PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS
Edwin 102012096 C4
Skenario 1
Bapak M ( 45 tahun ) memiliki seorang istri ( 43 tahun ) dan 5 orang anak. Istri Bapak M mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan 3 bulan. Anak perempuannya (R, 9 tahun) saat ini sedang batuk-batuk sudah 3 minggu tidak kunjung reda, sudah diperiksa oleh dokterpuskesmas dan diberi obat batuk namun belum ada pernaikan. Keluarga Bapak M tinggal di sebuah rumah semi permanen 4x11 meter di pemukiman yang padat penduduk.
Dokter Keluarga •
Dokter keluarga adl dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integrative, holistic, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia
Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga dibedakan atas dua macam 1. Tujuan Umum Sama dengan tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
2. Tujuan Khusus - Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. - Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta
Epidemiologi global
Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini TB masih tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Pada bulan Maret 1993 WHO mendeklarasikan TB sebagai global health emergency. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita tuberculosis hanya 10% yang akan terinfeksi. Hal ini dipengaruhi daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS.
Alasan utama yang muncul atau meningkatnya penyakit TB global ini disebabkan : Kemiskinan pada berbagai penduduk Meningkatnya penduduk dunia Perlindungan kesehatan yang tidak mencukupi Tidak memadainya pendidikan mengenai penyakit TB Terlantar dan kurangnya biaya
TBC di Indonesia
Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Cara penularan : inhalasi droplet dari pasien TB dengan batuk berdahak atau dahak mengandung basil tahan asam
Epidemiologi
Host
Faktor Umur: dewasa muda Faktor Jenis Kelamin: laki-laki>wanita Tingkat Pendidikan Pekerjaan Kebiasaan Merokok Status Gizi Keadaan Sosial Ekonomi Perilaku
Agent (Etiologi)
Lingkungan 1. 2. 3. 4. 5.
Kepadatan hunian kamar tidur Pencahayaan Ventilasi Kondisi rumah Kelembaban udara
Gejala
Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih. Batuk darah Sesak napas dan rasa nyeri dada Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.
Diagnosis tb pada dewasa Berdasarkan pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung BTA positif (+) : • Hasil s-p-s : +++/++• Hasil s-p-s : +-- & R0 (+) Bta negatif (-) : • Hasil s-p-s : ---& R0 (-)
Gejala tb pada anak •
Kontak erat dengan penderita BTA (+)
•
BCG dg reaksi kemerahan dipercepat
•
BB turun tanpa sebab jelas dan tidak naik dengan perbaikan gizi
•
Sakit dan demam lama tanpa sebab
•
Batuk > 3 minggu
•
Tes tuberkulin + (> 10mm)
•
Rȫ mengarah ke TB
Upaya preventif Pencegahan primer . Health Promotion a. Peningkatan pengetahuan pekerja tentang penanggulangan TBC di tempat kerja melalui pendidikan & pelatihan petugas pemberi pelayanan kesehatan di tempat kerja. b. Penyuluhan Pengertian, penyebab, tanda, gejala cara penularan, mencegah, pengobatan, dll 1.
Pencegahan Primer Specific Protection Untuk mencegah timbulnya penyakit pada populasi yang sehat dengan memberikan vaksin BCG Vaksin BCG : Diberikan secara intrakutan pada lengan atas. Dosis : 0,05 ml
Pencegahan Primer Selain pemberian vaksin, upaya mencegah penularan penyakit TBC, antara lain: 1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin 2. dilarang membuang dahak sembarangan 3. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur 4. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari 5. Meningkatkan ventilasi rumah
Pencegahan Sekunder Mendiagnosis dan memberi pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama : Agent, Host dan Lingkungan.
Pencegahan Tersier Mencegah disabilitas & keparahan penyakit dg: - Rehabilitasi - Memberi dukungan scr mental/memotivasi pasien
Tatalaksana Obat primer: INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid Kategori 1 : 2HRZE / 4 H3R3 2HRZE / 4 HR 2HRZE / 6 HE Kategori 2: 2HRZES / HRZE /5H3R3E3 2HRZES / HRZE / 5HRE
Tatalaksana Kategori 3: 2HRZ / 4H3R3 2HRZ / 4 HR 2HRZ / 6 HE OAT SISIPAN HRZE
Indikasi OAT Kategori 1 : Penderita baru TBC Paru BTA Positif Penderita TBC Paru BTA negatif Rontgen positif yang “ sakit berat “ dan Penderita TBC Ekstra Paru berat. Kategori 2 : Penderita kambuh ( relaps ) Penderita Gagal ( failure ) Penderita dengan Pengobatan setelah lalai ( after default )
Kategori 3: Penderita baru BTA negatif dan rontgen positif sakit ringan Penderita ekstra paru ringan yaitu TBC kelenjar limfe ( limfadenitis ) pleuritis eksudativa unilateral TBC kulit , tbc tulang ( kecuali tulang belakang ) sendi dan kelenjar aderenal. Oat Sisipan : Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2 hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif diberikan obat sisipan ( HRZE ) setiap hari selama 1 bulan.
Untuk menghindari munculnya bakteri TBC yang resisten, biasanya diberikan obat yang terdiri dari kombinasi 3-4 macam obat ini. Untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obat, pengobatan perlu dilakukan dengan pengawasan langsung (DOTS=Directly Observed Treatment Short Course) oleh seorang pengawas Menelan Obat (PMO).
Pencegahan Profilaksis Primer Kontak dgn penderita TBC BTA (+) INH minimal 3 bulan. Sekunder Anak dgn infeksi TBC uji tuberkulin (+) tpi tudak ada gejala. Profilaksis diberikan 69 bulan
Follow up a) Akhir tahap intensif 1 minggu sebelom akhir bulan k-2. BTA sudah menjadi (-) berarti berhasil d lanjutkan dengan tahap lanjutan selama 4 bulan Jika BTA masih (+) maka d teruskan dengan oat sisipan selama 1 bulan. b) Sebulan sebelum akhir pengobatan 1 minggu sebelum akhir bulan k 5. c) Akhir pengobatan 1 minggu sebelum akhir bulan 6
Kesimpulan Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang harus ditangani dengan tepat dan cepat. Dibutuhkan kepatuhan minum obat supaya pasien dapat sembuh total dan tidak dapat menularkan ke orang lain.
Terimakasi h