiga puluh menit dan enam puluh menit. Denah penempatan perlakuan pada penelitian ini terdapat di Lampiran 2.

4.3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak K. Alvarezii dan lama perendaman. Variabel terikat adalah pertumbuhan koloni bakteri, organoleptik dan pH daging ikan.

4.3.3 Prosedur Kerja A. Sterilisasi Alat dan Bahan Sterilisasi adalah suatu proses pemusnahan semua bentuk mikroorganisme yang berbentuk vegetatif maupun yang berbentuk spora (Ma’at, 2009). Proses sterilisasi menggunakan autoklaf yang dilakukan pada suhu 121ºC dengan tekanan sebesar 15 lb/in2 selama 15 menit. Peralatan yang disterilisasikan menggunakan autoklaf diantaranya cawan Petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer dan pipet ukur.

Skripsi



B. Ekstraksi Kappaphycus alvarezii Prinsip dari ekstraksi adalah memisahkan komponen yang ada dalam bahan yang diekstraksi dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi dengan pelarut dilakukan dengan mempertemukan bahan yang akan diekstrak dengan pelarut selama waktu tertentu, diikuti pemisahan filtrat terhadap residu bahan yang diekstrak (Houghton dan Raman, 1998 dalam Septiana dan Asnani, 2012). Proses ekstraksi bergantung pada kestabilan senyawa yang akan diisolasi, oleh sebab itu dibedakan menjadi dua metode yaitu ekstraksi yang dilakukan pada suhu kamar dan suhu panas. Ekstraksi pada suhu kamar dapat dilakukan secara maserasi, perkolasi, atau maserasi-perkolasi. Ekstraksi pada suhu panas dilakukan menggunakan alat refluks atau soxhlet (Soediro, 1998). Penelitian ini menggunakan proses maserasi dalam proses ekstraksi, sebab senyawa bioaktif yang akan diisolasi bersifat kurang stabil. Maserasi merupakan metode ekstraksi menggunakan metode dingin, dimana dalam prosesnya tidak menggunakan energi panas, sehingga dapat menjaga aktifitas senyawa aktifnya. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dilakukan dengan cara merendam simplisia dalam pelarut, disertai dengan pengadukan (Wulandari, 2010). Tahap ekstraksi pada penelitian ini diawali dengan mencuci rumput laut dan dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan air bersih kemudian dikeringkan dengan cara dianginkan. Sampel rumput laut dipotong potong dengan ukuran satu cm kemudian dikeringkan kembali sampai berat kering konstan. Rumput laut tersebut digiling sampai menjadi bubuk kering. Bubuk kering rumput laut tersebut dimaserasi menggunakan etanol dengan perbandingan 1:3 selama 24

Skripsi



jam. Hasil maserasi disaring dengan menggunakan kertas saring dan filtrat ditampung dalam labu Erlenmeyer. Ekstrak etanol tersebut kemudian dievaporasi dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 450C sampai tidak terjadi pengembunan pelarut pada kondensor. Hasil evaporasi dioven selama ± 3 jam pada suhu 500C dengan tujuan menghilangkan pelarut yang masih terjebak dalam senyawa aktif (Iswani, 2007 dalam Wiyanto, 2010).

C. Perlakuan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Penelitian ini menggunakan ikan nila sebagai media yang diberi perlakuan. Ikan nila yang masih hidup dimatikan, kemudian disiangi dan dicuci sampai bersih. Ikan nila tersebut dibagi menjadi empat kelompok dan diberi perlakuan dengan cara direndam di dalam larutan ekstrak K. alvarezii yang memiliki konsentrasi berbeda. Konsentrasi ekstra K. alvarezii yang berdasarkan hasil pengamatan pada penelitian pendahuluan. Kelompok tersebut diberi perlakuan sebagai berikut: Kelompok I (A1)

: ikan nila tanpa direndam ekstrak K. alvarezii.

Kelompok II (A2)

: ikan nila direndam dalam 250 ppm ekstrak K. alvarezii.

Kelompok III (A3)


Kelompok IV (A4)


Ekstrak K. alvarezii dilarutkan dalam akuades steril berdasarkan masingmasing konsentrasi dan digunakan untuk merendam ikan nila. Ekstrak K. alvarezii dihomogenkan dengan akuades steril menggunakan sonikasi, selama 90 menit dengan frekuensi 35 khz. Kegiatan tersebut berdasarkan hasil penelitian

Skripsi



pendahuluan. Tujuan sonikasi adalah untuk homogenisasi antar senyawa (Athawi, 2013). Larutan yang telah homogen tersebut digunakan untuk merendam ikan nila selama tiga puluh menit (Dwiyitno dan Riyanto, 2006) dan satu jam (Farihah, 1993). Ikan yang telah direndam dipindahkan pada wadah yang baru dan bersih kemudian disimpan pada suhu kamar selama enam jam. Lama waktu penyimpanan pada suhu kamar berdasarkan hasil penelitian pendahuluan. Pada penelitian pendahuluan ikan tidak mampu bertahan lebih dari enam jam pada suhu kamar. Setelah enam jam penyimpanan pada suhu kamar dilakukan pengamatan meliputi uji mikrobiologi (TPC) dan uji organoleptik.

D. Persiapan Media Nutrient Agar (NA) Media yang digunakan untuk uji TPC adalah NA. Nutrient Agar (NA) merupakan media umum yang digunakan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri. Pembuatan media agar dilakukan dengan cara menimbang Nutrient agar sebanyak 23 gram, lalu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan dilarutkan dalam 1000 ml akuades. Selanjutnya dipanaskan di atas heater electric dan diaduk menggunakan spatula hingga mendidih serta larut. Media agar tersebut kemudian disterilisasi menggunakan tekanan uap dengan suhu 1210C selama 15 menit (Chusniati dkk., 2012). Ma’at (2009) menjelaskan bahwa sterilisasi merupakan suatu proses pemusnahan semua bentuk mikroorganisme, baik yang berbentuk vegetatif maupun yang berbentuk spora.

Skripsi



E. Uji Total Plate Count (TPC) Pengenceran suspensi ikan nila (O. niloticus) Pembuatan larutan pengenceran biasanya dilakukan dengan perbandingan 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan bufer fosfat, 0.85% NaCl dan larutan ringer (Fardiaz, 1992). Kegiatan pengenceran pada penelitian ini menggunakan NaCl steril. Pengenceran diawali dengan cara mencampurkan satu gram sampel ikan nila yang telah diberi perlakuan, kemudian dihancurkan dengan mortar steril dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi sembilan ml larutan NaCl steril, lalu dihomogenkan. Larutan tersebut merupakan larutan dengan pengenceran 10-1 atau 1/10 bagian. Jumlah pengenceran disesuaikan dengan keperluan penelitian (Erlangga, 2009). Penelitian ini menggunakan pengenceran 10-1 sampai 10-7. Banyaknya pengenceran tersebut berdasarkan hasil pengamatan pada penelitian pendahuluan. Larutan pengenceran 10-1 atau 1/10 bagian diambil satu ml menggunakan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam tabung berisi sembilan ml larutan NaCl 96% steril dan dihomogenkan. Kegiatan tersebut menghasilkan pengenceran 10-2 atau 1/100 bagian. Pengenceran berikutnya dilakukan dengan cara yang sama yaitu dengan mengambil satu ml larutan hasil pengenceran sebelumnya kemudian dimasukkan ke dalam sembilan ml larutan NaCl steril dan dihomogenkan, sehingga diperoleh pengenceran 10-3 atau 1/1000 bagian, demikian seterusnya hingga pengenceran 10-4, 10-5, 10-6 dan 10-7 dengan cara yang sama pada pengenceran sebelumnya.

Skripsi



Pemupukan suspensi ikan nila (O. niloticus) Kegiatan pemupukan dalam metode hitungan cawan dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (spread plate) (Fardiaz, 1992). Penelitian ini menggunakan metode tuang (pour plate). Metode tersebut diawali dengan mengambil satu ml larutan dari pengenceran yang dikehendaki yaitu 10-5, 10-6 dan 10-7. Larutan dari masing pengenceran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam cawan Petri steril yang berbeda. Kegiatan tersebut diulangi sebanyak dua kali (duplo) serta ditambahkan media agar steril sebanyak 15-20 ml secara aseptis dan diratakan dengan cara memutar menyerupai angka delapan agar tercampur. Cawan Petri selanjutnya didiamkan hingga media agar di dalamnya mengeras, kemudian diinkubasi pada temperatur 28°C selama 2 x 24 jam (Farihah, 1993). Pernyataan tersebut diperjelas oleh Liviawaty dan Afrianto (2010) bahwa masa inkubasi untuk perhitungan bakteri yaitu selama satu sampai dua hari.

Penghitungan jumlah koloni bakteri Cawan Petri yang telah diinkubasi dihitung jumlah koloninya. Jumlah sel mikroba dapat diketahui dengan cara menghitung sel relatif atau Colony Forming Unit (CFU) per ml: CFU/ ml atau per gram = Jumlah koloni per cawan x _______1_______ Faktor pengenceran Analisis mikrobiologi dengan metode TPC dilakukan menggunakan suatu standar yang disebut Standard Plate Count (SPC). Ketentuan SPC yaitu menghitung cawan yang memiliki jumlah koloni antara 30-300 koloni. Koloni

Skripsi



yang bergabung menjadi satu membentuk koloni yang besar dan koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal di mana jumlah koloninya diragukan dihitung sebagai satu koloni (Fardiaz, 1992).

F. Uji Organoleptik Uji organoleptik menggunakan score sheet yang berisi penilaian mengenai kenampakan, bau dan tekstur ikan nila yang diberikan perlakuan. Form uji organoleptik terdapat pada Lampiran 1 yang berdasarkan SNI 01-2346-2006. Uji organoleptik merupakan pengujian yang bersifat subjektif dengan menggunakan indera yang ditunjukan pada penampakan, bau dan tekstur. Jumlah panelis yang diikutsertakan pada setiap periode pengujian adalah 25 orang panelis, dimana setiap panelis menguji semua contoh yang diujikan. Data atau nilai yang diperoleh dari lembar penilaian ditabulasi dan ditentukan nilai mutunya dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis pada tingkat kepercayaan 95%. Untuk menghitung interval nilai mutu rerata dari setiap panelis digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan: n: jumlah panelis; S2: keragaman mutu; 1,96: koefisien standart deviasi pada taraf 95%; x: nilai mutu rata-rata; xi: nilai mutu dari panelis ke i (i=1,2,3 dst); s: simpangan baku nilai mutu.

Skripsi



Pelaporan hasil uji organoleptik dalam bentuk satu angka di belakang koma. Jika angka di belakang koma kurang dari lima maka angka di depan koma tetap, tetapi apabila angka di belakang koma lebih dari lima maka angka di depan koma naik satu angka serta apabila angka dibelakang koma lima maka nilai tetap.

G. Pengukuran Derajat Keasaman (pH) Nilai pH merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat kesegaran ikan. Perubahan pH daging ikan sangat besar peranannya karena berpengaruh terhadap proses autolisis dan pertumbuhan bakteri pada proses pembusukan ikan (Khairanita dkk., 2013). Nilai pH digunakan sebagai data pendukung atau parameter pendukung. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sampel ikan nila sebanyak satu gram dihancurkan dan dihomogenkan dengan sembilan ml NaCl steril, kemudian diukur menggunakan kertas pH.

4.3.4 Parameter Penelitian Parameter dalam penelitian ini meliputi parameter utama dan parameter pendukung. Parameter utama yang diamati adalah nilai TPC dan nilai organoleptik dari masing-masing perlakuan. Parameter pendukung yang diamati adalah nilai pH daging ikan. Pengujian TPC, organoleptik dan pH daging ikan dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan untuk mengetahui perubahan akibat perlakuan.

Skripsi



4.3.5 Analisis Data Hasil TPC dan organoleptik diuji dengan Analysis of Variance (ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% apabila perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf signifikan 5% yang bertujuan untuk mengetahui konsentrasi perlakuan dan lama perendaman yang terbaik (Kusriningrum, 2012). Analysis of Variance (ANOVA) dilakukan menggunakan fasilitas SPSS versi 16 for Windows. Diagram alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

Skripsi



Alat persiapan

Sterilisasi Bahan

Kappaphycus alvarezii

Pengukuran awal nilai pH, TPC dan Organoleptik

Ikan nila

Ekstraksi

Disiangi dan dicuci

Pembuatan larutan ekstrak Ikan nila direndam dengan larutan ekstrak dengan konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda A

B

C

D

Larutan ekstrak dengan konsentrasi 0 ppm



Larutan ekstrak dengan konsentrasi1000 ppm

Ulangan

Ulangan

Ulangan

Ulangan

1

2

3

1

2

3

1

Perendaman selama 30 menit

2

3

1

2

3

Perendaman selama 60 menit

Ikan nila ditiriskan, dipindahkan pada wadah yang bersih dan disimpan selama 6 jam pada suhu kamar Pengamatan parameter Pembuatan Larutan Induk

Parameter pendukung

Parameter utama Pengenceran TPC

Pemupukan

Organoleptik

Inkubasi

pH daging

Analisis data

Perhitungan Koloni

Gambar 4. Diagram alir Penelitian

Skripsi



V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil 5.1.1 Uji Total Plate Count (TPC) Uji mikrobiologis merupakan salah satu analisis kuantitatif yang memiliki tujuan untuk mengetahui mutu bahan pangan. Analisis kuantitatif tersebut dapat dilakukan menggunakan metode Total Plate Count (TPC) dengan menghitung nilai total bakteri. Penghitungan nilai total bakteri dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Penelitian ini menggunakan dua faktor yaitu konsentrasi ekstrak Kappahycus alvarezii dan lama perendaman yang berbeda. Rata-rata nilai total bakteri ikan nila (Oreochromis niloticus) yang direndam di dalam larutan ekstrak K. alvarezii dengan konsentrasi yang berbeda dan disimpan pada suhu ruang (± 280C) selama enam jam serta sebelum perlakuan, disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 5. Nilai logaritma pada Tabel 1 merupakan hasil konversi log dari nilai rata-rata.

Tabel 1. Rara-rata nilai total bakteri (cfu/ml) pada ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi yang berbeda Logaritma

Perlakuan

Rata-rata

A0

1,32x105 a

5,12

A1

1,96x106 d

6,29

A2

1,15x106 c

6,06

A3

5 bc

9,26x10

5,97

A4

7,53x105 bc

5,88

(Nilai total bakteri)

Keterangan: notasi a, b, c menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) (A0) Sebelum perlakuan, (A1) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm, (A2) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm, (A3) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm, (A4) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm

Skripsi



Gambar 5. Grafik rata-rata nilai total bakteri (cfu/ml) ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak yang berbeda Berdasarkan hasil analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai total bakteri ikan nila (O. niloticus). Analisis ragam nilai total bakteri berdasarkan konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda terdapat pada Lampiran 4. Hasil uji jarak berganda Duncan yang tergambar pada notasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada tiap perlakuan. Rata-rata nilai total bakteri pada perlakuan A0 (sebelum perlakuan) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan, yaitu A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm), A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm), A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm) dan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm). Perlakuan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm) berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm) dan A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm), namun tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm). Rata-rata nilai total bakteri ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A0 (sebelum perlakuan) yaitu 1,32x105 cfu/ml. Rata-rata nilai total bakteri ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm), A2 (ekstrak K.

Skripsi



alvarezii 250 ppm), A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm) dan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm) secara berurutan adalah 1,96x106 cfu/ml; 1,15x106 cfu/ml; 9,26x105 cfu/ml dan 7,53x105 cfu/ml. Pengaruh lama perendaman ikan nila (O. niloticus) yang berbeda dan disimpan pada suhu ruang (± 280C) selama enam jam serta sebelum perlakuan menghasilkan rata-rata nilai total bakteri yang disajikan pada Tabel 2 dan Gambar 6. Nilai logaritma pada Tabel 2 merupakan hasil konversi log dari nilai rata-rata.

Tabel 2. Rata-rata nilai total bakteri (cfu/ml) pada ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda Logaritma

Perlakuan

Rata-rata

B0

1,32x105 a

5,12

B1

1,56,x106 c

6,19

B2

8,00x105 b

5,90

(Nilai total bakteri)

Keterangan: notasi a, b, c menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) (B0) Sebelum perlakuan, (B1) Perendaman 30 menit, (B2) Perendaman 60 menit

Gambar 6. Grafik rata-rata nilai total bakteri (cfu/ml) ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda Berdasarkan hasil analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa lama perendaman yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai total bakteri ikan nila (O. niloticus).

Skripsi



Analisis ragam nilai total bakteri berdasarkan lama perendaman yang berbeda terdapat pada Lampiran 5. Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada tiap perlakuan. Rata-rata nilai total bakteri pada perlakuan B0 (sebelum perlakuan) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan, yaitu B1 (perendaman 30 menit) dan B2 (perendaman 60 menit). Perlakuan B1 (perendaman 30 menit) berbeda nyata (p<0,05) dengan B2 (perendaman 60 menit). Perendaman ikan nila (O. niloticus) selama 60 menit menghasilkan nilai rata-rata total bakteri sebesar 8,00x105 cfu/ml, sedangkan ikan nila (O. niloticus) yang direndam selama 30 menit menghasilkan 1,56x106 cfu/ml. Ikan nila (O. niloticus) pada kondisi awal atau sebelum perlakuan (B0) menghasilkan rata-rata nilai total bakteri sebesar 1,32x105 cfu/ml. Hasil analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda, berpengaruh nyata (p<0,05) pada setiap faktor sehingga menghasilkan interaksi. Analisis ragam tersebut terdapat pada Lampiran 6. Rata-rata nilai total bakteri pada ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 7. Nilai logaritma pada Tabel 3 merupakan hasil konversi log dari nilai rata-rata. Uji jarak berganda Duncan terhadap rata-rata nilai total bakteri akibat interaksi antara ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda menunjukkan bahwa perlakuan A0B0 (sebelum perlakuan) berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan A2B2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 60 menit),

Skripsi



A3B2 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit) dan A4B2 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 60 menit). Perlakuan A4B2 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 60 menit) menghasilkan rata-rata nilai total bakteri yang berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan A3 B2 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit), A2B2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 60 menit) dan A4B2 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 60 menit).

Tabel 3. Rata-rata nilai total bakteri (cfu/ml) pada ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda Logaritma

Perlakuan

Rata-rata

A0B0

1,15x105 a

5,06

A1B1

1.87x106 g

6,27

A2B1

1,69x106 fg

6,23

A3B1

1,46x106 f

6,16

A4B1

1,02x106 e

6,08

A1B2

2,01x106 g

6,30

A2B2

5,33x105 d

5,73

A3B2

3,63x105 c

5,56

A4B2

2,5x105 b

5,40

(Nilai Total Bakteri)

Keterangan: notasi a, b, c, d, e, f, g menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) (A0B0) sebelum perlakuan, (A1B1) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 30 menit, (A2B1) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 30 menit, (A3B1) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 30 menit, (A4B1) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 30 menit, (A1B2) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 60 menit, (A2B2) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 60 menit, (A3B2) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit dan (A4B2) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 60 menit

Skripsi



Gambar 7. Grafik rata-rata nilai total bakteri (cfu/ml) ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda Rata-rata nilai total bakteri pada perlakuan A0 B0 (sebelum perlakuan), A4B2 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 60 menit), A3B2 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit) dan A2B2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 60 menit) secara berurutan adalah 1,15x105 cfu/ml 2,51x105 cfu/ml; 3,63x105 cfu/ml dan 5,33x105 cfu/ml.

5.1.2 Uji Organoleptik Uji organoleptik merupakan suatu cara penilaian menggunakan score sheet untuk menentukan mutu ikan dengan menggunakan panca indera. Pengamatan organoleptik dilakukan secara subjektif dan tergantung pada pertimbangan masing-masing panelis. Penelitian ini mengamati organoleptik ikan nila (O. niloticus) sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yang disimpan pada suhu ruang (± 280C) selama enam jam. Penilaian dalam uji organoleptik meliputi ketampakan, bau dan tekstur. Rata-rata nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) yang direndam di dalam larutan ekstrak K. alvarezii dengan konsentrasi yang berbeda dan disimpan

Skripsi



pada suhu ruang (± 280C) selama enam jam serta sebelum perlakuan, disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 8. Nilai rata-rata pada Tabel 4 merupakan hasil pembulatan.

Tabel 4. Rata-rata nilai organoleptik pada ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

A0

8c

A1

6a

A2

6b

A3

7c

A4

7c


Gambar 8. Grafik rata-rata nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak yang berbeda Berdasarkan hasil analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus). Analisis ragam nilai organoleptik berdasarkan konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda terdapat pada Lampiran 8.

Skripsi



Hasil uji jarak berganda Duncan yang tergambar pada notasi menunjukkan bahwa rata-rata nilai organoleptik pada perlakuan A0 (sebelum perlakuan) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan, yaitu A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm), A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm), A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm) dan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm). Perlakuan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm), namun berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm) dan A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm). Rata-rata nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda juga dapat dilihat pada Gambar 5. Perlakuan A0 (sebelum perlakuan) menghasilkan rata-rata nilai organoleptik sebesar delapan. Rata-rata nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm) dan A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm) adalah enam, sedangkan A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm) dan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm) secara berurutan adalah tujuh. Pengaruh lama perendaman ikan nila (O. niloticus) yang berbeda dan disimpan pada suhu ruang (± 280C) selama enam jam serta sebelum perlakuan menghasilkan rata-rata nilai organoleptik yang disajikan pada Tabel 5 dan Gambar 9. Nilai rata-rata pada Tabel 5 merupakan hasil pembulatan. Berdasarkan hasil analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa penggunaan lama perendaman yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus).

Skripsi



Analisis ragam nilai organoleptik berdasarkan lama perendaman yang berbeda terdapat pada Lampiran 9.

Tabel 5. Rata-rata nilai organoleptik pada ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

B0

8c

B1

6a

B2

7b


Gambar 9. Grafik rata-rata nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada tiap perlakuan. Rata-rata nilai organoleptik pada perlakuan B0 (sebelum perlakuan) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan, yaitu B1 (perendaman 30 menit) dan B2 (perendaman 60 menit). Perlakuan B1 (perendaman 30 menit) berbeda nyata (p<0,05) dengan B2 (perendaman 60 menit). Gambar 9 juga menjelaskan bahwa perlakuan B0 (sebelum perlakuan), B1 (perendaman 30 menit) dan B2 (perendaman 60 menit) menghasilkan rata-rata nilai organoleptik secara berurutan sebesar delapan, enam dan tujuh.

Skripsi



Hasil analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda menghasilkan interaksi (p<0,05) terhadap nilai organoleptik. Analisis ragam interaksi antara konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman tersebut terdapat pada Lampiran 10. Rata-rata nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) sebelum dan sesudah perlakuan ditunjukkan pada Tabel 6 serta Gambar 10. Nilai rata-rata pada Tabel 6 merupakan hasil pembulatan.

Tabel 6. Rata-rata nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

A0B0

8d

A1B1

6a

A2B1

6 ab

A3B1

6 ab

A4B1

6 ab

A1B2

6a

A2B2

6b

A3B2

7c

A4B2

7c

Keterangan: notasi a, b, c, d menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) (A0B0) sebelum perlakuan, (A1B1) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 30 menit, (A2B1) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 30 menit, (A3B1) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 30 menit, (A4B1) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 30 menit, (A1B2) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 60 menit, (A2B2) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 60 menit, (A3B2) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit dan (A4B2) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 60 menit

Skripsi



Gambar 10. Grafik rata-rata nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi esktrak dan lama perendaman Hasil uji jarak berganda Duncan yang terdapat pada Tabel 6 yaitu nilai uji organoleptik untuk ikan nila (O. niloticus) sebelum perlakuan (A0B0) memiliki nilai yang berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan. Perlakuan A4B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 60 menit) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A3B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 500 ppm perendaman 60 menit), namun berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan A1B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 0 ppm perendaman 60 menit) dan A2B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 250 ppm perendaman 60 menit). Rata-rata nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) adalah enam sampai delapan. Ikan nila (O. niloticus) sebelum perlakuan (B0) memiliki nilai organoleptik delapan. Pada perlakuan A1B1 (ekstrak K. alvarezii sebesar 0 ppm perendaman 30 menit), A2B1 (ekstrak K. alvarezii sebesar 250 ppm perendaman 30 menit), A3B1 (ekstrak K. alvarezii sebesar 500 ppm perendaman 30 menit), A4B1 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 30 menit), A1B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 0 ppm perendaman 60 menit) dan A2B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 250 ppm perendaman 60 menit) memiliki nilai organoleptik

Skripsi



enam. Perlakuan A3B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 500 ppm perendaman 60 menit) dan A4B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 60 menit) menghasilkan nilai organoleptik tujuh. A. Ketampakan Nilai tertinggi ketampakan ikan berdasarkan score sheet yaitu sembilan dengan ciri-ciri daging ikan berwarna krem kemerahan, rapi, bersih dan berwarna cerah. Ketampakan ikan memiliki nilai terendah yaitu satu dengan ciri-ciri daging ikan berwarna keabuan, kusam, tidak rapi dan.kurang bersih. Hasil pengamatan uji organoleptik terhadap ketampakan ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda, sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yang disimpan pada suhu ruang (± 280C) selama enam jam ditunjukkan pada Tabel 7 dan Gambar 11. Nilai rata-rata pada Tabel 7 merupakan hasil pembulatan. Berdasarkan hasil analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus). Analisis ragam nilai ketampakan berdasarkan konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda terdapat pada Lampiran 11. Hasil uji jarak berganda Duncan yang tergambar pada notasi menunjukkan bahwa rata-rata nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A0 (sebelum perlakuan) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan, yaitu A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm), A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm), A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm) dan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm). Perlakuan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A3

Skripsi



(ekstrak K. alvarezii 500 ppm), namun berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm) dan A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm).

Tabel 7. Rata-rata nilai ketampakan pada ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

A0

8d

A1

5a

A2

5b

A3

6c

A4

6c

Keterangan: notasi a, b, c dan d menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) (A0) Sebelum perlakuan, (A1) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm, (A2) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm, (A3) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm, (A4) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm

Gambar 11. Grafik rata-rata nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak yang berbeda Rata-rata nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda juga dapat dilihat pada Gambar 5. Perlakuan A0 (sebelum perlakuan) menghasilkan rata-rata nilai ketampakan sebesar delapan. Ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm) dan A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm) menghasilkan nilai ketampakan sebesar lima,

Skripsi



sedangkan A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm) dan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm) adalah enam. Pengaruh lama perendaman ikan nila (O. niloticus) yang berbeda dan disimpan pada suhu ruang (± 280C) selama enam jam serta sebelum perlakuan menghasilkan rata-rata nilai ketampakan yang disajikan pada Tabel 8 dan Gambar 12. Nilai rata-rata pada Tabel 12 merupakan hasil pembulatan. Berdasarkan hasil analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa penggunaan lama perendaman yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus). Analisis ragam nilai ketampakan berdasarkan lama perendaman yang berbeda terdapat pada Lampiran 12. Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada tiap perlakuan. Rata-rata nilai ketampakan pada perlakuan B0 (sebelum perlakuan) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan, yaitu B1 (perendaman 30 menit) dan B2 (perendaman 60 menit). Perlakuan B1 (perendaman 30 menit) berbeda nyata (p<0,05) dengan B2 (perendaman 60 menit).

Tabel 8. Rata-rata nilai ketampakan pada ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

B0

8c

B1

5a

B2

6b


Skripsi



Gambar 12. Grafik rata-rata nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda Gambar 12 juga menjelaskan bahwa perlakuan B0 (sebelum perlakuan) menghasilkan nilai ketampakan sebesar delapan. Ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan B1 (perendaman 30 menit) dan B2 (perendaman 60 menit) menghasilkan rata-rata nilai ketampakkan secara berurutan sebesar lima dan enam. Analisis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menyatakan bahwa terdapat pengaruh nyata (p<0,05) sehingga menghasilkan interaksi akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda. Hasil analisis tersebut terdapat pada Lampiran 13. Nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi terdapat pada Tabel 9 dan Gambar 13. Nilai rata-rata pada Tabel 9 merupakan hasil pembulatan. Hasil uji berjarak berganda Duncan yang tergambar pada notasi pada Tabel 9 menyatakan bahwa nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus) sebelum perlakuan (A0B0) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan. nilai ketampakan pada perlakuan A4B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 60 menit) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A3B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 500 ppm perendaman 60 menit), namun berbeda

Skripsi



nyata (p<0,05) dengan perlakuan A2B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 250 ppm perendaman 60 menit) dan A1B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 0 ppm perendaman 60 menit). Perlakuan A1B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 0 ppm perendaman 60 menit) juga menghasilkan nilai ketampakan yang tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A1B1 (ekstrak K. alvarezii sebesar 0 ppm perendaman 30 menit), A2B1 (ekstrak K. alvarezii sebesar 250 ppm perendaman 30 menit) dan A4B1 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 30 menit).

Tabel 9. Rata-rata nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

A0B0

8d

A1B1

5a

A2B1

5a

A3B1

5 ab

A4B1

5a

A1B2

5a

A2B2

6b

A3B2

7c

A4B2

7c


Skripsi



Gambar 13. Grafik rata-rata nilai ketampakan ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi esktrak dan lama perendaman yang berbeda Ikan nila sebelum perlakuan (A0B0) memiliki nilai ketampakan delapan dengan ciri-ciri bersih, rapi, daging berwarna krem kemerahan dan agak cerah. Ketampakan ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A4B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 60 menit) dan A3 B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 500 ppm perendaman 60 menit) memiliki nilai tujuh. Nilai tersebut memiliki ciriciri bahwa ketampakan ikan nila (O. niloticus) bersih, rapi, daging berwarna krem kemerahan dan mulai kurang cerah. Ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A2 B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 250 ppm perendaman 60 menit) menghasilkan nilai enam yang memiliki ciri-ciri rapi, kurang bersih, daging berwarna krem kecoklatan dan mulai kusam. B. Bau Nilai tertinggi bau ikan nila (O. niloticus) adalah sembilan, apabila memiliki bau yang sangat segar dan spesifik. Nilai bau terendah adalah satu apabila memiliki bau asam dan busuk. Hasil pengamatan uji organoleptik terhadap bau ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii, sebelum dan

Skripsi



sesudah perlakuan ditunjukkan pada Tabel 10 dan Gambar 14. Nilai rata-rata pada Tabel 10 merupakan hasil pembulatan. Berdasarkan hasil analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai bau ikan nila (O. niloticus). Analisis ragam nilai bau akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda terdapat pada Lampiran 14.

Tabel 10. Rata-rata nilai bau pada ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

A0

8c

A1

6a

A2

6a

A3

7b

A4

7b


Gambar 14. Grafik rata-rata nilai bau ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak yang berbeda

Skripsi



Hasil uji jarak berganda Duncan yang tergambar pada notasi menunjukkan bahwa rata-rata nilai bau ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A0 (sebelum perlakuan) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan, yaitu A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm), A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm), A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm) dan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm). Perlakuan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm), namun berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm) dan A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm). Rata-rata nilai bau ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda juga dapat dilihat pada Gambar 5. Perlakuan A0 (sebelum perlakuan) menghasilkan rata-rata nilai bau sebesar delapan. Rata-rata nilai bau ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm) dan A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm) adalah enam, sedangkan A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm) dan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm) secara berurutan adalah tujuh. Pengaruh lama perendaman ikan nila (O. niloticus) yang berbeda dan disimpan pada suhu ruang (± 280C) selama enam jam serta sebelum perlakuan menghasilkan rata-rata nilai bau yang disajikan pada Tabel 11 dan Gambar 15. Nilai rata-rata pada Tabel 11 merupakan hasil pembulatan. Berdasarkan hasil analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa penggunaan lama perendaman yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap nilai bau ikan nila (O. niloticus). Analisis ragam nilai bau berdasarkan lama perendaman yang berbeda terdapat pada Lampiran 15.

Skripsi



Tabel 11. Rata-rata nilai bau pada ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

B0

8c

B1

5a

B2

6b


Gambar 15. Grafik rata-rata nilai bau ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada tiap perlakuan. Rata-rata nilai bau pada perlakuan B0 (sebelum perlakuan) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan, yaitu B1 (perendaman 30 menit) dan B2 (perendaman 60 menit). Perlakuan B1 (perendaman 30 menit) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan B2 (perendaman 60 menit). Gambar 15 juga menjelaskan bahwa perlakuan B0 (sebelum perlakuan) menghasilkan nilai bau yaitu delapan. Ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan B1 (perendaman 30 menit) dan B2 (perendaman 60 menit) menghasilkan rata-rata nilai bau secara berurutan sebesar enam dan tujuh. Berdasarkan hasil analisis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menyatakan bahwa konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama

Skripsi



perendaman yang berbeda tidak berpengaruh nyata (p>0,05), sehingga tidak menghasilkan interaksi yang mempengaruhi bau pada ikan nila (O. niloticus). Hasil analisis tersebut terdapat pada Lampiran 16. Nilai bau akibat kedua faktor tersebut terdapat pada Tabel 12 dan Gambar 16. Nilai rata-rata pada Tabel 12 merupakan hasil pembulatan.

Tabel 12. Rata-rata nilai bau ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

A0B0

8d

A1B1

6a

A2B1

6a

A3B1

6 ab

A4B1

6 ab

A1B2

6a

A2B2

6 ab

A3B2

7 bc

A4B2

7c


Skripsi



Gambar 16. Grafik rata-rata nilai bau ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda Uji jarak berganda Duncan yang tergambar pada notasi (Tabel 12), nilai bau ikan nila (O. niloticus) sebelum perlakuan (A0B0) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan. Perlakuan A4B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 60 menit) menghasilkan nilai bau yang tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A3B2 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit), namun berbeda nyata (p<0,05) dengan perlakuan A1B2 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 60 menit) dan A2B2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 60 menit). Nilai bau pada perlakuan A3B1 (ekstrak K. alvarezii sebesar 500 ppm perendaman 30 menit) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A4B1 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 30 menit) dan A3B2 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit). Bau yang dimiliki olah ikan nila (O. niloticus) sebelum perlakuan (A0B0) memiliki bau yang agak segar atau spesifik sesuai jenisnya. Hal tersebut didukung dengan adanya nilai bau yaitu delapan. Ikan nila (O. nilotius) perlakuan A4B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 60 menit) dan A3B2 (ekstrak

Skripsi



K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit) menghasilkan nilai bau sebesar tujuh. Nilai tujuh memiliki arti bahwa bau ikan adalah agak segar atau mulai netral. C. Tekstur Nilai tertinggi tekstur ikan berdasarkan score sheet yaitu sembilan dengan ciri-ciri daging ikan kompak atau padat dan elastis. Tekstur ikan memiliki nilai terendah yaitu satu dengan ciri-ciri daging ikan lembek dan tidak elastis. Hasil pengamatan uji organoleptik terhadap tekstur ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda dan disimpan pada suhu ruang (± 280C) selama enam jam ditunjukkan pada Tabel 13 dan Gambar 17. Nilai rata-rata pada Tabel 13 merupakan hasil pembulatan. Berdasarkan hasil analisis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menyatakan bahwa konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) pada nilai tekstur pada ikan nila (O. niloticus). Analis ragam tersebut terdapat pada Lampiran 17.

Tabel 13. Rata-rata nilai tekstur pada ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

A0

8b

A1

7a

A2

7a

A3

7a

A4

7a

Keterangan: notasi a, b menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) (A0) Sebelum perlakuan, (A1) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm, (A2) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm, (A3) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm, (A4) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm

Skripsi



Gambar 17. Grafik rata-rata nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak yang berbeda Hasil uji jarak berganda Duncan yang tergambar pada notasi menunjukkan bahwa rata-rata nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A0 (sebelum perlakuan) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan, yaitu A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm), A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm), A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm) dan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm). Perlakuan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm), A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm) dan A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm). Rata-rata nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda juga dapat dilihat pada Gambar 17. Perlakuan A0 (sebelum perlakuan) menghasilkan rata-rata nilai tekstur sebesar delapan. Rata-rata nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm) dan A2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm), A3 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm) dan A4 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm) adalah tujuh. Pengaruh lama perendaman ikan nila (O. niloticus) yang berbeda dan disimpan pada suhu ruang (± 280C) selama enam jam serta sebelum perlakuan

Skripsi



menghasilkan rata-rata nilai tekstur yang disajikan pada Tabel 14 dan Gambar 18. Nilai rata-rata pada Tabel 14 merupakan hasil pembulatan. Berdasarkan hasil analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa penggunaan lama perendaman yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap nilai tekstur ikan nila (O. niloticus). Analisis ragam nilai tekstur berdasarkan lama perendaman yang berbeda terdapat pada Lampiran 18.

Tabel 14. Rata-rata nilai tekstur pada ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

B0

8b

B1

7a

B2

7a

Keterangan: notasi a, b menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) (B0) Sebelum perlakuan, (B1) Perendaman 30 menit, (B2) Perendaman 60 menit

Gambar 18. Grafik rata-rata nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) akibat lama perendaman yang berbeda Hasil uji jarak berganda Duncan pada perlakuan B0 (sebelum perlakuan) berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan, yaitu B1 (perendaman 30 menit) dan B2 (perendaman 60 menit). Perlakuan B1 (perendaman 30 menit) tidak

Skripsi



berbeda nyata (p>0,05) dengan B2 (perendaman 60 menit). Gambar 18 juga menjelaskan bahwa perlakuan B0 (sebelum perlakuan) menghasilkan nilai tekstur yaitu delapan. Ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan B1 (perendaman 30 menit) dan B2 (perendaman 60 menit) menghasilkan rata-rata nilai tekstur sebesar tujuh. Analisis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menyatakan bahwa penggunaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda tidak berpengaruh nyata (p>0,05), sehingga tidak menghasilkan interaksi yang mampu mempengaruhi tekstur ikan nila (O. niloticus). Hasil analisis ragam tersebut terdapat pada Lampiran 19. Nilai tekstur akibat interaksi terdapat pada Tabel 15 dan Gambar 19. Nilai rata-rata pada Tabel 15 merupakan hasil pembulatan. Hasil uji jarak berganda Duncan yang terdapat Tabel 15 menunjukkan bahwa nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) sebelum perlakuan (A0B0) memiliki nilai yang berbeda nyata (p<0,05) dengan semua perlakuan. Perlakuan A1B1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 30 menit) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A2B1 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 30 menit), A3B1 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 30 menit), A4 B1 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 30 menit), A1B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 0 ppm perendaman 60 menit), A2B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 250 ppm perendaman 60 menit), A3B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 500 ppm perendaman 60 menit) dan A4B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 60 menit).

Skripsi



Tabel 15. Rata-rata nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

A0B0

8b

A1B1

7a

A2B1

7a

A3B1

7a

A4B1

7a

A1B2

7a

A2B2

7a

A3B2

7a

A4B2

7a

Keterangan: notasi a, b menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) (A0B0) sebelum perlakuan, (A1B1) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 30 menit, (A2B1) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 30 menit, (A3B1) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 30 menit, (A4B1) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 30 menit, (A1B2) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 60 menit, (A2B2) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 60 menit, (A3B2) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit dan (A4B2) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 60 menit

Gambar 19. Grafik rata-rata nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman berbeda Ikan nila sebelum perlakuan (A0B0) memiliki nilai tekstur sebesar delapan. Nilai delapan memiliki arti bahwa tekstur ikan nila adalah padat, kompak, agak elastis dan apabila ditekan tidak lembek. Perlakuan A1B1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 30 menit), perlakuan A2B1 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm

Skripsi



perendaman 30 menit), A3B1 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 30 menit), A4B1 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 30 menit), A1B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 0 ppm perendaman 60 menit), A2B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 250 ppm perendaman 60 menit), A3B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 500 ppm perendaman 60 menit) dan A4 B2 (ekstrak K. alvarezii sebesar 1000 ppm perendaman 60 menit) menghasilkan nilai tekstur sebesar tujuh. Nilai tujuh miliki arti bahwa tekstur ikan nila adalah padat, kompak, kurang elstis dan kurang lentur apabila ditekan.

5.1.3 Pengukuran pH (Power of Hydrogen) Power of Hydrogen merupakan salah satu indikator atau parameter pendukung yang digunakan untuk menentukkan tingkat kesegaran ikan. Nilai pH ikan nila (O. niloticus) yang diamati adalah sebelum dan sesudah perlakuan yang disimpan pada suhu ruang selama enam jam. Nilai tersebut disajikan pada Tabel 16 dan Gambar 20. Analis ragam menggunakan ANOVA dengan selang kepercayaan 95% menyatakan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang digunakan berpengaruh nyata (p<0,05), sehingga menghasilkan interaksi yang mampu mempengaruhi pH ikan nila (O. niloticus). Hasil analis ragam tersebut terdapat pada Lampiran 20. Hasil uji jarak berganda Duncan yang terdapat pada Tabel 10 menunjukkan bahwa perlakuan A0B0 (sebelum perlakuan) menghasilkan nilai pH yang tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A2B1 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 30 menit), A3B1 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman

Skripsi



30 menit), A2B2 (ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 60 menit), A3B2 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit) dan A4B2 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 60 menit). Nilai pH pada perlakuan A1B1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 30 menit) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan perlakuan A4B1 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 30 menit).

Tabel 16. Rata-rata nilai pH ikan nila (O. niloticus) akibat interaksi dari konsentrasi ekstrak dan lama perendaman yang berbeda Perlakuan

Rata-rata

A0B0

7,0 b

A1B1

6,3 a

A2B1

7,0 b

A3B1

7,0 b

A4B1

6,3 a

A1B2

7,3 b

A2B2

7,0 b

A3B2

7,0 b

A4B2

7,0 b

Keterangan: notasi a, b menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05) (A0B0) sebelum perlakuan, (A1B1) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 30 menit, (A2B1) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 30 menit, (A3B1) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 30 menit, (A4B1) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 30 menit, (A1B2) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 60 menit, (A2B2) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 60 menit, (A3B2) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit dan (A4B2) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 60 menit

Skripsi



Gambar 20. Grafik rata-rata nilai pH ikan nila (O. niloticus) Rata-rata nilai pH ikan nila (O. niloticus) yang terdapat pada Tabel 10 dan Gambar 14 berkisar 6,3 sampai 7,3. Ikan nila (O. niloticus) sebelum perlakuan (A0B0) memiliki nilai pH 7,0. Nilai tersebut juga dimiliki oleh seluruh perlakuan, kecuali ikan nila (O. niloticus) pada perlakuan A1 B1 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 30 menit), perlakuan A4B1 (ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 30 menit) dan A1B2 (ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 60 menit). Ketiga perlakuan tersebut memiliki nilai pH yang berurutan sebesar 6,3; 6,3 dan 7,3.

5.2 Pembahasan Alga atau rumput laut memiliki kemampuan sebagai bakteriostatik atau mampu menghambat pertumbuhan bakteri (Yunus dkk., 2009). Kemampuan antibakteri yang dimiliki alga merah lebih tinggi dari pada alga hijau (Lavanya and Veerappan, 2011). Salah satu alga merah yang memiliki aktivitas antibakteri adalah K. alvarezii. Senyawa antibakteri tersebut dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut polar yaitu etanol (Cowan, 1999).

Skripsi



Aktivitas antibakteri yang merupakan senyawa metabolit sekunder dari ekstrak K.alvarezii pada penelitian ini berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai total bakteri ikan nila (O. niloticus). Pengaruh tersebut tampak pada rata-rata nilai total bakteri yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang digunakan, menghasilkan rata-rata nilai total bakteri yang berkisar 105 sampai 106 cfu/ml. Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Connel (1975) dalam Farihah (1993) bahwa ikan dengan nilai TPC 104 sampai 106 koloni per gram dapat dikatakan masih segar atau memiliki kondisi yang baik. Penggunaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii 500 ppm (A3) lebih disarankan, karena perlakuan tersebut mampu menghasilkan rata-rata nilai total bakteri yang tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan penggunaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii 1000 ppm (A4). Hal tersebut juga didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiyanto (2010) yaitu konsentrasi 500 ppm mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Lama perendaman ikan nila (O. niloticus) di dalam larutan ekstrak K. alvarezii juga mempengaruhi nilai total bakteri yang dihasilkan. Lama perendaman 60 menit (B2) juga menghasilkan rata-rata nilai total bakteri yang lebih sedikit yaitu berkisar 105 cfu/ml, sedangkan lama perendaman 30 menit (B1) menghasilkan nilai total bakteri yang lebih banyak yaitu 106 cfu/ml. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin lama ikan nila (O. niloticus) direndam didalam larutan ekstrak K. alvarezii menghasilkan nilai total bakteri yang sedikit. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Dwiyitno dan Riyanto (2006) yaitu penggunaan lama perendaman 30 menit kurang efektif dalam menghambat perkembangan bakteri.

Skripsi



Interaksi yang ditimbulkan antara konsentrasi ekstrak K.alvarezii dan lama perendaman berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai total bakteri ikan nila (O.niloticus). Hal tersebut tampak pada jumlah total bakteri yang dihasilkan. Perendaman ikan nila (O. niloticus) selama 60 menit dengan konsentrasi ekstrak K. alvarezii 1000 ppm (A4B2) dan 500 ppm (A3B2) secara berurutan menghasilkan nilai total bakteri sebesar 3,63 x105 cfu/ml dan 2.51x105 cfu/ml. Batas nilai total bakteri yang diperbolehkan untuk dikonsumsi adalah tidak melebihi 5x105 koloni per gram (SNI 7388-2009). Pernyataan tersebut menyebabkan ikan nila (O. niloticus) pada kedua perlakuan tersebut (A4B2 dan A3B2) masih diperbolehkan untuk dikonsumsi karena memiliki nilai total bakteri yang tidak melebihi batas yang telah ditentukan. Penggunaan ekstrak K. alvarezii 500 ppm dengan perendaman 60 menit (A3B2) lebih disarankan karena dengan konsentrasi yang kecil mampu menghasilkan nilai total bakteri yang tidak melebihi batas SNI 73882009. Bakteri yang mampu merusak kualitas ikan nila (O. niloticus) adalah Acinetobacter calcoaceticus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus alvei, Bacillus licheriformis, Bacillus cereus, Enterobacter aerogenes dan Klebsiella pneumonia. Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus alvei merupakan spesies bakteri yang sangat berbahaya apabila terkonsumsi oleh manusia (Purwani dkk., 2009). Selain itu, pertumbuhan dan metabolisme bakteri merupakan penyebab utama dari kebusukan ikan. Hasil metabolitnya adalah amina, amina biogenik seperti putrescine, histamin dan cadaverine, serta asam organik, sulfide, alkohol, aldehida dan keton yang menghasilkan flavor tidak enak dan tidak diinginkan (Ghaly et al.,

Skripsi



2010). Puspitasari (2012) juga menjelaskan bahwa selama proses pembusukan pad ikan, akan terjadi pemecahan atau perombakan pada berbagai komponen dan juga pembentukan senyawa baru. Senyawa baru tersebut yang menyebabakn perubahan aroma, flavor dan tekstur ikan. Keberadaan bakteri pembusuk tersebut perlu dihambat karena mampu mempengaruhi organoleptik ikan. Penghambatan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pengawetan. Pengawetan merupakan salah satu usaha untuk memperpanjang daya tahan atau daya simpan agar kualitas ikan tetap baik (Farihah, 1993). Salah satu cara pengawetan adalah dengan menggunakan senyawa antibakteri. Penggunaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus). Konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang semakin tinggi menghasilkan rata-rata nilai organoleptik sebesar tujuh. Nilai tersebut dimiliki oleh ekstrak K. alvarezii dengan konsentrasi sebesar 500 ppm (A3) dan 1000 ppm (A4). Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Farihah (1993) bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak rumput laut mampu menghambat kemunduran mutu ikan. Perendaman ikan nila (O. niloticus) selama 30 menit (B1) menghasilkan nilai enam, sedangkan perendaman selama 60 menit (B2) menghasilkan nilai tujuh. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (1993) bahwa pengawetan ikan menggunakan ekstrak rumput laut selama 60 menit memberikan nilai organoleptik yang terbaik. Penggunaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda menghasilkan interaksi (p<0,05) pada nilai organoleptik. Nilai

Skripsi



organoleptik terdiri dari ketampakan, bau dan tekstur. Berdasarkan analisis ragam ANOVA dengan selang kepercayaan 95% yang dilakukan pada setiap kriteria penilaian uji organoleptik, didapati bahwa nilai ketampakan menghasilkan pengaruh nyata (p<0,05) dan interaksi. Hal tersebut berbanding terbalik dengan nilai bau dan nilai tekstur ikan nila (O. niloticus) yang tidak berpengaruh nyata (p>0,05) sehingga tidak menghasilkan interaksi akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang diberikan. Perendaman ikan nila (O. niloticus) menggunakan ekstrak K. alvarezii dengan konsentrasi 500 ppm selama 60 menit (A3B2) menghasilkan nilai ketampakan, nilai bau dan nilai tekstur adalah tujuh. Berdasarkan score sheet, nilai tersebut memiliki ketampakan yang rapi dan bersih, bau yang agak segar serta tekstur yang padat dan kompak. Nilai ketampakan, tekstur dan bau serta ratarata nilai organoleptik tersebut sudah sesuai dengan SNI 01-2729-1992 bahwa ikan yang memiliki mutu baik bernilai minimal tujuh. Berdasarkan hasil penelitian terdapat interaksi hubungan antara nilai total bakteri dan nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus) akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda. Nilai total bakteri yang sedikit, mampu mempengaruhi nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus). Nilai total bakteri pada perlakuan A3B2 (ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit) yaitu 3,63x105 cfu/ml dan nilai organoleptik adalah tujuh. Hal tersebut disebabkan perkembangan bakteri terhambat sehingga bakteri tidak terlalu banyak melakukan kegiatan metabolisme yang mampu menurunkan mutu ikan nila (O. niloticus). Kemampuan esktrak K. alvarezii dalam menghambat perkembangan bakteri

Skripsi



dikarenakan senyawa antibakteri tersebut dapat larut dalam air yang merupakan tempat hidup bakteri. Hal tersebut menyebabkan, senyawa antibakteri mampu dengan mudah berdifusi menembus dinding sel bakteri (Heruwati dkk., 2009). Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh Farihah (1993) menyebutkan bahwa ekstrak rumput laut mampu mempertahankan kualitas ikan dengan cara menghambat perkembangan bakteri pembusuk. Perkembangan bakteri yang terhambat dikarenakan K. alvarezii memiliki senyawa antibakteri. Senyawa tersebut adalah flavonoid, alkaloid dan terpenoid (Prabha et al., 2013). Senyawa flavonoid, terpenoid dan alkaloid merupakan zat kimia yang bekerja menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengganggu fungsi mikroorganisme bakteri. Purwani dkk. (2009) menjelaskan bahwa pertumbuhan bakteri yang terhambat

atau kematian bakteri dapat

disebabkan oleh

penghambatan terhadap sintesis dinding sel, penghambatan terhadap fungsi membran sel, penghambatan terhadap sintesis protein atau penghambatan terhadap sintesis asam nukleat. Senyawa flavonoid dapat menghambat sintesis asam nukleat, karena senyawa tersebut memiliki ikatan hidrogen pada salah satu cincin yang mampu berikatan dengan asam nukleat, sehingga pembentukan DNA atau RNA bakteri terhambat. Flavonoid juga dapat menghambat fungsi dari membran sitoplasma, sehingga menyebabkan kerusakan dinding sel. Kandungan senyawa tersebut juga menghambat pembentukan energi metabolisme, sehingga RNA, DNA, dinding sel dan sintesis protein terhambat (Cushine and Lamb, 2005). Terpenoid mampu mengganggu permeabilitas dinding sel bakteri yang akan mengakibatkan sel

Skripsi



bakteri akan kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau mati (Cowan, 1999). Hal tersebut juga diperjelas oleh Purwani dkk. (2009) bahwa terpenoid mampu berikatan dengan protein dan lipid yang terdapat pada membran sel dan bahkan dapat menimbulkan lisis pada sel. Kerusakan pada membran sel menyebabkan terganggunya trasnsport nutrisi melalui membrane sel, sehingga sel bakteri mengalami kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Proses pembusukan ikan juga dapat diketahui dari perubahan nilai pH daging ikan, karena berhubungan dengan proses autolisis. Penurunan nilai pH tersebut disebabkan karena glikolisa atau glikogen dalam tubuh berubah menjadi asam laktat yang akan menambah derajat keasaman dalam daging ikan tersebut. Asam laktat tersebut berhubungan dengan gerak ikan sesaat akan mati, dimana ikan cenderung untuk banyak bergerak. Asam laktat yang semakin banyak pada tubuh ikan mampu menyebabkan pH menurun dan memperpendek masa rigor mortis ikan (Khairanita, 2013). Rata-rata nilai pH pada ikan nila (O. niloticus) yang direndam di dalam ekstrak K. alvarezii 0 ppm selama 30 menit (A1B1) dan K. alvarezii 1000 ppm selama 30 menit (A4B1) yaitu 6,3. Nilai tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan pH ikan nila (O. niloticus) sebelum perlakuan (A0B0) yaitu sebesar 7,0. Penggunaan ekstrak K. alvarezii dengan konsentrasi 500 ppm dengan lama perendaman 60 menit (A3B2) mampu mempertahankan nilai pH ikan nila (O. niloticus) yaitu 7,0. Perendaman ikan nila (O. niloticus) di dalam ekstrak K. alvarezii dengan konsetrasi 0 ppm selama 60 menit menghasilkan nilai pH sebesar 7,3. Junianto (2003) menyatakan bahwa ikan yang mulai membusuk memiliki

Skripsi



nilai pH berkisar 7,5-8,0 atau lebih tinggi. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ikan nila (O. niloticus) perlakuan A3B2 belum mengalami pembusukan dan berada pada fase pre-rigor mortis.

Skripsi



VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 1. Ekstrak alga merah (K. alvarezii) berpengaruh terhadap nilai Total Plate Count (TPC) ikan nila (O. niloticus). 2. Ekstrak alga merah (K. alvarezii) berpengaruh terhadap nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus). 3. Interaksi hubungan antara pemberian ekstrak alga merah (K. alvarezii) dengan konsentrasi 500 ppm dan lama perendaman selama 60 menit berpengaruh terhadap nilai total bakteri dan nilai organoleptik ikan nila (O. niloticus).

6.2 Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai lama efektifitas ekstrak K. alvarezii untuk mengawetkan ikan. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menentukan nilai Total Volatille Base (TVB), nilai Trimetil Amin (TMA), kemampuan mengikat air, ketengikan oksidatif dan analisis proksimat.

Skripsi



DAFTAR PUSTAKA

Abirami, R. G. and S. Kowsalya. 2011. Nutrient and Nutraceutical Potentials of Seaweed Biomass Ulva lactuca and Kappaphycus alvarezii. Journal of Agriculture Science and Technology, 5 (1) Serial No. 32 : 109-115. Ajizah, A. 2004. Sesitivitas Salmonella typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L. Bioscientiae, 1 (1) : 31-38. Anggadiredja, J. T., A. Zatnika., H. Purwoto dan S. Istini. 2010. Rumpu Laut. Penebar Swadaya. Depok. hal. 6-9. Arannilewa, S. T., S. O. Salawu., A. A. Sorungbe and B.B. Ola-Salawu. 2005. Effect of Frozen Period on The Chemical, Microbiological and Sensory Quality of Frozen Tilapia Fish (Sarotherodun galiaenus). African Journal of Biotechnology, 4 (8) : 852-855. Athawi, A. 2013.Sintesis Hidroksiapatit Berpori dari Cangkang Keong Sawah (Bellamya javanica) dengan Penambahan Pati Singkong Sebagai Porogen. Skripsi. Departemen Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor. hal. 9. Atmadja, W. S., A. Kadi., Sulistijo dan R. Satari. 1996. Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan. Jakarta. hal. 92-95. Chusniati. S., D. Handijatno., Sudarno dan R. Kusdarwanti. 2012. Petunjuk Pratikum Mikrobiologi. Fakultas Perikanan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. hal. 25-26. Chusnie, T. P. T and A. J. Lamb. 2005. Antimicrobial Activity of Flavonoids. International Journal of Antimicrobial Agents 26. Elsevier B.V. pp. 343356. Cowan, M. M. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology Reviews, 12 (4) : 564-582. Diharmi, A., D. Fardiaz., N. Andarwulan dan E. S. Heruwati. 2011. Karakteristik Karagenan Hasil Isolasi Euchema spinosum (Alga merah) Dari Perairan Sumenep Madura. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 16 (1) : 117-124. Dwiyitno dan R. Riyanto. 2006. Studi Penggunaan Asap Cair Untuk Pengawetan Ikan Kembung (Rastrelliger neglectus) Segar. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 1 (2) : 143-148.

Skripsi



Erlangga. 2009. Kemunduran Mutu Fillet Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Pada Penyimpanan Suhu Chilling Dengan Perlakuan Cara Kematian. Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 74 hal. Fakhruzzaman, A. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Nila Gesit (Studi : Unit Pembenihan Rakyat Citomi Desa Tanggulun Barat, Kec. Kalijati, Kab. Subang Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 30 hal. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. hal. 118-126. Farihah, I. 1993. Ekstraksi Zat Antibakteri Dari Sargassum sp Dan Aplikasinya Sebagai Zat Pengawet Filet Ikan Kembung (Rastrelliger sp). Skripsi. Program Studi Pengolahan Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 100 hal. Ghaly, A. E., D. Dave., S. Budge and M. S. Brooks. 2010. Fish Spoilage Mechanisme and Preservation Techiques: Review. ISSN 1546-9239. American Journal of Applied Sciences, 7(7) : 859-877. Heruwati, E. S., D. Aprianti and A. Muawanah. 2009. Efektifitas Ekstrak Picung (P. edule Reinw) yang Dikeringkan dengan Bahan Pengisi Serbuk Gergaji dalam Pengawetan Ikan. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan , 4 (2) : 121-130. Iskandar, Y., D. Rusmiati dan R. R. Dewi. 2005. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rumput Laut (Euchema cottoni) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Bacillus cereus. Jurnal Farmaka, 3 (2) : 24-33. Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya. Depok. hal. 5-13. Kadi, A. 2004. Potensi Rumput Laut Dibeberapa Perairan Pantai Indonesia. Oseana, XXIX (4) : 25-36. Karou, D., A. Savadogo., A. Canini., S. Yameogo., C. Montesano., J. Simpore., V. Colizzi and A. S. Traore. 2005. Antibacterrial Activity of Alkaloids from Sida acuta. African Journal of Biotechnology, 4 (12) : 1452-1457. Khairanita, K., P. Suciati., Kurnia Ayu K. W., A. Manan dan M. A. Alamsjah. 2013. Eksplorasi Rafinosa Biji Kapas Sebagai Pengganti Formalin Dalam Pengawet Ikan. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 5 (2) : 151-155.

Skripsi



Khairuman, H. dan K. Amri. 2011. 2,5 Bulan Panen Ikan Nila. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. hal. 2-13. Khairuman, H. dan K. Amri. 2012. Pembesaran Nila di Kolam Air Deras. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. hal. 11-15. Kottelat, M., A. J. Whitten., S. N. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions (HK) Ltd. Jakarta. hal. 170-171. Kusriningrum, R. S. 2012. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press. Surabaya. hal. 77-192. Lalitha, S., K. Rajeshwaran., P. S. Kumar., K. Deepa and K. Gowthani. 2010. In Vivo Screening of Antibacterial Activity of Acacia mellifera (BENTH) (Leguminosae) on Human Pathogenic Bacteria. Global Journal of Pharmacology, 4 (3) : 148-150. Lavanya, R. and N. Veerappan. 2011. Antibacterial Potential of Six Seaweeds Collected from Gulf of Mannar of Southeast Coast of India. ISSN 19920067. Advances in Biological Research, 5 (1) : 38-44. Leksono, T. dan Syahrul. 2001. Studi Mutu dan Penerimaan Konsumen Terhadap Abon Ikan. Jurnal Natur Indonesia, III (2) : 178-184. Liviawaty, E. dan E. Afrianto. 2010. Penanganan Ikan Segar. Widya Padjajaran. Bandung. Hal. 8-69. Lubis, N. D. A. 2009 Pengawetan Makanan Yang Aman. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Medan. 15 hal. Lumbantoruan, K. 2008. Suatu Kajian Tentang Pengawetan Ikan Menggunakan Larutan Garam dingin. Skripsi. Departemen Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan. hal. 5-21. Ma’at, S. 2009. Sterilisasi dan Disinfeksi. Airlangga University Press. Surabaya. hal. 7-11. Marquez, A. J. 2005. Lotus japonicas Handbook. Springer. Netherlands. pp. 349355. Muhammad, T. B. M.,E. Fachriyah dan D. Kusrini. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis). Chem Info, 1 (1) : 196-201.

Skripsi



Murniyati, A. S. dan Sunarman. 2004. Pendinginan Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. hal. 14-21. Neish, A. C. 2003. The ABC of Euchema Seaplant Production. Surialink Infomedia. http://www.SuriaLink.com. 16 September 2013. 82 hal. Prabha, V., D. J. Prakash and P. N. Sudha. 2013. Analysis Of Bioactive Compounds And Antimicrobial Activity Of Marine Algae Kappaphycus alvarezii Using Three Solvent Extracts. International Journal Of Pharmaceutical Sciences And Research, 4 (1) : 306-310. Poncomulyo, T., H. Maryani dan L. Kristiani. 2006. Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut. PT Agromedia Pustaka. Depok. hal. 46-55. Purwani, E., S. W. N. Hapsari dan R. Rauf. 2009. Respon Hambatan Bakteri Gram Positif dan Negatif Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diawetkan dengan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale). ISSN 1979-7621. Jurnal Kesehatan, 2 (1) : 61-70. Pusat Data Statistik dan Informasi. 2012. Statistik Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya dan Ekspor-Impor Setiap Provinsi seluruh Indonesia tahun 20032010. Sekretariat Jendral Kementerian Kelautan dan Perikanan. hal. 58-61. Puspitasari, S. A. P. 2012. Pengawetan Suhu Rendah Pada Ikan dan Daging. Makalah Ilmu Teknologi Pangan. Universitas Diponegoro. Semarang. 29 Hal. Putro, S., Dwiyitno., J. F. Hidayat dan M. Pandjaitan. 2008. Aplikasi Ekstrak Bawang Putih (Alium sativum) Untuk Memperpanjang Daya Simpan Ikan Kembung Segar (Rastrelliger kanagurta). Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 3 (2). 193-200. Reskika, A. 2011. Evaluasi Potensi Rumput Laut Coklat (Phaeophyceae) dan Rumput Laut Hijau (Chlorophyceae) Asal Perairan Takalar Sebagai Antibakteri Vibrio spp. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar. 32 hal. Rosyidah, K., S. A. Nurmuhaimina., N. Komari dan M. D. Astuti. 2010. Aktivitas Antibakteri Fraksi Saponin dari Kulit Batang Tumbuhan Kasturi (Mangifera casturi). Bioscientiae, 7 (2) : 25-31. Sabir, A. 2005. Aktivitas Antibakteri Flavonoid Propolis Trigona sp Terhadap Bakteri Streptococcus mutans (In Vitro). Majalah Kedokteran Gigi (Dent. J.), 38 (2) : 135-141.

Skripsi



Saparinto, C. dan D. Hidayati. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Kanisius. Yogyakarta. hal. 63-64. Sedjati, S., T. W. Agustini dan T. Surti. 2007. Studi Penggunaan Khitosan Sebagai Anti Bakteri Pada Ikan Teri (Stolephorus heterolobus) Asin Kering Selama Penyimpanan Suhu Kamar. Jurnal Pasir Laut, 2 (2) : 54-66. Septiana, A. T. dan A. Asnani. 2012. Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut Coklat Sargassum duplicatum Menggunakan Berbagai Pelarut dan Metode Ekstraksi. Agrointek, 1 (6) : 22-28. Shanmugam, M. and K. H. Mody. 2000. Heparinoid-Active Sulphated Polysaccharides from Marine Algae as Potential Blood Anticoagulant Agents. Current Science, 79 (12) : 1672-1683. Singh, A. P. 2002. A Treatise on Phytochemistry. Emedia Science Ltd. India. pp. 12-16, 80-87, 148-152. Siregar, A. F., A. Sabdono dan D. Pringgenies. 2012. Potensi Antibakteri Ekstrak Rumput Laut Terhadap Bakteri Penyakit Kulit Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, dan Micrococcus luteus. Journal Of Marine Research, 1 (2) : 152-160. SNI 01-2346-2006. Petunjuk Pengujian Organoleptik dan atau Sensori. Badan Standardisasi Nasional (BSN). Soediro, I. 1998. Produk Alam Bahari dan Pemanfaatannya. The Journal On Indonesian Medical Plants, 4 (1) : 1-3. Suharna, C. 2006. Kajian Sistem Manajemen Mutu Pada Pengolahan “Ikan Jambal Roti” di Pangandaran-Kabupaten Ciamis. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang. hal. 11-18. Suyanto, S. R. 2010. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila. Penebar Swadaya. Depok. hal. 10-13. Trono, G. C. 1992. Euchema and Kappaphycus : Taxonomy and Cultivation. Bullentine Marine Science Fish. Philippines No. 12. pp. 51-65. Vina, J. A., S. Aisyah dan I. Mustapha. 2010. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Turunan Terpenoid dari Fraksi n-Heksan (Momordica charantia L.). Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 1 (1) : 88-93. Wenno, M. R. 2009. Karakteristik Fisiko-Kimia Karaginan dari Euchema cottonii Pada Berbagai Bagian Thalus, Berat Bibit dan Umur Panen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. hal. 34-39.

Skripsi



Wibowo, T. W. 1993. Pengaruh Penggunaan Ekstrak Sargassum sp Terhadap Kesegaran Fillet Ikan Kembung (Rastrelliger sp). Skripsi. Program Studi Pengolahan Hasil Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. hal. 23-44. Wiratmaja, I. G. 2011. Proses Fermentasi Limbah Rumput Laut Euchema Cottonii Sebagai Tahap Awal Pembuatan Etanol Generasi Kedua. Tesis. Universitas Udayana. Depansar. hal. 11-21. Wiyanto, D. B. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Dan Euchema denticullatum Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila Dan Vibrio harveyii. Jurnal Kelautan, 3 (1) : 1-17. Wulandari, A. 2010. Uji aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Fraksi n-Heksana dan Etilasetat Daun Sidaguri (Sida rhombifolia L.) Terhadap Beberapa Bakteri. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan. hal. 4-9. Yunikawati, M. P. A., I. N. K. Besung dan H. Mahatmi. 2013. Efektifitas Perasan Daun Srikaya Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Escherichia coli. Indonesia Medicus Veterinus, 2 (2) : 170-179. Yunus, A. Arisandi dan I. W. Abida. 2009. Daya Hambat Ekstrak Metanol Rumput Laut (Euchema spinosum) Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila. ISSN : 1907-9931. Jurnal Kelautan, 2 (2) : 16-24.

Skripsi



Lampiran 1 Score sheet penilaian sensori ikan nila utuh (SNI 01-2346-2006) Nama Panelis :…………………… Tanggal : ………………..  Berilah tanda √ pada nilai yang dipilih sesuai kode contoh yang diuji. Spesifikasi KENAMPAKAN  Rapi, bersih, daging berwarna krem kemerahan, cerah.  Rapi, bersih, daging berwarna krem kemerahan, agak cerah.  Rapi, bersih, daging berwarna krem kemerahan, mulai kurang cerah.  Rapi, kurang bersih, daging berwarna krem kecoklatan, mulai kusam.  Rapi, kurang bersih, daging berwarna krem kecoklatan, kusam.  Rapi, kurang bersih, daging berwarna krem keabuan, kusam.  Kurang rapi, kurang bersih, daging berwarna keabuan, kusam sekali. BAU  Sangat segar, spesifik jenis.  Agak bau segar, spesifik jenis.  Agak bau segar, mulai netral.  Bau netral, mulai bau apek.  Ada bau tambahan, seperti bau susu.  Bau amoniak mulai tercium.  Bau busuk, amoniak dan bau asam jelass sekali. TEKSTUR  Padat, kompak dan elastis.  Padat, kompak dan agak elastis, bila ditekan lentur tidak lembek.  Padat, kompak, kurang elastis, kurang lentur bila ditekan.  Padat, kurang kompak, kurang elastis agak lembek bila ditekan.  Mulai lembek, kurang kompak, kurang elastis.  Lembek, tidak kompak, kurang elastis.  Lembek, tidak elastis.

Skripsi

Nilai

Kode Sampel

9 8 7 6 5 3 1

9 8 7 6 5 3 1 9 8 7 6 5 3 1



Lampiran 2 Denah penempatan perlakuan penelitian A1B1

1

2

A2B1

3

1

A1B2

1

2

2

A3B1

3

1

A2B2

3

1

2

2

A4B1

3

1

A3B2

3

1

2

2

3

A4B2

3

1

2

3

Keterangan : A1B1 : Perlakuan konsentrasi 0 ppm dengan lama perendaman 30 menit. A2B1 : Perlakuan konsentrasi 250 ppm dengan lama perendaman 30 menit. A3B1 : Perlakuan konsentrasi 500 ppm dengan lama perendaman 30 menit. A4B1 : Perlakuan konsentrasi 1000 ppm dengan lama perendaman 30 menit. A1B2 : Perlakuan konsentrasi 0 ppm dengan lama perendaman 60 menit. A2B2 : Perlakuan konsentrasi 250 ppm dengan lama perendaman 60 menit. A3B2 : Perlakuan konsentrasi 500 ppm dengan lama perendaman 60 menit. A4B2 : Perlakuan konsentrasi 1000 ppm dengan lama perendaman 60 menit.

Skripsi



Lampiran 3 Data pengamatan uji Total Plate Count (TPC) a. Nilai total bakteri (cfu/ml) akibat konsentrasi ekstrak berbeda Ulangan Perlakuan 1 2 5 A0 (sebelum perlakuan) 1,0x10 1,0x105 A1 (0 ppm) 1,9x106 2,1x106 A2 (250 ppm) 1,15x106 1,2x106 A3 (500 ppm) 9,0x105 9,0x105 A4 (1000 ppm) 8,0x105 7,0x105

K. alvarezii yang

3 1,5x105 1,9x106 1,1x106 1,0x106 7,5x106

b.

Nilai total bakteri (cfu/ml) akibat lama perendaman yang berbeda Ulangan Perlakuan 1 2 3 5 5 B0 (sebelum perlakuan) 1,0x10 1,0x10 1,5x105 B1 (30 menit) 7,5x105 8,5x105 8,0x105 B2 (60 menit) 1,6x106 1,6x106 1,5x106

c.

Nilai total bakteri (cfu/ml) akibat interaksi antara faktor konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda Ulangan Perlakuan 1 2 3 5 5 A0B0 1,0x10 1,0x10 1,5x105 A1B1 1,85x106 1,95x106 1,8x106 A2B2 1,75x106 1,75x106 1,6x106 A3B3 1,4x106 1,45x106 1,5x106 A4B4 1,3x106 1,1x106 1,2x106 A0B0 1,85x106 2,25x106 1,95x106 A1B1 5,0x105 5,5x105 5,5x105 A2B2 3,5x105 3,5x105 4,0x105 A3B3 2,5x105 2,5x105 2,5x105 A4B4 1,0x105 1,0x105 1,5x105

Keterangan: (A0B0) sebelum perlakuan, (A1B1) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 30 menit, (A2B1) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 30 menit, (A3B1) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 30 menit, (A4B1) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 30 menit, (A1B2) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 60 menit, (A2B2) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 60 menit, (A3B2) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit dan (A4B2) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 60 menit

Skripsi



Lampiran 4 Analisis ragam nilai total bakteri akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda Descriptives

95% Confidence Interval for Mean

Std. N

Mean

Deviation

Std. Error

Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

A0

3

5.1200

.10392

.06000

4.8618

5.3782

5.00

5.18

A1

3

6.2933

.02309

.01333

6.2360

6.3507

6.28

6.32

A2

3

6.0600

.02000

.01155

6.0103

6.1097

6.04

6.08

A3

3

5.9667

.02887

.01667

5.8950

6.0384

5.95

6.00

A4

3

5.8767

.02517

.01453

5.8142

5.9392

5.85

5.90

15

5.8633

.41295

.10662

5.6347

6.0920

5.00

6.32

Mean Square

F

Total

ANOVA

Sum of Squares Between Groups Within Groups Total

df

2.361

4

.590

.026

10

.003

2.387

14

223.573

Sig. .000

Keterangan: nilai signifikan antar perlakuan adalah 0,000 sehingga terdapat pengaruh yang nyata (p<0,05).

Skripsi



Lampiran 5 Analisis ragam nilai total bakteri akibat lama perendaman yang berbeda Descriptives

95% Confidence Interval for Mean Std. N

Mean

Deviation

Std. Error

Lower

Upper

Bound

Bound

Minimum

Maximum

B0

3

5.1200

.10392

.06000

4.8618

5.3782

5.00

5.18

B1

3

6.1933

.01155

.00667

6.1646

6.2220

6.18

6.20

B2

3

5.9033

.02517

.01453

5.8408

5.9658

5.88

5.93

Total

9

5.7389

.48385

.16128

5.3670

6.1108

5.00

6.20

ANOVA Sum of Squares Between Groups Within Groups Total

df

Mean Square

1.850

2

.925

.023

6

.004

1.873

8

F 239.882

Sig. .000


Skripsi



Lampiran 6 Analisis ragam nilai total bakteri akibat interaksi antara konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda

Keterangan: nilai signifikan interaksi dosis dan perendaman adalah 0,000 sehingga terdapat pengaruh yang nyata (p<0,05).

Skripsi



Lampiran 7 Data penelitian uji organoleptik a. Nilai uji organoleptik akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda Ulangan Perlakuan 1 2 3 8,3 8,0 8,0 A0 (sebelum perlakuan) 5,3 5,9 5,8 A1 (0 ppm)

b.

A2 (250 ppm)

6,1

5,8

6,3

A3 (500 ppm)

6,6

6,6

6,5

A4 (1000 ppm)

6,5

6,6

6,7

Nilai organoleptik akibat lama perendaman yang berbeda Ulangan Perlakuan 1 2 8,3 8,0 B0 (sebelum perlakuan) 5,9 6,0 B1 (30 menit) B2 (60 menit)

c.

6,4

6,6

3 8,0 5,8 6,7

Nilai organoleptik akibat interaksi antara faktor konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda Ulangan Perlakuan 1 2 3 A0B0 8,3 8,0 8,0 A1B1 5,7 6,2 5,3 A2B2 5,7 5,7 6,0 A3B3 6,2 6,2 6,0 A4B4 6,0 6,2 6,0 A0B0 4,8 5,7 6,2 A1B1 6,5 6,0 6,5 A2B2 7,0 7,0 7,0 A3B3 7,0 7,2 7,2 A4B4 8,3 8,0 8,0

Keterangan: (A0B0) sebelum perlakuan, (A1B1) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 30 menit, (A2B1) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 30 menit, (A3B1) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 30 menit, (A4B1) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 30 menit, (A1B2) Ekstrak K. alvarezii 0 ppm perendaman 60 menit, (A2B2) Ekstrak K. alvarezii 250 ppm perendaman 60 menit, (A3B2) Ekstrak K. alvarezii 500 ppm perendaman 60 menit dan (A4B2) Ekstrak K. alvarezii 1000 ppm perendaman 60 menit

Skripsi



Lampiran 8 Analisis ragam nilai organoleptik akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda Descriptives


Std. N

Mean

Deviation

Std. Error

Lower Bound

Upper Bound Minimum Maximum

A0

3

8.100

.1732

.1000

7.670

8.530

8.0

8.3

A1

3

5.700

.3606

.2082

4.804

6.596

5.3

6.0

A2

3

6.067

.2517

.1453

5.442

6.692

5.8

6.3

A3

3

6.600

.1000

.0577

6.352

6.848

6.5

6.7

A4

3

6.633

.1528

.0882

6.254

7.013

6.5

6.8

15

6.620

.8678

.2241

6.139

7.101

5.3

8.3

Total

ANOVA Sum of Squares Between Groups Within Groups Total

Df

Mean Square

10.031

4

2.508

.513

10

.051

10.544

14

F 48.851

Sig. .000


Skripsi



Lampiran 9 Analisis ragam nilai organoleptik akibat lama perendaman yang berbeda Descriptives


Std. N

Mean

Deviation

Std. Error


B0

3

8.100

.1732

.1000

7.670

8.530

8.0

8.3

B1

3

5.900

.1000

.0577

5.652

6.148

5.8

6.0

B2

3

6.567

.1528

.0882

6.187

6.946

6.4

6.7

Total

9

6.856

.9850

.3283

6.098

7.613

5.8

8.3

F

Sig.

ANOVA

Sum of Squares Between Groups Within Groups Total

df

Mean Square

7.636

2

3.818

.127

6

.021

7.762

8

180.842

.000


Skripsi



Lampiran 10 Analisis ragam nilai organoleptik akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda Descriptives

95% Confidence Interval for Mean N

Mean

Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

A0B0

3

8.100

.1732

.1000

7.670

8.530

8.0

8.3

A1B1

3

5.733

.4509

.2603

4.613

6.853

5.3

6.2

A2B1

3

5.800

.1732

.1000

5.370

6.230

5.7

6.0

A3B1

3

6.133

.1155

.0667

5.846

6.420

6.0

6.2

A4B1

3

6.067

.1155

.0667

5.780

6.354

6.0

6.2

A1B2

3

5.667

.6110

.3528

4.149

7.184

5.0

6.2

A2B2

3

6.333

.2887

.1667

5.616

7.050

6.0

6.5

A3B2

3

7.067

.1155

.0667

6.780

7.354

7.0

7.2

A4B2

3

7.167

.1528

.0882

6.787

7.546

7.0

7.3

Total

27

6.452

.8285

.1594

6.124

6.780

5.0

8.3

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Nilai Type III Sum of Source

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

16.281a

8

2.035

23.382

.000

1058.270

1

1058.270

1.216E4

.000

Konsentrasi

3.558

3

1.186

13.626

.000

Perendaman

2.344

1

2.344

26.928

.000

Konsentrasi * Perendaman

1.211

3

.404

4.639

.014

Error

1.567

18

.087

Total

1141.760

27

17.847

26

Corrected Model Intercept

Corrected Total

Keterangan: nilai signifikan interaksi konsentrasi dan perendaman adalah 0,014 sehingga terdapat interaksi (p<0,05).

Skripsi



Lampiran 11 Analisis ragam nilai ketampakan ikan nila akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii berbeda Descriptives


Nilai

Std. N

Mean

Lower

Deviation

Std. Error

Bound

Upper Bound

Minimum

Maximum

A0

3

8.000

.0000

.0000

8.000

8.000

8.0

8.0

A1

3

4.700

.1732

.1000

4.270

5.130

4.5

4.8

A2

3

5.267

.2517

.1453

4.642

5.892

5.0

5.5

A3

3

6.100

.1732

.1000

5.670

6.530

6.0

6.3

A4

3

6.033

.2517

.1453

5.408

6.658

5.8

6.3

15

6.020

1.1675

.3015

5.373

6.667

4.5

8.0

Total

ANOVA Nilai Sum of Squares Between Groups Within Groups Total

df

Mean Square

18.711

4

4.678

.373

10

.037

19.084

14

F 125.295

Sig. .000

Keterangan: nilai signifikan adalah 0,000 sehingga penggunaan konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05).

Skripsi



Lampiran 12 Analisis ragam nilai ketampakan ikan nila akibat lama perendaman yang berbeda Descriptives Nilai 95% Confidence Interval for Mean

Std. N

Mean

Deviation

Std. Error


A0

3

8.000

.0000

.0000

8.000

8.000

8.0

8.0

A1

3

4.900

.3606

.2082

4.004

5.796

4.6

5.3

A2

3

6.167

.2309

.1333

5.593

6.740

5.9

6.3

Total

9

6.356

1.3667

.4556

5.305

7.406

4.6

8.0

F

Sig.


df

Mean Square

14.576

2

7.288

.367

6

.061

14.942

8

119.255

.000

Keterangan: nilai signifikan adalah 0,000 sehingga penggunaan lama perendaman yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05).

Skripsi



Lampiran 13 Analisis ragam nilai ketampakan ikan nila akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda Descriptives


Std. N

Mean

Deviation

Std. Error


A0B0

3

8.000

.0000

.0000

8.000

8.000

8.0

8.0

A1B1

3

4.667

.5774

.3333

3.232

6.101

4.0

5.0

A2B1

3

4.667

.5774

.3333

3.232

6.101

4.0

5.0

A3B1

3

5.167

.2887

.1667

4.450

5.884

5.0

5.5

A4B1

3

5.000

.5000

.2887

3.758

6.242

4.5

5.5

A1B2

3

4.667

.2887

.1667

3.950

5.384

4.5

5.0

A2B2

3

5.833

.7638

.4410

3.936

7.731

5.0

6.5

A3B2

3

7.000

.0000

.0000

7.000

7.000

7.0

7.0

A4B2

3

7.000

.0000

.0000

7.000

7.000

7.0

7.0

Total

27

5.778

1.2583

.2422

5.280

6.276

4.0

8.0

Tests of Between-Subjects Effects

Type III Sum of Source

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Corrected Model

37.833a

8

4.729

25.538

.000

Intercept

876.298

1

876.298

4.732E3

.000

Perendaman

9.375

1

9.375

50.625

.000

Konsentrasi

8.083

3

2.694

14.550

.000

Perendaman * Konsentrasi

3.708

3

1.236

6.675

.003

Error

3.333

18

.185

Total

942.500

27

41.167

26

Corrected Total

Keterangan: nilai signifikan interaksi konsentrasi dan perendaman adalah 0,003 sehingga terdapat interaksi dan berpengaruh nyata (p<0,05).

Skripsi



Lampiran 14 Analisis ragam nilai bau ikan nila akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda Descriptives Nilai 95% Confidence Interval for Mean Std. N

Mean

Upper

Deviation Std. Error Lower Bound

Bound

Minimum Maximum

A0

3

8.167

.2887

.1667

7.450

8.884

8.0

8.5

A1

3

5.700

.3606

.2082

4.804

6.596

5.3

6.0

A2

3

6.100

.1732

.1000

5.670

6.530

6.0

6.3

A3

3

6.600

.1732

.1000

6.170

7.030

6.5

6.8

A4

3

6.700

.1732

.1000

6.270

7.130

6.5

6.8

15

6.653

.8919

.2303

6.159

7.147

5.3

8.5

Total


df

Mean Square

10.531

4

2.633

.607

10

.061

11.137

14

F 43.396

Sig. .000


Skripsi



Lampiran 15 Analisis ragam nilai bau ikan nila lama perendaman yang berbeda Descriptives Nilai 95% Confidence Interval for Mean

Std. N

Mean

Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

Minimum

Maximum

B0

3

8.167

.2887

.1667

7.450

8.884

8.0

8.5

B1

3

6.033

.2517

.1453

5.408

6.658

5.8

6.3

B2

3

6.500

.3606

.2082

5.604

7.396

6.1

6.8

Total

9

6.900

1.0062

.3354

6.127

7.673

5.8

8.5


df

Mean Square

7.547

2

3.773

.553

6

.092

8.100

8

F 40.916

Sig. .000


Skripsi



Lampiran 16 Analisis ragam nilai bau ikan nila akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda Descriptives


Std. N

Mean

Deviation

Std. Error

Lower Bound


A0B0

3

8.167

.2887

.1667

7.450

8.884

8.0

8.5

A1B1

3

5.667

.5774

.3333

4.232

7.101

5.0

6.0

A2B1

3

6.000

.0000

.0000

6.000

6.000

6.0

6.0

A3B1

3

6.167

.2887

.1667

5.450

6.884

6.0

6.5

A4B1

3

6.167

.2887

.1667

5.450

6.884

6.0

6.5

A1B2

3

5.667

1.0408

.6009

3.081

8.252

4.5

6.5

A2B2

3

6.167

.2887

.1667

5.450

6.884

6.0

6.5

A3B2

3

7.000

.0000

.0000

7.000

7.000

7.0

7.0

A4B2

3

7.167

.2887

.1667

6.450

7.884

7.0

7.5

Total

27

6.463

.8762

.1686

6.116

6.810

4.5

8.5


Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

16.296a

8

2.037

10.000

.000

1064.083

1

1064.083

5.224E3

.000

Konsentrasi

3.917

3

1.306

6.409

.004

Perendaman

1.500

1

1.500

7.364

.014


1.083

3

.361

1.773

.188

Error

3.667

18

.204

Total

1147.750

27

19.963

26

Corrected Model Intercept

Corrected Total

Keterangan: nilai signifikan interaksi konsentrasi dan perendaman adalah 0,188 sehingga tidak terdapat interaksi (p>0,05).

Skripsi



Lampiran 17 Analisis ragam nilai tekstur ikan nila akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii yang berbeda Descriptives Nilai 95% Confidence Interval for Mean

Std. N

Mean

Deviation

Std. Error Lower Bound

Upper Bound

Minimum

Maximum

A0

3

8.167

.2887

.1667

7.450

8.884

8.0

8.5

A1

3

6.750

.6614

.3819

5.107

8.393

6.0

7.2

A2

3

6.833

.2887

.1667

6.116

7.550

6.5

7.0

A3

3

7.083

.1443

.0833

6.725

7.442

7.0

7.2

A4

3

7.167

.1443

.0833

6.808

7.525

7.0

7.2

15

7.200

.6065

.1566

6.864

7.536

6.0

8.5

Total

ANOVA Nilai Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups

3.858

4

.965

Within Groups

1.292

10

.129

Total

5.150

14

F

Sig. 7.468

.005


Skripsi



Lampiran 18 Analisis ragam nilai tekstur ikan nila akibat lama perendaman yang berbeda Descriptives Nilai 95% Confidence Interval for Mean

Std. N

Mean

Deviation Std. Error Lower Bound

Upper Bound

Minimum

Maximum

B0

3

8.1667

.28868

.16667

7.4496

8.8838

8.00

8.50

B1

3

6.8750

.12500

.07217

6.5645

7.1855

6.75

7.00

B2

3

7.0417

.26021

.15023

6.3953

7.6881

6.75

7.25

Total

9

7.3611

.64179

.21393

6.8678

7.8544

6.75

8.50


df

Mean Square

2.962

2

1.481

.333

6

.056

3.295

8

F 26.656

Sig. .001


Skripsi



Lampiran 19 Analisis ragam nilai tekstur ikan nila akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda Descriptives

95% Confidence Interval for Mean Upper N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Lower Bound

Bound

Minimum Maximum

A0B0

3

8.167

.2887

.1667

7.450

8.884

8.0

8.5

A1B1

3

6.833

.7638

.4410

4.936

8.731

6.0

7.5

A2B1

3

6.667

.5774

.3333

5.232

8.101

6.0

7.0

A3B1

3

7.000

.0000

.0000

7.000

7.000

7.0

7.0

A4B1

3

7.000

.0000

.0000

7.000

7.000

7.0

7.0

A1B2

3

6.667

.5774

.3333

5.232

8.101

6.0

7.0

A2B2

3

7.000

.0000

.0000

7.000

7.000

7.0

7.0

A3B2

3

7.167

.2887

.1667

6.450

7.884

7.0

7.5

A4B2

3

7.333

.2887

.1667

6.616

8.050

7.0

7.5

Total

27

7.093

.5553

.1069

6.873

7.312

6.0

8.5


Squares

Corrected Model

df

Mean Square

F

Sig.

5.019a

8

.627

3.764

.009

1245.885

1

1245.885

7.475E3

.000

Konsentrasi

.708

3

.236

1.417

.271

Perendaman

.167

1

.167

1.000

.331


.250

3

.083

.500

.687

Error

3.000

18

.167

Total

1366.250

27

8.019

26

Intercept

Corrected Total

Keterangan: nilai signifikan interaksi dosis dan perendaman adalah 0,687 sehingga tidak terdapat interaksi (p>0,05).

Skripsi



Lampiran 20 Analisis ragam nilai pH ikan nila akibat konsentrasi ekstrak K. alvarezii dan lama perendaman yang berbeda Descriptives

95% Confidence Interval for Mean N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Lower Bound


A0B0

3

7.00

.000

.000

7.00

7.00

7

7

A1B1

3

6.33

.577

.333

4.90

7.77

6

7

A2B1

3

7.00

.000

.000

7.00

7.00

7

7

A3B1

3

7.00

.000

.000

7.00

7.00

7

7

A4B1

3

6.33

.577

.333

4.90

7.77

6

7

A1B2

3

7.33

.577

.333

5.90

8.77

7

8

A2B2

3

7.00

.000

.000

7.00

7.00

7

7

A3B2

3

7.00

.000

.000

7.00

7.00

7

7

A4B2

3

7.00

.000

.000

7.00

7.00

7

7

Total

27

6.89

.424

.082

6.72

7.06

6

8

F

Sig.


Squares

df

Mean Square

2.667a

8

.333

3.000

.025

1135.438

1

1135.438

1.022E4

.000

.458

3

.153

1.375

.282

Perendaman

1.042

1

1.042

9.375

.007

Dosis * Perendaman

1.125

3

.375

3.375

.041

Error

2.000

18

.111

Total

1286.000

27

4.667

26

Corrected Model Intercept Dosis

Corrected Total

Keterangan: nilai signifikan interaksi antara konsentrasi dan perendaman adalah 0,041 sehingga terdapat interaksi (p<0,05).

Skripsi


PENGARUH EKSTRAK ALGA MERAH Kappaphycus alvarezii AIDA RUDYNT SUKMAWATI. TERHADAP NILAI TOTAL BAKTERI dan NILAI ORGANOLEPTIK

Recommend Documents