Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
Pempek sebagai Media Promosi dan Komunikasi Silaturrahim Orang Palembang Oleh: Triwidayatsih Abstract This writing aims to know how Palembangnese pempek become media of promotion and friendship communication for Palembangnese people. The research uses descriptive method based on writer’s experience and observation. The result of research shows that Pempek, a special food from Palembang with a unique flavor, become promotion media, kind Palembangnese people. Wherever Palembangnese people go, they give pempek as gifts to friends, family, and whoever to strengthen the bond of friendship. Pempek can relax your body, but it can make people who have just tasted it got stomachache because of the sweet, sour, and spicy sauce. When people have discussion in a group, pempek also make the atmosphere more intimate, more relaxed. In accordance with environment information theory, pempek is food for everyone who come and go to Palembang, and pempek is media of promotion and friendship communication for Palembangnese people. Key words: Pempek, promotion, communication
Pendahuluan Pernahkan anda ke kota Palembang? Kalau pernah pasti anda tidak melewatkan mencicipi pempek makanan khas Palembang. Selain itu, anda juga melintasi jembatan AMPERA yang menghubungkan dua wilayah hulu dan hilir kota Palembang yang dipisahkan Sungai Musi. Sungai Musi adalah sungai terbesar dan terpanjang di Sumatera Selatan terkenal dengan Batanghari Sembilan membelah kota Palembang. Indahnya Sungai Musi yang memiliki banyak anak sungai sampai ke pusat kota sehingga sering disebut Sungai Musi sebagai Venesia dari Timur. Kalau kedua kegiatan ini belum anda lakukan, maka jangan sebut diri anda sudah ke Palembang. Sebagai ibukota Provinsi Sumatera Selatan Palembang memiliki luas wilayah 400 km2. Terletak antara 101-105 Bujur Timur dan 1,5-2 derajat Lintang Selatan, yang berbatasan dengan Kabupaten Ogan Ilir, sedangkan dibagian Barat, Utara, dan Timur berbatasn dengan Kabupaten Banyuasin. Berada pada ketinggian 12 meter diatas laut, pengaruh pasang surut mencapai 3-5 meter. Karenanya bagian rendah dan pinggiran kota Palembang acap kali terendam air. Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Menurut prasasti Kedukan Bukit bertarikh 683 Masehi, kota ini identik dengan Sriwijaya yang dibangun Dapunta Hiyang Srijyanasa beserta 20 000 bala tentaranya. Prasasti tersebut ditemukan dalam tahun 1929 di kaki Bukit Siguntang, sebuah bukit setinggi 27 meter sekarang di disebelah barat Kota Palembang. Prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan mempergunakan Bahasa Melalyu Kuno. Menyebutkan Palembang atau Sriwijaya itu didirikan pada 17 juni 683 Masehi dan ditetapkan menjadi hari jadi kota Palembang.
Dosen Tetap Universitas PGRI Palembang
81
Triwidayatsih; 81 – 91
Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
Palembang bersasal dari bahasa daerah setempat yang terdiri dari dua suku kata. Pa menunjukkan tempat dan limbang berarti melimbang atau mengayak untuk memisahkan sesuatu. Menurut cerita rakyat, salah satu sumber mata pencaharian penduduk Palembang pada saat itu adalah melimbangi atau mendulang emas. Palembang adalah kota jasa dan perdagangan dan makanan khasnya pempek. Masyarakat Palembang punya guyonan, orang mana yang paling kuat? Jawabnya, wong (orang) Palembang. Mengapa dikatakan kuat? Karena wong Palembang mampu menyantap "kapal selam". Kapal selam yang dimaksud adalah nama ukuran besar. Jenis pempek sebesar kepalan tangan orang dewasa yang berisi telur bebek. Bentuknya mirip kapal selam. Saat disajikan, makanan itu pun selalu terendam kuah, ibarat kapal yang nyebur dalam air. Kelakar tersebut cukup menggambarkan betapa masyarakat di Pelembang lekat dengan pempek, yang kehadirannya hampir disejajarkan dengan makanan pokok. Pempek bisa disantap untuk sarapan, makan siang, atau makan malam. Jangan heran, jika pagi-pagi ada orang yang mengunyah pempek sambil menyeruput cuko – kuah berwarna coklat kehitaman yang rasanya pedas-manis-asam – tanpa tanpa khawatir sakit perut. Dalam bermasyarakat pempek mejadi media komunikasi. Pada hari-hari penting dan istimewa seperti, dapat rapel, naik kelas, diterima di perguruan tinggi negeri, jadi juara, naik pangkat, atau apapun yang menyenangkan, kebiasaan wong Palembang minta ditraktir makan pempek. Begitu juga kalau ada tamu baik itu orang asal Palembang ataupun dari luar Palembang, pempek menjadi suguhan yang istimewa. Tidak itu saja, bila orang Palembang pergi ke kota lain, atau ada orang yang baru mengunjungi Palembang, orang yang tahu pasti akan bertanya bawa pempek ya? Secara tidak langsung orang Palembang mempropagandakan atau mempromosikan bahwa Palembang identik dengan pempek. Pempek kemudian menjadi ciri khas makanan Palembang, yang memiliki cita rasa dan aroma tersendiri. Pempek menjadi media penyerta dalam komunikasi silaturahim dan Promosi Kota Palembang dalam Menarik Kunjungan Wisata bagi siapapun yang pergi dan datang ke kota Palembang. Dikaitkan dengan Provinsi Sumatera Selatan sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) ke 17 di Indonesia dan telah memprogramkan Tahun Kunjungan Wisata Visit Musi 2008 dan peluncurannya (Grand Launching) dilaksanakan 5 Januari 2008 bertempat di Benteng Kuto Besak Palembang. Pada even ini pempek tetap menjadi primadona sajian disetiap acara. Bagaimana pempek Palembang menjadi media komunikasi silaturahim dan promosi Kota Palembang? Oleh karena itu, berdasarkan pada uraian di atas, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pempek sebagai media promosi dan komunikasi silaturahim orang Palembang. Penulisan tentang pempek sebagai media promosi dan komunikasi silaturahim orang Palembang dilakukan dengan metoda deskriptif dari pengalaman dan pengamatan penulis bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat dan organisasi sosial di Palembang dan situasi perjalanan ke luar kota. Batasan Konsep Pempek adalah makanan khas Palembang yang dibuat dari sagu yang dicampur ikan belida, ikan gabus, atau tenggiri yang direbus lantas digoreng. Selain kapal selam, ada banyak jenis lain. Pempek yang bulat kecil disebut adaan, sedangkan yang lonjong dinamakan lenjer. Ada lagi yang namanya pempek tahu, kulit, keriting, sate, dan pempek lenggang. Makanan ini mudah diperoleh karena banyak dijajakan, mulai dari toko mentereng di tengah kota, warung kecil pinggiran sungai, di atas perahu, atau ditenteng pedagang sambil berjalan kaki menyusuri 82
Triwidayatsih; 81 – 91
Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
kampung. Begitulah, pempek jadi salah satu ikon penting masyarakat budaya sungai di Palembang. ”Tradisi pempek dipengaruhi kebiasaan membuat bakso dalam masyarakat China. Diperkirakan, budaya itu tumbuh bersamaan dengan kedatangan besar-besaran masyarakat China ke Palembang pasca-Kerajaan Sriwijaya, yaitu sekitar abad ke-14 Masehi. Nama pempek sendiri mulai dikenal 1920-an," (Yudhy Syarofi, 2008) pengamat budaya di Palembang. Selain pempek, masyarakat Palembang juga dikenal mahir membuat bermacam makanan berbahan tepung terigu campur ikan. Jika bahan ini direbus dan disantap dengan kuah sop, jadilah tekwan. Jika digoreng didalamnya ada isi tahu, dinamakan model. Tepung beras yang diolah mirip lontong disebut burgo. Bahan ini juga bisa dibuat jadi celimpungan, lakso, atau ragit. Banyaknya ikan yang hidup di Sungai Musi memberi inspirasi masyarakat Palembang untuk selalu membuat pempek. Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal (Hoben, 1954). Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa mememahami dan dipahami orang lain. Komuniksi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situsi yang berlaku (Anderson, 1959). Komunikasi adalah juga perwujudan interaksi dalam tingkatan biologis, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi (Mead, 1963). Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain, melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka, dan lain-lain (Berelson dan Steiner, 1964). Penggunaan kata komunikasi tampaknya menunjuk kepada adanya sesuatu yang dialihkan dari suatu benda atau orang ke benda atau orang lainnya. Kata komunikasi kadangkadang menunjuk kepada apa yang dialihkan, alat apa yang dialihkan, alat apa yang dipakai sebagai saluran pengalihan, atau meunjuk kepada keseluruhan proses upaya pengalihan. Dalam banyak kasus apa yang dialihkan itu kemudian menjadi milik atau bagian bersama. Oleh karena itu komunikasi juga menuntut adanya partisipasi (Ayer, 1955). Konsep-konsep diatas merupakan dasar dalam menganalisis fenomena peristiwa komunikasi. Komponen-komponen itu secara sendiri taupun gabungan atau secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai fokus perhatian dalam tulisan. Silaturahmi atau silaturahim adalah persahabatan (persaudaraan). Secara tidak langsung pempek bermakna mempromosikan atau mempropagandakan orang Palembang, siapa yang membuat, dan membuat orang yang merasakan menjadi senang hati. Pempekpun kemudian menjadi produk yang dicari dan dibeli siapapun baik yang dekat maupun yang jauh dari kota Palembang. Hal ini sesuai dengan pengertian propaganda yang berasal dari bahasa latin propagare artinya memekarkan dan mengembangkan (Sastropoetra, 1983:16-17). Sekarang propaganda digunakan untuk lebih dari satu tujuan artinya tidak khusus untuk mengembangkan agama. Pengertian pokok yang bersifat umum untuk propaganda adalah : 1) Siapapun yang melakukan propaganda menyebarkan pesan-pesan dan mempunyai keinginan untuk mengubah sikap, pendapat, dan tingkah laku dari sasaran manusia yang menjadi objeknya; 2) Pelaksanaan propaganda akan menghindarkan diri dari tindakan memaksa (coersive); 3) Pemaksaaan untuk tunduk dengan penerapan disiplin: tidaklah termasuk dalam kegiatan propaganda; 4) Pelaksanaan propaganda dan mencari serta menggunakan berbagai sasaran untuk dapat menimbulkan suatu tingkah laku seperti yang diinginkan dari pihak lain agar sesuai dengan keinginan dan hasratnya; 83
Triwidayatsih; 81 – 91
Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
5) Si propaganda kadang-kadang akan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: memberi janji-janji, membayangkan, menyindir-nyindir, menghimbau pada emosi dan perhatian yang dipropagandai, semua ini dilakukan berulang-ulang, dan; 6) Si propagandis menggunakan bahasa yang sangat ekspresif dan emosional disamping menggunakan berbagai simbol/lambang lain yang semacamnya yang dapat menggerakkan perasaan orang yang dipropagandai. Propaganda merupakan suatu usaha yang menggunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi perasaan/pikiran manusia sedemikian rupa, sehingga tingkah laku yang timbul karena pengaruh itu sesuai dengan keinginan dari si propagandi. Antara propaganda dan reklame tidak terdapat perbedaan yang prinsipil. Reklame dapat dianggap sebagai bentuk khusus dari propaganda yang ditujukan atas posisi tingkah laku yang berhubungan dengan konsumen (Sastropoetro, 1988:17). Ditinjau dari psikologi sosial, propaganda melakukan himbauan terhadap kebutuhankebutuhan yang mendasar, misalnya makanan, perumahan, kepastian, prestise social, dan sebagainya. Pempek ketika disajikan kepada tamu menjadi sebuah promosi yang menggerakkan orang untuk merasakan ulang dengan membeli. Promosi penjualan (sales promotion) adalah semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat (Shimp, 2000:6). Promosi penjualan diarahkan baik untuk kepada pedagang besar dan pengecer, maupun kepada konsumen. Bagaimana pesan-pesan disampaikan tergantung kepada metoda-metoda promosi apa yang dipilih. Ada tiga metoda promosi: penjualan perseorangan, penjualan massal, dan promosi penjualan (Carthy, 1983:349). Dan semuanya ini dapat dilakukan dengan cara dari beberapa aspek yang dapat dimanfaatkan dalam propaganda, dan pempek berada di dalamnya pada kegiatan; 1) manifestasi kebudayaan, karena memiliki sifat propagandis. Misalnya bangunan bersejarah dengan arsitektur yang indah, bagaimana bangunan yang mengingatkan pada kemenangan tugu peringatan kepahlawanan; 2) pameran kekuatan bersenjata, dan; 3) pameran prestasi dibidang IPTEK, dan sebagainya. Kegiatan promosi penjualan telah diterima secara luas sebagai sebutan untuk kegiatankegiatan promosi yang bersifat khusus, biasanya berjangka pendek (Jefkins, 1997:151), yang dilakukan di berbagai tempat atau titik-titik penjualan (point of sale) atau titik pembelian (point of purchase). Promosi penjualan merupakan unsur kunci dalam kampanye pemasaran (Kotler, 1997:257). Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang beragam, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk/jasa tertentu secara lebih cepat dan/atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Bila akan menawarkan alasan untuk membeli, promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mencakup kiat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, penawaran pengembalian uang, potongan harga, premi, hadiah, hadiah langganan, percobaan gratis, garansi, promosi perhubungan, promosi silang, pajangan di tepat pembelian dan demonstrasi); promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan dan pajangan, dan barang gratis); dan promosi bisnis dan wiraniaga (misalnya, pameran dan konvensi perdagangan, kontes untuk wiraniaga, dan iklan kuhusus). Promosi yang diberikan sebelum membeli boleh mencicipi. Bila membeli untuk dibawa keluar kota, sudah disiapkan dalam kotak dengan kemasan tertentu yang dapat dijinjing atau dibagasikan. Jika waktu yang singkat, pembeli dapat memesan dengan harga tertentu dan pada merek tertentu dapat diambil di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin. Dengan sendirinya 84
Triwidayatsih; 81 – 91
Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
pembeli jika merasa puas berkeinginan membeli lagi. Pengulangan yang mengarah ke iklim kebebasan atau juga sebagai kelanjutan sejarah kemajuan ekonomi dan teknologi (McQuail, 1996:9). Hal ini sesuai dengan komunikasi pemasaran (Shimp, 2000:160) diarahkan untuk mencapai tujuan: 1) membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk; 2) menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness); 3) mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat (intentions), dan; 4) memfasilitasi pembelian. Teori Lingkungan Informasi Pembeli Para pembeli umumnya mempunyai sumber-sumber informasi tentang suatu produk. Sumber-sumber ini disebut dengan lingkungan informasi konsumen. Berupa sumber informasi dan pengalaman pribadi terhadap suatu produk, informasi dari mulut ke mulut mengenai suatu produk atau hal yang berkaitan dengan produk karena jaringan komunikasi keluarga, kawankawan, maupun kenalannya (Kotler, 1997). Teori ini terjadi pada pempek. Biasanya bila seseorang merasakan pempek kemudian menceritakan kepada keluarga, temannya, ataupun kenalannya yang akan ke Palembang. Situasi ini mengantarkan seseorang memberi informasi makanan dan tempat mana di kota Palembang yang dapat dikunjungi. Jadi awalnya hanya informasi tentang pempek merembet ke tempat lain dalam Kota Palembang. Teori “lingkungan informasi” pembeli sebenarnya mengajarkan bahwa setiap orang dapat memutuskan membeli sesuatu atau memakai suatu produk tidak hanya berdasarkan iklan yang menerpanya. Karena dalam kenyataannya masih terdapat pelbagai sumber informasi non iklan yang mungkin saja berdampak lebih luas dan positif dalam menentukan pengambilan keputusan terhadap produk. Dalam pengamatan penulis, rasa dan kualitas pempek beserta cukanya didapatkan dari pengalaman pribadi seseorang yang kemudian dilakukan dengan komunikasi antar pribadi dalam jaringan keluarga. Pempek dalam perkembangannya menjadi bagian penting dalam kehidupan kemudian perlu diiklankan dalam media massa untuk mempermudah dimana harus didapatkan dengan mudah bagi orang yang memerlukannya. Kredibilitas konsumen pempek yang terdiri dari semua tingkatan masyarakat menjadikan pempek sebagai makanan yang memiloki kelas tertinggi. Pempek pun diberikan kepada konsumen dengan beragam merek. Hampir semua media lokal cetak, radio, dan televisi memuat iklan tentang pempek, bahkan di media online pun menjadi hal yang biasa. Khusus media online yang digunakan oleh siapapun di dunia, memuat segala sesuatu tentang pempek mulai dari membuatnya hingga tempat penjualnya terutama di luar kota Palembang, sampai di luar negeri. Menjadikan pempek sebagai ajang informasi dan silaturahim diantara mereka. Bahkan situs-situs dan blog-blog menjadi media komunikasi silaturahim menginfokan betapa nikmatnya makan pempek. Akhirnya ketika komunikasi antar pribadi yang bersifat silaturahim akan pempek, juga terjadi informasi timbal balik tentang kemajuan kota Palembang. Secara sederhana prosedur tersedianya informasi dari lingkungan yang bersifat non iklan digambarkan sebagai berikut :
85
Triwidayatsih; 81 – 91
Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
MEDIA NON IKLAN 1. pengalaman pribadi makan pempek 2. komunikasi antar pribadi dalam jaringan keluarga tentang pempek PRODUK Pempek
INDIVIDU Pembeli
3. iklan berita media massa 4. kredibilitas konsumen pempek 5. perusahaan saingannya/ merek beragam 6. kredibilitas media lokal yang digunakan dalam masyarakat 7. lingkungan informasi yang beragam tentang pempek dan Palembang
Bagan Mekanisme Arus Informasi Produk Pempek dari Sumber Non Iklan Terhadap Individu/Pembeli Pempek dan Promosi Orang Palembang Makanan orang Palembang yang sangat terkenal adalah pempek (empek-empek), tekwan, dan brengkes ikan (jenis makanan ini diolah dari ikan yang dihaluskan ditambah tepung sagu, rasanya sedap). Pempek merupakan salah satu makanan khas Palembang yang memiliki citarasa tersendiri dan sukar bagi orang dari daerah lain untuk membuatnya karena bahan-bahan baku yang diperlukan seperti ikan belida dan ikan gabus sukar diperoleh ditempat lain. Bahan baku pempek dapat dibuat dalam bentuk yang lain, apakah itu model, tekwan ataupun celimpungan. Semuanya khas dan sedap untuk dicicipi. Seiring kemajuan zaman dan teknologi serta bahan pangan yang semakin bervariasi, orang Palembang dan atau Sumatera Selatan yang menetap di kota lain, akan berusaha membuat makanan ini disesuaikan dengan bahan yang ada. Dalam pengamatan, perilaku orang Palembang setiap hari mengkonsumsi pempek waktunya sesuai selera. Dapat pagi, siang, atau malam, atau kapan saja dari pagi hingga tengah malam. Orang Palembang makan pempek di celup dalam cuka yang rasanya manis asam pedas. Kebiasaan lainnya cuka pempek tersebut sering di minum, diserut atau dihirup. Bagi anak-anak sekolah, SD, SMP, dan SMA jika jam istirahat biasanya membeli pempek untuk jajanannya. Baik pagi, siang, ataupun sore. Begitu juga bagi mahasiswa perguruan tinggi, rata-rata kantin-kantin perguruan tinggi menyediakan jualan makanannya dengan pempek. Bagaimana dengan perkantoran, dari kantor Gubernur sampai kantor camat dan lurah, kantin atau warung tak luput menyediakan pempek. 86
Triwidayatsih; 81 – 91
Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
Dalam pesta-pesta perkawinan, baik itu di rumah, di gedung pertemuan, ataupun di hotel-hotel berbintang, pempek disejajarkan dengan makanan lain mendampingi menu utama makan nasi, baik siang maupun malam. Uniknya walau pempek makanan sehari-hari, tapi dimanapun ia disajikan, kenyataan yang ada selalu habis tanpa sisa. Bahkan ada sebagian orang, kalau malam tidak makan nasi, yang dicari pasti pempek, baru kemudian mencari makanan lain yang dihidangkan. Sikap orang ketika makan pempek, terlihat senang dan nikmat. Kalau ada tamu luar ke Palembang yang dijemput, dalam perjalanan biasanya minta dimampirkan di warung pempek terlebih dahulu. Pulangnya tak lupa membawa oleh-oleh pempek. Oleh-oleh ini dapat dibeli di banyak tempat, dengan berbagai merek dan harga yang bersaing. Ada tamu yang penulis amati dalam kunjungannya ke Palembang, mencicipi pempek dari berbagai toko dan warung. Nama toko/warung secara otomatis menjadi merek pempek tersebut. Jika toko bernama 999 maka dikenal dengan Pempek 999. Oleh karena itu tamu dapat menentukan merek pempek apa yang akan dia bawa untuk oleh-oleh. Ada juga tamu yang pada kunjungan pertama telah mencoba merek A maka pada kunjungan berikutnya ia akan mencoba pada merek B. Karena rasanya masing-masing merek memiliki sedikit perbedaan yang memang unik dan rata-rata enak. Setiap tahun ada acara halal bil halal antara Gubernur dengan masyarakat Palembang yang bermukim di Jakarta. Sejumlah besar pempek dibawa ke Jakarta untuk dihidangkan kepada seluruh tamu. Tamupun memilih pempek sebagai makanan untuk mengenang kerinduannya akan kota Palembang. Dengan diam-diam ada sebagian tamu-tamu tanpa malumalu membawa kantong plastik untuk pembungkus pempek dibawa pulang. Perasaan rindu akan pempek jika keluar Palembang, menyebabkan orang selalu membawanya kemana pergi. Dapat berupa pempek yang sudah dimasak ataupun instan kering, begitu juga dengan cukanya. Kalau orang bertanya: ”Apa kabar orang Palembang, bawa pempek nggak?” Dengan senang hati orang tersebut menjawab ”Ada, tenang saja nanti mendapatkan pempek.” Tapi jika pempek tidak dibawa, orang tersebut biasanya menjawab, ” ... Aduh, maaf kali ini buru-buru jadi tidak sempat bawa oleh-oleh pepek, nanti dikirim....” Begitulah cara orang Palembang menyenangkan hati orang lain atau saudaranya akan pempek. Orang Palembang Sumatera Selatan bila beberapa hari tidak makan pempek, maka perasaan rindu akan datang untuk makan pempek lagi. Lalu bagaimana kalau mereka ke luar kota atau ke luar negeri? Perilakunya adalah membawa pempek sebagai bekal untuk di jalan dan memberi oleh-oleh untuk teman, saudara, atau siapapun guna lebih mempererat tali silaturahim. Pergi haji ataupun umroh, pempek menjadi salah satu bekal makanan yang dibawa. Saat berjumpa silaturahim dengan teman atau saudara di Mekah atau Jeddah pun asal Sumatera Selatan, mereka menyuguhkan pempek yang dibuat di negeri itu. Dalam acara umrah, penulis mengamati bahwa rata-rata jemaah dari Palembang membawa makanan ini. Dan kalau sudah dibuka atau disajikan, orang tidak dapat makan sendiri atau menyembunyikannya, karena aroma bawang putih dalam cuka yang menyengat. Kalaupun disembunyikan, orang akan mengenal bahwa seseorang habis makan pempek disebabkan aroma hawa mulutnya yang berbeda. Secara tidak langsung pempek harus dimakan bersama atau saling bagi, kalau tidak tentu orang akan menilai seseorang pelit atau egois, karena hanya sendiri memenuhi nafsu makannya. Kelemahan Pempek Palembang
87
Triwidayatsih; 81 – 91
Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
Walaupun pempek disukai oleh rata-rata semua orang Palembang Sumatera Selatan, tapi tidak bagi orang yang baru mencicipinya. Tidak jarang, jika baru mengenal makanan ini ada juga yang sakit perut karena pengaruh cuka yang asam, manis, dan pedas. Bahkan ada orang yang pergi ke belakang hingga berkali-kali karena perutnya belum kuat beradaptasi dengan cuka pempek. Namun jika seseorang terbiasa makan pempek beserta cukanya, perut kuat, maka cuka pempek bukan menjadi masalah, bahkan menyegarkan badan. Di sisi lain, kalau orang belum terbiasa dengan bau amis atau ikan, maka makan pempek dengan aroma ikannya yang khas, biasanya orang tersebut merasa mual bahkan muntah. Oleh karena itu tingkat kesegaran ikan sebagai bahan campuran pempek sangat diperlukan. Walau demikian, ada juga orang Palembang, yang menyukai pempek dengan ikan yang agak bearoma bau-bau amis, memiliki rangsangan tersendiri. Mengantisipasi keadaan ini ada orang atau penjual yang memakai ikan segar dengan harga yang sesuai. Perilaku yang muncul, orang mencium pempek dulu sebelum membeli untuk mengetahui tingkat bau amisnya (anyir). Atau ada juga kelompok orang yang membuat pempek dengan campuran ikan yang kadarnya sedikit. Bahkan ada yang mengganti ikan dengan adonan telor. Pempek seperti makanan lainnya, tidak tahan lama. Jika untuk oleh-oleh dan dibawa lebih dari 24 jam biasanya sebelum dibungkus ditaburi tepung sagu terlebih dahulu. Setelah itu apat disimpan dalam lemari es, sehingga dapat tahan lama. Begitu juga cukanya akan lebih tahan jika disimpan juga dalam lemari es. Maksudnya pempek ini harus dijga agar tidak mudah basi. Dan bagi orang Palembang pempek tidak akan menjadi basi, sebab sebelum basi dapat diiris tipis dijemur lalu digoreng menjadi kerupuk kemplang. Dampak kebanyakan dan keseringan atau menjadi kebiasaan makan pempek, terutama dengan menghirup cukanya, maka gigi menjadi mudah keropos. Karena cuka dibuat dari gula merah yang kental, cabe rawit, bawang putih dalam jumlah banyak, dan asam jawa atau cuka masak, yang kesemuanya berpotensi merusak gigi. Sedangkan pempek itu sendiri tidak mempengaruhi kerusakan gigi. Hanya saja pempek tanpa cuka kurang nikmat rasanya. Oleh karena itu dalam pengamatan penulis, kebanyakan orang Palembang bergigi ompong dan memakai gigi palsu pada usia-usia dewasa keatas. Penulis mengamati, orang Palembang yang giginya terawat, biasanya makan pempek dengan sedikit cuka dan setelah itu bersikat gigi. Pempek Palembang dan Komunikasi Silaturrahim Kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk bahasa dan symbol-simbol. Komunikasi menjadi perekat masyarakat. Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal (Hoben, 1954). Pada saat terjadi proses komunikasi, komunikator mempersilahkan mencicipi hidangan pempek agar suasana berubah dari yang tegang menjadi santai dan segar karena aroma cuka saos pempek yang dapat membuat pikiran terbuka dan mata lebih terang. Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situsi yang berlaku (Anderson, 1959). Tamu ataupun orang yang datang pada keluarga atau kelompok komunitas atau kelompok formal Palembang Sumatera Selatan akan menjadi orang yang dihormati dan dilayani. Ada kecenderungan orang Palembang, menyajikan makanan khas Palembang terutama pempek, dengan harapan tamu akan menganggap bahwa tuan rumah adalah orang yang baik dan ramah. Sehingga secara tidak langsung tamu mulai mencicipi pempek. Dan suasana jadi lebih saling memahami. 88
Triwidayatsih; 81 – 91
Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
Komunikasi adalah juga perwujudan interaksi dalam tingkatan biologis, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi (Mead, 1963). Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego (Barlund, 1964). Penggunaan kata komunikasi tampaknya menunjuk kepada adanya sesuatu yang dialihkan dari suatu benda atau orang ke benda atau orang lainnya. Kata komunikasi kadang-kadang menunjuk kepada apa yang dialihkan, alat apa yang dialihkan, alat apa yang dipakai sebagai saluran pengalihan, atau merunjuk kepada keseluruhan proses upaya pengalihan. Dalam banyak kasus apa yang dialihkan itu kemudian menjadi milik atau bagian bersama. Oleh karena itu komunikasi juga menuntut adanya partisipasi (Ayer, 1955). Jika pesan komunikasi yang disampaikan sudah banyak dan jenuh, biasanya akan dijedah dengan mengajak makan pempek. Jarang orang tidak berminat untuk mencicipi pempek yang dihidangkan. Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dalam kehidupan dengan bagian lainnya (Ruesch, 1957). Dalam pengamatan dan kebiasaan sehari-hari, jika terjadi pengelompokkan atau kesenjangan dalam berkomunikasi, setelah berbaur menikmati nikmatnya makan pempek, sambil berbicara suasana menjadi lebih menyatu, akrab dan santai. Di sini ada proses perbandingan social. Apabila pendapat, sikap serta keyakinan orang dapat diukur secara fisik dengan lebar panjang, dan tingginya, maka kita akan berhubungan dengan kenyataan yang dapat dilihat dengan demikian orang tak perlu lagi berkomunikasi. Akan tetapi bila pendapat, sikap, serta keyakinan kita tidak didasarkan pada kejadian yang mudah diukur dan kalau dapat ditemukan bukti-bukti yang mendukung atau mungkin membantah pendapat, sikap serta keyakinan tersebut, maka orang berhadapan dengan kenyataan social, dan ini dapat diukur secara baik dengan cara berkomunikasi. Dalam berkomunikasi inilah dihubungkan dengan menawarkan makan pempek. Dengan demikian komunikasi dalam kelompok tertentuk menjadi lancar jika ada kebutuhan orang-orang tertentu untuk menghubungkan lalu membandingkan pendapat, sikap, keyakinan dan kemampuan orang dengan orang lain. Komunikasi adalah proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki seseorang (monopoli seeorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih” (Gode, 1959). Dalam Social Phychology of Group, Thibut dan Kelley (1959) memusatkan perhatian pada yang terdiri dari 2 orang atau lebih. Interaksi manusia mencakup pertukaran barang dan jasa, serta bahwa tanggapan-tanggapan individu-individu yang muncul melalui interaksi diantara mereka mencakup imbalan (rewards) maupun pengeluaran (costs). Apabila imbalan tidak cukup, atau pengeluaran melebihi imbalan, interakasi akan terhenti atau individu-individu yang terlibat didalamnya akan merubah tingkahlakumereka dengan tujuan mencapai apa yang mereka cari. Ide-ide dan tingkah laku yang konsisten muncul sekitar sifat bekerja dan bermain, bagaimana kerja dihindari atau diselesaikan, apa yang melahirkan efisiensi dan seberapa besar hal itu, macam kegiatan apa yang dianggap produktif dan tidak produktif. Komunikasi adalah alat pengiriman pesan-pesan kemiliteran perintah/order dan lain-lain, seperti telegraf, telepon, radio , kurir, dan lain-lain (American College Dictionary). Bagi orang Palembang, saat istirahat setelah menanti perintah tugas, dan bukan waktu makan, biasanya diselingi dengan kudapan. Jika bosan dengan jenis makanan tertentu, mereka biasanya minta diganti dengan pempek. Komunikasi dalah proses yang mengarahkan perhatian seseorang dengan tujuan replikasi memori (Cartier dan Harwood, 1953). Mengingatkan kembali tentang seseorang, tempat dan ingatan, menjadi satu paket yang dapat mengulangi apa-apa yang tengah terjadi. Si Amat dari Palembang, oh… yang suka bawa pempek itu? Kalau bertemu atau berkunjung ke daerah lain, 89
Triwidayatsih; 81 – 91
Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
kebiasaan orang Palembang membawa oleh-oleh pempek. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan makanan ini dengan citarasa tersendiri. Jika yang dikunjungi itu adalah orang asal Sumatera Selatan Palembang, biasanya mereka saat memakan pempek akan teringat daerah asalnya dengan berbagai kenangan. Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang sengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima . (Miller, 1966) Kita mungkin mengadakan komuniksi dengan maksud meningkatkan status kita dalam kelompok atau untuk dapat diterima oleh anggota kelompok lain. Menurut Festinger , kita cenderung mengarahkan komunikasi kita pada mereka yang dalam struktur sosial diharapkan menjadi lebih dekat. Keadaan emosional seseorang merupakan faktor lain yang mengkin mendorongnya untuk berkomunikasi. Perasaan marah, bermusuhan, perasaan bahagia dan perasan-perasaan lainnya agak sukar untuk dicegah. Meskipun demikian Festinger mengungkapkan bahwa komunikasi dari perasaan lebih bersifat pelengkap (consumatory) daripada bersifat menentukan (instrumental). Komunikasi yang bersifat melengkapi adalah bersifat pencurahan isi hati (chatartic), sedangkan komunikasi yang bersifat menentukan berhubungan dengan pelaksanaan tugas. Komunikasi adalah suatu mekanisme yang menimbulkan kekuatan/kekuasaan. (Schater, 1951) Pendapat-pendapat seorang yang memiliki wewenang atau seorang akhli seringkali diterima sebagai fakta dalam suatu diskusi. Dalam komplesitas kehidupan, orang harus mempercayai adanya suatu kekuasaan kekuatan ataupun kewenangan. Tak seorangpun atau suatu kelompokpun yang cukup mengetahui atau memiliki sarana yang cukup untuk memeriksa segala sesuatu secara langsung. Artinya apakah sebuah pembicaraan akan berlangsung transparan dan pendapat yang diberikan nampak masuk akal. Semuanya dapat dicairkan susananya dengan mencicipi pempek yang disajikan. Menurut kepercayaan orang Palembang, kalau seseorang sudah merasakan nikmatnya makan pempek, maka ia akan ketagihan dan kalau sudah berkunjung ke Kota Palembang dan minum air sungai Musi, suatu saat ia akan kembali lagi. Benar atau tidaknya masih perlu pengkajian. Keadaan inilah yang secara tidak langsung citra yang terbangun dalam masyarakat bahwa makan pempek identik dengan Palembang. Tentu saja pempek kemudian juga menjadi wisata kuliner ketika wisatawan berkunjung ke Palembang. Kondisi inilah yang kemudian mengatakan makan pempek menjadi media promosi dan komunikasi silaturahim orang Palembang. Penutup Berikut beberapa catatan yang disimpulkan dari artikel singkat ini, yaitu; pertama, pempek adalah makanan khas Palembang dengan cita rasa tersendiri disejajarkan dengan makanan lain mendampingi menu utama dalam acara formal dan non formal dikenal di dalam dan luar Sumatera Selatan. Kedua, pempek menjadi media promosi, orang Palembang baik hati, membuat orang berminat membelinya untuk oleh-oleh yang mudah didapatkan dimana saja di kota Palembang. Ketiga, untuk mengobati kerinduan akan pempek, orang Palembang berperilaku membawa pempek sebagai bekal di jalan dan memberi oleh-oleh untuk teman, saudara, atau siapapun guna lebih mempererat tali silaturahim. Keempat, walaupun pempek disukai dan dapat menyegarkan badan., tapi dapat membuat sakit perut bagi orang yang baru mencicipi karena pengaruh cuka yang asam, manis, dan pedas. Kelima, pempek dapat membuat suasana diskusi menjadi lebih menyatu, akrab dan santai. Dan menjadi maknanan pengganti, jika 90
Triwidayatsih; 81 – 91
Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
bosan dengan jenis makanan tertentu dalam bertugas. Keenam, sesuai dengan Teori Informasi Lingkungan, biasanya bila seseorang merasakan pempek kemudian menceritakan kepada keluarga, temannya, ataupun kenalannya yang akan ke Palembang. Situasi ini mengantarkan seseorang memberi informasi makanan dan tempat mana di kota Palembang yang dapat dikunjungi. Jadi awalnya hanya informasi tentang pempek merembet ke tempat lain dalam Kota Palembang. Ketujuh, pempek menjadi makanan bagi siapapun yang datang dan pergi ke Palembang dan pempek menjadi menjadi media promosi dan komunikasi silaturahim orang Palembang. Sedangkan catatan yang dapat rekomendasikan adalah sebagai berikut; pertama, tradisi membawa dan memakan pempek sebagai media komunikasi silaturahim hendaknya diertahankan orang Palembang, karena dapat mempromosikan Palembang lebih dikenal dalam banyak hal kepada dunia luar. Kedua, hendaknya pempek sebagai makanan tradisional Palembang dipatenkan, agar tidak dicuri negara lain, seperti Malaysia, China ataupun Jepang yang memiliki makanan mirip dengan pempek. Dan, ketiga, agar sehat sehabis makan pempek, hendaknya dalam kemasan diberi label anjuran mencuci tangan sebelum makan dan bersikat gigi sesudah makan pempek beserta cukanya. Agar gigi tetap sehat.
DAFTAR PUSTAKA Alfin A. Goldberg. 1985. Komunikasi Kelompok, (Terjemahan). Jakarta: UI Press. Adler, Ronald B., George Rodman. 1985. Understanding Human Communication. Second Edition. New York: Holt, Rinehart & Winston Burgoon, Michael Ruffner. 1978. Human Communication A Revision of Approaching Speech/Communication, New York: Holt, Rinehart & Winston. E. Jarome McCarthy. 1983. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Erlangga Jefkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta: Erlangga John, Little & Stephen W. 1989. Theories Human Communications Third Editions. CaliforniaBelmont: Wardsworth Publishing Company Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prehallindo McQuail, Denis. 1996, Teori Komunikasi Massa, Jakarta, Penerbit Erlangga, halaman 9 Severin, Werner & James W. Tankard Jr. 1979. Communication Theories: Origins, Methods Uses. New York: Hasting House. Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga Thibaut, John W & Harorld H. Kelley. 1959. Social Phychology of Group Thibut dan Kelley. New York: Wiley. 91
Triwidayatsih; 81 – 91
Volume 2, No. 4, Desember 2009
ISSN: 1979–0899X
92
Triwidayatsih; 81 – 91