UNIVERSITAS INDONESIA
Pengaruh Audit Tenure Terhadap Peringkat Obligasi Perdana (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Ruth M. Siahaan 0806351943
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2012
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
Pengaruh Audit Tenure Terhadap Peringkat Obligasi Perdana (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk me mpe roleh gelar sarjana ekonomi
Ruth M. Siahaan 0806351943
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2012 ii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumbe r baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Ruth Marsaulina Siahaan
NPM
: 0806351943
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 25 Januari 2010
iii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh: Nama NPM Program Studi Judul Skripsi
: Ruth Marsaulina Siahaan : 0806351943 : Akuntansi : Pengaruh Audit Tenure Terhadap Peringkat Obligasi Perdana (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan dite rima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk me mperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Fitriany,SE.,M.Si.,Ak
(
)
Ketua
: Dr. Siti Nurwahyuningsih Harahap S.E., MBA (
)
Anggota
: Debby Fitriasari S.E., MSM
)
Ditetapkan di : Depok Tanggal
: 25 Januari 2012
iv
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
(
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan bisa selesai tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1
Ibu Fitriany, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya. Terima kasih untuk semua bantuan, bimbingan, dan nasihat yang sangat membangun selama menjalani penulisan skripsi ini.
2
Ibu Siti Nurwahyuningsih dan Ibu Debby Fitriasari, selaku dosen penguji yang telah menyediakan waktu untuk menguji penulis. Terima kasih banyak ya Bu, karena telah berbaik hati meluluskan saya
3
Bu Sylvia Veronica, Pak Budi, dan Pak Haikal, selaku dosen FE UI. Terima kasih atas segala bantuan Bapak dan Ibu dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas saran dan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diajukan penulis.
4
Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi, Bapak M. Siahaan dan Ibu R. Damanik. Terima kasih banyak atas cinta kasih dan dukungan kalian terhadap penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk Bapak yang terus menyemangati dan memberikan saran-saran yang sangat membantu.
5
Saudara dan saudari penulis yang juga tak henti-hentinya menyemangati penulis dengan segala saran dan candaan mereka. Terima kasih untuk Kak Duma dan Bang Rio yang selalu memberikan perhatian dan saran kepada penulis. Dan juga kepada adik-adik yang sangat penulis sayangi, Nita, Retta dan Puji yang selalu memberikan semangat buat penulis
6
Junius, teman sebimbingan penulis. Makasih banyak ya Jun atas semua bantuan dan sarannya untuk permasalahan-permasalahan yang dihadapi penulis dalam penulisan skripsi ini.
7
Teman-teman seperjuangan penulis dalam menulis skripsi: Dika, Ela, Ella, Ester, Yuri, Christin, Linda, Darwin, dan Lala. Akhirnya skripsi kita selesai juga.... v
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
8
Teman-teman dari Pondok Kartika (Kak Abi, Kak Tuti, Kak Sonti, dan Amel), terima kasih ya kalian sudah banyak membantu penulis dalam menjalani penulisan skripsi ini dan bersedia mendengar curhatan penulis.
9
Karyawan-karyawan di Departemen Akuntansi yang telah membantu anak akuntansi dalam semua proses administrasi kami. Terima kasiha ya...
10 Bapak penjaga perpustakaan FE UI, terutama yang menjaga ruang skripsi dan PDEB. Terima kasih banyak ya Pak atas bantuannya dalam memperoleh data dan referensi yang penulis perlukan 11 Teman-teman FE UI angkatan 2008 yang telah bersama dengan penulis melewati masa-masa perkuliahan di FE UI dari awal semester hingga penyelesaian penulisan skripsi ini. 12 Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan semuanya.... Terima kasih banyak..... Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 25 Januari 2012
Penulis
vi
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ruth Marsaulina Siahaan
NPM
: 0806351943
Program Studi : Akuntansi Departemen
: Akuntansi
Fakultas
: Ekonomi
Jenis Karya
: Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: PENGARUH AUDIT TENURE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PERDANA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneklusif
ini
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di
: Depok
Pada tanggal : 25 Januari 2012 Yang menyatakan
( Ruth Marsaulina Siahaan) vii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
ABSTRAK
Nama : Ruth Marsaulina Siahaan Program Studi : Akuntansi Judul : Pengaruh Audit Tenure Terhadap Peringkat Obligasi Perdana (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh audit tenure terhadap peringkat obligasi perdana perusahaan. Adapun obligasi perusahaan yang diteliti adalah obligasi perdana perusahaan yang diterbitkan pada periode observasi 19992011. Audit tenure diukur dengan menghitung lamanya masa penugasan audit KAP pada suatu perusahaan dalam satuan tahun sedangkan peringkat obligasi perdana perusahaan merupakan peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat efek Moody’s Indonesia, Fitch Rating dan PT PEFINDO. Pengujian permasalahan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Ordered Logit. Hasil penelitian ini menemukan bahwa audit tenure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi perdana yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat. Hal ini mungkin disebabkan karena agen pemeringkat obligasi menngganggap tenure KAP tidak berpengaruh terhadap risiko default perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga menemukan hanya variabel ukuran perusahaan dan variabel dummy tahun yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perdana. Sedangkan variabel kontrol lainnnya seperti status obligasi subordinasi, tingkat hutang, profitabilitas, beta perusahaan, dan jenis industri ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perdana. Kata Kunci: audit tenure, peringkat obligasi perdana
viii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
ABSTRACT Name : Ruth Marsaulina Siahaan Study Program: Accounting Title : The Impact of Audit Tenure on Initial Bond Ratings (Empirical Study on Go Public Companies in Indonesia Stock Exchange) This research is aimed to analyze the influence of audit tenure on initial bond ratings. Corporate bonds used in this research are published at observation periode 1999-2011. Audit tenure is measured by the length of KAP tenure at a company and intial bond rating is published by rating agency Moody’s Indonesia and PT PEFINDO. The problem in this research is solved by using Ordered Logit Model. This research shows that audit tenure has no significant influence on initial bond rating that published by ratings agency. This result probably is caused by perception of rating agencies that audit tenure doesn’t influence the company’s default risk. Furthermore, this research finds only company’s size and dummy variable year that has significant influence on initial bond rating whereas other control variables such as subordinate bond, leverage, profit, beta, and industry, do not have a significant influence on initial bond rating. Key words: audit tenure, initial bond rating
ix
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. KATA PENGANTAR ..................................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... ABSTRAK ...................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
ii iii iv v vi vii ix xi xii xiii
1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 1.6 Sistematika Penelitian ..........................................................................
1 1 4 4 5 5 5
2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 2.1 Obligasi ................................................................................................ 2.2 Jenis-Jenis Obligasi ............................................................................. 2.3 Risiko Obligasi ..................................................................................... 2.4 Peringkat Obligasi ............................................................................... 2.5 Agen Pemeringkat Obligasi .................................................................. 2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi ....................... 2.7 Proses Pemeringkatan Obligasi ............................................................ 2.8 Pengertian Audit ................................................................................... 2.9 Tujuan Audit ......................................................................................... 2.10 Audit Tenure ....................................................................................... 2.11Penelitian Terdahulu ............................................................................ 2.12 Pengembangan Hipotesis ....................................................................
7 7 10 12 13 20 20 24 25 26 27 29 32
3. METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 3.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 3.2 Model Penelitian ................................................................................... 3.3 Operasionalisasi Variabel ..................................................................... 3.4 Pengumpulan Data ................................................................................ 3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data ....................................................... 3.4.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 3.5 Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 3.6 Pengujian Ekonometrika ...................................................................... 3.6.1 Pengujian Asumsi ....................................................................... 3.6.1.1 Uji Normalitas ................................................................
34 34 36 37 43 43 43 43 45 46 46
x
Universitas Indonesia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas ....................................................... 3.6.2 Pengujian Signifikansi Variabel secara Bersama-sama ............. 3.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi ............................................... 3.6.4 Uji Signifikansi Setiap Parameter ..............................................
46 47 47 48
4. ANALISIS HASIL PENELITIAN ........................................................... 4.1 Hasil Pemilihan Sampel ........................................................................ 4.2 Deskripi Statistik .................................................................................. 4.3 Distribusi Frekuensi Peringkat Obligasi ............................................... 4.4 Pengujian Ekonometrika ...................................................................... 4.4.1 Pengujian Asumsi ....................................................................... 4.4.1.1 Uji Normalitas ................................................................ 4.4.1.2 Uji Multikolinearitas ...................................................... 4.4.2 Pengujian Signifikansi Variabel secara Bersama-sama ............ 4.4.3 Pengujian Koefisien Determinasi ............................................... 4.4.4 Uji Signifikansi Setiap Variabel ................................................. 4.5 Analisis Tambahan: Perhitungan Probabilita .......................................
49 49 51 53 54 54 54 55 56 58 59 65
5. KESIMPULAN .......................................................................................... 69 5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 69 5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran ....................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 71
xi Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Klasifikasi Peringkat Obligasi berdasarkan S&P dan Moody’s ...... 14 Tabel 2.2 Peringkat Obligasi berdasarkan S&P dan Moody’s......................... 15 Tabel 2.3 Peringkat Obligasi berdasarkan PEFINDO...................................... 17 Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi yang Digunakan dalam Penelitian ............................................................ 22 Tabel 3.1 Prediksi Pengaruh Variabel terhadap Peringkat Obligasi ............... 36 Tabel 3.2 Klasifikasi Peringkat Obligasi ......................................................... 38 Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel ................................................................. 50 Tabel 4.2 Deskripsi Statistik ........................................................................... 51 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi RATING ........................................................ 53 Tabel 4.4 Matriks Korelasi .............................................................................. 55 Tabel 4.5 Hasil Pengujian Ordered Logit ....................................................... 57
xii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pemeringkatan Obligasi ................................................... 24 Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 35 Gambar 4.1 Histogram Normality Test ........................................................... 54
xiii
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar sampel Perusahaan ..................................................... 75 LAMPIRAN 2 Hasil Regress Ordered Logit ................................................. 78 LAMPIRAN 3 Matriks Korelasi ..................................................................... 79 LAMPIRAN 4 Probabilitas Peringkat Obligasi .............................................. 80 LAMPIRAN 5 Penyimpangan Prediksi Peringkat Obligasi ........................... 83
xiv
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Laporan
keuangan
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban
pihak
manajemen sebagai konsekuensi adanya pemisahan antara kepemilikan dan kepengurusan perusahaan. Akan tetapi tidak ada jaminan bahwa laporan keuangan yang telah disiapkan oleh pihak manajemen bebas dari salah saji ataupun kecurangan. Oleh karena itu dibutuhkanlah pihak independen, yakni auditor independen untuk melakukan penilaian atas kewajaran laporan keuangan. Paska kejatuhan Enron, independensi pihak auditor eksternal diragukan, terutama bila auditor terlalu lama mengaudit kliennya. Hal tersebut kemudian menjadi salah satu latar belakang munculnya Sarbanes-Oxley pada tahun 2002 yang mewajibkan adanya rotasi auditor. Kebijakan rotasi auditor juga dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia dimana aturan mengenai rotasi terdapat pada KMK No 423/KMK.06/2002,
yang
kemudian
disempurnakan
dengan
KMK
No359/KMK.06/2003 tentang pemberian jasa audit laporan keuangan pada suatu entitas yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik maksimal lima tahun berturutturut dan oleh Akuntan Publik maksimal tiga tahun berturut-turut. Peraturan ini kemudian diganti dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Peraturan ini menetapkan pemberian jasa audit laporan keuangan pada suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk enam tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk tiga tahun berturut-turut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penurunan independensi auditor yaitu audit tenure atau jangka waktu penugasan auditor. Audit tenure didefinisikan sebagai jumlah tahun suatu Kantor Akuntan Publik atau seorang Akuntan Publik mengaudit suatu perusahaan (Yuvisa dkk, 2008). Banyak penelitian yang berkaitan dengan audit tenure, terutama yang berkaitan dengan kualitas audit, menunjukkan bahwa kualitas audit mempengaruhi persepsi pasar 1
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universita s Indone sia
2
terhadap informasi laporan keuangan. Peningkatan audit tenure memiliki dampak positif (Ghosh & Moon, 2005) maupun negatif (Davis et al., 2003) pada kualitas audit, terutama pada tingkat independensi auditor. Penelitian yang dilakukan Jenkins et al (2008) menunjukkan bahwa konservatisme dalam pelaporan keuangan relatif lebih rendah pada tahun-tahun awal hubungan kerja sama auditor dengan kliennya. Lebih lanjut lagi, mereka menjelaskan bahwa hasil penelitian mereka dikontribusikan sebagai literatur untuk peraturan keharusan rotasi auditor, dengan menyarankan bahwa rotasi auditor yang bersifat mandatory dapat berpengaruh negatif pada waktu pelaporan bad news. Perusahaan membutuhkan modal dan salah satu sumber modal perusahaan yaitu menerbitkan surat hutang atau obligasi. Investasi dalam obligasi dianggap sebagai investasi yang aman. Namun, sering kali perusahaan mengalami gagal bayar sehingga para investor memanfaatkan peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh para pemeringkat surat hutang untuk menilai risiko dari obligasi tersebut. Peringkat atas obligasi sangat penting karena memberikan informasi atas risiko gagal bayar obligasi dimana jika peringkat obligasi semakin baik maka risiko gagal bayarnya semakin kecil dan sebaliknya, jika peringkat obligasi semakin rendah maka risiko gagal bayarnya semakin tinggi. Agen pemeringkat obligasi yaang diakui di Indonesia sesuai dengan Surat Edaran 10/19/DPNP
Bank Indonesia No.
yaitu Standard & Poor’s ratings, Fitch Ratings, Kasnic Credit
Rating Indonesia atau Moody’s Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Para analis pemeringkat obligasi memberikan peringkat atas obligasi yang baru diterbitkan dengan menggunakan semua informasi yang dapat diperoleh mengenai perusahaan dan prospek ke depannya dalam memenuhi pembayaran bunga dan jumlah pokoknya sampai jatuh tempo. Salah satu komponen informasi yang digunakan para analis yaitu laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Peringkat obligasi yang diberikan akan merefleksikan persepsi analis atas kualitas pengujian auditor terhadap laporan keuangan. Semakin tinggi kualitas laporan keuangan maka peringkat obligasi perusahaan juga akan semakin tinggi, dengan Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
3
faktor lainnya ceteris paribus. Dalam penelitian Ziebart dan Reiter (1992), peringkat yang diberikan kepada tingkat hutang menjadi faktor yang signifikan dalam ultimate yield yang harus dibayar perusahaan. Peringkat obligasi yang semakin tinggi mengindikasikan risiko gagal bayar yang lebih kecil dan sebaliknya, peringkat obligasi yang lebih rendah menunjukkan adanya risiko gagal bayar yang lebih tinggi. Penggunaan obligasi yang baru diterbitkan membantu meyakinkan para pemberi peringkat (rating analyst) melakukan analisis yang mendetail dan terbaru atas prospek keseluruhan perusahaan ke depannya. Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti hubungan audit tenure dengan pemeringkatan obligasi. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa peringkat obligasi merefleksikan persepsi analis terhadap kualitas audit yang diberikan pada laporan keuangan suatu perusahaan. Konteks peringkat baru atas obligasi perdana lebih tepat digunakan dalam menguji dampak audit tenure dibandingkan peringkat yang telah berubah (seasoned rating) atas obligasi karena peringkat obligasi sendiri mungkin tidak lagi dapat menunjukkan probabilitas risiko default dari emiten obligasi . Penilaian obligasi yang baru diterbitkan lebih baik daripada memberikan perubahan peringkat pada obligasi karena beberapa penelitian telah menunjukkan perubahan peringkat biasanya terjadi setelah terjadinya perubahan ke arah peningkatan kinerja perusahaan (Goh dan Ederington, 1993; Goh dan Ederington 1998). Oleh karena itu, pengujian yang dilakukan lebih tepat dan lebih sesuai dengan menggunakan data obligasi yang baru diterbitkan. Dalam hal ini, penulis ingin menguji pengaruh dari audit tenure terhadap proses keputusan pemberian peringkat obligasi, dan memperoleh pemahaman mengenai persepsi analis obligasi terhadap independensi dan kualitas audit. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Crabtree et al (2006) yang menemukan adanya pengaruh positif dari audit tenure terhadap peringkat obligasi perdana. Hal yang menjadi pembeda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penulis hanya menggunakan tujuh variabel kontrol yaitu jenis obligasi (obligasi subordinasi), ukuran perusahaan, tingkat hutang, Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
4
tingkat profitabilitas, beta perusahaan, jenis industri, dan tahun terbit obligasi. Selain itu, penulis melakukan penelitian pada perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jadi, dari hasil penelitian ini, akan diketahui apakah terdapat pengaruh positif audit tenure terhadap peringkat obligasi perdana.
1.2 Perumusan Masalah Telah banyak literatur yang meneliti tentang audit tenure dan peringkat obligasi. Allen (1994) dan Brandon et al., (2004) menemukan bahwa kualitas audit memiliki hubungan yang signifikan dengan peringkat obligasi. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Ghosh dan Moon (2005) yang melaporkan koefisien earning response dan seasoned rating memiliki hubungan yang positif dengan audit tenure. Crabtree et al. (2004) melakukan penelitian tentang hubungan independensi auditor dengan peringkat obligasi dan menemukan bahwa jasa non audit memiliki hubungan negatif dengan peringkat obligasi. Pada tahun 2006, Crabtree et al. juga melakukan penelitian tentang peringkat obligasi namun dihubungkan dengan audit tenure. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara audit tenure dengan peringkat obligasi. Namun, masih sangat sedikit penelitian tentang hubungan audit tenure dan peringkat obligasi di Indonesia. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin memfokuskan masalah dalam penelitian ini pada pertanyaan berikut: Apakah audit tenure memiliki pengaruh positif dengan peringkat obligasi perdana perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk meneliti apakah terdapat hubungan positif antara audit tenure dengan peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat efek, seperti PEFINDO, Moody’s Indonesia dan Fitch rating. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
5
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian ini adalah: •
Bagi Akedemisi dan Peneliti, menambah literatur penelitian yang berkaitan dengan audit tenure terutama tentang pengaruh audit tenure terhadap peringkat obligasi.
•
Bagi investor, memperoleh pemahaman yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi.
•
Bagi perusahaan, memberi masukan tentang pengaruh audit tenure terhadap pasar modal, terutama pasar obligasi.
•
Bagi regulator, memberikan masukan sebagai pihak regulator mengenai pengaruh audit tenure terhadap peringkat obligasi perdana.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Jangka waktu penelitian cukup panjang yaitu dari tahun 1999-2011 dikarenakan jumlah sampel yang tidak banyak. Data ya ng digunakan bersumber dari laporan keuangan perusahaan, laporan auditor dan data harga saham perusahaan serta harga saham gabungan yang bersumber dari Bursa Efek Indonesia sedangkan peringkat obligasi perusahaan diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan obligasi perdana dalam periode penelitian yaitu tahun 1999-2011.
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: • Bab I : Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, serta ruang lingkup penelitian. Bab ini
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
6
bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai keseluruhan penelitian ini. • Bab II : Landasan Teori Bab ini menguraikan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini tentang obligasi dan peringkat obligasi, audit tenure serta penelitian terdahulu yang membahas tentang peringkat obligasi. • Bab III : Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan. Bab ini akan diawali dengan kerangka pemikiran dan estimasi mode l penelitian, uraian mengenai variabel penelitian dan pengukuran variabel kemudian dillanjutkan dengan metode pengumpulan data, dan metode analisis data. • Bab IV : Pembahasan Bab ini berisi pembahasan dan analisis hasil dari data yang telah diolah berdasarkan model penelitian yang telah disebutkan pada bab sebelumnya. Adanya bab ini diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. • Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi rangkuman dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian beserta saran untuk penelitian selanjutnya.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang digunakan serta referensi dari penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini. Bab ini mencakup tentang definisi dan jenis obligasi, peringkat obligasi, pengertian dan tujuan audit, audit tenure, serta penelitian-penelitian terdahulu tentang peringkat obligasi.
2.1 Obligasi (bond) Obligasi adalah instrumen hutang jangka
panjang yang mewakilkan
kewajiban kontraktual penerbitnya (Jones et al., 2009). Pembeli obligasi meminjamkan dananya kepada penerbit obligasi, yang nantinya akan memberikan bunga pinjaman dan membayar jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo. Menurut Fabozzi (2000), obligasi adalah instrumen hutang yang ditawarkan oleh penerbit yang juga dapat disebut debitur atau peminjam (borrower) untuk membayar kembali kepada investor (lender) sejumlah dana yang dipinjam ditambah dengan bunga selama tahun yang ditentukan dalam obligasi. Obligasi sebenarnya merupakan sekuritas dengan pendapatan tetap karena pembayaran bunga dan pokoknya ditetapkan pada saat obligasi diterbitkan dan jumlahnya tetap selama masa hidup obligasi tersebut sehingga sering disebut sebagai fixed-income securities (Bodie et al., 2005). Dengan kata lain, saat pembelian, pembeli telah mengetahui future cash flow yang akan diterima dari membeli dan memegang obligasi sampai dengan jatuh tempo. Karakteristik dari obligasi yaitu nilai par, kupon, tanggal jatuh tempo, dan tingkat kupon. Nilai par (face value) merupakan nilai nominal atas sebuah obligasi yang akan dibayar kembali kepada investor pada saat jatuh tempo. Kupon menunjukkan besaran bunga yang dibayar oleh emiten obligasi kepada investor. Tanggal jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana jumlah pokok obligasi 7
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universita s Indone sia
8
dibayarkan kepada pemegang obligasi. Sedangkan tingkat kupon (coupon rate) merupakan jumlah kupon tahunan dibagi dengan nilai par dari obligasi. Nilai par dari kebanyakan obligasi di Indonesia adalah satu milyar rupiah. Kebanyakan obligasi merupakan obligasi kupon dimana kupon merujuk pada bunga periodik yang dibayarkan penerbit kepada pemegang obligasi. Pembayaran bunga obligasi biasanya dibayarkan setiap semester. Harga dari suatu obligasi dipengaruhi oleh risiko dan return
yang diharapkan dari obligasi tersebut.
Adapun bentuk return yang dapat diperoleh yaitu kupon ataupun bunga dari obligasi dan capital gain yang diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual obligasi. Prosedur penerbitan obligasi hampir sama dengan prosedur penerbitan saham yaitu obligasi yang akan diterbitkan harus mendapatkan persetujuan dewan direksi,
kemudian perusahaan menyiapkan registration statement yang akan
diperiksa oleh lembaga terkait, dan jika disetujui, registration statement akan berlaku 20 hari setelahnya kemudian obligasi dapat diperjualbelikan. Dalam registration statement, terdapat indenture yang merupakan perjanjian tertulis antara perusahaan penerbit obligasi dengan dengan trustee (bank). Bank yang ditunjuk sebagai trustee bertugas untuk memastikan bahwa semua persyaratan indenture telah dipatuhi, mengelola sinking fund, dan mewakili para bondholders bila perusahaan mengalami gagal bayar (Ross, 2008). Dokumen indenture obligasi biasanya mencantumkan provisi-provisi berikut: 1. Aturan-aturan dasar obligasi seperti nilai denominasi obligasi, waktu jatuh tempo, tingkat bunga, dan aturan pembayarannya serta transaksi antar pembeli dan penjual obligasi yang nantinya akan menentukan harga pasar dari obligasi tersebut. 2. Jumlah keseluruhan obligasi yang diterbitkan 3. Penjelasan tentang properti yang digunakan sebagai jaminan berupa aset seperti properti atau real estate. Nilai dari jaminan ini bergantung pada harga aset yang dijaminkan.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
9
4. Penjadwalan pembayaran dimana pembayaran obligasi dapat dilakukan pada saat jatuh tempo maupun sebelum jatuh tempo. Pihak trustee biasanya menyediakan sinking fund untuk mengelola pembayaran obligasi. 5. Call provision memungkinkan emiten obligasi untuk membeli kembali obligasi yang sudah diterbitkan pada harga yang telah ditentukan sebelumnya. 6. Detail dari perjanjian perlindungan (protective covenants) yang merupakan bagian dari indenture yang membatasi kegiatan emiten obligasi untuk melindungi hak pemegang obligasi. Protective covenant dapat dibagi menjadi dua yaitu positif covenant dan negatif covenant. Positif covenant mencantumkan setiap kegiatan yang harus dilakukan oleh emiten obligasi seperti menjaga working capital pada level tertentu dan menyerahkan laporan keuangan periodik pada pemberi pinjaman. Sedangkan negative covenant membatasi kegiatan yang boleh dilakukan oleh emiten obligasi seperti membatasi jumlah dividen yang boleh dibayarkan dan perusahaan tidak boleh menerbitkan hutang jangka panjang lagi.
Sama seperti saham, obligasi juga merupakan sumber pembiayaan eksternal perusahaan tetapi memiliki derajat yang lebih rendah dibandingkan saham. Hal ini dikarenakan obligasi adalah surat hutang perusahaan sehingga tidak ada terjadi pengalihan kepemilikan ataupun sharing risiko kepada investor. Menurut Nugroho dkk (2009), ada beberapa keuntungan yang mendorong perusahaan untuk menerbitkan obligasi, yaitu: 1
Memenuhi kebutuhan pembiayaan investasi yang tidak terpenuhi dari sumber pembiayaan internal.
2
Menunjukkan kualitas perusahaan karena hanya perusahaan dengan reputasi (credit rating) yang bagus yang mempunyai kecenderungan menerbitkan obligasi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
10
3
Meningkatkan laba perusahaan karena biaya bunga obligasi dikategorikan sebagai biaya sehingga dapat mengurangi pajak.
4
Dapat mendisiplinkan manajer dalam pemanfaatan cash flow perusahaan.
2.2 Jenis-jenis Obligasi 2.2.1 Berdasarkan Penerbitannya 1. Obligasi Pemerintah Pusat (government bond) merupakan jenis sekuritas yang dikeluarkan pemerintah dan digunakan untuk pendanaan pemerintah 2. Obligasi Pemerintah Daerah (municipal bond) merupakan sekuritas pemerintah daerah yang terdiri atas general obligation (arus kasnya bersumber dari penerimaan pajak) dan revenue bond ( pembayaran kupon dan pokok obligasi bersumber dari proyek yang dibiayainya). 3. Obligasi Badan Usaha Milik Negara (stated owned company bond) adalah obligasi yang diterbitkan oleh BUMN. 4. Obligasi Perusahaan Swasta (corporate bond) adalah obligasi yang dikeluarkan perusahaan dimana perusahaan berjanji untuk membayar kupon dan pokok pinjaman kepada pemegang obligasi sampai saat jatuh tempo.
2.2.2 Berdasarkan Jenis Kupon 1. Fixed rate bond: obligasi yang memberikan tingkat kupon yang tetap sejak obligasi diterbitkan hingga jatuh tempo. 2. Floating rate bond: obligasi dengan tingkat kupon yang mengikuti tingkat bunga obligasi yang berlaku di pasar. 3. Mixed rate bond: jenis obligasi ini memberikan tingkat bunga yang tetap selama periode tertentu, misalnya 1-3 tahun, dan kemudian memberikan tingkat bunga yang mengikuti tingkat bunga yang berlaku di pasar. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
11
2.2.3 Berdasarkan Jaminan 1. Unsecured bond atau debentures merupakan obligasi tanpa jaminan. Jenis obligasi ini terdiri dari dua tingkat yaitu senior dan junior (subordinate debentures), dimana klaim junior dipertimbangkan setelah klaim senior terpenuhi. 2. Indenture bond merupakan jenis obligasi yang memberikan jaminan. Jenis obligasi ini terdiri dari: a. Mortgage bond: obligasi yang dijamin dengan properti sehingga pemegang obligasi berhak memperoleh properti yang dijaminkannya apabila perusahaan penerbit obligasi mengalami default. b. Collateral trust bond: merupakan obligasi yang dijamin oleh sekuritas lain dan biasanya dimiliki oleh wali amanat (trustee) c. Equipment trust certificates: obligasi yang dijaminkan dengan aset tertentu misalnya pesawat, mobil, dan mesin. d. Collateralized mortgage obligations: obligasi yang dijamin pool of mortgage atau portfolio mortage-backed securities. Penghasilan kupon obligasi ini terutama disediakan oleh mortgages yang dijaminkan.
2.2.4 Berdasarkan Kupon 1. Coupon bonds: obligasi yang memiliki kupon mewajibkan penerbitnya membayarkan kupon secara periodik kepada pemegang obligasinya. 2. Zero Coupon Bonds: dalam obligasi ini, penerbit tidak membayar bunga pada pemegang obligasi. Mereka hanya menerima sekali pembayaran dari penerbit saat jatuh tempo sebesar nilai nominal dimana obligasi jenis ini selalu dijual dibawah nilai nominalnya.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
12
2.2.5 Berdasarkan Konve rsi 1. Convertible bond: obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham setelah jangka waktu tertentu. 2. Non convertible bond: obligasi yang tidak dapat dikonversi menjadi saham.
2.2.6 Berdasarkan Peringkat 1. Investment grade Bonds: merupakan obligasi dengan peringkat minimal BBB dan obligasi ini layak untuk dijadikan investasi karena memiliki risiko yang tidak terlalu besar. 2. Non Invetsment grade Bonds: merupakan obligasi dengan peringkat CCC (speculative) dan D (junk bond) dimana obligasi tersebut lebih berisiko untuk investasi dibandingkan dengan obligasi dengan investment grade.
2.3 Risiko Obligasi Ada beberapa risiko yang dapat timbul bila melakukan investasi pada obligasi (Harsono, 2010; Fabozzi, 2000), yaitu: a. Credit risk (default risk). Risiko ini merupakan risiko gagal bayar emiten baik atas bunga maupun pokok hutang. Risiko ini biasa digunakan sebagai salah satu ukuran dalam menentukan peringkat obligasi. b. Market risk. Risiko pasar merupakan risiko atas volatilitas harga instrumen, yaitu obligasi dan risiko adanya reinvestasi dari kupon yang diterima akibat pergerakan tingkat suku bunga. Dengan kata lain, alat ukur risiko ini digunakan untuk melihat sensitivitas harga terhadap pergerakan suku bunga. c. Liquidity risk. Risiko likuiditas merupakan risiko kesulitan bagi investor obligasi untuk menjual obligasi pada harga wajar ketika terpaksa harus menjualnya.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
13
d. Foreign exchage risk. Risiko ini merupakan risiko yang timbul sebagai akibat dari pergerakan kurs mata uang bila berinvestasi pada obligasi dengan mata uang yang berbeda. e. Political (country) risk. Risiko ini timbul sebagai akibat adanya tindakan dalam bentuk kebijakan atau peraturan oleh pemerintah, seperti restrukturisasi hutang. f.
Event risk. Risiko penurunan kemampuan emiten untuk membayar bunga dan pokok hutang yang disebabkan karena bencana alam atau pengambilalihan.
g. Interest rate risk atau price risk. Risiko ini timbul bila terjadi kenaikan tingkat bunga pasar yang menyebabkan menurunnya harga obligasi. Kenaikan tingkat bunga pasar tidak akan merubah tingkat bunga yang telah ditetapkan sehingga akan muncul capital loss bagi investor yang ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo. h. Call risk. Risiko ini terdapat pada callable bond, yaitu obligasi yang dibeli kembali oleh emitennya pada harga yang telah ditetapkan. Risiko ini terjadi bila emiten membeli kembali obligasi ketika suku bunga pasar sedang rendah, pola aliran kas emiten tidak pasti, dan terdapat potensi kenaikan harga obligasi.
2.4 Peringkat Obligasi Menurut Harsono (2010), peringkat obligasi merupakan opini tentang kelayakan kredit dari penerbit obligasi berdasarkan faktor- faktor risiko yang relevan dan berfokus pada kapasitas dan kemauan penerbit obligasi dalam memenuhi kewajibannya
secara
tepat
waktu.
Peringkat
obligasi akan
mempengaruhi tingkat pengembalian (return) yang diharapkan oleh investor dimana obligasi dengan peringkat rendah akan menyediakan bunga yang lebih tinggi dibandingkan obligasi dengan peringkat tinggi. Hal ini dikarenakan obligasi dengan peringkat tinggi menandakan kualitas obligasi yang baik ( Darmawan, 2007). Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
14
Berdasarkan
Peraturan
Bursa
Efek
Surabaya
No.
SK-
024/LGL/BES/XI/2004 tanggal 25 November 2004, emiten yang akan melakukan pencatatan efek bersifat hutang di Bursa wajib untuk memenuhi salah satu ketentuan yaitu hasil pemeringkatan efek dari lembaga pemeringkat efek yang diakui oleh BAPEPAM sekurang-kurangnya adalah BBBkategori investment grade.
atau berada dalam
Menurut Kliger dan Sarig (2000), emiten obligasi
atau surat hutang lainnya akan membayar biaya yang tidak sedikit untuk peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat tersebut. Hal ini dikarenakan, dalam proses penentuan peringkat oleh lembaga pemeringkat, emiten obligasi atau surat hutang lainnya dapat memasukkan informasi internal perusahaan tanpa memperlihatkan hal- hal terperinci yang spesifik kepada publik dalam jumlah besar untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Lembaga pemeringkat dapat menggunakan informasi yang diperoleh dari emiten tanpa harus mengungkapkan keseluruhan informasi yang dimiliki emiten tersebut. Obligasi perusahaan swasta tidak seperti obligasi pemerintah dimana obligasi perusahaan swasta memiliki risiko default dari penerbitnya. Peringkat obligasi merupakan peringkat dalam bentuk huruf yang digunakan untuk memperlihatkan kecenderungan probabilitas default obligasi tersebut. Peringkat obligasi menunjukkan kualitas relatif dari perusahaan penerbit obligasi untuk membayar bunga dan pokok obligasi sampai jatuh tempo. Selain itu, peringkat yang diberikan atas suatu efek dapat berfungsi seb agai media bagi investor untuk mengetahui kondisi surat hutang maupun perusahaan penerbitnya sehingga dapat diperkirakan tingkat risiko yang kemudian akan diketahui tingkat return yang layak sesuai dengan kondisi surat hutang. Tabel 2.1 Klasifikasi Peringkat Obligasi berdasarkan S&P dan Moody’s Kualitas sangat tinggi
Kualitas tinggi
Spekulatif
Sangat buruk
Standard & Poor’s
AAA
AA
A
BBB
BB
BB
CCC
D
Moody’s
Aaa
Aa
A
Baa
Ba
B
Caa
C
Sumber: Ross, 2008 Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
15
Berikut ini adalah peringkat obligasi yang diterbitkan oleh beberapa lembaga pemeringkat obligasi:
Standard & Poor’s: AAA, AA+, AA, AA-, A+, A, A-, BBB+, BBB, BBB-, BB+, BB, BB-, B+, B, B-, CCC+, CCC, CCC-, D.
Moody’s : Aaa, Aa1, Aa2, Aa3, A1, A2, A3, Baa1, Baa2, Baa3, Ba1, Ba2, Ba3, B1, B2, B3, Caa1, Caa2, Caa3, Ca, C.
Fitch Ratings: AAA, AA+, AA, AA-, A+, A, A-, BBB+, BBB, BBB-, BB+, BB, BB-, B+, B, B-, CCC, DDD, DD, D.
Sedangkan definsi setiap peringkat obligasi yang diberikan oleh Moody’s dan S&P adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Peringkat Obligasi berdasarkan S&P dan Moody’s
Moody’s
S&P
Keterangan Peringkat tertinggi obligasi. Kemampuan emiten untuk
Aaa
AAA
membayar bunga dan pokok obligasi sangat kuat (extremely strong). Obligasi dengan peringkat Aa dan AA
Aa
AA
memiliki
kemampuan membayar bunga dan pokok obigasi yang kuat sekali (very strong) Obligasi dengan peringkat A memiliki kemampuan yang kuat (strong) dalam memabayar bunga dan pokok
A
A
obligasi. Akan tetapi, obligasi ini akan lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dibandingkan obligasi dengan peringkat yang lebih tinggi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
16
Moody’s
S&P
Keterangan Peringkat ini menandakan emiten memiliki kemampuan yang cukup untuk membayar bunga dan pokok obligasi tetapi perubahan keadaan atau penurunan dalam kondisi
Baa
BBB
ekonomi dapat memperlemah kemampuan membayar emiten dibandingkan emiten dengan peringkat obligasi yang lebih tinggi. Obligasi dengan peringkat Baa atau BBB merupakan obligasi tingkat menengah.
Ba; B
BB; B
Obligasi dengan peringkat ini sebagian besar memiliki kemampuan membayar yang spekulatif. Peringkat Ba
Caa
CCC
Ca
CC
C
C
dan BB mengindikasikan peringkat spekulatif terendah dan peringkat Ca dan CC mengindikasikan peringkat spekulatif tertinggi. Peringkat ini diberikan pada obligasi yang emitennya tidak mampu membayar bunga. Peringkat ini menunjukkan emiten obligasi dalam posisi
D
D
(default). Emiten obligasi menunggak pembayaran bunga ataupun pokok obligasi.
Sumber: Ross (2008)
Selain S&P dan Moody’s, terdapat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) yang merupakan lembaga pemeringkat lokal yang telah banyak memberikan penilaian peringkat terhadap obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. PT PEFINDO memiliki level peringkat obligasi sebagai berikut:
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
17
Tabel 2.3 Peringkat Obligasi berdasarkan PEFINDO Peringkat
Keterangan Merupakan efek
idAAA
tertinggi.
hutang dengan peringkat
Kemampuan
obligor
untuk
yang
memenuhi
komitmen finansial jangka panjangnya atas sekuritas hutang adalah superior. Efek hutang yang memiliki peringkat
idAA
idAA
berbeda
sedikit dengan peringkat tertinggi. Kemampuan obligor untuk
memenuhi
komitmen
finansial
jangka
panjangnya atas sekuritas hutang adalah very strong. Efek hutang dengan peringkat kemampuan idA
obligor
untuk
idA
mengindikasikan
memenuhi komitmen
finansialnya terhadap efek hutang adalah strong. Namun,
efek
hutang
ini lebih rentan terhadap
perubahan keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligasi dengan peringkat yang lebih tinggi. Efek hutang dengan peringkat
idBBB
menunjukka n
parameter proteksi yang baik. Namun perubahan idBBB
ekonomi atau bisnis dapat memperlemah kemampuan obligor atas komitmen finansial jangka panjang yaitu efek hutang. Efek hutang dengan peringkat
idBB
menunjukkan
parameter proteksi yang lemah. Kemampuan obligor idBB
untuk
memenuhi
panjangnya
atas
komitmen efek
hutang
finansial rentan
jangka terhadap
uncertainty atau exposure pada kondisi bisnis, finansial, dan ekonomi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
18
Peringkat
Keterangan Efek
hutang dengan peringkat
id B
menunjukkan
parameter proteksi yang lemah. Meskipun obligor masih idB
mampu
memenuhi komitmen
finansialnya
terhadap efek hutang, perubahan bisnis, finansial, atau ekonomi
dapat
memperburuk
kemampuan
atau
kemauan obligor untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang atas efek hutangnya. Efek hutang dengan peringkat
idCCC
menandakan
obligor tidak mampu memenuhi komitmen finansialnya idCCC
atas efek hutang dan bergantung pada perbaikan kondisi bisnis dan finansial untuk
memenuhi komitmen
finansial jangka panjang atas surat hutang. Efek hutang dengan peringkat idD menunjukkan efek hutang yang macet (default) atau emitennya sudah
idD
berhenti berusaha dan tidak mampu lagi memenuhi komitmen finansialnya atas efek hutang.
Sumber: PEFINDO
Peringkat obligasi mulai dari peringkat id AA sampai dengan peringkat idB dapat diberikan tambahan tanda positif (+) atau negatif (-) yang menandakan kekuatan relatif dari jenis peringkat tersebut. Tanda positif (+) menandakan peringkat obligasi memiliki kemungkinan untuk meningkat. Tanda negatif (-) menunjukkan peringkat obligasi dapat menjadi lebih rendah. Selain itu peringkat yang stabil (stable) berarti peringkat obligasi tidak cenderung berubah sedangkan peringkat yang berkembang (developing) berarti peringkat obligasi dapat meningkat atau menurun. Menurut Rahardjo (2003), ada beberapa manfaat peringkat yang diberikan atas obligasi bagi investor yaitu: Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
19
1 Informasi
risiko
investasi.
Tujuan
utama
investasi
adalah
untuk
meminimalkan risiko serta mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, dengan adanya peringkat obligasi diharapkan informasi risiko dapat diketahui lebih jelas posisinya. 2 Rekomendasi investasi. Investor akan dengan mudah mengambil keputusan investasi berdasarkan hasil peringkat
kinerja emiten obligasi tersebut.
Dengan demikian investor dapat melakukan strategi investasi untuk membeli atau menjual sesuai perencanaannya. 3 Perbandingan. Hasil peringkat akan dijadikan patokan dalam membandingkan obligasi yang satu dengan yang lain, serta membandingkan struktur yang lain seperti suku bunga dan metode penjaminannya.
Sedangkan manfaat peringkat obligasi bagi perusahaan penerbit obligasi (Harsono, 2010), yaitu: 1. Informasi posisi bisnis. Perusahaan penerbit obligasi dapat mengetahui posisi bisnis dan kinerja usahanya dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. 2. Mendukung kinerja. Jika emiten mendapatkan peringkat yang cukup bagus maka kewajiban menyediakan sinking fund atau jaminan kredit yang dapat menjadi pilihan alternatif. 3. Menjaga kepercayaan investor. Peringkat obligasi yang lebih baik dan berasal dari pihak yang independen akan membuat investor merasa lebih aman berinvestasi. 4. Menentukan
struktur
obligasi.
Perusahaan
penerbit
obligasi
dapat
menentukan struktur obligasi yang meliputi tingkat suku bunga, jenis obligasi, jangka waktu jatuh tempo, jumlah emisi obligasi serta berbagai struktur pendukung lainnya. 5. Alat pemasaran. Obligasi dengan peringkat yang lebih baik terlihat lebih menarik dan aman bagi investor untuk menjadi pilihan investasinya.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
20
2.5 Agen Pe meringkat Obligasi Pemeringkatan obligasi di Indonesia dilakukan oleh beberapa lembaga permeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/19/DPNP tanggal 30 April 2008 yaitu Standard & Poor’s Ratings, Fitch Ratings, Kasnic Credit Rating Indonesia atau Moody’s Indonesia dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). PT Kasnic Credit Rating Indonesia ditetapkan menjadi agen pemeringkat oleh Bank Indonesia melaui Surat Edaran Bank Indonesia No.7/8/DPNP tertanggal 31 Maret 2005. Sejak tahun 2007, nama PT Kasnic Credit Rating berubah menjadi Moody’s Rating Indonesia dan kepemilikan Kasnic 99% dimiliki oleh Moody’s Rating. Sedangkan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) didirikan pada tanggal 21 Desember 1993 dengan memperoleh lisensi dari Bapepam No. 39/PM-PI/1994 yang dikeluarkan pada tanggal 13 Agustus 1994. Pendirian PEFINDO merupakan inisiatif dari Bapepam dan Bank Indonesia serta menjadi salah satu institusi pendukung di pasar modal. Agen pemeringkat ini bekerja sama dengan Standard & Poor’s Rating Services (S&P’s) guna meningkatkan metodologi pemeringkatan yang digunakan dan kriteria dalam melakukan
pemeringkatan,
baik
pemeringkatan
perusahaan
maupun
pemeringkatan obligasi.
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pemberian peringkat pada obligasi membantu investor dalam menilai kemampuan perusahaan, hutang dan risiko kegagalan (default), yaitu kegagalalan emiten dalam membayar bunga dan pokok obligasi sampai jatuh tempo. Dalam menentukan peringkat obligasi, perusahaan pemeringkat efek seperti S&P’s, Moody, dan PEFINDO memiliki kriteria kualitatif dan kuantitatif. Faktor- faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi menurut Bringham dan Houston (2006) yaitu:
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
21
1. Risiko-risiko keuangan, seperti debt ratio, current ratio, profitability dan fixed charge coverage ratio. Risiko keuangan yang semakin kecil mengakibatkan peringkat yang semakin tinggi. 2. Jaminan aset atas obligasi dimana bila dijaminkan dengan aset yang bernilai tinggi maka peringkat yang diberikan juga akan lebih baik. 3. Kedudukan obligasi dibandingkan jenis hutang lain. Apabila kedudukan obligasi lebih rendah maka peringkat yang diberikan akan lebih rendah dari seharusnya. 4. Obligasi yang lemah namun dijamin oleh perusahaan yang kuat akan diberi peringkat yang lebih tinggi. 5. Ada tidaknya provisi bagi emiten untuk membayar pokok pinjaman sedikit demi sedikit secara bulanan (sinking fund). 6. Umur obligasi dimana obligasi yang berumur lebih pendek memiliki risiko yang lebih kecil. 7. Stabilitas laba dan penjualan emiten. 8. Peraturan yang berkaitan dengan industri emiten. 9. Faktor-faktor lingkungan dan tanggung jawab produk. 10. Kebijakan akuntansi.
Dalam melakukan pemeringkatan untuk sektor Korporasi (non financial), PEFINDO melakukan penilaian secara umum yang mencakup tiga risiko utama yaitu risiko industri (industry risk), risiko bisnis (business risk), dan risiko finansial (financial risk). Selain itu, analisis juga akan mencakup analisis perbandingan terhadap pesaing-pesaing sejenis dalam industri yang sama maupun industri itu sendiri dengan industri lainnya. Penilaian risiko industri untuk peringkat obligasi dilakukan dengan menganalisis pertumbuhan industri dan stabilitasnya, penghasilan dan struktur biaya dari industri, hambatan masuk dan persaingan dalam industri, peraturan dan Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
22
deregulasi industri, serta profil keuangan industri. Sedangkan penilaian risiko keuangan dilakukan dengan menganalisis kebijakan keuangan perusahaan, capital structure, perlindungan cash flow, dan financial flexibility.
Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi yang Digunakan dalam Penelitian No
1
2
Nama
Kaplan dan Urwitz (1979)
Ziebart dan Reiter (1992)
Variabel yang Digunakan
Hasil Penelitain
Statistical Models of Bond Ratings
Subordination status, total asset, leverage, profitability, beta, interest coverage ratio
Subordination status, total asset, leverage, profitability, dan beta berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi sedangkan variabel interest coverage ratio tidak berpengaruh signifikan.
Bond Yields,ratings, and Financial Information: Evidence from Public Utility Issues
Years to maturity, presence of sinking fund agreement, total asset, problem with regulatory climate, cash flow, property, debt to equity ratio, permanent capitalization, return on equity, and interest coverage ratio
Semua variabel berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi kecuali variabel debt to equity ratio
Judul
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
23
No
3
4
Nama
Brandon, Crabtree, dan Maher (2004)
Crabtree, Brandon, dan Maher (2006)
5
6
Bekman Siagian (2001)
Arvin Harsono (2010)
Judul
Variabel yang Digunakan
Hasil Penelitain
Non-audit fees, Auditor Independence, and Bond Ratings
Subordination status, total asset, leverage, profitability, pension liability, variability of firm’s income stream, beta, cash flow, industry, audit fee
Jasa non audit (audit fee) yang diberikan oleh eksternal auditor berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi
The Impact of Auditor Tenure on Initial Bond Ratings
Subordination status, total asset, leverage, profitability, pension liability, interest coverage ratio, beta, age, tenure
Hanya variabel interest coverage ratio yang tidak signifikan dalam mempengaruhi obligasi perdana dan audit tenure berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi perdana
Peranan kinerja Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Korporasi di Indonesia
Rasio profitabilitas, struktur modal, total asset, interest coverage ratio, net working capital
Semua variabel signifikan mempengaruhi peringkat obligasi kecuali variabel interest coverage ratio
Current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset
Return on asset dan total asset berpengaruh signifikan dan positif terhadap peringkat obligasi. Sedangkan current ratio dan debt to equity ratio tidak signifikan mempengaruhi peringkat obligasi.
Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, dan Ukuran Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi
Sumber: Olahan Penulis
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
24
2.7 Proses Pemeringkatan Obligasi
Sumber: PEFINDO Gambar 2.1 Proses Pemeringkatan Obligasi
Proses pemeringkatan oleh PEFINDO biasanya diawali dengan adanya permintaan (rating request) dari perusahaan penerbit obligasi. Agen pemeringkat obligasi, dalam hal ini PEFINDO, akan membalas dengan mengirimkan kontrak dan surat yang meminta laporan keuangan yang telah diaudit 3-5 tahun, beberapa pertanyaan yang mendetail dan data-data operasional, serta beberapa dokumen lainnya, seperti prospektus, memo, dan lainnya. Pemeringkatan akan dimulai
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
25
setelah PEFINDO resmi menerima kontrak yang telah ditanda tangani serta semua data dan dokumen yang dibutuhkan. PEFINDO akan menugaskan tim analis yang ahli dalam industri perusahaan tersebut. Tim analis akan melakukan analytical process dengan meninjau kembali informasi yang telah disediakan perusahaan.
Proses
pemeringkatan juga dilakukan dengan mengunjungi perusahaan atau fasilitas operasi utamanya dan berdiskusi dengan pihak yang berwenang untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bisnis perusahaan. Setelahnya, pihak analis akan mengadakan ”Management Meeting” dengan pihak perusahaan, yang juga dihadiri oleh satu atau lebih dewan direksi PEFINDO. Hal ini ditujukan untuk membantu tim analis dalam menghasilkan keputusan yang lebih baik atas penilaian
kualitatifnya,
terutama
pada
tingkat
pengetahuan
manajemen
perusahaan, kemampuan, kebijakan dan ukuran kualitatif lainnya, yang mungkin dapat memberikan dampak signifikan atas peringkat yang diberikan. Pihak analis akan mengadakan “Rating Committee Meeting” untuk mengajukan peringkat perusahaan kepada anggota rating committee. Peringkat akhir perusahaan merupakan hasil voting terbanyak dari anggota rating committee. Hasil dari proses pemeringkatan akan diserahkan dalam bentuk “rating rationale”, yang merupakan satu lembar laporan yang meringkas beberapa tinajuan finansial dan penjelasan pada faktor pendukung dan pengurang atas peringkat yang dihasilkan. Perusahaan dapat menerbitkan ataupun tidak peringkat yang dihasilkan oleh PEFINDO. Jika peringkat diterbitkan, PEFINDO akan menerbitkan press release kepada media dan kepada daftar anggota mailing PEFINDO.
2.8 Pengertian Audit Menurut Arens, Beasley, dan Elder (2009), jasa audit didefinisikan sebagai jasa pengumpulan dan pengevaluasian informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria-kriteria standar pelaporan yang telah ditentukan. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
26
Sedangkan Boyton, Johnson, dan Kell (2001) mendefinisikan audit sebagai proses sistematis yang secara objektif untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti terkait pernyataan tentang aktivitas ekonomi dan peristiwa untuk memperoleh keyakinan akan tingkat korespondensi antara pernyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Berdasarkan lingkup dan objeknya, audit dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu: 1
Audit operasional yang menilai efisiensi dan efektivitas atas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi perusahaan. Biasanya pihak manajemen perusahaan mengharapkan adanya rekomendasi untuk mengembangkan aktivitas perusahaan dari pihak auditor saat audit opersional selesai dilaksanakan.
2
Audit kepatuhan yang dilaksanakan untuk menilai apakah pihak perusahaan (auditee) telah menjalankan perusahaannya sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. Hasil dari audit ini biasanya dilaporkan hanya kepada pihak manajemen perusahaan karena manajemen merupakan pihak utama yang terkait atas tingkat kepatuhan dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
3
Audit laporan keuangan yang dilaksanakan untuk menilai apakah laporan keuangan telah dilaporkan sesuai dengan kriteria tertentu, yaitu prinsip akuntansi berlaku umum.
2.9 Tujuan audit Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), tujuan audit atas laporan keuangan pada umumnya untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu PSAK. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
27
Menurut Sukrisno (2004), ada beberapa alasan mengapa laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu diaudit oleh Akuntan Publik sebagai pihak independen yaitu: a. Terdapat kemungkinan bahwa terdapat ketidakwajaran yang disengaja maupun tidak disengaja di dalam laporan keuangan suatu perusahaan apabila tidak diaudit b. Pengguna laporan keuangan dapat meyakini bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia apabila audit telah dilakukan dan laporan keuangan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian c. Terdapat syarat bahwa perusahaan yang memiliki total aset lebih dari atau sama dengan Rp 25 milyar, harus memasukkan laporan keuangan yang telah diaudit ke Departemen Perdagangan dan Perindustrian d. Kewajiban bagi perusahaan yang telah go public untuk menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) maksimal 90 hari setelah tahun buku. e. Pihak pajak lebih mempercayai SPT yang did ukung oleh laporan keuangan yang telah diaudit dibandingkan dengan SPT yang didukung oleh laporan keuangan yang belum diaudit.
2.10 Audit Tenure Audit tenure (Yuvisa dkk, 2008) dapat diartikan sebagai periode keterikatan antara auditor dengan klien dalam memberikan jasa audit. Ketentuan mengenai audit tenure telah dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3 ayat 1 dimana masa
jabatan KAP paling lama enam tahun berturut-turut dan untuk akuntan publik paling lama tiga tahun berturut-turut.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
28
Dalam penelitian Siregar et al (2009), rotasi auditor yang terjadi setelah tahun 2003 adalah rotasi semu dimana perubahan KAP dengan cara mengubah komposisi partner audit sehingga seolah-olah telah terjadi rotasi, padahal KAPnya tidak berubah. Selain rotasi semu, terdapat juga istilah rotasi riil dimana jika benar-benar terjadi pergantian KAP yang mengaudit suatu perusahaan, bukan hanya perubahan komposisi partner atau perubahannama KAP. Hal inilah yang membuat tenure KAP dibagi menjadi tenure semu dan tenure riil. Dan dalam penelitian ini yang digunakan adalah tenure riil. Johnson, Khurana, & Reynolds (2002) meneliti hubungan audit tenure dengan akrual diskresioner dan menemukan bahwa akrual diskresioner lebih tinggi pada tenure yang pendek (2-3 tahun) daripada yang menengah (4-8 tahun) dan tidak terdapat bukti bahwa pada tenure yang panjang (9 tahun) kualitas laba berkurang. Selain itu Chen et al. (2004) melaporkan adanya hubungan negatif antara audit tenure dengan nilai absolut dari unexpected accrual untuk sampel perusahaan Taiwan dari tahun 1990-2001. Fanny (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh audit tenure terhadap kualitas laba di Indonesia. Ia menemukan bahwa tenure KAP dan akuntan publik berpengaruh negatif signifikan terhadap akrual diskresioner dan dengan demikian berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Geiger & Raghunandan (2002) meneliti tentang hubungan antara audit tenure dengan kegagalan audit. Ia meneliti perusahaan di Amerika yang mengalami kebangkrutan pada tahun 1990-1998 dan menemukan bahwa risiko kegagalan audit lebih besar pada tahun awal masa audit. Menurut Hamilton et al. (2005), rotasi auditor dapat mempertinggi tingkat independensi yang berakibat pada kualitas audit yang lebih tinggi tetapi akan ada financial cost terkait usaha pengenalan KAP baru terhadap lingkungan bisnis, kontrol internal, dan kebijakan pelaporan keuangan kliennya dan juga ada potential cost terkait pengurangan biaya tersebut yang berakibat pada kualitas audit yang lebih rendah. Pendukung dari rotasi KAP berpendapat bahwa rotasi dapat memperbaiki penurunan potensial dari independensi auditor dan penurunan terkait kualitas pelaporan keuangan akibat lamanya hubungan dengan klien (DeAngelo, 1981). Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
29
Mereka mengatakan bahwa rotasi auditor yang bersifat mandatory dapat memberikan pandangan baru atas laporan keuangan perusahaan yang akan meningkatkan kecenderungan auditor untuk menentukan salah saji dan/atau praktek akuntansi yang meragukan (DeAngelo, 1981; Carcello & Nagy, 2004). Sedangkan penentang dari rotasi KAP berpendapat bahwa menghindari hubungan yang lama antara auditor dan klien dapat menurunkan kualitas audit (Melancon, 2002; PricewaterhouseCoopers, 2002). Peningkatan audit tenure akan membuat auditor mempelajari lebih banyak tentang klien dan memperoleh pemahaman yang lebih mendetail tentang bisnis proses klien. Selain itu, auditor baru mungkin tidak memiliki keahlian yang cukup akan industri perusahaan atau mungkin tidak memiliki tingkat pengetahuan spesifik yang sama tentang perusahaan yang dibutuhkan dalam melakukan audit atas klien baru (Dunham, 2002). Penelitian lain tentang audit tenure menemukan bahwa kualitas audit akan menurun seiring dengan peningkatan jangka waktu audit (Deis dan Giroux, 1992). Sedangkan Knechel dan Vanstraelen (2007) menyimpulkan bahwa hubungan jangka panjang antara auditor dengan kliennya akan meningkatkan kemungkinan auditor mengeluarkan opini unqualified. Audit tenure yang negatif terhadap kualitas audit juga dibuktikan dalam penelitian Mautz dan Sharaft (1961), Kaplan (2004), Gavious (2007), Gietzmann dan Sen (2001), Dopuch et al (2001) Chi et al (2005). Semakin panjang jangka waktu audit, auditor akan semakin dekat atau menjadi familiar dengan klien. Dengan demikian, klien akan semakin memiliki peluang untuk melakukan kompromi tentang pilihan akuntansi dan pelaporan klien sehingga akan mengurangi independensi auditor dan akan mengakibatkan penurunan kualitas audit.
2.11 Penelitian Terdahulu Siagian (2001) dan Harsono (2010) melakukan penelitian untuk menguji kinerja keuangan dalam memprediksi peringkat obligasi. Siagian (2001) menggunakan rasio profitabilitas, struktur modal, total asset, interest coverage ratio, dan net working capital dalam memprediksi peringkat obligasi. Ia Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
30
menemukan bahwa hanya interest coverage ratio yang tidak signifikan dalam mempengaruhi peringkat obligasi. Sedangkan Harsono (2010) menggunakan current ratio, debt to equity ratio,
return on asset, dan total asset dalam
memprediksi peringkat obligasi. Hasil penelitiannya menemukan return on asset dan total asset berpengaruh signifikan da positif terhadap peringkat obligasi sedangkan current ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Bhojraj & Sengupta (2003) dan Setyaningrum (2005) telah melakukan penelitian untuk menguji adanya hubungan antara mekanisme coorporate governance dengan peringkat obligasi. Penelitian yang dilakukan Bhojraj & Sengupta (2003) menemukan bahwa mekanisme coorporate governance dapat mengurangi risiko default melalui pengurangan biaya keagenan (agency cost) dengan mengawasi kinerja manajemen dan mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan kreditur. Selain risiko default, Bhojraj & Sengupta (2003) juga menemukan
mekanisme
governance
dapat
mengurangi risiko
informasi
(information risk) dengan cara mendorong perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat pada waktunya. Sedangkan penelitian yang dilakukan Setyaningrum (2005) menemukan peringkat obligasi memiliki hubungan yang signifikan negatif dengan blockholders, positif dengan persentase kepemilikan industri, positif dengan kualitas audit big-4 dan dengan komite audit. Hubungan tidak signifikan ditemukan atas peringkat obligasi dengan persentase kepemilikan insider, ukuran dewan komisaris, dan persentase komisaris independen. Penelitian Allen (1994) mencoba untuk menguji hubungan kualitas audit dengan peringkat obligasi. Ia menggunakan KAP big-8 dan non big-8 sebagai proksi kualitas audit dan menemukan informasi akuntansi yang dia udit oleh big-8 signifikan dalam menjelaskan peringkat municipal bond. Ghosh dan Moon (2005) melakukan penelitian tentang audit tenure dan persepsi akan kualitas audit. Ia menemukan bahwa audit tenure memiliki hubungan yang positif dengan peringkat seasoned bond. Dengan demikian, semakin panjang audit tenure suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula peringkat seasoned bond yang diberikan oleh agen pemeringkat. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
31
Penelitian yang menguji hubungan antara audit tenure dan obligasi belum banyak dilakukan, termasuk di Indonesia. Crabtree et al telah melakukan beberapa penelitian berkaitan dengan obligasi, diantaranya adalah penelitian tentang hubungan independensi auditor dengan peringkat obligasi (2004) dan hubungan audit tenure dengan peringkat obligasi perdana (2006). Pada penelitian tersebut, Crabtree et al menemukan bahwa jasa non audit memiliki dampak negatif terhadap peringkat obligasi dikarenakan pemberian jasa non audit kepada klien diduga akan mengurangi tingkat independensi auditor. Penelitian selanjutnya yang menguji hubungan audit tenure terhadap peringkat obligasi didasari pada dua argumen yakni pertama semakin lama audit tenure akan mengurangi kualitas jasa audit yang diberikan karena mungkin independensi auditor telah terganggu atau auditor tidak kritis lagi. Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan audit tenure yang semakin lama akan memberikan pemahaman yang lebih spesifik terhadap klien dan menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi. Penelitian tersebut menemukan hubungan positif antara audit tenure dengan peringkat obligasi perdana perusahaan. Crabtree et al (2004) berpendapat bahwa para pengguna laporan keuangan beranggapan audit tenure yang semakin lama akan menambah kualitas audit karena meningkatkan pemahaman spesifik akan kliennya. Penelitian tentang obligasi perdana juga dilakukan oleh Yasa (2010) yang meneliti tentang hubungan peringkat obligasi perdana dengan manajemen laba dengan membandingkan perusahaan yang menerbitkan obligasi dan perusahaan yang tidak menerbitkan obligasi. Ia menemukan bahwa perusahaan yang menerbitkan obligasi melakukan manajemen laba yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak menerbitkan obligasi pada periode yang sama. Hal ini disebabkan karena adanya peraturan dari pemerintah yang mensyaratkan peringkat minimal obligasi yang terdaftar di bursa adalah BBB- atau obligasi harus termasuk dalam kategori investment grade sehingga pihak manajemen perusahaan akan berusaha agar obligasi perusahaan mendapatkan peringkat investment grade, salah satunya dengan cara melakukan manajemen laba.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
32
2.12 Pengembagan Hipotesis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas audit dengan peringkat obligasi perusahaan dengan meneliti hubungan antara audit tenure dengan peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pe meringkat efek. Pada saat perusahaan melakukan IPO saham maupun obligasi, para analis, termasuk agen pemeringkat, akan melakukan pengamatan yang mendetail terhadap perusahaan dan prospek ke depannya (Crabtree et al, 2006). Banyak penelitian terkait kualitas audit dan IPO yang menunjukkan bahwa kualitas audit dapat mengurangi underpricing atas sekuritas perusahaan dengan mengurangi ketidakpastian informasi keuangan (Balvers et al., 1998; Michaelly & Shaw, 1995; Muzatko et al., 2004). Sama seperti IPO, kualitas audit juga memiliki hubungan signifikan dengan peringkat obligasi (Allen, 1994; Brandon et al., 2004). Allen (1994) menggunakan ukuran auditor sebagai proksi atas kualitas audit. Ia menemukan bahwa informasi akuntansi yang diaudit oleh auditor big-8 sebagai proksi kualitas audit signifikan dalam menjelaskan peringkat municipal bond sementara informasi akuntansi yang diaudit oleh auditor non-big 8 memiliki hubungan tidak signifikan dengan peringkat municipal bond. Brandon et al (2004) melakukan penelitian antara kualitas audit dan peringkat obligasi. Ia melakukan pengujian terhadap independensi auditor dengan melihat pemberian jasa non audit kepada perusahaan dan pengaruhnya terhadap peringkat obligasi. Penelitiannya menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara biaya jasa non audit yang dibayarkan oleh perusahaan dengan peringkat obligasi. Banyak
penelitian yang
menemukan bahwa
audit
tenure
dapat
memberikan pengaruh positif (Ghosh & Moon, 2005; Carcello & Naggy, 2004) maupun negatif (Deis & Giroux, 1992; Davis et al., 2003) terhadap kualitas audit. Menurut Johnstone et al (2001), jika pengguna laporan keuangan menganggap auditor tenure yang semakin panjang akan meningkatkan kompetensi auditor terhadap kliennya, maka akan menghasilkan peringkat obligasi yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Crabtree et al. (2006) tentang hubungan audit tenure dengan peringkat obligasi perdana menunjukkan bahwa tidak Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
33
terdapat bukti pertambahan jangka waktu hubungan auditor-klien akan mengurangi kualitas audit. Selain itu, penelitian tersebut juga menemukan bahwa terdapat dampak postif yang signifikan audit tenure terhadap peringkat obligasi perdana. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin menguji apakah audit tenure memiliki pengaruh terhadap persepsi analis peringkat obligasi atas risiko default perusahaan.
Dengan demikian hipotesis yang akan diuji untuk penelitian ini adalah: Ha : lamanya hubungan kerja sama auditor dengan klien memiliki pengaruh positif terhadap peringkat obligasi klien
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pe mikiran Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh audit tenure terhadap peringkat obligasi perdana. Tenure yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenure riil. Audit tenure yang semakin lama dapat mengindikasikan dua hal yaitu: (1) adanya kemungkinan peningkatan compacency atau penurunan objektivitas yang nantinya akan meningkatkan risiko atau (2) pemahaman yang semakin baik terhadap risiko inheren dan aktivitas operasional klien yang nantinya akan mengurangi risiko secara keseluruhan. Berdasarkan penelitian Crabtree et al. (2006), audit tenure memiliki pengaruh positif dengan peringkat obligasi perdana. Selain itu Ghosh dan Moon (2005) menemukan bahwa seasoned bond rating berhubungan positif dengan audit tenure, Allen (1994) menemukan bahwa kualitas audit yang diproksikan dengan big-8 signifikan dalam menjelaskan peringkat municipal bond. Kemudian Johnstone et al. (2001) mengatakan bahwa pengguna laporan keuangan menganggap tenure yang semakin panjang mengakibatkan auditor memiliki keahlian yang cukup tentang kliennya, perusahaan akan mengeluarkan biaya audit yang lebih rendah sehingga menghasilka peringkat obligasi yang lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan umur perusahaan, ukuran perusahaan, tingkat hutang, ukuran profitabilitas perusahaan, dan industri perusahaan dalam menentukan hubungan audit tenure dengan peringkat obligasi perdana. Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka pemikiran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
34
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universi tas Indone sia
35
variabel bebas
variabel te rikat
Audit Tenure
Initial Bond Rating
variabel kontrol Sub Size Leverage Profit Beta Industry Year Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran
Variabel kontrol status subordinasi (SUB) dapat memiliki pengaruh negatif terhadap peringkat obligasi (Horrigan, 1966). Ukuran perusahaan diprediksi memiliki pengaruh positif terhadap peringkat obligasi (Ziebart dan Reiter, 1992). Leverage diperkirakan berpengaruh negatif dengan peringkat obligasi (Crabtree et al, 2006). Profit dapat memiliki pengaruh positif terhadap peringkat obligasi (Setyaningrum, 2005). Variabel beta diperkirakan memiliki huungan yang negatif dengan peringkat obligasi (Bhojraj dan Sengupta, 2003). Variabel dummy industri dan dummy tahun dapat memiliki pengaruh postif ataupun negatif terhadap peringkat obligasi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
36
Tabel 3.1 Prediksi Pengaruh Variabel terhadap Pe ringkat Obligasi Variabel
Prediksi terhadap peringkat obligasi
TENURE
Positif
SUB
Negatif
SIZE
Positif
LEVERAGE
Negatif
PROFIT
Positif
BETA
Positif
INDUSTRY
Positif/Negatif
YEAR
Positif/Negatif
3.2 Model Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian yang digunakan Crabtree et al (2006). Dalam model ini, terdapat satu variabel terikat dan satu variabel bebas. Variabel terikat yang dimaksud adalah peringkat obligasi perdana perusahaan sedangkan variabel bebas yang digunakan adalah audit tenure yang diukur berdasarkan jangka waktu KAP memberikan jasa audit kepada kliennya dalam satuan tahun. Variabel kontrol yang digunakan adalah jenis obligasi, ukuran perusahaan, tingkat hutang, tingkat profitabilitas, risiko perusahaan, jenis industri dan tahun terbit obligasi perdana.
Keterangan: RATING
: peringkat obligasi perdana
TENURE
: masa penugasan auditor dalam satuan tahun
SUB
: 1 untuk obligasi subordinated dan 0 untuk lainnya Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
37
SIZE
: logaritma natural dari total asset
LEVERAGE
: tingkat hutang jangka panjang
PROFIT
: operating income
BETA
: beta dari saham perusahaan
INDUSTRY
: variabel dummy. Nilai 1 untuk lembaga keuangan dan 0 untuk lainnya.
YEAR
: variabel dummy. Nilai 1 untuk obligasi perdana yang terbit mulai dari tahun 2008 dan 0 untuk obligasi perdana yang terbit sebelum tahun 2008
: error
3.3 Ope rasionalisasi Variabel 1. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peringkat obligasi perdana (RATING) atas obligasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obligasi berdasarkan peringkatnya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu investment grade dan kategori speculative grade. Obligasi dengan kategori investment grade memiliki peringkat mulai dari AAA sampai dengan BBB- dan merupakan obligasi yang layak untuk dijadikan investasi karena memiliki risiko yang tidak terlalu besar. Sedangkan obligasi speculative grade (non investment grade) memiliki peringkat mulai dari BB+ sampai dengan peringkat terendah D. Investasi pada obligasi ini lebih berisiko dibandingkan obligasi dengan kategori investment grade. Peringkat obligasi dalam penelitian ini akan diberikan nilai angka dimana nilai yang lebih tinggi diberikan kepada peringkat obligasi yang lebih tinggi. Berdasarkan penelitian Crabtree et al (2006), obligasi dengan peringkat tertinggi (AAA) diberikan nilai 20.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
38
Tabel 3.2 Klasifikasi Peringkat Obligasi Bond Rating PEFINDO
S&P
Moody's Indonesia
Peringkat Fitch Ratings
Investment Grade AAA
AAA
Aaa
AAA
20
AA+
AA+
Aa1
AA+
19
AA
AA
Aa2
AA
18
AA-
AA-
Aa3
AA-
17
A+
A+
A1
A+
16
A
A
A2
A
15
A-
A-
A3
A-
14
BBB+
BBB+
Baa1
BBB+
13
BBB
BBB
Baa2
BBB
12
BBB-
BBB-
Baa3
BBB-
11
Speculative Grade BB+
BB+
Ba1
BB+
10
BB
BB
Ba2
BB
9
BB-
BB-
Ba3
BB-
8
B+
B+
B1
B+
7
B
B
B2
B
6
B-
B-
B3
B-
5
CCC+
CCC+
Caa1
CCC
4
CCC
CCC
Caa2
DDD
3
SD
CCC-
Caa3
DD
2
D
D
D
1
Ca C
Sumber: Olahan penulis
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
39
2. Variabel Bebas (Independent Variable) Penelitian ini menggunakan audit tenure sebagai variabel bebasnya. Pengukuran audit tenure dilakukan dengan menghitung tenure, yang merupakan masa penugasan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam satuan tahun. Dalam penelitian ini, audit tenure yang digunakan adalah tenure KAP riil dimana pengukuran tenure didasarkan pada KAP, bukan pada partner KAP sehingga meskipun terjadi pergantian partner KAP atau perubahan nama partner tetapi tidak terjadi pergantian KAP maka akan tetap diperhitungkan ke dalam tenure KAP tersebut. Penelitian Crabtree et al (2006) menemukan bahwa audit tenure memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi perdana. Ia menemukan bahwa semakin lama auditor memberikan jasa audit kepada kliennya akan meningkatkan peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat efek.
3. Variabel kontrol Berikut ini variabel kontrol yang diperkirakan dapat memberikan pengaruh terhadap bond rating yaitu: a. Subordinate bond (SUB) Variabel ini merupakan variabel indikator dimana nilai 1 diberikan untuk obligasi non subordinasi sedangkan nilai 0 diberikan untuk obligasi subordinasi. Pemberian nilai 1 terhadap obligasi subordinasi didasarkan pada anggapan bahwa obligasi subordinasi memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan obligasi non subordinasi. Obligasi subordinasi diekspektasi memiliki hubungan negatif dengan peringkat obligasi karena semakin tinggi peringkat suatu obligasi maka semakin rendah risiko yang terdapat di dalamnya. Dalam penelitian Kaplan dan Urwitz (1979) serta Crabtree et al (2006), jenis obligasi subordinasi memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Obligasi subordinasi (junior) merupakan obligasi tanpa jaminan Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
40
dimana pelunasannya dilakukan setelah pelunasan obligasi senior terpenuhi sehingga obligasi jenis ini memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi. Oleh karena itu, obligasi subordinasi biasanya akan diberikan peringkat yang lebih rendah dibandingkan obligasi berjenis bukan subordinasi (Siagian, 2001).
b. Ukuran perusahaan (SIZE) Ukuran perusahaan (SIZE) diproksikan dengan menghitung logaritma natural dari total aset perusahaan. Pada penelitian Kaplan dan Urwitz (1979), Bhojraj dan Sengupta (2003), dan Crabtree et al (2006), ukuran perusahaan ditemukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat. Variabel ini diharapkan memiliki hubungan yang positif dengan peringkat obligasi karena perusahaan dengan total aset yang lebih besar dianggap memiliki risiko default yang lebih kecil dan mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
c. Tingkat hutang (LEVERAGE) Perusahaan dengan tingkat hutang yang besar dianggap memiliki risiko default yang lebih tinggi. Banyak penelitian yang menghasilkan bahwa tingkat hutang berperngaruh negatif secara signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan (Kaplan dan Urwitz, 1979; Ziebart dan Reiter, 1992; Crabtree dan Maher, 2005; Setyaningrum, 2005; Crabtree, 2006; Laplante, 2008; Crabtree dan Maher, 2009). Oleh karena itu, tingkat hutang memiliki hubungan negatif dengan peringkat ob ligasi dimana perusahaan dengan tingkat hutang yang besar akan memiliki obligasi dengan peringkat yang lebih rendah dibandingkan perusahaan dengan tingkat hutang yang lebih kecil. Tingkat hutang yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah hutang jangka panjang perusahaan. Variabel ini dihitung sebagai berikut: LEVERAGE = Total long term debt/Total Assets Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
41
d. Profit (PROFIT) Variabel ini digunakan untuk mengukur efisiensi aset yang dikelola perusahaan untuk menghasilkan laba (operating income). Tingkat profitabilitas perusahaan diharapkan memiliki hubungan yang positif dengan peringkat obligasi. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi diharapkan mampu menghasilkan cash flow untuk membayar pokok obligasi dan bunganya. Anggapan ini sesuai dengan hasil penelitian Crabtree dan Maher (2005), Setyaningrum (2005), dan Crabtree et al. (2006) dimana laba operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi. Namun dalam penelitian Rahmawati (2005), laba operasi ditemukan memberikan pengaruh negatif dan signifkan terhadap peringkat obligasi. Variabel ini dihitung dengan cara sebagai berikut: PROFIT = Operating Income/Total Assets
e. Beta (BETA) Variabel beta digunakan sebagai proksi dari tingkat risiko perusahaan. Beta dihitung dengan melakukan regresi atas variabel- variabel dalam Single Index Model, yang merupakan model yang menghubungkan return saham dengan return pasar (IHSG). Single Index Model dinyatakan dalam persamaan berikut:
Ri merupakan imbal hasil saham i, RM merupakan imbal hasil dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), ɑi adalah bagian imbal hasil saham i yang independen dari kinerja pasar, β i adalah konstanta yang mengukur perubahan yang diekspektasikan dalam variabel dependen Ri jika terdapat perubahan dalam variabel independen RM, dan terakhir ei merupakan kesalahan residual. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan harga saham mingguan untuk mendapatkan return saham perusahaan dan return saham pasar (IHSG). Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
42
Model langsung yang dapat digunakan untuk menghitung beta (Bodie, 2005) yaitu:
Berdasarkan penelitian Crabtree et al (2006), risiko perusahaan yang diukur dengan beta berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peringkat obligasi perdana. Perusahaan dengan beta yang lebih tinggi dianggap memiliki risiko yang lebih tinggi. Dengan demikian, beta perusahaan diprediksi memiliki hubungan negatif dengan peringkat obligasi.
f.
Industri (INDUSTRY) Variabel ini merupakan variabel dummy dimana nilai 1 diberikan untuk kategori industri keuangan dan nilai 0 untuk kategori industri non-keuangan. Variabel ini digunakan untuk mengetahui pengaruh industri terhadap peringkat obligasi. Pada penelitian Siagian (2001), klasifikasi industri keuangan dan nonkeuangan memiliki pengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dari industri keuangan mendapatkan peringkat yang lebih tinggi dibandingkan obligasi perusahaan dari industri non-keuangan.
Hasil dari penelitian
Setyaningrum juga menunjukkan bahwa obligasi yang berasal dari industri keuangan dan utility memiliki peringkat yang lebih tinggi dbandingkan obligasi dari industri di luar industri keuangan dan utility.
g. Tahun terbit obligasi (YEAR) Variabel YEAR digunakan untuk membantu agar data dapat dijadikan sebagai data cross sectional. Variabel ini merupakan variabel dummy dimana nilai 1 diberikan jika obligasi terbit mulai dari tahun 2008, Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
43
yaitu saat krisis ekonomi global terjadi. Sedangkan nilai 0 diberikan untuk obligasi yang terbit sebelum tahun 2008.
3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data dan Sumbe r Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dimana data berasal dari laporan keuangan audited setiap perusahaan, baik yang bersumber dari website masing- masing perusahaan bersangkutan maupun dari website BEI (www.idx.co.id). Sedangkan untuk mencari nilai beta saham perusahaan, penulis menggunakan data saham yang bersumber dari Yahoo Finance (www.yahoofinance.com). Selain itu, penulis juga mencari dari berbagai sumber seperti buku teks, skripsi, tesis, disertasi, serta jurnal untuk melihat kerangka teori dari penelitian sebelumnya.
3.4.2 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari lapora n keuangan audited perusahaan satu tahun sebelum obligasi diterbitkan. Misalnya data dalam laporan keuangan 2005 akan digunakan untuk mengukur variabel independen dalam model penelitian untuk tahun 2006. Data-data sekunder tersebut digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasikan data-data laporan keuangan termasuk peringkat obligasi perusahaan yang dinyatakan dalam laporan keuangan perusahaan. Sementara untuk variabel- variabel lainnya yang tidak terdapat dalam laporan keuangan diolah sendiri dengan menggunakan data tersedia yang berkaitan dengan variabel tersebut.
3.5 Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengujian ordered logit regression dalam melakukan analisis statistik. Ordered logit model Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
44
(OLOGIT) dalam penelitian dipilih karena variabel dependen adalah peringkat obligasi. Peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat merupakan ukuran risiko default dari emiten obligasi yang ditunjukkan dengan skala ordinal. Dengan demikian, interval antar peringkat obligasi tidaklah sama. Misalnya AAA tidak bisa dikatakan dua kali lebih baik atau dua kali kurang berisiko daripada peringkat AA. Alasan lain menggunakan ordered logit model adalah variabel dependen dalam penelitiaan ini, yakni peringkat obligasi, merupakan variabel kualitatif yang memiliki urutan (ordered). Menurut Greene (2003), ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam menentukan peringkat obligasi dengan ordered logit models, yaitu sebagai berikut: 1) Dalam ordered logit model terdapat variabel berskala ordinal yang diobservasi, Y 2) Y merupakan fungsi dari variabel lain, Y*, yang tidak terukur: a. Dalam ordered logit model, ada variabel yang bersifat kontinu yang tidak terukur, yaitu variabel (latent) Y*, yang nilainya menentukan apa yang sesuai dengan nilai ordered variable Y yang akan diobservasi. b. Continous latent variable Y* memiliki cut points dan nilai variabel Y yang akan diobservasi tergantung pada interval cut points tertentu. Dalam penelitian ini peringkat (RATING) obligasi memiliki niai numerik 1-19 dari
id AAA
sampai dengan
idD.
Dengan demikian,
Interval cut points yang digunakan adalah sebagai berikut: Yi=1 jika Y*i ≤ 1 Yi=2 jika 1 ≤ Y*i ≤ 2 Yi=3 jika 2 ≤ Y*i ≤ 3 dan seterusnya hingga: Yi=20 jika Y*i ≥ 20 Nilai continuous latent variable Y* diestimasikan dengan persamaan berikut: Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
45
Nilai β dan adalah parameter yang akan diestimasi dari model dan setelah mendapatkan angka tersebut maka akan diperoleh nilai Z, dimana
Probabilitas peringkat obligasi untuk masing- masing nilai yang diberikan atas variabel dependen adalah sebagai berikut:
dan seterusnya hingga:
3.6 Pengujian Ekonometrika Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi sehingga perlu dilakukan beberapa pengujian untuk melihat apakah terdapat pelanggaran asumsi dalam model penelitian
yang digunakan.
Berdasarkan jurnal penelitian Crabtree dan Maher (2009), pengujian asumsi yang dilakukan hanyalah uji multikolinearitas. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
46
3.6.1 Pengujian Asumsi 3.6.1.1 Uji Normalitas Pengujian asumsi normalitas digunakan untuk megetahui apakah error telah terdistribusi normal atau tidak. Data yang tidak terdistribusi normal mengindikasikan adanya outlier. Pengujian untuk normalitas dapat dilakukan dengan melakukan histogram normality test
pada aplikasi pengolahan data
Eviews 6. Data diakatakan memiliki error yang terdistrribusi normal bila probabilitas jacque-bera > α=5%.
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah multikolinieritas. Interpretasi dari persamaan regresi menjadi tidak tepat bila variabel- variabel bebas dalam model penelitian memiliki hubungan linier. Multikolinieritas sebenarnyaa tidak dapat dihindari karena sulit menemukan dua variabel bebas yang secara sistematis tidak berkorelasi. Ada beberapa akibat dari multikolinieritas yaitu: a. Varian koefisien regresi menjadi besar. b. Interval kepercayaan menjadi lebar. c. Uji-t menjadi tidak signifikan. d. Koefisien determinasi (R2 ) tinggi tetapi banyak variabel yang tidak signifikan dari uji t dan uji F signifikan. e. Dapat menyesatkan interpretasi karena estimasi koefisien yang diperoleh tidak sesuai dengan substansi. Multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai R2 dimana diakatakan terdapat multikolinieritas bila nilai R2 yang dihasilkan dari suatu model terlalu tinggi namun tidak banyak variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Selain itu, multikolinieritas juga dapat diketahui dengan melihat korelasi antar variabel bebas dalam matriks korelasi dan bila nilai korelasinya melebihi 80% maka terdapat multikolinieritas antar dua variabel bebas tersebut. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
47
3.6.2 Pengujian Signifikansi Variabel Bebas Secara Bersama-Sama Pengujian signifikansi variabel bebas secara bersama-sama dapat juga disebut dengan uji G untuk ordered logit yang sama dengan uji F untuk Ordinary Least Square (OLS). Secara umum, hipotesisnya dibuat sebagai berikut: Ho : β1 = β2 = β3 = ...... = βP = 0 H1: minimal terdapat satu βj ≠ 0 Statistik uji yang digunakan:
Model B: model yang hanya terdiri dari satu konstanta Model A: model yang terdiri dari seluruh variabel G berdistribusi Chi Square dengan derajat bebas p atau G p 2 . H0 ditolak jika G > 2 α, P ; α : tingkat signifikansi. Bila H0 ditolak artinya model A signifikan pada tingkat signifikansi α (Nachrowi dan Usman, 2002)
Dalam hasil regresi orderred logit, uji ini dilakukan dengan melihat nilai LR stat yang terdapat pada hasil regrresi model dan bila nilainya kurang dari α maka variabel bebas berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
3.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi Pengujian koefisien deterimansi dilakukan untuk mentahui seberapa baik variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Dalam ordered logit, pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai dari Pseudo-R2 dimana nilainya berkisar dari 0 sampai dengan 1 atau 0 < Pseudo-R2 < 1. Nilai yang semakin mendekati 1 mengindikasikan variabel independen dalam model regresi dapat menjelaskan variabel dependen dengan baik dan sebaliknya jika nilainya semakin Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
48
mendekati nol maka keseluruhan variabel independen kurang dapat menjelaskan variabel dependennya.
3.6.4 Uji Signifikansi Setiap Parameter Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi setiap variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat secara individu dengan menganggap ariabel lain bersifat konstan. Dalam ordered logit, uji signifikansi setiap parameter dapat disebut dengan uji wald yang sama dengan uji t pada OLS Hipotesis dalam uji ini adalah sebagai berikut: H0 : βj = 0 untuk sesuatu j tertentu; j=0, 1, 2, ....., p H1 : β1 ≠ 0 Statistik uji yang digunakan adalah:
; j = 0, 1, 2, ...., p
Statistik ini berdistribusi Chi Square dengan derajat bebas 1 atau secara simbolis ditulis Wj 2 . H0 ditolak jika Wj
2
α, 1 ;
α : tingkat signifikansi yang dipilih. Bila H0 ditolak
artinya parameter tersebut signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi α (Nachrowi dan Usman, 2002). Dengan kata lain, variabel independen dapat dikatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen jika p-value < α (α=5% atau α=10%).
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan tentang proses pengolahan data dalam menguji hipotesis yang telah disebutkan pada bab 3. Bab ini akan diawali dengan pemilihan sampel yang menggunakan metode purposive sampling kemudian dilanjutkan dengan deskripsi statistik sampel dan distribusi peringkat obligasi. Statiska
deskripsi
digunakan
sebagai
metode
untuk
merangkum
dan
merepresentasikan data dengan cara yang informatif (Lind et al., 2007). Kemudian dilakukan pengujian asumsi normalitas dan multikolinearitas untuk melihat kelayakan data dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan ordered logit (ologit).
4.1 Hasil Pe milihan Sampel Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data peringkat obligasi dimana emiten obligasi tersebut memiliki saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Jenis obligasi seperti general obligation, medium term notes, promissory notes, maupun convertible bond tidak dimasukkan ke dalam sampel penelitian dikarenakan adanya perbedaan karakteristik dengan obligasi yang menjadi sampel penelitian. Sedangkan convertible bond tidak dimasukkan ke dalam sampel karena penelitian ini menggunakan obligasi dimana dasar pemberian peringkatnya secara keseluruhan berdasarkan pada risiko default emiten bukan pada risiko atas aset yang menjadi jaminannya atau option . Penulis juga membatasi penelitian ini dalam jangka waktu penerbitan obligasi untuk tahun 1999-2011. Penulis memilih rentang waktu yang cukup panjang karena terbatasnya jumlah sampel dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan adalah obligasi pertama (initial) yang diterbitkan perusahaan dalam rentang waktu 19992011. Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah purposive sampling dimana obligasi yang dipilih sebagai sampel adalah obligasi emiten yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 49
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universita s Indone sia
50
Obligasi yang dipilih adalah obligasi yang emitennya memiliki saham tercatat di BEI dan merupakan obligasi perdana (initial) yang diterbitkaan emiten selama periode pengamatan yaitu dalam rentang tahun 1999-2011. Obligasi yang dipilih bukan merupakan general obligation, medium term notes, promissory notes, maupun convertible bond. Selain itu, obligasi syariah mudhaharabah dan obligasi syariah ijarah tidak dimasukkan dalam sampel. Semua variabel yang terdapat dalam model penelitian tersedia secara lengkap. Emiten obligasi mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dan tersedia untuk periode tahun sebelum obligasi diterbitkan. Obligasi yang dipilih adalah obligasi yang diterbitkan dan diberi peringkat oleh lembaga pemeringkat obligasi yang diakui oleh Bank Indonesia berdasarkan Surat Edaran bank Indonesia No. 10/19/DPNP tanggal 30 April 2008 yaitu Standard & Poor’s ratings, Fitch Ratings, Moody’s Indonesia dan PEFINDO.
Hasil proses pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel Keterangan
Jumlah
Perusahaan yang terdaftar di BEI yang menerbitkan
116
obligasi perdana tahun 1999-2011 Perusahaan yang terdaftar di BEI yang hanya
(58)
menerbitkan obligasi perdana Perusahaan yang terdaftar di BEI yang menerbitkan
58
saham dan obligasi perdana Perusahaan yang laporan keuangannya tidak diperoleh
(1)
Perusahaan yang data harga sahamnya tidak diperoleh
(5)
Perusahaan yang peringkat obligasinya tidak diperoleh
(2)
Jumlah sampel penelitian
48
Sumber: Olahan Penulis
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
51
4.2 Deskripsi Statistik Analisis deskripsi statistik dilakukan untuk melihat karakteristik dari data. Hasil pengujian deskripsi statistik atas seluruh variabel yang digunakan dalam model penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik
RATING
15
15
20
11 2.133821 0.703764 3.431566
Sum Sq. Obs. Dev. 720 214 48
TENURE
4.9375
4
19
1 4.10711 1.369201 4.663929
237 792.8125 48
SUB
0.0625
0
1
0 0.244623 3.614784 14.06667
Mean
SIZE
Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
Sum
3
2.8125 48
1.86E+13 2.05E+12 3.58E+14 1.31E+11 5.67E+13 4.879594 28.58401 8.93E+14 1.51E+29 48
LEVERAGE 0.245084 0.19719 0.86061 0.00252 0.21696 1.05448 3.461039 11.76403 2.212371 48 PROFIT
0.103733 0.08661 0.32607 0.00858 0.076504 1.067347 3.735158 4.97919 0.275083 48
BETA
0.659725 0.671985 2.26278 -2.00521 0.719303 -0.706207 5.426129 31.66679 24.31763 48
INDUSTRY YEAR
0.25
0
1
0 0.437595 1.154701 2.333333
12
9 48
0.208333
0
1
0 0.410414 1.43637 3.063158
10 7.916667 48
Sumber: Hasil output Eviews 6
Ket: Rating: Peringkat obligasi perdana; TENURE: masa penugasan KAP dalam satuan tahun; SIZE: logaritma natural dari total asset ; LEVERAGE: tingkat hutang jangka panjang; PROFIT: tingkat profitabilitas, BETA: beta perusahaan; INDUSTRY: 1 untuk industri keungan dan 0 untuk lainnya; YEAR: 1 untuk obligasi yang terbit mulai dari tahun 2008 dan 0 untuk lainnya
Tabel diatas merupakan hasil pengukuran atas variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian. RATING merupakan variabel terikat yang diuji dalam penellitian, TENURE merupakan variabel bebas dalam hipotesis yang memberikan pengaruh terhadap variabel terikat, sedangkan SUB, SIZE, LEVERAGE, PROFIT, BETA, INDUSTRY, YEAR merupakan variabel kontrol dalam model penelitian. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
52
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata variabel terikat, RATING, sama dengan nilai tengahnya. Sementara itu, nilai rata-rata untuk variabel BETA tidak begitu jauh berbeda dengan nilai tengahnya. Variabel RATING memiliki nilai minimum 11 dan nilai maksimum 20 atau sama dengan peringkat terendah adalah BBB- dan peringkat tertinggi adalah AAA. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa obligasi perdana yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia memiliki peringkat minimal BBB-. Hal ini sesuai dengan Peraturan Bursa Efek Surabaya No. SK-024/LGL/BES/XI/2004 tanggal 25 November 2004, dimana emiten yang akan menerbitkan obligasi harus memperoleh peringkat minimal BBB- (investment grade) oleh lembaga pemeringkat efek yang diakui oleh BAPEPAM. Nilai rata-rata dari variabel SIZE merupakan angka yang cukup besar, yaitu 18.456.558.424.560. Hal ini berarti emiten obligasi dalam penelitian memiliki nilai total aset yang cukup besar sehingga diharapkan memiliki risiko default yang kecil. Sedangkan rata-rata variabel LEVERAGE adalah 0,2451 dengan nilai tengah 0,1972 yang berarti rata-rata perusahaan yang menerbitkan obligasi perdananya memiliki jumlah kewajiban jangka panjang secara keseluruhan sebesar 24,51% dari total asetnya. Variabel PROFIT memiliki nilai tengah 0,08 dan nilai rata-rata 0,103. Hal ini berarti perusahaan yang menerbitkan obligasi rata-rata menghasilkan laba operasional sekitar 10,37% dari jumlah keseluruhan asetnya pada tahun sebelum menerbitkan obligasi. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa rata-rata usia perusahaan yang menerbitkan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sekitar 8 tahun. Dan untuk variabel BETA, nilai rata-ratanya adalah 0,6597 dan nilai tengahnya yaitu 0,6719 sehingga dapat dikatakan kebanyakan perusahaan yang menerbitkan obligasi memiliki risiko perusahaan menengah. Selain itu, nilai maksimum BETA yaitu 2,26278 menunjukkan bahwa terdapat perusahaan yang menerbitkan obligasi dengan risiko perusahaan yang cukup tinggi dan nilai minimum BETA -2,0052 menunjukkan bahwa terdapat juga perusahaan yang menerbitkan obligasi dengan tingkat risiko perusahaan yang sangat rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan yang ingin menerbitkan obligasi perdananya memiliki risiko perusahaan (BETA) yang cukup beragam. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
53
Nilai rata-rata dari variabel industri adalah 0,25 yang berarti sebanyak 25% emiten obligasi dalam sampel penelitian merupakan perusahaan yang termasuk dalam industri keuangan dan perbankan. Jadi, dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2011 kebanyakan perusahaan yang menerbitkan obligasi perdana adalah perusahaan yang bergerak pada industri non-keuangan.
Sedangkan
variabel tahun memiliki nilai rata-rata 0,2083 yang berarti sekitar 20,83% dari sampel penelitian menerbitkan obligasi perdana mulai dari tahun 2008.
4.3 Distribusi Frekuensi Peringkat Obligasi Tabel 4. merepresentasikan distribusi frekuensi untuk setiap peringkat obligasi. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa obligasi perdana yang diterbitkan perusahaan dalam kurun waktu 1999-2011 kebanyakan berada di tiga peringkat yaitu peringkat 14 (A-) sebanyak 27%, peringkat 15 (A) sebanyak 22%, dan peringkat 16 (A+) sebanyak 14% dari total sampel. Sementara itu, hanya tiga (6%) obligasi perdana perusahaan dalam sampel yang memperoleh peringkat AAA dan hanya satu obligasi perdana dalam sampel yang memperoleh peringkat AA. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi RATING Cumulative Dep. Value
Count
Percent
Count
Percent
11
2
4.00
2
4.17
12
2
4.00
4
8.33
13
5
10.00
9
18.75
14
13
27.00
22
45.83
15
11
22.00
33
68.75
16
7
14.00
40
83.33
17
2
4.00
42
87.50
18
1
2.00
43
89.58
19
2
4.00
45
93.75
20
3
6.00
48
100.00 Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
54
4.4 Pengujian ekonometrika 4.4.1 Pengujian Asumsi 4.4.1.1 Uji Normalitas Pengujian terdistribusi
normalitas dilakukan
normal atau
tidak.
Data
untuk
mengetahui apakah error
yang
tidak
terdistribusi
normal
mengindikasikan terdapat banyak outlier. Uji asumsi normalitas dilakukan dengan menggunakan aplikas Eviews 6 yaitu Histogram Normality Test. Hasil pengujian asumsi normalitas dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 5
Series: Standardized Residuals Sample 1 48 Observations 48
4
3
2
1
0
-1.0
-0.5
-0.0
0.5
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
1.47e-11 -0.076350 0.917101 -0.980188 0.563961 0.000428 1.909442
Jarque-Bera Probability
2.378634 0.304429
1.0
Gambar 4.1 Histogram Normality Test
Dalam menguji asumsi normalitas, hipotesis statistik yang digunakan yaitu: H0
: Eror berdistribusi normal
H1
: Eror tidak berdistribusi normal Berdasarkan hasil histogram normality test di atas, dapat dilihat bahwa
nilai probabilitasnya adalah 0,304 > α=0,05 atau α=0,1 sehingga Ho diterima atau eror berdistribusi normal. Dengan demikian, data dalam penelitian dapat
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
55
dikatakan normal sehingga memenuhi salah satu persyaratan
ordered logit
dimana data harus memiliki eror yang terdistribusi normal.
4.4.1.2 Uji Multikolinearitas Identifikasi gejala multikolinieritas dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai hubungan antar variabel bebas dalam matriks korelasi.
Tabel 4.4 Matriks Korelasi
RATING
TENURE
SUB
SIZE
TENURE
0.123816 1.0000
SUB
0.32609** -0.101915
1.0000
SIZE
0.322652** 0.018776
0.535273*** 1.0000
LEVERAGE
PROFIT
LEVERAGE -0.233906 -0.110855
-0.224238
PROFIT
0.000182 0.216422
-0.292012** -0.191156 -0.020115 1.0000
BETA
0.047326 0.04824
0.188826
BETA
INDUSTRY YEAR
-0.200173 1.0000 0.269462* -0.175991 0.215431
1.0000
INDUSTRY -0.045572 -0.287082** 0.447214*** 0.224542 -0.025899 -0.434922*** -0.019663 1.0000 YEAR *) **) ***)
0.315839** 0.045756
0.291397** 0.264311* -0.09808 -0.255992*
-0.045755* 0.177705 1.0000
signifikan pada α = 10% signifikan pada α = 5% signifikan pada α = 1%
Ket: Rating: Peringkat obligasi perdana; TENURE: masa penugasan KAP dalam satuan tahun; SIZE: logaritma natural dari total asset ; LEVERAGE: tingkat hutang jangka panjang; PROFIT: tingkat profitabilitas, BETA: beta perusahaan; INDUSTRY: 1 untuk industri keungan dan 0 untuk lainnya; YEAR: 1 untuk obligasi yang terbit mulai dari tahun 2008 dan 0 untuk lainnya Tabel 4.4 memperlihatkan matriks korelasi antar variabel yang d igunakan dalam penelitian. Jenis obligasi subordinasi diprediksi korelasi negatif terhadap peringkat obligasi, namun berdasarkan tabel diatas jenis obligasi subordinasi memiliki korelasi positif dan signifikan. Sementara ukuran perusahaan juga Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
56
memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi perdana. Tingkat probabilitas, beta perusahaan, dan dummy industri memiliki koefisien korelasi yang kecil dengan peringkat obligasi namun tidak signifikan. Variabel dummy tahun juga memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi perdana. Audit tenure dan tingkat hutang memiliki korelasi yang tidak signifikan terhadap peringkat obligasi perdana. Dari tabel matriks korelasi diatas dapat dilihat bahwa korelasi antar variabel bebas yang terdapat pada model penelitian memiliki nilai kurang dari 80%. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat gejala
multikolinieritas antar variabel bebas sehingga variabel pengujian hipotesis dapat dilanjutkan.
4.3.2 Pengujian Signifikansi Variabel Bebas secara Bersama-sama Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya atau tidak. Hipotesis yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama yaitu: H0
: α1 = α2 = α3 =.... αa=0 atau model tidak dapat menjelaskan variabel terikat
H1
: bukan H0 atau model tidak dapat menjelaskan variabel terikat Hasil pengolahan data dengan menggunakan model regres i ordered logit
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
57
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Ordered Logit Prob.
Predi ksi
Coefficient
TENURE SUB
+ -
0.04101 1.611863
0.2649 0.1373
SIZE LEVERAGE PROFIT
+ +
0.257233 -0.71883 2.665953
0.072 0.2862 0.25355
BETA INDUSTRY YEAR
+/+/-
-0.26944 -0.84229 1.457645
0.25
Variable
Pseudo R-squared LR statistic Prob(LR statistic)
Two tail
One tail
0.271 0.035
Sig.
*
**
0.074654 14.27179 0.074951
Ket: Variabel Dependen Rating: Peringkat obligasi perdana; TENURE: masa penugasan KAP dalam satuan tahun; SIZE: logaritma natural dari total asset ; LEVERAGE: tingkat hutang jangka panjang; PROFIT: tingkat profitabilitas, BETA: beta perusahaan; INDUSTRY: 1 untuk industri keungan dan 0 untuk lainnya; YEAR: 1 untuk obligasi yang terbit mulai dari tahun 2008 dan 0 untuk lainnya
*) **)
signifikan pada α = 10% signifikan pada α = 5%
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai LR statistik dari model adalah 14,27179 dan probabilitas LR statistik adalah 0,0749 < α=0,1 sehingga hipotesis nol ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 90% (α=10%), model dapat menjelaskan variabel terikat dan setidaknya terdapat satu variabel bebas yang memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
58
Berikut ini adalah persamaan regresi untuk model penelitian: RATING
=
0.0410102270047(TENURE) 0.257233355281(SIZE)* 2.6659529008(PROFIT)
-
+
1.61186289892(SUB)
+
0.71882708094(LEVERAGE) + -
0.269442414028(BETA)
-
0.842285331585(INDUSTRY ) + 1.45764453207(YEAR)** *) signifikan pada α = 10% **) signifikan pada α = 5% 4.4.3 Pengujian Koefisien Determinasi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel terikatnya dalam model yang digunakan pada penelitian. Dari tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa nilai Pseudo-R2 adalah sebesar 0,07465. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 7,47% variasi peringkat obligasi dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya, yaitu variabel audit tenure, dan variabel kontrolnya obligasi subordinasi, ukuran perusahaan, tingkat hutang, tingkat profitabilitas, beta perusahaan, jenis industri dan tahun perusahaan menerbitkan obligasi, sedangkan 92,53% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Angka Pseudo-R2 dari hasil regresi tersebut dapat diterima karena variabel bebas ataupun variabel kontrol yang digunakan dalam menguji hipotesis hanya merupakan sebagian dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peringkat obligasi. Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi peringkat obligasi yaitu risiko industri, kebijakan keuangan, struktur permodalan, perlindungan arus kas dan fleksibilitas keuangan. Penilaian risiko industri dilakukan dengan melihat pertumbuhan dan stabilitas industri, penghasilan dan struktur biaya, hambatan masuk dan persaingan di dalam industri, peraturan dan deregulasi industri, serta profil keuangannya.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
59
4.4.4 Uji Signifikansi Setiap Variabel Uji Wald pada model regresi ordinal logit sama dengan uji t pada model regresi least square (OLS). Pengujian statistik ini dilakukan untuk mengetaui seberapa besar signifikansi pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
1.
Variabel Independen: Pengaruh Audit Tenure (TENURE) Terhadap Peringkat Obligasi Pe rdana Audit tenure (TENURE) merupakan lamanya KAP memberikan jasa audit
kepada perusahaan dalam satuan waktu. Variabel ini diharapkan memiliki hubungan positif dengan variabel dependennya, yaitu RATING. Lamanya hubungan kerja sama auditor dengan klien diukur dengan menggunakan tenure KAP. Berdasarkan dari hasil tabel 4.4, variabel TENURE memiliki nilai p = 0,529 > α=10% sehingga Ha ditolak. Hal ini berarti jangka waktu penugasan audit tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Crabtree et al (2006) dimana peningkatan audit tenure berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perdana. Menurutnya, hubugan yang positif antara audit tenure dan peringkat obligasi disebabkan karena lembaga pemeringkat menggunakan jangka waktu penugasan auditor sebagai proksi untuk risiko default perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Walker et al. (2001) menemukan bahwa perusahaan yang mengganti auditornya cenderung menjadi perusahaan dengan risiko yang default yang lebih tinggi. Menurut Fisher & Fisher (n.d), perusahaan yang mengganti auditornya cenderung memiliki risiko default yang lebih tinggi disebabkan adanya anggapan dari investor maupun kreditur bahwa pergantian auditor independen akan mempengaruhi kehandalan dari hasil laporan keuangan perusahaan. Namun penelitian Fisher tersebut menghasilkan bukti yang mengindikasikan semakin sering perusahaan berganti ke auditor independen yang sama tidak memberikan pengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena lembaga pemeringkat di Indonesia, misalnya PEFINDO, tidak melihat audit tenure sebagai salah satu Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
60
faktor penentu atas risiko default perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena lembaga pemeringkat juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan auditor yaitu mengunjungi langsung perusahaan atau fasilitas operasi utamanya dan berdiskusi dengan pihak yang berwenang untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bisnis perusahaan.
2.
Variabel Kontrol
a.
Pengaruh
Jenis Obligasi Subordinasi (SUB) Terhadap Peringkat
Obligasi Perdana Variabel SUB merupakan variabel yang digunakan untuk membedakan jenis obligasi subordinate dan yang non-subordinate. Dengan tingkat signifikansi 90% (α=10%), variabel ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen RATING karena memiliki p-value 13,73% > α=10%. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Crabtree et al (2006), dimana obligasi subordinasi mempengaruhi peringkat obligasi dengan signifikan. Menurut Siagian (2001), di tingkat internasional, obligasi subordinasi signifikan mempengaruhi peringkat dimana obligasi subordinasi biasanya akan memperoleh peringkat yang lebih rendah (di bawah BBB). Akan tetapi, hasil tersebut berbeda untuk kasus di Indonesia dimana obligasi subordinasi tidak signifikan mempengaruhi peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat. Misalnya obligasi perdana CIMB Niaga adalah obligasi subordinasi namun memeperoleh peringkat tertinggi dari lembaga pemeringkat yaitu AAA. Hal ini dapat disebabkan karena sangat sedikit perusahaan yang menerbitkan ob ligasi subordinasi sebagai obligasi perdana. Selain itu, alasan lain yang memungkinkan variabel ini tidak signifikan dalam mempengaruhi peringkat obligasi dikarenakan data yang tersedia kurang mencerminkan variabel jenis obligasi subordinasi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
61
b.
Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) Te rhadap Peringkat Obligasi Perdana Ukuran perusahaan (SIZE) merupakan hasil logaritma natural dari jumlah
keseluruhan aset perusahaan. Variabel SIZE memiliki p-value 0,072 < α=10% sehingga dapat dikatakan bahwa variabel ini berpengaruh signifikan terhadap variabel RATING. Bila dilihat pada tabel 4.5, variabel SIZE memiliki koefisien positif yang sesuai dengan prediksi sebelumnya. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Crabtree et al (2006) dimana ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap peringkat obligasi perdana. Perusahaan dengan ukuran yang besar dianggap memiliki kemampuan membayar yang lebih tinggi sehingga biasanya perusahaan memiliki risiko default
yang lebih kecil. Menurut Harsono (2010), obligasi
perusahaan dengan ukuran yang lebih besar biasanya akan memiliki peringkat obligasi yang lebih tinggi. Selain itu, perusahaan yang berukuran besar biasanya memiliki posisi yang kuat dalam industrinya dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil yang harus menghadapi kompetisi yang lebih berat.
c.
Pengaruh Tingkat Hutang (LEVERAGE) Terhadap Peringkat Obligasi Perdana Variabel kontrol ini merepresentasikan salah satu rasio hutang perusahaan
sehingga diharapkan memiliki hubungan negatif dengan peringkat obligasi. Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa variabel ini memiliki p-value 28,62% > α=10% sehingga variabel LEVERAGE dapat dikatakan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen RATING. Variabel ini memiliki koefisien yang negatif sehingga semakin tinggi tingkat hutang maka peringkat obligasi perusahaan akan semakin rendah. Variabel LEVERAGE merupakan salah satu rasio solvabilitas, dimana perusahaan dengan tingkat hutang jangka panjang yang lebih tinggi akan lebih banyak membiayai investasinya dengan hutang. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki tingkat hutang yang tinggi ce nderung memiliki risiko gagal bayar (default) yang lebih tinggi juga. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
62
Hasil dari penelitian ini menunjukkan total hutang jangka panjang tidak signifikan
dalam
mempengaruhi peringkat
obligasi.
Meskipun
variabel
LEVERAGE memiliki tanda koefisien yang sesuasi prediksi, yaitu negatif, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Crabtree et al (2006) dimana tingkat hutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi. Tingkat hutang yang berpengaruh tidak signifikan terhadap peringkat obligasi juga ditemukan dalam penelitian Budiarti (2007). Variabel LEVERAGE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan dengan tingkat hutang yang sangat tinggi akan kesulitan dalam melunasi hutangnya sehingga memiliki risiko default yang lebih besar. Perusahaan dengan tingkat hutang yang rendah belum tentu lebih baik daripada perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi. Hal ini dikarenakan sifat hutang perusahaan sangat tergantung pada industrinya. Tingkat hutang yang wajar juga tergantung pada bagaimana perusahaan menjalankan bisnisnya (Harsono, 2010).
d.
Pengaruh Tingkat Profitabilitas (PROFIT) Terhadap Peringkat Obligasi Perdana Berdasarkan tabel 4.5 variabel PROFIT memiliki p-value 0,2536 > α=10%
sehingga variabel ini dapat dikatakan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel RATING. Bila dilihat dari koefisiennya yang positf, dapat diartikan setiap kenaikan tingkat profitabilitas perusahaan akan meningkatkan peringkat obligasinya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Crabtree et al (2006), Setyaningrum (2005), dan Harsono(2010) dimana tingkat profitabilitas perusahaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peringkat obligasi. Menurut Burton (2003), tingkat profitabilitas perusahaan yang lebih tinggi dapat menurunkan risiko insolvency, yaitu ketidakmampuan membayar hutang, sehingga peringkat obligasi perusahaan tersebut akan semakin tinggi. Tingkat profitabilitas tidak signifikan dalam mempengaruhi peringkat obligasi perdan. Hal tersebut dapat disebabkan meskipun laba operasional perusahaan tinggi tetapi laba tersebut digunakan untuk membayar hutang jangka Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
63
pendek maupun hutang jangka panjang perusahaan. Dengan demikian, laba operasional perusahaan tidak mencerminkan laba yang sebenarnya dan laba tersebut tidak digunakan untuk memenuhi kewajiban terkait dengan obligasi (Susilowati dan Sumarto, 2010).
e.
Pengaruh Beta Perusahaan (BETA) Terhadap Peringkat Obligasi Perdana Variabel BETA merupakan variabel yang mengukur tingkat risiko
perusahaan. Nilai probabilitas variabel ini adalah 0,25 dan dengan tingkat signifikansi 90% (α=10%) maka dapat dikatakan bahwa variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Crabtree et al (2006) dimana variabel beta signifikan dalam mempengaruhi peringkat obligasi perdana. Namun, ia juga menemukan bahwa variabel beta perusahaan tidak signifikan dalam mempengaruhi peringkat obligasi untuk obligasi perdana yang berada dalam kategori non-investment grade. Menurut Fama French (1992), beta tidak berpengaruh signifikan karena beta mengandung risiko yang terkait dengan variabel makro sehingga beta mempengaruhi seluruh perusahan yang terdapat di pasar modal.
f.
Pengaruh Dummy Industri (INDUSTRY) Te rhadap Peringkat Obligasi Perdana Variabel ini merupakan variabel dummy yang digunakan untuk mengontrol
efek industri perusahaan. Variabel ini tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, RATING, karena memiliki p-value 0,1355 > 10%. Namun koefisien variabel INDUSTRY yang negatif menunjukkan bahwa variabel ini memiliki hubungan yang negatif dengan peringkat obligasi. Dengan kata lain, peringkat obligasi perusahaan dalam industri keuangan lebih rendah dibandingkan peringkat obligasi industri non-keuangan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siagian (2001) dan Setyaningrum 2005) dimana Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
64
obligasi perusahaan yang berasal dari industri keuangan memiliki peringkat obligasi yang lebih tinggi dibandingkan obligasi yang berasal dari industri non keuangan. Audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perdana dapat disebabkan
karena
lembaga
pemeringkat obligasi tidak
membedakan risiko default perusahaan yang terdapat pada industri keuangan dan perusahaan yang terdapat pada industri non-keuangan.
g.
Pengaruh Dummy Tahun (YEAR) Terhadap Peringkat Obligasi Pe rdana Variabel ini merupakan variabel dummy dimana nilai 1 diberikan jika
obligasi terbit mulai dari tahun 2008, yaitu saat krisis ekonomi global terjadi. Sedangkan nilai 0 diberikan untuk obligasi yang terbit sebelum tahun 2008. Variabel ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap RATING, karena memiliki p-value 0,035 < 5%. Koefisien variabel YEAR yang positif menunjukkan bahwa variabel ini memiliki hubungan yang positif dimana perusahaan yang menerbitkan obligasi mulai dari tahun 2008 memiliki peringkat yang lebih tinggi dibandingkan obligasi yang diterbitkan sebelum peraturan tersebut. Pengaruh yang signifikan dari variabel ini terhadap peringkat obligasi perdana mungkin dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi makro pada tahun 2008 dan setelahnya. Hal ini terlihat dari perkembangan peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional seperti Standard & Poor’s, Fitch Ratings, dan Moody’s, dimana Indonesia memperoleh peringkat yang berada satu peringkat di bawah investment grade, yaitu BB+. Menurut Kahlil Rowter (2011), jika peringkat surat hutang pemerintahnya turun, akan diikuti peringkat obligasi perusahaan di negara tersebut (http://bisnis.vivanews.com). Dengan demikian, kenaikan peringkat Indonesia akan mengakibatkan kenaikan peringkat obligasi korporasi di Indonesia. Hal ini terbukti dari sedikitnya 25 obligasi korporasi yang diterbitkan masuk dalam perngkat layak investasi (http://bataviase.co.id/node/703011).
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
65
4.5 Analisis Tambahan: Perhitungan Probabilita Dari hasil regresi ordinal logit (lampiran 2), dihasilkan limit point dari tiap-tiap peringkat sebagai berikut: Yi=11 jika Y*i ≤ 4,1193 Yi=12 jika 4,1193 ≤ Y*i ≤ 4,9292 Yi=13 jika 4,9292 ≤ Y*i ≤ 5,9579 Yi=14 jika 5,9579 ≤ Y*i ≤ 7,4639 Yi=15 jika 7,4639 ≤ Y*i ≤ 8,6229 Yi=16 jika 8,6229 ≤ Y*i ≤ 9,6207 Yi=17 jika 9,6207 ≤ Y*i ≤ 10,0558 Yi=18 jika 10,0558 ≤ Y*i ≤ 10,3298 Yi=19 jika 10,3298 ≤ Y*i ≤ 10,9938 Yi=20 jika Y*i ≥ 10,9938 Obligasi akan mendapatkan peringkat 11 jika nilai Y*i ≤ 4,1193, peringkat 12 jika nilai Y*i berada pada interval 4,1193 ≤ Y*i ≤ 4,9292, peringkat 13 jika nilai Y*i berada pada interval 4,9292 ≤ Y*i ≤ 5,9579, peringkat 14 jika nilai Y*i berada pada interval 5,9579 ≤ Y*i ≤ 7,4639, peringkat 15 jika nilai Y*i berada pada interval 7,4639 ≤ Y*i ≤ 8,6229, peringkat 16 jika nilai Y*i berada pada interval 8,6229 ≤ Y*i ≤ 9,6207, peringkat 17 jika nilai Y*i berada pada interval 9,6207 ≤ Y*i ≤ 10,0558, peringkat 18 jika nilai Y*i berada pada interval 10,0558 ≤ Y*i ≤ 10,3298, peringkat 19 jika nilai Y*i berada pada interval 10,3298 ≤ Y*i ≤ 10,9938, dan peringkat 20 jika nilai Y*i ≥ 10,9938. Sedangkan nilai Y*i dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dan nilai Zi dihitung dengan menggunakan rumus:
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
66
Misalnya obligasi I Astra Graphia tahun 2003, perhitungan nilai Z adalah sebagai berikut:
ZASGR = (0.0410102270047*2) + (1.61186289892*0) + (0.257233355281*27,3061) – (0.71882708094*0,2187) + (2.6659529008*0,0863) – (0.269442414028*1,13695) – (0.842285331585*0) + (1.45764453207*0) = 6,873
Berdasarkan perhitungan nilai Z tersebut, maka kemungkinan besar peringkat obligasi I ASGR 2003 berada pada peringkat 14 dimana nilai ZASGR adalah 6,873 dan berada pada interval 5,9579 ≤ Y*i ≤ 7,4639. Adapun probabilitas masing- masing peringkat untuk obligasi ASGR adalah sebagai berikut:
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
67
Berdasarkan perhitungan diatas maka probabilitas obligasi I ASGR untuk mendapatkan peringkat 11 (BBB-) adalah 5,99%, peringkat 12 (BBB) adalah 6,54%, peringkat 13 (BBB+) adalah 1,61%, peringkat 14 (A-) adalah 35,76%, peringkat 15 (A) adalah 20,83%, peringkat 16 (A+) adalah 8,78%, peringkat 17 (AA-) adalah 2,04%, peringkat 18 (AA) adalah 0,09%, peringkat 19 (AA+) adalah 1,46%, dan terakhir peringkat 20 (AAA) adalah 1,59%. Probabilitas obligasi I ASGR terbesar yaitu 35,76% dan berada pada peringkat 14. Hal ini sesuai dengan perhitungan nilai Z sebelumnya yaitu 6,873 yang berada pada interval 5,9579 ≤ Y*i ≤ 7,4639. Peringkat tersebut ternyata sesuai dengan peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat untuk Obligasi I ASGR tahun 2003. Dari keseluruhan sampel perusahaan dalam penelitian, sekitar 31,25% atau 15 obligasi perdana yang memiliki peringkat sesuai dengan yang dikeuarkan oleh lembaga pemeringkat obligasi. Selebihnya sekitar 39,58% peringkat obligasi perdana memiliki selisih 1 dan 29,17% peringkat obligasi memiliki selisih lebih dari satu dengan peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat obligasi. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
68
Selisih peringkat yang cukup besar antara prediksi dengan peringkat aktual terdapat pada obligasi dengan peringkat aktual yang tinggi, yaitu prediksi peringkatnya adalah A- sedangkan peringkat aktualnya adalah AAA. Namun tidak terdapat prediksi peringkat obligasi perdana yang berada di luar kategori investment grade (speculative grade). Dengan demikian, hasil prediksi peringkat tersebut masih sesuai dengan aturan pemerintah tentang peringkat minimal dari obligasi yang akan diterbitkan yaitu BBB- (investment grade). Hasil prediksi dari peringkat obligasi perdana memiliki penyimpangan sekitar 68,75% dari peringkat aktual yang diberikan lembaga pemeringkat. Penyimpangan tersebut disebabkan adanya faktor lain yang turut berpengaruh terhadap obligasi perdana selain audit tenure dan keuangan perusahaan. Faktor tersebut dianggap memberikan pengaruh yang kuat terhadap peringkat obligasi perdana sehingga meskipun perusahaan memiliki audit tenure yang cukup lama dan ukuran perusahaan yang besar tidak menjamin obligasi perdana perusahaan akan mendapatkan peringkat obligasi yang tinggi. Faktor lain tersebut dapat berupa risiko industri, kebijakan keuangan, struktur permodalan, perlindungan arus kas dan fleksibilitas keuangan.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah audit tenure
memberikan pengaruh atas peringkat obligasi perdana perusahaan. Dalam penelitian ini audit tenure yang digunakan adalah tenure audit riil dimana masa penugasan auditor yang digunakan adalah tenure KAP. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa jangka waktu penugasan auditor tidak memberikan pengaruh signifikan pada peringkat obligasi perdana. Tidak signifikannya audit tenure terhadap peringkat obligasi perdana mungkin disebabkan agen pemeringkat obligasi perdana di Indonesia tidak melihat jangka waktu penugasan KAP sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi default perusahaan sehingga tidak turut serta mempengaruhi peringkat obligasi yang diberikan. Penelitian ini juga menemukan hanya dua variabel kontol yang berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perdana, yaitu variabel ukuran perusahaan (SIZE) dan variabel dummy tahun.
Sedangkan variabel kontrol
lainnya, seperti tingkat hutang (LEVERAGE), tingkat profitabilitas (PROFIT), beta perusahaan (BETA), dan dummy industri (INDUSTRY) ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap peringakt obligasi perdana. Selain itu, berdasarkan analisa tambahan tentang prediksi peringkat obligasi perdana hanya 31,25% prediksi peringkat obligasi yang sesuai dengan peringkat aktual yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat obligasi. Penyimpangan prediksi peringkat obligasi perdana mungkin disebabkan adanya faktor- faktor di luar variabel yang digunakan dalam penelitian yang juga memberikan pengaruh terhadap peringkat obligasi perdana seperti risiko industri, kebijakan keuangan, struktur permodalan, perlindungan arus kas dan fleksibilitas keuangan.
5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran 1. Sampel penelitian hanya berasal dari obligasi emiten yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dikarenakan keterbatasan data. Oleh 69
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Universita s Indone sia
70
sebab itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan mengikutsertakan obligasi perdana perusahaan non publik untuk memperbanyak sampel penelitian. 2. Periode observasi penelitian cukup panjang yaitu dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2011 3. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan variabelvariabel kontrol yang telah terbukti berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perdana dalam penelitian-penelitian terdahulu, seperti arus kas dari kegiatan operasi dan aset tetap perusahaan (Property, Plant and Equipment). 4. Penelitian selanjutnya dapat mmenggunakan audit tenure sebagai variabel pemoderasi atas variabel bebas yang dapat berupa risiko perusahaan terhadap peringkat obligasi.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
71
DAFTAR REFERENSI
Adrian, N. (2011). Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. SKRIPSI FE-UNDIP . Adriani, G. A. (2009). Pengaruh Peringkat kredit terhadap struktur modal pada perusahaan-perusahaan non-keuangan di Indonesia periode 2005-2008. Skripsi FEUI . Allen, A. C. (1994). The effect of large- firm audits on municipal bond rating decision. Auditing: A Journal of Practice & Theory , 115-125. Arens, A. A., Beasley, M. S., & Elder, R. J. (2006). Auditing and assurance service an integrated approach 11th edition. New Jersey: Pearson Education International. Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2005). INVESTMENT. New York: McGraw Hill. Boyton, W. C., Johnson, R., & Kell, W. G. (2001). Modern auditing (7th Edition ed.). New York: John Wiley and Sons Inc. Brandon, D. M., Crabtree, A. D., & Maher, J. J. (2004). nonaudit fees, auditor independence, and bond ratings. Auditing: A Journal of Practice & Teory , 99-101. Bringham, & Houston. (2006). Dasar-dasar manajemen keuangan (Edisi Kesepuluh ed.). Jakarta: Salemba Empat. Budiarti, E. D. (2007). Pengaruh struktur kepemilikan, disclosure, responsibility dan karakteristik perusahaan terhadap corporate bond rating perusahaan. Tesis FEUI . Burton, B., Adam, M., & Hardwick, P. (2003). The determinants of credit ratings in the United Kingdom insurance industry. Journal of Business Finance and Accounting , 539-572. Christina, Vinna. (2010). Analisis Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Peringkat Obligasi. Skripsi FEUI . Crabtree, A. D., & Maher, J. J. (2005). Earnings predictability, bond ratings, and bond yields. Review of Quantitative Finance and Accounting , 233-254. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
72
Crabtree, A. D., & Maher, J. J. (2009). The influence of differences in taxable income and book income on the bond credit market. Journal of the American Taxation Association , 389-413. Crabtree, A. D., Brandon, D. M., & Maher, J. J. (2006). The impact of auditor tenure on initial bond ratings. Advances in Accounting . Darmawan, D. L. (2007). Pengaruh debt to equity ratio, current ratio, return on asset, dan risiko sistematika terhadap peringkat obligasi. Jurnal Manajemen Investasi , 14. Davis, L. R., Soo, B. S., & Trompeter, G. (2003). Auditor tenure, auditor indepndence and earnings management. Working Paper . Elder, R. J., Beasley, M. S., Arens, A. A., & Jusuf, A. A. (2009). Auditing and assurance services: An integrated approach (An Indonesian Adaptation). Singapore: Pearson Education South Asia Pte Ltd. Fabozzi, F. J. (2000). Bond market, analysis and strategies (4th edition ed.). Prentice-Hall, Inc. Fama, E. F., & French, K. R. (1992). The cross-section of expected stock returns on stocks and bonds. Journal of Financial Economics , 427-486. Fanny, M., & Siregar, S. V. (2007). Pengaruh pergantian dan jangka waktu penugasan auditor terhadap kualitas laba: studi pada emiten bursa efek jakarta. The 1st Accounting Conference. Universitas Indonesia . Fisher, S. A., & Fisher, D. M. (n.d). Independent audior switching and changes in corporate bond ratings. Journal of Applied Business Research , Vol. 9 No.2. Ghosh, A., & Mood, D. (2005). Audit tenure and perceptions audit quality. The Accounting Review , 585-612. Hamilton, J., Ruddock, C., Stokes, D., & Taylor, S. (2005). Audit partner rotation, earnings quality and earnings conservatism. Working Paper . Harsono, A. S. (2010). Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi. Tesis FEUI . Hartanto, A. (2010). Pengaruh Tenure dan Spesialisasi Audit Terhadap Kualitas Laba dengan Pendekatan Nilai Prediksi, Netralitas, Ketepatan Waktu, dan Penyajian Jujur: Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007. Skripsi FEUI. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
73
Horrigan, J. O. (1966). The determination of long term credit standing with financial ratios. Journal of Accounting Research . Jauhari, A. (2011). Pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba dan manajemen pajak. Tesis FEUI . Jenkins, D., & Velury, U. (2008). Does auditor tenure influence the reporting of conservative earnings? Journal of Accounting and Public Policy , 27, 115132. Johnson, V. E., Khurana, I. K., & Reynolds, J. K. (2002). Audit firm tenure and the quality of financial reports. Contemporary Accounting Research , 637660. Johnstone, K. M., Sutton, M. H., & Warfield, T. D. (2001). Antecedents and consequences of independence risk: Framework for analysis. Accounting Horizons , 1-18. Jones, C. P., Utama, S., Frensidy, B., Ekaputra, I. A., & Budiman, R. U. (2009). Investment: Analysis and management (Indonesian Adaptation). Jakarta: Penerbit Salemba 4. Kim, K. S. (2005). Predicting bond ratings using publicly available information. Expert Systems with Applications . Kliger, D., & sarig, O. (1998). the information value of bond ratings. Financial Research Working Paper . Knechel, W. R., & Vanstraden, A. (2007). The relationship between auditor tenure and audit quality implied by going concern opinions. Auditing: A Journal of Practice and Theory , 26, 113-131. Lind, D. A., Marchal, W. G., & Wathen, s. A. (2007). Statistical techniques in business and economics (13rd Edition ed.). New York: McGraw-Hill. Nachrowi, N. D., & Usman, H. (2005). Penggunaan teknik ekonometri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nugroho, M. T. (2009). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (periode 2005-2007). FE UMS . Rahardjo, S. (2003). Panduan investasi obligasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
74
Rahmawati, R. (2005). Manfaat rasio keuangan untuk memprediksi rating obligasi. Tesis FEUI . Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jordan, B. D. (2008). Corporate finance fundamentals. New York: McGraw Hill. Setyaningrum, D. (2005). Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap peringkat surat utang perusahaan di Indonesia. Tesis FEUI . Siagian, B. (2001). Peranan kinerja keuangan dalam memprediksi peringkat obligasi korporasi di Indonesia. Tesis FEUI . Sukrisno, A. (2004). Auditing. Jilid 1. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Susilowati, L., & Sumarto. (2010). Memprediksi tingkat obligasi perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis , 163-175. Walker, P. L., Lewis, B. L., & Castarella, J. R. (2001). Mandatory auditor rotation: Arguments and current evidence. Accounting Enquiries , 209-242. Wibowo, A. (2009). Pengaruh Masa Penugasan Audit Terhadap Kualitas Audit Dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark pada Perusahaan Terbuka. Tesis FEUI . www.idx.co.id. www.yahoofinance.com. Yasa, G. W. (2010). Pemeringkatan obligasi perdana sebagai pemicu manajemen laba: Bukti empiris dari pasar modal Indonesia. Imposium Nasional Akuntansi . Yullyan. (2006). Hubungan antara audit firm tenure dan praktek earnings management pada perusahaan publik yang tercatat di BEJ. Tesis FEUI . Yuvisa, E., Rohman, A., & Handayani, S. (2008). Pengaruh identifikasi auditor atas klien terhadap objektivitas auditor dengan auditor tenure, client importance dan client image sebagai variabel anteseden. Simposium Nasional XI . Ziebart, D. A., & Reiter, S. A. (1992). Bond Ratings, bond yields, and financial information. Contemporary Accounting Research , 252-282.
Universita s Indone sia
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
75
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar Sampel Perusahaan NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Perusahaan
KODE TAHUN
Astra Graphia Tbk. Bakrie Telecom Tbk. Bakrieland Development Tbk. Bentoel International Investama Tbk. Berlian Laju Tanker Tbk. Berlina Tbk. Bw Plantation Tbk. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Indo Kordsa Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. Kalbe Farma Tbk. Lautan Luas Tbk. Matahari Putra Prima Tbk.
ASGR BTEL ELTY RMBA BLTA BRNA BWPT CPIN HMSP HITS INKP BRAM INDF JPFA KLBF LTLS MPPA
2003 2007 2008 2007 2000 2004 2010 2003 2000 2004 1999 2004 2000 2007 2006 2000 2002
INDUSTRI Computer and Services Infrastructure, Utilities, & Transportation Property, Real Estate, and Building Construction Consumer Good Industry Infrastructure, Utilities, & Transportation Basic Industry and Chemicals Agriculture Basic Industry and Chemicals Consumer Good Industry Infrastructure, Utilities, & Transportation Basic Industry and Chemicals Miscellaneous Industry Consumer Good Industry Basic Industry and Chemicals Consumer Good Industry Trade, Services, & Investment Trade, Services, & Investment
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
PERINGKAT OBLIGASI AABBB+ A AAA AAA+ A AAA+ BBB+ A+ A A-
76
LAMPIRAN 1 Daftar Sampel Perusahaan (lanjutan) NO 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Perusahaan Medco Energi International Tbk. Mitra Adiperkasa Tbk. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Selamat Sempurna Tbk. Semen Gresik Tbk. Mobile-8 Telecom Tbk. Sona Topas Tourism Industry Tbk. Summarecon Agung Tbk. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Ultra Jaya Milk Tbk. Tunas Baru Lampung Tbk. Budi Acid Jaya Tbk. Radiant Utama Interinsco Tbk. Unggul Indah Cahaya Tbk. Malindo Feedmill Tbk. Ricky Putra Globalindo Tbk. Agung Podoromo Land Tbk. Fast Food Indonesia Tbk. Verena Oto Finance Tbk. Astra Argo Lestari Tbk.
KODE TAHUN MEDC MAPI PJAA SMSM SMGR FREN SONA SMRA TLKM ULTJ TBLA BUDI RUIS UNIC MAIN RICY APLN FAST VRNA AALI
2004 2009 2007 2000 2001 2007 2004 2003 2002 1999 2004 2000 2007 2003 2008 2000 2011 2011 2011 2000
INDUSTRI Mining Trade, Services, & Investment Trade, Services, & Investment Miscellaneous Industry Basic Industry and Chemicals Infrastructure, Utilities, & Transportation Trade, Services, & Investment Property, Real Estate, and Building Construction Infrastructure, Utilities, & Transportation Consumer Good Industry Agriculture Basic Industry and Chemicals Mining Basic Industry and Chemicals Basic Industry and Chemicals Miscellaneous Industry Property, Real Estate, and Building Construction Trade, Services, & Investment Finance Agriculture
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
PERINGKAT OBLIGASI BBB+ A+ A A AAA+ A+ BBB A AAA BBB BBB+ AAA A A+ A A AA A A-
77
LAMPIRAN 1 Daftar Sampel Perusahaan (lanjutan) NO 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Nama Perusahaan Bank danamon Indonesia Tbk. Bank Mandiri Tbk. Bank Permata Tbk. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Bank Victoria International Tbk. Bank Negara Indonesia Tbk. Clipan Finance Indonesia Tbk. Kresna Graha Sekurindo Tbk. Panin Sekuritas Tbk. Bank CIMB Niaga Tbk. Trimegah Securities Tbk.
KODE
TAHUN
BDMN BMRI BNLI BTPN BVIC BBNI CFIN KREN PANS BNGA TRIM
2007 2009 2006 2009 2000 2003 2003 2007 2003 2010 2004
INDUSTRI Finance Finance Finance Finance Finance Finance Finance Finance Finance Finance Finance
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
PERINGKAT OBLIGASI AAAA+ AA+ BBB+ ABBBABBBAAA A-
78
LAMPIRAN 2 Hasil Regress Ordered Logit Dependent Variable: RATING Method: ML - Ordered Logit (Quadratic hill climbing) Date: 12/26/11 Time: 21:32 Sample: 1 48 Included observations: 48 Number of ordered indicator values: 10 Convergence achieved after 7 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
TENURE
0.052564
0.082630
0.636136
0.5247
SIZE
0.335024
0.164479
2.036878
0.0417
LEVERAGE
-0.846758
1.237663
-0.684159
0.4939
PROFIT
1.316181
3.893791
0.338020
0.7353
AGE
-0.020454
0.062620
-0.326639
0.7439
INDUSTRY
-0.661191
0.728897
-0.907111
0.3643
YEAR
1.495141
0.738750
2.023879
0.0430
Limit Points LIMIT_12:C(8)
6.221381
4.654190
1.336727
0.1813
LIMIT_13:C(9)
7.051377
4.654891
1.514832
0.1298
LIMIT_14:C(10)
8.063311
4.666853
1.727784
0.0840
LIMIT_15:C(11)
9.557680
4.711192
2.028718
0.0425
LIMIT_16:C(12)
10.71898
4.749171
2.257020
0.0240
LIMIT_17:C(13)
11.69494
4.790519
2.441267
0.0146
LIMIT_18:C(14)
12.10153
4.814439
2.513591
0.0120
LIMIT_19:C(15)
12.34991
4.832651
2.555515
0.0106
LIMIT_20:C(16)
12.95454
4.868517
2.660881
0.0078
Pseudo R-squared
0.067394
Akaike info criterion
Schwarz criterion
5.004769
Log likelihood
-89.14486
Hannan-Quinn criter.
4.616746
Restr. log likelihood
-95.58688
LR statistic
12.88406
Avg. log likelihood
-1.857184
Prob(LR statistic)
0.074984
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
4.381036
79
LAMPIRAN 3 Matriks Korelasi Covariance Analysis: Ordinary Date: 01/24/12 Time: 07:18 Sample: 1 48 Included observations: 48 Correlation Probability RATING
RATING 1.000000 -----
TENURE
SUB
SIZE LEVERAGE
PROFIT
TENURE
0.123816 0.4018
1.000000 -----
SUB
0.326090 0.0237
-0.101915 0.4907
1.000000 -----
SIZE
0.322652 0.0253
0.018776 0.8992
0.535273 0.0001
1.000000 -----
LEVERAGE
-0.233906 0.1096
-0.110855 0.4532
-0.224238 0.1255
-0.200173 0.1725
1.000000 -----
PROFIT
0.000182 0.9990
0.216422 0.1396
-0.292012 0.0440
-0.191156 0.1931
-0.020115 0.8921
1.000000 -----
BETA
0.047326 0.7494
0.048240 0.7447
0.188826 0.1987
0.269462 0.0640
-0.175991 0.2315
0.215431 0.1414
1.000000 -----
INDUSTRY
-0.045572 0.7584
-0.287082 0.0479
0.447214 0.0014
0.224542 0.1249
-0.025899 0.8613
-0.434922 0.0020
-0.019663 0.8945
1.000000 -----
YEAR
0.315839 0.0288
0.045756 0.7575
0.291397 0.0445
0.264311 0.0695
-0.098080 0.5072
-0.255992 0.0791
-0.045755 0.7575
0.177705 0.2269
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
BETA INDUSTRY
YEAR
1.000000 -----
80
LAMPIRAN 4 Probabilitas Peringkat Obligasi Prob (Y=11)
Prob (Y=12)
Prob (Y=13)
Prob (Y=14)
Prob (Y=15)
Prob (Y=16)
Prob (Y=17)
Prob (Y=18)
Prob (Y=19)
Prob (Y=20)
Obs
Bond
Z
1
ASGR
6.87279
0.059891
0.065366
0.160747
0.357617
0.208347
0.087834
0.020389
0.00925
0.014591
0.015969
2
BTEL
7.348062
0.038098
0.04365
0.117637
0.329543
0.252643
0.125023
0.030887
0.014262
0.02282
0.025438
3
ELTY
8.701934
0.010125
0.012349
0.037952
0.164353
0.255474
0.234557
0.079948
0.041119
0.072324
0.091799
4
RMBA 7.682671
0.027562
0.03233
0.091367
0.294265
0.273622
0.154999
0.040608
0.01908
0.030975
0.035191
5
BLTA
7.460593
0.034182
0.039506
0.108338
0.318801
0.260925
0.134866
0.033933
0.015752
0.025315
0.028382
6
BRNA
7.324547
0.038969
0.044561
0.119635
0.331618
0.250776
0.123008
0.030279
0.013966
0.022328
0.024862
7
BWPT
9.158148
0.00644
0.007919
0.024798
0.116061
0.214076
0.244347
0.096821
0.052981
0.09899
0.137566
8 9
CPIN HMSP
7.672964 8.211129
0.027824 0.016434
0.032618 0.019763
0.092069 0.058875
0.295414 0.226353
0.273179 0.280087
0.154107 0.2022
0.040298 0.059785
0.018923 0.029207
0.030706 0.049027
0.034863 0.058268
10
HITS
7.238498
0.042323
0.048035
0.127093
0.338662
0.243584
0.11577
0.028136
0.01293
0.020609
0.022859
11
INKP
7.806582
0.024429
0.028856
0.082745
0.279129
0.278296
0.166415
0.044711
0.021172
0.034597
0.03965
12
BRAM 7.527293
0.032047
0.037216
0.103042
0.311852
0.265279
0.140833
0.035845
0.016696
0.026908
0.03028
13 14
INDF JPFA
8.069894 7.196623
0.01888 0.044053
0.02258 0.049806
0.066478 0.130802
0.245036 0.341764
0.281859 0.239896
0.19021 0.112331
0.054264 0.027138
0.026194 0.012451
0.043514 0.019818
0.050984 0.021942
15
KLBF
8.261762
0.015636
0.018836
0.056333
0.219679
0.278833
0.206286
0.061817
0.030338
0.051133
0.061109
16
LTLS
7.168027
0.045273
0.051047
0.133362
0.343752
0.237314
0.110016
0.026474
0.012132
0.019293
0.021336
17
MPPA
7.726084
0.026422
0.031072
0.088276
0.289057
0.275468
0.158996
0.042015
0.019793
0.032204
0.036696
18 19
MEDC MAPI
8.098803 9.033118
0.018352 0.007291
0.021975 0.008949
0.064859 0.027902
0.241214 0.128186
0.281706 0.226532
0.192726 0.243971
0.055374 0.09266
0.026793 0.049785
0.0446 0.091331
0.052402 0.123393
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
81
LAMPIRAN 4 Probabilitas Peringkat Obligasi (lanjutan)
Obs
Bond
Z
Prob (Y=11)
Prob (Y=12)
Prob (Y=13)
Prob (Y=14)
Prob (Y=15)
Prob (Y=16)
Prob (Y=17)
Prob (Y=18)
Prob (Y=19)
Prob (Y=20)
20
PJAA
7.533563
0.031853
0.037007
0.102553
0.311179
0.265666
0.141399
0.036029
0.016787
0.027063
0.030465
21 22
SMSM SMGR
7.469798 7.371758
0.033879 0.037239
0.039183 0.042747
0.107598 0.115643
0.317866 0.327391
0.261552 0.254478
0.135684 0.127069
0.034192 0.03151
0.015879 0.014565
0.02553 0.023326
0.028637 0.026032
23
FREN
7.778909
0.025097
0.029601
0.084617
0.282578
0.277413
0.163866
0.043772
0.02069
0.033757
0.038609
24
SONA
6.888597
0.059007
0.064528
0.159252
0.3572
0.209976
0.088938
0.020681
0.009387
0.014813
0.016219
25
SMRA
7.433349
0.035093
0.040477
0.110549
0.321519
0.259024
0.132455
0.033175
0.015379
0.024689
0.02764
26 27
TLKM ULTJ
7.890337 7.163137
0.02251 0.045485
0.026704 0.051262
0.077269 0.133802
0.268495 0.344082
0.28039 0.236867
0.174103 0.109623
0.047632 0.026362
0.022684 0.012079
0.037248 0.019205
0.042965 0.021235
28
TBLA
6.684114
0.071438
0.075993
0.178598
0.359605
0.188585
0.075411
0.017177
0.007753
0.01218
0.01326
29
BUDI
7.342801
0.038291
0.043852
0.118082
0.330013
0.252229
0.124571
0.03075
0.014195
0.022709
0.025308
30
RUIS
7.09234
0.048659
0.054453
0.140234
0.348491
0.230252
0.104024
0.024782
0.011325
0.017968
0.019812
31
UNIC
7.463474
0.034087
0.039405
0.108106
0.318509
0.261122
0.135122
0.034014
0.015792
0.025382
0.028462
32
MAIN
8.701553
0.010128
0.012353
0.037966
0.164398
0.255502
0.23454
0.079933
0.041109
0.072304
0.091767
33
RICY
6.562498
0.079938
0.083444
0.189914
0.357942
0.175757
0.068145
0.015357
0.006912
0.010833
0.011759
34
APLN
9.090957
0.006884
0.008458
0.026423
0.12247
0.220843
0.244368
0.094642
0.051276
0.09485
0.129787
35
FAST
9.551661
0.004354
0.005379
0.017026
0.083533
0.172884
0.2341
0.106151
0.061852
0.123507
0.191215
36 37
VRNA AALI
7.163826 7.401451
0.045455 0.036189
0.051231 0.041639
0.13374 0.11317
0.344036 0.324609
0.23693 0.256711
0.109678 0.129654
0.026378 0.032304
0.012086 0.014953
0.019218 0.023974
0.021249 0.026796
38
BDMN 7.332407
0.038676
0.044255
0.118965
0.330931
0.251405
0.12368
0.030481
0.014064
0.022491
0.025053
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
82
LAMPIRAN 4 Probabilitas Peringkat Obligasi (lanjutan) Prob (Y=11)
Prob (Y=12)
Prob (Y=13)
Prob (Y=14)
Prob (Y=15)
Prob (Y=16)
Prob (Y=17)
Prob (Y=18)
Prob (Y=19)
Prob (Y=20)
Obs
Bond
Z
39
BMRI
10.49214
0.001704
0.002118
0.006798
0.035545
0.087464
0.161344
0.097635
0.066895
0.163345
0.377151
40
BNLI
8.53215
0.011976
0.014546
0.044294
0.184921
0.266936
0.225454
0.072947
0.03679
0.063547
0.078591
41
BTPN
8.605638
0.011137
0.013552
0.041441
0.175872
0.262314
0.229712
0.075993
0.038644
0.067256
0.08408
42
BVIC
5.507484
0.1997
0.159634
0.251408
0.265403
0.08138
0.026385
0.005616
0.00249
0.003858
0.004126
43
BBNI
7.622884
0.029211
0.034138
0.095748
0.301242
0.270724
0.149515
0.038724
0.018132
0.02935
0.033217
44
CFIN
6.499197
0.08472
0.087501
0.195669
0.356173
0.169123
0.064589
0.014481
0.006509
0.01019
0.011046
45
KREN
5.493517
0.201942
0.160614
0.251502
0.263595
0.080436
0.026041
0.00554
0.002457
0.003805
0.004069
46 47
PANS 5.469644 BNGA 10.62531
0.205816 0.001492
0.162274 0.001856
0.251609 0.005961
0.260493 0.031335
0.078844 0.078307
0.025461 0.149104
0.005413 0.093292
0.0024 0.06531
0.003716 0.164438
0.003973 0.408905
48
TRIM
0.097373
0.097783
0.209005
0.349425
0.153355
0.056612
0.012549
0.005624
0.008784
0.009492
6.346078
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
83
LAMPIRAN 5 Penyimpangan Prediksi Peringkat Obligasi NO
Nama Perusahaan
KODE TAHUN
Bakrie Telecom Tbk.
ASGR BTEL
2003 2007
3
Bakrieland Development Tbk.
ELTY
2008
4
Bentoel International Investama Tbk.
5
Berlian Laju Tanker Tbk.
6
Berlina Tbk.
7
Bw Plantation Tbk.
8
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
9
Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
10
Humpuss Intermoda Transportasi Tbk.
11
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
12
Indo Kordsa Tbk.
13
Indofood Sukses Makmur Tbk.
14
JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
15
Kalbe Farma Tbk.
16
Lautan Luas Tbk.
17
Matahari Putra Prima Tbk.
RMBA BLTA BRNA BWPT CPIN HMSP HITS INKP BRAM INDF JPFA KLBF LTLS MPPA
2007 2000 2004 2010 2003 2000 2004 1999 2004 2000 2007 2006 2000 2002
1
Astra Graphia Tbk.
2
INDUSTRI Computer and Services Infrastructure, Utilities, & Transportation Property, Real Estate, and Building Construction Consumer Good Industry Infrastructure, Utilities, & Transportation Basic Industry and Chemicals Agriculture Basic Industry and Chemicals Consumer Good Industry Infrastructure, Utilities, & Transportation Basic Industry and Chemicals Miscellaneous Industry Consumer Good Industry Basic Industry and Chemicals Consumer Good Industry Trade, Services, & Investment Trade, Services, & Investment
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Peringkat obligasi Selisih Prediksi Aktual 14 14 0 14 14 0 16
13
3
15 14 14 16 15 15 14 15 15 15 14 15 14 15
15 14 14 15 14 14 16 15 14 19 13 16 15 14
0 0 0 1 1 1 2 0 1 4 1 1 1 1
84
LAMPIRAN 5 Penyimpangan Prediksi Peringkat Obligasi (lanjutan)
NO
Nama Perusahaan
KODE
TAHUN
Sona Topas Tourism Industry Tbk.
MEDC MAPI PJAA SMSM SMGR FREN SONA
2004 2009 2007 2000 2001 2007 2004
25
Summarecon Agung Tbk.
SMRA
2003
26
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
27
Ultra Jaya Milk Tbk.
28
Tunas Baru Lampung Tbk.
29
Budi Acid Jaya Tbk.
30
Radiant Utama Interinsco Tbk.
31
Unggul Indah Cahaya Tbk.
32
Malindo Feedmill Tbk.
33
Ricky Putra Globalindo Tbk.
TLKM ULTJ TBLA BUDI RUIS UNIC MAIN RICY
2002 1999 2004 2000 2007 2003 2008 2000
18
Medco Energi International Tbk.
19
Mitra Adiperkasa Tbk.
20
Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
21
Selamat Sempurna Tbk.
22
Semen Gresik Tbk.
23
Mobile-8 Telecom Tbk.
24
INDUSTRI Mining Trade, Services, & Investment Trade, Services, & Investment Miscellaneous Industry Basic Industry and Chemicals Infrastructure, Utilities, & Transportation Trade, Services, & Investment Property, Real Estate, and Building Construction Infrastructure, Utilities, & Transportation Consumer Good Industry Agriculture Basic Industry and Chemicals Mining Basic Industry and Chemicals Basic Industry and Chemicals Miscellaneous Industry
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012
Peringkat obligasi Selisih Prediksi Aktual 15 13 2 16 16 0 15 15 0 15 15 0 14 17 3 15 16 1 14 16 2 14
12
2
15 14 14 14 14 14 16 14
15 20 12 13 20 15 16 15
0 6 2 1 6 1 0 1
85
LAMPIRAN 5 Penyimpangan Prediksi Peringkat Obligasi (lanjutan)
NO
Nama Perusahaan
KODE
TAHUN
INDUSTRI
Peringkat obligasi Selisih Prediksi Aktual
34
Agung Podoromo Land Tbk.
APLN
2011
Property, Real Estate, and Building Construction
16
15
1
35
Fast Food Indonesia Tbk.
FAST
2011
Trade, Services, & Investment
16
18
2
36
Verena Oto Finance Tbk.
VRNA
2011
Finance
14
15
1
37
Astra Argo Lestari Tbk.
AALI
2000
Agriculture
14
14
0
38
Bank danamon Indonesia Tbk.
BDMN
2007
Finance
14
17
3
39
Bank Mandiri Tbk.
BMRI
2009
Finance
19
19
0
40 41
Bank Permata Tbk. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
BNLI BTPN
2006 2009
Finance Finance
15 15
14 16
1 1
42
Bank Victoria International Tbk.
BVIC
2000
Finance
13
13
0
43
Bank Negara Indonesia Tbk.
BBNI
2003
Finance
15
14
1
44
Clipan Finance Indonesia Tbk.
CFIN
2003
Finance
14
11
3
45 46
Kresna Graha Sekurindo Tbk. Panin Sekuritas Tbk.
KREN PANS
2007 2003
Finance Finance
13 13
14 11
1 2
47
Bank CIMB Niaga Tbk.
BNGA
2010
Finance
19
20
1
48
Trimegah Securities Tbk.
TRIM
2004
Finance
14
14
0
Pengaruh audit..., Ruth M. Siahaan, FE UI, 2012