PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE DEBATE PADA MATAKULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR Raja Dedi Hermansyah, Staf Pengajar AMIK INTeL Com GLOBAL INDO
ABSTRAKSI Penelitian tentang “ Penerapan Strategi Pembelajaran Active Debate Pada Matakuliah Pendidikan Agama Islam untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa D-3 Manajemen Informatika di AMIK INTELCOM GLOBAL INDO Kisaran Kabupaten Asahan” secara substansi bertujuan untuk mengetahui tentang pengetahuan empiris yang baru dan memiliki relevansi dengan kehidupan sehari-hari, khususnya proses pembelajaran agama Islam di kampus. Penelitian ini merupakan salah bentuk dari penelitian tindakan kelas (PTK), karena dalam penelitian ini penulis akan meneliti dengan cara mengimplementasikan salah satu strategi pembelajaran yang telah penulis pilih, yakni strategi pembelajaran active debate untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Setelah itu, akan dinilai dan diperhatikan secara seksama bagaimana perubahan yang terjadi dalam diri mahasiswa ketika strategi pembelajaran tersebut diimplementasikan.
Kata Kunci : active debate, motivasi, mahasiswa komputer (memiliki peran begitu signifikan) yang harus melakukan peningkatan motivasi belajar mahasiswa. Dosen diberikan wewenang sepenuhnya oleh pimpinan perguruan tinggi untuk mengatur kelas yang dipimpinnya, agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Apabila dosen tidak menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya, maka proses pengajaran di dalam kelas tersebut akan mengalami gangguan dan hambatan (problematika).2
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan atau perkembangan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh beberapa faktor utama, yakni orang tua, lingkungan dan sekolah (pendidikan). Itulah sebabnya, guna mencapai tujuan perkembangan kepribadian seseorang (peserta didik), maka pendidikan menjadi jargon utama dalam setiap negara. Diharapkan dengan pendidikan akan tercipta manusia yang berakhlak baik, berbudi pekerti, bermoral dan cerdas dalam merespon setiap problematika kehidupan yang dihadapinya. Guna mencapai tujuan tersebut, maka belajar menjadi sarana yang paling tepat. Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi dari tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi bagus, dari jahat menjadi baik, dan dari tidak berakhlak menjadi berakhlak, dari tidak jujur menjadi jujur dan seterusnya. Jelasnya adalah “perbuatan yang bersifat negatif kepada yang bersifat positif atau memiliki nilai tambah dari sebelumnya yang terjadi pada diri seseorang”.1 Dalam rangka mencapai keinginan itu, dosen bertanggung jawab terhadap tingkah laku mahasiswa serta segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Dosen adalah orang yang pertama dan utama
2. KAJIAN TEORI A. Strategi Pembelajaran Debat Aktif (Active Debate) 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya (bangsa-bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu di perang dan damai.3 Jadi strategi adalah ilmu dan seni untuk mengatur dan memanfaatkan segala sesuatu untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. Kata pembelajaran berasal dari kata “belajar” yang mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”. Dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 67
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 bahwa pembelajaran diartikan dengan proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau mahkluk hidup belajar.4 Hakikat dari pembelajaran bagaimana membuat seseorang atau mahluk hidup dengan cara tertentu mengalami peroses belajar.
dikelompokkan kedalam empat cluster dengan berbagai indikatornya sebagai berikut: Pertama, Globalisasi di bidang budaya, etika dan moral yang di dukung oleh kemajuan tekhnologi di bidang transportasi dan informasi. Saling keterhubungan dan keterkaitan antara 3 T (telekomunikasi, transportasi dan teknologi) semakin mempercepat daya jangkau dan daya tembus pengaruh budaya asing dan gaya hidup (life style) tertentu yang datang dari luar. Para peserta didik saat ini telah mengenal berbagai sumber pesan pembelajaran, baik yang bersifat pedagogis terkontrol maupun nonpedagogis yang sulit terkontrol. Sumbersumber pesan pembelajaran yang sulit terkontrol akan dapat memengaruhi perubahan budaya, etika, dan moral para peserta didik. Masyarakat yang semula merasa asing dan bahkan tabu terhadap berbagai gaya hidup yang datang dari luar, kemudian menjadi biasa-biasa saja (permissive), bahkan ikut menjadi bagian dari itu. Sebagai eksesnya, tidak heran jika pada saat ini sering dijumpai model kehidupan yang paling kontroversional dapat dialami dalam waktu yang sama serta dapat bertemu dalam pribadi yang sama yaitu: antara kesalehan dan keseronohan, antara kelembutan dan kekerasan, antara koruptor dan dermawan, antara koruptor dan keaktifan beribada (shalat, haji atau umrah), serta antara Mesjid dan Mall, yang keduanya terusmenerus berdampingan satu sama lain. 7 Kedua, krisis moral dan etika, yang melanda kehidupan bangsa kita dalam berbagai tataran administratif pemerintahan pusat atau daerah dan dalam berbagai sector Negara maupun swasta. Rendahnya tingkat social- capital adalah trust (sikap amanah). Menurut pengamatan sementara ahli, bahwa dalam bidang social capital bangsa Indonesia ini hampir mencapai titik "zero trust society", atau masyarakat yang sulit dipercaya, yang hasil survey The Political and Economic Risk Consultancy (PERC) tahun 2004 bahwa indeks korupsi di Indonesia sudah mencapai 9,25 atau ranking pertama se Asia, bahkan pada tahun 2006 indeksnya meningkat sampai 9,4.8 Ketiga, masalah eskalasi konflik, yang disatu sisi merupakan unsure dinamika sosial, tetapi disisi lain justru mengancam harmoni bahkan integrasi sosial baik lokal, nasional, regional maupun internasional. Eskalasi konflik ini memiliki latar belakang yang beraneka ragam, ada yang dilatarbelakangi oleh kepentingan politik, organisasi,
3.STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE DEBATE DI PERGURUAN TINGGI Strategi pembelajaran active debate (debat aktif) yang akan diimplementasikan dalam penelitian ini merupakan bagian dari desain pembelajaran yang bisa menjadi satu metode berharga, yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan, terutama kalau mahasiswa diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya sendiri. Ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan mahasiswa di dalam kelas, bukan hanya para pelaku debatnya.5 Dalam teknik pembelajaran partisipatif, strategi pembelajaran active debate (debat secara aktif) di kelas merupakan bagian dari teknik pemecahan masalah perkuliahan secara kritis dan analitis, yang akan menguji kemampuan pemahaman religius mahasiswa dalam topik permasalahan yang dibahas. Dari strategi ini mahasiswa dituntut untuk lebih kritis dalam menanggapi masalah dalam bentuk pendapat, sehingga starategi ini merupakan teknik yang menggambarkan pengalaman atau masalah seseorang yang disusun untuk memancing perhatian atau perasaan para peserta didik. Dengan debat akan dapat dipecahkan masalah secara kritis, sehingga pemecahan masalah yang bersifat kritis tersebut dapat dipergunakan untuk menggerakkan diskusi dan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik atau mahasiswa dalam menganalisis, menilai, dan memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam dunia kehidupannya. Strategi pembelajaran active debate (debat aktif) dapat juga dipergunakan sebagai aktivitas belajar perorangan, kelompok, atau kombinasi antar keduanya.6 Matakuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi 1. Urgensi Pendidikan Agama Islam Dalam era globalisasi dan era modern ini, berbagai tantangan sedang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia, terutama dalam konteks pembangunan masyarakat yang berakhlak mulia. Tantangan-tantangan tersebut pada dasarnya dapat
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 68
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 kelompok dan sebagainya, bahkan ada yang membawa nama agama. Keempat, stigma keterpurukan bangsa, yang berakibat kurangnya rasa percaya diri. Indonesia sedang menghadapi krisis multidimensional baik dibidang ekonomi, politik, moral, budaya, dan sebagainya, serta pudarnya identitas bangsa, terutama berhadapan dengan hegemoni kekuatan dunia yang unggul baik dari aspek ipteks, politik, sosial maupun cultural. Indonesia juga dihadapkan dengan hasilhasil survey internasional yang selalu memposisikan mutu pendidikan dan pengembangan SDM di Indonesia pada tingkatan yang rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga. Padahal dengan diberlakukannya globalisasi dan perdagangan bebas, berarti persaingan alumni dalam pekerjaan semakin ketat. Indonesia juga sedang menghadapi disparitas kualitas pendidikan antar daerah di Indonesia yang masih tinggi, angka pengangguran lulusan sekolah dan perguruan tinggi semakin meningkat, dan tenaga asing meningkat sedangkan tenaga Indonesia yang dikirim keluar negeri pada umumnya non-professional.
atau drive, motif atau motive, kebutuhan atau need, dan keinginan atau wish. Walaupun ada kesamaan, dan semuanya mengarah kepada motivasi, namun beberapa ahli memberikan arti khusus terhadap halhal tersebut. Desakan atau drive, diartikan sebagai dorongan yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan jasmaniah. Motif atau motive, diartikan sebagai dorongan yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rohaniah. Kebutuhan atau need, merupakan suatu keadaan, di mana individu merasakan adanya kekurangan, atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya. Keinginan atau wish, adalah arapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang di butuhkan. Walaupun adanya variasi makna dari keempat hal tersebut, namun semuanya sangat bertalian erat dan sukar dipisahkan. Semuanya termasuk suatu kondisi yang mendorong manusia untuk melakukan kegiatan, kondisi inilah yang disebut dengan motivasi. Selanjutnya, motivasi belajar merupakan penggunaan motivasi dalam kegiatan proses belajar mengajar. Motivasi merupakan kondisi mental yang aktif, sedangkan belajar merupakan aktivitas yang nyata dan melibatkan kondisi mental yang aktif dalam suatu proses untuk mencapai tujuan belajar. Motivasi belajar adalah kekuatan-kekuatan atau tenaga-tenaga yang dapat memberikan dorongan kepada kegiatan belajar murid. Dengan demikian, motivasi belajar dapat juga diartika sebagai dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu aktivitas belajar. Dalam hal ini, dorongan tersebut sangatlah penting, sebab dorongan dapat juga menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar. Motivasi yang dimiliki seseorang itu didasari dari dua komponen, yaitu komponen dalam (inner component) dan komponen luar (outer component). Komponen dalam ialah perubahan dalam diri seseorang dan ketegangan psikologis, sedangkan komponen luar adalah apa yang diinginkan seseorang atau tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi itu merupakan alat terjadinya proses belajar, tanpa adanya motivasi, kemungkinan niat untuk belajar sangat kecil. Hal ini jelas sekali bahwa hubungan antara motivasi belajar sangatlah erat kaitannya untuk menyampaikan pendidikan yang sempurna.
C. Motivasi dan Hasil Belajar 1. Motivasi Belajar a). Pengertian Motivasi Belajar Istilah motivasi baru digunakan sejak awal abad ke-20. Selama beratus-ratus tahun, manusia dipandang sebagai makhluk rasional dan intelek yang memilih tujuan dan menentukan sederet perbuatan secara bebas. Nalarlah yang menentukan apa yang dilakukan oleh manusia. Manusia bebas untuk memilih dan pilihan yang ada – baik atau buruk – tergantung pada intelegensi dan pendidikan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, manusia bertanggung jawab penuh terhadap setiap perilakunya.9 Konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran para ilmuwan, terutama dari pakar filsafat – yang mengidentifikasi bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal. Akan tetapi, tidak banyak perbuatan manusia yang dilakukan di luar dari kontrol manusia itu sendiri. Hal ini melahirkan sebuah pendapat, bahwa manusia selain rasionalistik, ia juga sebagai mahluk yang mekanistik – yaitu mahluk yang digerakkan oleh sesuatu di luar nalar yang biasanya disebut naluri atau insting.10 Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan luar diri manusia. Terhadap tenaga-tenaga tersebut, beberapa ahli memberikan istilah yang berbeda, seperti; desakan
b). Fungsi dan Tujuan Motivasi Belajar Motivasi memiliki fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan dan ia juga akan mempengaruhi kekuatan dari kegiatan tersebut. Selain itu, motivasi juga dipengaruhi oleh tujuan. Semakin tinggi dan berartinya tujuan tersebut, makin besar pula motivasinya, dan semakin besar
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 69
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 motivasinya semakin kuat pula kegiatan yang dilaksanakan. Ketiga konponen kegiatan atau perilaku individu tersebut, saling berkaitan erat dan membentuk suatu kesatuan yang disebut sebagai proses motivasi. Proses motivasi itu sendiri meliputi tiga langkah11, yakni; 1) Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong (desakan, motif, kebutuhan, dan keinginan) yang menimbulkan suatu ketegangan atau tension. 2) Berlangsungnya kegiatan atau tingkah laku yang diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan yang akan mengendurkan atau menghilangkan ketegangan. 3) Pencapaian tujuan kekurangannya atau hilangnya ketegangan. Dari uraian diatas, maka dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa motivasi merupakan sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa pakar psikologi antara lain; 1) M. Ngalim Purwanto, mendefenisikan motivasi “sebagai pendorong, yaitu suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak”.12 2) Mc. Donald mengatakan bahwa “motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan”.13 3) M. Utsman Najati, mengemukakan bahwa “motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku, serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu”.14 Setiap individu mempunyai kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi. Dalam batas tertentu, pemenuhan kebutuhan dan keinginan sering kali merupakan tujuan, dorongan untuk mencapai tujuan tersebut adalah motivasi. Dengan demikian, dapatlah ditegaskan bahwa motivasi akan selalu terkait dengan soal kebutuhan. Memberikan motivasi kepada siswa
berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar mengarah pada tujuan, maka juga motivasi belajar akan mengarah pada tujuan belajar pula oleh karena itu penulis kemukakan pendapat Hasibuan tentang kemampuan hasil belajar sebagai berikut: a. Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan skolatik). b. Strategi kognitif mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang yang dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta kemampuan ini umumnya di kenal dan tidak jarang. d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah antara lain keterampilan menulis, mengetik dan menggunakan jangka, dan sebagainya. e. Sikap dan nilai yang berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, bagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku kepada orang, barang atau kejadian.15 Dengan demikian motivasi belajar dalam meningkatkan prestasi pendidikan tidak lepas dari dorongan, baik motif itu berasal dari dalam maupun dari luar. c). Jenis-jenis Motivasi Belajar Ada beberapa pandangan mengenai jenisjenis motivasi ini. Dilihat dari segi dasar pembentukannya, motivasi terdiri dari: a. Motif-motif bawaan, yaitu motif yang dibawa sejak lahir. b. Motif-motif yang dipelajari, yaitu motif yang timbul akibat adanya proses pembelajaran (dipelajari). c. Cognitive motives, yang mana motif ini menunjukkan pada gejala intrinsik, yaitu menyangkut kepuasan individual. d. Self-expression, yang mana penampilan diri merupakan sebagian dari prilaku manusia. e. Self-enhancement, yang mana melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Sedangkan jenis motivasi menurut pembagian yang dikemukakan oleh Wordword dan Marquis, antara lain:
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 70
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 a. b.
Motif organis. Motif darurat, yaitu motif yang timbul karena rangsangan dari luar. c. Motif objektif, yaitu yang menyangkut akan kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, manipulasi, untuk menaruh minat. Selain di atas, ada jenis motivasi yang biasa disebut intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik, adalah motif yang aktif dan berfungsinya karena ada rangsangan dari luar. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan motivasi kepada siswa dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu: 1. Memberi angka. 2. Hadiah. 3. Kompetisi. 4. Ego-implovement. 5. Member ulangan. 6. Mengetahui hasil. 7. Pujian. 8. Hukuman. 9. Hasrat untuk belajar. 10. Minat. 11. Tujuan yang diakui. Adapun upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut: a). Optimalisasi penerapan prinsip belajar; b). Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran; c). Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa; dan d). Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar. Dengan upaya ini, diharapkan akan terjadi sebuah proses belajar yang efektif dan efisien serta menghasilkan peserta yang memiliki motivasi belajar tinggi. Sehingga, prestasi belajar siswa dengan motivasi yang tinggi akan meningkat pula.
5.
Puji-pujian yang datangnya dari luar (external reward) kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya. 6. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara minat murid. 7. Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar. 8. Tekanan kelompok murid (peer group) kebanyakan lebih efektif dalam motivasi, daripada tekanan / paksaan dari orang dewasa. 9. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreatifitas murid. Motivasi belajar dalam proses pembelajaran berfungsi antara lain: a. Memberi semangat dan mengaktifkan siswa agar tetap berminat dan bergairah dalam belajar. b. Memusatkan perhatian anak pada tugastugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar. c. Mengevaluasi, yaitu menentukan perbuatanperbuatan belajar apa yang segera dilakukan siswa yang serasi untuk mencapai tujuan belajar secara efektif. d. Mendorong untuk mencapai prestasi belajar. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat prestasi belajarnya. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Adapun unsur-unsur yang mempengaruhinya adalah:17 1. Cita-cita atau aspirasi siswa. 2. Kemampuan siswa. 3. Kondisi siswa 4. Kondisi lingkungan siswa 5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. 6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
d). Prinsip-prinsip Motivasi Belajar Konneth H. Hover mengemukakan beberapa prinsip motivasi dalam belajar, antara lain:16 1. Pujian lebih efektif daripada hukuman. 2. Motivasi yang berasal dari individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksa dari luar. 3. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain. 4. Pemahaman yang jelas terhadap tujuantujuan akan merangsang motivasi.
2. Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 71
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa. Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa merupakan perwujudan output suatu proses yang tidak bisa terlepas dari input proses tersebut. Kualitas proses belajar merupakan salah satu unsur yang berpengaruh terhadap hasil belajar, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hasil belajar juga diartikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman dari proses belajar mengajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.18 Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru/dosen, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.19 Terdapat berbagai macam atau tipe hasil belajar yang telah dikumukakan oleh para ahli. Menurut Horward Kingsley, terdapat tiga macam hasil belajar, yaitu 1) keterampilan dan kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, dan 3) sikap dan citacita. Sedangkan menurut Gagne, terdapat lima katagori hasil belajar, yakni 1) informasi verbal, 2) keterampilan intelektual, 3) strategi kognitif, 4) sikap, dan 5) keterampilan motoris. Namun, klasifikasi hasil belajar yang digunakan jika mengacu kepada rumusan tujuan sistem pendidikan nasional adalah klasifikasi hasil belajar menurut Benyamin Bloom, yang membaginya menjadi tiga ranah, yaitu 1) ranah kognitif, 2) ranah afektif, dan 3) ranah psikomotoris, dengan penjelasan berikut ini:20 a. Ranah Kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintulisan dan penilaian.
b.
Ranah Afektif. Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. c. Ranah Psikomotor. Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah/kampus. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.21 Hasil belajar pada hakikatnya adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Kemampuan belajar digolongkan menjadi: 1). Kemampuan kognitif yang meliputi pemahaman dan pengetahuan, 2). Kemampuan sensorik-psikomotorik yang meliputi kemampuan melakukan serangkaian gerak-gerak tertentu, 3). Kemampuan mempengaruhi perilaku. Menurut Winkel, kemampuan-kemampuan yang diperoleh seseorang merupakan hasil belajar yang mengakibatkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang terjadi pada individu memiliki karakteristik, antara lain: 1). Perubahan tersebut terjadi secara sadar, 2). Perubahan bersifat positif aktif, 3). Perubahan bersifat kontinu dan fungsional, 4). Perubahan bukan bersifat sementara, dan 5). Perubahan tersebut memiliki tujuan dan terarah. Hasil belajar dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor, baik intern maupun ekstern. Faktorfaktor tersebut adalah22: a). faktor fisik, b). faktor psikis, c). minat dan perhatian, d). motivasi, e). inteligensi, dan f). interaksi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran, hasil belajarnya dapat diukur sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor, yang diperoleh dari hasil tes dan ujian pada pokok bahasan zakat.
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 72
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 4.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 4.5 Hasil Angket (Kuesioner) Motivasi Belajar Mahasiswa Sebelum Menerapkan Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Raja Kharina Putri Sim Khalizah Nuraisyah Irawani Aji Pangestu Nurul Isra Lubis Puji Astuti Candra Lesmana Sri Kurnia Sabaruddin Siregar Surya Fadli Rahmad Agustian Eka Purnama Sari Nurasiah Suci Aida May Indah Rahayu Nurhidayat Lely Anggriani Nurfitriana Juneda Fadli Putra Siregar Irwansyah Lizan Nurjanifa Zulhandi Syahputra Nur Rahmah
Jenis Kelamin L P P P L P P L P L L L P P P P P P P L L L P L P
Motivasi Sebelum Pembelajaran Siklus I 33 36 35 33 35 35 34 36 35 53 35 34 53 34 53 36 53 35 53 33 36 34 35 53 34
Keterangan Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas
Tabel 4.5 Hasil Pre Tes Mahasiswa Sebelum Menerapkan Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Raja Kharina Putri Sim Khalizah Nuraisyah Irawani Aji Pangestu Nurul Isra Lubis Puji Astuti Candra Lesmana Sri Kurnia Sabaruddin Siregar
Jenis Kelamin L P P P L P P L P L
Nilai Pre Tes Sebelum Pembelajaran Siklus I 56 48 56 39 50 40 50 50 30 60
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 73
Keterangan Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Surya Fadli Rahmad Agustian Eka Purnama Sari Nurasiah Suci Aida May Indah Rahayu Nurhidayat Lely Anggriani Nurfitriana Juneda Fadli Putra Siregar Irwansyah Lizan Nurjanifa Zulhandi Syahputra Nur Rahmah
L L P P P P P P P L L L P L P
42 42 50 33 65 56 45 60 55 39 55 58 55 53 55
Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
Tabel 4.6 Hasil Angket (Kuesioner) Mahasiswa AMIK Intelcom Global Indo Kisaran Setelah Menerapkan Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Raja Kharina Putri Sim Khalizah Nuraisyah Irawani Aji Pangestu Nurul Isra Lubis Puji Astuti Candra Lesmana Sri Kurnia Sabaruddin Siregar Surya Fadli Rahmad Agustian Eka Purnama Sari Nurasiah Suci Aida May Indah Rahayu Nurhidayat Lely Anggriani Nurfitriana Juneda Fadli Putra Siregar Irwansyah Lizan Nurjanifa Zulhandi Syahputra Nur Rahmah
Jenis Kelamin L P P P L P P L P L L L P P P P P P P L L L P L P
Motivasi Setelah Pembelajaran Siklus I 38 39 53 53 53 36 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 36 53 36 36 36 36 53 34
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 74
Keterangan Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 Tabel 4.7 Hasil Post Tes Mahasiswa AMIK Intelcom Global Indo Kisaran Setelah Menerapkan Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Raja Kharina Putri Sim Khalizah Nuraisyah Irawani Aji Pangestu Nurul Isra Lubis Puji Astuti Candra Lesmana Sri Kurnia Sabaruddin Siregar Surya Fadli Rahmad Agustian Eka Purnama Sari Nurasiah Suci Aida May Indah Rahayu Nurhidayat Lely Anggriani Nurfitriana Juneda Fadli Putra Siregar Irwansyah Lizan Nurjanifa Zulhandi Syahputra Nur Rahmah
Jenis Kelamin L P P P L P P L P L L L P P P P P P P L L L P L P
Nilai Post Tes Sesudah Pembelajaran Siklus I 60 64 76 55 70 55 70 70 80 60 90 50 50 90 75 85 60 80 80 90 55 60 75 70 87
Keterangan Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Tabel 4.8 Hasil Angket (Kuesioner) Mahasiswa AMIK Intelcom Global Indo Kisaran Setelah Menerapkan Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Raja Kharina Putri Sim Khalizah Nuraisyah Irawani Aji Pangestu Nurul Isra Lubis Puji Astuti Candra Lesmana Sri Kurnia Sabaruddin Siregar Surya Fadli
Jenis Kelamin L P P P L P P L P L L
Motivasi Setelah Pembelajaran Siklus II 49 49 46 53 53 46 53 53 53 53 53
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 75
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Rahmad Agustian Eka Purnama Sari Nurasiah Suci Aida May Indah Rahayu Nurhidayat Lely Anggriani Nurfitriana Juneda Fadli Putra Siregar Irwansyah Lizan Nurjanifa Zulhandi Syahputra Nur Rahmah
L P P P P P P P L L L P L P
53 53 53 53 53 53 49 46 49 49 49 46 53 34
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas
Tabel 4.9 Hasil Post Tes Mahasiswa AMIK Intelcom Global Indo Kisaran Setelah Menerapkan Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Raja Kharina Putri Sim Khalizah Nuraisyah Irawani Aji Pangestu Nurul Isra Lubis Puji Astuti Candra Lesmana Sri Kurnia Sabaruddin Siregar Surya Fadli Rahmad Agustian Eka Purnama Sari Nurasiah Suci Aida May Indah Rahayu Nurhidayat Lely Anggriani Nurfitriana Juneda Fadli Putra Siregar Irwansyah Lizan Nurjanifa Zulhandi Syahputra Nur Rahmah
Jenis Kelamin L P P P L P P L P L L L P P P P P P P L L L P L P
Nilai Post Tes Sesudah Pembelajaran Siklus II 65 74 80 65 75 65 75 75 85 60 90 75 55 90 80 85 65 85 85 92 65 65 75 80 85
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 76
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 Tabel 4.10 Peningkatan Motivasi Belajar Mahasiswa AMIK Intelcom Global Indo Kisaran Setelah Menerapkan Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) Siklus I dan II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama Raja Kharina Putri Sim Khalizah Nuraisyah Irawani Aji Pangestu Nurul Isra Lubis Puji Astuti Candra Lesmana Sri Kurnia Sabaruddin Siregar Surya Fadli Rahmad Agustian Eka Purnama Sari Nurasiah Suci Aida May Indah Rahayu Nurhidayat Lely Anggriani Nurfitriana Juneda Fadli Putra Siregar Irwansyah Lizan Nurjanifa Zulhandi Syahputra Nur Rahmah
Nilai Motivasi Pra Siklus I 33 36 35 33 35 35 34 36 35 53 35 34 53 34 53 36 53 35 53 33 36 34 35 53 34
Nilai Motivasi Setelah Siklus I 38 39 53 53 53 36 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 36 53 36 36 36 36 53 34
Nilai Motivasi Setelah Siklus II 49 49 46 53 53 46 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 49 46 49 49 49 46 53 34
Tabel 4.11 Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa AMIK Intelcom Global Indo Kisaran Setelah Menerapkan Strategi Pembelajaran Active Debate (Debat Aktif) Siklus I dan II No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama
Raja Kharina Putri Sim Khalizah Nuraisyah Irawani Aji Pangestu Nurul Isra Lubis Puji Astuti Candra Lesmana Sri Kurnia Sabaruddin Siregar
Nilai Hasil Belajar Pra Siklus I 56 48 56 39 50 40 50 50 30 60
Nilai Hasil Belajar Setelah Siklus I
Nilai Hasil Belajar Setelah Siklus II
60 64 76 55 70 55 70 70 80 60
65 74 80 65 75 65 75 75 85 60
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 77
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Surya Fadli Rahmad Agustian Eka Purnama Sari Nurasiah Suci Aida May Indah Rahayu Nurhidayat Lely Anggriani Nurfitriana Juneda Fadli Putra Siregar Irwansyah Lizan Nurjanifa Zulhandi Syahputra Nur Rahmah
42 42 50 33 65 56 45 60 55 39 55 58 55 53 55
90 50 50 90 75 85 60 80 80 90 55 60 75 70 87
1. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian, analisis data, dan pembahasannya dalam penelitian tindakan kelas ini sesuai dengan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, secara umum dapat disimpulkan bahwa “strategi pembelajaran active debate (debat aktif) pada mata kuliah pendidikan agama Islam dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mahasiswa”. Secara khusus, hasil penelitian ini dapat menjawab semua masalah penelitian pada bab I sebagai berikut: 1. Pada tahap pra tindakan mahasiswa kelas B semester 2 Prodi Manajemen Informatika AMIK Intelcom Global Indo Kisaran memperoleh nilai tes belajar secara lisan mata kuliah pendidikan agama Islam yang tertinggi 65 dan terendah 30. Nilai yang diperoleh mahasiswa relatif belum mampu mencapai batas minimal kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan, kriteria ketuntasan minimal adalah 65 sementara motivasi belajar mahasiswa yang mencapai dan melampaui batas minimal pada tes angket adalah 6 orang. 2. Motivasi dan hasil belajar mahasiswa di kelas B semester 2 Prodi Manajemen Informatika AMIK Intelcom Global Indo Kisaran pada mata kuliah pendidikan agama Islam meningkat setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi pembelajaran active debate (debat aktif) pada siklus I dan siklus II, dengan memperoleh hasil belajar yang relatif telah mencapai batas minimal kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Kriteria ketuntasan minimal
3.
4.
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 78
90 75 55 90 80 85 65 85 85 92 65 65 75 80 85
adalah 65, sekitar 95% mahasiswa sudah memperoleh nilai hasil belajar yang mencapai batas minimal, adapun nilai yang didapat mahasiswa berada dalam rentangan nilai 65 sampai dengan 90, semua mahasiswa sudah memperoleh nilai hasil belajar yang mencapai batas minimal. Pelaksanaan strategi pembelajaran active debate (debat aktif) dilakukan sebanyak dua siklus. Pada pelaksanaan siklus I digunakan dengan tema manusia dan agama Islam dengan kegiatan pendahuluan, pembukaan, penutup dengan stategi pembelajaran active debate (debat aktif), diskusi dilakukan dengan kelompok yang berjumlah 5 orang, tanya jawab, penugasan dan penguatan. Pelaksanaan siklus II pada strategi pembelajaran active debate (debat aktif) dengan tema yang berbeda dengan siklus satu yaitu dengan materi ibadah yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, pembukaan, penutup dengan strategi pembelajaran active debate (debat aktif), diskusi dilakukan dengan kelompok yang lebih kecil berjumlah 3 orang, tanya jawab, penugasan, dan penguatan. Setelah berakhirnya siklus II angka peningkatan motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah pendidikan agama Islam meningkat dengan signifikan dengan ratarata peningkatan 10 point dan hasil tes belajar meningkat menjadi nilai dengan yang terendah 55 dan nilai yang tertinggi 90 pada seluruh mahasiswa setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi pembelajaran active debate (debat aktif). Telah terjadi
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201 peningkatan dalam motivasi dan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah pendidikan agama Islam dengan menggunakan strategi pembelajaran active debate (debat aktif). a)
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam; Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009)
Menentukan strategi, model, pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan
________, Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003) ________, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet. ke-2
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman Interaksi Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994)
________, Nuansa Baru Pendidikan Islam; Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006)
Danim, Sudarwan Inovasi Pendidikan; Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), cet. ke-1
Musyi, Abdul Kadir Pedoman Mengajar, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1984) Purwanto, M. Ngalim Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KetentuanKetentuan Tugas Wali Kelas di Sekolah, (Jakarta, 1994)
_____________________ Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994)
Djamarah, Syaiful Bahri Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997)
Umar, M. Ali Hasan Metode Belajar Efektif untuk Menjadi Kyai dan Ulama, (Pekalongan: Bahagia, 1994)
Drajat, Zakiyah Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982) Faiz al-Math, Muhammad 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997)
Ash-Shiddiqy, M. Hasby Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara dan Penterjemah Al-Qur’an, 1984-1985)
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999)
Shihab, M. Quraish Membumikan Alquran; Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1992)
Madepidarta, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993)
Srioyo, Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), (Jakarta: Gema Insani Press, 1992)
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 79
PROSESOR Vol 3 Edisi 5 Juni 201
AMIK INTeL Com GLOBAL INDO 80