Pendidikan Karakter Di ... (Irka Aryana) 491
PENDIDIKAN KARAKTER DI TK KUNCUP KUSUMA III CANDIBINANGUN PAKEM SLEMAN CHARACTER EDUCATION IN KINDERGARTEN CANDIBINANGUN PAKEM SLEMAN
BUDS
KUSUMA
III
Oleh: Irka Aryana, Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Program Studi Kebijakan Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan materi, metode, pendidik dan evaluasi pendidikan karakter di TK Kuncup Kusuma III Candibinangun Pakem Sleman. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian adalah Kepala Sekolah dan Guru. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Uji keabsahan dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik, sedangkan kegiatan analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi, penyajian dan verifikasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa; 1) Materi pendidikan karakter di TK Kuncup Kusuma III meliputi nilai utama yang dikembangkan berupa nilai kreatif, mandiri dan ketuhanan, disertai dengan pengembangan nilai lain yang berkaitan dengan nilai ketuhanan meliputi kesabaran, ketangkasan, toleransi, tolong-menolong, tanggungjawab, kejujuran dan kerendahan hati 2) Metode pendidikan karakter di TK Kuncup Kusuma III menggunakan metode keteladanan, inkulkasi nilai, fasilitasi nilai dan keterampilan 3) Pendidik karakter di TK Kuncup Kusuma III adalah guru kelas dan kepala sekolah, tidak ada warga sekolah lain yang menjadi pendidik karakter 4) Evaluasi pendidikan karakter di TK Kuncup Kusuma III dilakukan dengan menggunakan evaluasi perilaku. Kata kunci: pendidikan, karakter, nilai, TK Kuncup Kusuma III
Abstract
This study aims to identify and describe materials, methods, educators and evaluation of character education in Kindergarten bud Kusuma III Candibinangun Pakem Sleman. The study was conducted using a qualitative approach, the research subject is the principal and teachers. Collecting data in this study using observation, interviews and document research. Test validity is done by triangulation and triangulation techniques, while the activities of data analysis in this study include reduction, presentation and verification. The research result describe that; 1) Material character education in Kindergarten bud Kusuma III covers the core values developed in the form of creative value, independent and divinity, accompanied by the development of other value related to the value of the deity include patience, dexterity, tolerance, mutual help, responsibility, honesty and humility 2) Methods of character education in kindergarten bud Kusuma III using the example, inkulkasi value, facilitating values and skills 3) Educator characters in Kindergarten bud Kusuma III is the class teacher and the principal, no residents other schools to be educators character 4) Evaluation of education characters in kindergarten bud Kusuma III carried out by using behavioral evaluation. Keywords: education, character, values, TK Kuncup Kususma III
492 Jurnal Pendidikan Karakter Edisi 5 Vol. V Tahun 2016
PENDAHULUAN
Mereka yang memiliki kesadaran moral
Realita menunjukkan bahwa dalam kehidupan sosial terdapat dua kelompok manusia secara umum, manusia baik dan
tinggi umumnya menunjukkan kesopanan, kesabaran,
kasih
sayang,
kepedulian,
toleransi pada level yang cukup tinggi.
manusia kurang baik. Manusia baik secara
Bagi
mereka
dengan
kesadaran
konsensus memiliki beberapa sifat-sifat di
moral rendah, bentuk perilakunya berada
antaranya adalah jujur, sopan dan toleran.
pada level yang rendah pula. Walaupun
Sifat-sifat tersebut merupakan manifestasi
terdapat perbedaan kesadaran moral, hal
dari
tersebut
standar-standar
baku
moral
di
lingkungan masyarakat.
patut
disalahkan
karena
masing-masing orang memiliki percepatan
Mereka yang baik perilaku dan sikapnya dianggap sudah sesuai dengan standar-standar baku yang disepakati secara universal. Kelompok kedua adalah mereka yang perilaku dan sikapnya belum sesuai dengan
tidak
standar-standar
baku
yang
disepakati, manusia inilah yang dianggap
pemahaman dan pertumbuhan kesadaran berbeda. Namun, karena karakter merupakan bentuk manifestasi, hal ini bisa dibentuk dan diubah.
Pembentukan dan perubahan
karakter tersebut berkaitan dengan dimana seseorang tinggal, atau di negara mana seseorang tinggal.
kurang baik. Akan tetapi, kedua kelompok
Seseorang dari suatu suku bangsa
manusia ini kemudian mencerminkan suatu
terlebih
realita yang disebut dengan
memiliki karakter ideal sesuai ideologi dan
Karakter merupakan
karakter.
bentuk manifestasi
negara
falsafah
akan
didorong
kehidupan negaranya.
untuk
Karakter
kesadaran moral seseorang, manifestasinya
akan dipengaruhi justifikasi, sebab karakter
melalui sifat, sikap dan perilaku dalam
yang tidak sesuai dengan cita-cita negara
kehidupan sehari-hari (Sudarman Darmin,
akan
2003:65).
lainnya
kesalahan, bahkan dikatakan tidak memiliki
berbeda,
karakter. Hal inilah yang kemudian ramai
karena seperti yang telah disebutkan, hal ini
diperbincangkan, bahwa telah terjadi apa
berkaitan
yang
cenderung
Satu
orang
memiliki
dengan
dengan karakter
kesadaran
moral.
dianggap
disebut
sebagai
dengan Indonesia,
kegagalan,
krisis
karakter.
Seseorang dengan kesadaran moral tinggi
Terutama di
tentu akan menunjukkan karakter berbeda
menjadi
dari orang yang kesadaran moralnya rendah.
Sebenarnya hal ini merupakan permasalahan
topik
yang
krisis
karakter
masih
hangat.
Pendidikan Karakter Di ... (Irka Aryana) 493
yang disebabkan karena adanya warga
ideologi dan budaya luar, namun tetap
negara
bersifat terbuka.
yang
karakternya
cenderung
mengarah kepada karakter yang negatif, sehingga dicap tidak memiliki karakter, atau krisis karakter.
pengertian bahwa manusia Indonesia tidak terkekang dan stagnan. Menurut Kaelan
Karakter ideal manusia Indonesia sudah
Sifat terbuka tersebut mengandung
terkandung
di
dalam
nilai-nilai
(2001: 182) hal ini dikarenakan rumusan dari
sila-sila
Pancasila
hakikatnya
Pancasila. Pancasila sebagai dasar dan
menunjukkan
falsafah hidup berbangsa dan bernegara
universal,
mempunyai
yang
terkandung didalamnya tidak terikat oleh
merupakan perwujudan dari keberagaman
ruang dan periode waktu tertentu (Rukiyati,
manusia Indonesia. Nilai-nilai tersebut perlu
2008:63). Disamping Pancasila merupakan
dimiliki seseorang agar mampu membina
filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia,
interaksi dan proses-proses sosial dalam
menjadi jati diri bangsa, yang diyakini
keberagaman budaya dan latar belakang.
sebagai
Nilai ketuhanan merupakan pondasi moral
kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam
bagi
hidup
formulasi
nilai-nilai
nilai-nilai
selanjutnya.
Nilai
adanya
itu
selain
sumber
itu
nilai
bermasayarakat,
sifat-sifat
umum
nilai-nilai
atas
yang
kebenaran,
berbangsa
dan
kemanusiaan melandasi pergaulan manusia
bernegara (Rukiyati, 2008:64). Sehingga
agar memiliki adab. Nilai persatuan dan
meskipun membuka pintu bagi masuknya
kesatuan,
kesadaran
nilai-nilai asing hal tersebut tidak menjadi
bahwa manusia dari latar belakang apapun
masalah sebab Pancasila sebagai landasan
merupakan keluarga dan saudara. Nilai
falsafah
kerakyatan,
merupakan
proses akulturasi nilai yang nantinya terjadi.
perwujudan sikap demokrasi bahwa setiap
Adanya filter ini sangat memungkinkan
orang memiliki hak dan kewajiban yang
manusia
sama dalam beraktualisasi. Nilai keadilan,
kreatif bagi eksistensi keberagaman dan
merupakan suatu tuntunan bersikap bijak,
bukan merusaknya. Dengan munculnya ide-
adil bahkan sejak dalam pikiran. Inilah nilai-
ide kreatif dalam mempertahankan keutuhan
nilai
perlu
keberagaman ini pendidikan memiliki peran
penyaring
penting dalam penguatan pengetahuan moral
di
mengejawantahkan
musyawarah,
dalam
Pancasila
diinternalisasikan,
menjadi
yang
hidup merupakan filter dalam
Indonesia
dan karakter bangsa.
menciptakan
ide-ide
494 Jurnal Pendidikan Karakter Edisi 5 Vol. V Tahun 2016
Sifat terbuka tersebut mengandung
pendidikan terus mencari inovasi-inovasi
makna bahwa manusia Indonesia tidak
untuk
terkekang dan stagnan. Manusia indonesia
Institusi pendidikan pun menyadari bahwa
bebas untuk mempelajari dan berinteraksi
persoalan krisis karakter wajib mendapatkan
dengan budaya dan peradaban luar untuk
perhatian serius, diantisipasi dan diperlukan
memperkaya
dan
formuasi tepat yang dapat membentuk dan
keilmuan. Akan tetapi, karakter Indonesia
memperkuat karakter. Sebagaimana yang
tetap tertanam dan menjadi ciri khas.
disampaikan Sudarman Darmin (2003: 65)
Meskipun membuka pintu bagi kedatangan
bahwa
nilai-nilai asing yang masuk, hal tersebut
kesadaran moral, maka pendidikan karakter
tidak menjadi masalah. Hal ini dikarenakan
harus
nilai-nilai Pancasila dapat menjadi filter,
manusia sebagai mahluk sosial, sebagai
memilah mana yang bisa diakomodasi dan
warga negara, kesadaran lingkungan hidup,
tidak,
dan lain sebagainya.
cakrawala
mana
yang
wawasan
dapat
menstimulasi
penemuan-penemuan kreatif dan mana yang justru
merusak
Dengan
kata
keutuhan lain,
keberagaman.
karakter
manusia
Indonesia penting untuk dikuatkan demi menjaga tegaknya harmonisasi dinamika zaman
kehidupan
ke
zaman.
dalam
keberagaman Penguatan
dari
karakter
tersebut salah satunya ditempuh melalui pendidikan.
dalam
pembentukan
karakter
manusia
karakter
dapat
cita-cita
merupakan
tersebut.
manifestasi
menumbuhkan
Pendidikan dilaksanakan
kesadaran
karakter
dalam
dapat
berbagai
jenjang
pendidikan. Akan tetapi jenjang yang paling pentng
dalam
menumbuhkan
kesadaran
moral berada pada usia dini (pra sekolah). Pada jenjang ini anak yang berusia 0-8 tahun memasuki periode emas dalam hidupnya. Apabila memperoleh pendidikan karakter dengan
Pendidikan menjadi salah satu sarana
mewujudkan
metode
yang
tepat
guna
ada
kemungkinan keberhasilan menumbuhkan kesadaran moral
dapat
maksimal.
dikenal dengan istilah pendidikan karakter
kemungkinan dalam proses pendewasaan
sesungguhnya
membentuk
ada pengaruh lain yakni lingkungan, tetapi
warga negara yang sesuai dengan ideologi
paling tidak pada usia emas fondasi moral
dan falsafah hidup Pancasila. Berbagai pihak
anak sudah tertanam kuat.
yang
berkecimpung
dalam
bidang
tidak
secara
Indonesia. Upaya melalui pendidikan yang
bercita-cita
Meskipun
tercapai
menutup
Pendidikan Karakter Di TK ... (Irka Aryana) 495
Berdasarkan kegiatan observasi di wilayah
Daerah
Istimewa
Yogyakarta,
menyeluruh karakter.
pelaksanaan
Secara
lahiriah
pendidikan memang
hal
sekolah-sekolah anak usia dini PAUD dan
tersebut mencerminkan pendidikan karakter,
TK
karakter
tetapi konsep materi, metode serta output
yang
yang dihasilkan perlu diteliti lebih dalam
berbeda. Akan tetapi, intinya pendidikan
lagi agar diketahui secara komperhensif
karakter diberikan dengan cara keteladanan
bagaimana kesadaran dan perilaku moral
dan permainan yang telah diintegrasikan
peserta didik. Mengingat sekolah tersebut
nilai-nilai penting yang harus dimiliki anak-
merupakan jenjang pra sekolah ditambah
anak. Salah satu sekolah adalah TK Kuncup
lokasi yang berada di lingkup lokalitas
Kusuma
masyarakat
menanamkan
melalui
pendidikan
bentuk-bentuk
III
yang
Candibinangun,
kegiatan
berada
di
pedesaan
maka
mengenai
Kuncup
Kuncup Kusuma III akan sangat menarik
Kusuma III sebagai unit penyelenggara
dan penting untuk dikerjakan. Oleh karena
pendidikan
itu,
Sleman,
DIY.
memiliki
TK
peran
penting
pendidikan
penelitian
Pakem,
Kabupaten
Kecamatan
desa
penelitian
karakter
yang
di
mengambil
TK
tema
mencetak generasi berkarakter apalagi TK
“Pelaksanaan Pendidikan Karakter” ini akan
tersebut berada di wilayah yang masih
berusaha
menjaga nilai adi luhung dan tradisi. Secara
konsep
pendidikan
ideal
metode
serta
tentu
menghasilkan
TK
tersebut
output
mampu
berkualitas
dalam
mengupas
secara karakter,
evaluasi
dan
menyeluruh pendidik, hasil
dari
pelaksanaan pendidikan karakter di TK
upaya menumbuhkan kesadaran anak-anak
Kuncup Kusuma III.
guna membentuk karakter manusia yang
METODE PENELITIAN
ideal.
Jenis Penelitian pendidikan
Penelitian ini merupakan penelitian
karakter di TK Kuncup Kusuma III masih
deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
belum dapat dideskripsikan lebih terperinci.
mendeskripsikan
Melalui beberapa pengamatan anak-anak
pendidikan karakter siswa. Sesuai dengan
telah
pengertian daripada penelitian kualitatif
Namun
pelaksanaan
diajarkan
nilai-nilai
kedisiplinan,
proses
pelaksanaan
melalui
menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005:
kegiatan di luar sekolah, tetapi hal tersebut
94) yaitu penelitian kualitatif ditujukan
belum
untuk memahami fenomena-fenomena sosial
kebersamaan,
dan
mampu
ketangguhan
menunjukkan
secara
496 Jurnal Pendidikan Karakter Edisi 5 Vol. V Tahun 2016
dari
sudut
atau
perspektif
partisipan.
wawancara beserta studi dokumen Observasi
Partisipan adalah orang-orang yang diajak
merupakan
wawancara,
mengumpulkan
memberikan
diobservasi, data,
pendapat,
diminta pemikiran,
persepsinya.
suatu
teknik data
atau
dengan
cara jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang
diteliti.
Observasi
dalam
penelitian ini dilakukan di lingkungan TK Kuncup
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan sekitar bulan November
2015,
serta
penelitian
ini
Kusuma
III
Candibinangun,
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, pengamatan
dilaksanakan di TK Kuncup Kusuma III
mengamati
Candibinangun Pakem Sleman.
kegiatan.
peneliti
hanya
kegiatan,
Wawancara
tidak
berperan
ikut
merupakan
dalam
kegiatan
merekam dan mencatat percakapan antara
Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi
sumber
informasi
dengan
peneliti.
sumber data atau subjek penelitian adalah
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti
kepala sekolah beserta guru TK Kuncup
yakni kepala sekolah beserta guru TK
Kusuma III Candibinangun Pakem Sleman.
Kuncup
Dimana sumber data terbagi dalam dua jenis
Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan
(Sugiyono, 2011:225) yaitu: sumber data
latar belakang TK Kuncup Kusuma III serta
primer dan sumber data sekunder. Sumber
kegiatan-kegiatan yang dilakukan seluruh
data primer langsung memberikan data
warga sekolah.
kepada
pengumpul
data
yakni
kepala
Kusuma
III
Dokumentasi
Candibinangun.
merupakan
cara
sekolah dan guru sedangkan sumber data
pengumpulan data-data yang diperoleh dari
sekunder yakni sumber yang tidak langsung
data sekunder, misalnya data dokumen dari
memberikan
pihak sekolah, data dokumen berupa foto
data
kepada
pengumpul
misalnya dokumen.
dan
lain-lain.
dokumentasi Data,
Intrumen,
dan
Teknik
Teknik pengumpulan data dalam ini
menggunakan
adalah
daripada untuk
metode
melengkapi
temuan dari hasil wawancara dan observasi. Foto dan dokumentasi untuk melengkapi
Pengumpulan Data
penelitian
Peran
observasi,
penelitian ini yakni data terkait TK Kuncup Kusuma III serta foto kegiatan siswa.
Pendidikan Karakter Di ... (Irka Aryana) 497
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang disertakan dengan instrumen lain yaitu
HASIL
kebutuhan
dokumentasi
yang
DAN
PEMBAHASAN Taman Kanak-kanak (TK) Kuncup
pedoman wawancara dan observasi serta daftar
PENELITIAN
Kusuma II pada awal berdirinya terletak di
berkaitan dengan fokus penelitian. Pedoman
Dusun
wawancara
berisi
Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. TK
kegiatan
tersebut berdiri pada 5 Januari 1989, akan
wawancara, yang dapat dikembangkan saat
tetapi karena adanya alihfungsi lahan TK
wawancara berlangsung untuk menggali
Kuncup Kusuma III direlokasi ke Dusun
informasi
Kembangan
yang
digunakan
pertanyaan-pertanyaan
secara
dalam
menyeluruh.
Pedoman
Bulus
Desa
Candibinangun
Desa
Candibinangun
observasi berisi pedoman kebutuhan peneliti
Kecamatan Pakem. Lahan semula yang
untuk menggali apa saja yang akan diteliti
ditempati difungsikan sebagai lokasi wisata
sesuai dengan fokus penelitian. Daftar
(ecopark)
dokumentasi
kegiatan
waterboom. Saat ini TK dikelola oleh
yang
seorang kepala sekolah dan 2 orang guru
penelitian
berisi serta
foto-foto dokumentasi
atau
lebih
sehari-hari
dikenal
mendampingi
dengan
diperlukan terkait fokus penelitian yang
yang
kegiatan
sedang dilakukan.
pembelajaran anak-anak. Sementara 2 orang guru lainnya yang tidak selalu berada di TK
Teknik Analisis Data
mengajar kegiatan ekstra kurikuler.
Penelitian ini, menggunakan model
Visi dari TK Kuncup Kusuma III
analisis data yang dikemukakan oleh Milles
adalah mewujudkan perserta didik yang
& Hubberman (Sugiyono, 2012: 91) yakni analisis data deskriptif kualitatif secara interaktif dan berlangsung secara terus
kreatif dan mandiri serta agamis. Dijabarkan dalam
tiga
misi;
1)
mengembangkan
kreativitas sesuai tahap perkembangan anak
menerus sampai tuntas, sehingga datanya
2)
mengajarkan
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data
kemandirian
yaitu; data collection (pengumpulan data),
kesadaran anak dalam beribadah. Visi dan
data reduction (reduksi data), data display
misi dari TK berusaha diwujudkan dengan
(penyajian data), dan conclusion drawing
dukungan sumber daya fisik (fasilitas) dan
(verification)
budaya sekolah. Fasilitas yang tersedia di
anak
dan 3)
membentuk menumbuhkan
498 Jurnal Pendidikan Karakter Edisi 5 Vol. V Tahun 2016
TK ini meliputi: ruang kelas, perpustakaan,
penting, tetapi justru mulai melemah dalam
ruang kantor, alat permainan edukatif, UKS,
kehidupan individu dan masyarakat kita.
kamar mandi, dapur, gudang, tempat cuci
Oleh karena itu sangatlah tepat apabila nilai
tangan, rak sepatu, serta parkir.
tersebut sudah ditanamkan sejak dini karena dapat
Materi
Pendidikan
Karakter
yang
bermanfaat
untuk
menghindarkan
mereka dari tindakan kecurangan dan tidak terpuji. Kesabaran juga bermanfaat bagi
Diinternalisasikan Materi yang diajarkan oleh para guru
anak untuk tidak pantang menyerah dalam
dalam kegiatan pembelajaran adalah kreatif,
menerima kekalahan.
mandiri, ketuhanan, serta nilai lain yang
sudah menjadi tradisi bagi masyarakat local
dikembangkan dan include dalam ketiga
dan hal tersebut merupakan nilai kearifan.
nilai
ketangkasan,
Menhajari anak menolong orang lain dapat
toleransi, tolong menolong, tanggung jawab,
bermanfaat membuka pandangannya bahwa
kejujuran,
dengan menolong sudah meringankan beban
tersebut;
kesabaran,
kerendahan
hati.
Nilai-nilai
tersebut mengacu pada 9 pilar karakter
Tolong menolong
orang lain.
universal yang dikemukakan oleh Darmiyati
Kerendahan hati diajarkan melalui
(2009: 76-77) dan Ratna Megawangi (2007:
sikap tidak menyombongkan diri kepada
5). Nilai-nilai tersebut sangat penting bagi
orang lain. Sedangkan toleransi memberikan
perkembangan anak dimana pemikiran yang
manfaat dalam menerima perbedaan yang
kreatif akan menghasilakn karya-karya yang
ada diantara setiap manusia. Berdasarkan
orisinil. Melatih kemandirian anak juga
nilai
dapat
Megawangi, masih terdapat nilai
bermanfaat
dalam
menjunjung
yang
dikemukakan
oleh
Ratna yang
eksistensi bangsa, dengan harapan dimasa
belum tercantum dalam materi pendidikan
yang
karakter di TK Kuncup Kusuma III yaitu
akan
datanganak-anak
menyadari
bahwabahwa hidup mereka tidak tergantung
keadilan dan kepemimpinan.
dari bangsa lain. Nilai ketuhanan dapat bermanfaat dalam memandang diri sendiri dan makhluk
Metode Pendidikan Karakter di TK Kuncup Kusuma III
lain sebagai ciptaan Tuhan. Menurut Gede
Metode pendidikan karakter yang
Raka dalam (Siti Irene, 2010:48) kejujuran
diterapkan oleh para guru pada intinya
sebagai salah satu karakter yang sangat
adalah keteladanan, fasilitas nilai, dan
Pendidikan Karakter Di ... (Irka Aryana) 499
keterampilan. Materi yang berkaitan dengan pembentukan kreatifitas anak lebih dikemas dalam
kegiatan
permainan
kertampilan.
Pendidik
ketrampilan berbahasa. Metode inkulkasi nilai diterapkan oleh guru dengan cara internalisasi
terhadap
diri
sendiri
agar
mampu bersikap kepada peserta didik. Sikap-sikap tersebut ialah memperlakukan peserta didik dengan
adil, menghargai
pendapat peserta didik, menciptakan iklim social yang nyaman, berkomunikasi dengan peserta
didik
secara
dialogis,
serta
memberikan kemerdekaan terhadap perilaku peserta didik. Metode fasilitasi nilai yang dilakukan oleh para guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas hubungan pendidik dan peserta didik, menolong peserta didik dalam
memperjelas
memotivasi
peserta
pemahaman didik
dan
mengamalkan
ajaran yang dipelajari. Sedangkan metode
di
TK
Kuncup
Kusuma III Pendidik karakter di TK Kuncup
Oleh karena itu kegiatan bercerita dapat dijadikan sarana dalam mengembangkan
Karakter
Kusuma III adalah guru dan kepala sekolah yang wajib memiliki kriteria mencintai anak-anak, berjiwa kasih saying, memahami karakteristik anak, mampu menjadi tealadan, kreatif, dan sabar. Hal ini dikarenakan guru dan kepala sekolah merupakan orang-orang yang secara regulative terkait dan harus memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik. Selain guru dan kepala sekolah sudah tidak ada lagi pendidik lain karena
di
TK
tersebut
tidak
terdapat
karyawan lain maupun warga sekolah lain pada jam pembelajaran. Selain itu orang tua peserta didik tidak mengikuti pembelajaran sehimgga
tidak
dapat
disebut
sebagai
pendidik karakterdi TK Kuncup Kusuma III. Orang
tua
siswa
merupakan
pendidik
karakter di keluarga masing-masing.
keteladanan dapat diibaratkan sebagai induk yang melandasi internalisasi pendidikan karakter.
Metode
ini
secara
implisit
menjiwai pendidik dalam berbagai kegiatan dan tindakan pembelajaran. Salah satu contonya adalah sikap seorang guru kepada anak,
karena
peserta
didik
cenderung
melihat sikap seseorang guru daripada perkataannya.
Evaluasi Pendidikan Karakter di TK Kuncup Kusuma III Evaluasi pendidikan karakter di TK Kuncup Kusuma III dilakukan dengan cara pengamatan terhadap perubahan perilaku peserta didik. Evaluasi tersebut dilakukan oleh guru, sebagai orang yang memang telah mengenal dengan baik peserta didiknya.
500 Jurnal Pendidikan Karakter Edisi 5 Vol. V Tahun 2016
Akan
tetapi
para
guru
tidak
bekerja
menolong,
tanggungjawab,
sendirian, mereka dibantu oleh orang tua
kejujuran
peserta
mengumpulkan
Nilai-nilai tersebut sesuai dengan
informasi atau data tentang perkembangan
standar nilai yang diajukan para ahli
perilaku anak. Keikutsertaan orang tua
dalam pendidikan karakter.
didik
dalam
tersebut dapat menjadi tambahan data yang diperlukan bagi
guru
dan
kerendahan
hati.
2. Pendidik karakter di TK Kuncup
agar mengetahui
Kusuma III adalah guru dan kepala
bagian mana saja yang masih memerlukan
sekolah, tidak ada warga sekolah
perbaikan secara kesinambungan. Melalui
lain yang menjadi pendidik karakter.
perbiakan itu diharapkan tujuan pendidikan
3. Metode pendidikan karakter di TK
karakter dapat tercapai dan memberikan
Kuncup Kusuma III meliputi; 1)
hasil karya. Evaluasi perilaku diterapkan
Keteladanan 2) inkulkasi nilai 3)
dengan mengamati perilaku siswa, laporan
fasilitasi
harian yang berupa catatan pribadi guru dan
Metode tersebut diterapkan secara
dilaporkan secara general dalam raport yang
bergantian
dibagikan kepada peserta didik melalui
pembelajaran.
orang tuanya.
nilai
dan
4)
keterampilan.
terpola
dalam
4. Evaluasi pendidikan karakter di TK Kuncup Kusuma III menggunakan evaluasi
Simpulan Kegiatan Karakter
di
penelitian
TK
Candibingangun
“Pendidikan
Kuncup Pakem
Kusuma Sleman”
aspek
dilakukan
perilaku
melalui
yang
pengamatan
III
perilaku peserta didik oleh para guru
ini
dibantu oleh orang tua peserta didik.
menghasilkan kesimpulan: 1. Materi pendidikan karakter di TK Kuncup Kusuma III meliputi nilai
Saran Dari
hasil
penelitian
dan
utama yang dikembangkan berupa
pembahasan, penelitian ini
nilai kreatif, mandiri dan ketuhanan,
saran kepada pihak TK Kuncup Kusuma III
disertai dengan pengembangan nilai
agar menambah tahapan evaluasi pendidikan
lain yang berkaitan dengan nilai
karakter mulai dari evaluasi penalaran,
ketuhanan
afektif dan perilaku. Melalui ketiga tahapan
ketangkasan,
meliputi toleransi,
kesabaran, tolong-
tersebut
data
yang
memberikan
diperoleh
untuk
Pendidikan Karakter Di ... (Irka Aryana) 501
perbaikan yang berkesinambungan lebih akurat dan kredibel.
DAFTAR PUSTAKA Darmiyati Zuhdi, dkk. (2009). Pendidikan Karakter, Grand Design dan NilaiNilai Target. Yogyakarta: UNY Press Kaelan.
(2001). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Nana Syaodih Sukmadinata (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Ratna
Megawangi. 2007. Pendidikan Karakter: solusi tepat untuk membangun bangsa. Diakses dari www.ihf.com pada 10 Agustus 2015 pukul 20.11 WIB
Rukiyati, dkk. 2008. Pendidikan Pancasila BukuPengangan Kuliah. Yogyakarta: UNY Press Siti
Irene Astuti Dwiningrum. 2010. Pendidikan Holistik dan Kontekstual Dalam Mengatasi Krisis Karakter di Indonesia. http://www.eprints.uny.ac.id/3580/ 1/04Irene_EDIT.pdf diakses pada 24 Agustus 2015 pukul 19.51 WIB
Sudarman Darmin. 2003. Agenda pembaharuan sistem pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2012). Memahami penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.