PELAKSANAAN PENDEKATAN PERUBAHAN TINGKAH LAKU OLEH GURU SEJARAH DI SMA N 1 BASO Sri Rhamadani1, Liza Husnita2, Ahmad Nurhuda3
Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The teacher is an important person in role of students' learning styles, leading students to learn better and motivated students to learn. This study was partly motivated by the history teacher has not made changes in student behavior.Bade on the problem, this study is focused on the implementation of Behavioral change approach by history teacher in high school 1 Baso. This study aims to describe the implementation of behavior change approach by history teacher in high school 1 Baso. The study is a descriptive qualitative research with location in SMA N 1 Baso. The informants in this study include headmaster, history teachers and students by documentation technique in the form of lesson plans, observations and interviews. The accuracy of the data was tested by using triangulation of data, from data had collected analyzed with an interactive model that consists of data collection, data reduction, data presentation and conclusion. The results of the study showed that the implementation of behavior change approach by History Teacher in High School 1 Baso, using positive reinforcement has been done by the history teacher’s, the punishment carried out by one teacher, delayed punishment conducted by one teacher, and negative reinforcement is done by one the teacher. Although the history teacher’s know the benefits of the implementation of this approach is a change in behavior, but teachers are still not able to practice fully. Based on this study can be concluded that the history teacher Hihg school 1 Baso been implementing a change in behavior towards students, although not all are fully implemented approach.
Key word : Behavior Change Approach, history teacher
1
Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat Dosen Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Dosen Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2
1
PENDAHULUAN Guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif. Setidaknya pendekatan yang dilakukan oleh guru tersebut merupakan yang terbaik. Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka acuan dalam pendekatanpendekatan kelas, seperti pendekatan perubahan tingkah laku yang harus terlebih dahulu diyakinkan bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk menangani suatu kasus pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik sesuai dengan hakikat masalahnya. Seorang guru terlebih dahulu harus menetapkan bahwa penggunaan suatu pendekatan memang cocok dengan masalah yang ingin ditanggulangi. Seorang guru akan berhasil apabila dilakukan dengan cara keprofesionalan. Dalam hal ini untuk membina tingkah laku yang dikehendaki, guru harus memberikan penguatan-penguatan. Pendekatan perubahan tingkah laku adalah pendekatan yang dilakukan untuk membina tingkah laku siswa. Siswa yang suka membuat keributan atau siswa yang selalu membut proses belajar mengajar terganggu harus diberikan sanki atau hukuman atau disebut juga dengan pendekatan penghukuman sedangkan siswa yang aktif dalam proses belajar mengajar diberikan pendekatan positif oleh guru, berupa sentuhan, acungan jempol atau pemberian angka. Agar siswa mengetahui mana tingkah laku yang baik dan mana tingkah laku yang kurang baik. Berdasarkan hasil observasi awal ini penulis temukan guru sejarah ada melakukan perubahan tingkah laku berupa penguatan positif, menundaan ganjaran, penggunaan hukuman dan pengutan negatif, namun ada juga guru yang tidak melaksanakannya, sedangkan pendekatan perubahan tingkah laku ini sangat dibutuhkan untuk membina hubungan guru dengan siswa sebagai proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan judul “Pelaksanaan Pendekatan Perubahan Tingkah Laku oleh Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Baso”.
Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah laku oleh guru dalam proses belajar mengajar? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah laku oleh guru sejarah di SMA N 1 Baso. Manfaat Penelitian 1. Bermanfaat sebagai bahan masukan konstruktif untuk memperluas pengetahuan tentang pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah laku oleh guru. 2. Sebagai informasi bagi sekolah semoga dapat membantu memecahkan masalah yang mungkin timbul dan menawarkan ide-ide yang mungkin juga dapat diterapkan oleh pihak sekolah dalam usaha meningkatkan pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah laku oleh guru. Studi Relevan Ada beberapa tulisan yang menjadi studi relevan dalam penulisan penelitian ini, pertama dari Fitria Agustuti (2004) yaitu Perilaku Guru dan Siswa dalam Pengajaran Sejarah di SMU Pembangunan, mahasiswa jurusan Sejarah FIS UNP. Hasil penelitian yaitu masing-masing kelas perilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran Sejarah belum memperlihatkan perilaku yang diharapkan sehingga kegiatan guru dalam kelas dan kegiatan responden saat pelajaran sejarah berlangsung masih terlihat monoton dan tidak bervariasi. Perbedaan penelitin diatas dengan peneliti tulis adalah peneliti skripsi diatas hanya melihat perilaku guru dan siswa dalam pengajaran sejarah, sedangkan peneliti membahas tentang bagaimana pelaksanaan pendekatanperubahan tingkah aku oleh guru. Skripsi Rika Sulasma (2013) tentang Pelaksanaa Pendekatan Perubahan Tingkah Laku oleh Guru IPS Terpadu di SMP N 2 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat, mahasiswa STKIP PGRI Sumbar prodi sejarah. Hasil dari penelitian bahwa pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah laku oleh guru di di SMP N 2 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat belum terlaksana dengan baik. Perbedaan skripsi diatas dengan peneliti tulis yang mana diatas meneliti pelaksanakan perubahan tingkah laku oleh guru IPS Terpadu sedangkan skripsi penulis menulis tentang pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah lkau oleh guru Sejarah di SMA. Skripsi Sri Ratyu Ningsih (2012) tentang Kemampuan Guru dalam Memberikan Penguatan Pada
Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dikaji. Hal ini bertujuan agar penelitian yang dilakukan bisa menjadi terarah dan mencapai sasaran. Penulis lebih memfokuskan pada pelaksanaa pendekatan perubahan tingkah laku oleh guru Sejarah di SMA Negeri 1 Baso.
2
Pembelajaran IPS di SMP N 3 Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat, mahasiswa STKIP PGRI Sumbar prodi sejarah. Hasil dari penelitian ini adalah guru telah mengetahui tentang pemberian penguatan dalam proses pembelajaran. Namun dalam kenyataan di lapangan guru belum mampu untuk menerapkan dan memberikan penguatan dalam proses pembelajaran. Perbedaan skripsi diatas dengan skripsi penulis adalah skripsi doatas menulis tentang kemampuan guru dalam memberikan penguatan pada pembelajaran IPS sedangkan skripsi penulis menulis tentang pelaskanaan pendekatan perubahan tingkah kau oleh guru sejarah di SMA.
2.
guru SMA N 1 Baso, kepala sekolah dan siswasiswi SMA N 1 Baso. Alat atau Teknik Pengumpulan Data Sesuai sumber data yang digunakan, maka peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Validitas Data Agar mendapatkan data yang valid, maka dilakukan teknik triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan atau pengecekan data kelas berupa memberikan pertanyaan yang sama secara lebih ringkas. Selanjutnya untuk mendapatkan data yang lebih valid peneliti juga mewawancarai beberapa sumber selain guru mata pelajaran sejarah seperti kepala sekolah dan beberapa siswa.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Robert Bogdan dan Steven J Teyor, (2004:4) menjelaskan penelitian deskriptif merupakan penelitin yang memberikan uraian mengenai fenomena atau gelajala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel, baik satu variabel atau lebih berdasarkan indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat perbandingan antara variabel yang diteliti dengan mendeskripsikan sejumlah variabel yang diteliti. Jadi data yang diperoleh dari penelitian ini merupakan suatu usaha yang bersifat penjabaran dari fakta kenyataan ataupun suatu peristiwa. Dalam hal ini data yang akan diperoleh yaitu pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah laku oleh guru Sejarah SMA N 1 Baso.
Teknik dan Analisis Data Data yang diperoleh lalu diklasifikasikan atas unit-unit analisis. Unit analisis ditetapkan berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan adalah model analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, disply data, dan verifikasi. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN Sejarah Ringkas Sekolah Pada tahun 1987 didirikan Yayasan Pembangunan dan Pengembangan Pendidikan Kecamatan Baso (YP3KB). Pada tahun ketiga keberadaan, SMA Baso diakui oleh pemerintah dengan dikeluarkannya surat keputusan nomor : Sk.0216/0/1992 resmi SMA yang semula dibawah Yayasan Pembangunan dan Pengembangan Pendidikan Kecamatan Baso (YP3KB) menjadi SMA Negeri dan dibentuklah BP3 sebagai mitra dari sekolah. Kemudian sesuai dengan KEP MEDIKNAS No. 044/U/2002, maka pada tahun 2002, BP3 SMA negeri1 Baso dihapus dan diganti dengan Komite SMA Negeri 1 Baso. Sejak awal berdirinya sampai sekarang SMA Negeri Baso telah berjalan hampir 26 tahun dan telah beberapa kali berganti pimpinan, namun hasil yang dicapai berdasarkan kepada parameter jumlah lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri, masih jauh dari harapan sehingga perlu upaya dan kerja keras dari semua pihak terkait.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Baso Kecamatan Baso Kabupaten Agam pada semester ganjil 2014/2015 dari tanggal 29 Agustus sampai 20 September 2014. Informan Penelitian Untuk mendapatkan data yang relevan dengan penelitian yang diteliti, maka informan dalam penelitian ini adalah 2 orang guru sejarah kelas X SMA N 1 Baso , 1 orang kepala sekolah dan beberapa siswa-siswi SMA N 1 Baso.
Temuan Lapangan Observasi yang penulis lakukan di SMA N 1 Baso ditemukan bahwa jumlah siswa kelas X ada 8 lokal, 3 lokal IPA dan 5 lokas IPS. Guru yang mengajar sejarah ada 2 orang, karena kurikulum 2013 maka ada sejarah wajib dan sejarah peminatan. Sejarah wajib gurunya adalah Ibu Nina Miswarni dan sejarah peminatan oleh Ibu Nelwati.
Jenis data, sumber dan alat pengumpul data 1. Jenis Data dan Sumber Data Ditinjau dari sumbernya, maka data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Data primer adalah data yang berasal dari informan yang dikumpulkan melalui wawancara menggunakan daftar pertanyaan. Sumber data primer diperoleh langsung dari informasi yang merupakan keseluruhan subjek penelitian yaitu 3
Pelaksanaan Pendekatan Perubahan Tingkah Laku 1. Penguatan Positif Observasi pertama penulis lakukan di kelas X IPS 1 pada tanggal 3 September 2014, guru yang mengajar adalah Nina Miswarni (NN). Materi pembelajarannya pada hari itu adalah “berfikir kronologis dan sinkronik”. Berdasarkan observasi mulai dari guru masuk kelas dan membaca salam kemudian guru menyiapkan siswa untuk membaca al-quran secara bersama-sama. Setelah membaca al-quran, guru meminta siswa mengeluarkan buku paket sejarah, “keluarkan buku paket kalian dan buka tentang materi kita hari ini”. Sebelum memulai pelajaran guru mengulang sedikit tentang pembelajaran minggu lalu yaitu zaman pra aksara, Hindu-Budha dan Islam. Selesai mengulang pelajaran minggu lalu guru meminta siswa untuk membaca pelajaran hari ini, “tugas kalian sekarang baca materi hari ini, diskusikan dengan teman sebangku dan jika ada yang tidak mengerti silahkan tanya ke Ibuk”. Setelah 10 menit berlalu guru bertanya, “apa ada yang ingin bertanya?”. Namun tidak ada satupun siswa yang mengacungkan tangan, sehingganya guru yang bertanya kepada siswa, “siapa yang mengetahui manfaat teknologi sebagai sebuah peristiwa?”. Seorang siswa bernama Lisa Seprianti menjawab: “untuk mengetahui peristiwa sekitar dan bisa menghubungkan peristiwa yang satu dengan yang lainnya”. Melalui jawaban tersebut guru tersenyum dan berkata “bagus, apa ada yang ingin menambahkan jawaban dari teman kalian?”. Namun tidak ada lagi yang menambahkan atas pertanyaan Lisa. Berdasarkan uraian di atas dapat terlihat bahwa guru NN telah melaksanakan penguatan positif dengan senyuman dan kata-kata “bagus”. 2. Hukuman Pelaksanaan berupa penghukuman oleh Ibu NN pada tanggal 3 September 2014 di kelas X IPS 1 belum dilaksanakan. Materi pembelajaran hari itu adalah “berfikir kronologis dan sinkronik”, mulai guru msuk kelas dengan mengucapkan salam dan menyiapkan siswa membacaan doa lalu pembacaan al-quran. Selesai pembacaan al-quran guru meminta siswa membuka buku dan melakukan diskusi kecil dengan teman sebangku tentang materi pelajaran, “tugas kalian sekarang baca materi hari ini, diskusikan dengan teman sebangku dan jika ada yang tidak mengerti silahkan tanya ke Ibuk”. Siswa mulai membuka buku dan membaca materi pelajaran. Namun, ada siswa yang meribut tidak membaca buku dengan serius. NN hanya menegur satu kali dan lalu mendiamkan saja. Siswa yang
3.
4.
4
bercerita tadi mengulanginya lagi dengan berbisik-bisik bercerita dengan teman sebangkunya. Sehingga pada hari itu kelas menjadi tidak terkontrol, beberapa siswa hanya bercerita dan tidak mendiskusikan tentang pelajaran. Setelah 10 menit berjalan NN melanjutkan dengan diskusi dan melanjutkan dengan menjelaskan pelajaran. Dari uraian di atas terlihat NN tidak melakukan penghukuman kepada siswa yang meribut dan tidak melakukan diskusi dengan teman sebangkunya. Penundaan Ganjaran Observasi selanjutnya dilakukan pada tanggal 8 September 2014 di kelas X IPS 2 dengan tema pembelajaran “awal kehidupan manusia Indonesia”, guru yang mengajar adalah NN. Mulai guru masuk kelas dengan membaca salam, guru melihat kesiapan siswa dan meminta membaca doa dan membaca al-quran. Setelah siswa membaca al-quran guru meminta siswa mengeluarkan buku paket seaarah Ibu NN menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa dan siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Berdasarkan pengamatan yang penulis laku dan catatan, “silahkan keluarkan buku pelajaran hari ini” sebelum memulai pelajaran NN bertanya kepada siswa dengan pertanyaan “siapa yang dapat menjelaskan tentang kehidupan masyarakat pada zaman praaksara”, berdasarkan pertanyaan NN tidak ada satupun siswa yang menjawab dan NN menunjuk satu siswa bernama RN tetapi siswa hanya diam dan NN kembali bertanya “sapa yang bisa menjelaskan?” namun tidak ada siswa yang menjawab, lalu NN langsung menyuruh siswa melanjutkan membaca buku. Setelah siswa membaca NN langsung menerangkan di depan kelas tentang materi pada hari itu. Dari uraian ini diketahui bahwa penundaan ganjaran telah dilakukan, NN melakukan penundaan ganjaran dengan melanjutkan pelajaran karena siswa tidak ada satupun yang mau menjelaskan apa yang guru tanyakan. Penundaan ganjaran dilakukan NN karena NN beralasan siswa akan berusaha mencari tau apa yang di tanyakan gurunya dan akan menanyakan balik kepada guru tentang materi yang kurang dimengerti. Berdasarkan itu penundaan ganjaran juga perlu dilakukan dalam proses belajar mengajar agar siswa peka terhadap apa yang dipelajarinya. Kemudian guru dan siswa melanjutkan pembelajaran dan melakukan diskusi tentang materi hari itu. Penguatan Negatif Berdasarkan observasi yang dilakukan dikelas X IPS 2 pada tanggal 8 September 2014 dengan guru yang mengajar adalah NN dengan
materi “awal kehidupan manusia Indonesia”, mulai guru masuk kelas dengan membaca salam kemudia siswa disiapkan untuk membaca doa dan membaca al-quran. Setelah membaca al-quran guru memeriksa kesiapan siswa untuk memulai pelajaran, setelah siswa dirasa siap guru memulai pembelajaran dengan mengabsen siswa terlebih dahulu. Selesai mengabsen guru meminta siswa mengeluarkan buku pelajaran “silahkan buka buku tentang materi kita hari ini, hari ini kita akan membahas tentang awal kehidupan manusia Indonesia”. Siswa mengeluarkan dan membuka buku. Pendekatan penguatan negatif tidak dilakukan dalam proses belajar mengajar oleh NN. Terbukti ketika NN menanyakan, “tradisi masyarakat pada masa pra aksara dan aksara”, tidak ada satupun siswa yang bisa menjawab pertanyaan NN dan terlihat NN tidak ada menegur ataupun marah kepada siswa, seharusnya sebagai seorang siswa harus membaca di rumah tentang materi yang akan diperlajari. Hal lain juga terlihat ketika ada siswa yang meribut guru tidak ada memarahinya tetapi hanya menegur saja. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti mulai masuk dalam lokal X IPS 4 pada selanjutnya dengan materi asal-usul nenek moyang Indonesia, guru masuk kelas dan menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran. Kemudian guru meminta siswa mengelurkan dan membaca buku, “tugas kalian adalah membaca buku tentang asal-usul neneh moyang Indonesia dan coba kalian pahami materi itu”. Dalam proses pembelajaran tidak ada terlihat guru melakukan penguatan negatif kepada siswa dikarenakan guru tidak ada melakukan hukuman kepada siswa, oleh karena itu penguatan negatif juga tidak ada digunakan oleh NN dalam proses belajar mengajar.
nama dan pemberian tugas. Sedangkan guru sejarah yang belum melakukan penghukuman, karena satu guru sejarah berpendapat bahwa kalau tidak dilaksanakan penghukuman langsung maka siswa tidak termotifasi dan tidak mengetahui kesalahan mereka. Pendapat guru sejarah yang tidak melakukan hukuman adalah jika hukuman dilakukan hanya membuang waktu pelajaran sedangkan materi yang akan disampaikan banyak dan siswa jika mendapatkan hukuman akan merasa minder dengan temantemannya. Begitu juga dengan penundaan ganjaran dalam belajar yang melibatkan semua siswa kecuali siswa yang melakukan kesalahan tidak diikutkan dalam proses kegiatan-kegiatan yang menarik dalam lokal. Penundaan ganjaran ini sudah dilakukan oleh satu orang guru dengan cara melanjutkan pembelajaran dan satu orang guru lagi belum melakukannya. Alasannya karena Ibu Nelwati langsung merespon setiap perilaku siswa dengan memberikan penguatan positif dan hukuman bagi mereka yang tidak mengikuti pelajaran dengan baik. Demikian juga dengan penguatan negatif yang diberikan guru terhadap siswa yang melakukan kesalahan. Berdasarkan observasi penguatan negatif dilakukan oleh satu orang guru dengan menghilangkan penghukuman karena siswa telah melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik dan satu orang guru lagi tidak melakukan penguatan negatif. Dari hasil penelitian dilapangan terlihat bagaimana cara penerapan pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah laku oleh kedua guru. Guru NN lebih cendrung melakukan penguatan positif dari pada pendekatan yang lainnya, sedangkan NL sudah melakukan sebagian dari pendekatan dalam proses belajar mengajar seperti penguatan positif, hukuman, dan penguatan negatif sedangkan penundaan ganjaran jarang dilakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan dari hasil temuan lapangan bahwasanya pendkatanpendekatan yang dilakukan dengan bentuk penguatan positif sudah dilakukan oleh dua orang guru sejarah, hukuman sudah lakukan oleh satu guru sejarah, penundaan ganjaran satu orang guru sudah melakukan dan satu orang guru lagi belum melakukan, dan penguatan negatif sudah dilakukan oleh satu orang guru sejarah dan satu orang guru sejarah SMA 1 Baso belum melakukannya.
Pembahasan Berdasarkan temuan lapangan bahwasanya pengetahuan guru sejarah SMA 1 Baso tentang pendekatan perubahan tingkah laku dengan menggunakan penguatan positif berupa kata-kata pujian, sentuhan bahkan dengan nilai poin sudah bagus karena kedua guru sejarah tersebut sudah melakukannya. Hal ini dapat dilihat pada saat peneliti melakukan observasi. Guru seajarah NN dan NL melakukan penguatan positif dengan kata-kata “benar”, “bagus”, “iya” dan juga memberikan poin angka kepada siswa yang aktif. Begitu juga dengan hukuman yang memberikan stimulasi hukuman pada siswa yang terdiri dari beberapa hukuman seperti teguran berupa kata-kata, pemberian tugas dan pencatatan nama yang dilakukan oleh guru ada dilakukan seperti dimarahi, pencatatan
Implikasi Berdasarkan pengamatan di atas terlihat bahwa guru sejarah yang mengajar di SMA 1 Baso sudah melaksanakan pendekatan perubahan tingkah laku, walaupun belum melakukannya dengan maksimal. Faktor yang menyebabkan pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah laku belum maksmal adalah karena guru sejarah terfokus kepada materi yang diajarkan. 5
Sehingga pelaksanaan perubahan tingkah laku agak sedikit terabaikan, pada hal ini sangat perlu dilaksanakan. Pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah laku tidak berjalan dengan maksimal juga dikarenakan oleh secara teori guru mengetahui manfaat pendekatan ini melalui penguatan dalam proses belajar mengajar sejarah. Namun dalam kenyataannya dalam pelaksanaannya masih ada guru yang belum menggunakan pendekatan dalam proses belajar sejarah. Seharusnya guru tidak hanya mengetahui manfaatnya pendekatan-pendekatan dengan menggunakan penguatan tapi melaksanakannya dalam proses belajar. Sehingga dalam proses belajar pendekatan-pendekatan melalui penguatan dapat berjalan dengan baik. Dalam pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah laku dengan menggunakan penguatan tidak berjalan dengan baik juga disebabkan oleh beberapa faktor karena guru dalam memberikan materi sejarah mengabaikan melakukan pendekatan-pendekatan tersebut karena guru hanya terfokus menyampaikan materi sejarah yang banyak. Kurangnya media untuk mendukung proses belajar mengajar dan adanya kekurangan guru dalam mengelola kelas sehingga banyak yang merasa bosan, kurang konsistennya guru dalam mengvariasikan penggunaan pendekatan agar tercipta susana kelas yang konsisten mengikuti peraturan guru.
2.
3.
4.
Guru terlalu fokus pada materi pelajaran yang menyebabkan guru tidak terlalu memperhatikan pengelolaan kelas. Suasana siswa yang tidak mendukung pada waktu proses pembelajaran sejarah disebabkan adanya siswa yang berbicara dengan teman sebangku. Kurangnya variasi guru dalam menggunakan metode mengajar.
Saran Beberapa uraian diatas penulis menyarankan : 1. Guru tidak hanya mengetahui secara teori saja manfaat pendekatan perbahan tingkah laku dalam proses pembelajaran tetapi dalam kegiatan proses belajar mengajar juga dipraktekkan. Hal ini bertujuan agar siswa merasa termotifasi dan merasa dekat dengan guru-gurunya karena kalau siswa dekat dengan gurunya otomatis pelajaran mudah diterima. 2. Guru dalam mengajar tidak hanya terfokus kepada materi saja, tetapi pendekatan kepada siswa juga harus diperhatikan. 3. Guru harus memperhatikan dalam melaksanakan pendekatan-pendekatan kepada siswa dan metode mengajar juga harus diperhatikan agar tercipta suasana kelas yang konsisten mengikuti peraturan guru.
DAFTAR PUSTAKA PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru sejarah di SMA 1 Baso telah melaksanakan pendekatan perubahan tingkah laku terhadap siswa walaupun tidak semua pendekatan terlaksana sepenuhnya. Pelaksanaan pendekatan perubahan tingkah laku oleh guru sejarah SMA 1 Baso belum berjalan sepenuhnya, karena masih ada guru sejarah yang belum melakukan pendekatan seutuhnya. Meskipun secara teori guru mengetahui tentang pendekatan perubahan tingkah laku ini, namun dalam peleksanaannya guru masih kurang mampu untuk menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut. Namun ada juga guru yang sepenuhnya telah melakukan pendekatan-pendekatan ini. Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa belum sepenuhnya guru sejarah melakukan pendekatan-pendekatan ini disebabkan karena faktor : 1. Guru hanya mengetahui secara teori tentang manfaat pendekatan perubahan tingkah laku, namun tidak melaksanakan sepenuhnya saat proses belajar mengajar.
BUKU Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Bogdan, Robert & Taylor Steven J. 2004. Pengantar Metde Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional. Burhan, Bugun. 2007. Penelitian Kualitatif . Jakarta : Kencana. Desmita. 2009. Psikologis Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamid, Darmadi. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar : Landasan Konsep dan Implementasi. Bandung : Alfabeta. Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta : GP Press. Lexy. J. Maleong. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2009. Standar Kompentensi dan Sertifikasi Guru. Jakarta : Remaja Rosdakarya. Mulyasa, 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 6
Murni, Wahid, dkk. 2010. Keterampilan Dasar Mengajar. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. Muljani, Nurhadi. 1983. Administrasi Pendidikan di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset. Nurhizrah, Gistituati. 2012. Konsep Dasar Manajemen Sekolah dan Manajemen Program Akademik. Padang. UNP Press. Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Setyasari, Punaji. 1999. Pendekatan Manajemen Kelas. Malang : Aksara Baru. Skripsi Fitri, Agustuti 2004 Perilaku Guru Dan Siswa Dalam Pelajaran Sejrah (skripsi UNP)
Rika,
Sulasma 2013 Pelaksanaan Pendekatan Perubahan Tingkah Laku Oleh Guru IPS Terpadu di SMP N 2 Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat (skripsi STKIP) Sri, Ratyu Ningsih 2012 Kemampuan Guru dalam Memberikan Penguatan Pada Pembelajaran IPS di SMP N 3 Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat (skripsi STKIP) Wiko, Windra Putra 2013 Kemampuan Guru IPS dalam Mengadakan Variasi Mengajar di Kelas VII SMP N 14 Padang(skripsi STKIP)
7