REKONSTRUKSI ACEH N0. 23 ■ 10 JUNI 2006 ■ DUA MINGGUAN
http://e-aceh-nias.org/ceureumen/
PANTON Hawa loen leuah lincah cot uroe Kareuna asoe trep that ka seu-i Musibah Aceh dile saboeh roe Yogya troek keunoe, bantuan jibri Lincah boeh pisang, asam boeh sunjoe Lincah boeh panjoe asam boh sunti Yogya musibah takalon jinoe Beudoh geutanyoe tabalah budi Lincah cot uroe boeh panjoe pateun Asam boeh kiyun campli ngoen sira Aceh ngoen Yogya adoe ngoen aduen Yoh masa jameun mantong raja Aceh ngoen Yogya hak istimewa Jinoe lam bala TuhanKu neubri Dua boeh raja tuhan neucuba Yogya ngoen geumpa, Aceh tsunami
2
3
Informasi tentang modal usaha dan Ketenagakerjaan bisa ditemui di halaman 4-5
■ HOTLI SIMANJUNTAK
Rumah Buatan Habitat for Humanity
Kami Hanya Minta Ayam atau Kambing… Nani Afrida Banda Aceh
[email protected]
Mari Mengawasi Rumah Impian
6 8 Tips Awet Muda
A
bdullah (60) duduk termangu di depan gubugnya di Dusun Musafir Alue Naga Banda Aceh. Pandangan matanya menatap batang kelapa yang kering terkena panas matahari. Sudah empat bulan pria berusia senja ini tinggal di gubug kecil itu. Dia merupakan satu dari segelintir orang yang sudah kembali ke desa setelah musibah tsunami Desember 2004 lalu. Dia memang memutuskan kembali ke desa, meskipun tidak ada yang bisa dilakukan. “Saya menganggur, habis tidak ada modal usaha,” kata Abdullah kepada Ceureumén.
Cuma beternak ayam Sebagai lelaki tua, Abdullah punya cita-cita ternak ayam atau kambing. Dia tidak sanggup lagi menangkap ikan seperti dulu. “Ternak ayam lebih gampang, dan tidak terlalu melelahkan,” kata lelaki yang kini tinggal sendirian itu. Keinginan Abdullah senada dengan Muhammad Ali Amat (67). Pria berusia senja itu juga terobsesi memiliki ternak ayam atau kambing. “Untuk pria tua seperti kami ini, ya usaha ringan,” kata Muhammad Ali. Baik Abdullah maupun Muhammad Ali Amat tidak punya jaringan atau channel untuk mendapatkan modal usaha. Jangankan bantuan modal usaha, bantuan untuk logistik sehari-hari juga sulit. “Kami bertahan dengan bantuan
beras 10 kilogram,” kata Abdullah. Buat proposal Muhamad Ali Amat pernah mencoba membuat proposal. Permintaan bantuan usaha Rp 7.5 juta untuk usaha menangkap udang. Proposal itu diserahkan kepada sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)asing. “ Ketika saya tanyakan lagi, katanya proposal itu sudah hilang. Padahal saya membuatnya dengan susah payah,” cerita Muhammad Ali dengan wajah sedih. Dan akibatnya hingga saat ini dia tidak pernah lagi mencoba membuat proposal baru. Kapok akan kecewa. “Kalau bisa, kami berharap bisa dibantu modal usaha. Tidak perlu puluhan juta seperti yang lain. Cukup untuk membeli ayam atau kambing,” katanya memelas. ■
KORUPSI
CEUREUMeN
Rumah Buatan Habitat for Humanity
■ ■ TANYA JAWAB Mengambil Alih Wewenang Polisi
T:
Kalau kita membaca hasil pemberitaan di media massa yang beredar di Aceh dalam beberapa bulan terakhir, sering kali ada laporan yang menunjukkan bahwa anggota KPA (Komite Peralihan Aceh) sudah bertindak seperti tugas-tugas kepolisian. Mereka menangkap orang, menginterogasi dan membawa para pelaku kriminal ke kantor mereka. Apakah tindakan ini dibolehkan? Idris Abdullah Langsa, Aceh Timur
J:
Menurut MoU Helsinki yang diteken pada 15 Agustus 2005, polisi organiklah yang akan bertanggung jawab untuk menjaga hukum dan ketertiban di Aceh. Jumlah kekuatan polisi organik yang tetap berada di Aceh setelah direlokasi beberapa waktu lalu sebanyak 9.100 orang. Kapolda NAD Irjen Polisi Bakhrumsyah Kasman mengatakan, jumlah polisi kini sangat sedikit dibandingkan dengan kebutuhannya. Di sisi lain, kriminalitas di Aceh meningkat drastis pasca-MoU. Secara hukum, semua pihak dibenarkan membantu tugas-tugas kepolisian dalam rangka memberantas aksi kriminalitas. Namun, bukan mengambil alih wewenang polisi, seperti menangkap atau menginterogasi orang.
Membawa Keluarga ke RS Jiwa
T:
Saya mempunyai seorang keluarga di Meulaboh, Aceh Barat, yang tergolong tidak waras. Dia pernah beberapa kali terganggu ingatannya sebelum tsunami. Nah, setelah kejadian tsunami, semakin bertambah ketidakwarasannya. Persoalannya, dia tergolong keluarga yang tidak mampu. Pertanyaan saya, apakah rumah sakit jiwa di Banda Aceh tidak mengutip uang dari pasien gangguan jiwa yang dirawat inap? Selain itu, katanya kapasitas tampung juga semakin sedikit. Apakah rumah sakit itu masih menerima pasien yang terganggu jiwa untuk rawat inap. Rahmadhana Darussalam, Banda Aceh
J:
Menurut seorang staf di bagian perawatan Badan Pelayanan Kesehatan Jiwa atau Rumah Sakit Jiwa Provinsi NAD, hingga pekan lalu, jumlah pasien yang dirawat inap di rumah sakit milik pemerintah itu sebanyak 391 orang. Mereka terdiri atas laki-laki 311 orang dan perempuan 80 orang. Sedangkan kamar yang tersedia hanya 13 kamar. Menurut staf tersebut, sebetulnya daya tampung sudah melebihi, tetapi pasti masih akan diterima jika ada warga yang ingin dirawat keluarganya. Biaya perawatannya gratis. Pasien hanya diminta membawa surat keterangan miskin dari desa masing-masing.
Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda ke-tahui, terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabilitasi. Redaksi akan mencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda. Kirimkan ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001 atau email
[email protected] dengan mencantumkan “Rubrik Tanya Jawab”
Muhammad Azami Banda Aceh
[email protected]
■ IST
2
S
ebelum rumah dibangun di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Habitat for Humanity meneken Nota Kesepahaman (MoU) terlebih dulu pada 5 Februari dengan Walikota Banda Aceh, Mawardy Nurdin. Rencana pun kemudian disusun. Sebanyak 300 unit rumah direncanakan bangun dalam tiga tahap. Tahap I direncanakan 100 unit, tahap II dan tahap III pun direncanakan sebanyak 100 unit. Hingga kini, yang sudah selesai dibangun sebanyak 138 unit. Namun, yang menjadi persoalan, menurut hasil investigasi yang dilakukan Gerakan Antikorupsi (GeRAK) Aceh, ternyata kualitas sebagian rumah yang dibangun jelek sekali. Tak berpondasi Sebanyak 10 unit rumah dibangun tak berpondasi. Ini adalah rumah yang paling cepat dikerjakan. Artinya, dari 300 unit rumah yang direncanakan bangun di Tibang oleh Habitat for Humanity, 10 unit rumah tersebut paling awal dibangun. Sebetulnya, 10 unit rumah tersebut dulunya dijadikan gudang penyimpanan barang-barang milik Habitat for Humanity. Tapi kini, setelah rumah tersebut kosong, mereka menyerahkan rumah itu kepada warga sebagai bagian dari paket bantuan. Nah, masalahnya, 10 unit rumah tersebut telanjur dibangun tak berpondasi. Maka ketika sedikit saja hujan, air begitu mudah menggenangi rumah. Menurut pengakuan beberapa warga, dari 10 unit rumah yang dibangun tak berpondasi, terdapat dua di antaranya yang sudah diganti rugi oleh pihak Habitat for Humanity. Ganti ruginya sebagai biaya memperbaiki pondasi. Kedua rumah tersebut milik Muslim yang menjabat Kepala Dusun Ikumurah dan seorang warga lainnya, Zainal. Nilai ganti ruginya Rp 900.000 per rumah. Namun, meski uang itu dijatahkan untuk ganti rugi pondasi, kedua warga mengaku tidak cukup uang senilai itu untuk memperbaiki pondasi. Jendela tidak dipasang besi Pembangunan jendela rumah pun sama saja. Ada rumah yang
Rumah tanpa pondasi.
tidak dipasang besi pengaman, misalnya saja rumah milik Sulaiman P.W di Dusun Meurah. Sedangkan rumah lainnya terlihat telah dipasang besi pengaman jendela tersebut. Sebetulnya, pemilik rumah sudah beberapa kali meminta perhatian pihak Habitat For Humanity. “Namun, jawabannya selalu akan segera dipasang, tapi sudah setahun ditempati ternyata tak kunjung dipasang,” kata sang pemilik. Kayu mulai dimakan rayap Nah, ternyata bukan cuma tak berpondasi dan tak dipasang besi pengaman, sebanyak 10 unit rumah tersebut kini kayunya juga sudah mulai dimakan rayap. Kualitas kayu yang digunakan rupanya kurang baik. Sebagian kayu-kayu yang membentang terpaksa ditumpangi dengan kayu lain supaya tidak patah dikarenakan kondisi yang sudah mulai rapuh. Tak ada ventilasi Untuk ventilasi sebagai sirkulasi udara pembuatannya dilakukan dengan cara membuat lobang berbentuk petak kecil-kecil. Kalau hujan turun, maka air akan mudah masuk ke dalam rumah. Sedangkan rumah lainnya memang tidak demikian. Kepala Desa Tibang Syamsuddin Hanafiah yang ditanyai GeRAK mengaku tidak tahu persis tentang pembangunan rumah tersebut. Soalnya, katanya, dalam
pembangunan rumah, Habitat for Humanity kurang melibatkan pihak desa. Menurut Kepala Desa, hanya sekretaris desa yang ikut terlibat penuh. “Ini menandakan, koordinasi yang terbangun selama ini antara Habitat for Humanity dengan kepala desa dan masyarakat setempat yang penerima manfaat tidak berjalan dengan baik, sehingga muncullah beberapa permasalahan besar seperti lambannya proses rehabilitasi dan rekonstruksi dan bangunan yang di bawah standar/spek,” kata Rizal dari GeRAK. Akan diperbaiki Community Organizer Habitat for Humanity, Andika Jaya Putra, mengatakan, pihaknya akan memperbaiki semua kekurangan dalam pembangunan rumah di Desa Tibang ini, termasuk memperbaiki kembali pondasi 10 unit rumah. Begitu juga dengan jendela yang tidak dipasang besi maupun kayu yang sudah mulai dimakan rayap, sudah diagendakan untuk diganti atau diperbaki. Andika juga membantah pernyataan GeRAK yang mengatakan bahwa LSM yang berkantor pusat di Manila, Filipina, itu tidak berkoordinasi secara baik dengan penerima manfaat dalam membangun rumah. ”Kita selalu bekerja sama dengan mereka. Tak mungkin rumah dibangun jika tanpa bekerja sama dengan mereka semua,” katanya. ■
■ REDAKSI CEUREUMeN ■ Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy ■ Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah ■ Redaktur: Nani Afrida ■ Wartawan: Mohammad Avicenna, Muhammad Azami ■ Koordinator Artistik: Maha Studio ■ Fotografer: Hotli Simanjuntak ■ Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh ■ Alamat: PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email:
[email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia. CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas Pendukung Desentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkan keselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari CEUREUMeN adalah untuk memberikan informasi di Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu CEUREUMeN diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitas negara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.
FOKUS
CEUREUMeN
3
Mari Mengawasi Rumah Impian
Muhammad Azami Banda Aceh
[email protected]
enurut hitungan sementara, karena BRR berencana membangun sebanyak 78.000 unit rumah untuk korban tsunami tahun 2006 ini, maka bahan material utama seperti batubata, besi, kayu, dan sebagainya, dibutuhkan dalam jumlah yang luar biasa banyak. Jika pun semua bahan material tersedia dengan kualitas yang sesuai, masih dibutuhkan pengawasan dalam pembangunannya. Masalahnya, sangatlah sulit menurunkan pengawas dalam waktu yang bersamaan. Bukan hanya karena ada kendala teknis, tapi juga persoalan biaya dan keefektifan. Itu sebabnya, cara yang paling efektif untuk mengawasi kualitas rumah adalah pengawasan yang dilakukan oleh pemiliknya sendiri. Untuk bisa mengawasi, sang pemilik tentu harus mempunyai pengetahuan memadai soal kualitas dan standar rumah yang dibangun. Berikut disajikan beberapa informasi penting sebagai panduan teknis agar warga dapat mengawasi sendiri rumah yang dibangun. Panduan teknis ini diterbitkan oleh ArCLi (Architecture Clinic) yang didukung oleh UNDP dan UN Habitat.
M
Menggali Pondasi ■
■ ■ ■
■
Pondasi harus dibuat di tanah yang stabil dan padat. Jadi, bagian menggali ini memang akan menguras sedikit tenaga. Pertama, gali dengan cangkul. Lalu, lanjutkan dengan sekrop. Untuk daerah dekat pantai, kedalaman pondasinya 1,5 meter dan lebar 1 meter. Untuk material pondasi gunakanlah batu gunung.
■
■
■
■
Air dan pasir yang digunakan juga harus diperhatikan. Jangan asal-asalan. Butiran pasirnya keras, bebas batu, dan tidak menggumpal jika digenggam tangan. Semen juga harus diaduk dan dicampur dengan benar. Urukan tanah di sekeliling pondasi nanti juga harus dipadatkan. Pondasi batu gunung sering digunakan, karena termasuk mudah dan murah pengerjaannya. Selain itu, juga memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap gempa dan perubahan cuaca.
Berapa Komposisi Adukan Semen?
Menyiapkan Sloof
Adukan dari bagian semen penting untuk meningkatkan mutu pondasi. Komposisi campuran yang baik adalah = 4 bagian semen, 1 bagian kapur perekat, 12 bagian pasir bersih dan air secukupnya untuk mencampur semua bahan tersebut. Untuk di daerah yang banyak mengandung air, pondasi perlu diletakkan di atas susunan batu kosong yang dinamakan aanstamping. Susunan ini berfungsi sebagai drainase untuk mengeringkan air tanah yang ada di sekitar badan pondasi.
Apa itu sloof? Sloof adalah tulangan beton untuk mengikat dan menjaga kekokohan struktur keseluruha bangunan. Untuk besi tulangannya, yang digunakan adalah 4 batang besi diameter 10/12 mm, sementara untuk besi sengkangnya berdiameter 8 mm.
Rangka Atap Harus Tahan Gempa Rangka atap kayu sesuai untuk bangunan supaya tahan terhadap gempa. Itu karena beban dari rangka atap kayu relatif tidak terlalu besar. Jadi, misalnya terjadi keruntuhan, resikonya akan lebih kecil. Untuk memperkuatnya: ● Konstruksi kuda-kuda haruslah stabil, karena digunakan bentuk segitiga, serupa dengan bentuk atap yang didukungnya.
Panduan Teknis Lain 1. Pasir pasang yang baik adalah yang butirannya halus, keras jika ditekan dengan tangan, tidak mengumpal saat digenggam tangan. 2. Pasir beton yang bagus, butirannya kasar, keras jika ditekan dengan tangan, tidak mengumpal dan bebas batu. 3. Batu kerikil beton. Batunya padat, berbentuk pecah minimal tiga sisi serta berukuran 2-3 cm. 4. Batu gunung untuk pondasi harus padat, tidak mudah pecah. Bentuknya pecah minimal tiga sisi dan berukuran 15-30 cm.
●
●
●
Kuda-kuda dibentangkan dengan bertumpu kepada kedua sisi dinding tepi rumah. Agar tahan lama, kayunya harus sudah cukup umur dan dilapisi teer anti-rayap. Karena konstruksi kuda-kuda hanya sampai dinding tepi saja, maka untuk melindungi dinding dari hujan dapat dibuatkan konstruksi tambahan.
5. Untuk dinding, sebaiknya menggunakan batu-bata pres (campuran semen dan posolan) atau bataton (campuran semen dan pasir). Dibuat dengan cetak mesin, tidak mudah pecah ataupun hancur. 6. Semen yang baik adalah semen portland tipe-1 yang segar, terlindung dari kelembaban hingga tidak membantu ataupun menggumpal. 7. Jenis kayu yang baik adalah yang keras, bebas mata kayu, tidak retak dan tidak bergetah. Untuk rangka atap kayunya dicat hitam platone, sementara yang untuk kusen dilapisi cat meni. 8. Besi beton untuk tulangan yang baik adalah besi polos yang tidak berkarat dan berdiameter sesuai dengan gambar (8, 10 atau 12 mm)
CERITA SAMPUL
CEUREUMeN
Jangan Lupakan Jambo Ratu
Lindungi Hutan Seulawah
S
aya sedih sekali kalau melihat kondisi hutan lindung Seulawah. Banyak hutan yang sudah dirambah untuk kepentingan yang tidak menentu. Mungkin bisa di maklumi kalau itu dipakai masyarakat untuk bertani. Karena itu jangan sampai mereka juga merambah kemana-mana. Seharusnya pihak terkait peduli Sesuatu yang tak pernah terdengan masalah bayang sebelumnya. Ternyaini, jangan membi- ta hutan yang seharusnya kita arkan tangan-tangan jahil mera- lindungi malah tak terlindujalela. Itu mungkin ngi oleh orang yang berhak tak seberapa bila melindungi. Bingung saya dibandingkan de- dengan negeri ini. ngan aksi penggerukan tanah disekitar Seulawah untuk pembangunan perumahan. Sesuatu yang tak pernah terbayang sebelumnya. Ternyata hutan yang seharusnya kita lindungi malah tak terlindungi oleh orang yang berhak melindungi. Bingung saya dengan negeri ini. Kalau sudah begini jangan salahkan “penghuni” hutan jika mereka mengamuk-ngamuk dan mengobrak-abrik habitat mereka. Terima kasih buat Ceureumén yang sudi memuat “kekesalan” saya ini. Semoga selalu sukses. Devi Yanti Desa Pasir Putih Krueng Kec Peureulak Kota Aceh Timur
Buat Anda yang ingin menyampaikan Suara Rakyat kecil berupa ide, saran, dan kritik tentang rekonstruksi bisa melalui surat ke Tabloid CEUREUMéN PO Box 061 Banda Aceh 23001 email:
[email protected]
Serba Serbi Modal Usaha Tim Ceureumén Banda Aceh/Aceh Besar
S
aat ini ada dua hal yang sangat dibutuhkan korban tsunami selain pembangunan fisik pasca musibah. Ya, kebutuhan akan modal usaha dan pelatihan ketrampilan. Banyak uang yang mengalir ke Aceh untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, namun hanya segelintir masyarakat yang mendapatkan manfaatnya. Masalahnya juga karena banyak masyarakat yang kurang mengetahui bagaimana cara mendapatkan modal usaha dan persyaratannya. Ada dua macam jenis modal usaha. Ada yang bersifat hibah dan ada pula yang bersifat pinjaman. Cara mendapatkannya juga bermacam-macam. Tergantung Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memiliki program modal usaha itu. Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) misalnya, memberikan pinjaman modal usaha bergulir melalui melalui 73 lembaga keuangan mikro (LKM). Pinjaman itu maksimal 2 juta rupiah untuk korban tsunami dan warga miskin yang ada di Aceh. Bagaimana mendapatkan modal-modal usaha itu, Sayid Fauzan Baabud, Programme Officer Livelihoods UNDP dan Said Faisal dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh Nias menjawab beberapa pertanyaan yang selama ini sering Anda pertanyakan seputar modal usaha dan ketrampilan.
Seorang anak sedang mendorong geobak yang berisi kayu dan adiknya di jalan raya utama Aceh Tenggara. Meskipun masih kecil, banyak anak-anak di Aceh yang harus bekerja untuk membantu kehidupan keluarga mereka.
Umum Soal Modal Usaha Bagaimana saya mendapatkan modal usaha? Modal disalurkan melalui beberapa sumber, 1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nasional maupun internasional 2. Koperasi yang dibina atau yang mendapat suntikan dari LSM dan BRR di daerah anda. Pastikan kita tahu badan mana yang melakukan program di daerah kita.
Apa syarat-syarat mendapat modal? 1. Si pemohon harus mempunyai usaha terdahulu dan mengerti benar usaha yang akan dijalankannya. Seperti usaha-usaha kue tradisional di Lambhung , para penjahit di Kampung Baru dan lain-lain. 2. Rekomendasi dari Kepala Desa, Kelompok Usaha, Asosiasi dan lain-lain.
Bagaimana membuat proposal? 1. Proposal paling sedikit dapat menggambarkan usaha terdahulu, keadaan usaha sekarang serta kegiatan apa yang akan ingin dilakukan. 2. Barang-barang atau modal usaha apa yang dibutuhkan untuk menggerakkan usaha.
■ HOTLI SIMANJUNTAK
Erlizar, S.H.
[email protected] Legal Advisor Advocacy, Humanitarian Protection, and Peace Building Banda Aceh
Beberapa anak sedang menaiki gerobak angkut yang di tarik oleh seekor kerbau di Takengon, Aceh Tengah. Untuk mendukung peningkatan hasil pertanian, banyak petani yang menggunakan alat transportasi tradisional seperti ini di Aceh Tengah.
■ HOTLI SIMANJUNTAK
S
ebelum terjadinya konflik, Desa Jambo Ratu Kecamatan Bandar sekarang Kecamatan Syiah Utama merupakan desa yang penduduknya bekerja sebagai petani kopi. Sehingga tidak heran apabila musim panen tiba, hampir seluruh masyarakatnya gembira karena dapat menghasilkan 5-6 juta rupiah per-15 harinya dari hasil panen kopi. Namun itu hanya kenangan masa lalu. Semenjak konflik bersenjata, Jambo Ratu yang dulunya dikenal sebagai daerah berpenghasilan kopi kini hilang dari ingatan kita, kenapa? Tentu hal ini sangat beralasan. Konflik bersenjata membawa dampak yang sangat merugikan masyarakat sebagi imbasnya. Masyarakat yang dulunya tenang dan damai menjadi gelisah dan gundah. Banyak masyarakat yang mengungsi keluar untuk mencari kenyamanan dan meninggalkan kebun kopi mereka. Kini desa itu mulai berbenah diri, apalagi dengan adanya penerangan listrik. Namun, kemiskinan, minimnya sarana pendidikan dan kesehatan adalah dampak yang sangat nyata dari terisolirnya daerah tersebut. Apalagi jalan menuju desa tersebut sangat jauh dan melewati pebukitan dengan kondisi rusak dan menakutkan. Jangankan mobil, kendaraan roda dua saja sangat sulit. Maka saya mengharapkan perhatian dan kepedulian pemerintah Kabupaten Bener Meriah untuk membantu masyarakat yang berada di sana. Terutama dari segi bantuan jalan, sarana pendidikan,kesehatan dan perumahan. Hampir seluruh rumah penduduk hangus terbakar sewaktu konflik bergejolak. Sehingga kesedihan yang dihadapi oleh masyarakatnya sangat memprihatinkan dan menyedihkan.
Ceureumen 5
Modal Usaha dari LSM/Donor Sangat tergantung usaha dan jumlah penerima manfaatnya. Kalau jumlahnya masuk akal dan perinciannya baik, kemungkinan dikabulkan akan semakin besar.
2.
Bagaimana pertanggungjawaban?
3. 4.
Biasanya diatur antara lembaga pemberi bantuan dan penerima bantuan atau manfaat.
Siapa-siapa yang dapat modal usaha?
5.
an atau LSM tidak beroperasi di daerah pemohon. Contohnya, International Relief and Developement baru selesai memberi bantuan pelatihan dan modal dikhusukan di Kecamatan Meuraksa dan Kuta Raja. Ada LSM yang tidak punya program pemberdayaan usaha masyarakat LSM belum dapat dana dari Donor. Proposal yang masuk tidak layak dibantu, Permohonan dana terlalu besar dengan penerima manfaat yang sedikit dan tidak mungkin didanai oleh LSM.
Dikhususkan sekali untuk saudarasaudara kita korban Tsunami.
Apakah setiap LSM memiliki program tenaga kerja?
Kenapa banyak proposal di tolak?
Tentu tidak. Sehingga ada baiknya Anda mengecek dahulu LSM-LSM mana di sekitar Anda yang memiliki program bantuan modal usaha.
1. Bisa saja lembaga pemberi bantu-
A
L
U
Modal Usaha dari BRR Bagaimana cara mendapatkan bantuan modal usaha dari BRR? Nama modal usaha itu Aceh Micro Finance atau modal usaha bergulir. Anda tinggal mendatangi kantor Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di tempat Anda dengan membawa KTP. Syarat utamanya adalah Anda korban tsunami atau warga miskin, dan uang itu untuk usaha. Dan harus dikembalikan.
D O
Maksimal dua juta rupiah. Dengan jangka waktu pengembalian satu tahun.
Dimana-mana saja ada LKM BRR?
Karena masih banyak orang lain yang juga membutuhkan uang itu. Sehingga memang harus dikembalikan untuk menolong mereka.
Ada 73 buah LKM dan tersebar di 11 kabupaten yang terkena tsunami.
Tergantung kemampuan LKM itu
Seorang ibu sedang memotong padi saat pelaksanaann panen di desa Bintang, Aceh Tengah.Saat ini banyak program pemberdayaan perekonomian pertanian yang di lakukan bagi para petani yang terkena imbas bencana gempa dan tsunami di Aceh
Berapa banyak modal usaha yang bisa dipinjam?
Mengapa harus dikembalikan?
Berapa lama uang pinjaman itu bisa cair?
Berapa jumlah dana untuk modal usaha dari BRR? Untuk tahun 2005 sebanyak Rp 77 milyar. Sedangka tahun 2006 sebanyak Rp 95 milyar rupiah.
Modal Usaha dan Ketrampilan Saya korban tsunami yang Bagaimana cara mendapat- rekonstruksi dan rehabilitasi. Selama Apakah bila kita ikut pelatipelatihan, peserta akan ditanggung kehilangan pekerjaan. Saya kan pelatihan? biaya transportasi dan uang han pasti akan mendapat Bila Anda ingin menjadi tenaga ker- makan.Mereka juga akan mendapat pekerjaan? ingin modal usaha, tetapi ja terlatih, Anda bisa mendatangi di- hibah bantuan alat-alat kerja. Hingga saat ini ada 3.784 yang juga butuh ketrampilan. nas tenaga kerja dan mendaftar untuk mengikuti pelatihan ketrampilan melaApakah ada solusi untuk ini? mendapat pelatihan dari satuan kerja Berapa lama pelatihan? lui satker BRR. Namun belum dikeBRR memiliki program pelatihan ketrampilan bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK), dinas terkait dan lembaga-lembaga tenaga kerja lain seperti International Labour Organization (ILO).
M
sendiri dan juga setelah cek dan seleksi calon peminjam. Namun paling lambat seminggu uang itu bisa cair.Hingga saat ini ada 29.831 orang yang meminjam uang pada LKM BRR
■ HOTLI SIMANJUNTAK
S
A
H
Berapa maksimal uang untuk modal?
■ DOK CEUREUMEN
A
CERITA SAMPUL
(satker) BRR. Satu angkatan biasanya 20-30 orang.
Apa-apa saja yang dilatih? Macam-macam. Pertukangan, pertanian, perkebunan. Terutama bidang
Tergantung jenis pelatihan. Ada pelatihan yang memakan waktu 20 hari misalnya latihan membawa alat berat seperti traktor.
tahui apakah semuanya mendapat kerja. Yang pasti setiap lulus dari pelatihan keterampilan, pesertanya siap untuk kerja.Selain itu selesai pelatihan, pesertanya bisa langsung menghubungi LKM untuk meminjam modal usaha.
Banyak uang yang mengalir ke Aceh untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, namun hanya segelintir masyarakat yang mendapatkan manfaatnya.
C
6
CEUREUMeN
TIPS KESEHATAN
CEK BANUN
Menekan Kolesterol dengan Makanan
1. Perbanyak mengonsumsi bawang putih 2. Perbanyak konsumsi makanan berserat seperti sayur-sayuran 3. Perbanyak konsumsi vitamin C: biasanya ada di buah jeruk dan kentang 4. Perbanyak konsumsi vitamin E : biasanya ada di kacang, ikan, daging dan papaya 5. Konsumsi makanan beragam dan seimbang.Jangan banyak berpantang. Karena mengonsumsi makanan berimbang akan saling menutupi kekurangan. 6. Perbanyak mengonsumsi kedelai. Bisa ditemukan di tempe. 7. Tidak ada salahnya Anda mengonsumsi alpukat (dsb)
Mie Goreng Corned
Bahan I: - 1 Bungkus Mie Telor, seduh dengan air panas selama 3 menit, tiriskan, dan tambahkan 1 sendok makan minyak sayur, dan diaduk rata. - 100 gr bawang merah, diiris. - 100 gr taoge, buang akarnya. - 50 gr wartel, iris tipis - 1 bh cabe merah besar, buang bijinya, dan iris kasar. - 1 tangkai daun bawang, diiris serong. - 4 sendok makan minyak, untuk menumis. - Garam secukupnya. - Gula secukupnya. - Kecap asin, dan manis secukupnya. - 1/2 sendok teh lada - Penyedap rasa secukupnya. Bahan II (Daging bumbu): - Daging corned - 1 sendok makan kecap asin - 1 sendok makan daun bawang cincang - 1 sendok teh bawang putih cincang - 1 sendok teh minyak Cara memasak: 1. Daging bumbu; Aduk rata daging dengan bumbu yang ada
selama 30 menit supaya bumbu meresap. Sisihkan. 2. Panaskan 2 sendok makan minyak, tumis bawang hingga harum. Masukkan taoge, wartel, cabe hijau, cabe merah, dan daun bawang. Aduk hingga layu, angkat dan sisihkan. 3. Panaskan sisa minyak, tumis daging bumbu, diaduk hingga daging berubah warna. 4. Kecilkan api, masukkan sayuran tumis tadi, terakhir masukkan mie telor. Aduk hingga merata, angkat, dan siap hidang. Selamat mencoba.
8 Tips Awet Muda
Makanlah ikan minimal sebulan sekali. Mengkonsumsi magnesium secara teratur. Mudah didapat dari ikan tuna, madu, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran yang berwarna hijau, serta ikan pada umumnya. ● Konsumsi makanan yang mengandung vitamin C, E dan D ● Konsumsilah beberapa makanan semisal bawang putih, biji-bijian, serta berbagai jenis makanan yang berasal dari laut (seafood) ● Tidur nyenyak yang cukup · Olahraga yang teratur ● Menjaga pikiran agar positif. Pikiran negatif akan membuat Anda lelah ● Kehidupan sosial yang menyenangkan. Persahabatan dan dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi kita akan membuat kita selalu bahagia (dbs) ● ●
■ MULYANI
M
IE merupakan makanan lezat, bergizi, dan sangat mudah kita peroleh. Bahan masakan yang kita olah hari ini adalah mie telor yang disumbangkan oleh donatur untuk korban tsunami. Menurut penuturan Ibu Mulyani, cara memasaknya pun gampang. Simak caranya.
■ REPRO: VIDA
■ MAHDIA ABDULLAH
Penyakit yang paling banyak diderita masyarakat adalah penyakit jantung. Penyakit ini disebabkan salah satunya karena kolesterol. Agar kadar kolesterol tetap terjaga, inilah beberapa tips ringan. Semoga bisa bermanfaat:
Bagi Anda yang memiliki resep unik yang bisa dimasak dengan mudah dan enak, bisa mengirim surat ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email:
[email protected]. Cantumkan alamat lengkap. Ceureumen akan mengunjungi Anda dan melihat Anda memasak. Disediakan bingkisan kecil untuk Anda.
TEKA TEKI SILANG CEUREUMÉN NO. 23 Mendatar: 1. Dorongan 5. Keadaan kejang dan kaku urat 7. Seperti 8. Kulit tipis 9. Untuk, Kepada 10. Tongkat penyodok bola bilyard 11. Dan ( Inggris ) 13. Baca ( Inggris ) 15. Putera mahkota Menurun: 1. Salah satu panca indera 2. Sombong, Merasa dirinya lebih dari yang lain 3. Lewat
4. Sari 6. Orang yang berduel dengan banteng 10. Cocok, Serasi 12. Pelita 14. Telur ( Inggris ) Jawaban TTS Ceureumén 22 Mendatar: 1. Sauh, 3. Sua, 5. Ilmu, 6. Ion, 7. Dua, 8. Care, 9. Rel, 10. Non, 12. Unit, 13. Ide, 14. Alto Menurun: 1. Sari, 2. Hal, 3. Student, 4. Atma, 5. Include, 9. Rapi, 11. Nako
Mulai edisi ini, pengumuman pemenang TTS akan diumumkan setiap dua edisi berikutnya. Jawaban di kirim ke Po.Box 061 Banda Aceh. Kepada 5 (lima) pemenang akan mendapatkan kamus Bahasa Indonesia-Inggris.
KAMPUNGKU ACEH TENGAH
CEUREUMeN
7
Berharap PNS dari Desa Keunawat
■ HOTLI SIMANJUNTAK
Seorang pengendara becak sedang melintas di jalan utama desa Keunawat, Takengon, Aceh Tengah. Desa Kenawat merupakan desa yang di anggap sebagai desa pemberontak yang di Aceh Tengah sebelum adanya perjanjian damai.
Nani Afrida Takengon Aceh Tengah
[email protected]
M
ASYARAKAT desa itu punya cita-cita. Bisa diterima tes Pegawai Negeri Sipil (PNS) seperti desa-desa yang lain. “Tidak ada satu orang pun warga di sini yang jadi PNS,” kata Yuniar (35). Selamat datang di Desa Keunawat Kecamatan Lut Tawar Aceh Tengah! Terletak di kaki bukit dan berseberangan dengan Danau Laut Tawar yang
SOSOK
asri, desa ini nyaris tak berbeda dengan desa lainnya di Aceh Tengah. Bedanya? Desa ini diklaim sendiri oleh penduduknya sebagai desa kelahiran Gerakan Aceh Merdeka(GAM)Aceh Tengah. Dari desa ini –masih menurut pengakuan masyarakat, berasal dua orang tokoh GAM kenamaan— Sepanjang konflik di Aceh, termasuk pemberontakan Darul Islam Tentara Islam Indonesia (DI/TII) desa ini menjadi catatan hitam tersendiri. Khusus saat konflik antara GAM dan
pemerintah, saban ada kontak senjata, maka yang lebih dulu diamankan adalah Desa Keunawat. Saking dianggap berbahaya, di desa itu terdapat dua pos keamanan sekaligus. TNI/Polri. Yuniar mengaku sangat kenyang melihat kekerasan di Desa Keunawat. Maklum banyak anggota keluarganya yang menjadi anggota GAM. Satu orang keluarganya tewas, sedang satu lainnya sempat ditangkap dan dibawa ke penjara Nusakambangan. “Melihat orang dipukul, atau kontak tembak sudah biasa,” kata Yuniar yang lulus Universitas Iskandar Muda (Unida) Banda Aceh. Disentuh perdamaian Perdamaian menjadi era tersendiri bagi warga desa yang kelelahan didera konflik ini. Masyarakat mulai bergairah. Banyak yang kembali ke bukit untuk melihat tanaman kopi mereka. “Sejak darurat militer, kami tidak berani naik ke bukit. Takut sama tentara,” kata Zubaidah (60). TNI/Polri memang sering memeriksa masyarakat yang mengunjungi kebun mereka. Memeriksa bila masyarakat membawa bekal makanan dari rumah. Bila ternyata ada, maka akan dicurigai akan memberi makanan itu untuk GAM. “Pokoknya serba sulit,” kata Zubaidah. Padahal berkebun kopi adalah salah satu pekerjaan masyarakat Desa Keunawat. Mereka hidup dari kebun kopi. Tanpa kebun kopi itu berarti
masalah besar. Masyarakat bertahan dengan sedemikian rupa. Sulit. Dan perdamaian membawa arti tersendiri karena mereka bisa kembali menjenguk kebun yang sudah tak terawat lagi. “Semoga pemerintah bisa memberi modal usaha untuk membantu membetulkan kembali kebun-kebun kami,” kata Aman Masnah (70) Putus sekolah Banyak yang harus diperbaiki di Desa Keunawat. Bukan hanya masalah kebun kopi yang terbengkalai. Tetapi juga masalah pendidikan. Konflik menyebabkan pembangunan desa begitu ketinggalan. Percaya atau tidak, di desa itu hanya ada satu sekolah yaitu Madrasah Ibtidayah Negeri (MIN). Sekolah lanjutan setelahnya tidak ada. Tak heran banyak anak-anak di Desa Keunawat yang putus sekolah. Kendati korban konflik, mereka juga banyak yang belum mendapatkan bantuan. Termasuk dana diyat. “Katanya didata, tetapi hingga saat ini belum ada bantuan,” kata Yuniar. Perdamaian juga diharapkan bisa membawa angin segar untuk warga desa yang sejak lama terobsesi menjadi PNS. “Semoga dengan perdamaian ini, ada warga desa yang diterima PNS. Jangan lagi didiskriminasikan karena berasal dari Desa Keunawat,” kata Yuniar sambil tersenyum. ■
mudian dirawat dokter asal Denmark. “Alhamdulillah, barulah bisa berjalan, itu pun harus mengunakan tongkat,” lirihnya. Kondisinya belum pulih benar. Dia bahkan menyebut sempat tidak bisa melihat selama dua bulan karena darah beku menutupi bola matanya. Setelah matanya terbuka dan mampu melihat, kepedihan berikutnya datang. Warung tempat suaminya berusaha dibuka sahabat kawan karib suaminya yang berprofesi militer. “Mungkin dia, tahu suami saya tidak ada lagi, terus dengan kayu bekas tsunami dia bangun kembali warung itu, sempat dia jualan selama tujuh hari,” cerita Salihati. Lalu duit sebanyak Rp 14 juta dipakai buat menembus warung kepada Sahabat suaminya itu. “Awalnya dia keberatan, namun setelah dinego akhirnya dia mau namun
uang tebusannya harus di serahkan hari itu juga. Padahal dia kawan baik suami saya,” ujar Salihati sambil cerita uang tebusan itu dia dia pinjam dari seorang kerabat. Lalu dia cicil Rp.35.000/hari selama dua tahun. Mengingat itu, kesedihanya kembali terusik. Dia dengan berat hati harus menguburkan dulu mimpinya seperti korban tsunami yang lain, dapat jadup dan punya rumah. “Jadup dua bulan, obat-obatan dan perawatan gratis dari dokter luar negeri, selebihnya tak ada,” tutur Ati. Sembari menanti bantuan yang tak pasti itu Ati punya “misi suci”. Apalagi kalau bukan menyaring kopi buat lelaki. Dia cukup gigih dalam mengelola usahanya, kendati tak ada sokongan dana. Dengan kopi pancong itu dia merakit-merakit kembali sisa hidupnya. Semoga bahagia kan datang. ■
Kopi Pancong Salihati Rasyidin Banda Aceh
[email protected]
Salihati mempersiapkan suguhan kopi buat kaum adam yang kerap memeadati warungnya.
■ RASYIDIN
T
ak jauh dari Rex Peunayong. Seorang wanita paruh baya bekerja menyuguhi hobinya lelaki. Warung yang sejuk dan rindang itu jadi terminalnya pria. Ada yang minum kopi, tak jarang cuma sekadar basa-basi. Di situ saban hari Salihati (33) menyuguhi “air hitam” untuk ditelan kaum Adam. Salihati adalah srikandi di antara lelaki. Bagaimana tidak, dia menjelma bagai lelaki. Wanita yang biasa disapa Kak Ati ini adalah pemilik warung kopi. Nyaris tak ada wanita yang berprofesi macam dia, kecuali membantu suami. Dia korban tsunami, kini tinggal sebatang kara. Cerita kelam peristiwa dahsyat di ujung tahun 2004 silam masih terekam dibenaknya. Pada saat gelombang gergasi menerjang Aceh, dia kehilangan seluruh anggota keluarga mulai dari kedua orang tua, suami dan dua anak, serta adik berikut keluarganya. “Waktu tsunami itu saya ditemukan nelayan di tengah laut Sabang,” kata wanita hitam manis yang lahir 33 tahun silam di Krueng Mane, Kabupaten Aceh Utara. Bencana itu memupus semua kebahagiannya bersama Kamarullah sang suami. Dua anak mereka Nanda Iksan (9) dan Muhammad Fazilul Azmi (4,5) juga tiada lagi. Ketiga orang yang dicintai itu hingga kini tak jelas di mana jasadnya. Sebelum bencana melanda, dia ting-
gal bersama di rumah kontrakan mereka di Lampaseh Aceh. Rumahnya rata dengan tanah di amuk gelombang raya yang merusak kawasan Kota Banda Aceh dan pesisir Aceh lainnya. Penderitaan wanita ini tidak hanya sebatas kesedihan kehilangan keluarga, namun fisiknya pun ditempeli luka parah. Paha kirinya patah. Begitu pula dengan tulang belakang yang remuk, ditambah luka di bagian wajah. Salihati cuma bisa meratapi nasib. Dia lumpuh total selama dua bulan, kedua kakinya tak berfungsi. Salihati kemudian ditangani oleh empat dokter dari empat negara hingga dia bisa bangkit dari kelumpuhannya. Pertama Salihati ditangani dokter asal Taiwan, kurang dua bulan kemudian giliran dokter asal Pakistan, selanjutnya ditangani oleh Australia sekaligus memberinya sebuah tongkat, tiga bulan ke-
DAMAI
■ HASBI
CEUREUMeN
Ketika “kran” diputar, puluhan ribu proposal mengalir. Akhirnya bundel-bundel itu menggunung. Bukan hanya mantan pasukan GAM, tahanan politik yang mendapat amnesti, masyarakat yang terkena dampak pun pasang wajah berseriseri. Semua ingin merakit kembali nasibnya lewat proposal.
Antrian, menunggu panggilan untuk pemeriksaan kelengkapan dokumen serta menyiapkan proposal yang akan diajukan dihalaman kantor BRA
Reintegrasi Terancam Mati Mohammad Avicenna Banda Aceh
[email protected]
agee tapreh boh ara hanyot. Begitu cetus Syahrul Zakaria. Pria asal Desa Keumuing, Peureulak, Aceh Timur ini seakan tak sabar lagi memegang lembaran rupiah. Lembaran merah berlukiskan dua proklamator itu seakan-akan menarinari dipelupuk matanya. Sayang, dana pemberdayaan ekonomi rakyat belum juga cair. Syahrul adalah satu dari puluhan ribu lebih warga yang sedang membangun mimpi dengan dana reintegrasi. Kini peng itu masih di tangan Badan Reintegrasi Damai Aceh (BRDA). Sebuah institusi yang mendapat mandat untuk proses ini. Kenduri besar ada pada mereka. Kini badan itu sedang mendata, kepada siapa saja dana tersebut harus disalurkan. Ketika “kran” diputar, puluhan ribu proposal mengalir. Akhirnya bundelbundel itu menggunung. Bukan hanya mantan pasukan GAM, tahanan politik yang mendapat amnesti, masya-
■ HASBI
L
Antri untuk pemeriksaan dokumen sebagai salah satu syarat dalam pengajuan proposal.
35 Ribu Proposal Korban Konflik Mohammad Avicenna Banda Aceh
[email protected]
A
nimo korban konflik di Aceh untuk menata kembali ekonomi keluarganya cukup luar biasa. Lihat saja dari jumlah proposal yang diajukan korban konflik. Badan Reintegrasi Damai Aceh (BRDA) sudah mencatat 35.359 buah. Belum termasuk dari mantan pasukan GAM dan Tapol. Kepala Humas BRA, Fachrizal, SE, MBA mengatakan menumpuknya proposal itu membuat mereka dilematis. Bagaimana tidak, dengan anggaran yang terbatas itu mereka harus bisa menyalurkan bantuan tersebut tepat sasaran. “Ini salah satu kendalanya,” tukas dia. Tiga Komponen Merunut pada nota kesepakatan damai antara pemerintah Indonesia dengan GAM yang diteken di Helsinki pada 15 Agustus 2005 lalu dalam butir 3.2.3 disebutkan pemberian kemudahan ekonomi itu diberikan kepada tiga komponen tadi, yakni mantan pasukan GAM, tahanan politik (tapol) yang memperoleh amnesti dan masyarakat yang terkena dampak.
Nah, dari komponen ketiga ini, proposal yang masuk sebanyak 35.359 buah. Di dalamnya juga “terselip” proposal dari GAM. Proposal ini, kata Fachrizal, langsung dikembalikan lagi ke Komite Peralihan Aceh (KPA) yang menjadi wadah bernauang mantan tentara GAM. Fachrizal menyebutkan proposal dari korban konflik yang sudah diterima BRA, selain dikirim perkelompok, namun banyak juga yang atas nama pribadi. Perkelompok itu pun bervariasi, ada yang satu kelompok 10 orang, ada pula yang 15 hingga 25 orang. Dari GAM Lain lagi dengan proposal yang masuk dari dua komponen yang lain. Mantan pasukan GAM, tahanan politik (tapol) yang memperoleh amnesti tidak seheboh korban konflik. Sebab jumlah mereka sudah terdata sebelumnya. Untuk mantan pasukan GAM sebanyak 3000 orang. Untuk anggaran tahun 2005 disemai dulu buat 1.000 orang. BRA sudah menerima 29 proposal yang dikirim secara berkelompok yang nantinya dinikmati 965 mantan TNA. Sisa sebanyak 2.000 akan ditanggulangi anggaran 2006. ■
8
rakat yang terkena dampak pun pasang wajah berseri-seri. Semua ingin merakit kembali nasibnya lewat proposal. BRA Dilematis Menumpuknya permohonan itu, sedikit banyak membuat BRA—begitu biasa disebut—dilematis. Bak teori ekonomi Karl Mark; dengan modal sekecil-kecilnya, mendapat untung sebesar-besarnya. BRA malah harus sebaliknya. Dengan dana terbatas, harus disalurkan kepada banyak orang. Terutama yang betul-betul berhak menerimanya. Sadar akan hal tersebut. BRA kirim “jurus” baru. Penerimaan proposal ditutup. Tidak sedikit yang kecewa. Tentu ini langkah selamat agar tidak meluncur kekecewaan yang lebih dahsyat lagi. “Kita harus sadari bahwa kerugian kita besar, namun dana yang dikucurkan minim,” ujar Prof Yusny Saby, Ketua Pelaksana BRA. Karena itu, dia tak ingin melenceng dari rel. Rektor IAIN Ar-Raniry ini sedikit pun tak punya nawaitu untuk memberi santunan kepada yang tak berhak. Niatnya amat mulia. BRA ingin yang menikmati “sedekah negara” itu betul betul korban. Harus Yang Berhak Bagaimana mendeteksi? Susah memang, kata Yusny, untuk mengetahui yang betul-betul berhak mendapat santunan. “Penyalurannya tidak mudah,” tukasnya. “Memang secara detail kita susah mengukur, karena 4,1 juta penduduk tentu juga menjadi korban.” Tapi, BRA tidak menyerah. BRA punya trik jitu untuk itu. Lembaga yang dulu dipegang mantan duta besar Meksiko, Usman Hasan ini bikin klasifikasi. Daerah yang tinggi intensitas konflik, sedang dan rendah. Buat yang eskalasi konfliknya tinggi, kemungkinan ketiban Rp100 juta perkampung. Namun akan diusahakan Rp150 juta. “Itu nanti diatur oleh masyarakat sendiri,” sebut Ketua BRA. Akan tetapi, kata Yusny yang paling penting adalah pendekatan terbaru; membangun ekonomi berbasis masyarakat. Katanya, selain mendatangi rumah-rumah, diusahakan dengan “teori” ekonomi yang mengakar pada masyarakat, sehingga secara umum tidak ada yang luput dari pemberdayaan. Jangan Seperti PER Tentu saja, BRA tak ini pemberdayaan ini nasibnya sama dengan kasus dana Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (PER) yang diluncurkan pemerintah dua tahun silam. Masyarakat, tambah Yusny tak ingin kasus seperti dana PER terulang. “Ini bukan proyek pejabat, sehingga di masyarakat tidak tinggal apa-apa. Rakyat juga ingin dana ini bisa berbekas,” urai dia. Menurut Yusny, sebelum dana tersebut dicairkan, BRA ingin mematangkan dulu pendataan, sehingga yang menerima santunan betul-betul akurat. BRA tak menahan jatah masyarakat. Kalau selama ini dianggap terlambat, karena memang ada prosedur administrasi yang lebih dulu dilewati. Proses ini yang hampir tidak bisa dipahami Syahrul dan puluhan ribu calon penerima. Dia juga berharap penyalurannya tak mengacu pada cara PER memberi bantuan, salah sasaran tak tepat tujuan. “Jika ini gagal dikhawatirkan proses reintegrasikan mati muda,” tukas dia. Semoga saja tidak. ■