PENDEKATAN PROBLEM SOLVING LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI MA AL ASROR GUNUNGPATI SEMARANG skripsi disajikan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika oleh Nur Azizah 4201410035
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
i
PERNYATAAN KEASLIAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Pendekatan Problem Solving Laboratory untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MA AL Asror Gunungpati” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yng berasal atau dikutip dari karya yang ditkripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
ii
iii
MOTTO
ﺳﺄﻧﺒﻚ ﻋﻦ ﻣﺠﻤﻮﻋﮭﺎ ﺑﺒﯿﺎن
اﻻﻻ ﺗﻨﺎل اﻟﻌﻠﻢ اﻻ ﺑﺴﺘّﺔ
وارﺷﺎد اﺳﺘﺎذ وﺗﻮل زﻣﻦ
ذﻛﺎء وﺣﺮص واﺻﻄﺒﺎر وﺑﻠﻐﺔ
" tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara yaitu: cerdas, menjaga diri, sabar, punya bekal, bimbingan dari guru, dan butuh waktu yang lama”
PERSEMBAHAN 1. Ayah dan ibu tercinta 2. Adik-adiku tersayang 3. Keluarga besar Ponpes Al Asror 4. Teman semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu
iv
ABSTRAK
Nur Azizah. 2014. Pendekatan Problem Solving Laboratory untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MA AL Asror Gunungpati. Skripsi, Jurusan fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang. Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si. Kata Kunci:Pendekatan Problem Solving Laboratory, kreatifitas, hasil belajar Pembelajaran melalui kegiatan laboratorium cenderung memiliki tingkat pemahaman yang rendahkarena didominasi oleh instruksi, kurang memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan komitmen, ide mandiri dan eksplorasi aktif.Alternatif solusinya adalah penerapan model pembelajaran problem solving laboratory. Model PSL yaitu menata ulang proses pelaksanaan kegiatan laboratorium dan berbagai perangkat pendukung kegiatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kreatifitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPA di MA Al Asror Gunungpati Semarang.Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Asror Gunungpati Semarang dengan desain two group pretest postest..Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kreatifitas siswakelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Kreatifitas siswa kelas eksperimen meningkat dari 53,58 menjadi 80,32 sedangkan kelas kontrol meningkat dari 52,54 menjadi 71,41. Peningkatan nilai hasil belajar (pretest -posttest) sebesar 0,70 untuk kelas eksperimen masuk kriteria tinggi dan 0,36 untuk kelas kontrol masuk kriteria sedang.Kesimpulannya, pendekatan Problem Solving Laboratory dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa di MA Al-Asror Gunungpati Semarang.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ”Pendekatan Problem Solving Laboratory untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MA AL Asror Gunungpati”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang, atas kesempatan yang diberikan pada penulis untuk menyelesaikan studi srata I di jurusan fisika FMIPA UNNES. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang, atas ijin yang diberikan pada penulis untuk melakukan penelitian. 3. Ketua Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang, atas kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.si. selaku Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran-sarannya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Drs. Mosik, M.si. dan Dr. Sarwi, M.si selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran-sarannya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Kepala MA Al-Asror Patemon yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 7. Bapak Bambang, S.Pd. selaku guru fisika, segenap guru dan karyawan serta siswa kelas XI IPA MA Al-Asror yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 8. Ibu dan Bapakku tercinta yang senantiasa sabar dan ikhlas mencurahkan kasih sayang, mendoakan, menasihati, membimbing dan menyemangati serta adikku tersayang Dewik, Muna, Ilah, Abuyazid yang selalu menyanyangiku. Dan temanku tercinta yeni uyun yang selalu mendampingi dan memberi semangat. 9. Abah K.H. Al Mamnuhin Kholid, Ibunyai Hj. Istighfaroh, S.Pd., Ibunyai Al Ma’unatul Khafidloh S. Pd.I AH beserta keluarga
vi
ndalem dan keluarga besar Ponpes Al Asror Patemon yang selalu memberikan doa, nasehat serta ilmunya. 10. Mbak Iim,mbak Lutfi, mbak ajill, mbak Towi, terima kasih sudah memberiku motivasi sertanasehat . 11. Teman-teman santriwan-santriwati Ponpes Al Asror, khususnya sahabat 2010 (mbak Vatier, mbak Ada, mbak Ninda, mbak Encep, mbak muyas, Mbak Eni, Mbak Eli, dan kang Anas, Kang Lalan, Kang Lukman, Kang Irul, Kang Rudi, Kang Shofa, kang Bagus, semoga persaudaraan kita selalu terjaga tetap semangat, semoga sukses kita bersama. 12. Para asatidh dan asatidhah yang selalu memberikan nasehat dan do’a, semua adik-adikku di pondok yang menjadi teman kecilku, seluruh penghuni kamar 2 dan 5, 13. Teman-teman angkatan 2010 Fisika FMIPA UNNES terima kasih untuk dukungan dan semangatnya 14. Semua pihak yang telah membantu, mendukung, dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas bantuan dan amal baiknya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
. Semarang, 28 Agustus 2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................
iv
ABSTRAK ..............................................................................................
v
KATA PENGANTAR .............................................................................
vi
DAFTAR ISI ...........................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..................................................................
1
1.2 Penegasan Istilah .................................................................
3
1.3 Masalah ...............................................................................
3
1.4 Batasan Masalah ..................................................................
4
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................
4
1.6 Manfaat Penelitian ..............................................................
4
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ...............................................
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Problem Solving Laboratory ..............................................
7
2.1.1 Petunjuk Kegiatan Laboratorium ......................................
8
2.1.2 Pengaturan Kegiatan di Laboratorium ...............................
9
2.1.3 Prosedur Penelitian ...........................................................
11
2.2 Kreatifitas ............................................................................
13
2.2.1 Konsep Kreatifitas ............................................................
13
2.3 Hasil Belajar ........................................................................
14
2.3.1 Definisi Belajar.................................................................
14
2.3.2 Pengertian Hasil Belajar....................................................
16
2.4 Kerangka Berpikir ...............................................................
18
2.5 Hipotesis .............................................................................
18
viii
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi................................................................................
19
3.2 Desain Penelitian .................................................................
19
3.3 Langkah Penelitian ..............................................................
21
3.4 Variabel Penelitian ..............................................................
22
3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................
22
3.5.1 Metode Dokumentasi ........................................................
22
3.5.2 Metode Instrumen .............................................................
22
3.5.3 Metode Pengamatan (observasi)........................................
23
3.6 Teknik Analisis Data ..........................................................................
23
3.6.1 Validitas Butir Soal ...............................................................
23
3.6.2 Reabilitas ...............................................................................
24
3.6.3 Tingkat Kesukaran .................................................................
25
3.6.4 Daya Beda .............................................................................
26
3.6.5 Analisis Kreatifitas.................................................................
28
3.6.6 Analisis Hasil Belajar Aspek Kognitif ....................................
28
3.6.7 Analisis Afektif ......................................................................
29
3.6.8 Analisis Psikomotorik ............................................................
29
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian....................................................................
30
4.1.1 Kreatifitas .........................................................................
30
4.1.2 Hasil Belajar .....................................................................
32
4.2 Pembahasan .......................................................................................
37
BAB V.
SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ...........................................................................
42
5.2 Saran ...................................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
43
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................
45
ix
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1 Perbedaan Petunjuk Kegiatan Laboratorium .......................................
9
2.2 Perbedaan Pengaturan Kegiatan .........................................................
9
2.3 Skenario Pelaksanaan Kegiatn Laboratorium......................................
10
2.4 Fokus Penilaian Laboratorium. ...........................................................
11
2.5 Aspek Penilaian Kegiatn Laboratorium yang Direncanakan ...............
12
3.1 Kelompok Soal Valid yang Digunakan pada Evaluasi (pretest-postest)
24
3.2 Kriteria Reabilitas Soal ......................................................................
24
3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran .............................................................
25
3.4 Kelompok Soal Yang Sesuai dengan Tingkat Kesukaran ....................
26
3.5 Kriteria Daya Beda.............................................................................
27
3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda.......................................................
27
3.7 Soal-Soal yang Digunakan untuk Evaluasi (Pretest-Postest) ...............
27
3.8 Kriteria Kreatifits ...............................................................................
28
4.1 Hasil Analisis Kreatifitas Siswa .........................................................
30
4.2 Hasil Peningkatan Kreatifitas .............................................................
31
4.3 Hasil Peningkatan Nilai (Pretest-Postest)............................................
33
4.4 Hasil Analisis Afektif Siswa...............................................................
34
4.5 Hasil Analisis Penilaian Aspek Psikomotorik Siswa ...........................
36
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka berpikir ..............................................................................
18
3.1 Langkah Penelitian.............................................................................
21
4.1 Hasil Peningkatan Kreatifitas Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 1 ...............
31
4.2 Perbandingan Hasil Peningkatan Kreatifitas Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 132 4.3 Perbandingan Hasil N-gain Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 1 ..................
33
4.4 Hasil Analisis Afektif Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 1 ..........................
35
4.5 Hasil Analisis Psikomotorik Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 1 .................
37
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Silabus ...............................................................................................
47
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................
48
3. Kisi-kisi soal uji coba .......................................................................
60
4. Soal uji coba ......................................................................................
62
5. Analisis Tingkat Kesukaran, Validitas, dan Daya beda soal uji coba ..
69
6. Perhitungan validitas butir soal .........................................................
74
7. Perhitungan tingkat kesukaran soal ....................................................
75
8. Perhitungan daya pembeda soal..........................................................
76
9. Perhitungan reliabilitas soal ...............................................................
77
10. Soal pretest-posttest ...........................................................................
78
11. Contoh jawaban soal pretest-postest siswa .........................................
80
12. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa...........................................
84
13. LDS ...................................................................................................
86
14. Contoh Jawaban LDS .........................................................................
89
15. Lembar Pedoman Pengamtan Kreatifitas siswa .................................
91
16. Contoh Penilaian Kreatifitas siswa .....................................................
92
17. Rekapitulasi Penilaian Kreatifitas siswa .............................................
93
18. Lembar penilaian afektif siswa ...........................................................
95
19. Contoh penilaian afektif siswa............................................................
96
20. Rekapitulasi penilaian afektif siswa ...................................................
97
21. Lembar penilaianpsikomotorik ...........................................................
99
22. Contoh penilaian psikomotorik ..........................................................
100
23. Rekapitulasi penilaian psikomotorik ...................................................
101
24. Surat penetapan dosen pembimbing ...................................................
103
25. Surat ijin penelitian ............................................................................
104
26. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian .................................
105
27. Dokumentasi penelitian .....................................................................
106
xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru atau pengelola pendidik untuk lebih meningkatkan serta mendukung proses belajar yang lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau hasil belajar, salah satunya yang terkait dengan pusat sumber belajar. Banyak berbagai sumber yang dapat dijadikan sebagai pusat sumber belajar yang salah satunya laboratorium. Laboratorium perlu dilestarikan serta dikelola, karena berperan untuk mendorong efektivitas serta optimalisasi proses pembelajaran. Belajar dengan mengaplikasikan teori dalam bentuk kegiatan laboratorium (praktikum) dapat meningkatkan kemampuan proses, kemampuan menyelesaikan masalah dan meningkatkan minat serta sikap siswa terhadap pembelajaran. Keberadaan laboratorium (kegiatan praktikum) di sekolah dapat mendukung kegiatan pembelajaran serta mencapai tiga ranah tujuan pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik (Hofstein dan Naaman 2007) Terdapat kecenderungan bahwa pembelajaran melalui kegiatan di laboratorium yang bertujuan meningkatkan ketrampilan, hanya mempelajari pengetahuan di bagian permukaannya saja, atau memiliki tingkat pemahaman yang rendah. Beberapa kendala yang mungkin sekali menjadi penyebab mutu pembelajaran
dari
kegiatan
di
laboratorium
rendah diantaranya adalah
praktikum menjadi kegiatan rutin, karena sekedar mengikuti petunjuk/penuntun
1
2
praktikum, praktikum didominasi oleh instruksi, dan kurang memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan komitmen, ide mandiri dan eksplorasi aktif. Para staf akademik memerlukan ketrampilan memfasilitasi proses pembelajaran, di sisi lain para siswa membutuhkan wawasan dan arahan tentang sikap mental, strategi dan skill belajar mandiri dan kolaboratif secara tepat, dan menjadi individu yang tanggap, kritis, proaktif, terbuka, dan
selektif
memberdayakan
dalam
proses belajarnya.
dirinya
sesuai
Sehingga
siswa
dapat
efektif
dengan potensi yang dimiliki, dan pada
gilirannya dapat meningkatkan prestasi akademiknya. Salah satu alternatif solusi diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran problem solving laboratory. Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Inovasi-inovasi yang dilakukan berdasarkan model PSL yaitu menata ulang proses pelaksanaan kegiatan laboratorium dan berbagai perangkat pendukung kegiatannya
menurut Feranie et. al.(dalam Mustafid
2009:10) Hal ini diperlukan guna lebih membekali peserta didik kemampuan menghadapi tantangan hidup di kemudian hari secara mandiri, cerdas, kritis, rasional, dan kreatif. Pembelajaran dalam konteks mempersiapkan sumber daya manusia abad 21 harus lebih mengacu pada konsep belajar yang dicanangkan oleh Komisi UNESCO dalam wujud “the four pillars of education” (Delors 1996:86), yaitu belajar untuk mengetahui (“learning to know”), belajar melakukan sesuatu (“learning to do”), belajar hidup bersama sebagai dasar untuk berpartisipasi dan
3
bekerjasama dengan orang lain dalam keseluruhan aktivitas kehidupan manusia (“learning to life together”), dan belajar menjadi dirinya (“learning to be”). Tidak hanya diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa menurut Zamroni (dalam Semiawan 1998:13).
1.2 Penegasan Istilah 1.2.1 Problem Solving Laboratory Problem solving dalah belajar memecahkan masalah. Inovasiinovasi yang dilakukan berdasarkan model PSL yaitu menata ulang proses pelaksanaan kegiatan laboratorium dan berbagai perangkat pendukung kegiatannya menurut Feranie et. al.(dalam Mustafid 2009:10) 1.2.2 Kreatifitas Kreatifitas adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan
menjadi
suatu konsep baru Conny
R
Semiawan
(2009:44). 1.2.3 Hasil belajar Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar Nana Sudjana (2005: 5).
1.3 Masalah 1.3.1 Apakah peningkatan kreatifitas siswa kelas XI MA Al Asror dapat dilakukan melalui pendekatan problem solving laboratory?
4
1.3.2 Apakah peningkatan hasil belajar siswa kelas XI MA Al Asror dapat dilakukan melalui pendekatan problem solving laboratory?
1.4 Batasan Masalah Batasan masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah melakukan pendekatan problem solving laboratory untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada sub materi titik berat benda dan mengetahui tingkat kreatifitas siswa MA kelas XI IPA 2 pada percobaan titik berat benda.
1.5
Tujuan Penelitian 1.5.1 Untuk mengetahui peningkatan kreatifitas siswa kelas XI MA AL ASROR dengan pendekatan problem solving laboratory 1.5.2 Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI MA AL ASROR dengan pendekatan problem solving laboratory
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Memberikan
contoh
model pembelajaran dengan pendekatan
problem solving laboratory bagi guru MA AL ASROR 1.6.2 Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan
pengalaman
menggunakan ketrampilan proses ilmiah dalam pembelajaran fisika. Pengalaman ini kelak akan menjadi bekal saat kuliah 1.6.3 Bagi sekolah, diperoleh model pengembangan ketrampilan proses ilmiah yang dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar pada materi titik berat benda dan kemudian dapat dijajaki penerapannya pada materi lain.
5
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika sripsi ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu : 1) Bagian awal Bagian ini terdiri dari halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran 2) Bagian isi Bagian ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu : BAB I Pendahuluan Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi BAB II Kajian Pustaka Bagian ini berisi teori-teori landasan tentang Problem Solving Laboratory, Kreatifitas, dan Hasil Belajar BAB III Metodologi Penelitian Bagian ini berisi tentang metode penentuan lokasi, desain penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data dan teknik analisis data BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan
6
BAB V Simpulan dan Saran Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang membangun 3) Bagian Penutup Bagian penutup beerisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Problem Solving Laboratory Menurut Feranie et. al.(dalam Mustafid 2009:10). Inovasi pembelajaran dalam kegiatan laboratorium ini diilhami oleh kegiatan laboratorium yang didesain dan dikembangkan di Universitas Minnesota serta jurusan pendidikan fisika UPI, yang memberikan penekanan utama pada aspek pemecahan masalah. Kegiatan PSL ini diterapkan di tingkat SMA dengan harapan mereka mempunyai bekal keterampilan melakukan percobaan sendiri . Perbedaannya dengan kegiatan PSL di perkuliahan adalah pengolahan data yang sederhana. Praktikum model PSL adalah menjadikan sarana bagi siswa untuk : (1) Mengkonfrontasi konsep mereka dengan bagaimana alam bekarja (2) Melatih keterampilan pemecahan masalah, (3) Belajar menggunakan alat, (4) Belajar mendesain eksperimen, (5) Mengobservasi sebuah peristiwa yang memerlukan penjelasan yang tidak mudah
sehingga
mereka
menyadari
bahwa
diperlukan
ilmu
untuk
menjawabnya, (6) Mendapatkan apresiasi kesulitan dan kegembiraan saat melakukan eksperimen (7) Mengalami pengalaman seperti ilmuwan asli, (8) Merasa senang melakukan kegiatan yang lebih aktif daripada duduk dan mendengarkan. Feranie et. al.(dalam Mustafid 2009:10).
7
8
Berdasarkan desain PSL yang dikembangkan di Universitas Minesota dan FPMIPA UPI tersebut, hal-hal dalam kegiatan laboratorium yang dikembangkan dengan menggunakan petunjuk kegiatan laboratorium, pengaturan kegiatan laboratorium, dan prosedur penilaian 2.1.1 Petunjuk Kegiatan Laboratorium Petunjuk kegiatan laboratorium mempunyai perbedaan yang mencolok. Perbedaannya
adalah
tidak
adanya
dasar
teori
dan
langkah-langkah
percobaanpada petunjuk kegiatan laboratorium yang akan dikembangkan. Perbedaan selanjutnya adalah peniadaan dasar teori yang didasarkan pada alasan yang menegaskan bahwa kegiatan laboratorium ini terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar. Teori yang mendasari kegiatan laboratorium dapat digali dan dibaca sebanyak-banyaknya dari buku paket atau referensi lain yang ada. Perbedaan yang lain adalah terdapat prediksi dan pertanyaan metode dalam petunjuk kegiatan laboratorium dimaksudkan untuk membuat penggalian teori oleh siswa. Peniadaan langkah-langkah percobaan yang lebih rinci dalam petunjuk kegiatan laboratorium dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada siswa untuk melatih ketrampilan pemecahan masalahnya, sehingga dengan demikian kemampuan pemecahan masalah dapat terus dipertajam. Hal ini terlihat pada tebel 2.1 yang membedakan perbedaan ketrampilan pemecahan masalahnya
9
Tabel 2.1 Perbedaan Petunjuk Kegiatan Laboratorium Petunjuk kegiatan laboratorium lama Tujuan Alat dan bahan Prosedur percobaan Tugas sebelum percobaan Tugas setelah percobaan
Petunjuk direncanakan Masalah Prediksi Tujuan Alat dan bahan Eksplorasi Pengukuran Analisis Kesimpulan 2.1.2 Pengaturan Kegiatan di Laboratorium
kegiatan
yang
Pengaturan kegiatan lama diawali dengan mengumpulkan tugas awal untuk dinilai di kemudian hari kemudian tanya jawab tentang penggunaan alat dan proses pengukuran. Pada pengaturan kegiatan laboratorium yang baru diadakan tahap pra-eksperimen yang berbentuk diskusi. Diskusi ini diadakan untuk memonitor prediksi dan jawaban pertanyaan metode dari setiap anggota kelompok, untuk kemudian diseragamkan menjadi prediksiksi kelompok. Kegiatan
selanjutnya
adalah
pasca-eksperimen
yang
diadakan
untuk
mendiskusikan data yang diperoleh dari hasil pengukuran untuk memantau kelengkapan data dan ketepatannya, dan jika terjadi kekeliruan dapat segera terpantau untuk diadakan perbaikan. Perbedaan pengaturan kegiatannya dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2 Perbedaan Pengaturan Kegiatan Seting kegiatan laboratorium lama Mengumpulkan tugas awal Tanya jawab Merangkai alat Melakukan pengambilan data
Seting kegiatan laboratorium yang direncanakan Pre-eksperimen (diskusi) Eksplorasi Pengambilan data Pasca eksperimen (diskusi)
10
Dalam kegiatan laboratorium ini, siswa bekerja secara berkelompok. Lama kegiatan praktikum adalah 90 menit dengan skenario pelaksanaan serta rincian tugas siswa dan peneliti sebagai berikut : Tabel 2.3 skenario pelaksanaan kegiatan laboratorium Alokasi waktu 10 menit
5 menit
15 menit
45 menit
Kegiatan siswa
Kegiatan peneliti
Menjawab pertanyaan tentang metode dan prediksi percobaan yang akan dilakukan 10 menit sebelum percobaan Memasuki laboratorium, meletakkan tas, menuju meja percobaan masing-masing dengan membawa alat tulis, penggaris, millimeter blok, referensi dan petunjuk praktikum 1. Mengumpulkan buku referensi kepada peneliti 2. Secara berkelompok berpartisipasi 3. Mengisi bon peminjaman alat dan menyerahkannya pada laboran
Berada di laboratorium 10 menit sebelum praktikum dimulai
1. Mengeksplorasi alat dan bahan percobaan 2. Membuat prosedur pengukuran dan dan tabel pengukuran yang sistematis 3. Melakukan prosedur pengukuran dan mencatat
Mempersilahkan siswa untuk memasuki laboratorium dan berada pada meja percobaannya masing-masing
1. Memeriksa prediksi individual dan lembar penilaian 2. Mendiagnosa masalahmasalah fisika berdasarkan jawaban-jawaban siswa 3. Mengarahkan diskusi pada prediksi sehingga mendapatkan prediksi kelompok 4. Menentukan problem kelompok yang harus diselesaikan 5. Memberitahukan kepada siswa bahwa waktu pembukaan sudah habis dan mempersilahkan siswa melakukan percobaan 1. Mengarahkan eksplorasi alat dan bahan 2. Mendiagnosa masalah 3. Membantu siswa yang kesulitan dalam pengambilan data 4. 10 menit sebelum
11
15 menit
hasilnya dalam tabel 4. Melakukan analisis data seperlunya yang mengacu pada menjawab prediksi percobaan 5. Mengambil kesimpulan kasar dari data yang diperoleh 1. Membersihkan tempat percobaan 2. Mengumpulkan data hasil percobaan 3. Secara berkelompok berpartisipasi mendiskusikan hasil, analisis dan kesimpulan
berakhir Memberitahukan siswa bahwa waktu sudah habis dan menyuruh siswa membereskan tempat percobaan 1. Mengarahkan diskusi kelas pada hasil percobaan 2. Memberitahukan siswa untuk untuk mengerjakan laporan akhir
2.1.3 Prosedur Penelitian Prosedur penilaian kegiatan laboratorium yang lama adalah dengan mengambil nilai dari tugas awal dan tugas akhir. Prosedur penilaian kegiatan laboratorium yang baru yang dikembangkan diambil dari jurnal dan laporan hasil kegiatan. Jurnal laboratorium dikembangkan untuk penilaian individu bukan untuk kelompok. Perbedaan ini dapat dilihat menurut Feranie et. al.(dalam Mustafid 2009:14). pada tabel 2.4. Tabel 2.4 Fokus Penilaian Kegiatan Laboratorium Fokus penilaian laboratorium lama
Fokus penilaian laboratorium yang baru yang direncanakan Tugas awal Jurnal laboratorium (individu) Tugas akhir Laporan hasil praktikum Aspek-aspek penilaian kegiatan laboratorium yang direncanakan meliputi : jurnal laboratorium dan laporan praktikum. Aspek penilaian selengkapnya dapat dilihat pada tebel 2.5.
12
Tabel 2.5 Aspek Penilaian Kegiatan Laboratorium yang Direncanakan Aspek yang dinilai
Jurnal laboratorium : Prediksi dan pertanyaan metode (Ketepatan prediksi perorangan dan jawaban pertanyaan metode serta kelogisan alasannya, yang terungkap dalam jurnal laboratorium) Prosedur pengambilan data (Rencana proses pengambilan data diungkapkan dalam jurnal secara sistematis, tabel dan grafik dibuat dengan baik, data dikoleksi secara lengkap, proses observasi dilakukan dengan teliti dan sistematis) Laporan praktikum : Penulisan ( bersih dan dapat dibaca, ejaan dan tata bahasa benar, konsepkonsep fisika dinyatakan dengan benar) Data dan tabel data (prediksi kelompok) (Bersih dan dapat dibaca, satuan dan ketidak-pastian dinyatkan dengan jelas) Hasil (hasil-hasil ditunjukkan dengan jelas, tepat, logis, proses perhitungan dilakukan secara runut dilengkapi dengan ketidakpastian dan satuan, grafik dibuat dengan benar dilengkapi skala, label, dan ketidakpastian, konsep-konsep fisis dinyatakan dengan benar) Kesimpulan (Perbandingan antara hasil dengan prediksi diungkapkan dan dibenarkan dengan teori, pernyataan fisis yang benar, sumbersumber kesalahan yang mungkin diidentisfikasi) Skor maksimum (ketidak-tepatan atau ketiadaan pernyataan-pernyataan fisis akan mengahsilkan skor maksimum 60 % dari skor total yang dapat dicapai, ketidaktepatan tata bahasa dan ejaan akan menghasilkan skor maksimum 70 % dari skor total yang dapat dicapai) Skor bonus untuk kerja kelompok (Skor diberikan atas kebijakan instruktur/asisten)
Skor
13
2.2 Kreatifitas Kreatifitas merupakan potensi yang dimiliki setiap manusia dan bukan yang diterima dari luar diri individu. Kreatifitas yang dimiliki manusia, lahir bersama
lahirnya
manusia
tersebut.
Sejak
lahir
individu sudah
memperlihatkan kecenderungan mengaktualisasikan dirinya. Dalam kehidupan ini kreatifitas sangat penting, karena kreatifitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Menurut Conny R Semiawan (2009: 44) kreatifitas adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru. 2.2.1 Konsep Kreatifitas Kreatifitas didefinisikan tergantung dari orang memandangnya. Hal ini karena dua alasan, pertama karena kreatifitas “konstruk hipotetis” dan yang kedua definisi kreatifitas tergantung pada dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi. Berdasarkan penekanannya definisi kreatifitas dibedakan ke dalam empat
dimensi; person,
proses,
produk
dan
press.
Rhodes
(1961)
menyebutnya “the four p’s of creativity”, berdasarkan analisis faktor Guilford menemukan lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif, yaitu: kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration), dan perumusan kembali (redefinition). Menurut Amabile dalam Dedi Supriadi (1994: 9) sesuatu produk dinilai kreatif apabila: a) produk tersebut bersifat baru, unik, berguna, benar, atau bernilai dilihat dari segi kebutuhan tertentu, b) lebih bersifat heuristik, yaitu
14
menampilkan metode yang masih belum pernah atau jarang dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Terdapat lima asumsi tentang kreatifitas, yaitu: (1) Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda, tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreatifitas. (2) Kreatifitas dinyatakan dalam bentuk produk-produk kreatif, baik berupa benda maupun gagasan (creative ideas) (3) Aktualisasi kreatifitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-faktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal) (4) Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat menunjang atau menghambat perkembangan kreatifitas. (5) Kreatifitas melainkan
seseorang
tidak
berlangsung
didahului perkembangan
dari
dalam
kevakuman,
hasil-hasil
kreatifitas
orang-orang yang berkarya motivasi, dan gaya berpikir.
2.3 Hasil Belajar 2.3.1 Definisi Belajar Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang
sama
yaitu
setiap
orang yang
melakukan
proses
belajar
akan
mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar sebagai
berikut.
Sntrock
dan
Yussen
(dalam Sugihartono,
2007:
74)
mengemukakan bahwa belajar merupakan sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Sugihartono (2007: 74) mengemukakan
15
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
individu dengan
lingkungannya
dalam
memenuhi
kebutuhan
hidupnya. Morgan (Ngalim Purwanto, 2002: 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Hasil
belajar
setiap
individu
dipengaruhi
oleh
belajar
siswa.
Muhabbibin Syah (2003: 144) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu : (1)
Faktor dari dalam yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa belajar. Faktor dari dalam (internal) meliputi dua aspek, fisiologi dan psikologis. Fisiologi, faktor ini meliputi kondisi jasmaniah secara umum dan kondisi panca indra. Kondisi psikologis, faktor ini meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif.
(2)
Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-faktor ini meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial yang dimaksud adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu rumah, sekolah dan masyarakat. Lingkungan non sosial meliputi keadaan udara, waktu belajar, cuaca, lokasi gedung sekolah dan alat-alat pembelajaran.
16
(3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi, model dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. 2.3.2 Pengertian Hasil Belajar Nana Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik Benyamin Bloom (Nana Sudjana , 2010: 22-31) mengemukakan secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu (1) kognitif, (2) afektif, (3) psikomotorik 2.3.2.1 Ranah Kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah: (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman (3) Aplikasi (4) Analisis (5) Sintesis (6) Evaluasi
17
2.3.2.2 Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek. Kelima aspek dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks sebagai berikut. (1) Reciving/ attending (penerimaan) (2) Responding (jawaban) (3) Valuing (penilaian) (4) Organisasi (5) Karaakteristik nilai atau internalisasi nilai 2.3.2.3 Ranah Psikomotor Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: (1) gerakan refleks yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak sadar; (2) keterampilan pada gerakan-gerakan dasar; (3) kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain; (4) kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan; (5) gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks; (6) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
18
2.4 kerangka Berfikir Laboratorium sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas
kegiatan dalam laboratorium merupakan kegiatan berdasarkan petunjuk praktikum
Siswa kurang dalam pencapaian hasil belajar
Siswa kurang kreatif
Dilakukan Pembelajaran dengan metode Problem Solving Laboratory
Dilakukan praktikum dengan metode Problem Solving Laboratory
Peningkatan hasil belajar dan kreatifitas siswa
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.6 Hipotesis Berdasarkan penjelasan teori tersebut dapat disusun suatu hipotesis bahwa pendekatan PSL dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian dilaksanakan di ruang kelas XI ipa 2 dan kelas XI ipa 1 dikarenakan laboratorium masih dalam proses perbaikan dengan objek penelitian adalah siswa kelas XI ipa 2 dan XI ipa 1 MA Al ASROR semester dua tahun 2013 yang masing-masing berjumlah 36 orang
3.2 Desain Penelitian Pelaksanaan penelitian difokuskan untuk mengevaluasi peningkatan kreatifitas dan hasil belajar pada materi elastisitas melalui kegiatan laboratorium dengan pendekatan PSL . Penelitian ini dilkaukan dalm 3 tahap : Tahap I (1) Penyusunan bahan ajar dan uji coba soal pretest dan postest (2) Penyusunan soal pretest, dan soal postest materi kesetimbangan benda tegar (3) penyusunan petunjuk praktikum fisika kesetimbangan benda tegar sehingga dihasilkan petunjuk praktikum yang digunakan sebagai pedoman untuk tahap selanjutnya. Tahap II : (1) Melaksanakan pretest untuk materi kesetimbangan benda tegar
19
20
(2) Mengimplementasikan bahan ajar materi kesetimbangan benda tegar melalui kegiatan diskusi kelompok (3) Melaksanakan penelitian dengan menerapkan petunjuk praktikum dengan Pendekatan PSL. (4) Melaksanakan penilaian kreatifitas dengan lembar pedoman pengamatan kreatifitas. (5) Melaksanakan posttest untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah melakukan praktikum dengan pendekatan PSL. (6) Melakukan analisis dan kajian terhadap penelitian yang telah dilakukan pada a. kegiatan post test dan pretest untuk mengetahui peningkatan hasil belajar b. kegiatan praktikum dengan pendekatan PSL hasil kegiatan berupa laporan praktikum Tahap III (1) Melakukan revisi jika dipandang perlu menurut hasil analisis dan kajian penelitian yang telah dilakukan (2) Bekerjasama dengan semua pihak yang terlibat dalam penelitian untuk memberikan masukan dan aktif menyusun program yang telah dibakukan (3) Menyempurnakan bentuk kegiatan laboratorium dengan pendekatan PSL yang tepat .
21
3.3
Langkah Penelitian Penyusunan bahan ajar dan petunjuk praktikum
Penyusunan soal pretest dan postest
Uji coba soal
Mengimplementasikan bahan ajar melalui diskusi
Melaksanakan pretest
Melaksanakan penelitian
Melaksanakan post test dan pembuatan laporan Praktikum oleh siswa
Anlisis data penelitian
Kesimpulan Gambar 3.1 Langkah Penelitian
22
3.4 Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto 1998 :99). Variabel dibedakan menjadi dua yaitu : variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain disimbolkan dengan X, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang yang dipengaruhi oleh variabel lain yaitu variabel bebas (X), variabel terikat disimbolkan dengan Y. Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain : bahan ajar, petunjuk kegiatan praktikum dengan pendekatan PSL, perangkat evaluasi (lembar penskoran), dan seperangkat alat dan bahan kegiatan laboratorium (kit). Variabel terikatnya adalah kreatifitas dan hasil belajar siswa pada materi elastisitas.
3.5 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi, instrumen, dan pengamatan (observasi). 3.5.1 Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 158). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi awal siswa sebelum diadakan penelitian. 3.5.2 Metode Instrumen Instrument yang diperlukan terdiri dari instrument kegiatan laboratorium dan instrument evaluasi. Instrumen kegiatan laboratorium berupa petunjuk praktikum, sedangkan
instrument
evaluasi
berupa soal
laboratorium untuk mengamati aspek kognitif.
pretest-posttest
dan
jurnal
23
3.5.3 Metode pengamatan (observasi) Metode observasi digunakan untuk mengetahui tingkat kreatifitas, kemampuan afektif dan kemampuan
psikomotorik peserta didik. Observasi
dilakukan pada saat subjek melakukan percobaan dan mengamati langkah kerja yang dilakukan serta pada kegiatan diskusi. Metode ini berupa lembar penilaian afektif, lembar penilaian psikomotorik dan lembar pedoman pengamatan kreatifitas.
3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Validitas Butir Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus korelasi point biserial. (amanatul munawaroh :2013) rxy = keterangan : rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan y N : Jumlah subyek X : Skor item Y : Skor total (arikunto 2009) Haraga
rxy
yang
diperoleh
dari
masing-masing
item
kemudian
dikonsultasikan dengan tabel r product momentdengan taraf signifikansi 5 %, jika harga rhitung > r
tabel
item soal dikatakan valid, dan jika sebaliknya maka soal
dikatakan tidak valid. Hasil perhitungan soal ditunjukkan pada Tabel 3.1
24
Tabel 3.1 Kelompok Soal Valid yang Digunakan pada Evaluasi (pretest-posttest)
No
Kriteria
Jumlah
Nomor soal
validitas soal 1
Valid
10
2
Tidak valid
15
1, 2, 3, 5, 9, 10, 12, 15, 22, 23 4, 6, 7, 8, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25
*Data selengkapnya bisa dilihat pada lampiran 6. 3.6.2 Readibilitas Readibilitas soal adalah ukuran kemampuan perangkat tes atau instrument. Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan keajegan atau kestabilan dan konsisten dari karakteristik yang diteliti, sehingga mampu mengungkapkan data yang dipercaya. Persamaan yang digunakan untuk menghitung reliabilitas adalah : r11= keterangan : r11 : reliabilitas soal M: rata-rata skor awal k : jumlah butir soal Vt : Variasi skor total Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Kriteria Reabilitas Soal Reabilitas 0.8000 – 1.000 0.6000 – 0.799 0.4000 – 0.599 0.2000 – 0.399 < 0.2000
Kriteria reliabilitas sangat tinggi reliabilitas tinggi reliabilitas cukup reliabilitas rendah reliabilitas sangat jelek
25
Hasil perhitungan
r11 dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf
kepercayaan 95 %. Jika harga rhitung > r
tabel
item soal dikatakan reliabel, dan jika
sebaliknya maka soal dikatakan tidak reliabel. ( Arikunto :2009). Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas untuk seluruh item soal diperoleh rhitung sebesar 0,9076 dengan n= 36 sedangkan rtabel = 0,349. Oleh karena rhitung>rtabel maka instrumen tersebut reliabel. Perhitungan reliabilitas selengkapnya pada Lampiran 9. 3.6.3 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan soal yang tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah akan menyebabkan siswa tidak tertarik untuk memecahkannya. Sedangkan soal yang terlalu sulit akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat untuk mencoba lagi. Untuk mengetahui soal itu mudah atau sukar dapat diketahui dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan menggunakan rumus yaitu : P= Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks kesukaran diklasifikaiskan sebagai berikut : Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Interval IK 0,01-0,30 0,32- 0,70 0,71- 0,99
Kriteria Sukar Sedang Mudah
26
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal ditunjukkan pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Kelompok Soal yang Sesuai dengan Tingkat Kesukaran No 1 2
Kriteria Sukar Sedang
Jumlah 11 8
Nomor soal 4, 7, 8, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 25 1, 2, 3, 5, 6, 14, 22, 24
3 Mudah 6 9, 10, 11, 12, 15, 21 *Data selengkapnya disajikan pada lampiran 6. 3.6.4 Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan anatara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Suatu soal mempunyai daya pembeda yang baik apabila dijawab benar oleh kebanyakan siswa yang pandai dan dijawab salah oleh siswa yang kurang pandai Arikunto (2009) mengatakan bahwa untuk menghitung daya pembeda tiap soal menggunakan rumus : D=
-
= PA – PB
Keterangan : D
= daya beda
J
= jumlah peserta tes
JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas BB = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
27
Setelah perhitungan daya pembeda sudah diketahui kemudian dimasukkan dalam klasifikasi daya pembeda. Dimana daya beda menurut Arikunto (2005) adalah: Tabel 3.5 Kriteria Daya Beda Interval DP
Kriteria
0.00 ≤ DP ≤ 0.20
Jelek
0.20 < DP ≤ 0.40
Cukup
0.40 < DP ≤ 0.70
Baik
0.70 < DP ≤ 1.00
Sangat baik
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat baik Baik Cukup Jelek
Jumlah 1 6 8 10
Nomor soal 9 1, 2, 5, 12, 15, 17 3, 6, 10, 11, 13, 19, 22, 23 4, 7, 8, 14, 16, 18, 20, 21, 24, 25
Sangat jelek 0 *Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
Berdasarkan analisis validitas, tingkat kesukaran soal, daya pembeda dan reliabilitas, soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, dengan daya pembeda cukup, baik dan sangat baik serta komposisi tingkat kesukaran soal sukar, sedang, dan mudah 20; 60; 20. Soal yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut: Tabel 3.7 Soal-Soal yang Digunakan untuk Evaluasi (Pretest-Posttest) Nomor butir soal Jenis soal Digunakan Tidak digunakan 1, 4, 6, 7, 8, 11, 13, 14, 16, 18, 19, 20, Pilihan 2, 3, 5, 9, 10, 12, 15, 17, 22, 21, 24, 25 ganda 23 Jumlah 10 15 *Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
28
3.6.5 Analisis Kreatifitas Analisis kreatifitas di ambil dari data pedoman pengamatan kreatifitas siswa. Perhitungan nilai kreatifitas menggunakan rumus : Nilai =
x 100 %
Kriteria kreatifitas yang digunakan dit njukkan pada tabel 3.3
No. 1 2 3 4
Tabel 3.8 Kriteria Kreatifitas Kriteria Kreatifitas Nilai Rendah 0 < x ≤ 37,5 Sedang 37,5 < x ≤ 58,33 Tinggi 58,33 < x ≤ 79,17 Sangat tinggi 7 9,17 < x ≤ 100
3.6.6 Analisis Hasil Belajar Aspek Kognitif Analisis kognitif bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik teradap materi yang diajarkan. Rmusnya : Nilai =
x 100 %
Hasil belajar akan dianalisis peningkatannya menggunakan uji gain-test. Uji penigkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui besar peningkatan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi sebagai berikut : (g) = Keterangan : : skor pretest (%) : skor posttest (%)
29
Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut : Tinggi
: g > 0,7
Sedang
: 0,3 ≤ g ≤ 0,7
Rendah
: g < 0,3 (Wiyanto 2008)
3.6.7 Analisis Afektif Analisis efektif digunakan untuk mengetahui respon siswa salam bentuk sikap atau nilai yang telah tertanam dalam diri peserta didik Nilai =
x 100 %
K riteria penilaiannya sebagai berikut: 85 % < A ≤ 100 % : sangat baik 70 % < A ≤ 85%
: baik
60 % < A ≤ 70 %
: cukup baik
50 % < A ≤ 60 %
: kurang baik
0 % < A ≤ 50 %
: jelek
3.5.6 Analisis psikomotorik Analisis psikomotorik berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Perhitungan analisis psikomotorik menggunakan rumus: Nilai =
x 100 %
Kriteria yang digunakan adalah apabila peserta didik telah memperoleh skor minimal 80 % peserta didik dikatakan telah tuntas belajar dan apabila peserta didik memperoleh skor kurang dari 80 % maka dikatakan peserta didik belum tuntas belajar. Penelitian dikatakan berhasil apabila 80% peserta didik telah tuntas belajar.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut. 4.1.1 Kreatifitas Analisis Kreatifitas siswa selama proses pembelajaran dinilai dengan menggunakan Lembar pedoman pengamatan kreatifitas. Lembar observasi ini meliputi 6 aspek yaitu (1) kelancaran menjawab pertanyaan, (2) keluwesan menyelesaikan masalah, (3) keaslian dalam menjawab, menulis laporan, (4) pembahasan dalam laporan sesuai teori, (5) penguraian jelas dan tepat, (6) perumusan kembali. Data analisis dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut.
No
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kreatifitas Siswa Aspek Kelas XI IPA 1 Kelas XI IPA 2 %
Kategori
%
Kategori
1
Kelancaran menjawab pertanyaan
72
Baik
70,83
Baik
2
Keluwesan menyelesaikan masalah
79,85
Baik
53,5
Baik
3
Keaslian dalam menjawab dan menulis laporan
88,25
Baik
77
Baik
4
Pembahasan dalam laporan sesuai teori
88,75
Baik
68
Baik
5
Penguraian jelas dan tepat
83,25
Baik
79,85
Cukup
6
Perumusan kembali
70,82
Baik
69,44
Baik
*Data selengkapnya terdapat pada lampiran 17. 31
32
Hasil penilaian kreatifitas juga dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1 Hasil Analisis Kreatifitas Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 1 Keterangan : 1 = Kelancaran menjawab pertanyaan 2 = Keluwesan menyelesaikan masalah 3 = Keaslian dalam menjawab, menulis laporan 4 = Pembahasan dalam laporan sesuai teori 5 = Penguraian jelas dan tepat 6 = Perumusan kembali Tabel 4.2 Hasil Peningkatan Kreatifitas Kelas XI IPA 2
Kelas XI IPA 1
Kelas eksperimen
Kelas Kontrol
Rata-rata kreatifitas sebelum PSL
Rata-rata kreatifitas setelah PSL
Rata-rata kreatifitas sebelum PSL
Rata-rata kreatifitas setelah PSL
33
53,58
80,32
52,54
71,41
*Data selengkapnya terdapat pada lampiran 17 Hasil analisis menunjukkan bahwa setelah penerapan metode Problem Solving Laboratory sebagian besar kreatifitas siswa untuk kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 1 sudah meningkat namun Kelas XI IPA 2 mempunyai rata-rata peningkatan kreatifitas lebih tinggi daripada rata-rata kreatifitas kelas XI IPA 1. Perbandingan tingkat kreatifitas siswa antara kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2 Perbandingan Hasil Peningkatan Kreatifitas Kelas XI IPA 2 dan XI IPA1 4.1.2 Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada penelitian ini meliputi peningkatan nilai pretestposttest(N-gain), analisis afektif dan analisis psikomotorik. 4.1.2.1 Peningkatan pretest-posttest
34
Peningkatan pretest-posttest dihitung dengan menggunakan normalitas gain(N-gain). Rata-rata N-gain kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 disajikan pada Tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil Peningkatan Nilai Pretest-Posttest Kriteria
Kelas XI IPA 2
Kelas XI IPA 1
Kelas eksperimen
Kelas control
Rata-rata N-gain
∑ siswa
Rata-rata N-gain
∑ siswa
Tinggi
0,82
20
0,73
2
Sedang
0,58
15
0,41
26
Rendah
0,25
1
0,06
8
*Data selengkapnya terdapat pada lampiran 19 hal 97. Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui rata-rata N-gain kelas XI IPA 2 dan XI IPA 1 menunjukkan peningkatan dalam kriteria sedang dan tinggi. Hasil N-gain kelas XI IPA 2 dan XI IPA 1 dapat dilihat pada gambar 4.3 sebagai berikut.
Gambar 4.3 Perbandingan Hasil N-gain Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 1 4.1.2.2 Penilaian Aspek Afektif Siswa
35
Analisis aspek afektif siswa meliputi 9 aspek yaitu (1) kehadiran di kelas saat pelajaran fisika, (2) perhatian dalam mengikuti pembelajaran (3) kejujuran, (4) tanggung jawab, (5) karajinan membawa buku referensi, (6) partisipasi dalam pembelajaran, (7) kemauan menghargai pendapat teman, (8) sopan santun dalam berkomunikasi, (9) Sikap dan tingkah laku terhadap guru. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Analisis Afektif Siswa No
Aspek
Kelas XI IPA 1
Kelas XI IPA 2
%
Kategori
%
Kategori
1
Kehadiran di kelas saat pelajaran fisika
87,77
Baik
83,88
Baik
2
Perhatian dalam mengikuti pembelajaran
83,89
Baik
78,33
Baik
3
Kejujuran ( membuat laporan sesuai hasil data pengamatan)
83,33
Baik
80.55
Baik
4
Tanggung jawab (merapikan tempat percobaan setelah semua selesai)
80,55
Baik
77,22
Baik
5
Kerajinan membawa buku referensi
62,77
Baik
61,11
Cukup
6
Partisipasi dalam pembelajaran
81,67
Baik
80,00
Baik
7
Kemauan menghargai pendapat teman
86.67
Baik
81.11
Baik
8
Sopan santun dalam berkomunikasi
86.11
Baik
85,55
Baik
9
Sikap dan tingkah laku terhadap guru
86.67
Baik
86.66
Baik
*Data selengkapnya terdapat pada lampiran 20.
36
Hasil penilaian aspek afektif dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut.
Gambar 4.4 Hasil Analisis Afektif Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 1 Keterangan : 1
= Kehadiran di kelas saat pelajaran fisika
2
= Perhatian dalam mengikuti pembelajaran
3
= Kejujuran ( membuat laporan)
4
= Tanggung jawab ( merapikan tempat setelah semua selesai)
5
= Kerajinan membawa buku referensi
6
= Partisipasi dalam pembelajaran
7
= Kemauan menghargai pendapat teman
8
= Sopan santun dalam berkomunikasi
9
= Sikap dan tingkah laku terhadap guru
4.1.2.3 Penilaian Aspek Psikomotorik Siswa Penilaian psikomotorik siswa selama proses pembelajaran dinilai dengan menggunakan lembar observasi psikomotorik. Lembar observasi ini meliputi 7 aspek yaitu (1) Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, (2) merangkai
37
semua bahan dengan benar, (3) melakukan pekerjaan sesuai langkah-langkah percobaan yang telah dirancang, (4) menggunakan alat dengan benar dan teliti, (5) Kesesuaian
jawaban dengan tujuan, (6) merapikan kembali tempat yang
digunakan,
(7)
Membuat
kesimpulan
dengan
benar
dan
dapat
mengkomunikasikannya. Data analisis dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut. Tabel 4.5 Hasil Analisis Penilaian Aspek Psikomotorik Siswa No
Aspek
Kelas XI IPA 2 %
Kategori
Kelas XI IPA 1 %
Kategori
75
Baik
1
Mempersiapkan alat dan bahan
78
2
Merangkai semua bahan dengan benar
83
Baik
79,8
Baik
3
Melakukan pekerjaan sesuai langkah-langkah yang telah dirancang
98
Baik
83
Baik
4
Menggunakan alat dengan benar dan teliti
84
Baik
80.5
Baik
5
Kesesuaian jawaban dengan tujuan percobaan
87.5
Baik
81
Baik
6
Merapikan kembali tempat yang digunakan
83
Baik
84
Baik
7
Membuat kesimpulan dengan benar dan dapat mengkomunikasikannya
87.5
Baik
80.5
Baik
Baik
*Data selengkapnya terdapat pada lampiran 23. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar aspek psikomotorik masuk kategori baik, mempersiapkan alat dan bahan untuk kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 1 belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu ≥ 80% jumlah siswa
38
mencapai kategori baik. Hasil analisis psikomotorik juga dapat dilihat pada gambar 4.5
Gambar 4.5 Hasil Analisis Psikomotorik Kelas XI IPA 2 dan XI IPA 1 Keterangan : 1 = Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan merangkai alat dengan benar 2 = Melakukan percobaan sesuai langkah-langkah percobaan yang telah dirancang 3 = Melakukan percobaan sesuai langkah-langkah percobaan yang telah dirancang 4 = Menggunakan alat dengan benar dan membaca skala pengukuran dengan teliti 5 = Kesesuaian data pengamatan dengan tujuan percobaan 6 = Mengembalikan peralatan sesuai tempatnya setelah melakukan pekerjaan 7 = Membuat kesimpulan dengan benar dan dapat mengkomunikasikannya
4.2 Pembahasan Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 1 mengalami peningkatan pretest-posttest baik kriteria tinggi, sedang maupun rendah. Kelas XI IPA 1 siswa yang peningkatannya masuk kriteria tinggi dengan rata-rata N-gain 0,82 berjumlah 20 siswa. Kriteria sedang dengan rata-rata N-gain 0,58 berjumlah 15 siswa. Kriteria rendah dengan rata-rata N-gain 0,25 berjumlah
39
1 siswa. Kelas XI IPA 2 siswa yang peningkatannya masuk kriteria tinggi dengan rata-rata N-gain 0,73 berjumlah 2 siswa. Kriteria sedang dengan rata-rata N-gain 0,44 berjumlah 26 siswa. Kriteria rendah dengan rata-rata N-gain 0,06 berjumlah 8 siswa. Dengan demikian dapat dikatakan rata-rata N-gain kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas Kontrol. Hasil penilaian aspek afektif siswa dilakukan melalui observasi selama kegiatan pembelajaran dengan bantuan tim penilai. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kehadiran siswa dikelas saat pelajaran fisika pada kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 baik. Siswa menunjukkan perhatian dalam mengikuti pelajaran. Kejujuran siswa juga terlihat dari keaslian data dalam membuat laporan yang sesuai dengan hasil pengamatan. Siswa bertanggung jawab terhadap kerapian tempat setelah melakukan percobaan. Siswa juga rajin membawa buku referensi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang diajarkan dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Sikap sosial siswa dapat ditunjukkan dari kemauan menghargai pendapat teman dalam kegiatan diskusi, sopan santun dalam berkomunikasi dan menyampaikan pendapat, serta kesantunan sikap kepada guru. Nilai terendah aspek penilaian afektif di kelas XI IPA 1 sebesar 62,77% pada aspek kerajinan dalam membawa buku referensi karena masih ada beberapa siswa yang malas membawa buku referensi dan hanya membawa buku seadanya. Pada kelas XI IPA 2 nilai terendah pada aspek penilaian afektif mencapai 61,11% pada aspek kerajinan membawa buku referensi seperti di kelas XI IPA 1.
40
Meskipun secara keseluruhan persentase hasil penilaian aspek afektif pada siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 menunjukkan nilai yang baik, namun terdapat perbedaan tingkat persentase pada kedua kelas ini. Rata-rata persentase hasil penilaian afektif pada siswa kelas XI IPA 1 mencapai 79,3%, sedangkan pada kelas XI IPA 2 mencapa 82,2 %. Sehingga hasil penilaian aspek afektif siswa kelas XI IPA 2 lebih tinggi daripada siswa kelas XI IPA 1 Hal ini karena siswa kelas XI IPA 2 diajar dengan metode yang mengajak siswa aktif dan perhatian di kelas. Secara keseluruhan rata-rata persentase penilaian aspek afektif pada kedua kelas ini menunjukkan hasil yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2005:156) bahwa untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari siswa dari pembelajaran.Untuk dapat melihat perbedaan hasil penilaian afektif pada siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dapat dilihat pada gambar 4.4. Penilaian aspek psikmotorik siswa dilakukan selama kegiatan pembelajaran di kelas sebanyak 3 pertemuan, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil penilaian psikomotorik siswa pada kelas Kontrol dan eskperimen menunjukkan hasil yang baik. Nilai terendah aspek psikomotorik pada kelas XI IPA 2 mencapai 78% pada aspek persiapan alat dan bahan, sedangkan pada kelas XI IPA 1 mencapai 75% pada aspek yang sama.Hal ini disebabkan siswa mengandalkan temannya untuk membawa sedangkan temannya tidak mengatahui bahwa dia yang diberi tanggung jawab untuk membawa. Namun secara keseluruhan dapat diketahui bahwa siswa kelas XI IPA 1 dan IPA 2 sudah dapat mempersiapkan alat dan bahan; merangkai alat dengan benar, melakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah percobaan
41
yang telah dirancang; menggunakan alat dengan benar dan teliti; kesesuaian data pengamatan dengan tujuan percobaan; mengembalikan alat sesuai tempatnya; serta membuat kesimpulan dengan benar dan dapat mengkomunikasikannya. Meskipun hasil penilaian psikomotorik pada kedua kelas ini menunjukkan nilai yang sama-sama baik, namun terdapat perbedaan persentase hasil pada keduanya. Rata-rata persentase hasil penilaian aspek psikomotorik untuk kelas XI IPA 1 mencapai 86,01%, sedangkan kelas XI IPA 2 mencapai 80,65%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas XI IPA 2 memperoleh nilai lebih tinggi daripada kelas XI IPA 1 dari aspek psikomotorik. Hal ini mungkin disebabkan oleh perlakuan pada kelas XI IPA 2 yang mendapatkan metode problem solving laboratory sebagaimana keterangan menurut Feranie et. al.(dalam Mustafid 2009:10) yang mengungkapkan bahwa: “model PSL yaitu menata ulang proses pelaksanaan kegiatan
laboratorium dan berbagai perangkat pendukung
kegiatannya”. Untuk melihat perbedaan hasil penilaian aspek psikomotorik pada siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.5 Penggunaan pendekatan
Problem Solving Laboratory tidak hanya
berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa dan aktifitas siswa, namun juga membuat siswa menjadi kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 4.1 Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa persentase rata-rata nilai kreatifitas siswa dalam satu kelas eksperimen masuk dalam kategori tinggi yaitu mencapai 80,32%. Berdasarkan perhitungan nilai terendah kreatifitas siswa dalam satu kelas mencapai 70,82, dan nilai tertinggi kreatifitas siswa dalam satu kelas mencapai 88,75. Hal ini sesuai dengan pendapat Yesil Yurt (2005) yang
42
menyatakan bahwa “Salah satu kemungkinan akan timbul ketika siswa berada dalam laboratorium adalah siswa akan mengadopsi pengetahuan batru dan mengkonstruksi ide-ide baru yang tidak bertentangan dengan pengetahuan lama” Indikator kreatifitas siswa yang memiliki skor tertinggi adalah indikator nomor 4 mengenai pembahasan yang sesuai dengan teori dengan nilai sebesar 88,75%.Hal ini dapat dilihat dari kegiatan siswa selama pembelajaran yang aktif dalam bertanya dan berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Indikator kreatifitas siswa yang memperoleh nilai terendah adalah indikator nomor 6 mengenai perumusan kembali sebesar 70,82%.Hal ini dapat dilihat siswa masih canggung untuk mengemukakan pendapat dengan bahasanya sendiri. Selain itu, indikator nomor 1 (kelancaran menjawab pertanyaan) menunjukkan skor 72% , karena beberapa siswa masih ada yang belum lancar menjawab pertanyaan, Sedangkan indikator nomor 2 (keluwesan menyelesaikan masalah) memperoleh skor 79,85%, karena siswa kadang kesulitan menyelesaikan soal yang berbeda. Indikator nomor 3 (keaslian dalam menjawab, menulis laporan) Memperoleh skor sebesar 88,25%, dan indikator nomor 5 (penguraian jelas dan tepat) memperoleh skor 83,25% Pada Gambar 4.1 dapat dilihat perolehan skor kreatifitas siswa secara lebih jelas.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Rata-rata kreatifitas kelas XI IPA 2 mengalami peningkatan lebih tinggi dari kelas XI IPA 1 yaitu dari 53,58% menjadi 80,32%. Sedangkan pada kelas XI IPA 1 meningkat dari 52,54% menjadi 71,41% 2. Siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 mengalami peningkatan pretest-posttest tetapi kelas XI IPA 2 mempunyai rata-rata N-gain sebesar 0,70 hal ini lebih tinggi
dibanding kelas XI IPA 1 dengan rata-rata N-gain sebesar 0,36 .
perbedaan nilai N-gain yang di dapat cukup signifikan.
B. Saran 1.
Bagi siswa diharapkan mampu memupuk kerjasama, melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberi oleh guru secara bersama-sama ketika berdiskusi kelompok.
2.
Guru sebaiknya memanfaatkan metode PSL sebagai metode pelaksanaan kegiatan di laboratorium karena siswa menjadi lebih aktif.
3.
Sekolah perlu menambah kelengkapan alat dan bahan untuk mendukung kelancaran praktikum. Misalnya neraca dn mistar.
43
44
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Beach, P., & Vesenka, J. 2002. A Comparison Between Traditional anf Modellig Approaches to Undergraduate Physics Instrumen at Two Universities with Implication for Improving Physics Teacher Preparation. Journal of Physics Teacher Education Online, 1(1): 2-7 Tersedia di http://JPTEO.com [diakses 06-01-2014] Borrmann. 2008. Laboratory Education in New Zeeland. Eurasia Journal of Mathemathics, sciences, and Technology Education, 4(4): 327-335 Tersedia di http://Eurasia-journal.org/ [diakses 28-12-2013] Chronical et al. 2008. Differents of Individu in Optimalized Problem solving. The Journal of Problem Solving 12(1): 41-51. Tersedia di http://journal of problem solving.org/ [diakses 21-12-2013] Delors. 1996. Treasure Within Report to U N E S C O of the Internationa Commissionon Education for the Twenty-first Century. France: UNESCO Fenelon, Orla, & Breslin, C. 2012. Chrime Scene Investigation in A Lab : A problem Solving Approach to Undergraduate Chemistry Practical. AISHEJournal, 1(1): 1-11. Tersedia di http://journal of laboratory.com [diakses 2012-2013] Jahara, S.R. 2013. Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Profil Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD. Bandung: FMIPA UPI Juliantie, Tite. 2009. Pengembangan Kreativitas siswa Melalui Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI Mishanchuk, M. & Hunt, J.L. n.dt. Designing Problem solving and Laboratory Content for A Web-based distance Education Course in Introductiory General Physics. USA: Minesota University Muhabbibin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada Mulyasa, E.2002.Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya Mundilarto.2002.Kapita Selekta Pendidikan.Yogyakarta:UNY Munstafid, N. 2009. Implementasi Problem Solving Laboratory sebagai Model Kegiatan Laboratorium Bebasis Inquiry untuk Meningkatkan pemahaman
45
Konsep Kesetimbangan Benda Pada Mahasiswa Fisika Semester 2 tahun 2007/2008. Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES Paryati, Sudarman. 2004. Belajar Efektif di Perguruan Tinggi. Bandung: Remaja Rosdakarya Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Rosdakarya Rhodes, M. 1961. Analysis of Creativity. 42(7): 305-310 Tersedia di : http: // JSTOS.org/ [di akses 13-01-2014] Semiawan, C.R. 2009. Kreativitas Keberbakatan. Jakarta: PT. Indeks Semiawan,C.R. 1998. Perkembangan dan belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Sudjana. 1990. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Supriyadi, dedi. 1994. Kreativitas, kebudayaan, dan perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta Tim Ahli Program STEP-2. 2007. Manajemen Laboratorium IPA. Makalah Disajikan pada rapat Koordinasi Program STEP-2 di Hotel Bidakara Bandung, 8-10 mei 2007. Jakarta: DEPAG RI Wenning, C.J. 2002. Clinical for High school. Jornal of physics Teacher Education Online 1(1): 13-15 Tersedia di http://JPTEO.com [diakses 0601-2014] Wiyanto, dkk. 2011. Panduan Penulisan Skripsi dan Artikel Ilmiyah 2011. Semarang: FMIPA UNNES Yesilyurt, Mustafa.2004.Contructivisme laboratory:G-E model.Journal of Turkish Science Education, 1(1):1-3 Yitnosumarta, S. 1993. Percobaan, Perancangan, Analisis, dan Interpretasinya. Jakarta: Gramedia pustaka
46
48
Nama Sekolah Kelas/ Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
2.1 Menformulasik an hubungan antara konsep torsi, momentum sudut dan momen inersia berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda
Lampiran 1
SILABUS : MA Al-Asror : XI IPA/ I : Fisika : 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinue dalam menyelesaikan masalah
Titik berat benda tegar
Kegiatan Pembelajaran
1. Melakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal dari siswa 2. Membentuk 5 kelompok untuk merencanakan sebuah percobaan mencari titik berat benda 3. Melakukan percobaan yang telah direncanakan 4. Mem buat laporan 5. Mela kukan diskusi untuk membahas 6. Meng komunikasikan hasil diskusi kelompok hasil percobaan 7. Mela kukan post-test untuk mengetahui kemampuan akhir siswa
Indikator Pencapaian Kompetensi 1.
2.
3.
4.
Mendeskripsikan konsep titik berat benda tegar Menformulasikan rumus dalam mencari titik berat benda tegar Mendeskripsikan aplikasi titik berat benda tegar dalam kehidupan seharihari. Merancang percobaan untuk menetukan titik berat benda dilandasi sikap rasa ingin tahu, jujur, komunikatif dan tanggung jawab
Teknik Tes
Pengamatan
Pengamatan
Penilaian Bentuk Instrumen Pihan ganda Assesmen Kinerja Psikomotor
Instrumen Soal tes pilihan ganda 110 Lembar
Alokasi Waktu 4 x 45 menit
Sumber Belajar
alupi, D.S, dkk. 2009. Fisika untuk SMA da MA kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Penilaian Kinerja
anginan, Martin. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. aboratoririum anduan kegiatan laboratorium
Guru Mapel
Semarang, Februari 2014 Mahasiswa peneliti
Bambang S.Pd
Nur Azizah
NIP.
NIM. 4201410035
49 Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI SMA semester 2
Alokasi Waktu
: 6 x 45 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem continue dalam menyelesaikan
masalah.
B. Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut dan momen inersia berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 28. Mendeskripsikan konsep titik berat benda tegar 29. Menformulasikan rumus dalam mencari titik berat benda tegar 30. Mendeskripsikan aplikasi titik berat benda tegar dalam kehidupan sehari-hari. 31. Merancang percobaan untuk menetukan titik berat benda dilandasi sikap rasa ingin
tahu, jujur, komunikatif dan tanggung jawab
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan kerja kelompok dan diskusi-tanya jawab, siswa dapat mendeskripsikan konsep titik berat benda tegar 2. Melalui
kegiatan
eksperimen
yang
direncanakan,
siswa
dapat
memformulasikan rumus mencari titik berat benda dengan kerja kelompok dan diskusi tanya-jawab.
50
3. Melalui kegiatan kerja kelompok dan diskusi-tanya jawab, siswa dapat mendeskripsikan aplikasi titik berat benda tegar dalam kehidupan seharihari. 4. Melalui perencanaan percobaan siswa memiliki sikap rasa ingin
tahu,
jujur, komunikatif dan tanggung jawab E. Materi Ajar Pemukul base ball jika dilempar keseluruhan titik akan bergerak. Ada sebuah titik yang geraknya seperti gerak partikel yaitu gerak parabola. Ujung pemukul yang mula-mula di bawah saat dipuncak gerakan ujung tersebut berada di bagian bawah. Ujung tersebut bergerak memutar. Tapi ada titik pada pemukul yang geraknya seperti gerak partikel. Titik tersebut dinamakan sebagai titik pusat massa. Jika kita memiliki sebuah sistem yang terdiri atas 2 massa, massa 1 di titik x1 dan massa 2 ditik x2. Pusat massa sistem terletak di titik tengah. Xnmn Untuk mencari titik pusat massa benda persamaannya xpm =
…………………..(1)
ypm =
……………………(2)
Zpm =
……………………(3)
Sekarang kita bisa menganggap gerak sebuah benda tegar bermassa M sebagai gerak partikel bermassa M. Pusat massa benda bergerak seperti partikel, artinya tidak mengalami rotasi.
Pusat massa sistem bergerak seolah-olah seluruh massa sistem
dipusatkan pada titik pusat massa benda itu. Apakah benda tegar itu? Benda tegar adalah benda yang saat bergerak jarak antartitiknya tidak berubah. Misalnya sepotong kayu padat. Jika misalnya kalian melempar suatu benda ke atas, lalu benda tadi berubah bentuk, maka benda itu bukan benda tegar. Kita akan mempelajari rotasi pada benda tegar.
51
Sebuah benda tegar yang memiliki kerapatan sama di semua bagian benda, titik pusat massanya terletak di tengah-tengah benda itu. Misalnya pusat massa sebuah bola terletak di titik pusat bola dan di tengah-tengah bola. Kita bisa mencari pusat massa suatu benda dengan cara menggantungkan benda pada titik-titik yang berbeda. Misalkan benda kita berbentuk segitiga. Gantung segitiga pada titik sudut A, lalu buatlah garis vertikal dari A. Kemudian gantung pada titik B, lalu tarik garis vertikal. Garis vertikal pertama akan bertemu dengan garis vertikal yang kedua. Pusat massa benda terletak pada titik potong kedua garis vertikal tersebut. Kita bisa melakukan hal yang sama untuk bendabenda yang bentuk tidak beraturan Selain titik pusat massa kita mengenal titik pusat berat. Samakah titik pusat massa dengan titik pusat berat? Titik psat berat akan berimpit dengan titik pusat massa bila percepatan gravitasi pada semua titik pada benda itu sama. Persamaan untuk mencari titik berat benda adalah Xgw =
atau
xgw =
…………………..(4)
F. Alokasi Waktu Alokasi Waktu : 6 x 45 menit G. Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran : - Kerja kelompok - Diskusi-Tanya Jawab Model Pembelajaran : - diskusi H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1……………………..2 x 45 menit No 1.
2.
Tahap Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan
Apersepsi dan Motivasi Kegiatan Inti Eksplorasi
Waktu (menit)
10 menit Guru dan siswa berdoa bersama Guru mempresensi siswa Guru menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan
- Guru bertanya apakah ada yang sudah belajar 20 menit tentang materi yang akan disampaikan - Guru meminta siswa untuk menyebutkan apa
52
Elaborasi
3.
yang diketahui siswa tentang titik berat benda - Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal 30 menit pretest
Konfirmasi
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk 25 menit bertanya.
Penutup
- Guru mengingatkan siswa agar mepelajari 5 menit materi ini lebih lanjut di rumah. - Guru dan siswa berdoa bersama
Pertemuan 2…………….2 x 45 menit No 1.
2.
Tahap Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi Kegiatan Inti Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
3.
Kegiatan
Penutup
Waktu (menit)
10 menit Guru dan siswa berdoa bersama Guru mempresensi siswa Guru menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan
- Guru memberi sebuah pertanyaan kepada 10 menit siswa - Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal pretest 5 menit - Guru meminta siswa untuk membentuk 8 kelompok 40 menit - Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompoknya - Guru membagikan lembar diskusi siswa - Guru membimbing siswa bekerjasama menyelesaikan suatu masalah yang diberikan oleh guru 20 menit - Guru meminta siswa membuat laporan hasil diskusi - Guru mengingatkan siswa agar mepelajari 5 menit materi ini lebih lanjut di rumah. - Guru dan siswa berdoa bersama
Peretemuan 3 ……………….. 2x 45 menit No
Tahap
Kegiatan
Waktu
53
1.
2.
Kegiatan Pendahuluan
(menit) 10 menit - Guru dan siswa berdoa bersama - Guru mempresensi siswa Apersepsi dan - Guru menanyakan pendapat siswa tentang percobaan kemarin Motivasi - Guru meminta salah satu siswa untuk mengumpulkan laporan akhir
Kegiatan Inti Eksplorasi
Elaborasi Konfirmasi
- Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai 35 menit kelompok - Guru meminta masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya secara singkat, setelah itu guru dan siswa berdiskusi - Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal 30 menit postest - Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
10 menit
3.
Penutup
- Guru dan siswa berdoa bersama
5 menit
H. Bentuk Instrumen Tes pilihan ganda Lembar diskusi siswa Lembar penilaian psikomotorik Lembar penilaian afektif H. Sumber Belajar 1. Palupi, D.S, dkk. 2009. Fisika untuk SMA da MA kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 2. Kanginan, Martin. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. 3. Jaringan IT 4. Satu set perangkat diskusi 5. Buku Fisika kelas XI SMA yang relevan
54
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI SMA semester 2
Alokasi Waktu
: 6 x 45 menit
A. Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem continue dalam menyelesaikan
masalah.
B. Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut dan momen inersia berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mendeskripsikan konsep titik berat benda tegar 2. Menformulasikan rumus dalam mencari titik berat benda tegar 3. Mendeskripsikan aplikasi titik berat benda tegar dalam kehidupan seharihari. 4. Merancang percobaan untuk menetukan titik berat benda dilandasi sikap rasa ingin
tahu, jujur, komunikatif dan tanggung jawab
D. Tujuan Pembelajaran 5. Melalui kegiatan kerja kelompok dan diskusi-tanya jawab, siswa dapat mendeskripsikan konsep titik berat benda tegar 6. Melalui
kegiatan
eksperimen
yang
direncanakan,
siswa
dapat
memformulasikan rumus mencari titik berat benda dengan kerja kelompok dan diskusi tanya-jawab.
55
7. Melalui kegiatan kerja kelompok dan diskusi-tanya jawab, siswa dapat mendeskripsikan aplikasi titik berat benda tegar dalam kehidupan seharihari. 8. Melalui perencanaan percobaan siswa memiliki sikap rasa ingin
tahu,
jujur, komunikatif dan tanggung jawab E. Materi Ajar Pemukul base ball jika dilempar keseluruhan titik akan bergerak. Ada sebuah titik yang geraknya seperti gerak partikel yaitu gerak parabola. Ujung pemukul yang mula-mula di bawah saat dipuncak gerakan ujung tersebut berada di bagian bawah. Ujung tersebut bergerak memutar. Tapi ada titik pada pemukul yang geraknya seperti gerak partikel. Titik tersebut dinamakan sebagai titik pusat massa. Jika kita memiliki sebuah sistem yang terdiri atas 2 massa, massa 1 di titik x1 dan massa 2 ditik x2. Pusat massa sistem terletak di titik tengah. Xnmn Untuk mencari titik pusat massa benda persamaannya xpm =
…………………..(1)
ypm =
……………………(2)
Zpm =
……………………(3)
Sekarang kita bisa menganggap gerak sebuah benda tegar bermassa M sebagai gerak partikel bermassa M. Pusat massa benda bergerak seperti partikel, artinya tidak mengalami rotasi.
Pusat massa sistem bergerak seolah-olah seluruh massa sistem
dipusatkan pada titik pusat massa benda itu. Apakah benda tegar itu? Benda tegar adalah benda yang saat bergerak jarak antartitiknya tidak berubah. Misalnya sepotong kayu padat. Jika misalnya kalian melempar suatu benda ke atas, lalu benda tadi berubah bentuk, maka benda itu bukan benda tegar. Kita akan mempelajari rotasi pada benda tegar.
56
Sebuah benda tegar yang memiliki kerapatan sama di semua bagian benda, titik pusat massanya terletak di tengah-tengah benda itu. Misalnya pusat massa sebuah bola terletak di titik pusat bola dan di tengah-tengah bola. Kita bisa mencari pusat massa suatu benda dengan cara menggantungkan benda pada titik-titik yang berbeda. Misalkan benda kita berbentuk segitiga. Gantung segitiga pada titik sudut A, lalu buatlah garis vertikal dari A. Kemudian gantung pada titik B, lalu tarik garis vertikal. Garis vertikal pertama akan bertemu dengan garis vertikal yang kedua. Pusat massa benda terletak pada titik potong kedua garis vertikal tersebut. Kita bisa melakukan hal yang sama untuk bendabenda yang bentuk tidak beraturan Selain titik pusat massa kita mengenal titik pusat berat. Samakah titik pusat massa dengan titik pusat berat? Titik psat berat akan berimpit dengan titik pusat massa bila percepatan gravitasi pada semua titik pada benda itu sama. Persamaan untuk mencari titik berat benda adalah Xgw =
atau
xgw =
…………………..(4)
F. Alokasi Waktu Alokasi Waktu : 4 x 45 menit G. Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran : - Kerja kelompok - Diskusi-Tanya Jawab - Eksperimen Model Pembelajaran : - Problem Solving Laboratory H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1……………………..2 x 45 menit No 1.
2.
Tahap Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan
Apersepsi dan Motivasi Kegiatan Inti Eksplorasi
Waktu (menit)
10 menit Guru dan siswa berdoa bersama Guru mempresensi siswa Guru menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan
- Guru bertanya apakah ada yang sudah belajar 10 menit
57
Elaborasi
3.
tentang materi yang akan disampaikan - Guru meminta siswa untuk menyebutkan apa yang diketahui siswa tentang titik berat benda - Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal 30 menit pretest
Konfirmasi
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk 35 menit benrtanya dan mengulas materi titik berat.
Penutup
- Guru mengingatkan siswa agar mepelajari 5 menit materi ini lebih lanjut di rumah. - Guru dan siswa berdoa bersama
Pertemuan 2……………………..2 x 45 menit No 1.
2.
Tahap Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi Kegiatan Inti Eksplorasi
Elaborasi
3.
Kegiatan
Waktu (menit)
10 menit Guru dan siswa berdoa bersama Guru mempresensi siswa Guru menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan
- Guru bertanya apakah ada yang sudah belajar 10 menit tentang materi yang akan disampaikan - Guru meminta siswa untuk menyebutkan apa yang diketahui siswa tentang titik berat benda - Guru meminta siswa untuk membentuk 8 10 menit kelompok - Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai 40 menit dengan kelompoknya - Guru membimbing siswa bekerjasama merencanakan sebuah percobaan untuk menyelesaikan suatu masalah yang diberikan oleh guru
Konfirmasi
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk 15 menit benrtanya.
Penutup
- Guru mengingatkan siswa agar mepelajari 5 menit materi ini lebih lanjut di rumah. - Guru dan siswa berdoa bersama
58
Pertemuan 3…………….2 x 45 menit Alokasi waktu 10 menit
2 menit
8 menit
45 menit
Kegiatan siswa Pendahuluan - Membaca doa dan mengucap salam - Menjawab pertanyaan tentang metode dan prediksi percobaan yang akan dilakukan 10 menit sebelum percobaan - Memasuki laboratorium, Meletakkan tas, menuju meja percobaan masing-masing dengan membawa alat tulis, penggaris, millimeter blok, referensi dan petunjuk praktikum 1. Mengumpulkan buku referensi kepada peneliti 2. Secara berkelompok berpartisipasi 3. Mengisi bon peminjaman alat dan menyerahkannya pada laboran
Kegiatan Inti 1. Mengeksplorasi alat dan bahan percobaan 2. Membuat prosedur pengukuran dan dan tabel pengukuran yang sistematis 3. Melakukan prosedur pengukuran dan mencatat hasilnya dalam tabel 4. Melakukan analisis data seperlunya yang mengacu pada menjawab prediksi
Kegiatan guru
-
Berada di laboratorium 10 sebelum praktikum dimulai
-Mempersilahkan siswa untuk memasuki laboratorium dan berada pada meja percobaannya masing-masing
1. Memeriksa prediksi individual dan lembar penilaian 2. Mendiagnosa masalahmasalah fisika berdasarkan jawaban-jawaban siswa 3. Mengarahkan diskusi pada prediksi sehingga mendapatkan prediksi kelompok 4. Menentukan problem kelompok yang harus diselesaikan 5. Memberitahukan kepada siswa bahwa waktu pembukaan sudah habis dan mempersilahkan siswa melakukan percobaan 1. Mengarahkan eksplorasi alat dan bahan 2. Mendiagnosa masalah 3. Membantu siswa yang kesulitan dalam pengambilan data 4. 10 menit sebelum berakhir Memberitahukan siswa bahwa waktu sudah habis dan menyuruh siswa
59
25 menit
percobaan membereskan tempat 5. Mengambil kesimpulan percobaan kasar dari data yang diperoleh Penutup 1. Membersihkan tempat 1. Memberitahukan siswa percobaan untuk untuk mengerjakan 2. Mengumpulkan data hasil laporan akhir percobaan 2. Guru menghimbau siswa 3. Berdoa untuk memepelajari hasil percobaan karena akan ada postest pertemuan depan 3. Berdo’a bersama
Peretemuan 3 ……………….. 2x 45 menit No 1.
2.
Tahap Kegiatan Pendahuluan
- Guru dan siswa berdoa bersama - Guru mempresensi siswa Apersepsi dan - Guru menanyakan pendapat siswa tentang percobaan kemarin Motivasi - Guru meminta salah satu siswa untuk mengumpulkan laporan akhir
Kegiatan Inti Eksplorasi
Elaborasi
3.
Kegiatan
Waktu (menit) 10 menit
- Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai 35 menit kelompok - Guru meminta masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil penelitiannya secara singkat, setelah itu guru dan siswa berdiskusi - Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal 30 menit postest
Konfirmasi
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk 10 menit bertanya.
Penutup
- Guru dan siswa berdoa bersama
H. Bentuk Instrumen
5 menit
60
Tes pilihan ganda Panduan kegiatan laboratorium Lembar penilaian psikomotorik Lembar penilaian afektif
H. Sumber Belajar 1. Palupi, D.S, dkk. 2009. Fisika untuk SMA da MA kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 2. Kanginan, Martin. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. 3. Jaringan IT 4. Satu set alat percobaan 5. Buku Fisika kelas XI SMA yang relevan
61 Lampiran 3
KISI-KISI SOAL UJI COBA PILIHAN GANDA Satuan pendidikan
: Madrasah Aliyah
Jumlah soal : 25
Tahun ajaran
: 2013/2014
Waktu
Mata pelajaran
: Fisika
Bentuk soal : pilihan ganda
: 2x45 menit
Standar kompetensi : 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem continue dalam menyelesaikan masalah. Kompetensi Dasar
Materi Pokok
2.1 Titik berat benda Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut dan momen inersia berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar.
Indikator 1. endeskripsikan konsep titik berat benda tegar 2. enformulasikan rumus dalam mencari titik berat benda tegar 3. endeskripsikan aplikasi titik berat benda tegar dalam kehidupan seharihari.
4. erancang percobaan untuk menetukan titik berat benda dilandasi sikap rasa ingin tahu, jujur,
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
C1 V V
C2
Ranah Kognitif C3 C4 C5
C6
V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
Kunci Jawaban B A A B C C A C A C D C C A B B D C B A C D D
Jumlah Soal 25
62 Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Nomor Soal C1
komunikatif dan tanggung jawab KETERANGAN : C1 = 6, C2 = 2, C3 = 9, C4 = 3, C5 = 3, C6 = 2
24 25
C2
Ranah Kognitif C3 C4 C5 V V
C6
Kunci Jawaban A C
Jumlah Soal
63 Lampiran 4 Soal uji coba titik berat benda 1. Apa yang dimaksud titk pusat massa ? (C1) a. Titik tengah benda
c.titik kesetimbangan benda
Nama
:
No.
:
b. Titik pusat gravitasi d. (titik tangkap gaya berat 2. Apa yang dimaksud titik berat benda ?(C1) a. Titik tengah benda
c.titik kesetimbangan benda
b. Titik pusat gravitasi
d. (titik tangkap gaya berat
3. Bagaimana letak titik pusat massa terhadap titik berat benda? (C2) a. sama
c. berjauhan
b. berdekatan
d. tidak pasti
4. Jika 2 buah benda yaitu benda A dan B dimana benda A lebih berat daripada benda B maka letak titik pusat massanya cenderung ? (C2) a. Dekat dengan benda A
c. di tengah-tengah 2 benda
b. Dekat dengan benda B
d. di luar benda A dan B
5. Apa perbedaan titik pusat massa dan titik berat benda ? (C6) a. Pusat massa tergantung gravitasi
c. titik berat tergantung bentuk benda
b. Titik berat tergantung gravitasi d. gravitasi tidak mempengaruhi keduanya 6. Apa pengertian benda tegar yang paling tepat ? (C1) a. Benda yang keras
c. benda yang letak titiknya tidak berubah ketika bergerak
b. Benda yang padat d. benda yang bentuknya tidak berubah 7. Di bawah ini yang termasuk benda tegar adalah ? (C2) a. Kayu, plastik, spon b. Besi, kayu, agar-agar
c. kayu, besi, sterofoam d. kayu, besi, plastik
8. Tiga buah massa masing-masing bermassa 2 kg diletakkan pada sumbu x=0; x= 0,2; x=0,5 berapakah titik pusat massa system tersebut pada sumbu x? (C3) a. 2,1
c. 2,0
b. 1,2
d. 0,2
64
9. Tiga buah benda masing-masing bermassa 2 kg ditempatkan di titik x=10 cm, y=0; x=0, y=10; x=10,y=10 berapakah letak titik pusat massanya ? (C4) a. (10,10)
c. (3,3;3,3)
b. (0,0)
d. (0,3;0,3)
10. Sebuah bidang segi empat panjang 8 cm dan lebar 4 cm tentukan titik beratnya ? (C3) a. (4,2)
c. (0,4)
b. (2,4)
d. (0,2)
11. Tentukan letak titik berat pada gembar dibawah ini…..(C3) a. (2,4) b. (4,2) c. (3,2) d. (2,3)
12. Benda bidang homogen pada gambar dibawah ini, mempunyai ukuran AB=BC=√13 cm, maka beratnya….(C4) a.
(1 ; 1,7) cm
b. (1 ; 3,6) cm
C. (2 ; 3,8) cm
13. Koordinat titik berat benda gabungan di bawah ini adalah....(C3) a. [3 ; 2,8] m b.
[3 ; 3,6]m
c. [3 ; 4,0] m
D. (2 ; 6,2) cm
k
65 d. [3 ; 4,5] m
14. Titik beratnya benda dibawah ini adalah……. (C3) a. (2; 4,0) b. (2; 3,6) c. (2; 3,2)
15. ypm = …..(C1)
a. ½ t
d. (2; 3,0) cm
b. 1/3t c. 1/4t d. 2/3t
16. Letak ordinat bangun berikut dengan acuan titik 0 mendekati angka....(C5) a. 2,7 cm
b. 3,3 cm
c. 3,8 cm
17. Titik beratnya….(C5) a. 25 cm
d. 6,2 cm
b. 28 cm
c. 45 cm
d. 38 cm
66 18. Letak titik berat dari benda Pejal berikut dengan acuan bidang alasnya adalah.....(C3) a. 11/18 t
b. 11/17 t
c. 11/16 t
d. 11/15t
19. Letak titik berat bangun berikut dengan titik (0,0,0) sebagai acuan adalah....(C5)
a. x = 5,5 cm, y = 4,5 cm dan z = 5 cm b. x = 5 cm, y = 4,5 cm dan z = 4,5 cm c. x = 5 cm, y = 4,5 cm dan z = 5 cm d.
x = 4,5 cm, y = 5 cm dan z = 4,5 cm
20.
Yo = ....? (C4) a. 1,5 cm 21.
b. 2,5 cm
c. 3,5 cm
d. 4,5 cm
67
Posisi titik berat bidang setengah lingkaran berikut terhadap garis alasnya adalah....(C1) a. 5R/4π
b. 5R/3π
c. 4R/3π
d. 3R/2π
22.
Posisi titik berat bidang setengah lingkaran berikut terhadap garis alasnya adalah....(C1) a. 5R/4π
b. 5R/3π
c. 4R/3π
d. 2R/π
23. Titik berat pada gambar di samping adalah…(C3) a. (24,30) b. (24,40) c. (30,24) d. (40,24)
24. Titik berat pada gambar di samping adalah…..(C3) a. (30,5) b. (5,30) c. (40,5) d. (5,40)
68
25. Tentukan letak titik berat bangun tersebut terhadap garis AB! (jari-jari = 10 cm) (C3) a. b. c. d.
7 cm 8 cm 9 cm 10 cm
SELAMAT MENGERJAKAN……… SEMOGA SUKSES
=
Lampiran 5 69
Analisis Tingkat Kesukaran, Validitas, Daya Beda Soal Uji coba
Daya Beda
validitas
kesukaran soal
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode sampel C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 Ʃx N TK kriteria ƩX
rxy rtabel kriteria Ba Bb Ja Jb DB KRITERIA
1 1 1 0
2 1 1
3
1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1 1
1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1 1
4
1
1 1
1 1
1
1
1
1
1
1 1 1 18 31 0.580645161 sedang 18 630 1243.607655 0.506590642 0,361 valid 12 6 15 15 0.4 baik
1 1 1 16 31 0.51612903 sedang 16 520 1266.42805 0.41060367 0,361 valid 11 5 15 15 0.4 cukup
4 31 0.129032 sukar 4 220 862.9253 0.254947 0,361 tidak 3 1 15 15 0.133333 jelek
5 1 1
1 1 1 1 1 1
1
1 1 1 12 31 0.387097 sedang 12 510 1243.608 0.410097 0,361 valid 10 3 15 15 0.466667 baik
1 17 31 0.548387097 Sedang 17 590 1257.918916 0.469028641 0,361 Valid 12 5 15 15 0.466666667 Baik
70
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN, VALIDITAS DAN DAYA BEDA SOAL UJI COBA Kode sampel C1 C2 C3
6 1
9 1
10 1
1
1
1
4 5
C4
1
1
1
C5
1
1
1
6
C6
1
1
1
7
C7
1
1
1
8
C8
1
1
1
9
C9
1
1
1
10
C10
1
1
1
11 12 13 14 15 16
C11 C12 C13 C14 C15 C16
1
1 1 1 1 1 1
1 1 1
17 18
C17 C18
1
1 1
1 1
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 Ʃx N TK kriteria ƩX
1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
1
16 31 0.516129 sedang 16
1 1 1 1 1 25 31 0.806451613 Mudah 25
400
40
260
420
460
rxy rtabel kriteria Ba Bb Ja Jb
1266.428 0.315849 0,361 tidak 11 5 15 15
633.2140238 0.063169795 0,361 tidak 0 2 15 15
862.925257 0.30130072 0,361 tidak 1 3 15 15
761.551 0.551506 0,361 valid 15 7 15 15
946.0443964 0.486235109 0,361 Valid 15 10 15 15
DB KRITERIA
0.4 cukup
-0.13333333 jelek
-0.1333333 jelek
0.533333 sangat baik
0.333333333 Cukup
Daya Beda
validitas
kesukaran soal
No. 1 2 3
7
8
1 1
1
1 1 1 1 1
1 1
1 1
2 31 0.064516129 sukar 2
4 31 0.12903226 sukar 4
1 1 1 27 31 0.870968 mudah 27
71
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN, VALIDITAS DAN DAYA BEDA SOAL UJI COBA Kode sampel C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 30
Daya Beda
validitas
tingkat kesukaran soal
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13
1 1 1 1 1 1
1 1 1
1
1
1 1 1
C29 C30 Ʃx N
1 1 26 31
1 1 27 31
1 6 31
11 31
1 1 26 31
TK
0.83871
0.870967742
0.19354839
0.354839
0.838709677
kriteria
mudah
Mudah
sukar
sedang
Mudah
ƩX
26 200
27 510
6 360
11 380
26 410
1 1 1 1 1
1
14 1 1 1 1 1 1
1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1
1
1 1
1 1
1
1 1 1 1 1 1 1
862.9253
761.5510488
1015.4014
1223.291
862.9252575
rxy
0.23177
0.669685901
0.35453959
0.311
0.475
rtabel kriteria Ba Bb Ja Jb DB KRITERIA
0,361 tidak 15 11 15 15 0.266667 cukup
0,361 Valid 15 8 15 15 0.466666667 Baik
0,361 tidak 5 1 15 15 0.26666667 cukup
0,361 tidak 6 5 15 15 0.066667 jelek
0,361 Valid 14 7 15 15 0.466666667 Baik
72
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN, VALIDITAS DAN DAYA BEDA SOAL UJI COBA
Daya Beda
validitas
tingkat kesukaran soal
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode sampel C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 Ʃx
16
17
18
1 1 1
1
19
20
0
6
2
7
4
N TK
31 0
31 0.193548387
31 0.06451613
31 0.225806
31 0.129032258
kriteria ƩX
sukar 0 0
sukar 6 360
sukar 2 40
sukar 7 280
Sukar 4 130
rxy
0 0
1015.401398 0,394
633.214024 0.06316979
1073.667 0.261
862.9252575 0.150650359
rtabel
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
kriteria
tidak
valid
tidak
tidak
Tidak
Ba
0
6
1
6
3
Bb
0
0
1
1
1
Ja
15
15
15
15
15
Jb
15
15
15
15
15
DB
0
0,4
0
0.333333
0.133333333
KRITERIA
jelek
baik
jelek
cukup
Jelek
1 1 1
1 1 1
1
1
1 1 1
1 1
1 1
73
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN, VALIDITAS DAN DAYA BEDA SOAL UJI COBA Kode sampel C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23
21 1 1 1
22
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
24 25 26 27 28 29 30
C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 Ʃx
1
1
1 1 1 1 1 22
1
1
1 1 1 16
8
1 1 20
4
N TK kriteria
31 0.709677 mudah
31 0.516129032 sedang
31 0.25806452 sukar
31 0.645161 sedang
31 0.129032258 sukar
ƩX
22
16
8
20
4
370
520
410
350
40
Daya Beda
validitas
tingkat kesukaran soal
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
23
1
24 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1
1 1
1 1 1 1 1 1 1
1
1
1 1 1
25
1 1
1 1 1 1
1 1
1
1
1
1
1122.568
1266.428048
1122.56848
1196.662
862.9252575
rxy
0.329601
0.410603667
0.36523384
0.29248
0.046353957
rtabel
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
kriteria
tidak
valid
valid
tidak
tidak
Ba
12
10
6
11
1
Bb
10
6
2
9
3
Ja
15
15
15
15
15
Jb
15
15
15
15
15
DB
0.133333
0.266666667
0.26666667
0.133333
-0.13333333
KRITERIA
Jelek
cukup
cukup
jelek
jelek
Ʃy 12 8 10 14 12 12 13 12 12 11 13 13 13 6 10 10 4 7 16 13 12 10 10
Ʃy2 144 64 100 196 144 144 169 144 144 121 169 169 169 36 100 100 16 49 256 169 144 100 100
10 4 12 6 11 12 12 320
100 16 144 36 121 144 144 3652
74 Lampiran 6
Perhitungan Validitas Butir Soal Rumus: rxy
N XY ( X )( Y )
[ N X 2 ( X ) 2 ] N Y 2 ( Y ) 2
Butir soal valid jika rxy > rtabel Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No
Kode
Butir soal no 1 (X)
Skor Total (Y)
Y2
XY
No
Kode
Butir soal no 1 (X)
Skor Total (Y)
Y2
XY
1
UC1
1
22
484
22
17
UC17
0
14
196
0
2
UC2
1
20
400
20
18
UC18
0
11
121
0
3
UC3
1
19
361
19
19
UC19
1
25
625
25
4
UC4
1
18
324
18
20
UC20
1
22
484
22
5
UC5
1
20
400
20
21
UC21
1
19
361
19
6
UC6
1
16
256
16
22
UC22
1
18
324
18
7
UC7
1
26
676
26
23
UC23
1
14
196
14
8
UC8
1
22
484
22
24
UC24
0
14
196
0
9
UC9
1
22
484
22
25
UC25
0
14
196
0
10
UC10
1
19
361
19
26
UC26
0
12
144
0
11
UC11
1
27
729
27
27
UC27
0
15
225
0
12
UC12
0
15
225
0
28
UC28
0
13
169
0
13
UC13
0
13
169
0
29
UC29
0
14
196
0
14
UC14
1
17
289
17
30
UC30
0
11
121
0
15
UC15
0
15
225
0
16
UC16
0
144
0 18
546
9934
358
12 Jumlah
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh: rxy =
(32 358) (18 546)
(32 18) 18 (32 9934) 546 2
2
= 0,5603 r tabel = 0,349 Karena r hitung > r tabel, maka soal no 1 valid
75 Lampiran 7
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Rumus: TK
X N
Keterangan: TK = Tingkat Kesukaran ∑X = Jumlah butir soal yang dijawab benar N = Jumlah siswa Kriteria: Interval TK Kriteria p < 0.3 sukar 0.3 < p> 0.7 sedang p> 0.7 mudah Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No Kode Skor No Kode Skor 1 UC 1 1 17 UC 17 0 2 UC 2 1 18 UC 18 0 3 UC 3 0 19 UC 19 1 4 UC 4 1 20 UC 20 1 5 UC 5 1 21 UC 21 1 6 UC 6 1 22 UC 22 1 7 UC 7 1 23 UC 23 1 8 UC 8 1 24 UC 24 0 9 UC 9 25 UC 25 0 1 10 UC 10 1 26 UC 26 0 11 UC 11 1 27 UC 27 1 12 UC 12 0 28 UC 28 0 13 UC 13 0 29 UC 29 1 14 UC 14 1 30 UC 30 0 15 UC 15 0 16 UC 16 0 JUMLAH 19
19 TK = = 0,5375 30 kriteria, maka soal nomor 1 mempunyai tingkat kesukaran yang sedang. Berdasakan
76 Lampiran 8
Perhitungan Daya Pembeda Soal Rumus:
DP
BA BB JA JB
Keterangan: DP = Daya Pembeda BA = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas BB = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JA = Banyaknya siswa pada kelompok atas JB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah Kriteria: Interval DP DP ≤ 0.00 0.00 < Dp ≤ 0.20 0.20 < Dp ≤ 0.40 0.40 < Dp ≤ 0.70 0.70 < Dp ≤ 1.00
kriteria Sangat jelek jelek cukup Baik Sangat baik
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
kelompok atas Kode UC 1 UC 2 UC 3 UC 4 UC 5 UC 6 UC 7 UC 8 UC 9 Jumlah
DP = 11 8 16 = 0,5556
Skor 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
No 24 25 26 27 28 29 30
kelompok bawah Kode Skor UC 24 0 UC 25 0 UC 26 0 UC 27 1 UC 28 0 UC 29 1 UC 30 0
Jumlah
3
77 Lampiran 9
Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba r11= keterangan : r11 : reliabilitas soal M: rata-rata skor awal k : jumlah butir soal Vt : Variasi skor total ∑Y No Kode 30 1 UC 1
Y²
No
Kode
∑Y
Y²
900
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
UC 17 UC 18 UC 19 UC 20 UC 21 UC 22 UC 23 UC 24 UC 25 UC 26 UC 27 UC 28 UC 29 UC 30
17 11 31 24 18 21 12 10 12 7 14 9 13 12
289 121 961 576 324 441 144 100 144 49 196 81 169 144
2 UC 2 25 625 3 UC 3 24 576 4 UC 4 20 400 5 UC 5 20 400 6 UC 6 20 400 7 UC 7 29 841 8 UC 8 25 625 9 UC 9 25 625 10 UC 10 20 400 11 UC 11 29 841 12 UC 12 19 361 13 UC 13 12 144 14 UC 14 23 529 15 UC 15 14 196 16 UC 16 20 400 Apabila r hitung > r tabel, maka instrumen tersebut reliable
Reabilitas Kriteria 0.8000 – 1.000 reliabilitas sangat tinggi 0.6000 – 0.799 reliabilitas tinggi 0.4000 – 0.599 reliabilitas cukup 0.2000 – 0.399 reliabilitas rendah < 0.2000 reliabilitas sangat jelek Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh: k = 32 X2 = 1459,2 S2 = 45,601 50 45.601 5.024 = 0,9076 45.601 50 1
r11 =
Nama
:
No.
:
78 Lampiran 10
Soal Pretest-Postest titik berat benda 11. Apa yang dimaksud titik berat benda ? a. Titik tengah benda c.titik kesetimbangan benda b. Titik pusat gravitasi d. (titik tangkap gaya berat 12. Bagaimana letak titik pusat massa terhadap titik berat benda? a. sama c. berjauhan b. berdekatan d. tidak pasti 13. Apa perbedaan titik pusat massa dan titik berat benda ? c. Pusat massa tergantung gravitasi c. titik berat tergantung bentuk benda d. Titik berat tergantung gravitasi d. gravitasi tidak mempengaruhi keduanya 14. Tiga buah benda masing-masing bermassa 2 kg ditempatkan di titik x=10 cm, y=0; x=0, y=10; x=10,y=10 berapakah letak titik pusat massanya ? c. (10,10) c. (3,3;3,3) d. (0,0) d. (0,3;0,3) 15. Sebuah bidang segi empat panjang 8 cm dan lebar 4 cm tentukan titik beratnya ? c. (4,2) c. (0,4) d. (2,4) d. (0,2) 6. Benda bidang homogen pada gambar dibawah ini, mempunyai ukuran AB=BC=√13 cm, maka titik beratnya…. a. (1 ; 1,7) cm b. (1 ; 3,6) cm c. (2 ; 3,8) cm
7.
ypm = ….. a. ½t b. 1/3t c. 1/4t d. 2/3t
d. (2 ; 6,2) cm
79
8. Titik beratnya….(C5) a. 25 cm
b. 28 cm
c. 45 cm
d. 38 cm
9.
Posisi titik berat bidang setengah lingkaran berikut terhadap garis alasnya adalah.... a. 5R/4π b. 5R/3π c. 4R/3π d. 2R/π 10. Titik berat pada gambar di samping adalah…(C3) a. (24,30) b. (24,40) c. (30,24) d. (40,24)
SELAMAT MENGERJAKAN……… SEMOGA SUKSES
80
Lampiran 11 CONTOH JAWABAN SOAL PRE-TEST DAN POST-TEST SISWA Pre-test
81
82 Post-test
83
84 Lampiran 12
Analisis Peningkatan Hasil Belajar Kelas XI IPA 1 kode sampel
skor pretest
skor postest
skor maks
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36
4 4 3 5 3 6 7 7 8 5 4 7 6 7 7 5 5 4 4 4 2 2 4 6 7 4 3 3 6 5 4 3 4 5 5 3 4.75
5 7 6 6 6 6 6 8 9 7 5 7 6 8 8 8 7 8 7 8 5 5 6 9 7 6 7 8 6 7 6 7 7 8 7 6 6.8
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Ngain 0.166667 0.5 0.428571 0.2 0.428571 0 0.33333 0.333333 0.5 0.4 0.166667 0 0 0.333333 0.333333 0.6 0.4 0.666667 0.5 0.666667 0.375 0.375 0.333333 0.75 0 0.333333 0.571429 0.714286 0 0.4 0.333333 0.571429 0.5 0.6 0.4 0.428571 0.36045
85
Analisis Peningkatan Hasil Belajar Kelas XI IPA 2 kode sampel
skor pretest
skor posttest
skor max
Ngain
A1
3
8
10
0.71
A2
1
9
10
0.89
A3
1
8
10
0.78
A4
3
7
10
0.57
A5
2
10
10
1.00
A6
2
8
10
0.75
A7
3
7
10
0.57
A8
3
8
10
0.71
A9
2
7
10
0.63
A10
2
8
10
0.75
A11
1
7
10
0.67
A12
3
9
10
0.86
A13
5
7
10
0.40
A14
5
9
10
0.80
A15
5
8
10
0.60
A16
5
7
10
0.40
A17
2
8
10
0.75
A18
2
7
10
0.63
A19
3
9
10
0.86
A20
3
10
10
1.00
A21
1
9
10
0.89
A22
2
9
10
0.88
A23
0
7
10
0.70
A24
2
8
10
0.75
A25
1
9
10
0.89
A26
3
7
10
0.57
A27
2
9
10
0.88
A28
4
8
10
0.67
A29
4
9
10
0.83
A30
3
7
10
0.57
A31
4
8
10
0.67
A32
2
8
10
0.75
A33
2
7
10
0.63
A34
6
8
10
0.50
A35
6
7
10
0.25
A36
1
8
10
0.78
Rata-rata
2.75
8.03
0.71
86 Kelompok
:
Anggota
:1.
Lampiran 13
2. 3. 4.
LEMBAR DISKUSI SISWA Standar Kompetensi
: 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem
continue dalam menyelasaikan masalah. Kompetensi Dasar
: 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum
sudut dan momen inersia berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar. Tujuan
: siswa dapat menerapkan konsep benda tegar dalam kehidupan sehari-hari
1. Teori titik berat benda Pemukul base ball jika dilempar keseluruhan titik akan bergerak. Ada sebuah titik yang geraknya seperti gerak partikel yaitu gerak parabola. Ujung pemukul yang mula-mula di bawah saat dipuncak gerakan ujung tersebut berada di bagian bawah. Ujung tersebut bergerak memutar. Tapi ada titik pada pemukul yang geraknya seperti gerak partikel. Titik tersebut dinamakan sebagai titik pusat massa. Jika kita memiliki sebuah sistem yang terdiri atas 2 massa, massa 1 di titik x1 dan massa 2 ditik x2. Pusat massa sistem terletak di titik tengah. Xnmn Untuk mencari titik pusat massa benda persamaannya xpm =
…………………..(1)
ypm =
……………………(2)
Zpm =
……………………(3)
Sekarang kita bisa menganggap gerak sebuah benda tegar bermassa M sebagai gerak partikel bermassa M. Pusat massa benda bergerak seperti partikel, artinya tidak mengalami rotasi. Pusat massa sistem bergerak seolah-olah seluruh massa sistem dipusatkan pada titik pusat massa benda itu. Apakah benda tegar itu? Benda tegar adalah benda yang saat bergerak
87
jarak antartitiknya tidak berubah. Misalnya sepotong kayu padat. Jika misalnya kalian melempar suatu benda ke atas, lalu benda tadi berubah bentuk, maka benda itu bukan benda tegar. Kita akan mempelajari rotasi pada benda tegar. Sebuah benda tegar yang memiliki kerapatan sama di semua bagian benda, titik pusat massanya terletak di tengah-tengah benda itu. Misalnya pusat massa sebuah bola terletak di titik pusat bola dan di tengah-tengah bola. Kita bisa mencari pusat massa suatu benda dengan cara menggantungkan benda pada titik-titik yang berbeda. Misalkan benda kita berbentuk segitiga. Gantung segitiga pada titik sudut A, lalu buatlah garis vertikal dari A. Kemudian gantung pada titik B, lalu tarik garis vertikal. Garis vertikal pertama akan bertemu dengan garis vertikal yang kedua. Pusat massa benda terletak pada titik potong kedua garis vertikal tersebut. Kita bisa melakukan hal yang sama untuk benda-benda yang bentuk tidak beraturan Selain titik pusat massa kita mengenal titik pusat berat. Samakah titik pusat massa dengan titik pusat berat? Titik psat berat akan berimpit dengan titik pusat massa bila percepatan gravitasi pada semua titik pada benda itu sama. Persamaan untuk mencari titik berat benda adalah Xgw =
atau
xgw =
2. Permasalahan Tentukan titik berat benda dibawah ini 1.
2.
…………………..(4)
88
3.
4.
5.
3. Penyelesaian
89 Lampiran 14
CONTOH JAWABAN LEMBAR DISKUSI SISWA
90
91
92 Lampiran 15
Lembar pedoman pengamatan kreativitas
No.
Indikator
skor 1
1
Kelancaran menjawab pertanyaan
2
keluwesan menyelesaikan masalah
3
Keaslian dalam menjawab, menulis laporan
4
Pembahasan dalam laporan sesuai teori
5
Penguraian jelas dan tepat
6
Perumusan kembali Jumlah Skor total
2
3
4
93 Lampiran 16
Contoh Lembar Pedoman Pengamatan Kreatifitas
94 Lampiran 17
Rekapitulasi Penilaian Kreatifitas Siswa Kelas XI IPA 1 kode sampel
skor pretest
nilai pretest
skor postest
nilai posttest
B1
12
50.00
18
79.17
B2
10
41.67
18
75.00
B3
14
58.33
19
79.17
B4
15
62.50
18
75.00
B5
14
58.33
19
79.17
B6
14
58.33
17
75.00
B7
16
66.67
19
79.17
B8
16
66.67
18
79.17
B9
13
54.17
17
70.83
B10
14
58.33
18
75.00
B11
6
25.00
18
79.17
B12
15
62.50
18
75.00
B13
7
29.17
16
70.83
B14
14
58.33
15
66.67
B15
12
50.00
17
70.83
B16
13
54.17
18
75.00
B17
14
58.33
18
75.00
B18
14
58.33
16
66.67
B19
13
54.17
15
62.50
B20
14
58.33
18
75.00
B21
14
58.33
18
75.00
B22
15
62.50
18
75.00
B23
13
54.17
17
75.00
B24
13
54.17
16
70.83
B25
15
62.50
18
75.00
B26
14
58.33
18
79.17
B27
13
54.17
15
70.83
B28
10
41.67
14
58.33
B29
13
54.17
19
79.17
B30
12
50.00
16
70.83
B31
11
45.83
13
54.17
B32
8
33.33
12
50.00
B33
10
41.67
14
58.33
B34
9
37.50
13
54.17
B35
12
50.00
19
79.17
B36
12
50.00
13
62.50
Rata-rata
52.55
71.41
95
Rekapitulasi Penilaian Kreatifitas Siswa Kelas XI IPA 2 Ko de sampel
skor pretest
nilai pretest
skor postest
nilai posttest
A1
13
54.17
16
66.67
A2
15
62.50
17
70.83
A3
12
50.00
15
62.50
A4
13
54.17
16
66.67
A5
14
58.33
19
79.17
A6
12
50.00
21
87.50
A7
13
54.17
16
66.67
A8
11
45.83
19
79.17
A9
10
41.67
21
87.50
A10
13
54.17
20
83.33
A11
14
58.33
20
83.33
A12
14
58.33
20
83.33
A13
13
54.17
19
79.17
A14
13
54.17
20
83.33
A15
15
62.50
20
83.33
A16
15
62.50
20
83.33
A17
15
62.50
17
70.83
A18
16
66.67
18
75.00
A19
10
41.67
20
83.33
A20
10
41.67
20
83.33
A21
15
62.50
17
70.83
A22
13
54.17
18
75.00
A23
13
54.17
19
79.17
A24
10
41.67
20
83.33
A25
10
41.67
21
87.50
A26
10
41.67
20
83.33
A27
13
54.17
19
79.17
A28
13
54.17
21
87.50
A29
13
54.17
20
83.33
A30
13
54.17
21
87.50
A31
13
54.17
21
87.50
A32
13
54.17
20
83.33
A33
13
54.17
21
87.50
A34
13
54.17
20
83.33
A35
13
54.17
20
83.33
A36
14
58.33
24
91.67
Rata-rata
53.59
80.32
96 Lampiran 18
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF NAMA
:
NO. ABSEN : No.
Aspek yang dinilai
skor 5
1
Kehadiran di kelas saat pelajaran fisika
2
Perhatian dalam mengikuti pembelajaran
3
Kejujuran ( membuat laporan)
4
Tanggung jawab ( merapikan tempat setelah semua selesai)
5
Kerajinan membawa buku referensi
6
Partisipasi dalam pembelajaran
7
Kemauan menghargai pendapat teman
8
Sopan santun dalam berkomunikasi
9
Sikap dan tingkah laku terhadap guru
4
3
2
1
97 Lampiran 19
CONTOH PENILAIAN AFEKTIF SISWA
98 Lampiran 20
Rekapitulasi Penilaian Afektif Kelas XI IPA 1 kode sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
B1
3
3
3
3
2
2
3
3
3
25
45
55.56
kriteria kurang baik
B2 B3
4 4
4 3
4 3
3 4
2 3
4 4
5 4
5 5
5 5
36 35
45 45
80.00 77.78
baik baik
B4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
43
45
95.56
sangat baik
B5
5
4
5
5
2
5
4
5
5
40
45
88.89
sangat baik
B6
5
5
5
5
4
5
5
5
5
44
45
97.78
sangat baik
B7
5
4
5
5
5
5
5
5
5
44
45
97.78
sangat baik
B8
5
5
5
5
4
5
5
5
5
44
45
97.78
sangat baik
B9
5
5
5
5
3
5
5
5
5
43
45
95.56
sangat baik
B10
5
5
5
5
4
5
5
5
5
44
45
97.78
sangat baik
B11
4
4
5
4
3
4
4
4
4
36
45
80.00
baik
B12
5
5
5
4
3
5
4
5
5
41
45
91.11
sangat baik
B13
5
5
5
5
4
5
5
5
5
44
45
97.78
sangat baik
B14 B15
5 5
5 5
5 5
5 5
3 4
4 5
4 5
4 5
5 5
40 44
45 45
88.89 97.78
B16
2
2
3
3
2
2
3
3
3
23
45
51.11
B17
3
3
3
3
2
3
3
3
3
26
45
57.78
sangat baik sangat baik kurang baik kurang baik
B18
3
2
4
4
2
3
4
3
3
28
45
62.22
B19 B20 B21 B22
3 5 5 5
3 5 5 5
3 5 4 5
3 3 4 3
2 4 3 3
3 4 3 4
3 4 4 5
2 4 4 5
3 5 4 5
25 39 36 40
45 45 45 45
55.56 86.67 80.00 88.89
cukup baik kurang baik sangat baik baik sangat baik
B23
4
3
4
2
3
4
5
4
5
34
45
75.56
baik
B24
4
4
4
4
3
4
3
5
4
35
45
77.78
baik
B25
4
3
3
3
3
3
4
4
4
31
45
68.89
cukup baik
B26
4
4
3
3
3
3
3
5
4
32
45
71.11
baik
B27 B28
4 4
3 4
4 3
3 3
3 2
3 4
4 3
4 3
4 4
32 30
45 45
71.11 66.67
B29
3
3
3
4
2
3
3
3
3
27
45
60.00
baik cukup baik kurang baik
B30 B31 B32
4 5 3
3 5 4
3 3 4
4 4 3
3 5 3
4 5 4
4 5 3
5 5 4
5 5 4
35 42 32
45 45 45
77.78 93.33 71.11
baik sangat baik baik
B33
4
3
3
3
3
4
3
4
4
31
45
68.89
cukup baik
B34
3
3
4
4
3
4
4
5
4
34
45
75.56
baik
B35 B36 Ratarata
4 4
4 4
3 4
4 4
2 4
5 4
4 4
4 4
4 4
34 36
45 45
75.56 80.00
baik baik
4.166667
3.916667
4.027778
3.861111
3.055556
4
4.055556
4.277778
4.333333
35.69
79.32
99
Rekapitulasi Penilaian Afektif Kelas XI IPA 2
kode sampel A1
1 4
2 3
3 3
4 3
5 2
6 2
7 3
8 3
9 3
26
45
57.78
kriteria kurang baik
A2 A3
5 4
4 4
4 3
3 4
3 3
4 4
5 4
5 5
5 5
38 36
45 45
84.44 80.00
baik baik
A4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
44
45
97.78
sangat baik
A5
5
5
5
5
3
5
5
5
5
43
45
95.56
sangat baik
A6
5
5
5
5
4
5
5
5
5
44
45
97.78
sangat baik
A7
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
45
100.00
sangat baik
A8
5
5
5
5
4
5
5
5
5
44
45
97.78
sangat baik
A9
5
5
5
5
3
5
5
5
5
43
45
95.56
sangat baik
A10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
45
100.00
sangat baik
A11
4
4
5
5
3
4
4
4
4
37
45
82.22
baik
A12
5
5
5
5
3
5
5
5
5
43
45
95.56
sangat baik
A13
5
5
5
5
4
5
5
5
5
44
45
97.78
sangat baik
A14
5
5
5
5
3
5
5
5
5
43
45
95.56
sangat baik
A15
5
5
5
5
4
5
5
5
5
44
45
97.78
sangat baik
A16
4
2
3
3
2
2
3
3
3
25
45
55.56
kurang baik
A17
4
3
3
3
2
2
3
3
3
26
45
57.78
kurang baik
A18
4
3
4
4
2
4
4
3
3
31
45
68.89
cukup baik
A19
4
3
3
3
2
3
3
2
3
26
45
57.78
kurang baik
A20
5
5
5
4
3
5
5
5
5
42
45
93.33
sangat baik
A21
5
5
4
4
3
3
4
4
4
36
45
80.00
baik
A22
4
5
5
3
3
5
5
5
5
40
45
88.89
sangat baik
A23
4
4
4
2
3
4
5
5
5
36
45
80.00
baik
A24
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
45
80.00
baik
A25
4
4
3
4
3
3
4
4
4
33
45
73.33
baik
A26
4
4
3
3
2
3
4
4
4
31
45
68.89
cukup baik
A27
4
4
4
4
2
4
4
4
4
34
45
75.56
baik
A28
4
4
3
3
2
3
4
4
4
31
45
68.89
cukup baik
A29
4
3
3
3
2
3
3
3
3
27
45
60.00
kurang baik
A30
4
4
5
5
3
5
5
5
5
41
45
91.11
sangat baik
A31
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
45
100.00
sangat baik
A32
4
4
4
2
3
4
4
4
4
33
45
73.33
baik
A33 A34
4 3
4 3
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
36 34
45 45
80.00 75.56
baik baik
A35
4
4
3
4
2
4
4
4
4
33
45
73.33
baik
A36
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
45
80.00
baik
Rata-
4.388889
4.194444
4.166667
4.027778
3.138889
4.083333
4.333333
4.305556
4.333333
36.97222
82.16
100
Lampiran 21
LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK
NNo.
NAMA
:
NO. ABSEN
:
Aspek yang dinilai
Skor 4
1
Mempersiapkan bahan yang dibutuhkan
2
Merangkai semua bahan dengan benar
3
Melakukan pekerjaan sesuai langkahlangkahnya
4
Menggunakan peralatan dengan benar dan teliti
5
Kesesuaian jawaban dengan tujuan
6
Merapikan kembali tempat yang digunakan
7
Membuat kesimpulan dengan benar dan dapat mengkomunikasikannya
3
2
1
101 Lampiran 22
Contoh Lembar Penilaian Psikomotorik
102
Lampiran 23
Rekapitulasi Penilaian Aspek Psikomotori Kelas XI IPA 1
kode sampel
1
2
3
4
5
6
7
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17
3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3
3 3 2 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3
3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3
3 3 2 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3
21 20 20 20 22 26 20 24 23 22 22 24 22 24 23 26 22
B18
3
2
3
3
3
3
3
B19
3
3
3
4
3
3
4
B20
3
3
3
4
4
3
B21
3
2
3
3
4
B22
3
3
3
3
4
B23
3
4
3
3
B24
3
3
2
B25
3
3
4
B26
3
3
B27
3
B28
2
B29 B30
Jml. skor
Skor max
%
kriteria
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
75.00 71.43 71.43 71.43 78.57 92.86 71.43 85.71 82.14 78.57 78.57 85.71 78.57 85.71 82.14 92.86 78.57
tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas
20
28
71.43
tidak tuntas
23
28
82.14
tuntas
4
24
28
85.71
tuntas
3
3
21
28
75.00
tidak tuntas
3
3
22
28
78.57
tidak tuntas
4
4
3
24
28
85.71
tuntas
4
3
3
4
22
28
78.57
tidak tuntas
3
4
3
3
23
28
82.14
tuntas
4
3
3
4
3
23
28
82.14
tuntas
4
4
3
3
4
3
24
28
85.71
tuntas
3
4
3
3
3
3
21
28
75.00
tidak tuntas
3
3
4
4
3
4
4
25
28
89.29
tuntas
3
4
4
3
3
4
3
24
28
85.71
tuntas
B31
2
3
4
3
3
3
3
21
28
75.00
tidak tuntas
B32
2
3
4
3
3
3
3
21
28
75.00
tidak tuntas
B33
3
3
4
3
2
3
3
21
28
75.00
tuntas
B34
3
4
4
3
2
4
3
23
28
82.14
tuntas
B35
3
3
4
3
3
4
3
23
28
82.14
tuntas
B36
4
4
4
4
3
4
4
27
28
96.43
tuntas
Rata-rata
3
3.194444
3.333333
3.222222
3.25
3.361111
3.222222
22.58333
80.65
103
Rekapitulasi Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas XI IPA 2
kode sampel A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 Rata-rata
1 3
2 3
3 4
4 3
5 3
6 3
7 3
Jml. skor 22
Skor max 28
% 78.57
kriteria tidak tuntas
2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3.111111
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3.333333
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3.944444
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3.361111
2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3.5
3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 2 3 3 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3.333333
3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3.5
20 24 23 23 25 24 25 24 22 23 24 25 26 22 27 20 23 25 23 23 24 27 23 20 26 26 26 27 27 23 23 22 25 27 28 24.08333
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
71.43 85.71 82.14 82.14 89.29 85.71 89.29 85.71 78.57 82.14 85.71 89.29 92.86 78.57 96.43 71.43 82.14 89.29 82.14 82.14 85.71 96.43 82.14 71.43 92.86 92.86 92.86 96.43 96.43 82.14 82.14 78.57 89.29 96.43 100.00 86.01
tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tuntas tidak tuntas tuntas tuntas tuntas
104 Lampiran 24
105 Lampiran 25
106 Lampiran 26
107 Lampiran 27
DOKUMENTASI PENELITIAN
Siswa mengerjakan soal pretest
Guru membimbing diskusi
Siswa mengerjakan post-test
Siswa berdiskusi
Siswa mengerjakan LDS
Siswa Presentase hasil diskusi
108
DOKUMENTASI PENELITIAN
Siswa merencanakan percobaan
Siswa membuat laporan
Siswa melakukan percobaan
Presentasi hasil percobaan