Empat Tahun Partai Gerindra
Pasar Kaget
Revalina S Temat Pengantin Anti Korupsi
Pasarnya Rakyat
Sejarah Akan Membenarkan Perjuangan Gerindra
04
Gema Utama>>
13
Ekonomi Kerakyatan >>
G e m a
15
Figur >>
Indonesia Raya Terbit 16 Halaman/Edisi 11/Tahun II/Maret 2012
www.partaigerindra.or.id
Gelora
Demokrasi dan Oligarki
patuk...! PPATK menemukan 2000 transaksi mencurigakan yang mayoritas melibatkan anggota Banggar DPR. Wah, wah… Adakah ini bukti kalau Banggar memang biangnya korupsi? Hasil survei Political Economic Risk Consultancy yang berbasis di Hongkong menempatkan Indonesia menjadi negara terkorup dari 16 negara di kawasan Asia Pasifik. Juara bertahan ni ye….
foto Mustafa Ramli/Jawa Pos
Apakah demokrasi kita berada di jalan yang benar sesuai konstitusi dan harapan para pendiri bangsa? Pertanyaan ini mungkin klise. Sejak dulu sudah ada kritik terhadap demokrasi yang prosedural, demokrasi kebablasan, demokrasi tak bertanggung jawab atau demokrasi yang makin mahal. Belakangan juga diperkenalkan istilah demokrasi kriminal. Saya menambahkan istilah baru: demokrasi hitam. Kenyataan demokrasi Indonesia sekarang ini memang mengarah pada anarki dan politik uang. Biaya politik makin tinggi dan perdagangan politik menjadi transaksi sehari-hari. Demokrasi diwarnai kompetisi menghalalkan segala cara merebut kuasa. Targetnya jangka pendek. Partai politik menjelma semacam perusahaan yang melakukan jual beli layaknya barang. Semakin langka diskursus ideologi apalagi idealisme mencapai cita-cita perbaikan untuk rakyat. Kekuasaan dan jabatan adalah ujung pertaruhan. Lihat saja pemilu Presiden menghabiskan dana ratusan milyar hingga trilyunan rupiah. Pemilukada gubernur dan bupati/walikota menghamburkan biaya tak masuk akal. Padahal gaji yang didapatkan tak kan mencukupi biaya politik itu. Mereka akhirnya mencari rente dengan korupsi yang telanjang. Dari pejabat menjadi penjahat. Dana rakyat dikuras dan dirampok secara gotong royong. Demokrasi mestinya suatu pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di dalamnya berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung atau tak langsung melalui sistem perwakilan. Ada semangat dan konsensus bahwa setiap orang punya hak yang sama, di depan hukum maupun hak ekonomi politik. Oligarki adalah pemerintahan yang dikuasai minoritas kelompok kaya, golongan hartawan. Untuk membedakan demokrasi dan oligarki, Aristoteles dalam Politics, menyatakan bahwa demokrasi artinya kekuasaan rakyat jelata yang banyak, sedangkan oligarki adalah kekuasaan orang kaya yang sedikit. Dalam setiap demokrasi selalu ada oligarki. Namun jangan sampai kaum oligark mengambil alih demokrasi. Jeffrey Winters menyampaikan data menarik. Top 500 orang kaya Amerika Serikat memiliki kekayaan 20.000 kali masyarakat biasa. Di Singapura, rasionya 25.000 kali lebih kaya. Sementara di Indonesia, 500 orang terkaya 600.000 kali lebih kaya ketimbang rakyat biasa. Artinya kekayaan hanya terkonsentrasi pada sedikit orang. Kesenjangan sangat tinggi. Itulah fenomena demokrasi yang dimakan oligarki. Hal ini sebenarnya bisa dihindari jika kita kembali pada semangat demokrasi yang sesuai jati diri bangsa. Demokrasi Indonesia bukan semata soal kebebasan dan hak individu atau demokrasi politik. Demokrasi politik harus bersamaan dengan demokrasi ekonomi, yaitu persamaan hak dan kesempatan untuk hidup layak, sejahtera dan bahagia. Demokrasi kita adalah gabungan demokrasi ekonomi dan politik yaitu demokrasi sosial. Demokrasi kita adalah hidup dalam tolongmenolong, kata Bung Hatta. Nilai itu yang hilang. Ketika para politisi dan partai politik sudah korupsi dan tak bertanggung jawab, maka demokrasi mati dilahap oligarki. t Fadli Zon
Prabowo Subianto
Partai Gerindra Jangan Lahirkan Koruptor Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Partai Gerindra didirikan untuk memberi pilihan yang baru kepada rakyat Indonesia. Partai Gerindra didirikan bukan untuk melahirkan politisi-politisi, melainkan pejuang politik. ”Kita ingin Partai Gerindra menjadi partai yang bersih. Kita tidak mau melahirkan koruptor-koruptor dari Partai Gerindra,” tandasnya dalam pidato politik pada Peringatan Ulang Tahun ke-4 Partai Gerindra di Kantor DPP Partai Gerindra, Jl. R.M. Harsono, Ragunan, pada Senin, 6 Februari 2012. Dalam pidato politik itu, Prabowo Subianto kembali mengingatkan kaderkader Partai Gerindra agar tidak mencari kekayaan dari politik. ”Kalau ingin mencari kekayaan dari politik, cari partai lain saja. Jangan tinggal di Partai Gerindra,” kata Prabowo yang disambut tepuk tangan dari ribuan kader Partai Gerindra yang hadir. Menurut mantan Pangkostrad itu, korupsi di Indonesia sudah meraja-
lela. Setiap aspek kehidupan dipenuhi dengan sogok-menyogok, suap, kolusi, korupsi, dan nepotisme. ”Mencari pekerjaan harus nyogok. Mau jadi guru harus nyogok. Mau jadi polisi harus nyogok. Mau jadi tentara harus nyogok. Saya kaget diberitahu, untuk masuk tentara sekarang tarifnya Rp 100 juta. Negara ini negara yang aneh. Orang daftar mau mati untuk negara harus nyogok,” ujarnya heran. Karena itu, Prabowo mengungkapkan bahwa dari awal dia bertekad ingin mendirikan partai yang bersih, partai pejuang yang berjuang untuk meluruskan apa-apa yang keliru dalam masyarakat. ”Kita ingin membersihkan yang tidak bersih. Kita juga akan memperbaiki yang rusak. Dengan Partai Gerindra, kita ingin memberi harapan kepada rakyat Indonesia,” kata mantan Danjen Kopassus ini. Partai Gerindra, lanjut Prabowo Subianto, juga tidak menginginkan rakyat putus asa. Jika putus asa maka rakyat sudah tidak lagi percaya pada pemerintah,
tidak lagi percaya pada hakim-hakim, bupati, walikota, polisi, tentara, dan sebagainya. Akibat keputus-asaan rakyat itu maka akan terjadi anarki. ”Karena itu Partai Gerindra harus menjadi partai yang memberi harapan, solusi, dan masa depan kepada rakyat. Untuk itu Partai Gerindra harus bersih. Diri kita harus bersih,” ucapnya. Putra begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo itu menambahkan, jika ingin memimpin rakyat Indonesia maka kita harus terlebih dulu membenahi diri sendiri. ”Saya ingatkan kader-kader Partai Gerindra yang sudah menempati posisi-posisi penting, seperti anggota DPR, anggota DPRD provinsi ataupun kabupaten, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati. Saudara sudah diberi amanah. Jagalah amanah dan kepercayaan rakyat. Jangan saudara terlibat dalam kasus-kasus yang melanggar hukum. Jangan terlibat aksiaksi penyelewengan dan korupsi,” tegas calon presiden Partai Gerindra ini. t Budi Sucahyo
02 : Suara Rakyat Segenap Pengurus DPD Gerindra Provinsi Maluku Utara Mengucapkan Selamat HUT ke-4 Partai Gerindra Semoga Tetap Eksis dalam Perjuangan
Walaupun begitu kami harus tetap bergerak dan kami berharap untuk DPP, DPD Jabar, DPC Cirebon memberikan pembinaan turun ke PAC & Ranting.
H. Sampena H. Yusup Lagoti, SH (Ketua) Mansur Sangadji, SH (Sekretaris)
Hadi Ya Cirebon, Jawa Barat
Selamat HUT ke-4 Partai Gerindra DPD Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) mengucapkan: Selamat HUT ke-4 kepada Partai Gerindra, teristimewa Kanda Prabowo. Joe Fritz, Makassar Sulawesi Selatan Selamat ulang tahun semoga panjang umur, murah rezeki, sehat selalu dan sukses segala apa yang dicita-citakan. Amin. Nurhayati Sitac, Palembang, Sumatera Selatan •Happy Birthday • Panjang Umur . Diberikan Kesehatan. Murah Rezeki . Sukses Slalu. Amin. Ratih Wulandari, Malang, Jawa Timur
Mekanisme Penggantian Pengurus Pak, saya mau tanya soal mekanisme penggantian kepemimpinan di tingkat DPC seperti apa? Apa melalui pemilihan atau asal tunjuk karena adanya SESUATU antara si pengganti dengan oknum pengurus DPD. Terima kasih. Hari Triono Surabaya, Jawa Timur
Pembinaan Sampai Bawah Salam Indonesia Raya, Pembinaan tingkat paling bawah PAC & Ranting sangat kurang. Apakah pembinaan tersebut cukup hanya cuma di tingkat DPC. Kami PAC Plered & Ranting berharap pembinaan itu sampai ke bawah, jangan hanya di ruangan kantor/hotel saja. Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso…
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
KArikatur
:
Gerindra di Malaysia Kami dari Malaysia ingin menjadi bagian dari perjuangan Partai Gerindra. Banyak perkara yang ingin saya buat untuk menaikkan bendera Gerindra di tanah seberang ini. Minta petunjuk Pak. Salam Indonesia Raya Irzal Maryanto Husaini Kajang, Malaysia
Kartu Tanda Anggota Partai Gerindra Saya adalah simpatisan Gerindra dari Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Saya banyak kenal orang DPD Jatim dan DPC Magetan, namun ketika saya tanya mereka tentang bagaimana mengurus Kartu Tanda Anggota mereka semua tidak tahu dan menyarankan supaya lebih baik di jalani saja dulu. Saya ingin bisa mendapatkan Kartu Tanda Anggota dan bergabung dengan Partai Gerindra. Terimakasih. Atoek Agus Suharto Magetan, Jawa Timur
Mohon Info GEMIRA Asalamu’alaikum Wr. Wb. Pak, apa di provinsi sudah terbentuk Gemira (Gerakan Muslimin Indonesia Raya). Kalau belum kami dan kawan-kawan siap untuk jadi mediator demi suksesnya PRABOWO FOR PRESIDEN 2014. Mohon arahan & petunjuk, serta info kontak person DPP Gemira. Ustadz Abu Fairuz Alkampary Pekanbaru, Riau
Berharap, GIR juga dikirim ke Medan Kami sampaikan terima kasih atas kesetiaan Gema Indonesia Raya, tetap hadir di Kantor Redaksi Harian
Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Jl. Harsono RM No. 54 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12160 Telp: 62-21-789 2377, 780 1396 Fax : 62-21-781 9712 Email:
[email protected]
Ilustrasi Susthanto
Umum Batak Pos, yang dialamatkan ke Jalan Kramat Asem No. 4 B Utan Kayu, Jakarta Timur. Namun, demikian, kantor Redaksi Harian & Usaha Batak Pos saat ini berada di Medan, Sumatra Utara, dengan alamat: Pemimpin Redaksi Harian Umum Batak Pos, Jl. Kepribadian No. 12 Medan, Sumatra Utara, 20111, Telp: (061) 4510710. Kami harapkan, agar pengiriman Gema Indonesia Raya dapat juga dialamatkan ke Pemimpin Redaksi di Medan, Sumatra Utara. Demikian penjelasan kami dan atas perhatiannya, diucapkan terima kasih. Pemimpin Bidang Usaha, ST. Turman Pandjaitan
Segera Lantik Pengurus yang Sah Salam Indonesia Raya...!!! Perkenalkan saya Nando. Saya sekarang aktif di Gardu Prabowo, tetapi yang ingin saya tanyakan, kapan pelantikan untuk DPC-DPC di Sumatera Utara, khususnya untuk Kota Siantar. Soalnya, saat ini ada beberapa kubu yang mengatasnamakan Ketua DPC Kota P.Siantar, dan mereka saling
mengklaim sebagai pengurus DPC. Sehingga muncul keragu-raguan dimata kaderkader yang lainnya, termasuk para pengurus PAC dan ranting dibawahnya. Masyarakat juga bingung untuk mengikuti kubu yang mana. Karena ketidakjelasan tersebut, tidak ada dan belum ada program-program yang dilakukan untuk membesarkan Partai Gerindra. Saya takut keinginan masyarakat yang besar untuk mendukung bapak Prabowo sebagai presiden akhirnya kandas, karena ketidakjelasan kepengurusan di kota kami. Padahal ada banyak hal yang akan dilakukan untuk membesarkan partai ini, dan bukan saatnya untuk mengurusi yang lain. Sudah saatnya masyarakat merasakan tindakan yang nyata. Kalau bisa tolonglah segera dilantik mana sebe narnya kepengurusan yang sah, agar kita bisa bersama membangun partai ini lebih baik. Yang paling aneh, bulan lalu satu kubu yang mengatasnamakan pengurus yang sah melakukan Rakercap, dan dihadiri oleh DPD Sumut, padahal setahu saya belum ada pelantikan yang sah. Alhasil apa yang terjadi pada saat Rakercap tidak ada
satupun unsur Muspida yang menghadirinya. Jujur melihat hal itu saya jadi sedih dan menangis, apakah begitu rendahnya Partai Gerindra di kota kami, sehingga unsur Muspida tidak ada satupun yang datang? Tetapi setelah saya pikir-pikir wajarlah unsur Muspida tidak datang, karena tidak mau menghadiri acara yang tidak sah. Tolong ya Komandan. Saya hanya percaya kepada mu. Tolonglah beritahukan dan segera lantik siapa sebenarnya pengurus yang sah, agar saya pun bisa membantu beliau untuk membesarkan partai ini... Hidup Prabowo... Salam Indonesia Raya... Garuda tetap didadaku.... Terbanglah tinggi Garuda ku di langit yang biru, tidak ada satupun yang bisa kubiarkan untuk melukai mu... Nando Pane Medan, Sumatera Utara
Mekanisme Rekomendasi Pilkada Mohon petunjuk tentang mekanisme mendapatkan surat rekomendasi untuk bakal calon kepala daerah (pilkada kabupaten), agar
kita jadi partai yang bersih dan tidak transaksional. Salam Indonesia Raya. Andrianto DPC GERINDRA Kab. Pasuruan, Jawa Timur
Lagu Prabowo Cinta Rakyat Prabowo cinta rakyat Prabowo cinta rakyat Prabowo cinta rakyat Siapa idola rakyat Siapa pilihan rakyat Dialah dia Pak Prabowo Siapa harapan rakyat Siapa tumpuan rakyat Dialah dia Pak Prabowo Reff: Prabowo cinta rakyat Prabowo sayang rakyat Tidak mau plintat plintut Tidak mau plintat plintut Prabowo cinta rakyat Prabowo sayang rakyat Tidak ada janji-janji Tidak memberi mimpimimpi Prabowo cinta rakyat Prabowo sayang rakyat Prabowo cinta rakyat Paulus Victor Motuloh Jakarta
Pembina: Prabowo Subianto Pemimpin Umum: Hashim Djojohadikusumo Pemimpin Redaksi: Fadli Zon Wakil Pemimpin Redaksi: M. Asrian Mirza Dewan Redaksi: Suhardi, Halida Hatta, Widjono Hardjanto, Ahmad Muzani, Martin Hutabarat, Amran Nasution, Kobalen, Redaktur Pelaksana: Syahril Chilli Redaktur: Budi Sucahyo, Helvi Moraza, Subuh Prabowo, Mustafa Kemal (Foto), Yon W Pati (Artistik) Staf Redaksi: Ardi Winangun, Iman Firdaus, M. Budiono, Wahyu Mahardhika Sekretaris Redaksi: Wendra Wizar Sirkulasi dan Distribusi: Juanda Nurhakim Penerbit: Badan Komunikasi Partai Gerindra Alamat Redaksi dan Usaha: Jl. Danau Jempang B II No 13, Bendungan Hilir, Jakarta 10210 Telp. : 62-21 5785 3480 Fax. : 62-21 5785 2552 Email:
[email protected] atau
[email protected] Redaksi menerima artikel, berupa berita ataupun kolom serta foto dari anggota, pengurus pusat dan daerah serta simpatisan Partai Gerindra. Khusus untuk kalangan simpatisan diharap menyertakan identitas diri. Tulisan bisa dikirim via email ataupun pos.
Kolom : 03
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
Keberuntungan Menjauh Dari Angie
Cantik dan cerdas membawa Angie menjadi bintang Partai Demokrat di DPR. Tapi kini ia jadi tersangka, jabatannya di partai dan DPR terancam hilang
Oleh Amran Nasution
(Anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra, Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra)
Persidangan pengadilan terhadap Mohamad Nazaruddin dalam perkara korupsi Wisma Atlet di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, semakin merepotkan Partai Demokrat. Partai yang didirikan Presiden SBY dan kini memerintah itu babak-belur karena sejumlah tokohnya terungkap terindikasi terlibat dalam korupsi pembangunan Wisma Atlet di Palembang yang dipersiapkan untuk menghadapi perhelatan SEA Games yang lalu. Harap diingat bahwa terdakwa dalam perkara ini Mohamad Nazaruddin yang kini diadili sebelumnya adalah Bendahara Partai Demokrat. Maka yang disebut-sebut tersangkut dalam kasus ini pun orang-orang di sekitar partai itu. Dalam kesaksian sebelumnya, Yulianis, Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, perusahaan milik Nazaruddin, sempat meng ungkap bahwa Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat pun turut aktif di perusahaan itu dan mengantor setiap hari Jumat. Nama lain seperti anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Mirwan Amir dan Angelina Sondakh, disebut menerima dana Wisma Atlet. Nama Menteri Pemuda dan Olah Raga serta tokoh Partai Demokrat lainnya, Andi Mallarangeng, termasuk nama yang disebut terlibat dalam perkara ini. Lebih dari itu, ternyata dana hasil korup-
si itu dibagi-bagikan di dalam Kongres Partai Demokrat di Padalarang, Bandung, dua tahun lalu, untuk memenangkan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum. Kesaksian sejumlah orang yang ditugaskan membawa duit itu dengan mobil ke Bandung, dan juga sejumlah pimpinan cabang (pada waktu itu) yang mengaku menerima duit dari ‘’tim sukses’’ Anas Urbaningrum, bermunculan di media massa sekarang. Kesaksian itu diperkuat keterangan Yulianis di depan pengadilan, menyebabkan masyarakat yakin bahwa politik uang yang begitu parah telah melanda Partai Demokrat. Seperti berkali-kali diungkapkan Naza ruddin, dana Wisma Atlet diberikan Rp 9 milyar kepada Angelina Sondakh, selaku anggota Komisi 10 DPR yang membidangi olah raga. Angie kemudian membagi-bagikan dana itu: Rp 2 milyar diberikan kepada Ketua Umum Anas Urbaningrim, Rp 1,5 milyar kepada pimpinan fraksi, serta kepada sejumlah pengurus Partai Demokrat lainnya. Angie sendiri, menurut Nazaruddin, menerima Rp 1,5 milyar. Ketika bersaksi pekan lalu dalam perkara Mohamad Nazaruddin, Angie memang membantah semuanya, termasuk menerima dana Rp 1,5 milyar. Malah Angie membantah hubungannya melalui BlackBerry Messenger (BBM) dengan Mindo Rosalina Manulang, pembantu Nazarudin yang bertugas melobi
para pejabat, termasuk anggota DPR semacam Angie. Mindo telah dinyatakan bersalah dan dihukum pengadilan beberapa waktu lalu. Bantahan Angie bahwa ia berhubungan BBM dengan Mindo itu meragukan banyak orang karena bukti yang ada menunjukkan hubungan itu memang terjadi. Apalagi, menurut Nazarudin, dalam sebuah pertemuan Fraksi Partai Demokrat di DPR, Angie mengaku menerima dan membagikan dana Wisma Atlet Rp 9 milyar itu. Oleh karena itu agaknya sekali pun Angie dengan gigih membantah semua tu duhan, toh KPK telah menetapkan Putri Indonesia 2001 itu sebagai tersangka, dan mulai memeriksanya 20 Februari lalu. Angie memang wanita cantik dan cerdas.
Pantas selama ini ia menjadi bintang Partai Demokrat. Perkawinannya dengan aktor ganteng dan aktivis Partai Demokrat yang juga anggota DPR, Adjie Massaid, menyebabkan seakan semua kebahagiaan berkumpul di sekitar kedua pasangan itu. Tapi sang suami kemudian meninggal dunia secara mendadak karena serangan jantung. Sekarang tuduhan sebagai koruptor dari KPK menimpa Angie. Partai Demokrat pun akan memberhentikannya sebagai Wakil Sekjen karena statusnya sebagai tersangka. Jabatannya sebagai anggota DPR terancam. Besar kemungkinan KPK segera menangkap dan menahannya. Keberuntungan rupanya sudah menjauh dari putri Sulawesi Utara itu. t
Berpartai,
Belajar Mengurus Negara
M.Solihat Sukardi
Pengurus DPP Partai Gerindra dan Tenaga Ahli Anggota DPR-RI Komisi X
“Negeri Auto Pilot” merupakan ungkapan kritis yang dilontarkan kelompok masyarakat terhadap para pemimpin negara yang tidak mampu mengelola negara dengan baik. Rakyat dibiarkan hidup sendiri, menyelesaikan masalahnya sendiri, tanpa kehadiran negara. Pemimpin negara yang dimaksud adalah Presiden (eksekutif ), anggota DPR (legislatif ), dan para penegak hukum (yudikatif ). Mereka dinilai telah gagal (failed) mengurus rakyatnya. Lantas, kalau para pemimpin gagal, siapa yang mesti disalahkan dan dari mana memperbaiki kesalahan tersebut? Dalam sistem negara demokrasi, peran partai politik sangat penting dan menentukan arah pembangunan negara. Suka atau tidak suka, sistem negara demokrasi telah memberikan kekuasaan besar terhadap partai politik. Tidak ada demokrasi tanpa partai politik. Clinton Rossister (1960) mengatakan: “… no
democracy without politics, and no politics without parties.” Baik buruknya negara demokrasi tergantung dari kualitas partai politik yang dibangun. Sebab, dari partai politik inilah lahir visi misi, sistem, program, aturan (hukum), serta sumber daya manusia yang nantinya bisa diimplementasikan dalam kehidupan
bernegara. Mengurus partai politik merupakan miniatur mengurus negara. Sikap dan perilaku bernegara kita akan diperlihatkan ketika kita berada dalam “rumah partai” ini. Pemimpin partai yang bijak, bervisi, amanah, tegas, dan cerdas (sidiq, amanah, tabligh, fathonah) kelak akan mewujud sifat-sifatnya ini manakala ia menjadi pemimpin negara. Kader partai yang punya etos kerja tinggi, berdisiplin, dan patuh terhadap pemimpin – jika kelak menjadi anggota dewan -- ia akan menjadi anggota dewan yang benar-benar harapan partai sebagai representasi dari harapan rakyat. Maka nantinya tidak ada lagi seorang anggota dewan yang malas rapat atau membangkang dari garis partai, dan tidak ada lagi seorang menteri yang hanya menjalankan lima puluh persen instruksi Presiden, selebihnya jalan sendiri. Korupsi yang menjadi masalah besar di negeri ini juga bisa dibereskan melalui tin dakan preventif dalam manajemen partai politik. Partai politik yang bersih akan melahirkan para pemimpin negara yang bersih. Sebaliknya partai politik yang korup akan me-
lahirkan pemimpin negara yang korup. Jika dalam kehidupan bernegara berlaku slogan bahwa pemimpin negara yang baik adalah yang menghargai para pahlawannya, maka hal ini merupakan cermin dari pemimpin partai yang menghargai kadernya. Contoh lain, penyelesaian konflik internal partai yang ditangani secara baik menunjukkan contoh baik pula penyelesaian konflik dalam kehidupan bernegara. Seorang pemimpin negara yang tidak punya pengalaman pena nganan konflik, seperti dalam partai politik, ia akan gagap dan gagal dalam penanganan konflik dalam kehidupan bernegara. Dari uraian ini, maka tampak jelas fungsi partai politik sebagai pusat pembelajaran (sekolah). Partai politik sebagai kawah candradimuka bagi calon pemimpin bangsa. Dari partai politik inilah (mestinya) calon pemimpin belajar semua hal yang berkaitan dengan kehidupan bernegara, minimal belajar cara hidup berdemokrasi. Akhirnya, Selamat Ulang Tahun Partai Gerindra… Semoga menjadi sekolah demokrasi yang baik bagi Indonesia Raya. t
04 : Gema Utama
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
Empat Tahun Partai Gerindra
Sejarah Akan Membenarkan Perjuangan Gerindra
foto Wendra Wizar
Partai Gerindra sedang menjalankan konsolidasi partai, kaderisasi, aksi turun ke rakyat, dan membangun kekuatan di tengah rakyat. ”Pada saat yang tepat, Partai Gerindra akan memperlihatkan kekuatannya di depan rakyat,” kata Prabowo Subianto. Oleh Budi Sucahyo
Suasana peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-4 Partai Ge rakan Indonesia Raya (Gerindra) berlangsung meriah. Ribuan kader Partai Gerindra menghadiri acara yang digelar di Kantor DPP Partai Gerindra, Jl. R.M. Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin malam, 6 Februari 2012. Para kader partai berlambang kepala burung Garuda itu datang dari seputar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dengan mengenakan seragam khas Partai Gerindra yang berwarna dasar putih. Dekat gedung DPP Partai Gerindra didirikan sebuah tenda besar berpendingin udara tempat berlangsungnya acara. Kapasitas tenda itu tidak bisa menampung seluruh kader partai yang datang. Akhirnya banyak kader yang berkumpul di luar tenda memenuhi halaman kantor DPP yang sudah disesaki dengan kendaraan roda empat dan dua. Di tepi jalan R.M. Harsono, berjejer kendaraan roda empat parkir sehingga membuat lalu lintas di kedua arah jalan tersendat. Sekitar pukul 18.00 WIB, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, didampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prof. Dr. Suhardi dan jajaran pengurus DPP Partai Gerindra memasuki tenda besar menandai dimulainya acara peringatan ulang tahun ke-4 Partai Gerindra. Kedatangan Ketua
Dewan Pembina disambut tepuk tangan dari para kader yang hadir di dalam tenda. Hadir dalam peringatan ulang tahun ke-4 Partai Gerindra itu, antara lain: anggota Dewan Pembina, Wakil Ketua Umum, Sekjen, Bendahara, jajaran pengurus DPP, anggota fraksi Partai Gerindra DPR RI. Juga diikuti pengurus pusat sayap-sayap Partai Gerindra: Tunas Indonesia Raya (TIDAR), Satuan Relawan Indonesia Rayat (Satria), Gerakan Muslimin Indonesia Raya (Gemira), Gerakan Gardu Prabowo, Kristen Indonesia Raya, Kesehatan Indonesia Raya, Gerakan Masyarakat Sanatha Darma Nusantara, Perempuan Indonesia Raya (PIRA), Sentral Gerakan Buruh Indonesia Raya. Peringatan ulang tahun ke-4 Partai Gerindra diawali dengan mengheningkan cipta yang dipimpin Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, Pancasila, dan Ikrar Kader Partai Gerindra, serta pengucapan jati diri kader Partai Gerindra. Setelah itu, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato politik. Mengawali pidato politiknya, Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa perayaan ulang tahun ke-4 Partai Gerindra dilaksanakan
secara sederhana mengingat kondisi bangsa dan negara saat ini. ”Di beberapa daerah keadaannya memprihatinkan karena berbagai peristiwa dan bencana. Sangat tepat dan pantas bila kita merayakan ulang tahun ini secara sederhana,” katanya. Di hadapan ribuan kader, Prabowo Subianto mengatakan, usia empat tahun bagi sebuah partai politik adalah usia yang sangat muda. Berdirinya Partai Gerindra empat tahun lalu penuh dengan kejutankejutan. ”Ketika itu, kita tidak pernah membayangkan mampu mendirikan partai nasional dalam waktu yang sangat singkat. Partai Gerindra sebagai partai nasional bisa didirikan hanya dalam waktu 14 hari kerja,” ungkapnya. Menurut Prabowo, saat ini jajaran pengurus partai di tingkat pusat hingga tingkat bawah sedang menjalankan konsolidasi partai, kaderisasi, aksi turun ke rakyat, dan membangun kekuatan Partai Gerindra di tengah rakyat. ”Pada saat yang tepat, Partai Gerindra akan memperlihatkan kekuatannya di depan rakyat. Pada saatnya Partai Gerindra siap tampil di depan rakyat. Siap menyelamatkan negara dan bangsa Indonesia dari keadaan yang penuh keprihatinan, ketidakpastian, keragu-raguan, dan ketidakpercayaan rakyat kepada lembaga-lembaga negara,” katanya disambut riuh para hadirin. Sikap membela rakyat
Lebih lanjut Prabowo mengatakan bahwa selama empat tahun ini, Partai Gerindra telah mengambil sikap yang benar di depan sejarah dan rakyat Indonesia. ”We are on the right side of history. Kita berada di pihak yang benar. Karena saya yakin bahwa sejarah akan membe narkan perjuangan Partai Gerindra,” ujarnya.
Prabowo pun menyebutkan sikap-sikap yang diambil Partai Gerindra selama ini. Pertama, empat tahun lalu, Partai Gerindra adalah partai satu-satunya yang berani mengatakan bahwa sistem ekonomi yang berlaku di Indonesia adalah sistem yang keliru. ”Kita adalah satu-satunya partai yang sampai sekarang mengatakan agar kita kembali ke Pasal 33 UUD 1945,” tegasnya. Karena itu Prabowo berpesan kepada setiap kader Gerindra di lembaga legislatif agar membela kepentingan rakyat kecil. ”Saya minta kader Gerindra di seluruh lembaga legislatif harus tegas dan keras membela kepentingan rakyat kecil. Harus keras membela kepentingan bangsa Indonesia. Jangan larut dalam neo-liberalisme yang melanda negara kita,” kata putra begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo itu. Kedua, Partai Gerindra adalah partai yang pertama menolak pembangunan gedung baru DPR. Pada awalnya Partai Gerindra diremehkan karena hanya memiliki 26 suara di DPR, tapi akhirnya sikap Partai Gerindra diikuti partai-partai lain. ”Kalau kita berada di jalan yang benar, walaupun suaranya kalah, tapi rakyat akan membenarkan sikap kita. Jadi, orientasi Partai Gerindra harus selalu berada di pihak rakyat Indonesia,” kata mantan Pangkostrad TNI AD itu. Ketiga, Partai Gerindra adalah satu-satunya partai yang menolak UU BHP. Akhirnya, Mahkamah Konstitusi (MK) membantalkan UU itu. ”Bayangkan. Partai Gerindra adalah satu-satunya partai yang menolak UU itu. Padahal ba nyak partai besar yang sudah berdiri puluhan tahun, tapi menyetujui UU neo-liberalistik yang menjadikan PTN lebih kapitalis dibanding PTS,” ujarnya. Keempat, Partai Gerindra juga
menyatakan hitam di atas putih menolak outsourcing bagi seluruh buruh Indonesia. Saat ini buruh sedang bergolak. ”Ada yang mengatakan kepada saya, jangan membela buruh karena nanti investor akan lari. Lalu saya katakan, bangsa Indonesia cukup kaya untuk menjamin kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya disambut riuh hadirin. Pada bagian lain orasinya, Prabowo mengatakan bahwa memba ngun partai ibarat membangun gedung harus dimulai dengan pondasi yang kuat. Bata demi bata diibaratkan ranting demi ranting. PAC demi PAC, lalu DPC demi DPC. Semakin hari semakin terasa, Partai Gerindra hadir di semua kecamatan. ”Akhir tahun kita hadir di seluruh desa, RT-RT, di seluruh Indonesia. Dan partai kita akan memperlihatkan dan mempersembahkan kekuatan kepada rakyat Indonesia. Dalam waktu yang tidak lama lagi, kita akan menjadi kekuatan Pancasilais yang siap membela negara, bangsa dan rakyat Indonesia,” tegasnya. Di akhir pidato politiknya, calon presiden dari Partai Gerindra itu mengingatkan seluruh jajaran Partai Gerindra di setiap provinsi, kabupaten, desa, agar turun ke rak yat. ”Kader Partai Gerindra harus meyakinkan dan memberi harapan kepada rakyat bahwa kalau ingin perubahan dan ingin Indonesia berdiri di atas kakinya sendiri, dan ingin kekayaan Indonesia kembali ke tangan rakyat Indonesia, maka harus memberi mandat dan kepercayaan kepada Partai Gerindra,” harapnya. Perayaan ulang tahun ke-4 diakhiri dengan pemotongan dua buah nasi tumpeng berwarna kuning dan merah. Tumpeng berwarna kuning menandakan rasa syukur, dan tumpeng berwarna merah yang me nandakan komitmen Partai Gerindra. t
: 05
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
Prabowo Subianto
Insya Allah 2014 Gerindra Menang Besar Usai menyampaikan pidato politik dan memotong tumpeng pada perayaan peringatan ulang tahun ke-4 Partai Gerindra di Kantor DPP Partai Gerindra, Senin malam, 6 Februari 2012, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menjawab pertanyaan dari pers, termasuk wartawan Gema Indonesia Raya, yang meliput acara tersebut. Dikerubungi puluhan wartawan cetak dan elektronik, Prabowo Subianto menjawab pertanyaan mengenai berbagai isu aktual di masyarakat. Seperti, pertanyaan tentang tanggapan terhadap kisruh di Partai Demokrat, juga siapa calon wakil presiden yang akan mendampinginya pada 2014, keberadaan kader Partai Gerindra Pius Lustrilanang di Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI, dan lainnya. Berikut petikannya: Dalam berbagai kesempatan Bapak selalu menyebut soal ekonomi kerakyatan dan menolak ekonomi neo-liberal. Melihat jalannya pembangunan ekonomi sekarang ini, kira-kira terobosan apa yang bisa dilakukan dengan ekonomi kerakyatan?
Mengenai terobosan dari Partai Gerindra, menurut saya, yang paling penting adalah bagaimana kita mengamankan sendi-sendi bangsa. Artinya, sumber-sumber kekayaan bangsa ini harus kita amankan. Sekarang ini terlalu banyak kebocoran dalam kekayaan bangsa kita. Ini yang harus kita amankan lebih dulu. Kemudian, yang sangat mendesak atau urgen bagi rakyat sekarang ini adalah soal lapangan kerja. Kita harus menciptakan banyak lapangan kerja. Dari awal saya sudah menawarkan ide memanfaatklan hutan yang rusak. Kita memiliki hutan rusak yang luasnya mencapai 77 juta hektar. Kalau dari 77 juta hutan yang rusak itu kita transformasikan atau kita ubah menjadi lahan produktif atau lahan pa ngan maka ini bisa segera menciptakan lapangan kerja. Kalau kita tanya kepada ahli-ahli pertanian, kita bisa ketahui bahwa satu hektar lahan
pertanian bisa menciptakan lapangan kerja bagi lima sampai enam orang. Bahkan bisa lebih. Bayangkan kalau kita bisa mencetak 6 juta hektar lahan baru, berapa orang yang bisa terserap sebagai tenaga kerja. Dengan mencetak lahan baru maka orang yang sebelumnya tidak punya lahan dan pekerjaan bisa memiliki lapangan penghidupan. Tidak sekadar pekerjaan, tapi lapangan penghidupan. Dengan begitu ini akan mendorong ekonomi kita. Jadi, multiplier effect-nya sangat besar. Saya yakin kita bisa swasembada pangan dan energi dalam waktu yang cepat sambil menciptakan lapangan kerja. Selain kedaulatan pangan dan pertanian yang menjadi concern utama Partai Gerindra, apakah kekuatan persenjataan TNI juga mendapat perhatian Gerindra?
Kalau Anda simak apa yang tadi saya sampaikan, saya ulangi bahwa kita harus mengamankan sendi-sendi bangsa Indonesia. Sumber-sumber kekayaan bangsa Indonesia itu harus kita amankan. Sekarang ini kekayaan bangsa kita banyak yang tidak berada di tangan bangsa Indonesia. Kalau kita kuat di bidang pangan dan rakyat kita mendapatkan lapangan pekerjaan, maka otomatis ketahanan militer kita juga akan kuat. Sebab, ketahanan nasional yang paling kuat ada pada rakyat yang sejahtera. Kalau rakyat sejahtera, pertahanan militer kita pasti kuat.
Apa pandangan Bapak sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra soal kisruh yang terjadi di Partai Demokrat?
Kita punya budaya dan tradisi untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Kami yakin di Partai Demokrat banyak sekali kader yang terbaik. Di partai itu banyak putra-putri yang patriotis. Biarlah mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri. Tidak usah partai lain ikut-ikutan nimbrung. Itu sikap Partai Gerindra. Itu (masalah di Partai Demokrat) adalah urusan rumah tangga. Kalau kita punya masalah di Partai
erindra, kita juga ingin menyelesaikan maG salah kita sendiri. Marilah kita serahkan kepada Partai Demokrat untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Tidak usah minta pendapat kita. Saya yakin mereka bisa menyelesaikan sendiri masalahnya dengan baik. Bagaimana dengan kebijakan energi dari Partai Gerindra, khususnya tentang rencana pemerintah untuk membatasi konsumsi BBM?
Partai Gerindra akan mengadakan simposium tentang energi. Kita akan memanggil ahli-ahli energi. Dari sana, kita akan mengkaji pilihan mana yang terbaik dan akan kita perjuangkan untuk rakyat. Kita akan pelajari terus (kebijakan energi itu). Kita tidak ingin gegabah. Jadi, apabila rencana pemerintah benar, kita akan bela. Tapi kalau nanti kajian yang kita lakukan mengatakan bahwa kebijakan itu keliru, ya kita harus suarakan kepentingan rakyat.
Dalam pidato politik Bapak, Partai Gerindra bertekad menjadi partai yang bersih. Terkait dengan keberadaan Pius Lustrilanang, wakil fraksi Partai Gerindra di BURT, yang sering dikaitkan dengan kasus seperti pembangunan ruang Badan Anggaran (Banggar), apa langkah yang akan diambil Partai Gerindra?
Soal Pius Lustrilanang, sebenarnya sudah berkali-kali ada klarifikasi dari yang bersangkutan. Dia bisa mempertanggungjawabkan bahwa itu (soal pembangunan gedung baru dan ruang Banggar) adalah keputusan BURT, bukan peranan dia (Pius Lustrilanang). Dia di BURT hanya sebagai wakil ketua. Dan, Ketua BURT adalah Ketua DPR. Dan, memang, rencana kita adalah akan melakukan rotasi.
Kapan akan dilakukan rotasi itu?
Dalam minggu-minggu ini.
Bapak pasti akan maju sebagai calon presiden pada 2014. Siapa yang akan menja-
foto Mustafa Kemal
di calon wakil presiden Bapak?
Soal calon wakil presiden itu masih lama. Masih lama itu…
Apakah pencapresan Bapak pada 2014 sudah mendapat dukungan dari partai lain, seperti PDI Perjuangan?
Insya Allah. Mudah-mudahan. Saya berharap tidak hanya PDI Perjuangan. Biar banyak (partai) yang mendukung kita.
Apakah sudah ada pembicaraan dengan partai lain?
Sampai sekarang kita belum ada pembicaraan. Siapa saja yang mendukung Gerindra kita akan terima. Asal membela Pancasila dan UUD 1945.
Elektabilitas Bapak sebagai calon presiden jauh berbeda dengan elektabilitas Partai Gerindra. Bagaimana agar elektabilitas itu bisa sejajar?
Dari survei yang kita lakukan sendiri, elektabilitas Partai Gerindra juga naik cepat. Yang penting adalah rakyat harus tahu bahwa Partai Gerindra itu ingin menjadi partai yang bersih. Partai yang membela rakyat. Partai yang akan melawan korupsi, karena korupsi telah menurunkan kemampuan bangsa Indonesia untuk meraih kesejahteraan. Saya kok optimis elektabilitas Partai Gerindra akan naik.
Apa target Partai Gerindra pada 2014?
Target 2014 adalah menang. Partai Gerindra bisa menang dan menerima mandat dan kepercayaan dari rakyat. Bersama-sama kita ubah haluan bangsa ini. Kita arahkan menuju negara yang kuat dan makmur serta rakyat sejahtera. Itu cita-cita kita. Dan kita yakin bahwa kita bisa karena bangsa kita sebetulnya adalah bangsa yang kaya.
Berapa persen target perolehan suaranya?
Insya Allah menang besar. t
06 : Indonesia
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
Pengelolaan Migas di Indonesia terburuk di Asia dan Oceania. Kebijakan yang diambil selalu tak berpihak kepada rakyat. Oleh Iman Firdaus
“Jadi, bila perusahaan asing mau berkontrak, langsung dengan Kementerian ESDM. Kemudian diteruskan kepada Gubernur dan Bupati,” ujar Kurtubi. Jadi, setelah kontrak didapatkan, kontraktor asing tinggal tiduran saja di hotel, dan semua urusan diurus oleh Kementerian ESDM. Hal ini jelas sangat merugikan. Padahal, bila perusahaan asing ingin berkontrak harusnya dengan PT. Pertamina dan pemerintah berada di atas keduanya. Sebab bila terjadi sengketa, maka pemerintah bisa bertindak. “Jika sampai ke pengadilan arbitrase, tinggal cari saja pengacara yang hebat,“ jelasnya. Nah, akibat dari pemberlakuan
undang-undang ini, pengelolaan Migas di Indonesia terburuk di Asia dan Oceania. Kurtubi juga menyampaikan hasil survei teknologi global Migas, yang menunjukkan dari 143 negara di Asia, pengelolaan migas di Indonesia ada di posisi 113 di Asia. Parahnya, pengelolaan Migas kita bahkan lebih buruk dibandingkan Timor Leste. Kerugian negara ini muncul dari Penafsiran Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 ayat 3 dalam kata “dikuasai” negara. Seharusnya, perlu ketegasan bahwa kekayaan SDA (Sumber Daya Alam) tambang yang ada di perut bumi tidak hanya “dikuasai” negara, tetapi “dimiliki” oleh negara.
Kita Punya Aren
foto Mustafa Kemal
Rencana pemerintah untuk membatasi penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak), terutama untuk kendaraan pribadi roda empat banyak ditentang. Sebab, salah satu tujuan terselubungnya adalah mendongkrak masyarakat agar membeli BBM di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) asing seperti Shell atau Petronas yang berdiri di kota-kota besar. Padahal kehadiran SPBU asing di sini sudah sangat menguntungkan mereka, yakni mereka tidak harus membangun kilang tapi boleh menggunakan kilang milik PT. Pertamina. “Tapi kalau kita mau memba ngun SPBU di Malaysia, kita harus bangun kilang sendiri,” ujar pengamat perminyakan Kurtubi dalam acara seminar membahas kedaulatan energi yang diadakan oleh Fraksi Partai Gerindra awal Februari lalu di Jakarta. Acara yang dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina, Ketua Umum DPP Partai Gerindra, serta jajaran DPD serta Fraksi Partai Gerindra itu mengupas kondisi perminyakan di tanah air sebagai bekal Partai Gerindra menyikapi keadaan. Pasalnya, soal minyak dan gas adalah menyangkut kedaulatan sebagai bangsa, selain soal hajat hidup orang banyak. Dalam paparannya, Kurtubi menjelaskan bukan saja pembatasan BBM, namun kondisi kedaulatan energi yang sudah lepas dari peme rintah Indonesia. Hal ini bersumber dari Undang-undang Minerba (mineral dan batubara) yang sebenarnya sudah di uji materikan di MK (Mahkamah Konstitusi), namun masih digunakan sampai sekarang, karena belum ada undang-undang penggantinya. Salah satu klausul dari undang-undang tersebut yang sangat merugikan adalah kontrak pertambangan Migas dilakukan B to G (bussiness to government).
Untuk itu, sudah saatnya ada kesepakatan nasional mengenai kalimat ayat 3 Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 perlu ditambah de ngan kata “dimiliki” sehingga tidak terjadi multi tafsir yang sangat merugikan negara. Hal ini berdampak pada penerimaan pemerintah di bidang royalti. Penerimaan negara sangat kecil dari royalti, seperti dari batubara (open fit, tambang terbuka) berkisar antara 3-7% dari harga jual. Sedangkan batubara (under ground, bawah tanah) berada pada kisaran 2-6%. Emas 3,7% dari harga jual dan tembaga 4,0%, perak 3,25%, nikel 4,0% dari harga jual. Hal ini masih sangat kecil dimana prosentase seharusnya disesuaikan dengan tingkat harga komoditas tambang. Di sisi lain, beragam upaya untuk menekan subsidi BBM yang menggerus APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) justru tidak sampai pada pokok persoalan,
Di tengah keterpurukan dan ketergantungan Indonesia pada BBM impor, sebenarnya Partai Gerindra memiliki rencana yang sangat brilian yang tidak pernah dipikirkan oleh pemerintah saat ini. “Kita punya pohon aren banyak. Selama ini hanya digunakan untuk arak cap tikus (minuman khas Sulawesi Utara, red). Tapi sedikit untuk bahan bakar minyak,“ kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo dalam acara seminar tersebut. Padahal Hashim memiliki kolega peneliti asal Belanda yang lama meneliti aren untuk bahan bakar. Aren juga tidak akan menganggu pasokan pangan manusia, karena tidak dimakan seperti singkong, jagung atau tebu. Sebab di Brazil, penggunaan bahan bakar nabati dari singkong, jagung dan tebu diprotes banyak kalangan karena membuat manusia akan kelaparan. Pohon aren yang bernama arenga pinnata ini juga tumbuh di 14 provinsi di Indonesia dengan kontur dan kesuburan tanah yang berbeda-beda. Karena itu, Partai Gerindra sangat optimistis, proyek bahan bakar alternatif dari aren ini akan bisa dikembangkan. Bahkan pengembangan tanaman ini untuk mendukung kebutuhan bio-energi
tapi hanya berputar dari minyak ke minyak. ”Seharusnya ada upaya konversi dari minyak ke gas,” kata Kurtubi. Untuk saat ini, opsi yang terbaik bukan membatasi namun menaikkan harga BBM. Tapi apakah rakyat akan marah? Menurut Kurtubi, bila diajak rasional rakyat bisa menerima. Caranya, ketika pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, sampaikan juga berapa besar penghematan yang dihasilkan dan langsung sebutkan alokasinya untuk membangun kesejahteraan rak yat. Misalnya, dari kenaikan BBM akan terjadi penghematan sebanyak Rp 60 triliun yang akan digunakan untuk membangun kereta api bawah tanah, meremajakan angkutan umum, membangun dan memperbaiki jalan rusak, atau fasilitas lain yang dibutuhkan masyarakat. Nah, beranikah pemerintah melakukan langkah terobosan itu? t
perlu segera ditindaklanjuti. Selain ketersediaan teknologi yang ada, tanaman aren mudah ber adaptasi pada berbagai tipe tanah di seluruh Indonesia, termasuk lahan kritis, alang-alang dan untuk reboisasi dan konservasi hutan. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah input teknologi masih minim, perbaikan manajemen produksi, perbaikan pengolahan, pemasaran masih tradisional, diseminasi masih terbatas pada sebagian kecil petani, dan kesulitan bibit unggul. Padahal potensi tanaman aren untuk dijadikan etanol saat ini sudah cukup besar, dapat mencapai 1,43 juta kiloliter bioetanol per tahun. Agar produk aren yang ada tidak bersaing dalam bentuk penyediaan pangan dan bioetanol diperlukan pilot proyek di beberapa provinsi yang berminat. Komitmen pelaksanaan diserahkan kepada provinsi/kabupaten berminat untuk pembiayaan, pelaksanaan dan monitoring. Kini soalnya kembali pada kepemimpinan. Pemimpin yang berpikir untuk kedaulatan bangsa dan menyejahterakan rakyat tidak akan menyianyiakan potensi dalam perut bumi untuk kemakmuran bangsa sendiri, bukan bangsa asing. t
foto istimewa
Di Migas Kita Tak Berdaulat
: 07
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) DPP Gerindra terkait kepemimpinan Gerakan Muslimin Indonesia Raya, sejak itu pula organisasi sayap tersebut berkembang pesat. Rahasianya, karena pimpinan Gemira selalu berusaha merangkul semua kalangan. Oleh M. Budiono
foto-foto Dok. Gemira
Gerakan Muslimin Indonesia Raya
Berharap Jadi Lumbung Suara buat Partai Gerindra Setiap pagi dan petang, kawasan Condet, Jakarta Timur, dikenal sebagai biangnya kemacetan. Karena daya tampung badan jalan di tempat itu tidak sebanding dengan volume kendaraan yang berlalu lalang. Pada Senin (20/1) silam keadaan seperti itu semakin menjadi-jadi, dan terjadi beberapa saat sebelum puncak arus balik atau sebelum pulang pekerja. Penyebabnya adalah munculnya ribuan orang yang mengenakan baju dan peci berwarna putih, baik menggunakan kendaraan sendiri, angkutan umum atau berjalan kaki. Mereka adalah para Muhibbin yang bermaksud mengikuti acara Maulid Nabi Muhammad SAW, di Jl. Buluh No 20, yang tak lain adalah rumah keluarga besar Habib Mahdi Alatas, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Muslimin Indonesia Raya (Gemira). Kian sore kemacetan pun semakin hebat. Apalagi rintik gerimis
turut menghampiri kawasan Condet tersebut. Jamaah yang semula hendak langsung menuju ke lokasi acara terpaksa mencari tempat untuk berteduh. Sampai-sampai masjid Jami‘ Assolikhien yang terletak beberapa ratus meter dari tempat berlangsungnya acara Maulid nyaris tak kuasa menampung jamaah yang berteduh sembari menunggu datangnya salat Maghrib. Beruntung, selepas waktu Maghrib air hujan yang jatuh dari langit mulai surut. Ribuan jamaah pun langsung menuju ke lokasi peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW tersebut. Tidak begitu lama, suasana penuh khidmat pun begitu kentara, seiring lantunan syair Maulid. Puncaknya terjadi saat Makhalul Qiyam, di mana ribuan jamaah yang hadir pada acara tersebut larut dalam suasana penuh haru. Seraya menirukan bait-bait syair kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Di tengah ribuan jamaah yang hadir dalam acara tersebut, terlihat pula sosok Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra H. Prabowo Subianto. Juga tampak Sekretaris Jendral DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani, serta para ulama dan habaib, baik dari Jakarta maupun dari wilayah di sekitarnya. Saat memberikan sambutan, Prabowo menyampaikan kekaguman dan terimakasihnya, terutama kepada Habib Mahdy Alatas, yang berhasil melangsungkan acara Maulid dengan lancar. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini me ngajak para hadirin untuk menjalankan syariat agama Islam secara baik, seperti dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW serta para sahabat dan para ulama. Islam, kata Prabowo, adalah agama yang selalu mengajak pada perdamaian. Memberi perlindungan dan kesejukan bagi seluruh masya-
rakat. Bahkan, bukan saja kesejukan bagi umatnya, namun juga bagi umat agama lain. Karena itu, umat Islam harus berusaha dengan keras menghindari perbuatan yang membawa kerusakan, dan juga menolak untuk berbuat kekerasan. “Islam adalah agama yang membawa kedamaian dan kesejahteraan. Baik bagi orang Islam maupun orang-orang di luar Islam. Baik bagi bangsa Indonesia maupun bagi dunia”, kata Prabowo menambahkan. Karena itu, kepada para ulama dan habaib, Prabowo memintakan doa agar Indonesia bisa mendapatkan kesejahteraan dan keadilan bagi rakyatnya. Dan juga memintakan bimbingan serta tauladan agar rak yat mendapatkan contoh dan panutan dalam menjalankan kehidupannya. Lumbung Suara Gerindra Peringatan Maulid Nabi yang dibarengkan dengan haul ke-36 Habib Husein bin Ali Al Athos merupakan salah satu agenda yang dilakukan Pengurus Pusat Gerakan Muslimin Indonesia Raya mendekatkan diri pada masyarakat. Selain itu, PP Gemira juga sudah melakukan berbagai kegiatan lain, seperti tabligh akbar, pembagian sembako, dan santunan kepada orang tak mampu. Dengan berbagai kegiatan itu, menurut Habib Mahdi Alatas, Gemira sebagai organisasi sayap partai bisa berkembang dengan pesat. Saat ini Gemira sudah ada di 21 provinsi, dan ada di 50% kabupaten dan kota si seluruh Indonesia. Diharapkan, pada pertengahan 2012 nanti, Gemira sudah ada di seluruh kabupaten/kota yang ada di Indonesia. “Kita memiliki sabahat NU dan Muhammadiyah yang sudah menerima keberadaan Gemira. Di Indonesia timur kita juga sudah menjalin hubungan akrab melalui perguruan Al Khaeraat, mudah-mudahan apa yang dicita-citakan, mendukung
Prabowo menjadi Presiden, bisa menjadi kenyataan,” harap Habib Mahdi Alatas. Apa yang telah dicapai Gemira selama ini, menurut Habib Mahdi Alatas, merupakan prestasi yang besar. Apalagi bila diingat bahwa Gemira baru dideklarasikan pada 13 Maret 2009, dan setelah itu vakum. Baru setelah dikeluarkannya SK baru oleh DPP Gerindra pada 28 Oktober 2011, Gemira pun bisa bergerak leluasa. Ini dibuktikan dengan jumlah Kartu Tanda Anggota (KTA) Gemira yang terus meningkat. Hingga kini di Tangerang saja sudah terkumpul 300.000 anggota, DKI 15 ribu, dan Jawa Barat tercatat 25 ribu anggota Gemira. Sementara daerah lain rata-rata 5 ribu pemegang KTA. “Saya yakin Gemira akan menjadi sayap partai Gerindra yang besar. Sesuai janji Allah yang akan membantu umatnya yang mau berusaha dan melakukan perubahan karena semata-mata mengharapkan ridho-Nya. Itulah yang mendasari keyakinan saya bahwa organisasi ini akan semakin besar dibelakang hari nanti”, kata Habib Mahdi lagi. Didukung oleh strategi, Gemira akan selalu berusaha merangkul semua kalangan, termasuk organisasi-organisasi kemasyarakatan yang sudah eksis selama ini, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Al Khaeraat. Dan menyatukannya dalam wadah Gemira, serta menolak adanya perpecahan. Yang menarik, menurut Habib Mahdi, rata-rata yang masuk menjadi anggota Gemira adalah mereka yang merindukan perubahan. Dan, kebanyakan adalah anggota masyarakat yang belum menjadi anggota Gerindra. Karena itu, Habib Mahdi yakin, pada 2014 Gemira bisa menjadi salah satu lumbung suara bagi Gerindra. Alasannya, menurut Habib Mahdi, anggota Gemira pas tilah simpatisan Gerindra. Namun anggota Gerindra belum tentu anggota Gemira. t
08 : Indonesia
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
National Prayer Breakfast 2012
Gerindra pun Diundang Obama National Prayer Breakfast adalah acara rutin setiap tahun, dengan mengundang perwakilan negara-negara di dunia. Kali ini Partai Gerindra mendapat kehormatan diundang makan pagi bersama Presiden Obama. Oleh Iman Firdaus
Partai Gerindra mendapat kehormatan menghadiri National Prayer Breakfast ke-60, di Hotel Hilton, Washington DC, Amerika Serikat, awal Februari lalu. Acara doa bersama disertai sarapan pagi ini merupakan peristiwa politik, namun dibalut oleh rasa kebersamaan seluruh elemen ma syarakat, bukan saja Amerika tapi juga dunia. Sebab, ada 130 perwakilan negara yang diundang, dengan jumlah peserta yang hadir mencapai lebih dari 3000 orang.
foto istimewa
Adalah dua partai besar di Negeri Paman Sam ini, yakni Partai Republik dan Partai Demokrat, bertindak sebagai pengundang acara ini. Presiden Barack “Hussein” Obama tentu saja hadir dan memberikan sambutan. Presiden yang melalui masa kecilnya di Jakarta itu mengajak seluruh peserta yang hadir untuk berpegang pada nilai-nilai moral, karena moral itulah yang menjadi perekat kekuatan nasional selama berabad-abad. Bukan hanya itu, Obama juga mengajak masyarakat Amerika Serikat untuk peduli pada orang-orang yang kurang beruntung. Meski doa bersama ini dirayakan secara Kristen, namun dikutip pula bagian-bagian dari Bible, Alquran dan Torah yang melambangkan kasih dari agama-agama besar dunia. Menurut Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon -- yang hadir bersama Ketua DPP Partai Gerindra M. Asrian Mirza sebagai perwakilan Partai Gerindra-- pidato para tokoh dalam acara tersebut sangat inspiratif. Sebab, hal tersebut jarang sekali dipidatokan oleh politisi di tanah air. Karena itu, menurut Fadli, semangat dari acara tahunan ini patut menjadi inspirasi para politisi di tanah air. “Di sini kita jarang dengar politisi kita membicarakan karakter bangsa dan nilai-nilai moral,” ujarnya prihatin. National Prayer Breakfast adalah acara tahunan yang sudah digelar sejak 1953 oleh anggota kongres dan senat Amerika Serikat. Dulu bernama Presidential Prayer Breakfast, namun sejak 1970 berganti nama menjadi National Prayer Breakfast. Bagi Gerindra, sebagai partai baru, undangan ini jelas merupakan kehormatan. Sebab, koneksi dan jaringan ke berbagai politisi dunia jelas sangat dibutuhkan. t
Istighosah di Kaki Bukit Pangrango Ribuan umat Islam di kawasan Megamendung, akhir Januari lalu, memenuhi sebuah lapangan di Lembah Pangrango, mengikuti acara istighosah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Masyarakat pun sangat antusias mengikuti acara ini. Oleh Agustaman
foto dok. Pribadi
Memperingati Maulid Nabi Muham mad SAW, kader Partai Gerindra dan Forum Silaturrahim Alumni Timur Tengah menggelar Istighosah & Tabligh Akbar di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Acara yang berlangsung Sabtu malam, 28 Januari 2012, itu juga menjadi ajang komunikasi dan silaturrahim para simpatisan/kader Partai Gerindra. Di sebuah lapangan di Lembah Pangrango yang berada di Kampung Lembah Neuneut, Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, malam itu mendadak ramai. Ribuan kader dan simpatisan partai berlambang Kepala Burung Garuda ini berbaur dengan anggota Forum Silaturrahim Alumni Tengah tenggelam dalam lantunan ayat-ayat suci Alquran, Tabligh Akbar, zikir dan doa bersama, sehingga membuat daerah di kaki gunung Gede-Pangrango itu menjadi bak kawasan santri. Acara ini dipimpin oleh Habib Ja’far bin Abdurrahman Al Athos, Pembina Majelis
Ta’lim Ratibulathos Al-Gamis, dengan me ngambil tema: “Menuju Perubahan Sikap dan Perilaku Generasi Muda yang Rabbani.” Di antara ribuan peserta istighosah itu tampak alim ulama se-Bogor Selatan, aparatur peme rintah Kecamatan Megamendung, aparatur Desa Sukagalih, dan tentu saja para kader serta simpatisan Partai Gerindra dan ribuan warga masyarakat setempat. H. Ricky Kurniawan, Lc., selaku Pembina Forum Silaturrahim Alumni Timur Tengah yang juga Ketua Komisi A DPRD Provinsi
Jawa Barat dari Fraksi Partai Gerindra menjelaskan, acara Maulid Nabi ini, selain ingin membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, juga untuk meningkatkan semangat juang kaum muslimin, dan tak kalah pentingnya adalah untuk menjalin komunikasi lewat ajang silaturrahim kader dan simpatisan Partai Gerindra. Ricky -- yang merupakan kader Partai Gerindra berlatang belakang santri dan hingga kini tetap menjalin hubungan dengan dunia pesantren khususnya dan umat Islam pada
umumnya – memaknai aktivitas kalangan muda ini sebagai generasi yang bergairah. Itu tercermain dari antusiasme dari ribuan masyarakat yang hadir, sebagian besar kalangan muda, mendengarkan tausiyah yang disampaikan oleh suami dari Terra Sa’adah Perdana dan ayah dari Muhammad Zufar al Bareer ini. Acara Istighosah ini menjadi sangat bermakna dengan pemberian santunan kepada puluhan anak yatim piatu yang ada di Desa Sukagalih. t
Wawancara : 09
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
Heru Johansyah
Dimana Ada Prabowo, di Sana Ada Satria SATRIA (Satuan Relawan Indonesia Raya) merupakan salah satu organisasi sayap Partai Gerindra. Organisasi ini lahir 30 Mei 2008 atau sekitar tiga bulan setelah berdirinya Partai Gerindra. Satria ini ikut mengantar partai berlambang Kepala Burung Garuda ini saat melakukan verifikasi di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), maupun pada waktu mendaftarkan diri ke KPU sebagai peserta Pemilu 2009. Kini, organisasi ini ada di 33 provinsi dan 400 kabupaten/kota di Indonesia. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai organisasi Satria ini, M. Budiono dari tabloid Gema Indonesia Raya mewawancarai Ketua Umum Pimpinan Pusat Satria di kantor Sekretariat Satria, Jl. Kemiri No. 8 Menteng, Jakarta Pusat. Berikut petikannya: Bagaimana perkembangan Satria, dari mulai lahir hingga saat ini?
Satria berdiri seiring berdirinya partai Gerindra. Pada saat Partai Gerindra melakukan verifikasi di Kemenkumham dan juga mendaftarkan sebagai peserta Pemilu 2009 ke KPU, Satria sudah terlibat di dalamnya. Malah, Satria mengerahkan massanya dalam dua kesempatan tersebut. Satria berdiri karena Partai Gerindra membutuhkan adanya kepanjangan tangan, atau organisasi sayap yang berfungsi sebagai underbouw. Sebelum penentuan hari lahirnya, sesungguhnya organisasi ini sudah menyiapkan diri, namun akhirnya kami memilih tanggal 30 Mei 2008 sebagai hari berdirinya. Pada masa awal kampanye, Satria mendukung penuh Partai Gerindra. Apalagi, waktu itu memang hanya Satria yang sudah muncul dan siap bekerja. Sebagai partai baru, kita paham apa yang menjadi tugas, tanggungjawab, dan pekerjaan Satria. Karena itu, kita lang sung membentuk pimpinan cabang maupun pumpinan daerah. Sampai sekarang, organisasi ini sudah terbentuk di 33 provinsi, dan hampir ada di 400 kabupaten-kota. Ini capaian yang luar biasa, apalagi Satria itu tidak pernah dibiayai oleh partai. Kami memiliki kemandirian, kolektivitas, dan kekeluargaan, sehingga tumbuh besar seperti sekarang. Ini adalah hal yang langka, termasuk untuk organisasi kepemudaan di KNPI seka-
lipun. Hal langka karena mereka mau bergabung dengan organisasi ini, dan juga bersedia mengeluarkan uang. Itulah yang membuat saya bersemangat memimpin Satria ini. Kini Satria sudah tercatat sebagai anggota KNPI, termasuk ikut kongres KNPI. Lebih membanggakan lagi, di manapun Ketua Dewan Pembina berada, selalu ada anggota Satria yang mengawalnya, walau sampai ke pelosok sekalipun. Bagaimana sepak terjangnya sekarang?
Dalam perkembangannya, semakin ba nyak orang bergabung dengan Satria. Mereka adalah orang-orang yang berkarakter dan paham soal organisasi. Sehingga kerapkali, rapat PP Satria berlangsung keras, tapi itu sesuatu yang positif dalam dinamika berorganisasi. Dan itu menyenangkan, karena dengan begitu berarti organisasi ini hidup. Dari sisi finansial, bisa dikatakan Satria sanggup mendiri. Dalam kondisi seperti itu kami tetap eksis, melaksanakan program yang konkret hingga di daerah. Ke depan kita akan melangsungkan rakernas yang wajib diikuti seluruh pimpinan daerah dan pimpinan cabang di seluruh Indonesia. Ini penting, karena di rakernas akan dibicarakan program ke depan. Apalagi satu hingga dua tahun lagi ini kita akan menghadapi kampanye. Jadi kami perlu bertemu dan membicarakan programprogram strategis pemenangan pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres).
Semandiri apa Satria yang Anda pimpin?
Kita mandiri segalanya. Pengadaan kantor sekretariat dilakukan oleh pengurus secara patungan, meskipun tidak menutup mata ada bantuan dari beberapa orang pembina. Meski bantuan mereka sedikit tapi sangat berharga. Sumber keuangan lain berasal dari iuran pimpinan cabang (PC) dan pimpinan daerah (PD). Setiap kali ada surat keputusan (SK) yang ditujukan untuk PC dan PD mereka harus membayar iuran wajib yang kita namakan dana perjuangan sebesar Rp 2,5 juta untuk SK PC dan Rp 5 juta untuk SK PD. Tapi dari jumlah itu Rp 1 juta dikembalikan dalam bentuk atribut organisasi. Dana inilah digunakan untuk kegiatan-
kegiatan sosial, seperti membantu korban kebakaran, kebanjiran, dan bencana alam lainnya. Sementara untuk operasional kita himpun bersama-sama, termasuk untuk rakornas nanti. Itulah kemandirian dalam Satria, semua bisa kita lakukan dan penuhi sendiri. Semoga ke depan, partai bisa melihat eksistensi kita dari awal. Intinya, kami tidak akan pernah meminta pada partai, namun kalau partai memberi pasti kita terima. Tapi untuk meminta kepada partai, rasa sungkan kami terlalu besar. Jadi, kita berharap inisiatif dari partai untuk membantu, karena kita tidak mau membikin proposal lalu minta ke partai. Cara merekrut anggota baru?
Kita memiliki pandangan bahwa Satria tidak berpolitik praktis seperti kepartaian. Satria ini organisasi relawan yang sifatnya sukarela. Di organisasi ini kami mengedepankan silaturahim dan kekeluargaan. Jadi, asas silaturahim dan kekeluargaan adalah ciri kita, dan itu memperkuat keberadaan kita di daerah. Dengan pilihan itu, baik anak jenderal, anak pengusaha ataupun artis semua sama, semua rata, di Satria. Mereka harus tunduk dan patuh terhadap mekanisme aturan yang ada di Satria. Karena, keputusan organisasi ada di atas segala-galanya, dibanding kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
Apa sih menariknya Satria sehingga membuat banyak orang tertarik untuk terlibat.
Saya melihat alasan terbesarnya adalah sosok Prabowo dan Gerindra. Bagaimanapun tidak bisa dipungkiri, banyak orang yang masuk Satria karena keinginan mendapat kesempatan dalam pemilu. Kesempatan ini, mungkin tidak bisa diperoleh di partai, dan hanya terbuka di organisasi sayap, dan itu saya sadari benar. Jadi, tujuan mereka tetap ingin bergabung dengan Gerindra, dengan Prabowo, tapi jalannya adalah melalui organisasi sayap. Di pimpinan pusat (PP) ini kita terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari HMI, Kosgoro, FKPPI, hingga Pemuda Pancasila. Mereka merasa cocok dengan Satria dan Gerindra, makanya mereka bergabung.
foto Mustafa Kemal
Sebagai anak, kita berusaha menarik orang untuk ikut Gerindra. Orang, mungkin, tertarik karena Satria selalu terjun di tempattempat yang terkena bencana. Kita elastis, fleksibel, dan sebagai relawan kita bergerak lebih cepat dari partai dalam penanggulangan bencana. Dan, kita mengembangkan organisasi ini seperti halnya Multi Level Marketing (MLM). Dari satu, lima, dua puluh lima dan seterusnya. Kami juga tidak lupa untuk menjaga kekompakan, dan kekeluargaan. Satu sakit semua sakit, satu senang semua senang. Bagaimana peluang Satria dalam pemilu mendatang?
Masalah ini sudah kami bahas jauh-jauh hari. Pertama kami yakin, partai akan memberi kuota secara adil dan bijaksana untuk setiap sayap. Kami telah bersiap menerima segala risiko dan menanti juklak serta juknis dari DPP. Dan soal itu saya tidak ingin mendahului apa yang belum dilakukan DPP. Yang pasti kami sudah memikirkan dan berdiskusi kemungkinan melakukan PAW (Penggantian Antar Waktu) bagi anggota Satria yang lolos. Alternatif ini, mungkin, akan kami laksanakan daripada harus saling berhadapan dan bersaing yang peluangnya malah makin kecil. Jadi kelak, kami juga akan membuat MOU dengan calon-calon Satria, untuk menjalani kemungkinan ini.
Pesan apa yang ingin saudara sampaikan untuk para kader dan simpatisan Satria?
Jaga terus tali silaturahim, karena perkawanan itu tak akan pudar meski kita mati. Jaga terus kekompakan di kalangan Satria, mari sama-sama bekerja dan berusaha keras memajukan organisasi yang bernama Satria. Satria semata-mata untuk kepentingan partai ke depan. Bung Karno pernah berpesan pada kita semua, yang berbunyi: “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”. Ucapan itu terbukti sekarang, yang kita lawan hukum dan birokrasi yang menyengsarakan rakyat banyak. Kawan-kawan Satria harus berani melawan ini semua.
10 : Gema Daerah
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
Revolusi Putih di Maluku Utara
foto Dok. DPC Gerindra Kab. Blora
foto Dok. DPD Gerindra Maluku Utara
Maluku Utara
Kabupaten Blora, Jawa Tengah pemberian susu kepada siswa-siswi TK AlIsryad, SD Mononutu, dan SD Kenari Tinggi di Ternate. Dilanjutkan di beberapa sekolah lain di wilayah Maluku Utara. Menurut Mansur Sangadji, SH, Sekretaris DPD Gerindra Maluku Utara, kegiatan ini akan dilaksanakan berkelanjutan. Dengan harapan turut meningkat gizi masyarakat dan mendongkrak kualitas kesehatan dan kecerdasan anak bangsa. Jadi, sasarannya tidak terbatas hanya di kalangan sekolah, tetapi juga diarahkan ke masyarakat yang membutuhkan. t MBO
foto Dok. DPC Gerindra Kab. Lombok Tengah
Tema pembagian susu, atau “Revolusi Putih” saat peringatan HUT Gerindra ke-4 juga dilakukan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Maluku Utara. Sesuai arahan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Senin (30/01), DPD Gerindra Maluku Utara membagi-bagikan susu kemasan kotak kepada siswa-siswi di sejumlah sekolah. Selain memperingati HUT Gerindra ke-4, pembagian susu ini juga dimaksudkan untuk memperingati hari gizi Nasional yang jatuh pada 25 Januari. Kegiatan revolisi putih ini di awali dengan
Peduli Korban Banjir Bandang Bencana banjir bandang pada Jumat (13/1) yang menimpa Desa Mojorembun, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menimbulkan kesengsaraan yang dalam bagi warga setempat. Bukan hanya perkakas rumah tangga yang hanyut bersama air bah, juga beras dan persediaan makanan yang hendak dinikmati esok hari pun praktis tak ada yang bisa terselamatkan. Menyadari kondisi sulit itu, pada Senin (23/1) DPC Gerindra Kabupaten Blora merasa terketuk untuk melakukan peninjauan lokasi, sekaligus melaksanakan aksi peduli terhadap kesulitan yang dihadapi warga desa
Mojorembun. Dalam aksi peduli itu DPC Gerindra Kabupaten Blora menyerahkan sumbangan 50 dus mi instan, sabun mandi dan cuci, serta susu bagi anak-anak. Yang mengharukan, saat rombongan tiba, masyarakat dan tokoh masyarakat desa Mojorembun menyambut kedatangan DPC Gerindra Kabupaten Blora dengan sukacita. Mereka menyampaikan rasa terimakasihnya secara ikhlas, seraya mendoakan agar partai Gerindra makin jaya, dan Ketua Dewan Pembinan Gerindra Prabowo Subianto benarbenar bisa menjadi Presiden pada 2014. t MBO
Gema Sadhana
Sembako Untuk Rakyat Kecil
Lombok Tengah - NTB
Peringatan hari ulang tahun Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ke-4 yang jatuh pada 6 Februari 2012 diselenggarakan di berbagai daerah. Salah satunya di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Untuk memperingati ulang tahun Partai Gerindra itu, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Loteng menyelenggarakan kegiatan sosial bertajuk “Revolusi Putih” di seluruh kecamatan yang ada di sana. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan gizi bagi anak usia sekolah. Mengingat konsumsi susu anak-anak Indonesia sangat rendah, hanya 1,5 liter pertahun. Angka tersebut jauh di bawah konsumsi susu anak-anak India yang mencapai 45 liter per tahun. Kegiatan tersebut di mulai di PAC Batukliang pada 6 Februari atau tepat 4 tahun kelahiran Gerindra. Pada kesempatan itu Gerindra Loteng memberikan susu dan makanan bergizi kepada 560 orang anak usia TK dan
SD. Kemudian dilanjutkan di daerah-daerah lain di Loteng. Selain pembagian susu, peringatan 4 tahun Gerindra di Loteng juga diisi dengan kegiatan tradisional “Bau Nyale” di Sereneng oleh PAC Pujut. Kegiatannya berupa pengobatan gratis di PAC Praya Timur, bantuan sosial di PAC Janapria dan kontes Kambing Etawa di Kota Praya, Kabupaten Loteng. Menurut Ketua DPC Gerindra Loteng, H. Muhdan Rum, bakti sosial yang dilakukan di daerahnya merupakan instruksi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Agar setiap jenjang kepemimpinan Gerindra terjun langsung melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Bentuk kegiatannya, antara lain menambah asupan gizi dan protein bagi anak TK, SD dan SMP dengan memberikan susu. “Ini penting untuk meningkatkan kecerdasan otak generasi penerus bangsa ini,” kata Muhdan. t MBO
foto Dok. Gema Sadhana
Baksos Peringati 4 Tahun Partai Gerindra Tahun baru Imlek 2563 yang jatuh pada Senin (23/1) diperingati DPP Gema Sadhana dengan membagikan sembako buat masyarakat. Kegiatan tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Cetiya Dhamma Ramsi, dan berlangsung di Cetiya Dhamma Ramsi Jl. Tubagus Angke Komplek Taman Permata Indah I, Blok PAA No.7 RT. 017 RW.07 Jakarta Utara, Minggu (15/1). Pada kesempatan itu DPP Gema Sadhana membagikan 110 paket sembako, berisi 5 kilo beras, 2 liter minyak sayur, dan mi rebus. Pembagian dilaksanakan setelah puja bakti umum minggu sore, kepada Umat Cetiya Dhamma Ramsi dan warga sekitarnya. Acara ini berlangsung secara tertib tanpa kericuhan.
Paket tersebut diberikan kepada semua umat dan warga yang hadir, mulai orang tua, anakanak, hingga keamanan lingkungan. “Kami ada untuk umat, dan tujuan kami jelas. Kami berbuat untuk rakyat yang berada pada akar rumput, karena selama ini jarang sekali bantuan-bantuan yang benar-benar mereka terima,” ujar Gouw Tjeng Sun, Wakil Ketua Umum DPP Gema Sadhana dan Ketua Cetiya Dhamma Ramsi. Gouw Tjeng Sun berharap, kegiatan tersebut akan berlanjut di tahun-tahun yang akan datang. Sekaligus untuk membuktikan kecintaan dan bakti Gema Sadhana kepada rakyat kecil. t MBO
: 11
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
PP Gemira
foto Dok. DGemira
Beras Buat Korban Banjir dan Puting Beliung
Gowa, Sulawesi Selatan
Ribuan Gelas Susu Bagi Anak Kurang Mampu
Hari ulang tahun ke-4 Partai Gerindra yang berdekatan dengan hari gizi mendatangkan berkah tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Tak terkecuali bagi masayarakat Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Untuk menyemarakkan dua hari besar itu, DPC Gerindra Kabupaten Gowa membagikan ribuan gelas susu putih dalam rangka revolusi putih. Acara tersebut berlangsung selama tiga hari, Minggu (29/1) hingga Selasa (31/1). Kegiatan revolusi putih tersebut dipusatkan di empat titik di Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa, yakni: Pandang-Pandang,
Bonto-Bontoa, Batangkaluku dan Tamarunang. Tampak hadir Mestriani Habie, anggota DPR RI daerah pemilihan Sulawesi Selatan 1, Ketua DPC Gerindra Gowa Ir. Darmawangsyah Muin, M.Si., Anggota DPRD Gowa Iryani Bakri, dan pengurus DPC dan PAC Sombaopu Gowa. Dalam kesempatan itu, Anggota DPRD Gowa Iryani Bakri mengatakan, gerakan nasional revolusi putih bertujuan menyadarkan masyarakat akan pentingnya susu bagi kesehatan anak Indonesia, khususnya di Kabupaten Gowa. t MBO
Untuk meringankan penderitaan korban bencana banjir dan puting beliung di wilayah Kabupaten Tangerang, yang terjadi pada Kamis (26/1), Pengurus Pusat (PP) Gerakan Muslim Indonesia Raya (Gemira) menyerahkan bantuan tiga ton beras yang dibagikan dalam bentuk 3.000 ribu kantong. Bantuan pertama kali diserahkan kepada masyarakat Kampung Sondol, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Tangerang pada Sabtu (4/2). Di wilayah ini sedikitnya ada 155 rumah yang rusak akibat bencana alam, banjir dan puting beliung. Di sini Gemira menyampaikan bantuan 1 ton beras yang diserahkan secara simbolis kepada Hambali, Ketua RW. 02. Tampak hadir dalam penyerahan itu Drs. H. Ahmad Hariri, M.Sc (Wakil Ketua Umum III PP Gemira), Abdul Rahman (Ketua Bidang Sosial Politik), Muhammad Iqbal (Ketua Bidang Infokom), Drs. M. Mastur Anwar,
dan Dicky Uktolseja. Menurut Ahmad Hariri, bantuan kepada korban bencana banjir dan puting beliung itu merupakan amanat Ketua Umum Gemira, Habib Mahdy Alatas. Selain untuk meri ngankan penderitaan para korban, juga dalam rangka silaturahim memperingati Ulang Tahun Ke-4 Partai Gerindra dan HUT ke-3 Gemira yang jatuh pada 13 Maret. Hambali, selaku Ketua RW. 02, mewakili masyarakat setempat menyampaikan terima kasih atas bantuan itu. Menurut Hambali, Gemira merupakan satu-satunya organisasi yang memberikan bantuan kepada para korban. Ia berharap, bantuan tidak hanya dilakukan saat musibah. “Warga sangat membutuhkan subsidi beras dibandingkan subsidi BBM, seperti yang digembor-gemborkan pemerintah selama ini,” kata Hambali. t MBO
foto Dok. DPC Gerindra Kota Tegal
Kota Tegal, Jawa Tengah
Kota Warteg Kibarkan Bendera Gerindra Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-4 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang dilakukan di seantero Indonesia menyebabkan pemandangan sejumlah kota menjadi lebih meriah. Di Tegal, Jawa Tengah misalnya, pemasangan bendera Gerindra membuat di kota asal warteg (warung Tegal) tersebut begitu meriah. Praktis hampir di seluruh wilayah Kota Tegal ditemukan bendera partai yang mencantumkan nomor 5. Selain pengibaran bendera, peringatan HUT Gerindra oleh DPC Kota Tegal juga ditandai dengan pemberian susu kepada anakanak PAUD di empat kecamatan se-Kota Tegal. Ini dilakukan selain untuk meningkatkan
gizi masyarakat juga untuk menyemarakkan sebagian kegiatan revolusi putih. Tak hanya itu, menyambut empat tahun Gerindra, DPC Kota Tegal juga melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, menyelenggarakan aksi donor darah, membantu pembangunan masjid, dan TPQ Baitul Hamdi di Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur. Kegiatan lainnya, memberi bantuan gerobak bagi pedagang kaki lima. Sedangkan resepsi HUT ke-4 Gerindra berlangsung Senin (6/2) di Gedung Pertemuan Al Irsyad Kota Tegal. t MBO
Tunas Indonesia Raya
Dari Susu Sampai Beasiswa
foto Dok. TIDAR
Bagi-bagi susu, dalam rangka Revolusi Putih sudah menjadi salah satu kegiatan massal yang rutin dilakukan Partai Gerindra dan organisasi sayapnya. Salah satunya dilakukan juga oleh Tunas Indonesia Raya (TIDAR). Untuk membantu meningkatkan kualitas gizi anak-anak, Pimpinan Pusat (PP) TIDAR bekerjasama dengan Pimpinan Cabang (PC) TIDAR Jakarta Timur melakukan kegiatan revolusi putih di SD Pembangunan Al-Hikmah, Pulogadung Jakarta Timur. Tak tanggung-tanggung setiap bulan, TIDAR memberikan susu kepada anak-anak yang belajar di sana. Pemberian itu disampaikan setelah siswa-siswi itu mengikuti kegiatan gerak jalan sehat, rutin sebulan sekali. Yang menarik, pada saat melaksanakan gerak jalan, anak-anak itu membawa bendera TIDAR berukuran kecil untuk dikibarkan saat berjalan. Setelah lelah jalan sehat, anak-anak itu langsung mendapatkan susu segar. Selain dalam bentuk susu, TIDAR juga menyerahkan sejumlah perangkat mainan, dan pemberian beasiswa. Menanggapi kegiatan ini, Drs. Saifudin Zuhri, M.Pd., kepala SD Pembangunan Al-Hikmah Pulogadung, Jakarta Timur, sangat berterimakasih kepada TIDAR. Ia berharap, kerjasama tersebut bisa berlangsung dalam waktu yang lama. Semata-mata untuk meningkatkan gizi dan kecerdasan para siswa. Termasuk memberikan kesempatan belajar kepada anak-anak berprestasi yang berasal dari keluarga tak mampu. t MBO
12 : EKonomi Kerakyatan
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
Pasar Kaget
Pasarnya Rakyat
Di beberapa kota besar di Indonesia, pasar kaget telah menjadi fenomena perekonomian warga sehari-hari. Besarnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi ketersediaan lapangan usaha yang cukup menyebabkan bekerja sebagai pedagang di pasar kaget menjadi salah satu pilihan. Oleh Agustaman
Pasar Kaget. Nama ini nampak nya bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Maklum, seiring krisis ekonomi 1998 silam, keberadaan pasar kaget mulai tumbuh di manamana, mulai dari lingkungan kampung, perumahan, sampai jalan raya yang banyak dilalui kendaraan. Dinamakan pasar kaget karena pada awal keberadaan pasar ini memang tidak terduga: mengagetkan banyak orang. Bayangkan, sebuah tempat yang pada awalnya hanyalah jalan, taman, atau tanah lapang tempat berolahraga masyarakat di Minggu pagi, tiba-tiba saja pada suatu ketika telah dipenuhi orangorang dan para pedagang yang sibuk menjajakan barang dagangannya. Tempat yang biasanya mungkin lengang tak terlalu banyak orang, pada saat itu akan penuh sesak, begitu hiruk-pikuk, dan memacetkan jalanan di sekitarnya. Tentu saja, setelah banyak orang tahu di tempat itu pada waktu tertentu secara rutin berubah menjadi pasar, bukanlah hal yang mengagetkan lagi, namun peristiwa itu tetap dinamakan pasar kaget. Tak hanya di hari Minggu pagi, di hari-hari lain pun pasar kaget ini bermunculan di mana-mana. Mulai dari Senin sampai Sabtu, dan bia sanya pada malam hari. Dan, pasar kaget ini tidak hanya dijumpai di wilayah Jakarta dan sekitarnya, melainkan juga ditemui di berbagai tempat di negeri ini. Ragam atau corak pasar tumpah ini hampir sama antara pasar tumpah yang
satu dengan yang lainnya, semua barang dijajakan seakan mewakili kebutuhan konsumen. Sebut saja alat-alat rumah tangga, aneka pakaian plus aksesorisnya, mainan anak-anak, barang-barang elektronik, aneka kuliner, bahkan di pasar ini dijumpai pula kredit motor dan mobil. Dari segi harga, barang yang ditawarkan di pasar kaget biasanya relatif lebih murah daripada harga di pasar-pasar lain, apalagi dibandingkan dengan harga yang sama di pasar swalayan modern. Maklumlah, konsumen pasar tumpah ini kebanyakan dari kalangan menengah bawah. Mainan mobil mini misalnya, rata-rata dibanderol Rp 5.000 sampai Rp 10.000. Sedangkan di pasar swalayan atau toko mainan, mainan sejenis dijual dengan harga di atas Rp 10.000. Sanjaya, seorang pedagang mainan yang ditemui Gema Indonesia Raya di pasar kaget Jalan Arteri Juanda, Depok, Jawa Barat, mengaku bisa menjual murah barang dagangannya karena dia membelinya secara grosiran di Pasar Asemka, Jakarta Kota. ”Barang-barang ini semuanya buatan Cina, saya beli dari importirnya langsung, makanya murah,” papar Sanjaya. Berbelanja di pasar kaget memang bak berbelanja dengan konsep one stop shopping, sekali berbelanja dua tiga barang akan direngkuh. Apalagi jika konsumen mahir menawar harga niscaya akan banyak barang yang bisa dibawa pulang.
Hanya saja, masalah kualitas barang biasanya jadi nomor kesekian. Untuk berdagang di lokasi pasar kaget tidaklah gratis. Di pasar kaget Juanda, Depok contohnya, sewa lapak ditentukan oleh di mana lokasi lapak itu berada. Pusat dari pasar kaget ini berada di depan Perumahan Pesona Khayangan dan Ruko Pesona Khayangan. Untuk menyewa lapak di sekitar pusat pasar tadi, pedagang harus merogoh kocek sebesar Rp 2 juta selama empat tahun kontrak. Tapi kalau hanya di sepanjang jalan yang jauh dari pusat pasar dikenai biaya sewa Rp 400 ribu selama empat tahun. Cukup murah jika mendapatkan laba yang lebih besar dari itu. Sudah barang tentu, pasar kaget ini tidak akan bertahan lama, kalau tidak mendatangkan keuntungan buat para pedagang. Ternyata dalam sehari para pedagang di sana mampu menangguk omset penjualannya hingga ratusan ribu rupiah. “Namanya jualan, kadang ramai kadang sepi. Apalagi kalau hujan kayak gini. Tapi, kalau jualan disini ada saja yang beli,” terang Dede, pedagang pakaian, di pasar kaget Juanda, Depok. Seorang wakil rakyat di Kota Depok, Siti Nurjanah, pernah menghitung, nilai omzet transaksi setiap hari Minggu di pasar kaget tersebut bisa mencapai 400 juta rupiah. Sayangnya, perolehan itu tidak dikelola dengan baik, padahal bisa menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Selama ini, kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Depok ini, beberapa organisasi massa yang mengambil retribusi dari para pedagang. “Ya kalau ada penarikan retribusi seperti ini, Pemkot tidak bisa berbuat apaapa, karena belum ada Perda yang mengatur sebagai kekuatan hukum. Tapi, kalau dipaksakan tentu akan ramai,” paparnya. Pedang Bermata Dua Di beberapa kota besar di Indonesia, pasar kaget telah menjadi fenomena perekonomian warga sehari-hari. Besarnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi ketersediaan lapangan usaha yang cukup, menyebabkan bekerja sebagai pedagang di pasar kaget menjadi salah satu pilihan. Para pedagang di pasar kaget ini bukan saja mereka yang memang berprofesi sebagai pedagang, tidak sedikit buruh/karyawan, pegawai negeri, atau ibu rumah tangga mencoba memanfaatkan peluang dengan berdagang di pasar kaget ini. Motif mereka pun beragam: ada yang sekadar “iseng-iseng berhadiah,” untuk mengisi waktu luang, ataupun untuk mencari tambahan penghasilan. Dengan kata lain, kemunculan pasar kaget ini sesungguhnya telah membuka peluang untuk mencip takan sektor kerja informal bagi masyarakat. Namun, keberadaan pasar kaget ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, keberadaan pasar kaget menghidupkan ekonomi rakyat, di sisi lain lokasi yang menjadi pasar kaget kerap menjadi sumber kemacetan lalulintas. Belum lagi soal sampah yang ditimbulkan pasca jualan berakhir atau rumput/tanaman yang terinjakinjak akibat aktivitas jual beli. Memang, kesalahan tak sepe nuhnya milik pedagang. Bagi mereka, di situ ada keramaian, di situ
fotoistimewa
pula roda ekonomi berputar. Mereka hanya berusaha untuk memanfaatkan peluang yang ada: di mana ada orang berkumpul, di sana akan ada pertukaran, termasuk di dalamnya adalah jual-beli. Keberadaan mereka di pasar kaget pun kebanyakan lantaran tersingkir dari pasar tradisional yang diubah menjadi pasar modern atau mal. Mau sewa di mal mahal, harganya tak terjangkau. Sedangkan produk yang mereka jual adalah produk yang segmented-nya orang kecil. Di sisi lain, maraknya kemunculan pasar kaget ini merupakan refleksi atas ketimpangan sosial yang tengah terjadi, mengingat para kapitalis semakin melebarkan sayap usahanya secara serampangan di berbagai sudut strategis wilayah kota. Berapa mal dan plaza sudah berdiri? Dan, siapa saja pemilik properti tersebut? Adakah kemudahan bagi para pedagang tradisional untuk bisa menempati areal jualan mereka dengan harga yang terjangkau? Jawabannya; Tidak! Akibatnya, para pedagang tradisional memang harus mengha dapi tantangan besar, yang akhirnya tidak memiliki tempat usaha yang memadai lagi. Berapa banyak pasar tradisional yang tiba-tiba ‘terbakar’ (untuk membedakan mana kebakaran betul dan mana yang sengaja dibakar). Dan setelah kejadian ‘terbakar’ itu para pedagang yang dulu menempati lapaknya seperti terusir, alias tak bisa lagi berdagang di sana, karena lahan itu akan dibangun mal atau plaza. Agaknya, para kapitalis tampak nya bermain di sana. Mereka secara tidak langsung ‘mengusir’ para pedagang tradisional lewat tangantangan kekuasaan. Siapakah yang akan membela para pedagang tradisional ini? Nampaknya mereka semakin tergilas oleh zamannya sendiri. t
: 13
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
Di tangan Wieke Anggarini, makanan khas kota Semarang ini bisa menjadi bisnis menjanjikan dan bisa dinikmati oleh konsumen Ibukota. Kini, Wieke sudah punya 18 outlet yang sebagian besar ditawarkan lewat pola business opportunity (BO). Oleh Agustaman
Cemilan khas Semarang yang biasanya dibawa sebagai buah tangan, ternyata bukan hanya lumpia, bandeng presto ataupun wingko babat. Ibukota Jawa Tengah berjuluk Kota Atlas ini juga terkenal akan tahu petisnya. Dinamakan tahu petis, karena makanan cemilan ini merupakan perpaduan antara tahu pong (tahu putih) yang digoreng garing lalu dibelah tengahnya dan dilumuri adonan petis yang berwarna hitam kental. Bahan utama petis adalah campuran terigu dan udang ditambah bumbu-bumbu lain. Sedangkan, warna hitam petis merupakan warna olahan makanan udang jika dimasak lamalama. Di kota asalnya, selain disantap dengan gorengan tahu pong, petis juga bisa dinikmati dengan tempe atau aneka gorengan lainnya. Ada juga untuk campuran sambal rujak atau masakan lainnya. Di luar kota Semarang, petis juga dikenal oleh sebagian besar masyarakat pantura (pantai utara) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Nah, bagi Anda yang bermukim di Ibukota Jakarta dan sekitarnya bila kangen dengan “Si Hitam Manis” ini tak perlu jauh-jauh ke Semarang. Karena, di Jakarta, sudah ada belasan gerai “Tahu Petis Yudhistira” menjual cemilan khas Semarang ini. Adalah Wieke Anggarini yang membawa makanan khas ini ke Ibukota Jakarta. Ceritanya, pada 2006, perempuan kelahiran Semarang, 1979, ini memperkenalkan makanan tradisional Semarang ini ke masyarakat Ibukota. “Karena warga Jakarta heterogen, maka petis yang saya buat tentu disesuaikan dengan lidah orangorang Jakarta. Tidak terlalu manis seperti rasa aslinya, supaya warga non-Jawa pun bisa me-
Tahu Petis
Berjaya Lewat Jajanan Khas Kota Semarang nikmatinya,” papar alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Soegijapranata, Semarang, ini. Wieke menceritakan, keinginannya untuk membuka usaha sendiri sejak bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan kargo swasta di Jakarta. Dan, yang terbersit di pikirannya waktu itu adalah bisnis tahu petis Semarang. Ia punya alasan untuk itu, selain jenis makanan ini tak asing lagi baginya, orang tuanya di Semarang sering membuat makanan ini di rumahnya. Apalagi, ketika itu, jenis makanan tradisional seperti ini jarang ditemukan di Jakarta. Lalu, dengan modal Rp 3 juta (2006), ibu satu anak ini memulai usaha tahu petis. Awal mulanya, ia menjajakan dagangan tahu petis menggunakan gerobak di pedestrian (kaki lima) depan Pasar Tebet Timur, Jakarta Selatan. Wieke memberi nama usahanya ini “Tahu Petis Yudhistira.” Nama Yudhistira diambil dari nama jalan tempat tinggal orangtuanya, yaitu Jalan Yudhistira 21, Kota Semarang. Nama itu terpampang di gerobak tahu petis yang ditunggui oleh seorang karyawannya yang memang direkrut untuk menjalankan usahanya itu. Sebagai pedagang kaki lima, tentu musuhnya Polisi Pamong Praja yang sewaktuwaktu bisa “menggaruk” gerobak jualannya. Karena kekhawatiran itulah, pada bulan ketiga ia buka usaha, Wieke memindahkan lokasi tempat jualannya ke kawasan Jl. Wolter Monginsidi, Jakarta. Di sana, ia menyewa lahan di depan Pasar Swalayan Santa. Dibantu Donny, suaminya yang jago IT, Wieke melakukan promosi lewat brosur dan internet (blog dan komunitas KasKus). Di tempat baru ini, Wieke mengaku, hasil penjualannya lebih bagus dari tempat sebelumnya. Selain, karena memang letaknya di jalan strategis dan tergolong ramai di selatan Jakarta, konsumen di wilayah tersebut umumnya menengah atas. “Sampai sekarang omset di depan pasar swalayan Santa ini terbilang bagus. Rata-rata bisa terjual 150-200 potong tahu petis per hari. Kalau akhir pekan atau libur bisa 250-300 potong. Harganya di sini premium, Rp 2.500/ potong,” tambah perempuan murah senyum ini. Untuk outlet outdoor dan pemesanan, Wieke mematok harga Rp 2.000 per potong.
Melihat prospek bisnisnya di depan Pasar Swalayan Santa cukup bagus, Wieke lalu me ngembangkan usahanya ke sejumlah tempat di Jakarta. Pertama-tama ia menambah dan membuka lagi outlet di ITC Kuningan, dan berikutnya di Red Pepper Food Court Plaza Indonesia, Kelapa Gading. Selain menjual lewat gerai-gerai tadi, Wieke juga melayani pemesanan untuk pesta pernikahan, ulang tahun, acara kantor, ataupun katering. Sementara itu, permintaan untuk menjual tahu petisnya pun berdatangan. Karena itulah, pada Maret 2010, Wieke memutuskan mem-
foto-FOTO AGUSTAMAN
pai saat ini Wieke masih mendatangkan petis dari Semarang, dikirim dua kali dalam seminggu. Menurut Wieke, proses produksi petis di Semarang dilakukan di rumah orangtuanya, dan dikerjakan oleh tiga orang pekerja. Wieke agaknya tetap berusaha menjaga kualitas. Untuk riset bahan baku petis saja ia lakukan bersama seorang pakar gizi dari IPB Bogor. Akan halnya bahan baku tahu, Pemenang II Lomba UKM Femina 2008 ini memasoknya langsung dari pabrik tahu. Tahu dibuat menggunakan bahan tanpa pengawet, dan hanya mampu bertahan dua hari.
Wieke Anggarini, buka outlet dengan pola kemitraan (Business Opportunity/BO). Untuk memiliki BO ini, calon investor cukup menyetor Rp 11 juta (di luar sewa tempat) dan akan mendapatkan peralatan, materi promosi, starter pack untuk pertama kali berdagang, dan penggunaan merek selama 3 tahun. Bahan baku petis dan tahu juga dari Wieke. Saat ini, setidaknya Wieke sudah membuka 18 outlet yang sebagian besar dimiliki mitra. Begitu usahanya terus berkembang, Wieke mengaku, mulai mengalami kesulitan mencari bahan baku petis yang pas seperti aslinya. Sam-
Sekarang, perempuan yang pernah bergabung di Komunitas Indonesia Young Entrepreneur (IYE) ini sedang mencoba menjual petis dalam kemasan botol 310 gram. “Bahan baku tetap dari Semarang. Petis saya kemas secara manual ke dalam botol. Petis kemasan ini nantinya akan saya pasarkan ke outlet-outlet Tahu Petis Yudhistira, pasar modern, dan toko makanan lainnya. Harganya sekitar Rp 25 ribu per botol,” jelas Wieke yang mengaku bisa mengantungi omset rata-rata Rp 30-Rp 40 juta per bulan dari seluruh outlet yang ia miliki sendiri. t
14 : Dari Lantai 17
Aparatur Negara Harus Netral dan Independen Dalam RUU Aparatur Sipil Negara akan diatur profesionalisme dan bebas intervensi. Oleh Iman Firdaus
Keberadaan aparatur negara harus netral dan independen, sebab mereka harus menjalankan tugas negara secara profesional tanpa tergantung pada pergantian politik dan pemerintahan. Karena itu, manajemen sumber daya aparatur sipil negara merupakan bagian penting dari pengelolaan pemerintahan negara. Hal itu terungkap saat Fraksi Partai Gerindra membahas RUU Aparatur Sipil Negara (ASN) mengadakan diskusi publik belum lama ini di Kompleks DPR RI Senayan, Jakarta. Menurut anggota Panja RUU ASN dari Fraksi Partai Gerindra Harun Al Rasyid, aparatur negara di Indonesia terdiri dari 4,7 juta pegawai aparatur sipil negara, 360 ribu anggota Polri dan 330 ribu anggota TNI. “Semuanya modal bangsa dan negara yang harus selalu dijaga dengan baik, dikembangkan dan dihargai,“ kata Harun. Karena itu dibutuhkan perubahan paradigma yang menekankan pada manajemen pengembangan sumber daya manusia secara strategis. Perubahan, salah satunya didorong oleh revisi terhadap Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 dan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Dalam UU Nomor 8 Tahun 1974 itu kepegawaian negara
Transparansi dan Akuntabilitas Tak Boleh Diabaikan Pelaksanaan pembangunan tidak akan terlepas dari belanja modal. Sayangnya, belanja modal dalam kurun waktu tujuh tahun belakangan, rata-ratanya hanya 71,38%. Realisasi ini terbilang rendah dibandingkan rata-rata realisasi belanja barang 85,69% dan belanja bantuan sosial 79,91% pada periode tersebut. Namun, APBN-P (Anggaran Pen dapatan Belanja Negara Perubahan) yang disahkan dan dicairkan mendekati akhir tahun, juga turut mempersulit kementerian/lembaga sebagai eksekutor anggaran. Ironisnya, penyerapan anggaran selalu sangat cepat pada akhir tahun atau dua bulan terakhir. Padahal hal ini tidak bagus bagi pengelolaan anggaran keuangan negara. Karena itu, Ketua BAKN (Badan Akuntabilitas dan Keuangan Negara) DPR-RI Ahmad Muzani berharap agar pemerintah pusat dan daerah serta kementerian/lembaga negara ikut meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Muzani mengkritisi penyerapan anggaran yang biasanya menumpuk di akhir tahun, sebagai potensi tidak efisiennya penggunaan uang rakyat. Misalnya, untuk belanja modal dalam satu bulan terakhir pada 2011 mendadak meningkat sekitar Rp 50 triliun. “Anggaran meningkat, serapan juga meningkat, tapi transparansi dan akuntabilitas itu hal yang tidak boleh kita
a baikan. Rendahnya sumber daya manusia jadi tantangan, karenanya dibutuhkan capacity building untuk pengelola anggaran pemerintah,” kata Muzani dalam diskusi “Analisis Kritis tentang Rendahnya Penyerapan Anggaran Negara” di Jakarta, Kamis (26/1). Pada kesempatan itu, BAKN menerbitkan buku yang berisi beberapa laporan yang membahas laporan tahunan 2010 dan 2011 terhadap laporan BPK dari seluruh kementerian/lembaga, profil dan kinerja BAKN DPR, dan laporan investigasi BAKN atas temuan hasil pemerik saan BPK RI tahun 2011. “Penerbitan profil dan kinerja ini bertujuan sebagai pertanggungjawaban BAKN kepada publik dan merupakan dokumentasi perjalanan BAKN selama dua tahun,” tambah Muzani. Menurut Muzani, buku ini menyajikan profil dan kinerja BAKN dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya untuk mewujudkan visi dan misi DPR RI. Meskipun belum semua fungsi BAKN dapat terekam secara lengkap, namun Muzani -- dalam pengantar buku profil dan kinerja BAKN ini -- berharap, “Semoga buku ini dapat memberikan gambaran sebuah perjalanan singkat, namun sarat dengan capaian, hambatan, dan kendala yang perlu mendapatkan perhatian bersama untuk meraih kinerja BAKN yang lebih baik lagi.”t IF
Pandangan Gerindra Terhadap RUU Ormas
foto Wendra Wizar
Keberadaan Ormas saat ini sudah sepantasnya diatur dalam satu perundang-undangan. Hal ini untuk merespon perkembangan zaman, sebab Undang-undang No. 8 tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) sudah tidak sesuai untuk saat ini, karena dibuat untuk mengontrol dinamika ormas di masyarakat. Karena itu, Fraksi Partai Gerindra ber pandangan, perlunya satu undang-undang yang menjamin kepastian dan tertib hukum bagi warga negara dalam menggunakan hak kemerdekaan berserikat dan berkumpul. Namun, kemerdekaan berserikat dan berkumpul tetap harus berlandaskan asas dan ideologi bangsa yang merupakan konsensus para pendiri bangsa (founding fathers). “Kewajiban pengakuan ormas terhadap Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 sebagai ideologi negara bukanlah dimaksudkan untuk mengkooptasi dan meng-asastunggalkan organisasi-organisasi atau kekuatan masyarakat,” kata anggota Pansus RUU dari Fraksi Partai Gerin dra Sumarjati Arjoso dalam diskusi publik Partai Gerindra, pertengahan Februari lalu di Kompleks DPR RI Senayan, Jakarta. Fraksi Partai Gerindra juga berpandangan bahwa tidak ada satu kelompok atau kekuatan manapun yang berhak atau dapat membekukan dan membubarkan ormas, kecuali melalui putusan pengadilan. RUU Ormas sudah masuk Prolegnas (Program Legislasi Nasional) tahun 2012 sebagai RUU inisiatif DPR. RUU ini sebenarnya sudah masuk dalam Prolegnas 2004-2009 sebagai inisiatif pemerintah, namun karena drafnya tidak kunjung masuk ke DPR, maka pada 2010 dijadikan sebagai inisiatif DPR. Pansus sudah mengadakan RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan pemerintah dan RDPU (Rapat Dengar Pendapat Umum) dengan pakar dan organisasi masyarakat. t IF
disusun berdasarkan kerangka pemikiran bahwa pegawai sebagai individu dan sebagai korp adalah bagian integral dari pemerintahan negara. Karena itu, seluruh pegawai sipil dituntut agar memiliki loyalitas penuh kepada pemerintah negara. Ketentuan seperti itu dipandang tidak sesuai lagi dengan pemerintahan yang semakin demokratis dan desentralistis, pemerintahan yang semakin terbuka, serta ekonomi yang semakin kompetitif. Karena itu, ada pergantian melalui Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 yang lebih desentralisatif. Salah satu amanat UU ini adalah pembentukan PNS (Pegawai Negara Sipil) di daerah. Namun dalam kenyataan, setelah pelaksanaan desentralisasi PNS sejak 2000, dari 497 kabupaten/kota di 33 provinsi hampir tidak ada yang melaksanakan manajemen kepegawaian dengan semangat yang diharapkan. Karena itulah RUU ASN ini, kata Harun, akan menjadi panglima tertinggi PNS di masingmasing daerah. Dalam RUU ini diatur tata cara penyelenggaraan aparatur negara sipil sebagai profesi yang profesional, bersih dari intervensi politik, bebas praktik KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme), efisien dan efektif dalam menyelenggarakan pelayanan publik. t
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
Diskusi publik Fraksi Partai Gerindra DPR RI tentang RUU Ormas
Figur : 15
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
foto istimewa
Fary Djemy Francis Pertanggungjawaban Lewat Buku
foto ISTIMEWA
Revalina S Temat
foto dok. Pribadi
Tak banyak anggota dewan yang meluncurkan buku berisi pertanggungjawaban kepada rakyat. Salah satu atau mungkin satu-satunya adalah Fary Djemy Francis, Anggota Komisi V dari Fraksi Partai Gerindra. Selama dua tahun bertugas sebagai wakil rakyat, Fary sudah meluncurkan dua buku. Buku pertama, Terus Bersama Rakyat, dan buku kedua Terus Bersama Rakyat, Bangun Kampung, Bangun Indonesia: Catatan di DPR 2010-2011. “Buku itu saya bagikan ke konstituen di NTT (Nusa Tenggara Timur), mitra kerja, pengurus Gerindra dari DPP hingga PAC,” kata Fary. Ternyata, buku-buku yang ditulis Fary mendapat sambutan hangat, terutama dari konstituen. “Waktu saya bedah di NTT, banyak yang mengapresiasi dan banyak juga yang memberi catatan untuk tahun berikutnya,” jelas mantan aktivis ini. Ketekunan putra asli NTT ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas apa yang sudah dikerjakan selama dua tahun duduk di DPR. “Saya menulis setiap bulan,” aku Fary. Hal itulah yang membuatnya tidak canggung menuangkan karya dalam bentuk buku. Selamat Bung Fary, dan terus berkarya. t IF
Pengantin Anti Korupsi
Hampir saja Revalina Sayuti Temat gagal menikah. Penyebabnya, sang calon pengantin pria yang tak bukan aktor Nicholas Saputra hendak menyuap petugas KUA (Kantor Urusan Agama) agar pernikahan mereka segera terlaksana di tengah kesibukan sang calon pengantin pria. Tapi Revalina, artis kelahiran Jakarta, 26 November 1985, itu menolak cara sang calon pengantin pria. Idealismenya mengatakan bahwa penyogokan adalah korupsi. Sang calon pria pun berhasil disadarkan. Itulah penggalan film pendek berjudul “Aku Padamu” yang disponsori oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan TII (Transparebcy International Indonesia). Apa yang membuat Reva mau terlibat dalam film anti korupsi tanpa bayaran itu? “Aku juga peduli dengan persoalan korupsi yang enggak pernah ada habisnya di negara kita. Menurutku, korupsi bisa terjadi di mana saja,” uja artis yang meroket setelah membintangi sinetron Bawang Merah Bawang Putih. Melalui pasangan calon pengantin muda ini, isu antikorupsi sengaja disodorkan kepada anakanak muda. Pasangan itu akhirnya memutuskan cara sepatutnya sebab menyuap demi kelancaran urusan menikah sama saja dengan berusaha menyogok Tuhan. Revalina menganggap kesadaran antikorupsi harus dimulai dari unit masyarakat terkecil, yakni keluarga. “Kita harus basmi bersama justru dari hal-hal kecil. Korupsi itu merusak mental bangsa,” kata perempuan cantik ini mantap. t IF
Siap Jatuh dan Tertusuk
Sejak mahasiswa Waskita Rini sudah aktif sebagai pecinta alam. Banyak gunung yang sudah dia jelajahi, termasuk menaklukan Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Aktivitas perempuan kelahiran Jakarta, 11 Juni 1966 sebagai pecinta alam inilah yang membuat pengurus DPP Gerindra Halida Hatta mengajaknya bergabung, pada 2008 silam. “Entah kenapa, langsung setuju. Meski saya sempat bertanyatanya, makanan apa sih tuh, berpolitik?” kata perempuan yang kini Ketua Departemen Perbaikan Lingkungan Hidup DPP Gerindra ini. Ketidaktahuan pada dunia politik digambarkannya seperti memasuki hutan belantara seorang diri di malam hari tanpa penerangan apapun. “Dan saya harus siap jatuh tersandung, tertusuk duri, bahkan dipatok ular atau diterkam binatang buas,” ujar perempuan yang biasa disapa Rini ini. Tak lama setelah bergabung, Rini pun dipercaya untuk mengadakan beberapa program lingkungan hidup dan kesetaraan gender Partai Gerindra. Namun pengalaman berpolitik yang paling berkesan adalah ketika ikut bertarung sebagai calon legislatif untuk daerah pemilihan Jawa Tengah 8 (Banyumas-Cilacap). Meski berjuang selama enam bulan di dapil, tapi ia hanya memperleh suara kurang dari 5000. Tapi Rini, demikian sapaan Wasekjen DPP Gerindra (2009-2010) ini, tidak patah semangat. Dia mensyukuri dan meyakini bahwa segala perbuatan ada konsekuensinya. “Saya cukup puas dan tidak stres,“ akunya. Sikap optimistis tetap dia pelihara untuk berjuang bersama Gerindra. Kekalahan tidak menjadikanya kapok, sebaliknya semakin serius berjuang di partai karena dia melihat sosok Prabowo sebagai tokoh yang layak jadi pemimpin bangsa. Kini Rini mengelola FB (facebook) yang berisi program partai, termasuk menghadapi serangan-serangan dari kelompok yang tidak suka kepada Gerindra dan Prabowo. t IF
foto mustafa kemal
Waskita Rini
16 :
profil
edisi 11/Tahun II/Maret 2012
foto dok. Pribadi
Jauh sebelum sistem ekonomi liberal ditentang sebagian rakyat Amerika Serikat, seperti yang terjadi saat ini, Anak Agung Bagus Jelantik Sanjaya MBA (59), anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra sudah menolak sistem pasar bebas itu diterapkan di Indonesia. Namun, ia tak kuasa melakukan perlawanan, dan hanya menyerah, menyaksikan satu persatu modal dari luar negeri menguasai aset-aset negara. Sekian lama kenyataan itu diratapi, sampai ia mendengar lahirnya Partai Gerakan Indonesia Raya, partai pengusung sistem ekonomi kerakyatan. Seketika A.A. Bagus Jelantik Sanjaya jatuh hati untuk masuk dan menjadi bagian dari Partai Gerindra. Gerindra bukan hanya mampu mengubah pandangannya soal dunia politik, juga memberi semangat untuk turut berjuang, membela kepentingan petani, nelayan dan masyarakat kebanyakan. Meski sebelumnya tak sedikit partai yang mengajaknya bergabung, namun hanya de ngan Gerindra pria kelahiran Denpasar, 24 April 1952 kepincut. Keikutsertaannya di Gerindra dilandasi oleh keyakinan bahwa partai berlambang kepala Burung Garuda ini memiliki cara sendiri dalam berpolitik. Gerindra adalah partai yang tidak sama dengan partai politik lain yang sudah ada sebelumnya. Karena Gerindra lahir untuk mengembalikan kejayaan bangsa, dan memberikan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia. Keputusan untuk bergabung dengan Gerindra diambil oleh Agung Jelantik, begitu ia biasa dipanggil, dengan memperhitungkan berbagai risiko. Termasuk, ketika ia harus menanggalkan penghasilannya yang besar sebagai seorang pengusaha. Dan, selanjutnya ia memasuki panggung politik dengan gaji dan fasilitas lebih kecil dibanding pendapatannya entrepreneur. Namun, itulah pilihan yang Agung Jelantik ambil, demi cita-citanya turut memperbaiki negara. Serta mempercepat tercapainya kemakmuran bagi rakyat banyak. Dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, suami dari Anak Agung Ayu Masningsih ini berkeyakinan, politik tidak selamanya harus saling senggol. Tapi yang lebih penting adalah memastikan bahwa program-program yang ditujukan untuk rakyat, itu benar-benar diimplementasikan dengan baik, sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
Anak Agung Bagus Jelantik Sanjaya
Trah Raja Bali Berjuang Bersama Gerindra Buyutnya adalah Raja Karangasem Bali, dikenal berani menentang kolonialis Belanda. Kedua orangtuanya adalah pejuang, turut mengangkat senjata untuk kemerdekaan Indonesia. Semua itu membuatnya rendah hati, membiarkan kakinya menapak di atas bumi. Sekalipun kehormatan dan kasta yang disandangnya tinggi menggantung diangkasa. Oleh M. Budiono
Buyutnya Raja Karangasem Memperjuangkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi bangsa Indonesia adalah tujuan besar bagi Agung Jelantik masuk dunia politik. Dengan harapan bisa terlibat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran. Upaya lainnya, mengurangi jumlah rakyat miskin, meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan, serta mempersempit kesenjangan antara kaum papa dan berada. Untuk mencapai cita-cita itu, Agung Jelantik kerap lupa pada kondisi tubuhnya, seperti saat wartawan Gema Indonesia Raya (GIR) menyambanginya di kantor Gedung Nusantara I lantai 17, kompleks MPR/DPR/ DPD Senayan, Jakarta, pertengahan November lalu. “Reses kemarin saya terlalu bersemangat melakukan kunjungan kerja. Akibatnya kesehatan saya menurun dan harus dirawat selama empat hari di rumah sakit”, kata anggota Komisi IV DPR RI ini memulai pembicaraan dengan GIR. Bagi Agung Jelantik, membela kepentingan rakyat banyak merupakan panggilan hati. Seperti juga yang dilakukan leluhur dan orangtuanya. Leluhurnya atau lebih tepat sang buyut adalah Anak Agung Jelantik Besakh, Raja Karangasem, Bali yang dikenang karena berani menentang kolonialisme Belanda. Dia tidak sudi menjadi antek penjajah. Dan memilih melakukan perlawanan, baik secara sembunyi dengan membiayai pemberontakan. Atau melawan secara terang-terangan, mengangkat senjata, mempertahankan diri sebagai bangsa merdeka. Karena itu, pemerintah Belanda menangkap, membuang dan mengasingkannya ke daerah Bali bagian Barat atau di Jembrana, hingga akhirnya tutup usia di tempat tersebut. Sedangkan kedua orangtuanya, Anak Agung Gde Agung dan Ida Ayu Raka Padmi adalah pasangan pejuang. Keduanya termasuk kelompok pertama yang dikirim bangsa Indonesia untuk belajar keluar negeri, bersama dengan Gatot Soebroto dan M. Yamin. Sejarah juga mencatat, kalau Anak Agung Gde Agung kemudian menjabat sebagai Bupati Badung dan Kepala Jawatan Penerangan pertama di daerah Bali. Dari kedua orangtuanya, Agung Jelantik mendapat pelajaran tentang kesederhanaan dalam hidup dan bermasyarakat. Meski berdarah biru, Anak Agung Gde Agung dan Ida Ayu Raka Padmi, tidak pernah memanjakan Agung Jelantik. Setiap hari, Agung Jelantik kudu membersihkan seperempat bagian rumahnya, sebelum beranjak pergi ke sekolah setiap harinya. Praktis, Agung Jelantik tumbuh sebagai anak kebanyakan. Sekalipun diri dan keluarganya termasuk golongan masyarakat terhormat berkasta ksatria, tapi dia tidak mendapatkan perlakuan istimewa, kecuali penghargaan dan penghormatan dari masyarakat. “Penghormatan yang diberikan masyarakat, sesungguhnya ditujukan pada leluhur kami yang sudah berjasa pada mereka. Karena itu kami patut menjaga penghormatan dari masyarakat, seperti halnya saya menjaga nama baik leluhur saya,” ujar Agung Jelantik. Hingga saat ini, penghormatan yang diberikan masyarakat, menurut Agung Jelantik, tetap terjaga. Buktinya, dirinya selalu diminta menjadi pemuka dalam setiap kegiatan adat. Penghargaan itu membuatnya tertantang untuk terus berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terlebih setelah dirinya menjadi anggota DPR RI seperti sekarang. t