SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB XIII. MANAJEMEN USAHA TANI
Rizka Novi Sesanti
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017
BAB XIII. MANAJEMEN USAHA TANI
A. Kompetensi Inti: Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
B. Kompetensi Dasar: Merencanakan kegiatan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura C. Uraian Materi
1. Merancang Jenis Usaha Tani Usaha tani merupakan segala bentuk pengorganisasian dan pengelolaan aset serta tatacara yang dilakukan dalam bidang pertanian dengan tujuan untuk menambah kesejahteraan dan memperbaiki taraf hidup petani. usaha tani tidak hanya memiliki lingkup yang sempit dan berhubungan dengan kegiatan bercocok tanam saja, melainkan seluruh aspek yang ada di dalam pertanian sendiri juga menjadi bagian dalam usaha tani. Untuk dapat menerapkan usaha tani yang baik sehingga dapat menambah kesejahteraan dan memperbaiki taraf hidup petani, maka penerapan usaha tani memerlukan perencanaan yang baik. Perencanaan usaha tani merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha, dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan, serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha. Rencana usaha harus dibuat karena Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. Di samping itu pembuatan rencana usaha menunjukkan sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha dan komitmen yang kuat untuk menjalankan usahanya sehingga tidak mudah menyerah dan putus asa ketika menghadapi setiap kendala dan resiko usaha.
1
Beberapa teknik perencanaan akan sangat membantu petani dalam mengambil keputusan untuk waktu yang akan datang disertai dengan pertimbangan atas hasil-hasil di masa lalu. Beberapa catatan dan analisis masa lalu tentang keberhasilan atau kegagalan merupakan informasi yang sangat penting untuk perencanaan agribisnis selanjutnya. Dari catatan dan analisis tersebut dapat dibuat beberapa modifikasi dan peruhahan agar agribisnis yang akan datang jauh leih baik. Perencanaan usahatani bermanfaat untuk memperoleh petunjuk tentang apa yang akan dilakukan, mengurangi penyimpangan dan kesalahan, adanya jaminan untuk mendekati kebenaran, sebagai alat evaluasi, serta terjaminnya kontonuitas usaha tani. Perencanaan usahatani mempunyai krieteria-kriteria yang baik jika sesuai dengan hal-hal berikut ini. a. Rasional, yaitu sesuai dengan situasi yang nyata, misalnya untuk meningkatkan produktifitas diperlukan pupuk urea pada pertanaman padi sawah sehingga tingkat produksi tersebut benar-benar dicapai. b. Fleksibel, yaitu disesuaikan dengan situasi, misainya untuk peningkatan produktivitas padi tersebut ternyata pupuk urea yang dibutuhkan tidak ada maka dapat diganti dengan pupuk ZA, tetapi tentu dengan dosis yang berbeda karena kandungan N pada urea dan ZA berbeda. Pada urea kandungan N rnencapai 46%, sedangkan pada ZA hanya 20%. c. Dapat dinilai dan dengan dapat diambil tindakan yang tepat. d. Menjamin kontinuitas usahatani. Penyusunan rencana usaha tani dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu predetermined, self-determined plant, dan
join plant. Predetermined, merupakansuatu
perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan oleh pemerintah (instansi yang terkait) karena memang ada tujuan tertentu pemerintah sehingga merupakan kebutuhan pemerintah Self-determined plant, merupakan suatu perencanaan usahatani yang, disusun dan ditentukan sendiri oleh petani sesuai dengan keinginan dan menjadi keburuhan petani sendiri.
Sedangkan
join plant, yaitu suatu perencanan usahatani yang disusun dan
ditentukan oleh petani dengan pemerintah dalam hal ini instansi yang berwenang bersama dengan petani. Sebagai contoh tanam serempak. Cara tanam serempak direncanakan 2
bersama antara para kelompok tani (para petani) dengan dinas pertanian (PPL), dinas pekerjaan umum (pengairan), koperasi (penyediaan pupuk), perbankan (penyediaan modal), dan pemerintah desa (menyangankut areal yang luas). Perencanaan pada dasarnya dapat menjawab pertanyaan 5W dan 1 H, What (apa), Where (dimana), When (kapan), Who (siapa), Why (mengapa), How (bagaimana) yakni: a. Apa yang akan dilakukan ? merujuk pada satu jenis kegiatan (usaha atau bagian dari usaha) dan hasil yang ingin dicapai/dilaksanakan b. Dimana kegiatan dilakukan? Merujuk pada lokasi /tempat kegiatan produksi/ pemasaran / pembelian saprodi atau sapronak c. Kapan kegiatan tersebut dijalankan? Merujuk pada waktu mulai usaha, panen, kebutuhan pembiayaan. d. Siapa yang melaksanakan? Merujuk pada siapa yang akan melaksanakan atau bertanggung jawab terhadap pengadaan faktor produksi, melakukan proses produksi primer (on farm) dan pengolahan/pemberian nilai tambah serta pemasaran. e. Mengapa usaha tersebut dilaksanakan? Merujuk pada keberadaan peluang, misal peluang pasar, ketersediaan faktor produksi (murah atau tidak dibeli atau maksimisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki), fasilitas kredit produksi dari suatu lembaga pembiayaan/keuangan. Dapat juga mengapa sub kegiatan dari suatu kegiatan tersebut dilakukan? Merujuk pada keberadaan gangguan teknis yang berakibat pada keuntungan (misalnya : kegiatan melakukan culling pada agribisnis broiler, pemangkasan pada daun tanaman apel) f. Bagaimana
usaha
tersebut
dilaksanakan?
Merujuk
pada
langkah-langkah
pengorganisasian suatu kegiatan agribisnis dalam kelompok, kombinasi penggunaan input-input produksi, sehingga diperoleh hasil optimal. Perencanaan agribisnis meliputi 3 tahapan yaitu mencari alternatif-alternatif, menghitung rendabilitas dan melakukan analisis saldo usaha, dan membendingkan situasi baru dengan situasi saat ini. Mencari alternatif-alternatif merupakan suatu usaha untuk menentukan alternatif-alternatif usaha atau kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan agribisnis. Dalam proses penyuluhan agribisnis, penentuan kemungkinankemungkinan usaha ini dilakukan, dialami, dan ditemukan sendiri oleh petani 3
nelayan. Menghitung rendabilitas dan melakukan analisis saldo usaha merupakan kegiatan pencatatan data agribisnis atau pembukuan agribisnis sehingga petani nelayan dapat menghitung biaya dan hasil, serta dapat menganalisa saldo usaha dari alternatif-alternatif yang ditemukan. Sedangkan membandingkan situasi baru dengan situasi saat ini dilakukan dalam usaha menentukan pilihan dari alternatif yang memberikan harapan kenaikan pendapatan dan keuntungan usaha yang paling tinggi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam kegiatan perencanaan agribisnis meliputi identifikasi kebutuhan pasar, identifikasi kebutuhan industri hilir, identifikasi jaringan ketersediaan agro input, identifikasi jaringan ketersediaan modal usaha, penyusunan pola usahatani yang memiliki keunggulan komparatif komoditi, perencanaan modal dan pengajuan kredit, dan perencanaan tenaga kerja. Identifikasi kebutuhan pasar dilakukan dengan mencari informasi pasar yang dibutuhkan untuk bahan perencanaan agribisnis.
Informasi yang dapat dikumpulkan
tersebut diantaranya adalah komoditas apa yang diminta pasar, berapa jumlahnya yang diminta, bagaimana kualitas yang diminta, dimana komoditi tersebut dikonsumsi, berapakah harga per satuan yang akan diperoleh, dan apakah harga tersebut sudah layak. Sumber iformasi pasar tersebut dapat diperoleh dari grosir, warung kecil, konsumen akhir dan lembaga keuangan, baik pemerintah atau swasta (bank, dan lain-lain). Adanya informasi pasar tersebut sangat membantu dalam menyusun rencana usaha tani. Identifikasi kebutuhan industri hilir merupakan kegiatan agroindustri yang menjadi salah satu sub sistem atau mata rantai agribisnis. Agroindustri bertujuan untuk meraih nilai tambah dan diversifikasi vertikal untuk tambahan kegiatan atau perlakuan komoditi setelah panen Bentuk kegiatan agroindustri dapat berupa penyimpanan, pengeringan, pengolahan dan pengangkutan (transportasi).
Implementasi agroindustri di pedesaan merupakan
pilihan yang tepat karena mendekatkan produsen primer dengan industri, sehingga dapat meminimalkan biaya transportasi, menciptakan peluang dan kesempatan kerja baru di pedesaan, membentuk dan mendorong timbulnya nilai baru dalam keseluruhan rangkaian proses agribisnis, memberikan nilai tambah pada produk primer, mendorong proses komersialisasi agribisnis di pedesaan
4
Identifikasi jaringan ketersediaan agroinput dapat dilakukan melalui berbagai lembaga penyedia agroinpu, dapat berupa produsen bibit, pupuk, pestisida, dan alsintan beserta grosir dan pengecernya, seperti KUD, Kios, dansebagainya.
Informasi jaringan
ketersediaan agroinput yang perlu dikumpulkan untuk bahan merencanakan agribisnis meliputi jenis lembaga penyedia (industri hulu), mutu, jumlah/ volume, harga, dan waktu ketersediaan. Identifikasi jaringan ketersediaan modal usaha adalah dengan mengumpulkan informasi jaringan ketersediaan modal usaha sebagai bahan merencanakan agribisnis yang meliputi cara mendapatkan uang tunai, pihak yang meminjamkan uang untuk modal usaha, dan cara pengambilan pinjaman dan besarnya bunga. Pada umumnya para petani nelayan mendapatkan uang tunai dengan berbagai cara, diantaranya adalah melalui penjualan harta kekayaan, meminjam, mengambil tabungan, menggadaikan barang, dan lainnya. Setelah selesai melakukan identifikasi jaringan ketersediaan modal langkah selanjutnya adalah penyusunan pola usaha tani. Penyusunan pola usahatani yang memiliki keunggulan komparatif komoditi dilakukan setelah memperhitungkan faktor kebutuhan pasar, kebutuhan agroindustri, ketersediaan agroinput, dan ketersediaan modal. Perencanaan modal agribisnis mencakup keseluruhan sarana produksi yang habis pakai, alat produksi tahan lama, dan tanah yang dikuasai. Jangka waktu berputarnya modal adalah sebagai berikut:
Dalam tanah
kekal atau lama sekali
Dalam bangunan
10 – 50 tahun
Dalam alat
5 – 10 tahun
Dalam tanaman tahunan lebih dari 1 tahun
Dalam tanaman semusim 1 tahun atau kurang Kebutuhan modal usaha dalam jangka waktu yang berbeda-beda, yaitu kebutuhan
modal permanen untuk tanah, alat produksi tahan lama, dan habis pakai yang permanen, kebutuhan modal jangka panjang (10 tahun) untuk bangunan, dan tanaman tahunan yang berumur panjang, kebutuhan modal jangka sedang (1 – 10 tahun) untuk alat, ternak dan
5
tanaman keras yang berumur kurang dari 10 tahun, dan kebutuhan modal jangka pendek ( sampai 1 tahun) untuk tanaman semusim, ikan dan sarana produksi. Perencanaan tenaga kerja dilakukan dengan membagikan kebutuhan tenaga kerja per bulan dengan tersedianya tenaga kerja keluarga tani. Apabila kebutuhan tenaga kerja lebih besar, maka diperlukan untuk merubah pola agribisnis sehingga dapat diselenggarakan oleh tenaga kerja keluarga atau merencanakan mengambil tenaga kerja lepas. Apabila penyediaan tenaga kerja lebih besar, maka dicari jalan untuk memanfaatkannya.
2. Analisis Usaha Tani Suatu jenis usaha dalam hal ini akan dinilai apakah pantas atau layak dilaksanakan didasarkan
kepada
beberapa
kriteria
tertentu
usaha artinya menguntungkan dari berbagai aspek.
yang
ada. Layak
bagi
suatu
Analisis kelayakan usaha agribinis
adalah upaya untuk mengetahui tingkat kelayakan atau kepantasan untuk dikerjakan dari suatu jenis usaha, dengan melihat beberapa parameter atau kriteria kelayakan tertentu. Dengan demikian suatu usaha dikatakan layak kalau keuntungan yang diperoleh dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan, baik biaya yang langsung maupun yang tidak langsung. Kelayakan, merupakan kata kunci yang harus dipegang oleh para pengelola lembaga keuangan dan merupakan kriteria yang paling pokok dalam membiayai suatu jenis usaha. Jadi, jangan sampai terjadi suatu pembiayaan diluncurkan tanpa ada analisis kelayakan. Maka dari itu, jika suatu usaha tidak layak, khususnya ditinjau dan segi ekonomi tetapi tetap dibiayai, maka resiko yang akan timbul adalah kemacetan usaha akibat dari kerugian. Bila modal usaha merupakan pinjaman dari suatu lembaga keuangan, maka akan terjadi kemacetan atau tunggakan pengembalian. Oleh karena itu kemampuan menilai kelayakan suatu usaha bagi pengelola usaha merupakan kemampuan yang sangat pokok dan sangat menentukan bagi kelangsungan dan perkembangan usaha. Analisis kelayakan usaha sangat penting dilakukan oleh pelaku usaha (produsen) dengan tujuan untuk menetapkan rencana usaha dari segi lokasi usaha, skala atau volume usaha, jumlah kebutuhan modal dan sarana usaha, teknologi dan segi pemasaran,
6
menetapkan strategi pengelolaan usaha yang berorientasi kepada keuntungan dengan memperhitungkan resiko atau hambatan yang dihadapi dalam proses produksi, sehingga dapat dilakukan antisipasi untuk menghindari kerugian, dan untuk memperoleh persetujuan dan realisasi pinjaman pembiayaan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku dari penyedia dana. Dalam melakukan analisis kelayakan suatu usaha agribisnis, ada banyak aspek yang perlu dianalisis. Jenis aspek apa saja dan seberapa dalam atau detail tingkat analisis, tergantung pada kebutuhan yang berkaitan dengan bidaang usaha. Semakin besar dan komplek suatu usaha maka aspek analisis kelayakan usaha jua semakin luas dan komplek. Secara garis besar aspek analisis kelayakan usaha dikelompokan kedalam 3 (tiga) aspek, yaitu : a. Aspek teknis, yang menganalisis unsur teknologi dan cara (prosedur) suatu usaha dilaksanakan. Misalnya, secara taknis suatu usaha dapat dilakukan oleh pelaku karena telah tersedianya dan dikuasainya teknologi yang diperlukan. b. Aspek ekonomi, yang menganalisis unsur keuangan dan perekonomian serta perdagangan. Orientasi analisis ekonomi yaitu keuntungan finansial yang akan diperoleh suatu usaha. c. Aspek sosial budaya, yang membahas unsur adat istiadat, sosial dan budaya masyarakat yang langsung maupun tidak langsung terkait dengan suatu usaha. Misalnya suatu usaha tidak bertentangan dengan adat istiadat dan sosiabudaya masyarakat. Namun demikian sesuai dengan keperluan pihak pelaku usaha (produsen) maka aspek dan kriteria kelayakan usaha dapat dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan ketajaman dan keakuratan analisis kelayakan usaha, sehingga dapat menghindari resiko usaha yang membawa dampak kepada tumbuh dan berkembangnya usaha agribisnis. Pengembangan kriteria analisis kelayakan usaha meliputi : a. Aspek pasar meliputi analisi terhadap penawaran-permintaan (analisis supplaydemand) suatu produk atau barang dan sistem pasar.
7
b. Aspek ekonomi dan keuanganAnalisis kelayakan dari segi ekonomi dan keuangan meliputi penilaian seperti terhadap tingkat resiko, tingkat keuntungan, modal kerja dengan parameter yang biasa dipakai, seperti : 1) B/C ratio, yaitu perbandingan antara keuntungan dengan biaya usaha. 2) R/C ratio, yaitu perbandingan antara penerimaan dengan biaya usaha. 3) Titik Pulang Pokok (Break Event Point/BEP), yaitu kondisi dimana suatu usaha tidak menghasilkan keuntungan maupun tidak menderita kerugian. 4) Parameter lain sesuai dengan kebutuhan seperti Payback Period, Return of Investmen (ROI), c. Aspek budaya dan mentalitas meliputi penilaian terhadap kejujuran, tahan uji, keinginan untuk terus berkembang, tekun, suka menabung, pengalaman, keadaan rumah tangga, gaya hidupnya, kebiasaan dan sikapnya terhadap uang, dll. d. Aspek teknis diantaranya meliputi penilaian terhadap pengalaman dan penguasaan teknologi, ketersediaan teknologi, dan akses terhadap teknologi. e. Aspek yuridis (hukum) meliputi kebijajakan dan program pemerintah, kedudukan hukum suatu komoditas atau barang, perizinan usaha, dll. Dalam implementasinya analisis terhadap aspek-aspek kelayakan usaha seperti tersebut di atas merupakan satu kesatuan, dimana aspek-aspek kelayakan saling berhubungan satu dengan lainnya.
3. Pemasaran Hasil Pemasaran adalah Suatu kegiatan usaha/bisnis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pendistribusian suatu produk. Pemasaran Hasil Pertanian atau Tata niaga Pertanian merupakan serangkaian kegiatan ekonomi berturut-turut yang terjadi selama perjalanan komoditas hasil-hasil pertanian mulai dari produsen primer sampai ke tangan konsumen (FAO pada tahun 1958). Pemasaran hasil pertanian berarti kegiatan bisnis dimana menjual produk berupa komoditas pertanian sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan harapan konsumen akan puas dengan mengkonsumsi komoditas tersebut. Pemasaran hasil pertanian
8
dapat mencakup perpindahan barang atau produk pertanian dari produsen kepada konsumen akhir, baik input ataupun produk pertanian itu sendiri. Pemasaran hasil dilakukan untuk mencari keuntungan dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dapat memuaskan konsumen itu sendiri.Kepuasan konsumen akan tercapai apabila produk berkualitas dan memenuhi kebutuhan konsumen, harga dapat terjangkau oleh konsumen target, pelayanan kepada konsumen memuaskan dan citra produk baik dari sudut pandang konsumen. Dalam memasarkan hasil pertanian petani hendaknya memahami konsep segmentasi pasar agar produknya dapat diterima oleh konsumen. Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuansatuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
Segmentasi pasar biasanya dibedakan berdasarkan
variabel geografik, domografik, psikografik, dan tingkah laku tertentu. Dengan memahami segmentasi pasar maka petani dapat menjual hasil pertaniannya dengan segmen yang dikehendaki, dengan demikian produk yang ditawarkan akan mudah diterima oleh konsumen.
Dalam menentukan segmentasi pasar dapat dilakukan
berdasarkan produk yang telah dimiliki atau dengan memperoleh segmentasi pasar terlebih dahulu baru kemudian menentukan produk yang akan dipasarkan. Dalam melakukan pemasaran terdapat beberapa unsur, diantaranya adalah produk, harga, tempat, promosi, orang, sarana fisik dan proses. a. Produk-(Product) merupakan barang fisik, jasa ataupun kombinasi keduanya, yang ditawarkan kepada pasar sasaran. Produk merupakan elemen marketing mix yang pertama yang perlu kita ketahui, untuk dapat menyusun bauran pemasaran selanjutnya yang sesuai dengan jenis produk tersebut. b. Harga/tarif (Price) merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh produk hasil perusahaan. Dalam mempertimbangkan harga
9
harus diperhatikan tingkat permintaan produk, perkiraan biaya produksi, harga produk pesaing, situasi dan kondisi persaingan serta pasar sasaran. c. Tempat(Place) merupakan perencanaaan dan pelaksanaan program penyaluran produk melalui lokasi pelayanan yang tepat, sehingga produk berada pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagai saluran distribusi (zero channel, two level channels, dan multilevel channels ) sedangkan untuk produk industri jasa place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa/Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. d. Promosi(Promotion) merupakan kombinasi dari variabel-variabel periklanan, penjualan tatap muka, promosi penjualan, dan publisitas yang dilakukan perusahaan dalam upaya mengkomunikasikan produk kepada para pelanggan (konsumen), sehingga para pelanggan (konsumen) termotivasi/terdorong untuk melakukan pembelian. e. Orang (People); adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan segala aktifitas perusahaan, dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi. Dalam perusahaan jasa unsur people ini bukan hanya memainkan peranan penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan jasa yang bersangkutan. f. Sarana Fisik (Physical Evidence) merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen, untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk di dalam physical evidence antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, perabot/peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya. Selain itu atmosfir dari perusahaan yang menunjang seperti visual, aroma, suara, tata ruang,dll.
10
g. Proses(Process) mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan
aktifitasnya
untuk
memenuhi
kebutuhan
dan
keinginan
konsumennya. Untuk perusahaan jasa, kerjasama antara marketing dan operasional sangat penting dalam elemen process ini, terutama dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan pelanggan (konsumen) secara cepat dan tepat.
11