MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW Oleh: M. Yakub Amin
Muzakki bermakna orang-orang yang telah sampai ketentuan wajib zakat kepadanya sebagaimana yang ditetapkan dalam syariat Islam yaitu terpenuhinya nisab, batas minimal harta seseorang yang telah wajib dizakati (85 gram emas). Haul, harta yang disimpan seseorang yang telah sampai masa satu tahun tidak berkurang jumlahnya dan kadar, yaitu jumlah harta yang dikeluarkan kepada Mustahiq (yang berhak menerima) sebesar 2.5 %. Terdapat 3 (tiga) Muzakki yang mendukung perjuangan dakwah Rasulullah SAW:
1. Abu Bakar as Shiddiq, ra (11-13 H/632-633 M) Beliau adalah sahabat Nabi yang sangat kaya dan dermawan. Ia telah menginfakkan seluruh hartanya Fi Sabilillah. Abu Bakar juga dikenal sebagai sahabat setia Rasul dalam perjalanan Hijrah, menunjuknya sebagai Imam ketika Rasul sakit. Ia juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasul karena pernikahan putrinya Aisyah dengan Rasulullah SAW. Kisah Abu Bakar as Shiddiq ra, setelah dibai’at menjadi Khalifah ketika bertemu dengan Umar bin Khattab di sebuah perjalanan menuju pasar:
“Umar bertanya, “Ya Abu Bakar engkau hendak kemana”? Abu Bakar menjawab “Aku hendak pergi ke pasar untuk berdagang menafkahi keluargaku.” Umar menjawab “Bagaimana engkau dapat mengurus kami sedangkan engkau telah kami angkat sebagai khalifah.” Abu Bakar menjawab “Dulu sewaktu aku hidup bersama Nabi hartaku melimpah tetapi seluruhnya telah aku infakkan. Kini, aku kalian angkat sebagai khalifah saat aku sudah tidak memiliki apapun.” Peristiwa tersebut memberikan inisiatif kepada Umar bin Khattab untuk mendirikan Baitul Mal yang ketika itu dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah yang salah satu tujuannya untuk menggaji seorang Khalifah saat itu. Abu Bakar as Shiddiq menuturkan “Berikanlah kepadaku gaji sekadar menghidupiku dan keluargaku sehari-hari”
2. Utsman bin Affan, ra (24-36 H/644-656 M) Dalam sebuah riwayat, Ibnu Mas’udi menyatakan bahwa Utsman adalah seorang yang paling dermawan, penyayang terhadap kerabatnya dan lemah lembut dalam tutur katanya Utsman adalah sahabat Rasul yang menyiapkan seluruh logistik perang ketika kaum Muslimin dilanda kesulitan ekonomi Utsman juga sahabat yang menginfakkan hartanya untuk memperluas Mesjid Nabawi dengan membebaskan seluruh rumah penduduk yang terkena perluasan yang diambil dari harta pribadinya
Al-Mas’udi lebih jauh menggambarkan tentang kekayaan dan kedermawanan Utsman bin Affan sebagai berikut: “Dari Abdullah bin Uyaynah, diceritakan bahwa dalam gudang penyimpanan harta miliki Utsman ketika Ia terbunuh oleh pemberontak, terdapat 150 ribu dinar dan 1 juta dirham. Terdapat pula aset di wilayah Wadi Al-Qurra’, lalu di kampung Hanin terdapat 1 juta dirham. Saat Ia wafat, Ia meninggalkan sejumlah besar kuda-kuda pilihan dan unta merah” Utsman bin Affan adalah Khalifah ketiga yang menambah permodalan pada Baitul Mal yang didirikan oleh Umar bin Khattab serta didistribusikan kepada kaum Muslimin yang membutuhkan saat itu Dalam sebuah riwayat dinyatakan ketika Utsman bin Affan ditanya: “Ya Amirul Mukminin mengapa engkau tidak pernah berhenti berbuat kebaikan dengan hartamu,” Ia menjawab, “Aku yakin dengan pesan Rasulullah kepadaku bahwa tidak akan pernah berkurang hartan seseorang karena sadaqah.”
3. Abdurrahman bin Auf, ra Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang menginfakkan seluruh hartanya untuk perang melawan pasukan Romawi di Tabuk
Seluruh harta yang diberikan Abdurrahman bin Auf untuk kepentingan perang ketika itu mendapat apresiasi dari Rasulullah seraya berdoa: “Semoga Allah memberkahi harta yang engkau infakkan dan menyuburkan harta yang engkau pegang.” meskipun sebelumnya Umar bin Khattab melapor kepada Rasul bahwa Abdurrahman bin Auf telah melakukan dosa besar karena tidak meninggalkan sebagian hartanya untuk keluarganya Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang menolak bantuan dari Ibnu Abi Rabi al Ansari seraya berkata: “Semoga Allah memberkahi hartamu cukup bagiku, engkau tunjukkan dimana letak pasar agar aku dapat berdagang.”
Abdurrahman bin Auf merupakan salah seorang sahabat Rasul yang memilih hidup Zuhud dan sederhana. Salah satu cirinya adalah ketika ia berpakaian yang tidak dapat dibedakan mana Tuan dan mana budak Abdurrahman bin Auf juga menolak ketika ditawari pakaian mewah serta makanan enak oleh salah seorang anaknya seraya berkata: Sesuatu yang amat aku takutkan adalah Allah menyegerakan kesenangan hidup di dunia ini dan di akhirat aku tidak memperoleh apapun lagi.” Ketika Rasul wafat maka Abdurrahman bin Auf lah yang mengurus para Ummahatul Mukminin serta memerdekakan para budak sebelum Ia wafat. Ia juga berwasiat untuk memberikan 400 dinar kepada 100 orang veteran perang badar
Dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa Abdurrahman bin Auf meninggalkan harta warisan berupa 1000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3000 ekor domba, demikian juga tanah dan kebun kurma. Ia juga meninggalkan emas dan perak yang konon ketika dibagikan kepada ahli warisnya harus dipotong dengan menggunakan kapak Utsman bin Affan adalah khalifah yang menyolatkan Abdurrahman bin Auf ketika wafat seraya berdoa: Kembali lah engkau kehadirat Allah, Engkau telah mendapatkan dunia yang bersih dan engkau telah mengalahkan tipu dayanya.” Kisah inspiratif Abdurrahman bin Auf menunjukkan bahwa Ia adalah sosok yang menghayati firman Allah QS: Taghabuun (64): 17: “…Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. dan Allah Maha pembalas Jasa lagi Maha Penyantun…”
TERIMA KASIH