PENGARUH EARNING PER SHARE, NILAI KAPITALISASI PASAR, DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2013 Jelissa Monica Lase1, Yunilma1, Dandes Rifa1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] Abstract This study aimed to examine the effect of earning per share, market capitalization and return on investment of stock returns in manufacture companies that listed in Indonesia Stock Exchage for period 2010-2013. Which has been availaible and be published in the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) and www.idx.co.id. This data is time series from 2010-201. Sample is taken using a purposive sampling method. The method of analysis in this study using multiple regression. The results of testing the hypothesis found that earning per share have effect of stock return, in other hand market capitalization and return on investment have no effect of stock return. Keyword: earning per share, market capitalization, and return in investment Pendahuluan 1. Latar Belakang Bagi investor di pasar modal, informasi merupakan hal yang sangat penting untuk pengambilan keputusan investasi mereka. Sudah sangat umum diketahui bahwa informasi perusahaan di Indonesia sangat sulit didapatkan, sekalipun perusahaan yang akan dianalisa adalah perusahaan publik (terbuka). Informasi yang paling tersedia bagi investor di pasar modal di Indonesia adalah informasi keuangan berdasarkan keuangan, karena semua perusahaan terbuka diwajibkan untuk menerbitkan laporan keuangan tahunan paling lambat 3 bulan setelah penutup tahun keuangan (Baladraf,2013). Pada dasarnya investor melakukan investasi karena mengaharapkan tingkat pengembalian (return) saham dimasa yang akan datang, meningkatkan kekayaan yang dimiliki meskipun harus dengan menegeluarkan risiko yang besar. Return terbagi atas return realisasi dan return
ekspektasi. Return realisasi merupakan tingkat pengembalian yang telah terjadi berdasarkan historis. Return realisasi yang digunakan sebagai salah satu faktor pengukuran kinerja perusahaan sedangkan return ekpektasi tingkat pengembalian yang diharapkan dapat memperoleh untuk masa yang akan datang (Tandelilin,2010). Fenomena overreaction yang terjadi berulang-ulang pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Sekuritas yang diperjualbelikan secara berlebih akan menimbulkan return diatas rata-rata baik positif maupun negatif. Masalah overreaction ini tentu menimbulkan masalah bagi investor karena melakukan keputusan transaksi tanpa melihat nilai wajar sebenarnya. Kondisi ini juga mempengaruhi tingkat efesiensi BEI karena harga saham tidak sesuai dengan informasi yang masuk bursa, sehingga return saham yang diberikan oleh perusahaan menjadi abnormal (detik.com).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah earning per share berpengaruh terhadap return saham? 2. Apakah nilai kapitalisasi pasar berpengaruh terhadap return saham? 3. Apakah return on investment berpengaruh terhadap return saham? 2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Unsur penting yang diperlukan oleh investor berupa sebuah informasi yang lengkap, akurat, tepat waktu dan relevan untuk tujuan pengambilan keputusan investasi. Menurut Jogiyanto (2011) informasi yang dilaporkan pihak perusahaan dapat memberikan signal. Informasi yang memiliki nilai positif, akan mudah diterima oleh pasar. Teori signaling menjelaskan bahwa asimetri informasi yang timbul antara stakeholder terjadi akibat manajer perusahaan tidak diketahui oleh pihak investor stakeholder. Asimetri informasi merupakan ketidakterbukaan pihak manajemen dalam memberikan informasi pada pihak investor, sehingga investor tersebut tidak mendapatkan informasi secara penuh, maka pasar umumnya akan merespon informasi tersebut sebagai signal pada nilai perusahaan yang terlihat melalui harga saham dipengaruhi oleh suatu kejadian (Jogiyanto, 2011). Pada dasarnya investor melakukan investasi karena mengharapkan tingkat pengembalian (return) saham yang akan
datang, meningkatkan kekayaan yang dimiliki meskipun harus dengan mengeluarkan risiko yang besar. Menurut Baladraf (2013) return saham merupakan keuntungan yang diperoleh investor atas investasi yang dilakukannya. Investasi jangka pendek ataupun jangka panjang mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan yang disebut return. Investasi merupakan suatu kegiatan mengalihkan dana satu atau lebih dari satu asset selama periode tertentu dengan harapan mampu memperoleh peningkatkan nilai investasi. Return tidak terlepas kaitannya dari konsep risiko yang disebabkan oleh harapan investor atas tingkat return yang sesuai pada investasi yang dihadapinya. Earning merupakan suatu indikator untuk melihat prospek perusahaan. Variabel yang sangat berkaitan dengan earning adalah EPS yang merupakan sebuah rasio yang berkaitan langsung dengan laba perusahaan dan menunjukkan seberapa besar tingkat pengembalian saham yang dapat diterima oleh investor. EPS dan pergerakannya merupakan indikator penting untuk melihat prospek keuangan perusahaan. Prospek perusahaan ini yang akan menarik investor untuk berinvestasi pada saham tersebut. EPS dihitung dengan laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah lembar saham perusahaan. EPS yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba per lembar saham (Tandelilin,2010). Menurut Baladraf (2013) Ulfyana (2011) dan Hanani (2013) menemukan earning per share berpengaruh terhadap return saham.
H1: Earning per share berpengaruh terhadap return saham. Investor biasanya berminat dalam suatu saham dengan nilai kapitalisasi pasarnya yang tinggi. Saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar tinggi menarik investor untuk investasi jangka panjang disebabkan pertumbuhan perusahaan yang tinggi dan risiko yang relatif rendah. (Faried,2008). Penelitian dilakukan oleh Miranty (2012), Faried (2008), dan Ratnasari (2003) yang menyatakan bahwa nilai kapitalisasi pasar berpengaruh terhadap return saham. H2:
Nilai kapitalisasi pasar berpengaruh return saham.
Return on investment merupakan alat ukur finansial yang digunakan untuk mengukur tingkat laba. Pada analisis ROI pada analisis rasio keuangan mempunyai arti penting sebagai salah satu teknik analisis rasio keuangan yang bersifat keseluruhan. Tetapi, ROI memiliki kelemahan seperti tidak memperhatikan risiko yang akan dihadapi perusahaan dengan mengabaikan biaya modal dan hanya memperhatikan laba perusahaan, maka perusahaan sulit untuk mengetahui apakah sudah tercipta nilai perusahaan atau tidak. Nilai perusahaan adalah pedoman para investor untuk melakukan investasi karena penting untuk seorang investor memperhatikan besarnya nilai perusahaan, yang akan menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan bagi para investor. Sehingga apabila nilai ROI tinggi maka return saham perusahaan semakin baik (Sunardi,2010).
Putri (2012) menemukan return on investment berpengaruh positif terhadap return saham. Dalam penelitiannya yang menunjukkan ROI yang meningkat memperlihatkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari dividen yang diterima. Semakin meningkatnya dividen yang diterima oleh investor akan menjadi daya tarik untuk tetap menanamkan saham pada perusahaan tersebut. dividen mendorong peningkatan harga saham yang akan menaikkan tingkat return saham yang akan diterima para pemegang saham. Menurut Puspitawati dan Supardi (2008) return on investment berpengaruh terhadap return saham. H3:
Return on berpengaruh return saham.
investment terhadap
Metodologi Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 20102013. Penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria yang digunakan dalam memilih sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan 2010-2013. 2. Secara periodik perusahaan mengeluarkan laporan keuangan tiap tahunnya pada periode 2010-2013 di BEI.
3. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode 20102013 di BEI. 4. Laporan keuangan perusahaan tersebut berakhir setiap tanggal 31 Desember. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 perusahaan dengan rincian sebagai berikut, perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013 sebanyak 131 perusahaan. Perusahaan tidak mengeluarkan laporan keuangan tiap tahunnya pada tahun 2010-2013 sebanyak 39 perusahaan. Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan setiap 31 Desember sebanyak 37 perusahaan. Variabel dependen dalam perusahaan ini adalah return saham. Return saham merupakan hasil investasi yang berbentuk saham diperoleh dari selisih kenaikan harga ataupun selisih penurunan harga.
Earning per share adalah perbandingan antara laba bersih yang dihasilkan dan jumlah saham yang beredar EPS suatu perusahaan dirumuskan menurut Tandelilin (2010) adalah sebagai berikut: EPS=
𝐥𝐚𝐛𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐚𝐫
Semakin tinggi jumlah saham emiten maka semakin tinggi nilai dividen tunai yang akan diperoleh. Semakin tinggi nilai earning per share memperlihatkan semakin meningkatnya kemapuan perusahaan dalam menjaga kemakmuran. Nilai kapitalisasi pasar adalah nilai sebuah harga pasar saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Kapitalisasi pasar dirumuskan menurut Ang (2010) sebagai berikut: Vs = Ps X Ss
Jogiyanto (2011) menyatakan secara sistematis return saham dihitung dengan rumus:
Dimana: Vs = Kapitalisasi pasar
R1= (Pit – Pit-1)/Pit-1
Ps = Harga saham
Dimana: Ss = Jumlah saham yang beredar R1= Return saham Pit
=Harga saham penutupan periode t
Pit-1
=Harga saham penutupan periode t-1
Variabel independen penelitian ini adalah earning per share, nilai kapaitalisasi pasar, dan return on investment.
Return on investment atau pengembalian investasi ini melihat sejauhmana investasi yang ditanamkan dapat menghasilkan pengembalian keuntungan sesuai yang diharapkan. Adapun rumus return investment menurut Fahmi (2014): ROI=
𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒙 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐚𝐬𝐞𝐭
on
Dimana:
Tabel 1
Earning after tax = Laba setelah pajak Total aset
= Total aset
Pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif guna memberikan gambaran atau deskripsi suata data. Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Untuk menguji hipotesis digunakan uji R2, uji F, uji t. Model penelitian yang digunakan adalah model regresi berganda yaitu: Y= α + β1 X1+ β2 X2 + β3 X2 + e
Statistik Deskriptif Penelitian Ket
N
α = Konstanta
X3 = Return On Investment e = error Hasil dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif Hasil analisis statistik deskriptif pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.
Std. Deviasi 2,1105 1,8653 2,5953
10,592
Masing-masing variabel dikatakan normal apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) > alpha yaitu 0,05. Tabel 2.a.1 Uji Normalitas dengan One Sample Kolmogorov Smirnov Test Asymp. Sig (2tailed) 0,000
Alpha
Kesimpulan
0,05
EPS
0,000
0,05
Nilai Kapitalisasi Pasar ROI
0,000
0,05
0,000
0,05
Data Tidak Terdistribusi Normal Data Tidak Terdistribusi Normal Data Tidak Terdistribusi Normal Data terdistribusi Normal
β = koefisien regresi
X2 = Nilai Kapitalisasi Pasar
Mean
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Ket
X1 = Earning Per Share
Max
Return 100 0,69 10,68 6,0599 saham EPS 100 0,49 8,39 5,1573 Nilai 100 10,74 19,54 14,7899 Kapitalisasi pasar ROI 100 0,66 71,51 12,5795 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Dimana: Y = Return Saham
Min
Return Saham
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Pada tabel 2.a.1 terlihat bahwa tidak semua variabel penelitian memiliki nilai Asymp Sig (2-tailed) di atas atau sama dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian tidak berdistribusi normal kecuali variabel Return On Investment (ROI). Tahapan pengujian data lebih lanjut belum dapat dilakukan karena masih ada tiga variabel yang belum terdistribusi normal. Selanjutnya melakukan pernormalan data dengan berbagai tahap
transformasi data yaitu menggunakan transformasi data absolute (abs) dan logaritma normal (ln). Berikut hasil pengujian normalitas dengan menggunakan transformasi data dilihat dari tabel 2.a.2 berikut: Tabel 2.a.2 Uji Normalitas dengan Menggunakan One Sample Kolmogrov Smirnov Test Menggunakan Transformasi Data Ket
Return Saham EPS Nilai Kapitalisasi Pasar ROI
Asymp. Sig (2tailed) 0,054
Alpha
Kesimpulan
0,05
0,244
0,05
0,056
0,05
Data Terdistribusi Normal Data terdistribusi Normal Data terdistribusi Normal
0,067
0,05
Data Terdistribusi Normal Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Pada tabel diatas terlihat variabel return saham, EPS, nilai kapitalisasi pasar, dan ROI telah terdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dinyatakan normal dan dapat dilakukan tahap pengujian data lebih lanjut. b. Uji Multikolinearitas Masing-masing variabel pada penelitian ini dikatakan tidak mengalami multikolinearitas apabila nilai tolerance besar sama 0,10 dan nilai VIF kecil sama 10.
Tabel 2.b Uji Multikolinearitas Ket EPS
Tolerance 0,695
VIF 1,439
Nilai Kapitalisasi Pasar ROI
0,597
1,675
0,604
1,656
Kesimpulan Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas Tidak Terjadi Multikolinearitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Dilihat dari tabel 2.b bahwa masing-masing variabel independen terdiri dari earning per share, nilai kapitalisasi pasar, return on investment memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini menggunakan alat uji yaitu uji Glejser, dimana nilai signifikan > nilai alpha 0,05 yang memerlihatkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Tabel 2.c Uji Heteroskedastisitas Ket EPS
Sig 0,561
Alpha 0,05
Nilai Kapitalisasi Pasar ROI
0,293
0,05
0,219
0,05
Kesimpulan Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Pada tabel 2.c dapat dilihat bahwa masing-masing variabel independen menghasilkan nilai signifikan > 0,05, maka disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang akan dibentuk kedalam model persamaan regresi berganda menunjukkan bahwa penelitian tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi Pengujian pada penelitian ini memakai Run Test dimana variabel dikatakan tidak memiliki autokorelasi apabila nilai Test Value < alpha 0,05. Tabel 2.d Hasil Uji Autokorelasi Ket
Test Value 0,04380
Alpha
Return 0,05 saham, EPS, nilai kapitalisasi pasar, dan ROI Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Kesimpulan Tidak Terjadi Autokorelasi
Pada tabel terlihat 2.d terlihat bahwa nilai Test Value adalah 0,04380 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 ini menunjukkan bahwa variabel dependen (return saham) dan semua variabel independen (earning per share, nilai kapitalisasi pasar, dan return on investment) kecil dari nilai alpha 0,05 sehingga disimpulkan pada penelitian ini tidak terjadi autokorelasi. 3. Pengujian Hipotesis Menurut Ghozali (2011), hipotesis dapat diterima apabila nilai signifikan variabel < alpha 0,05. Tabel 3 Pengujian Hipotesis Ket
Koefiensi Regresi 0,123 11,148 1,759
Sig-t
Alpha
(constanta) 0,902 0,05 EPS 0,000 0,05 Nilai 0,082 0,05 Kapitalisasi Pasar ROI 0,801 0,425 0,05 Sumber: Hasil Pengujian Data SPSS
Kesimpulan
Diterima Ditolak
Ditolak
Dari tabel 3 secara umum persamaan regresi berganda yang dapat dibuat berdasarkan koefisien regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Y= 0,123+11,148X1+1,759X2+0,801X3 + e 4. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis a. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Return Saham Hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan variabel Earning Per Share (EPS), diperoleh nilai regresi bertanda positif sebesar 11,148 dengan tingkat kesalahan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,000 < alpha 0,05, maka H1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikansi terhadap return saham. Earning Per Share (EPS) memberikan pengaruh terhadap return saham pada perusahaan manufaktur. Hasil analisis ini menjelaskan bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada setiap lembar saham. Semakin tinggi tingkat keuntungan (earning per share) maka laba yang diperoleh perusahaan semakin baik. Perusahaan yang memiliki nilai EPS yang tinggi akan menarik minat investor karena EPS menunjukkan seberapa besar laba yang diterima pemegang saham atas satu lembar saham yang dimilikinya, sehingga semakin tinggi EPS suatu perusahaan maka semakin tinggi pula return sahamnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baladraf (2013), Hanani (2013) dan Ulfyana (2011), yang membuktikan bahwa Earning Per Share (EPS) mempengaruhi return saham secara signifikan.
b. Pengaruh Nilai Kapitalisasi Pasar terhadap Return Saham Hasil pengujian hipotesis kedua menggunakan variabel nilai kapitalisasi pasar dengan nilai koefisien regresi bertanda positif 1,759 dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,082 > alpha ) 0,05, maka H2 ditolak dan dapat disimpulkan nilai kapitalisasi pasarnya yang kecil, investor cenderung berinvestasi pada perusahaan yang nilai kapitalisasi pasar yang tinggi dan menerima keuntungan jika berinvestasi pada perusahaan dengan kapitalisasi tinggi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan yang dilakukan oleh Faried (2008), Miranty (2012), dan Ratnasari (2003) yang menunjukkan nilai kapitalisasi pasar berpengaruh signifikan terhadap return saham. c. Pengaruh Return On Investment terhadap return saham Hasil pengujian hipotesis ketiga menggunakan variabel Return On Investment (ROI) dengan nilai koefisien regresi bertanda positif 0,801 tingkat kesalahan 0,05. Hasil ini menunjukkan nilai signifikan 0,425 > alpha 0,05, maka H3 ditolak dan dapat disimpulkan return on investment tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil analisis menjelaskan bahwa return on investment tidak berpengaruh terhadap return saham karena jika perusahaan memliki total asset yang besar dan laba bersih yang besar maka perusahaan tersebut akan memiliki return saham yang besar. Hasil penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian Puspitawati dan Supardi (2008) dan Savitri (2012)
yang menunjukkan return on investment berpengaruh terhadap return saham. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ulfa (2011) yang menunjukkan return on investment tidak berpengaruh terhadap return saham. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh Earning Per Share (EPS), nilai kapitalisasi pasar, serta Return On Investment (ROI) terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2013. Dari hasil pengujian hipotesis yang tela dilakukan dengan pendekatan SPSS 16.0 dapat disimpulkan sebagai berikut: Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham. Nilai kapitalisasi pasar Return On Investment (ROI) tidak berpengaruh terhadap terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2013. 2. Saran Dari hasil analisis pengujian hipotesis, maka diajukan beberapa saran yaitu: 1. Diharapkan untuk peneliti dimasa mendatang untuk kembali melakukan pembuktian variabel ini dalam kasus yang sama dengan menambah variabel lainnya yang belum diuji maupun yang sudah diuji pada penelitian ini, seperti menambahkan variabel lain seperti gender diversity
yang kemungkinan berdampak pada hasil penelitian dan menambah variabel kontrol lainnya seperti profitabilitas yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian. 2. Untuk peneliti dimasa mendatang disarankan untuk memperpanjang jangka waktu penelitian, karena semakin panjang jangka waktu penelitian akan diketahui variasi atau perbedaan yang akan terjadi pada penelitian selanjutnya. Daftar Pustaka Ang, Robert, 2010; Buku Pintar Pasar Modal Indonesia 7th, Edition, Media Soft Indonesi, Jakarta. Baladraf, Latifah Helmi, 2013; Pengaruh Earning Per Share Terhadap Return Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun 2003-2012, Skripsi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas negeri Gorontalo, Gorontalo. Fahmi, Irham, 2014; Manajemen keuangan Perusahaan Dan Pasar Modal, Mitra Wacana Media, Jakarta. Faried, Asbi Rachman, 2008; Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006, Tesis, Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang. Ghozali, Imam, 2011: Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Badan Penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang. Hanani, Anisa Ika, 2011; Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS),
Return On Equity (ROE) Dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaanperusahaan Dalam Jakarta Islamic Index (JII) Periode Tahun 20052007, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Jogiyanto, 2011; Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 8, BPFE Yogyakarta. Miranty, Nuza, 2012; Pengaruh DER, Kapitalisasi Pasar Dan Turnover Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic index Tahun 20052010, Skripsi, Jurusan Akuntansi, Universitas Indonesia, Depok. Puspitawati, Lilis dan Deddy Supardi, 2008; Pengaruh Return On Investment dan Economic Value Added pada Return Saham Perusahaan Manufaktur, Jurnal, Fakultas Ekonomi, UNIKOM Dan Universitas Sangga Buana YPKP, Bandung. Putri,
Anggun Amelia Bahar, 2012; Analisis Pengaruh ROA,EPS,NPM,DER, dan PBV Terhadap Return Saham Studi Kasus Pada Industri Real Estate And Property Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009, Skripsi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Ratnasari, Eliza Wahyu, 2003; Analisis Pengaruh Faktor Fundamental, Nilai Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Jakarta Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Dan Perbankan, tesis, Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang. Savitri, Dyah Ayu, 2012; Analisis Pengaruh ROA, NPM, EPS, dan PER Terhadap Return Saham Studi
Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Food And Beverages Tahun 2007-2010, Skripsi, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang. Sunardi, Harjono, 2010; Pengaruh Penilaian Kinerja Dengan ROI dan EVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Tandelilin, Eduardus, 2010; Protofolio dan Investasi, Teori dan Aplikasi, Kanisius, Yogyakarta. Ulfa, Ruriana, 2011; Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverange, Economic Value Added, Return On Investment, Dan Earning Per Share Terhadap Return Yang Diterima Pemegang Saham, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Ulfyana, Dyan Farisa, 2011; Analisis Pengaruh Laba Unexpected, Large Working Capital Accruals, Ukuran Perusahaan, Earning Per Share, Dan Investment Opportunity Set Terhadap Return Saham, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Website : www.detik.com