PENALARAN DALAM KARYA TULIS POPULER ARGUMENTATIF
Dawud Jurusan Sastra Indonesia Fak. Sastra Universitas Negeri Malang Abstract: Popular argumentative writing discusses phenomena, events, policies, or thoughts developing in the society. The writing might be in the form of newspaper editorial, opinion of particular expert, or that of freelance writer. The line of thought in popular argumentative writing tends to be composed of three main elements: stance, evidence, and conclusion. It also tends to be in the form of associative or quasi-logical relationship, analogy, generalization and example, and causal relationship. In terms of the pattern, the thought tends to have complex and chaining patterns, that is, it has two or more main ideas to argue. Keywords: popular argumentative writing, line of thought, editorial, opinion
Hubungan antara pikiran dengan bahasa merupakan hubungan dua arah, yakni bahasa memengaruhi pikiran dan demikian juga pikiran memengaruhi bahasa. Hubungan antara bahasa dengan pikiran melibatkan banyak faktor dan terjalin sangat rumit (Fenigan dan Besniar, 1993). Kegiatan berpikir diwujudkan dalam tiga tindak penalaran, yakni tindak pemahaman sederhana, penyusunan afirmasi/negasi, dan penyusunan simpulan. Tindak penyusunan simpulan merupakan tindak penalaran yang didasarkan kebenaran yang telah diketahui sebelumnya (lama) untuk memperoleh pengetahuan baru (Sulivan, 1963). Berdasarkan pandangan itu, dapat dikatakan bahwa bahasa lisan atau tulis merupakan wahana untuk mewadahi penalaran penuturnya. Dengan demikian, karya tulis dapat digunakan sebagai wahana untuk melihat penalaran penuturnya. Analisis bahasa dapat memfokuskan pada tiga aspek, yakni bentuk, isi, dan fungsi bahasa. Analisis bentuk mengarah pada
analisis satuan-satuan kebahasaan, yakni bunyi, bentuk, frasa, klausa, kalimat, paragraf/paraton, dan wacana. Analisis isi mengarah pada kandungan atau muatan yang terdapat dalam satuan-satuan kebahasaan itu, yakni makna, maksud, arti, pesan, dan penalarannya. Analisis fungsi mengarah pada nilai guna bahasa bagi penuturnya, misalnya, deklaratif, direktif, imperatif, konatif, puitik, dan metalingual. Penelitian ini memfokuskan pada analisis isi karya tulis populer argumentatif yang bertitik tolak dari aspek satuan-satuan kebahasaannya. Dengan perkataan lain, satuan kebahasaan itu digunakan sebagai jendela untuk melihat isi yang berupa penalaran dalam karya tulis populer argumentatatif. Karya tulis populer argumentatif berupa tulisan di surat kabar yang berisi ulasan suatu hal yang diungkapkan dengan teknik argumentasi. Di dalam karya tersebut, opini, pendapat, dan bukti-bukti yang mendukungnya sangat dipentingkan. Sebagai kar41
42 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008
ya argumentasi, unsur, bentuk, dan pola penalaran juga dipentingkan. Karya tulis populer argumentatif dalam surat kabar dapat dibedakan atas tiga kategori, yakni tajuk rencana, opini, dan analisis. Tajuk rencana merupakan ulasan argumentatif atas perihal, peristiwa, kebijakan, atau gagasan yang berkembang di masyarakat saat itu berdasarkan sudut pandang redaktur surat kabar tersebut. Nama lain tulisan tajuk rencana adalah tajuk, jati diri, atau editorial. Opini merupakan artikel yang berisi pendapat penulis ahli dalam bidang tertentu atas perihal, peristiwa, kebijakan, atau gagasan yang aktual. Analisis merupakan tulisan argumentatif yang berisi analisis, sorotan, kupasan, kritik atas perihal, peristiwa, kebijakan, atau suatu gagasan yang ditulis oleh wartawan atau penulis lepas yang mencerminkan paradigma dan sudut pandang pribadi penulisnya. Penalaran dalam karya tulis populer argumentatif memiliki kekhasan. Pertama, issue yang dibahas aktual, yakni perihal, peristiwa, kebijakan, atau pendapat yang terjadi pada saat penerbitan. Kedua, unsur, bentuk, dan pola penalarannya disajikan secara populer sehingga mudah dicerna oleh sebagian besar pembacanya. Ketiga, distribusinya menjangkau berbagai lapisan masyarakat sehingga sangat besar peluangnya untuk dijadikan model oleh masyarakat pembacanya. Penelitian karya tulis argumentasi, antara lain, pernah dilakukan Tukan (1991) A Study on the Reasoning of the S1 Students of the English Department as Manifested in their Argumentative Compositions, dan Setyaningsih (1993) Elemen-Elemen Argumen pada Karya Ilmiah Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa IKIP MALANG, Dawud (1998) Penalaran dalam Tuturan Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar. Tukan (1991) menghasilkan temuan, antara lain bahwa pada umumnya argumenargumen yang diteliti disusun oleh subjek secara deduktif dalam level esai dan secara
induktif dalam level paragraf; sebagian besar argumen deduktif taat asas (valid); dan ada empat jenis utama kesilapan bernalar yang ditemukan, yakni kesilapan material, kesilapan linguistik, kesilapan psikologis, dan kesilapan formal. Setyaningsih (1993) menghasilkan temuan, antara lain, bahwa elemen claim dan ground merupakan elemen yang selalu hadir dalam setiap argumen; pola argumen yang digunakan dari model Toulmin baru pada pola III; dan kesalahan bernalar dalam argumen karya ilmiah dapat dikelompokkan menjadi generalisasi yang tergesa-gesa, penalaran yang berputar-putar, argumen dari ketidaktahuan, kesilapan ambifoli, dan kesilapan komposisi. Dawud (1998) antara lain menghasilkan temuan tindak penalaran itu dapat dibagi atas tindak pemahaman sederhana, tindak afirmasi dan negasi, serta tindak penarikan simpulan; sedangkan wujud penalaran itu dibedakan menjadi (1) pola penalaran sederhana dan rumit dan (2) bentuk penalaran asosiatif, yakni quasi logis, analogi, generalisasi, kausalitas, dan koeksistensial. Bertitik tolak dari paparan dan fakta tersebut, masih diperlukan kajian penalaran dalam karya populer argumentatif. Atas dasar pemikiran itulah dilakukan penelitian Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, secara umum, penelitian ini bertujuan menjelaskan penalaran dalam karya tulis populer argumentatif. Secara khusus, penelitian ini bertujuan menjelaskan (1) unsur pembangun penalaran dalam karya tulis populer argumentatif, (2) bentuk penalaran dalam karya tulis populer argumentatif, dan (3) pola penalaran dalam karya tulis populer argumentatif. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk dua kegunaan, yakni kegunaan teoretis dan kegunaan praktis. Dari segi teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pada teori analisis wacana. Penelitian ini juga dapat memberikan sumban-
Dawud, Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif 43
gan untuk menjelaskan unsur, bentuk, dan pola penalaran salah satu ragam wacana, yakni wacana argumentasi karya tulis populer. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan titik tolak pengembangan bahan dan proses belajar-mengajar wacana di sekolah. Deskripsi unsur, bentuk, dan pola penalaran dalam karya tulis populer argumentatif hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para penulis buku ajar sebagai dasar pertimbangan penyusunan buku teks. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Orientasi teoretis yang digunakan adalah analisis wacana (Brown, G. dan Yule, G. 1983 dan Stubbs, M. 1984). Untuk itu, dalam penelitian ini dilakukan kegiatan memerikan dan menjelaskan unsur, bentuk, dan pola penalaran karya tulis populer argumentatif. Dalam melakukan kajian itu, peneliti berperan sebagai instrumen kunci, baik dalam mengumpulkan maupun dalam menafsirkan data yang dipandu dengan rambu-rambu analisis menggunakan model analisis wacana. Data penelitian ini berupa teks dalam karya tulis argumentatif yang terdiri atas 229 tulisan yang dimuat dalam surat kabar Kompas, Republika, dan Pikiran Rakyat edisi tahun 2007. Data karya tulis populer argumentatif dalam Kompas berlabel Tajuk Rencana (28 tulisan), Opini (58 tulisan), dan Sorotan (9 tulisan). Karya tulis populer argumentatif dalam Republika berlabel Tajuk (18 tulisan), Opini (25 tulisan), dan Analisis (18 tulisan). Adapun karya tulis argumentatif dalam Pikiran Rakyat berlabel Tajuk Rencana (24 tulisan), Opini (25 tulisan), dan Kolom (24 tulisan). Teks dalam karya tulis argumentatif itu terdiri atas satuan-satuan kebahasaan yang berupa wacana, paragraf, kalimat, dan klausa yang memuat unsur, bentuk, dan pola penalaran
Harian Kompas dan Republika merupakan harian nasional yang terbit di ibukota Jakarta. Peredaran edisi cetak kedua harian itu tersebar ke seluruh kota di Indonesia. Harian Pikiran Rakyat merupakan harian regional yang terbit di Bandung. Peredaran edisi cetak harian tersebut di Jawa Barat. Edisi online ketiga harian tersebut dapat diakses dengan mudah melalui internet. Analisis data penelitian ini menggunakan model analisis isi komunikasi Holsti (1969). Adapun prosedur analisis menggunakan alur Miles dan Huberman (1994). Analisis isi komunikasi diarahkan untuk menjelaskan karakteristik isi yang berupa penalaran dalam karya tulis populer argumentatif. Penjelasan isi komunikasi tersebut diarahkan untuk menjelaskan unsur, bentuk, dan pola penalaran karya tulis populer argumentatif. Prosedur analisis data dalam penelitian ini terdiri atas tiga alur kegiatan pokok yang terjadi secara bersamaan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan (Miles dan Huberman, 1994). Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data "kasar" yang muncul dalam sumber data. Kegiatan berikutnya adalah menyajikan data yang tersusun secara sistematis. Sajian data diwujudkan dalam matriks dan tabel untuk memudahkan peneliti melihat dan memahami data. Penarikan simpulan dilakukan dengan merumuskan unsur, bentuk, dan pola penalaran. Simpulan yang telah diperoleh itu masih terbuka untuk diuji ulang. Pengujian itu dilakukan dengan mengecek pada sumber data yang berbeda dan diskusi dengan teman sejawat. Analisis data dilakukan sejak pengumpulan data. Analisis data dimulai dari kegiatan identifikasi dan klasifikasi unsur penalaran dilanjutkan kegiatan identifikasi dan klasifikasi bentuk dan pola penalaran. Hasil kedua langkah itu ditata dan diorganisasikan secara sistematis dan dilihat keutuhannya dalam sajian data. Sajian data itu
44 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008
ditelaah kembali dan bila perlu ditata lagi dengan mengulangi kegiatan identifikasi, klasifikasi, dan penentuan unsur, bentuk, dan pola penalaran. Kegiatan berikutnya adalah penarikan simpulan sementara. Hasil simpulan sementara ditelaah kembali kesahihannya sampai diperoleh simpulan yang sahih. Hasil simpulan yang sahih itulah yang digunakan sebagai simpulan akhir penelitian ini yang meliputi (1) unsur, (2) bentuk, dan (3) pola penalaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan penelitian ini, hasil penelitian dan pembahasannya disajikan dengan urutan (1) unsur pembangun penalaran, (2) bentuk penalaran, dan (3) pola penalaran karya tulis populer argumentatif. Unsur Pembangun Penalaran Penalaran memiliki tiga unsur pokok, yakni pendirian, bukti, dan penyimpulan. Karakteristik unsur-unsur penalaran dalam karya tulis populer argumentatif dikemukakan berikut ini. Pendirian Pendirian merupakan gagasan yang diekspresikan atau simpulan yang diinginkan oleh penulis karya tulis argumentatif agar diterima oleh pembacanya. Pendirian didukung bukti-bukti serta berpusat pada isu atau gagasan tunggal. Ekspresi pendirian dapat dinyatakan dalam sebuah proposisi atau beberapa proposisi. Berdasarkan hasil analisis data, unsur pendirian dalam karya tulis populer argumentatif terdiri atas tiga kategori, yakni pendirian faktual, pendirian nilai, dan pendirian kebijakan. Pendirian faktual berupa pernyataan proposisional tentang hubungan peristiwa atau fenomena dan prakiraan hipotetis. Pendirian hubungan peristiwa berupaya menyimpulkan hubungan sebab-akibat antara suatu kondisi atau peristiwa dengan kondisi
atau peristiwa yang lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangkaian peristiwa dinyatakan sebagai titik tolak untuk menyatakan pendirian lain, misalnya, berupa penilaian atau pentingnya masalah itu untuk dibahas lebih lanjut. Pendirian prakiraan hipotetis didasarkan asumsi bahwa ada hubungan antara kondisi masa lalu, kondisi masa kini, dan kondisi yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suatu keadaan, fakta, peristiwa yang terjadi patut diduga berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya peristiwa yang lainnya, misalnya, pendirian tentang tenaga kerja (TKI) di Malaysia dinyatakan dalam rumusan ... perlakukan buruk terhadap TKI Malaysia berpotensi menjadi titik api yang bisa merusak hubungan Indonesia Malaysia. Pendirian hipotesis tersebut dijadikan pijakan awal untuk pembahasan tulisan dan jawabannya dinyatakan dalam penyimpulan di akhir tulisan. Pendirian nilai berupaya menilai kekurangan atau kelebihan suatu fakta, gagasan, objek, atau perilaku sesuai dengan patokan atau kriteria yang dimiliki penulis. Nilai menyangkut sikap dasar terhadap keberadaan sesuatu baik positif maupun negatif, misalnya, pendirian tentang korupsi dirumuskan dalam proposisi ... korupsi memang sudah mendarah-daging di negeri ini. Pendirian kebijakan menyangkut serangkaian tindakan tertentu dan memusatkan pada terjadi atau tidaknya perubahan tindakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendirian kebijakan dinyatakan dalam bentuk sikap dan saran. Rumusan pendirian sikap itu, misalnya, dinyatakan dalam afirmasi keprihatinan ... gangguan pun terasa lebih memprihatinkan.. atau reaksi ...itulah reaksi kita atas pidato kenegaraan.... Bukti Unsur penalaran yang kedua adalah bukti, yakni fakta atau kondisi yang secara
Dawud, Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif 45
objektif dapat diamati, keyakinan atau premis yang secara umum telah diterima sebagai kebenaran atau simpulan yang telah mantap. Bukti berfungsi sebagai pendukung pendirian agar pendirian yang dirumuskan dapat diterima (Warnick dan Inch, 1994). Atas dasar pengertian tersebut, bukti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni (1) fakta dan (2) opini terhadap fakta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bukti yang berupa fakta terdiri atas peristiwa, data statistik, otoritas (tokoh, lembaga, ahli), dan acuan normatif (nilai, adagium, pandangan umum). Bukti yang berupa opini terhadap fakta terdiri atas analisis, penilaian, saran (harapan, usulan), dan sikap yang dinyatakan oleh penulis. Bukti dukung atas pendirian yang berupa pernyataan peristiwa, fenomena, atau kejadian yang terkait dengan topik bahasan, misalnya, untuk membuktikan adanya korupsi dirumuskan sebagai berikut ... lihatlah di jalanan, bagaimana polisi dan aparat dinas perhubungan dengan mudah menyetop dan memalak uang dari pengendara kendaraan bermotor ... Bukti dukung atas pendirian yang berupa otoritas dapat berwujud kutipan pendapat tokoh, personifikasi lembaga, dan pandangan ahli dalam bidang yang dibahas baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung, misalnya, ... tentang tak adanya maaf, Presiden berkomentar, Indonesia pernah diprotes Malaysia dan Singapura gara-gara asap hutan yang terbakar dari Indonesia bertiup mengganggu kedua negeri itu. Presiden minta maaf atas masalah asap itu. Bukti dukung dapat pula berupa rujukan nilai, adagium, dan pandangan umum, misalnya, ... memang perang telah melecehkan hati nurani manusia.... Bukti dukung yang berupa fakta dapat pula berupa data statistik, misalnya, untuk mendukung pendirian tentang perlunya antisipasi kekeringan, kebakaran, dan kekurangan air di musim kemarau, disajikan data statistik berikut ini.
... luas areal lahan yang mengalami kekeringan hingga periode Juli 2007 mencapai 30.000 ha. Jumlah itu lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan tidak berdampak signifikan terhadap target produksi beras di Jabar. Target produksi musim tanam 2006 2007 sudah tercapai 97%. Katanya, dari target 10,48 ton sudah tercapai 9,4 juta ton.
Bukti dukung atas pendirian dapat berupa analisis perbandingan, analisis analogis, dan analisis kesenjangan antara kenyataan dengan norma yang seharusnya, misalnya, analisis analogis maraknya demonstrasi anarkis dengan teguran makmum dalam salat ...salat mengajarkan kita cara menegur imam yang lupa. Cara yang tidak mengorbankan nilai dan keabsahan ibadah. Shaf pun tetap rapat tak terganggu. Semua makmum bisa tetap khusyuk pada tujuan dan mengarah pada kiblat yang sama. Bukti dukung dapat berupa penilaian terhadap sesuatu, misalnya, ... pertengkaran politik adalah ciri kita sebagai bangsa kerumunan ... Di samping itu, bukti dukung dapat berupa saran dan sikap, yakni usulan atau pandangan penulis terhadap masalah yang sedang ditulisnya. Penyimpulan Warnick dan Inch (1994) berpendapat bahwa penalaran merupakan tindak menghubungkan bukti dan pendirian. Penalaran adalah tindak menghubungkan sesuatu yang sudah diketahui dan diterima kebenarannya (bukti) kebenarannya dengan sesuatu yang belum diketahui atau kontroversial (pendirian). Tujuan menghubungkan pendirian dan bukti adalah memperoleh simpulan. Penyimpulan dapat diekspresikan dalam pernyataan inferensi eksplisit atau implisit. Hasil penelitian menunjukkan penyimpulan dalam karya tulis populer argumentatif didominasi saran (termasuk di dalamnya harapan, anjuran, usul, dan tuntutan), sebagian yang lainnya berupa peristiwa dan pe-
46 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008
nilaian. Setelah bukti-bukti dukung meyakinkan, penulis mengakhiri tulisannya dengan saran, baik langsung maupun tidak langsung. Penyimpulan berupa saran langsung tampak pada kutipan berikut ... tanpa ada penghukuman yang keras dan tegas, jangan harap korupsi akan segera sirna. Hukum koruptor seberat-beratnya .... Penyimpulan berupa saran tidak langsung tampak pada kutipan berikut. Tipis kuping pun takkan membantu apaapa. Ada kalanya kita perlu ''menulikan diri'' demi mencapai tujuan besar. Seperti Ulysses menutup kuping dan mengikat diri di tiang utama, agar terhindar dari senandung Sirene yang dapat menenggelamkan kapal. Kita satu kapal. Janganlah seorang pun membuat lubang yang dapat membuat kita semua terbenam.
Bentuk Penalaran Bentuk-bentuk penalaran yang sering digunakan dalam wacana keseharian berupa penalaran berbentuk skema asosiatif dan skema dissosiatif (Toulmin, Rieke, dan Janik,1979;Toulmin, 1990; Warnick dan Inch, 1994). Penalaran asosiatif berbentuk penalaran yang memasukkan beberapa unsur penalaran dan mengevaluasi atau mengorganisasikan unsur satu dengan unsur yang lainnya. Penalaran dissosiatif merupakan bentuk penalaran yang memisahkan atau mengurai unsur-unsur penalaran yang semula merupakan suatu kesatuan (Warnick dan Inch, 1994). Bentuk penalaran dalam karya tulis populer argumentatif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bentuk penalaran asosiatif, yakni quasi logis, analogi, generalisasi kejadian dan contoh, dan kausalitas. Jenis penalaran asosiatif tersebut tidaklah mutlak hanya berupa satu jenis penalaran, tetapi lebih mengarah pada kecenderungan, terutama pada unsur bukti dan pembuktiannya. Penalaran quasi logis dapat ditemukan pada karya tulis populer argumentatif yang diawali dengan pendirian yang berisi per-
nyataan normatif yang dijelaskan dengan bukti-bukti pendukung sebagai bagian dari penyataan normatif itu. Penalaran analogi dapat ditemukan dalam karya tulis populer argumentatif yang diawali dengan pendirian yang berisi fenomena dan peristiwa baik aktual maupun hipotetis yang dijelaskan bukti dukung dengan fenomena dan peristiwa lain yang sama atau mirip di tempat lain. Penalaran generalisasi melibatkan lebih dari satu kejadian atau contoh dan sering kali simpulan yang dibuat menyangkut keutuhan kelas suatu objek. Adapun penalaran kausal berisi pendirian yang menyatakan bahwa suatu kondisi atau peristiwa tertentu memberi sumbangan pada atau menghasilkan kondisi/peristiwa yang lain. Penalaran kausal merupakan penalaran yang bersifat rangkaian, yakni suatu peristiwa terjadi sebelum yang lainnya atau peristiwa yang menjadi sebab menghasilkan akibat. Pola Penalaran Pola penalaran merupakan gambaran umum tentang struktur unsur-unsur pembangun penalaran. Dalam penelitian ini, pola penalaran karya tulis populer argumentatif dianalisis menggunakan pola penalaran Model Toulmin (Toulmin, 1990; Toulmin, Rieke, dan Janik, 1979). Analisis itu menyangkut analisis unsur penalaran dan hubungan antarunsurnya. Tiap-tiap unsur memiliki fungsi tertentu dalam keseluruhan penalaran. Keenam unsur itu adalah data atau dasar (DD), pendirian (P), dasar kebenaran (DK), dukungan (D), modalitas (M), dan sanggahan (S). Tiga unsur yang pertama, yakni pendirian, data/dasar, dan dasar kebenaran merupakan unsur utama penalaran sedangkan tiga unsur yang kedua, yakni dukungan, modalitas, dan sanggahan merupakan unsur pelengkap. Pola penalaran dalam tulis populer argumentatif dapat digolongkan atas penalaran yang berpola rumit, yakni penalaran yang terdiri atas dua bukti secara bebas
Dawud, Penalaran dalam Karya Tulis Populer Argumentatif 47
mendukung sebuah pendirian, dua atau tiga bukti secara kombinasi mendukung sebuah pendirian, dan penalaran rumit mata rantai yang berupa rangkaian sebuah bukti mendukung sebuah pendirian bawahan serta pendirian bawahan itu mendukung sebuah pendirian utama. Simpulan pola penalaran tersebut menyatakan persamaan, perbandingan, kepastian, sebab akibat, atau akibat sebab sesuai dengan bentuk penalarannya. SIMPULAN Penalaran dalam karya tulis populer argumentatif memiliki tiga unsur pokok, yakni pendirian, bukti, dan penyimpulan. Unsur pendirian dalam karya tulis populer argumentatif terdiri atas tiga kategori, yakni(1) pendirian faktual berupa pernyataan proposisional tentang peristiwa dan hipotesis, (2) pendirian nilai berupa penilaian atas kekurangan atau kelebihan suatu fakta, gagasan, objek, atau perilaku sesuai dengan patokan atau kriteria yang dimiliki penulis, dan (3) pendirian kebijakan berupa pernyataan proposisional dalam bentuk sikap dan saran. Unsur bukti berupa (1) fakta, yang terdiri atas peristiwa, data statistik, otoritas, dan acuan normatif dan (2) opini tentang fakta terdiri atas analisis, penilaian, saran (harapan, usulan, tuntutan), dan sikap yang dinyatakan oleh penulis. Adapun unsur penyimpulan dalam karya tulis populer argumentatif didominasi saran di samping berupa peristiwa dan penilaian. Bentuk penalaran dalam karya tulis populer argumentatif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bentuk penalaran asosiatif, yakni quasi logis, analogi, generalisasi kejadian dan contoh, dan kausalitas. Adapun pola penalaran dalam tulis populer argumentatif dapat digolongkan atas penalaran yang berpola rumit, yakni penalaran yang terdiri atas dua bukti secara bebas mendukung sebuah pendirian, dua atau tiga bukti secara kombinasi mendukung sebuah pendirian, dan penalaran rumit mata rantai
yang berupa rangkaian sebuah bukti mendukung sebuah pendirian bawahan serta pendirian bawahan itu mendukung sebuah pendirian utama. SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan tersebut, dikemukakan saran berikut ini. (1) Dari segi teoretis, penelitian ini memberikan gambaran karakteristik khas unsur pembangun, bentuk, dan pola penalaran wacana argumentasi karya tulis populer. Kekhasan itu tampak dari keaktualan isi unsur yang ditulis, kepopuleran pengolahan bentuk dan pola penalaran yang berwujud keluwesan dan kecairan uraian berargumentasi. Atas dasar itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan dikembangkan teori kewacanaan karya tulis populer argumentatif. (2) Secara praktis, para guru dan penulis buku dapat memanfaatkan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan dan titik tolak pengembangan bahan dan proses belajarmengajar wacana di sekolah, yakni wacana argumentasi karya tulis populer. DAFTAR RUJUKAN Brown, G. dan Yule, G. 1983. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press. Dawud. 1998. Penalaran dalam Tuturan Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar. Disertasi (tidak diterbitkan). Malang: IKIP Malang. Finegan, E. dan Besnier, N. 1993. The Relationship between Language and Thought. Dalam Cleary, L.M. dan Linn, M.D. 1993. Linguistics for Teachers (hlm. 99-102). New York: McGraw-Hill, Inc. Holsti, O. 1969. Content Analysis for the Social Sciences and Humanities. Reading, Massachusetts: Addison Wesly Publishing Company. Kompas. Jakarta. 2007.
48 BAHASA DAN SENI, Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008
Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. 1994. Qualitative Data Analysis: A Source Book of New Methods. Beverly Hills: Sage Publications Pikiran Rakyat. Bandung. 2007. Republika. Jakarta. 2007. Setyaningsih, Y. 1993. Kajian ElemenElemen Argumen pada Karya Ilmiah Mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa IKIP Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: IKIP MALANG. Stubbs, M. 1984. Discourse Analysis: The Sociolinguistics Analysis of Natural Language. Oxford: Basil Blackwell Publisher Limited. Sullivan, D.J. 1963. Fundamentals of Logic. London: McGraw-Hill Book Company.
Toulmin, S., Rieke, R., dan Janik, A. 1979. An Introduction to Reasoning. New York: Macmillan Publishing Company. Toulmin, S.E. 1990. The Uses of Argument. Cambridge: Cambridge University Press. Tukan, S.L. 1991. A Study on the Reasoning of the S1 Students of the English Department as Manifested in their Argumentative Compositions. Tesis tidak diterbitkan. Malang: IKIP MALANG. Warnick, B. dan Inch, E.S. 1994. Critical Thinking and Comunication. New York: Macmillan Publishing Company.