perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
NILAI MORAL DALAM KUMPULAN CERPEN KA>N YA>MA> KA>N KARYA KHA>LID ABU> BAKAR DAN KONTRIBUSINYA BAGI ANAK (ANALISIS SASTRA ANAK) Hajar Yuli Anisak C1010016
[email protected] Eva Farhah FSSR Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Alasan yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu (1) Karya ini terwujud karena terinspirasi dari cerita “Marzuba>n Na>mah” karya Marzuba>n Bin Rustuma Bin Syirwi>na dengan bahasa Persia atau bahasa Iran, (2) isi cerita ini mengenai cerita anak yang didalamnya terdapat nilai moral yang dapat dijadikan pelajaran bagi anak, serta memberikan kontribusi bagi perkembangan anak, (3) penelitian ini menggunakan analisis sastra anak yang didukung dengan struktural sastra anak Nurgiyantoro, kemudian dianalisis nilai moral yang ada di dalamnya serta kontribusi cerita bagi anak. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini mengenai unsur struktur Nurgiyantoro, nilai moral, dan kontribusinya yang terkandung dalam kumpulan cerpen Ka>n Ya>ma> Ka>n. Bentuk penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskripsif. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer yang berupa kumpulan cerpen Ka>n Ya>ma> Ka>n Karya Kha>lid Abu> Bakar dan sumber data sekundernya berupa buku-buku referensi serta pendukung terkait dalam bidang sastra. Tahap analisis data terdiri atas, tahap pengumpulan data, klasisfikasi data, deskripsi data, analisis dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Dilihat dari teori strukturalnya, kumpulan cerpen tersebut termasuk dalam kategori sastra anak, (2) Dari kajian nilai moralnya terdapat beberapa nilai moral yang disampaikan pengarang melalui cerita tersebut, (3) Dalam kumpulan cerpen tersebut pengarang telah membuat konsep pengajaran moral yang baik bagi anak tetapi dalam pembacaan cerpen ini harus ada pendampingan dari orang tua. Kata Kunci: Ka>n Ya>ma> Ka>n, sastra anak, nilai moral.
ABSTRACT The reason of this research are (1) This short story is inspired from Marzuba>n Na>mah story by Marzuba>n Bin Rustuma Bin Syirwi>na, using the Persian or Iranian, (2) The contents of this stories are about story children containing moral value, it can be a lesson and contribution for children, (3) this research uses analysis of child literary supported by children literature structural of Nurgiyantoro, then analyzed the moral value and his contribution for children. The issues of this research are about structure unsure of Nurgiyantoro, moral value and his commit to m user contribution in a collection of short stories Ka>n Ya> a> Ka>n. The form of this research uses descriptive qualitative research. There are two sources of data in this research, they are the 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
primary data source ( a collection of short stories Ka>n Ya>ma> Ka>n) and the secondary data sources (reference books and advocates related in literature). The analysis data consists five stages: collection of data, classification of data, description of data, analysis and conclusion. Based on the analysis result of obtained data, the conclusions are: (1) Based on the structural theory, collection of this short stories included child literature category, (2) from study of moral value, this short story contains moral value which is delivered author, (3) in a collection of short stories the authors had made the good morals teaching concept for children, but they need counselling from their parents when reading this short story. Keyword: Ka>n Ya>ma> Ka>n, Child literary, Moral value
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. PENDAHULUAN Era modern ini, banyak tontonan televisi, media elektronik, dan bacaan yang tidak mencerminkan dan mengajarkan moral yang baik untuk anak. Hal itu berdasarkan ungkapan Zakiyah Darajat (dalam Komariah, 2001:49) bahwa salah satu faktor yang menjadi sebab kemerosotan moral anak saat ini adalah banyak tulisan, gambar, siaran, kesenian, yang tidak mengindahkan dasar-dasar dan tuntunan moral. Penanggulangan moral buruk pada anak dapat dilakukan dengan cara memberikan tontonan dan buku bacaan yang baik bagi anak. Salah satu buku bacaan yang baik bagi anak adalah sastra anak. Sastra menawarkan dua hal yang utama yaitu kesenangan dan pemahaman. Kesenangan berarti bahwa sastra hadir memberikan hiburan, menampilkan cerita yang menarik dan membawa pembaca untuk mengikuti alur cerita. Pemahaman memiliki artian bahwa sastra memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kehidupan, pemahaman itu tergambar dari berbagai bentuk kehidupan yang diungkapkan dalam cerita.
(Lukens dalam Nurgiyantoro,
2013:3). Sastra anak sendiri memiliki arti citraan atau metafora kehidupan yang disampaikan kepada anak yang melibatkan baik aspek emosi, perasaan, pikiran, saraf sensori, maupun pengalaman moral dan diekspresikan dalam bentuk-bentuk kebahasaan yang dapat dijangkau dan dipahami oleh pembaca anak-anak (Saxby dalam Nurgiyantoro, 2010:30). Salah satu genre sastra anak adalah sastra tradisional, yang didalamnya mencakup mitos, legenda, cerita rakyat, fabel dan lainnya. Kumpulan cerpen Ka>n Ya>ma> Ka>n termasuk dalam kategori fabel dalam sastra tradisional. commit to user
Fabel menurut Nurgiyantoro (2013:190) adalah salah satu bentuk cerita tradisional yang 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menampilkan binatang sebagai tokoh cerita, Binatang tersebut pertingkahlaku, berfikir dan berinteraksi seperti manusia. Tujuan dari cerita binatang itu adalah memberikan pelajaran moral (Michell dalam Nurgiyantoro, 2013:191). Pesan yang diberikan dalam cerita binatang ini bersifat tidak langung karena penggambaran tokoh digambarkan lewat hewan yang berperingai seperti manusia. Kumpulan cerpen ini terdiri atas lima cerpen yaitu yaitu ( ِحيلَة الفأرةChi>latul Fa’rah), سر ّ ( مالك احلزينSirru Ma>likil-Chazi>n), ( نصيحة النمسNashi>chatun-Nimsi), ( ىديّة اجل ْد ِيHadiyyatul-Jadyi), dan ِ (Washiyyatul-Chima>r). وصسيّة احلمار Kumpulan cerpen Ka>n Ya>ma> Ka>n merupakan karya terjemahan yang aslinya berbahasa Persia, kemudian diterjemahkan oleh Syiha>buddi>n yang hidup pada tahun sembilan Hijriyah (Abu> Bakar, 2013). Cerita ini menyerupai cerita Kali>lah wa Dimnah yaitu hikayat dari Basrah yang bercerita tentang kisah hewan. Kumpulan cerpen Ka>n Ya>ma> Ka>n didalamnya terdapat nilai moral yang disampaikan kepada pembaca, sehingga pembaca tidak hanya mendapatkan hiburan tetapi juga mendapatkan ilmu didalamnya. Kumpulan cerpen Ka>n Ya>ma> Ka>n karangan Kha>lid Abu> Bakar akan diteliti dengan tiga pembahasan yaitu struktural Nurgiyantoro, nilai moral dan kontribusinya bagi anak. Pada pembahasan sruktural kajian pokoknya adalah unsur instrinsik karya tersebut. Unsur instrinsik sastra anak memiliki karakter dan penilaian yang berbeda dengan sastra dewasa. Hal tersebut dimaksudkan untuk memilihkan bacaan bagi anak yang sesuai dengan perkembangan kediriaannya. Kajian tersebut meliputi penokohan, alur, latar, tema, stile, ilustrasi dan format. Pembahasan kedua dalam penelitian ini adalah nilai moral yang ada di dalam cerita. Hurlock dalam Suratmi (2011:3) menyatakan nilai moral adalah peraturan perilaku yang telah commit dan to user menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya yang menentukan pola perilaku yang
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diharapkan dari seluruh anggota kelompok. Isi ajaran nilai moral adalah bagaimana manusia harus hidup secara baik agar menjadi baik dan bagaimana harus menghindari perilaku yang tidak baikm (Sjarkawi, 2006:28). Nilai moral dalam sastra anak berguna untuk memberikan pelajaran bagi anak tentang baik buruknya perilaku tokoh dan akibat dari perbuatan yang dilakukan tokoh dalam cerita. Nilai moral tersebut berfungsi sebagai pemahaman mengenai kehidupan bagi anak. Pembahasan ketiga dalam penelitian ini adalah mengenai kontribusi kumpulan cerpen tersebut bagi anak. Dari pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa sastra anak memberikan kontribusi pada daya nalar, daya imajinasi, perluasan wawasan, daya kreasi, dan pengalaman batin anak. Daya nalar berkembang melalui pemahaman dan penghayatan penalaran yang digunakan para tokoh dalam menghadapi masalah, kepekaan emosi berkembang melalui penghayatan anak pada karakter tokoh dan peristiwa-peristiwa kehidupan dalam cerita, daya imajinasi yaitu gambaran cerita yang ada dalam benak atau imajinasi anak saat membaca cerita atau dibacakan cerita mengenai suatu hal, daya kreasi ditumbuhkembangkan melalui kegiatan berfikir divergen, rekreatif, dan kreatif saat membaca dan pasca membaca teks sastra. Perluasan wawasan adalah berkembangnya wawasan anak yang diakibatkan oleh aktivitas belajar yang telah dilakukannya (Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuhdi dalam Rukayah, 2012:9-10), sedangkan pengalaman batin anak, ditemukan melalui nilai moral yang terkandung di dalam cerita. Nilai moral yang ada dalam cerita anak akan melatihnya kecerdasan moralnya. Kecerdasan moral menurut Borba (2008:7) didapat melalui tujuh kebajikan yaitu empati, hati nurani, kontrol diri, rasa hormat, kebaikan hati, toleransi dan keadilan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metodologi kualitatif menurut Bodgan dan Taylor dalam Moleong (2012:3) sebagai prosedur commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Deskriptif berarti hal yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data (Danim, 2000:144). Manfaat penelitian tersebut meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memperkaya ilmu pengetahuan khususnya bidang penelitian sastra dalam bentuk cerpen dengan analisis sastra anak. Manfaat praktisnya adalah memberikan kontribusi kepada pembaca dan penulis khususnya peminat sastra arab untuk lebih mengetahui dan memahami cerita anak dalam genre cerita binatang atau fable dan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa sastra dapat dijadikan metode pendidikan moral yang menyenangkan bagi anak.
B.
ISI
a. Struktur Sastra Anak dalam Kumpulan Cerpen. Alur dalam kumpulan cerpen Ka>n Ya>ma> Ka>n ini, keseluruhan termasuk dalam alur maju dan termasuk dalam kriteria alur sederhana. Hal tersebut dilihat dari konflik cerita berkisar mengenai dunia anak yaitu kedholiman, penghinanatan teman dan lainnya. hubungan tiap cerita jelas. Hal tersebut diatas menandakan dilihat dari segi alur. Cerpen ini termasuk dalam cerpen anak. Kumpulan cerita Ka>n Ya>ma> Ka>n, jumlah tokoh di dalamnya berkisar antara dua sampai empat tokoh. masing-masing tokoh memiliki karakter berbeda. Cerita Chi>latul Fa’rah terdiri atas empat tokoh yaitu Fa‟rah (tikus), ibu Fa‟rah, ular dan petani. Cerita Sirru Ma>likil-Chazi>n terdiri atas dua tokoh saja yaitu burung dan ikan. Cerita Nashi>chatun-Nimsi terdiri atas tiga tokoh yaitu rubah, unta dan musang. Ceritacommit Hadiyyatul-Jadyi terdiri atas tiga tokoh yaitu anak to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kambing, penggembala dan serigala. Cerita Washiyyatul-Chima>r terdiri atas tiga tokoh yaitu Ibnu awa> ,serigala, dan keledai. Masing-masing cerita, tokoh yang diperankan ada yang berperan sebagai tokoh jahat dan tokoh baik dengan sifat yang dimilikinya. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan Nurgiyantoro. Berikut contoh penokohan dalam cerita Chi>latul Fa’rah dengan tokoh Fa‟rah, ia berperan sebagai tokoh utama yang baik. Ia digambarkan sebagai tokoh yang cerdik, sayang terhadap ibunya dan tidak menyukai kedholiman, sedangkan ular digambarkan tokoh yang dholim. Tokoh ini yang memberikan nasehat bahwa tidak boleh berputus asa dalam menghadapi masalah. berikut
ِ ِ ِ خرج،وذات ي ِوم ِ بش ْم فلَ َّما..باح الدَّافِئَ ِة ِ الص َّ ِت الفأرةُ ل َ وتستَ ْمتِ َع ّ س َ ََ َ ْ تتنزَه يف احلَدي َقة ِ ِ َخ َذ ي ْلتَ ِهم ما َّاد َخرتْوُ من احلب وب ْ َو َج َد،عادت ْ َ بريا ْ ض ْخ ًما قد ُ َ احتَ َّل بيتَها ً ت ثُ ْعبَانًا َك َ ُ َ َ وأ،ُوسكنَو ِ ِ َ فَح ِزن..الش ِهيَّ ِة .)٩:ٕٖٓٔ،يدا (أبو بكر َّ والثِّما ِر ً لك ُح ْزنًا َشد َ ت ل َذ ْ
Latar yang ada dalam sastra anak adalah latar yang memiliki keterkaitan antara latar dan yang lainnya. Hubungan dan keterkaitan unsur dalam kumpulan cerita Ka>n Ya>ma> Ka>n jelas seperti dalam hubungan latar tempat dengan konflik pada cerita pertama jelas. Kejelasan tersebut terbukti dengan tersampaikannya pesan pengarang kepada pembaca. Selain itu, walau pengarang hanya menerangkan latar tempat secara singkat dan padat, pembaca telah mendapatkan gambaran dari apa yang dipikirkan penulis. Sebagaimana dalam cerita Nashi>chatun-Nimsi . Latar tempat yang digunakan dalam cerita ini adalah di hutan, rumah rubah, di jalan depan rumah musang. Latar waktu yang terdapat dalam commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
cerita tersebut adalah musim dingin. Latar sosial budaya dalam cerita ini mengenai kebiasaan hewan ketika musim dingin. Mereka akan menyimpan makanan sebelum musim dingin datang dan mereka jarang keluar saat musim dingin datang. Berikut salah satu kutipan mengenai latar dalam cerita Nashi>chatun-Nimsi.
ِ َاحلي وان ِ ََكا َن ثَعل ِ ٍِ ٍ ِ ٍ ِ ِ وَكا َن..ات ْاْلَلِْي َف ِة ُ ب يَع ٌ ْ َ ََْ َغنيَّة ب ْاْل ْش َجار والث َِّمار َو،يش يف َغابَة َكبْي َرة ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ فَلَ َّما أقْ بَ َل الشِّتَاءُ بِبَ ْرِد ِه..اجتِ ِو َ ب َك َع َادتو يَدَّخ ُر م ْن طَ َعامو الْ َوف ِري ِبَذه الْغَابَة ل َوقْت َح ُ َالث َّْعل ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِِ الصْي ِد َّ وَك،ِورة َّ ف َع ِن َ وثُلُوجو َ َوََلْ يَعُ ْد يُغَاد ُرهُ َّإَّل للض َُّر،ب َاَل بَْيتو ُُْمتَميًا بو ُ َ َجلَأَ الث َّْعل،وع َواصفو ِ ِ ِ ِ ِ َّ ات يَ ٍوم أن الن َّْم َل قَ ْد أ َك َل أ ْكثَ َر طَ َع ِام ِو َ َولَكنَّوُ َو َج َد َذ..ُم ْعتَم ًدا َعلَى َما عْن َدهُ م َن ْاْلَ ْك ِل الْ َم ْخ ُزون ِ ِ .)ٕٗ:ٕٖٓٔ،ك (أبو بكر َ ي ُى َو بِ َذل َ ُدو َن أ ْن يَ ْدر Tema dalam cerita ini mengenai kedholiman, penghianatan, kesalahan, sedangkan moralnya berupa ajaran untuk tidak berbuat dholim, khianat dan lainnya. semua tema berkisar mengenai permasalahan manusia dengan manusia. Kata-kata benda, kerja yang digunakan dalam stile kumpulan cerpen Ka>n Ya>ma> Ka>n ini masih sederhana. Penggunaan nama tokoh berupa nama hewan yang diketahui anak-anak, selain itu, dalam menyampaikan pesan pengarang menggunakan kata-kata pengarang atau interaksi tokoh. Keseluruhan cerita dalam kumpulan cerpen ini terdapat ilustrasinya. Hal itu dimaksudkan untuk menarik anak agar anak ingin membaca dan memahami isi cerita. Format buku Ka>n Ya>ma>
Ka>n adalah bentuknya berupa buku terdiri atas 50 halaman isi, dengan ukuran 23x22 cm dengan tulisan arab nashchi ukuran font 18, kertas buku tersebut mengkilap. Desain sampul dalam kumpulan cerpen ini berupa judul, gambar-gambar hewan yang termasuk dalam cerita dengan commit to user
warna-warna. 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Nilai Moral yang terdapat dalam Kumpulan Cerpen 1. Larangan untuk berbuat Dholim karena akan merugikan orang lain dan diri sendiri. Cerita
Chi>latul-Fa’rah nilai moral pokoknya adalah mengenai tindakan kedholiman yaitu orang atau tokoh yang melakukan kedholiman dalam cerita ini digambarkan oleh ular. Ia akan mendapatkan balasannya yaitu berupa kebinasaan. Dholim secara istilah berarti yang dilalimi, diperlakukan sewena-wena (Al-„Ashri, 1998:1252). 2. Larangan rakus karena rakus akan memberikan dampak buruk pada diri sendiri. Sikap rakus terdapat pada tokoh burung dalam cerita Sirru Ma>likil Chazi>n dan ular dalam cerita Chi>latul Fa’rah. Kedua tokoh ini mendapatkan balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. Sifat Rakus juga dimiliki oleh tokoh jahat yaitu burung. Ia rakus mengenai makanan, bahkan tokoh yang ingin menjadi temannyapun dimakan karena sifatnya yang rakus. Burung yang rakus ini juga tidak memiliki sifat syukur dalam dirinya. Ia hanya memiliki rasa kurang saja. Akhirnya, Ia tidak mendapatkan apa-apa untuk dimakan sehingga membuat perutnya semakin lapar. 3. Larangan untuk berkhianat karena akan berdampak buruk bagi diri sendiri. Berkhianat dilakukan oleh tokoh Ibnu Awa dan burung. Ibnu Awa berkhianat pada keledai akibat perbuatannya ia tidak mendapatkan makan malam, begitu pula dengan burung ia tidak mendapatkan makanan untuk perutnya yang telah lapar. 4. Larangan merendahkan orang lain yang memiliki kekurangan. Perbuatan ini dicontohkan oleh unta dalam cerita Nashichatun Nimsi, ia tetap berkata lembut kepada rubah walau ia mengetahui bahwa rubah sedikit akalnya atautobodoh. commit user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Minta maaf dengan baik apabila berbuat salah. Perbuatan ini dilakukan oleh rubah bahwa ia minta maaf kepada unta bahwa ia telah menjadikan unta sebagai makanannya tetapi rubah tidak sadar bahwa ia lebih kecil dari unta. Sebagaimana tertera dalam kutipan berikut:
ِ الزْى ِو َوالْ َف ْخ ِر ْ َح ََّّت َكا َن،ب يَ ْف ُرغُ ِم ْن َك ََل ِم ِو َّ ِوش َعَر ب َ ،اجلَ َم ُل قَ ْد َسعِ َد بِثَنَائِِو َوَمد ِْْي ِو َ ُ َوما َك َاد الث َّْعل ِ ِِ ِِ ِ ِ ِِ ِ َ َّر لَوُ َك َذل ْ َك َما..ين َ ك َش َج ُاعتَو َ َأع َجبَوُ ُح ْس ُن َحديثو وف َ ص َ وقَد،احتُوُ يف انْت َقاء اَلْ َفاظو َ الشَّديد ِ ِ ِِ ِ ِِ ِ ِِ ِ ِ َك الثَّعل ،ود إَل بَْيتِ ِو َ ُ وأطْلَ َقوُ ليَ ع،ب م ْن َحْبلو ْ ِّ فَ َق َام بَِف،ُْاْل ََدبِيَّةَ ِيف ْاع َِتافو ِبَطَئو و ْاعت َذا ِرِه َعْنو ِ ِ ِ وى َو َ ود إَل تِْل ْ َّصُّرفَات ا ْْلَْو َجاء َمَّرًة أ َ ُنَاص ًحا إيَّاهُ َّأَّل يَع ُ ِب إَل َدا ِره َ ك الت ُ َفَانْطَلَ َق الث َّْعل..!ُخَرى ِ ِ َّ ِ ِ ِ ِ َِسعِي ٌد ب ْي نَ ْف ِس ِو َعلَى أ ْن يُ َف ِّكَر َ ْ َيما بَْي نَوُ َوب َ ولَكنَّوُ أقْ َس َم ف..تست َع َادة ُحِّريَّتو ال ِِت فَ َق َدىا ُمْن ُذ قَ ْلي َل ْ ٍ َ ح ََّّت َّليوقِع نَ ْفسو يف ورطٍَة ج ِد،أي عمل ي ْقبِل علَي ِو قَبل أ ْن ي ُقوم بِِو ك َ يدة َكتِْل َ ْأل َ َ َ ْ ْ َ ُ ُ َ َ َ ِّ ف َمَّرةٍ يف َ َْ ُ َ َ ُ َ .)ٖٕ-ٖٔ:ٕٖٓٔ،الَِِّت َوقَ َع فِيها!(ابو بكر Artinya: Rubah hampir menyelesaikan perkataannya, sehingga unta sangat senang dengan pujiannya, dia merasa sangat bangga. Karena baik ucapannya dan kefasihannya dalam bertutur kata, dan ia berpikir untuk keberanian tutur katanya dalam mengakui kesalahan dan permohonannya itu menyenangkannya. Lalu dia berdiri melepaskan rubah dari talinya dan membebaskannya agar kembali kerumahnya, dengan menasehati agar ia tidak mengulangi perbuatan jahatnya lagi! Lalu ia melepaskan rubah ke rumahnya dan rubah bahagia dengan kebebasannya yang hilang beberapa saat. Tetapi dia berjanji pada diri sendiri agar berpikir seribu kali dalam berbuat apapun yang dijumpai sebelum melakukannya; sehingga tidak menjerumuskan dirinya dalam kesalahan yang baru seperti kejadian itu. Kumpulan cerita ini tidak hanya mengajarkan nilai moral saja tetapi juga mengajarkan perilaku yang baik pada anak. Hal itu tergambar dari sifat para tokohnya, seperti tokoh Fa‟rah yang memiliki sifat mandiri, tidak mudah putus asa, cerdik dan lain-lain. Tokoh ikan yang commit to user
memiliki sifat peduli terhadap teman, tidak berburuk sangka dan lainnya. Tokoh unta yang 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lembut, memaafkan, tidak menghina kekurangan orang lain dan lain-lain. Sifat-sifat yang ada dalam diri para tokoh yang baik dapat ditiru oleh anak-anak dan sifat tokoh yang buruk dapat dijadikan pelajaran bagi anak. c. Kontribusi Kumpulan Cerpen Bagi Anak Manfaat sastra anak bagi perkembangan pribadinya adalah berkembangnya daya nalar, daya imajinasi, wawasan, daya kreasi, dan pengalaman batin anak melalui nilai moral yang terkandung di dalam cerita. Berikut akan dijelaskan manfaatnya. 1. Daya Nalar Bacaan sastra adalah salah satu media yang dapat membantu perkembangan nalar anak. Perkembangan nalar disesuaikan dengan umur anak. Untuk bacaan fabel Rukayah menyatakan bahwa fabel disukai oleh anak-anak usia 6-11 tahun. Dalam cerita Chi>latul Fa’rah perkembangan nalar anak dipengaruhi oleh bacaan yang keseluruhannya mengajarkan kemandirian. Menurut Piaget dalam Nurgiyantoro (2013:51) pada usia tersebut termasuk dalam tahap operasional kongkret. Tahap ini biasanya anak dapat membuat urutan secara sederhana, mengembangkan imajinasinya ke masa lalu dan masa depan, anak akan berfikir argumentative dan memecahkan masalah sederhana. Melalui pembacaan cerpen ini, daya nalar anak dilatih untuk mengetahui masa lalu cerita atau tahapan awal cerita, tengah dan akhir cerita. Mereka (anak-anak) belajar mengaitkan cerita sehingga paham dan mengerti.
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Daya imajinasi Berdasarkan cerita dalam kumpulan cerpen tersebut, anak akan mengimajinasikan apa yang mereka paham dari cerita tersebut sehingga daya imajinasinya berkembang. Daya imajinasi tersebut memberikan dampak berkembangnya kreatifitas anak. Perkembangan kreatifitas anak berpengaruh pada masa dewasa anak karena banyak ahli atau orang sukses disebabkan daya imajinasinya yang tinggi dan kreatif. Perkembangan imajinasi anak tentang cerita, dicontohkan da;am kutipan berikut:
ِِ ًِكا َن ابن آوى يع ِ َِح ِد الْبَسات فَكا َن يَتَ َسلَّ ُل إلَ ِيو ُك َّل،ْي الْغَنِيَّ ِة بِأَ ْش َجا ِر الْ َفاكِ َه ِة ُ َ يش ِب َوا ِر أ َ ُْ َ ِ ي ٍوم ِمن ِ َ ََّاضج ِة الَِِّت تتساق ِ ِ َّ اشاء ِمن الثِّما ِر ِ أ ْو،َّج ِر َ ط م َن الش َ الش ِهيَّة الن َ ْ َ َ َ َ َ أحد ْاْلنْ َفاق ويَأْ ُك ُل َم َ ِ ي ْلت ِهم ََثَر ِ ض مْتلِ ًفا إِيَّاىا بِأَنْيابِِو الْ َق ِ ِ ِ ِّات الْبِط ُُثَّ ََيُْر ُج عائِ ًدا َإَل بَْيتِ ِو،اط َع ِة َ َ ُ ِ يخ النَّابتَةَ َعلَى َو ْجو ْاْل َْر َ ُ ََ .)ٗٓ:ٕٖٓٔ ،بَ ْع َد أ ْن َيَْتَلِ َئ بَطْنُوُ بِطَّ َع ِام (أبُوبكر Berdasarkan cerita di atas, anak mengimajinasikan mengenai kebun yang lebat dan banyak tumbuh-tumbuhan. Disana, hidup hewan yang suka mencuri buah-buahan dan merusaknya yaitu ibnu awa. Anak menggambarkan ibnu awa adalah tokoh yang jahat dan rakus. Dari cerita tersebut anak paham mengenai hewan, kebun dan lainnya. 3. Perluasan wawasan Perluasan wawasan adalah berkembangnya wawasan anak yang diakibatkan oleh aktivitas belajar yang telah dilakukannya (Ahmad commit Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuhdi dalam Rukayah, to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2012:9-10). Anak mengetahui mengenai hewan kehidupan dan makanan dan lainnya berdasarkan pembacaan cerita. Dicontohkan dalam cerita Chi>latul Fa’rah, dari cerita ini anak tahu bahwa seekor tikus adalah hewan yang hidupnya di lorong-lorong, makanannya adalah segala jenis bijibijian atau hasil pertania. Anak juga akan mengetahui bahwa ular dan tikus adalah hewan yang yang tidak bersahabat. Ular dapat memakan apa saja termasuk tikus dan lai-lain. Dari cerita sirru ma>likil Chazi>n anak mengetahui bahwa ikan adalah hewan yang hidup di air. Ia akan mati jika tidak berada di dalam air. Anak juga mengetahui bahwa terdapat jenis burung yang makannya adalah ikan. Dari cerita nashichatun nimsi, anak akan memahami bahwa hutan dihuni oleh hewan-hewan. Ketika musim dingin tiba banyak hewan yang telah menyimpan makanan untuk menghadapi musim tersebut. Rubah adalah hewan pemakan daging, dan unta adalah hewan pemakan rumput atau tumbuh-tumbuhan. Cerita hadiyyatul jadyi anak mengetahui bahwa serigala adalah hewan pemakan daging, ia juga dapat makan kambing dan lainnya. penggembala kambing akan menjaga kambing-kambingnya dari mangsa serigala dan hewan lainnya. Berdasarkan cerita-cerita tersebut, anak memahami karakter hewan secara tidak langsung. Oleh sebab itu, pembuatan cerita tidak boleh terlalu menyimpang dari kehidupan nyata karena akan memberikan pengaruh yang besar pada anak. 4. Daya kreasi Daya kreasi dapat diketahui dari hal yang dilakukan anak setelah pembacaan cerita. Anak yang memiliki respon yang tinggi terhadap cerita, ia akan mengutarakan apa yang diketahui dari cerita yang didapat kepada orang yang ada didekatnya atau akan melakukan hal-hal yang commit to user
berkaitan dengan cerita seperti anak akan menghindari perbuatan dholim, berkhianat dan 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sejenisnya. Perkembangan daya kreasi ini peneliti tidak dapat mengungkapkan karena berhubungan dengan tindakan anak setelah mendengarkan atau membaca cerita. 5. Pengalaman Batin Pengalaman batin didapat pembaca dari nilai moral atau pesan cerita yang ada. Menurut Borba (2008:5) kecerdasan moral adalah kemampuan memahami hal yang benar dan salah dengan maksud memiliki etika yang kuat dan bertindak berdasarkan keyakinan tersebut. Nilai moral yang telah dipahami anak berdasarkan cerita akan memberikan dampak pada tujuh hal yang ada dalam diri anak yaitu empati, hati nurani, kontrol diri, rasa hormat, kebaikan hati, toleransi dan keadilan. Ketujuh hal tersebut, membantu anak menghadapi tantangan dan tekanan etika yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan. Empati adalah inti emosi moral yang membantu anak memahami perasaan orang lain. dalam kumpulan cerita ini, anak-anak diajarkan. Peka terhadap perasaan orang lain, dalam cerita ini di ajarkan dalam cerita Nashichatun-Nimsi, yaitu ketika unta mengetahui rendahnya akal rubah ia tidak mengina, ia hanya tersenyum dan berkata dengan lemah lembut, selain itu, empati dapat muncul setelah anak membaca cerita, karena anak dengan membaca atau dibacaakan cerita anak memahami perasaan orang yang sedang di dholimi, ketakutan anak kambing yang akan dimangsa oleh serigala, perasaan ikan yang dihianati oleh burung. dari hal-hal tersebut akan tumbuh empati anak untuk menghindari perbuatan-berbuatan yang tidak bermoral dan melakukan perbuatan yang bermoral. Hati Nurani adalah suara hati yang membantu anak memilih jalan yang benar daripada jalan yang salah serta tetap berada pada jalur yang bermoral. Keseluruhan cerita mengajarakan commit to user
pada anak bagaimana ia harus berbuat, karena didalamnya telah diajarkan mengenai perbuatan 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
baik dan perbuatan buruk. Anak akan memilih hal yang baik untuknya. Hati nurani pada anak timbul ketika anak telah pada tahap perkembangan moral tingkat lima dan enam untuk anak pada usia 4-8 tahun, kebanyakan mereka belum sampai pada tahap ini. Kontrol diri adalah membantu anak menahan dorongan dari dalam dirinya dan berfikir sebelum bertindak. Pengetahuan anak mengenai cerita, memberikan ia pelajaran sebelum ia melakukan tindakan. Pelajaran tentang kedholiman, kebohongan, kerakusan dan lainnya, sehingga ia memiliki kontrol diri yang lebih baik karena telah mengetahui akibat-akibat yang timbul dari perbuatan tersebut melalui cerita. Rasa Hormat, mendorong anak bersikap baik dan menghormati orang lain. Kebaikan ini mengarahkan anak untuk memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin orang lain memperlakukan dirinya. Keadaan ini seperti halnya dalam cerita antara unta dan rubah, unta yang menghormati keadaan sang rubah dan tidak menghinanya. Berdasarkan cerita lainnnya anak juga mendapatkan pembelajaran rasa hormat ini yakni ketika anak tidak melakukan perbuatan aniaya (dholim) kepada orang lain, berarti ia telah melakukan tindakan rasa hormat tersebut. Kebaikan
hati
membantu
anak
mampu
menunjukkan
kepeduliaannya
terhadap
kesejahteraan dan perasaan orang lain. Anak akan belajar untuk melakukan tindakan baik yang tidak meyimpang dari apa yang ada dalam cerita. Sebagai contoh, anak belajar memaafkan kesalahan teman yang telah nakal padanya melalui contoh kebaikan unta pada sang rubah. Toleransi membuat anak mampu menghargai perbedaan kualitas dalam diri orang lain, membuka diri terhadap keyakinan dan pandangan baru dan menghargai orang lain. commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keadilan, mengajarkan anak agar memperlakukan orang lain dengan baik, tidak memihak, sehingga ia mau mematuhi aturan, mau bergiliran dan berbagi. Keadilan ini diajarkan oleh musang dalam cerita Nashi>chatun-Nimsi, ia tidak memihak rubah yang sedang kesakitan atau unta yang menyeret rubah, tapi yang dilakukan musang adalah mengetahui duduk persoalannya dan memberikan nasehat bahwa dalam cerita tersebut, rubah yang salah dan ia harus minta maaf kepada unta dengan baik dan lembut. Tujuh kebaikan di atas membantu anak bermoral tinggi. Ketujuh hal tersebut tidak semua didapat dari cerita, tetapi juga didapat dari jiwa dan perkembangan moral anak saat itu. Walau demikian cerita Ka>n Ya<ma> Ka>n memberikan pengaruh anak untuk melakukan tindakan melalui tujuh kebaikan yang dilakukan.
C. PENUTUP Kesimpulan dari hasil penelitian mengenai analisis sastra anak yang meliputi analisis struktural, nilai moral dalam kumpulan cerpen Ka>n Ya>ma> Ka>n karya Kha>lid Abu> Bakar dan kontribusinya bagi anak adalah sebagai berikut: Dilihat dari segi analisis struktural Nurgiyantoro, maka hasil penelitiannya adalah alur, latar, penokohan, tema, moral, dan stile memiliki hubungan dan saling berkaitan. Hal ini dapat dilihat dari ketersambungan cerita dan dapat dipahaminya cerita yang ada. Dilihat dari struktur cerita, alur yang digunakaan dalam semua cerpen adalah alur maju, penokohan dalam cerita terdiri dari 2-4 tokoh dengan adanya dua watak yaitu baik dan jahat tidak terdapat watak pertengahan, latar dalam cerita ini 1-4 tempat, 1-2 waktu. Dari segi tema, semua cerpennya commit to user
memiliki tema berbeda. Gaya bahasa yang dipakai sederhana dan mudah. Dalam cerpen tersebut 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diimbangi dengan ilustrasi dan format yang menarik sehingga memberikan ketertarikan anak. Dari struktur yang dijelaskan diatas maka disimpulkan bahwa dari segi strukturnya kumpulan cerpen ini layak dikatakan sebagai sastra anak. Ditinjau dari nilai moral, setiap cerita mengajarkan nilai moral. Nilai moral tersebut meliputi larangan untuk berbuat dholim karena akan merugikan orang lain dan diri sendiri, larangan rakus karena rakus akan memberikan dampak buruk pada diri sendiri, larangan untuk berkhianat karena akan berdampak buruk bagi diri sendiri, larangan merendahkan orang lain yang memiliki kekurangan, dan minta maaf dengan baik apabila berbuat salah. Peneliti berharap ada peneliti lain mengenai karya sastra anak dengan pendekatan yang berbeda, sudut pandang yang baru, dan mengenai aspek-aspek penting yang belum diteliti. Peneliti berharap ada perhatian khusus pada sastra anak. Karena sastra anak dapat dijadikan sebagai pengajaran moral yang menyenangkan bagi anak serta salah satu pendorong terwujudnya moral yang baik bagi generasi penerus bangsa.
Peneliti juga berharap penelitian ini dapat
memberi gambaran mengenai buku bacaan yang dapat dijadikan bacaan yang baik bagi perkembangan anak.
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
. ىيئة املصريّة العمة للكتاب: قهر. كان ياما كان.ٕٖٓٔ . خالد،أبو بكر Danim, Sudarman. 2000. Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Prilaku. Jakarta: Bumi Aksara. Komariah, Kokom St. 2011. “Model Pendidikan Nilai Moral Bagi Para Remaja Menurut Perspektif Islam”. Dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim IX (I):45-54. Bandung. Moleong, Lexi J.. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. . 2010. “Sastra Anak dan Pembentukan Karakter”. Dalam Cakrawala Pendidikan XXIX (Edisi Dies Natalis UNY): 25-39. Yogyakarta. . 2013. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada university Press. Rukayah. 2012. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Sastra Anak dengan Pendekatan Kooperatif di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press. Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral, Intelektual, Emosional dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri.Jakarta: Bumi Aksara. Suratmi. 2011. Menanamkan Nilai Moral Pada Anak Melalui Cerita. TA. Semarang: IKIP PGRI Semarang.
commit to user
18