PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA Eny Mulyani(1),Gimin Suyadi(2),Nurhanurawati(3) Universitas Lampung
[email protected]
ABSTRACT The understanding of mathematical concept of students in VIII-B SMP Negeri 13 Bandar Lampung has not satisfied yet. That is caused by in learning activities, students are not be active to understand the, so that almost students does not have chance to find the concept by your self. Besides that, students are not able to say their opinion and there is no interaction among students. Based on the result of this study, the implementation of STAD cooperative learning model able to increase students activities and understanding of mathematical concept. Key word: activity, understanding of mathematical concept, STAD
Lampung, diketahui bahwa persentase
PENDAHULUAN Pembelajaran dan mengajar ada-
siswa tuntas belajar ,adalah 30%
lah suatu kegiatan yang tunggal tetapi
(mendapat nilai ≥ 65) dari 34 siswa
memiliki makna yang berbeda. Men-
sedangkan target yang ingin dicapai
gajar diartikan sebagai suatu kegiatan
minimal 60% siswa tuntas belajar. Ak-
untuk mengubah tingkah laku si sub-
tivitas belajar siswa pada saat pembe-
jek, sedangkan pembelajaran adalah
lajaran juga masih rendah.
kegiatan penyediaan kondisi yang me-
guru menyampaikan materi pelajaran
rangsang serta mengarahkan kegiatan
masih banyak siswa yang tidak mem-
belajar siswa/subjek belajar
untuk
perhatikan. Proses pembelajaran yang
memperoleh pengetahuan, keterampi-
selalu didominasi oleh guru menye-
lan, nilai dan sikap yang dapat mem-
babkan siswa menjadi pasif karena
bawa perubahan serta kesadaran diri
siswa kurang dapat
sebagai pribadi.
ide-ide dan pendapat yang dimili-
Pengalaman dalam pembelajaran
matematika
Ketika
mengemukakan
kinya. Guru juga kurang memberikan
yang dilakukan di
kesempatan kepada siswa sehingga
kelas VIII- B SMP Negeri 13 Bandar
siswa masih enggan bertanya kepada
guru, teman-temannya walaupun ma-
2 tasi kelas, kegiatan kelompok, tes in-
sih mengalami kesulitan dalam meme-
dividu, penentuan poin peningkatan
cahkan masalah. Beberapa keadaan
individu
yang telah dijelaskan tersebut menun-
lompok serta pemberian penghar-
jukkan bahwa pemahaman konsep ma-
gaaan.
dan poin peningkatan ke-
tematika masih rendah ,maka dari itu
Penerapan model pembelajaran
diperlukan suatu upaya untuk mening-
kooperatif tipe STAD tidak berbeda
katkan aktivitas dan pemahaman kon-
jauh pembelajaran yang biasa dilaku-
sep matematika siswa
kan oleh guru. Guru tetap berperan
Model pembelajaran yang dapat
dalam penyajian materi dan pengon-
membuat siswa lebih aktif dalam
trolan di kelas dan siswa tidak dilepas
proses
model
begitu saja dan diharapkan mudah un-
pembelajaran kooperatif, karena di
tuk beradaptasi. Dengan bekerja seca-
kelas tersebut dalam pembelajaran
ra kelompok diharapkan siswa mampu
matematika belum pernah belajar se-
menyelesaikan
cara berkelompok yang memungkin-
yang diberikan. Adanya heterogenitas
kan dapat meningkatkan aktivitas sis-
dalam
wa yang berkemungkinan akan ber-
penghargaan sebagai insentif keberha-
dampak pada pemahaman konsep,
silan individu serta kelompok dapat
sehingga siswa yang kurang jelas da-
menciptakan suasana belajar yang ak-
lam memahami materi dapat bertanya
tif dan selanjutnya dapat mendorong
atau berdiskusi dengan anggota ke-
siswa untuk meningkatkan usaha bela-
lompoknya. Salah satu model pembe-
jarnya.
pembelajaran
yaitu
lajaran kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam
model
tugas
kelompok
pembelajaran
serta
pemberian
Keberhasilan kegiatan belajar ditentukan dari bagaimana interaksi da-
pembelajaran
lam pembelajaran tersebut, semakin
kooperatif tipe ini, siswa dikelompok-
aktif siswa tersebut dalam belajar se-
kan menjadi beberapa kelompok kecil
makin ingat anak akan pembelajaran
yang terdiri dari 4 sampai 5 orang
itu, dan tujuan pembelajaran akan le-
yang heterogen terutama dari segi ke-
bih cepat tercapai.Keikutsertaan siswa
mampuannya. Model pembelajaran ini
dalam proses pembelajaran itu, dan
terdiri dari 5 komponen yaitu : presen-
tujuan pembelajaran akan lebih cepat
tercapai. Hamalik (2003;170) men-
3 getahui atau mengingat sejumlah kon-
gungkapkan bahwa salah satu manfaat
sep yang dipelajari tetapi mampu
aktivitas siswa dalam pembelajaran
mengungkapkan kembali dalam ben-
adalah siswa mendapat pengalaman
tuk lain yang mudah dimengerti.
sendiri secara langsung sehingga pe-
Pada petunjuk teknis peraturan
mahaman yang didapat dari pengala-
Dirjen Dikdasmen Kemendiknas (da-
man akan lebih lama dalam memori
lam Jannah 2007) tentang penilaian
siswa.
perkembangan anak didik SMP dican-
Aktivitas yang diamati dalam pe-
tumkan indikator dari pemahaman
nelitian ini adalah memperhatikan
konsep sebagai hasil belajar matema-
penjelasan guru, berdiskusi antara
tika adalah :
siswa dalam kelompok, membaca bu-
1) Menyatakan ulang sebuah konsep. 2) Mengklasifikasi objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya. 3) Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep. 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. 5) Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep. 6) Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu. 7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemeecahan masalah.
ku sumber dan mengerjakan latihan, serta menanggapi/bertanya pada saat presentasi. Menurut Purwanto (1994:44) pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi atau fakta yang diketahuinya . Pengertian konsep menurut Ruseffendi (1998:57) adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan objek atau kejadian itu merupakan contoh atau bukan contoh
Patria (2007:21) yang dimaksud konsep adalah
kemampuan siswa yang berupa penguasaan
beberapa
kan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran, siswa dituntut bekerja sama dalam ke-
dari ide tersebut
dengan pemahaman
Slavin (1995:284) mengungkap-
materi
pelaja-
ran,dimana siswa tidak sekedar men-
lompok-kelompok kecil untuk menolong satu sama lainnya. dalam memahami suatu pelajaran. Menurut Roger dan Jhonson dalam Lie (2004:31), ada lima unsur yang membedakan metode pembelaja-
ran kooperatif dengan metode pembe-
4 pembelajaran kooperatif. Di dalamnya
lajaran kelompok biasa yaitu: (1) sal-
siswa diberi kesempatan untuk mela-
ing ketergantungan positif, (2) tang-
kukan kolaborasi dan elaborasi dengan
gung jawab per-seorangan, (3) tatap
teman sebaya dalam bentuk diskusi
muka, (4) komunikasi antar anggota,
kelompok untuk memecahkan suatu
(5) evaluasi proses ke-lompok
permasalahan- permasalahan (Arin-
STAD dikembangkan oleh
Ro-
dawati, 2004 ; 83)
bert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Pembelajaran
Kooperatif
Menurut Slavin (1995:71) dalam melaksanakan pembelajaran menggu-
tipe
nakan model kooperatif tipe STAD
STAD merupakan salah satu pembela-
yang harus diperhatikan yaitu presen-
jaran kooperatif yang diterapkan untuk
tasi kelas, belajar kelompok, kuis atau
menghadapi kemampuan siswa yang
tes, poin peningkatan individu, dan
heterogen. Dimana model ini dipan-
penghargaan kelompok.
dang sebagai metode yang paling se-
Kriteria pemberian poin peningkatan
derhana dan langsung dari pendekatan
individu dilihat dari tabel berikut
Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Poin Peningkatan Poin peningkatan Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 0 poin 10 – 1 poin dibawah skor dasar 10 poin Skor dasar sampai 10 poin diatasnya 20 poin Lebih dari 10 poin diatas skor dasar 30 poin Nilai sempurna (tanpa memperhatikanskor dasar) 30 poin (Slavin, 1995:80) Skor Kuis Terakhir
Untuk menentukan poin perkembangan kelompok digunakan rumus :
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berhak memperoleh penghargaan. berdasarkan poin perkembangan
Pk : poin perkembangan kelompok.
Kelompok yang memperoleh poin
kelompo Terdapat 3 tingkatan penghargaan yang diberikanse perti tabel 2:
Tabel 2 Kriteria Poin Perkem-bangan Kelompok Perkembangan Penghargaan Pk < 15 poin Baik 15 ≤ pk < 25 poin Hebat Pk ≥ 25 poin Super hebat
5 (Slavin, 1995:80) Model pembelajaran kooperatif
Rumusan masalah dalam peneli-
tipe STAD dapat menciptakan suasana
tian ini adalah “ Apakah model pem-
belajar yang menyenangkan, menum-
belajaran kooperatif tipe STAD dapat
buhkan rasa kepemilikan siswa terha-
meningkatkan aktivitas dan pemaha-
dap kegiatan pembelajaran, mening-
man konsep matematika siswa kelas
katkan interaksi dan kerjasama dian-
VIII- B Semester Ganjil SMPN 13
tara siswa untuk bersama-sama me-
Bandar
ningkatkan hasil belajar, mening-
2012/2013 ?“
Lampung Tahun Pelajaran
katkan komunikasi dan interaksi den-
Penelitian ini bertujuan untuk
gan guru dan menciptakan situasi
meningkatkan aktivitas dan pemaha-
pembelajaran yang kondusif. Dengan
man konsep matematika siswa kelas
berdiskusi siswa dapat berfikir kritis,
VIII- B melalui penerapan model
saling menyampaikan pendapat, saling
pembelajaran kooperatif tipe STA
memberi kesempatan
menyalurkan
Penelitian ini diharapkan dapat
kemampuan, saling membantu belajar,
bermanfaat untuk: 1) Bagi guru, diha-
saling menilai kemampuan dan pera-
rapkan dapat memberikan sumbangan
nan diri sendiri maupun teman lain,
pikiran bagi guru agar kemudian dapat
mengekspresikan dirinya secara bebas,
dimanfaatkan
menyumbangkan
aktivitas dan pemahaman konsep ma-
pikirannya
untuk
memecahkan masalah bersama. Melalui penerapan model pembe-
untuk
meningkatkan
tematika. 2) Bagi siswa, memberikan suasana baru dalam pembelajaran
lajaran kooperatif tipe STAD diha-
yang dapat mendorong
peningkatan
rapkan aktivitas dan pemahaman kon-
aktivitas dan pemahaman konsep. 3)
sep matematika siswa khususnya kelas
Bagi sekolah, menjadi bahan pertim-
VIII- B SMP Negeri 13 Bandar Lam-
bangan dalam peningkatan mutu pen-
pung meningkat. Hal ini penting dila-
didikan.
kukan, karena dengan paham akan su-
Ruang lingkup dalam penelitian
atu konsep, siswa akan dapat menye-
ini adalah :1) Pembelajaran kooperatif
lesaikan berbagai macam persoalan
tipe STAD adalah suatu model pembe-
dan variasinya.
lajaran yang dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil yang hete-
rogen terutama dari segi kemampuan
6 34 siswa yang terdiri dari 14 siswa
kognitif dalam matematika, Model
laki-laki dan 20 siswa perempuan
pembelajaran ini terdiri dari lima
Dalam pembelajaran siswa dike-
komponen yaitu: presentasi kelas, ke-
lompokan menjadi 7 kelompok den-
giatan kelompok (belajar kelompok),
gan kemampuan kognitif dalam ma-
tes individu, penentuaan poin pening-
tematika heterogen berdasarkan nilai
katan individu dan kelompok, serta
ulangan harian pada materi sebelum-
pemberian penghargaan. 2)Aktivitas
nya .
belajar yaitu kegiatan siswa selama
Pembelajaran kelompok secara
pembelajaran meliputi : memperhati-
heterogen ini dimaksudkan agar siswa
kan penjelasan guru, bertanya dan
yang berkemampuan
menjawab pertanyaan, diskusi dengan
menjadi pengajar bagi siswa berke-
kelompok, masing- masing, mengerja-
mampuan rendah pada saat diskusi
kan LKS, serta mempresentasi-kan
kelompok dan agar siswa berkemam-
atau
menanggapi
Pemahaman kemampuan setelah
tinggi dapat
hasil
diskusi.3)
puan rendah tidak berada dalam satu
konsep
adalah
kelompok sebagai diharapkan waktu
siswa
yang diperlukan masing-masing ke-
yang
dimiliki
mempelajari
konsep
matematika. Pemahaman konsep yang
lompok pada saat diskusi relatif sama. Faktor yang diteliti dalam peneli-
dimaksudkan adalah hasil belajar yang
tian tindakan kelas ini adalah:
diperoleh siswa yang diproses dari
1. Aktivitas belajar siswa selama
hasil tes setiap akhir siklus.4) Materi
pembelajaran berlangsung dengan
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran
pada
penelitian
ini
adalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
kooperatif tipe STAD 2. Pemahaman konsep matematika yaitu berupa data kuantitatif (data
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian
hasil belajar siswa). Data dikumpulkan melalui obser-
tindakan kelas yang dilaksanakan pada
vasi dan tes.
siswa kelas VIII- B SMPN 13 Ban-
1. Observasi dilakukan untuk men-
darlampung Semester Ganjil tahun
gamati aktivitas siswa selama
pelajaran 2012/2013 yang berjumlah
proses belajar berlangsung. Obser-
7 vasi dilakukan oleh seorang guru
1. Tahap Persiapan
mitra di sekolah tersebut. Aktivi-
a. Memberikan tes awal
tas siswa diamati setiap 10 menit
b. Membentuk kelompok.
dan dicatat menggunakan lembar
c. Menjelaskan
maksud
serta
observasi aktivitas. Setiap aktivitas
langkah-langkah pembelajaran
siswa yang sesuai dengan indika-
kooperatif tipe STAD kepada
tor akan diberi checklist (√).
siswa.
2. Tes diberikan kepada siswa den-
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
gan maksud mendapatkan jawaban
Pelaksanaan tindakan yang dila-
yang dapat dijadikan dasar untuk
kukan pada penelitian ini terdiri dari
penerapan skor angka.Tes yang di-
beberapa tahap yaitu : (a) Peren-
lakukan bertujuan untuk mengeta-
canaan,(b)Pelaksanaan(c)Pengamatan,
hui hasil belajar siswa setelah di-
(d) Refleksi yang akan membentuk
berikan
siklus.:
pembelajaran
dengan
menggunakan pembelajaran koo-
a. Tahap Perencanaan
peratif tipe STAD. Tes diberikan
Kegiatan dalam perenacanaan ini
pada setiap akhir siklus.
meliputi : mendiskusikan dan mene-
Instrumen penelitian yang di gu-
tapkan rencana pelaksanaan pembela-
nakan dalam penelitian ini adalah :
jaran (RPP), mempersiapkan lembar
1. Lembar observasi aktivitas siswa.
latihan yang diberikan kepada siswa
Indikator aktivitas dalam peneli-
saat
pembelajaran,
mempersiapkan
tian ini adalah :
lembar observasi aktivitas siswa, dan
2. Lembar soal tes
catatan lapangan, mempersiapkan pe-
3. Catatan lapangan
rangkat tes akhir siklus.
Catatan lapangan yaitu catatan -
b. Tahap Pelaksanaan
catatan yang berisikan peristiwa yang
.
Adapun urutan kegiatannya ada-
terjadi pada waktu kegiatan belajar
lah sebagai berikut :
mengajar berlangsung yaitu berupa
1) Penyajian materi
catatan prilaku dan permasalahan yang
2) Belajar dalam kelompok
terjadi.
3) Tes individual
Tahap - tahap yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah :
4) Pemberian penghargaan
perhitungan
8 pada hari Rabu, 14 November 2012
skor peningkatan individu maka diten-
pukul 08.35 - 10.25 diikuti oleh 32
tukan poin peningkatan kelompok.
siswa dan berlangsung selama 80 me-
Setelah
dilakukan
c.Tahap Pengamatan
nit.
Pengamatan dilakukan mulai dari
Tes akhir dilaksanakan pada per-
awal sampai akhir proses pembelaja-
temuan keempat, hari Senin, 19 No-
ran. Pengamatan dilakukan dengan
vember 2012 diikuti oleh 30 orang
menggunakan lembar observasi dan
siswa, (empat siswa tidak masuk) dan
catatan lapangan yang telah diper-
berlangsung selama 80 menit.
siapkan.
Pada pertemuan keempat dilaksa-
d. Tahap Refleksi Refleksi
merupakan
nakan tes akhir yang bersifat individukegiatan
al untuk menentukan skor peningkatan
menganalisis, memahami dan mem-
individu, dan menentukan kelompok
buat kesimpulan berdasarkan hasil
terbaik.
pengamatan dan catatan lapangan. Se-
Pelaksanaan siklus II
telah 1 siklus berakhir, maka dilaku-
Siklus II dilakukan sebanyak satu
kan refleksi dengan menganalisis hasil
kali pembelajaran dan satu kali tes ak-
tes, observasi, serta menentukan per-
hir.
kembangan kemajuan serta kelemahan
Pertemuan pertama berlangsung
yang terjadi sebagai dasar perbaikan
selama 80 menit dan dilaksanakan pa-
pada siklus berikutnya.
da hari Rabu, 21 November 2012 pu-
. Pelaksanaan Siklus I
kul 08.35-10.25 WIB dan diikuti oleh
Siklus 1 dilakukan sebanyak tiga
seluruh siswa. Tes akhir dilaksanakan
kali pembelajaran dan satu kali tes ak-
pada pertemuan kedua hari Kamis, 22
hir. Pertemuan pertama berlangsung
November 2012 diikuti oleh 31 siswa
selama 80 menit dan dilaksanakan pa-
dan berlangsung selama 80 menit.
da Kamis, 8 November pukul 07.15 –
Pada pertemuan kedua dilaksana-
08.35 WIB. Pertemuan kedua dilaksa-
kan tes akhir yang bersifat individual
nakan pada hari Senin, 12 November
untuk menentukan skor peningkatan
2012 pukul 10.25 - 11.45 diikuti oleh
individu, dan menentukan kelompok
34 siswa dan berlangsung selama 80
terbaik.
menit. Pertemuan ketiga dilaksanakan
Pelaksanaan siklus III
9 Siklus III dilaksanakan sebanyak dua kali pembelajaran dan satu kali tes akhir. Pertemuaan pertama berlangsung selama 80 menit dilaksanakan pada hari Senin, 26 November 2012 pukul 10.25- 11.45
Ai = persentase aktivitas siswa (%) 𝑁𝑎 = banyak aktivitas siswa dalam satu siklus N = banyak aktivitas yang diamati r = banyak pertemuan dalam satu siklus
diikuti seluruh
siswa yang berjumlah 30 orang.( empat siswa tidak masuk ). Pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu, 28 November 2012 pukul 08.35-10.25
Keterangan :
diikuti 34 orang siswa
dan berlangsung selama 80 menit. Tes akhir dilaksanakan pada pertemuan ketiga, hari Kamis, 29 November 2012 diikuti oleh 33 orang siswa dan berlangsung selama 80 menit. Pada pertemuan ketiga dilaksanakan tes akhir yang bersifat individual untuk menentukan skor peningkatan
Siswa dikatagorikan aktif apabila presentasi aktivitasnya mencapai 60%. Selanjutnya untuk menentukan persentase siswa aktif digunakan rumus: 𝐴=
𝑎𝑠 𝑛
x 100%
Keterangan: A= persentase siswa aktif 𝐴𝑠= jumlah siswa aktif N= jumlah siswa pada satu siklus Data pemahaman konsep matematika diperoleh setelah diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diambil dari setiap akhir siklus nya.
individu, dan menentukan kelompok 𝐴𝑡 =
terbaik. Kepada kelompok yang men-
𝑎𝑡 𝑛
x 100%
dapatkan poin peningkatan terbanyak
Keterangan:
diberikan penghargaan berupa pengu-
𝐴𝑡 = Persentase siswa dalam pemahaman konsep 𝑎𝑡 = Jumlah siswa dalam pemahaman konsep n = Jumlah siswa
muman yang ditempelkan pada papan pengumuman
TEKNIK ANALISIS DATA
Indikator keberhasilan dalam pe-
. Banyak aktivitas yang dilakukan
nelitian ini adalah :
siswa lalu dinyatakan dalam bentuk
a. Persentase siswa aktif pada akhir
persen dengan menggunakan rumus
siklus meningkat dan mencapai le-
sebagai berikut :
bih dari atau sama dengan 70%.
𝐴𝑖 =
𝑁𝑎 𝑁.𝑟
x 100%
b. Persentase siswa yang mendapat nilai tes pemahaman konsep ≥65
10 dan mencapai lebih dari atau sama
dengan 60%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Persentase Siswa Aktif
Banyak siswa aktif Banyak siswa hadir Presentasi siswa aktif Rata-Rata persentasi siswa aktif
Siklus I Siklus II Siklus III Pertemuan kePertemuan kePertemuan ke1 2 3 1 1 2 19 20 18 23 22 24 34 34 32 34 30 34 55,88% 58,82% 56,25% 67,64% 73,33% 70,58% 56,98% 67,64% 71,95%
Pertemuan pertama persentase
67,64 % dari 34 siswa .
siswa aktif adalah 55,88 % dari 34
Pada siklus ke III pertemuan per-
siswa, pertemuan kedua sebesar 58,82
tama persentase aktivitas siswa adalah
%. dari 34 siswa yang hadir, dan per-
73,33% dari 30 siswa dan pertemuan
temuan ketiga sebesar 56,25. Rata -
kedua sebesar 70,58% dari 34 siswa.
rata persentase siswa aktif di siklus I
Rata - rata persentase aktivitas siswa
ini adalah 56,98 %.
di siklus III ini adalah 71,95%.
Pada siklus II persentase aktivitas siswa keseluruhan
adalah
b. Pemahaman Konsep Tabel 4.2 Rata-rata Kelas dan Persentase Siswa Tuntas Nilai rata-rata kelas Banyaknya siswa tuntas Banyak siswa hadir Persentase siswa tuntas
Siklus I 57,14 14 30 46,67%
Siklus II 59,28 17 31 54,83%
Siklus III 60,00 21 33 63,63%
Pada akhir siklus I, dilaksana-
da tes akhir siklus pertama ini terdi-
kan tes akhir untuk mengetahui
ri dari 5 soal essay. Setelah data
penguasaan siswa terhadap menye-
dianalisis, nilai rata-rata siswa pada
lesaikan Sistem Persamaan Linear
siklus I adalah 57,14. Berarti terjadi
Dua Variabel. Soal yang dibuat pa-
peningkatan hasil belajar dimana
nilai rata-rata tes awal sebelum di-
11 belajaran kooperatif Tipe STAD ini
lakukan penelitian adalah 54,85.
memberikan manfaat yaitu :
Pada siklus I ini pula terjadi pe-
a. Siswa mampu bersosialisasi dengan
ningkatan persentase siswa yang
sesama anggotanya.
mencapai ketuntasan belajar. Sis-
b. Siswa lebih berkemampuan untuk
wa yang mendapat nilai lebih sama
membantu sesama kelompoknya
dengan 65
dalam mengerjakan soal.
berjumlah 14 orang
siswa atau 46,67 % dimana pada
c. Siswa lebih bertanggung jawab ter-
saat belum diadakan penelitian
hadap tugas-tugas yang diberikan.
hanya ada 32,50 % siswa.
Pada siklus III indikator aktivitas
Pada siklus ini, satu kelompok
siswa
dan
pemahaman
mendapat kriteria super hebat , tiga
matematika siswa
kelompok
tapkan telah terpenuhi.
mendapat
kriteria
konsep
yang telah dite-
baik.dan tiga kelompok lainnya mendapat kriteria hebat. kelompok diberikan kepada kelompok
SIMPULAN
B
Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan poin kelompok 24, menda-
pembahasan disimpulkan bahwa mod-
pat penghargaan kelompok super
el pembelajaran kooperatif tipe STAD
hebat.
dapat meningkatkan aktivitas dan pe-
Dari uraian di atas, secara keselu-
mahaman konsep matematis siswa ke-
ruhan aktivitas dan hasil belajar siswa
las VIII- B SMP Negei 13 Bandar
selama pembelajaran berlangsung te-
Lampung Semester Ganjil Tahun Pe-
lah terjadi peningkatan aktivitas dan
lajaran 2012/2013.
hasil belajar mulai dari siklus I sampai
buktikan dari persentase siswa aktif
dengan siklus III. Hal ini menunjukan
dari siklus I ke siklus II meningkat
bahwa model pembelajaran kooperatif
10,66%, dan dari siklus II ke siklus III
Tipe STAD dapat meningkatkan akti-
meningkat 4,31%. Adanya peningka-
vitas belajar dan pemahaman konsep
tan aktivitas dikarenakan siswa telah
siswa kelas VIII- B SMP Negeri 13
terbiasa bekerja sama dengan kelom-
BandarLampung.
Berdasarkan pem-
pok tidak lagi bersifat individu mereka
bahasan tersebut, berarti model pem-
mulai menghargai satu sama lain, se-
Hal tersebut di-
mangkin banyak berdiskusi dan beru-
12 saha membantu anggota kelompok yang kurang memahami materi pelajaran. Persentase pemahaman konsep matematika siswa juga meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 8,16% dan dari siklus II ke siklus III meningkat 8,80%, dengan demikian aktivitas dan
Hasibuan, J.J. 1994. Proses Belajar Mengajar . Jakarta : Bumi Aksara Ibrahim dkk,2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Patria,2007. Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta : Bandung
telah terpenuhi.
Purwanto,1994. Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta : Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Slavin,Robert E. 1995. Cooperative Learning, Teori Riset dan Praktik, Bandung : Nusa Media
Dimiati, Modjiono,1995 Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : Rineka Cipta
Universitas Lampung.2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung
pemahaman konsep matematika siswa
Hamalik, Oemar 2003. Proses Belajar Mengajar.jakarta:Bumi Aksara