Vol. 8 no. 1 Maret 2014
ISSN : 1978-6697
PENEGAKAN HUKUM DALAM TINDAK PIDANA PEMALSUAN MATA UANG DOLLAR
Suwarjo, SH., M.Hum.
Abstrak Pemberantasan dollar AS palsu di Indonesia terbilang cukup sulit karena tidak terjangkau oleh hukum di Indonesia. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penegakkan hukum dalam tindak pidana pemalsuan mata uang dollar. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu 1) Ketentuan hukum pidana terhadap tindak pidana pemalsuan uang diatur dalam Bab X buku II KUHP, Pasal 244, 245, 246, 247, 249, 250, 250 dan Pasal 251. Selain diatur di dalam KUHP, ketentuan hukum pidana terhadap tindak pidana pemalsuan uang juga diatur dalam UndangUndang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang yakni Bab VII mengenai larangan dari Pasal 23-Pasal 27 dan Bab X tentang ketentuan pidananya yaitu Pasal 33 ayat (2) dan Pasal 34-Pasal 37. Dalam hal ini maka diperlukan Undangundang tersendiri yang khusus mengatur mengenai pemalsuan terhadap uang dollar dan pengedarannya, sehingga penegakan hukum terhadap kejahatan uang palsu dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, diharapkan dalam Undang-Undang tentang Mata Uang kelak, perlu dicantumkan ancaman pidana dan denda minimal agar tujuan pemidanaan lebih efektif yaitu untuk menimbulkan efek jera dapat dicapai. Pemerintah harus lebih serius untuk mencegah dan menanggulangi kejahatan pemalsuan uang dan meningkatkan kinerja dari para penegak hukum di Indonesia. Para penegak hukum harus lebih menjunjung tinggi profesionalitas dalam melaksanakan peran dan tugasnya dalam upaya penegakan hukum terhadap kejahatan pemalsuan uang kertas rupiah di Indonesia. Kata Kunci : Tindak Pidana, Pemalsuan, Uang Dollar
KUHPidana, yang berbunyi: (1) Ketentuan
A. Latar Belakang Kejahatan terhadap mata uang, dalam
sejarah
peradaban
pidana
dalam
peraturan
perundang-
manusia
undangan Indonesia diterapkan bagi setiap
dianggap sebagai kejahatan yang sangat
orang yang melakukan di luar Indonesia
merugikan
Oleh
sedangkan dalam ayat (2) Suatu kejahatan
karena itu negara dilindungi dari hal-hal
mengenai mata uang atau uang kertas yang
tersebut, sehingga dicantumkan dalam asas
dikeluarkan
perlindungan yang di dalam KUHPidana
ataupun
kepentingan
negara.
oleh
negara
mengenai
atau
bank,
meterai
yang
tercantum dalam Pasal 4. Dalam Pasal 4
Journal : RECHSTAAT Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNSA
1
Vol. 8 no. 1 Maret 2014
ISSN : 1978-6697
dikeluarkan dan merek yang digunakan
tindakannya yang dinyatakan sebagai
oleh Pemerintah Indonesia.
dapat dihukum.3
Ketentuan tersebut dimaksudkan
Kejahatan pemalsuan mata uang
untuk melindungi kepentingan Negara
yang berkaitan dengan judul diatas
Republik
setiap
adalah kejahatan pemalsuan mata uang
orang di luar Indonesia yang melakukan
sebagaimana diatur dalam Pasal 245
kejahatan terhadap mata uang RI. Dalam
KUHP. Pasal 245 KUHP berbunyi
teori hukum pidana, ketentuan di atas
“Barangsiapa
disebut sebagai asas perlindungan. Asas
mengedarkan mata uang atau uang
perlindungan mengandung arti bahwa
kertas yang dikeluarkan oleh negara atau
“setiap negara dianggap mempunyai
bank sebagai mata uang atau uang kertas
wewenang untuk memutuskan tindakan
asli dan tidak dipalsu, padahal ditiru atau
mana
dipalsu olehnya sendiri, atau waktu
Indonesia
yang
terhadap
membahayakan
keamanannya atau keuangannya”. 1
dengan
sengaja
diterima diketahuinya bahwa tidak asli
Menurut Wirjono Prodjodikoro
atau
dipalsu,
ataupun
pemalsuan adalah suatu perbuatan yang
menyimpan
disengaja meniru suatu karya orang lain
Indonesia mata uang dan uang kertas
untuk tujuan tertentu tanpa ijin yang
yang demikian, dengan maksud untuk
bersangkutan
mengedarkan
(illegal)/melanggar
hak
atau
barangsiapa
memasukkan
atau
ke
menyuruh
cipta orang lain.2 Simons, merumuskan
mengedarkan sebagai uang asli dan tidak
strafbaar feit adalah suatu tindakan
dipalsu, dipidana dengan pidana penjara
melanggar hukum yang dengan sengaja
paling lama 15 (lima belas) tahun”.
telah dilakukan oleh seseorang yang dapat
dipertanggungjawabkan
atas
Perbuatan
mengedarkan
atau
menyuruh mengedarkan uang palsu telah terwujud. Perihal mengedarkan atau menyuruh mengedarkan adalah berupa apa yang dituju oleh maksud pelaku, berupa
unsur
subjektif.
Selesainya
1
Starke, J. G., 2001., Pengantar Hukum Internasional 2., Edisi Kesepuluh. Jakarta. Sinar Grafika.hal 131 2 Prodjodikoro, Wirjono. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung : Refika. Aditama, 2003. Hal 34
Journal : RECHSTAAT Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNSA
kejahatan ditentukan oleh perbuatan 3
Adami Chazawi. 2002. Pelajaran Hukum Pidana 1. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta, hal. 40
3
Vol. 8 no. 1 Maret 2014
ISSN : 1978-6697
meniru atau memalsu, bukan pada telah
sendiri
dengan
maksud
terjadinya perbuatan mengedarkan atau
mengedakan
menyuruh mengedarkan. Uang palsu
mengedarkan sebagai uang asli dan
yang telah diedarkan tidak termasuk
tidak dipalsu.
atau
untuk
menyuruh
kejahatan Pasal 244 KUHP tetapi masuk
4. Melarang orang yang dengan sengaja
dalam kejahatan Pasal 245 KUHP.
menyimpan atau memasukkan ke
Dalam rumusan Pasal 245 tersebut di
Indonesia mata uang atau uang
atas, menurut adami chazawi ada 4
kertas negara atau uang kertas bank
(empat) bentuk kejahatan mengedarkan
yang
uang palsu, yaitu:4
diketahuinya sebagai uang palsu,
1. Melarang orang yang dengan sengaja
dengan maksud untuk mengedarkan
mengedarkan mata uang atau uang
atau menyuruh mengedarkan seperti
kertas negara atau uang kertas bank
uang asli dan tidak dipalsu.
waktu
diterimanya
palsu sebagai mata uang atau uang
Unsur kesengajaan kini berarti
kertas asli dan tidak dipalsu, uang
bahwa si pelaku harus tahu bahwa
palsu
barang-barang tersebut
mana ditiru atau dipalsu
olehnya sendiri. 2. Melarang
orang
adalah uang
palsu. Ia juga tidak perlu mengetahui yang
waktu
bahwa,
berhubung
dengan
barang-
menerima mata uang atau uang
barang itu, telah dilakukan tindak pidana
kertas Negara atau uang kertas bank
pembuatan uang palsu atau memalsukan
diketahuinya sebagai palsu, dengan
uang asli. Secara khusus tidak perlu
sengaja
sebagai
diketahui bahwa yang membuat atau
mata uang atau uang kertas asli dan
memalsukan uang itu memiliki tujuan
tidak dipalsu.
untuk mengedarkan barang-barang itu
mengedarkannya
3. Melarang orang yang dengan sengaja
4
pada
sebagai uang asli (Wirjono; 2003:25).
menyimpan atau memasukkan ke
Tindak pidana pemalsuan uang
Indonesia mata uang atau uang
merupakan delik formil yaitu delik yang
kertas negara atau uang kertas bank
dianggap telah terlaksana apabila telah
palsu, yang mana uang palsu itu
dilakukan suatu tindakan yang terlarang.
ditiru atau dipalsu oleh dirinya
Dalam delik formil hubungan kausal
Ibid hal 42
Journal : RECHSTAAT Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNSA
mungkin juga diperlukan tetapi berbeda
4
Vol. 8 no. 1 Maret 2014
ISSN : 1978-6697
dengan yang diperlukan dalam delik
negara atau uang kertas bank itu sebagai
materiil. Dalam delik materiil, meskipun
yang asli dan tidak dipalsukan, dipidana
perbuatan tersebut tidak diatur dalam
dengan pidana penjara selama-lamanya
perundang-undangan
lima belas tahun”.
tetapi
apabila
dianggap
tercela
Pasal 245 KUHP “Barangsiapa
karena tidak sesuai dengan rasa keadilan
dengan sengaja mengeluarkan mata uang
atau norma kehidupan sosial dalam
atau uang kertas negara atau uang kertas
masyarakat, maka perbuatan tersebut
bank yang ditirunya atau dipalsukannya
dapat
sendiri
perbuatan
tersebut
dipidana.
Dengan
demikian
atau
yang
pada
waktu
dikatakan bahwa delik materiil tidak
diterimanya diketahui akan palsu atau
dirumuskan secara jelas, lain dengan
dipalsukan itu, sebagai mata uang atau
formil yang dilarang dengan tegas
uang kertas negara atau uang kertas bank
adalah perbuatannya. Delik materiil
asli dan yang tidak dipalsukan ataupun
perumusannnya dititikbertkan kepada
yang menyimpan atau memasukkan ke
akibat yang tidak dikehendaki (dilarang).
daerah Republik Indonesia mata uang
Delik ini dikatakan selesai apabila akibat
dan uang kertas negara atau uang kertas
yang tidak dikendaki itu telah terjadi.
bank yang demikian, dengan maksud
Dalam
apabila
untuk mengeluarkan atau menyuruh
terpisah
mengeluarkan sebagai yang asli dan
delik
perbuatan
formil
dan
yaitu
akibatnya
menurut waktu, jadi timbulnya akibat
tidak
dipalsukan,
dipidana
dengan
yang tertentu itu baru kemudian terjadi.
pidana penjara selama-lamanya lima
Pengaturan ancaman terhadap tindak
belas tahun”.
pidana pemalsuan uang secara spesifik
Perbedaan kedua pasal tersebut
diatur dalam KUHP pada Pasal 244 dan
adalah hanya perbedaan unsur saja, jika
Pasal 245.
pada Pasal 245 mengancam pelaku yang
Pasal 244 KUHP “Barangsiapa
dengan
sengaja
mengedarkan
atau
meniru atau memalsukan mata uang atau
menyimpan uang palsu. Sedangkan pada
uang kertas negara atau uang kertas
Pasal 244 dijelaskan terhadap ancaman
bank,
untuk
pidana terhadap orang yang dengan
menyuruh
sengaja meniru atau membuat uang
dengan
menjalankan
maksud atau
menjalankan mata uang atau uang kertas
Journal : RECHSTAAT Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNSA
palsu.
Khusus
untuk
5
kejahatan
Vol. 8 no. 1 Maret 2014
ISSN : 1978-6697
pemalsuan mata uang, yang beberapa
“Bagaimana penegakkan hukum dalam
waktu terakhir sering terjadi, sangat
tindak pidana pemalsuan mata uang
merisaukan,
dollar?”
baik
Bank
Indonesia
sebagai otorisator, maupun masyarakat sebagai penerima uang palsu.
C. Batasan Masalah
Direktur Direktorat Pengedaran
Untuk memperjelas serta memberi
Uang Bank Indonesia (BI), sebetulnya
arah yang tepat dalam pembahasan ini
pasal itu tidak bisa menjangkau kasus
dan berdasarkan identifikasi masalah di
pemalsuan valuta asing termasuk dollar
atas,
AS. Pasal tersebut hanya bisa untuk
permasalahan pada penegakkan hukum
menjerat
dalam tindak pidana pemalsuan mata
kasus
Kondisi
pemalsuan
ini
rupiah.
mengakibatkan
maka
penulis
membatasi
uang dollar.
Pemberantasan dollar AS palsu di Indonesia terbilang cukup sulit karena tidak
terjangkau
oleh
D. Tujuan Penelitian
hukum
Tujuan dalam penelitian ini adalah
di Indonesia. Kepolisian juga secara
untuk mengetahui penegakkan hukum
teknis akan mengalami kesulitan. Sebab,
dalam tindak pidana pemalsuan mata
untuk mengatasi pemalsuan dollar AS,
uang dollar.
polisi harus memiliki specimen atau uang contoh dollar AS. Masalah lain
E. Manfaat Penelitian
yang juga muncul adalah siapakan yang
Manfaat penelitian ini adalah untuk
nanti berwenang menentukan keaslian
menambah wawasan dan wacana ilmu
uang dollar AS. Bank Indonesia dalam
pengetahuan,
hal ini jelas tidak punya kewenangan
penegakkan hukum dalam tindak pidana
untuk mengatakan, apakah uang dollar
pemalsuan mata uang dollar.
khususnya
dibidang
AS itu palsu atau tidak. F. Tinjauan Pustaka B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah
diatas
perumusan
Tindak Pidana latar
maka
masalahnya
belakang
dapat
ditarik
yaitu
:
Journal : RECHSTAAT Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNSA
Dalam
Kitab
Undang-Undang
Hukum Pidana istilah tindak pidana menggunakan perkataan stafbaar feit
6
Vol. 8 no. 1 Maret 2014
ISSN : 1978-6697
tanpa memberikan sesuatu penjelasan
di antara para ahli hukum pidanapun,
mengenai apa yang dimaksud dengan
diskusi mengenai pemidanaan masih terus
strafbaar feit tersebut. Perkataan feit
berlangsung.
sendiri dalam bahasa Belanda berarti
bahwa
“sebagian
persoalan yang murni hukum (purely
dan
kenyataan”
atau
een
gedeelte van de werkelijkheid, sedang
Sebagian
pemidanaan
berpandangan adalah
sebuah
legal matter).6
strafbaar berarti dapat dihukum, sehingga
J.
D.
Mabbot,
misalnya,
secara harfiah perkataan strafbaar feit itu
memandang seseorang “penjahat” sebagai
dapat diterjemahkan sebagai “sebagian
seseorang yang telah melanggar hukum
dari
dapat
bukan orang jahat. Seorang yang “tidak
dihukum”, yang sudah barang tentu tidak
bersalah” adalah seseorang yang belum
tepat,
suatu
kenyataan
karena
sebenarnya
yang
adalah
yang
dapat
dihukum
melanggar suatu hukum, meskipun ia bisa
manusia
sebagai
jadi merupakan orang jahat dan telah
pribadi dan bukan kenyataan, perbuatan
melanggar hukum-hukum lain.
ataupun tindakan.5
Mabbot memandang, pemidanaan merupakan akibat wajar yang disebabkan
Pemalsuan Mata Uang
bukan dari hukum, tetapi dari pelanggaran
Kejahatan peniruan dan pemalsuan mata
hukum. Artinya, jahat atau tidak jahat,
uang dan uang kertas, yang disingkat
bila seseorang telah bersalah melanggar
dengan pemalsuan uang adalah berupa
hukum maka orang itu harus dipidana.7
penyerangan terhadap kepentingan hukum
Beberapa di antara para ahli hukum
atas kepercayaan terhadap uang sebagai
pidana
alat pembayaran yang sah. Sebagai alat
pemidanaan bukanlah sekedar masalah
pembayaran, kepercayaan terhadap uang
tentang
harus dijamin.
seseorang
menyadari
proses
betul
sederhana
persoalan
memidana
denganmenjebloskannya
kepenjara. Refleksi yang paling kecil saja, G. Hasil dan Pembahasan Pemidanaan terhadap kejahatan
dengan
mudah
menunjukkan
bahwa
memidana sesungguhnya mencakup pola
pemalsuan mata uang sebagaimana terjadi 5
P.A.F Lamintang. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti,. 1997. Hal. 46
Journal : RECHSTAAT Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNSA
6 Adami Chazawi, Kejahatan Mengenai Pemalsuan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 15 7 Ibid
7
Vol. 8 no. 1 Maret 2014
ISSN : 1978-6697
pencabutan (peniadaan), termasuk proses
bulan dua minggu (Pasal 249) dan b)
pengadilan itu sendiri. Oleh karenaitu,
Untuk kejahatan mengenai mata uang dan
kesepakatan tentang apa pemidanaan itu
uang kertas berlaku asas universaliteit ,
merupakan hal yang Penting sebelum
artinyahukum pidana Indonesia berlaku
menempatkan
bagi
perintah
(putusan)
setiap
orang
yang
Melakukan
keberbagai aplikasi paksaan publik pada
kejahatan ini di luar wilayah Indonesia di
individu, Misalnyaatas nama kesehatan,
manapun
pendidikan,
Kejahatan-kejahatan yang oleh Undang-
ataupun
kesejahteraan
umum.8
undang
Dalam
sub
ditentukan
2
berlaku
KUHP).
asas
universaliteit bukan saja berhubungan
Indonesia kejahatan terhadap mata uang
terhadap kepentingan hukum masyarakat
dan uang kertas adalah berupa kejahatan
Indonesia dan kepentingan hukum negara
berat. Setidak-tidaknya ada 2 (dua) alasan
Republik Indonesia, Tetapi juga bagi
yang mendukung pernyataan itu, yakni:9
kepentingan
a) Ancaman pidana maksimum pada
internasional. Sebagai contoh hukum
kejahatan ini rata-rata berat. Ada 7
pidana Indonesia dapat digunakan untuk
Bentuk rumusan kejahatan mata uang dan
menghukum seorang warga negara asing
uang kertas dalam Bab X buku II KUHP,
yang memalsukan uang negaranya yang
duadiantaranya diancam dengan pidana
kemudian melarikan diri ke Indonesia, di
penjara maksimum 15 tahun (Pasal 244
mana negara tersebut tidak mempunyai
danPasal 245), duadengan pidana penjara
perjanjian mengenai ekstradisi dengan
maksimum 12 tahun (Pasal 246 danPasal
Indonesia.
satu
dengan
hukum
4
pidana
247),
sistem
(Pasal
masyarakat
penjara
Selain diatur di dalam KUHP,
250).
ketentuan hukum pidana terhadap tindak
pidana
pidana pemalsuan uang jugadiatur dalam
penjara maksimum 1 (satu) tahun (Pasal
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011
250bis) dan maksimum pidana penjara 4
tentang Mata Uang yakni Bab VII
maksimum
6
tahun
Selebihnya,
diancam
pidana
hukum
(Pasal dengan
mengenai larangan dari Pasal 23-Pasal 27. 8
Teguh Prasetyodan Abdul Halim Barkatullah, Politik Hukum Pidana Kajian Kebijakan Kriminalisasi dan Dekriminalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal.73-74 9 Adami Chazawi, op.cit, hal. 21-22.
Journal : RECHSTAAT Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNSA
Perumusan
tindak
pidana
terhadap
pemalsuan mata uang dalam KUHP diatur dalam Pasal 244 dan Pasal 252 KUHP.
8
Vol. 8 no. 1 Maret 2014
ISSN : 1978-6697
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal-Pasal
penjara) dan secara alternatif, yaitu
tersebut
pidana penjara atau denda.
,jenis-jenis
tindak
pidana
terhadap mata uang terdiri dari:
Jenis sanksi pidana yang diancamkan
1) Perbuatan memalsukan mata uang;
selain pidana penjara dan denda juga ada
2) Perbuatan
sanksi perampasan uang palsu atau dirusak
mengedarkan mata uang
palsu;
atau bahan-bahan yang digunakan untuk
3) Perbuatan
menyimpan
atau
memasukkan ke Indonesia mata uang
memalsukan uang dan pencabutan hak-hak terdakwa.
palsu;
Perumusan sanksi pidana secara
4) Perbuatan merusak mata uang berupa
tunggal
diancamkan
kepada
pelaku
perbuatan mengurangi nilai mata uang
pemalsuan dan perusakan mata uang (butir
dengan maksud untuk mengedarkan;
1-6), sedangkan sanksi pidana alternatif
5) Mengedarkan
mata
uang
yang
dirusak; 6) Perbuatan
menyimpan
atau
diancamkan
kepada
mengedarkan
dan
memasukkan
pelaku menyimpan
bahan-bahan
memasukkan ke Indonesia mata uang
pemalsuan
mata
yang dikurangi nilainya;
Mengingat
pengaturan
7) Perbuatan
mengedarkan
matauang
palsu atau dirusak;
uang
atau untuk
(butir tindak
7-9). pidana
terhadap mata uang mempunyai fungsi perlindungan terhadap kepentingan publik
8) Membuat atau mempunyai persediaan bahan untuk pemalsuan uang; 9) Perbuatan
yang
menyimpan
dalam
hal
ini
kepentingan
ekonomi
masyarakat dan Negara, maka disamping atau
pidana penjara, penjatuhan pidana denda
memasukkan ke Indonesia keping-
kepada pelaku tindak pidana mata uang
keping atau lembaran-lembaran perak
sangat penting sebagai kompensasi dari
tanpa izin.
kerugian yang ditimbulkan oleh tindak
Pengaturan sanksi pidana terhadap jenis-jenis
tindak
pidana
tersebut
pidana tersebut. Sanksi pidana penjara dalam
dirumuskan dalam 2 bentuk perumusan,
KUHP menganut sanksi penjara minimum
yaitu perumusan sanksi secara tunggal
umum
(hanya satu jenis pidana saja, yaitu pidana
minimum 1 hari dan maksimum 15 tahun.
dan
maksimum
umum,
yaitu
Ketentuan hukum pidana terhadap tindak
Journal : RECHSTAAT Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNSA
9
Vol. 8 no. 1 Maret 2014
ISSN : 1978-6697
pidana pemalsuan uang juga diatur dalam
uang palsu dapat ditingkatkan. Oleh
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011
karena itu, diharapkan dalam Undang-
tentang Mata Uang yakniBab X tentang
Undang tentang Mata Uang kelak, perlu
ketentuan pidananya yaitu Pasal 33 ayat
dicantumkan ancaman pidana dan denda
(2) dan Pasal 34-Pasal 37.
minimal agar tujuan pemidanaan lebih efektif yaitu untuk menimbulkan efek jera dapat dicapai. Pemerintah harus lebih
H. Penutup Kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
1)
Ketentuan
hukum
pidana
serius
untuk
mencegah
dan
menanggulangi kejahatan pemalsuan uang
terhadap tindak pidana pemalsuan uang
dan
meningkatkan
diatur dalam Bab X buku II KUHP, Pasal
penegak
244, 245, 246, 247, 249, 250, 250 dan
penegak hukum harus lebih menjunjung
Pasal 251. Selain diatur di dalam KUHP,
tinggi profesionalitas dalam melaksanakan
ketentuan hukum pidana terhadap tindak
peran
pidana pemalsuan uang juga diatur dalam
penegakan hukum terhadap kejahatan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011
pemalsuan
tentang Mata Uang yakni Bab VII
Indonesia.
hukum
dan
kinerja di
dari
para
Indonesia.
Para
tugasnya
uang
dalam
kertas
upaya
rupiah
di
mengenai larangan dari Pasal 23-Pasal 27 dan Bab X tentang ketentuan pidananya
I. DAFTAR PUSTAKA
yaitu Pasal 33 ayat (2) dan Pasal 34-Pasal 37dan 2) Pertanggungjawaban pidana terhadap jenis-jenis tindak pidana tersebut dirumuskan dalam 2 bentuk perumusan, yaitu perumusan sanksi secara tunggal dan secara alternatif. Dalam hal ini maka diperlukan Undang-undang tersendiri yang khusus mengatur mengenai pemalsuan terhadap
uang
kertas
rupiah
dan
pengedarannya yang dapat mengancam perekonomian Negara kita ini, sehingga
Adami Chazawi, 2001, Kejahatan Mengenai Pemalsuan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Adami Chazawi. 2002. Pelajaran Hukum Pidana 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. P.A.F Lamintang. 1997. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. Prodjodikoro, Wirjono. 2003. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung : Refika. Aditama.
penegakan hukum terhadap kejahatan
Journal : RECHSTAAT Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNSA
10
Vol. 8 no. 1 Maret 2014
Starke, J. G., 2001., Pengantar Hukum Internasional 2., Edisi Kesepuluh. Jakarta : Sinar Grafika.
ISSN : 1978-6697
Pidana Kajian Kebijakan Kriminalisasi dan Dekriminalisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, 2005, Politik Hukum
Journal : RECHSTAAT Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNSA
11