PENDAHULUAN EVALUASI PERTUMBUHAN SENGON DAN JABON DALAM REHABILITASI LAHAN TERDEGRADASI DI TLOGOWUNGU PATI
Praktek pengolahan dan pemanfaatan lahan yang tidak tepat tanpa memerhatikan aspek-aspek konservasi tanah, akan memicu terjadinya degradasi lahan yang berimplikasi pada bertambahnya lahan kritis di dalam maupun di luar kawasan hutan. Lahan terbuka tanpa pepohonan dan tanaman penutup tanah memperbesar peluang terjadinya erosi tanah yang akibatnya dapat menurunkan kesuburan tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi.
Oleh :
Heru Dwi Riyanto dan Gunardjo Tjakrawarsa Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Solo Jl. A. Yani, PO.Box 295 Sukoharjo Pabelan Solo 57102
Pemilihan jenis-jenis pohon yang akan digunakan dalam kegiatan rehabilitasi lahan-lahan terdegradasi disarankan menggunakan jenis-jenis pohon lokal atau andalan setempat. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kegagalan pelaksanaan kegiatan tersebut, karena jenis-jenis lokal tersebut memiliki kemampuan untuk dapat tumbuh baik di lingkungannya. Di sisi lain jika ingin menggunakan jenis-jenis yang eksotik sebaiknya dipilih jenis pohon yang sudah didomestikasi (Rachman, 2002). Rehabilitasi lahan merupakan solusi yang tepat dalam mengatasi problem degradasi lahan.
Page 2
Penanaman jenis – jenis pohon lokal maupun jenis yang diminati masyarakat di lereng Gunung Muria dengan memerhatikan kesesuaian dan ketepatan dalam pemilihan jenis dengan tempat tumbuhnya serta memertimbangkan adoptabilitas masyarakat dan penerapan teknik konservasi tanah dan air, akan berpotensi mendukung keberhasilan rehabilitasi hutan dan lahan di dalam maupun di luar kawasan hutan Kegiatan model rehabilitasi hutan dan lahan secara vegetatif dengan menggunakan jenis sengon dan jabon diharapkan fungsi kelestarian atas dasar kaidah-kaidah ekologi dan konservasi bisa terpenuhi sehingga terwujud keseimbangan antara produktivitas, kelestarian, dan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi pemilihan jenis yang sesuai dalam rangka rehabilitasi lahan dan konservasi tanah dan air lahan berlereng.
Page 3
Page 4
1
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Blok Duren Bayi, Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati seluas 6 hektar yang melibatkan 11 petani pemilik dan penggarap lahan. Luas wilayah Desa Gunungsari seluas 1.712 ha. Topografi bergunung dengan ketinggian tempat antara 500 – 750 m di atas permukaan laut dengan wilayah berhutan seluas 1.000 ha (BPDAS Pemali Jeratun, 2008; Badan Pusat Statistik, 2010). Penelitian dilaksanakan mulai Maret 2011 sampai dengan September 2012.
Data yang dianalisa terdiri dari kesuburan tanah, tinggi pohon dan diameter batang sengon dan jabon. Data kesuburan tanah yang merupakan hasil analisis sampel tanah mencakup kandungan Nitrogen (N) total, bahan organik (BO), dan pH tanah. Tinggi pohon diukur dengan menggunakan meteran dari permukaan tanah sampai pucuk pohon. Diameter batang diukur pada ketinggian 130 cm (setinggi dada).
Metode Penelitian
Pemeliharaan
Model perlakuan yang dibandingkan adalah kombinasi jenis yang terdiri dari:
Pemeliharaan tanaman sengon dan jabon setelah tanam yang diberikan selain plot kontrol adalah pemberian pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 2 kg dan pupuk NPK 30 gr per lubang tanam yang dicampur dengan tanah bagian atas (top soil). Pemupukan lanjutan (setelah tanaman umur satu tahun) menggunakan 2 kg pupuk kandang dan 50 gr NPK per pohon.
Model A = Sengon + Manggis + Petai + Manglid + Randu + lajur Lamtoro Model B = Jabon + Duku + Petai + Manglid + Randu + lajur Glerisida Model C = Sengon + Jabon + Manggis + Duku + Petai + Manglid + Randu + lajur Lamtoro + lajur Glerisida Kontrol = singkong
Page 5
Page 6
HASIL
PERTUMBUHAN SENGON DAN JABON
Status Kesuburan Tanah 0,14
Persen Hidup Sengon dan Jabon
N total (%)
0,12 0,10
Jenis
0,08 14 bln
0,04
7,00
0,02
6,00
0,00 B
C
5,00
K
Plot
Gambar (Figure) . Perubahan N total tanah antara awal dan 14 bulan setelah tanam
4,00 3,00
Awal
2,00
14 bln
18 bulan
91,2
88,0
Jabon
96,0
76,8
74,0
Kombinasi Perlakuan
1,50
BO awal
1,00
BO akhir
Sengon
Model C
Sengon
Model B
Jabon
Gambar (Figure). Perubahan pH (H2O) tanah antara awal dan 18 bulan setelah tanam
Model C
Jabon
A
2,00
Jenis
Model A
Plot
0,00
2,50
B
C
K
Kombinasi Perlakuan
0,00 A
B
C
Model A
K
Plot
Gambar (Figure) . Perubahan BO tanah antara awal dan 14 bulan setelah tanam
1 Bln
6 Bln
18 Bln
99,4±24,89
143,6±75,39
451,3±88,88 463,2±98,72
99,6±24,11
192,8±95,68
84,3±19,37
124,3±37,06
249,4±54,16
83,3±25,18
117,7±81,74
249,4±108,23
Pertumbuhan Diameter
0,50
Page 7
6 bulan
96,0
Pertumbuhan Tinggi
1,00
3,00
BO (%)
pH (H2O)
A
Persen Hidup (%) 1 bulan
Sengon
Awal
0,06
Page 8
Jenis Sengon
Model C
Sengon
Model B
Jabon
Model C
Jabon
1 Bln
6 Bln
18 Bln
7,7±0,25
18,5±4,57
52,7±0,96
8,1±0,32
17,7±0,77
51,7±0,74
14,1±0,68
19,7±0,74
42,0±1,16
11,7±0,41
18,8±3,05
43,3±1,12
2
Persen hidup untuk jenis sengon, dari 1079 sengon mengalami kematian sebesar 43 tanaman sehingga persentase hidup 96 persen. Untuk jenis jabon, dari 1078 tanaman, mengalami kematian 38 tanaman dengan demikian persentase hidupnya 96 persen. Hasil pengukuran dan pengamatan pada waktu 6 bst menunjukkan kematian (mortalitas) tanaman yang lebih besar yaitu sebesar 403 tanaman dengan persentase hidup sebesar 83,5 persen. Untuk jenis sengon dengan persen hidup sebesar 91,2 persen dan untuk jenis jabon sebesar 76,8 persen. Hasil pengukuran dan pengamatan pada saat tanaman berumur delapan belas bst, masih terjadi mortalitas yang menyebabkan persen hidup untuk sengon menjadi 88 % dan untuk jabon menjadi 74 %. Hal ini disebabkan rendahnya curah hujan dan serangan hama penyakit sengon maupun jabon. Rata-rata pertumbuhun tinggi untuk jenis sengon pada umur satu bst ke umur enam bst adalah sebesar 68,7 cm dan enam bst ke delapan belas bst adalah 289,05 cm. Sedang rata-rata pertumbuhun tinggi untuk jenis jabon pada umur satu bst ke enam bst adalah 37,2 cm, dan enam bulan ke 18 bst adalah 128,4 cm. Dari apa yang dikemukakan di atas terlihat bahwa sengon mempunyai pertumbuhan tinggi yang lebih baik yaitu kurang lebih dua kali dibanding riap tinggi jabon. Page 9
Page 10
Pertumbuhan diameter untuk jenis sengon pada umur satu bulan setelah tanam ke umur enam bulan setelah tanam yaitu rata-rata sebesar 10,2 mm dan enam bulan setelah tanam ke 18 bulan setelah tanam rata-rata sebesar 34,1 mm. Sedang riap diameter untuk jenis jabon pada umur satu bulan ke enam bulan setelah tanam adalah rata-rata sebesar 6,2 mm, dan enam bulan ke 18 bulan setelah tanam adalah 23,4 mm. Dari apa yang dikemukakan di atas terlihat bahwa sengon mempunyai riap diameter yang lebih baik dibanding riap tinggi jabon.
Tinggi (cm)
Pertumbuhan Sengon antar plot (model) 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
Pertumbuhan tinggi sengon dari satu bulan setelah tanam sampai 18 bulan setelah tanam Model A Model C
1 bln
18 bln Umur
60 50
Pertumbuhan diameter sengon dari satu bulan setelah tanam sampai 18 bulan setelah tanam
Diameter (mm)
Sedang untuk mengetahui pertumbuhan tanaman pada masing-masing plot (lahan masing-masing petani partisipan) sampai umur tanaman 18 bulan disajikan pada Gambar berikut:
40 30
Blok A Blok C
20 10 0 1 bln
Page 11
Page 12
18 bln Umur
3
Pertumbuhan Jabon antar plot (model) 300
Pertumbuhan tinggi jabon dari satu bulan setelah tanam sampai 18 bulan setelah tanam
250 Tinggi (cm)
KESIMPULAN DAN SARAN
150
Model A Model C
100
Rata-rata pertumbuhan diameter (riap diameter) untuk jenis Sengon pada umur satu bst ke umur enam bst adalah 10,2 mm dan enam bst ke delapan belas bst adalah 34,1 mm. Sedang rata-rata pertumbuhan diameter jenis jabon pada umur satu bst ke enam bst adalah sebesar 6,4 mm, dan dari enam bst ke 18 bst adalah 23,4 mm.
50 0 1 bln
18 bln Umur 50
Persen hidup jenis sengon pada umur delapan belas bst adalah 88 % dan jabon adalah 74 %.
45 40 35 30
Pertumbuhan diameter sengon dari satu bulan setelah tanam sampai 18 bulan setelah tanam
Kesimpulan Rata-rata pertumbuhan tinggi (riap tinggi) untuk jenis sengon pada umur satu bst ke umur enam bst yaitu rata-rata sebesar 68,7 cm dan dari enam bst ke delapan belas bst adalah 289,1 cm. Sedang rata-rata pertumbuhan tinggi untuk jenis jabon pada umur satu bst adalah 37,2 cm, dan dari enam bst ke 18 bst adalah 128,5 cm.
200
25
Model A
20
Model C
Secara umum pada umur 14 bst kandungan N total dan kandungan bahan organik cenderung mengalami peningkatan. Kondisi pH pada umur 18 bulan setelah tanam mengalami penurunan.
15 10 5 0
Page 13
1 bln
18 bln
Page 14
Model perlakuan yang dibandingkan adalah kombinasi jenis yang terdiri dari: •Model A = Sengon + Manggis + Petai + Manglid + Randu + lajur Lamtoro •Model B = Jabon + Duku + Petai + Manglid + Randu + lajur Glerisida • Model C = Sengon + Jabon + Manggis + Duku + Petai + Manglid + Randu + lajur Lamtoro + lajur Glerisida •Kontrol = singkong
Saran Penelitian pertumbuhan sengon dan jabon ini masih dalam taraf awal, sehingga masih perlu pengamatan lanjut minimal sampai umur tanaman tiga tahun, setelah riap melewati titik asimtot.
Page 15
Page 16
4
MOHON KRITIK SERTA SARANNYA
Page 17
5