SEMINAR NASIONAL IX SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013 ISSN 1978-0176
PENCACAHAN DAN PENGHITUNGAN KONTAMINASI ALPHA DI UDARA DAN LANTAI MENGGUNAKAN ANTARMUKA DT-51 Sudaryati1, Nadi Suparno2 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN 2 Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN 1
ABSTRAK PENCACAHAN DAN PENGHITUNGAN KONTAMINASI ALPHA DI UDARA DAN LANTAI MENGGUNAKAN ANTARMUKA DT-51. Pencacahan dan penghitungan kontaminasi alpha di udara dan lantai menggunakan antarmuka DT telah dilakukan. Tujuan dari kegiatan ini untuk menghitung aktivitas zat radioaktif alpha pada uranium yang terjadi pada proses produksi bahan bakar nuklir atau penelitian dengan menggunakan bahan nuklir, dan diharapkan dapat mengganti sistem pengerjaan secara manual. Metode yang dilakukan dengan mencuplik dan mencacah sampel menggunakan antamuka yang telah dirangkai. Pemrograman di komputer menggunakan bahasa program C. Hasil cacahan diolah di komputer, komputer berfungsi untuk untuk memulai dan mematikan program. Pengujian telah dilakukan menggunakan pulser 5 Hz rata-rata cacahan 153,8 per30detik dengan deviasi standar 0,92 dan pulser 1 kHz rata-rata cacahan 30194 per30detik dengan deviasi standar 7,15. Hasil penelitian dipakai untuk menghitung aktivitas zat radioaktif alpha pada uranium dengan perbedaan pengukuran 35,20 % untuk kontaminasi udara dan 10,65 % untuk kontaminasi lantai. Kata kunci : DT-51, SAC-4, PC ABSTRACT ENUMERATION AND CALCULATION OF ALPHA CONTAMINATION ON THE AIR AND FLOOR TO USE INTERFACE DT-51. Enumeration and calculation of alpha contamination on the air and floor to use interface DT-51 has been done. Purpose of making the interface is to calculate the activity of the alpha radioactive uranium that occurs in the process of production of nuclear fuel or nuclear material research and is expected to replace the manual processingsystem. The method is done by clipping dan chopping samples using an interface that has been assembled . In computer programming using the C programming language. Results shredded processed on a computer, the computer is used to start and shutdown the program. Test have been conducted using the pulser 5 Hz, the average initial count per30detik 153,8 with a standard deviation of 0,92 and 1 kHz pulser average of 30194 per30detik chopped with a standard deviation of 7,15. The result are used to calculate the activity of the alpha radioactive uranium to 35,20 % difference measurement for air contamination and 10,65 % for floor contamination. Key words : DT-51, SAC-4, PC
PENDAHULUAN Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mempunyai tugas melakukan pemanfaatan tenaga nuklir di berbagai bidang kehidupan masyarakat, seperti bidang penelitian, pertanian, kesehatan, industri dan energi. Disamping manfaat yang begitu besar, tenaga nuklir mempunyai potensi bahaya radiasi terhadap pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup. Akibat terjadinya ledakan dan kebakaran akibat proses yang menggunakan bahan
Arif Nugroho, dkk
292
nuklir, dapat berpotensi menimbulkan kontaminasi uranium di daerah kerja dan lingkungan. Salah satu bahaya yang terjadi adalah tercemarnya lingkungan kerja oleh partikel debu dari zat radioaktif hasil dari proses uranium. Radiasi nuklir diukur untuk berbagai maksud antaran lain untuk menentukan banyaknya radionuklida didalam suatu bahan dengan menentukan aktivitasnya. Pemantauan daerah kerja dilakukan untuk mengetahui tingkat
STTN-BATAN
SEMINAR NASIONAL IX SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013 ISSN 1978-0176 radiasi dan kontaminasi di daerah kerja secara aktif dan intensif, sehingga daerah kerja tetap terjamin keamanan dan keselamatannya. Radiasi alpha dengan daya tembus rendah yang dipancarkan dari uranium beresiko terhadap bahaya radiasi interna bagi pekerja. Pemonitoran radiasi interna bagi personil diperlukan karena adanya resiko masuknya zat radioaktif melalui pernafasan, mulut dan kulit yang terluka[2]. Kontaminasi zat radioaktif tidak dapat ditangkap oleh pancaindera manusia karena zat tersebut bila telah terhisap hanya dapat dideteksi dengan melakukan cek invivo seperti cek urine, darah, faces dan WBC (Wold Body Counter) sehingga sangat berbahaya bila tanpa disadari telah masuk kedalam organ tubuh kita. Partikel alpha dipancarkan oleh inti yang memiliki nomer atom tinggi misalnya Th, Am dan Pu[3]. Scintillation Alpha Counter ( SAC-4 ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah hasil dari pencuplikan udara menggunakan Air Sampler dan pencuplikan kontaminasi permukaan ( smeartest ). Metode yang dilakukan dengan mencuplik dan mencacah sampel menggunakan antamuka yang telah dirangkai, dengan sistem kerja dari peralatan ini sebelumnya menggunakan cara pencacahan manual. Hal ini membuat pekerjaan menjadi lama dan tidak efisien, untuk mengatasi kesulitan ini maka dibuatlah suatu sistem kendali menggunakan komponen mikrokontroler AT89S51, EEPROM untuk menyimpan program dan data serta peralatan pendukung lainnya yang dapat menghitung besarnya aktivitas radioaktif secara langsung dengan pemrograman menggunakan bahasa C yang dicompile ke hex, sehingga program dapat langsung membaca besarnya cacahan dan aktivitas zat radioaktif alpha dari sample yang akan dihitung[1]. Untuk mengetahui seberapa besar kontaminasi udara dan kontaminasi lantai yang disebabkan oleh partikel yang dihasilkan oleh inti yang memiliki nomer atom tinggi misalnya Th, Am dan Pu maka dilakukan pencuplikan udara buang dan laboratorium selama 30 menit menggunakan Air Sampler dan tes usap (smeartest) menggunakan kertas saring dengan luasan pengusapan 100 mm2 , selanjutnya dilakukan pencacahan dan perhitungan menggunakan rumus untuk aktivitas cuplik udara yaitu : Ak = N × 1⁄V × 1⁄Eff
STTN-BATAN
dimana : Ak = Aktivitas zat radioaktif alpha di udara (Bq/m3) N = Laju cacahan (cps) Eff = Efisiensi alat cacah (%) V = Volume udara (m3) Untuk aktivitas kontaminasi lantai yaitu : Bq Ak = N × 1⁄A × 1⁄Eff × 1⁄P .................... (2) cm2 dimana : Ak = Aktivitas zat radioaktif alpha di permukaan (Bq/cm2) N = Laju cacahan (cps) Eff = Efisiensi alat cacah (%) A = Luas permukaan yang diusap (cm2) P = Probabilitas kontaminan yang terangkat. Tujuan dari pembuatan antarmuka diharapkan dapat untuk menghitung aktivitas zat radioaktif alpha pada uranium yang terjadi pada proses produksi bahan bakar nuklir atau penelitian dengan menggunakan bahan nuklir dan dapat menggantikan hasil pencacahan dilakukan secara manual, maka dengan penelitian rancang bangun menggunakan DT-51 dan komputerisasi ini diharapkan hasil yang diperoleh sama atau lebih akurat dari pengerjaan secara manual. METODOLOGI Adapun peralatan dan bahan yang dipakai adalah sebagai berikut : Alat : 1. SAC 4 2. Komputer 3. Rangkaian DT 51 Bahan : 1. Sumber standar Alpha 2. 3. 4.
Kertas filter Pinset Petridish
Tata Kerja Antarmuka (Interface) dibangun dengan menggunakan DT-51. Pada diagram blok sistem kendali Gambar 1.
Bq/m3 ....................... (1)
293
Arif Nugroho, dkk
SEMINAR NASIONAL IX SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013 ISSN 1978-0176
Detektor
Pre Amplifier
Amplifier
PC
Diskriminator
DT 51
Gbr 1. Blok Diagram Rangkaian SAC 4 dengan Antarmuka Antarmuka (Interface) DT-51 berada cacahan dan Port RXD dan TXD sebagai ditengah menghubungkan peralatan Scintillation komunikasi serial antara DT-51 dan PC[4]. Sebelum Alpha Counter (SAC-4) dengan komputer. DT-51 rangkaian masuk ke DT-51 dipakai Buffer sebagai sebagai antarmuka berfungsi untuk mencacah dan penyangga agar cacahan yang dihasilkan stabil tidak menghitung hasil cacahan dari sampel kontaminasi terpengaruh oleh alat SAC-4. udara dan kontaminasi permukaan. Komputer Counter pada alat SAC-4 sengaja dihilangkan sebagai pengendali sistem menggunakan bahasa diganti oleh counter dari DT-51 agar rancang program C yang mengolah data hasil analisa dengan bangun dapat dioperasikan langsung dari PC. memasukan parameter yang kita inginkan. Pada Pada komputer telah dibuat program sistem rancang rangkaian DT-51 kita menggunakan mikrokontroler bangun dengan mempergunakan pemrograman AT89S51 yang dipakai Pin Port T0, T1, RXD dan bahasa C dengan variabel seperti Tabel 1 berikut TXD . Fungsi dari Port T0, T1 untuk counter hasil ini[4] : Tabel 1. Daftar Variabel Nama
Jangkauan Bilangan
Keterangan
Char (charakter)
Ukuran Memori 1 byte
-128 s/d 127
Karakter
Int (integer) Float (floating interger) Double Void
2 byte 4 byte 8 byte 0
-32768 s/d 32767 3.4E-38 s/d 3.4E+38 1.7E-308 s/d 1.7E+308 Tidak bernilai
Integer /bilangan bulat Float / bilangan pecahan Pecahan presisi ganda Tidak bertipe
Hex agar dapat langsung dibaca oleh mikrokontroler. Setelah dibuat parameter yang kita inginkan seperti mengeset lamanya pencacahan, rumus untuk menghitung aktivitas maka komputer akan mulai bekerja menggerakkan alat SAC-4 dan menghasilkan data seperti yang kita inginkan dengan menampilkannya pada komputer selanjutnya data tersebut dicetak dan diarsipkan sebagai laporan untuk diaudit oleh Bapeten.
Untuk mencoba apakah sistem rancang bangun berfungsi atau tidak dipergunakan sistem simulasi untuk mulai mengcounting hasil cacahan, dengan cara mengetik angka 1 untuk memulai dan menghentikan cacahan ketik angka 2 maka hasil cacahan mulai terbaca. Pada pemrograman di komputer ditulis dengan bahasa C, agar dapat dijalankan di komputer atau didownload ke mikrokontroler dan bahasa C terlebih dahulu dicompile (diterjemahkan) kedalam
Arif Nugroho, dkk
294
STTN-BATAN
SEMINAR NASIONAL IX SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013 ISSN 1978-0176 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian dilakukan untuk mengetahui dan memastikan apakah sistem yang telah dirancang dapat bekerja sesuai dengan yang kita inginkan. Adapun pengujian yang dilaksanakan meliputi : 1. Pengujian akurasi waktu pencacahan. 2. Pengujian sistem cacah dengan menggunakan sumber radiasi alpha Am241. 3. Pengujian sampel kontaminasi udara.
4.
Pengujian sampel permukaan
kontaminasi
1. Pengujian Akurasi Waktu Pencacahan Pengujian ini dilakukan dengan mencacah pulsa listrik yang dihasilkan oleh pembangkit pulsa presisi (precision pulser) dengan frekuensi 1 kHz dan 5 Hz. Pengukuran berulang dilakukan untuk menguji akurasi waktu pencacahan. Data hasil pencacahan ditampilkan pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Data Hasil Pencacahan Pulsa Dengan Frekuensi 1 kHz dan 5 Hz No.
Waktu (detik)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata Deviasi Standar
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Fre Cacahan 5 Hz 155 155 154 155 154 153 153 153 153 153 153,8 0,92
Kuensi Cacahan 1 kHz 30182 30185 30189 30191 30194 30196 30198 30200 30202 30203 30194 7,15
Perbedaan Pengukuran (%) 2,7 2,7 2,0 2,7 2,0 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,86
Dari data pengujian di atas terlihat bahwa akurasi waktu pencacahan sistem pencacah cukup baik dan dapat digunakan dalam aplikasi pencacahan radiasi nuklir(1).
di atas dapat dilihat bahwa sistem antarmuka menunjukkan hasil yang diinginkan sehingga sistem antarmuka dapat dipakai untuk keperluan pengukuran sumber radiasi nuklir.
Pembahasan Akurasi Waktu Pencacahan Pengujian ini dilakukan untuk melihat unjuk kerja dari sistem cacah berbasis komputer. Waktu yang diperlukan selama 30 detik untuk pencacahan pulsa dengan frekuensi 5 Hz dan 1kHz. Disini dipergunakan 2 frekuensi dengan tujuan untuk melihat kestabilan dari sistem pencacahan. Dari hasil pengukuran berulang dengan frekuensi 5 Hz dengan rata-rata cacahan 153,8 dan 1kHz dengan rata-rata cacahan 30194 seperti tabel
2. Pengujian Sistem Cacah Dengan Menggunakan Sumber Radiasi Alpha Am241 Dalam pengujian sistem cacah, pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber radiasi alpha Ameresium (Am241) diukur secara berulang dengan kondisi tidak berubah. Jumlah pengulangan 10 kali, masing-masing diukur selama 5 menit. Data pencacahan berulang untuk mengetahui kestabilan dari sistem pencacah. Data hasil pencacahan disajikan pada Tabel 3 berikut ini.
STTN-BATAN
295
Arif Nugroho, dkk
SEMINAR NASIONAL IX SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013 ISSN 1978-0176 Tabel 3. Data hasil pengukuran sumber radiasi alpha Am241 No
Waktu (menit)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
Cacahan Dengan Antarmuka
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3500 3504 3509 3515 3517 3525 3501 3508 3511 3515 3510,5
3466 3744 3560 3708 3664 3585 3562 3586 3668 3632 3617,5
Dari data pengujian diatas terlihat bahwa sistem pencacah pada rancang bangun bekerja cukup baik dan hasil pengukuran dapat digunakan dalam aplikasi
cacah (cpm)
Cacahan Dengan Manual
Perbedaan Pengukuran (%) 1 6,4 1,4 5,2 4 1,7 1,7 2 4,3 3,2 3,09
pencacahan radiasi nuklir. Data pencacahan berulang tersebut di atas dapat digunakan untuk mengamati kestabilan selama kurun waktu tertentu.
3800 3750 3700 3650 3600 3550 3500 3450 3400 3350 3300
Cacahan Dengan Antarmuka Cacahan Dengan Manual
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
no. pengukuran
Gambar 2. Kurva perbandingan hasil cacahan secara antarmuka dan manual dengan sumber radiasi alpha Am241 Dari gambar grafik diatas membuktikan bahwa pencacahan dengan menggunakan sistem rancang bangun hasil pengukurannya lebih stabil dibandingkan dengan pengukuran secara manual.
bahwa sistem rancang bangun dapat dipakai untuk mencacah dan menghitung sumber radiasi alpha dan kontaminasi sumber radiasi alpha yang terjadi pada proses produksi dan penelitian di dalam suatu instalasi nuklir.
Pembahasan Hasil Cacahan Sumber Radiasi Alpha Am241 Untuk menguji respon sistem terhadap uranium dipakai sumber radiasi alpha Am241 dari hasil pencacahan selama 5 menit dapat disimpulkan bahwa sistem rancang bangun dapat merespon sumber radiasi alpha Am241 dengan hasil cacahan 3500, 3504, 3509, 3515, 3517, 3525,3 501, 3508, 3511, 3515 dengan nilai rata-rata 3510,5 count/5 menit. Dari hasil cacahan ini dapat menunjukkan
Arif Nugroho, dkk
3. Pengujian Sample Kontaminasi Udara. Dilakukan dengan menggunakan sample cuplik udara yang dicuplik selama 30 menit dengan diameter kertas cuplik 56 mm, flow udara alat air sampler 74 l/menit. Dengan menggunakan rancang bangun sistem ini didapatkan hasil analisa seperti ditunjukkan pada Tabel 4 sebagai berikut :
296
STTN-BATAN
SEMINAR NASIONAL IX SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013 ISSN 1978-0176 Tabel 4. Data hasil pengukuran sample cuplik udara No. Pengukuran
Waktu (menit)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
Hasil Pengukuran Dengan Antarmuka Cacahan Aktivitas (cp5m) (Bq/m3) 4 0,020336 4 0,020336 5 0,025450 4 0,020336 4 0,020336 5 0,025450 5 0,025450 4 0,020336 4 0,020336 5 0,025450 4,4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Hasil Pengukuran Secara Manual Cacahan Aktivitas (cp5m) (Bq/m3) 7 0,035630 6 0,030540 7 0,025450 6 0,030540 8 0,040720 7 0,035630 4 0,025450 3 0,020336 6 0,030540 9 0,045810 6,3
Dari tabel diatas dapat dibuat bentuk grafik menjadi kurva. Pada tabel dapat dilihat bahwa hasil pencacahan dengan
Perbedaan Pengukuran (%)
42,9 33 29 33 50 29 25 33 33 44 35,20
menggunakan antarmuka hasil pencacahannya lebih stabil daripada yang dilakukan secara manual.
10 9
cacah (cpm)
8 7 Cacahan Dengan Antarm uka
6 5
Cacahan Dengan Manual
4 3 2 1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
no. pengukuran
Gambar 3. Kurva perbandingan hasil cacahan secara antarmuka dan manual pada udara.
Untuk pembahasan selanjutnya dilakukan terhadap sample cuplik kontaminasi udara dengan lamanya pencuplikan 30 menit dengan luasan filter 56 mm, flow udara alat air sampler 74 l/menit lamanya pencacahan 5 menit dengan sistem rancang bangun didapatkan hasil sebesar cacahan 4, 4, 5, 4, 4, 5, 5, 4, 4, 5 dengan rata-rata sebesar 4,4 count/5 menit. Dengan sistem manual didapatkan hasil cacahan 7, 6, 7, 6, 8, 7, 4, 3, 6, 9 dengan rata-rata sebesar 6,3 count/5 menit. Dari hasil perbedaan tersebut diatas menunjukkan bahwa pencacahan dengan sistem rancang bangun
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa hasil pencacahan dengan menggunakan antarmuka hasil pencacahannya lebih stabil daripada yang dilakukan secara manual. Untuk kontaminasi udara kita berpacu dengan waktu paruh dari radon dan turunannya maka pemakaian sistem rancang bangun ini sangat dibutuhkan. Pembahasan hasil cacahan sample kontaminasi udara
STTN-BATAN
sample cuplik
297
Arif Nugroho, dkk
SEMINAR NASIONAL IX SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013 ISSN 1978-0176 lebih stabil dibandingkan dengan secara manual terhadap sample kontaminasi udara.
kertas 56 mm dan luasan yang diusap seluas 100 mm2. Dengan menggunakan rancang bangun sistem ini didapatkan hasil analisa seperti ditunjukkan pada Tabel 5 sebagai berikut :
4. Pengujian Sample Kontaminasi Permukaan. Dilakukan dengan menggunakan sample cuplik kontaminasi permukaan dengan diameter Tabel 5. Data hasil pengukuran sample kontaminasi permukaan No. Pengukuran
Waktu (menit)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
Hasil Pengukuran Dengan Antarmuka Cacahan (cp5m) 75 72 78 70 71 74 77 71 73 75 73,6
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Hasil Pengukuran Secara Manual
Aktivitas (Bq/m3) 0,084750 0,081360 0,088140 0,079100 0,080230 0,083620 0,087010 0,080230 0,082490 0,084750
Dari tabel diatas dapat dibuat bentuk grafik menjadi kurva. Pada grafik ini dapat dilihat bahwa hasil pencacahan dengan
Cacahan (cp5m) 72 63 74 83 64 60 71 65 67 70 68,9
Aktivitas (Bq/m3) 0,081360 0,071190 0,083620 0,093790 0,072320 0,067800 0,080230 0,073450 0,075710 0,079100
Perbedaan Pengukuran (%)
4,2 14 5 15,7 10,9 23 8,5 9,2 9 7 10,65
menggunakan antarmuka hasil pencacahannya lebih stabil daripada yang dilakukan secara manual.
85
cacah (cpm)
80 75 70
Cacahan Dengan Antarmuka
65
Cacahan Dengan Manual
60 55 50 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
no. pengukuran
Gambar 4. Kurva perbandingan hasil cacahan secara antarmuka dan manual pada sample kontaminasi permukaan Untuk pencacahan pada sample kontaminasi permukaan dapat kita lihat hasil pencacahan yang dilakukan dengan sistem antarmuka hasilnya lebih stabil dibandingkan dengan manual.
Arif Nugroho, dkk
Pembahasan hasil cacahan sampel kontaminasi permukaan Dari hasil pengujian dengan sistem antarmuka terhadap sample kontaminasi permukaan dengan luasan filter 56 mm dan luasan yang diusap seluas 100 mm2 didapatkan hasil cacahan sebesar 75, 72, 78, 70, 71, 74, 77, 71, 73, 75 dengan rata-
298
STTN-BATAN
SEMINAR NASIONAL IX SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31 OKTOBER 2013 ISSN 1978-0176 rata sebesar 73,6 count/5 menit. Sedangkan pencacahan dengan manual didapatkan hasil cacahan 72, 63, 74, 83, 64, 60, 71, 65, 67, 70 dengan rata-rata sebesar 68,9 count/5 menit. Dengan hasil cacahan kontaminasi permukaan tersebut menunjukkan bahwa sistem rancang bangun dapat dipakai untuk menghitung sampel kontaminasi Pembahasan dari hasil pengujian terhadap sumber standar Am241 , sampel kontaminasi udara dan pengujian kontaminasi lantai yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa rangkaian antarmuka respon terhadap adanya sumber radiasi, maka rangkaian antarmuka ini dapat dipakai sebagai alat cacah untuk sampel-sampel selanjutnya.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA 1. HENDRIYANTO HADI T, 2006, Sistem Pencacah Berbasis Komputer, Widyanuklida, Jakarta. 2. RIIL ISARIS, 1986, Dasar-Dasar Instrumentasi Nuklir, Yogyakarta. 3. SUDARTI, 1986, Sistem Spektroskopi Nuklir, 1986, Yogjakarta. 4. ANDI, Tim, 2006, Lab. Mikroprosesor, Pemrograman Mikrokontroler AT89S52 dengan C/C++ dan Asembler, Yogyakarta. TANYA DAN JAWAB Pertanyaan 1. Bagaimana mengetahui bahwa hasil pencacahan valid? ( Djiwo Harsono) 2. Apa keistimewaan sistem kendali DT-51 dalam perhitungan kontaminasi Alpha di udara dan lantai? (aulia Istiqomah) 3. Mengapa pengujian sampel kontaminasi udara pada nomor pengukuran 6 hingga 10 mengalami perubahan yang fluktuatif? 4. Mengapa pencacahan antar muka lebih stabil dibanding pencacahan manual? (Refa Martatiana)
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian penentuan aktivitas zat radioaktif alpha pada uranium menggunakan antarmuka DT-51 ini dapat disimpulkan : 1. Setelah dilakukan pengujian terhadap sampel standar dan beberapa sampel uji, maka sistem pengujian menggunakan antarmuka DT-51 dapat bekerja dengan baik dan lebih cepat untuk mencacah dan menghitung sumber uranium dan kontaminasi radiasi alpha yang terjadi pada proses produksi, sehingga dapat digunakan untuk menggantikan sistem pengerjaan secara manual yang membutuhkan waktu yang lama. Waktu yang dibutuhkan untuk analisa secara manual membutuhkan waktu 1 hari sedangkan secara rancang bangun dibutuhkan waktu 3 jam untuk menganalisa sebanyak 30 sample uji (cuplik). Dapat menghitung hasil cacahan kontaminasi udara dan kontaminasi lantai beserta aktivitasnya secara langsung dengan mengendalikan perintah dari komputer, untuk setiap sample uji (cuplik). Dalam beberapa pengujian yang dilakukan, kelebihan dari sistem antarmuka dapat dipakai untuk menghitung aktivitas seperti yang diinginkan dan hasilnya langsung dapat dibaca (diketahui). Dari hasil pengujian terhadap sistem rancang bangun yang dilakukan sebanyak sepuluh kali pengukuran untuk beberapa sample uji menunjukkan hasil pencacahan yang stabil dengan jangkauan ukur (range) untuk sampel kontaminasi udara berkisar antara 4-5 cacah per 5 menit untuk pengukuran dengan antarmuka, dan 3-9 cacah per 5 menit untuk pengukuran secara manual. Dan perbedaan pengukuran secara manual dengan sistem rancang bangun sebesar 35,20% untuk kontaminasi udara dan 10,65% untuk kontaminasi permukaan.
STTN-BATAN
Jawaban 1. Dari hasil beberapa pengujian menggunakan antar muka hasil yang di tampilkan menunjukkan terdeteksi pada sumber uranium walaupun dengan sampel yang kemungkinan keberadaan uraniumnya kecil. 2. Keistimewaannya dapat menghitung keberadaan sumber atau lebih tepat kontaminasi pada benda dengan lebih cepat dan stabil. 3. Kelemahan dari peralatan yang dipakai yaitu SAC 4 yang menyebabkan pengukuran tidak stabil, untuk pekerjaan sehari – hari kita mempergunakan pengukuran sampai dengan 5x. 4. Karena hasil pengukuran untuk 1 sampai dengan 5 kali pengukuran relatif lebih stabil dibandingkan dengan pengukuran secara manual, untuk pekerjaan sehari – hari 5x pengukuran sudah mencukupi untuk mengetahui keberadaan sumber (uranium) pada suatu benda.
299
Arif Nugroho, dkk