Executive Summary
2013
Executive Summary
PELUANG INVESTASI DI KOTA TOMOHON: MEMBANGUN KOTA TOMOHON SEBAGAI KOTA BUNGA DAN EKOWISATA Pengenalan Kota Tomohon Kota Tomohon memiliki tofografi bergunung dengan ketinggian lahan antara 700 m – 800 m diatas permukaan laut (dpl), dengan tingkat kelembapan terendah berkisar di 88% dan kelembapan tertinggi 93%. Sebagian besar wilayah Kota Tomohon memiliki tofografi bergunung di antaranya terdapat gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Lokon (1580 m) dan Gunung Mahawu (1311 m), sedangkan yang tidak aktif Gunung Tampusu (1500 m) dan Gunung Tatawiran (1474 m). Berdasarkan ketinggian lahan, Kota Tomohon berada pada ketinggian antara 700 m dpl – 800 m dpl. Suhu udara terendah sepanjang tahun rata-rata adalah 190 C dan suhu tertinggi 280 C dengan tingkat kelembapan terendah berkisar di 88% dan kelembapan tertinggi 93%. Hal ini mendukung sekali penggunaan lahan di Kota Tomohon yang didominasi oleh kawasan budidaya bunga dengan luas total 8.978 ha atau sekitar 60,9% dari luas total lahan/wilayah. Jaringan jalan raya di kota Tomohon merupakan jaringan jalan yang sudah terintegrasi antara jalan Kabupaten Minahasa dan jalan Provinsi Sulawesi Utara. Demikian juga jaringan jalan dalam Kota Tomohon dengan kecamatan, desa, kelurahan. Penyediaan tenaga listrik di Kota Tomohon, selain listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) ranting Tomohon, juga didukung oleh 2 unit pembangkit tenaga uap Lahendong yang kapasitasnya melampaui 60 Mega-Watt dan masih memiliki cadangan 80 Mega Watt. Di Provinsi Sulawesi Utara, Kota Tomohon memang dikenal sebagai “kota bunga”. Oleh karena itu, peluang investasi yang ditawarkan adalah pengembangan Kota Tomohon sebagai kota bunga dan juga kota ekowisata lebih lanjut. Pengembangan Kota Tomohon sebagai Kota Bunga secara progresif berorientasi kepada pengembangan “kota hijau” yang natural, yang dapat meliputi pengembangan aktivitas florikultura, pengembangan citra kota bunga sebagai landmark bagi kawasan Kota Tomohon, pengembangan peran aktivitas florikultura sebagai bagian dari upaya menciptakan kota hijau yang bersih, pengembangan sarana-sarana penunjang aktivitas industri bunga dengan mengembangkan aktivitas yang dapat mengangkat citra kota bunga seperti membangun etalase bunga, pasar bunga, mempertahankan penyelenggaraan TOFF (Tournament Of Flower Festival) yang Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
1
Executive Summary
2013
rutin diadakan tiap tahun dan meningkatkannya ke taraf internasional, mengembangkan upaya dan peluang ekspor dari aktivitas industri bunga untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat, dan pengembangan Kota Tomohon sebagai kota industri dan pusat penelitian Florikultura dan kawasan ekonomi khusus (KEK) Florikultura di Indonesia. Pembangunan dan pengembangan ekowisata di Kota Tomohon yang berbasis pada masyarakat dan keunggulan budaya lokal telah dikenal dan melekat dengan Kota Tomohon. Kegiatan-kegiatan wisata/ekowisata yang dapat dilihat atau dilakukan di sekitar Kota Tomohon adalah Wisata gunung berapi aktif Gunung Lokon, Wisata Gunung Mahawu, Wisata Danau Linow, Wisata Air Terjun ”Tumimperas” Pinaras, Wisata Perkampungan Bunga, Wisata Hutan Pinus Lahendong, Wisata Air Terjun Tapahan Telu Tinoor, Wisata Bukit Inspirasi Tomohon, Wisata Anyaman Bambu di Kinilow, Wisata Gereja Sion, Wisata Pasar Tradisional Tomohon, Ekowisata di Desa Rurukan, Wisata Jalan Salib, Wisata Rumah Panggung Kayu, Wisata Waruga, Pagoda Ekayana, dan Tomohon Flower Festival.
Peluang Investasi pengembangan bunga potong/florikultura sangat besar. Permintaan bunga potong dalam negeri diperkirakan meningkat sebesar 15% per-tahun, sedangkan pasar luar negeri meningkat sebesar 20% per-tahun. Di satu sisi Indonesia masih mengimpor produk florikultura sendiri tahun 2012 sebesar 561.957 kilogram dengan nilai 5.219.502 dollar AS. Peningkatan impor produk florikultura sejalan dengan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara di mana kunjungan wisatawan tahun 2013 ditetapkan sebesar 8,6 – 9 juta. Semua ini merupakan peluang pasar produk florikultura. Total biaya investasi diperkirakan sekitar Rp 15 milyar. Berdasarkan analisa kelayakan investasi, pengembangan bunga potong/florikultura akan memberikan nilai Internal Rate of Return (IRR) 45% dibandingkan dengan suku bunga 12% per-tahun, dan Payback Periode sekitar 3 tahun (2 tahun 11 bulan).
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
2
Gambaran Wilayah
A.
GAMBARAN WILAYAH
A.1
Aspek Geografis dan Administrasi
2013
Tomohon adalah salah satu kota di Provinsi Sulawesi Utara yang berjarak sekitar 25 km dari Manado. Kota Tomohon terdiri atas 5 kecamatan dengan luas 147,21 km2. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Tomohon Utara (42,28 km2), sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Tomohon Tengah dengan luas 9,41 km2.
Kota Tomohon terletak pada 01018’51” Lintang Utara dan 124049’40” Bujur Timur dengan dibatasi oleh: Sebelah Utara
: Kecamatan Pineleng (Kab. Minahasa)
Sebelah Timur
: Kecamatan Tondano Utara (Kab. Minahasa)
Sebelah Selatan
: Kecamatan Sonder (Kab. Minahasa)
Sebelah Barat
: Kecamatan Tombariri (Kab. Minahasa)
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
3
Gambaran Wilayah
A.2
2013
Kondisi Fisik
A.2.1 Morfologi, Iklim, dan Curah Hujan Sebagian besar wilayah Kota Tomohon memiliki tofografi bergunung di antaranya terdapat gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Lokon (1580 m) dan Gunung Mahawu (1311 m), sedangkan yang tidak aktif Gunung Tampusu (1500 m) dan Gunung Tatawiran (1474 m). Berdasarkan ketinggian lahan, Kota Tomohon berada pada ketinggian antara 700 m dpl – 800 m dpl. Suhu udara terendah sepanjang tahun rata-rata adalah 19 0 C dan suhu tertinggi 280 C dengan tingkat kelembapan terendah berkisar di 88% dan kelembapan tertinggi 93%. A.2.2
Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Tomohon didominasi oleh kawasan budidaya dengan luas total 8.978 ha atau sekitar 60,9% dari luas total lahan/wilayah Kota Tomohon. Tabel A.1 Penggunaan Lahan di Kota Tomohon Jenis Kawasan Luas (ha) Lindung 5.743,97 Budidaya 8.977,81 Luas Total 14.721.78 Sumber: Tomohon Dalam Angka (TDA) 2012
% 39.02 60,98 100
A. Kawasan Lindung
Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung ruang lingkup kawasan lindung meliputi kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam dan cagar budaya, dan kawasan rawan bencana alam. B. Kawasan Budidaya
Rencana pengembangan kawasan budidaya di Kota Tomohon dilakukan dengan memperhatikan aspek evaluasi kesesuaian lahan dan sebagian besar daerah perencanaan Kota Tomohon, termasuk dalam kawasan budidaya yakni mencapai 60,98% dari luas total.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
4
Gambaran Wilayah
A.3
2013
Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Data jumlah penduduk diperoleh berdasarkan proyeksi dari sensus penduduk (SP) yang dilakukan pada tahun 2010. Berdasarkan proyeksi tersebut jumlah penduduk Kota Tomohon pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 92.583 jiwa, yang terdiri dari 46.480 laki-laki dan 46.103 perempuan. Apabila pertumbuhan penduduk setiap tahunnya rata-rata mencapai 1% maka pada tahun 2012 jumlah penduduk Kota Tomohon mencapai 93.508 Jiwa. Sebaran penduduk Kota Tomohon dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel A-2 Sebaran Penduduk Tahun 2011
No.
Kecamatan
Jumlah
Persentase
1
Tomohon Selatan
21.297
23
2
Tomohon Tengah
20.387
22.02
3
Tomohon Timur
10.384
11.22
4
Tomohon Barat
14.318
15.47
5
Tomohon Utara
26.196
28.29
Tomohon
92.583
100
Sumber: Tomohon Dalam Angka (TDA) 2012
Gambar A-1 Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2011 (%)
Sumber: Tomohon Dalam Angka (TDA) 2012
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
5
Gambaran Wilayah
2013
Tabel A-3 Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan (2009 – 2011)
No 1
2
2009
2010
2011
Angkatan Kerja
42.592
46.332
43.915
Bekerja
38.208
41.762
40.056
Penganggur
4.384
4.570
3.859
Bukan Angkatan Kerja
24.794
21.955
24.525
Jumlah
67.386
68.287
68.440
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
63,21%
67,85%
64,17%
Tingkat Pengangguran
10,29%
9,86%
8,79%
Jenis Kegiatan Utama
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional 2009, 2010, dan 2011
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
6
Gambaran Wilayah
A.4
2013
Kondisi Sarana dan Prasarana
A.4.1 Transportasi Darat Jaringan jalan raya di Kota Tomohon merupakan jaringan jalan yang sudah terintegrasi antara jalan Kabupaten Minahasa dan jalan Provinsi Sulawesi Utara. Demikian juga jaringan jalan dalam Kota Tomohon dengan kecamatan dan dengan desa dan kelurahan. Panjang jalan kota mencapai 280.86 km. Berdasarkan status jalan: - Jalan Negara 22.5 km - Jalan Provinsi 16.5 km - Jalan Kota 280.86 km Selain jalan utama, terdapat jalan lingkar timur yang merupakan akses alternatif dari Kota Manado menuju Kota Tomohon, mulai dari Jembatan Kinilow sampai di gardu PLN Kaaten. Panjang Jalan 8.35 km. Jalan lingkar ini termasuk jalan kota yang berperan bagi percepatan arus yang masuk dan keluar dari Kota Tomohon. Tabel A-4 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kota Tomohon (km) Kondisi Jalan Condition of Road (1) Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah
2007
2008
2009
2010
2011
(2) 147,80 61,30 37,00 73,76
(3) 154,90 77,00 32,25 68,95
(4) 180,50 81,52 23,23 56,65
(5) 225,34 62,30 44,22 40,72
(6) 238,34 57,45 47,14 42,65
319,86
333,10
341,90
372,58
385,58
Sumber: Tomohon Dalam Angka (TDA) 2012
A.4.2 Sumber Energi / Listrik Penyediaan tenaga listrik di Kota Tomohon selain listrik dari PLN Ranting Tomohon didukung juga oleh 2 unit pembangkit tenaga uap Lahendong yang kapasitasnya melampaui 60 Mega Watt dan masih memiliki cadangan 80 Mega Watt. Jumlah daya listrik terpasang pada tahun 2010 sebesar 17.697.800 kWh dengan jumlah pemakai jasa listrik sebanyak 17.961 pelanggan.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
7
Gambaran Wilayah
A.5
2013
Kebijakan Pembangunan Daerah
A.5.1.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tomohon
Visi dan Misi Kota Tomohon yang menjadi landasan Pembangunan Jangka Menengah tahun 2011 – 2016 adalah: Visi “ Terwujudnya Masyarakat Kota Tomohon Yang Religius, Mandiri, Sejahtera, Berwawasan Lingkungan Dengan Konsep Pembangunan Berkelanjutan dan Mendunia.” Misi 1.
Mengembangkan dasar-dasar moral yang positif, kreatif, dan realistis bagi pembangunan berdasarkan nilai-nilai agama dan kepercayaan yang dianut.
2. Meningkatkan program kemandirian baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. 3. Melanjutkan pembangunan berdasarkan tata ruang yang mencakup semua aspek yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 4. Melestarikan lingkungan hidup melalui semua konsep pembangunan yang harus berwawasan lingkungan. 5. Meningkatkan good governance dan clean government dengan transparansi dan akuntabilitas total yang melindungi kepentingan rakyat. 6. Membangun kerjasama yang harmonis dan saling menguntungkan dalam segala bidang baik ditingkat regional, nasional, maupun internasional. A.5.2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tomohon Tahun 2011 – 2031 Tujuan penataan ruang Kota Tomohon adalah “Mewujudkan Pembangunan Yang Berkelanjutan di Kota Tomohon Sebagai Kota Bunga yang Ramah Lingkungan didukung Kegiatan Agrikultur dan Ekowisata”. Kebijakan Penataan Ruang Kota Tomohon: 1.
Perwujudan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah Kota Tomohon.
2. Pengembangan Kota Tomohon sebagai Kota Bunga secara progresif yang berorientasi pada pengembangan “kota hijau” yang natural. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
8
Gambaran Wilayah
2013
3. Pengembangan aktivitas agrikultural yang bernilai ekonomi tinggi dan ramah lingkungan. 4. Pembangunan dan pengembangan ekowisata di Kota Tomohon yang berbasis masyarakat dan keunggulan budaya lokal yang telah dikenal dan melekat dengan Kota Tomohon. Strategi Penataan Ruang Kota Tomohon: 1.
Perwujudan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah Kota Tomohon, meliputi: a. Memantapkan kawasan yang berfungsi lindung di wilayah Kota Tomohon dan mengendalikan pembangunan agar jangan sampai mengganggu keberadaan kawasankawasan yang berfungsi lindung tersebut. b. Melakukan konservasi dan preservasi pada kawasan-kawasan lindung dan pada kawasankawasan kritis. c. Mengendalikan pembangunan pada kawasan-kawasan yang rawan terhadap bencana gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, dan banjir. d. Membangun prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang sifatnya ramah lingkungan seperti pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu, lubang biopori, sumur-sumur resapan, dan lain-lain, agar peran wilayah Kota Tomohon sebagai daerah hinterland dan penyangga untuk kawasan sekitarnya dapat tetap terjaga dan lestari. e. Membangun dan mengembangkan pembangunan kota yang berlandaskan pada aspek mitigasi bencana dengan merencanakan jalur-jalur evakuasi dan ruang evakuasi. f.
Mengembangkan sistem transportasi yang memberikan rasa aman dan nyaman di seluruh wilayah Kota Tomohon dengan memperhatikan peran Tomohon sebagai kota di persimpangan sirkulasi yang ada di Tanah Minahasa.
g. Mengembangkan sistem energi yang terbarukan dan ramah lingkungan di seluruh wilayah Kota Tomohon dengan memaksimalkan potensi klimatologi yang dimiliki Kota Tomohon. h. Mempertahankan dan mengembangkan fungsi-fungsi yang telah berkembang dan telah menjadi bagian dari pencitraan Kota Tomohon yaitu fungsi pendidikan agar lebih dapat ditingkatkan lagi pada semua aspek fasilitas pendidikan dan melebarkan peran tersebut pada fungsi-fungsi yang lain seperti kesehatan, keagamaan, dan lain-lain. i.
Mengembangkan dan melestarikan keberlangsungan aktivitas industri rumah tradisional Minahasa dengan menjamin ketersediaan bahan baku industri yang berbahan dasar kayu seperti menyediakan lahan bagi pengembangan hutan rakyat, dan lain-lain. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
9
Gambaran Wilayah
j.
2013
Merencanakan dan mengendalikan pembangunan dengan menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Zoning Regulation (ZR) serta Rencana Tata Ruang dan Lingkungan (RTBL) yang lebih dapat diandalkan dalam menata dan mengatur pembangunan di wilayah Kota Tomohon.
2. Pengembangan Tomohon sebagai Kota Bunga secara progresif yang berorientasi pada pengembangan kota hijau yang natural, meliputi: a. Mengembangkan aktivitas florikultura di wilayah Kota Tomohon berdasarkan karakteristik wilayah yang ada serta berdasarkan hasil kajian untuk menentukan dan menetapkan delineasi pengembangan kawasan florikultura yang jelas. b. Mengembangkan citra kota bunga di wilayah Kota Tomohon dengan membangun gerbanggerbang kota dengan nuansa dan simbol bunga yang berbeda-beda sekaligus menjadi landmark bagi kawasan. c. Mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Kota Tomohon dengan memaksimalkan peran aktivitas florikultura sebagai bagian dari upaya menciptakan kota hijau yang bersih (clean and green city), selain dengan tetap mempertahankan kawasan-kawasan alami yang hijau sebagai kawasan hutan kota, jalur hijau, taman kota, dan lainnya. d. Mengembangkan sarana-sarana penunjang aktivitas industri bunga di Kota Tomohon dengan mengembangkan aktivitas yang dapat mengangkat citra kota bunga seperti membangun etalase bunga, pasar bunga, mempertahankan penyelenggaraan TOFF (Tournament Of Flower Festival) yang rutin diadakan tiap tahun dan meningkatkannya ke taraf internasional, mengembangkan upaya dan peluang ekspor dari aktivitas industri bunga untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat. 3. Pengembangan aktivitas agrikultur yang bernilai ekonomi tinggi dan ramah lingkungan, meliputi: a. Menetapkan dan mengembangkan kawasan pertanian, berdasarkan kondisi, dan karakteristik lahan dengan memperhatikan faktor kesesuaian lahan. b. Menerapkan sistem pertanian organik. c. Meningkatkan produktivitas pertanian melalui intensifikasi lahan dan modernisasi pertanian. d. Menerapkan sistem pengolahan tanah yang konservatif seperti sistem terasering pada lahan berkontur, dan lainnya. e. Mengembangkan komoditas prospektif dan bernilai ekonomi tinggi. f.
Mengembangkan klaster pertanian secara integratif. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
10
Gambaran Wilayah
2013
g. Mengembangkan sistem distribusi dan pemasaran hasil produksi pertanian yang terkontrol dan terkendali yang ditunjang dengan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang seperti tersedianya pasar tradisional atau pasar khusus sayuran, cold storage dan pergudangan, sistem sirkulasi, dan transportasi penunjang pasca produksi. 4. Pembangunan dan pengembangan ekowisata di Kota Tomohon yang berbasis masyarakat dan keunggulan budaya lokal yang telah dikenal dan melekat dengan Kota Tomohon, meliputi: a. Mengidentifikasi dan menetapkan ODTW (Objek Daerah Tujuan Wisata) Kota Tomohon, serta mengembangkannya dalam suatu tatanan masterplan wisata yang tidak hanya melingkupi wilah Kota Tomohon, tetapi juga terpadu dengan kawasan-kawasan wisata lain di wilayah sekitarnya Tomohon. b. Melakukan revitalisasi dan mengembangkan ODTW terutama yang berifat unik dan berbasis lingkungan (alami). c. Mengembangkan ODTW kreatif yang berbasis kearifan lokal, alamiah, unik, dan partisipatif, seperti dengan mengembangkan wisata religius di Kota Tomohon yang mengangkat peran sejarah perkembangkan keagamaan dan keberagaman simbol-simbol religius yang ada. d. Membangun dan mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan yang berorientasi pada aspek pariwisata. e. Merevitalisasi, merenovasi, dan merehabilitasi objek-objek yang memiliki nilai sejarah tinggi dan mengembangkannya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan pariwisata di Kota Tomohon.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
11
Profil Perekonomian Wilayah
B.
PROFIL PEREKONOMIAN WILAYAH
B.1
Struktur Perekonomian
2013
Grafik B-1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Tomohon 2008 – 2011
Sumber: Tomohon Dalam Angka (TDA) 2012
Pertumbuhan Ekonomi (PE) Kota Tomohon tahun 2011 yang dihitung berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan sebesar 6,29%, angka ini menunjukan peningkatan PE dari tahun sebelumnya yakni 6,10%. Grafik B-2 PDRB Kota Tomohon 2008 – 2011
Sumber: Tomohon Dalam Angka (TDA) 2012
Sumber: Tomohon Dalam Angka (TDA) 2012 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
12
Profil Perekonomian Wilayah
2013
Tahun 2011 PDRB adhb (atas dasar harga berlaku) Kota Tomohon mencapai 1.481.561,83 juta rupiah, sedangkan PDRB adhk (atas dasar harga konstan) mencapai 705.785,96 juta rupiah. Peningkatan tersebut menciptakan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 6,35%. B.2
Kegiatan Perekonomian Sektor Unggulan
B.2.1 Pariwisata
Objek-objek wisata yang ada di Kota Tomohon, yaitu: Gunung Lokon Terletak di sebelah barat dengan ketinggian 1.580 meter. Gunung berapi aktif yang luar biasa. Menyajikan panorama pegunungan dengan kawah yang begitu indah. Waktu yang tepat untuk memulai perjalanan dari Kakaskasen adalah sekitar jam 7 pagi, dan dapat tiba di kawah pada saat udara pagi masih sejuk. Gunung Mahawu Berada berlawanan arah dengan Gunung Lokon, memiliki lereng yang cukup landai dengan ketinggian 1.311 meter. Memiliki pemandangan yang menakjubkan, dengan danau kawah berwarna hijau dengan kuning belerang. Danau Linow Danau kecil ini unik karena mengandung kadar belerang tinggi ini memiliki warna yang selalu berubah tergantung pada sudut pandang dan pencahayaan danau. Di sekitar danau ini terdapat satwa endemik berupa Burung Belibis dan serangga yang oleh penduduk setempat dinamakan Sayok atau Komo. Serangga unik yang hidup di air tapi bersayap dan bisa terbang ini menjadi konsumsi penduduk setempat. Kadang-kadang terdengar kicauan burung burung kecil dan burung putih besar yang melintasi danau. Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
13
Profil Perekonomian Wilayah
2013
Air Terjun ”Tumimperas” Pinaras Air terjun Tumimperas ini berada di Kelurahan Pinaras/Kecamatan Tomohon Selatan. Dari pusat Kota Tomohon ke lokasi air terjun berjarak 7 km. Dengan ketinggian 70 m dan dapat dengan mudah dijangkau dengan kendaraan. Dan ketika anda keluar dari mobil, dapat langsung mendengar suara air jatuh dan menandai lokasi air terjun yang begitu dekat. Dikelilingi oleh pemandangan yang alam asri dan alami. Perkampungan Bunga Perkampungan bunga ini terletak di Kelurahan Kakaskasen/Kecamatan Tomohon Utara yang merupakan cikal bakal lokasi pengembangan florikultura Kota Tomohon. Dari pusat Kota Tomohon jaraknya 3 km. Di sekitarnya terdapat berbagai hotel dan resort yang menarik dengan pemandangan dua gunung api yang aktif yaitu Lokon dan Mahawu. Di lokasi ini kita dapat menikmati beragam tanaman hias pot dan bunga potong yang dikelola secara turun-temurun dan ditempatkan dalam kios-kios dan ditawarkan kepada pengunjung. Bunga-bunga ini merupakan sumber kehidupan dan kemakmuran bagi masyarakat. Hutan Wisata Lahendong Kawasan hutan pinus yang mengitari hamparan kolam. Yang dikelilingi sumber mata air panas alami bercampur dengan lumpur belerang dan tempat pemandian air panas alami. Ini merupakan tempat yang ideal untuk mengusir kepenatan di kala senja. Kawasan ini menjajakan kudapan khas Kota Tomohon seperti pisang goreng dan jagung rebus yang disajikan dengan sambal atau dabu-dabu. Air Terjun Tapahan Telu Tinoor Air terjun ini memilki keunikan tersendiri yaitu memiliki tiga air terjun yang berdekatan dengan ketinggian yang sama yaitu 50 m. Lokasi berada 15 km dari pusat Kota Tomohon. Di sekelilingnya terdapat hutan lindung yang menjadi habitat bagi monyet hitam khas Sulawesi. Bagi pencinta alam sekaligus pecinta olahraga menantang seperti panjat tebing dan hiking. Tempat ini merupakan lokasi yang ideal untuk menguji nyali anda. Bukit Inspirasi Tomohon Letaknya berada di Kelurahan Kakaskasen III/Kecamatan Tomohon Utara, 1 km dari pusat Kota Tomohon. Dari puncak bukit ini kita bisa menyaksikan keindahan alam. Dengan gunung Lokon yang begitu megah menjulang tinggi membentengi dan memberi kemakmuran lewat pertanian dan Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
14
Profil Perekonomian Wilayah
2013
pariwisata. Tempat ini ideal untuk melihat keindahan matahari terbenam dengan pemandangan laut yang menakjubkan menanti anda. Anyaman Bambu di Kinilow Lokasi ini berada di pinggiran jalan utama kota yang terletak di Kelurahan Kinilow/Kecamatan Tomohon Utara. Merupakan pintu masuk ke Kota Tomohon. Jaraknya 6 km dari pusat kota. Beragam kerajinan seperti anyaman tradisional yang terbuat dari bambu seperti topi petani, keranjang buah, dan tempat lampu di jual kepada pengunjung. Bambu ini juga digunakan sebagai media masak masakan khas Minahasa, seperti nasi jahe, sayur pakis, daun papaya, dan beragam jenis daging dimasak dengan menggunakan kayu bakar. Gereja Sion Arsitektur bangunan bergaya Eropa, merupakan karya arsitektur Belanda. Saat kini kita dapat menyaksikan bangunannya yang kokoh. Obyek wisata peninggalan zaman penjajahan Belanda berada tepat di pusat Kota Tomohon. Tempatnya di belakang Rumah Sakit Bethesda dan sampai sekarang digunakan oleh jemaat sekitar untuk beribadah. Pasar Tradisional Tomohon Pasar Tomohon adalah pasar tradisional terbesar di Minahasa. Di sana dijual berbagai macam jenis bahan makanan dan jenis daging antara lain: daging sapi, babi, anjing, tikus pohon, kelelawar, dan ayam. Daging yang dijual sangat segar dan dijagal di sana juga. Di pasar tersebut juga dijual berbagai jenis ikan laut dan ikan air tawar. Karena Pasar Tomohon lebih lengkap, lebih murah, dan lebih segar dagingnya, banyak orang dari luar kota untuk khusus datang berbelanja di Pasar Tomohon. Ekowisata di Desa Rurukan Terdapat di sebelah timur Kota Tomohon ke arah gunung Mahawu terdapat lokasi agrowisata, dengan hamparan kebun pertanian yang dikelola oleh penduduk setempat secara tradisional. Dengan peralatan sederhana lokasi pertanian ini terletak di antara lereng-lereng bukit yang dibuat bedengan-bedengan secara terasering yang pada saat tanaman holtikultura ini mulai tumbuh, akan melahirkan pemandangan indah yang menyejukkan. Tempat ini juga berudara sejuk dan nyaman.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
15
Profil Perekonomian Wilayah
2013
Jalan Salib Terdapat di lereng gunung Mahawu dari Desa Kakaskasen II, dibuat lokasi Jalan Salib serta di Puncak terdapat gereja. Lokasi ini banyak dikunjungi oleh peziarah. Rumah Panggung Kayu Tempat pembuatan rumah kayu tradisional yang menarik ini berada di Desa Woloan. Rumah dengan menggunakan sistem knock-down ini dirancang untuk dapat dibongkar pasang agar dapat dibangun kembali di tempat yang diinginkan oleh pembeli. Waruga Waruga adalah makam tradisional leluhur suku Minahasa yang terbuat dari 144 jenis batu alam yang terletak di Desa Sawangan. Bentuk makamnya adalah persegi empat dengan lubang di tengah sebelah atas yang ditutup dengan cungkup prisma. Batu makam ini diukir dengan berbagai motif yang menandakan pekerjaan dan jenis kelamin dari manusia yang dikubur didalamnya. Rata-rata usia warga adalah ratusan sampai dengan ribuan tahun. Pagoda Ekayana Berdiri megah di Kelurahan Kaskasken II, pagoda ini menjadi salah satu ikon penting bagi Kota Tomohon. Sebagai tempat beribadah bagi umat Buddha, para pengurus Vihara Ekayana juga berhasil menyatukan keselarasan alam dan lingkungan mereka dengan sangat baik. Tomohon Flower Festival Yang paling menarik dari pariwisata di Tomohon adalah kegiatan Tomohon Flower Festival yang diselenggarakan tiap 2 tahun sekali. Di dalam festival tersebut ada kegiatan yang menarik banyak wisatawan untuk datang melihat, yaitu Tournament of Flower Festival (ToFF). Kota Tomohon sering mengadakan pawai untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus dan pawai tersebut menarik wisatawan untuk melihat pawai pertunjukan drum band / marching band.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
16
Profil Perekonomian Wilayah
2013
B.2.2 Tanaman Pangan
Tabel B-1 Luas Panen Dan Produksi Tanaman Pangan (2011)
Sumber: Tomohon Dalam Angka (TDA) 2012
Padi (padi sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang kedelai. Pada tahun 2010 Kota Tomohon menghasilkan padi sekitar 7.935 ton. Untuk tanaman sayur produksi tertinggi adalah wortel sebesar 218,1 kw/ha. Tabel B-2 Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran (2011)
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
17
Profil Perekonomian Wilayah
2013
B.2.3 Perkebunan Produksi tanaman perkebunan di Kota Tomohon terdiri dari kelapa, cengkeh, vanili, kopi, dan aren. Produksi tanaman perkebunan terbanyak di Kota Tomohon adalah kelapa yang mencapai 225,77 ton. B.2.4 Peternakan Populasi ternak terbesar yang terdiri dari sapi, kuda, kambing dan babi pada tahun 2010 secara berturut-turut adalah 2.819 ekor, 247 ekor, 807 ekor dan 71.695 ekor. B.2.5 Industri Jumlah industri di Kota Tomohon pada tahun 2010 tercatat sebanyak 1.058 unit usaha dengan 1.919 tenaga kerja.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
18
Peluang Investasi
C.
PELUANG INVESTASI
C.1
Sektor Unggulan
2013
Hasil perhitungan LQ Kota Tomohon menunjukkan bahwa terdapat empat sektor basis yang tidak berubah sepanjang tahun 2008 sampai tahun 2011, yaitu sektor bangunan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor jasa. Nilai LQ yang lebih dari satu pada sektor-sektor tersebut menunjukkan bahwa kontribusi sektor-sektor tersebut di Kota Tomohon lebih besar dibandingkan kontribusi sektor-sektor tersebut di Propinsi Sulawesi Utara (PDRB Sulut diambil dari Berita Resmi Statistik, BPS Sulut). Oleh karena itu, keempat sektor tersebut dapat dikatakan sebagai sektor andalan di Kota Tomohon. Sektor bangunan yang memiliki LQ dan kontribusi paling tinggi perlu dicermati oleh Pemerintah Kota Tomohon karena di sisi lain sektor ini mengalami pertumbuhan yang tidak terlalu baik apabila dibandingkan tahun 2008 dengan tahun 2011. Tabel C-1 Nilai LQ Kota Tomohon
No. Sektor 1. Pertanian Pertambangan dan 2. Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air bersih 5. Bangunan Perdagangan, Hotel, dan 6. Restoran Pengangkutan dan 7. Komunikasi 8. Keuangan dan Jasa Usaha 9. Jasa-Jasa
2008 0,75
2009 0,77
2010 0,76
2011 0,83
1,23
1,38
1,43
1,66
0,92 1,06 1,62
0,90 1,09 1,59
0,91 1,21 1,68
0,91 1,17 1,64
0,94
0,95
0,94
0,93
0,63
0,61
0,61
0,48
0,37 1,13
0,36 1,13
0,34 1,12
0,42 1,13
Sumber: Hasil Analisa, 2013
C.2
Peluang Investasi Produk Florikultura
Usaha pembibitan dan budidaya Bunga Krisan beberapa tahun mengalami perkembangan yang cukup pesat. Permintaan Bunga Krisan pada pasar dalam negeri diperkirakan meningkat sebesar 15% per-tahun, sedangkan pada pasar luar negeri dipekirakan meningkat sebesar 20% per-tahun. C.2.1 Peluang Pasar Menurut catatan Asbindo (Asosiasi Bunga Indonesia) impor produk florikultura terus meningkat. Pada 2009, volume impor florikultura sebesar 140.324 kilogram atau senilai 584.838 dollar AS. Lalu Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
19
Peluang Investasi
2013
naik menjadi 448.348 kilogram dengan nilai 1.650.037 dollar AS pada 2010. Peningkatan volume dan nilai impor florikultura terus terjadi hingga 2011 sebesar 1.701.955 kilogram dengan nilai 2.579.193 dollar AS dan pada 2012 sebesar 561.957 kilogram dengan nilai 5.219.502 dollar AS. Peningkatan impor produk florikultura sejalan dengan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara yang tahun lalu tumbuh 5,04%, yakni dari 7,6 juta pada 2011 meningkat menjadi 8 juta pada 2012, sementara target tahun 2013 ditetapkan sebesar 8,6 – 9 juta kunjungan wisatawan. Semua ini menunjukan peluang pasar produk florikultura terbuka dan akan terus mengalami peningkatan. Peluang harus secara cermat dimanfaatkan oleh Pemerintah, apalagi menyusul kebijakan menghentikan sementara impor 11 jenis produk hortikultura, di mana 3 jenisnya merupakan komoditas florikultura yaitu Bunga Krisan, Anggrek, dan Heliconia. Selain itu terdapat Program Green City yang membutuhkan sangat banyak produk florikultura. Beberapa kota besar di Indonesia telah melaksanakan program ini untuk mengurangi emisi yang ada di kotanya, di antaranya adalah Kota Bandung. C.2.2 Lahan/Lokasi Bunga potong atau florikultura merupakan tanaman khas daerah tropis atau daerah dataran. Bunga potong pada umumnya dibudidayakan di daerah dataran tinggi yang berudara sejuk. Bunga potong memiliki syarat tumbuh yang dipengaruhi oleh: Sinar matahari yang memadai, Suhu udara 17˚ C – 30˚ C, Curah hujan dan kelembaban udara yang cukup Medium tanah yang ideal (tanah subur, gembur, dan drainase yang baik) Perkampungan Bunga terletak di kelurahan Kakaskasen Kecamatan Tomohon Utara yang berjarak 3 km dari pusat Kota Tomohon. Di sekitarnya terdapat berbagai hotel dan resort yang menarik dengan pemandangan dua gunung api aktif yaitu Gunung Lakon dan Gunung Mahawu.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
20
Peluang Investasi
2013
Produksi tanaman florikultura khusus jenis bunga potong: Jenis Gladiol produksi sebanyak 2.815.000 tangkai dengan luas tanam 15.2 ha Jenis Aster produksi 1.451.250 tangkai dengan luas tanam 21,5 ha Jenis Krisan 571.500 tangkai dengan luas tanam 3.9 ha Jenis Anyelir 373.000 tangkai dengan luas tanam 1.2 ha Jenis Krekleli 14.400 tangkai dengan luas tanam 0.9 ha Jenis Anthurium 33.800 tangkai dengan luas tanam 1.3 ha Jenis Amarilis 63.020 tangkai dengan luas tanam 5.5 ha Jenis Rosida 166.600 tangkai dengan luas tanam 15 ha Jenis Anggrek 10.620 tangkai dengan luas tanam 0.1 ha Jenis Mawar 1.560 tangkai dengan luas tanam 0.4 ha Gambar C-1 Bunga Krisan
Di masa depan, Kota Tomohon akan menjadi industri dan pusat penelitian Florikultura dan diarahkan untuk menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) Florikultura. Fasilitas KEK yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota terutama: Penyediaan lahan. Dukungan sarana dan prasarana. Pelayanan investasi, kemudahan perizinan, fiskal, tenaga kerja, dan kemudahan lainnya secara cepat dan tepat.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
21
Peluang Investasi
2013
C.2.3 Kelayakan Investasi Dari produksi tanaman florikultura khusus jenis bunga potong yang ada yang di Kota Tomohon, akan diambil sebuah asumsi kelayakan investasi guna menaikan anggaran pendapatan daerah Kota Tomohon melalui usaha pembibitan tanaman florikultura yang akan membuat para investor lokal maupun luar negeri tertarik pada rencana produksi tanaman florikultura yang akan direncanakan oleh Kota Tomohon. Jenis usaha bunga potong yang akan dikembangkan adalah usaha Bunga Krisan. Bunga Krisan merupakan salah satu tanaman yang dapat dijadikan usaha budidaya bunga potong dan bunga pot. Adapun syarat agar bunga potong krisan mendapat kualitas yang baik yakni: Cahaya. Tanaman krisan membutuhkan cahaya yang lebih lama. Suhu udara. Toleransi tanaman krisan terhadap faktor suhu udara 17° C – 30° C. Kelembaban Udara. Kondisi kelembaban udara yang cocok antara 70 – 90%. Curah hujan. Air hujan merupakan salah satu sumber air yang dibutuhkan Tanaman Krisan. Ketinggian tempat dan tanah. C.2.4 Asumsi Kelayakan Investasi Asumsi untuk menghitung kelayakan investasi usaha pembibitan bunga krisan adalah: Umur usaha selama 10 tahun, berdasarakan umur ekonomis bangunan green house konstruksi besi. Luas lahan pembibitan 66.612 m², yang terdiri dari 28.160 green house dan 3880 lahan terbuka. Biaya investasi dikeluarkan tahun ke-0 dan produksi mulai berjalan pada tahun-1. Komponen investasi yang umur pemakaianya habis sebelum usaha, akan dikeluarkan biaya reinvestasi. Biaya tetap dan biaya variable mulai dikeluarkan pada tahun ke-1 dan diasumsikan sama besarnya setiap tahun. Nilai manfaat dan biaya setiap tahun sama, arena nilai pada tahun mendatang akan didiskonto. Tingkat diskonto yang digunakan sebesar 18% berdasarkan nilai rata-rata suku bunga tahunan bank umum.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
22
Peluang Investasi
2013
Asumsi Proporsi Produksi 50% stik dan 50% akar Biaya investasi usaha pembibitan krisan pada proporsi produksi dikeluarkan tahun ke-0, biaya ini terdiri dari biaya pembelian lahan, bangunan green house, bangunan kantor, workshop, gudang, pos keamanan, cold storage, biaya pembelian kendaraan distribusi dan operasional, mesin-mesin berat dan ringan, peralatan produksi, dan peralatan kantor. Total biaya investasi Rp 13.631.329.200. Table C.2 Biaya investasi pembibitan krisan proporsi produksi 50% Stik dan 50% Akar Uraian Lahan GH tanam GH pengakaran Pipa irigasi Bangunan kantor Bangunan pos keamanan Gudang Work shop General granding Cold storage Water storage Instalasi penerangan Pagar keliling Kendaraan distribusi Kendaraan operasional Traktor Traktor tangan Generator set Water resource pipe Engine pump kecil Engine pump besar Tangki air Compressor Sprayer engine Water pump Hand sprayer Power sprayer PH meter EC meter Lux meter Mikrosop Container Cangkul Peralatan kantor Total biaya investasi
Umur 10 10 10 20 15 15 15 10 10 10 10 10 15 15 8 4 8 8 4 8 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 10
Jumlah 100000 28320 3328 737752 240 96 168 576 1 332 4600 50000 1 2 1 1 1 1 1 4 4 8 2 1 1 6 1 1 1 1 1 48 20 1
Satuan m² m² m² m² m² m² m² m² unit m² m² m² unit unit Unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
Harga Satuan 16000 47000 56000 2000 575000 206500 301700 318000 22800000 1445200 50000 25000 24000000 180000000 230000000 110000000 25000000 178000000 96000000 4000000 8000000 1800000 1650000 4500000 1000000 400000 3400000 1200000 1900000 2100000 1800000 150000 100000 267066200
Biaya Total 1800000000 1331040000 18638000 72642000 69000000 19800000 25342800 91584000 23600000 239903200 230000000 1250000000 24000000 360000000 230000000 110000000 25000000 178000000 96000000 16000000 32000000 14400000 3300000 4500000 1000000 2400000 3400000 1200000 1900000 2100000 1800000 7200000 2000000 267066200 13631329200
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
23
Peluang Investasi
2013
Biaya reinvestasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti bahan, mesin dan peralatan yang masuk ke dalam komponen investasi yang umur pemakaiannya kurang dari 10 tahun akan diganti. Komponen investasi yang berumur 8 tahun dikeluarkan pada tahun ke-8, investasi yang berumur 4 tahun, biaya reinvestasi di keluarkan pada tahun ke-4 dan ke-8, dan yang berumur 3 tahun dikeluarkan pada tahun ke-3, ke-6 dan ke-9. Biaya reinvestasi untuk bangunan green house terdiri penggantian plastic green house setiap tahun, penggantian net green house setiap tiga tahun, serta biaya reinvestasi untuk instalasi penerangan dikeluarkan setiap tahun yaitu untuk pembelian perlengkapan dan perbaikan penerangan. Biaya tetap merupakan biaya gaji, telepon, pengeluaran kantor, biaya perjalanan bisnis, perbaikan dan perawatan, asuransi, PBB dan lain-lain. Biaya gaji untuk satu tahun sebesar Rp 909.840.000. Biaya telepon Rp 110.511.550, biaya pengeluaran kantor Rp 266.996.400, biaya perjalanan bisnis Rp 120.712.600, perbaikan dan perawatan Rp 168.948.900, asuransi Rp 17.646.800, dan lain-lainnya Rp 41.316.000. Biaya variable adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh besarnya produksi. Biaya variable pada tahun pertama terdiri dari tenaga kerja variable, media pengakaran, pupuk, mulsa, peptisida, bibit induk, bahan bakar, listrik, pengemasan, pemasaran. Biaya tenaga kerja pada tahun pertama sebesar Rp 863.712.000 dan tahun-tahun berikutnya sama nilainya. Biaya media pengakaran sebesar Rp 16.958.550, pupuk sebesar Rp 302.801.805, mulsa sebesar Rp 74.898.100, peptisida sebesar Rp 862.636.272, bibit induk sebesar Rp 98.452.550, bahan bakar sebesar Rp 120.798.800, listrik sebesar Rp 252.699.800, pengemasan dan pemasaran sebesar Rp 446.947.450. Tabel C-3 Jumlah, harga dan nilai eksport bibit krisan proporsi produk 50% stik dan 50% akar
Jenis bibit Stik kogiku (spray) Stik ogiku (standar) Akar kogiku (spray) Akar ogiku (standar) Total penjualan
Jumlah eksport 19.534.454 11.472.616 11.965.546 7.027.384 50.000.000
Harga (yen/bibit) 1.04 1.74 2.85 4.38
Nilai (yen) 20.315.832 19.962.351 34.101.806 30.779.941 105.159.932
Sumber: Analisis 2013
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
24
Peluang Investasi
2013
Kriteria kelayakan investasi Kriteria kelayakan investasi yang digunakan adalah NPV, NBCR, IRR, dan Payback Periode dengan tingkat diskonto sebesar 18%. Hasil perhitungan kriteria kelayakan dilihat pada tabel berikut: Tabel C-4 Hasil perhitungan kriteria kelaykan pada Proporsi produksi 50% stik dan 50% akar
Kriteria NPV NBCR IRR Payback Periode
Nilai 16.304.217.039 2.107 45% 2 tahun 11 bulan
Sumber: Analisis 2013
Tabel di atas menunjukan bahwa pada proporsi produksi nilai NPV lebih besar dari nol yaitu Rp 16.304.217.039, yang berarti selama umur proyek akan memberikan keuntungan sebesar Rp 16.304.217.039 bila diukur dengan nilai sekarang. Nilai NBCR lebih besar dari satu yaitu 2,107 berarti setiap pengeluaran Rp 1 akan memberikan penerimaan bersih sebesar Rp 2,107. Nilai IRR sebesar 45% lebih besar dari tingkat diskonto dan periode pengembalian investasi pada proporsi produksi adalah selama 2 tahun 11 bulan. Berdasarkan pada analisis ekonomi NPV, IRR, dan PBP dapat dilihat bahwa proyek ini layak untuk dipertimbangkan.
Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia
25