PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
Cica Laelasari 08210001 STKIP SILIWANGI BANDUNG
ABSTRAK
Ada beberapa pokok pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.salah satu diantaranya adalah menulis paragraf deduktif.Untuk meningkatkan hasil pembelajaran tersebut diperlukan metode dan teknik tertentu dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk itulah penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriftif dan melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Dalam penelitian ini penulis melakukan batasan masalah sebagai berikut: penulis melakukan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran menulis paragraf deduktif. Proses pembelajaran dilakukan di kelas XII MA Nurul Falah Bandasari kecamatan cangkuang kabupaten Bandung,serta mengevaluasi hasil belajar siswa. Beberapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: bagaimana kemamapuan menulis paragraf siswa sebelum menggunakan pendekatan kontekstual,dan bagaimana pembelajaran menulis siswa sesudah menggunakan pendekatan kontekstual, adakah perbedaan yang signifikan antara hasil tes menulis siswa sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan kontekstual?Dalam penelitian ini penulis penulis berhipotesis :dengan menggunakan teknik pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)pembelajaran menulis paragraf deduktif terdapat perbadaan yang signifikan (diperoleh hasil belajar yang maksimal).Setelah melakukan penelitian diperoleh hasil pembelajaran dari hasil tes awal diperoleh nilai rata-rata 6.34 dan dari hasil tes akhir diperoleh nilai rata-rata7.34. Dengan data ini,maka hipotesis yang penulis kemukakan terjawab.Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran menulis paragraf deduktif dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) efektif digunakan di kelas XII MA Nurul Falah Bandasari Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung . KATA KUNCI : Contextual Teaching And Learning (CTL)
PENDAHULUAN Bahasa adalah sebagai alat komunukasibaik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan,pendapat, persetujuan, keinginana, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan menambah wawasan. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Menulis sebagaimana berbicara,merupakan keterampilan yang produktif dan
ekspresif.perbedaanya, menulis merupakan komunikasi tidak tatap muka (tidak langsung) sedangkan berbicara merupakan komunikasi tatap muka (langsung) (Tarigan, 1994:2) Menurut Azies dan Alwasilah (1996:128) ,Keterampilan menulis berhubungan erat dengan membaca,.Hal ini diakui pula oleh Semi (1995:5) semakin banyak siswa membaca ,cenderung semakin lancar menulis. Materi menulis biasanya berkaitan erat dengan paragraf atau wacana. Sebelum siswa mendalami wacana secara luas, alangkah baiknya memahami paragraf terlebih dahulu, jika ada mengarang (komposisi), materi paragraf haruslah menjadi dasar pemahaman komposisi, Artinya
pengajaran menulis sebagaimana materi lain,di sajikan secara bertahap. Karena menulis merupakan kegiatan berbahasa yang memerlukan keterampilan khusus. Menulis adalah aspek berbahasa yang dianggap paling sulit oleh para siswa, terbukti dengan masih banyaknya hasil tulisan siswa yang masih jauh dari yang kita harapkan, baik itu dari segi ejaan, letak kalimat utama, dan kepaduan (koherensi) antar kalimat. Disamping itu, karena kurangnya minat siswa dalam menulis terlihat dalam kegiatan sehari-hari siswa lebih suka mengungkapkan ide, pikiran dan pendapatnya dalam bahasa lisan (bercerita) karena dinilai lebih mudah dan cepat. Oleh sebab itu guru dalam hal ini sebagai pendorong, pengarah dan pembimbing diharapkan memiliki strategi agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna dan dituntut menerapkan pendekatan yang tepat untuk pembelajaran menulis. Melalui pemanduan materi yang dipelajari dengan pengalaman keseharian siswa akan menghasilkan dasar- dasar pengetahuan yang mendalam. Siswa akan mampu menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah baru yang belum pernah dialami dengan peningkatan pengalaman yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan memadukan materi pelajaran yang telah di terima nya di sekolah. Nethan Gage in Brown mendefinisikan pengajaran sebagai berikut “Teaching is guiding facilitating learning,enabling the learner to learn,setting the conditions for learning”,(H. Douglas Brown, 1994 : 7) mengajar berarti memandu dan memfasilitasi belajar memungkinkan pemelajar untuk belajar menciptakan kondisi belajar. Pada pembelajaran menulis paragraf deduktif kali ini saya sebagai penulis mencoba menggunakan pendekatan kontekstual ini karena pendekatan kontekstual dapat di terapkan dalam mata pelajaran apa saja tidak terkecuali pada pelajaran menulis Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu para guru mengaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang di miliki dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu hasil pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru kepada siswa proses pembelajaran lebih di pentingkan daripada hasil. Berdasarkan hal tersebut, penulis mengangkat judul pembelajaran menulis paragraf deduktif dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) studi deskriptif pada siswa kelas XII MA Nurul Falah Tahun Pelajaran 2011-2012.
Dalam pendekatan Kontekstual, ada delapan yang harus di tempuh yaitu : 1) membuat keterkaitanketerkaitan yang bermakna, 2) melakukan pekerjaan yang berarti, 3) melakukan pembelajaran yang di atur sendiri, 4) bekerja sama, 5) berpikir kritis dan kreatif, 6) membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, 7) mencapai standar yang tinggi, 8) menggunakan penelitian autentik (Elaine B, johson, 2007-65-66). Masalah yang menjadi fokus pada penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan menulis paragraf siswa MA Nurul Falah Bandasari sebelum mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ? 2. Bagaimana kemampuan menulis paragraf deduktif pada siswa MA Nurul Falah Bandasari setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL )? 3. Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil tes menulis paragraph deduktif pada siwa kelas XII MA Nurul Falah Bandasari sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ?
KAJIAN TEORI DAN METODE PENELITIAN Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya menyangkut dengan teori pembelajaran telah banyak mendorong dan mengilhami terhadap inovasi di bidang model-model pembelajaran. Pergeseran dari istilah “ mengajar, belajar, proses belajar mengajar” kepada “Pembelajaran” semestinya tidak hanya di lihat dari sekedar perubahan, akan tetapi mendalam dan harus di pahami landasan filosofi dan pergeseran paradigma yang terkandung di dalamnya. Pembelajaran merupakan sebuah istilah yang kadang-kadang mengundang kontraversi baik di kalangan para ahli maupun di lapangan, terutama di antara guru-guru di sekolah. Sebagian pendapat mengatakan bahwa istilah pembelajaran sesungguhnya hanya berlaku di kalangan pendidikan masyarakat bukan di lingkungan sekolah, yakni untuk membelajarkan siswa. Pendapat lain bahwa pembelajaran merupakan pandanan dari instruction, yang artinya lebih luas dari pengajaran. Pembelajaran tidak hanya berlaku dalam pendidikan melainkan dalam pelatihan atau upaya pembelajaran diri. Knirk dan Gustafson (2005) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. 1
Dimyati dan Mudjiono (2005) menjabarkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran menurut Surya, (2004) Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari pembahasan pengertian pembelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabi’at, serta pembentuan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Menulis merupakan cara berinteraksi dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Harmer (2002 : 92) yang menyatakan bahwa menulis adalah suatu cara interaksi sosial dengan orang lain, dan kita menulis untuk menyampaikan sesuatu kepada seseorang dengan tujuan tertentu dengan kata lain, kita menulis untuk menyelesaikan sesuatu. Hal ini di dukung oleh Syamsudin (1994 : 1), menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang di miliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung antara mereka. Mengenai hakikat menuis Rusyana lebih dalam lagi, dengan menyatakan bahwa wujud pengutaraan secara tersusun dengan mempergunakan bahasa di sebut karangan. Jadi karangan adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, perasaan, pendirian, khayalan, kehendak, keyakinan dan pengalaman kita (1978 : 1). Simpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi atu interaksi dengan bahasa tulisan dengan tujuan mengutarakan pikiran, perasaan, pendirian, khayalan, kehendak, keyakinan dan pengalaman dengan memperhatikan aturan-aturan dan konvensi yang berlaku.
Pengertian Paragraf Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Kemampuan ini diperoleh dengan latihan intensif dan bimbingan yang sistematis. Kemampuan ini berkaitan erat dengan membaca. Penulis yang baik biasanya juga pembaca yang baik . dalam menuangkan gagasan atau pikiran, kita dituntun mampu menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam satu kesatuan yang padu. Hubungan itu menyatakan kesatuan yang di ikat oleh stuktur bahasa dan kesatuan yang logis. Dalam tulis- menulis atau karangmengarang,ikatan ini dilahirkan dalam bentuk paragraf. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut , mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimatkalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Menurut Djago Tarigan (1981:11 ) paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logissistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Sedangkan menurut Ramlan (1993:1) menyatakan bahwa paragraf dapat dijelaskan sebagai bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang menungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Menurut pendapat lain adalah dari Sudjito (1986:3) bahwa paragraf adalah bagianbagian dari karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Mengacu dari uraian para ahli maka peneliti menyimpulkan bahwa paragraf adalah sejumlah kalimat yang tersusun secara logis-sistematis yang mengungkapkan satuan informasi,sedangkan kalimat itu berhubungan secara utuh dan padu. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan letak gagasan utamanya, paragraf terbagi kedalam beberapa jenis yakni sebagai berikut: 1. Paragraf deduktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya ada diawal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf dinyatakan dalam kalimat pertama, kemudian disusun oleh penjelasan-penjelasan yang terperinci terhadap gagasan utamanya itu. 2. Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak diakhir paragraf. 3. Paragraf Campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada bagian pertama dan kalimat akhir. Jadi dalam paragraf ini terdapat dua kalimat 2
utama.Dalam hal inikalimat terakhir umumnya mengulangigagasan yang dinyatakan dalam kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi. 4. Paragraf deskriptif disamping ketiga jenis paragraf diatas, dijumpai jenis paragraf lainnya. Jenis paragraf ini gagasan utamanya tersebar pada seluruh kalimat. Dengan kata lain, kalimat ini tidak memiliki kalimat utama. Semua kalimat utamanya merupakan kalimat penjelas dengan gagasan utamanya tersirat pada kalimat-kalimat itu. Paragraf jenis ini umumnya dijumpai pada karangan-karangan deskrifsi dan narasi atau pada paragraf yang menggambarkan/menceritakan suatu hal. Pendekatan Contextual Teaching and Learning(CTL) Permasalahan terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang (siswa ) adalah mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan. Hal ini dikarenakan cara mereka memperoleh informasi dan motivasi diri belum tersentuh oleh metode yang betulbetul bisa membantu mereka. Karena metode mengajar yang selama ini digunakan oleh pendidik (guru) hanya terbatas pada metode ceramah. Salah satu metode yang bisa lebih memberdayakan siwa adalah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL). Contextual Teaching and Learning( CTL) adalah system pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. CTL disebut pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membantu hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Menurut teori pembelajaran kontekstual, pembelajaran terjadi hanya ketika siswa (peserta didik) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dapat terserap kedalam benak mereka dan mereka mampu menghubungkannya dengan kehidupan nyata yang ada disekitar mereka. Berdasarkan pemahaman diatas, menurut metode pembelajaran kontekstual kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan didalam ruang kelas, tapi bisa di laboratorium, tempat kerja, sawah atau tempat-tempat lainnya. Mengharuskan pendidik (guru) untuk pintarpintar memilih serta mendesain lingkungan belajar yang betul-betul berhubungan dengan kehidupan nyata, baik konteks pribadi, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkontruksi sendiri secara aktif pemahamannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dimana “penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa kata kata tertulis maupun lisan dari orang – orang perilaku yang diamati” (Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 2003 : 3). Memilih dan menggunakan suatu metode dalam penelitian besar sekali terhadap keberhasilan penelitian itu sendiri. Menurut Surakhmad (1994 : 131), yang dimaksud dengan metode dalam penelitian adalah sebagai berikut : “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat – alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.” Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif karena “apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauhmana, dan sebagainya maka penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa” (Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 1998 : 25). Hal ini sejalan dengan pendapat Surakhmad (1994 : 140) sebagai berikut : “Metode deskriptif analisis adalah suatu metode penelitian yang didasarkan pada masalah, berdasarkan fakta – fakta dan kenyataan yang ada pada saat penelitian berlangsung. Data – data tersebut mula mula diinventarisir kemudian disusun secara sistematis agar data tersebut dapat dijelaskan dan selanjutnya dianalisis berdasarkan teori yang ada.” Dari pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang menggambarkan, menguraikan atau melukiskan suatu keadaan yang sedang berlangsung pada saat sekarang atau bersifat aktual. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis untuk diperoleh suatu kesimpulan jawaban terhadap timbulnya masalah. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Studi Kepustakaan, yaitu suatu metode penelitian dengan dengan cara menghimpun sejumlah data melalui usaha mempelajari bahan – bahan bacaan atau buku – buku dan peraturan pemerintah yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang di bahas dalam skripsi ini. 3
Studi Lapangan, yaitu pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara langsung pada obyek yang sedang diteliti yaitu antara lain dengan cara : Observasi, Wawancara dan Tes Subjek dalam penelitian ini adalah siswa MA Nurul Falah Bandasari kelas XII yang berjumlah 19 orang siswa, sedangkan lokasi penelitian ini bertempat di MA Nurul Falah Bandasari Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung.
Untuk penghitungan nilai penulis menggunakan rumus penilaian sebagai berikut : Nilai = Skor Perolehan x 2 4
No Teknik Analisis Data Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara terus menerus dari awal sampai akhir, menurut Moleong (2003 : 103) adalah sebagai berikut : “Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan megurutkan data kedalam pola, katergori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja.” Dengan demikian analisis data itu dilaksankan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulia dikerjakan secara insentif, yaitu sesudah meninggalkan lapangan. Sebab apabila pelaksanaan analisis data dilaksanakan diakhir penelitian, maka hal tersebut akan merepotkan penulis sendiri. Seperti yang dikemukan oleh Nasution (1996 : 129) yang menyatakan bahwa : “…. analisis data harus dimulai sejak awal, data yang diperoleh harus segera dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis.” Oleh karena itu, penulis pun telah melakukan proses analisis data selama melakukan penelitian, hal ini dilakukan untuk mempermudah proses analisis data diakhir penelitian. Kriteria Penilaian Dalam teknik penilaian, penulis menggunakan langkah – langkah dengan cara melakukan pretes dan postes untuk diperiksa dan dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui rata-rata nilai siswa. Sedangkan kriteria penilaian menulis paragraf deduktif dengan pendekatan kontekstual yaitu : Aspek deduktif : kalimat utama dan organisasi isi dan Aspek kebahasan : stuktur bahasa, diksi, ejaan dan tanda baca. Adapun kriteria penilaian dilakukan dengan berpatokan kepada aspek aspek sebagai berikut : 1. Isi gagasan yang dikemukakan 2. Organisasi isi 3. diksi 4. Gaya pilihan struktur dan kosakata 5. Ejaan Dengan menggunakan skala penilaian berkisar antara angka 1 sampai dengan 4 dengan kriteria sebagai berikut : 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik
Tabel 3.5 Contoh Kriteria Penilaian Kategori No Nama Jml Subjek 1 2 3 4 5 Skor
Nilai
1 2 3 Instrumen Penelitian Sebelum suatu proses belajar mengajar berlangsung, terlebih dahulu harus direncanakan halhal yang berhubungan dengan kegiatan tersebut. Perencanaan harus seefektif mungkin agar pelaksanaan dari kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Penulis menjelaskan menjelaskan instrumen penelitian yang digunakan yaitu: a. Instrumen pembelajaran, yaitu berupa satuan pelajaran (silabus) yang dijadikan acuan penelitian dalam proses belajar mengajar. b. Instrumen evaluasi, yaitu berupa tes pretes dan postes. Tes awal diajukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis paragraf deduktif dengan pendekatan kontekstual dengan penugasan menulis paragraf dengan tema yang sudah ditentukan. Sedangkan postes diujikan dengan penugasan menulis paragraf deduktif dengan tema bebas. Tes yang digunakan pada saat tes awal dan tes akhir merupakan kegiatan yang sama yaitu menulis paragraf deduktif dengan pendekatan kontekstual. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data perbandingan hasil tes awal dan tes akhir tersebut, diperoleh nilai sebagai berikut 1. Nilai Rata-rata Tes Awal
120.5
2. Nilai Rata-rata Tes Akhir
= 6,34
19 139.5 19
= 7,34
Pembuktian Hipotesis Seperti telah dikemukan pada bab 1 sebelumnya, dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : 1.kemampuan menulis siswa sebelum menggunakan pendekatan kontekstual tergolong kurang baik 2.Hasil pembelajaran menulis siswa setelah menggunakan pendekatan kontekstual tergolong baik
4
3.Terdapat perbedaan yang signifikanantara hasil tes menulis siswa sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan kontekstual. Berdasarkan hipotesis tersebut, selanjutnya penulis melakukan penelitian mengenai pembelajaran menulis paragraf deduktif melalui pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL). Kemudian setelah dilakukan penelitian diperoleh hasil data sebagai berikut : memperhatikan data antara hasil tes awal dan tes akhir menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata Tes awal 6,34 menjadi 7,34 pada hasil Tes akhir. Dengan data ini, maka hipotesis yang penulis rumuskan dapat terjawab, bahwa hasil pembelajaran menulis paragraf deduktif melalui pendekatan Contekstual Teaching and Learning (TCL) sangat efektif digunakan di sekolah dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Tarigan , djogo dan HG Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan,Djago.2009. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa.
SIMPULAN Simpulan ini penulis susun berdasarkan rumusan masalah, hipotesis dan evaluasi (postes) yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya adapun kesimpulan yang dikemukakan penulis adalah sebagai berikut : 1. pembelajaran menulis paragraf deduktif sebelum menggunakan pendekatan kontekstual dengan nilai rata-rata 6.34 maka hipotesis pertama terjawab yakni pembelajaran menulis paragraf deduktif sebelum menggunakan pendekatan kontekstual tergolong kurang baik. 2. kemamapuan menulis siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mengalami peningkatan denagan nilai rata-rata yang diperoleh7.34,jadi hasil menulis siswa tergolong baik 3. Terdapat perbedaan yang signifikanantara hasil tes menulis paragraf deduktif siswa sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan kontekstual. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, Chaedar Dan Senny Suzanna Alwasilah. 2005. Pokoknya Mengajar Akhaidah,Sabarti. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlanna. Arikunto,Suharisimi.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik..Jakarta: Asdi Mahasatya. Arikunto,Suharisimi. 2007.Manajemen Penelitian. Jakarta:Rineka cipta. Jonson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and Learning. Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Media Utama. Tarigan, djago dan HG Tarigan.1986. Teknik pengajaran keterampilan Berbahasa . Bandung angkasa. 5