Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Sarah Devina Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Kecerdasan emosional sangat berpengaruh pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik, akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan untuk berkonsentrasi pada tugas atau pekerjaannya. Tetapi seseorang yang mampu mengelola perasaan dengan baik, maka akan mampu memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuannya untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik skala. Untuk mengukur kecerdasan emosional adalah dengan menggunakan skala kecerdasan emosional yang didasarkan dari komponen-komponen kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Goleman (2008), sedangkan untuk mengukur prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi adalah dengan menggunakan skala prokrastinasi yang didasarkan dari ciri-ciri prokrastinasi yang dikemukakan oleh Ferrari dan McCown (2008). Subjek pada penelitian adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma angkatan 2006 sebanyak 118 subjek. Hasil pengujian validitas item dalam penelitian ini untuk skala kecerdasan emosional bergerak dari 0.314 – 0.673 dengan reliabilitas sebesar 0.918. Sedangkan korelasi skor total item pada skala sikap prokrastinasi bergerak antara 0.324 – 0.705 dengan reliabilitas sebesar 0.941. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson (1-tailed) diketahui nlai koefisien korelai sebesar r = - 0.503 dengan taraf signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.01). Artinya terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, dimana semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi pada mahasiswa yang menyusun skripsi. Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Prokrastinasi, Mahasiswa, Skripsi
disebut dengan istilah prokrastinasi
PENDAHULUAN
(Steel, dalam Kartadinata & Tjundjing, Mahasiswa
telah
2008). Suatu penundaan dikatakan
menyelesaikan seluruh mata kuliahnya
prokrastinasi, apabila penundaan itu
sesuai
dilakukan pada tugas yang penting.
dengan
yang
program
akademis
dalam arti bahwa mahasiswa tersebut
Dilakukan
telah menempuh seluruh mata kuliah
sengaja dan menimbulkan perasaan
dan
seluruhnya,
tidak nyaman (Solomon & Rothblum,
membuktikan
dalam Tondok, Ristyadi, dan kartika,
dinyatakan
lulus
diwajibkan kematangannya
secara
membuat
2008). Salah satu konsekuensi dari
berdasarkan
prokrastinasi pada mahasiswa adalah
kegiatan penelitian (Ganda, 2004).
tertundanya memperoleh gelar sarjana
Dalam
pada
karena
terlambat
mengalami
skripsi
(Muszynski
skripsi
yang
dengan
berulang-ulang
disusun
menyusun
umumnya berbagai
skripsi,
mahasiswa
Akamatsu,
dalam Surijah & Tjundjing, 2007).
Kendala yang seringkali dialami oleh
Adapun data kelulusan yang diperoleh
para mahasiswa diantaranya; kesulitan
penulis
mencari bahan reverensi, dana yang
Psikologi
terbatas, dan takut bertemu dosen
(2010), diketahui bahwa mahasiswa
pembimbing.
Fakultas
pada
atau
&
hambatan.
tersebut
kendala
menyelesaikan
Kendala-kendala
sekretariat
Universitas
Psikologi
Jurusan
Gunadarma
Universitas
dapat
Gunadarma angkatan 2006 yang lulus
menyebabkan stres, rendah diri, dan
tepat waktu adalah 15% dari jumlah
frustasi, sehingga mahasiswa memilih
keseluruhan
untuk menunda-nunda tugasnya dalam
mahasiswa.
menyelesaikan
akhirnya
dari
skripsi
(Mutadin,
2002).
mahasiwa
yaitu
168
Menurut Tondok, Ristyadi, dan kartika (2008), salah satu faktor
Dalam
dunia
akademik
mahasiswa memiliki kecenderungan
perilaku menunda-nunda tugas adalah
prokrastinasi adalah karena kondisi
hal yang umum terjadi, perilaku ini
psikologis seperti rendahnya kontrol
diri yang merupakan cakupan dari
Universitas
kecerdasan
Angkatan 2006?
emosional
menurut
Gunadarma
pada
Aristoteles (dalam Goleman, 2000). Menurut Armiyanti,
Achir 2008),
(dalam kecerdasan
TINJAUAN PUSTAKA Prokrastinasi
emosional adalah kemampuan individu
Prokrastinasi
berasal
dari
untuk menguasai situasi yang penuh
bahasa latin procrastinare yang berarti
tantangan
dapat
menunda hingga esok hari, istilah ini
menimbulkan kecemasan. Sehingga
tersusun dari kata “pro” yang artinya
apabila individu memiliki kecerdasan
bergerak maju dan “crastinus” yang
pada
kehidupan
berarti “esok hari” (Desimone, dalam
emosionalnya, maka akan mampu
Surijah & Tjundjing, 2007). Secara
mengendalikan
umum
dan
biasanya
dimensi
perilakunya
hingga
didefinisikan
bahwa
tidak terpengaruh oleh kegagalan.
prokrastinasi adalah kecenderungan
Sehingga apabila seorang mahasiswa
perilaku
untuk
yang
dengan
lambat
sedang
menyusun
skripsi
memulai dan
sesuatu membawa
memiliki kecerdasan emosional yang
konsekuensi
baik, maka mahasiswa tersebut juga
pelakunya (Dewitte & Schouwenburg,
dapat
dalam Surijah & Tjundjing, 2007).
mengontrol
perilaku
yang
buruk
disimpulkan
pada
prokrastinasi dalam menyusun skripsi
Dapat
bahwa
dan terhindar dari kegagalan.
prokrastinasi adalah perilaku menunda uraian
tugas atau pekerjaan yang diinginkan
sebelumnya, maka permasalahan yang
atau harus dilakukan dengan sengaja,
diajukan dalam penelitian ini adalah
meskipun mengetahui akibat buruk
apakah
perilaku tersebut.
Berdasarkan
terdapat
kecerdasan
hubungan
emosional
antara dengan
prokrastinasi pada mahasiswa yang
Jenis-jenis Prokrastinasi
menyusun skripsi di Fakultas Psikologi
Peterson Newcombe,
(dalam
2005)
Jerry
&
menambahkan
bahwa prokrastinasi akademik sering
faktor tersebut meliputi kondisi fisik
menjadi istilah yang digunakan oleh
dan kondisi psikologis dari individu.
para ahli untuk membagi jenis-jenis
b. Faktor Eksternal
tugas di atas menjadi:
Faktor eksternal adalah faktor-faktor
a. Prokrastinasi akademik
yang terdapat diluar diri individu yang
Prokrastinasi akademik adalah jenis
mempengaruhi prorakstinasi. Faktor-
penundaan yang dilakukan pada jenis
faktor tersebut berupa faktor SES
tugas
berhubungan
(Status Ekonomi Sosial), keluarga atau
dengan tugas akademik, misalnya
pola asuh orang tua, peer group, dan
tugas sekolah atau tugas kursus.
lain-lan.
formula
yang
b. Prokrastinasi non-akademik Prokrastinasi
non-akademik
adalah
Ciri-ciri Prokrastinasi
penundaan yang dilakukan pada jenis
Menurut Ferrari dan McCown
tugas non-formal atau tugas yang
(dalam Tondok, Ristyadi & Kartika,
berhubungan
2008),
dengan
kehidupan
prokrastinas
dapat
sehari-hari, misalnya tugas rumah
termanifestasikan
tangga, tugas sosial, tugas kantor.
tertentu yang dapat diukur dari ciri-ciri
dalam
indikator
berikut: Faktor-faktor yang Mempengaruhi
a. Penundaan untuk memulai maupun
Prokrastinasi
menyelesaikan tugas yang dihadapi
Menurut Tondok, Ristyadi dan
b. Keterlambatan dalam mengerjakan
Kartika (2008), faktor-faktor yang
tugas
mempengaruhi
c. Kesenjangan waktu antara rencana
prokrastinasi
dapat
dikategorikan menjadi dua macam,
dan kinerja actual
yaitu:
d. Melakukan aktifitas lain yang lebih
a. Faktor Internal
menyenangkan
Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-
kemampuan untuk mengendalikan diri
Dampak Prokrastinasi Menurut Letham (2007), dampak
sendiri dan memiliki daya tahan ketika
perilaku prokrastinasi dapat dibagi
menghadapi
menjadi dua yaitu:
mengendalikan impuls dan tidak cepat
a. Dampak Positif
merasa
b. Dampak Negatif
suasana hati dan mampu mengelola
rintangan,
puas,
mampu
mampu
mengatur
kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan
Cara Mengatasi Prokrastinasi Banyak
ahli
memberikan
berusaha
penyelesaian
berpikir,
mampu
berempati serta berharap.
bagi
masalah prokrastinasi. Beberapa ahli
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
atau
Kecerdasan Emosi
penulis
penggunaan
buku
menyarankan waktu
Menurut Goleman (2005) faktor-
(misalnya, Cox & Read, 1989; Frings,
faktor yang mempengaruhi kecerdasan
1999;
emosional meliputi :
Van
prokrastinasi pemboros
manajemen
Eerde,
2003),
dianggap waktu
sebab sebagai
terbesar,
dan
a. Faktor yang bersifat bawaan genetik b. Faktor yang berasal dari lingkungan
prokrastinasi merupakan siklus jahat yang dapat meningkatkan tekanan
Komponen-komponen
waktu.
Emosi Menurut Armiyanti,
Kecerdasan Emosional Ahli
yang
pertama
kali
Goleman 2008)
utama yaitu :
emosional adalah Goleman. Menurut
a. Mengenali Emosi Diri
Goleman
b. Mengelola Emosi
Melianawati,
(dalam kecerdasan
emosional terdiri dari lima komponen
mengungkapkan konsep kecerdasan
(dalam
Kecerdasan
Prihanto, & Tjahjoanggoro, 2001)
c. Memotivasi Diri
kecerdasan
d. Mengenali Emosi Orang Lain
emosional
adalah
kecakapan emosional yang meliputi
e. Membina Hubungan Dengan Orang
lain
yang terdaftar dan belajar pada suatu perguruan tinggi.
Ciri-ciri Individu Yang Memiliki Kecerdasan Emosi Tinggi
Dinamika
Goleman (2007) mengemukakan ciri-ciri
individu
yang
memiliki
kecerdasan emosi tinggi, yaitu : a.
Memiliki
kemampuan
Kecerdasan
c.
d.
Emosional
Antara dengan
Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Sedang Menyusun Skripsi
untuk
memotivasi diri sendiri dan dapat
b.
Hubungan
Dalam Studi perguruan tinggi
bertahan dalam menghadapi frustrasi.
strata satu, skripsi merupakan tugas
Dapat
dorongan-
akhir bagi mahasiswa sebagai salah
dorongan hati sehingga tidak melebih-
satu syarat kelulusan. Sehubungan
lebihkan suatu kesenangan.
dengan hal tersebut, pada umumnya
Mampu mengatur suasana hati dan
setiap
dapat menjaganya agar beban stress
menempuh ujian sarjana strata satu
tidak
dan diwajibkan untuk menyusun suatu
mengendalikan
melumpuhkan
kemampuan
mahasiswa
yang
akan
berpikir seseorang.
tulisan ilmiah yang disebut skripsi.
Mampu untuk berempati terhadap
Namun,
orang lain dan tidak lupa berdoa.
mengerjakan tugas pada kalangan
penundaan
dalam
mahasiswa adalah suatu hal yang umum terjadi.
Mahasiswa Menurut Kail dan Cavanaugh
Penundaan
tugas
dalam
(2000),
seseorang
dikatakan
menyelesaikan skripsi oleh pelaku
mahasiswa
jika
melewati
prokrastinasi
sudah
(prokrastinator)
bangku sekolah dan biasanya berada
membawa konsekuensi yang kurang
pada usia 18 sampai dengan usia 25
menyenangkan
tahun. Adapun menurut Sudarman
Salah satu konsekuensi yang kurang
(2004) mahasiswa adalah peserta didik
menyenangkan tersebut adalah tekanan
bagi
prokrastinator.
psikologis yang dapat berasal dari diri
sendiri maupun dari lingkungan, yaitu
baik tanpa melakukan penundaan atau
berupa
prokrastinasi.
tuntutan
menyelesaikan
untuk
Sedangkan
Seseorang yang tidak dapat
adalah
mengendalikan emosinya dengan baik,
serangkaian kemampuan, kompetensi,
maka akan mengalami pertarungan
dan kecakapan non kognitif, yang
batin yang merampas kemampuan
mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk berkonsentrasi pada tugas atau
untuk mengatasi tuntutan dari diri
pekerjaannya. Dalam hal ini, jika
sendiri dan orang lain. Dalam hal ini,
seorang mahasiswa yang memiliki
jika seorang mahasiswa yang memiliki
kecerdasan emosional yang kurang
kecerdasan emosional yang baik, maka
baik, maka mahasiswa tersebut akan
mahasiswa tersebut akan memiliki
sulit
kemampuan untuk mengatasi tuntutan
menyelesaikan tugasnya dengan baik,
tanpa melakukan prokrastinasi, yaitu
dalam hal ini menyelesaikan skripsi
menyelesaikan skripsi tepat waktu.
tanpa melakukan prokrastinasi.
kecerdasan
Selain
skripsi.
segera
emosional
itu,
kecerdasan
berkonsentrasi
Berdasarkan
untuk
uraian
emosional juga dapat diartikan sebagai
sebelumnya,
keterampilan
berhubungan
kesimpulan bahwa terdapat hubungan
dengan keakuratan penilaian tentang
negatif antara kecerdasan emosional
emosi diri sendiri dan orang lain, serta
dengan prokrastinasi, yaitu semakin
kemampuan mengelola perasaan untuk
tinggi kecerdasan emosional maka
memotivasi,
semakin rendah tingkat prokrastinasi.
yang
merencanakan,
dan
maka
dapat
ditarik
meraih tujuan kehidupan. Apabila seorang
mahasiswa
yang
sedang
Hipotesis
menyusun skripsi memiliki kecerdasan
Berdasarkan
uraian
emosional yang baik, maka mahasiswa
sebelumnya,
tersebut akan mampu memotivasi,
diajukan dalam penelitian ini adalah
merencanakan, dan meraih tujuannya
ada
yaitu menyelesaikan skripsi dengan
kecerdasan
maka
hubungan
hipotesis
negatif
emosional
yang
antara dengan
prokrastinasi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Fakultas
PELAKSANAAN DAN HASIL
Psikologi
PENELITIAN
Universitas
Gunadarma
angkatan 2006.
Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, beberapa persiapan dilakukan, yaitu
METODOLOGI PENELITIAN Adapun sampel pada penelitian
penyiapan
bahan
penelitian,
ini terdiri atas 118 mahasiswa yang
penyusunan alat ukur yang berupa
menyusun skripsi di Fakultas Psikologi
skala kecerdasan emosional dan skala
Universitas
prokrastinasi, kemudian kedua skala
Gunadarma
angkatan
2006.
tersebut diujicobakan pada mahasiswa Fakultas
Teknik pengumpulan data Untuk
mengumpulkan
diperlukan
dalam
yaitu
penelitian
skala
dari
yang ini
variabel
kecerdasan emosional dan skala dari variabel prokrastinasi yang bersumber dari data mahasiswa angkatan 2006 yang tidak lulus tepat waktu yang didapatkan dari sekretariat Jurusan Psikologi
Universitas
Universitas
Gunadarma.
data
digunakan kuesioner berbentuk skala Likert
Psikologi
Gunadarma.
Uji coba dilakukan terhadap mahasiswa
Fakultas
Psikologi
Universitas Gunadarma. Pengambilan data uji coba (try out) berlangsung pada hari sabtu tanggal 20 November 2010 dan hari Selasa tanggal 23 November 2010 yang berlokasi di Universitas
Gunadarma kampus E
Depok. Adapun jumlah angket yang disebar sebanyak 30 eksemplar.
Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan
bantuan
komputer SPSS versi 17.
program
Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data penelitian berlangsung pada tanggal 6 Desember 2010 - 13 Desember 2010. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Fakultas
Psikologi
Universitas
Gunadarma yang sedang menyusun skripsi
angkatan
pengambilan
2006.
b. Uji Reliabilitas
Untuk
data,
peneliti
menyebarkan 118 eksemplar angket.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasilnya
diketahui
bahwa
koefisien reliabilitas sebesar 0, 941 sehingga skala dinyatakan reliabel.
Uji Hipotesis Dari hasil analisis data yang
Skala Kecerdasan Emosional
dilakukan dengan menggunakan teknik
a. Uji Valditias Dalam penelitian ini, dari 50
korelasi product moment Pearson (1-
item yang diujicobakan, terdapat 41
tailed) diketahui nlai koefisien korelasi
item yang valid. Korelasi skor total
sebesar r =
pada
signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.01).
item-item
valid
bergerak
antara 0,314 sampai dengan 0,673.
Hasilnya
Hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan
b. Uji Reliabilitas diketahui
- 0.503 dengan taraf
negatif
yang
signifikan
bahwa
antara kecerdasan emosional dengan
koefisien reliabilitas sebesar 0, 918
prokrastinasi, dimana semakin tinggi
sehingga skala dinyatakan reliabel.
tingkat kecerdasan emosional maka semakin rendah tingkat prokrastinasi
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
pada
mahasiswa
yang
menyususn
Skala Prokrastinasi
skripsi dan begitu juga sebaliknya,
a. Uji Valditias
semakin rendah kecerdasan emosional
Dalam penelitian ini, dari 42
maka semakin tinggi prokratinasi.
item yang diujicobakan, terdapat 38
Dengan demikian hipotesis penelitian
item yang valid. Korelasi skor total
ini diterima.
pada
item-item
valid
bergerak
antara 0,324 sampai dengan 0,705
PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk untuk
menguji
hubungan
antara
kecerdasan
emosional
dengan
prokrastinasi pada mahasiswa yang
prokrastinasi pada mahasiswa yang
menyusun skripsi Fakultas Psikologi
menyusun skripsi. Berdasarkan hasil
Universitas Gunadarma angkatan 2006
analisis korelasi yang diketahui nilai
memiliki sikap prokrastinasi yang
signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.01)
sedang. Hal ini mungkin dikarenakan
yang artinya terdapat hubungan negatif
faktor internal prokrasrtinasi yaitu
yang signifikan antara kecerdasan
kondisi fisik dan psikologis subjek,
emosional dengan prokrastinasi pada
atau eksternal seperti pola asuh orang
mahasiswa yang sedang menyusun
tua
skripsi, dimana semakin tinggi tingkat
pertemanan di lingkungan kampus
kecerdasan emosional maka semakin
Universitas
rendah
Ristyadi, & Kartika, 2008).
tingkat
prokrastinasi
pada
di
rumah
dan
Gunadrama
hubungan
(Tondok,
mahasiswa yang menyususn skripsi. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan
Kesimpulan
emosional maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi.
Dengan
Penelitian ini bertujuan untuk
demikian
menguji hubungan antara kecerdasan
diketahui bahwa hipotesis penelitian
emosional dengan prokrastinasi pada
ini diterima.
mahasiswa yang menyusun skripsi.
Pada perhitungan perbandingan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat
Mean empirik dan Mean hipotetik
ditarik
diketahui bahwa secara umum subjek
hubungan yang negatif dan signifikan
penelitian
antara kecerdasan emosional dengan
emosional
memiliki tinggi.
Hal
bahwa
ada
ini
prokrastinasi, dimana semakin tinggi
mungkin dikarenakan faktor genetik
tingkat kecerdasan emosional maka
yaitu bawaan atau bisa juga karena
semakin rendah tingkat prokrastinasi
faktor lingkungan, baik itu lingkungan
pada
tempat tinggal ataupun lingkungan
skripsi. Sebaliknya semakin rendah
kampus (Goleman,
yang
kecerdasan
kesimpulan
mahasiswa
yang
menyususn
universitas
Gunadarma
kecerdasan emosional maka semakin
2005).
Sedangkan
tinggi tingkat prokrastinasi. Dengan
demikian hipotesis pada penelitian ini
menyelesaikan skripsi dengan baik
diterima. Dilihat dari perbandingan
dan tepat waktu
antara
mean
empirik
mean
3. Orang Tua
hipotetik diketahui bahwa responden
Penulis
penelitian
memiliki
emosional
yang
dan
kecerdasan tinggi
dan
menyarankan
agar
lebih mendorong atau memotivasi putra-putrinya
yang
sedang
prokrastinasi yang sedang atau rata-
menyusun skripsi, agar mampu
rata.
menyelesaikan skripsi dengan baik dan mampu menghadapi tantangan atau
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memiliki
hambatan-hambatan
dalam
penyelsaian skripsi 4. Peneliti Lain
beberapa saran yang dapat diberikan,
Untuk
peneliti
selanjutnya
dapat
menganalisa
diantaranya:
diharapkan
1. Bagi Mahasiswa yang menyusun
lebih jauh bagaimana kecerdasan
skripsi
emosional
Peneliti menyarankan kepada
dan
prokrastinasi
dikaitkan dengan variabel lainnya,
mahasiswa yang sedang menyusun
seperti
skripsi
untuk
intelegensi dengan prokrastiansi.
dengan
baik,
mengolah
emosi
agar
mengerjakan skripsi
dalam
dengan baik
penyelesaian
skripsi.
Daftar Pustaka Armiyanti, E.O. (2008). Pengaruh kecerdasan
emosional
terhadap
kecenderungan perilaku delinkuen
2. Dosen dan Dosen Pembimbing
pada remaja. Psikovidya, 12(1), 1-
Penulis menyarankan agar para dosen memberikan motivasi, dan membimbing
kecerdasan
dapat
dan mampu mengatasi hambatanhambatan
hubungan
mahasiswa
yang
sedang menyusun skripsi agar dapat
10. Azwar, S. (2005). Tes prestasi : Fungsi
dan
pengembangan
pengukuran
prestasi
belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Goleman, D. (2005). Working with emotional
intelligence:
Melianawati, F.X., Prihanto, S., & Tjahjoanggoro, Hubungan
A.J.
antara
emosional
(2001). kecerdasan
dengan
kinerja
Kecerdasan emosi untuk mencapai
karyawan. Anima, 17 (1). 57-62.
puncak prestasi. Jakarta: Gramedia
Mutadin, Z. (2002). Kesulitan menulis
Pustaka Utama. Goleman,
D.
skripsi.
(2007).
http://www.e-
Kecerdasan
psikologi.com/epsi/pendidikan_det
emosional : Mengapa EI lebih
ail.asp?id=226. Tanggal akses 29
penting daripada IQ. Terjemahan:
Maret 2011.
Hermaya, T. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
perguruan
Jerry, N., & Newcombe, K .(2005). Saya
akan
Sudarman, P. (2004). Belajar efektif di
melakukannya....
besok!. Jakarta: Metanoia. Kail, R., & Cavanaugh, C. (2000).
tinggi.
Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. Surijah
&
Tjundjing.
(2007).
Mahasiswa
versus
tugas:
Prokrastinasi
akademik
dan
Human Development: a lifespan
concientiousness.
view (2nd ed). USA: Woodswoth
Indonesian Psychological Journal,
Publishing, CO.
22(4), 352-374.
Kartadinata, I., & Tjunding, S. (2008).
Tondok,
Ristyadi,
Anima,
Kartika.
2008.
I love tomorrow: Prokrastinasi
Prokrastinasi akademik dan niat
akademik dan manajemen waktu.
membeli
Anima, Indonesian Psychological
Indonesian Psychological Journal,
Journal, 23(2), 109-119.
24(1), 76-87.
Letham,
S.J.
(2007).
http://www.TheProcrastinationpro blem.successconciousness: guestarticleprocrastination. Tanggal akses 28 Oktober 2010.
skripsi.
Anima,