PEMBERIAN TABURIA (SPRINKLE) BERPENGARUH TERHADAP LAMA DAN FREKUENSI DIARE AKUT ANAK
Sopiyandi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Pontianak
Latar belakang
• Kematian balita di dunia Diare • Penyebab kematian no 2 Indonesia
Riskesdas 2007
Kalbar
• Balita: Diare 25,2% dan Pnemonia 15,5% • Tertinggi oleh diare 5,4%
Diare di Kota Pontianak Periode Januari- Agustus 2011
4000
3694
3500 3000 2500
1879
2000 1500
1054
1000 500 0 1-4 tahun
< 1 tahun
5-9 tahun
Perbaikan pencernaan, memicu regenerasi sel epitel usus yang rusak akibat diare, meningkatkan sistem kekebalan selular
Diindikasikan untuk semua jenis diare, baik diare akut, kronis, ataupun persisten
Zinc Diare kehilangan zinc tubuh
Zinc akan memperbaiki sel-sel mukosa
Vit. A
•Meningkatkan sistem imunitas, •memperbaiki mukosa usus
Marpaung (2009)
•Pemberian vitamin A efektif mengurangi keparahan diare akut
Natsir (2008)
•Hubungan antara pemberian Vitamin A dengan kejadian diare
Micronutrient Chhagan et.al (2009): zinc, Vitamin A dan micronutrient (anak diare yang stunted) di Afrika Selatan menurunkan morbiditas diare
Sharieff et.al (2006): micronutrient (termasuk zinc) anak diare di Pakistan mengurangi prevalensi diare dan dapat mengurangi angka kematian diare
Wahyuni (2008): micronutrient (vitalita) pada anak usia 1224 bulan penderita gizi kurang mengurangi resiko diare berulang dan menurunkan insiden diare, proporsi diare, jumlah hari dengan diare
Rumusan Masalah
Tujuan
•Apakah suplementasi taburia (sprinkle) dapat menurunkan lama dan frekuensi diare
•Mengetahui pengaruh suplementasi taburia (sprinkle) terhadap lama dan frekuensi diare
TINJAUAN PUSTAKA
Diare Kebutuhan Gizi Balita
Taburia
Kerangka Teori
Kerangka Konsep Pemberian Taburia/sprinkle pada Pengobatan Diare Akut Cair
Lama Diare Frekuensi Diare
Status Gizi
Hipotesis •
•
Lama diare akut anak yang mendapatkan terapi baku dan suplementasi Taburia lebih pendek dibandingkan yang hanya mendapatkan terapi baku. Frekuensi diare akut anak yang mendapatkan terapi baku dan suplementasi Taburia lebih sedikit dibandingkan yang hanya mendapatkan terapi baku
METODE PENELITIAN Jenis: Randomized Controlled Trial (RCT), desain pararel dengan randomisasi
• Anak diare akut 1-5th • Ramdom allocation
Subjek
•Berusia 1-5 tahun dengan buang air besar cair >3 kali sehari dan < 7 hari. •Orang tua/wali menyetujui anaknya dilibatkan dalam penelitian •Bersedia mentaati prosedur penelitian dan menandatangani formulir persetujuan
Inklusi •Mempunyai kelainan kongenital pada saluran cerna berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. •Menderita penyakit penyerta yang berat yaitu penurunan kesadaran, gangguan hemodinamik, gangguan kardiovaskular, gangguan respirasi berat. •Diare disebabkan imunodefisiensi (HIV/AIDS), alergi, malabsorpsi •Gizi buruk (secara klinis maupun antropometri)
Ekslusi
Alur Penelitian
Intervensi Pengobatan Baku + Taburia
Pengobatan Baku
Surat ijin
Ethical clearance
Informed consent
Etika Penelitian
Chisquare
Uji t
Analisa Data
• Upaya randominasi yang dilakukan cukup berhasil meminimalisir dan melihat fisik feses
Kesulitan
Kelemahan
• Tidak dilakukan pemeriksaan kultur feses, sehingga tidak diketahui penyebab diare akut.
• Mencari alamat responden (padat dan kumuh) pendekatan RT. • Wilayah luas (1 kec, 6 puskesmas) ektra kunjungan pasien. • Bukan “musim” diare, lama untuk mendapatkan responden.
HASIL PENELITIAN
GAMBARAN UMUM
30 Kontrol
30 Kasus
60 balita
Puskesmas Saigon, Banjar Serasan, Tambelan Sampit, Parit Mayor, Tanjung Hulu dan Kampung Dalam
GAMBARAN UMUM
Tabel 1. Karakteristik Subjek Variabel Subjek Mean Umur (bulan) Status gizi Pendek Normal Jenis kelamin Laki Perempuan Keluarga Umur ayah (tahun) Umur ibu (tahun) Pendidikan Ayah SD SMP SMA Sarjana Pendidikan Ibu SD SMP SMA Sarjana
Perlakuan
Kontrol
(n= 30)
(n= 30)
28,16 ± 12,25
t atau x2
p
23,53 ± 10,01
-1,603
0,1143
11 (36,67) 19 (63,33)
12 (40,00) 18 (60,00)
0,070
0,791
17 (56,67) 13 (43,33)
16 (53,33) 14 (46,67)
0,067
0,795
35,8 ± 9,07 31,03 ± 6,74
33,43 ± 6,25 29,4 ± 5,46
1,182 1,030
0,2418 0,3071
12 (40,00) 4 (13,33) 13 (43,33) 1 (3,33)
10 (33,33) 2 (6,67) 14 (46,67) 4 (13,33)
2,685
0,443
8 (26,67) 5 (16,67) 14 (46,67) 3 (10,00)
12 (40,00) 6 (20,00) 9 (30,00) 3 (10,00)
1,977
0,577
Tabel 2. Kondisi Fisik Feses Variabel
Perlakuan (n= 30)
Kontrol (n= 30)
9 (30.00) 21 (70.00)
3 (10.00) 27 (90.00)
1 (3.33) 29 (96.67)
2 (6.67) 28 (93.33)
x2
p
3.75
0.053
0.35
0.554
Lendir dalam feses Ya Tidak Darah dalam feses Ya Tidak
Pengaruh taburia terhadap lama diare Tabel 3: Pengaruh taburia Terhadap Lama Diare
Mean (sd)
Mean difference
t
Perlakuan
33.25 ± 18.08
-10.45
-2.166
Kontrol
43.7 ± 19.25
Group
p
95% Conf. Interval
Lama diare (jam) 0.017 36.50 - 50.89
Tabel 4: Pengaruh Status Gizi (Variabel Luar) Terhadap Lama Diare
Group
Mean (sd)
Mean difference
t
p
95% Conf. Interval
36,19 ± 19,75 jam
-3,69
0,72
0,762
-6.580-13.972
Status gizi Pendek Normal
39,89 ± 19,07 jam
Pengaruh Taburia Terhadap Frekuensi Diare Tabel 5: Pengaruh taburia Terhadap Frekuensi Diare
Mean (sd)
Mean difference
t
P
95% Conf. Interval
Perlakuan
4.93 ± 3.41
-1.4
-1.636
0.05
26.49 - 40.00
Kontrol
6.33 ± 3.20
Group
Frekuensi (kali)
Tabel 6: Pengaruh status gizi (variabel luar) terhadap frekuensi diare
Mean (sd)
Mean difference
t
p
95% Conf. Interval
Kurus
4,78 ± 0,65
-1,37
1,565
0,93
-0.38 - 3,14
Normal
6,16 ± 0,56
Group Status gizi
Pembahasan
Karakteristik sama Konsumsi taburia Pengobatan baku
Pembahasan
Lama diare > singkat
Hipotesis Terbukti Frekuensi > sedikit
Pembahasan
Vit A Zinc
Keseimbangan micronutrient
• • • • • •
Mendukung temuan tentang terapi diare
WHO Juffrie Gregor Syarief Fortaine Lima
• • • • •
Villamor & Fawzi Chaggan Marpaung Natsir Wahyuni
Pembahasan
Tidak ada efek samping
Unit cost terjangkau
Aman
Taburia
Penerimaan baik
Pola makan tetap
Kesimpulan •Terbukti memperpendek lama diare •Terbukti menurunkan frekuensi diare
Saran •Taburia dapat direkomendasikan dalam terapi baku diare akut pada balita •Persfektif dimasa mendatang perlu diteliti pengaruh taburia pada anak yang menderita diare kronis maupun persisten