NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: NUR LATIFAH NIM: 11112104
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017
i
ii
iii
iv
MOTTO
Artinya: “ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanamtanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.(QS alHadid:20).
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Kedua orang tua saya (bapak Munaji dan ibu Bibit) yang sangat saya cintai dan sayangi terimakasih atas semuanya yang telah mendidik dan membesarkan saya dengan kasih sayang dan cintanya sehingga seperti sekarang ini dan mungkin tidak bisa membalas budi mu dengan apapun , sehingga saya bisa menyelesaikan study ku di IAIN Salatiga. 2. Kakak dan adik saya yang sangat aku sayangi (Siti Mariyam dan Lis mariatul ulfa) dan kedua ponakan saya yang imut dan cantik (Alvi dan Dilla) kalian semua adalah penyemangat untuk saya, dan semoga jalan menuju kesuksesan selalu menyertai kita amin. 3. Bulek dan om saya (Parmi dan Daryono) terimakasih atas dukungaannyadan nenek saya (Ngainah) terimakasih atas dukungannya selama ini. 4. Buat mas Akbar yang insyallah akan jadi imam ku kelak. 5. Teman-teman saya senasib seperjuangan khususnya PAI C angkatan 2012. 6. santri TPQ Al Ikhlas Ngesrep Tegalrejo yang saya sayangi, semoga mereka menjadi anak yang sholeh dan sholikah agar kelak berguna bagi agama dan negara.
vi
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ﷲ اﻟﺮّﺣﻤﻦ اﻟﺮّﺣﯿﻢ Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah ‘Azza wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna. Sholawat dan salam Allah SWT, semoga senantiasa terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidupmanusia dan yang menjadi cakrawala rindu para umatnya (Nabi Muhammad SAW). Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga. 3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan PAI. 4. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd., selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak Dr. Muh, Irfan Helmy, Lc, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga. 6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
vii
7. Teman-teman senasib seperjuangan 2012, khususnya jurusan PAI. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya. 8.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan motivasinya. Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a semoga
Allah SWT menerima amalnya dan memberikan balasan yang lebih baik. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat Al-Hamdulillahi Robbil ‘Alamiin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.
Salatiga, 28 Desember 2016 Penulis
Nur Latifah NIM: 111 12 104
viii
ABSTRAK Latifah, Nur. 2016.Nilai-nilai Pendidikan Akhlak pada Novel Moga Bunda Disayang Allah Kerya Tere Liye.Skripsi. JurusanPendidikan Agama Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M. Pd. Kata kunci: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah nilai-nilai pendidikanAkhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye? 2.Bagaimanakah karakter tokoh yang patut diteladani dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye? 3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye dalam pendidikan?. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (liblary research), sedangkan dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumenter (bibliografis), analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Nilai-nilai pendidikan Akhlakyang terkandung dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah diantaranya: Nilai pendidikan akhlak kepada Allah : percaya kepada Allah (tawakal, dan taqwa) , meyakini nama-nama Allah (asmaul husna) , meyakini qada dan qadarnya Allah. Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri : sabar, bersyukur, tidak mudah putus asa, optimis, malu, sederhana, jujur, dan berkerja keras. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga : hak, kewajiban dan kasih sayang suami istri, kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak, dan birrul walidain. Nilai pendidikan akhlak terhadap sesama : menerima tamu. (2) karakter tokoh utama diantaranya: Melati : periang, lucu, suka bercanda, dan keras kepala, Bunda HK : penyayang, sabar, dan taat pada suami, Tuan HK : tegas, pekerja keras, dan penyayang keluarga, Karang : penyayang anak-anak, Kinasih : ramah, lemah, lembut, dan penyayang, Salamah : pelupa, dan setia, Ibu-ibu gendut : lembut, sabar, dan kasih sayang, Dokter Riyan : pengagum dan tanggung jawab. (3) relevansi nilai pendidikan akhlak dalam pendidikan yaitu pendidikan akhlak dalam pendidikan sangat terkaitan erat. Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai dengan usaha pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila ia mendapatkan pendidikan dan pembinaan akhlaknya secara baik
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI .........................................................................................................
iv
MOTTO ...............................................................................................................
v
PERSEMBAHAN................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .........................................................................................
vii
ABSTRAK ...........................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................
x
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
7
C. Tujuan Penelitian................................................................................
8
D. Manfaat Penelitian..............................................................................
9
E. Metode Penelitian...............................................................................
10
F. Kajian pustaka ....................................................................................
13
G. Penegasan istilah ................................................................................
16
H. Sistimatika penulisan..........................................................................
18
BAB II. BIOGRAFI NOVEL A. Biografi Tere Liye ..............................................................................
20
B. Karakteristik novel .............................................................................
21
C. Karya-karya Tere Liye .......................................................................
22
x
D. Unsur intrinsik novel ..........................................................................
25
E. Sinopsis novel Moga Bunda Disayang Allah.....................................
31
F. Kelebihan novel Moga Bunda Disayang Allah ..................................
32
G. Kelemahan novel Moga Bunda Disayang Allah ................................
33
BAB III. HASIL TEMUAN A. Nilai akhlak ........................................................................................
35
B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ........
50
BAB IV. PEMBAHASAN A. Nilai-nilai pendidikan akhlak .............................................................
56
1. Nilai pendidikan akhlak kepada Allah ........................................
56
2. Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri................................
61
3. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga ...................................
73
4. Nilai pendidikan akhlak terhadap sesama ...................................
81
B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ........
82
C. Relevansi nilai-nilai akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah dalam pendidikan ..............................................................................
92
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................. 94 B. Saran ............................................................................................................97 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN 1. Sinopsis Novel Moga Bunda Disayang Allah 2. Nota Pembimbing 3. Lembar Konsultasi Skripsi 4. Surat Keterangan Kegiatan (SKK) 5. Daftar Riwayat Hidup
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan untuk mendidik manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau kemampuan sebagai mana mestinya. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang luas
untuk bekal kehidupannya karena pendidikan merupakan kebutuhan
setiap manusia (Heri, 2005:14). Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, baik kehidupan keluarga, diri sendiri maupun kehidupan masyarakat dan negara. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berisi pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Seperti yang ada dalam firman allah QS An Nahl: 125.
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
1
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. Pada ayat tersebut dengan tegas Allah memerintahkan (mewajibkan) kita untuk mengajak sesama manusia ke jalan Allah dengan cara bijaksana dan nasihat yang baik. Hal itu dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kasih sayang Allah yang diturunkan kepada segenap makhluk terutama manusia. Dengan kasih sayanglah suatu proses pendidikan dapat berjalan dengan baik, dengan kasih sayang orang tua mendidik anak-anaknya, dengan kasih sayang guru mendidik murid-muridnya, dengan kasih sayang pula ulama dan pemimipin mendidik bangsa serta negaranya. pendidikan jangan hanya dipandang sebagai suatu kewajiban tetapi kita juga harus pandai merencanakan, mengorganisir, mengemas, melaksanakan, serta mengevaluasi serta menindaklanjutinya secara bersinergi dan berkesinambungan. Pada prinsipnya, mendidik adalah memberi tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta didik. Pada dasarnya pendidikan akhlak menempati posisi sangat penting dalam Islam, karena kesempurnaan seseorang tergantung kepada kebaikan dan kemuliaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia yang memiliki akhlak yang mulia, manusia yang seperti inilah yang akan mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Akhlak yang baik tidak akan terwujud pada seseorang tanpa adanya pembinaan yang dilakukan. Oleh karena itu perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konsep pendidikan akhlak segala sesuatu itu dinilai baik dan buruk, terpuji atau tercela, semata-mata berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Ajaran
2
akhlak dalam Islam bersumber dari wahyu Allah SWT yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits (Azmi, 2006: 75 ). Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak mulia ini sangat ditekankan karena di samping akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain, akhlak utama yang ditampilkan seseorang , tujuannya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat ( Azmi, 2006: 60 ) Dalam lembaga pendidikan formal walaupun mata pelajaran umum lebih banyak tetapi tetap diberikan Pendidikan Akhlak, karena pendidikan akhlak yang akan membentuk tingkah laku sesorang. Sehingga dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Akhlak tersebut diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam setiap aktivitas kehidupan oleh peserta didik. Semua warga Negara Indonesia berhak mendapat pendidikan tanpa terkecuali untuk anak berkelainan. Hal itu dibuktikan dengan adanya program pendidikan khusus. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 23 disebutkan bahwa pendidikan khusus (anak luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial (Efendi, 2006:1). Pasal tersebut dapat dijadikan landasan bagi anak berkebutuhan khusus karena dengan adanya Undang- undang akan memberikan perlindungan bagi anak berkebutuhan
3
khusus bahwa semua mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Realitas yang ada saat ini, anak yang berkelainan atau yang sekarang disebut sebagai anak berkebutuhan khusus masih banyak yang belum mendapatkan hak atas pendidikannya dan dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Sebagai contoh membiarkan anak normal menikmati pendidikan sampai tinggi namun melarang anak ABK untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan terkadang tak jarang ada orang tua yang malu mengakui anaknya yang ABK. Mereka justru diumpatkan di rumah tanpa memberi kesempatan untuk menikmati bangku pendidikan (sekolah). Adapun pengertian anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang memiliki kebutuhan khusus sementara atau permanen sehingga membutuhkan pelayanan pendidikan yang lebih intens (Ilahi 2013 : 137). Anak berkebutuhan khusus ini tidak bisa hanya diartikan sebagai anak cacat, tetapi anak yang mempunyai karakteristik khusus. Karakteristik khusus di sini ada yang memang cacat secara fisik, mental, emosional, sosial atau bahkan mempunyai kelebihan dibanding anak normal. misalkan anak tunarungu secara fisik memang ia anak ABK, namun diliat secara mental dan emosional belum tentu ia tidak memiliki kelebihan lain yang dimiliki anak normal lain. Bisa saja meskipun tunarungu namun memiliki kecerdasan matematik logis yang tinggi atau kecerdasan lainnya. Siapa yang menduga dan begitulah kebesaran Tuhan, meskipun di sisi lain memiliki keterbatasan, namun di lain pihak ada yang diunggulkan (Ramadhan 2012: 10).
4
Anak dengan berkebutuhan khusus seperti mereka hidupnya sangat tergantung pada orang lain. Melakukan segala sesuatu dengan bantuan orang yang ada di sekelilingnya. Termasuk dalam hal sepele sekalipun. Misalnya menyisir rambut, mengancingkan baju, memakai baju dan sebagainya, sampai mereka mendapatkan pendidikan yang layak dengan cara pendampingan yang khusus pula, karena anak yang berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan agar mereka bisa lebih hidup mandiri dan memiliki perilaku yang baik yang salah satunya memberikan pendidikan akhlak kepada mereka sejak dini dan ada banyak cara menyampaikan nilai-nilai pendidikan akhlak , salah satunya yang digunakan oleh Tere-Liye lewat realits di atas melalui karya sastranya berupa novel berjudul Moga Bunda Di Sayang Allah. Dimana novel ini menceritakan seorang anak kecil yang memiliki kebutuhan khusus yaitu tunanetra, tunarungu dan tunawicara. Melati anak yang yang riang lucu dan mengemaskan tapi semua itu berubah sejak melati mengalami kecelakan dan mengalami kecacatan tubuhnya, dan membuat kedua orang tuanya berubah dalam kehidupannya. Seorang ibu tidak akan tega melihat buah hatinya seperti orang yang tidak mempenyai arah kehidupan, seorang ibu akan selalu berusaha demi buah hatinya karena kesulitan itu pasti ada kemudahan. Seorang anak baik itu anak kandung ataupun anak tiri itu adalah tetap titipan dari Allah sebagai orang tua harus wajib membingingnya,menyayanginya dan mengajarinya, Kutipan :
“kau sudah bangun, sayang?” bunda bertanya lema, berusaha tersenyum, meski seluruh dunia tahu senyuman itu percuma. Sama percumaanya dengan menunggu jawaban atas pertanyaan barusan.(Liye, 2006:14)
5
“Kita sarpan, sayang!” bunda mendekatinya, gemetar meraih tangan Melati. Membimbingnya berjalan.(Liye, 2006:15) Tere-Liye menggunakan media penyimpanan pesan-pesan yang ada di dalam Islam, salah satunya melalui karya sastranya berupa novel Moga Bunda Di Sayang Allah. Novel Moga Bunda DiSayang Allah karya Tere-Liye adalah novel yang mengandung banyak sekali hikmah atau pesan pendidikan akhlak yang dapat dipetik. Seperti ibu
yang tidak pernah putus asa dalam
menghadapi permasalahan yang ada dalam putri semata wayangnya, Kutipan :
“ kami tak lelah mencari jalan untuk membantu keterbatasan Melati, Kinasih..... tapi ya Allah semuanya sia-sia. Benar-benar kesia-siaan besar. Bahkan dua hari lalu.... dua hari lalu....” bunda terdiam lama (Liye, 2006: 35). Tidak ada yang berbohong, nyonya demi Melati aku mohon. Berikan aku tambahan waktu 21 hari selama tuan HK pergi. Berikan aku waktu, nyonya. Tidak ada minuman keras. Tidak ada kekerasan tidak ada aku bersumpah (Liye, 2006: 173).
Pelajaran yang akan disampaikan kepada pembaca adalah tentang sabar, ikhlas,
bersyukur dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah atau
tantangan hidup kita harus selalu optimis karena kesulitan itu pasti ada kemudahannya. Kutipan :
Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu saat keajiban keajiban itu pasti akan datang. Suatu saat janji mu pasti akan tiba bukakankah...bukankah engkau sendiri yang mengurat kalimat indah dalam kitab suci? Sungguh! Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.... Tapi harapan itu hari-hari itu bagai kabut yang digantang matahari meninggi menguap (Liye, 2006:38).
Bahwa setelah kita berusaha, kita menyerahkan segala keputusan kepada Allah yang Maha Esa. Seperti yang ada dalam firman allah QS Al Baqarah: 45
6
Artinya : “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”. Kisah-kisah tersebut diceritakan dengan bahasa yang menarik dan menyentuh hati bagai pembaca dan tidak membosankan. Secara tidak langsung dalam kisah-kisah novel tersebut mengisahkan seorang ibu yang menyanyangi anaknya sepenuh hati tanpa ada balasan apapun, sesuai dengan syair lagu kasih ibu berikut ini: “kasih ibu sepanjang betak tak terhingga sepanjang masa hanya membeli tak harap kembali bagaikan surya menyinari dunia”. Dan kisah tersebut bisa menjadi inspirasi dan motivasi karena terserat dengan nilai-nilai pendidikan terutama pendidikan akhlak. Dengan melihat realits diatas dari uraian tentang novel Moga Bunda Di sayang Allah yang penuh dengan pelajaran dan makna kehidupan. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE LIYE sebagai sebuah karya sastra yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan akhlak. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (Maslikhah,2013:302). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye? 2. Bagaimanakah karakter tokoh yang patut diteladani dalam novel Moga Bunda Di Sayang Allah karya Tere Liye? 3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye pada pendidikan? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berisi gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan apakah nilai-nilai pendidikan Akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. 2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah karakter tokoh utama pendidik yang patut diteladani dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. 3. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan Akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya TereLiye dalam pendidikan. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi yaitu secara teoretis dan praktis:
8
1.
Manfaat Teoritik Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi pengembangan nilai-nilai pendidikan baik umum maupun pendidikan Islam melalui pemanfaatan seni sastra. Serta untuk menambah wawasan tentang keberadaan seni sastra (novel) yang memuat tentang pendidikan.
2.
Manfaat Praktis Secara praktis, efektifitas penyampaian pesan melalui karya sastra ada 3 yatitu: a. Bagi Peneliti, menambah wawasan peneliti mengenai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah untuk selanjutnya dijadikan sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. b. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap penggunaan media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam rangka melaksanakan pendidikan melalui media cerita yang inspiratif dalam mendidik siswa.
E. Metode Penelitian Pengertian metode, berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu obyek atau subjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
9
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, 2010:24). 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kepustakan (library research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze research). Penelitian ini menggunakan literatur dan teks sebagai objek utama analisis yaitu dalam penelitian ini adalah novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye yang kemudian dideskripsikan dengan cara menggambarkan dan menjelaskan teks-teks dalam novel yang mengandung pendidikan moral dengan menguraikan dan menganalisis serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang dideskripsikan. 2. Metode pengumpulan Data Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan berbagai sumber data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian diperoleh dengan cara menghimpun data dari berbagai literatur, baik artikel, jurnal, majalah, maupun buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini guna menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini.
10
3. Sumber Data a. Sumber data primer Sumber data primer yaitu sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini berupa Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye yang diterbitkan oleh Republik, Jakarta pada tahun 2014. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder yaitu berbagai literatur yang berhubungan dan relevan denagn objek penelitian. Peneliti mengambil dari kumpulan berbagai artikel, buku dan internet dan karya tulis lain yang berkaitan dengan penelitian ini demi memperkaya kajian dan analisis. 4. Metode Analisis Data Metode yang digunakan adalah analisis isi, dengan menguraikan dan menganalisis
serta
memberikan
pemahaman
atas
teks-teks
yang
dideskripsikan. Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi. Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode kualitatif memberikan perhatian pada situasi alamiah, maka dasar penafsiran dalam metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan. Oleh karena itulah, metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat
11
isi. Peneliti menekankan bagaimana memaknakan isi komunikasi, memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa komunikasi (Ratna, 2007:48-49). Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan nilai-nilai tertentu yang terkandung dalam sebuah karya sastra dengan memperhatikan konteks. Analisis isi berfungsi mengungkap makna simbolik dalam sebuah karya sastra. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis isi novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut: a. Langkah deskriptif, yaitu menguraikan teks-teks dalam novel Moga Bunda
Disayang
Allah
yang berhubungan
dengan
nilai-nilai
pendidikan Akhlak. b. Langkah interpretasi, yaitu menjelaskan teks-teks dalam novel Moga Bunda
Disayang
Allah
yang berhubungan
dengan
nilai-nilai
pendidikan Akhlak. c. Langkah analisis, yaitu menganalisis penjelasan dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
yang berhubungan dengan nilai-nilai
pendidikan Akhlak. d. Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan dari novel Moga Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilainilai pendidikan Akhlak.
12
F. Kajian pustaka Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teoriteori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal, papers, artikel, tesis, dan lain-lain (Sukardi, 2003: 19). Kajian pustaka digunakan sebagai perbandingan terhadap penelitian yang sudah ada baik dari segi kekurangan maupun kelebihan yang telah ada sebelumnya. Dengan kajian pustaka ini diharapkan dapat mempunyai andil yang besar dalam mendapatkan suatu informasi tentang teori yang ada kaitannya dengan judul dalam penelitian ini. Sebelum penulis menjabarkan pembahasan tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye, maka penulis mencoba menelaah buku yang ada untuk dijadikan sebagai perbandingan dan acuan dalam penulisnya. Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai rumusan berfikir. Beberapa kajian pustaka tersebut diantaranya: Skripsi Siti Zulaicah (STAIN Salatiga) tahun 2012 yang berjudul “Nilainilai Pendidikan Akhlak pada Novel Hapalan Shalat Delisa Karya Tere Liye”. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi tersebut antara lain: meliputi nilai pendidikan akhlak terhadap Allah (shalat, dzikir, dan berdoa kepada Allah, ikhlas menerima takdir Allah, tajut akan siksaan Allah dan takut akan kehilangan rahmat Allah), nilainilai akhlak pada diri sendiri yang terdiri
13
dari akhlak mahmudah (sabar, ikhlas, syukur, optimis, tolong menolong, kerja keras disiplin) dan akhlak madzmumah (jahil, bandel, berdusta dan pencemburu), akhlak terhadap keluarga (hak kasih sayang suami istri, hak-hak bersama suami istri, birulwalidain), serta pendidikan akhlak pada lingkungan (memelihara serta merawat semua ciptaan Allah SWT dengan baik dan bencana alam yang sering terjadi sebenarnya adalah disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri). persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah sama-sama menggunakan novel Tere Liye, dan nilai-nilai akhlak, perbedaan dalam penelitian ini adalah pada tema novel yaitu dalam penelitian di atas mengunakan novel hapalan shalat Delisa sedangkan penulis menggunakan novel Moga Bunda Disayang Allah. Skripsi Muhamad Syukron Rofiq (STAIN Salatiga) tahun 2015 yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi”. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi tersebut antara lain: Nilai Akhlak kepada Allah yang berupa: aqidah /keimanan (iman kepada Allah, meyakini sifat-sifat Allah, meyakini qodho dan qodarnya Allah), Nilai pendidikan Akhlak kepada sesama manusia {akhlak mahmudah dari diri sendiri (istiqomah, sabar, pantang menyerah, bersyukur, niat lurus, bekerja keras, rendah hati, berlomba-lomba dalam kebaikan, jujur dan berbaik sangka) akhlak terhadap orang lain {akhlak terhadap orang tua, akhlak terhadap sesama). persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah sama-sama menganalisis nilai-nilai akhlak, perbedaan dalam penelitian ini adalah pada tema novel dan pengarangnya yaitu dalam penelitian di atas
14
mengunakan novel “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi” sedangkan penulis menggunakan novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Dian Adi Permana ( IAIN Salatiga) tahun 2016 yang berjudul “Nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya NH. Dini” Nilainilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi tersebut antara lain: akhlak manusia terhadap Allah SWT (tawakal, khauf, dan raja, bertaubat, dan bersyukur), akhlak manusia terhadap manusia (shidiq, amanah, sabar, khusudzon, optimis, disiplin, tanggung jawab), akhlak manusia terhadap lingkungan (menjaga dan tidak merusak, memanfaatkan dengan baik). persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah sama-sama menganalisis nilai-nilai akhlak, perbedaan dalam penelitian ini adalah pada tema novel dan pengarangnya yaitu dalam penelitian di atas mengunakan novel “Nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya NH. Dini” sedangkan penulis menggunakan novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. G. Penegasan istilah Untuk mendapatkan gambaran yang jelas untuk gambar diatas, maka perlu dijelaskan tentang pengertian-pengertian yang yang terkandung dalam nilainilai pendidikan Akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye, agar terhindar dari kesalahpahaman dalam menafsirkan judul diatas diantaranya sebagai berikut :
15
1.
Nilai Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang bersumber mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia.
2.
Pendidikan Akhlak Pendidikan merupakan tonggak kuat untuk menuntaskan kemiskinan pengetahuan, menyelesaikan persoalan kebodohan, dan menuntaskan segala permasalahan bangsa yang selama ini terjadi. Peran pendidikan jelas merupakan hal yang signifikan dan sentral karena pendidikan memberikan pembukaan dan perluasan pengetahuan sehingga bangsa ini betul-betul
melek terhadap
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara.
Pendidikan dihadirkan untuk mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang beradab dan berbudaya. Pendidikan dilahirkan untuk memperbaiki segala kebobrokan yang sudah menggumpal disegala sendi kehidupan bangsa ini (Yamin, 2009:15). Dilihat dari sudut bahasa (etimologi) perkatan akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari kata khulk , khulk di dalam kamus Al Munjid berarti budi pekerti, perangi tingkah laku. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang di bawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik disebut akhlak
16
mulia, atau perbuatan buruk disebut akhlak yang tercela (Asmaran, 2002:1). Jadi pengertian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak adalah proses bimbingan oleh pendidik (guru, orang tua, masyarakat, lingkungan) kepada peserta didik baik jasmani maupun rohani yang dilakukan secara sadar dan sengaja agar terbentuk kepribadian atau perilaku yang utama sebagai manusia seutuhnya( insan kamil). 3. Novel Moga Bunda Disayang Allah Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus (Maslikhah, 2013:126). Novel merupakan sebuah karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan tentang kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam penelitian kali ini peneliti akan meneliti isi dari Novel Moga Bunda Disayang Allah
karya Tere Liye yang diterbitkan oleh
Republika sebagai bahan penelitian yang mengandung nilai-nilai pendidikan Akhlak dengan meneliti isi dan juga memperhatikan unsurunsur intrinsik pembangun novelnya. H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan,
17
halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran. Bagian Inti atau Isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka,
penegasan istilah, dan sistematika
penulisan penelitian. BAB II
BIOGRAFI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Biografi Tere Liye, karakteristik Tere Liye, karya-karya Tere Liye, unsur-unsur intrinsik novel, kelebihan novel, sinopsis novel Moga Bunda Disayang Allah.
BAB III
HASIL TEMUAN Dalam bab ini akan diuraikan deskripsi pemikiran penulis mengenai: Tentang nilai dalam novel Moga Bunda Disayang Allah dan karakter tokoh utama dalam Novel Moga Bunda Di Sayang Allah karya Tere Liye.
BAB IV
PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai: Nilainilai pendidikan Akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, karakter tokoh utama dalam novel Moga Bunda Disayang Allah,
18
dan relevansi nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah dalam pendidikan. BAB V
PENUTUP Bab penutup berisi kesimpulan dan saran.
19
BAB II BIOGRAFI
A. Biografi Tere Liye Nama “Tere Liye” merupakan nama pena seorang penulis berbakat di Indonesia. Nama sebenarnya Tere Liye adalah Darwis. Meskipun Tere Liye adalah salah satu penulis yang telah banyak menghasilkan karya-karya best seller. Akan tetapi sangat sulit sekali mencari biodata atau biografi Tere Liye Karena Tere Liye tidak pernah sekalipun memasukkan foto atau biografi di setiap karyanya. Berbeda dengan penulis lain yang selalu mencantumkan foto dan biografinya di setiap akhir karyanya. Tere Liye memang sepertinya tidak ingin di publikasikan kepada umum terkait kehidupan pribadinya. Itulah cara yang Tere Liye pilih, hanya berusaha memberikan karya terbaik dengan tulus dan sederhana. Tere-liye adalah seorang penulis novel berbahasa Indonesia Lahir pada tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa. Meskipun begitu tidak menghalangi Tere Liye untuk tumbuh menjadi pribadi luar biasa yang hingga saat ini telah menghasilkan karya-karya yang sebagian besar menjadi bestseller. Bahkan beberapa diantaranya telah diangkat ke layar lebar. Salah satunya adalah novel Moga Bunda Di Sayang Allah ini yang menjadi bahan dalam penelitian ini.
20
Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar sampai menengah pertama di SD Negeri 2 dan SMP Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan ke SMU Negeri 9 Bandar Lampung. Setelah selesai di Bandar Lampung, kemudian meneruskan ke Universitas Indonesia dengan mengambil fakultas Ekonomi. Saat ini telah menikah dengan Riski Amelia dan dikarunia seorang putra bernama Abdullah Pasai. Aktivitasnya hingga saat ini masih berusaha untuk menghasilkan karya-karya luar biasa yang dapat memotivasi dan menginspirasi setiap pembacanya. B. Karakteristik Novel Tere Liye Ciri khas penulis bernama asli Darwis ini adalah selalu mengangkat halhal sederhana yang mampu menggugah hati pembacanya. Bahkan, tak jarang menguras air mata dan di dalam novel juga terdapat beberapa nilai pendidikan yang bisa diambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sederhana namun sarat pesan dan maknanya. Maka tidak mengherankan jika rata-rata karyanya mampu mencapai penjualan puluhan ribu eksemplar. Cukup untuk membuat beberapa Production House ternama meliriknya untuk dijadikan sebuah layar lebar. Dari karya-karyanya, Tere Liye tidak pernah mencantumkan biodata pada karya-karyanya berbeda dengan yang lain yang selalu memberi biodatanya dan sebagian besar novelnya adalah best seller dan berulang kali dicetak . Dalam novel karya Tere Liye banyak nilai-nilai pendidikan yang bisa diambil antaranya nilai moral, nilai agama, nilai sosial dan nilai akhlak. Isi dalam novel kata-kata yang digunakan sangat Sederhana dan sangat menginspirasi
21
karena kesederhanaanlah yang mampu membuka hati, ketika hati sudah terbuka maka akan sangat mudah setiap pesan-pesan positif itu sampai. Begitulah
karakteristik
novel
karya
Tere
Liye.
Sederhana
dan
menginspirasi sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan pesan yang ingin disampaikan dalam novel dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Sehingga dapat memberikan manfaat yang besar setelah membaca karyakaryanya. Salah satunya adalah novel Moga Bunda Disayang Allah yang menjadi bahan penelitian ini, dalam novel ini diceritakan secara sederhana dengan kalimat-kalimat yang menarik, lucu, ceria, mengharukan, penuh keteladanan, menginspirasi dan sarat dengan nilai pendidikan khususnya pendidikan Akhlak. C. Karya-karya Tere Liye Tere Liye adalah salah satu penulis di Indonesia yang sangat produktif dalam menghasilkan karya sastra yang sebagian besar diantaranya adalah best seller dan berulang kali dicetak termasuk novel yang menjadi bahan penelitian ini. Berikut ini penulis sedikit menuliskan karya-karya Tere liye yang telah diterbitkan dan sudah tersebar di seluruh Indonesia yang mengandung nilainilai pendidikan: 1. Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005). Novel ini adalah karya Tere Liye yang sudah diangkat ke layar lebar (difilmkan).
Mengisahkan
tentang
22
perjuangan
seorang
anak
dan
ketegarannya menghimpun kehidupannya kembali setelah kehilangan segalanya dalam tragedi tsunami Aceh. 2. Moga Bunda Disayang Allah (Penerbit Republika, 2005). Novel ini juga karya Tere Liye yang sudah diangkat ke layar lebar (difilmkan).
Mengisahkan
tentang
seorang
anak
yang
memiliki
keterbatasan fisik yaitu buta, tuli, sekaligus bisu yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan. Perjuangan seorang ibu yang luar biasa mendukung anak yang memiliki keterbatasan itu dengan sabar, tulus, dan ikhlas. Kerja keras seorang guru untuk memberikan pendidikan dengan cara dan metode terbaik yang bisa dilakukan agar mudah diterima oleh siswanya yang sangat “spesial”. 3. Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 & Republika 2009). Novel inspiratif seorang anak panti asuhan dalam membangun kehidupannya sehingga menjadi seorang pengusaha sukses. Selalu merasakan ketenangan dan perasaan bersyukur ketika melihat rembulan sebagai salah satu ciptaan Sang Pencipta ketika dia sedang memiliki masalah. Menceritakan tentang adanya hubungan sebab akibat dalam setiap kehidupan manusia di dunia ini. 4. Bidadari Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008). Novel yang mengisahkan ketulusan dan pengorbanan seorang kakak perempuan
yang
menghidupi
keluarga
dan
adik-adiknya.
Yang
mengorbankan segenap hidupnya demi ibu dan adik-adiknya. Walaupun
23
dirinya tetap hidup dalam kesederhanaan. Namun dapat menghasilkan adik-adik yang menjadi orang-orang sukses dan luar biasa. 5. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Umum, 2010). Novel ini ingin menyampaikan pesan bahwa bagaimanapun kehidupan ini kita tidak boleh menyalahkan kehidupan. Karena itu semua telah diatur sedemikian baik oleh Allah SWT. Seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Begitulah kita harus mensyukuri kehidupan. 6. Serial Anak-Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu Burlian (Penerbit Republika, 2009), Pukat (Penerbit Republika, 2010), Eliana (Penerbit Republika, 2011), dan Amelia (Penerbit Republika, 2013). Keempat novel tersebut adalah bagian dari Novel Serial Anak-Anak Mamak. Novel inspiratif yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan Islam. Yang menjadi bahan penelitian dalam penulisan skripsi ini. Novel yang Mengisahkan tentang anak-anak mamak. Kisah kehidupan mereka di pedalaman sumatera. Tentang kehidupan dan perjuangan mendapatkan pendidikan di tengah keterbatasan. Dan berbagai macam petualangan masa kanak-kanak yang terus melekat hingga mereka tumbuh dewasa. Kisah anak-anak mamak yang meski dibesarkan dalam kesederhanaan, keterbatasan dan berbaur dengan kepolosan dan kenakalan, Mamak selalu menanamkan arti kerja keras, kejujuran, harga diri serta perilaku terpuji. Dan disini kasih sayang keluarga adalah segalanya.
24
D. Unsur Intrinsik Novel Moga Bunda DiSayang Allah Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel Serial Moga Bunda Disayang Allah adalah sebagai berikut: 1. Tema
perjuangan seorang anak kecil yang tuna rungu, tuna netra, dan tidak bisa berbicara, untuk bisa menjalani hidupnya dengan layak dan perjuangan pemuda untuk memulihkan hidupnya seperti sedia kala. 2. Penokohan
Berikut ini adalah tokoh-tokoh utama dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye antara lain: a. Melati Melati merupakan tokoh utama dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, ia adalah sosok anak yang periang, lucu, dan suka bercanda. Disebabkan melati kehilangan indra penglihatan dan pendengarannya, maka aksesnya dengan dunia sekitar harus terputus hal tersebut membuat Melati terlihat seperti menjadi keras kepala dan sering memberontak. Kutipan novel : “Bunda, bangun! Sudah pagi.....” Melati berseru sambil melompat riang ke atas ranjang ukuran king size. Tertawa. (Liye, 2013:4)
25
b. Ibu Hk (ibu Melati) Ibu Hk adalah sosok yang menjadi ibu dari Melati tokoh ibu Hk ini sangat keibuan ia merawat Melati dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Tokoh ibu Hk salah satu tokoh dominan, dan merupakan tokoh protagonis yang sangat sabar, tabah, ikhlas, dan tulus. Kutipan: “ Kau sudah bangun, Sayang?” Bunda bertanya lemah, berusaha tersenyum, meski seluruh dunia tahu senyuman itu percuma. (Liye, 2013: 14) “…. Aku juga tidak tahu kenapa datang pagi ini. Setiap hari mengirimkan surat-surat itu. Aku tidak tahu. Yang aku tahu, kami sudah tiba di batasnya. Sudah hampir berputus asa. Jadi, apa pun kemungkinan yang tersedia, meski itu hanya seujung kuku akan kami coba. Aku tidak tahu kenapa harus berharap padamu, Anakku….” (Liye, 2013: 83) c. Tuan Hk (ayah Melati) Tuan HK yang merupakan ayah dari Melati. Ia adalah sosok yang sangat menyayangi keluarganya, tegas, pekerja keras, dan juga pengusaha yang sukses. Berikut sajian data watak Tuan HK watak tegas: “APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah galak mendekati Karang. Tangannya mengepal. Rambutnya boleh jadi beruban. Otot-ototnya boleh jadi sudah dimakan usia tengah baya. Tapi pagi ini ia tidak akan segansegan berkelahi dengan tamu yang tak tau diuntung ini. Baru lima menit diruang makannya, berani sekali membanting putrinya duduk. (Liye, 2013: 103)
26
d. Pak Karang Tragedi tenggelamnya kapal yang telah menewaskan Qintan dan tujuh belas anak-anak dari taman bacaannya, membuat Karang berubah dan terlihat memiliki peran antagonis. Karang lebih suka mabuk-mabukan. Pertemuan dengan Melati membuat Karang kembali memiliki semangat dan rasa kasih sayang yang besar kepada anakanak. Pada saat itulah karang yang sebenarnya memiliki watak protagonis terlihat ia merupakan pribadi yang sangat menyayangi anak-anak dan tegas. e. Kinasih Kinasih adalah tokoh yang jarang muncul di dalam cerita namun memiliki peran yang besar dalam merubah sosok karang. Kinasih digambarkan sebagai sosok gadis yang ramah, lemah lembut, dan penyayang. Kutipan: “Melati akan baik-baik saja, Bun…. Jika Bunda tetap yakin, maka ia pasti akan baik-baik saja.” Kinasih berbisik pelan. Tersenyum. Memotong cerita dua hari lalu. Mencoba membesarkan hati. (Liye, 2013: 39). “Kau pergi tanpa bilang. Meninggalkan Taman Bacaan meninggalkan anak-anak, meninggalkan...” Kinasih menggigit bibirnya. Ia sebenarnya ingin bilang: meninggalkan aku. (Liye, 2013: 216). f. Salman Salamah adalah salah satu tokoh yang juga selalu muncul dalam cerita. Sosok Salamah digambarkan sebagai seorang pembantu yang setia terhadap majikannya. Ia sangat menyayangi keluarga HK.
27
Salamah yang memiliki watak protagonis juga digambarkan sebagai seorang pembantu yang pelupa, namun sangat cekatan dalam bekerja. g. Ibu Gendut Ibu gendut adalah sosok yang telah membesarkan Karang. Karang selalu diajarkan oleh suaminya yang membuka rumah singgah. Sosoknya digambarkan sebagai seorang yang sangat lembut, penuh kasih sayang, dan penyabar, dan ia juga berperan penting dalam merubah sifat dan sikap Karang. h. Dokter Ryan Tokoh Dokter Ryan dalam cerita merupakan ayah dari Kinasih, sosoknya juga hanya sekali muncul dalam cerita. Sosoknya digambarkan sebagai seorang pengagum, bertanggung jawab penuh atas keluarganya. 3. Alur
Alur cerita dalam novel ini adalah alur maju (progresif) yaitu apabila peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita dan alur mundur yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Jadi alur dalam novel ini adalah alur maju dan mundur atau campuran. a) Awal Di
suatu
kota
terdapat
sebuah
keluarga
kaya
raya.
Yaitu,keluarga HK. Mereka mempunyai seorang anak yang cantik, bola
matanya
hitam
legam
28
seperti
buah
lecy,
rambutnya
bergelombang seperti ombak. Namanya Melati. Sayang Melati tidak dapat melihat dan mendengar. Setiap hari Melati selalu mengamuk terutama saat sarapan. Ia melempar semua barang yang ada di depannya. b) Tengah Masih tenggelam dalam rasa penyesalan dan masa lalunya, saat dimana Bunda HK tidak tega melihat anak sematawayangnya setiap hari mengamuk. Bunda HK diberitahu ada seseorang yang dapat membantunya yaitu Karang. Sayang membujuk Karang tidak lah mudah, awalnya karang menolak tawaran Bunda HK. Karang kecelakaan itu terjadi dan merenggun 18 anak taman baca dan satu orang murid kesayangannya, Qintan. Namun akhirnya hati Karangpu luluh. Karang mau menerima tawaran Bunda HK untuk mendidik Melati. Ternyata mendidik Melati tidak semudah yang dibayangkan Karang. Sikap Melati memaksa Karang untuk bersikap keras. Perlakuan karang tentu saja membuat Tuan HK geram. Ia tidak terima Melati di perlakukan secara kasar. Berulangkali terjadi pertikaian antara Tuan HK dan Karang. c) Akhir Karena ketabahan dan kesabaran Bunda HK dan ketekunan Karang mendidik Melati serta perjuangan Melati, akhirnya Melati bisa mengenal tuhannya, Melati bisa mengontrol emosinya serta melati bisa mengenal kembali bundanya.
29
4. Sudut Pandang
Orang ke tiga serba tahu. penulis menceritakan orang lain dan mengetahui semua perasaan dan keadaan dalam tokoh tersebut. Sebagaimana kutipan di bawah ini: "Ibu-ibu gendut itu berdiri dari kursi rotannya. menatap prihatin. meski tidak berkata-kata lagi. hanya memperhatikan." (Liye, 2013: 21) 5. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penulis dalam novel ini sederhana, inspiratif, dan sarat dengan makna. Sehingga dari setiap kalimatkalimatnya,
pembaca
dapat
memahami,
merasakan
makna
yang
terkandung dalam novel yang dapat memotivasi dan membangkitkan semangat. 6. Latar atau setting
a. Latar tempat : diperkotaan khas pelabuhan pesisir selatan, dan dirumah Tuan HK. b. Latar waktu : pagi, siang dan malam. c. Latar suasana : menyedihkan, mengharukan dan tegang. 7. Amanat
Didalam hidup ini kita pasti mempunyai masalah. Masalah dan ujian yang Allah berikan kepada kita melainkan untuk menguji keimanan kita dalam beribadah. Novel ini mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa dalam menghadapi segala ujian, karena setiap ujian pasti ada jalan keluarnya. Allah tidak akan memberikan ujian kepada umatnya melampaui batas kemampuannya. Kita juga harus senantiasa bersyukur atas segala
30
nikmat yang telaah Allah berika kepada kita, harus menghargai orang lain dan saling percaya. E. Sinopsis novel Moga Bunda Disayang Allah Novel ini menceritakan seorang anak bernama Melati penderita buta dan tuli untuk bisa mengenali dunia, dan juga perjuangan seorang pemuda bernama Karang untuk bisa keluar dari perasaan bersalah setelah kematian 18 anak didiknya dalam kecelakaan kapal. Melati bocah berusia 6 tahun yang buta dan tuli sejak dia berusia 3 tahun. Selama 3 tahun ini dunia melati gelap. Dia tidak memiliki akses untuk bisa mengenal dunia dan seisinya. Mata, telinga semua tertutup baginya. Melati tidak pernah mendapatkan cara untuk mengenal apa yang ingin dikenalnya. Rasa ingin tahu yang dipendam bertahun tahun itu akhirnya
memuncak,
menjadikan
Melati
menjadi
frustasi
dan
sulit
dikendalikan. Melati hanya bisa mengucap Baa dan Maa. Orang tuanya berusaha berbagai macam cara untuk bisa mengendalikan Melati. Bahkan tim dokter ahli yang diundang oleh orang tuanya tidak berhasil mengendalikan Melati. Pak Guru Karang, seorang pemuda yang suka mabuk dan sering bermurung diri di kamar rumah ibu gendut yang akhirnya menjadi guru Melati. Karang sebenarnya hampir kehilangan semangat hidupnya setelah 18 anak didiknya tewas dalam kecelakaan perahu. Perasaan bersalahnya hampir setiap hari menghantuinya selama 3 tahun terakhir. Dia bahkan hampir tidak berminat ketika ibunya Melati memintanya untuk membimbing Melati. Tapi demi cintanya terhadap anak-anak Karang akhirnya datang memenuhi permintaan ibunya Melati.
31
Semua itu tidak mudah untuk menemukan metode pengajaran bagi Melati. Bagaimana caranya Melati bisa mendengar apa yang dikatakan Karang ? Bagaimana caranya Melati bisa melihat? Bahkan untuk menangis saja Melati tidak bisa menemukan kosakata yang benar. Dunia Melati benar-benar gelap. Melati tidak mempunyai akses untuk tahu. Tidak mempunyai cara untuk mengenal apa yang ingin dia kenal. Setiap kali ada yang menyentuh tubuh Melati maka dia akan marah, mengamuk dan melempar apa saja yang tercapai oleh tangannya. Karang hampir putus asa. Lalu keajaiban datang ketika air mancur membasuh lembut telapak tangan Melati. Melati merasakan aliran air di sela jemarinya. Saat itulah untuk pertama kalinya Karang melihat Melati tertawa. Karang akhirnya mengerti, melalui telapak tangan itulah karang menuliskan kata Air, dan meletakkan telapak tangan Melati kemulutnya dan berkata A-I-R. Melati akhirnya mengerti benda yang menyenangkan itu bernama air. Melalui telapak tangan Melati, air mancur yang mengalir di tangan dan sela-sela jarinya berhasil mencukilnya. Melalui telapak tangan itulah semua panca indera disitu. Akhirnya dunia Melati tidak lagi gelap. Dia bisa mengenali orang tuanya, dia bisa mengenali kursi, sendok, pohon dan sebagainya. F. Kelebihan Novel Moga Bunda Dsayang Allah Pengarang menciptakan karakter Melati, Bunda dan Karang dalam sosok masing-masing yang tidak bisa dibedakan mana yang lebih pantas disebut sebagai tokoh utama di sini benar-benar terasa adanya tokoh tiga tokoh utama yang memiliki kedudukan sama sebagai agen penderita, agen perubahan, dn
32
agen pencerahan. Menyadarkan kita bahwa manusia dalam kedudukannya sendii-sendiri sebenarnya sedang melakoni peran penting dalam kehidupan nyata. Cerita ini menyuguhkan perjuangan hidup yang tidak mudah yang di alami oleh anak yang berkebutuhan khusus, baik Karang yang yatim piatu maupun Melati dengan segala kekurangannya. Namun ada satu kesamaan antara mereka, anak-anak selalu punya janji masa depan yang lebih baik. Penulis berulang kali mengungkapkan kalimat yang mengingatkan pembaca untuk bersabar, bersyukur, optimis dan tidak boleh putus asa dengan masalah yang kita hadapi karena Allah menjelaskan dalam Al Qur’an bahwa kesulitan pasti ada kemudahan, dalam novel ini juga banyak terdapat nilai-nilai agama yang bisa diambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. G. Kelemahan Novel Moga Bunda Dsayang Allah
Cerita ini ditulis dalam gaya bahasa sehari-hari yang tidak baku. Penggunaan berulang-ulang kosakata yang tidak baku serta kalimat tambahan yang tidak perlu mengganggu kenyamanan dalam membaca. Seperti penggunaan kata “ibu-ibu gemuk” yang artinya menunjuk pada seorang ibu yang bertubuh subur dan kata “anak-anak” untuk penunjukan kata benda seorang anak.Pilihan penulis dalam penempatan setting dan kegiatan pendukung dalam novel terasa kurang tepat. Dalam novel semua tokoh digambarkan sebagai orang-orang muslim dengan segala aktivitas dan atribut mereka, namun pada ending cerita penulis menciptakan suasana pesta
33
kembang api yang dirayakan pada tahun baru Imlek oleh masyarakat termasuk para tokoh novel. Alih-alih menyebutkan secara jelas kota atau negara terjadinya peristiwa dalam novel, sejak awal penulis hanya menyebutkan tempat-tempat semu: “rumah di atas bukit”, “daerah jauh dari ibukota”, “Tuan dan Bunda HK”.
Jadi tidak terlihat jelas keberagaman budaya atau mayoritas budaya penduduk yang ada di daerah tempat tinggal tokoh Melati, sehingga kurang ada alasan tepat jika penulis dengan tiba-tiba memasukkan salah satu kegiatan tahunan keluarga Melati adalah merayakan tahun baru China
34
BAB III HASIL TEMUAN A. Nilai Akhlak
Nilai adalah ukuran untuk menghukum atau memilih tindakan dan tujuan tertentu. Tidak terletak pada barang atau peristiwa, tetapi manusia memasukkan nilai kedalamnya. Karena nilai adalah cita, ide, bukan fakta. Sebab itulah tindakan ada ukuran-ukuran yang obyektif tentang nilai dan karenanya ia tidak dapat dipastikan secara kaku (Rosyadi, 2004: 114). Nilai merupakan bagian penting dari pengalaman yang mempengaruhi perilaku individu. Nilai meliputi sikap individu , sebagai setandar bagi tindakan dan keyakinan. Nilai dipelajari dari keluarga, budaya dan orang-orang disekitar individu. Nilai dapat menyatakan pada orang lain apa yang penting bagi individu dan menentukan individu dalam mengambil keputusan (Lestari, 2012: 77). Pendidikan Akhlak merupakan bagian terpenting dalam dunia pendidikan. karena akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, tanpa akhlak agama menjadi tidak sempurna. Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat dari berbagai sunnah Rasulullah saw, akhlak Nabi Muhammad yang diutus menyempurnakan akhlak manusia, karena bersumber dalam al Qur’an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam (Ali, 2008: 349) sebagimana salah satu firman Allah dalam Q.S Al Hasyr ayat 7 sebagai berikut:
35
........... Artinya: “apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya”. Akhlak bukan hanya sekedar sopan santun, tata krama yang bersifat lahiriah dari seseorang terhadap orang lain melainkan lebih daripada itu, akhlak yang mulia dalam Islam adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban, menjauhi segala larangan-larangan, memberikan hak kepada yang mempunyainya baik yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan makhluk, dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya. Merujuk dari uraian diatas, maka penulis akan menjabarkan nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye antara lain akhlak kepada Allah, akhlak pada diri sendiri, akhlak pada keluarga, dan akhlak pada sesama. Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye , di jabarkan sebagai berikut: 1. Nilai akhlak kepada Allah a. Percaya kepada Allah 1) Sholat Tahajud Kutipan : 1
Bunda menggeliat, membuka mata. Pelan menyadari pagi. Kemudian tersenyum lebar demi menatap sang putri yang tengah bersiap dengan “rencana jahat”, memainkan bulu ayam itu ke lubang hidungnya. Bunda sebenarnya sudah bangun sejak shubuh. Malah sejak pukul dua tadi malam, disepertiga akhir waktu
36
terbaik yang dijanjikan. Menghabiskan sisa malam dengan bersimpuh menangis di atas sepotong sajadah. Membuat basah ujung-ujung mukena. Berharap Tuhan berbaik hati memberikan jalan keluar baginya (Liye, 2006: 5).
2) Berdoa kutipan : 2
Ya Allah, berikanlah keajaiban itu.... ibu-ibu gendut itu mendesis lirih ke langit-langit ruangan. Berdoa doa dengan tulus. Kemudian sambil menghela napas panjang, pelan melanjutkan merajut sweater biru (Liye, 2006: 44).
b. Meyakini Qodho dan Qodarnya Allah Kutipan : 3
“Biarlah ya Allah, kalau itu sudah menjadi takdirmu. Kami akan bersiap menerima apa adanya” (Liye, 2006: 170).
4
“.....atau kami sungguh keliru. Harapan itu sama sekali tak pantas. Jangan-jangan di kehidupan ini memang ada takdir seseorang yang digariskan untuk tidak pernah mengenal siapa penciptanya. Jangan-jangan kamilah yang keliru, melati memang ditakdirkan tidak akan pernah mengenal dunia dan seisinya” (Liye, 2006: 86).
2. Nilai pendidikan Akhlak kepada diri sendiri Akhlak manusia dapat bernilai baik dan buruk atas semua tingkah laku manusia di dunia. Secara umum akhlak merupakan gambaran perilaku kehidupan manusia. Menurut Zuriah (2007: 30) mengatakan bahwa setiap manusia harus mempunyai jati diri, seseorang mampu menghargai dirinya sendiri, mengetahui kekurangan dan kelebihannya.
37
Di dalam novel Moga Bunda Disayang Allah penulis menemukan beberapa nilai akhlak terpuji di antaranya: a. Sabar Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah nilai sabar sebagai berikut: Kutipan : 5
Bunda tak sempat berpikir panjang. Menatap gelas yang dipegang putri semata wayangnya. Uap mengepul perlahan dari cangkir besar. Jeruk panas? Ya bunda selalu memberikan secangkir jeruk panas untuk Melati kalau gadis kecilnya sedang flu. Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar.... sekarang? Melatinya yang segelas jeruk panas. Hatihati sekali, takut tumpah. Ia mengenggam erat piring tatakannya, bahkan dengan kedua belah telapak tangan (Liye, 2006: 8).
6
Ibu-ibu gendut dengan wajah sabar keibuan itu sekali lagi menatap sekilas pemuda di atas ranjang sebelum keluar dari kamar. Menyeka ujung-ujung matanya yang selalu sembab. Berbisik pelan di pengapnya langit-langit, “ semoga engkau berbaik hati Tuhan..... lihatlah, dalam tidurnya, dalam mabuknya dalam kondisi seperti ini, wajahnya tetap terlihat amat teduh.... semoga engkau akhirnya berbaik hati....” (Liye, 2006: 13).
7
Sabar, yang! Sabar...” bunda bergegas memegang lengan suaminya. Berbisik bingung. Berkata bingung. Entahlah ia sedang membujuk suaminya atau membujuk hatinya yang juga bingung. Setengah marah. Setengah panik. Setengah tidak mengerti. Semuanya setengah-setengah. Bunda kalut melihat keributan ini (Liye, 2006: 105).
8
Sabar, yang. Sabar..... Aku mohon-“ bunda segera mencengkram lengan suaminya, panik, gentar, bingung, entahlah (Liye, 2006: 166). Karang mengangguk. Bunda melangkah masuk. Wajah wanita setengah baya itu terlihat begitu lelah, meski tetap berusaha tersenyum. Rambutnya yang
9
38
beruban, kerut di dahi membuatnya terlihat lebih tua dari seharusnya. Matanya yang hitam bening keibuan ditelan semua oleh perasaan “sabar” selama ini. Bunda menyelimuti Melati menciumi dahi putrinya. Menatap lamat-lamat. Lihatlah, Melati seperti malaikat dalam tidurnya. Begitu lucu menggemaskan (Liye, 2006: 198). 10
Seminggua ini, dengan pecahnya simpul komunikasi itu, pekerjaan karang meski masih sulit tapi sudah kelihatan titik terangnya. Masih butuh waktu yang panjang, kesabaran, dan kerja keras untuk membuat Melati sempurna mengerti dan bisa berkomunikasi seperti anak normal lainnya. Tapi Melati memiliki keinginan yang kuat itu (Liye, 2006: 283).
11
Kalau menurutkan hatinya, tuan HK ingin pulang saat itu juga. Tapi ia berusaha menyabarkan diri. Bahkan berpikir, persiapan yang baik untuk melakukan pembicaraan sepenting ini akan membantunya. Ia tidak ingin menyakiti perasaan istrinya, meski bodo amat pemuda sialan itu tersinggung sampai mampus. Maka tuan Hk menunggu jadwal pulang seperti biasanya. Sambil menunggu tak sabaran, dia menyuruh salah satu stafnya untuk mencari tahu siapa pemuda itu (Liye, 2006: 157).
12
“ aku tahu, tembok yang kita hadapi tinggi sekali. Tidak ada cara untuk melewatinya. Tidak ada celah. Sama sekali tidak. Kecuali dengan menghancurkannya berkeping-keping. Kau harus terus berjuang! Terus bersabar (Liye, 2006: 245). “ gadis kecil itu bisa bersabar dengan situasi buruk itu..... meski ia tidak pernah kunjung mengerti mengapa iglo lainnya terlihat terang dengan caranya api, sedangkan iglo mereka tidak (Liye, 2006: 249). “ sabar, yang..... aku mohon. Berikan akau kesempatan untuk menjelaskan-“ bunda berusaha menarik tangan suaminya (Liye, 2006: 267).
13
14
Nilai kesabaran yang terdapat pada tabel di atas dikutip secara langsung oleh penulis dengan kalimat “sabar”.
39
b. Bersyukur Bersyukur dapat diartikan berterimakasih atas semuanya yang Allah berikan. Tanda bersyukur dalam novel Moga Bunda Disayang Allah terdapat kata “syukur”. Adapun nilai syukur telah dirangkum penulis diantaranya yaitu: Kutipan : 15
16
17
Bunda ikut tertawa, menatap lamat-lamat wajah suaminya. Untuk ke sejuta kalinya mengucap syukur dalam hati. Ia benar-benar beruntung memiliki suami, lelaki yang sedang berdiri di hadapannya. Tuan HK, lelaki separuh baya dua tahun lebih tua darinya. Wajahnya yang gagah dan tampan, meski gurat lelah, sedih, penat dan sesak itu tak bisa dihilangkan. Dan semakin terlihat kalau ia sedang di rumah (Liye, 2006: 45). Menukarnya demi anak-anak. Membangun belasan taman bacaan, mengajarkan anak-anak kecil betapa indahnya berbagi, betapa indah merasa cukup, betapa indah berkerja keras kemudian bersyukur atas apa pun hasilnya. Ya Tuhan ia pernah mengenali perasaan ini. Dulu ia tidak mengerti, ketika kuasa langit menukar seluruh janji jual beli itu dengan kekuatan itu. Jual beli yang mengutungkan (Liye, 2006: 116). Bunda yang menyimak dari pembatas anak tangga pualam untuk sekian kalinya menangis. Tersedu jatuh terduduk memegangi pembatas. Sama seperti saat pertama kali melihat Melati makan dengan sendok, bunda berbisik rasa syukur berkali-kali kelangit-langit ruangan. Karang hanya menatap lemah. Menghela napas panjang, perhatian. Siapa pun tahu, kemajuan Melati amat lamban. Terlalu lamban malah. Jika bukan karena waktu, suatu saat jangan-jangan justru ia dan keluarga ini yang menyerah. Tapi bagi bunda lihatlah baginya kemajuan ini tetap seperti terobosan hebat dunia. Seperti ketika puluhan ribu pekerjan kasar, ribuan teknisi, dan ratusan insiyur yang berhasil membuat terusan suez. Luar biasa! (Liye, 2006: 193-194).
40
18
19
20
21 22
Karang mendesah pelan, tadi ia hanya ingin mendekap kepala Melati. Ia ingin mengajak gadis kecil itu berhenti sejenak. Ia tahu energi besar yang akhirnya terlepaskan itu membuatnya tak sabaran. Membuat Melati ingin tahu segalanya. Tapi selalu ada waktu untuk berhenti sejenak. Berhenti untuk berbisik tentang rasa terima kasih. Berbisik rasa syukur ke langit-langit kamar. Karang ingin mengajarinya makan kata-kata itu. Mengajarinya tentang hakikat kata-kata itu. Tapi Melati kembali sibuk dengan rasa ingin tahu. Karang mencium rambut ikal Melati. Berbisik, “Terima kasih, Tuhan! Kau sunggu bermurah hati.” (Liye, 200: 179) Di lantai bawah, ibu-ibu gendut meneruskan rajutan. Tersenyum tipis mendengar suara ketukan mesin ketika. Berkata lirih, “terima kasih Tuhan” ia tau dirinya tidak akan bisa membujuk Karang untuk berubah. Tidak dengan kalimat-kalimatnya. Bukan karena percakapan mereka. Tuhan pasti melibatkan diri dalam urusan ini. Dan memang begitulah urusan ini (Liye, 2006: 113). Melati menggeliat lagi, tanpa sadar menyingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya. Bunda tersenyum, meski getir, dengan lembut kembali menyelimuti putrinya. Lihatlah, hari ini, putri cantiknya sudah berumur enam tahun. Hari ini, putri cantiknya sudah bisa belajar makan dengan sendok, sudah bisa duduk di atas kursi, ya Allah, seberapa pun berat kesedihan itu, hari ini sungguh ia sama bahagianya seperti saat ia tahu hamil enam tahun silam. Lihatlah, malaikat kecilnya sudah bisa makan dengan baik, duduka di kursi pula. Terima kasih, Tuhan (Liye, 2006: 204). Karang sudah menyeka matanya. Berbisik: terima kasih, Tuhan! (Liye, 2006: 276). Terima kasih, ya Allah! Terima kasih. Mungkin kami tidak akan pernah mengerti dimana letak keadilanmu dalam hidup. karena mungkin kami terlalu bebal untuk mengerti. Terlalu ‘bodoh’. Tapi kami tahu satu hal, malam ini kami meyakini satu hal, engkau sungguh bermurah hati. Engakau sungguh maha pemurah atas seluruh hidup dan kehidupan” (Liye, 2006: 303).
41
Tanda bersyukur dalam novel Moga Bunda Disayang Allah terdapat pada kalimat “terima kasih Tuhan” yang menunjukkan rasa syukur dengan menggunakan lafal “terima kasih Tuhan” terdapat pada tabel nomor: 22, 21,19 dan 20. Sedangkan rasa syukur yang ditunjukkan melalui kalimat “syukur” yaitu terdapat pada tabel nomor: 15, 16, 17 dan 18. c. Tidak mudah putus asa Tidak mudah putus asa adalah lawan dari putus asa. Dalam Islam kita dilarang putus asa dalam menghadapi masalah atau takdir yang ditentukan oleh Allah SWT kepada hambanya. Kutipan : 23
Aku tahu, kau sama frustasinya denganku. Sama sebalnya. Sama marahnya. Tapi kita tidak boleh putus asa, sayang. Tidak boleh!” Karang menelan ludah, terdiam sejenak (Liye, 2006: 245).
d. Optimis Orang yang giat bekerja dan berjuang kemudian melandasinya dengan optimis, mereka akan mampu meraih apa yang dicita-citakan. Kutipan : 24
25
“suatu saat Kinasih percaya, bahkan Melati bisa memanggil ‘bunda’ dengan sempurna. Memeluk dan menyatakan cintanya kepada bunda dengan utuh-“ (Liye, 2006: 39). “ maafkan aku, Salamah. Melati mustahil sembuh, itu kenyataan. Menyakitkan memang “ Karang berkata pelan, Tapi tetap akan bisa melihat meski tanpa mata, Salamah ia tetap akan bisa mendengar tanpa telinga. Ia bahkan melalukan hal-hal hebat yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh kita. Yakinlah! Itu pasti akan
42
26
27
terjadi (Liye, 2006: 216). Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu saat keajaiban itu pasti akan datang. Suatu saat janji-mu pasti akan tiba. Bukankah... bukankah engkau yang menggurat kalimat indah itu dalam kitab suci? Sungguh! Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.... tapi harapan itu hari-hari ini bagai kabut yang digantang matahari meninggi, menguap. Bagai sisa-sisa air dalam ember bocor menghilang. Bagai rambutnya yang berlahan memutih.... lelah sekali ditunggu, meski hanya menyisakan sedikit asa bahwa janji kemudahan itu akhirnya tiba! (Liye, 2006: 38-39). Semoga janji kemudahan Tuhan akhirnya datang. Semoga keajaiban itu akhirnya tiba (Liye, 2006: 139).
Tanda optimis dalam novel Moga Bunda Disayang Allah terdapat pada kalimat “suatu saat Kinasih percaya, yakin, dan berharap” yang menunjukkan optimis dengan menggunakan lafal “suatu saat Kinasih percaya” terdapat pada tabel nomor: 24. Lebih lanjut pada nomor: 25 pada cuplikan itu di ceritakan pada kalimat “Yakinlah! Itu pasti akan terjadi”. Pada cuplikan kalimat “Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu saat keajaiban itu pasti akan datang. “Suatu saat janji-mu pasti akan tiba...” pada nomor 26. Dan pada kutipan nomor 27 “semoga janji kemudahan tuhan akhirnya datang”. e. Malu Malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Kutipan : 28
Bunda mengangguk. Balas menatap wajah suaminya. Itu pertanyaan transisi. Ia lebih dari siapa pun mengenal tabiat suaminya. Sejak mereka masih
43
29
30
pacaran dulu. Sejak masa remaja yang penuh lirikan tersipu malu.... ia tahu, jika ingin membicarakan sesuatu yang penting suaminya akan memulainya dengan pertanyaan transisi (Liye, 2006: 47). “ boleh.... boleh Salamah pinjam mesin ketik pak guru untuk menulis surat, eee, menulis surat buat, buatnya.....” Salamah menggigit bibir, tersipu malu. Sudah kadung ketahuan, kan? (Liye, 2006: 259). Semalam suntu. Jalanan ramai oleh pengunjung. Riang saling menyapa satu sama lain. Riang bertegur sapa dengan kerabat lama, Teman lama, tetangga lama dan pacar lama. Itulah yang dilakukan salamah sekarang. Sejak tadi sudah pamit. Tersipu malu bilang ingin bertemu seseorang bunda tertawa kecil, mengangguk. Mang Jeje dan pembantu lainnya juga sudah memisahkan diri. Mereka juga ingin bertemu dengan teman-teman dan kerabat lama. Saling bertanya kabar (Liye, 2006: 293).
Dari kutipan cerita di atas dikutip secara langsung oleh penulis dengan kalimat “malu” mengajarkan kita untuk mempunyai rasa malu karena malu merupakan salah satu dari akhlak yang mulia, f. Sederhana Nilai kesederhana dalam novel Moga Bunda Disayang Allah dapat dilihat pada waktu bunda HK datang kerumah karang, dan bunda Hk bisa memadu padankan hingga tidak terlihat terlalu mencolok. Kutipan : 31 Karang menatap lamat-lamat. Tidak merasa perlu menjawab sapaan itu. Pakaian mahal, tas mahal semuanya mahal. Tapi ia bisa menerimanya proporsional tidak menyebutnya sederhana untuk ukuran orang kaya. Ibu ini terlihat “sederhana” dengan semua kemewahan miliknya. Ia bisa memadu padankan hingga tidak terlihat mencolok (Liye, 2006: 80).
44
Nilai sederhana yang terdapat pada tabel di atas dikutip secara langsung oleh penulis dengan kalimat “sederhana”. g. Jujur Jujur adalah mengatakan dan membuat pernyataan yang sebenarnya, lawan dari jujur adalah dusta. Kutipan :
32 “ tidak nyonya tunggu dulu untuk pertama kalinya Karang mengeluarkan ekspresi “panik” yang jujur (Liye, 2006: 173). h. Berkerja keras Bekerja keras merupakan syarat utama bagi seorang meraih kesuksesan, bekerja keras adalah suatu proses di mana seorang meraih mimpinya. Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah tuan HK yang mempunyai sifat bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya. Kutipan : 33 “Aku dua minggu lagi ke Frankurt, yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana mungkin dua atau tiga minggu” tuan HK diam sejenak, menatap lembut istrinya, “ mempelajari banyak hal disana, tidak apa-apa, kan?” (Liye, 2013: 46). 3. Nilai pendidikan Akhlak kepada keluarga a. Hak, kewajiban dan kasih sayang suami istri Salah satu tujuan perkawinan dalam Islam adalah untuk mencari ketentraman atau sakinah, dalam keluarga juga harus memiliki rasa sayang dan cinta terhadap pasanganya. Bisa di lihat dalam novel Moga
45
Bunda Disayang Allah bahwa tuan HK sangat mennyayangi istrinya dan anaknya. Kutipan : 34 35
36
37
38
39
40
“ Maaf, aku baru bisa pulang sekarang!” tuan HK mengecup lembut dahi istrinya (Liye, 2006: 44). Tidak usaha, yang! Malam ini kau istirahat saja, biar aku yang menyiapkan keperluanku sendiri!” Tuan HK tersenyum, memberi tanda agar istrinya tetap berbaring di ranjang (Liye, 2006: 45) “Apa ku bilang? Terlalu lelah, bukan? Kau sudah seharusnya banyak istirahat, nyonya! Dasar anak nakal!” tuan HK tertawa lebih lebar, bergurau sambil melepas jas hitam mahalnya (Liye, 2006: 45) Diam sejenak. Tuan HK beranjak duduk pinggir ranjang. Meraih tangan istrinya. Mencium lembut jemari yang dilingkari cincin pernikahan mereka. Untuk ukuran mereka yang sudah beruban, pemandangan itu terlihat amat romantis (Liye, 2006: 46-47). Terdiam sejenak. Tuan HK mengelus pipi istrinya, “kau tahu, kita sudah bertahan dengan baik atas segala kesuitan ini. Aku bahkan sedikit pun tidak bisa membayangkan harus melaluinya sendirian tanpa kau. Kau ibu yang baik bagi Melati, bagi keluarga ini. Aku sungguh mencintaimu, yang!” (Liye, 2006: 119). Saat Karang melangkah ke anak tangga pualam, tuan HK menelepon dari bandara. Bergetar bunda bilang kalau Karang sdang berbenah. Tuan HK berseru puas di seberang gagang. Mengucap beberapa kalimat. Mengucap beberapa pengingat. Lantas menutup pembicaraan dengan kalimat, “ aku mencintaimu, yang.” “ Aku juga mencintaimu,” bunda menjawab lirih. Meletakkan handset telepon di atas meja. Menghela napas pelan. Beranjak menuju kamar Melati. Tadi pagi, putrinya masih tertidur. Makanya ia urung menyuapinya. Bunda hanya meletakkan mangkuk sup jagung itu di meja kecilnya. Putrinya sekarang pasti sudah bangun. Saatnya ia menyuapi Melati sarapan (Liye, 2006: 176). Tuan HK mencium kening bunda. Mengangguk ke arah Krang, tersenyum. Tidak. Tentu saja tuan HK tidak marah-marah lagi. Bahkan sebenarnya, kalau
46
karang masih suka mabuk-mabukan sekalipun, tuan HK mungkin bisa menerimanya. Seminggu terakhir, hatinya juga buncah melihat kemajuan Melati. Tidak, pernah terbayangkan putrinya yang tuli, bisu, dan buta akan memeluknya, menggerung pelan memanggil namanya (Liye, 2006: 282).
b. Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak Kasih sayang adalah suatu ungkapan perasaan jiwa secara naluriah yang dimiliki oleh setiap manusia sebenarnya tidak hanya manusia saja hewan pun mempunyai perasaan kasih sayang seperti yang manusia rasakan terutama seorang ibu kepada anaknya. Kutipan : 41
42
43 44 45
46
“Terima kasih sudah membangunkan bunda sayang!” bunda lembut meraih tangan putri semata wayangnya. Tertatih mencoba berdiri. Menghela napas pelan. Bunda tahu persis tak ada siapa yang membangunkan siapa. Ini hanyalah ritual pagi Melati (Liye, 2006: 15). “Pelan-pelan, sayang!” bunda yang duduk di sebelahnya membantu membenarkan posisi piring. “Ayo dimakan, sayang!” bunda sekali lagi membantu membenarkan posisi piring yang hampir jatuh tersenggol gerakan jemari Melati (Liye, 2006: 55). “Jangan teriak-teriak, sayang!” bunda tersenyum menenangkan (Liye, 2006: 56). “Anak yang berani kemari sayang! Peluk bunda!” (Liye, 2006: 64). “Ayo sayang, dimakan!” bunda tersenyum, membenarkan posisi piring untuk kelima kalinya dua menit terakhir (Liye, 2006: 88). Bunda pelan membimbing Melati naik ke tempat tidur. Birunya. Melati menurut. Mulutnya terus mengeluarkan suara. Merangkak menuju sudut ranjang, posisi favoritnya. Memeluk lutut. Bunda seperti biasa akan menemani hingga Melati sedikit tenang. Hingga mata hitamnya mulai tertutup. Melati tidak suka ditepuk-tepuk seperti anak lainnya. Ia akan berteriak marah. Jadi bunda berbaring di sebelahnya.
47
47
48
49
50
51
52
Hanya menatap lamat-lamat wajah putrinya (Liye, 2006: 89-90). Setengah jam, suara gerungan Melati melemah. Matanya mulai terkatup satu dua. Meski jemari tangannya di balik selimut terus mengetuk-ngetuk dinding. Bunda memperbaiki posisi selimut Melati. Tersenyum. Sudah saatnya meninggalkan putrinya. Ia ingin sekali mencium putrinya. Teramat ingin mengecup dahinya dan bilang, “selamat bobo, sayang.” Tapi Melati tidak suka dicium. Ia akan berteriak-teriak. Terjaga seketika. Langsung mengamuk (Liye, 2006: 90). “Makannya pelan-pelan sayang!” bunda tersenyum, memperbaiki posisi meangkuk yang hampir jatuh di tepi meja (Liye, 2006: 99). “Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang. Dan bunda seketika menangis menatap wajah mengadu Melati. Ia menciumi wajah putrinya, seperti tidak pernah berjumpa berpuluh-puluh tahun. Bertahanlah anakku..... bertahanlah! Bunda tersedu. Semoga janji kemudahan Tuhan akhirnya datang. Semoga keajaiban itu akhirnya tiba. Bunda berbisik di tangan sedannya. Putri kecilnya menggerung lemah. Kepalanya terkulai di leher bunda (Liye, 2006: 139). Bunda menghela napas pelan. Ah, lima hari terakhir banyak sekali kejadian seru yang dialami putri semata wayangnya. Bunda pelan menyelimuti Melati. Mengecup lembut dahinya. Putrinya sudah jatuh tertidur. Seperti malaikat kecil. Hari-hari terakhir meski di sana sini banyak hal mengharukan, membuat panik, tegang, susah, tapib semuanya berjalan penuh harapan dan janji masa depan yang lebih baik. perubahan-perubahan.....(Liye, 2006: 302). “Apa, apa yang kau lakukan, sayang...” bunda berseru amat cemas, “ hujan! Di luar sedang hujan, Melati kau bisa kedinginan (Liye, 2006: 270). Bunda sudah menangis haru memeluk putrinya. Ya Tuhan, ia belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Tapi demi melihat senyum putrinya. Senyum pertama anak semata wayangnya. Merasakan jemari pitrinya itu lembut menyentuh wajahnya. Gerungan pelannya. Gerungan putrinya seperti sedang
48
53
54
memenggil lembut. Bunda tergugu, tersedu haru (Liye, 2006: 275). “Sayang…. Ja-ngan—“ Bunda sambil tersenyum, berusaha menahan gerakan tangan putrinya yang berusaha mengangkat keramik lainnya, lenih besar dari yang tadi (Liye, 2013: 191). ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! Kita akan sama-sama pergi ke festival. Ayah, Bunda, Pak Guru Karang, Salamah, Mang Jeje, semuanya ikut….” (Liye, 2013: 282).
c. Birrul walidain Birrul walidain adalah perilaku berbakti dan berbuat baik yang harus dilakukan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya, menaati perintah orang tua, menghormatinya, mendoakan, dan membantu tugas dan pekerjaan keduanya. Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah terdapat beberapa nilai birrul walidain seperti yang dilakukan gadis kecil yang rela mengambil alih pekerjaan rumah demi ibunya yang sedang hamil. Kutipan : 55
“Tapi ia tidak ingin rasa sedihnya menambah kesedihan ibunya. Lihatlah, ibunya yang hamil tua terbaring lemah di atas ranjang. Sebulan terakhir jatuh sakit. Membuat semakin sulit situasi. Ibunya tidak bisa melakukan apa pun, bergerak saja susah. Maka gadis kecil itu mulai mengambil alih pekerjaan rumah. Menyelimuti ibunya yang setiap malam menggigil. Membersihkan salju yang menumpuk di depan pintu. Memetik dedaunan yang tersisa. Memandang sedih perut buncit ibunya yang mengandung adik yang selalu diharap-harapkannya (Liye, 2006: 250).
Dari uraian di atas bisa di liahat apa yang dilakukan seorang gadis kecil yang rela mengambil pekerjaan ruamh demi membantu
49
ibunya yang sedang hamil tua dan sakit. Jadi gadis kecil itu merupakan anak yang benar-benar menghormati orang tua, menyayangi orang tuanya. 4. Nilai akhlak terhadap sesama a. Menerima tamu Dalam novel Moga Bunda Disayang allah juga di ceritakan menjamu tamu dengan baik dan sopan satun terhadap tamu yang datang kerumah. Tuan HK menyalami Karang yang datang kerumahnya. Kutipan : 56
57
Tuan HK demi sopan santun berdiri, menyalami tangan dingin tanpa ekspresi itu. Berpikir sejenak. Bergumam dalam hati. Ia agak tidak menyukai penampilan “misterius” tamu di depannya. Tapi apa mau bilang? Istrinya sendiri menyambut dengan hangat (Liye, 2006: 98). Bunda tersenyum, menarikkan kursi untuk Karang, dekat Melati. Lantas memanggil Salamah mendekat, memintanya membawakan piring tambahan, “Karang akan makan pagi bersama kita, tolong tambahkan makanannya, sala” (Liye, 2006: 98-99).
B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
1. Melati Dia adalah tokoh utama dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, ia merupakan anak yang periang, lucu dan suka bercanda. Disebabkan Melati kehilangan indera penglihatan dan pendengarannya, maka aksesnya dengan dunia sekitar pun harus terputus. Hal tersebut membuat Melati menjadi keras kepala.
50
a. Periang, lucu, dan suka bercanda “Bunda, bangun! Sudah pagi….” Melati berseru sambil melompat riang ke atas ranjang ukuran king-size. Tertawa. (Liye, 2013:4) ”Bunda, Bangun! Bunda Kesiangan, nih!” Jahil! Melati menarik selimut bundanya. Berteriak lagi. Tertawa lagi. Merangkak lebih dekat. Mengeluarkan sehelai bulu ayam (yang diperoleh kemaren dari Mang Jeje, tukang kebun). Jahil! (Liye, 2013:5) b. Keras kepala “BA …. BAAA…. MAAA” Berteriak lagi. Melati memukul-mukul meja dekat ranjang. Menaraik gagang telpon. Melemparnya sembarangan. Rambut ikalnya bergoyang-goyang. Baju tidurnya berantakan. Tangannya seperti moncong tapir yang mencari-cari semut di dalam lubang pohon, bergerak-gerak, menjalar tidak terkendali. (Liye, 2013: 14). 2. Bunda HK Bunda HK adalah sosok yang menjadi ibu dari Melati, ia menjadi seorang ibu yang penuh tanggung jawab dan menjadi istri yang setia, taat kepada suaminya. Bunda HK merawat Melati dengan penuh kasih sayang, dan kesabaran. a. Penyayang “Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang. Dan bunda seketika menangis menatap wajah mengadu Melati. Ia menciumi wajah putrinya, seperti tidak pernah berjumpa berpuluhpuluh tahun. Bertahanlah anakku..... bertahanlah! Bunda tersedu. Semoga janji kemudahan Tuhan akhirnya datang. Semoga keajaiban itu akhirnya tiba. Bunda berbisik di tangan sedannya. Putri kecilnya menggerung lemah. Kepalanya terkulai di leher bunda (Liye, 2006: 139).
b. Sabar Bunda tak sempat berpikir panjang. Menatap gelas yang dipegang putri semata wayangnya. Uap mengepul perlahan dari cangkir besar. Jeruk panas? Ya bunda selalu memberikan secangkir jeruk panas
51
untuk Melati kalau gadis kecilnya sedang flu. Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar.... sekarang? Melatinya yang segelas jeruk panas. Hati-hati sekali, takut tumpah. Ia mengenggam erat piring tatakannya, bahkan dengan kedua belah telapak tangan (Liye, 2006: 8).
c. Taat kepada suami Bunda mengangguk. Tersenyum, berjanji. Membimbing tuan HK melangkah keluar dari ruang makan. Berseru kepada Salamah agar membawa koper kecil di dekat meja makan. Salamah yang tegang menyaksikan pertengkaran terlonjak. Buru-buru menurut (Liye, 2006: 168).
3. Tuan HK Tuan HK adalah sosok yang menjadi ayah dari Melati, ia merupakan ayah pekerja keras, tegas, dan menyayangi keluarganya. a. Tegas “APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah galak mendekati Karang. Tangannya mengepal. Rambutnya boleh jadi beruban. Otot-ototnya boleh jadi sudah dimakan usia tengah baya. Tapi pagi ini ia tidak akan segan-segan berkelahi dengan tamu yang tak tau diuntung ini. Baru lima menit di ruang makannya, berani sekali membanting putrinya duduk (Liye, 2013: 103).
b. Pekerja keras “Aku dua minggu lagi ke Frankurt, Yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana. Mungkin dua atau tiga minggu –“ Tuan HK diam sejenak, menatap lembut istrinya, “Mempelajari banyak hal disana, tidak apa-apa, kan?” (Liye, 2013: 46). c. penyayang keluarga Tuan HK mencium kening Melati, berpamitan. ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! Kita akan sama-sama pergi ke festival. Ayah, Bunda, Pak Guru Karang, Salamah, Mang Jeje, semuanya ikut….” (Tere-Liye, 2013: 282).
52
Tuan HK mencium kening bunda. Mengangguk ke arah Krang, tersenyum. Tidak. Tentu saja tuan HK tidak marah-marah lagi. Bahkan sebenarnya, kalau karang masih suka mabuk-mabukan sekalipun, tuan HK mungkin bisa menerimanya. Seminggu terakhir, hatinya juga buncah melihat kemajuan Melati. Tidak, pernah terbayangkan putrinya yang tuli, bisu, dan buta akan memeluknya, menggerung pelan memanggil namanya (Liye, 2006: 282).
4. Karang Karang adalah orang yang membantu keluarga tuan HK untuk menatasi keterbatasan Melati, dia adalah sosok yang menyayangi anak-anak sehingga dia membuat taman baca. Tapi semuanya itu hilang setelah Tragedi tenggelamnya kapal yang telah menewaskan Qintan dan tujuh belas anakanak dari taman bacaan, membuat Karang berubah dan terlihat memiliki peran antagonis. Karang lebih suka mabuk-mabukan. Pertemuan dengan Melati membuat Karang kembali memiliki semangat dan rasa sayang yang besar kepada anak-anak. “Dengarkan aku, Sayang…. Kita akan membuat keadilan itu terlihat! Kita akan membuatnya terlihat agar semua orang di dunia mengerti. Menjadi saksinya! Karena tidak setiap hari Tuhan berbaik hati menunjukkannya. Kita akan membuatnya terlihat, Melati. Pa-s-t-i….” Karang mengusap rambut ikal gadis kecil dalam dekapannya, menciumnya, lantas berdiri menggendong gadis kecil itu, melangkah menuju pintu ruang makan (Liye, 2013: 146). 5. Kinasih Dia adalah sosok yang mengubah kehidupan karang menjadi orang yang baik, dia merupakan gadis yang sholikah, setiap hari dia menggunakan hijab. Kinasih digambarkan sebagai sosok gadis yang ramah, lemah lembut, dan penyayang.
53
a. Ramah “Sudah seminggu , Bun. Sebenarnya dua hari lalu aku sudah mau berkunjung, menjenguk… Tapi masih ada keperluan mengurus izin praktik. Kinasih kangen Bunda. Kangen Melati. Kangen Tuan HK. Bahkan aku juga kangen masakan Salamah!” Gadis berkerudung yang dipanggil Kinasih itu tertawa, menoleh ke Salamah yang masih sibuk melirik tarian kunang-kunang di luar sana (Liye, 2013: 34). b. Lemah lembut dan penyayang “Melati akan baik-baik saja, Bun…. Jika Bunda tetap yakin, maka ia pasti akan baik-baik saja.” Kinasih berbisik pelan. Tersenyum. Memotong cerita dua hari lalu. Mencoba membesarkan hati. (Liye, 2013: 39). “Kau pergi tanpa bilang. Meninggalkan Taman Bacaan meninggalkan anak-anak, meninggalkan...” Kinasih menggigit bibirnya. Ia sebenarnya ingin bilang: meninggalkan aku (Liye, 2013: 216).
6. Salamah Salamah adalah seorang pembantu ruamh tangga yang setia terhadap majikaannya, ia sangat menyayangi keluarga HK. Salamah digambarkan sebagai pembantu yang pelupa, namun cekatan dalam berkerja. a. Pelupa “Aduh, maaf! Seharusnya Salamah letakkan gelasnya di tempat yang lebih tinggi! Aduh, Salamah lupa lagi…” Salamah mendekat rusuh . berusaha membereskan sisa “keributan.” (Liye, 2013: 15).
b. Setia setia:“Apa Melati… apa Melati akan sembuh, Pak Guru?” Karang menghela napas. Terdiam. Berpikir. Lantas menggeleng pelan. Muka Salamah seketika kecewa. Raut wajahnya terlipat tiga. (Liye, 2013: 260).
54
7. Ibu-ibu gendut Dia adalah sosok yang telah membesarkan Karang, dia merupakan sosok seorang ibu yang sangat lembut, penuh kasih sayang, dan penyabar. Ibu-ibu gendut merupakan berperan penting dalam merubah sifat dan sikap Karang. a. Lembut dan sabar Ibu-ibu gendut menelan ludah, berkata pelan, “ Kau tahu, ada anak yang memerlukan bantuanmu, Karang. Surat itu bilang. Mereka membutuhkanmu….” (Liye, 2013: 65). b. Kasih sayang “Kondisi kesehatanmu semakin memburuk, Karang! Sebaiknya malam ini kau beristirahat” Ibu-ibu itu berdiri. Melangkah mendekat. Berusaha mencegah. (Liye, 2013: 40). 8. Dokter Riyan Dokter riyan merupakan ayah dari kinasih beliau sangat bertanggung jawab dalam penuh atas keluarganya. Terbukti dengan Kinasih yang merupakan anaknya juga menjadi seorang dokter. Sosoknya digambarkan sebagai seorang pengagum dan tanggung jawab. “Untuk ukuran seseorang yang tidak memiliki pendidikan akademis mendidik anak-anak, kau benar-benar hebat, Karang! Aku tersanjung bisa bertemu danganmu.” Dokter Ryan tersenyum. (Liye, 2013: 290). “Papa masih di China, Bun…. Ada pertemuan di Perfektur Hanjin. Seminar, symposium, entahlah, tentang pengobatan tradisional. (Liye, 2013: 33)
55
BAB IV PPEMBAHASAN
A. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak 1. Nilai pendidikan akhlak kepada Allah Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuataan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai Khalik (Nata, 2002: 147).
Akhlak kepada Allah juga dapat
diartikan sebagai wujud seseorang dalam menanamkan aqidah dalam bentuk percaya kepada Allah. Aqidah adalah proses manusia dalam mempercayai Tuhannya, yang mana dalam setiap sikap dan perilaku manusia selalu didasari kepercayaan akan Tuhannya. Orang berakidah dapat diartikan sebagai orang yang beriman kepada akidahnya, dengan beriman seseorang hamba akan selalu menjalankan dan melaksanakan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Menurut Muhaimin (2003: 148), mengatakan bahwasanya iman juga dapat diartikan sebagai sebuah potensi rohani atau fitrah manusia, yang harus diaktualisasikan, dikembangkan dan ditingkatkan secara terus menerus dengan cara melakukan amal saleh, sehingga dapat dicapai prestasi rohani (iman) dalam bentuk taqwa. Dari beberapa pemaparan di atas dapat diketahui bahwa akidah/iman adalah sebuah hal yang wajib seorang muslim percayai guna menuju muslim yang sesungguhnya. Adapun bentuk-bentuk iman diantaranya:
56
a. Percaya kepada Allah Menurut Tatapangarsa (1980: 20), mengatakan bahwasannya beriman kepada Allah ialah mengakui, mempercayai atau meyakini bahwa Allah SWT itu ada, dan bersifat dengan segala sifat yang baik dan maha suci dari segala sifat yang buruk. Tetapi beriman kepada Allah tidak hanya mempercayai adanya Allah SWT, melainkan juga harus diikuti dengan beribadah dalam kehidupan sehari-hari berupa: diamalkannya segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah dan semua ini harus dikerjakan dengan setulus hati, semata-mata karena Allah SWT. Makna iman kepada Allah juga dimaknai dalam kalimat syahadat yang berlafadz: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah” Makna aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allahialah, hendaknya kamu mengetahui, mempercayai, beriman,dan membenarkan bahwa tiada yang wajib disembah di alam wujud ini selain Allah yang maha Esa (Anwar, 1992: 2). 1) Salat tahajud Tahajjud diambil dari kata al-hujud yang diartikan tidak tidur. Dikatakan untuk salat malam tahajjud. Dikatakan pula alhajid, artinya orang yang salat di malam hari (Al-Khuzaim, 2004:55). Salat tahajud adalah salat sunah yang dilakukan pada malam hari setelah tidur. Allah SWT berfirman dalam Q.S. AlIsra’:79 sebagai berikut:
57
Artinya : dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudahmudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. Disunahkan untuk melaksanakan salat tahajud di malam hari. Allah akan mengangkat derajat hamba-Nya yang istiqomah dalam mengerjakan salat tahajud. Salat tahajud merupakan salat sunah sebagai ibadah tambahan. “.......Malah sejak pukul dua tadi malam, disepertiga akhir waktu terbaik yang dijanjikan. Menghabiskan sisa malam dengan bersimpuh menangis di atas sepotong sajadah........” (Liye, 2006: 5). Kutipan novel di atas mengajarkan kepada kita untuk melaksanakan salat tahajud. Salat tahajud merupakan ibadah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah mencintai hamba-Nya yang selalu mendekatkan diri dan berdoa kepada-Nya. Salat tahajud juga bisa digunakan untuk meminta agar permasalah yang di hadapi manusia bisa cepat selesai, dalam kutipan di atas menceritakan seorang ibu yang memohon kepada Allah agar anak semata wayangnya yang memiliki keterbelakan mental agar Allah memberikan keajaiban terhadap anaknya dan bisa sembuh seperti semula.
58
2) Berdoa Doa merupakan inti dari ibadah, yaitu muara semua ibadah yang kita lakukan. Dengan berdoa, kita mengharap dengan kerendahan hati untuk diterima amal yang telah kita lakukan dan mendapat keridhaan dari-Nya (Al-Qudsy, 2011:5). Jadi doa adalah permohonan sesuatu yang dilakukan oleh seorang hamba kepada Tuhannya. Allah mencintai seorang hamba yang berdoa kepadaNya. Allah berfirman: (Q.S. Al-Mukmin:60).
Artinya : dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". Orang yang merasa cukup dengan apa yang dia miliki, sehingga enggan berdoa, maka bagi dia neraka jahanam dalam keadaan terhinakan. Oleh karena itulah bagi muslim, doa harus dijadikan kegiatan pokok yang tidak boleh ditinggalkan. ibu-ibu gendut itu mendesis lirih ke langit-langit ruangan. Berdoa doa dengan tulus. Kemudian sambil menghela napas panjang, pelan melanjutkan merajut sweater biru (Liye, 2006: 44).
Kutipan di atas mengajarkan kita agar berdoa kepada Allah harus dengan ketulusan hati, Kita harus selalu berdoa kepada Allah agar segala sesuatu yang kita kerjakan mendapat ridha-Nya. Ketika
59
berdoa kita harus dengan khusyuk, memohon dengan tulus ikhlas kepada Allah SWT. b. Meyakini Qada dan Qadarnya Allah. “.......kehidupan ini memang ada takdir seseorang yang digariskan untuk tidak pernah mengenal siapa penciptanya.....” Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk menjalankan dan menerima takdir yang diberikan oleh Allah kepada hambanya. Karena hanya kekuasan Allah dalam menentukan ukuran, susunan, aturan dan bentuk manusia itu semua sudah di gariskan oleh Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S Al Hijr ayat 21 sebagai berikut:
Artinya: dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu. Dari ayat tersebut yang dimaksud dengan qadar atau takdir ialah suatu peraturan tertentu yang telah dibuat oleh Allah SWT untuk segala yang ada dalam seluruh alam semesta ini (Supadie, 2012: 195197). Demikian iman kepada qada dan qadar adalah beriman bahwa setiap muslim diwajibkan beriman, dalam artian manusia diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib dirinya, dengan segala usaha dan permohonan kepada Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al Hadid ayat 22-23 sebagai berikut:
60
Artinya: tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. Ayat di atas membuktikan bahwa segala yang terjadi pada alam semesta dan jiwa manusia, yang baik maupun yang buruk semua itu sudah ditakdirkan oleh Allah dan ditulis sebelum manusia diciptakan. Sama halnya dengan anak yang paling istimewa yaitu anak berkebutuhan khusus semua anak ingin di lahirkan secara normal atau utuh tetapi semua hanya takdir, anak berkebutuhan khusus di ibaratkan seperti permata yang bersinar secara berbeda dari permatapermata yang lain. Keperbedaan ini bukan lebih baik atau buruk melainkan sebagai anugrah yang diberikan dari sang penciptanya. 2. Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri Akhlak terhadap diri sendiri adalah kemampuan untuk menghargai nilai diri sendiri. Zuriah (2007: 30) mengatakan setiap manusia harus memiliki jati diri. Dengan jati diri, seseorang mampu menghargai diri sendiri, mengetahui
kemampuannya
dan
61
mengetahui
kelebihan
dan
kekurangannya. Terlebih lagi beliau menjelaskan jika manusia masih banyak memiliki kekurangan maka mulailah dari sekarang untuk mencoba memperbaiki kekurangan itu, lakukan yang terbaik untuk diri sendiri, agama, masyarakat, dan negara. Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulannya bahwa akhlak terhadap diri sendiri adalah mensyukuri segala sesuatu yang diberikan Tuhan terhadap diri kita sendiri, menikmati dan menjalani kehidupan dengan rasa kepuasan dalam diri. Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa penulis telah merangkum akhlak mahmudah di antaranya: a. Sabar Sikap sabar sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Karena semua orang pasti merasakan pahit getirnya kehidupan. Kesabaran tidak hanya dalam menghadapi kesusahan, tetapi juga dalam keadaan menyenangkan sekalipun, agar tidak terlalu gembira hingga diluar kontrol. “ aku tahu, tembok yang kita hadapi tinggi sekali. Tidak ada cara untuk melewatinya. Tidak ada celah. Sama sekali tidak. Kecuali dengan menghancurkannya berkeping-keping. Kau harus terus berjuang! Terus bersabar (Liye, 2006: 245). Kutipan di atas menjelaskan bahwa apabila ingin mendapatkan sesuatu harus penuh dengan perjuaangan dan kesabaran agar dapat mendapatkan sesuatu dengan maksimal. Sebagai anak juga harus
62
memiliki kesabaran dalam kehidupan terutama bagi anak yang berkebutuhan khusus harus sabar untuk belajar. Bunda tak sempat berpikir panjang. Menatap gelas yang dipegang putri semata wayangnya. Uap mengepul perlahan dari cangkir besar. Jeruk panas? Ya bunda selalu memberikan secangkir jeruk panas untuk Melati kalau gadis kecilnya sedang flu. Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar.... sekarang? Melatinya yang segelas jeruk panas. Hati-hati sekali, takut tumpah. Ia mengenggam erat piring tatakannya, bahkan dengan kedua belah telapak tangan (Liye, 2006: 8). Kutipan novel di atas menjelaskan bahwa seorang ibu merawat anaknya yang memiliki keterbelakangan metal
pada waktu sakit
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Menurut Smart (2010: 15) mengatakan bahwa sabar dan ikhlas menerima apa yang sudah dititipkan sang maha pencipta kepada manusia merupakan kunci utama kebahagian hidup. b. Bersyukur “.......Hari ini, putri cantiknya sudah bisa belajar makan dengan sendok, sudah bisa duduk di atas kursi, ya Allah, seberapa pun berat kesedihan itu, hari ini sungguh ia sama bahagianya seperti saat ia tahu hamil enam tahun silam. Lihatlah, malaikat kecilnya sudah bisa makan dengan baik, duduka di kursi pula. Terima kasih, Tuhan (Liye, 2006: 204). kutipan novel di atas mengajarkan kepada kita untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT dan selalu mengucapkan rasa terima kasih kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan dan kebahagiaan seoarang ibu yang melihat anak yang selama ini bergantung pada orang lain akhirnya bisa makan dengan baik karena sebuah usaha pasti akan ada keberhasilannya dan perjuangan seorang
63
ibu merawat anaknya dengan penuh kasih sayang dan akhirnya semua bawakan hasil. Bersyukur ialah memuji Allah atas berbagai nikmat yang telah Allah limpahkan. Syukur memiliki tiga penopang, mengakui nikmat dengan hati, mengungkapkannya dengan lisan, memanfaatkannya dalam ketaatan kepada Allah (Rusyah, 2009:565). Sesuai dengan firman Allah Q.S Al-An’am 53 sebagai berikut:
Artinya: dan Demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orangorang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang Kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?" Ayat di atas menunjukkan pada kita bahwa Allah menciptakan perbedaan sebagai ujian bagi hamba-Nya. Apakah mereka bersyukur atau kufur atas nikmat-Nya. Lihatlah ke bawah jangan melihat ke atas. Kita bersyukur dengan melihat keadaan orang yang ada di bawah kita. Bunda ikut tertawa, menatap lamat-lamat wajah suaminya. Untuk ke sejuta kalinya mengucap syukur dalam hati. Ia benar-benar beruntung memiliki suami, lelaki yang sedang berdiri di hadapannya. Tuan HK, lelaki separuh baya dua tahun lebih tua darinya. Wajahnya yang gagah dan tampan, meski gurat lelah, sedih, penat dan sesak itu tak bisa dihilangkan. Dan semakin terlihat kalau ia sedang di rumah (Liye, 2006: 45).
64
Kutipa novel di atas menjelaskan bahwa seorang istri yang bersyukur memiliki suami yang baik, berkerja keras, penyayang keluarga, gagah dan tampan. Setiap manusia harus tetap bersyukur dengan apa yang kita miliki karena dengan bersyukur kita bisa merasakan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Sama halnya dengan anak yang berkebutuhan khusus harus tetap bersyukur dengan keadaan yang mereka hadapi karena Allah menciptakan mereka dengan berkeadan yang berbeda tetapi mereka memiliki keahlian yang mungkin tidak di miliki oleh anak normal Allah menciptakan manusia dengan berbeda-beda dan memiliki keahlian yang berbeda pula. c. Tidak mudah putus asa Tidak mudah putus asa adalah lawan dari putus asa. Dalam Islam kita dilarang putus asa dalam menghadapi masalah atau takdir yang ditentukan oleh Allah SWT kepada hambanya. “......Tapi kita tidak boleh putus asa, sayang. Tidak boleh!” Karang menelan ludah, terdiam sejenak (Liye, 2006: 245). Kutipan novel diatas mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa dalam menghadapi ujian hidup, dan dalam cerita itu seorang guru yang anak berkebutuhan khusus untuk tetap berjuang mengenal dunia dan tidak boleh putus asa karena dalam agama islam bahwasannya kita dilarang putus asa dalam mengahadapi masalah atau takdir yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya. Kita menerima semua ujian karena yakin bahwa semua sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Sikap sesorang yang tidak mudah putus asa merupakan sikap 65
seseorang manusia yang teguh dalam berjuang meraih apa yang diinginkannya manusia tersebut. Di sisi lain Allah juga menuntun hambanya untuk tidak berputus asa dalam menghadapi suatu masalah dalam memperjuangkan hidup dan meraih rahmat Allah Seperti firman Allah dalam Q.S Yusuf : 87 sebagai berikut:
Artinya: Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". Maka dari ayat di atas menjelaskan bahwa berputus asa dari rahmat Allah dan merasa jauh dari rahmat-Nya merupakan dosa besar. Kewajiban seorang manusia adalah selalu berbaik sangka terhadap Rabb-nya. Jika dia meminta kepada Allah, maka dia selalu berprasangka baik bahwa Allah akan mengabulkan permintaannya. Jika dia beribadah sesuai dengan syariat, dia selalu optimis bahwa amalannya akan diterima, dan jika dia ditimpa suatu kesusahan dia tetap berprasangka baik bahwa Allah akan menghilangkan kesusahan tersebut.
66
d. Optimis Dunia adalah tempat ujian bagi manusia, sekaligus sebagai kesempatan untuk memperbanyak amal perbuatan sebagai bekal di akhirat kelak. Manusia akan mendapatkan pahala atas perbuatan baik yang dilakukannya, sebaliknya akan memperoleh hukuman atas tindakan buruknya. “suatu saat Kinasih percaya, bahkan Melati bisa memanggil ‘bunda’ dengan sempurna. Memeluk dan menyatakan cintanya kepada bunda dengan utuh-“ (Liye, 2006: 39). Kutipan novel di atas dapat dilihat bahwa Kinasih meyakinkan kepada Bunda bahwa Melati akan sembuh dan bisa memeluknya, memanggil Bunda dengan sempurna.
Al-Quran mengingatkan manusia terutama orang-orang yang beriman dan beramal saleh untuk optimis dalam mengaruhi bahtera kehidupan. Sebab, Allah tidak pernah mengingkari janjinya. Dalam surat Fushilat ayat 30 dan 31, Allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka 67
Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. e. Malu “.....Salamah menggigit bibir, tersipu malu. Sudah kadung ketahuan, kan? (Liye, 2006: 259). Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk mempunyai rasa malu karena malu merupakan salah satu dari akhlak yang mulia, dan sifat malu itu tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga malu kepada Allah dan malu kepada orang lain. Seseorang akan malu kepada Allah apabila seorang hambanya tidak mengikuti segala perintahnya dan menjahui larangannya. Orang yang malu terhadap Allah akan sendirinya malu terhadap dirinya sendiri, ia malu mengerjakan perbuatan salah sekalipun orang lain tidak melihatnya. Rasa malu harus ditumbuhkan dan dipelihara terus menerus oleh seorang muslim, lebih-lebih malu terhadap Allah SWT karena malu kepada Allah akan menjadi sumber dari malu terhadap diri sendiri dan malu pada orang lain. Malu kepada Allah adalah bersumber dari iman, dari keyakinan bahwa Allah SWT selalu melihat apa yang umat muslim kerjakan, dan maha mendengar.
Menurut Ilyas (2007: 128) mengatakan bahwa
Orang yang memiliki rasa malu,apabila melakukan hal yang tidak patut, rendah atau tidak baik dia akan terlihat gugup atau mukanya
68
merah. Sebaliknya orang yang tidak punya rasa malu, akan melakukannya dengan tenang tanpa ada rasa gugup sedikitpun. Sifat malu adalah akhlak terpuji yang menjadi keistimewaan ajaran agama islam. Rasulullah saw bersabda:
ُ ٍُإ ﱠن ﻟِ ُﻜ ﱢﻞ ِد ْﯾ ٍﻦ ُﺧﻠُﻘًﺎ َو ُﺧﻠ (ﻖ ْا ِﻹ ْﺳﻼَ ِم ْا ﻟ َﺤﯿَﺎ ُء )روا ه ﻣﺎ ﻟﻚ Artinya: “Sesungguhnya semua agama itu mempunyai akhlaq dan ahklaq Islam itu adalah sifat malu.”(HR.Malik). Dari ayat di atas menjelaskan bahwa semua gama itu memiliki akhlak dan dalam agama islam akhlaknya adalah sifat malu, malu merupakan perasaan yang tidak mau melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. f. Sederhana “.......Ibu ini terlihat “sederhana” dengan semua kemewahan miliknya. Ia bisa memadu padankan hingga tidak terlihat mencolok (Liye, 2006: 80). Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk hidup sederhana seperti yang dilakukan oleh Bunda HK pada waktu berkujung keruma Karang ia berpakaian yang sangat sederhana walaupun Bunda HK adalah dari keluarga berada tetapi Bunda HK tidak memperlihatkan kekayaannya. Sederhana merupakan salah satu sifat akhlak terpuji mengajarkan Kita sebagai orang muslim tidak boleh memperlihatkan atau memamerkan kekayaan kepada orang lain, kita harus bisa berpakaian
69
yang
tidak
berlebih-lebihan
agar
tidak
menimbulkan
rasa
kesombongan. Sesuai dengan firman Allah Q.S Al Furqaan ayat 67:
Artinya: dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Agama Islam menganjurkan agar umatnya sentiasa hidup sederhana dalam semua tindakan, sikap dan amal. Islam adalah agama yang berteraskan nilai kesederhanaan yang tinggi. Kesederhanaan adalah satu ciri yang umum bagi Islam dan salah satu perwatakan utama yang membedakan dari umat yang lain.
Rasulullah SAW dan Nabi-nabi yang lain menyukai hidup sederhana dan wajar, Beliau menikmati ketenangan hidup secara sederhana bukan berlebih-lebihan dan berfoya-foya. Meskipun Rasulullah mempunyai sumber kekayaan yang banyak, beliau tetap hidup secara sederhana yaitu berdasarkan keperluan-keperluan yang sederhana saja. Ini adalah suatu keteladanan yang sangat berharga untuk dicontoh dan diikuti oleh seluruh umatnya. g. Jujur “ tidak nyonya tunggu dulu untuk pertama kalinya Karang mengeluarkan ekspresi “panik” yang jujur (Liye, 2006: 173). Kutipan novel di atas mengajarkan kita untuk berkata jujur, dengan kejujuran kita akan dipercaya oleh oeang lain. Menurut
70
tatapangarsa (1980: 149) mengatakan bahwa benar atau jujur termasuk golongan akhlak mahmudah, benar artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataannya yang sesungguhnya dan ini tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuataan. Dalam bahasa Arab, benar atau jujur disebut sidiq lawan dari kizib yaitu bohong atau dusta. Dalam akhlak jujur termasuk akhlak yang sangat terpenting dalam sifat-sifat baik diri seseorang. Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S At-Taubah ayat 119 sebagai berikut:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. Dari ayat tersebut Allah menganjurkan kepada kita agar selalu berbuat benar, berkata benar juga selalu bersama orang yang benar perkataan dan perbuatanya. Jujur merupakan suatu hal yang sangat mahal dan sulit namun sebenarnya semua akan terasa mudah jika dibiasakan dan ditanamkan semenjak dini. Sebab-sebab utama seseorang berlaku jujur karena mampu berfikir sehat serta kesungguhan dalam beragama dan keberanian untuk mengatakan kebenaran. Kejujuran juga harus ditanamkan pada diri manusia terutama pada anak-anak pada usia dini dan kejujuran juga ajarkan pada anak berkebutuhan khusus agar kelak menjadi anak yang baik dan tidak suka berbohong walaupun dengan keadaan keterbatasaan.
71
h. Berkerja keras
Kerja keras dapat diartikan melakukan sesuatu dengan sungguhsungguh untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau yang dicitacitakan. Islam menganjurkan umatnya untuk selalu bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Swt yang berbunyi:
Artinya: dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S Al Qashash: 77).
Ayat di atas mengajarkan kita untuk tidak hanya mencari akhirat, namun juga mencari kenikmatan di dunia, karena diantara keduanya harus seimbang baik dunia dan akhirat. Bekerja keras merupakan syarat utama bagi seorang meraih kesuksesan, bekerja keras adalah suatu proses di mana seorang meraih mimpinya. Kerja dalam arti luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi atau non materi maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan atau akhirat (sofyan, 2010:
72
76).Jadi sebagai manusia harus berjuang secara maksimal agar apa yang kita inginkan di dunia maupun di akhirat bisa terwujud kita harus berkerja kersa untuk mendapatkan semuanya. Karena Allah pasti akan mewmberikan jalan bagi orang yang ingin berusaha. Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah mengajarkan kita untuk bekerja keras. Tuan HK sebagai ayah dari Melati mempunyai sifat yang bersungguh sungguh dalam mengembangkan usahanya, dia rela mengorbankan keluarganya sesaat hanya untuk mengerjakan pekerjaan, adapun kutipan dalam novelnya yaitu: “Aku dua minggu lagi ke Frankurt, yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana mungkin dua atau tiga minggu” tuan HK diam sejenak, menatap lembut istrinya, “ mempelajari banyak hal disana, tidak apa-apa, kan?” (Liye, 2013: 46). Dari kutipan cerita di atas telah diceritakan bahwasanya tuan HK rela mengorbankan kebersamaan istri dan anaknya untuk kepentingan pekerjaan agar usaha yang dijalaninya berjalan dengan mulus. Berkerja keras juga bisa dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus untuk berjuang melawan ketergantungan pada orang lain agar bisa hidup mandiri.
3. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga
a. Hak, kewajiban dan kasih sayang suami istri
Salah satu tujuan perkawinan dalam Islam adalah untuk mencari ketentraman atau sakinah. Selain itu yang berperan membuat keluarga
73
menjadi sakinah ada dua faktor, pertama mawaddah, kedua rahmah. Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Ar. Rum ayat 21 sebagai berikut:
Artinya: dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Dalam ayat di atas Allah SWT menjelaskan bahwa yang berperan membuat keluarga menjadi sakinah ada dua faktor yaitu mawaddah dan rahmah. Dalam bahasa Indonesia padanan kedua kata itu adalah kasih sayang sebagaimana terlihat dalam terjemahan ayat di atas. Tapi kalau ada yang bertanya apa beda antara kasih sayang mungkin tidak semua kita bisa dengan tepat dan cepat bisa menjelaskannya. Menurut hemat penulis-merujuk beberapa sumbermawaddah, lahir dari sesuatu yang bersifat jasmani (kecantikan, kegagahan), sedangkan rahmah lahir dari sesuatu yang bersifat rohani (berhubungan batin).
Adapun menurut penulis
yang menunjukan nilai Hak,
kewajiban dan kasih sayang suami istri pada novel ini sebagai berikut:
74
1) “ Maaf, aku baru bisa pulang sekarang!” tuan HK mengecup lembut dahi istrinya (Liye, 2006: 44). 2) Tidak usaha, yang! Malam ini kau istirahat saja, biar aku yang menyiapkan keperluanku sendiri!” Tuan HK tersenyum, memberi tanda agar istrinya tetap berbaring di ranjang (Liye, 2006: 45) 3) “Apa ku bilang? Terlalu lelah, bukan? Kau sudah seharusnya banyak istirahat, nyonya!....”(Liye, 2006: 45) 4) “........Mencium lembut jemari yang dilingkari cincin pernikahan mereka. Untuk ukuran mereka yang sudah beruban, pemandangan itu terlihat amat romantis (Liye, 2006: 46-47). 5) Terdiam sejenak. Tuan HK mengelus pipi istrinya, “kau tahu, kita sudah bertahan dengan baik atas segala kesuitan ini. Aku bahkan sedikit pun tidak bisa membayangkan harus melaluinya sendirian tanpa kau. Kau ibu yang baik bagi Melati, bagi keluarga ini. Aku sungguh mencintaimu, yang!” (Liye, 2006: 119). 6) “............ aku mencintaimu, yang.”Aku juga mencintaimu,”.........(Liye, 2006: 176). 7) Tuan HK mencium kening bunda........”(Liye, 2006: 282). Kutipan dari beberapa kutipan di atas menujukan bahwa tuan Hk sangat menyayangi istrinya dengan penuh kasih sayang dan memenuhi semua sebagai seorang suami, dengan kalimat“mencium, mencintaimu, mengelus pipi istrinya,mengecup lembut dahi istrinya”. Kutipan tersebut mengajarkan bahwa antara suami istri harus saling menyayangi satu sama lainnya karena untuk menjadi keluarga yang sakinah dan mawaddah warahmah harus memiliki rasa sayang dan cinta terhadap pasangannya. Kedua faktor antara sakinah dan mawaddah warahmah kita tidak boleh
mengabaikan salah satu dari dua faktor tersebut. Idealnya memang kedua faktor tersebut harus berjalan bersama-sama, tetapi kondisi itu tidak bisa dipertahankan terus, karena kondisi fisik tidak bisa dipertahankan terus menerus seperti waktu muda, dia akan tunduk kepada sunnatullah, yang muda akan tua, yang kencang akan keriput, yang hitam jadi putih dan seterusnya. Berbeda dengan hubungan
75
batin, sikap saling menghormati dan saling menghargai tentu bisa dipertahankan terus sepanjang kehidupan. Beberapa kutipan novel diatas bisa diambil manfaatnya bahwa selain memiliki cinta dan kasih sayang dalam satu keluarga harus saling pengertian satu sama yang lainya seperti yang dilakukan tuan HK selain dia mencintai istrinya, juga
menunjukkan sebagai seorang suami yang penuh dengan
pengertian terhadap istrinya yang sedang kelelahan sehingga tuan HK menyiapkan keperluannya sendiri. b. Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak Kasih sayang adalah suatu ungkapan perasaan jiwa secara naluriah yang dimiliki oleh setiap manusia sebenarnya tidak hanya manusia saja hewan pun mempunyai perasaan kasih sayang seperti yang manusia rasakan terutama seorang ibu kepada anaknya. Pemberian kasih sayang sangatlah penting bagi perkembangan anak. Rasa kasih sayang orang tua sayang diperlukan pada anak terutama pada anak berkebutuhn khusus karena kasih sayang orang tua akan berpengaruh pada pembentukan mental dan watak anak kelak. Adapun menurut penulis yang menunjukan Kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak
pada novel ini sebagai
berikut: 1) “Terima kasih sudah membangunkan bunda sayang!” bunda lembut meraih tangan putri semata wayangnya.........”(Liye, 2006: 15). 2) “Pelan-pelan, sayang!...........”(Liye, 2006: 55). 3) “Jangan teriak-teriak, sayang!........”(Liye, 2006: 56).
76
4) “Anak yang berani kemari sayang! Peluk bunda!” (Liye, 2006: 64). 5) “Ayo sayang, dimakan!” bunda tersenyum, membenarkan posisi piring untuk kelima kalinya dua menit terakhir (Liye, 2006: 88). 6) Bunda pelan membimbing Melati naik ke tempat tidur. Birunya. Melati menurut......” (Liye, 2006: 89-90). 7) “................Bunda memperbaiki posisi selimut Melati. Tersenyum. Sudah saatnya meninggalkan putrinya. Ia ingin sekali mencium putrinya. Teramat ingin mengecup dahinya dan bilang, “selamat bobo, sayang.............”(Liye, 2006: 90). 8) “Makannya pelan-pelan sayang!..........” (Liye, 2006: 99). 9) “Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang......”(Liye, 2006: 139). 10) “........Bunda pelan menyelimuti Melati. Mengecup lembut dahinya............”(Liye, 2006: 302). 11) “Apa, apa yang kau lakukan, sayang...........”(Liye, 2006: 270). 12) Bunda sudah menangis haru memeluk putrinya........” (Liye, 2006: 275). 13) “Sayang…. Ja-ngan—“ Bunda sambil tersenyum,..........” (Liye, 2013: 191). 14) ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! Kita akan sama-sama pergi ke festival. .....….” (Liye, 2013: 282). Kutipan di atas mengajarkan kita untuk menyayangi anak kita karena Anak merupakan amanah yang diberikan oleh Allah kepada manusia, yang harus dipertanggungjawabkan oleh orang tua kepada Allah SWT. Di mana anak sebagai tempat orang tua mencurahkan kasih sayangnya dan anak juga investasi masa depan untuk kepentingan orang tua di akhirat kelak. Oleh sebab itu orang tua harus memelihara, membesarkan, merawat, menyantuni dan mendidik anakanaknya dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang. Anak merupakan tempat orang tua mencurahkan kasih sayang, setiap manusia yang normal secara fitri pasti mendambakan kehadiran anakanak di rumahnya. Kehidupan rumah tangga sekalipun bergelimang harta benda, belum lengkap kalau belum mempunyai seorang anak.
77
Dalam Al Qur’an menyebut seorang anak adalah perhiasan hidup di dunia:
Artinya: harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.(Q.S Al Kahfi ayat 46) Dari ayat di atas menjelaskan bahwa seorang anak adalah perhiasan kehidupan di dunia, dan seorang anak yang soleh atau sholikah bisa menjadi harapan orang tua di akhirat nanti. Karena apabila seorang anak yang soleh dan sholikah bisa membawa orang tuanya ke dalam surga Allah dan sebaliknya apabila anaknya menjadi seorang yang menyimpang dalam agama dan selalu meninggalkan perintah Allah maka orang tua lah yang menjadi tanggung jawab atas perbuatan anaknya dan bisa membawa orang tuanya ke dalam neraka. Seorang anak di lahirkan kedunia dengan segala kelebihan dan kekurangan, lengakap dengan bakat, potensi, dan rezeki yang sudah digariskan untuknya. Tuagas orang tua adalah menggali bakat tersebut dengan perhatian dan kasih sayang tepat. Setiap belaian dan ciuman lembut yang diberikan kepada anak akan membawa arti penting dalam perkembangan mental anak. Kehadiran orang tua di tengah-tengah anak spesial (anak berkebutuhan khusus) sangat diperlukan agar penanganan seorang anak berkebutuhan khusus dapat mencapai hasil
78
yang baik terutama pada pendidikan salah satunya penanaman pendidikan akhlak. Kekuatan cinta dan kasih sayang orang tua di hadapan anak berkebutuhan khusus turut mempercepat pemulihan anak. c. Birrul walidain Birrul walidain terdiri dari kata birru dan al walidain. Birru atau al birru artinya kebajikan, sedangkan Al walidain artinya dua orang tua tau ibu bapak. Jadi birrul walidain adalah berbuat kebajikan kepada kedua orang tua (Ilyas, 2007: 147-148). Birrul walidain mempunyai kedudukan yang paling istimewa dalam ajaran islam. “Tapi ia tidak ingin rasa sedihnya menambah kesedihan ibunya. Lihatlah, ibunya yang hamil tua terbaring lemah di atas ranjang. Sebulan terakhir jatuh sakit. Membuat semakin sulit situasi. Ibunya tidak bisa melakukan apa pun, bergerak saja susah. Maka gadis kecil itu mulai mengambil alih pekerjaan rumah. Menyelimuti ibunya yang setiap malam menggigil. Membersihkan salju yang menumpuk di depan pintu. Memetik dedaunan yang tersisa. Memandang sedih perut buncit ibunya yang mengandung adik yang selalu diharapharapkannya (Liye, 2006: 250). Kutipan novel di atas bisa kita lihat apa yang dilakaukan seorang gadis kecil yang rela mengambil pekerjaan ruamh demi membantu ibunya yang sedang hamil tua dan sakit. Jadi gadis kecil itu merupakan anak yang benar-benar menghormati orang tua, dan menyayangi orang tuanya. Tidak seperti anak-anak zaman sekarang yang sering berani membantah orang tua. Sehinggah kita bisa ambil pelajarannya dari kutipan di atas bahwa membantu kedua orang tua adalah wajib bagi orang muslim. Karena Allah SWT menciptakan kita
79
di dunia ini melalui orangtua kita (ayah dan ibu). Dengan segala pengorbanannya, kita harus selalu berbuat baik kepada mereka. Terutama kepada ibu yang telah susah payah mengandung, melahirkan, dan menyusui kita. Allah berfirman:
.........
Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, (Q.S. Al-Ahqaaf:15). Ayat di atas menunjukkan betapa besar pengorbanan orangtua khususnya seorang ibu. Tanpa mengesampingkan peran seorang ayah yang telah berjuang memberi nafkah kepada keluarga. Ibu telah susah payah
mengandung,
dengan
kepayahan
yang
bertambah,
mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan buah hatinya, dan menyapihnya selama tiga puluh bulan. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada kita untuk selalu berbuat baik kepada kedua orangtua. Demikianlah Allah menempatkan orang tua pada posisi yang sangat istimewa sehingga berbuat baik kepada kedua orang tua menempati posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya durhaka kepada kedua orang tua akan menempati posisi yang sangat hina. Secara khusus Allah juga mengingatkan kepada kita betapa besar jasa dan
80
perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat dan mendidik. 4. Nilai pendidikan akhlak terhadap sesama a. Menerima tamu Adapun menurut penulis yang menunjukan nilai menerima tamu pada novel ini sebagai berikut: 1) Tuan HK demi sopan santun berdiri, menyalami tangan dingin tanpa ekspresi itu......”(Liye, 2006: 98). 2) Bunda tersenyum, menarikkan kursi untuk Karang, dekat Melati. Lantas memanggil Salamah mendekat, memintanya membawakan piring tambahan, “Karang akan makan pagi bersama kita, tolong tambahkan makanannya, sala” (Liye, 2006: 98-99). Kutipan di atas mengajarkan kita untuk menghormati tamu yang datang kerumah dan salah satu cara menghormati tamu yaitu dengan menyambut tamu dengan sopan santun dan berjabat tangan dengan tamu yang datang kerumah kita dan apa yang di lakukan oleh bunda HK patut untuk kita contoh karena Rasulullah SAW mengaitkan sifat memuliakan tamu itu dengan keimanan terhadap Allah dan hari akhir Rasulullah bersabdda:
ْ ﺎن ﯾ ُْﺆ ِﻣ ُﻦ ِﺑﺎ ہﻠﻟِ َو ْاﻟﯿَ ْﻮ ِم ْاﻵ ِﺧ ِﺮ ﻓَ ْﻠﯿَﻘُﻞْ َﺧ ْﯿﺮًا أَ ْو ﻟِﯿَﺼْ ُﻤ َو َﻣ ْﻦ َﻛﺎ َن ﯾُ ْﺆ ِﻣ ُﻦ,ﺖ َ َﻣ ْﻦ َﻛ َو َﻣ ْﻦ َﻛﺎ َن ﯾ ُْﺆ ِﻣ ُﻦ ِﺑﺎ ہﻠﻟِ و ْا ﻟﯿَ ْﻮ ِم ْاﻵ ِﺧ ِﺮ ﻓَ ْﻠﯿُ ْﻜ ِﺮ,ُِﺑﺎ ہﻠﻟِ َواْ ﻟﯿَ ْﻮ ِم ْا ﻵ ِﺧ ِﺮ ﻓَ ْﻠﯿُ ْﻜ ِﺮ ْم َﺟﺎ َره (ﺿ ْﯿﻔَﮫُ )رواه ا ﻟﺒﺨﺎ رى وﻣﺴﻠﻢ َ ْم Artinya: “barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
81
Dari hadits di atas bahawa siapa tyang beriman kepada Allah harus berbicara yang baik atau diam, dan siapa yang beriman pada hari akhir maka Allah menyuruk kita untuk memulikan tamu. Memuliakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut kedatangannya dengan muka manis, sopan santu terhadap tamu, berjabat tangan dan bertutur kata yang lemah lembut, mempersilahkan duduk di tempat yang baik. kalau perlu disediakan ruangan khusus untuk menerima tamu yang selalu dijaga kerapian dan keasriannya. B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah Karakteristik manusia dan kehidupan telah banyak menjadi objek pembahasan. Al- Quran menerangkan bahwa manusia adalah mahkluk paradoksal. Sifat yang melekat pada manusia ada dua macam yaitu sifat baik dan sifat buruk. 1. Melati Dia adalah tokoh utama dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, ia merupakan anak yang periang, lucu dan suka bercanda. Disebabkan Melati kehilangan indera penglihatan dan pendengarannya, maka aksesnya dengan dunia sekitar pun harus terputus. Hal tersebut membuat Melati menjadi keras kepala. Berikut cuplikannya: a. Periang, lucu dan suka bercanda “Bunda, bangun! Sudah pagi….” Melati berseru sambil melompat riang ke atas ranjang ukuran king-size. Tertawa. (Liye, 2013:4) ”Bunda, Bangun! Bunda Kesiangan, nih!” Jahil! Melati menarik selimut bundanya. Berteriak lagi........”(Liye, 2013:5)
82
“Bunda, mikir apa?” Melati menyeringai. Memutus lamunan. (Liye, 2013: 6). Periang, lucu, dan bercanda merupakan sifat yang di miliki seorang anak kecil sehingga membuat orang tua senang melihatnya. Seperti Melati yang masih lucu dan menggemaskan, dan ia juga anak yang periang yang suka bercanda pada bundanya. b. Keras kepala “BA …. BAAA…. MAAA” Berteriak lagi. Melati memukul-mukul meja dekat ranjang. Menaraik gagang telpon. Melemparnya sembarangan........” (Liye, 2013: 14). Keras kepala merupakan perilaku yang tidak baik. Apalagi jika ketika seorang anak dibiarkan memiliki sifat demikian maka, ia akan menjadi anak yang tidak patuh ketika dinasehati. Seorang anak yang keras kepala memang susah untuk di nasehati tetapi sebagai orang tua harus bersabar dan menyanyangi anaknya agar anak tersebut tidak keras kepala.
2. Bunda HK Bunda HK adalah sosok yang menjadi ibu dari Melati, ia menjadi seorang ibu yang penuh tanggung jawab dan menjadi istri yang setia, taat kepada suaminya. Bunda HK merawat Melati dengan penuh kasih sayang, dan kesabaran. Berikut ini cuplikannya: a. Penyayang “Waktunya tidur, sayang” bunda berbisik serak, merengkuh tubuh Melati yang terlipat. Penuh kasih sayang......” (Liye, 2006: 139).
Dari cuplikan cerita di atas yang menggambarkan karakter bunda HK sangat cocok sekali dengan nilai-niai kasih sayang terhadap anaknya
83
dalam islam. Memang menjadi seorang ibu dengan anak berkebutuhan khusus sangat tidak mudah, bahkan terkadang menerima predikat itu saja akan menjadi begitu berat bagi sebagian orang, namun berbeda dengan bunda HK yang begitu menyayangi anaknya karena anak merupakan amanah terbesar yang harus kita rawat, pelihara dan dididik dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang ibu harus menyayangi anaknya dengan sepenuh hati walaupun anak itu terlahir tidak sempurna kita sebagai orang tua wajib memberikan kasih sayang yang penuh agar seorang anak itu tumbuh dengan baik dan memiliki akhlak yang terpuji. b. Sabar “............Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar...........”(Liye, 2006: 8).
Dari cuplikan cerita di atas bahwa selain seorang ibu harus memiliki sifat penyayang, juga seorang ibu harus memiliki kesabaran dalam merawat dan mendidikan anaknya. Agar menjadi seorang anak yang berguna bagi Bangsa dan Agama, seperti yang di lakukan oleh bunda HK yang begitu sabar merawat anaknya yang memiliki keterbatasan fisik dia tidak mengenal lelah untuk merawat putri semata wayangnya, karena keterbatasan fisik yang dialami seorang anak itu adalah ketetapan dari Allah sehingga kita harus bersabar dalam mengahadapinya sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al Insaan ayat 24 sebagai berikut:
84
Artinya: Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka. c. Taat pada suami Bunda mengangguk. Tersenyum, berjanji. Membimbing tuan HK melangkah keluar dari ruang makan.........” (Liye, 2006: 168).
Dari cuplikan cerita di atas menggambarkan bunda Hk sebagai seorang istri yang mematuhi apa yang di minta suaminya yaitu tuan HK. Dengan apa yang di lakukan bunda HK, kita sebagai seorang istri wajib taat pada suaminya selama tidak dibawa ke maksiatan. Apabila suami mengajak istrinya untuk mmeninggalkan kewajiban, maka istri berhak menentangnya dengan cara yang bijaksana dan berusaha menyadarkan kembali ke jalan yang benar. Suami mendapatkan hak istimewa untuk dipatuhi istri mengingat posisi suami adalah pemimpin dalam keluarga yang berkewajiban menafkahi keluarganya. 3. Tuan HK Tuan HK adalah ayah dari Melati, dia menjadi seorang ayah dan pemimpin keluarga yang luar bisa, seorang ayah berkerja keras demi menafkahi anak dan istrinya selain tegas tuan Hk sosok yang tegas dalam mengambil keputusan dan seorang ayah yang menyayangi keluarga berikut kutipannya:
85
a. Tegas “APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah galak mendekati Karang............” (Liye, 2013: 103). Dari cuplikan di atas bahwa kita harus memiliki sifat tegas dalam menghadapi sesuatu masalah dihadapan kita. Seperti yang di lakukan oleh tuan Hk terhadap karang yang berani membanting anaknya dan seketika tuan HK marah dengan tangan mengepal dia tidak berfikir panjang dia hanya ingin melindungi anaknya. b. Pekerja keras “Aku dua minggu lagi ke Frankurt, Yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana. Mungkin dua atau tiga minggu...........“ (Liye, 2013: 46). Sepanggalan cerita di atasmengajarkan kita
bahwa untuk
melakukan sesuatu itu harus dengansungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau yang dicita citakan walaupun harus meninggalkan keluarga demi menjalankan apa yang dikerjakan. Islam menganjurkan umatnya untuk selalu bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Swt. Yang berbunyi:
Artinya: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orangorang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (At Taubah : 105)
86
Ayat di atas mengajarkan kita untuk berkerja maka Allah, rasulullah dan orang mukmin akan melihat perkerjan kita, dan apa yang kita kerjakan akan dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT. c. Penyayang keluarga Tuan HK mencium kening Melati, berpamitan. ”Nanti sore Ayah pulang jam lima, sayang! .............….” (Tere-Liye, 2013: 282). Dari cuplikan cerita di atas mengajarkan kita bahwa sebagai seorang kepala rumah tangga harus menyayangi keluarganya dengan sepenuh hati hingga menciptakan rasa aman dan kasih sayang dalam keluarga agar perahu kehidupan mereka berlayar dengan baik dan jauh dari ombak yang membuatnya bergocang begitu hebat. Seperti cuplikan cerita di atas bahwa tuan HK sangat menyayangi anaknya dan keluarga dengan cara mengajak mereka ke festival kembang api.
4. Karang
Karang adalah orang yang membantu keluarga tuan HK untuk menatasi keterbatasan Melati, dia adalah sosok yang menyayangi anak-anak sehingga dia membuat taman baca. Tapi semuanya itu hilang setelah Tragedi tenggelamnya kapal yang telah menewaskan Qintan dan tujuh belas anakanak dari taman bacaan, membuat Karang berubah dan terlihat memiliki peran antagonis. Karang lebih suka mabuk-mabukan. Pertemuan dengan Melati membuat Karang kembali memiliki semangat dan rasa sayang yang besar kepada anak-anak. Berikut kutipannya:
87
“Dengarkan aku, Sayang…. Kita terlihat!.........”(Liye, 2013: 146).
akan
membuat
keadilan
itu
Dari cuplukan cerita di atas bahwa Karang sangat menyayangi Melati, sehingga menyakinkan Melati pasti bisa dan membuat keadilan itu terlihat, Sehingga membuat Melati yang suka memberontak akhirnya luluh didekapan Karang. jadi Seorang pendidik harus bisa menyayangi peserta didiknya. Karena dengan begitu, ketika mereka berbuat hal yang tidak menurut pada kita, pendidik akan sabar menasehati dengan penuh kasih sayang. Peserta didik yang dididik dengan kekerasan tidak akan menjadi lebih baik, karena sebenarnya mereka tertekan dengan perlakuan itu. Sebaliknya, mereka akan lebih nyaman ketika diperlakukan dengan kasih sayang. Ketika peserta didik merasa nyaman dengan perlakuan yang diberikan, pendidik akan lebih mudah untuk memahami peserta didik. Dengan memahami peserta didik, akan membantu memperlancar proses pembelajaran.
5. Kinasih Kinasih adalah sosok yang mengubah kehidupan karang menjadi orang yang baik, dia merupakan gadis yang sholikah, setiap hari dia menggunakan hijab. Kinasih digambarkan sebagai sosok gadis yang ramah, lemah lembut, dan penyayang. berikut kutipannya: a. Ramah “Sudah seminggu , Bun. Sebenarnya dua hari lalu aku sudah mau berkunjung, menjenguk… Tapi masih ada keperluan mengurus izin praktik. Kinasih kangen Bunda. Kangen Melati. Kangen Tuan HK. Bahkan aku juga kangen masakan Salamah!............” (Liye, 2013: 34).
88
Dari cuplikan cerita di atas memgajarkan kita harus memiliki sifat ramah terhadap semua orang terutama kelurga kita sendiri, seperti yang di lakukan oleh Kinasih terhadap keluarga tuan HK yang sangat lemah lembut dalam berkata. b. Lemah, lembut dan penyayang “Kau pergi tanpa bilang. Meninggalkan Taman Bacaan meninggalkan anak-anak, meninggalkan...” Kinasih menggigit bibirnya. Ia sebenarnya ingin bilang: meninggalkanaku (Liye, 2013: 216). “Melati akan baik-baik saja, Bun…. Jika Bunda tetap yakin, maka ia pasti akan baik-baik saja.” Kinasih berbisik pelan. Tersenyum. Memotong cerita dua hari lalu. Mencoba membesarkan hati. (Liye, 2013: 39). Kinasih merupakan sosok seorang muslim yang patut untuk diteladani ia merupakan wanita yang sholikah, ramah, lemah, lembut dan penyayang terhadap keluarganya. Tata bicara yang lemah lembut membuat banyak orang menyukai dirinya, kita sebagai orang muslim harus berbicara seopan terhadap siapa saja terutama pada orang yang lebih tua dari kita. 6. Salamah Salamah adalah seorang pembantu ruamh tangga yang setia terhadap majikaannya, ia sangat menyayangi keluarga HK. Salamah digambarkan sebagai pembantu yang pelupa, namun cekatan dalam berkerja. Berikut kutipannya: a. Pelupa “..........Aduh, Salamah lupa lagi…..........” (Liye, 2013: 15).
89
Setiap manusia memang tidak bisa dipungkiri bahwa manusia memiliki sifat pelupa, tapi dengan memperbanyak atau sering membaca Al Qur’an daya ingat kita akan kuat. Daya ingat itu akan menurun pada waktu kita memulai umur senja. b. Setia setia:“Apa Melati… apa Melati akan sembuh, Pak Guru?........” (Liye, 2013: 260).
Setia merupakan komitmen seseorang untuk tetap berada di keputusannya, seperti yang di lakukan Salamah yang setia terhadap keluarga tuan HK untuk menjadi pembantu rumah tangganya dan merawat anak mereka yaitu Melati. 7. Ibu-ibu gendut Ibu gendut merupakan sosok yang telah membesarkan Karang, dia adalah sosok seorang ibu yang sangat lembut, penuh kasih sayang, dan penyabar. Ibu-ibu gendut merupakan berperan penting dalam merubah sifat dan sikap Karang. a. Lembut dan sabar Ibu-ibu gendut menelan ludah, berkata pelan, “ Kau tahu, ada anak yang memerlukan bantuanmu, Karang. Surat itu bilang. Mereka membutuhkanmu….” (Liye, 2013: 65). Dengan apa yang di lakukan ibu gendut dalam merawat dan menasehati
Karang
dengan
penuh
kelembutan
dan
kesabaran,
mengajarkan kita untuk bersikap lembut dan bersabar terhadap anak. Karena anak merupaka titipan dari Allah yang harus kita jaga dengan
90
sebaik mungkin karena nanti di akhirat kelak akan menjadi pertanggung jawaban orang tua terhadap anaknya di hadapan Allah. b. Kasih sayang “Kondisi kesehatanmu semakin memburuk, Karang! Sebaiknya malam ini kau beristirahat............” (Liye, 2013: 40).
Kasih sayang seorang ibu itu tidak akan terhenti sampai ibu menutup mata menghadap sang kholik, seperti yang di lakukan oleh ibu gendut terhadap Karang. Yang kondisinya lagi tidak sehat dan ibu gendut dengan kasih sayang seorang ibu berusaha
menyuruh Karang untuk
beristirahat. 8. Dokter Riyan Dokter riyan merupakan ayah dari kinasih beliau sangat bertanggung jawab dalam penuh atas keluarganya. Terbukti dengan Kinasih yang merupakan anaknya juga menjadi seorang dokter. Sosoknya digambarkan sebagai seorang pengagum dan tanggung jawab. Berikut kutipannya: “Untuk ukuran seseorang yang tidak memiliki pendidikan akademis mendidik anak-anak, kau benar-benar hebat.......” (Liye, 2013: 290). “Papa masih di China, Bun…. Ada pertemuan di Perfektur Hanjin. Seminar, symposium, entahlah, tentang pengobatan tradisional. (Liye, 2013: 33)
Dari kutipan di atas bahwa dokter Riyan sangat terlihat bahwa dokter Riyan sangat mengagumi sosok Seorang Karang yang tidak memiliki pendidikan akademis mendidik anak tetapi bisa mengajar anak-anak. Mengagumi sesuatu yang begitu hebat bisa memberi motivasi pada diri kita
91
untuk lebih maju dan berkembang. Selain dokter Riyan pengagum dia juga seorang ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya. C. Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam pendidikan pendidikan akhlak merupakan bagian dari pendidikan Islam, bahwasanya tujuan utama pendidikan akhlak adalah menjadikan manusia yang bertakwa, menyeimbangkan antara hubungan kepada Allah dan manusia serta keseimbangan dunia akhirat. Islam merupakan agama yang sempurna, sehingga setiap ajaran yang ada dalam Islam memiliki dasar pemikiran, begitu pula dengan pendidikan akhlak. Adapun yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah al-Qur.an dan al-Hadits, dengan kata lain dasar-dasar yang lain senantiasa dikembalikan kepada al-Qur.an dan al-Hadits. Pendidikan akhlak selalu memiliki relevansi dalam dunia pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal karena akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan sang Khaliq atau dengan sesama rnakhluk. Semua aspek pendidikan ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini dalam pandangan Islam banyak berhubungan dengan kualitas mansuia yang berakhlak. Jika rumusan dari tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan antara satu dengan yang lainnya. Maka dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya
seorang hamba
Allah
yang patut dan tunduk
melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya serta
92
memiliki sifat-sifat dan akhlak yang mulia. Rumusan ini menggambarkan bahwa antara Pendidikan Islam dan Akhlak ternyata sangat berkaitan erat. Pendidikan Islam merupakan sarana yang mengantarkan anak didik agar menjadi orang yang berakhlak. Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai dengan usaha pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila ia mendapatkan pendidikan dan pembinaan akhlaknya secara baik. Pendidikan di RA, MI, MTS dan MAN itu selalu berhubungan dengan nilai-nilai akhlak misalkan pada ulangan akhir semester siswa harus mengerjakan dengan hati-hati agar jawabannya tidak salah. Semua itu harus dikerjakan dengan penuh kesabaran, optimis, tanggung jawab, dan jujur srhingga akan mendapatkan nilai yang maksimal. Sehingga penanaman nilai-nilai akhlak harus ditanamkan sejak dini agar pada waktu ada tugas dari sekolah mempunyai rasa tanggungjawab untuk mengerjakannya. Melalui novel Moga Bunda Disayang Allah ini, diharapkan nilai-nilai pendidikan akhlak dapat tersampaikan dengan baik. Dengan metode bercerita akan lebih mudah menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak, terutama pada anak-anak. Agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dan berakhlak mulia.
93
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian terhadap Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye dengan kajian berupa nilai-nilai pendidikan Akhlak, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Realitas yang ada saat ini, anak yang berkelainan atau yang sekarang disebut sebagai anak berkebutuhan khusus masih banyak yang belum mendapatkan hak atas pendidikannya dan dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Sebagai contoh membiarkan anak normal menikmati pendidikan sampai tinggi namun melarang anak ABK untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan terkadang tak jarang ada orang tua yang malu mengakui anaknya yang ABK. Mereka justru diumpatkan di rumah tanpa memberi kesempatan untuk menikmati bangku pendidikan (sekolah). Anak dengan berkebutuhan khusus seperti mereka hidupnya sangat tergantung pada orang lain. Melakukan segala sesuatu dengan bantuan orang yang ada di sekelilingnya. Termasuk dalam hal sepele sekalipun. Misalnya menyisir rambut, mengancingkan baju, memakai baju dan sebagainya, sampai mereka mendapatkan pendidikan yang layak dengan cara pendampingan yang khusus pula, karena anak yang
94
berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan agar mereka bisa lebih hidup mandiri dan memiliki perilaku yang baik yang salah satunya memberikan pendidikan akhlak kepada mereka sejak dini 2. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang diambil dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye diantara lain: Nilai pendidikan akhlak kepada Allah : percaya kepada Allah (tawakal, dan taqwa) , meyakini nama-nama Allah (asmaul husna) , meyakini qada dan qadarnya Allah, Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri : sabar, bersyukur, tidak mudah putus asa, optimis, malu, sederhana, jujur, dan berkerja keras. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga : hak, kewajiban dan kasih sayang suami istri, kasih sayang dan tanggung jawab orang tua terhadap anak, dan birrul walidain dan Nilai pendidikan akhlak terhadap sesama : menerima tamu 3. Karakteristik tokoh yang ada dalam novel Moga Bunda Disayang Allah diantaranya adalah: Melati (periang, lucu, suka bercanda, dan keras kepala), Bunda HK ( penyayang, sabar, dan taat pada suami), Tuan HK (tegas, pekerja keras, dan penyayang keluarga), Karang (penyayang anak-anak), Kinasih (ramah, lemah, lembut, dan penyayang), Salamah (pelupa, dan setia), Ibu-ibu gendut (lembut, sabar, dan kasih sayang), Dokter Riyan (pengagum dan tanggung jawab).
95
4. Relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah dalam pendidikan Pendidikan akhlak selalu memiliki relevansi dalam dunia pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal karena akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan sang Khaliq atau dengan sesama rnakhluk. Semua aspek pendidikan ditujukan pada tercapainya tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini dalam pandangan Islam banyak berhubungan dengan kualitas mansuia yang berakhlak. Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai dengan usaha pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila ia mendapatkan pendidikan dan pembinaan akhlaknya secara baik. Pendidikan di RA, MI, MTS dan MAN itu selalu berhubungan dengan nilai-nilai akhlak misalkan pada ulangan akhir semester siswa harus mengerjakan dengan hati-hati agar jawabannya tidak salah. Semua itu harus dikerjakan dengan penuh kesabaran, optimis, tanggung jawab, dan jujur srhingga akan mendapatkan nilai yang maksimal. Sehingga penanaman nilai-nilai akhlak harus ditanamkan sejak dini agar pada waktu ada tugas dari sekolah mempunyai rasa tanggungjawab untuk mengerjakannya.
96
Melalui novel Moga Bunda Disayang Allah ini, diharapkan nilai-nilai pendidikan akhlak dapat tersampaikan dengan baik. Dengan metode
bercerita
akan
lebih
mudah
menanamkan
nilai-nilai
pendidikan akhlak, terutama pada anak-anak. Agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter dan berakhlak mulia. B. Saran Setelah mengadakan kajian tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye ada beberapa saran yang peneliti sampaikan: 1. Bagi Orang tua
Hendaknya lebih bisa mengawasi putra-putri mereka. Ajarilah anak melaksanakan ibadah sejak dini. Berilah perhatian dan kasih sayang. Jadikanlah keluarga sebagai tempat berkembangnya ahklaqul karimah. Serta mendorong anak untuk mencari ilmu dunia dan ilmu agam agar mampu merealisasikan dirinya (self realization) serta mengamalkan ajaran islam. 2. Bagi Perguruan Tinggi:
Dengan adanya pendidikan karakter dewasa ini di sekolah-sekolah, hendaknya penerapan pendidikan karakter juga dapat berkembang kedalam perguruan tinggi, terlebih lagi IAIN sebagai induk dalam mengajari calon pendidik bangsa khususnya dibidang agama. Dengan adanya para pendidik yang memiliki aqidah dan ahklaq yang semakin
97
matang maka diharapkan mampu menjadi benteng bagi arus globalisasi yang semakin merusak moral para generasi muda. 3. Bagi Dunia Penelitian:
Banyak hal yang masih perlu dikaji tidak hanya melalui lingkungan sekitar akan tetapi kita juga dapat mengkaji karya-karya yang hebat yang diciptakan seseorang seperti novel misalnya. Semoga karya literatur ini dapat berguna bagi penulis akan tetapi juga para siswa,mahasiswa maupun para pendidik.
98
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Nur latifah
Fakultas : Tarbiyah dan keguruan
Nim
: 111-12-104
Progdi : PAI
P.A
: MUH. Irfan Helmy, Lc. M.A.
No
Jenis Kegiatan
Pelaksanaan
Jabatan
Nilai
1.
Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) STAIN Salatiga Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan Tarbiyah Stain Salatiga oleh mahasiswa HMJ Tarbiyah Seminar Nasional “peran lembaga perbankan syariah dengan adanya otoritas jasa keuangan oleh mahasiswa HMJ Syariah Seminar Nasional “urgensi media dalam pergulatan politik” oleh mahasiswa Dinamika Achievment motivation training dengan AMT, bangun karakter raih perstasi oleh mahasiswa JQH Dan LDK Pra youth leadership training “surat cinta pembasmi galau” oleh mahasiswa KAMMI Seminar Regional “indonesia satu” oleh mahasiswa Sat 953 “KALIMOSODO”
05-07 September 2012
Peserta
3
08-09 September 2012
Peserta
3
29 2012
November
Peserta
8
29 2012
September
Peserta
8
12 2012
September
Peserta
2
06 Oktober 2012
Peserta
2
29 Oktober 2012
Peserta
4
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13
14.
15.
16.
17.
Orientasi dasar keislaman “membangun karakter keislaman bertaraf internasional di era globalisasi bahasa” oleh mahasiswa ITTAQO Seminar entrepreneurship dan perkoperasian 2012 “explore your entrepreneurship talent” oleh mahasiswa MAPALA MITAPASA dan KSEI Bedah buku “24 cara mendongkrak ipk” oleh UPT Perpustakan IAIN SALATIGA Tabligh akbar bertanjuk “tafsir tematik dalam upaya menjawab persoalan israel dan palestina landasan QS Al Fath: 2627” UPT PERPUSTAKAAN OLEH Perpustakan IAIN SALATIGA Seminar Nasional “menumbuhkan jiwa entrepreneur generasi muda” oleh mahasiswa KOPMA FTAWA Bedah buku “berhenti kerja semakin kaya” oleh rumah keluarga indonesia kota Salatiga Ibtida LDK Darul Amal “mahasiswa rabbani pembangun peradaban negeri” oleh mahasiswa LDK Penerimaan anggota baru (PAB) JQH 2013 “kristalisasi nilai Qur’an menuju insan yang penuh hikmah” oleh mahasiswa JQH Seminar kewirausahaan
10 2012
September
Peserta
2
11 2012
September
Peserta
2
5 Desember 2012
Peserta
2
1 Desember 2012
Peserta
2
13 2012
peserta
2
27 Mei 2013
Peserta
8
05 April 2013
Peserta
2
19-20 2013
Oktober
Peserta
2
23-24 2013
November
Peserta
2
21 Desember 2014
Peserta
2
September
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
“meraih kesuksesan dengan berwirausaha” oleh mahasiswa KAMMI Tafsir tematik “konsep pemimpin ideal menurut Al Qur’an” oleh mahasiswa JQH “mempertegas peran pendidikan dalam mencerahkan masa depan anak bangsa” HMI Cabang Salatiga Talkshow pra nika “menjemput jodoh impian” oleh rumah keluarga indonesia salatiga Seminar Nasional kewirausahan “ jiwa muda, berani berwirausaha” oleh DISPERINDAGKOP dan UMKM Seminar Nasional “ peran media massa terhadap kelestarian lingkungan hidup” oleh mahasiswa HMJ KPI IAIN SALATIGA Seminar dan Bedah film “menggugah jiwa nasionalisme pemuda di era moderenitas” oleh mahasiswa HMI cabang Salatiga Seminar regional pendidikan “menciptakan metode pendidikan agama islam yang ideal dalam proses membebaskan dan memerdekakan manusia” oleh mahasiswa HMJ PAI IAIN SALATIGA Sk kepala perpustakaan. Di Madrasah Tahdibul Banin Tegalrejo. Seminar Nasional “pembangunan karakter
17 Mei 2014
Peserta
2
19 2014
November
Peserta
2
09 2014
November
Peserta
2
30 Oktober 2015
Peserta
8
19 2015
November
Peserta
8
14 2015
November
Peserta
2
12 2015
November
Peserta
2
07 Juli 2015
Kepala
12
9 April 2016
Peserta
8
bangsa upaya mewujudkan generasi muda yang berbudaya untuk indonesia bermartabat” oleh mahasiswa HMI Cabang Salatiga 27. SEMINAR NASIONAL 02 Juni 2016 “Indonesia budayaku Indonesia warisanku (Salatiga Kota Pusaka)” oleh mahasiswa HMJ PGMI. 38 Pelantikan dan Dialog 21 September Interaktif oleh mahasiswa 2016 LDMI TOTAL
Peserta
8
Peserta
2
Salatiga, 04 Januari 2017
Mengetahui Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag. NIP. 1970510 199803 1003
112