Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Media Poster
PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA TEMA PEMANASAN GLOBAL DI SMP NEGERI 2 MENGANTI KABUPATEN GRESIK Hendriyadi1), Madewi Mulyanratna 2) dan Mitarlis 3) 1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail:
[email protected] 2) Dosen Jurusan Fisika FMIPA UNESA. 3) Dosen Jurusan Kimia FMIPA UNESA. Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa, hasil belajar dan respons siswa terhadap penerapan pembelajaran ipa terpadu dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Metode yang digunakan adalah jenis penelitian Eksperimen Semu. Penelitian dilaksanakan pada satu kelas penelitian yang diberi perlakuan tertentu tanpa kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan di kelas VIIA SMP Negeri 2 Menganti Kabupaten Gresik. Desain penelitian ini menggunakan rancangan One Group Pre-Test Post-Test Design. Sebelum proses pembelajaran dimulai, siswa diberi pre-test dan di akhir pembelajaran siswa diberi post-test. Dari data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menunjukkan bahwa: 1) Keterlaksanaan rencana pembelajaran yang dilakukan termasuk dalam kategori sangat baik dengan skor rata-rata pada pertemuan pertama dan kedua mendapatkan skor 3,61 dan pada pertemuan ketiga mendapatkan skor 3,70; 2) Aktivitas siswa yang paling dominan dilakukan siswa selama mengikuti proses pembelajaran adalah mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru sebesar 24,26% pada pertemuan pertama, merancang dan melakukan percobaan atau pengamatan poster sebesar 26,84% pada pertemuan kedua dan berdiskusi dan bertanya antar siswa dan guru sebesar 22,06% pada pertemuan ketiga. Sedangkan untuk aktivitas yang paling jarang dilakukan siswa pada setiap pertemuan adalah melakukan hal yang tidak relevan dengan KBM dengan persentase sebesar 2,21% pada pertemuan pertama, 1,84% pada pertemuan kedua, dan 1,65% pada pertemuan ketiga; 3) Hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran IPA terpadu dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan media poster pada tema pemanasan global didapatkan ketuntasan klasikal siswa sebesar 94,12% atau sebanyak 32 siswa lulus KKM dan hanya 2 siswa yang belum lulus KKM; 4) Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran mendapatkan respon positif. Kata kunci: IPA terpadu, Kooperatif tipe STAD, aktivitas siswa, hasil belajar, respon siswa Abstract The aims of this research are to describe the fulfillness of lesson plan, students learning outcomes and responses to the application of integrated science learning in STAD type of cooperative learning model. The method used is a kind of Quasi- Experimental research, studies conducted in the class will be given a particular treatment without control class. This research was conducted in class VIIA SMP Negeri 2 Menganti Gresik. The design of this study used One Group Pre - Test Post - Test Design. Before starting the learning process, students were given a pre-test and at the end of the lesson, students were given a post-test. The analyzed descriptively obtained data indicate that : 1) The fulfillness of plan lessons was in very well criteria with an average score of 3,61, both in the first and second meeting; the third meeting got a score of 3,70 ; 2) The most dominant students Activity during the learning process is listening and paying attention to the teacher's explanation of 24,26% in the first meeting , designing and conducting experiments or observing poster by 26,84% in the second meeting; discussing and inquiring among students and teachers by 22,06% in the third meeting . While the least frequent students activities in each meeting were doing things that irrelevant to teaching and learning with a percentage of 2,21% in the first meeting , the second meeting 1,84% , and 1.65 % at the third meeting ; 3) Students’ learning results after applying integrated science learning with STAD cooperative learning model using media posters about global warming theme resulted in students’ classical fulfillness of 94,12 %, or a total of 32 students passed KKM and only 2 of them haven’t passed the KKM ; 4) the response of students to the learning activities was positive. Keywords: Integrated science learning, STAD Cooperative, student activities, Learning Outcomes, Student Response
117
Jurnnal Pendidikann Sains e-Pensaa. Volume 02 Nomor 01 Tah hun 2014, 1177-122. ISSN: 22252-7710
PENDAHULU P UAN Proses P pengajaaran IPA di sekkolah masih diidominasi olehh guru g atau berpusat pada guru u (teacher centeered) dan guruu kurang k memootivasi siswa secara mak ksimal. Suatuu akan dapat mencapai pembelajaran p m hasil yang optimall bila b didesainn dan dilaaksanakan seesuai dengann karakteristik k dan d tujuan daari mata pelajjaran tersebut.. Oleh O karena ittu dalam mendesain sebuahh pembelajarann sebaiknya guruu lebih menekkankan pada aktivitas a siswa,, agar a siswa daapat menemukkan dan memaahami konsep-konsep k pentinng tentang maateri yang diajjarkan dengann cara c berdiskussi dalam suatu kelompok kecil. Salah satuu model m pembeelajaran yang g desain pem mbelajarannyaa menekankan m p pada aktivitas siswa adalah pembelajarann kooperatif k tip pe STAD (S Student Team Achievementt Divisions). D AD merupakaan salah satuu Model koooperatif STA model m pembellajaran yang menekankan pada p aktivitass siswa dengaan belajar mulai m dari keterampilan-keterampilan k dasar sampai pemecahan masalah m secaraa kompleks. k Daalam pembelajaran kooperattif tipe STAD D siswa diharaapkan melaakukan kegiaatan selamaa pembelajaran, p baik tuntutan n akademik maupun m sosiall dengan d belajarr dalam kelom mpok kecil dann bekerja samaa menyelesaikan m n tugas-tugas belajar b yang teelah diberikann kepada k merekaa (Ibrahim, 20000). Dalam proosesnya, pembbelajaran terpaadu dalam IPA A dapat d dikemass dengan tem ma atau topik tentang suatuu wacana w yang dibahas dari berbagai b sudut pandang atauu disiplin d keilm muan yang muudah dipahami dan dikenall peseta p didik. Dalam pembeelajaran IPA terpadu, t suatuu topik t atau tem ma dibahas dari d berbagai aspek bidangg kajian k dalam bidang b kajian IP PA. Sebagai contoh c tema pemanasan p gloobal. Tema inii dalam d kurikuulum KTSP merupakan m peerpaduan darii kompetensi k dasar d 3.4 kellas VII semeester 1 yaituu “mendeskripsi “ kan peran kallor dalam menngubah wujudd zat z dan suhu suatu benda serta penerappannya dalam m kehidupan k seh hari-hari”, kom mpetensi dasar 7.3 kelas VIII semester 2 yaitu y “Memprediksi pengarruh kepadatann populasi p mannusia terhadapp lingkungan””, kompetensii dasar d 7.4 kelaas VII semesteer 2 yaitu ”Meengaplikasikann peran p manusia dalam pengelolaan lingkkungan untukk mengatasi m peencemaran daan kerusakan lingkungan”,, kompetensi k dasar d 4.1 sem mester 1 yaaitu ”Mencarii informasi i tenttang kegunaann dan efek saamping bahann kimia k dalam kehidupan seehari-hari”, daan kompetensii dasar d 5.5 kellas IX semesster 2 yaitu ”Menjelaskann hubungan h antaara proses yan ng terjadi di lap apisan lithosferr dan d atmosferr dengan kessehatan dan permasalahann lingkungan”. l Antara KD 3.4 4, KD 7.3, KD D 7.4, KD 4.1,, dan d KD 5.55 mempunyaai keterkaitan n dalam hall lingkungan. l Peemanasan globbal tidak lepas dari pengaruhh
perilaku manusia itu seendiri, sehinggga manusia memiliki peran peenting untuk mengatasi m perm masalahan terrsebut. Pemanassan global merupakan gejalaa kenaikan suuhu di bumi yaang dapat menngganggu kesehatan, lingkuungan, dan ikliim. Dengan demikian meelalui pembelajaran terpadu ini beberapaa konsep yaang relevan untuk n tema tidak pperlu dibahas berulang b kali dalam dijadikan bidang kajian k yang berrbeda, sehinggaa penggunaan waktu w untuk pembahasannya p a lebih efisieen dan pencaapaian tujuan peembelajaran juga diharapkan akan lebih efeektif. Prosses terjadinya pemanasan global tidak dapat dilihat secara s langsunng. Dalam mengajarkan m k konsep pemanassan global dipperlukan suatuu media yang dapat membanttu guru dalam menjelaskan materi m kepada siswa. s Fungsi utama mediia pembelajarran adalah untuk memudahhkan para penggajar dalam menyampaikan materi m secara tepat t dan efiisien kepada siswa. Selainn itu, kegunaann dari mediia pembelajaran adalah untuk memperjjelas pesan agaar tidak terlaluu bersifat verbaalistis, mengatassi keterbatasann ruang, wak ktu dan daya indra serta dappat mengatasi sikap pasif anaak didik. Dalaam hal ini yanng dimaksudkkan adalah penggunaan p m media pembelajjaran secara tepat dan bervariasi dapat menimbuulkan kegairahhan belajar (m motivasi) padaa anak didik. (Sadiman, Arif ddkk, 1996: 14) d Dalaam penggunaann media harus disesuaikan dengan psikologis siswa agar tujuan t pembelaajaran dapat terrcapai sesuai deengan yang dihharapkan. Dalaam pemilihan media m pembelajjaran tentunyya harus diisesuaikan dengan d kebutuhaan, situasi dan kondisi di suaatu sekolah. Dii SMP Negri 2 Menganti M belum m tersedia fasiilitas komputerr yang memadaii untuk siswa, sehingga mediia poster meruupakan media yang y tepat dann efisien untuk k digunakan dalam d pembelajjaran IPA terpaadu di sekolah tersebut. Postter adalah salah satu media yang terdirri dari lambang kata atau sim mbol yang san ngat sederhanaa, dan mumnya mengandung anjuuran atau larrangan pada um (Depdikbbud, 1988:50)). Menurut Sudjana S dan Rivai (1997:51 1) poster adalaah sebagai koombinasi visuaal dari rancangaan yang kuat, dengan warnaa, dan pesan dengan d maksud untuk menanggkap perhatiann orang yang lewat tetapi cuukup lama mennanamkan gagaasan yang beraarti di dalam inngatannya. Padaa tema pemannasan global, ada konsep teentang proses terjadinya t pem manasan global. Jika tidakk ada media, guru akan ssulit dalam menjelaskan m p proses g pada siswa. Oleh sebbab itu terjadinyya pemanasan global diperlukaan suatu meddia untuk mem mbantu guru dalam d menjelasskan materi tenntang pemanasaan global. Misalnya, guru membawa m posster tentang proses terjaadinya pemanassan global yangg berisi gambaar-gambar berw warna menarik dan sedikiit keterangann gambar. S Selain menghem mat kata-kata,, menghemat waktu, penjeelasan
Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Media Poster
gurupun akan lebih mudah dimengerti oleh siswa, menarik, dan membangkitkan motivasi belajar siwa. Dari uraian di atas, penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa, hasil belajar dan respons siswa terhadap pembelajaran. Dengan diterapkannya pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif menggunakan media poster pada tema pemanasan global diharapkan siswa dapat lebih tertarik belajar IPA dan membuat hasil belajar memuaskan.
3
METODE Metode yang digunakan adalah jenis penelitian Eksperimen Semu. Penelitian dilaksanakan pada satu kelas penelitian yang diberi perlakuan tertentu tanpa kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan di kelas VIIA SMP Negeri 2 Menganti Kabupaten Gresik pada semester genap bulan mei 2013. Desain penelitian ini menggunakan rancangan One Group Pre-Test Post-Test Design. Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan metode observasi, metode angket dan metode tes. Sebelum proses pembelajaran dimulai, siswa diberi pretest dan di akhir pembelajaran siswa diberi post-test. Dari data yang diperoleh dilakukan analisis keterlaksanaan RPP, analisis aktivitas siswa, analisis hasil tes, dan analisis respon siswa.
Tabel 1. Hasil Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Aspek yang diamati
1
Pendahuluan
2
a. Memotivasi siswa b. Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti c. Menyampaikan materi secara garis besar d. Membagi siswa dalam kelompokkelompok e. Membagi LKS dan memberi penjelasan f. Membimbing diskusi kelompok
Rata-rata skor pertemuan ke-
Ratarata tiap aspek
1
2
3
4
4
4
4
4
3,3
3,7
3,6
3,7
3
3,7
3,5
4
3,7
3,7
3,8
3,3
3,3
3
3,2
3
3,7
3,7
3,4
3,7
4
4
3,9
3,3
3,7
3,7
3,6
4
4
4
4
3,7
3,7
4
3,8
3
3,3
3,3
3,2
3,6
3,6
3,7
3,5
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama mendapatkan skor keterlaksanaan pembelajaran sebesar 3,6, pada pertemuan kedua juga mendapatkan skor keterlaksanaan pembelajaran sebesar 3,6 dan pada pertemuan ketiga mendapatkan skor keterlaksanaan pembelajaran sebesar 3,7. Skor rata-rata tahap pendahuluan mendapatkan mendapatkan skor 3,8, tahap kegiatan inti mendapatkan skor 3,6, dan tahap penutup mendapatkan skor rata-rata 3,5. Sedangkan Skor rata-rata tiap aspek, ada beberapa aspek yang tidak mencapai skor 3,5, yaitu pada aspek 2a (menyampaikan materi secara garis besar), 2c (membagi LKS dan memberi penjelasan), 2d (membimbing diskusi kelompok), dan 3b (memberi tugas siswa). Aspek yang mendapatkan skor paling rendah adalah aspek memberi tugas siswa, hal tersebut dikarenakan, menurut pengamat (guru IPA), peneliti hanya memberi tugas untuk mempelajari dan merangkum kembali materi yang telah disampaikan selama pembelajaran tanpa adanya tugas pengembangan materi. Akan tetapi aspek tersebut masih termasuk dalam kategori baik, karena menurut Ridwan (2010), jika skor berada antara 2,503,49 termasuk dalam kategori baik. Dari uraian di atas, secara umum keterlaksanaan pembelajaran pada tiga pertemuan termasuk dalam kategori sangat baik. Aktivitas siswa diamati oleh 2 pengamat setiap 5 menit. Waktu penelitian dengan rentan yang cukup lama ini dimaksudkan karena guru dalam pembelajaran ini sebagai fasilitator. Siswa diharapkan aktif dalam pembelajaran dalam kelompok-kelompok dan saling berdiskusi antar sesama siswa dan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Data hasil aktivitas siswa ditampilkan dalam bentuk Grafik 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan keterlaksanaan RPP dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru selama proses pembelajaran. Pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran dilakukan oleh 3 orang pengamat. Keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA terpadu dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD disajikan dalam Tabel 1.
N o
g. Memberi kesempatan kelompok presentasi h. Memberikan umpan balik i. Memberikan penghargaan Penutup j. Membimbing siswa membuat simpulan k. Memberi tugas siswa Skor rata-rata tiap pertemuan
Ratarata tiap tahap
3,8
3,6
119
Jurnnal Pendidikann Sains e-Pensaa. Volume 02 Nomor 01 Tah hun 2014, 1177-122. ISSN: 22252-7710
30,00% % 25,00% % 20,00% %
Pert.1
15,00% %
Pert. 2
10,00% %
Pert. 3
5,00% % 0,00% %
1
3
5
7
9
Gamb bar 1. Grafik Batang B aktivitaas siswa Keterangann: 1. Mendenngarkan dan memperhatikaan penjelasann guru 2. Membaca buku siswa 3. Berdiskkusi dan bertany ya antar siswa dan guru 4. Merancang dan melakkukan percobaaan atau matan poster pengam 5. Mengerj rjakan LKS dallam kelompok belajar 6. Berdiskkusi bersama keelompok belajaar 7. Menuliss data atau hasiil pengamatan 8. Mempreesentasikan hasil kerja kelom mpok 9. Menarik k kesimpulan materi m bersamaa-sama guru 10. Melakukkan hal yang tiidak relevan deengan KBM Dari Gam mbar 1 dapaat diketahui bahwa padaa pertemuan p peertama, aktiviitas yang palling dominann adalah a mendeengarkan dan memperhatikan penjelasann guru. g Hal ini belum sesuai dengan ciri pembelajarann kooperatif k tipee STAD yaitu pembelajaran yang berpusatt pada p siswa. Hal H ini terjaddi karena sisw wa kelas VIII terbiasa t meneerima materi pelajaran deengan metodee ceramah, c sehinngga masih beelum terbiasa dengan modell pembelajaran p yang berpusaat pada siswaa. Namun hall tersebut t sudah h dapat diatasi pada pertemu uan kedua dann ketiga. k Pada pertemuan p keddua aktivitas yang y dominann adalah a aspekk nomor emp pat yaitu meerancang dann melakukan m percobaan p a atau pengam matan poster,, sedangkan paada pertemuaan ketiga ak ktivitas yangg dominan d adalaah berdiskusi dan d bertanya an ntar siswa dann guru. g Hal terrsebut menunjukkan bahwaa siswa sudahh terbiasa t dengan model peembelajaran kooperatif k tipee STAD S dimanna siswa melakukan m suatu s bentukk pembelajaran p kelompok-kelompok dann berdiskusii dengan d guru sebagai fasiliitator. Merekaa aktif dalam m bertukar b pikirran dan menaanyakan sertaa memberikann argumen a berdaasarkan percobbaan atau penngamatan yangg telah t mereka lakukan untukk memperoleh suatu konsepp atau a memahaami materi pemanasan p global. Dalam m pembelajaran p ini siswa antusias a dalaam mengikutii pembelajaran p sehingga tidakk banyak sisw wa yang tidakk memperhatikan m n proses pemb belajaran sepeerti yang telahh
ditunjukkkan dalam grrafik bahwa perilaku p yang tidak relevan dengan d KBM hanya memperoleh nilai seebesar 2,21% pada pertemuann pertama, 1,84 4% pada perteemuan kedua, daan 1,65% padaa pertemuan keetiga. Padaa pembelajaraan ini dilakuk kan 2 kali proses p evaluasi untuk aspekk kognitif, yaaitu pre-test yang diberikann sebelum prooses pembelajaran dan post-test yang diberikan setelah proses pembellajaran. Rekapiitulasi ketuntasaan hasil pre-ttest dan pos-ttest siswa disaajikan dalam tab bel 2. Tabel 2. Ketuntasan Hasil Pre-Test dan d Pos-Test No
Test
1
PreTest PostTest
2
Tuntas Jumllah (%)
Tidak Tunttas Jumlah (% %)
0
0
34
100
322
94,12
2
5,,88
Padaa tabel 2. dappat dilihat bahhwa ada perbbedaan yang meenonjol antara pre-test dan post-test. p Nilaai pretest menu unjukkan semuua siswa belum m tuntas. Sedanngkan nilai posst-test menunjukkan sebanyyak 32 siswa tuntas dan hannya 2 siswa yang tidak tuuntas. Hal terrsebut berdasarkkan kriteria kketuntasan yan ng ditetapkann oleh sekolah bahwa b siswa dinyatakan tuntaas jika mendappatkan nilai ≥ 75dan 7 kelas dikatakan tunntas jika proseentase mencapaai 80%. Perbeddaan yang meenonjol dikareenakan jawaban siswa padaa saat pre-teest hanya seebatas pengetah huan awal yyang dimilikki siswa sebbelum menerim ma pembelajaraan, tetapi setelaah menjalani proses p pembelajjaran siswa teelah memiliki kemampauann atau kompetennsi mengenaii hal-hal yan ng telah dipeelajari sehinggaa hasil post-testt semakin baikk. Berddasarkan faktaa yang ada (wawancara ( d dengan guru IPA A), bahwa ketunntasan siswa seebelumya padaa mata pelajarann IPA sebesaar 65%, dann hasil wawaancara menunju ukkan bahwa keaktifan sisw wa belum opptimal. Setelah diterapkannyaa model pemb belajaran koopperatif tipe STA AD yang dipaddukan dengan media posterr pada tema peemanasan gloobal, ketuntassan klasikal siswa menjadi 94,12% atau ssebanyak 32 siswa lulus KKM M dan K Hal terrsebut hanya 2 siswa yang belum lulus KKM. ukkan bahwa model m pembelajjaran kooperattif tipe menunju STAD yaang dipadukann dengan mediia poster padaa tema pemanassan global daapat meningkaatkan hasil belajar b siswa. Hasil H ketuntasann klasikal yangg baik, berhubuungan dengan aktivitas siswa selama kegiatan pembelaajaran. Dari peertemuan perttama sampai pertemuan ketiga, k aktivitas siswa yang ddiluar kegiatan pembelajarann terus mi penurunan yaitu dari 2,21% pada perteemuan mengalam pertama, 1,84% pada pertemuan p keddua, dan 1,65% % pada pertemuaan ketiga.
Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Media Poster
Hasil belajar kognitif yang baik, juga dikarenakan tingginya minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dipadukan dengan media yang menarik yaitu poster, maka siswa bertambah antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan adanya minat dan antusias yang tinggi dari siswa maka hal tersebut mempengaruhi aktivitas siswa dalam melakukan percobaan dan berdiskusi serta menyampaikan pendapat. Aktivitas diskusi, praktikum atau pemangamatan poster yang tinggi, maka hal tersebut juga mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi pemansan global. Pemahaman yang baik serta pengalaman dalam percobaan dan pengamatan, membuat siswa dapat menguasai materi dengan baik, sehingga nilai post-test yang didapatkan siswa dapat tuntas KKM. Ketuntasan hasil belajar kognitif didukung juga bahwa seluruh siswa memberikan hasil kualitas aktivitas yang baik, Karena semua aktivitas dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan oleh siswa. Dari hasil persentase ketuntasan klasikal dan persentase aktivitas yang dominan, dapat diketahui bahwa keaktifan siswa mempengaruhi nilai post-test siswa. Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, maka dilakukan penyebaran angket untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran IPA terpadu dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan media poster pada tema pemanasan global. Terdapat 7 pernyataan yang harus ditanggapi siswa dengan kriteria ya dan tidak. Hasil rekapitulasi respon yang diberikan oleh siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Menganti disajikan dalam Table 3.
Penilaian No
Persentase
4
5
6
7
Penilaian Pernyataan Persentase
1
2
3
Saya berminat mengikuti pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dipadukan dengan media pembelajaran poster. Saya merasa senang dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dipadukan dengan media pembelajaran poster pada pelajaran IPA tema pemanasan global. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dipadukan dengan media pembelajaran poster membuat saya lebih mudah memahami pelajaran IPA tema pemanasan global.
Kriteria
100%
Positif
100%
Positif
91,1%
Positif
Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dipadukan dengan media pembelajaran poster membuat saya lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran IPA tema pemanasan global. Dengan dibentuknya kelompok belajar dalam kelas selama pembelajaran, saya bisa saling berdiskusi dengan teman satu kelompok sehingga saya dapat lebih memahami pelajaran IPA tema pemanasan global. Dengan adanya penghargaan dalam proses pembelajaran, membuat saya menjadi lebih merasa senang dan bertambah semangat untuk belajar. Saya setuju bila model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan dalam mempelajari pelajaran IPA dengan tema yang lain.
Kriteria
97,1%
Positif
88,2%
Positif
94,1%
Positif
100%
Positif
Dari Gambar 1. dapat diketahui bahwa semua pernyataan mendapatkan respon positif dari siswa. Melalui angket respon siswa dapat diketahui bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dipadukan dengan media poster pada tema pemanasan global, 100% siswa berminat dan senang selama mengikuti pelajaran IPA. Selain itu juga, 100% siswa juga setuju apabila pembelajaran tersebut diterapkan dalam mempelajari pelajaran IPA dengan tema yang lain. Ada beberapa pernyataan yang tidak mendapat respon 100%, yaitu 91,1% siswa menyatakan lebih mudah memahami pelajaran, 97,1% siswa menyatakan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, 88,2% siswa menyatakan bisa saling berdiskusi sehingga dapat lebih memahami pelajaran, dan 94,1% merasa senang dan bertambah semangat untuk belajar setelah mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi, walaupun tidak mendapatkan respon 100%, hasil respon tersebut masih termasuk dalam kategori mendapatkan respon positif. Pernyataan 5 yaitu ”dengan dibentuknya kelompok belajar dalam kelas selama pembelajaran, saya bisa saling berdiskusi dengan teman satu kelompok sehingga saya dapat lebih memahami pelajaran IPA tema pemanasan global” mendapatkan respon yang paling rendah dari siswa sebesar 88.2%. Hal tersebut dikarenakan, siswa masih membutuhkan fasilitator sebagai penengah atau pengarah dalam diskusi sehingga siswa lebih paham atau tidak salah konsep dalam memahami suatu pelajaran. Oleh sebab itu di dalam pembelajaran kooperatif, walaupun pembelajaran berpusat pada siswa, guru tetap berperan penting dalam
Tabel 3. Hasil Angket Siswa No
Pernyataan
121
Jurnnal Pendidikann Sains e-Pensaa. Volume 02 Nomor 01 Tah hun 2014, 1177-122. ISSN: 22252-7710
mengarahkan m dan mem mfasilitasi mempelajari m suuatu materi pellajaran.
siswa
dalam m
PENUTUP P Simpulan pengamatan p rencanaa keterlaksanaaan 1. Hasil pelaksanaaan pembelajaraan pada pembbelajaran IPA A terpadu deengan model pembelajaran p k kooperatif tipee STAD meenggunakan media m posterr pada temaa pemanasann global termaasuk dalam kaategori sangatt baik dengaan skor rata-raata pada pertem muan pertamaa dan kedua mendapatk kan skor 3,661 dan padaa pertemuan ketiga mendappatkan skor 3,770. 2. 2 Aktivitas siswa yang paliing dominan diilakukan siswaa selama mengikuti pembeelajaran IPA teerpadu dengann model pembelajaran p kooperatif tipe STAD D menggunak kan media po oster pada tem ma pemanasann global adaalah mendenggarkan dan memperhatikan m n penjelasan guru sebesarr 24,26% pada pertemuann pertama, merancang m dann melakukan percobaan p atauu pengamatann poster sebessar 26,84% paada pertemuann kedua dan berdiskusi daan bertanya anntar siswa dann guru sebeesar 22,06% pada pertem muan ketiga.. Sedangkann untuk aktiv vitas yang paling p jarangg dilakukan siswa pada setiap perteemuan adalahh melakukann hal yang tidak relevan dengan KBM M dengan peersentase sebessar 2,21% paada pertemuann pertama, 1,84% pada peertemuan keduua, dan 1,65% % muan ketiga. pada pertem 3. 3 Hasil belajjar siswa setellah diterapkan pembelajarann IPA terpaddu dengan model pembelajaaran kooperatiff tipe STAD D menggunakaan media postter pada temaa pemanasann global didaapatkan ketunttasan klasikall siswa sebeesar 94,12% attau sebanyak 32 3 siswa luluss KKM dan hanya h 2 siswa yang belum luulus KKM. 4. 4 Respon sisswa terhadap kegiatan pem mbelajaran IPA A terpadu deengan model pembelajaran p k kooperatif tipee STAD meenggunakan media m posterr pada temaa pemanasann global mendaapatkan respon positif. Saran 1. Sebaiknya guru mengalookasikan waktuu dengan baikk untuk menerapkan pembeelajaran IPA teerpadu dengann p kooperatif tipe STAD D model pembelajaran menggunak kan media po oster agar kennyamanan dann
antussias siswa selaama pembelajaaran tidak terhambat oleh terbatasnya t jam m pelajaran. 2. Guruu/peneliti lain dapat d mengembbangkan posterr pada materri yang lain sehingga dapat menambah m alteernatif media yang dapat digunakan daalam menyamppaikan materri pelajaran. 3. Penerrapan Pembelaajaran IPA terp rpadu dengan model m pembbelajaran koopperatif tipe STAD S mengguunakan media poster daapat dijadikaan alternatif oleh guru//peneliti yanng lain unttuk melaksaanakan penellitian yang seruupa pada mateeri dan sekolahh yang berbeeda sehingga ddapat dijadikaan pembandingg bagi penellitian sebelumnnya. A DAFTAR PUSTAKA Arikunto o, Suharsimi. 22006. Prosedu ur Penelitian Suatu Penddekatan Praktikk. Jakarta: PT Rineka R Cipta. Arikunto o, Suharsimi. 2002. Proseddur Penelitian Edisi Revissi V. Jakarta: R Rineka Cipta Arikunto o, Suharsimi. 2008. Dassar-dasar Evaaluasi Penddidikan. Jakartaa: Bumi Aksaraa. Arysad, Azhar. 2003. Media Pemb belajaran. Jakkarta : wali Press. Rajaw Hamalik, Oemar. 19994. Media Penndidikan. Banndung: C Aditya Baakti. PT. Citra Ibrahim, Muslimin, at all. 20000. Pembelaajaran Koopperatif. Surabayya: UNESA Unniversity Presss. Nur, Mu uhammad. 20000. Teori Pem mbelajaran Koognitif. Surabbaya: Unesa. Nur, Muhammad. M 2001. Moddel Pembelaajaran Koopperatif. Surabaaya: Pusat Saiins dan Matem matika Sekolah. Nur, Muhammad. M 2008. Pembela ajaran Kooperatif. Surabbaya: Pusat Saiins dan Matem matika Sekolah.. Mulyasa. 2007. Standdar Nasional Pendidikan teentang Kurikkulum Tingkat Satuan Penndidikan. Suraabaya: Depddikbud. Riduwan n. 2010. Skalla pengukurann variable-variabel penellitian. Bandungg: CV Alvabeta. Sadiman n, Arief S, dkk. 1996. Media Pendidikan. P Jaakarta: PT. Raja R Grafindo Persada. P Sudjana, Nana dan Achmad Riivai. 1997. Media M Penggajaran. Banduung: Sinar Baruu Algesindo. Trianto. 2007. Modell Pembelajara an Terpadu dalam d Teorii dan Prakktik. Jakarta: Prestasi Puustaka Publiisher.