PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X MAN MALANG II BATU Dwi Pudi Lestari1; Sumarmi2; Yusuf Suharto3 Prodi Pendidikan Geografi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail:
[email protected] ABSTRACT: This research was conducted with purpose to determine the increase in student interest in the subject of geography class 10th MAN II Batu Malang use cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD). The type of this research is classroom action research with the research subjects were students of class X-9. The instrument is the observation sheet that used to determine the interest of the students when learning takes place in the classroom, and learning interest questionnaire that used before and after STAD implemented. Based on the research results, show that student’s interest in geography MAN Batu Malang II increased after the implementation of Student Teams Achievement Divisions (STAD) cooperative learning model. This can be seen from the acquisition of student interest in the focus groups. The improvement can be seen by the data prior to learning using STAD cooperative learning model and following an instructional model, which increased from 51,19% to 89,25%. Keywords: STAD, Interest ABSTRAK: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas X di MAN Malang II Batu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X yaitu kelas X9. Instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk mengetahui minat siswa ketika pembelajaran di kelas berlangsung, dan angket minat belajar yang digunakan sebelum dan setelah pembelajaran STAD dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa minat belajar siswa geografi di MAN Malang II Batu meningkat setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan hasil angket minat belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat berdasarkan data sebelum pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan setelah dilakukannya model pembelajaran, yaitu meningkat dari 51,19% menjadi 89,25%. Kata Kunci: STAD, Minat
Pendidikan sangat dibutuhkan dalam menentukan kualitas kehidupan bangsa, karena peran pendidikan adalah menciptakan manusia yang cerdas, demokratis, serta mampu meningkatkan kepedulian manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Pada dasarnya pendidikan berkaitan dengan kegiatan 1 1
Mahasiswa Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Dosen Pembimbing Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang 3 Dosen Pembimbing Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang 2
2 belajar mengajar. Belajar mengajar merupakan proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik. Guru merupakan unsur manusia yang menentukan keberhasilan pendidikan, oleh sebab itu guru dituntut untuk menjadi pendidik yang profesional. Guru hendaklah menjadi penyemangat dan menjadi sumber pengetahuan bagi siswanya, agar minat belajar siswa meningkat. Indikator minat belajar yaitu rasa senang dalam aktivitas belajar, rasa ketertarikan untuk belajar tanpa disuruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar, dan memberikan perhatian yang besar dalam belajar. Siswa akan minat belajar dalam semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran geografi, jika siswa memiliki empat indikator tersebut. Mata pelajaran geografi merupakan mata pelajaran yang memiliki banyak teori dan pemahaman, sehingga banyak siswa MAN Malang II Batu kesulitan dalam belajar geografi karena cara mengajar guru yang monoton. Guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan minat siswa. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan minat belajar siswa karena pembelajaran ini berorientasi pada siswa. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe dengan karakteristik yang berbeda-beda. Model-model pembelajaran kooperatif yaitu Student Team Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT), Jigsaw, Group Investigation (GI), Think Pair Share (TPS), dan Numbered Head Together (NHT). Model pembelajaran kooperatif dapat dipilih sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi lingkungan. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan minat siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Pembelajaran STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, karena model pembelajaran ini dapat digunakan untuk menstimulasi siswa agar dapat terlibat secara aktif dan saling memberikan dukungan satu sama lain dalam kelompok untuk menuntaskan materi yang dipelajari.
3 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: 1. Guru mengkoordinir siswa membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih empat orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain). 2. Guru menyajikan pelajaran. 3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 4. Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. 5. Memberi evaluasi. 6. Kesimpulan. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai kelebihan yaitu mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa selama proses pembelajaran. Dengan diterapkannya model pembelajaran tersebut guru akan mampu membangkitkan semangat siswa, sehingga akan berpengaruh terhadap minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Selain STAD sebagai pembelajaran yang menyenangkan, adanya penghargaan bagi tim terbaik akan membangkitkan minat siswa untuk menjadikan kelompoknya sebagai yang terbaik di kelas. Sedangkan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu siswa yang berprestasi tinggi akan merasa kecewa apabila kelompoknya kalah dalam tim karena peran anggota yang pandai lebih dominan. Peneliti melakukan observasi dan menyebarkan angket di MAN Malang II Batu pada tanggal 10 April 2013. Hasil angket minat belajar siswa di MAN Malang II Batu masih tergolong rendah. Minat belajar geografi siswa kelas X9 di MAN Malang II Batu sebesar 51,19% dari 30 siswa. Siswa kurang minat belajar karena jam pembelajaran geografi jam terakhir, selain itu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru geografi kelas X terlalu monoton. Selain masalah yang ada pada diri siswa dan cara mengajar guru, masalah lain juga terdapat pada fasilitas sekolah yang kurang memadai. Berdasarkan hasil angket minat siswa dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran STAD tepat dan lebih efektif digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti akan menguji apakah STAD juga dapat meningkatkan minat belajar siswa di
4 MAN Malang II Batu dengan karakteristik siswa dan materi yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan pada materi hidrosfer di kelas X9 MAN Malang II Batu.
METODE Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research yang berkolaboratif dengan pihak guru di sekolah. Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis kualitatif. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification. Reduksi data adalah data yang diperoleh dari lapangan yang dicatat secara rinci dan teliti. Pengumpulan data ini didapat dari angket yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan model pembelajaran koopeatif tipe STAD, catatan di lapangan ketika pembelajaran berlangsung dan lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti. Display data yang didapat dari hasil observasi akan dijadikan dalam bentuk tabel untuk menentukan frekuensi dan persentase sehingga dapat diketahui minat siswa ketika pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Data dari angket siswa juga dijadikan dalam bentuk tabel yaitu berupa tabel perbandingan antara angket yang diberikan kepada siswa sebelum dan setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan, dengan demikian kesimpulan ini kemungkinan dapat menjawab rumusan masalah. Kesimpulan tersebut dapat dikembangkan dengan jelas menjadi data yang dapat dipercaya.
HASIL Minat siswa dari angket berdasarkan indikator, yaitu: perasaan senang, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan/partisipasi siswa, berdasarkan angket tersebut didapat hasil angket sebelum dan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dilaksanakan. Berikut ini data dari hasil angket baik sebelum maupun setelah
5 tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tabel 1 Data Minat Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Tindakan STAD dari Hasil Angket % Minat Siswa 51,19% 89,25%
Angket 1 Angket 2
Keterangan: Angket 1 = Hasil angket minat belajar sebelum diterapkan STAD Angkat 2 = Hasil angket minat belajar setelah dilaksanakan STAD
Dari Tabel 1 diketahui hasil data angket minat siswa pada angket kesatu merupakan angket sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu minat siswa sebesar 51,22%. Sedangkan angket kedua adalah angket minat siswa setelah dilaksanakannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu minat siswa sebesar 89,27%. Peningkatan minat siswa tersebut menunjukkan bahwa klasifikasi minat siswa sangat tinggi setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. dapat ditunjukkan pada gambar 1 berikut. PERBANDINGAN HASIL ANGKET MINAT BELAJAR SISWA SEBELUM DAN SETELAH PEMBELAJARAN STAD
30 25
Tidak Minat
20
Minat
15 10 5 0
Tahap 1 51,19%
Tahap 2 89,25%
Gambar 1 Grafik Perbandingan Hasil Angket Minat Belajar Siswa Sebelum Dan Setelah Pembelajaran STAD
6 Berdasarkan Gambar 1 tersebut, dapat diketahui bahwa pada tahap 1 yaitu sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD minat siswa hanya 51,19% dari 100%. Berarti pada tahap 1 yang minat dalam belajar sebanyak 16 siswa dari 30 siswa. Sedangkan pada tahap 2 yaitu sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD minat siswa sebanyak 89,25% dari 100%. Berarti pada tahap 2 yang minat dalam belajar sebanyak 27 dari 30 siswa. Dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat belajar siswa di kelas X9 MAN Malang II Batu.
Temuan Penelitian Temuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Angket minat siswa sebelum proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 51,22% 2. Pada awal proses pembelajaran STAD siswa kurang memperhatikan penjelasan guru 3. Pada saat pembagian kelompok STAD siswa bingung dengan kelompoknya sehingga kelas ramai 4. Awal dilaksanakannya kuis STAD siswa banyak yang tidak bisa menjawab karena tidak belajar sebelumnya 5. Angket minat siswa setelah proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkat sebesar 89,27%. 6. Minat belajar siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan sebelum menggunakan model.
PEMBAHASAN Penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). “Model pembelajaran STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD di desain untuk meningkatkan minat belajar siswa supaya kembali bersemangat dan saling menolong untuk mengembangkan
7 keterampilan yang diajarkan oleh guru”, Slavin (2005: 143). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rose Eva Dalila (2010) terhadap siswa kelas X di SMA Negeri 2 Blitar, yang menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat belajar keterampilan sosial pada mata pelajaran ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan minat belajar siswa di kelas X9 MAN Malang II Batu. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah persentase hasil angket, menunjukkan bahwa minat belajar siswa lebih meningkat daripada sebelum dilakukan model pembelajaran. Peningkatan tersebut dapat dilihat berdasarkan data sebelum pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan setelah dilakukannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu meningkat dari 51,19% menjadi 89,25%. Peningkatan minat belajar siswa di MAN Malang II Batu bukan karena kebetulan, tetapi hal ini merupakan akibat dari pemberian perlakuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk mengetahui minat siswa, menggunakan indikator-indikator minat seperti: perasaan senang/ suka, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan/ partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djaali (2012: 121), yang menyatakan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Slavin (2005: 143-146), langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari presentasi kelas, kerja kelompok (tim), mengerjakan kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi dengan menambahkan kegiatan diskusi dan presentasi siswa. Dengan adanya diskusi dan presentasi siswa, akan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyampaikan pendapatnya di dalam kelas. Kerja tim dan presentasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana minat siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, kelebihan dari STAD adalah adanya kuis yang dilaksanakan untuk meningkatkan minat siswa agar siswa tidak bosan di dalam kelas dan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
8 Tahap terakhir dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah penghargaan yang diberikan kepada kelompok. Poin-poin yang didapat dari mengerjakan lembar kuis STAD adalah untuk menentukan penghargaan kelompok. Dengan diberikannya penghargaan kepada kelompok diharapkan dapat menarik minat siswa untuk lebih semangat dalam pembelajaran terutama pada mata pelajaran geografi. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdapat dalam penelitian ini selama pembelajaran adalah: (1) siswa lebih tertarik, perhatian, dan senang dalam pembelajaran karena adanya kerjasama antar kelompok dan penghargaan bagi kelompok, sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik, (2) minat siswa meningkat, (3) siswa dapat memahami materi hidrosfer. Kelemahan yang muncul selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain: Guru kesulitan dalam mengatur waktu karena kelompok terdiri dari 4-5 orang, sehingga presentasi siswa kurang maksimal karena waktu kurang. Akibatnya, tidak semua siswa di kelas X9 mengalami peningkatan minat belajar. Hal tersebut dapat dibuktikan dari nilai kelompok. Penyebabnya karena tidak semua siswa dapat menyampaikan pendapatnya ketika kegiatan presentasi kelas. Penjelasan diatas telah membuktikan bahwa STAD dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas X9 di MAN Malang II Batu. Oleh sebab itu, penelitian ini dihentikan dan tidak perlu dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dina Prihartanti pada tahun 2007 yang membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa di SMA Wahid Hasyim Malang.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) mampu meningkatkan minat belajar siswa kelas X di MAN Malang II Batu. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil data angket minat
9 belajar siswa yang diterapkan model pembelajaran STAD lebih tinggi daripada sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
SARAN Berdasarkan masalah penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan, maka saran yang dapat diajukan yaitu: guru hendaknya memperhatikan waktu, sehingga semua siswa dapat menyampaikan pendapatnya ketika kegiatan presentasi kelas. Agar belajar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan semua minat siswa dapat meningkat.
DAFTAR RUJUKAN Dalila, Rose Eva. 2010. Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Dan Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Minat Belajar Dan Keterampilan Sosial Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Blitar. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Nurkancana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Prihartanti, Dina. 2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams Achievement Divisions) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Minat Belajar Fisika Siswa Kelas X-2 SMA Wahid Hasyim Malang Tahun Ajaran 2006 Oleh 2007. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media Slameto. 1995. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Soeitoe, Samuel. 1982. Psikologi Pendidikan, Untuk Para Pendidik dan Calon Pendidik. Jilid Satu. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi