Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
1
PENGARUH DISKON HARGA, MEREK PRODUK DAN LAYANAN PELANGGAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GARMEN Maya Ferdina Satyo e_maya_poenya
[email protected]
Heru Suprihhadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
ABSTRACT The purpose of this research is to find out the influence of price discount, product brand and good customer service either simultaneously or partially to the garment purchasing decision at PT Matahari Departement Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. The population is 100 people who purchase garment products at PT. Matahari Departement Store Royal Plaza Surabaya in July 2013. The multiple linear regressions analysis is used as the analysis techbique. The result of simultaneous test shows that price discount, product brand and customer service variables have significant influence to the garment purchasing decision at PT Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. The result of partial test shows that price discount, product brand, and customer service variables each of them has significant and positive influence to the customerdecision in purchasing garment products at PT. Matahari Departement Store Royal Plaza Surabaya. This condition is shown by each significant level of those variables are below α = 5%. The result pf partial determination coefficient test shows that variable which has dominant influence in purchasing decision is price discount variable. This can be seen from the partial determination coefficient value of price discount variable i1 18.49% which is bigger that other determination coefficient variable. Keywords: price discount, product brand, customer service, purchasing decision
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diskon harga , merek produk, dan layanan pelanggan baik secara simultan maupun parsial terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. Populasi yang digunakan adalah orang-orang yang membeli produk jenis garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza surabaya selama bulan Juli tahun 2013 dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang, sedangkan teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi linier berganda. Hasil pengujian secara simultan variabel diskon harga, merek produk, dan pelayanan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel diskon harga, merek produk, dan pelayanan pelanggan masingmasing mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan konsumen membeli produk jenis garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya. Kondisi ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel tersebut dibawah α = 5%. Hasil pengujian koefisien determinasi parsial menunjukkan variabel yang berpengaruh dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah variabel diskon harga. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial variabel harga sebesar 18,49 % lebih besar dari koefisien determinasi variabel bebas lainnya. Kata Kunci: diskon harga, merek produk, layanan pelanggan, keputusan pembelian.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
2 PENDAHULUAN Era globalisasi dan perkembangan dunia telah menyebabkan semakin ketatnya persaingan bagi dunia usaha dalam upaya untuk menembus pasaran yang semakin luas. Persaingan yang ketat dalam perdagangan tidak saja menerpa pada satu jenis perusahaan saja, namun juga berlaku pada hampir semua jenis perusahaan. Untuk meraih posisi yang lebih baik maka setiap perusahaan harus memperhatikan kepuasan konsumen dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik. Hal ini dapat memberikan keuntungan dalam waktu yang panjang bagi perusahaan. Keuntungan didapat dari adanya pembelian produk. Kemampuan meningkatkan pembelian produk secara terusmenerus merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Pemasaran merupakan salah satu aktivitas penting dalam upaya meningkatkan penjualan sebuah produk. Elemen produk (product), tempat (place), harga (price), dan promosi (promotion), membentuk suatu program pemasaran perusahan yang disebut sebagai konsep bauran pemasaran. Perusahaan harus dapat merumuskan bauran pemasaran dengat tepat. Oleh karena itu perusahaan tidak dapat mengabaikan pendapat atau masukan dari konsumen. Karena keberadaan konsumen sendiri mernpunyai pengaruh pada pencapaian tujuan akhir perusahaan yaitu perolehan laba melalui pembelian produk. Hal tersebut menuntut perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pernbelian produk. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka maka rtidak akan pernah membelinya. Tujuan promosi adalah menginformasikan dan mempengaruhi serta mengingatkan pelanggan tentang produk yang dipasarkan. Melalui kegiatan promosi, perusahaan menyampaikan informasi mengenai keunggulan dan keistimewaan produk kepada pasar sasaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan penjualan produk tersebut. Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah perusahaan yang menghasilkan produk dengan berbagai jenis kategori, terciptalah kondisi persaingan yang ketat dalam upaya merebut pangsa pasar (market share). Konsumen cenderung memilih produk yang sudah di kenal dan terbukti mernpunyai kualitas baik. Hal ini mendorong setiap perusahaan untuk menyusun strategi promosi yang efektif dan dapat membuat konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Salah satu strategi promosi yang sering digunakan adalah promosi penjualan dalam bentuk diskon harga. Diskon sering digunakan karena menghasilkan tanggapan yang lebih cepat dari konsumen. Dewasa ini persaingan pasar semakin kompetitif. Dalam persaingan tidak lagi sekedar pertempuran produk melainkan juga pertempuran persepsi. Untuk membangun persepsi dapat dilakukan melalui jalur merek dan memahami perilaku merek. Merek yang prestisius akan memiliki daya tarik yang kuat untuk menggiring konsumen mengkonsumsi produk tersebut. Merek merupakan nama, istilah tanda simbol atau desain atau kombinasi di antaranya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakannya dari barang dan jasa para pesaingnya. Di Matahari Department Store terdapat 2 jenis kategori barang yaitu barang direct purchase dan barang consinyasi. Barang direct purchase tersebut merupakan barang milik matahari dan barang consinyasi merupakan barang milik supplier yang bekerjasama dengan Matahari Department Store. Barang Direct Purchase (DP) meliputi Nevada, Details, Little M, Super T, American Jeans, Cole, serta Harddy Armies. Sedangkan barang consinyasi (CV) meliputi Popeye, Manly, Sharks, Jane Lorissa, Fila, Ako serta banyak merek lainnya yang sudah bergabung dengan Matahari Department Store, Sedangkan layanan adalah setiap kegiatan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
3 atau manfaat yang ditawarkan satu pihak yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui cara langsung melayani pelanggan. Faktor utama dari pelayanan adalah kesiapan sumber daya manusia dan melayani pelanggan atau calon pelanggan. Sumber daya manusia perlu dipersiapkan secara matang sebelumnya hingga mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada calon pelanggannya, salah satu bentuk pelayanan yang sering digunakan adalah pelayanan customer services (layanan pelanggan). PT. Matahari Department Store, Tbk adalah salah satu Department Store yang bergerak dalam bidang retail. Banyak Department Store di kunjungi dan banyak pula persaingan yang ada, maka PT. Matahari Department Store, Tbk- Royal Plaza Surabaya perlu melakukan perbaikan dan peningkatan yang memfokuskan pada bagian pemasaran. Ada beberapa strategi pemasaran yang diterapkan untuk meningkatkan penjualan & pelayanan kepada pelanggan. Dalam hal pelayanan terhadap pelanggan Matahari Department store mempunyai slogan yaitu SaBuTu ( Sapa, Butuh, Tutup ) kepada pelanggan yang datang ke toko, dimana 3 slogan tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan serta menggali kebutuhan pelanggan untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan. Karena dengan pelayanan terbaik maka mereka akan merasa puas dan akan kembali lagi ke toko untuk berbelanja. untuk meningkatkan sales (penjualan) Matahari selalu memberikan diskon serta acara yang menarik bagi para pelanggannya dimana acara tersebut selalu bervariasi / berganti agar pelanggan yang datang tidak merasa bosan dengan acara yang sedang berlangsung. Diskon Harga merupakan salah satu cara yang diberikan oleh Matahari Department Store Royal Plaza, diskon yang diberikan cukup beragam mulai dari dobel diskon, one day sale ( diskon satu hari ), belanja 150 ribu dapat 50 ribu, bonus ceria, serta voucher 25 ribu. Harapan dengan adanya diskon harga tersebut pelanggan akan terpengaruh untuk semakin banyak berbelanja sehingga akan menambah penjualan pada Matahari Department Store Royal Plaza. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah sebagai berikut. (1) Apakah diskon harga , merek produk, dan layanan pelanggan secara simultan berpengaruh terhadap keputusan keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya?; (2) Apakah diskon harga , merek produk, dan layanan pelanggan secara parsial berpengaruh terhadap keputusan keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya?; (3) Apakah diskon harga paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya ?. Tujuan penelitian adalah (1) Untuk mengetahui dan menganalisis diskon harga, merek produk, dan layanan pelanggan secara simultan berpengaruh terhadap keputusan keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya; (2) Untuk mengetahui dan menganalisis diskon harga , merek produk,dan layanan pelanggan secara parsial berpengaruh terhadap keputusan keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya; (3) Untuk mengetahui dan menganalisis diskon harga paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. TINJAUAN TEORETIS Pengertian Pemasaran Dalam Tjiptono et al. (2008:2) disebutkan sebagaian dari begitu banyak rumusan definisi yang dikemukakan para pakar di antaranya: (1) Pemasaran adalah kinerja aktivitas
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
4 bisnis yang mengatur aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen (American Marketing Association); (2) Pemasaran adalah proses menentukan permintaan konsumen atas sebuah produk atau jasa, memotivasi penjualan produk/jasa tersebut dan mendistribusikan nya pada konsumen akhir dengan memperoleh laba (Brech); (3) Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses menciptakan, mengomunikasikan, dan menyampaikan nila bagi para pelanggan, serta mengelola relasi pelanggan sedemikian rupa sehingga memberi manfaat bagi organisasi dan para stakeholder-nya (American Marketing Association, 2004). Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa pemasaran mencakup segala proses untuk memperoleh apa yang diinginkan individu dan organisasi melalui pertukaran barang/jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan individu dan organisasi. Bauran Pemasaran Kotler dan Armstrong (2009:86) mendefinisikan bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan dari peralatan-peralatan tactical marketing yang dapat di kontrol, dimana komponennya meliputi produk, harga, tempat (lokasi), dan promosi. Perusahaan menyediakan suatu respons terhadap kebutuhan masyarakat. Kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi dari sasaran pasar. Dalam Tjiptono et., al. (2008:6) dijelaskan bahwa konsep bauran pemasaran (marketing mix) digagas pertama kai oleh Neil Bordin, tetapi kemudian Jerome McCarthy yang merumuskan ke dalam empat aspek pokok (4P): (1) Produk (Product): variasi produk, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, ukuran, layanan, garansi, dan retur; (2) Harga (Price): harga katalog, diskon, potongan khusus, periode pembayaran, dan persyaratan kredit; (3) Saluran Distribusi (Place): saluran distribusi, cakupan distribusi, kelengkapan produk, lokasi, sediaan, fasilitas penyimpanan, dan transportasi; (4) Promosi (Promotion): promosi penjualan, periklanan, personal selling, public relations, dan direct marketing. Strategi Pemasaran Dalam Tjiptono et al. (2008:283) dijelaskan bahwa “strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu”. Corey dalam Tjiptono (2008:6), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling terkait,. Kelima elemen tersebut adalah: (1) Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani; (2) Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini; (3) Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan; (4) Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya; (5) Komunikasi pemasaran (promosi), yaitu meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relations. Diskon Harga Potongan harga/diskon merupakan salah satu jenis dari promosi penjualan. Potongan harga adalah pengurangan produk dari harga normal dalam periode tertentu. Sedangkan promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan secara dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono, 2008:229). kotler dan keller (2009:219) promosi penjualan (Sales promotion) merupakan bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasikan pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
5 tertentu oleh konsumen atau perdagangan. Foster (2008:70) menyebutkan bahwa menurut Levy dan Weitz, alat-alat promosi penjualan berupa diskon, event khusus, demonstrasi dalam toko, kupon, dan kontes. Ma’ruf (2005:187), sales promotion (promosi penjualan) dalam program peritel dalam rangka mendorong terjadinya. Penjualan atau untuk meningkatkan penjualan atau dalam rangka mempertahankan minat pelanggan untuk tetap berbelanja padanya. Selain tujuantujuan itu, sales promotion juga dimaksudkan untuk mengenalkan suatu produk baru atau suatu gerai baru. Arifin (2009:135), ada berbagai diskon yang bisa diterapkan atau disiasati. Sebab memang tidak semua pemberian diskon berarti menjual produk dengan harga yang lebih murah. Macam-macam diskon: (1) Diskon yang diberikan untuk momen-momen tertentu; (2) Diskon untuk produk-produk yang tidak laku out of fashion); (3) diskon tutup usaha; (4) Diskon dengan menaikkan harga jual terlebih dahulu; (5) Diskon untuk produk baru; (6) Diskon yang sebagian; (7) Diskon tunai; (8) Diskon kuantitas; (9) Diskon Musiman. Merek Kotler dan Keller (2009:258) mendefinisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing”. Czerniaswski dan Malone (Foster, 2008:88) dalam bukunya Creating Brand Loyalty, merek (brand) lebih dari sekedar produk, tetapi merupakan label yang diberikan pada suatu kategori dan menunjukkan hubungan istimewa dan ikatan yang kita miliki dengan konsumen. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk kembali. Loyalitas merek memberikan tingkat permintaan yang aman dan dapat diperkirakan bagi perusahaan, dan menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan lain untuk memasuki pasar. Loyalitas juga dapat diterjemahkan menjadi kesediaan pelanggan untuk membayar harga yang lebih tinggi. Meskipun pesaing dapat meniru proses manufaktur dan desain produk, mereka tidak dapat dengan mudah menyesuaikan kesan yang tertinggal lama di pikiran orang dan organisasi selama bertahuntahun melalui pengalaman produk dan kegiatan pemasaran. Artinya penetapan merek dapat menjadi alat yang berguna untuk mengamankan keunggulan kompetitif. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan (Tjiptono, 2008:104) yaitu (1) sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk persaigannya. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang; (2) Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk; (3) Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen; (4) Untuk mengendalikan pasar. Kotler dalam Tjiptono (2008:104) ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merk yaitu: (1) Atribut; (2) Manfaat; (3) Nilai-nilai; (4) Budaya; (5) Kepribadian; (6) Pemakai. Merek memegang peranan penting dalam pemasaran. Dalam Tjiptono (2008:105), ada perbedaan yang cukup besar antara produk besar anatara produk dan merek (Aaker). Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan pabrik. Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing, maka merek selalu memiliki keunikan yang relatif sukar dijiplak. Merek berkaitan erat dengan persepsi, sehingga sesungguhnya persaingan yang terjadi antar perusahaan adalah persepsi dan bukan sekedar pertarungan produk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai 2 unsur, yaitu brand name yang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat terbaca, serta brand mark yang berbentuk simbol, desain berguna untuk mempermudah konsumen untuk mengenali dan mengidentifikasi barang/jasa yang hendak dibeli.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
6 Pelayanan MarksPlus (2009:136) menjelaskan, pelayanan merupakan salah satu proses penting dalam meningkatkan value perusahaan bagi pelanggan sehingga banyak perusahaan menjadikan budaya pelayanan sebagai standar sikap orang di dalam perusahaan. Budaya pelayanan yang dilakukan secara terintegrasi akan menciptakan nilai-nilai pelayanan, yang akan mempengaruhi tingkat pengulangan pelanggan dalam membeli produk. Ma’ruf (2005:219) pada beberapa jenis pelayanan, salah satunya adalah customer service yang diantaranya yaitu: (1) Pramuniaga dan staf lain (seperti kasir dan SPG/sales promotion girl) yang terampil dengan cara pelayanan dan kesigapan membantu; (2) Personal shopper, yaitu staf perusahaan ritel yang melayani pembeli melalui telepon dan menyiapkan barang pesanan yang nantinya tinggal diambil oleh pelanggan. Ma’ruf (2005:221) menjelaskan bahwa prinsip roda ritel (the wheel of retailing) mengatakan antara lain bahwa satu bisnis ritel yang bermula dari sebuah gerai kecil ketika tumbuh berkembang akan menjadi gerai besar dengan kualitas lebih baik sehingga membutuhkan staf seperti pramuniaga untuk memberikan nilai tambah berupa pelayanan. Ada beberapa tingkatan pelayanan seperti berikut: (1) Swalayan (self-service); (2) Bisa memilih sendiri walau disediakan pramuniaga, disebut self selection. (3) Pelayanan terbatas yaitu banyak barang disediakan sehingga pembeli memerlukan jasa pramuniaga. (4) Pelayanan penuh (full service) yaitu pramuniaga yang mendampingi pembeli dalam semua proses belanjanya datang-mencari-membandingkan-memilih. Perusahaan ritel, baik yang besar, menengah, bahkan yang kecil pun, dapat menjaga agar tingkat customer service agar tetap tinggi, yaitu dengan cara : (1) Merekrut orang yang tepat; (2) Memberikan orientasi dan penjelasan tentang harapan pelayanan kepada semua karyawan, dengan pimpinan toko memberi contoh.; (3) Tetap engamati harapan pelanggan; (4) Memberdayakan karyawan sekaligus memberi mereka kepercayaan dalam pelaksanaan pelayanan; (5) Memotivasi mereka (6) Memperlakukan karyawan sesuai keinginan bagaimana karyawan semestinya memperlakukan pembeli. Ritel modern kini lebih dikenal dengan nama department store ataupun supermarket. Pelayanan yang diberikan di department store dimulai dengan adanya pramuniaga dan sarana belanja. Sarana tersebut antara lain cashier machine, pass room, dan bag. Ketika sarana pelayanan ini umumnya dimiliki oleh department store kecil di daerah seperti Shangrila di Bogor, sabar-subur di Tanggerang dan Trend Busana di lokasi Bekasi (Foster, 2008:11). Dalam Foster (2008:63), menurut Dunne, Lusch, dan Griffith kriteria yang diperlukan oleh karyawan peritel adalah sebagai berikut : 1. Kelengkapan barang, prosedur keakuratan dalam menghitung dan menginventarisasikan barang, menjaga agar barang/merchandise tetap bersih dan pengaturan secara berurutan, mengetahui desain dan spesifikasi, jaminan, dan garansi dari tiap kelompok barang dan memajang barang yang baru datang dengan cepat. 2. Kemampuan dalam melayani (customer service ability) dan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan dalam menangani keluhan berdasarkan prosedur yang ada. Mengikuti prosedur yang ada dalam hal pengembalian barang, menyimpan transaksi kredit, menganjurkan atau melengkapi merchandise untuk pelanggan. 3. Kemampuan melakukan penjualan (sales ability), promosi barang -barang yang dijual untuk mendapatkan profit margin, bertindak sebagai sumber bagi department atau sales people lain yang membutuhkan asisten bekerja dengan baik dengan sesama pekerja. 4. Memiliki pengetahuan tentang barang (product merchandise knowledge), mengetahui desain gaya, dan kontraksi grup pengadaan barang mengetahui promosi khusus, mengetahui materi kombinasi warna dan asesoris lengkap, menyediakan kertas kerja yang akurat yang berhubungan dengan barang yang akan dikembalikan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
7 5. Kebijakan toko (store policy), menyediakan kertas kerja yang akurat dan lengkap yang berhubungan dengan jadwal kerja serta untuk transaksi kredit dan tunai, memperlihatkan waktu kerja dan waktu pelatihan, menginformasikan instruksi dengan supervisor tentang kondite karyawan. Perilaku konsumen Hurriyati (2010:67) menyebutkan beberapa pengertian dari perilaku konsumen di antaranya: (1) Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, mencari, menggunakan barang dan jasa; (2) Perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal. Untuk sampai pada keputusan membeli atau mengkonsumsi jasa, pelanggan mulai dengan mengenali permasalahan yang dihadapi nya, mencari informasi mengenai solusi permasalahannya, melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif yang ada, dan akhirnya melakukan pembelian. Setelah itu, konsumen akan melakukan evaluasi terhadap proses pembelian tersebut. Keputusan untuk mengkonsumsi juga didasarkan pula pada pengalaman yang diperoleh ketika melakukan pembelian sebelumnya sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja bauran pemasaran perusahaan berpengaruh pada nilai pelanggan. Dalam Alma (2011:97) dijelaskan tentang motif-motif pembelian (buyingmotives). Para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka untuk melakukan pembelian. Mengenai buying motives ada 3 macam: (1) Primary buying motives, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya misalnya, kalau orang mau makan I akan mencari nasi; (2). Selective buying motive, yaitu pemilihan terhadap barang, ini mendasarkan ratio misalnya, apakah ada keuntungan bila membeli karcis. Seperti seseorang ingin pergi ke jakarta cukup dengan membeli karcis kereta api kelas ekonomi, tidak perlu kelas eksekutif. Berdasarkan waktu misalnya membeli makanan dalam kaleng yang mudah dibuka, agar lebih cepat. Berdasarkan emosi, seperti membeli sesuatu karena meniru orang lain. Jadi selective dapat berbentuk Rational Buying Motive, emotional buyingmotive atau impulse (dorongan seketika); (3) Patronage buying motive. Ini adalah selective buying motive yang ditujukan kepada tempat atau toko tertentu. Pilihan ini bisa timbul karena layanan memuaskan, tempatnya dekat, cukup persediaan barang, ada halaman parkir, orang-orang besar suka berbelanja, dsb. Rerangka Pemikiran
Diskon harga (DH) Merek produk (MP)
Keputusan Pembelian (KP)
Pelayanan Pelanggan (PP) Sumber: (diolah)
Keterangan:
Pengaruh secara Simultan, Pengaruh secara parsial Gambar 1 Rerangka Pemikiran
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
8 Hipotesis 1. Diskon harga, merek produk, dan layanan pelanggan secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. 2. Diskon harga, merek produk, dan layanan pelanggan secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. 3. Diskon harga paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store Royal Plaza Surabaya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, dalam hal ini diperlukan adanya metode penelitian yang terkandung dalam tujuan penelitian, mengingat maksud dan tujuan penelitian ini, maka jenis penelitian adalah paradigma kuantitatif (Quantitative Paradigma) dengan menggunakan survey. Paradigma kuantitatif ini menekankan pada pengujian teoriteori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 2002:12).sedangkan metode survey merupakan suatu metode pengumpulan data yang menggunakan kuesioner atau angket. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:135). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah melakukan pembelian produk jenis garmen pada PT. Matahari Departement Store di Royal Plaza Surabaya selama bulan Juli tahun 2013. Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:80). Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian garmen pada PT. Matahari Departement Store di Royal Plaza Surabaya. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Accidental Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana subyek atau responden yang menjadi obyek penelitian adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian garmen pada PT. Matahari Departement Store di Royal Plaza Surabaya dan ditemui pada saat penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan rumus yang dikutip Sugiyono (2008:85), dikarenakan jumlah populasi tidak diketahui (Unknow populations) sehingga dihasilkan perhitungan sebagai berikut: n=
(1,976) 2 (0,5)(0,5) (0,10) 2
= 100 Responden Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 100 responden. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian. Agar hasilnya memberikan bukti yang meyakinkan, umumnya peneliti menggunakan teknik
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
9 statistik untuk menganalisis data penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002:11). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek peneliti, namun melalui dokumen yang ada pada PT. Matahari Departement Store, sedangkan dokumen yang dimaksud adalah dokumen-dokumen tertulis yang berupa: Profil Matahari Departement Store, struktur organisasi PT Matahari Departement Store, dll. 2. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner yang dimaksud disini adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti memberikan pertanyaan kepada konsumen PT. Matahari Departement Store. Daftar pertanyaan kuesioner yang berkaitan dengan diskon harga, merek produk dan layanan pelanggan terhadap keputusan pembelian garmen pada PT Matahari Departement Store di Royal Plaza Surabaya (Sugiyono, 2012:192) Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent (Sugiyono, 2012:64). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskon harga, merek produk, dan layanan pelanggan. 2. Variabel dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen (Sugiyono, 2012:64). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. Definisi operasional variabel 1. Diskon harga (DH) adalah pengurangan harga yang diberikan PT. Matahari Department Store Royal Plaza kepada customer apabila customer berbelanja produk garmen yang mengikuti acara promosi diskon harga selama satu bulan dalam bulan juli tahun 2013 (saat penelitian). Indikator yang digunakan dalam diskon harga (DH) adalah: a. Diskon dobel hemat b. Voucher diskon c. Diskon merek 2. Merek produk (MP) adalah merek garmen yang ditawarkan oleh PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya kepada customer. Merek produk tersebut antara lain Stanley Adam, Baby Snoopy, Sharks, Fila dan Logo serta masih banyak merek lainnya yang ada di Matahari Royal Plaza Surabaya. Indikator yang digunakan dalam merek produk (MP) adalah: a. Keterkenalannya b. Banyaknya jenis produk yang diminati c. Kelengkapan jenis produk yang melekat sebagai fitur 3. Pelayanan pelanggan (PP) adalah pelayanan yang diberikan oleh pramuniaga dan sales promotion girl kepada customer yang sedang berbelanja di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya dengan menggunakan standart customer service yang telah ditetapkan yaitu SaBuTu (Sapa, Butuh, Tutup) kepada customer. Indikator yang digunakan dalam pelayanan pelanggan (PP) adalah: a. Memiliki pengetahuan tentang produk b. Kemampuan melakukan penjualan c. Kemampuan memberikan pelayanan yang baik 4. Keputusan pembelian (KP) adalah Keputusan consumen untuk melakukan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. Dalam keputusan pembelian tersebut ada 3 Variabel yang mempengaruhi consumen untuk melakukan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
10 pembelian yaitu diskon harga, merek produk dan pelayanan pelanggan. Adapun indikator yang digunakan dalam keputusan pembelian adalah: a. Banyaknya diskon b. Macam varian merek produk yang dijual c. Pelayanan yang diberikan Alat pengukuran data yang digunakan untuk mengukur data-data yang akan dianalisis dari hasil survey/penelitian langsung melalui kuesioner adalah menggunakan skala likert yaitu metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju dan ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Angka penilaiannya ada lima (5) butir yang menyatakan urutan sangat setuju sampai sangat tidak setuju (Indriantoro, 2002:104). Setiap pertanyaan diukur dengan 5 skala dan tiap posisi mempunyai bobot sebagai berikut: Tabel 1 Skala Pengukuran Data 1
2
3
4
5
STS
TS
R
S
SS
Keterangan: (a) Jawaban STS dengan nilai 1: Sangat Tidak Setuju; (b) Jawaban TS dengan nilai 2 : Tidak Setuju; (c) Jawaban R dengan nilai 3 : Ragu-ragu; (d) Jawaban S dengan nilai 4: Setuju; (e) Jawaban SS dengan nilai 5: Sangat Setuju Teknik Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas menurut Ghozali (2011:45) digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikannya lebih kecil dari 5% (level of significance) menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut sudah sahih sebagai pembentuk indikator. Dasar analisis yang digunakan untuk pengujian validitas sebagai berikut (Ghozali, 2011:53) yaitu: (a) Jika r hitung > r tabel maka butir atau variabel tersebut valid; (b) Jika r hitung < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak Kata reliabilitas yang disebut dalam bahasa Inggeris yaitu reliability adalah derajad ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Ghozali (2011:47) mengatakan reliabilitas adalah suatu angka yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur objek yang sama. Menurut Nugroho (2005:23) reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach’s > 0,60. Sayuthi (2005: 52) menyatakan bahwa jika kuesioner dikatakan reliabel apabila mempunyai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,60. Jadi pengujian reliabilitas instrumen dalam suatu penelitian dilakukan karena keterandalan instrumen berkaitan dengan keajekan dan taraf kepercayaan terhadap instrumen penelitian tersebut. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2011:105). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1 (Ghozali, 2011: 106).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
11 Uji Heterokedastisitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Deteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik; dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual dari (Y prediksi–Y sebelumnya) yang telah di studentized. Dasar dalam pengambilan keputusan: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antar anggota serangkaian data observasi baik data time series maupun cross section. Menurut Santoso (2002:219), secara umum untuk menentukan autokorelasi bisa diambil patokan sebagai berikut: a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali (2011:113) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan: a. Analisis grafik, dengan melihat histogram yang membandingkan antara dua data observasi dengan distribusi normal, dan metode normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyabaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji statistik, yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji ststistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan uji l-sample. Jika didapatkan angka signifikan jauh diatas 0,05 yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dimana uji ini dihitung dengan menggunakan alat bantu komputer dengan menggunakan program SPSS.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
12 Analisis Regresi Linier Berganda Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2011:96). Menurut Sarwono (2006:79) regresi linier berganda adalah untuk mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang melibatkan dua variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung. Bentuk persamaan dari regresi linier berganda ini yaitu: KP= a + b1DH + b2MP + b3PP + e Keterangan: KP = Keputusan pembelian; a = Konstanta; DH = Diskon harga; MP = Merek produk; PP = Pelayanan pelanggan; b1; b2; b3 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas; e = Standart error Pengujian Hipotesis Uji F Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Dalam hal ini untuk menguji pengaruh diskon harga, merek produk dan layanan pelanggan terhadap keputusan pembelian pada PT. Matahari Department Store di Royal Plaza Surabaya Adapun kriteria pengujian: a. Jika p-value (pada kolom Sig.) > α (0,05) maka H0 tidak berhasil ditolak yang berarti diskon harga, merek produk dan layanan pelanggan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada keputusan pembelian pada PT. Matahari Department Store di Royal Plaza Surabaya b. Jika p-value (pada kolom Sig.) < α (0,05) maka H0 ditolak yang berarti diskon harga, merek produk dan layanan pelanggan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada PT. Matahari Department Store di Royal Plaza Surabaya. Uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Dalam hal ini untuk menguji pengaruh diskon harga, merek produk dan layanan pelanggan secara parsial terhadap keputusan pembelian pada PT. Matahari Department Store di Royal Plaza Surabaya. Adapun kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat signifikan (α) = 0,05 sebagai berikut: a. Jika p-value (pada kolom Sig.) > α (0,05) maka H0 tidak berhasil ditolak yang berarti variabel bebas (diskon harga, merek produk, dan layanan pelanggan) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada PT. Matahari Department Store di Royal Plaza Surabaya. b. Jika p-value (pada kolom Sig.) < α (0,05) maka H0 ditolak yang berarti variabel bebas (diskon harga, merek produk, dan layanan pelanggan) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada PT. Matahari Department Store di Royal Plaza Surabaya. Koefisien Determinasi Parsial (r2) Koefisien determinasi parsial merupakan metode yang digunakan mengetahui besarnya prosentase variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan oleh koefisien determinasi parsial (r2) yang berarti variabel mana yang berpengaruh dominan (Djarwanto, 2002:202). Semakin besar r2 berarti semakin tepat persamaan perkiraan regresi linear tersebut dipakai sebagai alat prediksi, karena variasi perubahan variabel terikat dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas. Apabila nilai r2 semakin dekat dengan satu, maka perhitungan yang dilakukan sudah dianggap cukup kuat dalam menjelaskan variabel bebas dengan variabel terikat.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
13 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Subyek Penelitian Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada konsumen yang membeli produk jenis garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya selama bulan Juli tahun 2013. Pembahasan dalam uraian berangkat dari uraian tentang gambaran subyek penelitian, yaitu menguraikan karakteristik responden sebagai subyek penelitian, yang meliputi pekerjaan, jenis kelamin, usia, pendapatan dan frekuensi kunjungan. Hal ini digunakan untuk mengungkapkan identitas responden yang diintepretasikan dari hasil pengolahan data melalui tabulasi frekuensi guna menghitung kecenderungan nominal empirik. Data hasil kuesioner yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan analisa yang didasarkan hasil perhitungan secara kuantitatif maupun kualitatif yang berguna untuk pembahasan masalah penelitian dan juga untuk mengungkapkan pengaruh faktor-faktor yang berkaitan dengan diskon harga, merek produk dan pelayanan terhadap keputusan pembelian produk garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya. Uji Reliabilitas Tabel 2 Hasil Uji Reliability
Cronbach's Alpha
N of Items
0,735
12
Sumber : hasil pengolahan data
Dari hasil uji tersebut terlihat nilai cronbach’s alpha sebesar 0,735 lebih besar 0,60 yang berarti butir-butir pertanyaan dari seluruh variabel seluruhnya reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. Validitas Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel
Diskon Harga
Merek produk
Pelayanan
Keputusan Pembelian
Indikator
r hitung
X1.1
0,514
Valid
X1.2
0,522
Valid
X1.3
0,500
Valid
X2.1
0,422
Valid
X2.2
0,426
Valid
X2.3
0,427
X3.1
0,480
X3.2
0,432
Valid
X3.3
0,435
Valid
Y1.1
0,427
Valid
Y1.2
0,435
Valid
Y1.3
0,436
Valid
Sumber : hasil pengolahan data
r tabel
0,3981
Keterangan
Valid Valid
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
14 Berdasarkan pada tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan mengenai dari seluruh variabel 12 item, mempunyai nilai r hasil > dari r tabel, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan yang berjumlah 12 item tersebut seluruhnya valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas a. Pendekatan Kolmogorov Smirnov Tabel 4 Hasil Uji Normalitas
N Normal Parameters Most Extreme Differences
Unstandardized Residual 100 0,0000000 0,81666597 0,058 0,058 -0,048 0,584 0,885
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber: hasil pengolahan data
Berdasarkan pada tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp sig (2tailed) sebesar 0,885 > 0,050, hal ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam penelitian. b. Pendekatan Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Keputusan Pembelian 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 2 Grafik Pengujian Normalitas Data Sumber: hasil pengolahan data
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
15 Menutut Santoso (2001: 214) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa distribusi data telah mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik melalui pendekatan Kolmogorov Smirnov maupun pendekatan grafik model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (Ghozali, 2011:61). Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu, sehingga untuk Uji Autokorelasi tidak dilakukan. (Gujarati , 1999:201). Multikolinieritas Tabel 5 Hasil Uji Multikolinieritas
Variance Influence Factor
Keterangan
Diskon
1,791
Bebas Multikolinieritas
Merek Produk
1,353
Bebas Multikolinieritas
Pelayanan
2,227
Bebas Multikolinieritas
Variabel
Sumber: hasil pengolahan data
Berdasarkan pada tabel 5 dapat diketahui bahwa besarnya nilai Variance Influence Factor (VIF) pada seluruh variabel tersebut lebih kecil dari 10, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bisa disebut juga dengan bebas dari Multikolinieritas, sehingga variabel tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Heteroskedaktisitas Pengujian heteroskedaktisitas menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual (kesalahan pengganggu) satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedaktisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedaktisitas atau tidak terjadi Heteroskedaktisitas. Pendeteksian adanya heteroskedaktisitas menurut Santoso (2001: 210), jika sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedaktisitas. Grafik pengujian Heteroskedaktisitas disajikan berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
16 Scatterplot
Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 3 Heteroskedaktisitas pada Regresi Linier Berganda Sumber: hasil Output SPSS
Dari gambar di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil estimasi regresi linier berganda layak digunakan untuk interprestasi dan analisa lebih lanjut. Analisis Regresi Berganda Uji Simultan Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh variabel diskon harga, merek produk dan pelayanan secara bersama-sama terhadap terhadap keputusan konsumen membeli produk jenis garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya adalah signifikan. Hal ini diindikasikan dengan hasil perhitungan statistik perolehan F hitung = 38,487 dengan tingkat signifikan 0,000 kurang dari α = 5%. Dengan demikian hipotesis yang dinyatakan bahwa variabel harga, merek produk dan pelayanan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian dapat diterima. Besarnya pengaruh variabel tersebut dapat dilihat dari tingkat koefisien regresi berganda (R) sebesar 73,9 % menunjukkan korelasi atau hubungan antara variabel yang dijadikan model penelitian tersebut secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli produk jenis garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya memiliki hubungan yang erat. Sedangkan tingkat koefisien determinasi diperoleh sebesar 54,6% yang menunjukkan sumbangan atau kontribusi dari diskon harga, merek produk dan pelayanan secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli produk jenis garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya adalah besar. Sedangkan sisanya (100% - 54,6% = 45,4%) dikontribusi oleh faktor lainnya. Uji Parsial Pengujian secara partial yang digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel diskon harga, merek produk dan pelayanan secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
17 keputusan konsumen membeli produk jenis garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya. Hal ini ditunjukkan oleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut KP = 3,877 + 0,289DH + 0,188MP + 0,220PP t hitung = 4,666 , 2,708 , 2,482 Sig = 0,000 , 0,008 , 0,015 Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel harga, merek produk dan pelayanan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen membeli produk jenis garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya. Kondisi ini indikasikan dengan perolehan tingkat signifikansi variabel bebas yang digunakan model penelitian tersebut masih dibawah 5%. Dengan demikian hipotesis kedua yang diajukan bahwa variabel harga, merek produk dan pelayanan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian dapat diterima. bila dilihat dari masing-masing koefisien regresi ternyata yang paling besar pengaruhnya yaitu variabel diskon harga sebesar 43,0%. Kondisi ini menunjukkan variabel tersebut memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa diskon harga merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian dapat diterima. Pembahasan Dari hasil analisis di atas diketahui diskon harga, merek produk, dan pelayanan pelanggan secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas diskon harga, merek produk, dan pelayanan pelanggan berpengaruh terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. Kondisi ini ditunjukkan dengan tingkat signifikan yang dihasilkan sebesar 0,000. Tingkat pengaruh ini juga didukung dengan perolehan koefisien yang sangat kuat sebesar 73,9 % menunjukkan korelasi atau hubungan antara variabel yang dijadikan model penelitian tersebut secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli produk jenis garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya memiliki hubungan yang erat. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa pemberian diskon pada produk garmen PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pemberian diskon pada produk garmen maka juga akan terjadi peningkatan pada keputusan pembelian konsumen atas produk garmen. Secara empirik hal ini dibuktikan dengan uji hipotesis secara parsial dimana variabel diskon memiliki nilai sig 0,000 < 0,05 artinya signifikan. Hasil ini sependapat dengan (Tjiptono, 2008:229) yang mengemukakan diskon harga/pemberian potongan harga merupakan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan secara dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Pemberian diskon harga merupakan salah satu dari bentuk promosi penjualan (sales promotion) merupakan bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasikan pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan. Hasil pengujian secara parsial untuk variabel merek menunjukkan bahwa variabel merek pada produk garmen PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya merek pada produk garmen maka juga akan terjadi peningkatan pada keputusan pembelian konsumen atas produk garmen. Secara empirik hak ini dibuktikan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
18 dengan uji hipotesis secara parsial dimana variabel merek memiliki nilai sig 0,008 < 0,05. Sebuah merek menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran konsumen, juga menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam ekuitas merek. Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan, mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan distribusi yang luas, eksistensi yang sudah lama dalam industri, dll. Jika kualitas dua merek sama, kesadaran akan merek akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian konsumen. Sedangkan hasil pengujian secara parsial untuk variabel pelayanan pelanggan juga menunjukkan bahwa pelayanan pelanggan mempunyai pengaruh signifikan dan pada produk garmen PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pelayanan pelanggan yang dilakukan dengan baik pada produk garmen maka juga akan terjadi peningkatan pada keputusan pembelian konsumen atas produk garmen. Secara empirik hal ini dibuktikan dengan uji hipotesis secara parsial dimana variabel merek memiliki nilai sig 0,015 < 0,05 artinya signifikan. Hasil ini sejalan dengan pendapat Marks Plus (2009:136) yang mengemukakan bahwa pelayanan merupakan salah satu proses penting dalam meningkatkan value perusahaan bagi pelanggan sehingga banyak perusahaan menjadikan budaya pelayanan sebagai standar sikap orang di dalam perusahaan. Budaya pelayanan yang dilakukan secara terintegrasi akan menciptakan nilainilai pelayanan, yang akan mempengaruhi tingkat pengulangan pelanggan dalam membeli produk. Oleh karena itu, nilai pelayanan yang tercipta harus selalu dikelola terus-menerus tidak hanya saat terjadi transaksi tapi juga setelah terjadi transaksi tapi juga setelah terjadi transaksi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil pengujian secara simultan menunjukkan variabel diskon harga, merek produk, dan pelayanan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas diskon harga, merek produk, dan pelayanan pelanggan berpengaruh terhadap keputusan pembelian garmen di PT. Matahari Department Store, Tbk Royal Plaza Surabaya. Besarnya pengaruh variabel bebas tersebut sebesar 73,9 % menunjukkan korelasi atau hubungan antara variabel yang dijadikan model penelitian tersebut secara simultan terhadap keputusan konsumen membeli produk jenis garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya memiliki hubungan yang erat. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel yang digunakan dalam model penelitian diskon harga, merek produk, dan pelayanan pelanggan masing-masing mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan konsumen membeli produk jenis garmen di PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya. Kondisi ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel tersebut dibawah α = 5%. Hasil pengujian koefisien determinasi parsial yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah variabel diskon harga. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial variabel harga sebesar 18,49 % lebih besar dari koefisien determinasi variabel bebas lainnya. Saran 1. Hendaknya manajemen PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya lebih memperhatikan lagi strategi yang menyangkut tentang diskon harga mengingat variabel ini merupakan paling dominan dalam mempengaruhi keputusan kosnumen dan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8 (2013)
19 diharapkan harga mampu bersaing dengan produk yang sama pada tempat yang lain. Hal ini juga akan membuat konsumen merasakan bahwa Matahari Department store Royal Plaza memberikan tawaran harga yang sangat menarik minat konsumen untuk membeli produk garmen di Department store tersebut. 2. Hendaknya manajemen PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya lebih menambah lagi jumlah varian produk garmen yang dijual kepada masyarakat atau konsumen. Hal ini akan memberikan pilihan yang lebih banyak lagi kepada konsumen untuk membeli produk-produk garmen yang ditawarkan oleh Department store tersebut . 3. Hendaknya manajemen PT. Matahari Department store Royal Plaza Surabaya selalu meningkatkan kemampuan karyawan dalam mengatasi masalah yang timbul, memberikan pelayanan yang cepat, kemampuan dalam menanggapi keluhan pelanggan serta mampu mengatasi masalah yang dihadapi konsumen. Hal ini dilakukan agar konsumen merasa dihargai dan mendapakan pelayanan yang baik. Disamping itu juga manajemen selalu mengingatkan karyawannya untuk menjaga kesopanan dalam berperilaku dan bersikap serta dapat dipercaya atas semua ucapan serta tindakannya. Hal ini dilakukan agar kepuasan konsumen yang menjadi pelanggannya tetap terjaga. DAFTAR PUSTAKA Alma, B. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung Arifin, A. 2009. Seni Menjual. Andi. Yogyakarta. Djarwanto, Ps. 2002. Mengenal Beberapa Uji Statistik. Liberty. Yogyakarta Foster, B. 2008. Manajemen Ritel. Alfabeta. Bandung Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gujarati, D. 1999. Ekonomimetrika. Penerbit Erlangga. Jakarta. Hurriyati, R. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Alfabeta. Bandung. Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE. Yogyakarta. Kotler, P., dan G. Armstrong. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Terjemahan. Erlangga. Jakarta. Kotler, P., dan K. L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid satu. Edisi Keduabelas. Erlangga. Jakarta. MarkPlus. 2009. MarkPlus Barsics. Esensi. Jakarta. Ma’ruf, H. 2005. Pemasaran Ritel. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. Santoso, S. 2002. Panduan Lengkap Menguasai Statistik. Elex Media Komputindo. Jakarta. Sayuthi. 2005. Pengembangan Model Pendidikan Berbasis Kompetensi di Pondok Pesantren Sunan Drajad Lamongan. Penelitian. Universitas Airlangga. Surabaya. http://www.damandiri.or.id / file/ahmadsuyutiunairbb5b.pdf Sarwono, J. 2006. Panduan Cepat dan Mudah SPSS. C.V Andi Offset. Yogyakarta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV. Alfabeta. Bandung. ______. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Penerbit Alfabeta. Bandung. Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran. Andi. Yogyakarta. Tjiptono, F., G. Chandra, dan D. Andriana. 2008. Pemasaran Strategik. Andi. Yogyakarta