KL – 4099 Tugas Akhir Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara
Bab 1
PENDAHULUAN
Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
Bab 1
PENDAHULUAN Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara
1.1 Latar Belakang Kabupaten Kepulauan Talaud di Provinsi Sulawesi Utara adalah bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terletak di wilayah perbatasan dengan Negara tetangga Philipina dan berada di bibir Lautan Pasifik. Terdapat tiga pulau utama di Kabupaten Kepulauan Talaud yaitu Pulau Karakelang, Salibabu dan Pulau Kabaruan. Pulau Karakelang merupakan pulau dengan luas daratan terbesar di Kabupaten Kepulauan Talaud. Terletak pada bagian Utara dari gugusan Kepulauan Talaud, Pulau Karakelang merupakan tempat bermukim sebagian besar penduduk Kepulauan Talaud, data yang di release Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Talaud menujukkan bahwa pada tahun 2007 terdapat 62% dari 83.373 jiwa penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud bermukim di kota-kota Melonguane (Ibukota Kabupaten), Beo, Rainis, Essang dan Gemeh serta kota-kota kecil lainnya yang terletak di Pulau Karakelang. Di pulau ini pula terletak sebagian besar infrastruktur irigasi dan areal lahan persawahan yang menghasilkan bahan pangan beras bagi penduduk di Kepulauan Talaud. Daerah Irigasi Beo, Tarun, Bowombaru, Tarohan, Pulutan, Bantane, Lalue dan Daerah Irigasi Alo-Nunu semuanya terletak di Pulau Karakelang. Infrastruktur Ke-PU-an lainnya yaitu Jaringan Jalan Kabupaten, Jalan Provinsi maupun Jalan Strategis Nasional sebagian besar dibangun menyusur pantai Pulau Karakelang. Laporan yang diterima menginformasikan bahwa telah terjadi dan sedang berlangsung proses pengikisan pantai di Pulau Karakelang. Dengan letaknya yang spesifik si wilayah perbatasan antar Negara maka pengamanan pantai Pulau Karakelang menjadi penting untuk dilaksanakan selain untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan di Pulau Karakelang, pengamanan pantai pulau-pulau di wilayah perbatasan antar Negara adalah bagian dari implementasi mempertahanakan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bangsa yang merdeka dan berdaulat. Adalah serangkaian hal yang diuraikan di atas yang menjadi latar belakang dari kegiatan SID Bangunan Pengaman Pantai Pulau Karakelang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka diperlukan suatu detail desain yang tepat untuk menghasilkan detail desain antara lain sebagai berikut:
Hard measures protection, yakni misalnya membuat bangunan pantai seperti: terumbu karang buatan (artificial coral reef, berupa submerge breakwater), detached breakwater, tembok laut (seawall), pelindung tebing (revetment), groin, krib sejajar pantai dan tanggul laut. Soft measure protection, yakni misalnya membuat peremajaan pantai (beach nourishment), pembuatan dune, rehabilitasi mangrove, dan rehabilitasi coral.
KL – 4099 Tugas Akhir Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
1-1
1.2 Lokasi Studi Lokasi studi desain pengamanan pantai ini adalah di Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Lokasi studi ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Foto satelit lokasi studi. (Sumber : diolah dari http://maps.google.com)
1.3 Rumusan Masalah Permasalahan yang terjadi di daerah Pantai Pulau Karakelang ini adalah berupa permasalahan kemunduran garis pantai. Kemunduran garis pantai yang terjadi di lokasi studi menjadi sebuah permasalahan karena hal tersebut dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada infrastruktur yang ada di dekat pantai. Jika daerah/lokasi tempat terjadinya kemunduran garis pantai (erosi/abrasi) merupakan daerah yang kosong (tidak terdapat infrastruktur di sekitarnya) maka kemunduran garis pantai (erosi/abrasi) yang terjadi tidak akan menjadi masalah. Namun, untuk kasus di Pantai Pulau Karakelang ini, pantai yang mengalami erosi/abrasi merupakan pantai yang disekitarnya terdapat banyak infrastruktur (sarana) umum seperti pemukiman penduduk KL – 4099 Tugas Akhir Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
1-2
dan sarana jalan raya. Oleh karena itu, studi desain pengamanan Pantai Pulau Karakelang ini dilakukan.
1.4 Tujuan Tujuan diadakannya desain pengaman pantai ini adalah untuk memperoleh solusi teknik pengamanan daerah pantai yang mengalami erosi/abrasi. Solusi teknik yang dimaksud adalah dalam bentuk layout dan desain bangunan/struktur pengaman pantai. Tujuan dari penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata 1 dari Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung.
1.5 Lingkup Pelaksanaan Desain Pengamanan Pantai Lingkup dari pelaksanaan desain pengamanan pantai ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data. Perencanaan pengamanan atau perlindungan kawasan pantai maupun kegiatan konstruksinya sudah banyak dilakukan di Indonesia. Sehingga mestinya data-data yang terkait dengan penanganan kawasan pantai sudah cukup memadai. Demikian juga dengan ketersediaan peta-peta yang bisa diperoleh dari instansi terkait, BPN, Bakosurtanal, dan lain-lain. Yang perlu dilakukan adalah mengkonsolidasikan seluruh data terkait yang sudah ada yang terkait dengan lokasi kajian sehingga diperoleh data yang paling aktual dan representatif untuk mengkaji masalah pantai ini. Pada Tabel 1.1 disajikan data sekunder yang diperlukan sebagai data penunjang untuk mendesain bangunan pengaman pantai di lokasi pantai yang tergerus. Dalam tabel ini juga disebutkan nama instansi atau media yang menyediakan data-data tersebut. Tabel 1.1 Data Sekunder No.
Jenis Data
Asal
1.
Peta Topografi Kawasan
Bakosurtanal
2.
Peta Batimetri (Peta Laut)
JANHIDROS TNI-AL
3.
Data Angin Jam-jaman
BMG
4.
Data Arus dan Pasang Surut
Dishidros TNI-AL
5
Data Lingkungan
1. Internet 2. BAPPEDA
6.
Foto Udara
Internet
7.
Kondisi kerusakan yang terjadi.
Survei recon
KL – 4099 Tugas Akhir Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
1-3
2. Perumusan Masalah Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, terutama data sekunder dan dari pengamatan lapangan, dilakukan inventarisasi masalah dan ditentukan masalah yang harus ditangani, untuk selanjutnya digunakan dalam menentukan langkah-langkah penanganan yang tepat, terutama untuk menentukan titik-titik survei lapangan. 3. Pengumpulan Data Primer. Data primer ini dapat diperoleh dari pelaksanaan survei lapangan. Kegiatan survei lapangan perlu dilakukan guna memperbarui atau melengkapi data yang sudah ada. Data primer yang diperlukan adalah berupa data yang berkaitan dan digunakan sebagai penunjang untuk desain bangunan pengaman pantai. Jenis-jenis data primer yang diperlukan diantaranya adalah sebagai berikut: a) Data topografi (peta rupa bumi) untuk memperoleh layout kawasan pantai. Ketentuan cakupan panjang pantai ditetapkan berdasarkan hasil studi/pengamatan lapangan. b) Data batimetri pada kawasan Pantai Pulau Karakelang, ketentuan cakupan area data topografi ditetapkan berdasarkan hasil studi/pengamatan lapangan. c) Data hidro-oseanografi seperti arus, pasang-surut, sedimen dasar dan layang. d) Data mekanika tanah. Untuk memperoleh data-data primer tersebut,diperlukan survei lapangan. Adapun survei yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: a) Survei batimetri dan topografi Survei ini dilakukan untuk mengetahui kondisi rupa bumi kawasan pantai, yaitu kondisi dasar perairan (batimetri) dan kondisi muka tanah (topografi) di sekitar pantai. Informasi rupabumi ini sangat penting dalam studi perencanaan teknik rinci karena akan mempengaruhi jenis bangunan yang dipilih dan volume bangunan pengaman pantai yang dibutuhkan. Sebagaimana layaknya studi desain rinci, maka dalam desain pengamanan pantai ini juga dibutuhkan informasi mengenai keberadaan patok-patok koordinat (benchmark) yang sudah ada atau dari studi terdahulu. Identifikasi benchmark ini dilakukan dengan meninjau langsung ke lapangan berdasarkan laporan dari penelitian atau studi terdahulu. Pengukuran topografi yang dilakukan diusahakan untuk diikat pada benchmark atau sistem koordinat yang sudah ada untuk menghindari makin banyaknya sistem koordinat yang ada. Ketentuan cakupan panjang pantai ditetapkan berdasarkan hasil studi/pengamatan lapangan. Informasi-informasi penting di dalam kawasan survei topografi (seperti bangunan permukiman, jalan, jembatan, kebun, dan lain-lain) harus tergambar dengan jelas pada peta topografi hasil survei. Elevasi rupabumi (topografi dan batimetri) harus diikatkan terhadap elevasi muka air terendah (LLWL=Lowest Low Water Level) pasang surut. Pelaksanaan survei topografi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Pemasangan Bench Mark (BM).
Pengukuran rangka pemetaan daerah (poligon dan waterpass dengan patok setiap 200 meter).
KL – 4099 Tugas Akhir Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
1-4
Pengukuran poligon dilakukan dengan sistem tertutup (kring tertutup) dan setiap daerah yang diukur dipasang 1 (satu) unit titik tetap (BM).
Titik 0 (nol) ditetapkan berdasarkan pengamatan pasang surut setempat atau tinggi muka air laut rata-rata (MSL).
Pengukuran situasi detail dengan kerapatan titik tinggi yang sesuai dengan penggambaran peta skala 1 : 2.000.
Pengukuran situasi tampak bangunan.
Pengukuran batimetri yang meliputi pengukuran kedalaman air laut dan pos positioning titik-titik pengukuran.
Pengukuran batimetri dilaksanakan dengan menggunakan echosounder yang dilengkapi dengan peralatan GPS (Global Positioning System) yang diikat dengan BM yang ada di darat. b) Survei Hidro-Oseanografi Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh data gelombang, arus dan keadaan pasang surut air laut sebagai masukan dalam pembuatan rencana teknis bangunan pengaman pantai Survei ini terdiri dari: 1) Pengamatan Pasang Surut. Pengamatan pasang surut ini dilakukan pada saat yang bersamaan dengan survei topografi dan batimetri. Survei bisa dilakukan selama 15 hari karena selama kurun waktu tersebut sudah mewakili kondisi spring tide dan neap tide. 2) Survei Arus. Survei arus dilakukan dengan mengambil data jam-jaman selama 25 jam pada saat Spring dan Neap. Survei arus ini menggunakan alat yang hanya mengukur pada posisi satu titik. Sehingga pengukuran dilakukan pada kedalaman 0,2d ; 0,6d dan 0,8d dimana d adalah kedalaman air. Data hasil survei arus ini digunakan sebagai kalibrasi dalam simulasi. 3) Pengambilan Contoh Sedimen. Pengambilan contoh sedimen dilakukan dimana sampel yang diambil adalah sedimen dasar dan sedimen layang. Hasil dari survei ini adalah sampel yang akan diuji di laboratorium untuk mendapatkan median grain size dan konsentrasi sedimen yang akan dijadikan input dalam simulasi hidrodinamika. c) Survei Mekanika Tanah Dengan asumsi bahwa struktur perlindungan pantai yang kemungkinan besar dibangun berupa bangunan dengan pondasi dangkal, maka survei mekanika tanah yang dilakukan terdiri dari pemboran dangkal (handbor) dan sondir. Pelaksanaan hand boring juga dilaksanakan guna memperoleh data karakteristik serta ukuran butiran tanah.
Survei mekanika tanah yang meliputi bor dan sondir masing-masing dilakukan di lokasi-lokasi yang diperkirakan akan dibangun bangunan pantai.
Sampel tanah diambil pada kedalaman 2, 4, 6, dan 8 m. Sondir dilakukan sampai didapat nilai tahanan konus qu > 200 kg/cm2.
KL – 4099 Tugas Akhir Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
1-5
4. Pengolahan dan analisis data Pengolahan dan analisis data terutama ditujukan untuk:
Memperoleh peta dasar.
Menentukan parameter hidro-oseanografi kawasan yang dikaji.
Menentukan elevasi muka air pasang surut guna penentuan elevasi bangunan yang direncanakan.
Membuat pemodelan perubahan garis pantai dengan menggunakan software GENESIS.
Menetapkan parameter-parameter mekanika tanah.
Menentukan kriteria-kriteria perencanaan penanggulangan masalah dikaitkan dengan kondisi sosial-ekonomi-lingkungan kawasan yang dikaji.
5. Penyusunan alternatif pengamanan pantai. Kegiatan pada tahap ini ditujukan untuk mengetahui alternatif-alternatif penanganan pantai yang mungkin diaplikasikan pada kawasan kajian. Inventarisasi pengaman pantai ini dikhususkan dan dibatasi pada penanganan ‘keras’/bangunan fisik (hard structure). Namun begitu, akan tetap diberikan penjelasan serta contoh-contoh pengamanan pantai yang dapat diaplikasikan tanpa menggunakan struktur keras/bangunan fisik. 6. Desain teknik alternatif terpilih Jika telah diperoleh kesimpulan mengenai jenis bangunan pengaman pantai yang paling efektif mengatasi masalah penggerusan pantai yang terjadi dan memberikan manfaat banyak bagi kegiatan masyarakat di sekitar lokasi Pantai Pulau Karakelang, maka selanjutnya dilakukan kegiatan desain teknik rinci bangunan pengaman pantai yang terpilih.
1.6 Sistematika Penyajian Dokumen ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan, berisi uraian singkat mengenai latar belakang, tujuan, lingkup studi, jangka waktu studi dan sistematika penyajian laporan ini. Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Studi, berisi tentang uraian singkat mengenai gambaran lokasi studi. Bab 3 Analisa Hidro-Oseanografi, berisi uraian mengenai hasil dari survei lapangan yang dilakukan pada studi ini. Bab 4 System Planning, berisi uraian mengenai identifikasi masalah dan tahapantahapan studi serta metode penanganan masalah yang telah direncanakan sebelumnya. Bab 5 Pemodelan Genesis, berisi uraian mengenai hasil pemodelan perubahan garis pantai yang dilakukan dengan perangkat lunak GENESIS. Bab 6 Perancanaan Struktur Pelindung Pantai, berisi uraian mengenai perencanaan detail layout dan dimensi struktur pelindung pantai yang digunakan.
KL – 4099 Tugas Akhir Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
1-6
Bab 7 Alternatif Pengamanan dan Kajian Resiko, berisi kajian resiko dan penentuan alternatif prioritas pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Bab 8 Penutup, berisi kesimpulan dan saran dari Laporan Tugas Akhir .
KL – 4099 Tugas Akhir Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
1-7
Bab 1 .................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara ....................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2
Lokasi Studi .............................................................................. 2
1.3
Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.4
Tujuan ..................................................................................... 3
1.5
Lingkup Pelaksanaan Desain Pengamanan Pantai ............................ 3
1.6
Sistematika Penyajian ................................................................ 6
Gambar 1.1 Foto satelit lokasi studi.
2
Tabel 1.1 Data Sekunder
3
KL – 4099 Tugas Akhir Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Koleksi Perpustakaan ITB-hanya digunakan untuk keperluan pendidikan dan penelitian-dilarang diperjualbelikan
1-8