perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TUGAS AKHIR
PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DAN ALOKASI PENYEDIAAN SARANA PRASARANA DI PERUMAHAN SOLO BARU
Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota
Oleh: DWI ADI KURNIAWAN NIM. I0606014
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DAN ALOKASI PENYEDIAAN SARANA PRASARANA DI PERUMAHAN SOLO BARU Disusun Oleh: DWI ADI KURNIAWAN I 0606014 Menyetujui, Surakarta, 11 Januari 2011 Dosen Pembimbing Tugas Akhir Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Soedwiwahjono, MT NIP. 19620306 199003 1 001
Ir. Widi Suroto, MT NIP. 19560905 198601 1 001
Mengesahkan, Ketua Jurusan Arsitektur
Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Ir. Hardiyati, M.T. NIP. 19561209 198601 2 001
Ir. Galing Yudana, M.T. NIP. 19620129 198703 1 002
Pembantu Dekan I
Ir. Nugroho Djarwanti, M. T. 19561112 198403 2 007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2011 to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kemauan dan kerja keras adalah sebuah proses menuju keberhasilan
Kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda
PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :
ALLAH
Bapak dan Ibu yang telah mendukung penuh.
Kakak tercinta (Pajar Aji Prabanadi) terima kasih dukungannya.
Teman-temanku semua di PWK UNS yang telah membantuku
Kepada Bapak Nardi DPU Kabupaten Sukoharjo yang telah membantu
Seluruh pembaca dan pemerhati kemajuan lingkungan perumahan
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Pola Hunian 1:3:10 merupakan salah satu wujud dari PT.Pondok Solo Permai dalam menciptakan lingkungan apik, serasi, selaras dan seimbang di Perumahan Solo Baru. Dengan menerapkan konsep pola penggunaan lahan 50%:50% yang dirinci 40% untuk perumahan, 10% untuk komersial, 10% untuk infrastruktur dan 40% untuk fasilitas non komersial merupakan cara untuk mencapai tujuan utama tersebut. Konsep pola penggunaan lahan tersebut mencakup penyediaaan sarana dan prasarana. Dengan alokasi penyediaan penggunaan lahan untuk sarana prasarana diharapkan mampu mengurangi permasalahan lingkungan perumahan perkotaan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan pola hunian 1:3:10 dan penyediaan sarana prasarana di Perumahan Solo Baru. Sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui perkembangan Perumahan Solo Baru, variasi tipe rumah, jumlah rumah mewah;menengah;sederhana, mengetahui luas lahan untuk perumahan dan untuk fasilitas sosial,mengetahui penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10 dan Berdasarkan SNI 03-1733-2004 . Menurut SK 3 Menteri, pola hunian 1:3:10 merupakan pola pengembangan dari pola hunian 1:3:6 yang dianjurkan Pemerintah. Sehingga dalam penelitian ini untuk mengetahui kriteria rumah mewah, menengah dan sederhana digunakan standar luas kaveling. Variabel penyediaan sarana prasarana diambil berdasarkan standar SNI 031733-2004. Prosedur pengumpulan dan analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data primer dan sekunder dari penghuni, pengelola dan masyarakat sekitar melalui observasi, studi instansi, wawancara dan kuesioner yang kemudian diolah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisis perkembangan perumahan Solo Baru, variasi tipe rumah, jumlah rumah mewah;menengah;sederhana, Analisis penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10 dan berdasarkan SNI, Analisis penilaian masyarakat terhadap kualitas sarana prasarana di perumahan Solo Baru. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembangunan Perumahan Solo Baru saat ini belum mencerminkan penerapan hunian 1:3:10 sehingga pembangunan perumahan sekarang ini belum bias menjamin terciptanya lingkungan yang apik, serasi, selaras dan seimbang. Penerapan pola penggunaan lahan di Perumahan Solo Baru sampai pada tahun 2008 adalah 11.75% untuk perumahan, 2.074% untuk Komersial, 0.34% untuk infrastruktur dan 14.07% untuk fasilitas non komersial. Sehingga dari 50% lahan yang akan dijual PT.Pondok Solo Permai baru 13.824% lahan yang sudah terjual dan terbangun, sedangkan fasilitas yang sudah dibangun di Perumahan Solo Baru sebagai pendukung perumahan adalah 14.41% dari 50% yang sudah direncanakan.Untuk sarana yang sudah dibangun di Perumahan Solo Baru sebesar 16.14% atau 60.54 ha dan untuk prasarana sudah dibangun sebesar 0.34% atau 1.27 ha. Penyediaan Sarana prasarana berdasarkan SNI di Perumahan Solo Baru masih kekurangan 10 sarana TK, 5 SD. Berdasarka penilaian masyarakat terhadap kualitas sarana prasarana dapat disimpulkan kualitas sarana prasarana di Perumahan Solo Baru secara keseluruhan baik, akan tetapi pengembang harus meningkatkan penyediaan air bersih pada sektor 1, 7 dan 10. Sedangkan untuk kualitas commit to user jalan lingkungan II di sektor 7. jalan PT.Pondok Solo Permai Harus memperbaiki
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah, karena berkat dan limpahan karuniaNya, akhirnya Tugas Akhir dengan judul “Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan Penyediaan Sarana Prasarana di Perumahan Solo Baru” dapat terselesaikan. Penuyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, inspirasi serta dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung membantu penyelesaiannya. Untuk itu penulis sangat ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Allah yang memberikan kekuatan serta ketabahan dalam berusaha. 2. Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur UNS 3. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota UNS 4. Ir Soedwiwahjono, MT dan Ir. Widi Suroto, MT selaku dosen pembimbing yang memberikan waktu, kesediaan, arahan, bantuan, kesabaran serta bimbingan dan kritikannya sehingga Tugas Akhir ini selesai. 5. Ir. Winny Astuti, M Sc, PhD dan Murtanti Jani R, ST, MT selaku dosen penguji yang memberikan saran dan kritiknya dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 6. Keluargaku bapak, ibu, dan kakak yang senantiasa memberikan dukungan moral dan doa restu untuk penulis. 7. Bapak Gatot selaku pengelola perencanaan PT.Pondok Solo Permai dan seluruh masyarakat Perumahan Solo Baru. 8. Teman spesial yang sudah meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan memberi semangat kepada penulis. 9. Semua sahabatku PWK UNS 2006, 2007, 2008 atas dukungannya. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Namun penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dari berbagai pihak. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan. Amin.... Surakarta, January 2011
Penulis
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Perumusan Masalah.................................................................... 3 C. Tujuan dan Sasaran .................................................................... 4 1. Tujuan................................................................................... 4 2. Sasaran ................................................................................. 4 D. Batasan Penelitian ...................................................................... 5 1. Ruang Lingkup Substantif .................................................... 5 2. Ruang Lingkup Spasial ........................................................ 5 E. Metode Penelitian ....................................................................... 7 1. Pendekatan Penyelesaian Masalah ....................................... 7 2. Metode yang Digunakan ...................................................... 8 a. Metode Pengumpulan Data .......................................... 8 1) Observasi................................................................ 8 2) Studi Instansi .......................................................... 9 3) Wawancara ............................................................. 9 b. Metode Analisa Data .................................................... 14 c. Metode Sintesis Data .................................................... 16 F. Sistematika Pembahasan ............................................................ 17
BAB II KAJIAN LITERATURPENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DAN PENYEDIAAN SARANA PRASARANADI PERUMAHAN SOLO BARU .................................................................................... 19 A. Teori Perumahan ........................................................................ 19 1. Definisi Rumah dan Perumahan ........................................... 19 2. Developer ............................................................................. 20 3. Pengembangan Perumahan Formal Pemerintah ................... 21 4. Pengembangan Perumahan Formal Swasta .......................... 21 B. Kebijakan Pembangunan Perumahan Swasta ............................ 21 C. Kebijakan Pola Hunian 1:3:6 (Pola Hunian Berimbang) ........... 26 D. Konsep Ruang Neighborhood Unit ............................................ 30 E. Standar Nasional Indonesia (SNI) Dalam Pembangunan Sarana Prasarana Perumahan ................................................................. 32 1. Sarana ................................................................................... 32 a. Pendidikan ...................................................................... 32 b. Kesehatan ....................................................................... 33 c. Peribadatan ..................................................................... 33 d. Perdagangan ................................................................... 34 e. Kebudayaan .................................................................... 34 f. Ruang Terbuka ............................................................... 34 2. Prasarana .............................................................................. 38 a. Jaringan Jalan ................................................................. 38 b. Jaringan Drainase ........................................................... 38 commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
c. d. e. f. g. h.
digilib.uns.ac.id
Jaringan Air Bersih......................................................... 39 Jaringan Limbah ............................................................. 40 Jaringan Sampah ............................................................ 40 Jaringan Listrik............................................................... 41 Jaringan Telepon ............................................................ 42 Jaringan Parkir................................................................ 42
BAB III GAMBARAN UMUM PERUMAHAN SOLO BARU .................... 46 A. Sejarah Pembangunan Perumahan Solo Baru ............................ 46 B. Perizinan Untuk Pembebasan Lahan Perumahan Solo Baru ...... 47 C. Arahan Rencana Pengembangan Lingkungan Perumahan Berdasarkan RUTRK Kecamatan Grogol (2003 -2014) ............. 49 D. Kebijakan Pengembang PT. Pondok Solo Permai ..................... 50 1. Kebijakan PT.Pondok Solo Permai Tahun 1979 -1984........ 50 2. Kebijakan PT.Pondok Solo Permai Tahun 1985-1996........ 50 3. Kebijakan PT.Pondok Solo Permai Tahun 1997 s/d Sekarang .............................................................................. 52 E. Penduduk Perumahan Solo Baru ................................................ 52 F. Perumahan di Kecamatan Grogol .............................................. 53 G. Rencana Pembangunan Perumahan Solo Baru Oleh PT.Pondok Solo Permai ................................................................................ 56 1. Rencana Pola Penggunaan Lahan Perumahan Solo Baru.... 56 2. Rencana Pola Hunian Perumahan Solo Baru ...................... 57 H. Implementasi Pembangunan Perumahan Solo Baru .................. 58 I. Peruntukan Lahan Perumahan .................................................... 59 1. Perumahan Solo Baru Per Sektor ........................................ 60 a. Sektor 1 .......................................................................... 60 b. Sektor 2 .......................................................................... 65 c. Sektor 3 .......................................................................... 67 d. Sektor 4 .......................................................................... 70 e. Sektor 5 .......................................................................... 72 f. Sektor 6 .......................................................................... 74 g. Sektor 7 .......................................................................... 76 h. Sektor 8 ......................................................................... 78 i. Sektor 9 .......................................................................... 80 j. Sektor 10 ........................................................................ 82 k. Sektor 11 ........................................................................ 84 J. Kelayakan Lokasi Perumahan Solo Baru ................................... 86 1. Menurut Pakar Lingkungan Ir.Sudati,MSL ......................... 86 2. Penelitian Universitas Sebelas Maret .................................. 86 K. Fasilitas di Perumahan Solo Baru .............................................. 87 1. Ketersediaan Sarana di Perumahan Solo Baru ..................... 87 a. Fasilitas Pendidikan........................................................ 87 b. Fasilitas Kesehatan ......................................................... 88 c. Fasilitas Peribadatan....................................................... 89 commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Fasilitas Perdagangan ..................................................... 91 e. Fasilitas Rekreasi............................................................ 93 f. Fasilitas Ruang Terbuka ................................................. 94 2. Ketersediaan Prasarana di Perumahan Solo Baru ................ 96 a. Jaringan Jalan ................................................................. 96 b. Jaringan Drainase ........................................................... 99 c. Jaringan Air Bersih......................................................... 101 d. Jaringan Limbah ............................................................. 102 e. Jaringan Sampah ............................................................ 102 f. Jaringan Listrik............................................................... 103 g. Jaringan Telepon ............................................................ 104 h. Jaringan Parkir................................................................ 105 L. Pandangan Masyarakat Terhadap Kondisi dan K ualitas sarana Prasarana di Perumahan Solo Baru ............................................ 106 BAB IV PEMBAHASAN PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DAN PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DI PERUMAHAN SOLO BARU .......................................................... 109 A. Analisis Perkembangan Perumahan Dari Waktu ke Waktu ........ 110 B. Karakteristik Perumahan Solo Baru Berdasarkan Jumlah Variasi Tipe Rumah .................................................................... 113 C. Analisis Karakteristik Perumahan Solo Baru Berdasarkan Jumlah Unit Rumah .................................................................... 115 D. Analisis Penerapan Pola Hunian 1:3:10 Perumahan Solo Baru ............................................................................................. 116 1. Penerapan Pola Hunian Sektor 1 ........................................... 117 2. Penerapan Pola Hunian Sektor 2 ........................................... 122 3. Penerapan Pola Hunian Sektor 3 ........................................... 125 4. Penerapan Pola Hunian Sektor 4 ........................................... 129 5. Penerapan Pola Hunian Sektor 5 ........................................... 132 6. Penerapan Pola Hunian Sektor 6 ........................................... 135 7. Penerapan Pola Hunian Sektor 7 ........................................... 138 8. Penerapan Pola Hunian Sektor 8 ........................................... 141 9. Penerapan Pola Hunian Sektor 9 ........................................... 144 10. Penerapan Pola Hunian Sektor 10 ......................................... 147 11. Penerapan Pola Hunian Sektor 11......................................... 150 E. Analisis Penerapan Pola Penggunaan Lahan 50% :5 0% ( 40% untuk perumahan, 10% untukkomersial, 10% untuk infrastruktur, 40% untuk fasilitas non komersial) ....................... 155 1. Analisis Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk Perumahan............................................................................. 156 2. Analisi Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk Komersial .............................................................................. 157 3. Analisis Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk Infrastruktur .......................................................................... 159 commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Analisis Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk Fasilitas non Komersial ......................................................... 160 F. Analisis Penyediaan Sarana Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004.................................................. 163 1. Analisis Penyediaan Sarana Pendidikan Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................... 164 2. Analisis Penyediaan Sarana Kesehatan Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................... 172 3. Analisis Penyediaan Sarana Peribadatan Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................... 177 4. Analisis Penyediaan Sarana Perdagangan Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................... 180 5. Analisis Penyediaan Sarana Rekreasi Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................... 184 6. Analisis Penyediaan Sarana Ruang Terbuka Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004................................... 187 G. Analisis Penyediaan Prasarana Permukiman Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004.................................................. 191 1. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Jalan Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 .......................... 191 2. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Drainase Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ....... 194 3. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Air Bersih Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 ....... 197 4. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Limbah Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 ....... 200 5. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Sampah Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 ....... 201 6. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Listrik Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 ....... 204 7. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Telepon Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ....... 207 8. Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Parkir Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 ....... 209 H. Analisis Penilaian Masyarakat Terhadap Kuwalitas Sarana Prasarana di Perumahan Solo Baru ............................................. 210 1. Penilaian Masyarakat Terhadap Kualitas sarana .................. 210 2. Penilaian Masyarakat Terhadap Kualitas Prasarana ............. 213 1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................... 216 A. Kesimpulan ................................................................................. 216 1. Penerapan Pola Hunian 1:3:10 Perumahan Solo Baru .......... 215 2. Penyediaan Sarana Prasarana Pada Pola Hunian 1:3:10 Perumahan Solo Baru............................................................ 223 3. Penyediaan Sarana Prasarana Perumahan Solo Baru commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan Standar SNI 03-1733-2004 .............................. 224 4. Penilaian Masyarakat Terhadap Kualitas Sarana dan Prasarana di Perumahan Solo Baru ....................................... 230 B. Rekomendasi ............................................................................... 232 1. Rekomendasi Bagi PT.Pondok Solo Permai ......................... 232 2. Rekomendasi Bagi Pemda Kabupaten Sukoharjo................. 234 3. Rekomendasi Bagi Studi Lanjutan ........................................ 234 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 235
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13
Kerangka Teori ..................................................................... 43 Kerangka Pikir ...................................................................... 44 Diagram Kepadatan Perumahan Solo Baru .......................... 53 Diagram Lahan Terbangun Per Kavling Rumah ................... 61 Rumah di Sektor 1 Perumahan Solo Baru ............................ 63 Tipe Rumah di Sektor 3 ........................................................ 68 Tipe Rumah di Sektor 5 ........................................................ 72 Tipe Rumah di Sektor 7 ........................................................ 76 Tipe Rumah di Sektor 9 ........................................................ 80 Tipe Rumah di Sektor 10 ...................................................... 82 Fasilitas Pendidikan di Perumahan Solo Baru ...................... 88 Fasilitas Peribadatan di Perumahan Solo Baru ..................... 91 Fasilitas Perdagangan di Perumahan Solo Baru ................... 93 Fasilitas Rekreasi di Perumahan Solo Baru .......................... 94 Fasilitas Ruang Terbuka di Perumahan Solo Baru ............... 96 Jaringan Jalan di Perumahan Solo Baru ................................ 99 Jaringan Drainase di Perumahan Solo baru .......................... 101 Jaringan Sampah di Perumahan Solo Baru ........................... 103 Jaringan Parkir di Perumahan Solo Baru .............................. 106 Perkembangan Rumah di Perumahan Solo Baru .................. 112 Grafik Penerapan Rumah Menengah Sektor 1 ...................... 119 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi Hunian Sektor 1 .................................................................... 120 Diagram rencana alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi Hunian Sektor 2 .................................................................... 122 Diagram Jumlah Rumah Sederhana Berdasarkan Tipe Rumah ................................................................................... 126 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi Hunian Sektoe 3 ................................................................... 127 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi Hunian Sektor 4 .................................................................... 130 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi Hunian Sektor 5 .................................................................... 132 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi Hunian Sektor 6 .................................................................... 136 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi Hunian Sektor 7 .................................................................... 138 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi Hunian Sektor 8 .................................................................... 142 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi Hunian Sektor 9 .................................................................... 144 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20 Gambar 4.21 Gambar 4.22 Gambar 4.23 Gambar 4.24 Gambar 4.25 Gambar 4.26 Gambar 4.27 Gambar 4.28
digilib.uns.ac.id
Hunian Sektor 10 .................................................................. 147 Diagram Rencana Alokasi Hunian dan Penerapan Alokasi Hunian Sektor 11 .................................................................. 150 Grafik Penerapan Pola Hunian 1:3:10 di Perumahan Solo Baru ....................................................................................... 153 Perbandingan Penerapan Pola Hunian dengan Rencana Pola Hunian 1:3:10 di Perumahan Solo Baru ....................... 154 Diagram Pola Penggunaan ahan Untuk Perumahan di Perumahan Solo Baru............................................................ 157 Diagram Pola Penggunaan Lahan Untuk Fasilitas Non Komersial di Perumahan Solo Baru ...................................... 161 Diagram Penerapan pola Penggunaan Lahan di Perumahan Solo Baru............................................................................... 163 Diagram Penyediaan Sarana Pendidikan di Perumahan Solo Baru............................................................................... 166 Diagram Penyediaan Sarana Kesehatan di Perumahan Solo Baru............................................................................... 173 Diagram Penyediaan Sarana Peribadatan di Perumahan Solo Baru............................................................................... 178 Diagram Penyediaan Sarana Perdagangan di Perumahan Solo Baru............................................................................... 181 Diagram Penyediaan sarana Rekreasi di Perumahan Solo Baru............................................................................... 185 Diagram Penyediaan Sarana Ruang Terbuka di Perumahan Solo Baru............................................................................... 188 Diagram Lebar Prasarana Jaringan Jalan di Perumahan Solo Baru............................................................................... 192 Diagram Penilaian Masyarakat Terhadap Kualitas S arana di Perumahan Solo Baru............................................................ 211 Diagram Penilaian Masyarakat Terhadap Kualitas Prasarana di perumahan Solo Baru ........................................................ 214
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PETA Peta 1.1 Peta 3.1 Peta 3.2 Peta 3.3 Peta 3.4 Peta 3.5 Peta 3.6 Peta 3.7 Peta 3.8 Peta 3.9 Peta 3.10 Peta 3.11 Peta 4.1 Peta 4.2 Peta 4.3 Peta 4.4 Peta 4.5 Peta 4.6 Peta 4.7 Peta 4.8 Peta 4.9 Peta 4.10 Peta 4.11 Peta 4.12 Peta 4.13 Peta 4.14 Peta 4.15 Peta 4.16 Peta 4.17 Peta 4.18 Peta 4.19 Peta 4.20 Peta 4.21
Perumahan Solo Baru.................................................................. 6 Lahan Perumahan Sektor 1 ......................................................... 64 Lahan Perumahan Sektor 2 ......................................................... 66 Lahan Perumahan Sektor 3 ......................................................... 69 Lahan Perumahan Sektor 4 ......................................................... 71 Lahan Perumahan Sektor 5 ......................................................... 73 Lahan Perumahan Sektor 6 ......................................................... 75 Lahan Perumahan Sektor 7 ......................................................... 77 Lahan Perumahan Sektor 8 ......................................................... 79 Lahan Perumahan Sektor 9 ......................................................... 81 Lahan Perumahan Sektor 1 0 ....................................................... 83 Lahan Perumahan Sektor 11 ....................................................... 85 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 1 ...................................... 121 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 2 ...................................... 124 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 3 ...................................... 128 Penerapan Penggunaan Lahan Sekto r 4 ...................................... 131 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 5 ...................................... 134 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 6 ...................................... 137 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 7 ...................................... 140 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 8 ...................................... 143 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 9 ...................................... 146 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 10 .................................... 149 Penerapan Penggunaan Lahan Sektor 11 .................................... 152 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Pendidikan di Perumahan Solo Baru..................................................................................... 171 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Kesehatan di Perumahan Solo Baru..................................................................................... 176 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Peribadatan di Perumahan Solo Baru.................................................................. 179 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Perdagangan di Perumahan Solo Baru.................................................................. 183 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Rekreasi di Perumahan Solo baru ..................................................................................... 186 Analisis Jangkauan Pelayanan Sarana Runag terbuka di Perumahan Solo Baru.................................................................. 190 Analisis Jaringan Jalan di Perumahan Solo Baru ........................ 193 Analisis Prasarana Jaringan Dra inase di Perumahan Solo Baru . 196 Analisis Prasarana Jaringan Air Bersih di Perumahan Solo Baru ..................................................................................................... 199 Analisis Distribusi Prasarana Jaringan Sampah di Perumahan Solo Baru..................................................................................... 203 commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
Peta 4.22 Peta 4.23
digilib.uns.ac.id
Analisis Distribusi Prasarana Jaringan Listrikdi Perumahan Solo Baru..................................................................................... 206 Analisis Distribusi Prasarana Jaringan T elepon di Perumahan Solo Baru..................................................................................... 208
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5
Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14 Tabel 3.15
Kebutuhan Data .......................................................................... 11 Analisis Data............................................................................... 16 Kriteria Penyediaan Sarana Perumahan Kota Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004)....................... 36 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Jalan Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004)....................... 38 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Drainase Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004)....................... 39 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Air Bersih Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004)....................... 39 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Air Limbah Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004).. .................................................................................................... 40 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Persampahan Berdasarkan (SNI 03-1733-2004).............................................. 41 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Listrik Berdasarkan (SNI 03-1733-2004).................................................................... 41 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Telepun Berdasarkan (SNI 03-1733-2004).................................................................... 42 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Parkir Berdasarkan (SNI 03-1733-2004).................................................................... 43 Jumlah Penduduk Perumahan Solo Baru Yang dirinci Tiap Desa di Kecamatan Grogol Tahun 2009 ............................ 53 Pengembang dan Luas Perumahan yang Dibangun dari Tahun 1979-2008 ........................................................................ 54 Rencana Pola Penggunaan Lahan Perumahan Solo Baru ........... 57 Rencana Pola Hunian Perumahan Solo Baru .............................. 58 Perumahan Solo Baru dan Luas Perumahan Berdasarkan Tahun dibangun ..................................................... 59 Peruntukan Lahan Perumahan Solo Baru ................................... 60 Variasi Tipe Rumah di Sektor 1 ................................................. 61 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 3 .................................. 67 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 5 .................................. 72 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 7.................................. 76 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 9 .................................. 80 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 10 ................................ 82 Penyediaan Fasilitas Pendidikan di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 ................................................................................. 88 Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Peruma han Solo Baru Tahun 2008 ................................................................................. 89 Penyediaan Fasilitas Peribadatan di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 ................................................................................. 90
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.16
Penyediaam Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 ................................................................ 91 Tabel 3.17 Penyediaan Fasilitas Rekreasi di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 ................................................................................. 94 Tabel 3.18 Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 ................................................................................. 95 Tabel 3.19 Jaringan Jalan di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 ................. 97 Tabel 3.20 Jaringan Drainase di Sektor 1 ..................................................... 99 Tabel 3.21 Penyediaan Lahan Parkir di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 ............................................................................................ 105 Tabel 3.22 Kualitas sarana di Perumahan Solo Baru .................................... 107 Tabel 3.23 Kualitas Prasarana di Perumahan Solo Baru .............................. 107 Tabel 4.1 Perkembangan Perumahan Solo Baru Tahun 1984 -2008 ........... 110 Tabel 4.2 Jumlah Variasi Tipe Rumah Perumahan Solo Baru ................... 114 Tabel 4.3 Jumlah Rumah di Perumahan Solo Baru .................................... 116 Tabel 4.4 Penerapan Rumah Menengah di Perumahan Solo Baru ............. 118 Tabel 4.5 Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk Perumahan .............. 157 Tabel 4.6 Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk Komersial ............... 158 Tabel 4.7 Penerapan Pola Penggunaan La han Untuk Infrastruktur ............ 159 Tabel 4.8 Penerapan Pola Penggunaan Lahan Untuk Fasilitas Non Komersial.................................................................................... 160 Tabel 4.9 Analisis Penyediaan Sarana Pendidikan Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................................. 165 Tabel 4.10 Analisis Penyediaan Sarana Kesehatan Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ 172 Tabel 4.11 Analisis Penyediaan Sarana Peribadatan Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 ................................ 177 Tabe 4.12 Analisis Penyediaan Sarana Perdagangan Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 ................................ 180 Tabel 4.13 Analisis Penyediaan Sarana Rekreasi Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................................. 184 Tabel 4.14 Analisis Penyediaan Sarana Ruang Terbuka Perumahan Solo Baru Berdasrkan SNI 03-1733-2004 .................................. 187 Tabel 4.15 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Drainase Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ 194 Tabel 4.16 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Air Bersih Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 ............. 197 Tabel 4.17 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Air Limbah Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ............. 200 Tabel 4.18 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Sampah Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ 201 Tabel 4.19 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Listrik Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03-1733-2004 ................................ 204 Tabel 4.20 Analisis Penyediaan Prasarana Jaringan Listrik Perumahan Solo Baru Berdasarkan SNI 03 -1733-2004 ................................ 209 commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
1. Form Wawancara dan Kuesioner 2. Hasil Rekapan Wawancara dan Kuesioner 3. Surat Ijin Surve
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Adanya
kebijakan
pengembangan
perumahan
dan
permukiman
oleh
pengembang swasta merupakan titik tolak pertumbuhan permukiman di Indonesia. Mula-mula munculnya pengembang swasta atau termasuk diantaranya PT. Pondok Solo Permai (PSP) pertama kali diprakarsai saat Repelita III tahun 1979/1984 , yang dimaksudkan agar pengembang swasta dapat berperan sebagai mitra pemerintah didalam pelaksanaan pembangunan perumahan yang menjadi peluang bisnis di Indonesia. REI dalam hal ini m enangani pembangunan perumahan skala kecil, sedang dan besar yang telah diatur oleh pemerintah tentang Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun (Lisiba). Kontribusi pengembang swasta saat ini telah sampai dengan diprakarsainya pembangunan berbagai kota baru di wilayah Indonesia. Salah satunya adalah PT. Pondok Solo Permai (PSP) yang terletak di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. PT. Pondok Solo Permai (PSP) membuat s ebuah konsep kota yang mandiri dan dapat menyiapkan lapangan kerja serta pelayanan sendiri bagi penduduk yang tinggal didalamnya. Dalam mencapai cita-citanya tersebut PT. Pondok Solo Permai (PSP) tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan, salah satunya permasalahan ijin prinsip dan pembebasan lahan. Permasalahan ijin prinsip terhadap Pemda Kabupaten Sukoharjo dapat diselesaikan sejalan dengan disetujuinya syarat yang diberlakukan Pemda Sukoharjo yang mengharuskan PT. Pondok Solo Permai (PSP) untuk melakukan pelebaran jalan dari Nonongan Surakarta sampai lokasi So lo Baru dan diwajibkan membuat jalan tembus untuk jalur alternatif SurakartaSukoharjo-Wonogiri dari Desa Bacem sampai Desa Tanjunganom. Selain itu masalah pembebasan lahan juga tidak kalah rumitnya, dimana PT. Pondok Solo Permai (PSP) harus mengganti atau membeli tanah dua kali lipat dari harga yang seharusnya. Walau demikian masih terdapat masyarakat yang menganggap tanah mereka adalah tanah commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nenek moyang dan tidak mau menjual kepada PT.Pondok Solo Permai sampai sekarang. Menyusun konsep permukiman baru adalah tantangan yang sangat besar bagi pengembang PT. Pondok Solo Permai (PSP), dimana dengan memiliki ijin pembebasan lahan 500 ha pengembang tidak mungkin hanya akan mengembangkan permukiman/real estate saja. Hal ini juga didukung sepenuhnya oleh Pemda Sukoharjo dengan dikeluarkannya Perda No 6/1991 yang berisi tentang rencana pengembangan Solo Baru menjadi 4.59 2 hektar. Begitu pula tersusunnya RUTRK Solo Baru yang mengisyaratkan bahwa areal seluas 4.592 hektar itu diperuntukan bagi pengembangan Kota Sol o Baru agar mampu berfungsi sebagai pusat atau sub pusat pengembangan dalam suatu sistem pengembangan wilayah Regional dan Nasional. Dengan dikeluarkan Perda tersebut dan tersusunnya RUTRK Solo Baru secara otomais kota baru ciptaan PT. Pondok Solo Permai h anya jadi bagian dari kota baru “Solo Baru”yang diimpikan Pemda Kabupaten Sukoharjo. Akan tetapi PT. Pondok Solo Permai tetap menjadi pencetus utama terbentuknya Kota Baru Mandiri Solo Baru, dan tidak hanya samp ai disitu saja PT. Pondok Solo Permai tetap mengembangkan inovasi dan gagasan yang diciptakan untuk menangani masalah perumahan. Salah satu gagasan yang dibuat PT. Pondok Solo Permai adalah menerapkan pola hunian 1:3:10. Pola yang diterapkan berbeda dengan peraturan pemerintah yang menggunakan pola 1:3:6, hal ini dilakukan PT. Pondok Solo Permai dengan tujuan mengurangi kesenjangan fisik antar perumahan yang dikembangkan dengan rumah penduduk asli serta mengurangi kecemburuan sosial. Penerapan pola hunian ini juga didukung dengan pengembangan pola pe nggunaan lahan 50% lahan yang dijual dan 50% untuk fasilitas sosial, hal ini dirinci 40% untuk perumahan, 10% untuk komersial, 10% untuk infrastruktur dan 40% untuk fasilitas non komersial . Sehingga dalam hal ini PT. Pondok Solo Permai mengembangakan peru mahan dengan pola hunian dan pola penggunan lahan tidak sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu untuk pola hunian pemerintah menerapkan 1:3:6 (setiap membangun satu rumah mewah harus diikuti dengan pembangunan 3 rumah sedang dan 6 rumah sederhana) dan pola penggunaan lahan dengan pemanfaatan 60% lahan commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang dijual 40% fasilitas sos ial, yang dirinci 50% untuk perumahan ,10% untuk komersial,8% untuk infrastruktur dan 32% untuk fasilitas non komersial. Untuk itu perlu diteliti apakah PT. Pondok Solo Permai bena r-benar sudah menerapkan gagasan pengembangan pola hunian 1:3:10 dan pola pemanfaatan lahan yang dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan fisik antara perumahan yang dikembangkan dengan rumah penduduk asli. Selain itu juga perlu mengetahui alokasi penyediaan sarana prasarana di Perumahan Solo Baru karena munculnya masalah perkotaan salah satunya adalah karena ketersediaan sarana prasarana yang kurang mencukupi ( Prof.Ir. Eko Budihardjo, MSc). Bila dikaitkan penyediaan sarana dan prasarana dengan perumahan, maka sarana prasarana merupakan suatu aktifitas yang berfungsi melayani kebutuhan individu atau kelompok masyarakat da lam suatu lingkungan kehidupan. Untuk mengatur ketersediaan sarana dan prasarana pada sebuah lingkungan perumahan pemerintah menetapkan SNI 03-1733-2004 tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan perkotaan yang memuat uraian tentang prinsip -prinsip perencanaan lingkungan perumaha n di perkotaan. Keberhasilan keberadaa fasilitas sarana prasarana dalam suatu lingkungan dapat dilihat dari tingkatan bagai mana minat dan kesediaan penghuni perumahan dalam memanfaatkan fasilitas tersebut. Keberhasilan tersebut dapat diukur dengan penilai an masyarakat terhadap kualitas sarana prasarana yang sering mereka gunakan. Terciptanya interaksi so sial antara penghuni perumahan merupakan hasil dari keberadaan penyediaan sarana prasarana, sedangkan penataan fisik lingkungan dengan pola hunian 1:3:10 dan pola penggunaan lahan 50:50 merupakan cara mencapai tujuan utama yaitu terciptanya Lingkungan Perumahan Solo Baru yang apik, serasi, selaras dan seimbang .
B. PERUMUSAN MASALAH Dari latar belakang permasalahan yang telah diungk ap pada sub bab sebelumnya, bahwa permasalahan perumahan yang sering muncul salah satunya
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disebabkan oleh pengembang perumah an dalam menerapkan ide dan gagasan nya. Sehingga dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana penerapan pola hunian 1:3:10 dalam pembangunan perumahan Solo Baru sudah diterapkan PT. Pondok Solo Permai ?
Bagaimana penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1: 3:10 yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai ?
Bagaimana penyediaan sarana prasarana pada perumahan Solo Baru yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai berdasarkan SNI 03-1733-2004?
C. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Berdasarkan latar belakang serta rumusan permasalahan tersebut diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah
Mengetahui penerapan pola hunian 1:3:10 dalam pembangunan Perumahan Solo Baru.
Mengetahui penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10 yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai.
Mengetahui penyediaan sarana prasarana pada Perumahan Solo Baru yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai berdasarkan SNI 03-1733-2004.
2.
Sasaran Untuk mencapai tujuan tersebut, maka terdapat beberapa sasaran antara lain :
Identifikasi perkembangan Perumahan Solo Baru.
Identifikasi variasi tipe rumah di Perumahan Solo Baru.
Identifikasi jumlah rumah mewah, rumah sedang, rumah sederhana Perumahan Solo Baru.
Identifikasi luas lahan untuk p erumahan dan untuk fasilitas sosial P erumahan Solo Baru.
Identifikasi penyediaan sarana prasar ana pada pola hunian 1:3:10 di Perumahan Solo Baru.
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Identifikasi penyediaan sarana prasarana pada Perumahan Solo Baru sesuai dengan SNI 03-1733-2004 tentang perencanaan perumahan kota.
. D. BATASAN PENELITIAN Batasan dalam penyusunan studi ini meliputi ruang lingkup materi atau substantif dan ruang lingkup wilayah atau spasial. 1. Ruang Lingkup Substant if Adapun batasan dari studi ini adalah melihat pola hunian dan pola pemanfaatan lahan Perumahan Solo B aru apakah sudah sesuai dengan gagasan atau ide awal pembangunannya dengan penerapan pola hu nian 1:3:10 dan pola penggunaan lahan 50:50, dirinci penggunaan lahan bagi pengembangan kawasan Perumahan Solo Baru dengan rasio 40%:10%:10%:40%. Masing -masing untuk kawasan perumahan, komersial, infrastruktur, fasilitas non komersial. sehingga dapat diidentifikasi pembangunan P erumahan Solo Baru apakah sudah menerapkan ide atau gagasan tersebut. Untuk kriteria rumah mewah, menengah dan sederhana akan ditentukan berdasarkan luas kaveling sesuai SK 3 Mentri. Sedangkan untuk aspek sarana dan prasarana yang akan dibahas yaitu sarana perdagangan dan rekreasi yang termasuk dalam fasilitas komersial dan sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, ruang terbuka (taman dan lapangan olah raga) yang termasuk dalam fasilitas non komersial. S edangkaan aspek prasarana yang akan dibahas meliputi jalan, drainase, jaringan air bersih, jaringan limbah, jaringan sampah, jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan parkir
yang
merupakan penggunaan lahan untuk infrastruktur . Untuk aspek sarana dan prasarana tersebut yang akan dibahas adalah dengan mengukur jumlah, luas dan kualitasnya pada setiap sektor Perumahan Solo Baru. 2. Ruang Lingkup Spasial Pada ruang lingkup spasial atau wilayah yang akan dijadikan objek studi adalah Perumahan Solo Baru yang meliputi 11 sektor yang dikelola oleh PT. Pondok Solo Permai (PSP) dan wilayah studi ini berada di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.
commit to user 5
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penyelesaian Masalah Untuk untuk mengetahui penerapan pola hunian 1:3:10 dan alokasi ketersediaan sarana prasarana , maka diperlukan pendekatan spasial. Pendekatan spasial merupakan pendekatan keruangan (fisik) dimana studi ini dilakukan di Perumahan Solo Baru Kecamatan Grogo l yang terdiri dari 11 sektor. Kajian penerapan pola hunian 1:3:10 didasarkan pada 2 kelompok penelitian yaitu yang pertama penelitian jumlah rumah yang dilihat dari sisi jumlah rumah pada setiap sektor di Perumahan Solo Baru yang dikelompokan dalam rumah mewah, menengah dan sederhana. Sedangkan yang kedua penelitian tentang tipe rumah atau ukuran rumah yang dilihat dari tipe rumah yang ada pada setiap rumah mewah, rumah menengah dan rumah sederhana. Kedua penelitian tersebut masing-masing dijabarkan untuk mengukur apakah PT. Pondok Solo Perm ai sudah menerapkan gagasan pola hunian 1:3:10 di perumahan solo baru. Kemudian untuk mengkaji alokasi ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di Perumahan Solo Baru akan dibagi menjadi dua penelitian yaitu sarana yang meliputi pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, rekreasi, ruang terbuka (taman dan lapangan olah raga) dan prasarana yang meliputi jalan, drainase, jaringan air bersih, jaringan limbah, jaringan sampah, jari ngan listrik, jaringan telepon, jaringan parkir. Hal ini berguna untuk melihat kesesuaian pola pemanfaatan lahan pada pola hunian 1:3:10 yaitu 40% untuk perumahan, 10% untuk komersial, 10% untuk infrastruktur dan 40% untuk fasilitas non komersial . Penelitian tersebut akan menjadi variab el yang akan di ukur masing -masing indikatornya berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang perencanaan peru mahan kota. Masing-masing indikator tersebut akan diukur jumlah, luas dan kualitasnya pada setiap sektor Perumahan Solo Baru.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Metode yang Digunakan Metode penelitian ini secara garis besar terdiri dari tiga bagian, yaitu tahapan metode pengumpulan data, metode analisis data, serta metode sintesis data. a. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, studi instansi dan wawancara. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mendata fisik Perumahan Solo Baru di 11 sektor yang meliputi data jumlah rumah mewah, sedang, sederhana hal ini terkait penerapan pola hunian 1:3:10 di Perumahan Solo Baru. Sedangkan data fisik ketersediaan sarana dan prasarana bertujuan untuk mengetahui alokasi penyediaan saran a prasarana pada pola hunian 1:3:10 perumahan Solo Baru serta mengetahui alokasi penyediaan sarana prasarana berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Untuk data fisik ketersediaan sarana prasarana meliputi
aspek sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan,
perdagangan, rekreasi, ruang terbuka (taman dan lapangan olah raga) sedangkaan aspek prasarana meliputi jalan, drainase, jaringan air bersih, jaringan limbah, jaringan sampah, jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan transportasi, jaringan parkir. Sedang kan data kualitas sarana dan prasarana di perumahan Solo Baru bertujuan untuk melihat kondisi dan kemampuan pelayanan sarana prasarana pada waktu penelitian. 1) Observasi Menurut Sutrisno Hadi (1984:136), observasi adalah suatu proses pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan kemudian melakukan pencataan secara sistematis terhadap fenomena -fenomena yang terjadi. Dalam metode ini peneliti mengamati kondisi fisik dan kualitas dari perumahan serta sarana prasarana yang disediakan dalam Perumahan Solo Baru. Selain itu peneliti juga mengambil dokumentasi berupa foto dari obyek yang diamati.
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Studi Instansi Metode studi instansi merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Data - data yang diambil biasanya berupa data sekunder dari suatu instansi. Data dokumentasi yang dimak sud adalah berupa kebijakan kebijakan pemerintah dan data dari pengembang PT. Pondok Solo Permai terkait pembangunan Perumahan Solo Baru yang berupa data-data sekunder mengenai gambaran umum kawasan pola permukiman, dan jumlah sarana dan prasarana yang dibangun di Permukiman Solo Baru. Studi instansi dilakukan di PT Pondok Solo Permai dan Dinas ter kait. 3) Wawancara Wawancara merupakan suatu teknik mendekat i sumber informasi dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan penelitian. Wawancara merupakan percakapan dengan tujuan tertentu dan dilakukan oleh pewawancara dan informan (Moleong, 2001:135). Wawancara dilakukan dengan responden yang dipilih melalui proses pengambilan sampel. Wawancara ditujukan untuk memperoleh data mengenai kualitas dari sarana dan prasarana yang telah disediakan PT. Pondok Solo Permai dilihat dari segi kondisi dan kemampuan pelayanannya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling dan homogen sampling. Penarikan convenience sampling adalah sebuah metode untuk memilih populasi yang akan dijadikan sampel dengan cara memilih siapa saja yang ditemui saat pene litian tetapi harus orang terkait objek studi yang dijadikan penelitian
(penghuni
Perumahan Solo Baru di 11 sektor). Sedangkan homogen
sampling
adalah penarikan sampel dengan memfokuskan studi yang diteliti, dalam penelitian ini yang akan dijadaikan fo kus studi adalah penduduk yang
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tinggal di Perumahan Solo Baru yang merasakan sarana dan prasarana yang ada. Untuk pengambilan sampel menurut Kartono (1992), pada prinsipnya tidak ada peraturan yang ketat secara mutlak menentukan berapa persen sampel tersebut harus di ambil dari suatu populasi. Selain itu karakteristik lainnya yang perlu diketahui dari responden adalah tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan (Suharsi mi, 1998 :117).
commit to user 10
Tabel 1.1 Kebutuhan Data
Jenis Data
Variabel Luas wilayah
Data Fisik perumahan, pola hunian, penggunaan lahan, jumlah sarana dan prasarana
Jenis Survei P S O W I √
Kondisi Geografis Penggunaan Lahan Kependudukan Tipe hunian/pola hunian Sarana dan prasarana Kebijakan Pengembangan Solo Baru dan Sukoharjo
√ √ √ √
Penerapan Pola Hunian1:3:10
√
Perkembangan Perumahan Solo Baru tahun 1984-2008 Rencana Rumah Mewah Rencana Rumah Sedang
√
Rencana Rumah Sederhana
√ √ √
Pola hunian yang diterapkan PT.Pondok
Gambaran Umum Studi
√ √
√ Rencana Pola Penggunaan Lahan Perumahan Solo Baru oleh PT.Pondok Solo Permai
Penggunaan
Sumber Data
Bapeda, BPS Kabupaten Sukoharjo, DPU dan PT PSP
√
Perkembangan Perumahan Solo Baru Rencana Pola Hunian Perumahan Solo Baru oleh PT.Pondok Solo Permai
Indikator
√
√
Rencana Penggunaan lahan untuk Rumah Rencana Penggunaan lahan untuk Komersil Rencana Penggunaan lahan untuk Infrastruktur Rencana Penggunaan lahan untuk Non Komersial Rumah Mewah Rumah Sedang
Analisis Kualitatif Perkembangan Perumahan Solo Baru
Analisis Kuantitatif & Kualitatif Penerapan pola 1:3:10 dan penggunaan lahan oleh PT. PSP
PT. Pondok Solo Permai
11
Solo Permai Pola Penggunaan Lahan yang diterapkan PT.Pondok Solo Permai
√ √ √ √
√ √ √ √
Rumah Sederhana Alokasi lahan untuk Rumah Alokasi lahan untuk Komersil Alokasi lahan untuk Infrastruktur Alokasi lahan untuk Non Komersial
Kelayakan Lokasi Perumahan Solo Baru
√
√
Lokasi sektor yang sulit berkembang 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 1. 2. 3.
Pendidikan
Kesehatan
Alokasi Ketersediaan Sarana
Peribadatan
Perdagangan
Kebudayaan & Rekreasi Ruang Terbuka
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√
√
√
√ √ √
√ √ √
√ √ √
4. 1. 2. 3. 4. 1.
Taman Kanak-kanak Sekolah Dasar SLTP SLTA Posyandu Balai Pengobatan Klinik Bersalin Puskesmas Pembantu Puskesmas dan balai pengobatan Tempat praktek dokter Apotik Musholla/langgar Mesjid lingkungan Sarana Ibadah Agama Lain Warung Pertokoan Pusat pertokoan + pasar lingkungan Pusat perbelanjaan dan niaga Balai Pertemuan Balai Karang taruna/balai pertemuan Gedung serbaguna Gedung bioskop Taman/tempat main
Analisis Lokasi Perumahan Solo Baru
Analisis Kuantitatif (SNI)
Analisis Kuantitatif (SNI)
Analisis Kuantitatif (SNI)
Surve lapangan & PT. Pondok Solo Permai
Bapeda, BPS Kabupaten Sukoharjo, PT PSP, masyarakat dan tokoh setempat
Bapeda, BPS Kabupaten Sukoharjo, PT PSP, masyarakat dan tokoh setempat
Analisis Kuantitatif (SNI)
Bapeda, BPS Kabupaten Sukoharjo, PT PSP, masyarakat dan tokoh setempat
Analisis Kuantitatif
Bapeda, BPS
12
√ √
√ √
√ √
2. 3.
Taman dan lapangan olah raga Jalur hijau
√
√
√
4.
Pemakaman umum
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 1.
(SNI)
Lokal sekunder I Lokal sekunder II Analisis Kuantitatif Lokal sekunder III Jaringan jalan (SNI) Lngkungan I Lingkungan II Badan penerima air Analisis Kuantitatif Jaringan drainase (SNI) Bangunan pelengkap Penyediaan kebutuhan air bersih Analisis Kuantitatif Penyediaan Kran Umum Jaringan air bersih (SNI) Penyediaan hidran kebakaran Septik tank Analisis Kuantitatif Bidang resapan Jaringan air limbah (SNI) Jaringan pemipaan air limbah Alokasi ketersediaan Tong sampah prasarana Bak sampah kecil Analisis Kuantitatif Bak sampah besar Jaringan sampah (SNI) Bak sampah besar Bak sampah akhir Penyediaan kebutuhan daya listrik Analisis Kuantitatif Jaringan listrik (SNI) Penyediaan jaringan listrik Penyediaan kebutuhan sambungan Analisis Kuantitatif telpun Jaringan telepun (SNI) √ √ √ 2. Penyediaan jaringan telepon √ √ √ 1. Angkot Jaringan Transportasi Analisis Kuantitatif Lokal (SNI) √ √ √ 2. Bus √ √ √ 1. Untuk Area hunian Analisis Kuantitatif Jaringan Parkir (SNI) √ √ √ 2. Untuk pusat kegiatan Keterangan : O : obserfasi, W : wawancara, K : kuesioner, I : instasional , Sumber : Analisis Peneliti 2010
Kabupaten Sukoharjo, PT PSP, masyarakat dan tokoh setempat DPU Kabupaten Sukoharjo DPU Kabupaten Sukoharjo PDAM Kabupaten Sukoharjo PT. PSP
PT.PSP & DPU Kabupaten Sukoharjo
PT.PSP & PLN Kab. Sukoharjo PT.PSP
DPU Kab.Sukoharjo PT. PSP
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Metode Analisis Data Pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Adapun penelitian yang bersifat kuantitatif menampilkan data dalam bentuk angka -angka, sedangkan penelitian yang bersifat kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya diskriptif. Penelitian perkembangan P erumahan Solo Baru dari waktu ke waktu merupakan penelitian diskriptif. Penelitian diskriptif ini terbatas pada usaha untuk mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan Perumahan Solo Baru. Sedangkan identifikasi karakteristik Perumahan Solo Baru berdasarkan variasi tipe rumah dan karakteristik Perumahan Solo Baru berdasarkan jumlah rumah dilakukan hanya sebatas mengetahui karakteristik tipe rumah dan karakteristik jumlah rumah yang dibangun tiap sektor. Penelitian identifikasi Pola Hunian 1:3:10 P erumahan Solo Baru merupakan penelitian diskriptif kualitatif. Penelitian diskriptif
ini terbatas
pada usaha mengungkapkan pola hunian yang dikembangkan di perumahan solo baru apakah sudah menerapakan pola hunian 1:3:10 sesuai dengan inovasi awal pembangunan Perumahan Solo Baru sehingga sasaran dari analisis ini bersifat untuk sekedar mengungkapkan fakta (fact finding), yang hasilnya ditekankan pada memberi gambaran pola hunian 1:3:10 yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai. Selain itu analisis kualitataif juga digunakan untuk mengetahui p ola penggunaan lahan yaitu dengan melihat penggunaan lahan yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai apakah sesuai dengan konsep penggunaan lahan yang dirinci pengembang 40% untuk permukiman, 10% untuk komersial, 10% untuk infrast ruktur, 40% untuk fasilitas non komersial. Sehinga nanti akan diketahui gagasan yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai bukan hanya s ebuah gagasan yang tidak diterapkan. Kajian Analisis penyediaan sarana dan prasarana yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai secara garis besar mencakup beberapa lingkup kajian: commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Identifikasi penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10 Perumahan Solo Baru. Proses identifikasi dilakukan dengan menghitung jumlah dan luas sarana prasarana berdasarkan pola penggunaan lahan yang digagas oleh PT. Pondok Solo Permai dengan alokasi 40%:10%:10%:40% . Untuk sarana alokasi penggunaan lahannya dirinci 10% untuk komersial yang meliputi perdagangan dan rekreasi, 40% untuk fas ilitas non komersial yang meliputi pendidikan, kesehatan, peribadatan ruang terbuka dan jaringan jalan. Sedangkan prasarana alokasi penggunaan lahan sebesar 10% yang meliputi jaringan sampah, parkir. Untuk jaringan drainase, air bersih, air limbah, listrik, telepon dan jaringan transportasi lokal alokasi penyediaan lahannya sudah tercakup dalam jaringan jalan, hal ini terkait pola penyediaan jaringan tersebut berada pada sepanjang bahu jalan. Sedangkan untuk jaringan transportasi local alokasi penyediaan la han tidak dapat di hitung karena penyediaannya juga sudah tercakup pada luasan jaringan jalan.
Identifikasi penyediaan sarana prasarana pada P erumahan Solo Baru berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) . Dalam tahap ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif dengan identifikasi jumlah sarana dan prasarana yang dikembangkan di Perumahan Solo Baru. Jumlah sarana dan prasarana yang disediakan diukur berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sehingga nanti dapat diketahui ketersediaan sarana dan prasarana di perumahan Solo Baru apakah sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta jangkauan pelayanannya apakah sudah dapat dijangk au penduduk penghuni Perumahan Solo Baru.
Mengkaji kualitas sarana prasarana yang dis ediakan di Perumahan Solo Baru berupa penilaian tentang kondisi fisik sarana prasarana yang dibangun.
commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mengkaji kualitas sarana dan prasarana
yang disediakan di
Perumahan Solo Baru dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan responden masyarakat ( KK) yang tinggal di Perumahan Solo Baru. Mengkaji kualitas sarana dan prasarana dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif.
Tabel 1.2 Analisis Data Tahapan Identifikasi perkembangan perumahan Solo Baru dari waktu ke waktu Identifikasi karakteristik Perumahan Solo Baru berdasarkan variasi tipe rumah dan jumlah rumah Pola Hunian 1:3:10 di perumahan solo baru
Metode Pendekatan Deskriptif
Deskriptif
Kualitatif (deskriptif)
Identifikasai penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10
Kualitatif
Identifikasi sarana dan prasarana perumahan solo baru.
Kuantitatif (SNI)
Identifikasi kualitas Kualitatif sarana dan prasarana (wawancara) yang disediakan di perumahan solo baru Sumber : Analisis Peneliti 2010
Kegunaan
Hasil
Untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi pembangunan Perumahan Solo Baru. Untuk mengetahui karakter pembangunan rumah tiap sektor di Perumahan Solo Baru
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan Perumahan Solo Baru Karakteristik pembangunan disetiap sektor di Perumahan Solo Baru
Untuk mengetahui penerapan pola 1:3:10 diperumahan solo baru yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana pada pola hunian 1:3:10 apakah sudah sesuai dengan alokasi penggunaan lahan untuk sarana prasarana Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana apakah sudah memenuhi kebutuhan masyarakat serta jangkauan pelayanannya apakah sudah sesuai SNI Untuk mengetahui kualitas sarana dan prasarana di perumahan solo baru
Penerapan Pola Hunian di perumahan solo baru
Ketersediaan jumlah sarana dan prasarana berdasarkan kebijakan pola penggunaan lahan yang digagas PT. Pondok Solo Permai. Ketersediaan jumlah sarana dan prasarana berdasarkan SNI
Kualitas sarana dan prasarana di perumahan solo baru
c. Sintesis Data Pada sintesis data dijelaskan secara singkat berbagai temuan serta kesimpulan dari pembahasan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah. Selain itu, dalam bagian ini juga diberikan beberapa rekomendasi yang commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berkaitan dengan hasil studi Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan Penyediaan Sarana dan Prasarana di Perumahan Solo Baru . Metode sintesis data dilakukan dengan menyimpulkan pembahasan yang sudah dilakukan pada tahap analisis data sehingga dapat mengetahui penerapan pola hunian 1:3:10 dan alokasi penyediaan sarana prasarana di perumahan Solo Baru apakah sudah memenuhi kebutuhan masyarakat serta bagaimana kualitasnya. Dalam sintesis data juga disimpulkan beberapa temuan dari hasil penelitian yang kemudian akan dibuat beberapa masukan dari hasil penelitian yang berguna bagi pembangunan perumahan di Solo Baru dan pengembang PT. Pondok Solo Permai. Sehingga dengan adanya penelitian Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan penyediaan Sarana Prasarana di Perumahan Solo Baru dapat diketahui kebenaran penerapan pola hunian 1:3:10 dan dapat diketahui kekurangan pengembang (PT. Pondok Solo Permai) dalam penyediaan sarana prasarana.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I
Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup studi berupa substansif maupun spasial, metodologi serta sistematika pembahasan .
BAB II
Kajian Literatur Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan Pe nyediaan Sarana Prasarana Pada Bab ini akan dijelaskan beberapa kajian teoritis mengenai perumahan, kebijakan pembangunan perumahan swasta, kebijakan pola hunian berimbang, konsep ruang Neighborhood Unit serta Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam pembang unan sarana prasarana perumahan
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
digilib.uns.ac.id
Gambaran Umum Perumahan Solo Baru Pada Bab ini akan dijelaskan beberapa kebijakan dan sejarah terkait pembangunan Perumahan Solo Baru, gambaran mengenai kondisi wilayah studi penelitian baik dari jumlah rumah per sektor atau jumlah dan kualitas sarana prasarana yang disediakan di Perumahan Solo Baru.
BAB IV
Pembahasan Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan P enyediaan Sarana dan Prasarana di Perumahan Solo Baru Pada Bab ini berisi tentang beberapa analisis di antaranya adalah Identifikasi perkembangan perumahan Solo Baru dari waktu ke waktu , Identifikasi karakteristik Perumahan Solo Baru berdasarkan variasi tipe rumah, Identifikasi karakteristik Perumahan Solo Baru berdasarkan jumlah rumah, Identifikasi penerapan pola 1:3:10 di Perumahan Solo Baru, Identifikasi penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10 perumahan Solo Baru, Identifikasi penyediaan sarana prasarana pada perumahan Solo Baru berdasarkan standar SNI.
BAB V
Kesimpulan dan Rekomendasi Pada bab ini akan dijabarkan beberapa temuan dari analisis penerapan pola hunian 1:3:10 dan penyediaan sarana prasarana, sehingga nantinya akan diberikan s ebuah rekomendasi kepada Pemda Kabupaten Sukoharjo dan Pengemba ng PT. Pondok Solo Permai (PSP).
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN LITERATUR PENERAPAN POLA HUNIAN 1:3:10 DAN PENYEDIAAN SARANA PRASARANA DI PERUMAHAN SOLO BARU
Pada Bab ini akan dibahas kajian teoritis mengenai perumahan, kebijakan pembangunan perumahan swasta, kebijakan pola hunian berimbang, kebijakan pola hunian 1:3:10 yang dikembangkan PT.Pondok Solo Permai, konsep ruang Neighborhood Unit serta Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam pembangunan sarana prasarana perumahan.
A. Teori Perumahan 1.
Definisi Rumah dan Perumahan Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan fis iologis yang saling
melengkapi
dengan
kebutuhan
keamanan
dan
keselamatan.
Perumahan menurut UU No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Menurut Soedjajadi Keman tahun 2005 dalam bukunya yang berjudul “Kesehatan Perumahan”, perumahan didefinisikan sebagai kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya dan sarana lin gkungan yaitu fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangan kehidupan ekonomi,
commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sosial, dan budaya, seperti fasilitas taman bermain, olah raga, pendidikan, pertokoan, sarana perhubungan, keamanan,serta fasilitas umum lainnya. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan, maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghid upan (UU No 4 Thn 1992 tentang Perumahan dan Permukiman). Permukiman merupakan wadah kehidupan manusia, bukan hanya menyangkut aspek fisik dan teknis saja, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, dan budaya dari para penghuninya (Bintarto, 1988). 2.
Developer Zuckerman, Howard A. dan George D. Blevins (1991) menjelaskan pengembang adalah seseorang atau kelompok yang yang memiliki suaiu keahIian dalam pernbangunan, yang meliputi segi arsitektur, teknis, konstruksi, keuangan, pemasaran dan menajemen properti. Mak a dari itu peran pengembang adalah sebagai manajer properti pada perumahan perumahan yang dibangunnya. Dalam arti yang lain, pengembang adalah perusahaan yang membangun di atas atau menggunakan secara penuh sebidang tanah, atau suatu kemampuan individu y ang mengubah tanah yang tidak bermanfaat (Zuckerman dan Blevins, 1991). Kalau di Indonesia, para pengembang perurnahan mempunyai suatu organisasi profesi yang dinamakan Real Estate Indonesia (REI). Dari jumlah anggota yang ada, sekitar 80% dari 2400 ang gota REI bergerak di sektor pem bangunan rumah sederhana dan sangat seder hana. Pasar akan menentukan suat u keputusan untuk
membangun,
apabila
pasar
yang
terjadi
adalah
kelebihan
pembangunan perumahan dan harga yang terjadi sangat mahal, maka kernungkinan pengembang akan kesusahan atau sulit berkembang. Pengembang mungkin akan memilih untuk membeli perumahan y ang sudah ada dan merenovasinya agar mempunyai nilai tambah sehingga menjadi sesuatu yang baru dan dapat digunakan. U saha lain adalah membeli tanah commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secukupnya dan menunggu sampai waktu kondisi pasar yang terbaik kemudian menentukan pembangunan sesuai denga n tipe rumah yang sesuai dengan kemauan konsumen (Zuckerman dan Blevins, 1996) . 3.
Pengembangan Perumahan Formal Pemerintah Penyediaan perumahan formal oleh pemerintah maksudnya adalah pemerintah menyediakan atau membangun rumah, pemerintah sebagai pemilik dana dan pemilik aset daerah yang memfungsikan sumber dayanya untuk menyediakan perumahan bagi masyarakat umum. perumahan ini biasa disebut Perumda (Perumahan Daerah) dimana pada perumahan ini mekanisme penyediaan juga melalui prosedur yang telah ditentukan. Hal ini nantinya yang dilihat dalam perencanaan perumahan apakah memperhatikan SKB 3 menteri tentang penyediaan perumahan yang berimbang ataukah kebijakan tersebut terabaikan.
4.
Pengembangan Perumahan Formal Swasta Definisi pengembang menurut Zuchkerman, Ho ward A, George D Blevins 1991, menjelaskan pengembang adalah seseorang atau kelompok yang memiliki suatu keahlian dalam pembangunan yang meliputi segi arsitektur, teknis konstruksi, keuangan, pemasaran dan menegemen properti. Maka dari itu peran pengembang adalah sebagai manager properti pada perumahan yang dibangunnya. Developer dalam membagun sebuah perumahan tentu menganut mekanisme pada daerah dimana mereka membangun perumahan. Hal ini merupakan sebuah ttik temu dimana pemerintah sebagai pengendali peng gunaan ruang dan pengawal kebijakan dengan pengguna ruang.
B. Kebijakan Pembangunan Perumahan Swasta Perencanaan pembangunan perumahan swasta adalah suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup keputusan -keputusan atau pilihan-pilihan atas berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk membangun kelompok rumah
commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan dilakukan oleh perusahaan non-pemerintah (Glasson 1974:5 dalam Tarigan 2005:7). Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh swasta merupakan suatu upaya memenuhi kebutuhan perumahan yang terus meningkat terutama di wilayah perkotaan. Kebutuhan tersebut dipandang sebagai sebuah peluang bisnis yang besar bagi para pengembang, mengingat setidaknya setiap tahun ada tambahan satu juta rumah tangga baru yang merupakan permintaan riil akan perumahan. Untuk itu pemerintah perlu mengatur pelaksanaan pembangunan perumahan swasta yang berkembang di Indonesia. Pengaturan teknis yang terkait dengan pembangunan perumahan swasta di Indonesia terdiri dari: 1. Kepemilikan dan Penguasaan Tanah dan bangunan
Diatur di dalam UU RI no.5 tahun 1999 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria. Didalamnya mengatur bahwa dalam penguasaan benda benda harus melapor pada pihak yang bersangkutan dan melaporkan segala sesuatu tentang semua benda yang dikuasainya kepada pemilik. Hal ini dilakukan agar hubungan yang terjalin dianggap syah dan sesuai dengan peraturan. Dalam melakukan jual beli dan pemindahan benda yang bersangkutan juga sudah ditentukan cara pembayarannya kepada pemilk.
Diatur di dalam UU RI no.21 tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.Didalamnya mengatur bahwa dalam pemerolehan hak atas tanah dan atau bangunan diwajibkan membayar pajak kepada Negara.
Diatur di dalam UU RI no.4 tahun 1 996 tentang Hak Tanggun gan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah. Didalamnya mengatur bahwa Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah hak milik, hak guna usaha dan hak guna bangunan. Hal ini membantu developer dalam peng aturan dan pengadministrasian hak -hak atas tanah serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak. commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pengaturan Jasa Konstruksi Diatur dalam UU no.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Isinya antara lain diperlukannya
jasa konstruksi yang merupakan salah satu
kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya peranan
yang mempunyai
penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang
terwujudnya tujuan Pembangunan Nasiona l. Dalam hal ini developer dapat mengembangkan jasa konstruksinya sesuai dengan
karakteristiknya,
sehingga dapat mengembangkan iklim usaha yang mendukung peningkatan daya saing secara optimal, maupun bagi kepentingan masyarakat. 3. Peran Swasta Dalam Penyediaan Perumahan Diatur dalam UU no.4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman. Isinya dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah dan untuk mendorong peran swasta dalam penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, maka kebijakan yang ditempuh adalah merubah peran pemerintah dari pelaksana (provider) menjadi pendorong (enabler) dan fasilitator. 4. Penataan suatu kawasan Diatur dalam UU no.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Isinya antara lain pemanfaatan suatu kawasan harus sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayannya. Dalam mendirikan
bangunan
dalam
suatu
kawasan,
developer
harus
mempertimbangkan adanya ruang terbuka hijau minimal 30% dari luas kawasan tersebut. Developer harus memenuhi persyaratan ijin pemanfaatan suatu kawasan sesuai dengan undang -undang yang berlaku. 5. Pembangunan perumahan dan permukiman tidak bersusun Pembangunan perumahan dan permukiman tidak bersusun harus mengikuti Kawasan Perkotaan atau Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, terdiri dari : Rumah sederhana, Rumah menengah dan Rumah mewah.
commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Persyaratan pembangunan perumahan dan permukiman tidak bersusun:
Pembangunan perumahan sederhana tidak bersusun harus mengikuti Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/KPTS/1986 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun dan peraturan perubahannya.
Pembangunan rumah sangat sederhana harus memenuhi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 54/PRT/1991 tentang Pedoma n Teknik Pembangunan
Perumahan
Sangat
Sederhana
dan
peraturan
perubahannya.
Pembangunan rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah wajib menerapkan ketentuan lingkungan hunian yang berimbang sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Perumahan Rakyat No. 648 -384 Tahun 1992, No. 739/KPTS/1992 dan No. 09/KPTS/1992 dan Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat selaku Ketua Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional No. 04/KPTS/BKP4N/1995 tentang Ketentuan Lebih Lanjut Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Negara Perumahan Rakyat. Bangunan rumah tidak bersusun yang belum selesai dibangun, dapat dijual dengan syarat harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 09/KPTS/ M/1995 tentang Pedoman Perikatan Jual Beli Rumah.
6. Kebijakan Pengembangan Kawasan Skala Besar 1. UU 4/1992, Pasal: 18 (Ayat:1) Pemenuhan
kebutuhan
permukiman
diwujudkan
melalui
pembangunan kawasan permukiman skala besar yang terencana secara menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan bertahap.
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. UU 4/1992, Pasal: 19 (Ayat:1) Untuk mewujudkan kawasan permukiman sebagaiamana dimaksud dalam pasal 18, pemerintah daerah menetapkan satu bagian atau lebih dari kawasan permukiman menurut RTRW perkotaan dan RTRW bukan perkotaan yang telah memenuhi persyaratan sebagai kawasan siap bangun. 3. PP 80/1999 Tentang Kasiba dan Lisiba Pengelolaan Kasiba bertujuan agar tersedia 1 (satu) atau lebih Lisiba yang telah dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan, serta memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum untuk pembangunan perumahan dan permukiman sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Pengelolaan Lisiba bagian dari Kasiba atau Lisiba yang berdiri sendiri bertujuan agar tersedia kaveling tanah matang beserta rumah dengan pola hunian yang berimbang,
terencana
dan
terjangkau
bagi
seluruh
lapisan
masyarakat.(BAB II pasal 2) Pengelolaan Lisiba yang berdiri sendiri dilakukan oleh masyarakat pemilik tanah atau badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman sebagai penyelenggara. Masyarakat pemilik tanah sebagai penyelenggara dapat melakukan penyelenggaraa n Lisiba yang berdiri sendiri dengan membentuk usaha bersama yang anggotanya terdiri dari para pemilik tanah, berdasarkan peraturan perundang -undangan yang berlaku. (BAB III pasal 1) Dalam penyiapan lokasi untuk Kasiba, Pemerintah Daerah harus memperhatikan: a. Jumlah unit rumah yang dapat ditampung dalam 1 (satu) Kasiba sekurang-kurangnya 3.000 (tiga ribu) unit rumah dan sebanyak banyaknya 10.000 (sepuluh ribu) unit rumah; b. Jumlah unit rumah yang dapat ditampung dalam 1 (satu) Lisiba sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) unit rumah dan sebanyak banyaknya 3.000 (tiga ribu) unit rumah. commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam penyiapan lokasi untuk Lisiba yang berdiri sendiri Pemerintah Daerah harus memperhatikan bahwa jumlah unit rumah yang dapat dibangun sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) unit ruma h dan sebanyakbanyaknya 2.000 (dua ribu) unit rumah. Dalam menentukan lokasi dan luas untuk Kasiba dan atau Lisiba yang berdiri sendiri, Pemerintah Daerah dapat melakukan dengar pendapat dari masyarakat/kelompok masyarakat terkait.(BAB IV pasal 9) 4. Kebijakan usaha yang dikenal dengan Paket Oktober (Pakto) No. 23 tahun 1993. Isinya antara lain memberi kemudahan kepada kegiatan usaha termasuk pengembang dalam hal pemberian izin lokasi dan pembebasan tanah.
C. Kebijakan Pola Hunian 1:3:6 (Pola Hunian Berimbang) Penjelasan tentang pola hunian berimbang berdasarkan Surat Keputusan Bersama 3 menteri, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Negara Perumahan Rakyat No : 648 --384 Tahun 1992, No : 739//Kpts//1992, No :09//Kpts//1992 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan Permukiman dengan lingkungan hunian yang berimbang, dengan isi setiap klausulnya adalah sebagai berikut : Pasal 1 : 1.
Pembangunan
perumahan
dan
permukiman
diarahkan
untuk
mewujudkan kawasan dan lingkungan perumahan dan permukiman dengan lingkungan hunian yang berimbang meliputi rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah dengan perbandingan dan kriteria tertentu sehingga dapat menampung secara serasi antara kelompok masyarakat dari berbagai profesi, tingkat ekonomi dan status sosial.
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Dalam surat Keputusan Bersama tersebut yang dimaksud dengan : a. Kawasan perumahan dan permukiman adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian. b. Lingkungan
perumahan
dan
permukiman
adalah
kawasan
perumahan dan permukiman yang mempunyai batas -batas dan ukuran yang jelas dengan penataan tanah dan ruang, prasarana serta sarana lingkungan yang terstruktur. 3.
Perbandingan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah perbandingan jumlah rumah sederhana, ber banding rumah menengah, berbanding rumah mewah, sebesar 6 (enam) atau lebih, berbanding 3 (tiga) atau lebih, berbanding 1 (satu). (4) Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1);
4.
Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1); a. Rumah sederhana adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling antara 54 m 2 sampai 200 m 2 dan/atau biaya pembangunan per m 2 tidak melebihi dari harga satuan per m 2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerintah kelas C yang berlaku. b. Rumah menengah adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling antara 200 m 2 sampai 600 m 2 dan/atau biaya pembangunan per m 2 antara harga satuan per m 2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerintah kelas C sampai A yang berlaku. c. Rumah mewah adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling antara 600 m 2 sampai dengan 2000 m 2 dan/atau biaya Pembangunan per m 2 diatas harga satuan per m 2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas kelas A yang berlaku.
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam hal luas kaveling atau ha rga satuan pembangunan per m 2 masingmasing memenuhi kriteria yang berlainan, sebagaimana dimaksud dalam butir a, b, dan c maka kualitas ditentukan sesuai kriteria yang tinggi. Pasal 2 : 1.
Pembangunan suatu kawasan atau lingkungan perumahan dan permukiman oleh badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman, wajib diselengarakan untuk mewujudkan perumahan dan permukiman dengan lingkungan hunian yang berimbang dengan perbandingan jumlah rumah sederhana, berbanding rumah menengah, berbanding rumah mewah sebesar (enam) atau lebih berbanding 3 (tiga) atau lebih berbanding I (satu), sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1.
2.
Hal-hal khusus untuk mendorong badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman dalam membangun rumah se derhana, dan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sepanjang berdasarkan rencana tata ruang dapat diizinkan apabila : a.
Kawasan perumahan dan permukiman adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian.
b.
Pembangunan lingkungan perumahan dan permukiman tersebut diwujudkan seluruhnya melalui pembangunan rumah susun.
c.
Pembangunan lingkungan perumahan dan permukiman tersebut hanya diperuntukan bagi lingkungan hunian dengan tipe rumah menengah dan atau tipe rumah mewah dengan batasan sebagai berikut :
Pembangunan tipe rumah menengah saja sebanyak banyaknya
900
unit
pa da
setiap
lokasi
dianjurkan
membangun 2 (dua) tipe rumah sederhana untuk setiap 1 (satu) tipe rumah menengah di lokasi lain.
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pembangunan tipe rumah mewah saja selanyak -banyaknya 100 unit pada satu lokasi.
Pembangunan tipe rumah mewah antara 100 unit sampai dengan 300 unit pada satu lokasi diwajibkan membangun 6 (enam) tipe rumah sederhana untuk setiap 1 (satu) tipe rumah mewah, dan dianjurka n membangun 3 (tiga) tipe rumah menengah di lokasi lain.
UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang yang menjabarkan pentingnya penyiapan, pemanfaatan dan pengendalian ruang yang sesuai dengan peruntukan dan daya dukung lingkungan merupakan seke dul PT.Pondok Solo Permai dalam realisasi pengembangan Perumahan Solo Baru. Dengan mensikapi Surat Keputusan Mentri Negara Perumahan Rakyat No.02/KPTS/1993 yang menyebutkan bahwa pembangunan perumahan harus selalu mengacu pada keseimbangan sosial dengan mempertimbangkan komposisi penghunian antara kelompok berpenghasilan rendah dan menengah, PT.Pondok Solo Permai mengambil langkah untuk menyusun Pola Hunian 1:3:10 untuk menghindari kecemburuan sosial dengan penduduk asli. Sedangkan untuk menjaga pengendalian ruang dan daya dukung lingkungan PT.Pondok Solo Permai mengembangkan pola pemanfaatan 50:50 yang dirinci penggunaan l ahan bagi pengembangan
kawasan
P ermukiman
Solo
Baru
dengan
rasio
40%:10%:10%:40%. Masing -masing untuk kawasan perumahan, komersial, infrastruktur, fasilitas non komersial. Pola Hunian 1:3:10 yang dikembangkan PT.Pondok Solo Permai merupakan perkembangan dari pola hunian 1:3:6 yang dianjurkan pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Negara Perumahan Rakyat No : 6 48--384 Tahun 1992, No : 739//Kpts//1992, No : 09//Kpts//1992. Dalam pasal 1 ayat 3 dijelaskan bahwa perbandingan jumlah rumah sederhana, berbanding rumah menengah, berbanding rumah mewah, sebesar 6 (enam) atau lebih, berbanding 3 (tiga) atau lebih, berban ding 1 (satu). commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan melihat pasal 1 ayat 3 berarti pola hunian 1:3:10 yang dikembangkan PT.Pondok Solo Permai masih sesuai dengan peraturan pemerintah dan masih dapat diterapkan untuk menciptakan suatu lingkungan perumahan yang apik, serasi, selaras dan seimbang.
D. Konsep Ruang Neighborhood Unit Neighborhood Unit adalah suatu lingkungan fisik perumahan dalam kota dengan batasan yang jelas, tersedia pelayanan fasilitas sos ial untuk tingkat rendah, untuk melayani jumlah penduduk, di mana terdapat hubungan kerjasama yang dilandasi oleh control sos ial dan rasa komunitas (Porteous, 1977; dalam suryanto, 1989:47). Neighborhood Unit dikenal sebagai suatu konsep untuk merencanakan suatu lingkungan yang
berlandaskan suatu pemikiran so sial psikologis yang
diformulasikan oleh Clarence Perry pada tahun 1929 sebagai jawaban atas permasalahan yang terjadi saat itu yaitu penurunan kualitas kehidupan masyarakat di Negara-negara industry. Perry mengidentifikasikan Neghborhood Unit sebagai suatu unit perumahan yang mempuny ai batasan yang jelas, besarnya diukur atas dasar keefektifan jarak jangkauan pejalan kaki, terjadinya kontak langsung individual serta adanya ketersediaan fasilitas pendukung kebutuhan harian dari penghuni. Konsep Neighborhood Unit pertama kali diperkenal kan oleh Sir Ebenezer Howard (1850-1928) yang mencoba mengangkat system dan bentuk komunitas tadisional pedesaan sebagai komunitas ideal yang perlu dikembangkan di perkotaan. Kemudian pada kota -kota tradisional tersebut kota masih terbagi dalam unit-unit kelompok rumah tinggal/unit -unit fungsional spesifik yang homogeny yang kemudian dikenal sebagai tradisional neighborhood. Unit -unit tersebut merupakan kesatuan antara tempat tinggal dengan tempat kerja serta juga adanya ikatan social kekerabatan. Menurut Perry, neighborhood yang ideal akan merangkum seluruh fasilitas public dan kondisi-kondisi yang diperlukan oleh rata -rata keluarga bagi commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kenikmatan dan kewajaran hidup disekitar rumah mereka. Selanjutnya P erry menguraikan enam prinsip dalam merencan akan Neighborhood (Rohe and Gates, 1985:26) : 1. Size (Ukuran), pembangunan unit tempat tinggal harus menyiapkan perumahan
dengan
ukuran
populasi
tertentu
yang
mensyaratkan
diperlukannya satu sekolah dasar (elementary school), di mana area yang diperlukan tergantung pada tingkat kepadatan populasi. 2. Boundaries (Batas), Pada setiap sisi unit lingkungan dibatasi oleh jalan -jalan arteri dengan kelebaran yang memadai sehingga dapat dipakai sebagai lalu lintas cepat, yang tidak menembus daerah permukiman tersebut. 3. Open Space (Ruang Terbuka), harus disediakan system taman dan ruang kecil yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan individu yang mendiami lingkungan perumahan tersebut. 4. Institution Sites (Area-aera institusi), area untuksekolah dan institusi yang melayani lingkungan perlu disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam lingkungan tersebut dan hendaknya ditempatkan secara berkelompok disekitar sebuah titik umum atau titik pusat. 5. Local Shops (Pertokoan Setempat), satu atau lebih pertokoan local yang cukup memadai bagi populasi yang dilayani, hendaknya diletakkan di seputar permukiman dan lebih baik lagi diletakkan disekitar pertemuan jalur lalu lintas yang mengikat beberapa lingkungan. 6. Internal Street System (Sistem jalan internal), di mana setiap unit p erlu dilengkapi dengan system jalan khusus, sehingga setiap jalan raya disesuaikan dengan beban lalu lintas yang mungkin dan jaringan jalan sebagai suatu keseluruhan dirancang untuk memudahkan sirkulasi di dalam lingkungan tersebut dan diupayakan untuk dic egah penggunaan sebagai jalur lalu-lintas cepat. Clarence Perry menyimpulkan bahwa konsep Neighborhood Unit mempunyai tujuan utama untuk membuat interaksi social diantara penghuni
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lingkungan permukiman, sedangkan penataan fisik lingkungan merupakan cara mencapai tujuan utama tersebut. Konsep Neighborhood Unit dapat dijadikan landasan bagi banyak komuniti permukiman. Dapat disimpulkan bahwa Neighborhood merupakan unit fisik sekaligus unit social. Parameter pengikat untuk menjamin kesatuan unit fisik dan unit social adalah besaran (size) dan fasilitas pelayanan social yang melayani kebutuhan harian. Parameter besaran neighborhood diturunkan dari ukuran efisiensi jarak tempuh pejalan kaki antara rumah dengan fasilitas pelayanan.
E. Standar Nasional Indonesia (SNI) Dalam Pembangunan Sarana Prasarana Perumahan. Standar Nasional Indonesia (SNI) 2003 -1733-2004 tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan perkotaan memuat uraian tentang prinsip prinsip perencanaan lingkungan perumah an di perkotaan. Perencanaan sarana prasarana yang diatur dalam SNI tersebut diantaranya mengatur sarana prasarana pada hunian tidak bertingkat (dapat bertingkat dengan kepemilikan dan dihuni pihak yang sama). Persyaratan penyediaan sarana prasarana peruma han diuraikan dalam SNI 2003-1733-2004 sebagai berikut : 1. Sarana a. Pendidikan Dasar dari perencanaan sarana pendidikan adalah untuk melayani setiap unit administrasi pemerintah baik yang formal (RT,RW) maupun yang formal (Kelurahan,Kecamatan) dan bukan didasa rkan semata-mata pada jumlah penduduk yang akan dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan sarana pendidikan ini juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit -unit atau kelompok lingkungan yang ada. Hal ini dapat terkait dengan bentuk grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.
b. Kesehatan Dasar penyediaan sarana kesehatan didasarkan pada jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Dasar penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit -unit atau kelompok lingkungan yang ada. Hal ini terkait den gan bentuk grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan
penempatan
penyediaan
fasilitas
kesehatan
akan
mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk mela yani pada area tertentu. c. Peribadatan Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena berbagai macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni beberapa waktu. Pendekatan perencanaan yang diatur adalah dengan memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan sesuai dengan tuntutan planologis dan religi ous. Dasar penyediaan sarana peribadatan akan mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit -unit atau kelompok lingkungan yang ada. Hal ini dapat terkait dengan bentuk grup bangunan/blok yang nantinya lahir sesuai konteks lingkungannya. Untuk penempata n penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani area tertentu.
d. Perdagangan Sarana perdagangan dan niaga tidak selalu berdiri sendiri dan terpisah dengan bangunan sarana lain. Dasar penyedianan sarana ini selain berdasarkan
jumlah
penduduk
yang
akan
dilayani,
juga
mempertimbangkan pendekatan desain keruanganunit -unit /kelompok lingkungan yang ada. Hal ini dapat terkait dengan bentuk grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu. e. Kebudayaan Sarana kebudayaan dan rekreasi merupak an bangunan yang dipergunakan untuk mewadahi berbagai kegiatan kebudayaan dan atau rekreasi, seperti gedung pertemuan, gedung serbaguna, bioskop, gedung kesenian dan lain-lain. Bangunan dapat sekaligus berfungsi sebagai bangunan
sarana
pemerintahan
dan
pelayanan
umum
sehingga
penggunaan dan pengelolaan bangunan ini dapat berintegrasi menurut kepentingannya pada waktu -waktu yang berbeda. f. Ruang Terbuka Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan yang mempunyai arti sebagai suatu landsekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditetapkan dalam Instruksi Mendagri no.4 tahun 1988 yang menyatakan “Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman dalam pemanfaatan dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan. commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut kriteria penyediaan sarana perumahan kota berdasarkan ketentuan dari Standar Nasional Indonesia (SNI) 2003 -1733-2004.
commit to user 35
Tabel 2.1 Kriteria Penyediaan Sarana Perumahan Kota Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1733-2004)
Variabel
Indikator
Parameter Jml pddk Luas pndukung lahan min (m²) (jiwa)
Radius pencapaian (m)
Lokasi dan penyelesaian
Pendidikan 1. 2. 3. 4.
Taman Kanak-kanak Sekolah Dasar SLTP SLTA
1.250 1.600 4.800 4.800
500 2.000 9.000 12.500
500 1.000 1.000 3.000
1.
Posyandu
1.250
60
500
2.
Balai Pengobatan
2.500
300
1.000
3.
Klinik Bersalin
30.000
3.000
4.000
4.
Puskesmas Pembantu
30.000
300
1.500
5.
Puskesmas dan balai pengobatan Tempat praktek dokter
120.000
1.000
3.000
5.000
-
1.500
30.000
250
1.500
250
45
100
30.000
1.800
1000
Ditengah kelompok warga, tidak menyebrang jalan raya, bergabung dengan ta man sehingga terjadi pengelompokan kegiatan
1.
Posyandu lokasi ditengah kelompok tetangga dan tidak menyebrang jalan Balai pengobatan lokasi ditengah kelompok tetangga dan tidak menyebrang jalan Klinik bersalin lokasi dapat dijangkau dengan kendaraan umum Puskesmas pembantu lokasi dapat dijangkau dengan kendaraan umum Puskesmas dan balai pengobatan lokasi dapat dijangkau dengan kendaraan umum Tempat praktik daokter lokasi dapat dijangkau dengan kendaraan umum Apotik lokasi dapat dijangkau dengan kendaraan umum
Kesehatan
6. 7.
Apotik
1.
Musholla/langgar
2.
Mesjid Masyarakat
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Peribadatan 1. 2.
Di tengah kelompok tetangga, dapat merupakan bagian dari sarana lain. Dapat dijangkau dengan kendaraan umum
36
3.
Sarana Ibadah Agama Lain
1.
Warung
2. 3.
Pertokoan Pusat pertokoan + pasar lingkungan Pusat perbelanjaan dan niaga
Tergantung system kekerabata n/hirarki lembaga
1,2/ jemaah
-
250
100
300
6.000
3.000
2.000
30.000
10.000
-
Dapat dijangkau dengan kendaraan umum
120.000
36.000
-
Terletak dijalan utama. Termasuk sarana parker sesuai ketentuan setempat
3. -
Perdagangan
4.
Di tengah kelompok tetangga. Dapat merupakan bagian dari sarana lain Di pusat kegiatan sub lingkungan. KDB 40%.
Kebudayaan &Rekreasi 1.
Balai Pertemuan
2.500
300
100
2.
Balai Karang taruna/balai pertemuan Gedung serbaguna Gedung bioskop
30.000
500
100
120.000 120.000
3.000 2.000
100 100
Dapat dijangkau dengan kendaraan umum Terletak di jalan utama. Dapat merupakan bagian dari pusat perbelanjaan.
250 30.000
250 9.000
100 -
120.000
-
-
Di tengah kelompok tetangga Sedapat mungkin berkelompok dengan sarana pendidikan Terletak menyebar Mempertimbangkan radius pencapaian dan area yang dilayani.
3. 4.
Di tengah kelompok tetangga . Dapat merupakan bagian dari bangunan sarana lain Di pusat lingkungan
Ruang terbuka 1. 2. 3. 4.
Taman/tempat main Taman dan lapangan olah raga Jalur hijau Pemakaman umum
Sumber : SNI 03-1733-2004
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Prasarana a. Jaringan Jalan Jenis prasarana jaringan jalan yang harus disediakan ditetapkan menurut klasifikasi jalan perumahan yang disusun berdasarkan hirarki jalan, fungsi jalan dan kelas kawasan/lingkungan perumahan. Berikut adalah standar prasarana jaringan jalan yang ditetapkan dalam SNI : Tabel 2.2 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Jalan Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004) Prasarana
Hirarki Jalan
1. Lokal sekunder I 2. Lokal sekunder II Jaringan 3. Lokal sekunder III jalan 4. Lngkungan I 5. Lingkungan II Sumber : SNI 03-1733-2004
Perkerasan (m) 7 6 3 2 1,2
Parameter Bahu jalan (m) 2 1,5 0,5 0,6 0,6
Trotoar (m) 1,5 1,5 1,2 -
Keterangan Khusus pejalan kaki Khusus pejalan kaki Khusus pejalan kaki
b. Jaringan Drainase Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerimaan air dan atau ke bangunan resapan buatan yang
harus
disediakan
pada
lingkungan
perumahan
perkotaan.
Lingkungan perumahan perkotaan harus dilengkapi jaringan drainase sesuai
ketentuan
dan
persyaratan
teknis
yang
diatur
dalam
peraturan/perundangan yang telah berlaku. Salah satu ketentuan yang berlaku adalah Standar Nasional Indonesia ( SNI) 02-2406-1991 (sebagai acuan penyusunan SNI 03 -1733-2004 tentang tata cara penyusunan perumahan perkotaan, termasuk jaringan drainase).
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.3 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Drainase Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1733-2004) Prasarana
Indikator
Parameter Sumber air di permukaan tanah (laut, sungai, danau) Sumber air di bawah permukaan tanah Gorong-gorong Pertemuan saluran Bangunan terjunan Jembatan Pompa Pintu air
1. Badan penerima air Jaringan Drainase
2. Bangunan pelengkap
Sumber : SNI 03-1733-2004
c. Jaringan Air Bersih Secara Umum setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga.
Untuk itu
lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan jaringan air limbah sesuai dengan
ketentuan
dan
persyaratan
teknis
yang
diatur
dalam
peraturan/perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air bersih lingkung an perumahan di perkotaan. Tabel 2.4 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Air Bersih Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004) Prasarana 1.
Jaringan Air Bersih
Indikator Penyediaan kebutuhan air bersih
2.
Penyediaan Kran Umum
3.
Penyediaan hidran kebakaran
Parameter Harus terdapat perusahaan air minum/sumber lain untuk memenuhi air bersih Terdapat sambungan air bersih kesetiap rumah Satu kran umum disediakan untuk pemakai 250 jiwa Radius pelayanan maksimum 100 meter Kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30 liter/orang/hari Untuk jarak antara kran kebakaran 100 meter Untuk daerah perumahan jarak antara kran maksimum 200 meter
Sumber : SNI 03-1733-2004
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Jaringan Air Limbah Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan
dan
persyaratan
teknis
yang
diatur
dalam
peraturan/perundangan yang telah berlaku terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air limbah lingkungan perumahan di perkotaan. Salah satunya adalah SNI-03-2398-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan, serta pedoman tentang pengelolaan air limbah secara komunal pada lingkungan perumahan yang berlaku. Berikut adalah persyaratan, criteria dan kebutuhan perencanaan jaringan air limbah perumahan perkotaan yang tertuang dalam SNI 03-1733-2004 : Tabel 2.5 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Air Limbah Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 03 -1733-2004) Prasarana
Indikator 1. Septik tank
Jaringan Air Limbah
2. Bidang resapan
3. Jaringan pemipaan air limbah Sumber : SNI 03-1733-2004
Parameter Harus terdapat septic tank lingkungan bila di setiap rumah tidak terdapat septic tank Bila tidak terdapat bidang resapan pada setiap rumah, maka harus dibuat resapan bersama yang melayani beberapa rumah Sistem pembuangan air limbah lingkungan bila memakai septi tank lingkungan
e. Jaringan Sampah Lingkungan
perumahan
perkotaan
harus
dilayani
system
persampahan yang mengacu pada :
SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengolahan Sampah Perkotaan
SNI 03-3242-1994 tantant Tata Cara Pengelolaan Sampah di permukiman
SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jenis-jenis elemen perencanaan yang harus disediakan adalah gerobak sampah, bak sampah, tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan tempat pembuangan Akhir (TPA). Ber ikut adalah table persyaratan, kriteria dan kebutuhan : Tabel 2.6 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Persampahan Berdasarkan (SNI 03-1733-2004) Prasarana
Indikator 1. Tong sampah 2. Bak sampah kecil 3. Bak sampah Jaringan besar Sampah 4. Bak sampah besar 5. Bak sampah akhir Sumber : SNI 03-1733-2004
Parameter 5 jiwa/rumah 2500 jiwa/RW 30.000 jiwa/ Kelurahan 120.000 jiwa/Kecamatan >480.000 jiwa/Kota
Ket Status pribadi Status TPS ukuran 6m²,grobak mengangkut 3x seminggu Status TPS ukuran 13m²,grobak mengangkut 3x seminggu Status TPS/TPA local ukuran25m², mobil mengangkut 3x seminggu -
f. Jaringan Listrik Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air listrik yang harus disediakan pada lingkungan perumahan perkotaan adalah :
Kebutuhan daya listrik
Jaringan listrik
Berikut adalah beberapa persyaratan, criteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi : Tabel 2.7 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Listrik Berdasarkan (SNI 03-1733-2004) Prasarana
Indikator 1. Penyediaan kebutuhan daya listrik 2. Penyediaan jaringan listrik
Jaringan Listrik
Parameter Setiap unit rumah harus dapat dilayani dengan daya listrik dari PLN minimum 450 VA/ jiwa Disediakan gardu listrik untuk setiap 200KVA daya listrik yang ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum Disediakan penerangan jalan yang memiliki kuat penerangan 500lux dengan tinggi> 5 meter dari muka tanah
Sumber : SNI 03-1733-2004
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Jaringan Telepon Lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan jaringan telepon sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan telepon lingkungan perumahan di perkotaan. Jenis prasarana jaringan telepon yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah :
Kebutuhan sambungan telepon
Jaringan telepon Persyaratan dan criteria yang harus dipenuhi adalah Tabel 2.8 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Telepo n Berdasarkan (SNI 03-1733-2004)
Prasarana Jaringan telepon
Indikator 1. Penyediaan kebutuhan sambungan telpun
2. Penyediaan jaringan telepon
Parameter 1 sambungan telepon umum untuk setiap 250 jiwa(RT) Ketersediaan antar sambungan telepon umum memiliki jarak radius 200 -400 meter Penempatan telepon umum diutamakan di area public Tiap lingkungan rumah perlu dilayani jaringan telepon lingkungan dan jaringan telpun hunian
Sumber : SNI 03-1733-2004
h. Jaringan Parkir Persyaratan dan criteria penyediaan jaringan arkkir disusun sebagai acuan bagi pengembangan lingkungan perumahan dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan aksesibilitas transportasi umum local. Berikut adalah beberapa persyaratan, criteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi adalah :
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.9 Kriteria Penyediaan Prasarana Jaringan Parkir Berdasarkan (SNI 03-1733-2004) Prasarana Jaringan Parkir
Idikator 1. Untuk Area hunian
2. Untuk pusat kegiatan
Parameter Untuk skala RT (250 penduduk) penyediaan lahan parkir 100 m², yang berlokasi pada pusat lingkungan RT Untuk skala RW (2.500 penduduk) penyediaan lahan parkir 400 m² yang berlokasi pada pusat lingkungan R W Untuk skala kelurahan (30.000 penduduk) penyediaan lahan parkir 2000 m² yang berlokasi pada pusat lingkungan kelurahan Untuk skala kecamatan (3120.000 penduduk) penyediaan lahan parkir 2000 m² yang berlokasi pada pusat lingkungan kecamatan Lahan parkir harus sedekat mungkin dengan pusat kegiatan yang dilayani Lokasi parkir harus mudah diakses dari/k e pusat-pusat kegiatan tanpa gangguan ataupun memotong arus lalu;intas jalan utama Lahan parkir harus memeiliki hubungan dengan jaringan sirkulasi pedestrian secara langsung
Sumber : SNI 03-1733-2004
commit to user 43
Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan Alokasi Penyediaan Sarana dan Prasarana di Perumahan Solo Baru Pembangunan Repelita III Tahun 1970/1984, awal dari pembangunan
perumahan
swasta
dengan
penerapan
membanguna perumahan yang seimbang startanya ( 1
rumah mewah, 3 sedang dan 6 sederhana ). SK Mentri Negara Perumahan Rakyat No.02/KPTS/1993, menyebutkan bahwa pembangunan perumahan harus selalu mengacu
pada
mempertimbangkan
keseimbangan komposisi
social penghunian
dengan antara
kepompok berpenghasilan rendah dan menengah. Undang –undang tentang lingkungan hidup, tentang pola penggunaan lahan dengan pemanfaatan 60% lahan yang dijual 40% fasilitas social, yang dirinci 50% untuk perumahan 10% untuk komersial 8% untuk infrastruktur
Prof. Ir. Eko Budihardjo, MSc, Kota Baru adalah kota yang dirancang agar mandiri dilengkapi dengan sarana dan prasarana social, komersial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan dimana didalam kota baru ini terdapat perusahaan /industry yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan sehingga warga tidak tergantung pada kota lain.
PT. Pondok Solo Permai (PSP) yang memiliki gagasan : Menciptakan Kota Baru yang mandiri Mengurangi kesenjangan fisik antar perumahanyang dikembangkan dengan rumah penduduk asli serta mengurangi kecemburuan social dengan menerapkan pola hunian 1:3:10. Konsep Tree in one di setiap sector, yaitu selain membangun rumah disetiap sector dihadirkan ruko dan fasilitas kegiatan ekonomi lainnya. Menciptakan lingkungan yang apik, selaras dan seimbang dengan menerapkan pola penggunaan lahan 50% lahan yang dijual dan 50% untuk fasilitas social, yang dirinci 40% untuk perumahan 10% untuk komersial 10% untuk infrastruktur dan 40% untuk fasilitas non ko mersial.
dan 32% untuk fasilitas non komersi al.
SNI 2004 Tentang Perencanaan Perumahan Kota
SARANA Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perdagangan Rekreasi Ruang terbuka (taman&lapangan olah raga)
PRASARANA Jalan Drainasi Jaringan air bersih Jaringan air limbah Jaringan persampahan Jaringan listrik Jaringan telepon Jaringan Parkir
Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan Penyediaan Sarana Prasarana Pada Pembangunan Permukiman di Solo Baru
Krangka Teori
44
Pendahulua n TOPIK Penerapan Pola Hunian 1:3:10 dan Alokasi Penyediaan Sarana dan Prasarana di Perumahan Solo Baru
Latar Belakang Peran swasta dalam pembangunan perumahan rakyat, yang ditegaskan dalam pembangunan Repelita III tahun 1979/1984. Gagasan Pondok Solo Permai untuk menciptakan kota baru yang diharapkan mampu menjawab permasalahan perkotaan yang makin kompleks. Konsep pola hunian 1:3:10 yang dikembangkan Pondok Solo Permai merupakan usaha untuk mengurangi kesenjangan fisik dan kecemburuan social, serta penerapan pola penggunaan lahan 50%:50% yang dikla im untuk dapat menciptakan lingkungan yang apik selaras dan seimbang Rumusan Masalah Bagaimana penerapan pola hunian 1:3:10 dalam pembangunan perumahan Solo Baru? Bagaimana penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10 yang dikembangkan PT. PSP? Tujuan Sasaran Mengetahui penerapan pola hunian 1:3:10 dalam pembangunan Perumahan Solo Baru Mengetahui ketersediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10 yang dikembangkan PT. PSP
INPUT
OUT PUT
Teori Kota Baru, Philip Gilbert, Prof.Ir. Eko Budhihardjo, MSc SNI 2004 Tentang Perencanaan Perumahan Kota
DATA Sarana Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perdagangan Rekreasi Ruang terbuka (taman&lapangan olah raga) Prasarana Jalan Drainasi Jaringan air bersih Jaringan air limbah Jaringan persampahan Jaringan listrik Jaringan telepon Jaringan Transportasi Jaringan Parkir
Metode Pengumpulan Data Observasi Studi instansi Wawancara
Analisis Data Analisis Kualitatif Sintesis Data Mengetahui dampak Pola Hunian 1:3 :10 serta Penyediaan Sarana dan Prasarana di Perumahan Pondok Solo Permai Solo Baru (PSP)
SINTESIS Penerapan pola hunian 1:3:10 dalam pembangunan perumahan Solo Baru. Penyediaan sarana prasarana pada pola hunian 1:3:10 yang dikembangkan PT. PSP
REKOMENDASI
ANALISIS KUALITATIF Proses analisis ini untuk mengetahui pola hunian1:3:10 yang dikembangkan di Solo Baru dengan melihat konsep penggunaan lahan yang dirinci 40% untuk permukiman, 10% untuk komersial 10% untuk infrastruktur, 40%untuk fasilitas non komersial. Selain itu dalam analisis ini juga untuk mengetahui penyediaan sarana dan prasarana pada pola hunian 1:3:10 dengan mengukur jumlah dan kwalitas sarana prasarana pada setiap blok di Solo Baru.
45
KRANGKA PIKIR
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III GAMBARAN UMUM PERUMAHAN SOLO BARU
A. Sejarah Pembangunan Perumahan Solo Baru Pada era 1970-an bisnis perumahan tengah menggejala di Indonesia. Jika pada tahun1980-an ada pengembang daerah yang mengajukan izin membangun perumahan, tentu bukan hal yang istimewa. Patut diketahui, saat itu bisnis properti sangat menjanjikan. Pengembang daerah itu tak lain adalah PT. Pondok Solo Permai (PSP) Solo Baru. Semula ide untuk membangun real estate Solo Baru muncul dari nama Kunto Harjono sebagai penggagas. Namun tidak jarang yang mencantumkan nama Handoko, Bos PT. Batik Keris, sebagai pemilik obsesi membangun kota baru. Kedua nama itu memang memiliki jalinan yang cukup erat, yang satu sebagai anggota Komisaris sekaligus Direktur PSP sedangkan yang satu sebagai Komisaris Utama. Awalnya rencana pengembang untuk sekedar membangun perumahan mulai goyah karena memiliki lahan yang sedemikian luas, 200 hektar bukan angka yang kecil bagi pengembang yang tidak berniat memilikinya. Kemudian lahir gagasan baru, rencana proyek yang semula berskala kecil diubahnya, diperbesar. The great idea itu mencipta kota baru. Kota baru itu tepatnya berlokasi di wilayah kecamatan Grogol dan Baki kabupaten Sukoharjo. Nama Solo Baru dipilih karena menurut pakar budaya MT Arifin dimungkinkan akan menjadi populer seperti lagu Bengawan Solo. Dan menurut arsitek terkemukan Prof. Ir. Eko Budiharjo MSc, Solo Baru mempunyai nilai komersil yang dapat dijual dan mudah diingat. Kawasan kota mandiri Solo Baru akan dibagi menjadi 11 sektor perumahan. Penomoran sektor-sektor perumahan tersebut tidak berdasarkan urutan pembangunannya, hanya nomor pengkaplingan untuk mempermudah pengendalian dan pengawasancommit dalam to merealisasikan bangunan. user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Perizinan Untuk Pembebasan Lahan Perumahan Solo Baru Untuk merealisasikan ide pembangunan perumahannya, PT PSP melakukan proses perizinan untuk memperoleh lahan. Proses tersebut meliputi: 1. Izin Prinsip Izin prinsip adalah izin yang diberikan oleh Bupati Kabupaten Sukoharjo kepada PT Pondok Solo Permai untuk membangun perumahan di utara Kabupaten Sukoharjo. 2. Izin Lokasi dan Pembebasan Lahan Setelah mendapatkan izin prinsip, PT PSP mengajukan izin lokasi. Izin lokasi adalah satu alat pengendalian pemanfaatan lahan agar sesuai dengan rencana tata guna lahan dan/atau tata ruang. Pengajuan izin lokasi dan pembebasan lahan oleh PT PSP untuk membangun perumahan Pondok Solo Permai dilakukan dalam dua tahap: a.
Izin Lokasi dan Pembebasan Lahan I Permohonan yang pertama disetujui dengan dikeluarkannya SK Gubernur Jawa Tengah Nomor : 593.8/22/1984, tertanggal 31 Maret 1984. Berdasarkan SK tersebut, PSP memperoleh izin lokasi dan pembebasan lahan yang akan diperuntukkan pembangunan rumah hunian seluas 50 ha. Lokasi lahan itu berada di Desa Langenharjo, Madegondo dan Desa Gedangan. Ketiganya berada disatu wilayah kecamatan Grogol, Kabupaten Dati II Sukoharjo. Dalam perolehan izin yang pertama tersebut ada beberapa syarat yang harus dipenuhi PSP yaitu :
Pembelian tanah dilakukan secara langsung pada pemilik dengan cara musyawarah dan tidak ada unsur tekanan yang dapat menimbulkan permasalahan.
Dalam melaksanakan
proyek pembangunan perumahan,
pengembang harus memberi kesempatan kerja pada bekas pemilik tanah.
Melaksanakan
penghijauan,
kebersihan
dan
keindahan
commit to user lingkungan serta mencegah pencemaran.
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Membuat jalan tembus yang menghubungkan Sukoharjo dengan
kota
Surakarta.
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas dari jalur yang sudah ada, jalur gading.
Melakukan pelebaran jalan sepanjang 2,5 km. Dari NononganSurakarta sampai Desa Tanjunganom. Lebar jalan yang semula 7 m menjadi 22 m. Sekaligus memberikan ganti rugi kepada pemilik tanah dan bangunan yang terkena proyek pelebaran jalan tersebut.
b.
Izin Lokasi dan Pembebasan Lahan II Melalui surat Nomor : 30/PSP/12.84, tertanggal 1 Desember 1984 yang didukung rekomendasi dari Bupati KDH Tingkat II Sukoharjo Nomor BAPPB.V/004XI/1984, tertanggal 8 November 1984, oleh Pemda Tk. I Jateng dikeluarkanlah Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 593.8/354/1984. Surat Keputusan tersebut berisi izin lokasi dan pembebasan lahan seluas 50 ha kepada PSP, sebagai tambahan tanah yang telah diperoleh sebelumnya berdasarkan SK Gubernur No. 593.8/22/1984. sehingga luas keseluruhan menjadi 100 ha. Dalam perolehan izin yang kedua tersebut ada beberapa syarat yang harus dipenuhi PSP yaitu :
Dalam pembebasan lahan harus melapor kepada Bupati KDH Tk. II Sukoharjo melalui panitia pembebasan lahan, sesuai permendagri No.2 Tahun 1984.
Membuat jalan tembus untuk jalur alternatif SurakartaSukoharjo-Wonogiri, lebih kurang sepanjang 4,5 km dengan lebar jalan 40 m dari Desa Bacem sampai Desa Tanjunganom.
c.
Izin Lokasi dan Pembebasan Lahan III Dalam perkembangannya muncul kebijakan pembangunan kota baru yang digulirkan oleh pemerintah. Untuk membangun kota baru tentu memerlukan lahan lebih luas dari sekedar 100 ha.
to user Oleh karena itu PTcommit PSP mengajukan izin lokasi dan pembebasan
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lahan susulan sehingga diperoleh tambahan lagi seluas 200 Ha. Kemudian
berdasarkan
SK
Gubernur
No.
593.8/247/1986,
593.8/1/1987, dan SK No. 593.8/258/1988, diperoleh tambahan lahan seluas 400 Ha yang berlokasi di Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Tepatnya meliputi Desa Cemani, Kadokan, Grogol, Telukan, Pondok, Langenharjo, Kwarasan, Sanggrahan, Gedangan dan Manang sehingga total lahan yang sudah memiliki ijin lokasi adalah seluas 500 ha. Dalam pelaksanaan pembebasan lahan yang dilakukan PT. Pondok Solo Permai hanya 375 ha lahan yang bisa dibebaskan hal ini terkait adanya masyarakat yang tidak mau menjual lahannya. Dari 375 ha luas lahan yang dimiliki PT. Pondok Solo Permai, baru 200 ha lahan yang telah dibangun. Sehingga pengembang masih memiliki 175 ha lahan untuk dikembangkan.
C. Arahan Rencana Pengembangan Lingkungan Perumahan Berdasarkan RUTRK Kecamatan Grogol (2003-2014) Dalam perencanaan pembangunan perumahan skala besar PT.Pondok Solo Permai mengacu kepada peraturan dan kebijakan yang berlaku. Salah satunya adalah Rencana Pengembangan Lingkungan Perumahan berdasarkan RUTRK Kecamatan Grogol. Dalam rencana pengembangannya mengatur antara lain yaitu: 1. Pengembangan Perumahan Kecil (Type Kecil) Berkaitan dengan kemampuan daya beli lahan, maka untuk pengembangan rumah type kecil dengan luas kapling maksimum 100 m2 diarahkan pada rencana wilayah terbangun yang terletak di luar wilayah pusat kota. Namun tidak menutup kemungkinan pembangunan rumah type dapat dilaksanakan kecil dekat dengan pusat lingkungan atau pusat kota. 2. Pengembangan Perumahan Sedang (Type sedang) Dengan pertimbangan harga lahan, maka pengembangan perumahan sedang dengan luas kapling maksimum commit to user 300 m2 diarahkan pada rencana
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
wilayah terbangun sekitar pusat kota. Pengembangan perumahan memungkinkan pula dikembangkan pada semua bagian wilayah kota. 3. Pengembangan Perumahan Besar (Type Besar) Untuk pengembangan perumahan besar dengan luas kapling sebesar 600 m2 diarahkan pada rencana wilayah terbangun yang merupakan perluasan pengembangan perumahan pada wilayah pusat kota. 4. Pengembangan Perumahan Campuran Pengembangan perumahan campuran merupakan bentuk lingkungan perumahan yang dikembangkan bercampur dengan jenis-jenis kegiatan lain antara lain toko, kios, warung-warung, kantor jasa, salon, bengkel, tempat praktek dokter dan lain-lain.
D. Kebijakan Pengembang PT. Pondok Solo Permai 1. Kebijakan PT. Pondok Solo Permai Tahun 1979-1984 Tahun 1979 merupakan tahun pertama berdirinya perumahan di Kecamatan Grogol yang juga merupakan tahun pertama PT. Pondok Solo Permai merencanakan sebuah perumahan. PT. Pondok Solo Permai pertama kali membangun sebuah perumahan dengan maksud dan tujuan untuk memfasilitasi para pekerja PT. Batik Keris. Rencana pembangunan perumahan para pekerja tersebut dibangun pada lahan dengan luas total 50 ha. Lahan tersebut berada di Desa Cemani dan Desa Madugondo. 2. Kebijakan PT. Pondok Solo Permai Tahun 1985-1996 Dengan luas lahan 375 ha yang dimiliki PT. Pondok Solo Permai tidak mungkin hanya membanguan sebuah perumahan untuk pekerja saja. Sehingga muncul kebijakan untuk membangun kawasan perkotaan mandiri yaitu salah satunya dengan membangun kawasan perumahan yang berwawasan lingkungan. Dalam rangka mensikapi Surat Keputusan Menteri
Negara
Perumahan
Rakyat
No.
02/KPTS/1993
yang
menyebutkan bahwa pembangunan perumahan rakyat harus selalu mengacu
pada
keseimbangan
sosial
dengan
mempertimbangkan
komposisi penghunian antara kelompok berpenghasilan rendah dan menengah, PT. Pondok commit Solo Permai to user mengambil langkah yang lebih
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam lagi dengan tidak begitu saja menerapkan pola hunian 1:3:6 yang menjadi ketetapan pemerintah. Pola hunian yang diterapkan di Perumahan Solo Baru adalah 1:3:10, yang masih ditambah lagi dengan kesediaan PT. Pondok Solo Permai untuk mengurangi kesenjangan fisik antara perumahan yang dikembangkan dengan rumah penduduk asli. Salah satunya adalah bantuan perbaikan/renovasi untuk memperbaiki lingkungan sekitarnya. Untuk mewujudkan harapan itu pengembang merancang berbagai jenis dan tipe rumah hunian yang akan dibangun di Perumahan Solo Baru, mulai dari tipe 21 sampai tipe 185. Jenis dan tipe rumah yang disediakan pengembang yang beragam bukan berarti untuk membedakan masing-masing kelas karena jenis dan tipe rumah yang beragam dirancang dalam satu kawasan. Untuk
mempermudah
pengendalian
dan
pengawasan
dalam
merealisasikan bangunan pengembang membagi rencana bangunannya dalam 11 sektor, yang masing-masing sektor dirinci lagi dalam tahaptahap pembangunan. Sektor 1, 2 dan 3 ditetapkan sebagai pusat kota Solo Baru. Selain untuk kawasan hunian diketiga sektor tersebut juga diperuntukan sebagai zona perdagangan, perkantoran dan perhotelan. Sedangkan sektor 4 dan 5 hanya diperuntukan sebagai rumah hunian yakni Perumahan Gading Permai dan Puri Gading. Di sektor 6,8,10 dan 11 diperuntukan sebagai rumah hunian dan industri, khusus sektor 11 peruntukannya ditambah perdagangan. Sedangkan sektor 7 dan 9 hanya diperuntukan sebagai rumah hunian masing-masing dengan nama Perumahan Grogol Indah, Kwarasan Permai dan Gedangan Permai. Demi menjaga keseimbangan lingkungan di permukimam baru pemerintah
menetapkan
pola
penggunaan
lahan
dengan
rasio
pemanfaatan 60:40, antara lahan yang dapat di jual dan yang diperuntukan kepentingan umum. Berkaitan dengan pola penggunaan lahan seimbang di atas PT. Pondok Solo Permai masih mengacu pada prinsip keseimbangan lingkungan. Prinsip keseimbangan lingkungan yang diterapkan PT.Pondok Solo Permai yaitu pengembang berani menerapkan pola penggunaan commit lahan to userdengan rasio pemanfaatan 50:50
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang berarti 10% lebih dari yang ditetapkan pemerintah. Dengan kata lain PT.Pondok Solo Permai rela menambahkan 10% lagi untuk fasilitas umum yang otomatis akan mengurangi pendapatan yang seharusnya diterima. Lebih rinci penggunaan lahan bagi pengembangan kawasan Perumahan Solo Baru dengan rasio 40%:10%:10%:40%. Masing-masing untuk kawasan perumahan, komersial, infrastruktur, fasilitas non komersial. Sehingga jauh lebih baik dengan peraturan pemerintah dengan rasio
penggunaan
lahan
bagi
pengembang
kawasan
yakni
50%:10%:8%:32%. Untuk melengkapi rencana pembangunan perumahan yang sudah dirinci tersebut secara mikro PT. Pondok Solo Permai menerapkan konsep Tree In One yang maksudnya selain membangun rumah hunian di setiap sektor juga dihadirkan ruko dan fasilitas kegiatan ekonomi lainnya. 3. Kebijakan PT. Pondok Solo Permai Tahun 1997 s/d sekarang Krisis moneter yang terjadi anatara tahun 1997-1999 merupakan masa surutnya pengembangan perumahan, hal ini juga dirasakan pengembang PT. Pondok Solo Permai. Dengan luas lahan 375 ha PT. Pondok Solo Permai sampai sekarang baru membangun 200 ha untuk perumahan. Sedangkan 175 ha masih berupa tanah kosong termasuk kelima sektor yang belum dikembangkan yaitu sector 2,4,6,8,11. Belum terealisasikan kelima sektor tersebut terkait dengan pembiayaan pembangunan perumahan yang besar pada masa krisis moneter. Sehingga muncul kebijakan dari PT.Pondok Solo Permai untuk menjual per blok tanah ke developer lain.
E. Penduduk Perumahan Solo Baru Penduduk Perumahan Solo Baru merupakan bagian dari penduduk di Kecamatan Grogol. Penduduk Perumahan Solo Baru tersebar di enam desa di Kecamatan Grogol. Sehingga dalam kehidupan sehari hari Penduduk Perumahan Solo Baru dengan
penduduk sekitar seharusnya dapat
berdampingan hidup dalam menjalankan aktifitasnya. Desa Langenharjo merupakan lokasi Perumahan Solo to Baru commit usersektor 1 dengan luas perumahan
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26.086 ha dan dihuni 4796 jiwa, yang memiliki penduduk terbanyak di Perumahan Solo Baru. Akan tetapi jumlah kepadatan tertinggi berada di sector 9 Desa Kwarasan dengan 549.01/ha. Untuk lebih jelas komposisi penduduk tiap sector dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Perumahan Solo Baru Yang Dirinci Tiap Desa di Kecamatan Grogol Tahun 2009 No 1 2 3 4 5 6 7
Sektor
Desa
1 Langenharjo 3 Madugondo 5 Grogol 7 Telukan 9 Gedangan 9 Kwarasa 10 Gedangan Jumlah
Luas Perumahan (ha) 26.086 0,46 10,7 6,25 3,73 1,02 2,88 48,25
Jumlah Penduduk (jiwa) 4796 160 4400 1000 1656 560 1280 13852
Kepadatan tiap ha 368.96 347.82 411.21 160 443.96 549.01 26.52 2307.58
Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Kepadatan Penduduk Perumahan Solo Baru 26.52 Langenharjo
368.96
549.01
Madugondo 347.82
Grogol Telukan
443.96 160
411.21
Gedangan Kwarasa Gedangan
Gambar 3.1 Diagram Kepadatan Perumahan Solo Baru F. Perumahan di Kecamatan Grogol Melalui pengamatan di lapangan dalam beberapa tahun terakhir terjadi ekspansi pengembangan kompleks perumahan di Kecamatan Grogol. Perumahan yang dibangun merupakan prakarsa pengembangan baik pemerintah, swasta baik yang tergabung dalam REI (Real Estate Indonesia) commit to user maupun non REI dan juga swadaya masyarakat. Munculnya pembangunan 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perumahan di Kecamatan Grogol dimulai pada tahun 1979 dengan diprakarsainya pembangunan perumahan skala kecil. Salah satu pengembang tersebut adalah PT. Pondok Solo Permai yang membangun perumahan untuk pekerja batik keris. Untuk data mengenai pengembang, luas kompleks perumahan dan jumlah unit rumah yang dibangun dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2 Pengembang dan Luas Perumahan yang Dibangun dari Tahun 1979-2008 Nama Perumahan
Pengembang Perumahan
Tahun Dibangun 1979
Luas Komplek Perumahan (ha) 2.1
Makmur
CV. Makmur
Tiga Serangkai
PT. Tiga Serangkai
1980
0.1642
Otawa
CV. Otawa
1981
5.67
BPR
BPR
1983
2.7
Madugondo Permai Sektor 3
PT. Pondok Solo Permai
1984
0.46
Solo Baru Sektor 1 (Burung)
PT. Pondok Solo Permai
1985
5.616
Grogol Indah Sektor 7
PT. Pondok Solo Permai
1986
6.25
Cemani Permai
PT. Batik Keris dan Liris
1986
0,08
Perum.Telkom
PT. Telkom
1987
0.552
Batik Keris Banaran Baru
PT. Batik Keris dan Liris
1987
2,4
Solo Baru Sektor 1 (Hewan)
PT. Pondok Solo Permai
1988
5.76
Solo Baru Sektor 1 (Bungan)
PT. Pondok Solo Permai
1989
7.83
Solo Baru Sektor 1 (Buah)
PT. Pondok Solo Permai
1990
6.88
Puri Langit Mas
CV.Puri Langit Mas
1990
0.728
Sanggrahan Indah
1990
0.55
1992
2
Saroja
PT. sanggrahan Indah CV.Rejo Dadi Sarana Makmur Mabes TNI
1993
1
Madugondo Indah
PT.Maju Jaya
1993
0.5
Puri Gading
1993
11.5345
1996
0.16
Telukan Indah 1
PT.Tri Surya CV.Rejo Dadi Sarana Makmur PT.Panorama Melati Indah
1996
0.108
Telukan Indah 2
PT.Panorama Melati Indah
1996
0.2016
Wijaya Kusuma
PT.Maju Jaya
1996
0.3
Cemani Indah
PT. Pondok Solo Permai
1996
0.624
Gedangan Permai Sektor 9
PT. Pondok Solo Permai
1997
3.726
Gading Permai Sektor 5
PT. Pondok Solo Permai
1997
10.7
Kwarasan Permai Sektor 9
PT. Pondok Solo Permai
2000
1.02
Maesonet Sektor 3
PT. Pondok Solo Permai
2002
0.56
2002
2.008
Pandeyan Permai
Dani Rejo
Viena Sektor 3
commitSolo to user PT. Pondok Permai
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Griya Parayangan
PT.Manunggal Cipta Persada
2002
0.532
Puri Permata 2
PT.Bahtera Sukses Bersama
2003
0.2364
Gading Makmur
CV.Agung Nugraha Grup
2003
0.9
Sanggaran Megah
PT.Setya Widya Nugraha
2003
0.527
Gedangan Permai Sektor10
PT. Pondok Solo Permai
2004
2.88
Kencur Indah
Ir.Winoto
2004
0.3
Puri Permata Regecy Pondok
PT.Bahtera Sukses Bersama
2005
0.446
Griya Langen Harjo
PT.Bahtera Sukses Bersama
2006
0.25
Griya Permata asri1
CV.Tunas Jaya
2007
0.4256
Pondok Palm Regency Puri Permata Regency Parangjoro Griya Permata asri2
CV.Media Bangun Persada
2007
1.2
PT.Bahtera Sukses Bersama
2007
1.2
CV.Tunas Jaya
2007
0.75
Peny Regency2
PT.Peny Jaya Regency
2007
0.9964
Nirwana Buana
Agus Susanto dan Heri
2007
0.285
Kluster Soba Madugondo
PT.Pondok Solo Permai
2008
1.95
Luas Total Sumber : Inventarisasi Perumahan DPU Kabupaten SukoharjoTahun 2010
Jika melihat data di atas pengembangan
92.5807
perumahan di Kecamatan
Grogol didominasi oleh pengembang swasta. Sehingga pengembang swasta sangat berperan dalam menciptakan lingkungan hunian yang sehat di Kecamatan Grogol. Salah satu pengembang perumahan swasta yang paling besar membangun perumahan di Kecamatan Grogol adalah PT. Pondok Solo Permai, dengan luas perumahan yang telah dibangun sebesar 55,64 ha. Jika dilihat dari penggunaan lahan pada tahun 1998 sampai 2007 merupakan masa-masa yang terpengaruh dari dampak krisis moneter. Seperti diketahui bahwa krisis moneter pada tahun 1998 sangat mempengaruhi perkembangan bisnis property di Indonesia. Penurunan bisnis property di Kecamatan Grogol semenjak terjadinya krisis moneter memberikan dampak terhadap pengembang perumahan swasta salah satunya adalah PT.Pondok Solo Permai. Dampak tersebut dirasakan dalam pelaksanaan pembangunan perumahan yang sudah mendapat ijin pembebasan lahan dan pembangunan perumahan dari Pemda Sukoharjo. Sehingga kurun waktu tahun tersebut PT. Pondok Solo Permai sangat sulit menerapkan pembangunan perumahan sesuai blok plan yang sudah diajukan ke Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akibatnya PT. Pondok Solo Permai menjual sebagian tanahnya dalam bentuk blok-blok tanah untuk dijual ke pengembang lainnya.
G. Rencana Pembangunan Perumahan Solo Baru oleh PT.Pondok Solo Permai 1. Rencana Pola Penggunaan Lahan Perumahan Solo Baru Dalam mewujudkan lingkungan Perumahan Solo Baru yang apik, serasi, selaras dan seimbang PT. Pondok Solo Permai melakukan perencanaan lingkungan dengan menempatkan prioritas pada masalah penggunaan lahan, serta kebijakan dan rencana penggunaannya. Untuk menjaga keseimbangan lingkungan Perumahan Solo Baru PT. Pondok Solo Permai masih mengacu pada prinsip keseimbangan lingkungan. PT. Pondok Solo Permai berani menerapkan pola penggunaan lahan 50:50, berarti 10% lebih dari yang ditetapkan pemerintah. Dengan kata lain PT. Pondok Solo Permai rela menambahkan 10% lagi untuk fasum, yang otomatis akan mengurangi pendapatan yang seharusnya diterima. Lebih rinci penggunaan lahan Perumahan Solo Baru dengan rasio 40%:10%:10%:40%.
Masing-masing
untuk
kawasan
perumahan,
komersial, Infrastruktur, fasilitas non komersial. Jauh lebih baik dari rasio penggunaan lahan bagi pengembangan kawasan yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 50%:10%:8%:32%. Rencana tersebut akan diterapkan dengan luas lahan 375 ha hasil dari pembebasan lahan oleh PT. Pondok Solo Permai. Dari luas lahan 375 ha yang dimiliki oleh PT. Pondok Solo Permai 150 ha akan diperuntukan untuk pembangunan perumahan disebelas sektor yang telah direncanakan. Kawasan komersil yang meliputi perdagangan dan rekreasi akan dibangun dengan luas lahan 35.7 ha. Pembangunan kawasan komersil berada di sektor 1, 2 dan 3, selain itu dengan menerapkan konsep pembangunan perumahan Tree In One di setiap sektor secara otomatis disetiap sektor akan terdapat kawasan perdagangan berupa ruko. Untuk Infrastruktur di Perumahan Solo Baru akan direncanakan dengan luas lahan total 35.7 ha yang meliputi jaringan jalan,commit sampah, parkir. Sedangkan fasilitas non to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
komersial yang meliputi pendidikan, kesehatan, peribadatan dan ruang terbuka dengan luas total 150 ha.
Tabel 3.3 Rencana Pola Penggunaan Lahan Perumahan Solo Baru Penggunaan Lahan (ha) Luas Lahan (ha) 375
Perumahan (40%)
Komersil (10%)
Infrastruktur (10%)
150
37.5
37.5
Fasilitas non komersial (40%) 150
Sumber : PT.Pondok Solo Permaiol&olah data
2. Rencana Pola Hunian Perumahan Solo Baru Rencana pengembangan pola hunian di Perumahan Solo Baru menerapkan pola 1:3:10. Penerapan Pola Hunian 1:3:10 ini mencakup 11 sektor di Perumahan Solo Baru yang bertujuan untuk mengurangi kecemburuan dengan penduduk asli dan kesenjangan sosial antara perumahan mewah, sedang dan sederhanan. Upaya penerapan pola hunian 1:3:10 ini semua diarahkan pada pemenuhan tempat hunian yang layak bagi seluruh rakyat, peningkatan kesejahteraan dan terciptanya keadaan di mana setiap keluarga dapat menghuni rumah yang layak. Rencana pengadaan rumah ini tidak hanya ditinjau dari sisi bisnis saja, lebih jauh juga dipikirkan dampak dari kehadiranya. Sehingga PT. Pondok Solo Permai memandang perlu untuk tidak begitu saja menerapkan pola hunian yang dianjurkan pemerintah dan lebih memilih mengembangkan penerapan pola hunian 1:3:10. Rencana pembanguna rumah akan direncanakan dengan luas tanah seluas 150 ha yang kemudian akan dibagi lagi untuk pembangunan rumah mewah, menengah dan sederhana. Untuk rencana pembangunan rumah mewah hanya direncanakan pada sektor 1 dengan jumlah 780 unit rumah. Pembangunan rumah mewah direncanakan pada sektor 1 dimana sektor ini merupakan pusat kegiatan dan kawasan komersil. Sehingga perumahan sektor satu memiliki harga jual yang tinggi. PT.Pondok Solo Permai merencanakan perumahan menengah di 11 sektor Perumahan Solo Baru dengan jumlah 213 unit rumah per sektor. Sehingga rencana commit to user pembangunan rumah menengah di Perumahan Solo Baru akan dibangun 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2343 unit rumah. Sedangkan rumah sederhana akan dibangun di seluruh sektor kecuali sektor 1. Pembangunan rumah sederhana setiap sektornya akan dibangun 780 unit rumah, sehingga PT.Pondok Solo Permai memiliki 7800 unit rumah sederhana. Pembangunan rumah menengah disetiap sektor dan rumah sederhana disetiap sektor kecuali sektor 1 merupakan salah satu strategi PT.Pondok Solo Permai dalam menghindari kecemburuan social dengan perumahan penduduk asli dan menghindari pengelompokan status ekonomi masyarakat. Selain itu dengan keberadaan pola hunian 1:3:10 diharapkan Perumahan Solo Baru disetiap sektornya dapat terjalin kehidupan yang apik, serasi, selaras dan seimbang seiring dengan berpadunya hubungan sosial masyarakat dari berbagai kalangan ekonomi.
Tabel 3.4 Rencana Pola Hunian Perumahan Solo Baru Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
Mewah (1) 780 780
Perumahan Menengah (3) 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 213 2343
Sederhana (10) 780 780 780 780 780 780 780 780 780 780 7800
Sumber : PT.Pondok Solo Permai & olah data
H. Implementasi Pembangunan Perumahan Solo Baru Dampak dari krisis moneter bagi PT.Pondok Solo Permai sebagai pengembang perumahan Solo Baru adalah ketidak mampuan merencaanakan pembangunan perumahan di setiap sektor. Dari luas lahan yang dimiliki PT. Pondok Solo Permai sebesar 375 ha jumlah perumahan yang sudah dibangun sebesar 200 ha, akan tetapi hanya ha yang benar-benar dibangun oleh commit55,64 to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PT. Pondok Solo Permai. Berikut daftar perumahan Solo Baru yang dibangun oleh PT. Pondok Solo Permai.
Tabel 3.5 Perumahan Solo Baru dan Luas Perumahan Berdasarkan Tahun Dibangun Nama Perumahan
Pengembang Perumahan
Tahun Dibangun
Luas Kompleks Perumahan(ha)
Madugondo Permai Sektor 3
PT. Pondok Solo Permai
1984
0.46
Solo Baru Sektor 1 (Burung)
PT. Pondok Solo Permai
1985
5.616
Grogol Indah Sektor 7
PT. Pondok Solo Permai
1986
6.25
Solo Baru Sektor 1 (Hewan)
PT. Pondok Solo Permai
1988
5.76
Solo Baru Sektor 1 (Bungan)
PT. Pondok Solo Permai
1989
7.83
Solo Baru Sektor 1 (Buah)
PT. Pondok Solo Permai
1990
6.88
Gedangan Permai Sektor 9
PT. Pondok Solo Permai
1997
3.726
Gading Permai Sektor 5
PT. Pondok Solo Permai
1997
10.7
Kwarasan Permai Sektor 9
PT. Pondok Solo Permai
2000
1.02
Maesonet Sektor 3
PT. Pondok Solo Permai
2002
0.56
Viena Sektor 3
PT. Pondok Solo Permai
2002
2.008
Gedangan Permai Sektor10 Kluster Soba Madugondo Sektor 3
PT. Pondok Solo Permai
2004
2.88
PT.Pondok Solo Permai
2008
1.95
Luas Total
55.64
Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Pembangunan perumahan Solo Baru secara keseluruhan dibangun secara bertahap dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 1989 PT.Pondok Solo Permai membangun kompleks perumahan seluas 7.83 ha pada Solo Baru sektor 1 (Burung) dan merupakan kompleks terluas yang dibangun dalam periode pembangunannya. Dari data periode pembangunan perumahan Solo Baru pada Tabel 3.3 terlihat dari tahun 1998-1999 PT.Pondok Solo Permai tidak melaksanakan pembangunan perumahan akibat dampak krisis moneter. Mulai tahun 2000 PT.Pondok Solo Permai mulai berani melaksanakan pembangunan perumahan seiring membaiknya perekonomian Indonesia.
I.
Peruntukan Lahan Perumahan Guna
mempermudah
pengendalian
dan
pengawasan
dalam
merealisasikan bangunan PT. Pondok Solo Permai membagi rencana commit to user pembangunannya dalam 11 sektor. Untuk lahan perumahan yang sudah 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terbangun dan sudah di huni berada di sektor 1,3,5,7,9 dan 10 sedangkan sektor 2,4,6,8 dan 11 masih berupa tanah kosong. Beberapa sektor tersebut kemudian direncanakan peruntukan lahanya guna menciptakan lingkungan yang apik, serasi, selaras dan seimbang. Berikut peruntukan lahan di setiap sektor di perumahan Solo Baru :
Tabel 3.6 Peruntukan Lahan Perumahan Solo Baru Sektor 1,2,3 4 dan 5 6,8,10,11 7 dan 9
Peruntukan Lahan Pusat Kota Solo Baru Rumah Hunian Rumah Hunian dan Industri (untuk sektor 11 + perdagangan) Rumah Hunian
Sumber : PT. Pondok Solo Permai
1.
Perumahan Solo Baru Per Sektor Dalam menerapkan peruntukan lahan PT. Pondok Solo Permai membagi peruntukan lahan untuk pembangunan perumahan, komersial, infrastruktur, pembanguna fasilitas non komersial. Untuk pembangunan perumahan diklasifikasikan berdasarkan tipe-tipe rumah. Klasifikasi dan tipe rumah hunian yang disediakan PT. Pondok Permai baik rumah mewah, menengah maupun sederhana dapat di jumpai di seluruh sektor yang sudah dikerjakan. Berikut adalah data kondisi perumahan disetiap sektor : a. Sektor 1 Lokasi sektor 1 berada di pusat Kota Solo Baru dengan luas 48.7 ha dan dilengkapi beberapa fasilitas penunjang utama lainya. Jika dilihat dari segi blok bangunan, perumahan sektor 1 Solo Baru di bagi dalam empat blok yang terpisah oleh jalan. Lokasi tersebut adalah perumahan sektor 1 burung, perumahan sektor 1 hewan, perumahan sektor 1 bunga, perumahan sektor1 buah. Pembagian nama tersebut didasarkan pada nama jalan yang berada pada tiap blok di sektor satu. Untuk jenis rumah yang di bangun di sektor 1 terdapat empat tipe rumah, tipe rumah tersebut commit to useryaitu tipe 46,100,110,175. Setiap
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
blok disektor 1 memiliki variasi tipe rumah berbeda beda dengan luasan yang bervariasi juga. Perumahan Solo Baru Sektor 1 Burung dibangun pada tahun 1985 dengan mengembangkan rumah tipe 46 dengan luas rumah 90 m2 dan dibangun sebanyak 424 unit rumah. Untuk Perumahan Solo Baru Sektor 1 Hewan dibangun tahun 1988 dengan mengembangkan rumah tipe 100 dan luas rumah 200 m 2 yang dibangun sebanyak 270 unit rumah. Sedangkan Perumahan Solo Baru Sektor 1 Bunga dibangun tahun 1989 dengan mengembangkan tipe 175 dan luas rumah 375 m2 yang dibangun sebanyak 150 unit rumah. Perumahan Solo Baru Sektor 1 Buah yang dibangun pada tahun 1990 mengembangkan rumah tipe 110 dengan luas rumah 275 m2 dan dibangun sebanyak 204 unit rumah. Berikut adalah alokasi variasi tiap tipe rumah di sektor 1 :
Tabel. 3.7 Variasi Tipe Rumah di Sektor 1 Luas Kavling (m2) 90
Jumlah Rumah 424
Luas Total Kavling
Solo Baru Sektor 1 (Burung)
Tipe Rumah 46
38160
Luas Kompleks Perumahan(m2) 56160
Solo Baru Sektor 1 (Hewan)
100
200
270
54000
57600
Solo Baru Sektor 1 (Bunga)
175
375
150
56250
78300
Solo Baru Sektor 1 (Buah)
110
275
204
56100 204510
68800
Sektor
Total
1048
260860
Sumber : PT. Pondok Solo Permai
375 400 350 300 250 200 150 100 50 0
275 200 90
100
175 110
46
Tipe Rumah Luas Tanah
Solo Solo Solo Solo Baru Baru Baru Baru Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 (Burung) (Hewan) (Bunga) (Buah)
Gambar 3.2 Diagram Lahan Terbangun commit to user Per Kavling Rumah
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jika dilihat dari tipe rumah sektor 1 menerapkan luas tanah > 90 m2 dan jika dibandingkan dari tipe rumah yang dibangun rata-rata 102.25 m2 lahan perumahan digunakan untuk resapan atau penghijauan. Total luas perumahan sektor 1 perumahan Solo Baru adalah 260860 m2 dan jika dilihat dari tota luas kavling perumahan sektor 1 sebesar 204510 m2, hal ini berarti tidak seluruhnya luas lahan sektor 1 dipakai untuk pembangunan perumahan. Sektor 1 merupakan sektor komersil yang direncanakan dipusat kegiatan komersil sehingga harga jual tanahnya lebih tinggi dari pada sektor yang lain. Lokasi yang berada di pusat kegiatan tersebut mempengaruhi pembangunan tipe rumah dan luas kavling di sektor 1. Dengan harga rumah yang jauh lebih tinggi dari sektor lain membuat peminat rumah sektor 1 dari kalangan menengah keatas. Sehingga varisi tipe rumah dan luas kavling lebih beragan dan dengan desain modern.
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sektor 1 Burung
Sektor 1 Bunga
Sektor 1 Buah
Sektor 1 Hewan
Gambar 3.3 Rumah di Sektor 1 Perumahan Solo Baru
commit to user
63
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Sektor 2 Sektor 2 Perumahan Solo Baru direncanakan pembangunannya di sebelah selatan sektor satu yang dibatasi oleh jalan Raya Dlopo Langenharjo. Lokasinya berada di Desa Kudu dan Desa Langenharjo dengan rencana pembangunan perumahan dengan luas 11.3 ha dan akan dibangun rumah menengah sebanyak 213 unit dan rumah sederhanan sebanyak 780 unit. Rencana pembangunan sektor 2 sampai saat ini belum terealisasi akan tetapi terdapat lahan yang sudah dijual ke developer lain. Sektor 2 Perumahan Solo Baru dalam rencananya ditetapkan sebagai pusat kegiatan perkotaan yang meliputi perumahan, perdagangan, perkantoran dan perhotelan. Sebagian lahan di sektor 2 yang sudah dijual ke developer lain tersebut dapat berdampak buruk bagi Permukiman Solo Baru apabila dalam pembangunan nanti tidak sesuai dengan rencana dan ketetapan pembangunan perumahan yang sudah disetujui Pemkab Sukoharjo. Terdapat satu perumahan yang dibangun developer lain di sektor 2 ini. Developer tersebut adalah PT. Peny Jaya Regency dengan membangun Perumahan Regency 2 seluas 9964 m2 di sektor 2. Perumahan Regency 2 dibangun 86 unit rumah, selain itu Perumahan Regency 2 membangun dua tipe rumah sederhana yaitu tipe 36 dan 52 dengan luas tanah 66 m2 dan 99 m2. Sektor 2 kondisi tanahnya dimanfaatkan sebagai areal persawahan yang dikerjakan oleh penduduk asli dengan ijin dari PT. Pondok Solo Permai. Kondisi ini merupakan bukti kerjasama anatara penduduk asli dan pengembang dengan tujuan meningkatkan pendapatan penduduk asli. Berikut adalah peta lahan sektor 2 Perumahan Solo Baru.
commit to user
65
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Sektor 3 Lokasi pembangunan Perumahan Solo Baru di sektor 3 berada di sebelah utara sektor 1 dengan luas 11.3 ha. Perumahan Solo Baru sektor 3 masih termasuk dalam pusat kota yang peruntukan lahannya sebagai perumahan dan perdagangan. Perumahan Solo Baru sektor 3 memiliki 4 jenis perumahan yang berbeda jenisnya dan bervariasi bentuknya.
Jenis perumahan tersebut antara lain Perumahan
Madugondo Permai dengan satu tipe rumah yaitu tipe 45, Perumahan Maesonet dengan dua tipe rumah yaitu 128 dan 200, Perumahan Viena dengan dua tipe rumah yaitu tipe 45 dan 110, Kluster Soba Madugondo dengan satu tipe rumah yaitu tipe 180. Dari empat jenis perumahan tersebut yang dikembangkan di sektor 3, perumahan maesonet adalah salah satu jenis perumahan yang desainnya menerapkan
desain
rumah
Singapura.
Masing-masing
jenis
perumahan tersebut terdiri dari beberapa tipe rumah dengan luas yang beraneka ragam, berikut adalah jenis dan tipe rumah di sektor 3: Tabel. 3.8 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 3 Jenis Perumahan
Tipe Rumah
Luas Tanah (m2)
Jumlah Rumah
Luas Total Rumah(m2)
Luas Kompleks Perumahan (m2)
45
90
40
3600
4600
128
130
14
200
200
14
2620
5600
8190
20080
Madugondo Permai Sektor 3 Maesonet Sektor 3 Viena Sektor 3 Kluster Soba Madugondo Sektor 3
45
90
35
110
144
35
180
180
10
1800
19500
148
16210
49780
TOTAL Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Total rumah yang dibangun di sektor 3 adalah 148 rumah dengan luas lahan 16210 m2. Luas tanah yang dikembangkan pada rumah tipe 45 adalah 90 m2 sebanyak 40 unit rumah dan berada di Perumahan Madugondo Permai Sektor 3 yang pembangunannya dimulai pada tahun commit to user 1984. Untuk Permahan Maesonet Sektor 3 dibangun pada tahun 2002 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan mengembangkan tipe rumah 128 dan 200 dengan luas 130 m2 dan 200 m2, masing-masing tipe tersebut dibangun sebanyak 14 unit rumah. Sedangkan untuk Perumahan Viena Sektor 3 dibangun tahun 2002 dengan tipe rumah yang dikembangkan adalah tipe 45 dan 110 masing-masing dengan luas 90 m2 dan 144 m2, masing-masing tipe tersebut dibangun sebanyak 35 unit rumah. Kluster Soba Madugondo Sektor 3 dibangun pada tahun 2008, menerapkan pengembangan rumah tipe 180 dengan luas tanah 180 m2 dan dibangun sebanyak 10 unit rumah. Masih banyak lahan yang belum dibangun di sektor 3 akan tetapi alokasi perdagangan pada sektor 3 tahun 2010 sudah berfungsi semua dan diharapkan aktifitas perdagangan mampu meningkatkan pemesanan hunian pada sektor 3. Tipe 128
Tipe 180
Tipe 45
Gambar 3.4 Tipe Rumah di Sektor 3 commit to user
68
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Sektor 4 Sektor 4 adalah salah satu sektor yang belum dapat terealisasi pembangunannya yang lokasinya berada di Desa Grogol dan Desa Kadokan. Jika dilihat dari lokasi sektor 4 berada di jalan SoloSukoharjo - Wonogiri dan wilayahnya terbelah oleh Sungai Bengawan Solo. Disepanajang jalan Solo-Sukoharjo-Wonogiri tersebut sekarang dipenuhi oleh rumah yang dibangun oleh swadaya penduduk. Selain itu juga di bangun beberapa pabrik, hal ini terjadi karena beberapa bidang tanah milik PT.Podok Solo Permai juga dijual kepada masyarakat. Lahan yang masih tersisa di sektor ini terletak di tepi Sungai Bengawan Solo dan masih berupa persawahan. Selain itu di Desa Kadokan terdapat Perumahan Griya Mulia Kadokan yang dibangun oleh PT. Reka Kreasindo Pratama pada tahun 2007 dengan luas lahan 4224 m2. Sedangkan rumah yang dikembangkan adalah tipe 36 dengan luas 66 m2 sejumlah 64 unit. Kondisi lahan yang berada di sektor 4 ini sulit berkembang karena terdapat beberapa masalah yaitu sangat sulit dalam pengadaan air bersih, genangan air dan kembang kerutnya tanah. Berikut adalah peta kondisi sektor 4 :
commit to user
70
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Sektor 5 Tipe rumah yang dibangun di sektor 5 terdapat dua tipe rumah yaitu tipe 21 dan 45 yang berada di Perumahan Gading Permai dan dibangun pada tahun 2007. Luas rumah pada tipe 21 adalah 71 m2 dan pada tipe 45 dibangun pada luas tanah 90 m2. Jumlah rumah yang dibangun pada sektor 5 sejumlah 1100 unit rumah. Rumah tipe 21 dibangun sebanyak 400 unit dan rumah tipe 45 dibangun sebanyak 700 unit. Banyaknya rumah yang di bangun pada sektor 5 disebabkan karena peruntukan lahan sektor 5 ditetapkan hanya untuk perumahan saja. Luas lahan sebesar 107000 m2 dan sudah dibangun 9140 m2 untuk 1100 unit rumah menjadikan perumahan Gading Permai sektor 5 pembangunannya sudah hampir selesai. Dalam rencana PT.Pondok Solo Permai akan dibangun perumahan dengan luas total 11.3 ha di sektor 5. Berikut tabel variasi tipe rumahn di sektor 5 : Tabel. 3.9 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 5 Sektor Gading Permai Sektor 5
Tipe Rumah
Luas Tanah
(m2)
Jumlah Rumah
21
71
400
45
90
700
Luas Total 2 Tanah(m ) 91400
Luas Kompleks 2 Perumahan (m )
107000
Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Tipe 21
Tipe 45
Gambar 3.5 Tipe Rumah di Sektor 5
commit to user
72
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Sektor 6 Sektor 6 merupakan salah satu lima sektor yang belum terbangun. Lokasi dari sektor 6 berbatasan dengan Kota Surakarta tepatnya di Desa Sanggrahan dan Desa Kwarasan. Pada awalnya PT. Pondok Solo Permai memiliki lahan di sektor 6 seluas 695000 m2 dan yang akan dibangun perumahan adalah 11.3 ha. Akan tetapi untuk melaksanakan pembangunan perumahan sangat membutuhkan modal yang besar. Akhirnya PT.Pondok Solo Permai menjual sebagian tanahnya kepadaa developer lain dan kemudian banyak rumah yang terbangun di sektor 6 oleh masyarakat. Salah satu pengembang tersebut adalah CV. Agus susanto dan Heri dengan mengembangkan Perumahan Nirwana Buana sejumlah 32 unit rumah sederhana pada tahun 2007 di Desa Kwarasan seluas 2850 m2 dan mengembangkan tipe rumah 56 dan 76 dengan luas rumah 108 dan 114. Juga terdapat PT. Setya Widya Nugraha yang mengembangkan Perumahan Sanggrahan Megah di Desa Kwarasan sejumlah 78 unit rumah sederhana pada tahun 2003 seluas 5270 m2 dengan mengembangkan rumah tipe 36 dengan luas rumah 80 m2. Sebelum pembebasan lahan sektor 6 sudah terdapat lingkungan industri garmen, sehingga dalam pembangunan perumahan nanti PT.Pondok
Solo
keseimbangan
Permai
lingkungan
harus
benar-benar
industri
dengan
memperhatikan
perumahan
yang
dibangun. Bentuk perumahan yang terjadi pada sektor 6 mengikuti pola jalan sehingga masih banyak lahan kosong yang berada pada lahan yang belum dilalui jaringan jalan.
commit to user
74
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Sektor 7 Sektor 7 hanya terdapat satu perumahan yaitu Grogol Indah yang berada di Desa Telukan dibangun pada tahun 1986 dan memiliki dua jenis tipe rumah yaitu tipe 21 dan tipe 120. Tipe tersebut dibangun pada luas tanah 72 m2 dan 299m2. Jika dilihat jumlah rumah di sektor 7 terdapat 250 rumah yang terdiri dari 70 rumah tipe 21 dan 180 rumah tipe 120. Secara keseluruhan luas rumah yang sudah dibangun di sektor 7 adalah 58860 m2 yang berada pada lahan sebesar 62500 m2. Jika dilihat dari kondisi lingkungan perumahan sektor 7 termasuk dalam pembangunan yang berhasil,karena target pasar sektor 7 adalah kalangan menengah kebawah. Dilihat dari lokasi sektor 7 berada di simpul transportasi karena berada di tepi Jl.Solo-Wonogiri sehingga memudahkan penghuni dalam melakukan pergerakan.
Tabel. 3.10 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 7 Sektor Grogol Indah Sektor 7
Tipe Rumah
Luas Tanah (m2)
Jumlah Rumah
21
72
70
120
299
180
Luas Tota Rumah (m2)
Luas Kompleks Perumahan (m2)
58860
62500
Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Tipe 21
Tipe 120
Gambar 3.6 Tipe Rumah di Sektor 7 commit to user
76
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h. Sektor 8 Perumahan Solo Baru sektor 8 merupkan rencana pembangunan perumahan yang dikembangkan PT. Pondok Solo Permai yang belum terealisasi pengembangannya. Lokasi sektor 8 berada di dua Desa yaitu Desa Pondok dan Desa Parangjora. Desa Pondok merupaka salah satu desa yang memiliki tingkat kesulitan pengadaan air bersih, genangan air dan kembang kerutnya tanah. Sehingga dalam pembangunan dan rencana yang akan dikembangkan PT. Pondok Solo Permai nanti harus benar-benar memperhatikan pondasi bangunan dalam mengatasi kembang kerutnya tanah serta mengatasi masalah kesulitan air bersih dan genangan. Pada tahun 2005 PT. Bahtera Sukses Jaya membeli tanah pada PT. Pondok Solo Permai seluas 4460 m2 untuk kemudian dibangun Perumahan Puri Permata Regency dengan mengembangkan rumah tipe 36 dengan luas tanah 84 m2 dan membangun sebanyak 46 unit buah. Pada kondisi esisting sektor 8 sudah terdapat perumahan yang dikembangkan oleh masyarakat. Arahan alokasi penggunaan lahan pada sektor 8 diperuntukan untuk perumahan dan industri.. Untuk rencana tersebut akan tetap dikembangkan dalam pembangunan selanjutnya.
commit to user
78
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i. Sektor 9 Peruntukan lahan yang diperbolehkan di sektor 9 adalah hanya untuk permukiman saja dengan luas lahan yang akan dibangun perumahan seluas 11.3 ha. Sektor 9 sampai tahun 2010 memiliki total jumlah rumah sebesar 554. Jumlah rumah tersebut dibangun pada dua lokasi perumahan yaitu Perumahan Gedangan Permai yang dibangun pada tahun 1997 dan Perumahan Kwarasan Permai yang dibangun pada tahun 2000. Perumahan Gedangan Permai memiliki dua jenis tipe rumah yaitu tipe 21 dan 36 dengan jumlah rumah yang dibangun adalah 164 dan 250 unit. Sedangkan Perumahan Kwarasan Permai hanya memiliki satu jenis tipe rumah yaitu tipe 45 dengan jumlah 140 unit. Masing-masing perumahan tersebut memiliki luas komplek perumahan sebesar 37260 m2 dan 10200 m2. Dari luas perumahan tersebut mempengaruhi jumlah rumah yang disediakan, untuk Perumahan Gedangan Permai memiliki jumlah 414 rumah dan Perumahan Kwarasan Permai memilik 140 rumah.
Tabel. 3.11 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 9 Sektor Gedangan Permai Sektor 9 Kwarasan Permai Sektor 9
Tipe Rumah
Luas Tanah (m2)
Jumlah Rumah
21
72
164
36
90
250
45
90
Jumlah
Luas Total Rumah (m2)
Luas Kompleks Perumahan (m2)
34308
37260
140
9900
10200
554
44208
47460
Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Tipe 21 dan 36
Tipe 45
commit to user Gambar 3.7 Tipe Rumah di Sektor 9 80
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
j. Sektor 10 Sektor 10 adalah salah satu sektor yang peruntukan lahannya digunakan umtuk hunian dan industri. Untuk hunian rencananya akan dikembangkan dengan luas lahan 11.3 ha. Sehingga dalam perencanaan sektor 10 harus matang karena kegiatan industri tidak boleh
menggangu
perumahan
sekitar.
Dalam
perencanaan
perumahan di sektor 10 PT.Pondok Solo Permai menggembangkan satu jenis perumahan yaitu Perumahan Gedangan Permai yang dibangun pada tahun 2004. Di Perumahan Gedangan Permai dibangun 320 unit rumah dengan tipe 21 dan 70. Untuk tipe 21 jumlah rumah yang dibangun sebesar 170 unit dan untuk tipe 70 dibangun 150 unit rumah. Untuk kawasan industri sudah terdapat industri garmen dengan luas 575,53 m2. Pada Tahun 2002 PT.Pondok Solo Permai menjual tanahnya di sektor 10 seluas 5320 m2 kepada PT.Manunggal Cipta Persada yang kemudian dibangun Perumahan Griya Pharayangan dengan mengembangkan rumah tipe 36 dan luas rumah 120 m2 sebanyak 38 unit rumah. Dari total luas sektor 10 sebesar 28800 m2 yang dibangun perumahan seluas 25740 m2 sehingga masih terdapat lahan untuk jarak ruang antara permukiman dengan industri. Tabel. 3.12 Variasi Jenis dan Tipe Rumah di Sektor 10 Sektor
Tipe Rumah
Luas Tanah
Jumlah Rumah
Luas Tota Rumah
Luas Kompleks Perumahan
Gedangan Permai
21 70
72 90
170 150
25740
28800
Sumber : PT. Pondok Solo Permai
Tipe 21
Tipe 70
commit to user Gambar 3.8 Tipe Rumah di Sektor 10
82
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
k. Sektor 11 Sektor
11
merupakan
sektor
yang
belum
terealisasi
pembangunannya yang berada di Desa Manang, Desa Sanggrahan, Desa Cemani, akan tetapi bila dilihat dari kondisi esisting penggunaan lahan didominasi oleh perumahan. Perumahan yang dibangun di sektor 11 merupakan perumahan yang dikembangkan oleh developer dengan modal kecil. Developer tersebut membeli tanah dari PT. Pondok Solo Permai, diantaranya adalah PT. Setya Widaya Nugraha dengan mengembangkan Perumahan Sanggrahan Megah yang berlokasi di Desa Sanggrahan dengan luas lahan perumahan yang dibangun 5270 m2 degan jumlah rumah 78 unit rumah, PT. Sanggrahan Indah dengan mengembangkan Perumahan Sanggrahan Indah yang berlokasi di Desa Sanggrahan dengan luas lahan yang dibangun 5270 m2 dengan jumlah rumah 55 unit rumah, CV. Putra Pratama Mulia dengan mengembangkan Perumahan Puri Manang Indah yang berlokasi di Desa Manang dengan luas lahan yang dibangun 1275 m2 dengan jumlah rumah 17 unit rumah, PT. Tiga Serangkai dengan mengembangkan Perumahan Tiga Serangkai yang berlokasi di Desa Cemani dengan luas lahan yang dibangun 1642 m2 dengan jumlah rumah 48 unit rumah. Semua developer tersebut mengembangkan tipe 21 dengan luas tanah 21 m2. Melihat arah pada pembangunan perumahan disektor 11 PT. Pondok Solo Permai sangat sulit melakukan pembangunan perumahan yang sehat karena lingkungan disekitarnya sudah terasusun menjadi lingkungan padat dan keterbatasan fasilitas yang ada.
commit to user
84
85
perpustakaan.uns.ac.id
J.
digilib.uns.ac.id
Kelayakan Lokasi Perumahan Solo Baru 1. Menurut Pakar Lingkungan Ir.Sudanti, MSL Secara umum konsep penataan lingkungan Perumahan Solo Baru sudah sesuai dengan peraturan pemerintah. Di samping telah mengacu pada prinsip keseimbangan dan keselarasan lingkungan. Jika dilihat berdasarkan 11 kriteria lahan yaitu kemiringan, daya dukung, tingkat pelapukan, kembang kerut, drainase, tingkat genangan air, saluran pembuangan limbah, tingkat korosifitas, gerakan air tanah serta PH tanah dan 3 kriteria keruangan yang meliputi aksesibilitas, jarak pencapaian terhadap fasilitas kota dan jarak terhadap simpul-simpul transportasi.. Terdapat 4 faktor yang harus diperhatikan dalam memperhatikan pengembangan Perumahan Solo Baru yaitu masalah air bersih, genangan banjir, sifat dan jenis tanah yang kurang baik serta drainase. Dengan mengacu pada kriteria - kriteria lahan dan keruangan tersebut Perumahan Solo Baru sesuai dikembangkan di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Akan tetapi terdapat beberapa lokasi yang merupakan lokasi pengembangan Perumahan Solo Baru yang sebenarnya tidak sesuai untuk dikembangkan PT. Pondok Solo Permai. Lokasi tersebut berada di Desa Cemani, Desa Sanggrahan, Desa Pondok dan Desa Kadokan. Lokasi tersebut merupakan rencana pembangunan sektor 10, sektor 8 dan sektor 4. Desa tersebut tidak sesuai untuk dikembangkan karena memiliki tingkat kesulitan yang relatife tinggi, dikategorikan mempunyai kelas serasi dua. Keempat Desa tersebut sangat sulit dalam pengadaan air bersih, genangan air dan kembang kerutnya tanah. 2. Penelitian Universitas Sebelas Maret Surakarta Setiap perencanaan yang dilakukan PT. Pondok Solo Permai selalu melibatkan berbagai tenaga ahli termasuk perguruan tinggi yang ada. Salah satunya adalah Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berkerjasama dengan melakukan penelitian tentang kembang kerutnya tanah yang cukup tinggi di Desa Cemani, Desa Sanggrahan, Desa Pondok dan Desa Kadokan. Dalam peelitian yang dilakukan tentang kembang kerutnya tanahcommit yang to cukup user tinggi dikeempat Desa tersebut
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Universitas Sebelas Maret merekomendasikan apabila akan tetap mengembangkan perumahan di desa tersebut perlu menekankan atau mendapat perhatian khusus untuk memperkuat pondasi dari setiap bangunan yang ada. Sehingga sangat dimungkinkan pembangunan perumahan di 4 desa tersebut untuk pondasi bangunannya akan memerlukan dana yang lebih besar.
K. Fasilitas di Perumahan Solo Baru 1. Ketersediaan Sarana di Perumahan Solo Baru Berdasarkan site plan Perumahan Solo Baru dan hasil survei, sarana yang di siapkan dalam lingkungan Perumahan Solo Baru adalah fasilitas pendidikan (TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi), Fasilitas kesehatan (rumah sakit, klinik bersalin, apotik), Fasilitas Peribadatan (masjid lingkungan, gereja), Perdagangan (Pertokoan, pusat perbelanjaan dan niaga), Rekreasi (Gedung serbaguna), Ruang Terbuka (taman, jalur hijau, lapangan). Penyediaan sarana tersebar disemua sektor perumahan Solo Baru. Berikut adalah penyediaan sarana di Perumahan Solo Baru. a. Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan yang terdapat di Perumahan Solo Baru ada yang disediakan oleh PT. Pondok Solo Permai, yayasan maupun pemerintah. Fasilitas pendidikan yang disediakan oleh PT. Pondok Solo Permai bekerja sama dengan yayasan adalah perguruan tinggi Singapore Piaget dan Akademi Teknik Warga, TK-SD-SMP Tarakanita dan Al Azhar 28, SMU Kalam Kudus dan SMK Saraswati. Sedangkan fasilitas pendidikan yang disediakan oleh pemerintah dan berada di lingkungan Perumahan Solo Baru adalah SDN Gedangan dan Kwarasan 2. Fasilitas pendidikan tersebut tersebar di semua sektor di Perumahan Solo Baru. Untuk mengetahui lokasi dan luas tiap fasilitas pendidikan di Perumahan Solo Baru dapat dilihat pada tabel berikut.
commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.13 Penyediaan Fasilitas Pendidikan di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 No 1. 2. 3 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Fasilitas Pendidikan Singapore Piaget Academy Akademi Teknik Warga Akademi Perawat Pantai Kosala SMP-SMU Kalam Kudus SMK Saraswati TK-SD-SMP Tarakanita TK-SD Al Azhar 28 SDN Gedangan SDN Kwarasan 2 Jumlah
Lokasi Sektor 2 Sektor 9 Sektor 9 Sektor 3 Sektor 6 Sektor 1 Sektor 2 Sektor 9 Sektor 6
Luas (m2) 17884.16 21049.08 7095.61 5547.68 5436.55 9311.1 7722.96 1947.55 330.94 76325.63
Sumber :PT. Pondok Solo Permai
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak semua fasilitas pendidikan terdapat di semua sektor di Perumahan Solo Baru. Sektor 1, sektor 6 dan sektor 9 merupakan sektor yang paling banyak terdapat fasilitas pendidikan yaitu sebanyak 3 & 2 unit. Sedangkan ada sektor yang tidak terdapat fasilitas pendidikan yaitu sektor 4, 5, 7, 8, 10 dan 11. Jika dilihat dari luasnya, maka Akademi Teknik Warga merupakan fasilitas pendidikan yang terluas di Perumahan Solo Baru dengan luas 21049.08 m2 sedangkan fasilitas pendidikan yang paling kecil luasnya adalah SDN Kwarasan 2 yang merupakan fasilitas yang dibangun pemerintah dengan luas hanya 330.94 m2 .
Gambar 3.9 Fasilitas Pendidikan di Perumahan Solo Baru b. Fasilitas Kesehatan Penyediaan fasilitas kesehatan di Perumahan Solo Baru juga tidak jauh berbeda dengan penyediaan fasilitas pendidikan. commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengembang PT. Pondok Solo Permai juga mengadakan kerjasama dengan yayasan, diantaranya pengembang mengadakan kerjasama dengan Yayasan Panti Kosala Pengelola Rumah Sakit Dr. Oen untuk mendirikan rumah sakit yang sama di Solo Baru. Dengan disediakan areal hibah seluas 12 hektar untuk pembangunan rumah sakit tersebut, yayasan Pengelola Panti kosala mulai mendesain dengan konsep garden hospital dan hospital without wall. Selain itu ketersediaan fasilitas kesehatan yang terdapat di perumahan Solo Baru meliputi rumah sakit bersalin Yulita, Klinik/puskesmas, apotik gedangan, rumah sakit bersalin Gedangan. Lokasi fasilitas kesehatan juga tersebar di beberapa sektor di Perumahan Solo Baru, berikut lokasi dan luas fasilitas kesehatan di Perumahan Solo Baru.
Tabel 3.14 Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 No 1. 2. 3. 4. 5.
Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Dr. Oen RS Bersalin Yulita RS Bersalin Gedangan Klinik/Puskesmas Apotik Gedangan Jumlah
Lokasi Sektor 1 Sektor 7 Sektor 9 Sektor 9 Sektor 9
Luas (m2) 88235.96 660.34 274.30 740.30 86.58 89997.48
Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Jika dilihat dari lokasinya, penyediaan fasilitas kesehatan di Perumahan Solo Baru paling banyak terdapat di sektor 9 yaitu sebanyak 2 unit. Namun fasilitas kesehatan terluas terdapat di sektor 1 yaitu Rumah Sakit Dr. Oen dengan luas 88235.96 m2.
c. Fasilitas Peribadatan Fasilitas peribadatan di Perumahan Solo Baru cukup lengkap, karena selain terdapat masjid dan gereja juga terdapat vihara. Fasilitas tempat ibadah yang terdapat di perumahan Solo Baru adalah Masjid Baitul Makmur Solo Baru, Masjid Baiturrahman Grogol Indah, Masjid An Nikmah Tanjunganom, Masjid Al Azhar Solo Baru, Masjid Barokah Ngemplak commit to user Gedangan, Gereja Bethany Solo
89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Baru, Gereja Kristus Raja Solo Baru, Wisma doa Solo Baru, Wihara Vimalakirti. Untuk mengetahi persebaran fasilitas peribadatan di Perumahan Solo Baru dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.15 Penyediaan Fasilitas Peribadatan di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Fasilitas Peribadatan Masjid Baitul Makmur Solo Baru Masjid Baiturrahman Grogol Indah Masjid An Nikmah Tanjunganom Masjid Al Azhar Solo Baru Masjid Barokah Ngemplak Gedangan Gereja Bethany Solo Baru Gereja Kristus Raja Solo Baru Wisma Doa Solo Baru Wihara Vimalakirti Jumlah
Lokasi Sektor 1 Sektor 7 Sektor 6 Sektor 2 Sektor 9 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 9
Luas (m2) 291.42 486.58 361.31 43.15 452.45 1985.52 1589.62 644.2 306.33 6160.58
Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Dari tabel diatas maka terlihat bahwa penyediaan fasilitas peribadatan di Perumahan Solo Baru paling banyak terdapat di sektor 1 yaitu sebanyak 4 unit. Selain itu fasilitas peribadatan terluas di Perumahan Solo Baru juga terdapat di sektor 1 yaitu Gereja Bethany Solo Baru dengan luas 1985.52 m2.
commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 3.10 Fasilitas Peribadatan di Perumahan Solo Baru
d. Fasilitas Perdagangan Fasilitas perdagangan dan Jasa yang terdapat di Perumahan Solo Baru berupa ruko (rumah toko) dan rukan (rumah kantor) yang terdapat di beberapa sektor. Sedangkan pusat perbelanjaan berupa carefour hanya terdapat di sektor 1. Penyediaan fasilitas perdagangan sebagian besar terdiri dari rumah makan dan restaurant, selain itu juga terdapat toko pakaian dan toko emas. Penyediaan fasilitas jasa meliputi bank, laundry, salon dan perkantoran. Untuk mengetahui lokasi dan luas penyediaan fasilitas perdagangan dan jasa di Perumahan Solo Baru dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.16 Penyediaan Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 Fasilitas Perdagangan dan Jasa Perdagangan Carefour Water Place Resto Soto Karso RM Bu Tina Mie Surabaya Mie Pinangsia Timlo Asli Solo Baru Warung Laris Swekee Puewodadi RM Manunggal Rasa Bakso Pawirorejo Rada Dimsum Chinese Food commit Stefany fashion
to user
Lokasi
Luas (m2)
Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1
11406.2 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
FM Fashion Market ESES Fasion Warning Stiker Toko Mas Semar RM Berkat cab Pecenongan RM Faikie Mie Bethany Anys Boutique Candi Resto Wisma Boga Restaurant Soto Kirana Thengkleng mak Diah Bakso Nyaman Bakmoy Lentera 9 Dins Balon Jasa Bank Lippo Solo Baru STO Telkom Kantor FIF Griya Indosat Central Laundry Impression Spa Nan Fang Pluit Pro Amway Papilio Spa&Works Malibu Studio PT.Inter Pan Pacific Audio One TOYOTA NASMOCO BPR Solo Baru Permai BPR Grogol Jaya BPR Sami Makmur BNI 46 Adira Finance Ray White Olive Salon Refleksi Rawit Tour & Travel Frends salon Ariani Balet Plasa Telkom Radio Prambos Picco Peralatan Bayi Grapari Telkomsel My Salon Jumlah
Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 6 Sektor 6 Sektor 6 Sektor 6 Sektor 6 Sektor 6
66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 728 26282.6 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3
Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sektor 1 Sktor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3
66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 225.6 237.8 66.3 66.3 66.3 66.3 124 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 66.3 42451.84
Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persebaran fasilitas perdagangan hanya terdapat pada sektor 1, 3 dan 6, sedangkan persebaran fasilitas jasa hanya terdapat di sektor 1 dan 3. Secara keseluruhan fasilitascommit perdagangan to userdan jasa di Perumahan Solo Baru
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disediakan di komplek ruko. Sektor 1 memiliki luas ruko 1922.7 m2, sektor 3 memiliki luas ruko 1504 m2 dan sektor 6 memiliki luas ruko 331.5 m2. Sektor 1 masih memiliki ruko yang masih dalam tahap pemasaran yang berlokasi dipinggir Jalan Raya Dlopo-Langenharjo dengan luas 2675 m2. Selain ketiga sektor tersebut terdapat dua sektor yang memiliki fasilitas ruko tetapi masih dalam tahap pemasaran yaitu sektor 5 dan sector 9. Untuk ruko yang berada pada sektor 5 lokasinya berada di dalam kompleks perumahan dengan luas ruko 530 m2. Sedangkan ruko di sektor 9 lokasinya berada di pingir Jalan Raya Tanjunganom Baki dengan luas ruko 669.6 m2.
Ruko Sektor 5
Ruko Sektor 3
Gambar 3.11 Fasilitas Perdagangan di Perumahan Solo Baru e. Fasilitas Rekreasi Penyediaan fasilitas kebudayaan dan rekreasi di Perumahan Solo Baru meliputi tempat rekreasi keluarga, tempat karaoke, hotel, gedung olahraga dan tempat hiburan lainnya. Fasilitas rekreasi di Perumahan Solo Baru seluruhnya disediakan oleh pengembang PT.Pondok Solo Permai. Lokasi fasilitas rekreasi tersebar di beberapa sektor di Perumahan Solo Baru. Berikut tabel persebaran fasilitas rekreasi di Perumahan Solo Baru.
commit to user
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.17 Penyediaan Fasilitas Rekreasi di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Fasilitas Rekreasi Pandawa Waterworld Atrium Karaoke Amanda Hotel Action Original Movie Club Odiva Video Rental Sport Center Solo Baru Jumlah Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Lokasi Sektor 1 Sektor 1 Sektor 9 Sektor 1 Sektor 3 Sektor 1
Luas (m2) 19634.18 714.82 250.49 66.3 66.3 10717.92 31450.01
Penyediaan fasilitas kebudayaan dan rekreasi oleh PT. Pondok Solo Permai tidak tersebar di semua sektor. Sektor yang paling banyak terdapat fasilitas kebudayaan dan rekreasi adalah sektor 1 yaitu sebanyak 4 unit dengan Pandawa Waterworld yang merupakan fasilitas rekreasi terluas yaitu 19634.18 m2. Selain itu fasilitas rekreasi juga ada yang terdapat di ruko sektor 1 dan sektor 3 yaitu Action Original Movie Club dan Odiva Video Rental dengan luas 66.3 m2. Pandawa Waterworld
Sport Center Solo Baru
Gambar 3.12 Fasilitas Rekreasi di Perumahan Solo Baru
f. Ruang Terbuka Ruang terbuka yang terdapat di Perumahan Solo Baru hanya berupa ruang terbuka hijau yang meliputi taman, jalur hijau, lapangan sepak bola dan danau.
commit to user
94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.18 Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 8 9 10 11 12 13
Ruang Terbuka Taman Sektor 1 Buah Taman Sektor 1 Hewan Taman Sektor 1 Bunga Taman Sektor 3 Taman Sektor 3 Taman Sektor 5 Lapangan Olah Raga Brimob Danau Grogol Indah 1 Danau Grogol Indah 2 Taman Sektor 9 Lapangan Sepak Bola Sektor 9 Jalur Hijau Jl.Raya Solo Baru Jalur Hijau Jl.Raya Solo Permai Jalur Hijau Jl.Palem Raya Jalur Hijau Jl.Cemara Raya Luas Total
Lokasi Sektor 1 Buah Sektor 1 Hewan Sektor 1 Bunga Sektor 3 Sektor 3 Sektor 5 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 9 Sektor 9 Jl.Raya Solo Baru Jl.Raya Solo Permai Jl.Palem Raya Jl.Cemara Raya
Luas (m2) 1232 907 1233 1724 508 1097 23364 13678 22222 471 1569 7161.2 11753 2675 2098 91692.2
Sumber : PT.Pondok Solo Permai
Dari tabel diatas, maka penyediaan ruang terbuka hijau terdapat di semua sektor yang sudah dihuni di Perumahan Solo Baru. Selain itu juga terdapat jalur hijau yang terdapat di jalur utama di Solo Baru. Jika dilihat dari luasnya, ruang terbuka hijau di Perumahan Solo Baru sangat bervariasi dan total luas ruang terbuka hijau yaitu 91692.2 m2. Penyediaan taman hanya terdapat pada sector 1,3,5 dan 9 sedangkan sektor 7 dan 9 dilengkapi oleh lapangan olah raga. Sektor 7 merupakan salah satu sector yang dilengkapi oleh 2 danau yaitu Danau Grogol Indah. Danau tersebut merupkan danau buatan PT.Pondok Solo Permai yang dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas air tanah, hal ini mengingat kwalitas dan jumlah air tanah yang ada disektor 7 sangat rendah. Untuk menciptakan sebuah perumahan berwawasan lingkungan PT.Pondok Solo Permai membuat jalur hijau di sepanjang Jl.Raya solo Baru, Jl.Raya Solo Permai, Jl.Palem Raya, Jl.Cemara Raya dengan luas total 23687.2 m2.
commit to user
95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Taman Sektor 1
Jalur Hijau
Gambar 3.13 Fasilitas Ruang Terbuka di Perumahan Solo Baru
2. Ketersediaan Prasarana di Perumahan Solo Baru a. Jaringan Jalan Perumahan Solo Baru dilalui oleh dua jaringan jalan utama yang membelah wilayah dan menjadi penghubung dengan wilayah lain di sekitarnya. Jaringan jalan tersebut yaitu Jalan Propinsi (Kolektor Primer) dan Jalan Kabupaten (Lokal). Jaringan Jalan kolektor Primer (Jl.Raya
Solo-Wonogiri)
merupakan
ruas
jalan
yang
menghubungkan Kabupaten Sukoharjo dengan Kota Surakarta dan merupakan ruas jalan dengan panjang 4,5 km dan lebar jalan 40 m. Jalan Raya Solo –Wonogiri merupakan jalan dengan tingkat kepadatan lalulintas yang paling tinggi. Sedangkan jalan kolektor primer lainnya yang berada di Perumhan Solo Baru memiliki lebar jalan 8 m. Untuk jalan lokal dengan kepadatan arus lalu lintas tinggi hanya terdapat pada ruas Jl. Raya Dlopo-Langenharjo dan Jl.Raya Bacem Tanjunganom. Untuk jalan lokal sekunder 1 yang terdapat di Perumahan Solo Baru memiliki lebar 7 m dan jalan lokal sekunder II memiliki lebar jalan 6 m. Sedangkan untuk jaringan jalan dalam blok perumahan dilayani oleh jaringan jalan lingkungan yang terdapat menyebar merata diseluruh Perumahan Solo Baru. Untuk jalan lingkungan di setiap sektor Perumahan Solo Baru perkerasan jalan didominasi oleh paving blok. Jalan lingkungan I di Perumahan Solo Baru memiliki commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
luas 2.5 m dan jalan lingkungan II memiliki luas 2 m. Untuk mengetahui jaringan jalan di tiap sektor di Perumahan Solo Baru dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.19 Jaringan Jalan di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Nama Jalan Jl.Raya Solo Permai 2 jalur Jl.Raya Solo Baru Jl.Raya Dlopo-Langenharjo Jl.Palem Raya Jl.Cemara Raya 2 jalur Jl.Pinus Raya Jl.Kanguru1 Jl.Kanguru2 Jl.Cendrawasih Jl.Gelatik Jl.Merak Jl.Kasuari Raya Jl.Kutilang Jl.Kenari Raya Jl.Anggrek Raya Jl.Saroja Jl.Sakura Jl.Nusa Indah Jl.Jaya Kusuma Jl.Flamboyan Raya Jl.Cendana Raya Jl.Beruang Jl.Kelinci Jl.Panda Jl.Kenari Jl.Merpati Jl.Kaswari Jl.Elang Jl.Podang Jl.Seruni Jl.Teratai Jl.Gardena Jl.Mawar Jl.Melati Jl.Anggrek Jl.Leci Jl.Jeruk Jl.Rambutan Jl.Manggis Jl.Pisang Jl.Mangga Jl.Belimbing Jl.Durian Jl.Apel Jl.Duku Jl.Nangka
Tipe Jalan Lokasi Kolektor primer Sektor 1,3,6 Kolektor primer Sektor 1 Hewan Lokal Sekunder I Sektor 1 buah&Sektor 2 Lokal Sekunder II Sektor 1 Hewan&Buah Lokal Sekunder II Sektor 1 Bunga&Buah Lokal Sekunder II Sektor 1 Buah Lingkungan I Sektor 1 Hewan Lingkungan I Sektor 1 Hewan Lingkungan I Sektor 1 Burung Lingkungan I Sektor 1 Burung Lingkungan I Sektor 1 Burung Lingkungan I Sektor 1 Burung Lingkungan I Sektor 1 Burung Lingkungan I Sektor 1 Burung Lingkungan I Sektor 1 Bunga Lingkungan I Sektor 1 Bunga Lingkungan I Sektor 1 Bunga Lingkungan I Sektor 1 Bunga Lingkungan I Sektor 1 Bunga Lingkungan I Sektor 1 Bunga Lingkungan I Sektor 1 Buah Lingkungan II Sektor 1 Hewan Lingkungan II Sektor 1 Hewan Lingkungan II Sektor 1 Hewan Lingkungan II Sektor 1 Hewan Lingkungan II Sektor 1 Hewan Lingkungan II Sektor 1 Hewan Lingkungan II Sektor 1 Hewan Lingkungan II Sektor 1 Hewan Lingkungan II Sektor 1 Bunga Lingkungan II Sektor 1 Bunga Lingkungan II Sektor 1 Bunga Lingkungan II Sektor 1 Bunga Lingkungan II Sektor 1 Bunga Lingkungan II Sektor 1 Bunga Lingkungan II Sektor 1 Buah Lingkungan II Sektor 1 Buah Lingkungan II Sektor 1 Buah Lingkungan II Sektor 1 Buah Lingkungan II Sektor 1 Buah Lingkungan II Sektor 1 Buah Lingkungan II Sektor 1 Buah Lingkungan II Sektor 1 Buah Lingkungan II Sektor 1 Buah Lingkungan II Sektor 1 Buah commit to user Lingkungan II Sektor 1 Buah
Luas Jalan (m2) 35259.48 15510.78 12647 8021.34 11446.08 6603.75 796.35 796.35 1291.1 976.95 1334 1619 1547.9 1661.55 2871.4 1187.7 1919.25 1919.25 897 764.75 5234.45 2138.5 2138.5 2138.5 462.5 3687.5 698.5 454.6 275 2973 2077.35 1752.85 2101.4 1650 585 1290 1425 1422.5 1425 1331.6 1088.5 1149 1124 2609 1554 1252.7
97
perpustakaan.uns.ac.id
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
Jl.Sawo Jl.Salak Jl.Semangka Jl.Jambu Jl.Sirsat Jl.Viena Utama Jl.Paris Utama Jl.Viena Dalam Jl.Paris Jl.Viena Utara Jl.Viena Tengah Jl.Viena Selatan Jl.BrigjenSudiarto Jl.Raya Gading Permai Raya Jl.Wirata Jl.Mandura Jl.Lasanapura Jl.Monorobo Jl.Njodipati Jl.Madukoro Jl.Sawojajar Jl.Sabto Bumi Jl.Sabto Argo Jl.RayaSoloSukoharjoWonogiri Jl.Raya Grogol Indah Jl.Pandawa Jl.Madukara Jl.Seta Jl.Nakula Jl.Sadewa Jl.Aviyasa Jl.Kresna Jl.Abimanyu Jl.Srikandi Jl.Amarta Jl.Bima Jl.Arjuna Jl.Larasati Jl.Samba Jl.Antasena Jl.Kunti Jl.Arimbi Jl.Raya Tanjunganom Baki Jl.Gedang Raja Jl.Gedang Jl.Bima Sakti Jl.Mars Jl.Jupiter Jl.Bumi JlMerkurius Jl.Venus Jl.Pluto Jl.Androveda
digilib.uns.ac.id
Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan 1 Lingkungan 1 Lingkungan 1 Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Kolektor Primer Lingkungan 1 Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Kolektor Primer Lingkungan 1 Lingkungan 1 Lingkungan 1 Lingkungan 1 Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Kolektor Primer Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan I Lingkungan I Lingkungan I Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Lingkungan II Jumlah
Sektor 1 Buah Sektor 1 Buah Sektor 1 Buah Sektor 1 Buah Sektor 1 Buah Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 5 Sektor 5 Sektor 5 Sektor 5 Sektor 5 Sektor 5 Sektor 5 Sektor 5 Sektor 5 Sektor 5 Sektor 5 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 7 Sektor 9,10 Sektor 9 Sektor 9 Sektor 10 Sektor 10 Sektor 10 Sektor 10 Sektor 10 Sektor 10 Sektor 10 Sektor 10
to user Sumber : PT.Pondok Solo Permai, DPUcommit Kab.Sukoharjo, Citra Satelit Kec.Grogol 2010
1252.7 1209.5 1231 391 391 2832.4 471.7 1941.9 940.5 969 1149.5 1070 8918.9 1241 272 272 256.56 284.2 527 408 389.9 3812 549.9 180000 1799.5 478 1518.6 2517 596.4 564 1086 1047.5 1047.5 885 808.4 438.2 436.9 1835 430.8 744.4 630 547 26775.2 4722.9 1654.2 1884 758.5 752.5 229.5 229.5 229.5 229.5 1150 419917.09
98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jl. Cemara Raya
Jl. Raya Solo Permai
Gambar 3.14 Jaringan Jalan di Perumahan Solo Baru b. Jaringan Drainase Sistem jaringan drainase di Perumahan Solo Baru dibagi dalam tiga saluran, yaitu saluran primer atau tipe I (sungai), saluran sekunder atau tipe II yang berupa gorong-gorong dan saluran sekunder kecil atau tipe III yang terletak di tepi jalan lokal dan lingkungan. Saluran drainase sekunder berupa gorong-gorong sebagai penghubung dari saluran sekunder kecil ke saluran primer atau tipe 1 (sungai). Sedangkan saluran drainase tipe III terletak di tepi jalan lokal dan lingkungan yang terdiri dari sistem drainase tertutup dan terbuka biasanua berupa saluran kecil . Jaringan drainase di tiap sektor di Perumahan Solo Baru berbeda antara satu dengan yang lainnya Jaringan drainase di tiap sektor di Perumahan Solo Baru dapat dilihat pada tabel berikut: 1. Sektor 1 Tabel 3.20 Jaringan Drainase di Sektor 1 No
Sektor
1 2 3 4
Sektor 1 (Burung) Sektor 1 (Hewan) Sektor 1 (Bunga) Sektor 1 (Buah)
Saluran Saluran Saluran Sekunder Primer Sekunder Kecil Terbuka Terbuka & tertutup Terbuka Terbuka Terbuka &tertutup Terbuka & tertutup Terbuka &tertutup Terbuka & tertutup
Sumber : PT.Pondok Solo Permai
commit to user
99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk sektor 1 (Hewan) berdekatan dengan pintu air saluran sekunder yang bermuara di Sungai Bengawan Solo dan merupakan akses jaringan sekunder kecil perumahan Solo Baru sektor 1. 2. Sektor 3 Untuk sektor 3, sistem jaringan drainasenya terdapat saluran primer yang berupa sungai kecil yang terhubung dengan Sungai Bengawan Solo. Saluran sekundernya terdiri dari sistem drainase terbuka dan tertutup. Saluran sekunder kecil juga terdiri dari sistem drainase terbuka dan tertutup. 3. Sektor 5 Sektor 5 merupakan salah satu sektor di Perumahan Solo Baru yang berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo, sehingga sektor 5 terdapat tiga saluran drainase yang terdiri dari saluran primer yaitu Sungai Bengawan Solo sebagai muara dari saluran sekunder di semua sektor. Selain itu juga terdapat saluran primer yang berupa sungai yang melintang di tengah lokasi perumahan serta saluran sekunder kecil terbuka dan tertutup yang berada di sepanjang jalan lingkungan yang menghubungkan saluran rumah tangga ke saluran sekunder tersebut. 4. Sektor 7 Sektor 7 merupakan Perumahan di Solo Baru yang lokasinya dipisahkan oleh Sungai Bengawan Solo yang merupakan saluran drainase primer, sehingga untuk akses kesana harus melalui Jembatan Bacem yang dibangun PemKab Sukoharjo. Untuk jaringan drainase rumah tangga disediakan saluran sekunder kecil terbuka yang lokasinya di tepi jalan lingkungan. 5. Sektor 9 Sektor 9 merupakan sektor di Perumahan Solo Baru yang tidak memiliki saluran drainase primer dan sekunder. Di sektor 9 hanya terdapat saluran drainase sekunder kecil atau jaringan commit to user
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
drainase rumah tangga dengan sistem terbuka yang terdapat di tepi jalan lingkungan. 6. Sektor 10 Di Perumahan Solo Baru sektor 10 tidak terdapat saluran drainase primer. Namun terdapat saluran drainase sekunder dengan sistem terbuka yang berupa bekas jaringan irigasi teknis persawahan dan merupakan saluran pembuangan limbah rumah tangga melalui saluran drainase sekunder kecil dengan sistem terbuka. Selain itu saluran drainase sekunder juga digunakan oleh industri untuk membuang limbah sisa industrinya. Kondisi ini mempengaruhi kondisi air bersih di Perumahan Solo Baru sektor 10. Untuk Perumahan Solo Baru sektor 2, 4, 6, 8, 11 alokasi pembangunan perumahan belum terealisasi sehingga belum terdapat sistem jaringan drainasenya. Jaringan Drainase Sektor 3
Jaringan Drainase Sektor 1
Gambar 3.15 Jaringan Drainase di Perumahan Solo Baru c. Jaringan Air Bersih Penyediaan air bersih di perumahan Solo Baru dibedakan atas jaringan perpipaan dan non perpipaan. Jaringan perpipaan dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sukoharjo, PDAM Duwet dan sebagian PDAM Surakarta yang menjadi satu system jaringan. Sedangkan jaringan air bersih non perpipaan didominasi
commit to user oleh sumur gali dan sumur pompa dengan kedalama 5 sampai
101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan 8 meter dari permukaan tanah. Sistem jaringan yang digunakan adalah sistem jaringan induk dan cabang. Untuk kebutuhan air bersih dilayani setiap rumah tangga sebesar 150 Liter/orang/hari. Di Kecamatan Grogol jumlah rumah tangga pemakai sumber air bersih dari PDAM sebesar 842 KK sedangkan 166 menggunakan sumur pompa. Pemakaian sumber air bersih dari PDAM yang lebih besar ini disebabkan akibat air sumur di Kecamatan Grogol berada di bawah standar mutu air baku. Selain itu juga terdapat hydran kebakaran yang hanya terletak di sektor 1 Bunga dan Buah. Hydran tersebut berada di tepi jalan lokal 1. Untuk penyediaan kran terdapat di setiap rumah di semua sektor di Perumahan Solo Baru. Di Perumahan Solo Baru tidak menyediakan kran air bersih komunal.
d. Jaringan Limbah Sistem pembuangan air limbah di semua sektor di Perumahan Solo Baru menggunakan sistem pembuangan setempat (on-site sanitation), yaitu dengan membuang air kotor kedalam tangki septic (septic tank) dan atau bak peresapan. Keseluruhan rumah di Perumahan Solo Baru sudah memiliki septic tank. Jaringan pembuangan air limbah di Solo Baru belum terdapat suatu sistem Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL). Untuk jaringan air limbah industri, pengelolaan air limbah dikelola oleh pribadi dengan sistempengendapan air limbah yang kemudian akan dibuang kedalam saluran drainase.
e. Jaringan Sampah Sistem jaringan pembuangan sampah yang terdapat di perumahan Solo Baru meliputi pembuangan sampah di tiap rumah dan pembuangan sampah akhir. Untuk pembuangan sampah tiap rumah di perumahancommit Solo Baru, dilengkapi dengan penyediaan tong to user
102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sampah yang diambil satu minggu dua kali oleh petugas kebersihan dari PT. Pondok Solo Permai. Kemudian sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan sementara (TPS) container sektor 5 kemudian disalurkan ke pembuangan akhir Mojorejo yang berada di Kecamatan Bendosari dengan menggunakan truk pengangkut sampah.
Gambar 3.16 Jaringan Sampah di Perumahan Solo Baru f. Jaringan Listrik Jaringan listri di Perumahan Solo Baru termasuk ke dalam area dan jaringan PT.PLN (persero) Surakarta. Jaringan listrik yang terdapat di perumahan Solo Baru merupakan bagian dari jaringan yang lebih besar. Untuk memenuhi kebutuhan listrik Perumahan Solo Baru saat ini didukung dengan 4 buah gardu induk (GI), GI Wonosari (Wilayah distribusi Desa Pandeyandan Manang), GI Solo Baru (wilayah distribusi Desa Gedangan, Langenharjo, Kwarasan commit to user Madegondo, Pondok, Telukan, Parangjoro, Grogol, Kadokan dan 103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pandeyan), GI Mangkunegaran (wilayah distribusi Desa Banaran, Cemani, Kwarasan dan Sanggrahan), dan GI Jajar (wilayah distribusi Desa Banaran dan Manang). Sedangkan kebutuhan listrik di perumahan Solo Baru termasuk dalam Rayon Grogol yang melayani Desa Telukan, Parangjoro, Pondok, Langenharjo, Gedangan, Madegondo, Grogol, Kadokan, Kwarasan, Sanggrahan, Manang dan Cemani. Perumahan Solo Baru dilayani oleh wilayah gardu induk (GI Solo Baru) dengan kapasitas 60 MVA. Jumlah daya yang tersedia di GI Solo Baru lebih besar sehingga mampu memberikan pelayanan jaringan di wilayah sekitarnya. Perumahan Solo Baru juga dilewati Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET). Untuk penerangan jalan di perumahan Solo Baru disediakan 100 VA/100 m. Sedangkan kebutuhan listrik perumahan Solo Baru dilayani 900 VA per rumah, tetapi khusus untuk sektor 1 penyediaan listriknya bervariasi antara 900 VA untuk rumah sederhana dan sedang hingga 1500 VA.
g. Jaringan Telepon Jaringan
telekomunikasi
merupakan
media
dalam
mempermudah komunikasi antar lokasi yang berbeda. Jaringan telekomunikasi diantaranya adalah jaringan telepon. Perumahan Solo Baru dalam Kerangka system telekomunikasi termasuk ke dalam wilayah usaha Divisi Regional (Divre IV) yang meliputi wilayah Propinsi Jawa Tengah dan DIY. Keberadaan jaringan telepon disuatu wilayah akan memberikan kemudahan bagi penduduk yang berada di dalamnya untuk melakukan komunikasi dengan penduduk lain di wilayah yang berbeda. Untuk penyediaan jaringan telepon umum di Perumahan Solo Baru hanya terdapat di area perdagangan, sedangkan di lingkungan perumahan tidak terdapat telepon umum. Pada umumnya hampir seluruh rumah di Solo Baru sudah terlayani jaringan telepon hunian.
commit to user
104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h. Jaringan Parkir Alokasi penyediaan jaringan parkir di Perumahan Solo Baru hanya terdapat pada area perdagangan. Sedangkan untuk jaringan parkir pada area hunian di Perumahan Solo Baru tidak ada, karena di setiap rumah sudah memiliki tempat parkir bagi kendaraan pribadinya. Lahan parkir untuk area perdagangan di Perumahan Solo Baru berada dekat dengan area perdagangan tersebut. Untuk luasan lahan parkir pada area perdagangan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.21 Penyediaan Lahan Parkir di Perumahan Solo Baru Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6
Lahan Parkir Carefour Wisma Boga Restaurant Candi Resto Ruko Sektor 1 Ruko Sektor 3 Ruko Sektor 6 Luas Total
Lokasi Sektor 1 Sektor 3 Sektor 3 Sektor 1 Sektor 3 Sektor 6
Luas (m2) 2590.6 1531.3 1978.8 6315.62 331.5 12747.82
Sumber : PT.Pondok Solo Permai, Citra Satelit Tahun 2010
Lahan parkir di pusat perdagangan Carefour terdiri dari dua jenis parkir yaitu untuk kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Untuk kendaraan roda empat disediakan lahan parkir seluas 1944 m2 dan untuk roda dua disediakan lahan parkir seluas 646.6 m2. Sedangkan untuk penyediaan lahan parkir di area ruko disediakan tepat di depan ruko dengan alokasi bervariasi berdsarkan luas ruko. Untuk Wisma Boga Restaurant memiliki lahan parkir yang berlokasi di dalam komplek restaurant. Tetapi untuk candi resto tidak memiliki lahan parkir dan lokasi parkir menggunakan badan jalan.
commit to user
105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 3.17 Jaringan Parkir di Perumahan Solo Baru
L. Pandangan Masyarakat Terhadap Kondisi dan Kualitas Sarana Prasarana di Perumahan Solo Baru. Sarana prasarana merupakan salah satu alat yang sering digunakan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu lingkungan hunian. Dalam hal ini masyarakat sangat pahan dan mengerti tentang kondisi sarana prasarana yang berada dilingkungan huniannya. Sama hal nya yang terjadi di Perumahan Solo Baru, masyarakat penghuni Perumahan Solo Baru sangat tahu tentang kondisi sarana prasarana dilingkungannya. Berdasarkan persepsi masyarakat Perumahan Solo Baru tersebut dapat menggambarkan kualitas sarana dan prasarana yang ada. Hampir 60 responden masyarakat menilai kualitas sarana Perumah Solo Baru baik. Hal ini terlihat dari Tabel 3.22 yang menunjukan lebih dari 50% responden mengatakan bahwa kwalitas setiap sarana diperumahan Solo Baru Baik. Hanya terdapat satau sarana yang kurang dari 50% responden menjawab baik yaitu wihara sektor 9. Penduduk Perumahan Solo Baru menilai 20 responden mengatakan baik dan 7 mengatakan sedang saja dan 33 tidak menjawab tentang kualitas wihara. Selain itu terdapat sarana yang belum terdapat di Perumahan Solo Baru yaitu posyandu, balai pengobatan, tempat praktek dokter, mushola, Pura, warung, pasar lingkungan, balai pertemuan, gedung serbaguna, gedung bioskop dan pemakaman umum.
commit to user
106
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.22 Kualitas Sarana di Perumahan Solo Baru Sarana Taman Kanak-kanak Sekolah Dasar SLTP SLTA Perguruan Tinggi Rumah Sakit Umum Posyandu Balai Pengobatan Klinik Bersalin Puskesmas Pembantu Puskesmas dan balai pengobatan Tempat praktek dokter Apotik Musholla/langgar Mesjid lingkungan Gereja Pura Wihara Warung Pertokoan Pusat pertokoan + pasar lingkungan Pusat perbelanjaan dan niaga Balai Pertemuan Balai Karang taruna/balai pertemuan Gedung serbaguna Gedung bioskop Fasiltas Rekreasi Lainnya Taman/tempat main Taman dan lapangan olah raga Jalur hijau Pemakaman Umum * Sarana yang belum ada di Perumahan Solo Baru
Baik 55 54 44 60 60 60 * * 44 52 39 * 39 * 60 47 * 20 * 50 * 60 * * * * 60 60 10 60 *
Sedang 5 3 11 0 0 0 * * 16 8 21 * 21 * 0 3 * 7 * 5 * 0 * * * * 0 0 0 0 *
Buruk 0 3 0 0 0 0 * * 0 0 0 * 0 * 0 0 * 0 * 0 * 0 * * * * 0 0 0 0 *
Sumber :Hasil survei
Tabel 3.23 Kualitas Prasarana di Perumahan Solo Baru Prasarana Jalan Kolektor Primer Jalan Lokal Sekunder I Jalan Lokal Sekunder II Jalan Lingkungan I Jalan Lingkungan II Drainase Saluran Primer Drainase Saluran Sekunder Drainase Saluran Sekunder Kecil Jaringan Air Bersih Jaringan Limbah Jaringan Sampah Jaringan Listrik Jaringan Telepon Jaringan Parkir
Baik 60 60 59 52 52 39 30 38 42 60 58 60 60 58
Sedang 0 0 1 8 2 21 0 2 12 0 1 0 0 2
Buruk 0 0 0 0 6 0 0 0 6 0 1 0 0 0
Sumber :Hasil survei
Sedangkan
penilaian commit kualitasto user prasarana Perumahan Solo Baru menunjukan bahwa kualitas prasarana baik, hal ini dilihat dari 50% lebih 107
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semua responden menjawab bahwa prasarana Perumahan Solo Baru dinilai baik. Akan tetapi terdapat 6 reponden yang menilai prasarana jalan dan jaringan air bersih buruk. Responden tersebut menilai jalan lingkungan II di sektor 7 buruk karena dari pembangunan tahun 1986 yang berupa aspal belum pernah diperbaiki lagi. Untuk jaringan air bersih 3 penduduk yang berada di sektor 7 dan 10 menilai kualitas air bersih yang mereka gunakan buruk sedangkan 3 orang menilai baik dan 5 orang menilai buruk. Kemungkinan sektor 7 kualitas air bersih mengalami penurunan disebabkan oleh naiknya air Sungai Bengawan Solo melihat lokasi sektor 7 berada di tepi sungai tersebut. Untuk penurunan air bersih di sektor 10 karena kondisi tanah memang tidak baik untuk dibangun perumahan selain keterbatasan sumber air bersih juga kembang kerut tanah yang sangat tinggi.
commit to user
108