Volume 5 No 1 Juni 2015 Guidena | Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling
Kompetensi Profesional Guru BK ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
29
CORELATION BETWEEN THE PROFESSIONAL COMPETENCE OF TEACHER GUIDANCE AND COUNSELING WITH PERFORMANCE GUIDANCE COUNSELING SERVICE AT SMA NEGERI IN METRO CITY Nurul Atieka & Rina Kurniawati Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro Abstract: Many of the problems related to the implementation of guidance and counseling services. Variable allegedly linked to the issue of counseling services is the professional competence of teachers BK. This study aims to determine the relationship between the professional competence of teachers guidance and counseling to the implementation of guidance and counseling services in SMA as the city Metro. Correlational research approach. The population in this study are all guidance and counseling teacher in SMA as the city Metro and there are 17 teachers guidance and counseling. the total sample. The instrument used was a questionnaire. Data analysis techniques use Product Moment formula. With the results obtained with the 0.57 significance level of 5% = 0.514. The conclusion of this study were: 1) the professional competence of teachers guidance and counseling are in the high category, 2) the implementation of guidance and counseling services are in high category, 3) there is a relationship between the professional competence of teachers guidance and counseling to the implementation of guidance and counseling services. Keyword: professional competence, Guidance and Counseling Services.
sangat dibutuhkan dalam tecapainya
PENDAHULUAN Bimbingan merupakan pendidikan
dan bagian
konseling integral
nasional.
dari
tujuan pendidikan tersebut. Bimbingan
dan
Konseling
Pendidikan
memegang peranan yang sangat penting
nasional bertujuan untuk membentuk
dalam menunjang keberhasilan tugas
individu yang memiliki kepribadian
perkembangan. Menurut Prayitno dan
yang utuh, yang berakhlak mulia,
Erman Amti ( 2004)
kreatif dan mandiri. Untuk mewujudkan tujuan
pendidikan
membentuk tersebut
nasional
kepribadian
bimbingan
dan
dalam individu
konseling
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang anak, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang-orang yang dibimbing dapat mengembangkan
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
30 Nurul Atieka & Rina Kurniawati
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan anak dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Menurut Tolbert (dalam Prayitno dan Erman Amti, 2004)
Berdasarkan hasil pra-survei yang dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Metro melalui wawancara dengan guru bimbingan dan konseling terkait dengan
pelaksanaan
pelayanan
bimbingan dan konseling menunjukkan
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui kontak langsung/wawancara konseling antara dua orang oleh konselor kepada konseli yang mengalami permasalahan agar konseli dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.
pelaksanaan konseling individu yang
Dengan demikian bimbingan dan
bimbingan dan konseling memanggil
konseling
merupakan
terlaksana
secara
optimal.
Seharusnya konseling individu terjadi atas dasar sukarela selama ini layanan konseling individu dapat terlaksana apabila guru bimbingan dan konseling sudah
mengetahui
permasalahan
tersebut sebelumnya kemudian guru
proses
siswa yang sedang bermasalah, bukan
pemberian bantuan yang dilakukan oleh
dari kesukarelaan siswa tersebut datang
konselor melalui wawancara konseling
kepada guru bimbingan dan konseling
kepada
dapat
dalam
untuk
masalahnya. Dengan kata lain, siswa
yang
cenderung enggan untuk berhubungan
konseli
mengembangkan memecahkan
suatu
belum
agar kemampuan
permasalahan
dialami dan mengembangkan segala potensi secara optimal berdasarkan norma-norma yang berlaku. Tugas
guru
upaya
memecahkan
dengan guru bimbingan dan konseling. Permasalahan tentang masih belum optimalnya
bimbingan
untuk
pelaksanaan
layanan
dan
bimbingan dan konseling dapat dilihat
konseling sangatlah dibutuhkan dalam
oleh beberapa variabel, seperti: 1)
tercapainya pelaksanaan bimbingan dan
Waktu Pelaksanaan layanan, 2) Sarana
konseling yang baik. Tetapi, pada
dan prasarana yang kurang mendukung,
kenyataanya
layanan
3) Administrasi kurang memadahi, dan
bimbingan dan konseling masih belum
4) Kompetensi guru bk. Dari beberapa
dapat berjalan sesuai dengan apa yang
variabel yang mempengaruhi diduga
diharapkan.
kompetensi memiliki pengaruh terhadap
pelaksanaan
Kompetensi Profesional Guru BK
pelaksanaan Sagala
layanan
(2009:
bk.
)
Menurut
Kompetensi
profesional
31
dalam
mendefinisikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
kompetensi merupakan peleburan dari
Nomor 27 Tahun 2008 mencakup
pengetahuan (daya pikir), sikap (daya
seorang guru Bimbingan dan Konseling
Kalbu), dan keterampilan (daya fisik)
yang menguasai konsep dan praksis
yang
asesmen
diwujudkan
perbuatan.
dalam
bentuk
untuk
memahami
kondisi
masalah
konseli;
Pendapat
tersebut
kebutuhan,
bahwa
segenap
menguasai kerangka teoritik dan praksis
kemampuan tersebut harus diwujudkan
bimbingan dan konseling; merancang
atau diterapkan dalam suatu aktifitas
program bimbingan dan konseling;
atau kegiatan. Kompetensi profesional
mengimplementasikan
merupakan pilar yang sangat besar
bimbingan
kontribusinya
menunjang
komprehensif; menilai proses dan hasil
keberhasilan pelayanan konseling. Ciri
kegiatan bimbingan dan konseling;
ciri konselor yang memiliki kompetensi
memiliki kesadaran dan komitment
seperti yang diungkapkan oleh Moh.
terhadap etika professional; menguasai
Surya
secara
konsep dan praksis penelitian dalam
meningkatkan
bimbingan dan konseling. Penguasaan
perilaku
dan
yang untuh dari kompetensi profesional
pelayanan konseling, antara lain melalui
guru BK mencerminkan profesionalitas
bacaan, menghadiri konferensi atau
dari profesi yang disandang oleh guru
seminar,
BK
menekankan
dalam
(2003),
yaitu
berkelanjutan pengetahuan
tentang
mengikuti
(1)
pelatihan
dan
itu
dan
dan
sendiri.
program konseling
Sehingga
adanya
berdiskusi dengan teman sejawat, (2)
permasalahan
memiliki pengalaman hidup yang dapat
pelaksanaan bimbingan dan konseling
membantu
disekolah diduga salahs atu varabel
konselor
dalam
yang
ang
muncul
meningkatkan
kompetensi
dan
yang
mempertajam
keterampilannya,
(3)
kompetensi profesional guru BK.
memiliki
berbagai
gagasan
dan
mempengaruhinya
Berangkat
dari
masalah
dalam
adalah
yang
pendekatan dalam konseling, dan (4)
ditemukan serta dukungan teori tentang
melakukan
setiap
kompetensi profesional dan pelaksanaan
mancapai
layanan BK, maka masalah penelitian
langkah
penilaian
konseling
keefektifan konseling.
dalam
untuk
dirumuskan
adalah
“Apakah
ada
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
32 Nurul Atieka & Rina Kurniawati
hubungan
antara
profesional
guru
kompetensi bimbingan
Jumlah
17
dan
konseling dengan pelaksanaan layanan
Teknik pengambilan sampel adalah
bimbingan dan konseling di SMA
dengan teknik jenuh, sehingga seluruh
Negeri se-Kota Metro?”
populasi penelitian dijadikan sampel
Tujuan
penelitian
mengetahui
adalah
hubungan
ingin
penelitian. Instrumen yang digunakan
antara
untuk mengumpulkan data adalah skala
kompetensi profesional guru bimbingan
likert.
dan
pelaksanaan
menggunakan kolerasi product moment,
layanan bimbingan dan konseling di
(Sugiyono, 2012: 225), yaitu sebagai
SMA Negeri se-Kota Metro.
barikut:
konseling
dengan
Teknik
=
analisis
(∑
∑
) (∑
)
pendekatan kuantitatif yaitu merupakan
Keterangan: rxy = Angka indeks korelasi “r”Product moment n = Number of cases
penelitian yang menekankan analisisnya
Selanjutnya
pada data-data yang diolah dengan
dikonsultasikan
metode statistika . Dengan pendekatan
untuk
kuantitatif-korelatif, penelitian ini akan
sebagai berikut:
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
diperoleh signifikansi hubungan antar variabel
yang
diteliti.
Populasi
penelitian ini adalah seluruh guru
harga
rxy
dengan
mengetahui
taraf
data
kemudian harga
rtabel
signifikan
rhitung ≥ rtabel 5% maka sangat signifikan, Ha diterima. rhitung ≤ rtabel 5% maka Ha ditolak.
bimbingan dan konseling SMA Negeri di Kota Metro. Secara rinci populasi
HASIL
penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 1. Populasi Penelitian No 1 2 3 4 5 6
Nama Sekolah SMA N 1 Metro SMA N 2 Metro SMA N 3 Metro SMA N 4 Metro SMA N 5 Metro SMA N 6 Metro
Jumlah Guru BK 5 3 3 3 2 1
A. Deskripsi Data Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling Data
mengenai
kompetensi
profesional diperoleh dari penyebaran instrumen terhadap 17 sampel penelitian
33
Kompetensi Profesional Guru BK
yang
sudah
diuji
reliabilitasnya. instrumen
validitas
Hasil
kemudian
dan
perkalian
No 10 11 12 13 14 15 16 17
ditabulasikan
pemberian skor tertinggi dan terendah
pada guru yang
Kode Sampel S-10 S-11 S-12 S-13 S-14 S-15 S-16 S-17
Skor
kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling berdasarkan distribusi normal. Peneliti menggolongkan subjek ke
kategorisasi.
Norma
yang
kompetensi
bimbingan diperoleh
dan
dengan
variabel kompetensi profesional dan
3
disajikan dalam tabel berikut:
sebanyak (N) = 17, diketahui bahwa
bimbingan
dalam
kategorisasi berdasarkan mean ideal
analisis data
Berdasarkan data yang diperoleh akan dilakukan pengkategorisasian skor
115 116 113 117 106 106 106 114
1933 17 130 106
Berdasarkan
konseling
skala
pada kompetensi profesional
Kode Skor Sampel S-01 130 S-02 109 S-03 112 S-04 113 S-05 112 S-06 114 S-07 130 S-08 111 S-09 109 Jumlah N Skor Tertinggi Skor Terendah
profesional
pada
kompetensi profesional dengan skala
Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Kompetensi Profesional
dilakukan
soal
penyebaran
seagai berikut:
N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9
jumlah
guru
konseling memiliki
Tabel 3. Pengkategorian Kompetensi Profesional Interval Nilai Kategori X < (Mi – 1,0Sdi) Rendah (Mi – 1,0Sdi) ≤ X < Sedang (Mi + 1,0Sdi) (Mi + 1,0Sdi) ≤ X Tinggi
Mean = 114,02 Standar Deviasi = 63,02 , Median= 113, Modus = 112,17, Nilai
Berdasarkan kategorisasi di atas,
Maksimum = 130 dan Nilai Minimum =
maka gambaran kompetensi guru BK
106. Untuk identitas kecenderungan
SMA N di Kota Metro adalah dilihat
tinggi rendahnya skor variabel pada
pada tabel sebagai berikut :
kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling ditetapkan berdasarkan pada kriteria ideal, yaitu : menggunakan
Tabel
3. Deskripsi Kompetensi Profesional Guru BK SMA N Se-Metro
nilai Mean Ideal = 90, Nilai Maksimum Ideal = 150 dan Nilai Minimum Ideal = 30, SD Ideal = 20 yang diketahui dari
Kategori Interval Rendah
X < 70
F 0
% 0%
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
34 Nurul Atieka & Rina Kurniawati
70 ≤ X
Sedang
5
29,42%
12
70,58%
< 110 110 ≤ X
Tinggi
Berdasarkan dilakukan layanan
pada yang
analisis data
yang
pelaksanaan
diperoleh
dengan
sebanyak (N) = 17, diketahui skor pelaksanaan konseling memiliki Mean = B. Deskripsi Layanan Konseling
Data Pelaksanaan Bimbingan dan
54,99, Standar Deviasi = 3,43, Median= 51,95, Modus = 54,72 Nilai Maksimum = 64 dan Nilai Minimum = 45
Data mengenai pelaksanaan layanan Untuk identitas kecenderungan
bimbingan dan konseling diperoleh dari 17
tinggi rendahnya skor variabel pada
sampel penelitian yang sudah diuji
pelaksanaan layanan bimbingan dan
validitas
Hasil
konseling ditetapkan berdasarkan pada
kemudian
kriteria ideal, yaitu : menggunakan nilai
ditabulasikan. Berikut hasil rekapitulasi
Mean Ideal = 43,5, Nilai Maksimum
skala pelaksanaan layanan BK yang
Ideal = 75 dan Nilai Minimum Ideal =
telah diberikan kepada guru Bimbingan
15, SD Ideal = 10 yang diketahui dari
dan konseling.
perkalian jumlah soal pada plaksanaan
penyebaran
instrumen
dan
penyebaran
terhadap
reliabilitasnya. instrumen
layanan
bimbingan
dan
konseling
dengan skala pemberian skor tertinggi
Tabel 4. . Rekapitulasi Skor
dan terendah pada palaksanaan layanan
Pelaksanaan Layanan BK
bimbingan dan konseling N
Kode
o
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Skor
S-01 60 S-02 54 S-03 54 S-04 55 S-05 51 S-06 53 S-07 58 S-08 55 S-09 45 Jumlah N Skor Tertinggi Skor Terendah
N
Kode
o
Sampel
10 11 12 13 14 15 16 17
S-10 S-11 S-12 S-13 S-14 S-15 S-16 S-17 930 17 64 45
Skor
Berdasarkan data yang diperoleh 54 57 55 64 55 54 55 55
akan
dilakukan
pengkategorisasian
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
berdasarkan
distribusi
normal. Peneliti menggolongkan subjek kedalam
3
kategorisasi.
Norma
kategorisasi berdasarkan mean ideal disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5. deskripsi Skor Palayanan BK
Kompetensi Profesional Guru BK
Interval Nilai X < 33,5 33,5 ≤ X < 53,5 53,5 ≤ X Berdasarkan
Kategorisasi Rendah Sedang Tinggi
nilai
pelaksanaan
membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan penulis dengan menggunakan analisis statistik korelasi product moment. Interpretasi terhadap angka indeks
layanan bimbingan dan konseling di atas dapat diketahui tidak ada seorang pun berada dalam kategori rendah, 3 orang berada dalam kategori sedang
35
koefisien
korelasi
dengan
cara
dikonsultasikan dengan tabel nilai “r” Product moment,
(17,65%) dan 14 orang berada dalam
Dengan mengetahui tabel kerja
kategori tinggi (82,35,%). Kategori
koefisien korelasi antara variabel X dan
proporsi variabel ini dapat dilihat pada
Y maka selanjutnya mencari nilai
tabel sebagai berikut :
koefisien korelasi dengan rumus sebagai berikut: =
Tabel 6 Proporsi Pelaksanaan Layanan Kategori Interval Rendah Sedang Tinggi
X< 33,5 33,5 ≤ X< 53,5 53,5 ≤ X
F
%
= ,
0
0%
3
17,65%
,
∑
(∑ (
,
) (∑ ,
)(
)
,
)
=
√
,
= 0,5698108 = 0,57
,
=
Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan nilai indeks korelasi sebesar
14
82,35,%
0,57. Jika dikonsultasika pada tabel interpretasi data diatas, angka “r”
sebesar (0,57) yang berada antara rentang nilai 0,40 - 0,70 termasuk dalam
C. Pengujian Hipotesis Analisis ini dimaksudkan untuk mengolah data yang telah terkumpul, baik
dalam
profesional
Untuk
mengetahui
taraf
variabel
kometensi
signifikansi rxy melalui tabel nilai “r”
maupun
variabel
Product moment, dengan menghitung
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
kategori yang tergolong sedang.
yang
bertujuan
unuk
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
36 Nurul Atieka & Rina Kurniawati
derajad bebas (db) atau degree of
rxy = 0,57
freedom (df) terlebih dahulu yaitu: KD = 0,572 x 100 Df = N – nr = 0,3249 x 100 Dalam penelitian ini dapat diketahui = 32,49 %
bahwa:
Kompetensi
N = 17, nr = 2
bimbingan Df = 50-2 = 15
dan
memberikan
profesional
guru
konseling
(X)
konstribusi
terhadap
pelaksanaan layanan bimbingan dan Setelah diketahui nilai df maka selanjutnya
dikonsultasikan
dengan
tabel nilai “r” Product moment pada
konseling di SMA Negeri se-Kota Metro sebesar 32,49% dan 67,51% lainnya berasal dari variabel lain.
taraf signifikan 5%. Dengan df = n-2 = 15 pada taraf signifikansi 5%, diperoleh rtabel sebesar 0,514. Maka rhitung > rtabel atau 0,57 > 0,514, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada hubungan antara kompetensi profesional guru bimbingan dan
konseling
dengan
PEMBAHASAN
pelaksanaan Berdasarkan hasil perhitungan
layanan bimbingan dan konseling di analisis
SMA Negeri se-Kota Metro.
penelitian
korelasi
antara
kompetensi profesional guru bimbingan Setelah uji hipotesis dilakukan, untuk
mengetahui
seberapa
besar
dan
konseling
pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling yang
hubungan antara vaiabel X dan variabel
telah
Y, maka dihitung suatu
profesional
koefisien
dengan
dilakukan
untuk
guru
kompetensi
bimbingan
dan
penentu (coefficient of determination)
konseling
dengan rumus sebagai berikut:
kompetensi profesional guru bimbingan
KD = r2 x 100%
dan konseling dapat dinilai sangat baik
dapat
disimpulkan
hal tersebut dapat dilihat dari tidak ada seorang pun guru Bimbingan dan
Kompetensi Profesional Guru BK
konseling di SMA Negeri se-Kota
hubungan
Metro berada dalam kategori sangat
profesional
rendah, 5 orang berada dalam kategori
konseling dengan pelaksanaan layanan
sedang (29,42%), 12 orang berada
bimbingaan dan konseling di SMA
dalam kategori tinggi (70,58%). Begitu
Negeri
juga
Artinya,
dengan
bimbingan
pelaksanaan
dan
layanan
konseling
dapat
antara
37
guru
se-Kota jika
kompetensi bimbingan
Metro,
diterima.
pelaksanaan
bimbingan dan konseling
layanan itu tinggi
dilaksanakan secara baik oleh guru
maka
bimbingan dan konseling di SMA
bimbingan dan konseling juga harus
Negeri se-Kota Metro, hal tersebut
tinggi,
dapat dilihat dari tidak adanya seorang
pofesional
pun berada dalam kategori rendah, 3
konseling itu baik maka pelaksanaan
orang berada dalam kategori sedang
layanan bimbingan dan konseling juga
(17,65%) dan 14 orang berada dalam
baik.
kategori tinggi (82,35,%). Berdasarkan analisis
hasil
penelitian
kompetensi
dan
jadi
profesional
apabila guru
guru
kompetensi
bimbingan
dan
Selain itu pula analisis dari hasil perhitungan
korelasi
antara
perhitungan
Kompetensi
profesional
guru bimbingan dan konseling (X)
kompetensi profesional guru bimbingan
memberikan
dan
pelaksanaan
pelaksanaan layanan bimbingan dan
layanan bimbingan dan konseling yang
konseling di SMA Negeri se-Kota
telah dilakukan dengan menggunakan
Metro sebesar 32,49% dan 67,51%
rumus
lainnya berasal dari variabel lain.
konseling
dengan
Korelasi
Product
Moment
diperoleh rhitung sebesar 0,57 dan rtabel dengan n-2 = 15 pada taraf signifikan 5% yaitu sebesar 0514. Karena rhitung > rtabel atau 0,57 > 0,514. Maka nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa hubungan antara kompetensi profesional
guru
bimbingan
dan
konseling dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling searah. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan yaitu ada
konstribusi
terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan antara kompetensi profesional guru bimbingan dan
konseling
dengan
pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri se-Kota Metro dapat disimpulkan
bahwa
kompetensi
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
38 Nurul Atieka & Rina Kurniawati
profesional dan pelaksanaan layanan
saran
yang dilakukan sudah cukup baik hal ini
diantaranya sebagai berikut:
dilihat dari:
1. Bagi guru bimbingan dan konseling,
1.
Kompetensi
professional
guru
bimbingan dan konseling berada dalam katagori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri seKota Metro baik. Ha diterima. 2.
Pelaksanaan dan
layanan
konseling
katagori
bimbingan
berada
tinggi,
hal
dalam ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
yang
agar
dapat
lebih
bermanfaat,
meningkatkan
kemampuan profesionalnya. 2. Bagi
pihak
sekolah
dapat
mendukung pelaksanaan program bimbingan
dan
konseling
yang
dijalankan oleh guru BK, serta saling bekerjasama berupaya untuk meningkatkan
kualitas
layanan
bimbingan dan konseling. 3. Bagi peneliti selanjutnya agar bisa mengembangkan
penelitian
mengenai Kompetensi profesional.
di SMA Negeri se-Kota Metro baik. DAFTAR PUSTAKA
Ha ditolak. 3.
Antara kompetensi guru bimbingan dan konseling dengan pelaksanaan
Moh. Surya. 2003. Psikologi Konseling. Bandung : Pustaka Bany Quraisy
layanan bimbingan dan konseling menunjukkan nilai koefisien yang positif sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada
kompetensi
hubungan
antara
professional
guru
bimbingan dan konseling dengan pelaksanaan
layanan
bimbingan
dan konseling. Saran. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka dapat diajukan beberapa
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor Prayitno dan Erman Amti. 2004. DasarDasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta Syaiful
Sagala. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga kependidikan. Jakarta : Alfabeta.