PASAR TRADISIONAL DI TENGAH ARUS BUDAYA GLOBAL Ida Bagus Brata FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT Market for the most society is a place for living, getting alive, also a place for people to meet and interact to fulfill the individual needs. Traditional market offers many advantages, much lower prices, and many presented needed goods can be bargained. Traditional market is a representation of the economy of the people, low class economy of the society, and a dependable place for small and middle scale vendors. Traditional market existence faced strong challenges in the midst of global culture which directly impacted consumers’ behaviours. The increased threat of modern market is getting stronger from day to day and actively attracts buyers by means of all the excessive benefits and negative stigma of traditional market. To avoid being left by the consumers and to be able to compete in modern market, therefore the quality of services and traditional market management should be improved. Key words: Traditional market, Stigma, Globalization
I.
PENDAHULUAN
jarak
antara
Sebuah pasar dapat terbentuk
produsen
konsumen
dalam
dengan
melaksanakan
karena adanya penjual dan pembeli,
transaksi.
adanya
yang
memperlancar penyaluran barang dan
terjadi
jasa dari produsen kepada konsumen.
barang
atau
diperjualbelikan, kesepakatan
jasa
dan
antara
penjual
dan
Pasar
Pada
berperan
awalnya
pertukaran
pembeli. Pada dasarnya pasar berdiri
dapat
karena masyarakat ingin memeroleh
tempat.
berbagai barang kebutuhan hidup.
kesepakatan
Pasar lahir dari keinginan beberapa
suatu lokasi untuk melakukan barter.
orang
Dalam
untuk
memeroleh
bahan
berlangsung
di
Lambat
laun
untuk
perkembangan
sembarang terjadilah
menentukan selanjutnya
kebutuhan. Pada mulanya transaksi
transaksi
di pasar dilakukan dengan tukar-
menggunakan mata uang, sehingga
menukar barang yang dimiliki dengan
orang
barang
barangpun
yang
dikehendaki,
seperti
dilakukan yang
tidak dapat
dengan mempunyai memenuhi
antara petani dan nelayan dengan
kebutuhannya dengan cara membeli
mempertukarkan
dengan
hasil
produksi
mata
uang
yang
telah
mereka masing-masing. Dalam kaitan
disepakati. Di sini pasar berfungsi
ini
sebagai pembentuk harga atas dasar
pasar
berfungsi
mendekatkan
1
kesepakatan
antara
penjual
dan
pembeli.
lagi dimaknai sekedar sebagai tempat bertemunya
Secara tradisional sejak
historis
diperkirakan
jaman
dan
penjual,
pasar
namun ruang telah dimaknai sebagai
ada
tempat untuk mendapatkan uang.
Kutai
Pasar telah dieksploitasi oleh pemodal
telah
kerajaan
pembeli
Kartanegara pada abad ke-5 Masehi,
untuk
dengan diawali sistem barter barang
semaksimal mungkin (ada uang ada
kebutuhan sehari-hari dengan para
barang).
pelaut yang datang dari Tiongkok. Pedagang
di
kala
Pada
keuntungan
pasca
kemerdekaan,
menggelar
terlebih dewasa ini pasar tidak hanya
barang dagangannya di atas tikar,
sebagai tempat transaksi ekonomi,
dan di situlah terjadi transaksi tukar
tempat sebagian besar masyarakat
menukar
menggantungkan hidupnya, terutama
barang
itu
meraup
dengan
barang.
Pasar pada jaman itu bukan semata-
pasar
mata
sebagai objek politik bagi para pencari
sebagai ruang bertemunya
tradisional
sering
penjual dan pembeli, namun lebih
kekuasaan.
dari
tempat
(pemilu),
apakah
bertemunya masyarakat dan kaum
legislatif
ataukah
bangsawan,
memilih Presiden dan Wakil Presiden,
itu
yaitu
sebagai
bahkan
dijadikan
sebagai
politik
untuk
pasar
bagian
sering strategi
tukar-menukar
pasar
Hajat
dijadikan
kerap
kampanye
lima
tahunan
pilkada,
pemilu
pemilu
untuk
dijadikan
untuk
sasaran
menarik
simpati
yang
sedang
informasi penting yang ada pada kala
para
itu.
berbelanja atau sekedar jalan-jalan ke Hadirnya peradaban Islam di
konsumen
pasar.
nusantara sekitar abad ke-12 Masehi,
Sejak lama pasar tradisional
pasar sering digunakan sebagai media
memegang peranan penting dalam
untuk
memajukan
berdakwah
ulama/penyiar agama. pengaruh
oleh
untuk
Sementara Barat
para
dan
menggerakkan
kepentingan
pertumbuhan
itu
Fungsi penting pasar tradisional di
mulai
ketika hadir
di
ekonomi
rakayat.
samping sebagai muara dari produk-
nusantara, pasar telah bergeser lebih
produk
masyarakat
jauh menjadi komoditas politik dan
(lokal),
komoditas ruang. Komoditas politik
kerja yang sangat bermanfaat bagi
mengarah pada siapa yang berkuasa
masyarakat.
atas pasar pada kala itu, sementara
yang
komoditas ruang dimana pasar tidak
langsung dapat dibawa ke
juga
di
sekitarnya
merupakan Hasil-hasil
dihasilkan
lapangan pertanian
petani
secara pasar.
2
Untuk membawa hasil-hasil pertanian
tertentu,
tadi dibutuhkan tenaga kerja. Tenaga
menawar dengan harga yang relatif
kerja tidak semata membawa hasil
murah atau dengan harga yang dapat
petani ke pasar, namun ketika para
dijangkau
pedagang
hasil-hasil
Dalam proses tawar-menawar di sini
pertanian, pedagang membutuhkan
dituntut kompetensi masing-masing
tenaga
tadi
antara penjual dan pembeli. Penjual
sekaligus dimanfaatkan sebagai kuli
cenderung bertahan pada harga yang
panggul.
telah
membeli
angkut,
Pada
tenaga
kerja
hakikatnya
tradisional
bergerak
pada
sementara
oleh
mereka
ditawarkan
pasar
sementara
sektor
kecerdikannya
pembeli
itu
(pembeli).
kepada
pembeli,
pembeli
dengan
dapat
menawar
informal, oleh karena itu siapa saja
dengan
memiliki peluang untuk mendapatkan
mungkin.
pekerjaan di pasar. Untuk bekerja di
menawar itu terbangun sebuah kesan
tempat ini tidak dibutuhkan syarat-
akrab antara penjual dan pembeli.
syarat khusus, tidak seperti pada sektor
formal,
seperti
pegawai
perkantoran
banyak
syarat-syarat
menjadi
yang
cukup
formal
yang
oleh
Dalam
sebagian
diidentikkan
serendah
proses
tawar
masyarakat
dengan
lebih
tempat
yang
kumuh, semerawut, becek, pengap, bau,
bekerja,
daerah
kualifikasi
yang
Pasar tradisional dewasa ini
harus dipenuhi untuk dapat diterima misalnya
harga
akan
dan
sumpek.
tertentu,
Pada
pasar
daerah-
tradisional
pendidikan, umur, pengalaman dan
juga sering dituduh sebagai sumber
sebagainya.
kemacetan,
Sementara
bekerja
di
sebab
para
pedagang
sektor informal yang paling penting
sering memanfaatkan sempadan jalan
mempunyai
sebagai
kemauan
keras,
ulet
tempat
menggelar
barang
akibatnya
laju
tidak mudah putus asa, dan sedikit
dagangannya
modal untuk merintis usaha.
kendaraan menjadi terganggu. Tidak
Dalam
pasar
tradisional
hanya itu saja, pasar tradisional juga
terdapat banyak interaksi yang tidak
kerap
ditemukan dalam pasar modern. Pada
pencitraan.
pasar tradisional, para pembeli dan
masyarakat,
penjual
menengah
bertemu
secara
langsung
dikaitkan
dengan
Sebagian terutama ke
atas
soal
kalangan masyarakat
dan
kalangan
untuk melakukan suatu transaksi
remaja, terdapat kesan menghindari
jual-beli.
Sebelum
berbelanja
terjadi,
biasanya
kesepakatan pedagang
di
pasar
tradisional.
Berbelanja di pasar tradisional bagi
menawarkan barang dengan harga
3
kalangan mereka dapat menurunkan
II.
gengsi.
LANDASAN TEORI Polanyi
Kondisi pasar tradisional yang demikian
membuat
masyarakat pasar
memilih
modern,
sebagian
berbelanja seperti:
supermarket,
di
mal,
minimarket,
(2003)
mengatakan
pasar merupakan sebuah institusi sebagai
arena
praktik
transaksi
ekonomi berlangsung, dan telah ada sejak
manusia
pertukaran
mulai
dalam
mengenal pemenuhan
hipermarket dan sejenisnya. Memang
kebutuhan hidupnya. Sejalan dengan
sulit
dinamika
dipungkiri
bahwa
akhir-akhir
masyarakat
dengan
ini, gaya
yang
masyarakat,
hidup modern lebih suka berbelanja
perkembangan
di
Sampai
pasar-pasar
dengan
sistem
terjadi
dalam
pasar
mengalami
dan
perubahan.
dewasa
ini
masyarakat
pengelolaan yang lebih tertata, bersih,
mengenal dua jenis pasar, yaitu pasar
nyaman, dan strategis. Berbelanja di
tradisional dan pasar modern. Kedua
pasar modern dianggap jauh lebih
jenis pasar ini memiliki karakter dan
bergengsi bagi kalangan masyarakat
pelaku pasar yang relatif berbeda.
tertentu
dan
kaum
remaja
Pasar tradisional
merupakan
dibandingkan dengan berbelanja di
ruang
pasar
Akibatnya
kebutuhan subsisten yang prosesnya
tradisional
masih
tradisional.
berbelanja
di
pasar
transaksi kental
komoditas
diwarnai
menjadi pilihan kedua atau bisa sama
ekonomi
sekali
yang masih kental. Pasar tradisional
ditinggalkan
para
pedesaan
suasana
dengan
pelanggannya. Agar jangan hal itu
merupakan
sampai terjadi, maka sangat urgen
penjual dan pembeli yang ditandai
dilakukan berbagai upaya terutama
dengan adanya transaksi langsung
bagi pedagang untuk meningkatkan
yang biasanya diawali dengan proses
kualitas layanan (SDM), sementara
tawar-menawar
itu keterlibatan
pasar
pemerintah dalam
praktik
mutlak
diwarnai
buruk/negatif tradisional
sehingga
terhadap
dapat
ditekan
dihilangkan sama sekali.
citra
Sementara,
merupakan
ekonomi oleh
bertemunya
harga.
modern
pembinaan dan sistem pengelolaan diperlukan,
tempat
tradisi
perkotaan
sain
dan
ajang yang
teknologi
pasar
modern, baik dari segi komoditas,
atau
aktor yang terdapat di dalamnya, bahkan
proses
dan
aturan
main
seperti yang telah ditetapkan oleh pengelola.
4
Berdasarkan atas,
pengertian
pemahaman
dengan:
(a)
ethnoscape,
yaitu
pasar
perpindahan penduduk atau orang
(khususnya pasar tradisional) selalu
dari suatu negara ke negara lain; (b)
dibatasi
technoscape,
oleh
tentang
di
anggapan
bahwa
yaitu
arus
teknologi
pembeli dan penjual harus bertemu
yang mengalir begitu cepat dan tidak
secara langsung untuk melakukan
mengenal
interaksi jual beli (proses penawaran).
mediascape,
Namun dalam konteks pasar modern
menyebarkan informasi ke berbagai
tidak ada
kewajiban antara penjual
belahan dunia; (d) Finanscape, yakni
dan pembeli harus bertemu pada
aspek finansial atau uang yang sulit
suatu
diprediksi pada era globalisasi; dan (e)
tempat
tertentu.
Dengan
batas
negara;
media
yang
(c) dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi,
ideoscape,
seperti internet penjual dan pembeli
terkait dengan masalah politik seperti
dapat melakukan transaksi jual beli
kebebasan,
terhadap
kesejahteraan, dan hak seseorang.
dengan
suatu
barang
kendati
jarak yang berjauhan.
Di
yaitu
komponen
demokrasi,
Pertumbuhan
yang
kedaulatan,
dan
mobilitas
samping itu dalam pasar modern
penduduk disertai dengan kehidupan
antara penjual dan pembeli tidak
perekonomian
bertransaksi secara langsung, tetapi
pesat
pembeli cukup melihat label harga
menunjukkan
(barcode)
pengaruh global terhadap perilaku
yang
tercantum
dalam
barang.
didukung
konsumen.
Globalisasi bentuk
yang
dan
dengan
caranya
berbagai
berlangsung
berkembang
sektor
pariwisata
gejala
adanya
Kompleksitas
dan
perubahan telah menjadi ciri dominan masyarakat
industri
dewasa
ini.
hingga jauh dan telah masuk ke
Permasalahan kompleksitas hampir
sudut-sudut ruang dan tempat di
telah
seluruh
karena
kehidupan, seperti pemasaran global,
hadirnya industri, investasi individu,
sistem perdagangan, teknologi, dan
dan
media yang menjadikan dunia ini
pelosok informasi.
negara
Sebagaimana
diungkapkan oleh Appadurai (dalam Ritzer
dan
Goodman,
memasuki
semua
aspek
semakin sempit (global vilage).
2011:598)
Kapitalisme
bahwa arus kebudayaan global (global
ideologi
cultural flow) dapat diketahui, yakni
semua yang ada untuk mendapatkan
dengan
keuntungan
memperhatikan
hubungan
yang
merupakan
serakah
mengambil
sebesar-besarnya.
antara lima komponen dari ciri-ciri
Dengan menggunakan teknologi dan
kebudayaan global, yaitu diistilahkan
media
komunikasi
yang
mereka
5
ciptakan dan dapat menembus batasbatas
suatu
kapitalisme
wilayah,
secara
cepat
Terdapat
beberapa
masyarakat
maka
mengapa
khususnya
dapat
kaum remaja lebih suka berbelanja di
menguasai sektor-sektor penting di
pasar modern, seperti
daerah/wilayah tersebut. Globalisasi
adanya
sering dikaitkan dengan pasar bebas.
kepada
Istilah
menghendaki
ini
cukup
alasan
membuat
rasa
bangga
berikut. atau
gengsi
teman-teman; dalam
1) 2)
satu
tempat
kekhawatiran sebagian orang, sebab
dapat memilih barang yang akan
di dalamnya istilah itu terkandung
dibeli; 3) menginginkan rasa nyaman
bahaya akan globalisasi dan pasar
dan menyenangkan (aman dan sejuk);
bebas yang sejatinya adalah usaha
4) keinginan harga pasti (fixed price)
untuk mengembangkan kapitalisme
dari masing-masing jenis barang yang
di seluruh dunia, sehingga muncullah
dijual karena tidak ada keinginan
istilah global kapital.
bernegosiasi seperti
di
kepada pasar
konsumen
tradisional
III.
PEMBAHASAN
memudahkan
3.1
Pasar Tradisional di Tengah
berbelanja; dan 5) tingkat harga yang
Arus Budaya Global
masuk akal, tidak terlalu menyolok
A.
Pasar
Tradisional
dan
Pasar
Pasar tradisional selama ini diidentikan
untuk
tradisional
sejatinya
merupakan representasi dari ekonomi
tempat
rakyat, ekonomi kelas bawah, sebagai
kumuh, kotor, semrawut, becek, bau,
tempat bergantung para pedagang
sumpek, sumber kemacatan, sarang
skala
preman dan seterusnya. Singkat kata
tradisional menjadi tumpuan harapan
pada pasar tradisional melekat stigma
kaum
petani,
buruk.
atau
produsen
Kesan
sebagai
dana
(Malano, 2011:81).
Permasalahannya lebih
alokasi
serta
negatif
menyebabkan
sebagian
masyarakat,
khususnya
menengah remaja
ke
atas
timbul
ini
yang
kalangan kaum
dan
kalangan
kesan
bahwa
kecil
dan
pemasok. penduduk tergolong bawah
menengah. Pasar
peternak,
pengrajin
lainnya
Sebagian Indonesia kelompok
masih
selaku terbesar
yang
masih
menengah
tergantung
ke
dengan
berbelanja di pasar tradisional harus
pasar
dihindari karena dapat menurunkan
perekonomian
gengsi.
tradisional cukup banyak jumlahnya dan
tradisional.
tersebar
Sebagai
rakyat di
kecil
berbagai
pusat pasar pelosok
negeri.
6
Stigma buruk yang melekat
mulut
dengan
sesama
pedagang
pada pasar tradisional secara umum
bahkan sampai terjadi perkelahian.
dilatarbelakangi
Pemicunya
pedagangnya
oleh
sendiri,
perilaku pengunjung
sederhana,
produk/barang
yang
mereka
jual
atau pembeli, dan bahkan pengelola
sama,
pasarnya sendiri. Perilaku pedagang
sehat
pasar
pedagang akan saling banting harga,
tradisional
dirubah.
Para
harus
segera
pedagang
pasar
sehingga
karena
akan
tradisional
pasar
harus
mampu
yang
masih
mengembangkan
tradisi
tawar-
pasar yang berorientasi pada perilaku
pedagang
sering
konsumen. Perilaku konsumen dalam
menawarkan
membeli barang dipengaruhi oleh dua
menawar
harga,
dengan
seenaknya
barang
akibatnya
Agar tetap eksis, maka pasar
kejujuran dan profesionalisme. Pada mempertahankan
terjadi,
tidak
saling ejek, dan saling sindir.
tradisional perlu lebih meningkatkan tradisional
persaingan
dagangan
dengan
harga
dirinya
menjadi
faktor, yaitu eksternal dan internal.
sangat tinggi jauh di atas modal.
Faktor
Pedagangpun
kebudayaan, kelompok sosial, kelas
sering
menipu
eksternal
konsumen dengan mempermainkan
sosial,
timbangan.
faktor internal lebih terkait dengan
Di pasar sering dapat dijumpai percekcokan
antara
penjual
pembeli,
karena
dalam
tawar-menawar
dan
kesalahpahaman
dan
mencakup
keluarga.
keperibadian
atau
konsumennya.
Pepatah
Sementara karakteristik lazim
“the
buyers are the king” (pembeli adalah
harga.
raja). Mungkin karena pepatah ini,
karena
sehingga kadang-kadang konsumen
minimnya pengetahuan kerap kurang
seenaknya menawar harga barang
mampu
yang menyebabkan pedagang kesal.
Penyebabnya
sederhana,
melayani
pembeli
atau
pelanggan secara optimal. Andai saja
Harus diakui, bahwa pelanggan
pedagang memiliki kompetensi untuk
atau
menaklukan hati konsumen dengan
hubungan
gaya yang sopan dan lemah lembut,
kuat dengan pasar tradisional. Tidak
dapat
dapat
dipastikan
nilai
tambah
pembeli
emosional
dipungkiri
terhadap produk atau barang yang
kenyataannya
ditawarkan meningkat.
sangat
Persaingan tidak sehat antar
tradisional, yang
sering
tradisional
dengan
adu
mempunyai yang
cukup
bahwa
dalam
masyarakat
masih
membutuhkan
sesama pedagang kerap terjadi, yang diekspresikan
masih
sebab
pasar
barang/produk
diperjual-belikan
di
pasar
cukup bersahabat bagi
7
kantong sebagian besar masyarakat
satu, atau pedagang buah di lantai
di Indonesia. Misal saja kalau ada ibu
tiga, tetapi ada juga pedagang buah di
rumah tangga ingin membeli sayuran
lantai satu. Dengan kondisi seperti ini
dengan
murah,
tentu saja pembeli tidak akan mau
mereka bisa berbelanja siang atau
berbelanja di lantai dua apalagi di
menjelang sore hari, karena mutu
lantai
sayuran
dibutuhkan sudah ada di lantai satu.
harga
yang
yang
lebih
dijual
sudah
tidak
tiga,
karena
Belum
pembeli
bangunan seperti anak tangga terlalu
menawar
maka
karena
yang
begitu baik, sehingga apabila ada yang
lagi
barang
sehingga
konstruksi
pedagang akan memberi harga yang
tinggi
menyulitkan
lebih murah dengan pertimbangan
konsumen yang mayoritas ibu-ibu
daripada membusuk dan tidak bisa
rumah
dijual lagi esok harinya.
belanjaannya.
tangga
untuk
para
membawa
Pasar tradisional dewasa ini rata-rata
telah
permanen, pasar
dibangun
bahkan
tradisional
cukup yang
secara banyak
B.
Pasar Tradisional di Tengah Ancaman Pasar Modern
dibangun
Seiring dengan meningkatnya
dengan sistem berlantai untuk dapat
perekonomian secara global, terdapat
menampung
kecenderungan
lebih
banyak
para
di
kalangan
pedagang. Secara fisik pembangunan
masyarakat untuk memilih berbelanja
pasar tradisional relatif sudah baik,
di pasar yang dikelola secara modern.
namun
Semakin bertambahnya pendapatan
aspek
kurang ekonomis
memperhitungkan dan
sosialnya.
masyarakat maka semakin meningkat
Keberadaan lantai pasar cenderung
pula gaya hidup dan pola hidup
hanya diklasifikasikan berdasarkan
mereka.
perbedaan harga sewa kiosnya saja.
dengan
Sewa kios lantai satu lebih mahal
modern cenderung lebih menyukai
daripada kios lantai dua. Sewa kios
pasar-pasar
lantai dua lebih mahal dari sewa kios
pengelolaan
lantai tiga, dan begitu seterusnya.
samping dikelola secara modern, di
Jarang atau mungkin belum ada
pengklasifikasian
berdasarkan
hidup
yang
dengan secara
ini serba
sistem
modern.
Di
tempat ini pembeli secara mudah menemukan
dan
memilih
barang
yang dicari, kondisinya lebih bersih,
Misalnya, pedagang sayur dan daging
nyaman, praktis, dan menawarkan
di
pilihan yang lebih lengkap.
dua,
yang
pasar
gaya
dewasa
dijual.
lantai
produk
lantai
Masyarakat
tetapi
ada
juga
pedagang sayur dan daging di lantai
8
Pasar
modern
mengandung
lebih
lengkap,
pengertian yang tidak jauh berbeda
keranjang
dengan
produk
pasar
tradisional.
Dalam
pasar modern, penjual dan pembeli tidak
mesti
langsung,
bertransaksi
namun
cukup
belanja, tersedia
Suasana pasar
yang
perkotaan,
pelayanannya
dalam
barang,
dilakukan
secara
serta
atau
informasi
melalui
mesin
sejuk
karena
AC,
menjadi daya tarik tersendiri bagi
hanya melihat label harga (barcode) tercantum
tas
pembaca (computer).
secara
pembeli
tersedia
modern
baik
di
bahkan
yang
daerah
sampai
ke
ada
di
pedesaan kampung-
mandiri (swalayan) atau dilayani oleh
kampung. Vasilitas gedung menjadi
pramuniaga. Contoh pasar modern,
gaya tarik yang cukup vital bagi pasar
seperti pasar swalayan, hipermarket,
modern seperti elevator dan lift yang
supermarket, minimarket, dan toko
sangat membantu konsumen untuk
serba ada.
mempercepat
Selain
menyediakan
dan
mempermudah
barang-
mobilitas konsumen mencari barang-
barang produksi lokal, pasar modern
barang yang dibutuhkan. Area atau
juga
lahan
menyediakan
barang
impor.
parkir
yang
memadai
juga
Barang yang ditawarkan di pasar
menjadi daya tarik tersendiri bagi
modern
para konsumen, sebab dewasa ini
lebih
mempunyai terjamin
kualitas
karena
yang
melalui
rata-rata
konsumen
penyeleksian yang lebih ketat. Barang
mobil
yang
berbelanja ke pasar.
tidak
memiliki
kualifikasi
persyaratan
cenderung
tidak
atau
menggunakan
kendaraan
bermotor
Konsumen yang ingin membeli
diperdagangkan, dan pasar modern
pakaian,
umumnya
telah menyediakan kamar pas untuk
memiliki
persediaan
barang di gudang yang terukur.
pengelola
pasar
modern
mencoba pakaian tersebut apakah
Pasar modern biasanya ada
cocok untuk dikenakan. Kamar pas
dalam bangunan yang relatif lebih
ini sangat berguna bagi konsumen,
mewah
pasar
sehingga produk yang dibeli ketika
tradisional, selalu dilengkapi dengan
dibawa pulang sudah benar-benar
pendingin udara (AC), suasana lebih
sesuai
nyaman dan bersih, produk yang
konsumen.
ditawarkan
seperti
dari
bangunan
kepada
pembeli
pilihan
dan
Bahkan
departmen
cocok pasar store
bagi
modern telah
dikelompokkan sehingga konsumen
dilengkapi pula arena bermain untuk
lebih mudah mendapatkan barang
anak-anak, ruang kebugaran, kolam
yang dibutuhkan, mudah dicapai dan
renang, dan aneka tempat kuliner.
9
Penelitian Brata (2012: 143)
Disamping kelebihan-kelebihan
menunjukkan bahwa pasar modern
yang telah disebutkan di atas, pasar
yang dianggap paling membahayakan
modern
perekonomian
(pasar
sejenisnya dalam upaya lebih menarik
tradisional, warung, dan toko-toko
minat konsumen untuk berkunjung
kecil
di
di
rakyat
pinggir
minimarket,
jalan),
seperti
adalah
Alfamart
dan
seperti
tempat
ini,
minimarket
juga
dan
menyediakan
sambungan WiFi gratis. Konsumen
Indomaret yang keberadaannya sudah
yang
merambah sampai ke pelosok-pelosok
samping
desa. Bahkan pasar-pasar modern ini
sekalian mereka bisa main internet,
ada yang beroperasi hingga 24 jam,
yaitu
sehingga
dimediasi melalui komputer.
dapat
mempersempit
datang
ke
minimarket,
tujuannya
teknologi
di
berbelanja
komunikasi
yang
jangkauan pedagang tradisional dan pedagang kecil. Akibatnya keberadaan pasar dan
modern, usaha
seperti
C.
minimarket
sejenisnya
Pasar
Perekat
Identitas
Pasar tradisional
merupakan
Budaya
berpotensi
mematikan usaha kecil yang ada di
miniatur kebudayaan Indonesia yang
sekitarnya. Kenyataan ini dipertegas
multikultural,
oleh
nyata
Ngadiran, Sekretaris jendral
Asosiasi
Pedagang
Pasar
Seluruh
merupakan
kebhinnekaan
contoh bangsa
Indonesia. Banyak etnis atau suku
Indonesia (APPSI), mengatakan bahwa
dengan
minimarket adalah jenis rayap pasar
masing-masing berjumpa kemudian
yang
hidup bersaing dan berdampingan
paling
membahayakan.
karakter
kebudayaan
Minimarket merusak tatanan ekonomi
mencari
kerakyatan
lapak yang ada dalam pasar. Para
yang
paling
nyata
(Malano, 2011:83). Kematian yang
banyak
nafkah
dan
dalam
kios
atau
pedagang memiliki keunikan sendiri pasar
menawarkan
dagangan,
namun iramanya tetap harmonis. Di
adalah karena ketidakmampuannya
pasar tidak ada budaya minoritas
bersaing dengan ritel modern yang
atau mayoritas. Di pasar tidak boleh
tumbuh menjamur sampai ke desa-
ada budaya tertentu mendominasi
desa.
seperti
budaya yang lain, karena mereka
sangat
telah menyatu dalam budaya pasar.
minimarket
ini
dewasa
dalam
ini
Bisnis
disorot
tradisional
waralaba dibangun
berdekatan dengan pasar tradisional,
Areal
pasar
menjadi
tempat
bahkan ada beberapa yang dibangun
pembauran berbagai macam etnis,
berseberangan dan bersebelahan.
baik etnis Tionghoa, Arab, Gujarat,
10
India, dan etnik yang berasal dari
balik
berbagai wilayah di Nusantara. Pasar
sesungguhnya
dalam
makna sebagai bentuk penghargaan
konteks
ini
benar-benar
sapaan-sapaan
tadi
terimplikasi
suatu
menjadi
perekat
identitas
budaya
dan ingin menjadi bagian dari budaya
bangsa
sejalan
dengan
sesanti
asal si pedagang. Di samping itu,
“Bhinneka Tunggal Ika”. Para
dituntut
makna
mengingatkan
akan
akar
memiliki kemampuan merayu pembeli
budaya
para
pasar
oleh
untuk memengaruhi dan meluluhkan
sesama mereka. Bahkan di beberapa
hati pembeli dengan menggunakan
daerah
bahasa atau simbol-simbol kesukuan.
menggunakan bahasa sehari-hari asal
Seorang pedagang asal Bali akan
pedagang,
mencoba
yang
bahwa mereka bukan orang jauh,
kebetulan orang Jawa dengan bahasa
sehingga dengan demikian mereka
Jawa logat Jawa Timur. Demikian
akan diberi harga lebih murah.
juga
pedagang
sapaan-sapaan tadi juga mengandung
merayu
pedagang
pembeli
Tionghoa
pelaku
para
pembeli
untuk
berusaha
menunjukkan
berbicara
Rasa solidaritas sosial diantara
dengan berlogat kental Bali atau Jawa
para pedagang juga sangat tinggi.
dan
Apabila
sebagainya,
padahal
sesama
salah
seorang
pedagang
orang Tionghoa sehari-hari mereka
harus pergi sejenak untuk menjemput
berkomunikasi
anak pulang sekolah, sembahyang,
dengan
bahasa
mandarin.
kundangan
Para
konsumen
juga
biasanya
atau
pergi
pedagang
melayat,
tersebut
melakukan hal yang mirip seperti
menitipkan
yang dilakukan oleh para pedagang.
rekan
Para pembeli banyak dapat dijumpai
Apabila pembeli atau pelanggan dari
cara mereka menyapa para pedagang
pedagang yang menitipkan dagangan
dengan
yang
tadi datang, maka pedagang yang
umumnya dipakai di intern asal para
dititipi dengan senang hati melayani
pedagang, misalnya bli, mbak, koh,
keinginan
cik,
dari
sapaan-sapaan
mas,
bang,
dan
lain-lain,
dagangannya
akan
sesama
pedagang
pembeli
pedagang
terdekat.
pelanggan
yang
sedang
luar
tadi.
ada
walaupun mereka bukan berasal dari
kepentingan
suku
itu
bentuk yang lain solidaritas para
merayu
pedagang juga dapat dilihat apabila
tersebut.
sesungguhnya
Sapaan-sapaan bermaksud
mereka
lebih
apabila
adil. Misalnya dalam penertiban pasar
dicermati lebih saksama ternyata di
atau penggusuran lokasi berjualan,
Namun
diperlakukan
Dalam
agar pembeli diberikan harga yang murah.
tidak
di
atau
kepada
secara
11
bahkan
dalam
pemalakan
dari
menghadapi
mungkin
dihambat,
apalagi
preman-preman
dibekukan. Salah satu upaya yang
pasar, mereka saling bekerja sama
harus dilakukan agar jangan sampai
satu sama lain.
pasar
tradisional
menjalin IV
SIMPULAN
dengan
Masyarakat merupakan
Indonesia
masyarakat
agraris.
sinergisitas pasar
saling
mati
menjalin
kemitraan
modern
mematikan. kemitraan
adalah
agar
tidak
Dasar
untuk
telah
diatur
Sebagai masyarakat agraris sebagian
dalam Peraturan Presiden RI No.112
besar masyarakatnya masih sangat
Tahun 2007 dan Peraturan Menteri
tergantung
Dalam
Kenyataan eksistensi
pada sektor pertanian. ini
menunjukkan
pelaku
ekonomi
tentang
Negeri
No.53
penataan
Tahun
dan
2008
pembinaan
kelas
pasar tradisional, pusat perbelanjaan,
bawah atau akar rumput masih kuat
dan toko modern, yang bermuara
dalam
pada perijinan yang diterbitkan oleh
perekonomian
Indonesia.
Potensi ini harus dikembangkan dan
Pejabat Pemda setempat.
ditingkatkan oleh pemerintah agar perdagangan dalam negeri lebih kuat
DAFTAR PUSTAKA
untuk
Brata, Ida Bagus. 2012. Komodifikasi Telajakan pada Era Globalisasi di Desa Ubud Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Udayana. Malano, Herman. 2011. Selamatkan Pasar Tradisional Potret Ekonomi Rakyat Kecil. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Padmo, Soegijanto. 2004. Bunga Rampai Sejarah Sosial-Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media. Polanyi, Karl. 2003. The Great Transformation: The Political and Social Origins of Our Time (Alih Bahasa M Taufiq Rahman). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
menunjang
perekonomian
rakyat kecil. Citra pasar tradisonal yang kurang baik itu harus mendapat perhatian
serius
dari
pihak
pemerintah karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Pembenahan pasar tradisional untuk menjadi tempat perbelanjaan yang nyaman, aman, menarik, dan bercitra
positif
masyarakat,
adalah
terutama
dambaan masyarakat
yang cinta pasar tradisional. Merubah citra buruk ini merupakan tantangan para pedagang dan harus diupayakan oleh
pemerintah,
sebagai
rasa
tanggung jawab kepada masyarakat. Pertumbuhan
dan
perkembangan pasar modern tidak
12