230
Penerapan Aplikasi GeoGebra Setting Kooperatif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X Index 1 SMA Negeri 1 Campalagian 1
Sirajat
1
SMA Negeri 1 Campalagian
[email protected]
Abstrak–Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan aplikasi GeoGebra setting kooperatif. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan selama dua siklus dengan materi fungsi kuadrat, persamaan kuadrat, dan pertidaksamaan kuadrat. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Index 1 SMA Negeri 1 Campalagian pada Tahun Pelajaran 2016/2017. Data diperoleh melalui tes yang diberikan pada pertemuan terakhir setiap siklus. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian yang dicapai setelah dianalisis yaitu : (1) pada siklus I, diperoleh rata–rata hasil belajar matematika siswa 69,40 dengan ketuntasan belajar 47,06 %, pada siklus II, diperoleh rata–rata hasil belajar matematika siswa 79,51 dengan ketuntasan belajar 70,59%. Hal ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar matematika dari siklus I berada pada kategori sedang ke siklus II berada pada kategori tinggi (3) sikap siswa terhadap pendekatan yang dilakukan meningkat dilihat dari respon siswa terhadap situasi yang diberikan dari siklus I ke siklus II. Adapun komponen yang diamati adalah kehadiran siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 95,59 % ke siklus II sebesar 99,26 %, siswa yang memperhatikan materi pada siklus I sebesar 94,85 % meningkat ke siklus II mencapai 97,79 %, siswa yang menjawab pertanyaan lisan guru pada siklus I sebesar 11,02 % meningkat ke siklus II mencapai 16,91 %, siswa yang aktif dalam kelompok pada siklus I sebesar 89,58 % meningkat ke siklus II menjadi 96,8.%. (4). Dari hasil penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas X Index 1 SMA Negeri 1 Campalagian setelah penerapan aplikasi GeoGebra setting kooperatif. Kata Kunci:GeoGebra, Kooperatif, Hasil Belajar. Abstract–Thisstudy aims to improve students' mathematics learning outcomes by implementing cooperative setting GeoGebra application. This type of research is the Classroom Action Research (Classroom Action Research) carried out for two cycles with a three-dimensional material. The subjects were students of class X Index 1 SMA Negeri 1 Campalagian in the Academic Year 2016/2017. Data obtained through tests given at the last meeting of each cycle. The data were analyzed quantitatively. The results arrived at after analysis, namely: (1) in the first cycle, gained an average of 69.40 students 'mathematics learning outcomes with learning completeness 47.06%, in the second cycle, gained an average of 79.51 students' mathematics learning outcomes with 70.59% completeness study. This means an increase mathematics learning outcomes of the first cycle in middle category to the second cycle at the high category (3) students 'attitude towards the approach taken by increased visits from students' response to a given situation from the first cycle to the second cycle. The components were observed student attendance increased from the first cycle of 95.59% to 99.26% for the second cycle, students pay attention to the material in the first cycle increased by 94.85% to reach 97.79% the second cycle, students who answered oral questions of teachers in the first cycle increased by 11.02% to reach 16.91% the second cycle, students who are active in the group at the first cycle of 89.58% increase the second cycle to be 96.8.%. (4). From the research, in general it can be concluded that an increase learning outcomes math class X Index 1 SMA Negeri 1 Campalagian after implementing the application GeoGebra of cooperative setting. Keywords:GeoGebra, Cooperative, Learning Outcomes.
I. PENDAHULUAN Pandangan siswa mengenai matematika yang dianggap ilmu abstrak dan penuh teori adalah pelajaran yang sangat sulit dan membosankan. Untuk mengubah persepsi siswa tentang matematika diperlukan keterampilan pembelajaran yang mampu menarik minat belajar matematika sehingga siswa dapat belajar dengan keinginannya sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan suatu media dalam pembelajaran
matematika agar siswa senang belajar matematika sehingga mudah memahami ilmu matematika yang diajarkan. Belajar adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai kompetensi yang diinginkan sebagai hasil belajar yang tinggi. Hasil belajar merupakan kemampuan seseorang dalam pencapaian berpikir yang tinggi, melalui proses belajar seseorang akan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik, (Sirajat, 2010:118)
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
231 Proses belajar dapat berlangsung efektif, efisien, dan menarik, apabila didesain melalui prosedur yang sistematik. Desain sistem pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan proses belajar yang menjadikan siswa melakukan interaksi dengan sumber belajar secara intensif, latihan untuk penguasaan kompetensi, menerapkan kemampuan dalam konteks nyata, serta melakukan interaksi dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat membantu individu untuk mencapai kompetensi secara optimal. Salah satu argumentasi dan asumsi dibalik kurang memuaskannya kemampuan pemahaman oleh siswa terhadap matematika adalah strategi maupun media pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang efektif membelajarkan siswa. Kenyataan menunjukkan bahwa strategi mengajar guru rata–rata masih menggunakan pendekatan tradisional atau mekanistik yang menekankan proses keterampilan dan latihan serta menggunakan rumus– rumus dan algoritma sehingga guru menerangkan atau teacher telling sementara siswa mencatat, serta dilatih mengerjakan soal seperti mekanik. Konsekuensinya ketika siswa diberikan soal–soal latihan yang berbeda, kemungkinan besar, mereka akan mengalami kesulitan bahkan melakukan kesalahan. Hasil pengamatan dan wawancara pada sebagian siswa kelas X Index 1 SMAN 1 Campalagian ditemukan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan belajar pada pelajaran matematika. Hasil belajar siswa rendah, hal ini dapat dilihat pada hasil ulangan harian masih banyak siswa memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini terlihat dari adanya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal–soal latihan meskipun telah diberikan contoh yang sama dengan soal latihan tersebut. Bahkan ada siswa yang masih melakukan kesalahan yang sangat mendasar dalam menyelesaikan soal yakni (x + y) 2 = x2 + y2 2𝑥 2 −3𝑥−2
dan = 2𝑥 − 3 − 2 = 2𝑥 − 5. Selain itu guru 𝑥 bidang studi yang lain juga sering menceritakan hal serupa ketika penulis saling tukar informasi pada jam istirahat. Berdasarkan pertimbangan di atas, langkah menuju perbaikan pembelajaran matematika tetap diperlukan perbaikan menyeluruh. Oleh karena itu, perlu ditentukan salah satu faktor yang diperkirakan mendesak. Faktor yang dimaksud adalah pemilihan media pembelajaran yang sesuai dan sangat membantu proses belajar mengajar di kelas. Salah satu media pembelajaran yang bisadigunakansebagai sarana untukmemecahkankebuntuandalammenaklukkansulitnya matematika,yakniGeoGebra. GeoGebraadalah sebuahaplikasikomputer yang diciptakanuntuk mempermudah pembelajaranmatematika,khususnya dalammaterigeometri,aljabar dankalkulus.DalampenggunaanGeoGebra ini,gurubisalangsungmenggambar sekaligusmenerangkanbangunyang ingindijelaskanpada anakdidiknya.AplikasiGeoGebraberperan sebagaimediapembelajaran.DiharapkanpulaGeoGebrabisa
menarik perhatiandarisiswasehinggadapatmemacusemangatbelajarda ridalam diri siswa. Munculnya pertanyaan merupakan indikator bahwa siswa tersebut memperhatikan. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: (1) apakah penerapan aplikasi GeoGebra setting kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X Index 1 SMA Negeri 1 Campalagian pada materi fungsi kuadrat, persamaan kuadrat, dan pertidaksamaan kuadrat? (2) apakah penerapan aplikasi GeoGebra setting kooperatif dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas X Index 1 SMA Negeri 1 Campalagian pada materi fungsi kuadrat, persamaan kuadrat, dan pertidaksamaan kuadrat?. Tujuan penelitian adalah untuk: (1) meningkatkan hasil belajar siswa (2) meningkatkan aktivitas belajar siswa. II. LANDASAN TEORI A. Media Belajar Menurut Sudjana (2007: 8) Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman, sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2002:11) belajar adalah proses perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bakat, pengalaman dan latihan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap karena adanya sebuah pengalaman dan latihan. Menurut Daryanto (2010:4) media adalahsuatukomponenkomunikasiyaitusebagaipembawa pesandari komunikatormenujukomunikan. Secaragarisbesarmediapembelajaran dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu visual, audio, dan audio visual. Mediayang digunakandenganbaikadalahmediabelajaryang dapat memengaruhi keaktifan program instruksional. B. Aktivitas Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan aktivitas berasal dari kata kerja akademik aktif yang berarti giat, rain, selalu berusaha bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang. Menurut Sardiman (2014: 95-96) Pembelajaran dapat memberikan hasil yang optimal, apabila siswa mempunyai aktivitas yang yang tinggi dalam mengikuti pelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah sejumlah keterlibatan siswa selama kegiatan proses pembelajaran, sedangkan aktivitas guru adalah sejumlah kegiatan guru selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan bermakna, apabila siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. C. Hasil Belajar Menurut Anni (2004: 4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Menurut Sudjana (2009 : 22)
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
232 hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.Hasil belajar juga merupakan suatu kecakapan yang dicapai oleh peserta didik setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu. Hasil belajar dalam penelitian tindakan kelas ini adalah nilai dari post test pada pertemuan terakhir setiap siklus. C. Aplikasi GeoGebra GeoGebraadalahsebuahaplikasikomputeryang diciptakanuntuk mempermudah pembelajaran matematika, khususnya dalam materi geometri, aljabardan kalkulus.GeoGebraberfungsisebagai media gambar. Secaraumum,GeoGebraakanmenyediakanpengalaman langsung kepadasiswadalambelajar. Dengandemikian,diharapkandapat meningkatkan hasilbelajar dari siswa. Dalam halini,GeoGebraberperan sebagaimediayangdigunakan untuk menyampaikan materi kepada siswa. GeoGebrapertama kalidikembangkan oleh MarkusHohenwarter sebagai proyek tesis masternya pada tahun 2002 dengan ide dasarnya adalahmembuatsuatuperangkatlunakyangmenggabungkanke mudahan penggunaanperangkatlunakgeometridinamis(DGS– Software)dengankekuatandanfiturDynamicGeometry fitursistemaljabarkomputer(CAS– Computer Algebra System)untuk pembelajaranmatematika (Maxrizal: 2010,18). Adabeberapalangkahyangharusdilakukansebelummengop erasikan aplikasiGeoGebra,yakni : 1) PastikanaplikasiGeoGebrasudahterinstalpadaKomputer maupun laptopyang akan digunakan. 2) MembukalembarkerjaGeoGebra(dengancaraklikduakali pada touchataumouse).Danlembarkerjaakanmunculsepertiga mbar di bawah ini:
Gambar1. tampilan AplikasiGeoGebra 3) Pahami icon-icon yang ada dalam sebuah lembar kerja beserta fungsinya, misal icon untuk menggambar, menghapus, dll.
Gambar2(GeoGebrauser Interface)
Gambar3. Contoh Alat untuk menggambar padaGeoGebra Sesuatudikatakanbermanfaatjika telahmemudahkansesuatuyang lain.OlehkarenaituhadirmyaGeoGebramemberikanwarna dalam pembelajaranmatematika.Bagisiswa,belajarmatematikayang tadinya terkesanabstrak kinimenjadi lebih nyata. Gurupun tak luputdari sasaran manfaat softwareyangsatu ini. Secara keseluruhan, manfaat dari aplikasi GeoGebra adalah memudahkangurusebagaipendidikatausiapa punyanginginmemaparkan sebuah materi tentang geometri khususnya kepada siswa maupun mahasiswatanpamenyitabanyakwaktudantenaga.Karenayang biasanya harus membuat alat peragadari benda, kinisudahteratasi olehGeoGebra. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana tugas–tugas belajar dikerjakan dalam bentuk kelompok. Para siswa diberi kesempatan bekerja dalam kelompok–kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah secara bersama. Tidaklah cukup menunjukkan sebuah pembelajaran kooperatif jika para siswa hanya duduk bersama dalam kelompok–kelompok kecil tetapi menyelesaikan masalah secara sendiri–sendiri. Tetapi menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi sebagai satu tim dalam memyelesaikan suatu masalah. Keuntungan yang dapat dihasilkan dari pembelajaran kooperatif, antara lain: a. Dapat mengembangkan keterampilan komunikasi, kerja sama, tanggung jawab, tenggang rasa dan penyesuaian sosial.
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
233 b.
Membangun persahabatan, rasa saling percaya, kebiasaan bekerja sama dan sikap prososial. c. Memungkinkan sharing pengalaman dan saling membantu dalam memecahkan masalah pelajaran. d. Mengoptimalkan penggunaan sumber belajar dan pencapaian hasil belajar. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut : a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing– masing terdiri atas tiga sampai lima anggota. b. Tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen dalam kemampuan belajar. c. Secara individual atau kelompok, tiap minggu atau dua minggu dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan yang telah dipelajari dan kompetensi yang telah terwujud pada tiap anggota kelompok. d. Tiap siswa dan tiap kelompok diberikan skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar dan penilaian khusus terhadap kompetensi yang diperoleh siswa. Pembelajaran kooperatif selalu mengarahkan siswa menuju kemandirian belajar melalui kerjasama yang secara bertahap akan dikurangi. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama “ dan mempunyai tujuan sama yang harus dicapai. Siswa dalam kelompoknya haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama dan mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan ciri–ciri atau karakteristik dari pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : a. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. b. Jika memungkinkan setiap anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku jenis kelamin yang berbeda. c. Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individu. III. METODE PENELITIAN A. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Campalagian. Dilaksanakan dalam dua siklus dengan perincian: siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan, yaitu tanggal 29 Agustus, 1, dan 8 September 2016 dan siklus II dilaksanakan dalam empat pertemuan, yaitu 8, 12, 15, dan 19 September 2016. Penentuan jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas disesuaikan dengan jadwal tugas mengajar dan pembahasan materi fungsi kuadrat, persamaan kuadrat, dan petidaksamaan kuadrat. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X index 1 SMA Negeri 1 Campalagian tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 34 siswa, yang terdiri dari 13 laki-laki dan 21 perempuan.
Penelitian tindakan kelas terdiri atas empat kegiatan utama setiap siklus, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan dan analisis data, serta (4) refleksi yang dapat digabarkan sebagai berikut:
Permasalahan
Refleksi Perencanaan
Pengamatan (Observasi) dan Analisis data
Pelaksanaan tindakan
Gambar 4. Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas C. Tehnik Pengunpulan Data Penelitian ini menggunakan data yaitu data aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan data hasil belajar. Data mengenai aktivitas belajar siswa diperoleh dengan cara observasi yang dilakukan oleh peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Data mengenai hasil belajar diperoleh melalui penilaian post test setiap pertemuan terakhirsetiap siklus dengan menggunakan tes tertulis berupa butir soal. D. Analisis Data Data aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan rumus persentase frekuensi aktivitas siswa, yaitu: 𝑇𝑖 =
𝑋𝑖
𝑥 100 % (1) 𝑁 Keterangan: Ti = frekuensi aktivitas butir ke-i Xi = frekuensi siswa yang melakukan aktivitas butir ke-i N = total siswa melakukan aktivitas butir ke-i i = 1, 2, 3, 4, 5, 6 Dengan kriteria siswa dikatakan aktif jika persentase keaktifan ≥ 75 % dan siswa dikatakan tidak aktif jika persentase keaktifan < 75 %. Analisisis data hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, agar penerapan aplikasi GeoGebra berjalan efektif bagi siswa. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar jika telah mencapai ketuntasan hasil belajar mencapai 70% dengan perhitungan sebagai berikut: Ketuntasan individual =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
B. Prosedur Penelitian
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑥 100%
234 Dan suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika telah mencapai 75% siswa yang mencapai ketuntasan belajar dengan perhitungan sebagai berikut: Ketuntasan klasikal =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑥 100%
E. Indikator Keberhasilan Penelitian Indikator penelitian meliputi siswa dikatakan aktif jika persentase keaktifan mencapai 75% sedangkan indikator ketuntasan individual hasil belajar siswa apabila mencapai KKM = 70 serta ketuntasan klasikal hasil belajar siswa apabila siswa yang memperoleh nilai minimal KKM mencapai ≥ 70%.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar diperoleh melalui ulangan harian setelah selesai penyajian beberapa sub pokok bahasan yaitu fungsi kuadrat, persamaan kuadrat, dan pertidaksamaan kuadrat, irisan. Dari analisis deskriptif skor hasil belajar matematika siswa kelas X Index 1 SMA Negeri 1 Campalagian setelah diterapkan aplikasi GeoGebra setting kooperatif disajikan pada Tabel 1 berikut ini : Tabel 4.1. Tabel hasil belajar siklus I dan siklus II Komponen Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Jumlah Siswa Tuntas Presentase Ketuntasan
Hasil Belajar Siklus I 100 20 69,4 16
Hasil Belajar Siklus II 100 40 79,51 24
47,06 %
70,59%
Data pada tabel 1. Menunjukkan bahwa pada siklus I, siswa yang yang mencapai nilai sama atau lebih tinggi dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) = 70 sejumlah 16 orang siswa atau baru mencapai 47,06%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I belum mencapai target indikator penelitian yang diinginkan 75% siswa memperoleh nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. Sedangkan pada siklus II, siswa yang mencapai nilai sama atau lebih tinggi dari KKM 70 sejumlah 24 orang atau sudah mencapai 70,59%. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II sudah mencapai target indikator penelitian yang diinginkan yaitu 70% siswa memperoleh nilai sama atau lebih tinggi dari KKM. B. Aktivitas Siswa Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa No
Aspek yang diamati
Persentase Siklus I
Kehadiran Memperhatikan penjelasan guru Mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaan guru Mengerjakan soal di papan tulis Diskusi dengan kelompoknya Menanggapi presentasi kelompok Menjawab pertanyaan teman Melakukan aktivitas lain
95,59% 94,85%
99,26% 97,79%
11,76% 11,02%
15,44% 16,91%
11,76%
16,91%
89,58%
96,8%
7,15%
13,92%
14,95%
18,52%
5,85%
3,19%
C. Pembahasan Hasil Penelitian Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari siklus I dan siklus II. Perkembangan yang dicapai telah menunjukkan hasil yang signifikan, dilihat dari hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah lebih baik da nada usaha untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi. Untuk aktivitas siswa mengalami perubahan yang sangat bagus dari kriteria tidak aktif menjadi aktif. Kemudian untuk hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang bagus, ketuntasan belajar dari 47,06% menjadi 70,59%. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang melibatkan aplikasi GeoGebra setting kooperatif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar matematika materi fungsi, persamaan, dan pertidaksamaan kuadrat pada siswa kelas X index 1 SMA Negeri 1 Campalagian. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan aplikasi GeoGebra setting kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa materi fungsi kuadrat, persamaan kuadrat, dan pertidaksamaan kuadrat, (2) penerapan aplikasi GeoGebra setting kooperatif dapat peningkatan persentase keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar seperti antusiasme siswa memperhatikan materi pelajaran, mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan selesainya penelitian tindakan kelas dan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantubaik materil maupun spiritual berupa motivasi dan do’a, yaitu: 1. Drs. Sapiuddin, M. Si, selaku Kepala SMAN 1 Campalagian periode 2010–2016 yang telah memberikan izin penelitian
Persentase Siklus II
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
235 2.
3.
4.
Drs Subriadi, M.M, selaku Kepala SMAN 1 Campalagian periode 2016–2021 yang senantiasa memberikan motivasi penyelesaian makalah ini. Rubiah, S. Pd selaku pendamping setia sejak perencanaan, pelaksanaandan penyusunan laporan hasil penelitian dan makalah ini. Rekan-rekan guru dan karyawan SMAN 1 Campalagian yang telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan penelitian ini.
PUSTAKA [1]
Sirajat, Penerapan Strategi Scaffolding setting kooperatif dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Ilmu Kependidikan LPMP Makassar, vol. 7, no. 2, 2010, hal.118126
Anni, Catharina Tri dkk. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press. 2004. [3] Daryanto. MediaPembelajaran. Bandung:SatuNusa, 2010. [4] Djamarah dan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002. [2]
[5] [6] [7]
Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Numi Aksara, 2003. Sardiman, A.M.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000. Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja. 2009.
[8] Maxrizal. PenggunaanSoftwareGeoGebradenganMetodePenemu anTerbimbinguntuk MeningkatkanMotivasiBelajarpadaMateriSegiempatba giSiswaKelasVIICSMPN2 Depok. Yogyakarta. Skripsi.Universitas Negeri Yogyakarta.2010. [9] Yanto, Pengaruh Penggunaan Software Geogebra Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Terhadap Materi Lingkaran,2013.Website: https://www. google.co.id/?gws_rd=cr&ei=YdqnWOWVB8yKvQT y7YGABQ#q=Hasil+Penelitian+Tentang+ Geogebra, diakses tanggal 18Pebruari 2017.
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017