Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
PENGARUH ART SONG ROMANTIK KE BENTUK KREATIVITAS LOCAL GENIUS KOMPONIS INDONESIA NURKHOLIS, S.Sn., M.Sn. Dosen Program Studi Seni Musik Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Sumatera Barat E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Lagu Seriosa ditinjau dari bentuk dan struktur lagu seni adalah pengaruh dari gaya art song Romantik di Eropa, atau tepatnya adaptasi bentuk lieder Jerman yang mencirikan strophic, through-composed, song cycle. Namun di Indonesia, bentuk-bentuk lieder tersebut dimodifikasi oleh kalangan komponis dengan memasukkan idiom-idiom musikal Nusantara yang mewujud ke bentuk lagu seni khas Indonesia. Kata kunci: sejarah musik, art song romantik, musikal Nusantara, lagu seriosa. Kecenderungan
A. PENDAHULUAN
demikian
ber-
Sebelum abad Musik Modern
dampak pada perubahan baru dalam
dimulai, alternatif membuat komposisi
periodesasi perkembangan musik Klasik
musik berdasarkan idiom musik rakyat
di Eropa ke arah musik Programa
(folk music) menjadi poin penting di
(romantik) yang digagas oleh komponis
kalangan
zaman
Beethoven dan Schübert. Sebagaimana
Romantik. Nyanyian rakyat mempenga-
yang dinyatakan oleh Prier (2010:169),
ruhi bentuk dan struktur komposisi
pada zaman Romantik atau Romantik
vokal musik seni pada abad ke-19 di
Awal, di Eropa ada usaha untuk
Jerman. Menurut Karl-Edmund Prier
mengumpulkan
(2008:160),
manuskrip musik rakyat di Jerman, dan
komponis
musik
Di Eropa, sekitar tahun 1800 awal zaman Romantik terdapat nyanyian seni, di antaranya arietta, cavatina, scena, kantata solo, himne, ode, lied, dan maksud nyanyian pada masa itu ialah lagu berbentuk bait. Namun ada juga untuk teknik Durchkomponiert, dimana setiap bait dan bagian diberi lagu khusus.
kembali
manuskrip-
ketika itu komponis lagu seni yang paling menonjol adalah Franz Schübert. Selanjutnya, perkembangan musikal zaman Romantik mengalami proses yang lebih kreatif lagi, sebagai contoh dapat dilihat dari komposisi-komposisi Franz Liszt (seorang komponis Hungaria) berkarya sekitar tahun 1830-1870-
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
119
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
an, demikian menurut Prier (2010:169).
dari aspek komposisi seperti yang di-
Pada zaman Romantik Tinggi, Liszt
usung oleh komponis Arnold Schönberg
juga termasuk komponis yang peduli
di awal abad ke-20. Sebagaimana di-
terhadap musik tradisi kampung hala-
katakan Mack (1995:89) berikut ini:
mannya di Hungaria. Jelas terlihat dalam
komposisi-komposisi
Franz
Liszt, bahwa tema-tema lagu rakyat Hungaria mempunyai pengaruh yang besar. Menurut Prier SJ (2010:170), usaha
Liszt
untuk
menghidupkan
kembali musik Palestrina dan Gregorian, dianggap oleh beberapa musikolog sebagai keberhasilan memperkembangkan Romantik Akhir ke arah musik abad 20. Dalam hal ini, garapangarapan komposisi Franz Liszt dianggap maju untuk zamannya, sebab Liszt telah menggunakan sistem politonalitas dan harmoni kuart yang lebih kreatif dan bersifat imajinatif. Pengaruh komposisi yang dibuat oleh Franz Liszt berlanjut terus ke pen-
Lebih lanjut, garis besar penetapan tahun 1890 sebagai awal fase Musik Modern, barangkali lebih mudah untuk dikritik. Sebab, saat itu banyak aliranaliran musik dengan nama yang berbeda-beda, seperti Impresionisme, Simbolisme, Neoklasisme, dan Ekspresionisme. Sebagai contoh, pada awal abad ke-20, masih banyak komponis-komponis yang berkarya dalam gaya Romantik Akhir, seperti yang tergambar dalam komposisikomposisi musik yang dibuat oleh Gustav Mahler dan Richard Strauss. Walau dalam usia hidup, Mahler dan Strauss tetap berkarya dalam zaman Musik Modern. Namun, gaya komposisi musik yang mereka ciptakan, mengindikasikan adanya ambiguitas seperti tersebut di atas. Kenyataan demikian, menggambarkan kesu-litan dalam upaya untuk menulis penggolongan sejarah musik abad ke20.
ciptaan komposisi musik oleh komponis berikutnya yang mengakibatkan perubahan yang signifikan awal abad Modern. Hal ini sesuai dengan pendapat Dieter Mack (1995:89), bahwa perkembangan musik serius di Eropa mengalami krisis dan peralihan, terutama tahun 1890 dan 1935. Perubahan yang sangat signifikan tersebut pada dasarnya dapat ditinjau
Meskipun genre-genre musik zaman Romantik Akhir memiliki akar yang kuat di Eropa, dan mengandung unsur musik rakyat dari pengaruh musik abad Pertengahan, akan tetapi sampai hari ini di antara para musikologi dunia belum sepakat untuk penggolongan musik di peralihan abad ke-19 ke abad
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
120
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
20. Hal yang mengakibatkan munculnya
yaan, sekaligus memberi dan mengam-
perbedaan pendapat di kalangan musi-
bil kebudayaan.
kolog, disebabkan oleh penggolongan
Bentuk-bentuk demikian dapat
itu sendiri mengakibatkan pembatasan
disinyalir dari kesamaan antara art song
yang tidak relevan dalam proses pen-
Romantik (Occidental music) dan Lagu
ciptaan musik di saat itu. Oleh sebab itu
Seriosa di Indonesia berikut ini: a) Ben-
dilakukan upaya menjembatani perbe-
tuk lagu strophic, b) Bentuk lagu
daan pendapat yakni istilah Musik
through-composed, dan c) Bentuk lagu
Modern yang diusulkan oleh Carl
song cycle. Sebagaimana menurut Irwan
Dahlhaus (wawancara dengan Yoesbar
Abdullah (2010:41), pengelompokan
Djaelani, Yogyakarta, April 2011). Isti-
baru, defenisi sejarah baru, dan pem-
lah Musik Modern pada akhirnya
berian
dipakai sebagai istilah untuk mengkla-
kekuatan di dalam mengubah berbagai
sifikasikan genre-genre musik zaman
eks-presi kultural dan tindakan-tindakan
Romantik Akhir menjadi istilah yang
sosial.
makna
identitas
merupakan
Selain itu, tumbuhnya kepedulian
bersifat umum. Meninjau pesatnya perkembang-
terhadap khasanah budaya dan idiom
an Musik Modern di Eropa di atas, dan
local genius musik etnis Nusantara pun
aspek kedatangan musisi Eropa dan
membentuk
Amerika ke Hindia Belanda sekitar
Lagu Seriosa itu sendiri di kalangan
awal abad ke-20 di kota Batavia, pada
komponis.
dasarnya turut mempengaruhi kreati-
maritim, Indonesia memiliki kekayaan
vitas komponis Indonesia yang berlatar
budaya etnis yang unik yang ditandai
pendidikan musik Barat (wawancara
dari
dengan
Yogyakarta,
musik tradisional yang beragam dari
April 2011). Menurut C.A. van Peursen
Sabang sampai Merauke, antara lain:
(1988:24), kebudayaan menyerupai pa-
saman,
sang surut antara manusia dan kekua-
gordang
sambilan,
saan, ketegangan antara imanensi dan
dendang,
gamelan
transedensi, kebijaksanaan atau strategi
dan nyanyian-nyanyian rakyat yang
yang mengatur pasang surut kebuda-
berkembang di kepulauan Republik
Victor
Ganap,
dinamika
Sebab,
sebagai
estetika-estetika
gordang
pembentukan
negara
nyanyian
sabangunan zapin,
dan
dan
saluang
Sunda-Jawa-Bali,
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
121
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
Indonesia (Dayak, Bugis, Toraja, Mina-
manuskrip kontemporer Lagu Seriosa
hasa, Flores, Maluku dan Papua). Me-
(art song) berupa notasi dalam partitur.
nurut Mintargo (2010:2),
Sebagaimana pendapat Christopher J.
Dari sisi lain justru situasi di Indonesia barangkali paling unik di seluruh dunia, karena adanya keanekaragaman budaya etnis yang tumbuh dan berkembang di kepulauan Nusantara. Karena pada dasarnya musik masyarakat etnis di Indonesia merupakan hasil akulturasi dan persilangan dari budaya lokal dengan kebudayaan asing (hibrid) melalui budaya Hindu, Budha, Islam, dan Barat. Contohnya ketika musik Keroncong dan musik Dangdut kita klaim sebagai musik Indonesia, ternyata di situ ada unsur budaya asing.
Miller (2010:2) berikut ini:
Oleh
di
pada dasarnya terwujud di Indonesia
antaranya Ismail Marzuki, Kusbini,
sekitar rentang waktu tahun 1937-1938,
Bintang Sudibyo, R. Soenarjo, H.
yakni sebelum bangsa Indonesia merde-
Mutahar, R.A.J. Soedjasmin, Cornel
ka dari penjajahan bangsa Belanda dan
Simanjuntak,
J.A.
bangsa Jepang, demikian ditulis Nur-
Binsar
kholis (2012:8). Sedangkan Mintargo
Dungga,
kalangan
Amir
Liberty
komponis,
Pasaribu, Manik,
Sitompul, W. Lumban Tobing, Mochtar Embut,
Iskandar,
Soedharnoto, berupaya nyanyian
FX.
GWR.
Sinsu,
mengaplikasikan dan
musik
Sutopo, turut
keunikan tradisional
Nusantara tersebut ke bentuk dan struktur strophic, through-composed, song cycle. Bukti-bukti tersebut sampai saat ini masih terdokumentasikan secara baik melalui peninggalan manuskrip-
Saya ingin menunjukkan bahwa dalam pemikiran tentang seni musik kontemporer di Indonesia, maka perlu dipikirkan lebih luas sumber otoritas estetika: musik tradisi, kecenderungan estetika berbasis budaya, dan kecenderungan ideologis umum yakni wujud akhir dan lembaga struktur yang mendukung untuk keberadaan seni musik kontemporer. B. PEMBAHASAN Dinamika perkembangan genre Lagu Seriosa (art song) dan musik seni
(2011:2) menuliskan sebagai berikut: Dalam perjalanan sejarah di Indonesia, bangsa Belanda pernah mengajarkan instrumen musik Barat kepada abdi dalem Kesultanan Kraton Yogyakarta dan Kasunanan Kraton Surakarta. Tujuannya agar dapat memainkan lagu kebangsaan ‘Wilhelmus’ saat upacara kunjungan tamu resmi pejabat dari negeri Belanda. Pada tanggal 26 Mei 1923, terbentuklah tradisi musik diatonik dikembangkan dengan
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
122
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
baik oleh Walter Spies dan beberapa orang Eropa serta seorang Letnan Angkatan Darat Hindia Belanda Dongelman. Sejak itu terjadi hubungan yang bersifat terbuka antara bangsa Barat dengan bangsa Indonesia dengan penuh kompromi.
Selain
itu,
komponis
Amir
Pasaribu selalu menekankan pendapatnya bahwa kreativitas komponis musik seni di Indonesia (pra-kemerdekaan dan pasca-kemerdekaan), umumnya telah melakukan upaya asimilasi idiom musik
Pada periode berikutnya, genre
etnis Nusantara ke komposisi musik
Lagu Seriosa yang dianggap oleh
serius. Sebagai contoh, antara lain
kalangan komponis adalah lagu seni
komposisi yang dibuat langsung oleh
yang bercita rasa Indonesia, maka
Amir Pasaribu untuk solo piano, yakni:
kemudian dijadikan salah satu kategori
Variasi Sriwidjaja, Tjapung Ketjimpung
lagu yang wajib diperlombakan dalam
di
acara
1952,
(wawancara via telepon dengan Ben M.
demikian penegasan Sitorus (2009:96).
Pasaribu, Desember 2009). Dalam hal
Menurut
(2003:375),
ini, menurut Dieter Mack (1999:549),
seriosa adalah lagu atau musik serius
komposisi Amir Pasaribu bertolak dari
baik
unsur pentatonik yang mirip laras pelog
Bintang
Pono
karya
Radio
Banoe
musik
tahun
vokal
maupun
Tjikapundung,
Tari
yang
sebagai art music atau serious song.
harmoni tonal Barat. Namun demikian,
Suka Hardjana (2001) juga menuliskan
menurut Mintargo (2011:1),
Salah satu agenda Radio Republik Indonesia yang paling pantas dicatat dalam sejarah musik Indonesa adalah diselenggarakannya acara tahunan Bintang Radio. Kompetisi ini diselenggarakan melalui tahapan seleksi yang sangat ketat, baik pada tingkat daerah, provinsi, maupun nasional, dalam trilogi kompetisi yaitu musik Hiburan, musik Keroncong, Lagu Seriosa.
dengan
Bali
instrumental yang bernilai teknik tinggi
sebagai berikut:
diharmonisir
dan
elemen
Pada awalnya, munculnya komponis Indonesia abad ke-20 yang telah menggunakan pola kehidupan budaya musik Barat sebagai sarana guna mengungkapkan ekspresi musikal, antara lain muncul pertama kali Soerjopoetro tahun 1916-1917 dengan karyanya Rarjuo Sarojo untuk komposisi duet vokal dan biola. Melalui tafsir ulang terhadap idiom-idiom musikal Nusantara sebagai local genius, serta kemampuan dan
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
123
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
penguasaan teknik dan metode kompo-
Penggunaan time singnature 6/8 dalam
sisi musik seni yang cukup baik di
tempo allegretto menjadikan aksentuasi
kalangan komponis Indonesia pada
lagu ini ‘mirip’ dengan rentak irama
masa itu, pun turut mengarahkan gaya
joged dalam khasanah musik Melayu.
penciptaan musik seni (art music) yang
Aksentuasi
bercita rasa (plavour) Indonesia. Se-
dengan
bagaimana
“Sijobang” -- dendang-dendang Mi-
menurut
Tan
Malaka
(1951:31) berikut ini: Kalau Indonesia tidak merdeka, maka ilmu pengetahuan akan terbelenggu. Semua negara merdeka sekarang menasionalkan, merahasiakan penemuan, guna dipakainya sendiri untuk persaingan dalam perniagaan atau peperangan! Saintis (ilmuwan) Indonesia, janganlah bermimpi akan bisa leluasa berkembang selama pemerintah Indonesia dikemudikan, dipengaruhi, atau diawasi oleh negara lain berdasarkan kapitalisme, negara apapun juga di bawah kolong langit ini. Kemerdekaan sains itu sehidup dan semati dengan kemerdekaan negara. Begitu juga kemerdekaan sains bagi satu kelas, sehidup dan semati dengan kemerdekaan kelas itu. Oleh sebab itu, beberapa karya Lagu Seriosa dapat dijadikan sebagai model analisis musik, seperti contoh yang terkandung dalam karya “Kasih
demikian
densitas
juga
ritmik
‘mirip’ nyanyian
nangkabau -- di Sumatera Barat. Selain itu, ada penggunaan skala atau modus mixolidian sebagai dasar pembentukan melodi dan harmoni. Kesan mixolidian pun menjadikan ‘rasa’ (plavour) karya “Kasih dan Pelukis” seolah-olah membawa imaji auditori ke estetik nyanyiannyanyian rakyat atau foklor Nusantara. Menurut Walter Piston (1950:29-30), Modality reters ti the choise of the tones between which this relationship exist. Tonality is synonymous with key, modality with scale. In addition to the major, minor, and chromatic scales, an ectremely large number of modes can be constructed in any given tonality. Many modes taken from folk songs and even oriental scales have been occasionally by composers. Artificial scales have been invented, containing a distribution of intervals not known before.
dan Pelukis” ciptaan Mochtar Embut.
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
124
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
Notasi 1: Kasih dan Pelukis ciptaan Mochtar Embut
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
125
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
Strophic. Term applied to song in which the same music repeated, perhaps with very minor change, for each successive stanza of setting of a poem, in manner of folk-song. The opposite, where the music progresses, is called through-composed or Durchkomponiert. In general. The strophic song is simple and lyrical, the through-composed more dramatic or complex. Dalam khasanah lagu-lagu Me-
Sebagai salah satu komponis yang cukup handal pada masa itu, Mochtar Embut dapat dianggap jeli mengadaptasikan
salah
satu
unsur
musikal Nusantara ke dalam karyakaryanya berbentuk strophic, throughcomposed, dan song cycle. Menurut Leon Stein (1979:177), Kedua bidang musik (strophic dan through-composed) adalah klasifikasi bentuk vokal; mari kita pertimbangkan da capo aria dan lagu strophic. Da capo aria adalah istilah yang menyiratkan pola-bentuk ABA atau terner. Demikian juga istilah strophic, bagaimanapun tidak membentuk suatu batasan. Sebuah lagu strophic adalah salah satu melodi yang sama dan pola yang sama digunakan untuk bait berturutturut, sebagai himne atau sebuah lagu rakyat.
layu, umumnya penggunaan skala dan modus yang dekat dengan karakter mixolidian seperti di atas, banyak dijumpai pada lagu yang berpola ritmik langgam
dan
senandung.
Mochtar
Embut juga turut mengaplikasikan gerakan motif-motif melodi yang mengandung
unsur
cengkok
(ornamentasi)
musik Melayu. Cengkok-cengkok tersebut dimanipulasi gerakannya dalam
Begitu
pula
yang
dituliskan
Michael Kennedy (1994:856) dalam “The Oxford Dictionary of Music”
teknik gruppetto (sekumpulan nada hias yang bergerak setengah/satu langkah ke atas atau ke bawah) berikut ini:
berikut ini:
Notasi 2: Cengkok musikal Melayu dalam Kasih dan Pelukis
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
126
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
Notasi 3: Teknik grupetto dalam Kasih dan Pelukis Begitu juga pengolahan antara
jau dari bentuk dan struktur lagu, peran
pasasi (passage) ke pasasi berikutnya,
jembatan (bridge) tersebut diposisikan
Mochtar Embut membuat jembatan lagu
sebagai ‘penanda’ (signifier) dan ‘pe-
(bridge) yang mirip dengan coda dalam
tanda’ (signified) bahwa lagu kembali
musik Melayu, dan diasumsikan sebagai
bermain pada bentuk semula (awal),
suatu kesengajaan habitus komponis
karena lagu “Kasih dan Pelukis” adalah
untuk melahirkan kesan (impression)
Lagu Seriosa berbentuk strophic (lagu
‘bebunyian’ musikal Nusantara. Ditin-
ständchen).
Notasi 4: Jembatan lagu (bridge) Begitu
juga
kreativitas
yang
tara Indonesia. Kesan laras slendro
digagas oleh komponis Soedharnoto
dalam komposisi ini membawa ima-
dalam lagu “Derita” ciptaannya, turut
jinasi audien ke suasana alam pedesaan
juga memakai idiom musik etnis Nusan-
di etnis Jawa seperti berikut ini:
Notasi 5: Laras slendro dalam lagu “Derita”
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
127
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
Selain kesan laras slendro, kom-
pola ritme yang rapat dan berulang-
ponis juga membuat musik iringan
ulang, berakibat pada efek minimalis
dengan pola irama monoton yang
berikut ini:
berkesan musik gamelan Jawa. Dalam
Notasi 6: Pola ritme (rhytme pattern) gamelan Jawa quickly than the bass but more slowly than the upper pair, and it seems to emphasize the important notes of the topmost voice. The total effect - pentatonicism, slowmoving bass, heterophony between topmost and middle voices resembles some of the characteristics of the Javanese gamelan orchestra, ind icating that Debussy had perhaps absorbed more of the authentic technique of exoticism than had his predecessors.
Gambaran di atas merupakan keunikan tersendiri pada gaya musik gamelan Nusantara. Pada akhir abad ke19, gaya tersebut menjadi daya tarik di kalangan
komponis
Impressionisme,
antara lain Claude Debussy, Collin McPee, Dieter Mack, dan komponiskomponis Musik Modern berikutnya. Sebagaimana menurut Stefan Kostka (2006:170) berikut ini: Debussy makes use of some of these in Example 8-8. The upper two voices move in parallel motion up and down a four-note scale: (C#-D#-F#-G#), while the entrance of the bass in m. 29 provides a B, which when added to these four produces a pemaLOnic scale. The middle voice in the texture moves more
Demikian juga halnya dengan apa yang telah dilakukan oleh komponis Felix Sutopo dalam ciptaannya berjudul “Lebur”. Ditinjau dari aspek kedinamisan pole ritme, diperkirakan bahwa Sutopo mengadaptasi musik gamelan Bali berikut ini:
Notasi 7: Pola ritme I (rhytme pattern) gamelan Bali
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
128
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
Selain itu, dari aspek struktur
Josep Fux (1971:1), kontrapung itu
bentuk dari awal sampai akhir yang
adalah komposisi simples dari dua atau
selalu berubah-rubah, mengindikasikan
lebih suara yang memiliki pergerakan
Sutopo menggunakan bentuk through-
nada yang sama panjang, dan hanya
composed yang ditandai oleh adanya
terdiri dari harmoni. Begitu juga durasi
kesan deklamasi. Sutopo mengolah
nada tidak penting kecuali yang harus
bagian tersebut dengan memakai teknik
sama untuk setiap melodi. Sebagai
kontrapung (invention) antara gerak
contoh dapat dilihat dalam bagian
motif lagu dan pola iringan. Menurut
introduksi partitur berikut ini:
Notasi 8: Teknik kontrapung (invention) Kesan meluap-luap yang menjadi ciri khas musik Romantik diadaptasikan Sutopo dalam nuansa musikal yang dinamis dan selalu bergerak tanpa adanya suatu penetrasi tempo (bentuk khas through-composed) melalui motifmotif musik gamelan Bali. Menurut Kostka (2006:130), Elliott Carter is generasy credited with being the first to use a particular method of changing tempos precisely by making some note value in the first tempo equal to a different note value (or at least to a different proportion of the beat) in the second tempo. For example, to “modulate” from J = 80 to J = 120, one could begin using eighth-note triplets in the first tempo. These triplet eighths have a duration of 240
per minute (three times the J = 80 rate). This rate of 240 turns out to be the rate of the simple division of the beat (the eighthnote) at the new tempo of J = 120. This device has been called “metric modulation” because it usually involves changing time signatures; however, a change of tempo is the real objective, so we will use the term tempo modulation, This lechnique does bear a resemblance to the common chord modulation of tonal music, in that one or more measures will contain elements of both tempos. Begitu juga pada bagian interlud, komponis Sutopo tetap mempertahankan pola ritme agresif gamelan Bali untuk menjaga mood lagu dan stabilitas musikal
dalam
bikordal.
Menurut
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
129
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
Ludmilla Ulehla (1967:272), struktur
akar tonal yang berbeda seperti berikut
bikordal menjadi komplit jika gerakan
ini:
bass dan akor trebel berbenturan dalam
Notasi 9: Pola ritme II (rhytme pattern) gamelan Bali Selain kesan musik etnis Jawa
Ditinjau dari beberapa gaya kom-
dan Bali, Sutopo juga membuat Lagu
posisi yang dibuat oleh Felix Sutopo,
Seriosa yang berakarkan lagu etnis
dia termasuk komponis yang progresif.
Batak berjudul “Puisi Rumah Bambu”.
Sebab, hampir seluruh karya musik
Kesan aksentuasi ritme yang tajam dan
yang diciptakannya, pada dasarnya
tegas yang menjadi khas musik etnis
mengandung suatu kesan yang dinamis.
Batak, diolah Sutopo menjadi motif-
Kecenderungan demikian berkemungki-
motif lagu yang unik. Sebab, jika
nan disebabkan oleh kematangan dalam
didengar secara seksama, maka imaji-
penguasaan teknik komposisi musik
nasi kita seolah-olah mendengar lagu
Barat. Selain itu, Sutopo cukup banyak
“Sing-sing So” dan “Taragading Dang
menguasai gaya perkembangan kompo-
Ding Do”, yaitu lagu rakyat yang ber-
sisi Romantik Awal, Romantik Tinggi,
kembang di etnis Batak.
dan Romantik Akhir.
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
130
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
Notasi 10: Puisi Rumah Bambu ciptaan FX. Sutopo
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
131
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
Begitu juga kreativitas yang digagas oleh komponis Ismail Marzuki dan Iskandar, pada dasarnya turut menciptakan
melodi-melodi
inovatif
Lagu Seriosa dengan cara memakai idiom musik Nusantara dalam lagu “Nun Dia Dimana”. Menurut Reginald Smith Brindle (1986:13), Melodi adalah naik turunnya nada yang saling berhubungan satu sama lain dalam waktu. Karena itu ada dua komponen melodi utama: a). Sebuah pola gerakan nada naik dan turun, b). Desain berirama yang berhubungan dengan nada satu sama lain dalam waktu.
dalam pergerakan harmoni. Menurut Arnold Schönberg (1954:6-7), The structure meaning of a harmony depends exclusively upon the degree of the scale. The appearance of the third, fifth or seventh in the bass server only for greater variety in the “second melody”. Structural function are exested by root progressions; 1. Strong or assending progressions (a fourth up, idential with fifth down); 2. Dessending progressions (a fourth down and a third up); 3. Superstrong progressions (one step up). Sebagai komponis, Ismail Marzuki dan Iskandar menyadari bahwa ragam tangganada (scale) yang terdapat
Dalam lagu “Nun Dia Dimana”, penggunaan skala pentatonik sebagai tulang punggung melodi terasa dominan
dalam musik Timur (Oriental music), khususnya di Indonesia, adalah akar (root) yang sama dalam penggunaan melodi-melodi pentatonik.
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
132
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
Notasi 11: Nun Dia Dimana
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
133
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
Adaptasi-adaptasi yang dimani-
khas Indonesia yang digagas berdasar-
festasikan oleh kalangan komponis
kan idiom local genius oleh kalangan
Indonesia di atas, membuktikan bahwa
komponis Indonesia.
pada
masa
itu
sudah
menyadari
pentingnya suatu identitas ke-Indonesiaan melalui perwujudan ekspresi seni, khususnya Lagu Seriosa. Hal yang sama juga ditulis oleh David Kaplan dan Robert A. Manner (2002:83) bahwa institusi atau kegiatan budaya dikatakan fungsional manakala memberikan andil bagi adaptasi atau penyesuaian sistem tertentu, dan disfungsional apabila melemahkan adaptasi. C. PENUTUP Dari beberapa contoh analisis musikologi,
kemungkinan-kemungki-
nan untuk menyatakan bahwa Lagu Seriosa adalah lagu seni yang khas Indonesia, pada dasarnya telah terbukti dari beberapa aspek komposisi yang dijadikan contoh di atas. Selain itu, dari analisis data partitur dan fakta yang ditemukan secara musikologi, pada kenyataannya
Lagu
Seriosa
layak
dijadikan sebagai bahan perbandingan dengan
komposisi-komposisi
musik
kontemporer masa kini. Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa genre Lagu Seriosa
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Irwan. 2010. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius. Brindle, Reginald Smith. 1986. Musical Composition. New York: Oxford University Press. Fux, Johann Josep. 1971. The Study of Counterpoint. New York-London: W.W. Norton & Company. Hardjana, Suka. 2001. Musik Seriosa Riwayatmu Doeloe. Jakarta: Ragam Gatra Nomor 34, 9 Juli 2001. Kaplan, David & Robert A. Manner. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kennedy, Michael. 1994. The Oxford Dictionary of Music. Oxford, New York: Oxford University Press. Kostka, Stefan. 2006. Material and Techniques of Twentied CenturyMusic. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Mack, Dieter. 1999. Sejarah Musik 4. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Malaka, Tan. 1951. Madilog. Jakarta: Widjaya. Miller, Christopher J. 2010. Indonesian Experimentalisms: The Question of Western Influence and the Cartography of Aesthetic Authority. USA: Cornel University Department of Music. Mintargo, Wisnu. 2010. “Budaya Musik Indonesia (Musikku)”. Data dari
adalah komposisi lagu seni (art song)
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
134
Nurkholis, Pengaruh Art Song Romantik ke Bentuk Kreativitas Local Genius
internet tanggal 12 Desember 2011. Mintargo, Wisnu. 2011. “Musik Nasional dalam Trikon Ki Hadjar Dewantara: Akulturasi Timur Barat”. Data dari internet tanggal 12 Desember 2011. Piston, Walter. 1969. Orchestration. London: Victor Gollancz Ltd. Piston,Walter. 1950. Harmony. London: Victor Gollancz Ltd. Prier SJ, Karl-Edmund. 2008. Sejarah Musik I. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Puersen, C.A. van. 1988. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Schönberg, Arnold. 1954. Structural Functions of Harmony. LondonBoston: Faber Paperback. Sitorus, Eritha Rohana. 2009. Amir Pasaribu: Komponis, Pendidik & Perintis Musik Klasik Indonesia. Yogyakarta: Media Kreatifa. Stein, Leon. 1979. Structure & Style: The Study and Analysis of Musical Form. New Jersey: SummyBichard Music. Tjaroko, Winarjo. 2006. Sejarah Perkembangan Lagu Seriosa di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka UGM. Ulehla, Ludmilla. 1967. Contemporary Harmony. New York: The Free Press. hz
Jurnal PPKn & Hukum________________________________Vol. 11 No. 1 Maret 2016
135