PENDAHULUAN
Latar Belakang Dalam rangka membangun pertanian tangguh para pelaku pembangunan pertanian perlu memiliki kemampuan dalam memanfaatkan segala sumber daya secara optimal, mengatasi segala hambatan dan tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap perubahan yang terjadi serta berperan aktif dalam pembangunan nasional dan pembangunan wilayah. Untuk mewujudkan pertanian tangguh tersebut diperlukan aparat pertanian dan tangguh di bidang pengaturan. Pelayanan dan penyuluhan sesuai kualifikasi dan spesialisasi yang diperlukan bagi kelangsungan proses pembangunan pertanian tangguh tersebut (Soedijanto, 1996).
Seorang
penyuluh membantu para petani di dalam usaha mereka
meningkatkan produksi dan mutu hasil produksinya guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Para penyuluh berperan sebagai agen pembaruan yang membantu petani mengenal masalah-masalah yang mereka hadapi dan mencari jalan keluar yang diperlukan (Suhardiyono, 1992).
Penyuluhan tidak mungkin dilakukan begitu saja tanpa adanya pengenalan daerah terlebih dahulu dan program kerja penyuluhan yang harus dilaksanakan bagi daerah pertanian tersebut. Pengenalan daerah pertanian harus menghasilkan survey dalam bentuk monografi wilayah dan kemudian dapat ditentukan program penyuluhan yang memadai dengan tingkatan dan kepentingan di wilayah pertanian tersebut (Kartasapoetra, 1987).
Universitas Sumatera Utara
Program kerja penyuluhan pertanian dibuat setelah penyuluh mengetahui gambaran-gambaran tentang kondisi dan situasi usaha tani yang tengah dilakukan di pedesaan itu, terutama mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapi petani. Program kerja penyuluhan pertanian yang baik adalah program kerja yang dibuat dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran-gambaran yang ada, terutama kondisi dan situasi serta masalah-masalah yg dihadapi petani, peranan dan kemampuan penyuluh serta kesulitan atau hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaannya (Kartasapoetra, 1987).
Dalam proses perencanaan program penyuluhan terdapat lima langkah yang diuraikan sebagai berikut: a) Perumusan keadaan dan masalahnya. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap situasi. Untuk itu diperlukan fakta-fakta yang menyangkut seluruh aspek dari situasi dalam jumlah yang besar. lnformasi yang diperlukan adalah berkaitan dengan sasaran penyuluhan seperti minat, pendidikan, kebutuhan, adat-istiadat, kebiasaan dan tradisinya. Kemudian diperlukan pula fakta mengenai situasi fisik seperti keadaan tanah, tipe usahatani, pemasaran, skala usahatani, pola tani, kondisi rumah, pelayanan masyarakat, dan saluran komunikasi. b) Pemecahan masalah dan tujuan. Pada tahap kedua ini, pemecahan masalah dan perumusan tujuan ditetapkan. Untuk kepentingan psikologis sasaran penyuluhan itu harus dilibatkan dalam penetapan tujuan dan sasaran penyuluhan. Sasaran dalam perencanaan penyuluhan paling tidak harus mengkondisikan perubahan perilaku orang sebagaimana keluaran sosial maupun ekonomi yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
c) Perencanaan pendidikan. Pada tahap yang ketiga ini merupakan tahap mengajar yang meliputi: 1. Materi yang perlu diajarkan. 2. Cara yang harus dilakukan untuk mengajar. Pada dua tahap pertama, adalah dengan menciptakan kesempatan mengajar, pada tahap ini tugasnya adalah menciptakan situasi belajar. Penggunaan beberapa metode komunikasi yang berbeda disengaja untuk merangsang tindakan belajar. Dapat dipilih berbagai metode
seperti
media
massa,
kelompok
dan
interpersonal.
Kemampuan untuk memilih dan menggunakan metode yang paling baik untuk tujuan-tujuan khusus merupakan ukuran keberhasilan seorang penyuluh. d) Evaluasi. Tahap keempat ini adalah mengevaluasi tindakan mengajar tersebut. Hal ini juga akan menjadi ujian mengenai cara yang secara akurat dan jelas tujuan dipilih dan dikondisikan. Perencanaan untuk evaluasi perlu
dibangun
menjadi
perencanaan
kerja
selama
tahap-tahap
sebelumnya. Perbedaan dibuat antara prestasi yang hanya dicatat saja dan perbandingan hasil dengan tujuan asli. Proses evaluasi dapat dilakukan secara sederhana dan informal atau dapat pula secara formal dan kompleks. e) Rekonsiderasi. Tahap kelima adalah mempertimbangkan perencanaan penyuluhan setelah evaluasi dilakukan. Tahap ini memuat suatu tinjauan upaya-upaya
yang
dilakukan
sebelumnya
dan
hasil-hasil
yang
menampakkan situasi baru. Apabila situasi baru menunjukkan kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
akan kegiatan lebih lanjut, selanjutnya proses keseluruhan akan dimulai lagi dengan tujuan baru maupun tujuan yang dimodifikasi, maka proses tersebut akan bersambung. Situasi baru mungkin berbeda, hal ini dapat disebabkan karena: 1. Orang-orang telah berubah. 2. Telah terjadi perubahan secara fisik, ekonomis dan sosial. 3. Penyuluh disiapkan dengan lebih baik daripada sebelumnya 4. Adanya kebutuhan maupun minat yang baru dari kliennya. (Ginting, 1995).
Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan pengembangan suatu penyuluhan, sangat diperlukan adanya suatu sistem pelaporan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pengembangan di dalam proses penyuluhan yaitu evaluasi program. Evaluasi program sangat diperlukan untuk dapat mengetahui adanya tanda-tanda keberhasilan ataupun hambatan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi penyuluhan (Sinar Tani, 2001).
Evaluasi program adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji kembali draft/usulan program yang sudah dirumuskan sebelum program itu dilaksanakan. Kegiatan evaluasi seperti ini selain bertujuan untuk mengkaji kembali keberhasilan program untuk mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan pedoman/patokan-patokan yang diberikan, juga dimaksudkan agar semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program tersebut merasa ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan program yang mereka rumuskan itu (Mardikanto. T, 1993).
Universitas Sumatera Utara
Suatu program penyuluhan dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat yang ada di desa tersebut (sistem bottom up). Pemerintah harus mengetahui apa yg menjadi kebutuhan masyarakat lalu kemudian menentukan program apa yang cocok dilakukan di desa tersebut. Untuk mengetahui keberhasilan program penyuluhan, maka diperlukan penelitian secara ilmiah.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berhubungan dengan penelitian sebagai berikut : 1) Bagaimana pelaksanaan program penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian? 2) Bagaimana keberhasilan program penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian? 3) Apakah
jarak
WKPP (wilayah kerja penyuluh pertanian)
mempengaruhi penyuluh dalam pelaksanaan program penyuluhan di daerah penelitian? 4) Apa saja masalah yang dihadapi dalam melaksanakan program penyuluhan pertanian di daerah penelitian? 5) Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi di daerah penelitian?
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian Berdasarkan
identifikasi
masalah,
maka
tujuan
penelitian
dapat
dirumuskan sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui pelaksanaan program penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian. 2) Untuk mengetahui keberhasilan program penyuluhan pertanian yang ada di daerah penelitian. 3) Untuk mengetahui pengaruh jarak WKPP (wilayah kerja penyuluh pertanian) terhadap pelaksanaan program penyuluhan di daerah penelitian. 4) Untuk
mengetahui
masalah
yang
dihadapi
dalam
melaksanakan
penyuluhan pertanian di daerah penelitian. 5) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalahmasalah yang dihadapi di daerah penelitian.
Kegunaan Penelitian 1) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan penyuluhan. 2) Sebagai
bahan
informasi
dan
referensi
bagi
pihak-pihak
yang
membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara