Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH, GURU, STAFF, DAN KOMITE SMP NEGERI 1 BAWEN
1. Apa pengertian Rencana Strategis Sekolah (RENSTRA)? 2. Bagaimana Renstra sekolah disusun atau dirumuskan? 3. Apakah dalam proses penyusunan Renstra sekolah melibatkan stakeholder sekolah (Kepala sekolah, Komite, Wakil kepala sekolah, guru, dan staff? 4. Apakah sekolah dalam menjalankan program berdasarkan Renstra yang telah disusun? 5. Apakah renstra yang ada saat ini sudah mampu menjawab permasalahan sekolah khususnya mutu sekolah? 6. Apakah selama ini ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan renstra? 7. Apakah semua guru sudah memahami isi renstra sekolah? 8. Di mana saja renstra/ program sekolah disosialisasikan atau dipajang?
1
Lampiran 2 LEMBAR OBSERVASI
A. Lingkungan Fisik SMPN 1 Bawen 1. Mengamati sarana dan prasana sekolah, apakah tersedia sesuai kebutuhan dalam kondisi layak pakai, dan alat peraga serta media belajar disiapkan sesuai kebutuhan. Contohnya: ruang kelas, ruang laboratorium, ruang perpusatkaan, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang ibadah, ruang UKS, jamban, gudang, kantin, tempat bermain/ OR, tempat parkir, ruang ekstrakurikuler, ruang tata usaha. 2. Mengamati penataan lingkungan sekolah Contohnya: program 7 K (kebersihan, ketertiban, keindahan,
kerindangan,
keamanan,
kenyamanan dan kekeluargaan) B. Pelasanaan kegiatan sekolah 1. Mengamati apakah kegiatan pembelajaran sudah memasukkan pendidikan karakter yang sesuai dengan kurikulum. 2. Mengamati apakah guru sudah menerapkan Kurikulum 13 dalam proses pembelajaran. 3. Mengamati apakah pelaksanaan ekstrakurikuler seperti yang tertuang dalam kurikulum. 4. Mengamati hubungan warga sekolah. 2
Lampiran 3 PANDUAN PERTANYAAN ANALISIS SWOT: IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL
Kekuatan
4
4
4
3
3
3
2 1
2 1
2 1
Faktor 1. Visi misi sekolah a. Pemahaman visi misi sekolah oleh setiap tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. b. Memiliki konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan ilmu pengetahuan sesuai dengan visi misi sekolah. c. Rencana strategis sekolah diturunkan dari visi misi. 2. Kurikulum a. Kurikulum yang inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) b. Kesesuaian pembelajaran dengan kurikulum c. Pengembangan kurikulum d. Pemahaman terhadap kurikulum 3. Program kerja sekolah a. Pemahaman program kerja sekolah oleh pendidik dan tenaga
Kelemahan
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
3
4.
4
3
2 1
5.
4
3
2 1
6.
4
3
2 1 7.
4
3
2 1
8.
4
3
2 1
kependidikan. b. Iplementasi program kerja sekolah c. Program kerja sekolah yang jelas Dana pendidikan a. BOS b. Sumber pendanaan pendidikan lainnya. c. Efektifitas dan efiseinsi dana pendidikan d. Pertanggung jawaban dana pendidikan Kualitas guru a. Kualifikasi pendidikan guru b. Penguasaan TIK dan media pembelajaran lainnya. c. Rasio jumlah guru dengan peserta didik atau rombel. d. Pemahaman guru terhadap peran mereka. e. Inovatif, kreatif, efektif dan bermakna. Kualitas peserta didik a. minat dan motivasi belajar peserta didik b. Nilai rata-rata UN c. Prosentase lulusan Sarana dan media belajar a. Kelengkapan sarana dan media belajar b. Perhatian terhadap sarana dan media belajar Prasarana pendidikan a. Kelengakapan, efektifitas dan efisiensi prasarana pendidikan. b. Mendukung
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
4
4
3
2 1
4
3
2 1
4
3
2 1
4
3
2 1
4
3
2 1
4
3
2 1
peningkatan mutu pendidikan atau tidak. 9. Desain pembelajaran a. Kesadaran dan kemapuan guru dalam mendesain pembelajaran yang inovatif, efektif dan efisien (PAIKEM). 10. Stakeholder sekolah a. Keterlibatan stakeholder sekolah dalam upaya peningkatan mutu sekolah. 11. Kepemimpinan a. kepemimpinan kepala sekolah b. pemahanan dan implementasi manajemen pendidikan. 12. Penataan lingkungan sekolah a. penataan area hijau dan taman b. penataan sanitasi sekolah. c. Penataan area olah raga dan bermain peserta didik. 13. Kualitas lulusan a. Nilai rata-rata UN b. Prosentase kelulusan tinggi c. Karakter lulusan d. Prestasi lulusan e. Sekolah tujuan dari lulusan f. Alumni 14. Kegiatan akademik dan non akademik a. pelajaran tambahan
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
5
4
3
2 1
4
3
2 1
4
3
2 1
b. tutor sebaya c. jejaring dengan lembaga d. kegiatan ekstrakurikuler 15. kedisiplinan guru a. datang ke sekolah b. masuk kelas c. mengajar 16. kedisiplinan peserta didik a. datang kesekolah b. menaati peraturan sekolah
-1 -2 -3 -4
17. lokasi strategis sekolah
-1 -2 -3 -4
-1 -2 -3 -4
6
Lampiran 4 PANDUAN PERTANYAAN ANALISIS SWOT: IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL
Peluang 4
3
2 1
Faktor 1.
Persaingan
Ancaman terhadap -1 -2 -3 -4
sekolah lain 4
3
2 1
2. Jalinan kerjasama dengan -1 -2 -3 -4 masyrakat dan institusi atau lembaga lainnya.
4
3
2 1
3.
Tuntutan
masyarakat -1 -2 -3 -4
terhadap mutu pendidikan 4
3
2 1
4. Lingkungan sekitar sekolah
-1 -2 -3 -4
4
3
2 1
5. Perkembangan IPTEK
-1 -2 -3 -4
4
3
2 1
6.
Kepercayaan
masyarakat -1 -2 -3 -4
terhadap sekolah 4
3
2 1
7. Keberadaan alumni
-1 -2 -3 -4
7
Lampiran 5 REKAP HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH, GURU, STAFF DAN KOMITE SMPN 1 BAWEN
P
: Penulis
KS
: Kepala Sekolah
WK
: Wakil Kepala Sekolah
G1
: Guru 1
G2
: Guru 2
S
: Staff
K
: Komite
Hasil Wawancara P : Apa pengertian Rencana Strategis Sekolah (RENSTRA)? KS : Sebuah rencana yang harus dimiliki sekolah
WK ataupun G1 G2 S K
sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan. Renstra ada yang berjangka pendek ataupun yang jangka panjang. : Suatu rencana baik berupa program
kegiatan. : Program sekolah baik untuk jangka panjang Ataupun jangka pendek. : Program yang disusun secara bersamasama. : saya agak lupa. ....o ya sekarang saya ingat itu. : saya kurang tahu itu. 8
P
KS
WK
G1
G2
: Bagaimana Renstra sekolah disusun atau dirumuskan? Apakah sekolah menyusun sendiri dari awal wampai akhir atau melihat contoh renstra sekolah lain ? : Kalau yang sekarang saya tidak tahu prosesnya karena saya belum menjabat sebagai kepala sekolah. Tapi prinsipnya seharusnya melibatkan banyak komponen. Kalau resntra SMP ini mungkin dulunya Mengadopsi sekolah lain kemudian disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Mengapa demikian karena tidak ada dokumen yang menunjukkan bahwa renstra dibuat sesuai standar. Contohnya notula, daftar hadir, draft, dan lain-lain. : Itu dilakukan secara bersama-sama antara Kepala Sekolah, Wakil Kepala, Guru, dan Komite. Sekolah mengundang komite bersama beberapa guru untuk membicarakan hal tersebut. Namun memang sekolah belum mampu untuk membuat sendiri sebuah renstra. Biasanya sekolah meminjam renstra sekolah lain untuk dijadikan acuan dalam menyusun renstra. Menyusun renstra memerlukan waktu, dan tenaga yang banyak, sementara itu kepala sekolah, guru, dan komite memiliki kesibukan yang padat sehingga sekolah sulit untuk menyusun rentra sendiri. : Bersama-sama dengan beberapa pihak yaitu kepala sekolah, guru, dan komite. Memang harus diakui sekolah bekerjasama dengan sekolah lain atau melihat renstra sekolah lain dan sekolah melakukan beberapa penyesuaian-penyesuaian. : Renstra sekolah disusun mungkin untuk memenuhi syarat pengawas atau akreditasi
9
S K
P KS WK G1 G2 S K P KS WK G1 G2 S K
dan biasanya dalam waktu yang tidak lama. Sehingga hal yang paling mungkin dilakukan adalah melihat ataupun meminjam renstra sekolah lain. Mungkin renstra sekolah lain juga meminjam dari sekolah lainnya lagi. : Seingat saya dulu saya yang menulis renstra tersebut. Sekolah melihat dari renstra sekolah lain yang kemudian ditambah atau dikurangi saja. : Saya memang diundang waktu itu, tapi hanya diberikan sosialisasi saja tidak diajak untuk mendiskusikan panjang lebar. Istilahnya ikut menyetujui gitu. : Apakah dalam proses penyusunan Renstra sekolah melibatkan stakeholder sekolah (Kepala sekolah, Komite, Wakil kepala, guru, dan staff? : Saya kurang tahu kondisi waktu itu. : Iya, semua diundang untuk membicarakan hal tersebut. : ya, semua dilibatkan. : ya : iya, karena waktu itu saya yang menulisnya. : iya saya diundang waktu itu. : Apakah sekolah dalam menjalankan program berdasarkan Renstra yang telah disusun? : Sudah, tapi ada beberapa bagian dalam renstra yang masih belum operasional sehingga sulit untuk diterjemahkan dan dijalankan. : tentunya ada beberapa program yang tidak berjalan karena keterbatan-keterbatasan. : Mungkin sudah ya, karena saya sendiri lupa dengan isi renstra tersebut. : Mungkin sebagaian sudah dijalankan, tapi mungkin juga belum dijalankan. : sebagian mungkin sudah, tetapi sebagian mungkin belum. : saya kurang tahu, karena saya tidak bisa memantau sekolah terus-menerus. Tapi kalau
10
pembangunan kadang-kadang saya dilibatkan untuk memantaunya. P KS
WK G1 G2
S K
P KS
WK G1
: Apakah renstra yang ada saat ini sudah mampu menjawab permasalahan sekolah khususnya mutu sekolah? : Sudah tapi sedikit demi sedikit. Hal ini sudah terlihat dari prestasi non akademis kita semakin baik dan prestasi akademis hasil UN kita bisa masuk 12 besar tingkat kabupaten yang beberapa tahun yang lalu masih diatas 15 besar. : Sudah, namun masih belum maksimal. : sudah lumayan mampu membawa perbaikan mutu sekolah. : sudah, tapi belum signifikan. Mungkin karena mutu renstra kita perlu diperbaiki agar ada terobosan-terobosan untuk mempercepat peningkatan mutu sekolah. : Mungkin sudah ya, dengan keadaan kita saat ini. : Kalau masyarakat awam tahunya sekolah kita itu sudah baik dibandingkan dengan sekolah lain. Kalau pengaruh renstra pada mutu sekolah saya kurang begitu paham. :Apakah selama ini ada tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan renstra? : yang memonitoring dan mengevaluasi renstra adalah pengawas atau pihak dinas. Dari internal sekolah yang mengawasi adalah semua komponen yang terlibat dengan renstra. Misalnya masingmasing penanggung jawab standar (lulusan, proses, sarana-prasarana, dll). Tapi memang belum ada evaluasi yang menyeluruh dari masing-masing penanggung jawab standar tersebut. Dan itu menjadi kelemahan sekolah sampai dengan saat ini. : Itu tugas pengawas. Kalau dari sekolah ya dari masing-masing standar. : itu yang mengevaluasi adalah masing-masing dari penananggung jawab standar.
11
G2 S K
: Biasanya itu tugas pengawas sekolah. : itu sepertinya tugas pengawas. : saya kurang tahu hal itu.
P
: Apakah semua guru sudah memahami isi renstra sekolah? : Belum, sebagai kepala sekolah saya terus melakukan sosialisasi program sekolah melalui jamjam pembinaan. : Belum saya kira, saya sendiri ada banyak yang sudah lupa. : Saya yakin belum semua. : Mungkin kalau diprosentase hanya sekitar 10 % atau bahkan kurang yang memahami renstra. : Belum. Mungkin ini disebabkan karena masing kurangnya sosialisasi. : Saya kurang tahu.
KS WK G1 G2 S K P KS
WK G1 G2 S K
: Di mana saja renstra/ program sekolah disosialisasikan atau dipajang? : Selama ini melalui pembinaan-pembinaan dan juga melalui beberapa pertemuan lainnya. Memang masing-masing guru tidak dicetakkan atau tidak dipajang. : Memang tidak dipajang itu menjadi dokumen yang memegang mungkin kepala sekolah dan bendahara sekolah. : melalui pembinaan dan sosialisasi lainnya. Tapi memang tidak terlalu detail. : selama ini melalui sosialisasi saja. Kalau dipasang memang tidak. : Menjadi dokumen sekolah. : saya kurang tahu.
12
Lampiran 6
DRAFT RENCANA STRATEGIS SMP NEGERI 1 BAWEN KABUPTEN SEMARANG TH. 2014
I. PENDAHULUAN Rencana strategis merupakan bagian yang penting dalam Total Quality Managenen
(TQM).
Tanpa adanya perencanaan baik itu jangka panjang maupun jangka pendek yang jelas dan terukur, maka institusi atau lembaga tidak akan bisa merencanakan
peningkatan
mutu.
Rencana
strategis adalah rencana yang dilakukan oleh para manager
paling
atas
dan
menengah
untuk
mencapai tujuan organisasi yang lebih luas (Edward dalam Umar, 2002). Untuk itu dalam penerapannya di sekolah, kepala sekolah perlu membuat suatu rencana
strategis
yang
mana
dikoordinasikan
dengan para guru dan komite untuk dijalankan bersama demi mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi rencana strategis adalah suatu cara bagaimana mencapai
tujuan
sebaik-baiknya
dengan 13
menggunakan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif, dengan menentukan tujuan apa yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa. Rencana strategis suatu lembaga pendidikan menerapkan
prinsip-prinsip
sebagai
berikut:
mampu memperbaiki hasil pendidikan, membawa perubahan yang lebih baik, prioritas kebutuhan, partisipasi, keterwakilan, realitas sesuai dengan hasil analisis SWOT, mendasarkan pada hasil review
dan
evaluasi,
keterpaduan
menyeluruh,
transparan, dan keterkaitan serta kesepadanan secara vertikal dan horizontal dengan rencanarencana lain (Tilaar, 2000). Perkembangan dinamis
dan
dunia
persaingan
pendidikan ketat
yang
menyebabkan
tuntutan bagi setiap sekolah untuk merumuskan, menyusun
rensta
sekolah
yang
selanjutnya
mengimplementasikan, mengevaluasi dan membuat tindak lanjut yang efektif dan efisien sesuai dengan prosedur serta kebutuhan atau tuntutan sekolah. Untuk mewujudkan itu semua itu tidak mudah pasti akan memerlukan proses yang relatif panjang dan tidak semua institusi pendidikan bersedia dan mampu
mengimplementasikannya.
Sebagian
sekolah belum menjalankan proses yang benar dan
14
mampu mengahasilkan renstra yang menjawab setiap permasalahan yang muncul sekaligus untuk meningkatkan mutu sekolah. Beranjak dari hal tersebut maka diperlukan terobosan-terobosan
untuk
membuat
rencana
strategis sekolah yang nantinya dapat menjadi alternatif bagi sekolah untuk menjawab tantangan, masalah sekaligus untuk meningkatkan mutu. SMPN 1 Bawen adalah salah satu sekolah negeri yang terletak di Kabupaten Semarang dengan lokasi sangat strategis. Meski strategis lokasinya namun sekolah ini belum otpimal dalam mencapai mutu sekolah.
Hal
tersebut
tercermin
dari
prestasi
sekolah yang belum bisa optimal. Salah satu penyebabnya adalah renstra sekolah yang masih belum bisa memecahkan beberapa masalah yang berkaitan dengan kualitas sekolah. Sesungguhnya sekolah telah memiliki renstra yang sudah cukup baik
namun
dalam
tahap
penyusunan
dan
perumusannya masih belum mendasarkan pada kondisi nyata sekolah. Hal ini menyebabkan adanya beberapa masalah yang belum dapat terselesaikan dan berlarut-larut. Dari hasil wawancara dengan beberapa pihak stakeholder SMPN 1 Bawen (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staff dan komite)
didapatkan
sekolah
belum
menyusun
15
renstra sendiri dari awal sampai akhir. Sekolah masih berpedoman renstra sekolah lain dengan beberapa penyesuaian. Maka dari itu seyogiyanya sekolah untuk segera mempersiapkan diri untuk menyusun renstra yang disusun sendiri sehingga nantinya
akan
lebih
dimengerti
dan
mudah
dijalankan oleh segenap semua warga sekolah. Selain itu hal tersebut resntra sekolah akan benarbenar
berdasarkan
situasi
dan
kondisi
nyata
sekolah. Berkaitan
hal
tersebut
diatas
penulis
menawarkan sebuah draft renstra dengan harapan sekolah akan lebih memahami proses penyusunan renstra menggunakan analisis SWOT. II. VISI, MISI DAN TUJUAN SMPN 1 BAWEN SMPN 1 Bawen memiliki visi dan misi yang tertuang dalam dokumen sekolah yaitu: I.
Visi Visi dari SMP Negeri 1 Bawen adalah unggul dalam prestasi, berwawasan IPTEK berdasarkan IMTAQ. 2. Misi a. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan secara efektif
untuk mewujudkan pengembangan
isi.
16
b. Melaksanakan
kegiatan-kegiatan
untuk
menunjang peningkatan kinerja guru dan karyawan. c. Melaksanakan
kegiatan-kegiatan
untuk
menciptakan dinamika dan kualitas proses pembelajaran pelatihan dan bimbingan. d. Mengupayakan
pengadaan,
pemanfaatan
dan memelihara fasilitas pendidikan secara optimal. e. Melaksanakan ketuntasan pengetahuan,
kegiatan
kompetensi
pencapaian
kelulusan
keterampilan,
sikap,
baik dan
perilaku. f.
Mengupayakan pengembangan pembiayaan untuk mendukung kegiatan sekolah secara menyeluruh.
g. Melaksanakan penilaian secara menyeluruh dan berkesinambungan. 3. Tujuan Tujuan SMP Negeri 1 Bawen adalah : a. Meningkatkan
/
mengembangkan
isi
(
kurikulum )
17
Sekolah mengembangkan silabus untuk semua
mata
pelajaran
dan
jenjang
sekolah Sekolah
mengembangkan
pembelajaran
untuk
rencana
semua
mata
pelajaran dan jenjang kelas Sekolah mengembangkan sistem penilaian Sekolah
mencapai
standar
isi
secara
lengkap b. Meningkatkan/
mengembangkan
tenaga
kependidikan Sekolah mengadakan pelatihan komputer dan multimedia Sekolah mengadakan workshop/lokakarya pendidikan Sekolah mendukung guru dan tenaga kependidikan untuk studi lanjut Sekolah
mendukung
guru
untuk
mengikuti MGMP di berbagai tingkat Sekolah mendukung tenaga kependidikan untuk
mengikuti
penataran,
pelatihan
berbagai bidang dan tingkatan. Sekolah
memiliki
standar
guru
dan
kependidikan mengacu SPM. c. Meningkatkan/ Mengembangkan Proses
18
Sekolah
mengembangkan
dan
sumber
dan bahan pembelajaran. Sekolah untuk
melaksanakan semua
mata
pembelajaran
pelajaran
dengan
pendekatan kontekstual. Sekolah melaksanakan kegiatan pelatihan dan pembinaan akademik, keagamaan, kesenian, keolahragaan dan ketrampilan. Sekolah
melaksanakan
kegiatan
pemantapan materi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. Sekolah
mencapai
standar
proses
pembelajaran, pelatihan dan bimbingan secara mantap. d. Meningkatkan/
mengembangkan
fasilitas
pendidikan. Sekolah
melaksanakan
pengadaan,
pemanfaatn dan pemeliharaan fasilitas pendidikan memenuhi SPM. Sekolah mencapai standar pengelolaan fasilitas pendidikan secara mantap. e. Meningkatkan/ mengembangkan kelulusan. Sekolah mempunyai tim akademis yang handal Sekolah
memiliki
tim
kesenian
yang
handal
19
Sekolah meningkatkan standar minimal pencapaian ketuntasan belajar. f. Meningkatkan/mengembangkan manajemen kelembagaan. Sekoah memiliki administrasi yang baik. Sekolah melaksanakan MBS secara mantap. Sekolah melaksanakan monitoring dan evaluasi secara mantap. Sekolah mengagendakan rapat dengan guru, karyawan, komite sekolah dan orang tua/ wali peserta didik. g. Meningkatkan/
mengembangkan
pembiayaan. Sekolah mengadakan penggalangan dana dari berbagai sumber. Sekolah mengadakan usaha-usaha yang produktif. Sekolah
mendayagunakan
potensi
fasilitas sekolah. Sekolah terhadap
mengadakan stake
jaringan
holder
yang
kerja peduli
terhadap pendidikan. h. Meningkatkan/ mengembangkan penilaian. Sekolah
mengembangkan
pedoman-
pedoman penilaian.
20
Sekolah
mengembangkan
perangkat
model-model penilaian. Sekolah mengembangkan instrumen soal untuk ulangan harian, tengah semester, akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Sekolah
mengembangkan
instrumen
perbaikan dan pengayaan. Sekolah
mencapai
standar
penilaian
secara mantap. Tujuan
sekolah
kami,
secara
bertahap
akan
dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai standar kompetensi lulusan ( SKL ) Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bawen yang dibakukan secara nasional, sebagai berikut : 1. Meyakini, memahami dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam kehidupan. 2. Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab. 3. Berfikir secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam memecahkan masalah serta berkomunikasi melalui berbagai media. 4. Menyenangi dan menghargai berbagai karya seni. 5. Menjalankan pola hidup bersih, bugar, dan sehat.
21
6. Berpartisipasi dalam kehidupan sebagi cermin rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air. Selanjutnya, atas keputusan bersama guru, karyawan dan komite sekolah, SKL tersebut telah kami rinci sebagai profil peserta didik SMP Negeri 1 Bawen sebagai berikut : 1. Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai cerminan akhlak mulia dan iman taqwa. 2. Mampu berbahasa Inggris secara aktif. 3. Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olahraga, sesuai pilihannya. 4. Mampu
mendalami
cabang
pengetahuan
yang
dipilih. 5. Mampu mengoperasikan komputer aktif untuk program microsoft word, excel, dan desain grafis. 6. Mampu melanjutkan ke SMA/SMK terbaik sesuai pilihannya melalui pencapaian target pilihan yang ditentukan sendiri. 7. Mampu
bersaing
dalam
mengikuti
berbagai
kompetisi akademik dan non akademik di tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi, dan nasional. 8. Mampu memiliki kecakapan hidup personal, sosial, environmental dan pra-vocasional.
22
III.
GAMBARAN SMPN 1 BAWEN 1.
Data Peserta didik SMPN
kekurangan
1
Bawen
hampir
peserta
tidak
didik,
pernah bahkan
kecenderungannya menolak peserta didik ketika penerimaan peserta didik baru. Jumlah nilai UN peserta didik yang diterima berkisar antara antara 22
s.d.
23, atau jika dirata-rata 7,3
Sesungguhnya
input
atau
s.d.
kemampuan
7,6. dasar
peserta didik di SMPN 1 Bawen bisa dikatakan cukup bagus jika dibandingkan dengan sekolah menengah di sub rayon 02. Jumlah peserta didik dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang dikarena adanya penambahan rombongan belajar (rombel). Yang biasanya hanya 21 robel menjadi 27 rombel. Berikut ini tabel jumlah peserta didik 4 tahun terakhir:
23
Jumlah Peserta didik 4 Tahun Terakhir No 1
2
3
4
Kelas VIII L 119 P 122 2010 / 2011 Jumlah 241 Total 767 L 164 121 P 129 138 2011 / 2012 Jumlah 293 259 Total 801 L 157 121 P 130 139 2012 / 2013 Jumlah 287 260 Total 749 L 154 162 P 138 129 2013 / 2014 Jumlah 298 291 Total 840 Sumber: Tata Usaha SMPN 1 Bawen, diolah Th
VII 116 158 274
IX 126 126 252 90 159 249 89 158 247 113 138 251
24
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMPN 1 Bawen No 1
PNS
Jabatan Kepsek
WB
Jml
L
P
L
P
1
-
-
-
1
Keterangan
Guru : 1
Agama
3
2
-
-
5
3 guru berasal dari sekolah lain.
2
Pkn
-
3
-
-
3
1 guru dari sekolah lain
3
B. Indonesia
-
5
-
-
5
1 guru dari sekolah lain
4
IPA
2
5
-
-
7
5
Matematika
-
4
-
-
4
6
IPS
-
5
-
-
5
7
B. Inggris
3
1
1
8
B. Jawa
2
-
-
9
BK
-
2
1
10
Penjasorkes
2
-
1
-
3
11
Tatabusana
-
2
-
-
2
12
TIK
-
2
-
-
2
13
Kesenian
2
-
-
-
2
14
Satpam
-
-
2
-
2
15
Penjaga dan tukang kebun
1
-
2
-
3
16
Tatausaha
2
1
1
1
5
17
Tenaga Perpustakaan
-
-
-
1
1
18
Teknisi computer
-
-
1
-
1
Jumlah
18
32
8
2
60
5 -
2 3
1 guru dari sekolah lain. 1 guru dari sekolah lain
1 guru dari sekolah lain
Sumber: Tata Usaha SMPN 1 Bawen, diolah 25
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah guru yang mengajar di SMPN 1 Bawen adalah sebanyak 48 guru. Ditambah dengan 1 kepala sekolah, 2 petugas keamanan, 3 penjaga dan petugas kebersihan, 5 petugas tatausaha, 1 tenaga perpustakaan dan 1 teknisi komputer. SMPN 1 Bawen terdiri dari 27 rombel dengan 27 wali kelas. Sementara itu ada beberapa guru yang berasal dari sekolah lain (penambahan beban mengajar 24 jam), seperti: 1 guru agama islam, 1 guru agama kristen, 1 guru agama katholik, 1 guru kesenian, 1 guru bahasa indonesia, 2 guru olah raga,
dan 1 guru
BK. Dari 48 guru ada sebanyak 45 PNS dan 3 guru wiyata bhakti (WB). Kualifikasi Akademik Guru SMPN 1 Bawen No 1 2 3
Jabatan Kepala Sekolah Tenaga Pendidik Tenaga Kependidikan
PNS
WB
Jml
S2
S1
D3
D2
SMA
S2
S1
D3
D2
SMA
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
44
-
1
-
-
2
-
-
-
48
-
-
1
-
2
-
2
-
-
6
11
Sumber: Tata Usaha SMPN 1 Bawen, diolah Tenaga
pendidik
(guru)
SMPN
1
Bawen
hampir semua berkualifikasi S1, hanya tinggal 1 guru yang berijazah D2. Dari guru PNS maupun
26
wiyata bhakti semuanya ada 98 % yang sudah memenuhi kualifikasi pendidikan S1. 2. Sarana Prasarana a. Sarana Berdasarkan hasil pengamatan dan studi dokumen
dapat
dijelaskan
bahwa
SMPN
1
Bawen memiliki sarana pembelajaran yang yang sudah cukup lengkap. Adapun sarana yang dimaksudkan adalah: buku teks pelajaran, alat peraga (globe, atlas, alat peraga matematika, alat peraga IPA, alat peraga kesenian, alat peraga olah raga, dan lain-lain), media yang berkaitan dengan TIK ( 8 LCD proyektor, 6 Laptop, Komputer, TV, pengeras suara, VCD, dan lain sebagainya), sarana kegiatan ektrakurikuler (1 set alat musik band, matras dan perlengkapan pencak silat, 1 set alat musik perskusi rebana, peralatan olah raga: bola voli, basket, sepak bola, bulu tangkis, tolak peluru, atletik. Selain itu sekolah juga memiliki fasilitas keterampilan menjahit yang cukup memadahi, yaitu sejumlah 35 mesin jahit dan beberapa alat obras kain. b. Prasarana Prasarana SMPN 1 Bawen sudah cukup lengkap meskipun masih ada yang kurang 27
atupun rusak, diantaranya: 6 jamban peserta didik rusak berat, ruang UKS yang masih kurang luas. Untuk melihat lebih jelas dari kondisi prasarana SMPN 1 Bawen dapat diamati melalui Tabel dibawah ini:
28
Keadaan Prasarana Pendidikan SMPN 1 Bawen No
Jenis Ruang
Kedaan Baik Rusak
Ukuran
Jml.
Ket.
26
7 x 9
26
Proses penambahan.
1
Kelas
2
Lab. IPA
1
8 x 12
1
3
R.keterampilan
1
10 x 12
1
4
Lab. Kompt
1
8 x 12
1
5
Perpustakaan
1
7 x 9
1
6
Kantor Guru
1
7 x 17
1
7
Kantor KS
1
6 x 7
1
8
Kantor Pimpinan
1
6 x 7
1
9
Aula
0
0
0
Dalam proses membangun
10
Mushola
1
10x10
1
Proses perluasan
11
UKS
1
5x4
1
12
Koperasi
1
5x6
1
13
Kantin
2
4x5
2
14
3
2x2
3
15
2x2
21
16
Jamban Guru Jamban Peserta didik Gudang
1
4x5
1
17
Ruang BK.
1
4x6
1
18
Ruang OSIS
1
6x7
1
19
Ruang Band
1
3x7
1
20
Ruang TU
1
7x9
1
1
60x40
1
1
2 x 14
1
15
6
22
Lapangan sepak bola Lap. Basket
23
Lap. Bola Voli
1
9x8
1
24
Pos Keamanan
1
3x3
1
25
Tempat parker
21
2
5x7
2
Sumber: Data sekolah, diolah
29
IV. ANALISIS SWOT Kompone
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
n/ Aspek
(Kekuatan)
(Kelemahan)
(Peluang)
Telah
dirumuskan
dengan
baik,
Visi, Misi,
meskipun masih ada
Sasaran
fihak yang berkaitan
dan Tujuan
belum memahaminya dengan baik.
THREAT (Ancaman)
Belum tersedia
Perkembangan SDM
Rutinitas dan beban
mekanisme
yang sangat
kerja
organisasional baku
memungkingkan
potensial
untuk menerjemah
sekolah dapat
menumbuhkan
kan visi, misi,
menyusun ataupun
disorientasi
sasaran dan tujuan
meneterjemahkannya.
antara
yang
ke dalam kinerja
oriented
komponen SMPN 1
mewujudkan
Bawen.
misi.
tinggi
kerja money atau visi
30
Input
1. Lokasi sekolah sangat trategis. 2. 98 % guru berpendidikan S1. 3. Kemampuan dasar peserta didik baik. 4. Jumlah buku ajar untuk guru dan peserta didik mencukupi 5. Kemampun manajemen kepala sekolah sudah baik 6. Dana untuk operasi sekolah mencukupi. 7. Fasilitas cukup lengkap.
1. Supervisi dan
2. 3.
4.
evaluasi yang dilakukan oleh tim dan kepala sekolah masih belum optimal. Guru belum memahami visi, misi sekolah Kurang optimalnya pembimbingan/ pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dalam mencapai target yang diharapkan. Kompetensi staf sekolah (Tata Usaha dan Keuangan) belum optimal.
5. Belum memadahi 6.
7.
ruang untuk kegiatan ekstrakurikuler. Pemanfaatan laboratorium (Bahasa, IPA dan Komputer) masih kurang optimal. Lingkungan sekolah kurang hijau, bersih
1.
2.
3.
4. 5.
Minat tinggi orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SMPN 1 Bawen. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat dan semakin mudah untuk didapatkan/ diakses. Hubungan yang sangat baik dengan dinas pendidikan kabupaten. Semakin meningkatnya peran komite sekolah. Banyak fihak/ instansi luar yang tertarik untuk bekerjasama dengan sekolah.
1. Beberapa guru kurang siap dengan perubahan baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun oleh kepala sekolah. 2. Beberapa guru masih beroientasi pada uang dalam menjalankan tugas pokok fungsingya (money oriented). 3. Persaingan antar sekolah menengah pertama semakin tinggi. 4. Banyak sekolah menengah pertama memiliki fasilitas yang lebih baik dan lengkap. 5. Maraknya pengaruh negatif dari penggunaan peralatan TIK (handpone, game online, dan internet)
dan nyaman.
31
Proses
1. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan pelajaran yang diampu 2. KKM sekolah minimal 75 3. Adanya banyak kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah (band, pramuka, silat, karate, rebana, bola voli, renang, basket, PMR, paduan suara, seni lukis, baca tulis alquran). 4. Kemampuan manajemen kepala sekolah cukup baik. 5. Adanya jam pelajaran tambahan untuk kelas IX. 6. Guru mengikuti kegiatan pengembangan profesi (MGMP, Workshop, Seminar, Pelatihan).
1. Kedisiplinan guru yang masih kurang, khususnya dalam menjalankan tugas pokok fungsinya. 2. Masih banyak guru menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran, serta belum mengoptimalkan media pembelajaran. 3. Guru kurang memberikan motivasi kepada peserta didik. 4. Kerjasama (team work) antar guru dan lembaga dalam internal sekolah masih belum optimal. 5. Pelaksanaan supervisi belum tuntas dan optimal. 6. Fasilitas pembelajaran yang masih belum optimal
1. Semakin meningkatnya kesadaran orang tua pentingnya kualitas pendidikan. 2. Sekolah berada di wilayah industri, pasar, perkantoran sehingga memungkinkan untuk menjalin kerjasama (pembelajaran kontektual, beapeserta didik, penggalian dana). 3. Semakin banyaknya kegiatan pengembangan kompetensi guru, baik itu workshop, MGMP, Seminar, ToT, dll.). 4. Semakin melimpahnya media pembelajaran. 5. Adanya perhatian khusus dari pemerintah kabupaten terhadap sekolah. 6. Adanya beasiswa bagi guru untuk studi lanjut baik ke universitas dalam negeri maupun luar negeri
1. Semakin kritisnya masyarakat terhadap kualitas guru 2. Proses Belajar Mengajar (PBM) sekolah favorit lain yang sudah ditunjang dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap. 3. Daya dukung masyarakat terhadap sekolah masih belum optimal. 4. Beberapa guru mengajar di sekolah lain untuk menambah jam mengajar (minimal 24 jam). 5. Masih lemahnya pengawasan dan evaluasi pemerintah terhadap guru. 6. Intervensi pemerintah pusat dalam penentuan nilai sekolah (NS) sebagai syarat kelulusan.
32
Output
1. Pencapaian prestasi beberapa kegiatan nonakademis (ekstrakurikler) semakin baik. Seperti; pencak silat, band, sepak bola, keagamaan. 2. Peringkat sekolah dari tahun ke tahun mulai mengalami peningkatan 3. Prosentase jumlah kelulusan meningkat dari tahun ketahun. 4. Banyak peserta didik yang diterima di sekolah favorit.
1. Prestasi akademis dan non-akademis belum optimal. 2. Sekolah belum mengupdate secara rutin data output peserta didik yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau tidak melanjutkan. 3. Belum memiliki jaringan alumni yang kuat. 4. Bebarapa lulusan kurang memiliki karakter yang kuat seperi: menghormati orang lain, tanggung jawab, disiplin, dan mandiri.
1. Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah tinggi. 2. Harapan orang tua agar lulusan bukan hanya berprestasi dalam bidang akademis saja tetapi juga bidang non akademis (ekstrakurikuler) 3. Lulusan memiliki karakter kuat, dalam aspek kemandirian, tanggung jawab, kedisiplinan, kerohanian, dan menghormati orang lain. 4. Peluang menjalin hubungan kerjasama yang lebih erat dengan masyarakat dan alumni.
1. Semakin meningkatnya syarat kualifikasi lulusan dari stakeholder. 2. Semakin kompleknya tuntutan masyarakat terhadap mutu sekolah. 3. Masyarakat yang menilai keberhasilan peserta didik dari sisi hasil/ nilainya, bukan dilihat dari sisi proses. 4. Kekhawatiran masyarakat terhadap sulitnya mencari sekolah favorit.
33
V.
ISU STRATEGIS DAN KEY FACTORS OF SUCCES (KFS) a. Isu Strategis Untuk memacu perkembangan pendidikan di SMPN 1 Bawen perlu diidentifikasi faktor-faktor penentu
keberhasilan
memperhatikan maupun
analisis
ekstenal
tersebut
dengan
lingkungan
internal
berupa
sumber
daya
dan
sumber dana yang di dukung peraturan-peraturan dan
kebijakan-kebijakan
serta
keterlibatan
masyarakat dalam mencapai Visi dan Misi SMPN 1 Bawen. b. Key Factors of Succes (KFS) Faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan rencana strategis SMP Negeri 1 Bawen adalah: Dukungan dan kehendak politik (Political will) pemerintah daerah dan internal sekolah dalam menjalankan MBS dan Kurikulum. Teratasinya kinerja, pengingkatan SDM, sistem administrasi
tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan secara berkesinambungan dan dinamis.
34
Dukungan partisipasi masyarakat, orag tua, alumni, ataupun fihak luar yang berkaitan untuk meningkatkan sarana dan prasaranan sekolah. Dukungan partisipasi Komite Sekolah untuk meningkatkan peran dan fungsinya sebagai mitra
sekolah,
supporting,
advisory,
controlling, dan mediator sehinggar sekolah mampu
menjalankan
semua
programnya
dengan efektif dan efisien.
VI.KEBIJAKAN STRATEGIS Berdasarkan
hal-hal
di
atas,
ditetapkanlah
kebijakan strategis sekolah beserta tujuannya masingmasing seperti berikut ini. 1. Aspek Input a. Mengembangkan
lingkungan
sekolah
komunitas belajar yang ideal, yaitu
menuju melalui
program 7 K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan,
Keamanan,
Kenyamanan,
dan
Kekeluargaan). b. Membentuk
klub-klub
prestasi
untuk
mengembangkan potensi peserta didik, baik dari sisi akademis ataupun non akademis. c. Mengoptimalkan
peran
kepala
sekolah
dalam
memberdayakan dan melatih kepemimpinan dan 35
manajerial
tenaga
pendidik
dan
dan
tenaga
pendidikan. d. Pengembangan
fasilitas
sekolah
berbasis
TIK
sebagai sarana untuk belajar peserta didik. e. Dibentuk
Tim Evaluasi program dan kegiatan
sekolah secara efektif dan efisien. 2. Aspek Proses a. Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan pengembangan profesi guru baik di tingkat lokal sekolah ataupun diluar sekolah dengan menitik beratkan kualitas bukan
sekedar
mengikuti
kegiatan
sebagai
formalitas. b. Mengembangkan pembelajaran yang aktif, Inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, sesuai dengan K.13 c. Dibentuk Tim Evaluasi yang efektif dan efisien untuk memantau dan memastikan kemampuan profesi guru berkembang dari sisi kualitas. d. Mengoptimalkan ekstrakurikuler
program mulai
dari
pelaksanaan sampai evaluasi
dan
kegiatan
perencanaan, untuk mencapai
target-target yang diharapkan. e. Lebih meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau
36
pelatih
dari
luar
sekolah
untuk
mengoptimalkan mutu prestasi non akademis (ekstrakurikuler). f. Mengembangkan program character building untuk peserta didik. 3. Aspek Output a. Meningkatkan
prestasi
non-akademis
sekolah
dengan seoptimal mungkin. b. Meningkatkan
pembelajaran
yang
menitikkan
pada pembangunan karakter peserta didik untuk membangun image positif. c. Membangun jaringan alumni yang lebih efektif dan terorganisir. d. Melakukan terobosan-terobosan untuk percepatan pencapaian prestasi akademis.
37
VII.
PROGRAM
a. Pengembangan aspek input No
1
38
Program dan kegiatan a. Program Green School Taman Sekolah Jejaring DPLH kabupaten Kompetisi antar kelas b. Program Penyadaran Seminar Outbond Pelatihan Keteladanan c. Program Anti Asap Rokok Motto Sekolah Anti Asap Rokok. Poster dan Himbauan sanksi d. Program Save School Pengecakkan semua instalasi terpasang
Tujuan
Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar yang ideal, yaitu melalui program 7 K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan, Keamanan, Kenyamanan, dan Kekeluargaan).
dengan benar dan aman oleh konsultan. Pemeliharaan dan perawatan terhadap gedung-gedung. Save Signs Setting kelas aman e. Program Jiwa Korsa Marsh, Hymn sekolah Outbond Leadership Development program f. Program No Bullying, Sexual Abuse Optimalisasi peran BK sosialisasi dengan bekerjasama dengan lembaga lain Sosialisasi sanksi Bullying baik oleh guru ataupun peserta didik. Penindakan secara tegas baik peserta didik ataupun guru. Seminar dan Simulasi Pemasangan Sisi Kamera di tempattempat yang kurang terpantau. Jejaring dengan lembaga-lembaga psikologi di sekitar sekolah (UKSW, UNES, dll)
39
g. Program Budaya Disiplin dan tertib Sosialisasi Program Kedisiplinan dan ketertiban sekolah untuk peserta didik, orang tua, komite, dan guru. Sanksi yang jelas dan tegas kepada semua warga sekolah yang melanggarnya. Budaya antre h. Program Tata Ruang Bekerjasama dengan konsultan untuk membuat tata ruang yang lebih nyaman dan aman. i. Program Togetherness (Kebersamaan) Talent Show Pelibatan orang tua atau wali peserta didik dalam program sekolah.
2
40
a. Program Analisa SWOT terhadap peluangpeluang yang ada. Analisa cabang club yang memiliki potensi strategis bisa dikembangkan dan mampu meningkatkan mutu sekolah.
Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi peserta didik, baik dari sisi akademis ataupun non akademis.
Pematangan analisa yang selanjutnya akan digunakan untuk menyusun kurikulum, target-target, pembimbing, dan strategi untuk mencapainya. b. Rancangan Progam, target dan strategi. Merancang program, target dan strateginya. c. Pelaksanaan Program. Melaksanakan program dengan pengawasan ketat. (contohnya: klub bahasa inggris, klub olah raga, club sains, dan club seni) e. Evaluasi Program Melakukan evaluasi jangka pendek dan jangka panjang oleh koordinator dan koordinator akan mendiskusikan dengan unsur pimpinan yang ada. f. Tindak lanjut untuk dijadikan dasar memperbaiki program. a. Alokasi anggaran pengembangan SDM yang memadahi. Alokasi bos
3
41
Memberdayakan pendidik dan kependidikan
tenaga tenaga melalui
Jejaring/ sponsorship pelatihan-pelatihan intensif b. Pelatihan dan Simulasi TUNTAS sehingga akan Analisa dan pemetaan meningkatkan kinerja. Pelatihan oleh tim kredibel. Evaluasi Tindak lanjut c. Study Banding Studi banding ke sekolah rujukkan Melibatkan semua unsur sekolah yang terwakili. Merumuskan hal yang dapat diadopsi dan diadaptasi sehingga dapat menjadi rekomendasi bagi sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah. Implementasi rujukan atau rekomendasi. Evaluasi dan tindak lanjut. d. Monitoring dan evaluasi Merancang dan membentuk tim-tim evaluasi dan monitoring pengembangan SDM secara menyeluruh dan tuntas. Melaksanakan evaluasi dan monitoring berkala dan membuat rekomendasi serta
42
4
5
43
didokumentasikan dengan baaik. e. Reward Pemberian reward terhadap siapa saja (tenaga pendidik dan kependidikan) yang mengalami peningkatan kinerja. Tidak menggunakan punishment, namun melakukan pendampingan dan evaluasi yang lebih intens. a. Pengalokasiaan anggaran yang cukup Penambahan fasilitas TIK disekolah (LCD Proyektor, laptop, Wifi yang lebih baik). Penataan jaringan TIK secara sistematif. a. Optimalisasi evaluasi oleh kepala sekolah dan tim. b. Membuat tindak lanjut secara berkala.
Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana untuk belajar peserta didik. Dibentuk Tim Evaluasi program dan kegiatan sekolah secara efektif dan efisien.
a. Pengembangan aspek proses No
1
2
3
44
Program a. Pengembangan Lokal Optimaliasi MGMP Optimalisasi IHT Optimalisasi Seminar Optimalisasi Pelatihan b. Pengembangan di luar sekolah Studi banding Workshop Seminar (nasional ataupun internasional) a. Optimalisasi pembelajaran kontekstual b. Implementasi monitoring dan evaluasi c. Memperkuat jejaring d. Rekayasa tempat pembelajaran a. Penyusunan dokumen instrumen evaluasi perkembangang profesi guru dari sisi kualitas. b. Dibentuk tim yang efektif dan efisien
Tujuan Mengoptimalkan kegiatankegiatan pengembangan profesi guru baik di tingkat lokal sekolah ataupun diluar sekolah dengan menitik beratkan kualitas bukan sekedar mengikuti kegiatan sebagai formalitas.
Mengembangkan pembelajaran yang aktif, Inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, sesuai dengan K.13 Dibentuk Tim Evaluasi yang efektif dan efisien untuk memantau dan memastikan kemampuan profesi guru
c. d. e. a. 4 b. c. a. 5
b.
45
Implementasi Evaluasi Tindak lanjut Meningkatkan kerjasama dan membuat Mou dengan pembimbing ekstrakurikuler dari luar sekolah. Evaluasi berkelanjutan Tindak lanjut Evaluasi Dibuat Mou antara tutor dari luar dengan sekolah. Mengevaluasi semua kegiatan ekstra. Membuat rancangan yang kegiatan ekstrakurikuler yang lebih efektif. Tindak lanjut
berkembang dari sisi kualitas. Mengoptimalkan program dan kegiatan ekstrakurikuler mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi untuk mencapai target-target yang diharapkan. Lebih meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mengoptimalkan mutu prestasi non akademis (ekstrakurikuler).
a.
Pengembangan aspek output
No
1
2
46
Program a. Alokasi anggaran yang cukup Meningkatkan anggaran untuk honor ataupun transport tutor/ pembimbing. b. Reward Memberikan penghargaan bagi tutor atau pemimbing yang mampu mencetak prestasi. c. Supporting Memotivasi konstruktif bagi setiap tutor atau pembimbing yang belum bisa mencapai target yang diharapkan. a. Sekolah mengembangkan kepribadian peserta didik. Sekolah menerapkan tata tertib sekolah secara konsisten kepada semua warga sekolah.
Tujuan
Meningkatkan prestasi nonakademis sekolah dengan seoptimal mungkin.
Meningkatkan pembelajaran yang menitikkan pada pembangunan karakter peserta didik untuk membangun image positif.
Meningkatkan kegiatan kepeserta didikan pada tingkat kelas dan sekolah (kedisiplinan, sopan santun, kemandirian, tanggung jawab, dan beriman) dimulai dari masing-masing kelas. Program Senyum, Salam, Sapa.
3
47
b. Sekolah mengembangkan nilai-nilai agama, budaya, dan pemahaman atas sikap yang dapat diterima. Meningkatkan pelaksanaan penerapan ajaran agama melalui kegiatan kepeserta didikan di sekolah. Sekolah memantau kegiatan keagamaan peserta didik secara umum. Sekolah menyediakan “ruang” da’wah dan penyuluhan agama dan budaya a. Analisa dan pemetaan alumni b. Fasilititasi alumi Memfasilitasi alumni yang berkomitmen untuk memajukan
Membangun jaringan alumni yang lebih efektif dan terorganisir.
c. d. a.
4
b.
48
sekolah. Menyediakan fasilitas pertemuan dan membuka ruang komunikasi intens melalui jaringan internet (blog, email, dll). Penyusunan program Memfasilitasi alumni untuk menyusun program. Implementasi program dan evaluasi Analisa Mapel Melakukan analisa kekuatan dan kelemahan MAPEL khususnya UN ( Matematika, IPA dan Bhs Inggris). Menyusun Strategi Khusus untuk meningkatkan prestasi tersebut: Menambah kelengkapan fasilitas ruang kelas (LCD proyektor, Komputer/ laptop, alat peraga, dll) Pelajaran Tambahan Tutor Sebaya Dan lain-lainnya Jejaring
Melakukan terobosan-terobosan untuk percepatan pencapaian prestasi akademis
Membangun jaringan yang lebih keuat lagi dengan lembaga-lembaga pendidikan yang kredibel dan siap untuk diajak untuk percepatan perkembangan prestasi akademis peserta didik. c. Evaluasi dan monitoring Kepala sekolah melakukan evaluasi dan monitoring khusus terhadap pelaksanaan pembelajaran kelas IX.
49
VIII. MONITORING DAN EVALUASI 1.
Tujuan Monitoring dan Evaluasi Monitoring
bertujuan
untuk
merupakan
kegiatan
mengetahui
apakah
yang
program
sekolah berjalan sebagaimana yang direncanakan, apa hambatan yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Jadi menekankan pada pemantauan proses pelaksanaan program. Evaluasi untuk
merupakan mengetahui
kegiatan apakah
yang
bertujuan
program
sekolah
mencapai sasaran yang diharapkan. 2. Komponen Utama Monitoring dan Evaluasi 2.1. Komponen Input a. Aspek tenaga kependidikan : Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan b. Aspek Kesiswaan : Kondisi peserta didik dan prestasi peserta didik c. Aspek sarana prasarana d. Aspek peran masyarakat 2.2. Komponen proses a. Aspek Kurikulum dan bahan ajar b. Aspek proses belajar mengajar c. Aspek penilaian d. Aspek manajemen dan kepemimpinan 50
2.3. Komponen Output a. Aspek prestasi belajar peserta didik b. Aspek prestasi Guru dan Kepala Sekolah c. Aspek pretasi sekolah 3. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi 3.1. Internal a. Kepala Sekolah b. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah 3.2. Eksternal a. Komite Sekolah b. Dinas Pendidikan c. Bawas Kab. IX.
PENUTUP Demikian Alternatif Rencana Strategis SMPN
1 Bawen ini disusun untuk digunakan sebagai pedoman penyusuan program kerja oleh semua komponen sekolah di lingkungan SMPN 1 Bawen maupun
stakeholder
dan
para
pihak
yang
berkaitan. Salatiga, 10 September 2014 Penulis
Edi Sujoko 51
Lampiran 7 SURAT-SURAT Salatiga, 10 September 2014 Kapada Yth. Prof. Sutriyono, MSc., Ph.D. Di Tempat Dengan surat ini saya memohon agar bapak berkenan untuk
memberikan
“Alternatif
masukan
Strategi
draft
Peningkatan
yang Mutu
berjudul Sekolah
Berdasarkan Analisis SWOT di SMPN 1 Bawen Kabupaten Semarang. Selanjutnya draft yang diuji bapak akan menjadi draft yang lebih layak untuk pengembangan mutu sekolah. Demikian permohonan ini dibuat dan besar harapan saya bapak berkenan untuk menjadi penguji dari draft rencana strategis tesebut. Sekian dan terimakasih, Hormat saya,
Edi Sujoko 52
Salatiga, 10 September 2014
Kapada Yth. Dr. Bambang Ismanto, M.Si. Di Tempat Dengan surat ini saya memohon agar bapak berkenan untuk
memberikan
“Alternatif
masukan
Strategi
draft
Peningkatan
yang Mutu
berjudul Sekolah
Berdasarkan Analisis SWOT di SMPN 1 Bawen Kabupaten Semarang. Selanjutnya draft yang diuji bapak akan menjadi draft yang lebih layak untuk pengembangan mutu sekolah. Demikian permohonan ini dibuat dan besar harapan saya bapak berkenan untuk menjadi penguji dari draft rencana strategis tesebut. Sekian dan terimakasih, Hormat saya,
Edi Sujoko 53
54