PENDAHULUAN Latar Belakang
Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) merupakan tanaman pangan yang memiliki masa produksi yang relatif lebih cepat, bernilai ekonomis dan strategis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras. Sebagai salah satu komoditas unggulan baik untuk keperluan pangan, pakan ternak maupun sayuran, jagung manis mempunyai banyak kelebihan antara lain serat yang tidak terlalu liat sehingga menciptakan tekstur lebih nyaman dalam proses mengunyah, kadar gula tinggi dan nilai nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan jagung biasa. Jagung manis mempunyai kadar gula 4 - 8 kali lebih tinggi dari jagung biasa yakni mengandung 12-14% kadar gula, sedangkan jagung biasa hanya 2 - 4%. Tidak hanya itu, jagung manis ternyata mempunyai nilai nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan jagung biasa, yaitu tiap 100 gram bahan basah jagung manis yang dapat dimakan mengandung 96 kalori; 3,5 gram protein; 1,0 gram lemak; 22,8 gram karbohidrat; 3,0 mg kalium; 0,7 mg besi; 111,0 mg fospor; 400 SI vitamin A; 0,15 mg vitamin B; 12 mg vitamin C dan 0,727 % air (Abdulrahman, 2011). Kandungan nutrisi dan rasa manis yang dimiliki jagung manis menyebabkan permintaan pasar terhadap komoditi ini cukup tinggi, tetapi
Universitas Sumatera Utara
produktivitas jagung manis belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Listyobudi (2011) menyatakan bahwa produktivitas jagung manis di Indonesia masih rendah bila dibandingkan dengan negara lainnya terutama Amerika Serikat dan Australia yang mampu menghasilkan 7 – 10 ton/ha. Berdasarkan hasil penelitian Budiastuti et al., (2011) menunjukkan bahwa hasil jagung manis di Indonesia hanya mencapai 4-5 ton/ha. Rendahnya produktivitas tersebut menggambarkan bahwa penerapan teknologi budidaya masih belum optimal. Hasil dan mutu jagung manis ditentukan oleh bobot tongkol, jumlah tongkol segar pertanaman dan kandungan kadar gula. Oleh sebab itu semakin besar bobot dan jumlah tongkol maka akan didapatkan hasil yang lebih tinggi dan dari segi kualitas dinilai dari kandungan gulanya. Salah satu usaha untuk meningkatkan hasil dan mutu jagung manis dapat dilakukan dengan usaha manajemen kultur teknis diantaranya dengan pemupukan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan. Pupuk seringkali menjadi faktor pembatas dalam upaya meningkatkan produksi jagung manis, pemupukan yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara yang merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingkat produksi dan kualitas tanaman. Dalam upaya mendukung ketersediaan hara kalium dalam tanah, umumnya diberikan pupuk KCL yakni pupuk kimia yang mengandung unsur kalium. Kalium merupakan unsur hara makro yang sangat penting bagi tanaman, bila pemberian pupuk
Universitas Sumatera Utara
tidak tepat dapat mengganggu keseimbangan hara dalam tanah dan menimbulkan polusi yang berbahaya bagi lingkungan sehingga akan memberikan dampak negatif terhadap peningkatan hasil dan kualitas tanaman. Selain itu bila ketersediaan kalium tanah rendah maka pertumbuhan tanaman terganggu dan tanaman akan memperlihatkan gejala kekahatan. Respon pertama diperlihatkan oleh akar, diikuti oleh batang, tangkai daun dan lembaran daun serta akhirnya buah. Meskipun kekurangan kalium masih mampu berbuah, tetapi tongkol yang dihasilkannya kecil, ujungnya meruncing dan biji tidak melekat kuat pada tongkolnya serta pembentukan pati dan gula tidak sempurna sehingga hasil dan mutu jagung manis menjadi rendah. Setyono (1986) menyatakan bahwa kalium berfungsi dalam proses pembentukan gula dan pati, translokasi gula, aktifitas enzym dan pergerakan stomata. Peningkatan bobot dan kandungan gula pada tongkol dapat dilakukan dengan
cara
mengefisienkan
proses
fotosintesis
pada
tanaman
dan
meningkatkan translokasi fotosintat ke bagian tongkol. Selain itu unsur kalium juga mempunyai peranan dalam mengatur tata air di dalam sel dan transfer kation melewati membran. Kalium juga dapat meningkatkan kadar air tanaman dengan cara membantu akar untuk memperluas bidang penyerapan air sehingga mampu meningkatkan ketahanan dan kemampuan tanaman terhadap stress kekeringan (Novizan, 2002).
Universitas Sumatera Utara
Syekhfani (2014), menyebutkan bahwa tanah-tanah yang mempunyai kandungan bahan organik rendah, produktifitas tanaman pertanian tidak akan dapat ditingkatkan dengan hanya melalui pemberian pupuk anorganik saja, tanpa diiukuti pemberian bahan organik, oleh sebab itu penambahan bahan organik dalam tanah perlu dilakukan. Menurut Stevenson (1982), bahwa pengaruh bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain terhadap kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan terhadap keharaan tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan muatan negatif sehingga memberikan konstribusi yang nyata terhadap kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Sekitar 20 – 70 % kapasitas pertukaran kation tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus, oleh karenanya terdapat korelasi antara bahan organik dengan KTK tanah. Salah satu jenis bahan organik yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil dan mutu jagung manis adalah pupuk kandang ayam. Menurut Harsono (2009) pupuk kandang ayam dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk merangsang pertumbuhan sehingga dapat meningkatkan hasil dan mutu jagung manis. Hal ini disebabkan pupuk kandang ayam memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur hara makro dan mikro (Syekhfani, 2000). Disamping itu pupuk kandang ayam berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan
Universitas Sumatera Utara
memperbaiki struktur tanah. Mayadewi (2007) menyatakan bahwa pupuk kandang ayam dapat meningkatkan hasil dan mutu jagung manis hingga 47%. Hal ini disebabkan pupuk kandang ayam memiliki unsur kalium lebih besar dibandingkan pupuk kandang lainnya. Hardjowigeno (1995), menyebutkan bahwa persentase kalium (K2O) pada kotoran ayam 1.50, kotoran sapi 0.35, kotoran kuda 0.35, kotoran babi 0.13 dan kotoran domba 0.15. Pemberian pupuk kandang ayam sebagai sumber bahan organik yang secara kimia merupakan bahan yang mudah terurai melalui proses mineralisasi dan dapat membantu tersedianya sejumlah ion-ion hara seperti K+. Senyawa sisa mineralisasi dan senyawa sulit terurai lainnya melalui proses humifikasi akan menghasilkan humus tanah yang terutama berperan secara koloidal yang mana koloidal organik ini melalui muatan negatif akan meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang akan menyebabkan ketersediaan basa-basa meningkat. Secara fisik bahan organik meningkatkan daya
menahan air
sehingga hara K+ yang terfiksasi oleh koloid liat akan terlepas memenuhi permukaan koloid liat dan larutan tanah yang mengakibatkan K+ lebih mudah diserap oleh bulu akar (Hanafiah, 2007). Selain itu pemberian pupuk kandang ayam dapat meningkatkan sifat kimia tanah seperti naiknya pH, kadar Ca-dd, Corganik, N total, C/N dan H-dd serta turunnya kadar Al-dd dan Fe-dd yang semuanya bersifat positif terhadap perbaikan sifat-sifat kimiawi tanah kecuali nisbah C/N dan H-dd.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Putra et al (2010), pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 10 – 20 ton/ha dapat membantu meningkatkan status hara kalium tanah dan kadar hara K-dd tanah cenderung meningkat dengan meningkatnya dosis. Selanjutnya hasil penelitian pada pengamatan kandungan glukosa menghasilkan kurva kuadratik terbalik yaitu pada kondisi kekurangan dan kelebihan hara kalium diperoleh hasil yang tinggi dibandingkan dengan pada keadaan hara kalium yang optimal. Tingginya hasil penimbunan glukosa diakibatkan karena ketidakmampuan enzim katalase mengubah glukosa menjadi pati. Hal ini disebabkan kurangnya kontribusi hara kalium sebagai pengaktif enzim katalase.
Perumusan Masalah
Penduduk Indonesia lebih kurang 3,5 persen menggunakan jagung manis sebagai bahan pangan pokok atau makanan sampingan, maka masalah hasil dan mutu menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dan dicapai, karena hal ini dapat memberi pengaruh terhadap pendapatan petani, menjamin harga yang layak dan perbaikan gizi. Oleh sebab itu upaya peningkatan hasil dan mutu agar sesuai dengan standar baku mutu pangan yang telah ditetapkan adalah tantangan paling besar. Kalium dalam tanah sering ditemui sebagai faktor pembatas, karena K merupakan unsur hara yang mobil dan sangat peka terhadap pencucian, terutama di daerah tropik dengan curah hujan yang tinggi. Disamping itu kalium
Universitas Sumatera Utara
juga diserap tanaman dalam jumlah yang cukup besar atau bahkan kadangkadang melebihi jumlah nitrogen terutama pada tanaman umbi-umbian (Hakim, et al 1986). Karena itu penambahan kalium dalam tanah melalui pemupukan harus menjadi bahan pertimbangan. Pemupukan yang efektif harus didasarkan pada hasil uji tanah dan tanaman. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil dan mutu jagung manis adalah dengan memperbaiki manajemen budidaya melalui pengelolaan pemupukan. Penggunaan pupuk kandang ayam dan kalium diharapkan dapat meningkat hasil dan mutu jagung manis yaitu melalui peningkatan kandungan gula, karena sebagaimana diketahui bahwa pupuk kandang ayam dapat menjadi aktivator dalam memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah sehingga kalium dapat tersedia bagi tanaman. Sedangkan unsur kalium merupakan hara makro yang sangat penting bagi jagung manis, karena kalium dapat mempengaruhi metabolisme gula dan kekurangan kalium dapat menyebabkan tongkol kecil, ujung tongkol tidak terisi oleh biji dan biji jagung tidak melekat secara kuat pada tongkolnya serta pembentukan pati kurang sempurna.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang ayam dan kalium serta interaksinya terhadap pertumbuhan, hasil dan mutu jagung manis.
Hipotesis Penelitian
1. Aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh terhadap pertumbuhan, hasil dan mutu jagung manis. 2. Aplikasi pupuk kalium berpengaruh terhadap pertumbuhan, hasil dan mutu jagung manis 3. Adanya interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan kalium terhadap pertumbuhan, hasil dan mutu jagung manis.
Manfaat Penelitian
1. Pengembangan bagi ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya pada budidaya
tanaman jagung manis 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, baik bagi para petani
jagung manis maupun pihak-pihak lain yang memerlukannya.
Universitas Sumatera Utara